LAPORAN SINGKAT - Dewan Perwakilan Rakyat Kerja dengan Kejaksaan... · Web viewRAPAT KERJA KOMISI...

26
LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI III DPR RI DENGAN KEJAKSAAN AGUNG RI ---------------------------------- (BIDANG HUKUM, PERUNDANG-UNDANGAN, HAM DAN KEAMANAN) Tahun Sidang : 2007-2008 Masa Persidangan : III Rapat ke : Sifat : Terbuka Jenis Rapat : Rapat Kerja Komisi III DPR RI Hari/tanggal : Rabu, 6 Maret 2008 Pukul : 09.45 – 00.25 WIB. Tempat : Ruang Rapat Komisi III DPR RI. Ketua Rapat : Trimedya Panjaitan,SH/ Ketua Komisi III DPR RI. Sekretaris Rapat : Juliasih, SH / Kepala Bagian Set.Komisi III DPR-RI. Hadir : 43 orang Anggota dari 49 Anggota Komisi III DPR-RI. Ijin : 5 orang anggota. Acara : 1. Tindaklanjut ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester I BPK RI Tahun Anggaran 2007. 2. Masalah rekrutmen dan jenjang karier. 3. Masalah - masalah aktual terkait tugas dan wewenang Kejaksaan Agung. KESIMPULAN/KEPUTUSAN I.PENDAHULUAN /home/website/convert/temp/convert_html/5ab667dc7f8b9a2f438d902f/document.doc 1

Transcript of LAPORAN SINGKAT - Dewan Perwakilan Rakyat Kerja dengan Kejaksaan... · Web viewRAPAT KERJA KOMISI...

Page 1: LAPORAN SINGKAT - Dewan Perwakilan Rakyat Kerja dengan Kejaksaan... · Web viewRAPAT KERJA KOMISI III DPR RI DENGAN KEJAKSAAN AGUNG RI (BIDANG HUKUM, PERUNDANG-UNDANGAN, HAM DAN KEAMANAN)

LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI III DPR RI DENGAN

KEJAKSAAN AGUNG RI----------------------------------

(BIDANG HUKUM, PERUNDANG-UNDANGAN, HAM DAN KEAMANAN)

Tahun Sidang : 2007-2008Masa Persidangan : IIIRapat ke :Sifat : TerbukaJenis Rapat : Rapat Kerja Komisi III DPR RI Hari/tanggal : Rabu, 6 Maret 2008 Pukul : 09.45 – 00.25 WIB.Tempat : Ruang Rapat Komisi III DPR RI.Ketua Rapat : Trimedya Panjaitan,SH/ Ketua Komisi III DPR RI.Sekretaris Rapat : Juliasih, SH / Kepala Bagian Set.Komisi III DPR-RI.Hadir : 43 orang Anggota dari 49 Anggota Komisi III DPR-RI. Ijin : 5 orang anggota.Acara : 1. Tindaklanjut ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester I BPK RI

Tahun Anggaran 2007.2. Masalah rekrutmen dan jenjang karier.3. Masalah - masalah aktual terkait tugas dan wewenang

Kejaksaan Agung.

KESIMPULAN/KEPUTUSAN

I. PENDAHULUAN

Rapat Kerja Komisi III DPR RI dibuka pukul 09.45 Wib oleh Ketua Komisi III DPR RI, Trimedya Panjaitan,SH dengan agenda rapat sebagaimana tersebut diatas.

II. POKOK-POKOK PEMBAHASAN

Daftar Pertanyaan tertulis Komisi III sebagai berikut:1. Komisi III DPR RI meminta penjelasan Jaksa Agung RI tentang alokasi dan

realisasi anggaran Kejaksaan Agung RI untuk Tahun Anggaran 2007 pada setiap satuan kerja, termasuk Anggaran Belanja Tambahan (ABT), serta rencana anggaran Kejaksaan Agung RI untuk Tahun Anggaran 2008.

/tt/file_convert/5ab667dc7f8b9a2f438d902f/document.doc 1

Page 2: LAPORAN SINGKAT - Dewan Perwakilan Rakyat Kerja dengan Kejaksaan... · Web viewRAPAT KERJA KOMISI III DPR RI DENGAN KEJAKSAAN AGUNG RI (BIDANG HUKUM, PERUNDANG-UNDANGAN, HAM DAN KEAMANAN)

2. Komisi III DPR RI meminta penjelasan Jaksa Agung RI tentang penanganan atau tindak lanjut atas hasil temuan/audit Badan Pemeriksa Keuangan dari Hasil Pemeriksaan Semester (Hapsem) I Tahun Anggaran 2007.

3. Komisi III DPR RI meminta penjelasan Jaksa Agung RI tentang pelaksanaan tugas dan wewenang Kejaksaan Agung RI selama Tahun 2007, terutama pelaksanaan tugas yang penting dan menonjol, serta agar dilampirkan Laporan Akhir Tahun 2007, dan dipaparkan rencana kerja dan strategi (renstra) untuk Tahun 2008.

4. Komisi III DPR RI meminta penjelasan Jaksa Agung RI tentang upaya memperbaiki kelemahan Sistem Akutansi Keuangan di Kejaksaan Agung sehingga dapat diterapkan prosedur audit guna memperoleh keyakinan yang memadai atas kewajaran laporan keuangan (tindak lanjut kesimpulan Rapat Kerja tanggal 24 September 2007).

5. Komisi III DPR RI meminta penjelasan Jaksa Agung tentang jadwal pelaksanaan Program Pembaruan Kejaksaan Agung yang terinci, jelas dan terukur (tindak lanjut kesimpulan Rapat Kerja tanggal 24 September 2007).

6. Komisi III DPR RI meminta penjelasan Jaksa Agung RI tentang kebijakan dalam rekruitmen dan pendidikan calon jaksa; evaluasi atas pelaksanaan rekruitmen dan pendidikan calon jaksa, apakah sudah terlihat hasil nyata berupa sumber daya manusia yang bermutu; bagaimana proporsi gender dari hasil rekruitmen dan pendidikan calon jaksa; serta hal-hal prinsip apa yang masih perlu diperbaiki dalam rekrutmen dan pendidikan calon jaksa.

7. Komisi III DPR meminta penjelasan Jaksa Agung RI tentang kebijakan dalam penetapan jenjang karir jaksa; kebijakan promosi, demosi, dan mutasi di lingkungan Kejaksaan Agung RI; dan apakah proses promosi, demosi, dan mutasi tersebut sudah dilaksanakan berdasarkan prestasi (merid based).

8. Komisi III DPR RI meminta penjelasan Jaksa Agung RI tentang laporan hasil pelaksanaan tugas Tim Gabungan Kejaksaan Agung dan BPKP dalam melakukan verifikasi uang pengganti dan penyempurnaan sistem pembinaan administrasi atas uang pengganti, serta agar dipaparkan data terbaru tentang uang pengganti yang berhasil ditagih dan disetorkan ke kas negara.

9. Komisi III DPR RI meminta penjelasan Jaksa Agung tentang kebijakan dan langkah Kejaksaan Agung dalam menindaklanjuti temuan Komisi Kejaksaan tentang perilaku dan kinerja jaksa, serta tindakan yang diambil terhadap para jaksa yang terbukti melakukan perbuatan tercela atau menyalahgunakan jabatan/wewenang, serta agar dipaparkan data-data terkait.

10. Komisi III DPR RI meminta penjelasan Jaksa Agung RI tentang arah dan kebijakan Kejaksaan Agung RI tentang kelanjutan pelaksanaan Ketetapan MPR RI Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme, pasca meninggalnya mantan Presiden Soeharto.

11. Komisi III DPR RI meminta tanggapan Jaksa Agung RI tentang adanya permohonan uji materiil (judicial review) terhadap UU No.16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan, yaitu terhadap pasal 30 mengenai fungsi dan kewenangan penyidikan oleh Kejaksaan, serta langkah yang akan dan telah diambil Kejaksaan untuk menyikapi permohonan uji materiil tersebut.

/tt/file_convert/5ab667dc7f8b9a2f438d902f/document.doc 2

Page 3: LAPORAN SINGKAT - Dewan Perwakilan Rakyat Kerja dengan Kejaksaan... · Web viewRAPAT KERJA KOMISI III DPR RI DENGAN KEJAKSAAN AGUNG RI (BIDANG HUKUM, PERUNDANG-UNDANGAN, HAM DAN KEAMANAN)

12. Komisi III DPR RI meminta penjelasan Jaksa Agung RI tentang tentang penanganan kasus BLBI, yakni penjelasan tentang:

2.1 kebijakan dan strategi Kejaksaan Agung dalam menuntaskan kasus dana BLBI;

2.2. koordinasi dengan instansi terkait dalam penanganan kasus dana BLBI;2.3. data perkembangan penangan/proses hukum kasus-kasus dana BLBI;2.4. upaya pengembalian aset-aset terpidana kasus BLBI di luar negeri;2.5 data aset-aset terpidana kasus BLBI yang sudah berhasil dikembalikan ke Indonesia serta yang sedang dalam proses pengembalian.

13. Komisi III DPR RI meminta penjelasan Jaksa Agung tentang penanganan kasus illegal logging, evaluasi atas penanganan kasus-kasus illegal logging, khususnya terkait banyaknya putusan bebas dalam kasus illegal logging, serta upaya Kejaksaan Agung dalam memperbaiki kualitas penanganan kasus-kasus illegal logging.

14. Komisi III DPR RI meminta penjelasan Jaksa Agung RI tentang perkembangan penanganan dugaan tindak pidana korupsi selain yang telah ditanyakan di atas, terutama kasus-kasus yang menonjol dan menarik perhatian publik.

15. Komisi III DPR RI meminta tambahan penjelasan Jaksa Agung RI tentang perkembangan penanganan kasus BLBI, yakni penjelasan tentang:15.1.Koordinasi dengan KPK dalam pengumpulan bukti-bukti pidana para obligor

BLBI;15.2.Apakah benar ada rencana Kejaksaan Agung untuk mengalihkan

pemeriksaan dari aspek pidana menjadi alasan administrasi, dan jika benar apa pertimbangannya;

15.3.Apakah Kejaksaan Agung akan menawarkan out of court settlement lagi setelah 9 tahun terbukti obligor tidak bisa mengembalikan kerugian uang negara;

15.4.Apakah Kejaksaan Agung akan menggunakan alasan kadaluwarsa 10 tahun seperti pada kasus tanah Patal Senayan.

16. Komisi III DPR RI meminta penjelasan Jaksa Agung RI tentang perkembangan penanganan kasus-kasus yang terkait Tommy Soeharto:16.1.Tindak lanjut Kejaksaan atas penanganan uang Tommy Soeharto di

rekening PT Garnet Invesment Limited di BNP and Paribas Cabang Guernsey yang dibekukan putusan Pengadilan Guernsey;

16.2.Perkembangan proses gugatan perdata terhadap Tommy Soeharto terkait tukar guling antara Bulog dan PT Goro Batara Sakti;

16.3.Perkembangan penanganan kasus dugaan korupsi di Badan Penyangga dan Pemasaran Cengkeh (BPPC).

17.Komisi III DPR RI minta penjelasan Jaksa Agung terkait dengan penghentian penyelidikan kasus dugaan penyimpangan dalam penyerahan nilai aset dua obligor BLBI (Bank Central Asia dan Bank Dagang Nasional Indonesia) ke BPPN.

18.Komisi III DPR RI minta penjelasan dan tindakan Jaksa Agung terhadap jajarannya (termasuk 35 Tim Jaksa kasus BLBI) sehubungan dengan tertangkapnya Ketua Tim Jaksa pemeriksa kasus BLBI oleh KPK terkait dengan dugaan penyuapan kasus BLBI sekitar sebanyak US$ 660.000 atau sekitar Rp.6,1 miliar.

19.Komisi III DPR RI minta penjelasan Jaksa Agung terkait pemberlakuan 6 (enam) peraturan jaksa (perja) diantaranya mengenai sistem rekruitmen calon jaksa, pembinaan karir, pendidikan dan pelatihan, kode etik perilaku jaksa, standar minimum profesi jaksa, serta penyelenggaraan pengawasan.  

/tt/file_convert/5ab667dc7f8b9a2f438d902f/document.doc 3

Page 4: LAPORAN SINGKAT - Dewan Perwakilan Rakyat Kerja dengan Kejaksaan... · Web viewRAPAT KERJA KOMISI III DPR RI DENGAN KEJAKSAAN AGUNG RI (BIDANG HUKUM, PERUNDANG-UNDANGAN, HAM DAN KEAMANAN)

20.Komisi III DPR RI minta penjelasan Jaksa Agung tentang kasus lumpur Lapindo yang menyebabkan kerusakan lingkungan hidup, dapat dikategorikan sebagai kejahatan atau tindak pidana oleh Perseroan Terbatas sehingga pelakunya tidak hanya bisa dituntut secara perdata, tetapi juga secara pidana.

21.Komisi III DPR RI meminta penjelasan Jaksa Agung terkait dengan kerjasama Kejaksaan Agung dengan STARS PBB (Prakarsa Penemuan Kembali Kekayaan yang Dicuri) dalam rangka membantu pelacakan dan pengembalian asset kasus-kasus tindak pidana korupsi khususnya kasus BLBI.

Hal-hal lainnya yang menjadi pokok pembahasan, diantaranya sebagai berikut:1. Bagaimana Kejaksaan menindaklanjuti terhadap kasus-kasus

pelanggaran HAM berat yang oleh Mahkamah Konstitusi telah dibatalkan sebagian pasal-pasal yang terkait dengan tugas DPR secara Politik.

2. Tindaklanjut dan perkembangan kasus Asabri.3. Status kedudukan payung hukum dalam pemberian Surat

Keterangan Lunas.4. Diusulkan untuk dilakukan gelar perkara di Komisi III khususnya

terhadap kasus-kasus yang menyangkut BLBI.5. Bagaimana Jaksa Agung meyakinkan masyarakat bahwa

penghentian kasus BLBI (Bank Central Asia dan Bank Dagang Nasional Indonesia) bukan berdasarkan rekomendasi dari Ketua Tim kasus BLBI yang saat ini menjadi tersangka di KPK.

6. Jaksa Agung harus meng nonaktifkan Jampidsus dan Direktur Penyidikan terkait dengan pemeriksaan yang akan dilakukan terhadap yang bersangkutan dalam kasus dugaan penyuapan yang dilakukan oleh Ketua Tim Kasus BLBI.

7. Kejaksaan Agung harus memperkuat jajaran intelijen guna melakukan pengawasan internal dari aparat Kejaksaan Agung.

8. Guna meyakinkan masyarakat, Kejaksaan Agung dapat membentuk Pengawas Independent terkait dengan pengawasan internal dilingkungan kejaksaan.

9. Terhadap 35 (tiga puluh lima) orang jaksa yang menangani kasus BLBI, apakah mereka menangani secara terpisah dalam penanganan kasus-kasus yang menyangkut BLBI.

10. Apakah SP3 dikeluarkan dalam kasus BLBI karena adanya dugaan penyuapan atau karena tidak ditemukan perbuatan melawan hukum. Apakah SP3 dimungkinkan untuk dibuka kembali.

11. Terkait dengan kasus pelanggaran HAM berat, Jaksa Agung dapat memberikan supervsi dan menjelaskan terhadap unsur-unsur perbuatan melawan hukum kepada Komnas HAM.

12. Masih diragukan terhadap pernyataannya yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara penghentian penyelidikan kasus BLBI dengan tertangkapnya Ketua Tim kasus BLBI.

13. Dasar hukum penghentian penyelidikan dalam kasus BLBI (Bank Central Asia dan Bank Dagang Nasional Indonesia).

14. Apabila KPK dapat membuktikan bahwa ada unsur penyuapan dalam penanganan kasus BLBI, diusulkan agar kasus BLBI ini dilimpahkan ke KPK.

15. Agar Jaksa Agung menjelaskan tindakan hukum apa yang akan dilakukan terhadap 34 obligor yang tidak kooperatif.

16. Jaksa Agung agar segera menindak obligor yang tidak kooperatif dalam penyelesaian BLBI dan yang belum mendapat SKL.

/tt/file_convert/5ab667dc7f8b9a2f438d902f/document.doc 4

Page 5: LAPORAN SINGKAT - Dewan Perwakilan Rakyat Kerja dengan Kejaksaan... · Web viewRAPAT KERJA KOMISI III DPR RI DENGAN KEJAKSAAN AGUNG RI (BIDANG HUKUM, PERUNDANG-UNDANGAN, HAM DAN KEAMANAN)

17. Mengapa Kejaksaan menindaklanjuti kasus obligor yang kooperatif dan sudah mendapatkan SKL seperti BCA dan BDNI.

18. Bagaimana persiapan Kejaksaan Agung terhadap implikasi dari putusan Mahkamah Agung yang berkaitan dengan Pembentukan Pengadilan Adhoc dalam kasus HAM yang berat.

19. Sejauhmana Jaksa Agung dalam menindaklanjuti hasil pemeriksaan BPK yang terkait dugaan beberapa jaksa menerima aliran dana Bank Indonesia.

20. Permasalahan uang pengganti yang disetorkan Kejaksaan Agung ke kas negara, berbeda dengan data dengan yang disampaikan oleh BPK. Dan adanya perbedaan keterangan yang disampaikan oleh Menteri Keuangan, Jaksa Agung dan Jampidsus perihal jumlah uang pengganti tersebut.

21. Kasus beras impor yang dilakukan oleh PT.Hexatama yang telah di SP3 kan oleh Kejaksaan Agung. Dasar hukum apa yang digunakan oleh Kejaksaan Agung terhadap keluarnya SP3 tersebut.

22. Kasus wartawan Bersihar Lubis yang mengukutip tulisan orang lain terhadap Prilaku Jaksa, namun yang bersangkutan diajukan kepengadilan atas tulisan tersebut.

23. Jaksa Agung perlu membentuk Intelijen baru di luar para Jaksa Agung Muda yang khusus menangani perkara dugaan suap kasus BLBI.

24. Mengapa Intelijen Kejaksaan Agung tidak dapat mendeteksi kasus dugaan suap dalam perkara BLBI (Bank Central Asia dan Bank Dagang Nasional Indonesia).

25. Bagaimana tindaklanjut penanganan kasus yang menyangkut Bupati Asahan, Ir.Ginandjar Kartasasmita dan Gubernur Nusa Tenggara Barat.

26. Tindaklanjut penanganan kasus yang menyangkut Gubernur Jawa Barat.

27. Masih adanya oknum Jaksa yang masih menggunakan PP 110 dan PP 105 dalam melakukan penyelidikan, penyidikan dan penuntutan.

28. Bagaimana tindakan terhadap 34 obligor BLBI yang tidak kooperatif.

29. Bagaimana prediksi kedepan terhadap lembaga yang bersifat adhoc seperti Komisi Pemberantasan Korupsi.

III. KESIMPULAN

Setelah mendengar penjelasan Jaksa Agung serta masukan pandangan dan pemikiran para Anggota Komisi III, Rapat Kerja Komisi III dengan Kejaksaan Agung RI memutuskan hal sebagai berikut :

1. Sehubungan dengan adanya penghematan anggaran kementerian/lembaga negara sebesar 15 persen dari total alokasi pagu anggaran, Komisi III DPR RI meminta Jaksa Agung untuk merevisi Anggaran Tahun 2008 secara cermat sehingga penghematan anggaran tersebut tidak sampai menghambat upaya peningkatan kinerja Kejaksaan Agung.

/tt/file_convert/5ab667dc7f8b9a2f438d902f/document.doc 5

Page 6: LAPORAN SINGKAT - Dewan Perwakilan Rakyat Kerja dengan Kejaksaan... · Web viewRAPAT KERJA KOMISI III DPR RI DENGAN KEJAKSAAN AGUNG RI (BIDANG HUKUM, PERUNDANG-UNDANGAN, HAM DAN KEAMANAN)

2. Komisi III DPR RI meminta Jaksa Agung RI untuk menindaklanjuti keterangan dan jawaban Pemerintah mengenai penyelesaian Kredit Likuiditas BI dan BLBI pada Rapat Paripurna DPR RI tanggal 12 Pebruari 2008 sesuai dengan tugas dan fungsinya.

3. Komisi III DPR RI meminta Jaksa Agung RI untuk melakukan pembinaan terhadap jajaran kejaksaan melalui program pendidikan dan pelatihan, serta menyempurnakan pola jenjang karir, promosi, mutasi, dan demosi, dan meningkatkan pengawasan internal, untuk mewujudkan sumber daya manusia kejaksaan yang profesional, disiplin dan berintegritas sejalan dengan program Pembaharuan Kejaksaan.

4. Komisi III DPR RI meminta Jaksa Agung RI melakukan pemeriksaan internal terhadap adanya dugaan keterlibatan aparat kejaksaan lainnya dalam kasus jaksa UTG (Urip Tri Gunawan) yang sedang diusut oleh KPK secara menyeluruh dan mengambil tindakan tegas sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Catatan:Yth.Dr.Aziz Syamsuddin (No.Anggota 446) menyatakan Minderheitsnota terhadap rumusan nomor 4 dalam penulisan nama jaksa Urip Tri Gunawan. Dengan menerapkan Azas Praduga Tak Bersalah, penulisan seharusnya cukup menggunakan inisial yaitu UTG.

Rapat ditutup tepat pukul 00.25 WIB

PIMPINAN KOMISI III DPR RI

KETUA,

TRIMEDYA PANJAITAN,SH

/tt/file_convert/5ab667dc7f8b9a2f438d902f/document.doc 6

Page 7: LAPORAN SINGKAT - Dewan Perwakilan Rakyat Kerja dengan Kejaksaan... · Web viewRAPAT KERJA KOMISI III DPR RI DENGAN KEJAKSAAN AGUNG RI (BIDANG HUKUM, PERUNDANG-UNDANGAN, HAM DAN KEAMANAN)

Komisi III DPR RI meminta Jaksa Agung RI melakukan pemeriksaan internal terhadap para jaksa di Kejaksaan Agung yang diduga terlibat dengan jaksa UTG yang sedang diusut oleh KPK sebagai tersangka secara menyeluruh dan mengambil tindakan tegas yang terlibat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

5. Komisi III DPR RI meminta Jaksa Agung segera melakukan koordinasi intensif dengan Komnas HAM dalam rangka menindaklanjuti Kasus Trisakti, Semanggi I, Semanggi II dan Kerusuhan Mei 1998

6. Komisi III DPR RI meminta Jaksa Agung meningkatkan pengawasan internal jajaran Kejaksaan dengan melakukan pengusutan kasus terhadap dugaan gratifikasi serta penyalahgunaan wewenang dan jabatan oleh aparat Kejaksaan dalam penanganan kasus BLBI.

Komisi III DPR RI meminta kepada Jaksa Agung untuk melakukan langkah-langkah optimalisasi penggunaan anggaran secara disiplin, efisien dan efektif terkait dengan adanya Surat Edaran Menteri Keuangan perihal Langkah Dasar Penghematan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga. DImana dipandang perlu untuk melakukan penghematan sebesar 15% dari total alokasi pagu anggaran

/tt/file_convert/5ab667dc7f8b9a2f438d902f/document.doc 7

Page 8: LAPORAN SINGKAT - Dewan Perwakilan Rakyat Kerja dengan Kejaksaan... · Web viewRAPAT KERJA KOMISI III DPR RI DENGAN KEJAKSAAN AGUNG RI (BIDANG HUKUM, PERUNDANG-UNDANGAN, HAM DAN KEAMANAN)

7. Komisi III DPR RI meminta Jaksa Agung RI untuk meningkatkan pengawasan internal terhadap jajaran kejaksaan, meningkatkan kualitas program pendidikan, pelatihan, dan pembinaan terhadap jajaran kejaksaan, serta menyempurnakan pola jenjang karir, promosi, mutasi, dan demosi yang berdasarkan merit sitem, untuk mewujudkan sumber daya manusia kejaksaan yang profesionalitas dan berintegritas.

8. Komisi III DPR RI meminta Jaksa Agung RI untuk melakukan pengusutan kasus dugaan suap yang dilakukan seorang jaksa pemeriksa kasus BLBI dengan melakukan pemeriksaan internal secara tuntas dan menyeluruh terhadap aparat atau pejabat kejaksaan yang diduga terlibat dan mengambil tindakan tegas terhadap aparat atau pejabat kejaksaan yang terbukti bersalah.

9. Komisi III DPR RI meminta Jaksa Agung RI untuk melanjutkan penyelidikan dan penyidikan kasus dana Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) terhadap obligor yang tidak kooperatif.

Komisi III DPR RI meminta Jaksa Agung RI untuk melanjutkan penyelidikan dan penyiidikan kasus BLBI, khususnya terhadap obligor BLBI yang kooperatif tapi belum menyelesaikan kewajibannya serta obligor yang nonkooperatif.

1.

10. Komisi III DPR RI meminta Jaksa Agung RI untuk meningkatkan pengawasan internal terhadap jajaran kejaksaan dan meningkatkan program pendidikan, pelatihan, serta pembinaan terhadap jajaran kejaksaan untuk mewujudkan sumber sumber daya manusia kejaksaan yang profesionalitas dan berintegritas.

11. Komisi III DPR RI meminta Jaksa Agung RI untuk melakukan pengusutan kasus dugaan suap yang dilakukan seorang jaksa pemeriksa kasus BLBI dengan melakukan pemeriksaan internal secara mendalam dan menyeluruh terhadap seluruh aparat atau pejabat kejaksaan yang terlibat dan mengambil tindakan tegas terhadap aparat atau pejabat kejaksaan yang terbukti bersalah.

Komisi III DPR RI meminta kepada Jaksa Agung bertindak cepat dan tegas tanpa pilih kasih dalam penanganan kasus Dana BLBI yang selama ini para obligornya dinilai tidak kooperatif dalam melunasi kewajibannya.

/tt/file_convert/5ab667dc7f8b9a2f438d902f/document.doc 8

Page 9: LAPORAN SINGKAT - Dewan Perwakilan Rakyat Kerja dengan Kejaksaan... · Web viewRAPAT KERJA KOMISI III DPR RI DENGAN KEJAKSAAN AGUNG RI (BIDANG HUKUM, PERUNDANG-UNDANGAN, HAM DAN KEAMANAN)

Dalam rangka membangun kepercayaan masyarakat kepada Kejaksaan Agung, Komisi III DPR RI meminta Jaksa Agung melakukan tindakan hukum yang tegas dan cepat terhadap siapapun aparat kejaksaan yang menyalahgunakan wewenang dan jabatannya.

Komisi III DPR RI meminta Jaksa Agung segera melakukan koordinasi dengan Komnas HAM dalam rangka menindaklanjuti terhadap Kasus Trisakti, Semanggi I, Semanggi II dan Kerusuhan Mei 1998

6. Komisi III DPR RI meminta penjelasan Jaksa Agung RI tentang alokasi dan realisasi anggaran Kejaksaan Agung RI untuk Tahun Anggaran 2007 pada setiap satuan kerja, termasuk Anggaran Belanja Tambahan (ABT), serta rencana anggaran Kejaksaan Agung RI untuk Tahun Anggaran 2008.

7. Komisi III DPR RI meminta penjelasan Jaksa Agung RI tentang penanganan atau tindak lanjut atas hasil temuan/audit Badan Pemeriksa Keuangan dari Hasil Pemeriksaan Semester (Hapsem) I Tahun Anggaran 2007.

8. Komisi III DPR RI meminta penjelasan Jaksa Agung RI tentang pelaksanaan tugas dan wewenang Kejaksaan Agung RI selama Tahun 2007, terutama pelaksanaan tugas yang penting dan menonjol, serta agar dilampirkan Laporan Akhir Tahun 2007, dan dipaparkan rencana kerja dan strategi (renstra) untuk Tahun 2008.

9. Komisi III DPR RI meminta penjelasan Jaksa Agung RI tentang upaya memperbaiki kelemahan Sistem Akutansi Keuangan di Kejaksaan Agung sehingga dapat diterapkan prosedur audit guna memperoleh keyakinan yang memadai atas kewajaran laporan keuangan (tindak lanjut kesimpulan Rapat Kerja tanggal 24 September 2007).

10.Komisi III DPR RI meminta penjelasan Jaksa Agung tentang jadwal pelaksanaan Program Pembaruan Kejaksaan Agung yang terinci, jelas dan terukur (tindak lanjut kesimpulan Rapat Kerja tanggal 24 September 2007).

6. Komisi III DPR RI meminta penjelasan Jaksa Agung RI tentang kebijakan dalam rekruitmen dan pendidikan calon jaksa; evaluasi atas pelaksanaan rekruitmen dan pendidikan calon jaksa, apakah sudah terlihat hasil nyata berupa sumber daya manusia yang bermutu; bagaimana proporsi gender dari hasil rekruitmen dan pendidikan calon jaksa; serta hal-hal prinsip apa yang masih perlu diperbaiki dalam rekrutmen dan pendidikan calon jaksa.

7. Komisi III DPR meminta penjelasan Jaksa Agung RI tentang kebijakan dalam penetapan jenjang karir jaksa; kebijakan promosi, demosi, dan mutasi di lingkungan Kejaksaan Agung RI; dan apakah proses promosi, demosi, dan mutasi tersebut sudah dilaksanakan berdasarkan prestasi (merid based).

8. Komisi III DPR RI meminta penjelasan Jaksa Agung RI tentang laporan hasil pelaksanaan tugas Tim Gabungan Kejaksaan Agung dan BPKP dalam melakukan verifikasi uang pengganti dan penyempurnaan sistem pembinaan administrasi atas uang pengganti, serta agar dipaparkan data terbaru tentang uang pengganti yang berhasil ditagih dan disetorkan ke kas negara.

9. Komisi III DPR RI meminta penjelasan Jaksa Agung tentang kebijakan dan langkah Kejaksaan Agung dalam menindaklanjuti temuan Komisi Kejaksaan tentang perilaku dan kinerja jaksa, serta tindakan yang diambil terhadap para

/tt/file_convert/5ab667dc7f8b9a2f438d902f/document.doc 9

Page 10: LAPORAN SINGKAT - Dewan Perwakilan Rakyat Kerja dengan Kejaksaan... · Web viewRAPAT KERJA KOMISI III DPR RI DENGAN KEJAKSAAN AGUNG RI (BIDANG HUKUM, PERUNDANG-UNDANGAN, HAM DAN KEAMANAN)

jaksa yang terbukti melakukan perbuatan tercela atau menyalahgunakan jabatan/wewenang, serta agar dipaparkan data-data terkait.

17.Komisi III DPR RI meminta penjelasan Jaksa Agung RI tentang arah dan kebijakan Kejaksaan Agung RI tentang kelanjutan pelaksanaan Ketetapan MPR RI Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme, pasca meninggalnya mantan Presiden Soeharto.

18.Komisi III DPR RI meminta tanggapan Jaksa Agung RI tentang adanya permohonan uji materiil (judicial review) terhadap UU No.16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan, yaitu terhadap pasal 30 mengenai fungsi dan kewenangan penyidikan oleh Kejaksaan, serta langkah yang akan dan telah diambil Kejaksaan untuk menyikapi permohonan uji materiil tersebut.

19.Komisi III DPR RI meminta penjelasan Jaksa Agung RI tentang tentang penanganan kasus BLBI, yakni penjelasan tentang:2.1. kebijakan dan strategi Kejaksaan Agung dalam menuntaskan kasus dana

BLBI; 2.2. koordinasi dengan instansi terkait dalam penanganan kasus dana BLBI;2.3. data perkembangan penangan/proses hukum kasus-kasus dana BLBI;2.4. upaya pengembalian aset-aset terpidana kasus BLBI di luar negeri;2.5. data aset-aset terpidana kasus BLBI yang sudah berhasil dikembalikan ke Indonesia serta yang sedang dalam proses pengembalian.

20.Komisi III DPR RI meminta penjelasan Jaksa Agung tentang penanganan kasus illegal logging, evaluasi atas penanganan kasus-kasus illegal logging, khususnya terkait banyaknya putusan bebas dalam kasus illegal logging, serta upaya Kejaksaan Agung dalam memperbaiki kualitas penanganan kasus-kasus illegal logging.

21.Komisi III DPR RI meminta penjelasan Jaksa Agung RI tentang perkembangan penanganan dugaan tindak pidana korupsi selain yang telah ditanyakan di atas, terutama kasus-kasus yang menonjol dan menarik perhatian publik.

diberlakukannya enam peraturan jaksa (perja) pembaruan oleh Jaksa Agung, Hendarman Supandji.

Data yang dihimpun Republika, enam perja terbitan tahun 2007 itu, yakni, mengenai sistem rekruitmen calon jaksa, pembinaan karir, pendidikan dan pelatihan, kode etik perilaku jaksa, standar minimum profesi jaksa, serta penyelenggaraan pengawasan.  

kasus lumpur Lapindo yang menyebabkan kerusakan lingkungan hidup dapat dikategorikan sebagai kejahatan atau tindak pidana oleh perseroan terbatas atau PT sehingga pelakunya tidak hanya bisa dituntut secara perdata, tetapi juga pidana.

Komisi III DPR RI meminta penjelasan Jaksa Agung terkait dengan rencana kerjasama Kejaksaan Agung dengan STARS PBB (Prakarsa Penemuan Kembali

/tt/file_convert/5ab667dc7f8b9a2f438d902f/document.doc 10

Page 11: LAPORAN SINGKAT - Dewan Perwakilan Rakyat Kerja dengan Kejaksaan... · Web viewRAPAT KERJA KOMISI III DPR RI DENGAN KEJAKSAAN AGUNG RI (BIDANG HUKUM, PERUNDANG-UNDANGAN, HAM DAN KEAMANAN)

Kekayaan yang Dicuri ) dalam rangka membantu pelacakan dan pengembalian asset kasus-kasus tindak pidana korupsi khususnya kasus BLBI.

/tt/file_convert/5ab667dc7f8b9a2f438d902f/document.doc 11

Page 12: LAPORAN SINGKAT - Dewan Perwakilan Rakyat Kerja dengan Kejaksaan... · Web viewRAPAT KERJA KOMISI III DPR RI DENGAN KEJAKSAAN AGUNG RI (BIDANG HUKUM, PERUNDANG-UNDANGAN, HAM DAN KEAMANAN)

1. Terhadap Hasil Pemeriksaan BPK yang tidak memberikan Opini (disclaimer) karena adanya kelemahan Sistem Akuntansi Keuangan di Kejaksaan Agung, Komisi III DPR RI meminta Jaksa Agung untuk secepatnya memperbaiki kelemahan tersebut sehingga dapat diterapkan prosedur audit guna memperoleh keyakinan yang memadai atas kewajaran laporan keuangan.

2. Komisi III DPR-RI meminta kepada Jaksa Agung untuk secara konsisten melanjutkan program pembaruan Kejaksaan Agung serta menetapkan jadwal pelaksanaannya secara terinci, jelas, dan melaporkannya dalam rapat kerja berikutnya.

3. Komisi III DPR RI meminta Jaksa Agung untuk menyempurnakan sistem administrasi penagihan, pengelolaan, penyimpanan, dan penyetoran uang pengganti kerugian negara ke kas negara sehingga tidak terjadi lagi masalah tunggakan uang pengganti kerugian negara.

4. Komisi III DPR RI meminta Jaksa Agung agar mengusut kasus dugaan tindak pidana korupsi dana ASABRI secara tuntas, transparan, dan menyeluruh berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku.

Komisi III DPR-RI meminta Jaksa Agung berhati-hati, cermat dan profesional dalam setiap pengusutan suatu perkara sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku, sehingga tidak ada diskriminasi dalam setiap penanganannya.

Komisi III DPR RI meminta Jaksa Agung lebih tegas dalam melakukan pembenahan internal di Kejaksaan khususnya penjatuhan sanksi kepada

/tt/file_convert/5ab667dc7f8b9a2f438d902f/document.doc 12

Page 13: LAPORAN SINGKAT - Dewan Perwakilan Rakyat Kerja dengan Kejaksaan... · Web viewRAPAT KERJA KOMISI III DPR RI DENGAN KEJAKSAAN AGUNG RI (BIDANG HUKUM, PERUNDANG-UNDANGAN, HAM DAN KEAMANAN)

oknum jaksa yang terbukti melakukan perbuatan tercela, tidak profesional dan menyalahgunakan wewenangnya.

/tt/file_convert/5ab667dc7f8b9a2f438d902f/document.doc 13

Page 14: LAPORAN SINGKAT - Dewan Perwakilan Rakyat Kerja dengan Kejaksaan... · Web viewRAPAT KERJA KOMISI III DPR RI DENGAN KEJAKSAAN AGUNG RI (BIDANG HUKUM, PERUNDANG-UNDANGAN, HAM DAN KEAMANAN)

1. Guna menghindari polemik yang terjadi antara kepolisian dan kejaksaan, Komisi III DPR RI meminta jajaran Kejaksaan Agung pro aktif menindaklanjuti kasus dugaan korupsi yang terjadi di PLN dengan memberikan petunjuk yang lebih konkret sehingga kasus tersebut dapat lebih maju ketahap selanjutnya.

Realisasi pelaksanaan APBN Kejaksaan Agung tahun 2006 sampai dengan bulan Desember sudah mencapai 91,59% atau sebesar Rp.1.511.418.800.000,- ( ). Adapun sisa anggaran yang belum terealisir sebesar Rp.127.100.163.248,- agar digunakan sesuai dengan program yang telah ditetapkan dengan disertai peningkatan kinerja dilingkungan Kejaksaan Agung.

Terhadap rencana Kejaksaan Agung untuk menghapusbukuan uang pengganti kerugian negara yang belum dibayar para koruptor, Komisi III DPR RI meminta Jaksa Agung terhadap terpidana koruptor yang tidak mampu mengganti kerugian negara, maka hukuman pidana untuk membayar uang pengganti, diganti dengan hukuman pidana penjara.

Komisi III DPR RI dan Jaksa Agung sepakat mengadakan Rapat Kerja khusus membicarakan tindaklanjut proses hukum terhadap dugaan kasus-kasus pelanggaran HAM berat seperti kasus Trisakti, kerusuhan Mei 1998, peristiwa penghilangan orang secara paksa tahun 1997 – 1998 serta kasus Semanggi I dan Semanggi II, yang dilakukan secara transparan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

Komisi III DPR RI meminta Kejaksaan Agung pro aktif menindaklanjuti semua hasil penyelidikan pro justicia kasus-kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia yang telah diselesaikan oleh Komnas HAM sehingga dapat dilakukan proses hukum lebih lanjut.

Untuk mempercepat target pemberantasan korupsi, Komisi III DPR RI meminta Kejaksaan Agung meningkatkan kinerja Kejaksaan khususnya dalam penyelesaian perkara-perkara tindak pidana korupsi yang masih dibawah target Kejaksaan dengan meningkatkan sistem pengawasan internal serta meningkatkan manajerial dan Sumber Daya Manusia di jajaran kejaksaan.

menciptakan suatu sistem manajemen jajaran Kejaksaan Agung yang profesional, transparan dan akuntabel guna mendukung pelaksanaan program, peran dan fungsi Kejaksaan Agung.

Komisi III DPR RI mendesak Jaksa Agung untuk melakukan penyelidikan terhadap kemungkinan terjadinya tindak pidana korupsi dalam penjualan aset BPPN / PT. PPA sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

/tt/file_convert/5ab667dc7f8b9a2f438d902f/document.doc 14

Page 15: LAPORAN SINGKAT - Dewan Perwakilan Rakyat Kerja dengan Kejaksaan... · Web viewRAPAT KERJA KOMISI III DPR RI DENGAN KEJAKSAAN AGUNG RI (BIDANG HUKUM, PERUNDANG-UNDANGAN, HAM DAN KEAMANAN)

Komisi III DPR RI mendesak Jaksa Agung segera mengusut secara tuntas Saudara Laksamana Sukardi (mantan Komisaris Utama Pertamina) yang diduga kuat terlibat dalam kasus penjualan tanker raksasa VLCC Pertamina, serta menuntaskan kasus penjualan tanker VLCC sesuai dengan rekomendasi Pansus DPR RI yang telah disahkan pada Rapat Paripurna tanggal 16 Januari 2007.

/tt/file_convert/5ab667dc7f8b9a2f438d902f/document.doc 15

Page 16: LAPORAN SINGKAT - Dewan Perwakilan Rakyat Kerja dengan Kejaksaan... · Web viewRAPAT KERJA KOMISI III DPR RI DENGAN KEJAKSAAN AGUNG RI (BIDANG HUKUM, PERUNDANG-UNDANGAN, HAM DAN KEAMANAN)

Alokasi APBN Kejaksaan Agung tahun anggaran 2006 sebesar Rp.1.511.418.800.000,- (satu triliun limaratus sebelas miliar empat ratus delapan belas juta delapan ratus ribu rupiah) Sedangkan Anggaran Tahun 2007 ditetapkan sebesar Rp. 1.716.134.604.000,- (satu triliun tujuh ratus enam belas miliar seratus tiga puluh empat juta enam ratus empat ribu rupiah) Apabila dibandingkan dengan anggaran yang diterima sebelumnya terdapat kenaikan sebesar Rp.204.715.804.000,- (dua ratus empat miliar tujuh ratus lima belas juta delapan ratus empat ribu rupiah)

Berkenaan dengan hal tersebut, Komisi III DPR RI meminta Jaksa Agung terhadap kenaikan anggaran tersebut diikuti dengan peningkatan peran dan fungsi Kejaksaan Agung khususnya melakukan terobosan terhadap kasus dugaan tindak pidana korupsi yang lamban dalam proses penyelidikan, penyidikan dan penuntutan.

Guna menghindari polemik yang terjadi antara kepolisian dan kejaksaan, Komisi III DPR RI meminta jajaran Kejaksaan Agung pro aktif menindaklanjuti kasus dugaan korupsi yang terjadi di PLN dengan memberikan petunjuk yang lebih konkret sehingga kasus tersebut dapat lebih maju ketahap selanjutnyua.

Komisi III DPR RI meminta Kejaksaan Agung pro aktif menindaklanjuti hasil penyelidikan pro justicia pelanggaran HAM berat peristiwa penghilangan orang secara paksa tahun 1997 – 1998 yang telah diselesaikan oleh Komnas HAM sehingga dapat dilakukan proses penyidikan lebih lanjut.

Komisi III DPR RI meminta Kejaksaan Agung dalam usaha pengejaran para koruptor yang melarikan diri, selain melalui penayangan koruptor di televisi juga diefektifkan melalui kerja sama interpol, melakukan operasi intelijen, serta melakukan pencarian dan pengejaran bekerja sama dengan pihak keluarga yang bersangkutan.

Dalam rangka prioritas percepatan pemberantasan korupsi untuk menghindarkan kesan diskriminasi (tebang pilih) dalam penanganannya, Komisi III DPR-RI meminta perhatian Jaksa Agung untuk segera memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap penegakan hukum di lembaga Kejaksaan.

Komisi III DPR-RI meminta Jaksa Agung beserta jajarannya bersungguh-sungguh tanpa pilih kasih dalam melakukan pemberantasan korupsi, sehingga tidak ada kesan penanganan tindak pidana korupsi yang dilakukan Kejaksaan Agung diskriminasi (tebang pilih) dalam penanganannya.

/tt/file_convert/5ab667dc7f8b9a2f438d902f/document.doc 16

Page 17: LAPORAN SINGKAT - Dewan Perwakilan Rakyat Kerja dengan Kejaksaan... · Web viewRAPAT KERJA KOMISI III DPR RI DENGAN KEJAKSAAN AGUNG RI (BIDANG HUKUM, PERUNDANG-UNDANGAN, HAM DAN KEAMANAN)

Realisasi pelaksanaan APBN Kejaksaan Agung tahun 2006 sampai dengan bulan Oktober sudah mencapai 65,67% atau sebesar Rp.992.688.225.549,- ( ). Adapun sisa anggaran yang belum terealisir sebesar Rp.518.730.574.451,- agar digunakan sesuai dengan program yang telah ditetapkan dengan disertai peningkatan kinerja dilingkungan Kejaksaan Agung.

/tt/file_convert/5ab667dc7f8b9a2f438d902f/document.doc 17

Page 18: LAPORAN SINGKAT - Dewan Perwakilan Rakyat Kerja dengan Kejaksaan... · Web viewRAPAT KERJA KOMISI III DPR RI DENGAN KEJAKSAAN AGUNG RI (BIDANG HUKUM, PERUNDANG-UNDANGAN, HAM DAN KEAMANAN)

Komisi III DPR RI menyesalkan sikap Jaksa Agung yang tidak memenuhi permintaan pimpinan DPR RI untuk menghadirkan Kepala Kejaksaan Tinggi DKI dalam Rapat Kerja, dimana kehadiran Kajati DKI diharapkan dapat memperjelas berbagai pernyataan Kajati DKI di berbagai media cetak maupun elektronik, khususnya mengenai dugaan adanya intervensi Kejaksaan Agung terhadap beberapa kasus yang ditangani oleh Kejaksaan Tinggi DKI. Untuk keperluan tersebut, maka Komisi III akan membentuk Panja untuk melakukan pendalaman kasus yang telah menyita perhatian publik tersebut, guna melihat apakah intervensi itu benar-benar untuk kepentingan negara.

Komisi III DPR RI meminta kepada Jaksa Agung RI untuk mempertimbangkan dibuatnya batas waktu dalam melakukan penyidikan demi mewujudkan adanya kepastian hukum dan tidak terjadi pelanggaran hak asasi orang yang diduga melakukan tindak pidana korupsi.

1. Komisi III akan segera melakukan Rapat Dengar Pendapat dengan mengundang Kabareskrim Mabes Polri dan Jampidsus, untuk mengklarifikasi perbedaan pandangan yang tajam antara kedua belah pihak dalam penanganan kasus dugaan korupsi PLTG Borang yang melibatkan Dirut PLN.

2. Komisi III DPR RI meminta Jaksa Agung untuk mengintensifkan dan mengoptimalkan kinerja Tim Pencari Terpidana berikut aset-asetnya (Tim Pemburu Koruptor) dengan cara meningkatkan kerjasama bilateral maupun multilateral dan segera membuat kerjasama bantuan hukum timbal balik (mutual legal assistence/MLA) dan perjanjian ekstradisi, terutama dengan negara-negara yang diduga menjadi tempat persembunyian koruptor yakni, Singapura, Hongkong, dan Swiss.

3. Komisi III DPR RI meminta kepada Jaksa Agung RI untuk mempertimbangkan dibuatnya batas waktu dalam melakukan penyidikan demi mewujudkan adanya kepastian hukum dan tidak terjadi pelanggaran hak asasi orang yang diduga melakukan tindak pidana korupsi.

4. Komisi III DPR RI menyesalkan sikap Jaksa Agung yang tidak memenuhi permintaan pimpinan DPR RI untuk menghadirkan Kepala Kejaksaan Tinggi DKI dalam Rapat Kerja, dimana kehadiran Kajati DKI diharapkan dapat memperjelas berbagai pernyataan Kajati DKI di berbagai media cetak maupun elektronik, khususnya mengenai dugaan adanya intervensi Kejaksaan Agung terhadap beberapa kasus yang ditangani oleh Kejaksaan Tinggi DKI. Untuk keperluan tersebut, maka Komisi III akan melakukan pendalaman kasus yang telah menyita perhatian publik tersebut, guna melihat apakah intervensi itu benar-benar untuk kepentingan negara.

/tt/file_convert/5ab667dc7f8b9a2f438d902f/document.doc 18

Page 19: LAPORAN SINGKAT - Dewan Perwakilan Rakyat Kerja dengan Kejaksaan... · Web viewRAPAT KERJA KOMISI III DPR RI DENGAN KEJAKSAAN AGUNG RI (BIDANG HUKUM, PERUNDANG-UNDANGAN, HAM DAN KEAMANAN)

/tt/file_convert/5ab667dc7f8b9a2f438d902f/document.doc 19

Page 20: LAPORAN SINGKAT - Dewan Perwakilan Rakyat Kerja dengan Kejaksaan... · Web viewRAPAT KERJA KOMISI III DPR RI DENGAN KEJAKSAAN AGUNG RI (BIDANG HUKUM, PERUNDANG-UNDANGAN, HAM DAN KEAMANAN)

/tt/file_convert/5ab667dc7f8b9a2f438d902f/document.doc 20