KP 1.1.3.2 kewajiban dokter pasien

26
HAK DAN KEWAJIBAN DOKTER DAN PASIEN dr.ARINA WIDYA MURNI, SpPD- KPsi

Transcript of KP 1.1.3.2 kewajiban dokter pasien

Page 1: KP 1.1.3.2  kewajiban dokter pasien

HAK DAN KEWAJIBAN DOKTER DAN PASIEN

dr.ARINA WIDYA MURNI, SpPD-KPsi

Page 2: KP 1.1.3.2  kewajiban dokter pasien

Mukaddimah KODEKI (2002)….hubungan kesepakatan terapeutik

antara dokter dan penderita (pasien) yang dilakukan dalam suasana saling percaya mempercayai (konfidensial) serta senantiasa diliputi oleh segala emosi, harapan dan kekhawatiran makhluk insani

Blok 1.1 , 030913

2

Page 3: KP 1.1.3.2  kewajiban dokter pasien

Hubungan paternalistik dengan prinsip father knows best

Kedudukan pasien tdk sederajat dengan dokter/nakes

Kedudukan dokter/nakes dianggap lebih tinggi oleh pasien, peranannya lebih penting dalam upaya penyembuhan

Pasien nasib sepenuhnya bergantung kepada dokter/nakes “MENIADAKAN” HAK PASIEN (CONSENT) MULAI DIKRITIK TAHUN 1956

Blok 1.1 , 030913

3

Page 4: KP 1.1.3.2  kewajiban dokter pasien

Horisontal kontraktual Dokter dan pasien sama-sama subjek

hukum mempunyai kedudukan yang sama

Didasarkan pada sikap saling percaya Mempunyai hak dan kewajiban yang

menimbulkan tanggung jawab baik perdata atau pidana

Blok 1.1 , 030913

4

Page 5: KP 1.1.3.2  kewajiban dokter pasien

Kritik terhadap kontraktual :Tak ada negosiasi eksplisitTak ada ekspektansi eksplisitTerlalu materialistik, bukan etikMelupakan faktor sistem sosialTerlalu legalistik : peraturanTerfokus pada prinsip otonomiCenderung meminimalkan mutu

DISEBUT : BOTTOM-LINE ETHICS

Blok 1.1 , 030913

5

Page 6: KP 1.1.3.2  kewajiban dokter pasien

Dipengaruhi oleh etika profesi dan kewajiban profesi.

Prinsip Moral : AUTONOMY, BENEFICENCE, (kemurahan

hati ) NON MALEFICENCE (tidak merugikan), JUSTICE

VERACITY (kejujuran), FIDELITY (kebenaran), PRIVACY (pribadi), CONFIDENTIALITY (rahasia / empat mata)

SALING PERCAYA

Blok 1.1 , 030913

6

Page 7: KP 1.1.3.2  kewajiban dokter pasien

VIRTUE BASED ETHICS (etik berdasarkan kebaikan)

PRINSIP : Keutamaan moralBukan sekedar kewajiban dan peraturan,

tetapi juga “bagaimana sikap sebaiknya”Empathy, Compassion, Perhatian,

Keramahan, kemanusiaan, saling percaya, itikad baik dll

HUBUNGAN : Bertumbuh kembang , bertujuan mensejahterakan pasien

KOMUNIKASI HARUS BAIKBlok 1.1 , 030913

7

Page 8: KP 1.1.3.2  kewajiban dokter pasien

Salah satu hubungan hukum dokter- pasien

Tidak seimbang / setaraDOKTER TIDAK MENJANJIKAN HASIL

(RESULTAATSVERBINTENNIS), TETAPI MENJANJIKAN UPAYA YANG

SEBAIK-BAIKNYA (INSPANNINGSVERBINTENNIS)

– reasonable care Harus dijaga dengan aturan

Blok 1.1 , 030913

8

Page 9: KP 1.1.3.2  kewajiban dokter pasien

Priestly model (paternalistik)Dokter dominan

Collegial Model (partnership)Dokter dan pasien adalah mitra

Enginering modelPasien yang dominan

Blok 1.1 , 030913

9

Page 10: KP 1.1.3.2  kewajiban dokter pasien

Untuk terjalinnya hubungan dokter-pasien :

Membangun rasa saling percaya Memahami hak dan kewajiban masing-

masing

Blok 1.1 , 030913

10

Page 11: KP 1.1.3.2  kewajiban dokter pasien

Ketuhanan Kemurnian niat Keluhuran budi Kerendahan hati Kesungguhan kerja Integritas ilmiah dan sosial

Blok 1.1 , 030913

11

Page 12: KP 1.1.3.2  kewajiban dokter pasien

HAK UNTUK BEKERJA “BEBAS”, PROFESIONAL HAK MENOLAK MELAKUKAN PEKERJAAN YG DI

LUAR STANDAR PROFESI ATAU MELANGGAR ETIK

HAK MEMILIH PASIEN DAN MENGAKHIRI HUB DR-PASIEN, KECUALI GAWAT DARURAT MEDIS

HAK ATAS PRIVACY HAK ATAS IMBALAN

Blok 1.1 , 030913

12

Page 13: KP 1.1.3.2  kewajiban dokter pasien

KODEKI , pasal 10

Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu dan ketrampilannya untuk kepentingan pasien

Blok 1.1 , 030913

13

Page 14: KP 1.1.3.2  kewajiban dokter pasien

KEWAJIBAN PROFESI : SUMPAH DOKTER KODEKI STANDAR PERILAKU STANDAR PROSEDUR STANDAR PELAYANAN MEDIS

KEWAJIBAN AKIBAT HUB. DOKTER-PASIEN MEMENUHI HAK PASIEN

KEWAJIBAN SOSIAL

Blok 1.1 , 030913

14

Page 15: KP 1.1.3.2  kewajiban dokter pasien

Memperoleh informasi Memperoleh pelayanan yang manusiawi,

adil dan jujur Memperoleh “second opinion”

sepengetahuan dokter yang merawat.

Blok 1.1 , 030913

15

Page 16: KP 1.1.3.2  kewajiban dokter pasien

Mematuhi semua instruksi dokter dalam pengobatannya.

Memberikan informasi yang jujur dan lengkap tentang penyakit yang diderita

Blok 1.1 , 030913

16

Page 17: KP 1.1.3.2  kewajiban dokter pasien

Declaration of Lisbon (1991) : The Rights of the patient

UU No 23 tahun 1992 tentang Kesehatan : pasal 53 : hak pasien

UU No.29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, Pasal 52 dan 53.

SE Ditjen Yanmed Depkes RI No YM.02.04.3.5.2504 : Pedoman Hak dan kewajiban pasien, dokter dan RS

Deklarasi Muktamar IDI : Hak dan kewajiban pasien dan dokter

Blok 1.1 , 030913

17

Page 18: KP 1.1.3.2  kewajiban dokter pasien

Hak memilih dokter Hak dirawat dokter yang “bebas” Hak menerima / menolak pengobatan

setelah menerima informasi Hak atas kerahasiaan Hak mati secara bermartabat Hak atas dukungan moral / spiritual

Blok 1.1 , 030913

18

Page 19: KP 1.1.3.2  kewajiban dokter pasien

Itikad baik Beri informasi yang adekuat Melaksanakan nasehat dokter dalam

rangka perawatan / pengobatan Menghormati hak dokter Memberi imbalan & ganti rugi Berterus terang apabila timbul masalah

Blok 1.1 , 030913

19

Page 20: KP 1.1.3.2  kewajiban dokter pasien

TANGGUNG JAWAB HUKUM PERDATA

Tenaga kesehatan dan sarana kesehatan (sebagai subjek hukum), memiliki tanggungjawab hukum atas semua tindakannya dalam upaya melaksanakan tugas profesinya, yang tidak luput dari kesalahan profesi.

TANGGUNG JAWAB HUKUM yang berkaitan dengan pelaksanaan profesi, masih dapat dibedakan terhadap ketentuan-ketentuan profesional (kode etik), dan tanggung jawab terhadap ketentuan hukum yang meliputi hukum perdata, hukum pidana dan administratif.

Blok 1.1 , 030913

20

Page 21: KP 1.1.3.2  kewajiban dokter pasien

HUBUNGAN ADANYA KESEPAKATAN

Dalam pelayanan kesehatan berawal dari hubungan kepercayaan antara 2 orang atau lebih yang merupakan subjek hukum.

Keputusan pasien/keluarga untuk mengunjungi dokter/nakes guna meminta pertolongan, secara yuridis diartikan bahwa pasien melakukan penawaran.

Dokter/Nakes melakukan wawancara/komunikasi dengan pasien atau keluarga.

Berdasarkan informasi yg diterima oleh dokter/nakes dari pasien tentang penyakitnya, maka si dokter akan menyusun anamnesa.

Pada saat dokter/nakes bersedia dgn penyusunan anamnesa, hal ini berarti dokter menerima atas penawaran dari pasien tsb.

1

2

4

5

3

Blok 1.1 , 030913

21

Page 22: KP 1.1.3.2  kewajiban dokter pasien

Dengan adanya penawaran dari pasien dan penerimaandari dokter/nakes, maka terjadilah kesepakatan yang merupakan salah satu persyaratan terjadinya perjanjian. (pasal 1320 KUHPerdt) - Sepakat

- Cakap - Hal tertentu - Sebab yang halal

Dengan demikian dalam setiap pelayanan kesehatan terjadi suatu perjanjian (tidak tertulis) antara pemberi dan penerima pelayanan kesehatan, yang dinamakan perjanjian terapeutik atau transaksi terapeutik (Inspanningverbintenis)

6

7

Blok 1.1 , 030913

22

Page 23: KP 1.1.3.2  kewajiban dokter pasien

TRANSAKSI TERAPEUTIKTransaksi Traupeutik merupakan hubungan antara 2 orang atau lebih subjek hukum, yg saling mengikatkan diri didasarkan pada sikap saling percaya.

Saling percaya akan tumbuh jika terjalin komunikasi secara terbuka dan jujur antara dokter/nakes dan pasien, karena masing2 dapat saling memberikan informasi yg diperlukan bagi terlaksananya kerjasama yg baik dan tercapainya tujuan pelayanan kesehatan.

Pasal 1234 KUHPer: “Tiap perikatan adalah untuk memberikan sesuatu, untuk berbuat sesuatu, atau untuk tidak berbuat sesuatu”

Blok 1.1 , 030913

23

Page 24: KP 1.1.3.2  kewajiban dokter pasien

Hakekat Pelayanan Kesehatan adalah :1. Memberi pertolongan atau,2. Memberi bantuan kepada pasienPrinsip Etik Memberi pertolongan, berbuat baik dan tidak

merugikan.

Pasal 1354 KUHPerdata :“Jika seseorang dengan sukarela, dengan tidak

mendapat perintah untuk itu, mewakili urusan orang lain

dengan atau tanpa pengetahuan orang ini, maka ia secara diam-diam mengikatkan dirinya untuk meneruskan serta menyelesaikan urusan tersebut hingga orang

yang mewakili kepentingannya dapat mengerjakan

sendiri urusan itu” (zaakwaarneming)

Menolong orang harus sampai tuntas

Blok 1.1 , 030913

24

Page 25: KP 1.1.3.2  kewajiban dokter pasien

Dokter dan pasien sama-sama memiliki hak dan kewajiban dengan prinsip saling percaya dan memiliki kesepakatan kerjasama

Saling percaya akan tumbuh jika terjalin komunikasi secara terbuka dan jujur antara dokter dan pasien

Menolong orang harus sampai tuntas

Blok 1.1 , 030913

25

Page 26: KP 1.1.3.2  kewajiban dokter pasien

Blok 1.1 , 030913 26