Laporan Tutorial hak dan kewajiban dokter dan pasien

28
Skenario 1 Blok Etika dan Hukum Pelayanan Kesehatan Masyarakat Hak dan Kewajiban Pasien Seorang wanita berumur 32 tahun, istri seorang pengusaha kaya sering mengalami gangguan pada giginya. Ia telah berobat, bergonta ganti dari satu dokter gigi ke dokter yang lainnya (doctor shopping). Keluhan utama pasien tersebut adalah semua gigi asli yang tersisa terasa goyang, sehingga kesulitan mengunyah. 6 (enam) dokter gigi telah ia. kunjungi. Pembersihan karang gigi, pencabutan beberapa gigi, pemeriksaan labolatorium, serta pemeriksaan rontgenologis pernah dia lakukan oleh berbagai dokter gigi tersebut. Seorang dokter gigi menganjurkan untuk pencabutan total. Seorang dokter gigi yang lain tidak memberikan penjelasan apapun kepada pasien dan hanya memberikan resep. Obat obat yang di berikan banyak jenisnya. Pasien merasa bahwa hak untuk mendapatkan informasi yang benar dari dokter gigi yang merawatnya tidak pernah ia peroleh, serta ia menganggap bahwa dokter hanya mementingkan haknya untuk mendapat imbalan jasa, tetapi lupa akan kewajibannya memberikan pengobatan yang benar kepada pasiennya. Diskusikanlah bagaimana sebenarnya hak dan kewajiban dokter dan pasien. 1 | tutorial V

description

hak dan kewajiban dokter dan pasien

Transcript of Laporan Tutorial hak dan kewajiban dokter dan pasien

Skenario 1 Blok Etika dan Hukum Pelayanan Kesehatan Masyarakat Hak dan Kewajiban PasienSeorang wanita berumur 32 tahun, istri seorang pengusaha kaya sering mengalami gangguan pada giginya. Ia telah berobat, bergonta ganti dari satu dokter gigi ke dokter yang lainnya (doctor shopping). Keluhan utama pasien tersebut adalah semua gigi asli yang tersisa terasa goyang, sehingga kesulitan mengunyah. 6 (enam) dokter gigi telah ia. kunjungi. Pembersihan karang gigi, pencabutan beberapa gigi, pemeriksaan labolatorium, serta pemeriksaan rontgenologis pernah dia lakukan oleh berbagai dokter gigi tersebut. Seorang dokter gigi menganjurkan untuk pencabutan total. Seorang dokter gigi yang lain tidak memberikan penjelasan apapun kepada pasien dan hanya memberikan resep. Obat obat yang di berikan banyak jenisnya. Pasien merasa bahwa hak untuk mendapatkan informasi yang benar dari dokter gigi yang merawatnya tidak pernah ia peroleh, serta ia menganggap bahwa dokter hanya mementingkan haknya untuk mendapat imbalan jasa, tetapi lupa akan kewajibannya memberikan pengobatan yang benar kepada pasiennya. Diskusikanlah bagaimana sebenarnya hak dan kewajiban dokter dan pasien.

STEP 1(Identifikasi Kata Sulit)1. Doctor shopping Pasien yang serig mengunjungi beberapa dokter sekaligus dalam periode waktu singkat. Pasien ini biasanya memiliki kecenderungan sikap tidak jujur mengatakan bahwa dia telah mengunjungi doketr lain sebelumnya. 2. HakPengakuan yang dibuat oleh sekelompok orang atau seseorang terhadap orang lain yang biasanya didapatkan oleh semua orang. Hak merupakan kepentingan yang pemenuhannya dilindungi oleh hukum. Hak seseorang dapat dimiliki biasanya setelah memenuhi kewajibannya.3. Kewajiban Sesuatu yang harus dilakukan seseorang secara bertanggung jawab dan ketika tidak dipenuhi maka akan mendapatkan sanksi.

STEP 2(Rumusan Masalah)1. Apa yang menyebabkan pasien melakukan doctor shopping ?2. Apa saja dampak negative dari dokter shopping?3. Bagaimana solusi yang tepat utuk pasien di skenario?4. Apa saja hak dan kewajiban dokter dan pasien?

STEP 3(Analisis Masalah)1. Apa yang menyebabkan pasien melakukan doctor shopping ?Adanya ketidak puasan pasien dalam mendapatkan pelayanan dari dokter menyebabkan terjadinya kegiatan dokter shopping, beberapa ketidakpusan tersebut adalaha. Tindakan medis yang didapatkan tidak dapat langsung meyembuhkan penyakitntab. Kurang nya transparansi dokter kepada pasien tentang bagaimana kondisi medis pasien dan penjelasan tentang tindakan medis yang dilakukan oleh dokter.c. Kurangnya kepercayaan pasien terhadap dokter gigi tersebut.d. Kurangnya komunikasu antara pasien dan dokter sehingga informasi yang diinginkan pasien tidak tersampaikan dengan baik.e. Pasien yang biasa menggunakan obat tertentu akan kurang nyaman bila mendapatkan obat yang berbeda.f. Seorang pasien secara psikologis ingin mendapatkan perawatan yang sama dengan gejala yang sama dimasa lampau.2. Apa saja dampak negative dari dokter shopping?Dampak negative dari doctor shopping :a. Mengkonsumsi obat yang berbeda beda yang diberikan oleh dokter yang berbeda akan berdampak buruk pada kesehatan pasienb. Pemborosan baik secara finansial maupun waktu yang juga menyebabkan proses penyembuhan semakin lama.c. Tindakan dokter yag berbeda-beda membuat perawatan menjadi tidak efektif.d. Adanya pengulangan pemeriksaan untuk menentukan diagnosis dapat memperburuk keadaan pasien, misalnya melakukan radiografi berulang-ulang yang menyebabkan pasien terpapar lebih sering.3. Bagaimana solusi yang tepat untuk pasien di skenario?Solusi untuk pasien yang ada di scenario :a. Adanya rasa saling percaya antara dokter dengan pasien b. Sikap empati yang ditunjukkan oleh seorang dokter terhadap pasien sehingga pasien dapat menceritakan semua gejala yang dirasakan sehingga membantu dalam menegakkkan diagnose yang tepat.4. Apa saja hak dan kewajiban dokter dan pasien?Hak dokter:a. Mendapatkan imbalan jasa atas tindakan medis yang dilakukan b. Mendapatkan informasi yang lengkap dan jujur dari pasienc. Memperoleh perlindungan hokum ketika sudah bekerja sesuai dengan standar oprasionald. Mendapatkan ijin praktek sesuai dengan SIPe. Menolak pasien jika tidak sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya, kecuali dalam keadaan darurat dan mendesak. f. Bekerja sesuai dengan standar profesig. Menolak tindakan yang melanggar hokum, etika dan hati nurani.h. Memutuskan kerjasama dengan pasien yang sulit diajak bekerjasama atau menghambat kesembuhan pasien itu sendiri.i. Mendapatkan informasi ketidakpuasan pelayanan yang diterima oleh pasien, sehinggal dapat memperbaiki kualitas pelayanan.j. Hak membela diri, seorang dokter berhak membela diri dari tuntutan yang diajukan pasien setalah bekerja sesuai dengan standar oprasional.Kewajiban dokter.a. Menuangkan seluruh kemempuan untuk melakuakan tindakan medis yang dibutuhkan oleh pasien.b. Melakukan tindakan gawat darurat, tindakan ini dapat dilakukan walaupaun belum mendapatkan persetujuan dari pasien, c. Memberikan informasi tentang dignosa dan rencana erawatan yang akan diterima oleh pasien. Hal ini tidak mutkak, karena kondisi pasien dapat dirahasiakan apabila dinilai informasi tersebut dapat melemahkan pasien.d. Membuat rekam medis secara lengkap.Hak pasien a. Memperoleh informasi tentang diagnose, rencana perawatan, dan seluruh informasi rekam medis b. Mendapatkan pelayanan medis sesuai penyakitnyac. Perincian baiaya tindakan medis yang diperolehd. Memperoleh secon opinion dari dokter laine. Menolak prosedur terapi atau menari diri dar dokter tersebut dengan catatan menangguung resiko dari hal yang dilakukannyaf. Berhak atas kerahasiaan rekam medis atas dirinyaKewajiban pasiena. Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang keadaan medisnyab. Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter agar perawatan yang dilakukan dapat maksimalc. Memeriksakan diri sedini mungkin untuk menghindari keparahan suatu enyakitd. Yakin atas tindakan medis yang diberikan dokter terhadap dirinya.e. Melunasi biaya atas tindakan medis yang diterimanya.

STEP 4(Mapping)Interaksi Doctor Shopping Keberhasilan PerawatanTidak TerlaksanaTerlaksanaHak Dan KewajibanPasien Dokter Gigi

STEP 5(Learning Object)Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan :1. Hak dan kewajiban dokter2. Hak dan kewajiban pasien3. Kode etik Kedokteran Gigi4. Sanksi yang diterima apabila tidak menjalankan tugas sesuai dengan kode etik.STEP 7LO 1 Hak dan Kewajiban DokterKewajiban Dokter Gigi Menghormati hak pasien untuk menentukan pilihan perawatan. Dokter gigi wajib menyampaikan informasi mengenai cara perawatan dan pengobatan yang sesuai serta memperoleh persetujuan dari pasien. Mengutamakan kepentingan pasien. Dokter gigi wajib memberikan pertolongan darurat dalam batas kemampuannya dan juga memberitahu pasien bagaimana cara memperoleh pertolongan bila terjadi situasi darurat. Melindungi pasien dari kerugian. Dokter gigi wajib melakukan perawatannya secara efektif dan efisien, apabila tidak mampu melakukan perawatannya maka merujuk pada dokter gigi atau profesional lainnya yang sesuai, untuk dokter gigi yang menerima pasien rujukan wajib mengembalikan ke dokter gigi yang merujuk beserta info tindakan yang telah dilakukan. Menjaga rahasiaSeorang dokter/dokter gigi berkewajiban merahasiakan segala sesuatu yang diketahui tentang pasien (menjaga kerahasiaan pasien) bahkan setelah pasien tersebut meninggal dunia. Merahasiakan keadaan pasien diwajibkan dalam sumpah dokter, kode etik kedokteran/kedokteran gigi, dan beberapa peraturan perundang-undangan. Meminta persetujuan pasienMeminta persetujuan pasien atau wali baik secara lisan maupun tertulis pada setiap melakukan tindakan kedokteran/kedokteran gigi, khusus untuk tindakan yang berisiko persetujuan dinyatakan secara tertulis. Persetujuan dimintakan setelah dokter menjelaskan tentang: diagnosa, tujuan tindakan, alternatif tindakan, risiko tindakan, komplikasi, dan prognosa. Penjelasan sebaiknya disampaikan dalam bahasa yang mudah dimengerti oleh pasien. Mengenai persetujuan pasien juga diperjelas dalam penjelasan UU tentang Praktik Kedokteran. Pada prinsipnya yang berhak memberikan persetujuan atau penolakan tindakan medis adalah pasien yang bersangkutan. Namun apabila pasien tersebut berada di bawah pengampunan (under curateele), persetujuan atau penolakan medis dapat diberikan oleh keluarga terdekat antara lain suami atau isteri, ayah, ibu kandung, anak-anak kandung atau saudara-saudara kandung.Sementara bila pasien dalam keadaan gawat darurat, untuk menyelamatkan jiwa pasien tidak diperlukan persetujuan. Namun, setelah pasien sadar atau berada dalam kondisi yang telah memungkinkan, segera diberikan penjelasan dan dibuat persetujuan. Sedangkan untuk pasien anak-anak atau orang yang tidak sadar, maka penjelasan diberikan kepada keluarganya atau yang mengantar. Apabila tidak ada yang mengantar dan tidak ada keluarganya, sedangkan tindakan medis harus dilakukan maka penjelasan diberikan kepada anak yang bersangkutan atau pada kesempatan pertama saat pasien sudah sadar. Membuat catatan rekam medisDalam melayani pasien, UU juga mengatur kewajiban bagi dokter/dokter gigi membuat rekam medis pasien yang diperiksa. Rekam medis yaitu berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Bila terjadi kesalahan dalam pencatatan rekam medis, berkas dan catatan tidak boleh dihilangkan atau dihapus dengan cara apapun. Perubahan catatan atau kesalahan dalam rekam medis hanya dapat dilakukan dengan pencoretan.Setiap catatan rekam medis harus dibubuhi nama, waktu, dan tanda tangan petugas yang memberikan pelayanan atau tindakan. Dalam hal ini dokter atau dokter gigi maupun tenaga kesehatan lain yang memberikan pelayanan langsung kepada pasien. Apabila dalam pencatatan rekam medis menggunakan teknologi informasi elektronik, kewajiban membubuhi tanda tangan dapat diganti dengan menggunakan nomor identitas pribadi (personal identification number).Dokumen rekam medis merupakan milik dokter atau sarana pelayanan kesehatan, sementara isi rekam medis merupakan milik pasien. Karenanya, wajib bagi dokter/dokter gigi merahasiakan rekam medis milik pasiennya. Sanksi mengenai aturan rekam medis ini juga tak main-main. UU mengatur, dokter/dokter gigi yang tidak membuat rekam medis dipidana dengan pidana kurungan paling lama satu tahun atau denda maksimal Rp 50.0000.000,. Dokter atau dokter gigi bekerja tidak dengan tujuan mencari keuntungan tetapi mengutamakan kemanusiaan. Seorang dokter dalam setiap praktek medisnya harus memberikan pelayanan medis yang kompeten dengan kebebasan teknis dan moral sepenuhnya, disertai rasa kasih sayang (compassion) dan penghormatan atas martabat manusia. Seorang dokter harus bersikap jujur dalam berhubugnan dengan pasien dan sejawatnya, dan berupaya untuk mengingatkan sejawatnya yang dia ketahui memiliki kekurangan dalam karakter atau kompetensi, atau yang melakukan penipuan atau penggelapan, dalam menangani pasien.Menurut UU no 29 tentang praktik kedokteran pasal 51. Kewajiban dokter gigi adalah sebagai berikut : Memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien. Merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang mempunyai keahlian atau kemampuan lebih baik, apabila tidak mampu melakukan seatu pemeriksaan atau pengobatan Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan jika pasien telah meninggal Melakukan pertolongan darurat atas dasar kemanusiaan, kecuali bila ia yakin pada orang lain yang betugas dan mampu melakukannya Menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran dan kedokteran gigi.Hak Dokter Gigi Hak membela diri Hak ketentraman bekerja Memperoleh perlindungan hukum sepanjang melakukan tugas sesuai dengan standart profesi dan standart prosedur operasional. Menolak pasien apabila dokter/dokter gigi tidak memiliki spesialisasi atau kemampuan khusus untuk menangani penyakit pasien, termasuk tidak memiliki alat, sarana ataupun pengobatan yang memadai untuk memberikan pelayanan yang diperlukan. Melakukan tindakan medis setelah mendapatkan SIP dan STR. Melakukan tindakan medis sesuai standar profesi. Hak atas privacy Seorang dokter/dokter gigi berhak menuntut apabila nama baiknya dicemarkan oleh pasien dengan ucapan atau tindakan yang melecehkan atau memalukan.Menurut Undang-undang praktek kedokteran RI no 29 thn 24 mengatur hak dan kewajiban dokter dan pasien Memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan standart profesi dan standar prosedur operasional Memberikan pelayanan medis menurut standart profesi dan standart prosedur operasional Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien dan keluarganya Menerima imbalan jasaLO 2 Hak dan Kewajiban PasienKewajiban Pasien Memeriksakan diri sedini mungkin Memberi informasi yang benar dan lengkap tentang penyakitnya Yakin pada dokternya, dan yakin akan sembuh. Pasien yang telah mempercayai dokter dalam upaya penyembuhannya, berkewajiban menyerahkan dirinya untuk diperiksa dan diobati sesuai kemampuan dokter. Pasien yang tidak yakin lagi pada kemampuan dokternya, dapat memutuskan kontrak terapeutik. Melunasi biaya perawatan di rumah sakit, biaya pemeriksaan dan pengobatan serta honorarium dokter. Imbalan untuk dokter merupakan penghargaan yang sepantasnya diberikan oleh pasien/keluarga atas jerih payah seorang dokter. Kewajiban pasien ini haruslah disesuaikan dengan kemampuannya dan besar kecilnya honorarium dokter tidak boleh mempengaruhi dokter dalam memberikan pelayanan kedokteran yang bermutu, sesuai standar pelayanan medik. Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter. Setiap pasien berkewajiban untuk taat terhadap petunjuk dan nasihat dokter, seperti mentaati pemakaian obat, makanan yang dilarang dikonsumsi selama perawatan, dll. Apabila pasien tidak mentaati erintah dokter, dapat menyebabkan rencana perawatan yang berlangsung menjadi kurang baik.Menandatangani surat PTM (Persetujuan Tindakan Medis) Dalam melaksanakan tindakan medis, baik untuk diagnosis ataupun untuk terapi, terdapat beberapa tindakan yang membuthukan persetujuan berupa tanda tangan pada surat PTM. Surat ini wajib ditanda tangani oleh pasien ataupun keluarga pasien (apabila pasien masih anak-anak dan untuk pasien sakit jiwa)

Hak Pasien Menerima atau menolak menjadi bagian dalam riset kedokteran Memperoleh informasi selengkapnya mengenai riset kedokteran yang diikutinya Dirujuk Memperoleh penjelasan tentang informasi rumah sakit Berhubungan dengan keluarga, penasihat atau rohaniawan selama perawatan Memperoleh penjelasan tentang perincian biaya Hak untuk hidup, hak atas tubuhnya sendiri, dan hak untuk mati secara wajar.Berdasarkan UU RI No 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran, disebutkan beberapa hak pasien, antara lain adalah:a. Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis, seperti pada pasal 45 ayat (3). Penjelasan tersebut memuat sekurang-kurangnya mencakup:b. Diagnosis dan tata cara tindakan medisc. Tujuan tindakan medisd. Alternative tindakan lain dan resikonyae. Resiko dan komplikasi yang mungkin terjadif. Prognosis terhadap tindakan yang dilakukang. Meminta pendapat dokter dan dokter gigi lain sebagai second opinion h. Mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan medisi. Menolak tindakan medis j. Mendapatkan isi rekam medis. Maksudnya adalah pasien berhak atas rahasia rekam medisnya. UU no.36 tahun 2009 tentang kesehatan merumuskan hak pasien sebagai konsumen pelayanan kesehayan adalah sebagai berikut :a. Memperoleh informasi yang benar dan lengkap tentang keadaan dirinya b. Memberikan persetujuan ataupun penolakan terhadap terapi yang dilakukan atas dirinya c. Menjaga rahasia kedokteran terkait dengan kondisi dan layanan medis lainnya. d. Memperoleh ganti rugi sebagai akibat dari adanya kesalahan dan kelalaian dalam pelayanan kesehatan yang diterimanya

LO 3 Kode Etik Kedokteran GigiKode etik adalah suatu bentuk aturan tertulis yang secara sistematik sengaja dibuat berdasarkan prinsip-prinsip moral tatacara, pedoman etis yang ada dan pada saat yang dibutuhkan akan dapat difungsikan sebagai alat untuk menghakimi segala macam tindakan yang secara logika-rasional umum dinilai menyimpang dari kode etik.Kode etik kedokteran gigi Indonesia terdiri dari 4 macam, yaitu:1. Kewajiban Umum1. Kewajiban Dokter Gigi terhadap Pasien1. Kewajiban Dokter Gigi terhadap Teman Sejawat1. Kewajiban Dokter Gigi terhadap Diri Sendiri1. Kewajiban UmumKewajiban umum terdiri dari 9 pasal yaitu:1. Pasal 1Dokter Gigi di Indonesia wajib menghayati, mentaati dan mengamalkan sumpah/ janji Dokter Gigi Indonesia dan Kode Etik Kedokteran Gigi Indonesia1. Pasal 2Dokter Gigi di Indonesia wajib menjunjjung tinggi norma-norma kehidupan yang luhur dalam menjalankan profesinya1. Pasal 3Dalam menjalankan profesinya Dokter Gigi di Indonesia tidak boleh dipengaruhi oleh pertimbangan untuk mencari keuntungan pribadi1. Pasal 4Dokter Gigi di Indonesia harus member kesan dan keterangan atau pendapat yang dapat dipertanggungjawabkan1. Pasal 5Dokter Gigi di Indonesia tidak diperkenankan menjaring pasien secara pribadi, melalui pasien atau agen1. Pasal 6Dokter Gigi di Indonesia wajib menjaga kehormatan, kesusilaan, integritas dan martabat profesi dokter gigi1. Pasal 7Dokter Gigi di Indonesia berkewajiban untuk mencegah terjadinya infeksi silang yang membahayakan pasien, staf dan masyarakat1. Pasal 8Dokter Gigi di Indonesia wajib menjalin kerjasama yang baik dengan tenaga kesehatan lainnya1. Pasal 9Dokter Gigi di Indonesia dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, wajib bertindak sebagai motivator, pendidik dan pemberi pelayanan kesehatan (promotif preventif, kuratif, dan rehabilitatif).

1. Kewajiban Dokter Gigi terhadap PasienKode etik dokter terhadap pasien di atur dalam pasal 10-13 yang dimuat sesuai dengan Surat Keputusan PB IDI No 22/PB/A-4/04/2002 Yang di buat oleh organisasi profesi yang bersangkutan. Kodeki yang di putuskan oleh PBIDI Telah menyesuaikan dengan kondisi yang berkembang seiring dengan pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran serta etika dinamika global yang ada.1. Pasal 10Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu dan ketrampilannya untuk kepentingan pasien. Dalam hal ia tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan sehingga atas persetujuan pasien ia wajib merujuk pasien kepada dokter tersebut.Sikap tulus ikhlas yang dilandasi sikap profesionalisme kerja sangat penting untuk di terapkan karena hal ini akan menegakkan wibawa seorang dokter dan memberikan kepercayaan dan ketenangan pada pasien selama melakukan perawatan. Sehingga di harapkan nantinya pasien akan kooperatif dan dapat bekerjasama dengan dokter selama masa perawatan.

1. Pasal 11Setiap dokter harus memberikan kesempatan kepada pasien agar senantiasa dapat berhubungan dengan keluarga dan penasehatnya dan / dalam masalah lainnya.Dokter juga perlu mendalami latar belakang pasien baik dari aspek social,ekonomi, mental,intelektual dan spiritualnya. Dokter berkewajiban menghormati agama dan keyakinan pasien. Wlaupun dalam rumah sakit berlaku aturan aturan tertentu dalam menjalankan suatu perawatan, dokter berkewajiban memberi waktu kepada pasien untuk berkonsultasi dengan keluarga atau orang yang di percayainya dalam hal perawatan dan pengobatan yang akan di jalani.1. Pasal 12Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien, bahkan juga setelah pasien tersebut meningeal dunia.1. Pasal 13Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu tugas perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain bersedia dan mampu memberikannyaDokter berkewajiban memberikan pertolongan pertama kepada siapapun yang mengalami kecelakaan atau sakit mendadak. Pertolongan dokter yang di berikan sesuai kemampuan masing masing dan sesuai sarana yang tersedia. Jika memungkinkan pertolongan yang di berikan terlebih dahulu meminta persetujuan pasien yang bersangkutan atau keluarganya dan segera merujuk jika kasusnya memerlukan tindakan lebih lanjut.

1. Kewajiban Dokter Gigi terhadap Teman Sejawat2. Pasal 14Memperlakukan teman sejawat sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan.2. Pasal 15Tidak dibenarkan mengambil alih pasien dari teman sejawat tanpa persetujuan.2. Pasal 16Berhalangan menyelenggarakan praktik, harus membuat pemberitahuan/ merujuk pengganti.1. Kewajiban Dokter Gigi terhadap Diri Sendiri3. Pasal 17Wajib mempertahankan martabat dirinya.3. Pasal 18Wajib secara aktif mengikuti perkembangan IPTEK dan etika.3. Pasal 19Memelihara kesehatan supaya dapat bekerja dengan baik.

LO 4 Sanksi Yang Diterima Apabila Tidak Menjalankan Tugas Sesuai Dengan Kode Etik.Pelanggaran kode etik dibagi menjadi dua, yakni:1. Pelanggaran etik.Pelanggaran etik merupakan pelanggaran yang hanya melanggar poin-poin di dalam Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI). Sanksi yang diberikan tidak sampai dibawa ke pengadilan. Biasanya hanya berupa teguran, peringatan tertulis, pencabutan Surat Izin Praktek (SIP) untuk sementara atau selamanya, dan lain-lain. Pelanggaran etik sendiri dibedakan menjadi dua, yaitu:a. Pelanggaran etik murni, contohnya: Menarik imbalan secara tidak wajar dari pasien. Mengambil alih pasien tanpa persetujuan teman sejawat. Memuji diri sendiri di depan pasien. Tidak mengikuti pendidikan kedokteran yang berkesinambungan. Mengabaikan kesehatan sendiri.b. Pelanggaran etik etikolegal, contohnya: Pelayanan kedokteran di bawah standar. Menerbitkan surat keterangan palsu. Membuka rahasia jabatan/pekerjaan dokter. Abortus provokatus Pelecehan seksual

Sanksi disiplin yang dapat dikenakan oleh MKDKI berdasarkan Undang- undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran pada Pasal 69 ayat (3) adalah :1. Pemberian peringatan tertulis2. Rekomendasi pencabutan Surat Tanda Registrasi atau Surat Izin Praktik; dan/atau3. Kewajiban mengikuti pendidikan atau pelatihan di institusi pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi.Rekomendasi pencabutan Surat Tanda Registrasi atau Surat Izin Praktik yang dimaksud dapat berupa Rekomendasi pencabutan Surat Tanda Registrasi atau Surat Izin Praktik sementara selama-lamanya 1 (satu) tahun, atau Rekomendasi pencabutan Surat Tanda Registrasi atau Surat Izin Praktik tetap atau selamannya;Kewajiban mengikuti pendidikan atau pelatihan di institusi pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi yang dimaksud dapat berupa :a. Pendidikan formalb. Pelatihan dalam pengetahuan dan atau ketrampilan, magang di institusi pendidikan atau sarana pelayanan kesehatan jejaringnya atau sarana pelayanan kesehatan yang ditunjuk, sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan dan paling lama 1 (satu) tahun 2. Pelanggaran etik sekaligus pelanggaran hokumPelanggaran etik sekaligus pelanggaran hokum merupakan pelanggaran yang tidak hanya melanggar poin-poin dalam Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI), tetapi juga melanggar poin-poin dalam Undang Undang Republik Indonesia khususnya tentang praktik kedokteran. Sanksinya dapat berupa:a. Penjara maksimal 3 tahun atau denda maksimal Rp 100.000.000,00 apabila dokter atau dokter gigi menyelenggarakan praktik tanpa memiliki Surat Tanda Registrasi (STR). Hal ini sesuai dengan bunyi UURI No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran Pasal 75.b. Penjara maksimal 5 tahun atau denda maksimal Rp 150.000.000,00 apabila dokter atau dokter gigi menyelenggarakan praktik tanpa memiliki Surat Izin Praktek (SIP). Hal ini sesuai dengan bunyi UURI No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran Pasal 76.c. Pidana penjara maksimal 1 tahun atau denda maksimal Rp 50.000.000,00 apabila dokter atau dokter gigi dengan sengaja tidak memasang papan nama sebagaimana dimaksud dalam UURI No. 29 Tahun 2004 Pasal 41 ayat 1, dengan sengaja tidak membuat rekam medic sebagaimana dimaksud dalam UURI No. 29 Tahun 2004 Pasal 46 ayat 1, dan dengan sengaja tidak memenuhi kewajibannya sebagai dokter atau dokter gigi sebagaimana dimaksud UURI No. 29 Tahun 2004 Pasal 51.

DAFTAR PUSTAKA

Darwin, Eryatti, dan Hardisman. 2014. Etika Profesi Kesehatan. Yogyakarta: Deepublish. SURAT KEPUTUSAN NOMOR: SKEP/034/PB PDGI/V/2008 TENTANG KODE ETIK KEDOKTERAN GIGI INDONESIA PENGURUS BESAR PERSATUAN DOKTER GIGI INDONESIA Suryani, Bhekti. 2013. Panduan Yuridis Penyelenggaraan Praktik Kedokteran. Jakarta : Dunia Cerdas.

19 | tutorial V