Laporan Setting Keluarga.docx

16

Click here to load reader

Transcript of Laporan Setting Keluarga.docx

Page 1: Laporan Setting Keluarga.docx

A. Pengkajian

Pengkajian Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Anak Usia Sekolah

1. Data Umum

a. Nama keluarga (KK) : Bapak K (58 tahun)

b. Alamat dan telepon : Jl. Pekapuran RW 05 Sukamaju Baru

c. Pekerjaan kepala keluarga : Pensiunan

d. Komposisi keluarga yang tinggal dalam satu rumah :

No NamaJenis

Kelamin

Hubungan

dengan Kepala

Keluarga

Umur Pekerjaan

1. Tn. K Laki-laki Kepala Keluarga 58 tahun Pensiunan

2. Ny. N Perempuan Istri 43 tahun Buruh pabrik karet

4 An. D Perempuan Anak kandung 15 tahun Pelajar

5 An. A Laki-laki Anak kandung 11 tahun Pelajar

Genogram :

Kakek

43 th

Nenek

Ibu T58 th

11 th

Bapak K

Nenek Kakek

14 th24 th

Page 2: Laporan Setting Keluarga.docx

Keterangan :

Bapak K mengeluhkan kondisinya yang sering pusing, jika berdiri lama dan

berjalan sering tidak seimbang, dan kaki kanan yang sering mengalami

kesemutan. Bapak K juga mengatakan bahwa ia di diagnosa hipertensi. Bapak

K rutin memeriksa ke Puskesmas untuk mendapatkan resep obat. Bapak K

sedang mengkonsumsi obat amlodiplin.

e. Tipe keluarga

Tipe keluarga ini yaitu keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu, dan tiga orang

anak. Dua anak yang hidup bersama dalam satu rumah, dan satunya lagi tinggal

bersama suaminya.

f. Suku

Bapak K berasal dari suku Jawa, Ibu N berasal dari suku Betawi. Namun

Bapak K sudah lama tinggal di Depok, dan orang tua Bapak K juga sempat

pindah ke Jakarta sehingga bahasa yang digunakan keluarga menggunakan

bahasa Indonesia untuk berkomunikasi. Anggota keluarga cenderung tidak

memiliki kepercayaan khusus yang dapat mempengaruhi kesehatan keluarga.

g. Agama

Kepercayaan yang dianut keluarga Bapak K adalah Islam, sehingga nilai-nilai

yang diyakini dalam keluarga ini adalah nilai-nilai Islam. Bapak K dan Ibu N

sering datang ke acara yang menjadi kebiasaaan masyarakat sekitar yaitu

pengajian.

h. Status sosial ekonomi keluarga

Penghasilan keluarga ini berasal dari uang pensiunan Bapak K dan Ibu N yang

rutin berdagang nasi uduk, lontong sayur, dan gorengan setiap hari. Selain itu

Ibu N juga mempunyai stand pulsa di depan rumah dan menyediakan jasa

laundry untuk menutupi kebutuhan sehari-hari.

i. Aktivitas rekreasi keluarga

Tidak ada kegiatan rekreasi yang terjadwal pada keluarga Bapak K. Biasanya

kegiatan rekreasi keluarga hanya sebatas mengobrol, berkumpul, dan menonton

Page 3: Laporan Setting Keluarga.docx

TV bersama. Anak A sering bermain dengan tentangga dan teman sebaya di

lingkungan rumah.

2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

a. Tahap perkembangan keluarga saat ini

Keluarga berada pada tahap perkembangan keluarga dengan anak dewasa, hal

ini ditandai keluarga memiliki satu anak yaitu anak pertamuanya yang telah

menikah dan tinggal bersama suaminya. Fokus keluarga terdapat pada

perkembangan dan pertumbuhan anak D dan A yang keduanya masih sekolah.

Bapak K sebagai pengambil keputusan dalam setiap masalah yang terjadi di

keluarga.

b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Ibu N mengatakan tadinya cukup memiliki 2 anak saja, sehingga ibu N

memakai program KB. Akan tetapi meski memakai program KB, ternyata ibu

N hamil dan memiliki anak A. Sehingga jarak anak A terlalu jauh dengan anak

pertama, dan kondisinya umur Bapak K dan Ibu N sudah tidak muda lagi.

Terlebih lagi Bapak K telah pensiun. Sehingga harapannya anak A dapat

sekolah hingga lulus SMA/SMK. Tetapi harapan tersebut belum diyakini

keluarga dapat terwujud karena kondisi ekonomi yang pas-pasan.

c. Riwayat keluarga inti

Bapak K : Riwayat Hipertensi, Riwayat operasi ambeyen, sering pusing,

kaki kiri selalu kesemutan.

Ibu N : Tidak ada riwayat penyakit yang parah, sebatas flu atau demam

biasa

Anak N : Dismenore hebat yang datang setiap bulan, tidak jarang harus

dirawat di Rumah Sakit

Anak D : -

Anak A : -

Page 4: Laporan Setting Keluarga.docx

d. Riwayat keluarga sebelumnya

Riwayat terdahulu keluarga Bapak N, ayahnya meninggal akibat TB dan

ibunya akibat hipertensi. Sehingga hipertensi bapak K juga akibat dari

keturunan namun juga terdapat faktor lain selain keturunan.

3. Lingkungan

a. Karakteristik rumah

2

Lantai 2 rumah Bapak K hanya terdapat 1 kamar. Rumah yang ditempati bapak

K memiliki ventilasi yang baik karena memiliki banyak jendela, pintu, dan

halaman. Jumlah jendela sebanyak 5 buah dan memiliki 2 pintu belakang yang

sering dibuka langsung ke halaman belakang. Jarak sumber air dan septic tank

sejauh 5 meter. Ibu T yang terbiasa membersihkan lingkungan rumah, keluarga

menganggap kebersihan rumah penting.

b. Karakteristik tetangga dan komunitas RW

Ibu N mengatakan mayoritas masyarakat di lingkungan sekitar memiliki

riwayat atau penyakit hipertensi. Sehingga tidak jarang untuk merawat bapak K

ibu menjalankan saran dari tetangga. Selain itu hubungan keluarga dengan

masyarakat terjalin dengan baik. Terlebih lagi ibu N adalah kader yang sering

KETERANGAN DENAH RUMAH :

1. Halaman Depan

2. Kamar

3. Ruang Tamu

4. Ruang TV dan Ruang Makan

5. Kamar

6. Tangga

7. Kamar Mandi

8. Dapur

9. Ruang cuci pakaian

= pintu

1

6

7

5

9

8

3

4

Page 5: Laporan Setting Keluarga.docx

terlibat ke masyarakat. Terdapat juga sarana perkumpulan warga yang biasa

diikuti Ibu N dan Bapak K yaitu pengajian.

c. Mobilitas geografis keluarga

Keluarga tinggal di rumah yang biasa, Bapak N mengatakan tidak pernah

berpindah tempat tinggal. Sarana transportasi yang digunakan adalah motor

pribadi dan angkutan umum yang dapat di akses di dekat rumah.

d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Bapak N mengatakan tidak ada kebiasaan rutin untuk berkumpul dengan

anggota keluarga dari keluarga lain atau tetangga selain pengajian. Hanya

sebatas makan bersama dan menonton tv bersama jika ada kesempatan untuk

berkumpul dan beristirahat.

4. Struktur Kekuatan Keluarga

a. Pola komunikasi keluarga

Komunikasi antara Bapak K dengan Ibu N kurang baik. Bapak K sering

berkata bahwa dia tidak bisa mengungkapkan apa yang diinginkannya ke ibu

N. Bapak K dan Ibu N cenderung tertutup satu sama lain.

b. Struktur kekuatan keluarga

Pengambil keputusan dan pengatur kegiatan keluarga ini adalah Bapak K. Jika

ada masalah keluarga, Bapak K dan Ibu N akan berdiskusi untuk mencari jalan

keluarnya.

c. Struktur peran

Bapak K berperan sebagai kepala keluarga dan anggota masyarakat. Ibu N

berperan sebagai pengatur rumah tangga, bekerja paruh waktu dan mengurus

anak. Anak N sebagai pegawai swasta dan sudah tinggal dengan suaminya.

Anak D sebagai pelajar SMP dan Anak A sebagai pelajar SD.

d. Nilai dan norma budaya

Keluarga ini sudah tidak terlalu mengikuti semua budaya dan norma-norma

yang dianut anggota keluarga sebelumnya. Tidak ada konflik meski dari suku

yang berbeda karena mamapu memahami suku norma yang dianut oleh orang

lain dengan baik.

Page 6: Laporan Setting Keluarga.docx

5. Fungsi Keluarga

a. Fungsi afektif

Masing-masing anggota keluarga memiliki kesibukan masing-masing. Meski

komunikasi anggota keluarga cukup tertutup, namun anggota keluarga saling

memperhatikan kebutuhan satu sama lain. Contohnya Ibu N yang sering

bertanya pada tetangga cara menangani hipertensi untuk Bapak K dan anak K

yang membuat jus timun untuk Bapak K.

b. Fungsi Reproduksi

Keluarga mengikuti program KB setelah lahir anak kedua. Sekarang Ibu N

mengatakan sudah tidak melakukan program KB.

c. Fungsi sosialisasi

Bapak K mengatakan hubungan keluarga dan tetangga baik. Bapak K tidak

jarang berbincang-bincang dengan tetangga sekitar.

d. Fungsi perawatan kesehatan

1) Keyakinan, nilai, dan perilaku kesehatan

Bapak K mengatakan bahwa keluarga berusaha untuk menjaga kesehatan

Bapak K, salah satu contohnya anak N yang membuatkan jus timun dan

ibu N yang membuatkan jus sirsak untuk menurunkan hipertensi. Tetapi

terkadang keluarga belum mengetahui secara pasti tindakan apa yang

harus dilakukan terkait permasalahan hipertensi, karena sumber

informasu yang didapat ibu N berasal dari tetangga bukan tenaga

kesehatan. Ibu N juga mengatakan sudah sering mengingatkan Bapak K

untuk mengurang makan krupuk dan yang asin-asin, namun Bapak K

sering tidak mendengarkan, sehingga Ibu N sudah malas dan tidak pernah

mengingatkan lagi. Bapak K mengatakan untuk beberapa penyakit,

keluarga memanfaatkan puskesmas untuk pertolongan pertama, dan jika

tidak ada perbaikan dari kondisi penyakit yang diderita akan dibawa ke

dokter/rumah sakit.

2) Definisi sehat sakit menurut keluarga dan tingkat pengetahuan keluarga

Page 7: Laporan Setting Keluarga.docx

Keluarga menganggap kondisi sakit sebagai ancaman yang harus segera

ditangani apabila mengganggu aktivitas sehari-hari jika dirasa tidak

menganggu hal tersebut akan dibiarkan. Keluarga mengetahui informasi

kesehatan dari tetangga, puskesmas dan beberapa penyuluhan terkait kaki

hipertensi yang diadakan untuk kader.

3) Status kesehatan keluarga dan kerentanan terhadap sakit yang dirasa

Bapak K mempunyai riwayat penyakit keluarga hipertensi dan TBC dari

kedua orang tuanya. Sehingga hal tersebut membuat Bapak K memiliki

kerentanan menderita penyakit tersebut.

4) Praktik diet keluarga

Bapak K mengatakan frekuensi makan tiga kali sehari dan memasaknya

secara pribadi. Pengaturan uang untuk makan diatur oleh Ibu N, seluruh

penghasilan dialokasikan sebagian besar untuk makan sehari-hari. Bapak

K mengatakan sering makan makanan gorengan setiap pagi, karena ibu N

berjualan gorengan, Bapak K sering ikut mencicipi. Bapak K juga suka

menambah garam pada masakan ibu N ketika ingin makan dan sering

merasa masakan ibu N kurang garam. Selain itu Bapak K selalu makan

dengan krupuk.

5) Kebiasaan tidur dan istirahat

Bapak K mengatakan jam tidur malam adalah pukul 21.00 dan bangun

pagi jam 05.00. Bapak K jarang tidur siang, namun seminggu terakhir ini

selalu tidur siang.

6) Praktik aktivitas fisik dan rekreasi

Bapak K mengatakan setiap pagi sehabis subuh rutin olahraga lari pagi

keliling lingkungan rumah. Aktivitas rekreasi jarang dilakukan oleh

anggota keluarga, hanya sebatsa mengobrol dan menonton tv.

7) Praktik penggunaan obat, alkohol, tembakau di keluarga.

Tidak ada yang merokok dalam anggota keluarga, Bapak K sudah

berhenti merokok. Bapak K mengatakan juga tidak suka minum kopi.

Bapak K sedang mengonsumsi obat amlodiplin dari Puskesmas dengan

resep dokter, akan tetapi Bapak K mengatakan juga membeli obat

Page 8: Laporan Setting Keluarga.docx

warung sebagai tambahan dari obat puskesmas ketika obat habis atau

untuk mengurangi pusing.

8) Peran keluarga dalam praktik mandiri

Keluarga cenderung mengobati penyakit yang dirasakan mengganggu

aktivitas sehari-hari dengan mengkonsumsi obat-obatan warung jika obat

puskesmas habis. Namun keluarga juga rutin membuat jus atau makanan

yang membantu mengurangi penyakit sebagai terapi komplementer.

9) Tindakan preventif keluarga secara medis

Keluarga mengatakan tidak ada tindakan pencegahan penyakit spesifik

yang dilakukan. Pemeriksaan kesehatan Bapak K biasa dilakukan di

puskesmas.

10) Tindakan Komplementer dan Alternatif

Terapi komplementer yang dilakukan keluarga adalah dengan memasak

jus timun dan jus sirsak untuk menurangi hipertensi Bapak K.

11) Riwayat Kesehatan Keluarga

Secara umum keluarga tidak menderita penyakit serius, hanya pada

Bapak K dan anak N ditemukan penyakit hipertensi dan dismenore hebat.

Bapak K pernah mengalami operasi ambeyen juga.

12) Pelayanan Perawatan Kesehatan

Keluarga memanfaatkan obat warung dan fasilitas dari puskesmas untuk

mengatasi masalah kesehatan yang dialami. Namun apabila tidak sembuh

akan dibawa ke dokter atau Rumah Sakit.

13) Perasaan dan Persepsi terhadap Pelayanan Kesehatan

Keluarga mengatakan cukup puas dengan pelayanan kesehatan yang

diberikan oleh Puskesmas. Tetapi obat yang diberikan oleh Puskesmas

terkadang tidak mampu mengatasi permasalahan yang dialami. Sehingga

keluarga terkadang harus mencari pelayanan kesehatan lain seperti dokter

atau Rumah Sakit

14) Pelayanan Kesehatan Darurat

Keluarga tidak pernah mendapatkan pelayanan kesehatan emergency atau

darurat.

Page 9: Laporan Setting Keluarga.docx

15) Akses terhadap Pelayanan Kesehatan

Fasilitas kesehatan puskesmas yang cukup dekat dari rumah ada 2. Satu

puskesmas dapat di jangkau dengan motor, satu lagi dapat dijangkau

dengan angkot. Bapak K sering menuju pelayanan kesehatan puskesmas

yang agak lebih jauh karena telah terbiasa dan nyaman dengan tenaga

kesehatannya.

e. Fungsi Ekonomi

Penghasilan keluarga ini berasal dari penghasilan uang pensiuan Bapak K dan

Ibu N yang berjualan nasi uduk, lontong sayur, dan gorengan di pagi hari, serta

jasa laundry dan jualan pulsa. Tidak ada tabungan khusus untuk masalah

kesehatan keluarga. Keluarga menggunakan Jamkesmas dan tidak mengurus

BPJS.

6. Stressor dan Koping Keluarga

a. Stressor Keluarga Kekuatan dan Persepsi

1) Stressor jangka pendek

Bapak K mengatakan bingung mendapatkan penyelesaian masalah

kesehatan penyakit hipertensinya yang sudah 2 tahun namun tidak kunjung

sembuh sehingga harus terus minum obat.

2) Stressor jangka panjang

Bapak K yang telah pensiun dan mengandalkan uang pensiunan dan kerja

paruh waktu Ibu N, khawatir dengan dua anaknya yang masih sekolah.

Anak D dan Anak A yang masih duduk di SMP dan SD, Bapak K khawatir

bagaimana membiayakan sekolah mereka sampai akhir.

3) Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah

Bapak K mengatakan keluarga mampu merespon masalah pada keluarga

dengan baik meskipun belum teratasi dengan sempurna masalah yang

terjadi tersebut, namun mereka berusaha dengan baik.

4) Strategi koping yang digunakan

Page 10: Laporan Setting Keluarga.docx

Stressor dianggap sebagai tantangan tetapi belum bisa memberikan

pengobatan yang baik untuk mengatasi masalah tersebut. Bapak K dan Ibu

N mendiskusikan masalah yang dihadapi bersama.

b. Strategi Koping Keluarga

Keluarga menanggapi stressor yang ada dengan berusaha dengan semampunya

untuk mengobati Bapak K dan anak N. Pengobatan yang diberikan

menggunakan pelayanan kesehatan Puskesmas dan obat warung. Koping

internal yang digunakan dengan saling bertukar pikiran mengenai penyakit

yang dialami Bapak K dengan anggota keluarga lain. Koping yang digunakan

sudah baik akan tetapi obat warung yang digunakan keluara terkadang justru

dapat membuat penyakit lebih parah, sehingga harus dihentikan.

c. Adaptasi Keluarga

Peran keluarga sudah dilakukan dengan baik, sehingga stressor tidak terlalu

dirasakan oleh keluarga. Akan tetapi karena adanya keterbatasan dana untuk

pengobatan keluarga belum bisa melakukan dan memberikan pengobatan

khusus untuk Bapak K. Krisis ekonomi yang menjadi permasalahan kedua

yang dirasakan oleh keluarga, tetapi keluarga sudah cukup baik dalam

melakukan penghematan sehingga penghasilan yang didapat harus mencukupi

seluruh kebutuhan rumah tangga.

7. Harapan

Bapak K mengatakan harapan keluarga untuk kesehatan adalah keluarga berharap

agar Bapak K segera pulih dari penyakit hipertensi yang dialami atau

mendapatkan penyelesaian masalah tersebut.

8. Pemeriksaan Fisik seluruh Keluarga (yang ikut dalam proses pengkajian)

Pemeriksaan Fisik Ibu I

TD dan RRRR : 20x/menitTD : 200/120 mmHg

PernapasanNormal (vesikuler) dan simetris

Page 11: Laporan Setting Keluarga.docx

JantungNormal suara jantung S1 dan S2

Kesadaran Compos mentisCara Berpakaian RapiKebersihan personal Cukup bersihPostur dan cara berjalan

Postur tubuh simetris

Bentuk dan ukuran tubuh

Normal (BB 68 kgTB 160 cm)

Status emosi StabilOrientasi Dapat mengenal waktu, tempat, dan orang

Proses berpikirTidak loncat-loncat dalam berbicara, meski menjawab agak lambat, namun selalu nyambung saat berkomunikasi

Gaya bicara Bicara dengan agak lambatMata Memakai kacamata rabun dekatRambut -

TelingaKurang bersih karena terdapat kotoran yang sudah

menghitam di telinga Bapak K

Hidung dan mulut -

Wajah Bersih

TanganRefleks patela normal kiri

dan kanan

KakiRefleks patela normal kiri

dan kanan