Laporan Tahunan 2015
-
Upload
yayasan-satu-karsa-karya-yskk -
Category
Government & Nonprofit
-
view
171 -
download
2
Transcript of Laporan Tahunan 2015
YAYASAN SATU KARSA KARYA
menjadi bidang kerja YSKK, yaitu Kewirausahaan Sosial Berbasis Perempuan, Keterlibatan Perempuan dalam Politik dan Pembangunan Desa, Lembaga PAUD Berbasis Masyarakat dan Sekolah MANTAP (Manajemen Transparan, Akuntabel dan Partisipatif).
Catatan pembelajaran dari proses tersebut kami rangkum dalam Laporan YSKK Tahun 2015. Laporan ini merupakan salah satu cara untuk merawat setiap pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki menjadi sumber pembelajaran dimasa yang akan datang. Selain itu, sebagai sebuh organisasi masyarakat sipil, sudah menjadi keharusan untuk secara rutin menyampaikan pertanggungjawaban kinerjanya kepada semua pihak yang telah memberi mandat dan menjadi mitra kerja YSKK.
Meski masih banyak hal yang kurang dari dari apa yang sudah kami lakukan, tetapi kami bertekad untuk selalu belajar dan berbenah. Akhirnya, semoga laporan ini bermanfaat bagi semua pihak.
Salam InovasiKangsure SUROTO
Direktur?
Kata Pengantar
ilihan untuk tetap berhikmad menjadi agen perubahan sosial adalah cara untuk menjawab bagaimana YSKK mewujudkan Pcita-cita organisasinya. YSKK hadir ditengah dinamika
perubahan sosial yang sangat tinggi yang tentu saja membutuhkan cara merespon yang cepat dan tepat pula agar perubahan yang terjadi berdampak konstruktif. Perubahan adalah sebuah keniscayaan yang tidak bisa dihindari oleh kelompok sosial manapun di belahan dunia ini
Tahun 2015 ada banyak hal menarik yang diperoleh YSKK ketika bersama-sama dengan berbagai kelompok masyarakat merancang dan merespon perubahan social agar memberikan manfaat bagi peningkatan kualitas hidup mereka. Ada 4 (empat) isu utama yang
1
Daftar Isi
2
Kata Pengantar 1Daftar Isi 2Siapa Kami 3Dimana Kami Bekerja 4Siapa Saja yang Mendukung Kami 5Bagaimana Kami Mengelola Organisasi
a. Struktur Organisasi 6
b. Profil SDM 6
c. Pengembangan Kapasitas 7
d. Keuangan 8Bagaimana Cara Kami Bekerja 10Apa Saja Hasil Kerja Kami
- Memperkuat Peran Perempuan dalam Politik Pembangunan Desa 11
- Memperkuat Kemandirian Ekonomi Perempuan Melalui Koperasi 13
- Sekolah MANTAP (Manajemen Transparan Akuntabel Partisipatif) 15
- Pengembangan PAUD Terintegrasi Budaya Lokal 17Produk & Media Publikasi yang Dihasilkan
1) Produk Pengetahuan 19
2) Media Publikasi 20Apa Saja Tantangan yang Kami Hadapi 21
Siapa Kami
ayasan Satu Karsa Karya (YSKK) adalah sebuah YOrganisasi Masyarakat Sipil
(OMS) yang lahir pada tanggal 12 Mei 2001 di Kota Surakarta Provinsi Jawa Tengah. YSKK didirikan oleh sekelompok pegiat pemberdayaan masyarakat sebagai wujud partisipasi dalam pembangunan bangsa. YSKK adalah organisasi independen yang tidak terafiliasi dengan pemerintah, partai politik, suku, agama, serta pihak manapun.
YSKK lahir dan menyatakan diri sebagai organisasi yang bekerja “untuk” dan “bersama” masyarakat terpinggirkan-tidak berdaya khususnya PEREMPUAN dan ANAK agar mereka menjadi lebih bredaya dan terpenuhi hak-hak dasarnya: ekonomi, sosial, politik dan budaya.
Visi kami adalah penggerak perubahan masyarakat menjadi mandiri dan sejahtera. Sedangkan misi kami adalah: 1). Memberdayakan
perempuan dan anak yang rentan terpingggirkan dari aspek ekonomi, sosial, budaya, sipil dan politik (Ekosob-Sipol); 2). Membantu terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik; dan 3). Mewujudkan lembaga yang kuat dan mandiri.
Strategi yang kami lakukan untuk mewujudkan visi dan misi tersebut adalah: 1). Mengorganisir dan meningkatkan kapasitas perempuan di masyarakat; 2). Mengorganisir potensi sumber daya dan sumber dana untuk mendukung pelaksanaan program organisasi; 3). Mengembangkan kewirausahaan sosial yang terintegrasi dengan program; 4). Mengelola pengetahuan dan pengalaman sebagai aset organisasi; 5). Membangun kerjasama dan jaringan yang lebih luas dengan berbagai pihak; dan 6) Mengoptimalkan fungsi media mainstream dan alternatif untuk mendukung kerja program.
Dimana Kami Bekerja
ampai dengan tahun 2015, cakupan wilayah kerja (program) YSKK, baik yang sudah berakhir maupun sedang berjalan, berada di 5 SProvinsi (Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, Lampung, NTT & NTB); 13
kabupaten/kota (Surakarta, Sukoharjo, Karanganyar, Boyolali, Gunungkidul, Sleman, Bandar Lampung, Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur, Mataram, Kabupaten Kupang & Kota Kupang); 19 Kecamatan dan 49 Desa.
4
Siapa saja yang Mendukung Kami
?
?
?
?
?
?
Jaringan Aktivis Gunungkidul (JAG)Masyarakat Peduli Pendidikan Surakarta (MPPS)Freedom of Information Network Indonesia (FoINI)Konsil LSMKoalisi Masyarakat Sipil untuk Transformasi Pendidikan (KMSTP)Front Jateng
Jaringan/Koalisi OMS
Lembaga Donor
5
Bagaimana Kami Mengelola Organisasi
Sumber Daya Manusiaa. Struktur Organisasi
b. Profil SDM
6
c. Pengembangan Kapasitas
eberhasilan sebuah kerja organisasi sangat ditentukan oleh Kkeberadaan sumber daya
manusianya. Oleh karenanya dibutuhkan kesadaran terus-menerus untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia melalui berbagai cara sebagai agen perubahan bukan agen proyek. Selama tahun 2015 terdapat 10 kegiatan peningkatan kapasitas (seminar, talkshow, workshop, pelatihan) yang diikuti oleh Badan Pelaksana, beberapa diantaranya Training Legal Drafting, Workshop penulisan artikel opini, In House Training “Strategi Komunikasi & Fotografi”, Workshop Advokasi Kebijakan Berdasarkan Bukti.
Workshop menulis opini, April 2015 di Jakarta
8
In House Training “Strategi Komunikasi & Fotografi”, Agustus 2015 di Kantor YSKK
Keuangan engelolaan keuangan YSKK mengacu pada PSAK (Pedoman Standar Akuntansi Keuangan) Nomor 45 khusus untuk organisasi nirlaba. Kinerja keuangan Porganisasi tahun 2015 tidak ada perubahan yang signifikan dibandingkan dengan
tahun 2014, tercatat ada Rp. 3.826.982.027 total dana yang dikelola.
9
1.188.661.691
2.424.565.211
Bagaimana Cara Kami Bekerja
endekatan yang kami gunakan dalam melakukan kerja-kerja perubahan bersama masyarakat berbasis pada potensi yang Pdimiliki oleh masyarakat sendiri. Secara umum strategi yang kami
lakukan adalah: (a). Mengorganisir masyarakat melalui organisasi warga dan transformasi pengetahuan, ketrampilan dan sikap; (b). Memfasilitasi terbangunnya jaringan (hubungan) antara organisasi warga, pemerintah, legislatif dan pihak terkait lainnya; (c). Memastikan adanya situasi dan kondisi yang memungkinkan terjadinya perubahan untuk keberdayaan masyarakat melalui regulasi dan kebijakan.
Apa Saja Hasil Kerja Kami
Sasaran
Lokasi ProgramProgram ini berlokasi di 8 desa di Kabupaten Gunungkidul, D.I. Yogyakarta yaitu 1) Desa Semin Kecamatan Semin, 2) Desa Kalitekuk Kecamatan Semin, 3) Desa Sambirejo Kecamatan Ngawen, 4) Desa Watusigar Kecamatan Ngawen, 5) Desa Natah Kecamatan Nglipar, 6) Desa Karangmojo Kecamatan Karangmojo, 7) Desa Ngawis Kecamatan Karangmojo, 8) Desa Kemiri Kecamatan Tanjungsari.
?Perempuan penyelenggara pemerintahan desa (Kades, Pemdes, BPD).
?Kelompok kepentingan perempuan (TP-PKK, Koperasi Perempuan, Kelompok Wanita Tani).
1) Meningkatkan kapasitas dan peran perempuan penyelenggara pemerintahan desa dalam politik dan pembangunan desa.
2) Meningkatkan keterlibatan kelompok kepentingan perempuan dalam implementasi UU Desa.
Tujuan
Memperkuat Peran Perempuan dalam Politik Pembangunan Desa
11
?357 perempuan dan 80 laki – laki mendapatkan berbagai kegiatan peningkatan kapasitas untuk memaksimalkan perannya dalam politik dan pembangunan desa
?31 kader perempuan desa menguasai Teknologi Informasi (komputer & internet)
?8 kelompok perempuan (PKK/Kader Kesehatan/KWT) terlibat aktif dalam perencanaan, dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan desa
?Terbentuknya 7 Pos Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak tingkat Desa yang berfungsi sebagai pusat informasi, konsultasi dan advokasi perempuan dan anak.
?Terbentuknya Forum Srikandi Desa (FSD) Kabupaten Gunungkidul sebagai wadah penguatan kapasitas dan peranperempuan penyelenggara pemerintahan desa (perangkat desa & BPD perempuan).
Capaian
1) Penguatan kapasitas perempuan lewat Sekolah Kepemimpinan Perempuan (SKP).
2) Advokasi kebijakan pengarusutamaan gender terkait implementasi UU Desa.
3) Penguatan organisasi perempuan (Forum Srikandi Desa, TP-PKK, KWT, Koperasi perempuan).
Kegiatan
12
Meningkatkan taraf hidup perempuan dan anak melalui pengembangan kewirausahaan sosial berbasis perempuan.
3 Desa di Kabupaten Gunungkidul, D.I. Yogyakarta yakni Desa Watusigar dan Desa Kampung Kecamatan Ngawen, Desa Semin Kecamatan Semin.
Perempuan yang memiliki dan atau sedang merintis usaha mikro kecil Kabupaten Gunungkidul
Memperkuat Kemandirian Ekonomi Perempuan Melalui Koperasi
Tujuan
Lokasi Program
Sasaran
13
1) Peningkatan ketrampilan usaha perempuan melalui pelatihan dan pendampingan tehnis.
2) Penguatan peran dan kelembagaan koperasi untuk mendukung gerakan kewirausahaan perempuan
3) Fasilitasi kemitraan dengan pihak luar (pemerintah dan swasta).
1. 292 perempuan tergabung di 3 koperasi perempuan.
2. 37 perempuan mendapatkan penguatan dalam hal: pengawasan koperasi, manajemen usaha mikro, kualitas dan inovasi produksi.
3. 80% perempuan memiliki usaha ekonomi produktif:berdagang, bertani, produsen makanan olahan.
4. Pengurus di 3 koperasi memiliki bangunan komunikasi yang baik dengan pemerintah lokal maupun daerah dalam mengupayakan perkembangan ekonomi yang dikelola oleh perempuan.
5. 3 koperasi masuk dalam kategori penilaian CUKUP SEHAT dengan nilai di atas 70 dari Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Pertambangan dan energi Sumber Daya Mineral
Capaian
Kegiatan
14
Sekolah MANTAP(Manajemen Transparan Akuntabel Partisipatif)
Tujuan- Meningkatkan kualitas layanan sekolah melalui
perbaikan tata kelola yang transparan, akuntabel dan partisipatif.
- Mendorong adanya kebijakan yang memperkuat partisipasi masyarakat dalam mengupayakan peningkatan kualitas layanan pendidikan.
Program ini berlokasi di 3 kabupaten/kota yang berada di 3 propinsi yaitu Provinsi Jawa Tengah (Kota Surakarta), Provinsi DIY (Kabupaten Gunungkidul) dan Provinsi Lampung (Kota Bandarlampung).
Lokasi Program
Sasaran - Komite Sekolah, Dewan Pendidikan dan Sekolah
15
1) Terdapat 6 Sekolah Model MANTAP di 3 provinsi yakni Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta dan Lampung.
2) Usulan revitalisasi Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah menjadi masukan penting untuk revisi kebijakan di Kemdikbud dan revisi Perda Pendidikan di Gunungkidul dan Kota Surakarta.
3) Meningkatnya kapasitas dan peran masyarakat sipil dalam penyusunanya kebijakan pendidikan di tingkat nasional dan daerah.
Capaian
Kegiatan
1) Pengembangan Sekolah Model MANTAP 2) Advokasi kebijakan berbasis riset untuk revisi PP 17/2010, Perda
Pendidikan di Gunungkidul dan Kota Surakarta. 3) Penguatan jaringan masyarakat sipil peduli pendidikan di tingkat
nasional dan lokal.
16
Pengembangan PAUD Terintegrasi Budaya Lokal
Memperkuat praktek integrasi budaya lokal dalam pembelajaran PAUD.
Tujuan
Program ini berlokasi di 8 desa di Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo, yaitu : Desa Ngreco, Desa Alasombo, Desa Karangmojo, Desa Jatingarang, Desa Tawang, Desa Karakan, Desa Krajan, Desa Karanganyar.
Lokasi Program
- Pendidik dan pengelola Lembaga PAUD - Anak Usia Dini
Sasaran
17
Capaian
Kegiatan- Penguatan kapasitas pendidik dan pengelola Lembaga PAUD
terkait integrasi budaya lokal melalui pelatihan dan pendampingan tehnis.
- Kampanye integrasi budaya lokal dalam PAUD melalui gelar budaya, siaran radio dan media sosial.
- Penguatan kelembagaan & unit usaha Lembaga PAUD untuk mendukung layanannya.
- 30 Pendidik dan 22 Pengurus di 10 Lembaga PAUD meningkat pemahaman dan keterampilannya dalam pengelolaan Lembaga PAUD baik dalam pembelajaran PAUD maupun kelembagaan PAUD.
- 10 Lembaga PAUD telah mengintegrasikan budaya lokal dalam proses pembelajaran dan parenting education.
- 309 anak usia dini mendapatkan stimulasi tumbuh kembang di 10 Lembaga PAUD.
- Tersusunnya Modul PAUD Terintegrasi Budaya Lokal.
18
Produk & Media Publikasi yang Dihasilkan
1). Produk Pengetahuan
Usulan Naskah Kebijakan
“Revitalisasi Dewan Pendidikan & Komite
Sekolah”
Infografis “Revitalisasi Dewan Pendidikan & Komite
Sekolah”
Poster “Komite Sekolah Bukan
Tukang Stempel”
Modul “Peningkatan Kualitas Tenun”
Buku “Panduan Kreasi Produk Berbasis
Tenun”
Buletin MEDIUM (Media Inovasi Perubahan
Masyarakat)
Modul “Integrasi Budaya Lokal dalam
PAUD’
T-shirt untuk kampanye integrasi budaya lokal dalam
PAUD
19
2) Media Publikasi
b. Media Mainstream
Twitter @YSKK_solo
a. Media Alternatif (Media Sosial)
20
Apa Saja Tantangan yang Kami Hadapi
1. Dinamika politik yang cukup tinggi, baik itu ditingkat pusat, daerah dan desa. Hal ini akan berpengaruh terhadap peta dan tahapan advokasi yang sudah dirancang menjadi terkendala karena ketidaksesuain dengan arah kebijakan pemerintahan baru dan/atau pejabat baru.
2. Semangat kesukarelawanan masyarakat yang mulai berkurang. Orientasi sebagain masyarakat terlibat dalam berbagai kegiatan pengorganisasian diukur dengan besarnya insentif material yang didapat pada saat itu (pragmatisme).
3. Orientasi dan persyaratan kemitraan dari lembaga donor semakin ketat. Lembaga donor cenderung mendukung program-program yang berada diwilayah Indonesia timur dan dengan kualifikasi mitra yang lebih tinggi, terutama dari aspek kinerja kelembagaan dan pengalaman.
4. Semakin sulitnya mendapatkan sumber daya manusia yang tertarik pada kegiatan-kegiatan pemberdayaan masyarakat. Sebagian besar lebih tertarik bekerja di sector pemerintah (pegawai negeri sipil) atau swasta yang lebih menjanjikan jaminan kesejahteraan.
5. Isu-isu sektoral perempuan dan anak sudah tidak populer lagi. Masyarakat dan pemerintah lebih tertarik pada persoalan (isu) kualitas layanan dasar, seperti pendidikan, kesehata dan ekonomi/pangan.
Eksternal
Internal 1. Belum meratanya kapasitas dan kapabilitas anggota badan pelaksana. Kapasitas dan
kapabilitas yang dimaksud adalah penguasaan isu-isu program, ketrampilan pengorganisasian masyarakat, ketrampilan advokasi dan kemampuan manajerial program dan keuangan.
2. Ketergantungan terhadap lembaga donor yang tinggi. Sampai saat ini YSKK belum memiliki sumber pendanaan mandiri yang cukup untuk membiayai kebutuhan minimal pelaksanaan program.
3. Pengelolaan pengalaman dan pengetahuan organisasi yang belum baik. Kemampuan pendokumentasian berbagai inovasi masih minim, terutama dalam bentuk tulisan (buku, modul, jurnal, dll).
21