Laporan Skenario 1 Hak Dan Kewajiban Pasien

8/12/2019 Laporan Skenario 1 Hak Dan Kewajiban Pasien

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-skenario-1-hak-dan-kewajiban-pasien 1/29

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangDalam pelaksanaan profesi kedokteran seringkali dijumpai terjadinya

konflik antara dokter dan pasien, yang tidak dapat dipecahkan oleh kaidah-

kaidah etika. Keluhan pasien terhadap dokter antara lain mengenai kurangnya

waktu dokter yang disediakan untuk pasiennya, kurang lancarnya

komunikasi, kurangnya informasi yang diberikan dokter kepada pasien

maupun keluarganya, serta tingginya biaya pengobatan.

Dahulu hubungan dokter dengan pasiennya lebih bersifat paternalistik.Pasien umumnya hanya dapat menerima saja segala sesuatu yang dikatakan

oleh dokter tanpa dapat bertanya apapun. Dengan kata lain semua keputusan

sepenuhnya berada di tangan dokter. Sejalan dengan meningkatnya taraf

pendidikan dan kesadaran hukum masyarakat, yaitu masyarakat lebih

menyadari akan haknya seiring dengan munculnya masalah-masalah hak

asasi manusia dalam dasawarsa terakhir ini. Memang suatu masyarakat akan

tertib dan tenteram jika setiap anggotanya memahami, menghayati dan

mengamalkan hak dan kewajibannya masing-masing. Demikian pula dalam

suatu kontrak terapeutik antara dokter dan pasien, tiap-tiap pihak mempunyai

hak dan kewajibannya.

Pemahaman terhadap hak dan kewajiban tersebut menjadi semakin penting

karena pada kenyataannya perselisihan yang timbul sebenarnya disebabkan

kurangnya pemahaman mengenai masalah tersebut oleh pihak-pihak yang

berselisih. leh karena itu pada pembahasan kali ini akan membahas tentang

hak dan kewajiban baik bagi dokter maupun pasien.

1.2 Rumusan Masalah

!.".! #pa saja hak dan kewajiban dokter dan pasien sesuai dengan $ndang-

undang dan Kode %tik&

!."." #pakah Standar Profesi dan Standar Prosedur perasional&

!.".' #pakah saksi yang diperoleh apabila dokter bekerja tidak sesuai dengan

Kode %tik&

! (



1.3 Tujuan

!.'.! Mampu mengetahui, menjelaskan dan memahami hak dan kewajiban

dokter dan pasien sesuai dengan $ndang-undang dan Kode %tik.

!.'." Mampu mengetahui, menjelaskan dan memahami Standar Profesi dan

Standar Prosedur perasional.

!.'.' Mampu mengetahui, menjelaskan dan memahami sanksi yang diterima

seorang dokter apabila bekerja tidak sesuai dengan Kode %tik.

1.4 Ma !ng

Dokter )igi Pasien

*nteraksi

+ak dan KewajibanDokter )igi

+ak dan KewajibanPasien

Diatur dalam $$ dan Kode %tik

Standar Profesi dan Standar Prosedur perasional

Sesuai idak sesuai

Sanksi

BAB 2. T"N#AUAN PU$TA%A

2.1 Et!ka %e&'kteran

%tik Ethics berasal dari /ahasa 0unani ethos , yang berarti akhlak, adat

kebiasaan, watak, perasaan, sikap yang baik, yang layak. Menurut Kamus

" (



$mum /ahasa *ndonesia Purwadarminta, !12' etika adalah ilmu

pengetahuan tentang a3as akhlak. Sedangkan menurut Kamus /esar /ahasa

*ndonesia dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan !114 , etika adalah5

a. *lmu tentang apa yang baik, apa yang buruk dan tentang hak dan

kewajiban moral

b. Kumpulan atau seperangkat asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak

c. 6ilai yang benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.

Menurut Kamus Kedokteran 7amali dan Pamuncak, !148 , etika adalah

pengetahuan tentang perilaku yang benar dalam suatu profesi.

*stilah etika dan etik sering dipertukarkan pemakaiannya dan tidak jelas

perbedaan antara keduanya. 0ang dimaksud dengan etika adalah ilmu yang

mempelajari a3as akhlak, sedangkan etik adalah seperangkat asas atau nilai

yang berkaitan dengan akhlak seperti dalam Kode %tik. *stilah etis biasanya

digunakan untuk menyatakan suatu sikap atau pandangan yang secara etis

dapat diterima ethically acceptable atau tidak dapat diterima ethically

unacceptable , tidak etis .

%tika profesi kedokteran merupakan seperangkat perilaku para dokter dan

dokter gigi dalam hubungannya dengan pasien, keluarga, masyarakat, teman

sejawat dan mitra kerja. 7umusan perilaku para anggota profesi disusun oleh

organisasi profesi bersama-sama pemerintah menjadi suatu kode etik profesi

yang bersangkutan. iap-tiap jenis tenaga kesehatan tersebut mengacu pada

Kode %tiknya, namun Kode %tik tenaga kesehatan tersebut mengacu pada

Kode %tik Kedokteran *ndonesia K D%K* .

2.2 B!'et!ka

/ioetika berasal dari kata bios yang berarti kehidupan dan ethos yang

berarti norma-norma atau nilai-nilai moral. /ioetika atau bioetika medis

merupakan studi interdisipliner tentang masalah yang ditimbulkan oleh

perkembangan di bidang biologi dan ilmu kedokteran baik skala mikro

' (



maupun makro, masa kini dan masa mendatang /ertens, "99! . /ioetika

mencakup isu-isu sosial, agama, ekonomi dan hukum bahkan politik. /ioetika

selain membicarakan bidang medis, seperti abortus, eutanasia, transplantasi

organ, teknologi reproduksi buatan dan rekayasa genetik, membahas pula

masalah kesehatan, faktor budaya yang berperan dalam lingkup kesehatan

masyarakat, hak pasien, moralitas penyembuhan tradisional, lingkungan

kerja, demografi, dan sebagainya. /ioetika memberi perhatian yang besar

pula terhadap penelitian kesehatan pada manusia dan hewan percobaan.

Masalah bioetika mulai diteliti pertama kali oleh Institute for the Study of

Society, Ethnics and the Life Sciences, Hasting Center, New York #merika

Serikat pada tahun !1:1. Kini terdapat banyak lembaga di dunia yang

menekuni penelitian dan diskusi mengenai berbagai isu etika biomedik.

2.3 D'kter &an Pas!en

Menurut $ndang-undang 6o. "1 tahun "99;, Dokter dan dokter gigi

adalah dokter, dokter spesialis, dokter gigi, dan dokter gigi spesialis lulusan

pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi baik di dalam maupun di luar

negeri yang diakui oleh Pemerintah 7epublik *ndonesia sesuai dengan

peraturan perundang-undangan.

Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah

kesehatannya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan baik

secara langsung maupun tidak langsung kepada dokter atau dokter gigi.

2.4 Hukum %esehatan

Definisi hukum tidak dapat memuaskan semua pihak karena banyak

seginya, dan demikian luasnya sehingga sulit disatukan dalam satu rumusan.

+ukum adalah peraturan perundangan, seperti yang terdapat dalam hukum

pidana, hukum perdata, hukum tata negara, dan hukum administrasi negara.

+ukum kesehatan menurut #nggaran Dasar Perhimpunan +ukum

Kesehatan *ndonesia P%7+$K* , adalah semua ketentuan hukum yang

; (



berhubungan langsung dengan pemeliharaan<pelayanan kesehatan dan

penerapan hak dan kewajiban baik bagi perseorangan maupun segenap

lapisan masyarakat, baik sebagai penerima pelayanan kesehatan dalam segala

aspek, organisasi, sarana, pedoman standar pelayanan medik, ilmu

pengetahuan kesehatan dan hukum, serta sumber-sumber hukum lain. +ukum

kedokteran merupakan bagian dari +ukum Kesehatan, yaitu yang

menyangkut pelayanan kedokteran medical care ser!ice .

+ukum kesehatan mencakup komponen hukum bidang kesehatan yang

bersinggungan satu dengan yang lain, yaitu hukum Kedokteran<Kedokteran)igi, +ukum Keperawatan, +ukum =armasi Klinik, +ukum 7umah Sakit,

+ukum Kesehatan Masyarakat, +ukum Kesehatan >ingkungan, dan

sebagainya.

Di atas telah diuraikan pengertian etik dan hukum, sehingga dapat diperoleh

persamaan dan perbedaan antara keduanya yaitu sebagai berikut5

Persamaan etik dan hukum5!. Sama - sama merupakan alat untuk mengatur tertibnya hidup bermasyarakat.

". Sebagai objeknya adalah tingkah laku manusia.

'. Mengandung hak dan kewajiban anggota masyarakat agar tidak saling

merugikan.

;. Menggugah kesadaran untuk bersikap manusiawi.

2. Sumbernya adalah hasil pemikiran para pakar dan pengalaman para anggota

senior.

Perbedaan etik dan hukum5

2 (



%tik +ukum!. /erlaku untuk lingkungan profesi

". Disusun berdasarkan kesepakatan

anggota profesi

'. idak seluruhnya tertulis

;. Sanksi pelanggaran etik berupa

tuntutan

2. Pelanggaran etik diselesaikan oleh

Majelis Kehormatan Disiplin

Kedokteran *ndonesia MKDK*

yang dibentuk oleh Konsil

Kedokteran *ndonesia dan atau

Majelis Kehormatan %tika

Kedokteran MK%K , yang dibentuk

oleh *katan Dokter *ndonesia *D*:. Penyelesaian pelanggaran etik tidak

selalu disertai bukti fisik.

!. /erlaku untuk umum

". Disusun oleh badan pemerintah

'. ercantum secara rinci dalam

undang-undang dan lembaran<berita

negara

;. Sanksi pelanggaran hukum berupa

tuntutan

2. Pelanggaran hukum diselesaikan

oleh Pengadilan

:. Penyelesaian pelanggaran hukum

memerlukan bukti fisik.

BAB 3. PEMBAHA$AN

: (



3.1 Hak &an %e(aj!)an D'kter &an Pas!en

'.!.! +ak

+ak merupakan pengakuan yang dibuat oleh orang atau sekelompok

orang terhadap orang atau sekelompok orang lain, serta harus didapatkan

oleh setiap orang atau sekelompok orang tersebut.

a. Dokter

Sebagai manusia biasa dokter memiliki tanggung jawab terhadap

pribadi dan keluarga, disamping tanggung jawab profesinya terhadap

masyarakat. Karena itu dokter juga memiliki hak yang harus dihormati dan

dipahami oleh masyarakat sekitarnya. +ak-hak dokter antara lain sebagai

berikut5

! Melakukan praktik dokter setelah memperoleh Surat *3in Dokter S*D

dan Surat *3in Praktik S*P .

Dalam Peraturan Pemerintah 6o. 24 tahun !124 telah ditetapkan

tentang wajib daftar ija3ah dokter dan dokter gigi baru, yang disusul

dengan Peraturan Menteri Kesehatan 7* 6o. 2:9<Menkes<Per<?<!14!

tentang pemberian i3in menjalankan pekerjaan dan i3in praktik bagi

dokter umum dan 6o. 2:!<Menkes<Per<?<!14! tentang pemberian i3in

menjalankan pekerjaan dan i3in praktik bagi dokter spesialis. Menurut

Pasal 8 $$ 6o. "1 tahun "99; tentang Praktik Kedokteran sehingga

kini tugas registrasi dokter dan dokter gigi dilakukan oleh Konsil

Kedokteran *ndonesia KK* . Dengan demikian, dokter yang telah

memperoleh surat tanda registrasi tersebut memiliki wewenang

melakukan praktik kedokteran sesuai dengan pendidikan dan

kompetensi yang dimiliki Pasal '2 .

" Memperoleh informasi yang benar dan lengkap dari pasien<keluarga

tentang penyakinya.

*nformasi tentang penyakit terdahulu dan keluhan pasien yang sekarang

dideritanya, serta riwayat pengobatan sebelumnya sangat membantu

dokter untuk menegakkan diagnosis yang pasti. Setelah diperoleh

anamnesis, dokter berhak melanjutkan pemeriksaan dan pengobatan

8 (



walaupun untuk prosedur tertentu memerlukan Persetujuan indakan

Medik P M .

' /ekerja sesuai standar profesi.

Dalam upaya memelihara kesehatan pasien, seorang dokter berhak

untuk bekerja sesuai standar ukuran profesinya sehingga ia dipercaya

dan diyakini oleh masyarakat bahwa dokter bekerja secara profesional.

; Menolak melakukan tindakan medik yang bertentangan dengan etika,

hukum, agama dan hati nuraninya.

+al ini dimiliki dokter untuk menjaga martabat profesinya. Dalam hal

ini berlaku @Sa science et sa conscience A, ya ilmu pengetahuan, dan ya

hati nurani.

2 Mengakhiri hubungan dengan seorang pasien jika menurut penilaiannya

kerja sama pasien dengannya tidak berguna lagi, kecuali dalam keadaan

gawat darurat.

Dalam hubungan pasien dengan dokter haruslah saling harga

menghargai dan saling percaya mempercayai. Bika instruksi yang

diberikan dokter, misalnya untuk meminum obat berkali-kali tidak

dipatuhi oleh pasien dengan alasan lupa, tidak enak dan sebagainya

sehingga jelas bagi dokter bahwa pasien tersebut tidak kooperatif.

Dengan demikian dokter mempunyai hak memutuskan kontrak

terapeutik.

: Menolak pasien yang bukan bidang spesialisasinya, kecuali dalam

keadaan darurat atau tidak ada dokter lain yang mampu menanganinya.

Seorang dokter harus senantiasa melakukan profesinya menurut ukuran

tertinggi. Dengan demikian, seorang dokter yang telah menguasai

sesuatu bidang spesialisasi, tentunya tidak mampu memberikan

pelayanan kedokteran dengan standar tinggi kepada pasien yang bukan

bidang spesialisasinya. Karena itu, dokter berhak menolak pasien

tersebut. 6amun, untuk pertolongan pertama pada kecelakaan ataupun

untuk pasien-pasien gawat darurat, setiap dokter berkewajiban

menolongnya apabila tidak ada dokter lain yang menanganinya.

4 (



8 +ak atas kebebasan pribadi pri!acy dokter.

Pasien yang mengetahui kehidupan pribadi dokter, perlu menahan diri

untuk tidak menyebarluaskan hal-hal yang sangat bersifat pribadi dari

dokternya.

4 Ketentraman bekerja.

Seorang dokter memerlukan suasana tenteram agar dapat bekerja

dengan baik. Permintaan yang tidak wajar dan sering diajukan oleh

pasien<keluarganya, bahkan disertai tekanan psikis atau fisik, tidak akan

membantu dokter dalam memelihara keluhuran profesinya. Sebaliknya,

dokter akan bekerja dengan tenteram jika dokter sendiri memegang

teguh prinsip-prinsip ilmiah dan moral<etika profesi.

1 Mengeluarkan surat-surat keterangan dokter.

+ampir setiap hari kepada dokter diminta surat keterangan tentang

kelahiran, kematian, kesehatan, sakit, dan sebagainya. Dokter berhak

menerbitkan surat-surat keterangan tersebut yang tentunya berlandaskan

kebenaran.

!9 Menerima imbalan jasa.

Dokter berhak menerima imbalan jasa dan pasien<keluarganya

berkewajiban memberikan imbalan jasa tersebut sesuai kesepakatan.

+ak dokter menerima imbalan jasa bisa tidak digunakan pada kasus-

kasus tertentu, misalnya pasien tidak mampu, pertolongan pertama pada

kecelakaan, dari teman sejawat dan keluarganya.

!! Menjadi anggota himpunan profesi.

Dokter yang melakukan pekerjaan profesi perlu menggabungkan

dirinya dalam perkumpulan profesi atau perhimpunan seminat dengan

tujuan untuk meningkatkan iptek dan karya dalam bidang yang

ditekuninya serta menjalin keakraban antara sesama anggota.

!" +ak membela diri.

1 (



Dalam hal menghadapi keluhan pasien yang merasa tidak puas

terhadapnya, atau dokter bermasalah, dokter mempunyai hak untuk

membela diri dalam lembaga tempat ia bekerja misalnya rumah sakit ,

dalam perkumpulan tempat ia menjadi anggota misalnya *D* atau

PD)* , atau di pengadilan jika telah diajukan gugatan terhadapnya.

b. Pasien

Dalam K D%K* terdapat pasal-pasal tentang kewajiban dokter

terhadap pasien yang merupakan pula hak-hak pasien yang perlu

diperhatikan. Pada dasarnya hak-hak pasien adalah sebagai berikut5

! +ak untuk hidup, hak atas tubuhnya sendiri, dan hak untuk mati secara

wajar.

" Memperoleh pelayanan kedokteran yang manusiawi sesuai dengan

standar profesi kedokteran.

' Memperoleh penjelasan tentang diagnosis dan terapi dari dokter yang

mengobatinya.

; Menolak prosedur diagnosis terapi yang direncanakan, bahkan dapat

menarik diri dari kontrak terapeutik. 6amun sesuai dengan $$ 6o. ':

tahun "991 pasal 29, hal ini tidak berlaku apabila pasien berada pada

keadaan darurat misalnya5

a #danya penyakit menular, apabila tidak ditangani secara cepat

dikhawatirkan penyakit tersebut akan tersebar.

b #danya gangguan mental berat.

c Dalam keadaan tidak sadarkan diri.

2 Memperoleh penjelasan tentang riset kedokteran yang akan diikutinya.

: Menolak atau menerima keikutsertaannya dalam riset kedokteran.

8 Dirujuk kepada dokter spesialis kalau diperlukan, dan dikembalikan

kepada dokter yang merujuknya setelah selesai konsultasi atau

pengobatan untuk memperoleh perawatan atau tindak lanjut.

4 Kerahasiaan dan rekam mediknya atas hal pribadi. 6amun sesuai

dengan $$ 6o. ': tahun "991, hal ini tidak berlaku bila ada5

!9 (



a Perintah pengadilan.

b Sudah mendapat i3in dari yang bersangkutan.

c $ntuk kepentingan masyarakat.

d Kepentingan orang tersebut.

1 Memperoleh penjelasan tentang peraturan rumah sakit.

!9 /erhubungan dengan keluarga, penasihat, atau rohaniwan, dan lain-lain

yang diperlukan selama perawatan di rumah sakit.

!! Memperoleh penjelasan tentang perincian biaya rawat inap, obat,

pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan 7ontgen, $ltrasonografi

$S) , C - scan , "agnetic #esonance Imaging M7* , dan sebagainya,

kalau dilakukan biaya kamar bedah, kamar bersalin, imbalan jasa

dokter dan lain-lainnya.

'.!." Kewajiban

Bika ada hak, tentunya ada kewajiban. Kewajiban merupakan segala

sesuatu yang harus dikerjakan<dilaksanakan dengan tanggung jawab. Setiap

kewajiban seseorang berkaitan dengan hak orang lain.

a. Dokter

Dokter yang membaktikan hidupnya untuk perikemanusiaan tentulah

akan selalu lebih mengutamakan kewajiban di atas hak-hak ataupun

kepentingan pribadinya. Dalam menjalankan tugasnya, bagi dokter berlaku

@ $egroti Salus Le% Suprema A, yang berarti keselamatan pasien adalah

hukum yang tertinggi yang utama . Kewajiban dokter yang terdiri dari

kewajiban umum, kewajiban terhadap pasien, kewajiban terhadap teman

sejawat, dan kewajiban terhadap diri sendiri terdapat dalam Kode %tik

Kedokteran *ndonesia sesuai dengan Surat Keputusan P/ *D* 6o.

""!<P/<#-;<9;<"99" pasal !-!8, yang berbunyi sebagai berikut5

! Kewajiban umum

!! (



a Setiap dokter harus menjunjung tinggi, menghayati, dan

mengamalkan sumpah dokter pasal ! .

b Setiap dokter harus senantiasa berupaya melaksanakan profesinya

sesuai dengan standar profesi yang tertinggi pasal " .

c Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak

boleh dipengaruhi oleh sesuatu yang mengakibatkan hilangnya

kebebasan dan kemandirian profesi pasal ' .

d Setiap dokter harus menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat

memuji diri pasal ; .

e iap perbuatan atau nasihat yang mungkin melemahkan daya tahan

psikis maupun fisik hanya diberikan untuk kepentingan dan kebaikan

pasien, setelah memperoleh persetujuan pasien pasal 2 .

f Setiap dokter harus senantiasa berhati-hati dalam mengumumkan

dan menerapkan setiap penemuan teknik atau pengobatan baru yang

belum diuji kebenarannya dan hal-hal yang dapat menimbulkan

keresahan masyarakat pasal : .

g Seorang dokter hanya memberi surat keterangan dan pendapat yang

telah diperiksa sendiri kebenarannya pasal 8 .

h Seorang dokter harus, dalam setiap praktik medisnya, memberikan

pelayanan medis yang kompeten dengan kebebasan teknis dan moral

sepenuhnya disertai rasa kasih sayang compassion dan

penghormatan atas martabat manusia pasal 8a .

i Seorang dokter harus bersikap jujur dalam berhubungan dengan

pasien dan sejawatnya, dan berupaya untuk mengingatkan

sejawatnya yang dia ketahui memiliki kekurangan dalam karakter

atau kompetensi, atau yang melakukan penipuan ata penggelapan,

dalam menangani pasien pasal 8b .

j Seorang dokter harus menghormati hak-hak pasien, hak-hak

sejawatnya, dan hak tenaga kesehatan lainnya, dan harus menjaga

kepercayaan pasien pasal 8c .

!" (



k Setiap dokter harus senantiasa mengingat kewajiban melidungi hidup

makhluk insani pasal 8d .

l Dalam melakukan pekerjaannya seorang dokter harus

memperhatikan kepentingan masyarakat dan memperhatikan semua

aspek pelayanan kesehatan yang menyeluruh promotif, pre entif,

kuratif dan rehabilitatif , baik fisik maupun psikososial, serta

berusaha menjadi pendidik dan pengabdi masyarakat yang sebenar-

benarnya pasal 4 .

m Setiap dokter dalam bekerja sama dengan para pejabat di bidang

kesehatan dan bidang lainnya serta masyarakat, harus saling

menghormati pasal 1 .

" Kewajiban terhadap pasien

a Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala

ilmu dan keterampilannya untuk kepentingan pasien. Dalam hal ia

tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan, maka

atas persetujuan pasien kepada dokter yang mempunyai keahlian

dalam penyakit tersebut pasal !9 .

b Setiap dokter harus memberikan kesempatan kepada pasien agar

senantiasa dapat berhubungan dengan keluarga dan penasihatnya

dalam beribadat dan atau dalam masalah lainnya pasal !! .

c Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya

tentang seorang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal

dunia pasal !" .

d Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu

tugas perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain bersedia

dan mampu memberikannya pasal !' .

' Kewajiban terhadap teman sejawat

a Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia

sendiri ingin diperlakukan pasal !; .

!' (



b Setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien dari teman

sejawatnya, kecuali dengan persetujuan atau berdasarkan prosedur

yang etis pasal !2 .

; Kewajiban terhadap diri sendiri

a Setiap dokter harus memelihara kesehatannya, supaya dapat bekerja

dengan baik pasal !: .

b Setiap dokter harus senantiasa mengikuti perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi kedokteran<kesehatan pasal !8 .

Dalam $ndang-undang 6o. "1 tahun "99; tentang Praktik Kedokteran

pasal 2! dinyatakan bahwa kewajiban dokter atau dokter gigi adalah sebagai

berikut5

! Memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan standar

prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien.

" Merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang mempunyai

keahlian atau kemampuan yang lebih baik, apabila tidak mampu

melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan.

' Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan

juga setelah pasien itu meninggal dunia.

; Melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila

ia yakin pada orang lain yang bertugas dan mampu melakukannya.

2 Menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu

kedokteran atau kedokteran gigi.

b. Pasien

Dalam kontrak terapeutik antara pasien dan dokter, memang dokter

mendahulukan hak pasien karena tugasnya merupakan panggilan

perikemanusiaan. 6amun, pasien yang telah mengikatkan dirinya dengan

dokter, perlu pula memperhatikan kewajiban-kewajibannya sehingga

hubungan dokter dan pasien yang sifatnya saling hormat-menghormati dan

saling percaya-mempercayai terpelihara dengan baik.

!; (



Kewajiban-kewajiban pasien secara garis besar dapat dijabarkan

sebagai berikut5

! Memeriksakan diri sedini mungkin pada dokter.

Masyarakat perlu diberi penyuluhan, bahwa pengobatan penyakit pada

stadium dini akan lebih berhasil dan mengurangi komplikasi yang

merugikan. Penyakit kanker stadium dini jelas pada umumnya dapat

sembuh jika diberikan terapi yang tepat, sedangkan pada stadium lanjut

prognosisnya lebih buruk.

" Memberikan informasi yang benar dan lengkap tentang penyakitnya.

*nformasi yang benar dan lengkap dari pasien<keluarga merupakan hal

yang penting bagi dokter dalam membantu menegakkan diagnosis

penyakit. /ila dokter dituntut malpraktik, tuntutan dapat gugur jika

terbukti pasien telah memberikan keterangan yang menyesatkan atau

menyembunyikan hal-hal yang pernah dialaminya, tidak

memberitahukan obat-obat yang pernah diminumnya sehingga terjadi

interaksi obat misalnya.

' Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter.

Pasien berkewajiban mematuhi petunjuk dokter tentang makan

berpantang, minum, pemakaian obat-obat, istirahat, kerja, saat berobat

ulang, dan lain-lain. Pasien yang tidak mematuhi petunjuk dokternya,

keberhasilan pengobatannya akan menjadi berkurang.

; Menandatangani surat-surat Persetujuan indakan Medik P M , surat

jaminan dirawat di rumah sakit, dan lain-lainnya.

Dalam kontrak terapeutik, ada tindakan medik, baik untuk tujuan

diagnosis maupun untuk terapi yang harus disetujui oleh pasien atau

keluarganya, setelah diberi penjelasan oleh dokter. Surat P M yang

!2 (



sifatnya tulisan, harus ditanda-tangani oleh pasien dan<atau

keluarganya.

2 0akin pada dokternya, dan yakin akan sembuh.

Pasien yang telah mempercayai dokter dalam upaya penyembuhannya,

berkewajiban menyerahkan dirinya untuk diperiksa dan diobati sesuai

kemampuan dokter. Pasien yang tidak yakin lagi pada kemampuan

dokternya, dapat memutuskan kontrak terapeutik atau dokternya sendiri

yang menolak meneruskan perawatan.

: Melunasi biaya perawatan di rumah sakit, biaya pemeriksaan dan

pengobatan serta honorarium dokter.

Perlu ditekankan di sini, bahwa imbalan untuk dokter merupakan

penghargaan yang sepantasnya diberikan oleh pasien<keluarga atas jerih

payah seorang dokter. Kewajiban pasien ini hendaknya disesuaikan

dengan kemampuannya dan besar kecilnya honorarium dokter tidak

boleh memengaruhi dokter dalam memberikan pelayanan kedokteran

yang bermutu, sesuai standar pelayanan medik.

3.2 $tan&ar Pr'*es! &an $tan&ar Pr'se&ur + eras!'nal

'.".! Standar Profesi

Petugas kesehatan adalah petugas kesehatan yang professional. Petugas

kesehatan yang professional mendasarkan semua prilaku dan tindakannyadalam melayani masyarakat atau pasien harus didasarkan pada standar

profesi. Menurut $ndang-undang 6o. "1 tahun "99; tentang Praktik

Kedokteran pasal 29, Standar Profesi adalah batas kemampuan minimal

knowledge, skill, attitude yang harus dikuasai secara mandiri yang dibuat

oleh tiap-tiap profesi. leh sebab itu setiap jenis tenaga kesehatan yang

melayani di berbagai sarana dan fasilitas kesehatan harus memilii acuan

bertindak etika profesi. #cuan bertindak atau etika profesi atau kode etik

!: (



profesi sebagai standar profesi kesehatan ini harus dirumuskan oleh masing-

masing organisasi atau perkumpulan profesi.

Ketentuan tentang standar profesi petugas kesehatan ini dalam

Peraturan Pemerintah 6o. '" tahun !11: diatur sebagai berikut 5

a. Setiap tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk

mematuhi standar profesi tenaga kesehatan

b. Standar profesi tenaga kesehatan ini selanjutnya ditetapkan oleh menteri

c. /agi tenaga kesehatan jenis tertentu dalam melaksanakan tugas

profesinya berengkewajiban untuk5

! Menghormati hak pasien

" Menjaga kerahasiaan identitas dan tata kesehatan pribadi pasien

' Memberi informasi yang berkaitan dengan kondisi dan tindakan yang

dilakukan

; Membuat dan memelihara rekam medis.

Menurut Konsil Kedokteran *ndonesia "99: , Standar Profesi dokter

gigi antara lain sebagai berikut5

a. Memahami ilmu kedokteran gigi dasar untuk pengembangan ilmu

kedokteran gigi dasar dan klinik.

b. Menganalisis hasil penelitian kedokteran gigi dasar yang berkaitan

dengan kasus medik dental dan disiplin ilmu lain yang terkait.

c. Memahami prinsip ilmu kedokteran gigi dasar untuk menunjang

keterampilan preklinik dan klinik serta penelitian bidang kedokteran gigi

meliputi biologi oral, biomaterial kedokteran gigi, radiologi kedokteran

gigi.

!8 (



d. Memahami prinsip pelayanan klinis kesehatan gigi dan mulut yang

meliputi tindakan promotif, pre entif, kuratif dan rehabilitatif.

e. Menghubungkan berbagai tatalaksana kedokteran gigi klinik untuk

membantu dalam memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut dalam

mengembalikan fungsi optimal sistem stomagtonatik.

'."." Standar Prosedur perasional

Menurut $ndang-undang 6omor "1 tahun "99; tentang Praktik

Kedokteran pasal 29, Standar Prosedur perasional adalah suatu perangkatatau instruksi<langkah-langkah yang dibakukan untuk menyelesaikan suatu

proses kerja rutin tertentu. Standar prosedur operasional memberikan

langkah yang benar dan terbaik berdasarkan konsensus bersama untuk

melaksanakan berbagai kegiatan dan fungsi pelayanan yang dibuat oleh

sarana pelayanan kesehatan berdasarkan standar profesi. Standar prosedur

operasional membantu mengurangi kesalahan dan pelayanan di bawah

standar substandar dengan memberikan langkah-langkah yang sudah diujidan disetujui dalam melaksanakan berbagai kegiatan.

ujuan dibentuknya suatu Standar Prosedur perasional antara lain

sebagai berikut5

a. ujuan umum

#gar berbagai proses kerja rutin terlaksana dengan efisien, efektif,

konsisten<uniform dan aman, dalam rangka meningkatkan mutu

pelayanan melalui pemenuhan standar yang berlaku.

b. ujuan khusus

! $ntuk menjaga konsistensi tingkat penampilan kinerja atau kondisi

tertentu dan keamanan petugas dan lingkungan, dalam melaksanakan

sesuatu tugas<pekerjaan tertentu.

" Sebagai acuan check list dalam pelaksanaan kegiatan tertentu bagi

sesama pekerja, super isor, sur eior dan sebagainya.

!4 (



' $ntuk menghindari kegagalan<kesalahan dengan demikian

menghindari<mengurangi konflik , keraguan, duplikasi, serta

pemborosan dalam proses pelaksanaan kegiatan.

; Merupakan parameter untuk menilai mutu pelayanan.

2 $ntuk lebih menjamin penggunaan tenaga dan sumber daya secara

efisien dan efektif.

: $ntuk menjelaskan alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari

petugas yang terkait.

8 Sebagai dokumen yang akan menjelaskan dan menilai pelaksanaan

proses kerja bila terjadi suatu kesalahan atau dugaan malpraktek dan

kesalahan administratif lainnya, sehingga sifatnya melindungi rumah

sakit dan petugas.

4 Sebagai dokumen yang digunakan untuk pelatihan,

1 Sebagai dokumen sejarah bila telah dibuat re isi Standar Prosedur

perasional yang baru.

Benis dan 7uang >ingkup Standar Prosedur perasional S P .

a. S P Profesi keilmuan<teknis

Merupakan S P keilmuan<teknis untuk profesi medis,

keperawatan, dan profesi lainnya. S P memuat proses kerja untuk

diagnostik, terapi, tindakan, asuhan. S P profesi meliputi 5

! Pelayanan medis,

" Pelayanan keperawatan,

' Perawatan profesi lain seperti laboratorium radiologi, rehabilitasi

medis, farmasi, dan sebagainya.

b. S P Pelayanan manajerial

Merupakan S P pelayanan medik, keperawatan, penunjang medik

yang bersifat manajerial<administrasi atau berhubungan dengan

pelayanan pasien.

c. S P #dministrasi

!1 (



Mengatur tata cara kegiatan dalam organisasi termasuk hubungan

antar unit kerja dan kegiatan-kegiatan non-medis.

Standar Prosedur perasional juga menuntut dokter untuk menanamkan

aspek Profesionalisme. Pengertian profesionalisme adalah bekerja sesuai

dengan keahlian, bertanggungjawab, menaati etika dan hukum yang telah

berlaku. Profesionalisme disini meliputi beberapa hal, antara lain sebagai

berikut5

a. %tika dan kode etik

Dokter gigi harus menaati kode etik yang sudah ditetapkan oleh

organisasi profesi serta menjaga etika.

b. Komunikasi

Dokter gigi harus bisa menjalin komunikasi yang efektif, efisien

dan mudah dimengerti pasien agar tidak terjadi miskomunikasi.

c. Memperhatikan hubungan sosiokultural dalam bidang kesehatan gigi

dan mulut.

Dokter gigi tidak boleh mendiskriminasi pasien dengan

kenekaragamannya di dalam masyarakat. Dokter gigi juga harus

memperhatikan lingkungan pasien, ekonomi pasien, dan semua aspek

dari pasien dalam mempertimbangkan rencana perawatan yajng akan

dilakukan.

3.3 $anks! a a)!la D'kter Bekerja T!&ak $esua! &engan %'&e Et!k

'.'.! Pedoman Penilaian Kasus-Kasus Pelanggaran %tika Kedokteran

%tik lebih mengandalkan itikad baik dan keadaan moral para pelakunya

dan untuk mengukur hal ini tidaklah mudah. Karena itu, timbul kesulitan

dalam menilai pelanggaran etik, selama pelanggaran itu tidak merupakan

kasus-kasus pelanggaran hukum. Dalam menilai kasus pelanggaran etika

kedokteran, Majelis Kehormatan %tika Kedokteran *ndonesia MK%K

berpedoman pada5

a. Pancasila

"9 (



b. Prinsip-prinsip dasar moral umumnya

c. Ciri dan hakikat pekerjaan profesi

d. >SD*

e. radisi luhur kedokteran

f. K D%K*

g. +ukum kesehatan terkait

h. +ak dan kewajiban dokter

i. +ak dan kewajiban pasien

j. Pendapat rata-rata masyarakat kedokteran

k. Pendapat pakar-pakar dan praktisi kedokteran yang senior.

'.'." /entuk-bentuk Sanksi

Sanksi yang diberikan terhadap pelanggaran etika kedokteran

bergantung pada berat ringannya pelanggaran etik tersebut. 0ang terbaik

tentulah upaya pencegahan pelanggaran etik, yaitu dengan cara terus

menerus memberikan penyuluhan kepada anggota *D*, tentang etika

kedokteran dan hukum kesehatan. 6amun, jika terjadi pelanggaran, sanksi

yang diberikan hendaknya bersifat mendidik sehingga pelanggaran yang

sama tidak terjadi lagi di masa depan dan sanksi tersebut menjadi pelajaran

bagi dokter lain. /entuk sanksi pelanggaran etik dapat berupa5

a. eguran atau tuntunan secara lisan atau tulisan

b. Penundaan kenaikan gaji atau pangkat

c. Penurunan gaji atau pangkat setingkat lebih rendah

d. Dicabut i3in praktik dokter untuk sementara atau selama-lamanya

e. Pada kasus-kasus pelanggaran etikolegal diberikan hukuman sesuai

peraturan kepegawaian yang berlaku dan diproses ke pengadilan.

'.'.' Sanksi Pelanggaran kode etik menurut $$ no."1 tahun "99; seperti

tercantum dalam pasal 82 dan 8: adalah sebagai berikut5

! Setiap dokter atau dokter gigi yang dengan sengaja melakukan

praktik kedokteran tanpa memiliki surat tanda registrasi

"! (



sebagaimana dimaksud dalam pasal "1 ayat ! dipidana penjara

paling lama ' tiga tahun atau denda paling banyak 7p.

!99.999.999,99 seratus juta rupiah

" Setiap dokter atau dokter gigi warga negara asing yang dengan

sengaja melakukan praktik kedokteran tanpa memiliki surat tanda

registrasi sementara sebagaimana dimaksud dalam pasal '! ayat !

dipidana penjara paling lama ' tiga tahun atau denda paling

banyak 7p. !99.999.999,99 seratus juta rupiah

' Setiap dokter atau dokter gigi warga negara asing yang dengan

sengaja melakukan praktik kedokteran tanpa memiliki surat tanda

registrasi bersyarat sebagaimana dimaksud dalam pasal '" ayat !

dipidana penjara paling lama ' tiga tahun atau denda paling

banyak 7p. !99.999.999,99 seratus juta rupiah .

Pasal 8:

! Setiap dokter atau dokter gigi yang dengan sengaja melakukan

praktik kedokteran tanpa memiliki surat i3in praktik sebagaimana

dimaksud dalam pasal ': dipidana penjara paling lama ' tiga

tahun atau denda paling banyak 7p. !99.999.999,99 seratus juta

rupiah .

'.'.; Sanksi Pelanggaran kode etik menurut Peraturan Konsil Kedokteran

*ndonesia 6omor !2<KK*<P%7<E***<"99: tentang rganisasi dan ata

Kerja tercantum pada pasal "4 yang berbunyi sebagai berikut5

! Sanksi disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal "8 ayat "

huruf b dapat berupa 5

a. Pemberian peringatan tertulisF

b. 7ekomendasi pencabutan Surat anda 7egistrasi atau Surat

*3in PraktikF dan<atau

c. Kewajiban mengikuti pendidikan atau pelatihan di institusi

pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi.

" 7ekomendasi pencabutan Surat anda 7egistrasi atau Surat *3in

Praktik sebagaimana dimaksud pada ayat ! huruf b dapat berupa

"" (



rekomendasi pencabutan Surat anda 7egistrasi atau Surat *3in

Praktik sementara selama-lamanya ! satu tahun, atau

rekomendasi pencabutan Surat anda 7egistrasi atau Surat *3in

Praktik tetap atau selamanya.

' Kewajiban mengikuti pendidikan atau pelatihan di institusi

pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi, sebagaimana

dimaksud pada ayat ! huruf c dapat berupa5

a. Pendidikan formalF

b. Pelatihan dalam pengetahuan dan atau keterampilan, magang

di institusi pendidikan atau sarana pelayanan kesehatan

jejaringnya atau sarana pelayanan kesehatan yang ditunjuk,

sekurang-kurangnya ' tiga bulan dan paling lama ! satu

tahun.

; Sebagai bukti telah melaksanakan kewajiban mengikuti

pendidikan atau pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat !

huruf c ditetapkan oleh kolegium terkait.

'.'.2 /erdasarkan surat keputusan nomor5 SK%P<9'2<P/ PD)*<E<"994

tentang pedoman majelis kehormatan etik kedokteran gigi *ndonesia,

yang terdapat pada pasal '" yang berbunyi sebagai berikut5

Sanksi dilaksanakan oleh pengurus PD)* sesuai keputusan sidang

Majelis K ehormatan %tika Kedokteran )igi *ndonesia MK%K) .

a. Sanksi tersebut berupa5

! Peringatan lisan berlaku paling lama : bulan

" Peringatan tertulis berlaku paling lama : bulan

' Penarikan rekomendasi PD)* untuk mendapatkan S*P paling

lama !" bulan.

b. Sanksi peringatan lisan disampaikan langsung kepada teradu dalam

sidang MK%K).

"' (



c. Sanksi peringatan tertulis disampaikan secara langsung kepada

teradu dalam sidang MK%K), diikuti dengan peringatan

tertulisnya.

d. Dalam hal peringatan lisan telah disampaikan tetapi tidak ada

perbaikan paling lama : bulan, dilanjutkan dengan peringatan

tertulis.

e. Peringatan tertulis dapat diberikan sebanyak ' kali.

f. Dalam hal peringatan tertulis telah diberikan sebanyak ' kali tetap

belum ada perbaikan, diusulkan pencabutan rekomendasi untuk

memperoleh S*P.

g. Keputusan MK%K) yang telah diterima oleh teradu ditindak

lanjuti oleh PD)*.

BAB 4. PENUTUP

4.1 %es!m ulan

/erdasarkan uraian diatas maka dapat diambil kesimpulan antara lain sebagai

berikut5

;.!.! +ak dan Kewajiban Dokter dan Pasien

+ak dan kewajiban dokter dan pasien diatur dalam $ndang-$ndang

7eepublik *ndonesia, yaitu pada $ndang-$ndang 6omor "1 tahun "99; tentang

Praktik Kedokteran serta $ndang-$ndang 6omor ': tahun "991 tentang

Kesehatan dan Kode %tik Kedokteran *ndonesia K D%K* .

a. +ak dokter secara garis besar adalah sebagai berikut5

! Melakukan praktik dokter setelah memperoleh Surat *3in Dokter S*D

dan Surat *3in Praktik S*P .

"; (



" Memperoleh informasi yang benar dan lengkap dari pasien<keluarga

tentang penyakinya.

' /ekerja sesuai standar profesi.

; Menolak melakukan tindakan medik yang bertentangan dengan etika,

hukum, agama dan hati nuraninya.

2 Mengakhiri hubungan dengan seorang pasien jika menurut penilaiannya

kerja sama pasien dengannya tidak berguna lagi, kecuali dalam keadaan

gawat darurat.

: Menolak pasien yang bukan bidang spesialisasinya, kecuali dalam

keadaan darurat atau tidak ada dokter lain yang mampu menanganinya.

8 +ak atas kebebasan pribadi pri!acy dokter.

4 Ketentraman bekerja.

1 Mengeluarkan surat-surat keterangan dokter.

!9 Menerima imbalan jasa.

!! Menjadi anggota himpunan profesi.

!" +ak membela diri.

b. +ak Pasien secara garis besar antara lain sebagai berikut5

! +ak untuk hidup, hak atas tubuhnya sendiri, dan hak untuk mati secara

wajar.

" Memperoleh pelayanan kedokteran yang manusiawi sesuai dengan

standar profesi kedokteran.

' Memperoleh penjelasan tentang diagnosis dan terapi dari dokter yang

mengobatinya.

; Menolak prosedur diagnosis terapi yang direncanakan, bahkan dapat

menarik diri dari kontrak terapeutik.

2 Memperoleh penjelasan tentang riset kedokteran yang akan diikutinya.

: Menolak atau menerima keikutsertaannya dalam riset kedokteran.

"2 (



8 Dirujuk kepada dokter spesialis kalau diperlukan, dan dikembalikan

kepada dokter yang merujuknya setelah selesai konsultasi atau

pengobatan untuk memperoleh perawatan atau tindak lanjut.

4 Kerahasiaan dan rekam mediknya atas hal pribadi.

1 Memperoleh penjelasan tentang peraturan rumah sakit.

!9 /erhubungan dengan keluarga, penasihat, atau rohaniwan, dan lain-lain

yang diperlukan selama perawatan di rumah sakit.

!! Memperoleh penjelasan tentang perincian biaya rawat inap, obat,

pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan 7ontgen, $ltrasonografi $S) ,

C - scan , "agnetic #esonance Imaging M7* , dan sebagainya, kalau

dilakukan biaya kamar bedah, kamar bersalin, imbalan jasa dokter dan

lain-lainnya.

c. Kewajiban Dokter secara garis besar adalah sebagai berikut5

! Memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan standar

prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien.

" Merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang mempunyai keahlian

atau kemampuan yang lebih baik, apabila tidak mampu melakukan suatu

pemeriksaan atau pengobatan.

' Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan

juga setelah pasien itu meninggal dunia.

; Melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila

ia yakin pada orang lain yang bertugas dan mampu melakukannya.

2 Menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu

kedokteran atau kedokteran gigi.

d. Kewajiban Pasien secara garis besar adalah sebagai berikut5

! Memeriksakan diri sedini mungkin pada dokter.

" Memberikan informasi yang benar dan lengkap tentang penyakitnya.

' Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter.

": (



; Menandatangani surat-surat Persetujuan indakan Medik P M , surat

jaminan dirawat di rumah sakit, dan lain-lainnya.

2 0akin pada dokternya, dan yakin akan sembuh.

: Melunasi biaya perawatan di rumah sakit, biaya pemeriksaan dan

pengobatan serta honorarium dokter.

;.!." Standar Profesi dan Standar Prosedur perasional

a. Standar Profesi

Menurut $ndang-undang 6o. "1 tahun "99; tentang Praktik Kedokteran

pasal 29, Standar Profesi adalah batas kemampuan minimal knowledge, skill,

attitude yang harus dikuasai secara mandiri yang dibuat oleh tiap-tiap profesi.

Ketentuan tentang standar profesi petugas kesehatan ini dalam Peraturan

Pemerintah 6o. '" tahun !11: diatur sebagai berikut 5

! Setiap tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk

mematuhi standar profesi tenaga kesehatan.

" Standar profesi tenaga kesehatan ini selanjutnya ditetapkan oleh menteri

' /agi tenaga kesehatan jenis tertentu dalam melaksanakan tugas profesinya

berengkewajiban untuk5

a Menghormati hak pasien.

b Menjaga kerahasiaan identitas dan tata kesehatan pribadi pasien.

c Memberi informasi yang berkaitan dengan kondisi dan tindakan yang

dilakukan.

d Membuat dan memelihara rekam medis.

b. Standar Prosedur perasional

Menurut $ndang-undang 6o. "1 tahun "99; tentang Praktik Kedokteran

pasal 29, Standar Prosedur perasional adalah suatu perangkat atau

"8 (

Laporan Skenario 1 Hak Dan Kewajiban Pasien

Documents

Transcript of Laporan Skenario 1 Hak Dan Kewajiban Pasien