Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

102
LAPORAN AKHIR REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK) DI KOTA BANDUNG

description

Review pelaksanaan RAD-PK Kota Bandung secara khusus dilakukan dalam rangka mendorong penguatan komitmen dan kapasitas Pemerintah Kota Bandung untuk mengembangkan sistem integritas pelayanan publik pada bidang-bidang pelayanan yang menjadi fokus isu dalam Rencana Aksi Daerah Pemberantasan Korupsi (RAD-PK) Kota Bandung.Dari hasil review, hampir semua SKPD mengakui tidak terlalu memahami siklus RAD-PK, mulai dari pembentukan tim penyusun, penyusunan draft RAD-PK, kampanye dan konsultasi publik, penyempurnaan draft RAD-PK, legalisasi, implementasi, sampai dengan monitoring dan evaluasi RAD-PK.

Transcript of Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

Page 1: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR

REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

Page 2: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR

REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

KATA PENGANTAR

Puji syukur Kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas karunia-Nya,

Kami dapat menyelesaikan proses review terhadap penyusunan dan pelaksanaan Rencana Aksi

Daerah Pemberantasan Korupsi (RAD-PK) Kota Bandung.

Terimakasih sebesar-besarnya Kami sampaikan kepada Direktorat Hukum dan HAM Bappenas

dan Kemitraan (Partnership) yang telah mempercayakan pelaksanaan tugas review RAD-PK Kota

Bandung kepada lembaga Kami. Patut pula Kami sampaikan terimakasih dan penghargaan kepada

Walikota Bandung bersama seluruh jajaran Pemerintah Kota Bandung terutama Sekretaris Daerah dan

Kepala Bappeda Kota Bandung yang menyambut baik atas pelaksanaan review ini. Begitu pula Kami

sampaikan terimakasih atas kesediaan narasumber dari SKPD-SKPD pelaksana RAD-PK yang

bersedia diwawancarai dan berdiskusi terkait dengan penyusunan dan pelaksanaan RAD-PK di Kota

Bandung.Tentu saja Kami juga tidak lupa menyampaikan terimakasih dan salam perjuangan kepada

rekan-rekan dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), NGO, media massa, dan perguruan tinggi yang

juga memberikan konstribusi atas terlaksananya review ini.

Perlu Kami sampaikan bahwa hasil review RAD-PK ini tentu berbeda dengan hasil evaluasi

yang dilakukan oleh pihak lain. Perbedaan itu disebabkan oleh kerangka pendekatan yang berbeda,

namun secara subtansi pasti ditemukan hasil review dan evaluasi yang sama. Oleh sebab itu

rekomendasi yang Kami sampaikan berdasarkan hasil review dapat dijadikan tambahan rujukan dari

berbagai rekomendasi yang telah dsampaikan pihak lain.

Kami berharap, berawal dari hasil review ini, dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama kita

dapat membangun konsep tentang strategi pemberantasan korupsi di Kota Bandung yang berbasis

inisiatif Kota Bandung dan terintegrasikan dengan RAD-PK.

Bandung, 5 Desember 2010

Tim Review RAD-PK Kota Bandung

Fridolin Berek

Direktur Eksekutif

Lembaga Advokasi Kerakyatan (LAK)

Page 3: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR

REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

RINGKASAN EKSEKUTIF

Menyikapi Inpres No. 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi, Pemerintah

Kota Bandung telah mengeluarkan Peraturan Walikota Bandung No. 891 Tahun 2008 tentang

Rencana Aksi Daerah Pemberantasan Korupsi (RAD-PK) Kota Bandung Tahun 2009 - 2013. Sejak

ditetapkannya Peraturan Walikota tersebut hingga kini belum ada pemantuan dan laporan yang dapat

dibaca oleh masyarakat tentang capain perubahan yang telah dilakukan melalui agenda pelaksanaan

RAD-PK.

Sesungguhnya, berdasarkan Diktum 11, point 4 Inpres No. 5 Tahun 2004, tentang

Percepatan Pemberantasan Korupsi, monitoring dan evaluasi pelaksanaan Inpres ini adalah tugas

Kementrian PAN (Pendayagunaan Aparatur Negara)1. Namun dalam rangka mencatat kembali capaian

daerah setelah disusunnya RAD-PK, maka Direktorat Hukum dan HAM Bappenas memandang perlu

melakukan review ke daerah, terutama pada daerah-daerah yang telah menetapkan RAD-PK sebagai

Peraturan Kepala Daerah.

Review ini menggunakan tiga kerangka pendekatan utama yaitu: pertama pendekatan proses

pelaksanaan RAD-PK yang didasarkan pada siklus RAD-PK yang terdiri 7 tahap yaitu:

1. Pembentukan tim penyusun

2. Penyusunan draft RAD-PK

3. Kampanye dan Konsultasi Publik draft RAD-PK

4. Penyempurnaan draft RAD-PK

5. Legalisasi draft RAD-PK menjadi Peraturan Daerah

6. Implementasi dari Peraturan Daerah tentang RAD-PK yang telah disahkan

7. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan RAD-PK di masing-masing SKPD

Kedua, pendekatan keterkaitan RAD-PK dengan dokumen perencanaan lain, yaitu: keterkaitan dengan

RPJMD, RKPD, Renstra SKPD, Renja SKPD, RKA dan DPA. Ketiga, pendekatan dengan

menggunakan model evaluasi yang dikembangkan oleh OECD - DAC (Organisation for Economic

Cooperation and Development-Development Assistance Committee), yaitu:

1. Relevansi RAD-PK

2. Efektifitas RAD-PK

3. Koordinasi RAD-PK

4. Efisiensi RAD-PK

5. Dampak RAD-PK

6. Peluang RAD-PK

7. Tantangan. RAD-PK.

Review pelaksanaan RAD-PK Kota Bandung secara khusus dilakukan dalam rangka

mendorong penguatan komitmen dan kapasitas Pemerintah Kota Bandung untuk mengembangkan

sistem integritas pelayanan publik pada bidang-bidang pelayanan yang menjadi fokus isu dalam

Rencana Aksi Daerah Pemberantasan Korupsi (RAD-PK) Kota Bandung.

1 Dictum 11, point 4 Inpres Nomor 5 Tahun 2004 : “… Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara :..... (e). Mengoordinasikan, memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan Instruksi Presiden ini.”

Page 4: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR

REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

Dari hasil review, hampir semua SKPD mengakui tidak terlalu memahami siklus RAD-PK,

mulai dari pembentukan tim penyusun, penyusunan draft RAD-PK, kampanye dan konsultasi publik,

penyempurnaan draft RAD-PK, legalisasi, implementasi, sampai dengan monitoring dan evaluasi RAD-

PK.

Beberapa SKPD mengetahui RAD-PK pada saat diskusi persiapan penyusunan Draft RAD-PK

dan sebagian lagi mengetahui pada saat dilaksanakan KKP atau penyempurnaan Draft RAD-PK.

Namun ada juga SKPD mengetahui RAD-PK pada saat diskusi dan kunjungan ketika review ini

dilaksanakan. Variasi sumber pengetahuan adanya RAD-PK ini menggambarkan bahwa pengetahuan

RAD-PK antar SKPD maupun antar aparat di internal SKPD ternyata masih belum merata.

Meski demikian, seluruh SKPD pada dasarnya telah melaksanakan rencana aksi percepatan

pemberantasan korupsi. Aksi-aksi tersebut ada yang tersurat dalam matrik RAD-PK dan ada juga aksi-

aksi yang tidak tersurat dalam matrik RAD-PK. Walaupun secara keseluruhan rencana aksi yang

tercantum dalam matrik RAD-PK juga tercantum dalam dokumen perencanaan SKPD, tidak ada

jaminan bagi SKPD tersebut melaksanakannya. Ini dapat terjadi karena paradigma kebijakan

penggunaan anggaran tidak didasarkan pada daya serap anggaran, tetapi pada output yang dihasilkan.

Dalam hal ini sesungguhnya SKPD-SKPD pelaksana tidak mempertimbangkan RAD-PK dalam hal

pelaksanaan program dan kegiatan yang tecantum dalam dokumen RKA/DPA. Inilah salah satu indikasi

yang mencerminkan bahwa RAD-PK bagi SKPD hingga saat ini belum harus diperhatikan dan

dilaksanakan.

Namun demikian terlalu dini untuk menyatakan SKPD-SKPD yang ada di Pemerintahan Kota

Bandung, menolak Peraturan Walikota tentang RAD-PK, karena Peraturan Walikota tersebut berlaku

sampai dengan Tahun 2013.

RAD-PK memang bukanlah satu-satunya kebijakan yang dikeluarkan pemerintah dalam upaya

pemberantasan korupsi. Namun RAD-PK yang secara formal dikeluarkan oleh pemerintah daerah

memberikan makna yang berbeda dibandingkan dengan kebijakan-kebijakan lain yang secara formal

diaturkan dan dikeluarkan oleh pemerintah pusat. RAD-PK menurut persepsi masyarakat sangat

relevan untuk menggambarkan bahwa Kota Bandung mempunyai prioritas dalam pemberantasan

korupsi. Lebih jauh lagi, sesungguhnya masyarakat membutuhkan sistem pemberantasan korupsi yang

berasal dari pemerintah daerah memiliki khas sesuai dengan kondisi geografis, demografis dan budaya

Kota Bandung.

RAD-PK telah menjadi kebijakan Pemerintah Kota Bandung sejak 2 tahun lalu, namun

kebijakan ini masih belum banyak dikenal dibandingkan dengan berbagai kebijakan pemberantasan

korupsi lain yang pada umumnya berasal dari pemerintah pusat atau KPK. Persepsi masyarakat

terhadap ketidakpopuleran RAD-PK dapat diatasi dengan koordinasi yang baik antar stakeholders.

Selain karena dapat mempermudah kerjasama dalam pelaksanaan RAD-PK, dengan koordinasi juga

masyarakat dapat membantu mengawal, memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan RAD-PK.

Secara umum, dampak dari pelaksanaan RAD-PK saat ini belum dapat dilihat, namun persepsi

masyarakat menyatakan bahwa RAD-PK akan mempunyai dampak yang signifikan terhadap

percepatan pemberantasan krorupsi di Kota Bandung. Oleh sebab itu masyarakat juga meyakini RAD-

PK akan menjadi suatu kebijakan yang bukan hanya sekedar memenuhi aspek administrasi, tetapi juga

mampu menurunkan kasus-kasus korupsi, sehingga kepercayaan masyarakat kepada pemerintah Kota

Bandung terutama mengenai komitmen pemberantasan korupsi menjadi meningkat pula.

Page 5: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR

REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

Selain peluang RAD-PK yang tinggi untuk tetap berlanjut, RAD-PK juga menghadapi berbagai

kendala antara lain adalah ketersediaan dana/anggaran yang terbatas. Di lain pihak diakui bahwa

percepatan pemberantasan korupsi sangat membutuhkan dana yang tinggi khususnya upaya

pemberantasan korupsi melalui peningkatan pelayanan publik, yang menurut pengakuan SKPD-SKPD

di Kota Bandung, membutuhkan prasarana dan sarana yang pada umumnya berbasis teknologi

informasi. Anggapan adanya kendala seperti itu belum sepenuhnya benar, karena inisiatif menciptakan

inovasi kreatif pemberantasan korupsi khas Kota Bandung yang rendah biaya ternyata belum banyak

banyak digali dan dilakukan. Kerjasama dengan berbagai pihak, baik antar SKPD dalam mengatasi

keterbatasan dana/anggaran juga belum banyak dilakukan oleh SKPD pelaksana RAD-PK. Oleh sebab

itu berbagai hambatan bagi SKPD untuk berinisiatif menciptakan inovasi kreatif pemberantasan korupsi

harus dihilangkan.

Dari hasil review dengan menggunakan tiga kerangka pendekatan ini dihasilkan beberapa

catatan-catatan penting dalam upaya pemberantasan korupsi di Kota Bandung diantaranya adalah:

Upaya pemberantasan korupsi harus terus dilanjutkan karena mempunyai relevansi

yang tinggi dengan kondisi Kota Bandung yang masih menghadapi berbagai keluhan

ketidakpuasan pelayanan publik.

Selain itu pemberantasan korupsi merupakan tuntutan masyarakat yang harus segera

terwujud, bukan hanya sekedar asesoris Pemerintah Kota Bandung atau sekedar

slogan kosong, akan tetapi harus diwujudkan dengan aksi nyata yang dirasakan oleh

masyarakat.

Oleh sebab itu beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam RAD-PK adalah:

1) Keterlibatan semua pihak dalam proses penyusunan dan pelaksanaan RAD-PK

2) Sosialisasi RAD-PK

3) Rencana Tindak Lanjut dan keterkaitan RAD-PK dengan Dokumen Perencanaan dari

masing-masing SKPD

4) Integrasi RAD-PK dengan dokumen perencanaan dari masing-masing SKPD

5) Monitoring dan evaluasi RAD-PK yang dilakukan oleh multistakeholder

Keterlibatan berbagai pihak dalam penyusunan RAD-PK masih sangat rendah karena berbagai

kendala teknis yang dihadapi SKPD-SKPD maupun Bappeda sebagai koordinator. Ketidaktahuan

adanya RAD-PK dan ketidakpahaman subtansi disusunnya RAD-PK di hampir semua SKPD-SKPD

pelaksana di Pemerintahan Kota Bandung, merupakan indikasi bahwa proses sosialisasi belum

dilaksanakan secara optimal, baik diinternal masing-masing SKPD, maupun ke masyarakat Kota

Bandung

Sejak diterbitkannya Peraturan Walikota Bandung tentang RAD-PK dua tahun yang lalu,

ternyata tidak ada satupun SKPD yang mempertimbangkan RAD-PK dalam menetapkan dan

melaksanaan program dan kegiatan di masing-masing SKPD. Program-program prioritas yang

dicantumkan oleh masing-masing SKPD pelaksana RAD-PK ke dalam Peraturan Walikota Bandung

tentang RAD-PK, terlihat hanyalah copy-paste dari Peraturan Daerah Kota/Kabupaten lain yang juga

telah melaksanakan RAD-PK di daerahnya. Tentu saja ini mengindikasikan bahwa SKPD-SKPD belum

optimal melaksanakan Rencana Tindak Lanjut RAD-PK untuk mengintegrasikan RAD-PK ke dalam

RKA dan DPA pada tahun anggaran berjalan. Selain itu juga mengindikasikan kurangnya sumberdaya

manusia berkualitas pada masing-masing SKPD yang ada di Pemerintahan Kota Bandung

Page 6: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR

REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

Seperti yang terpublikasikan di media massa bahwa Kota Bandung telah membentuk Tim

Kormonev Inpres No. 4/2005. Namun tim yang terbentuk tersebut masih belum mempunyai mekanisme

dan agenda yang jelas dalam memonitor pelaksanaan RAD-PK. Sehubungan dengan hal itu, dalam

upaya meningkatan pelaksanaan RAD-PK di Kota Bandung tampaknya perlu dikeluarkan pedoman

umum dan teknis dalam hal penyusunan, sosialisasi dan pelaksanaan RAD-PK, pengintegrasian RAD-

PK dengan dokumen perencanaan lain yang ada di tiap-tiap SKPD, mekanisme monitoring dan evaluasi

RAD-PK Kota Bandung.

Page 7: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR

REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

Page 8: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR

REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam rangka optimalisasi pencegahan

korupsi, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)

berupaya menelusuri akar permasalahan korupsi

di sektor pelayanan publik serta mendorong dan

membantu lembaga publik mempersiapkan upaya-

upaya pencegahan korupsi yang efektif pada

wilayah dan layanan yang rentan terjadinya

korupsi.

Hasil survey integritas sektor publik tahun

20092, menyebutkan nilai rata-rata integritas

sektor publik secara nasional adalah 6,50, dengan

perincian rata-rata integritas di tingkat pusat 6,64 ,

rata-rata nilai integritas sektor publik di tingkat pemerintah provinsi adalah 6,18, dan rata-rata nilai

integritas di tingkat pemerintah kota/kabupaten 6,46. Bila dibandingkan, nilai integritas pemerintah

provinsi relatif lebih buruk dibanding nilai integritas instansi di tingkat pusat maupun pemerintah

kabupaten/kota.

Untuk Kota Bandung sendiri, hasil survey memberikan nilai Indeks Persepsi Korupsi (IPK) 3.4

di Tahun 2009. Namun kemudian di Tahun 2010 meningkat menjadi 5,4. Hal ini menggambarkan

bahwa ada upaya perbaikan pelayanan publik di Kota Bandung dan hasil upaya tersebut telah

menunjukan adanya perbaikan yang signifikan

Hasil survey tersebut mendapat tanggapan dari banyak pihak. Umumnya berbagai pihak

menyatakan bahwa hasil survey integritas telah menunjukkan sisi buruk kualitas pelayanan publik.

Harapannya melalui pengungkapan ini, pemerintah/birokrasi dapat melakukan perubahan dan

perbaikan secara lebih nyata. Selain mendapat tanggapan, hasil survey integritas telah dijadikan

semacam tolak ukur capaian dari perubahan/perbaikan yang telah dilakukan. Hasil survey integritas

telah menjadi semacam “trigger” untuk terus meningkatkan kualitas layanan publik yang diberikan

kepada masyarakat, atau menjadi stimulus yang mampu memotivasi pemerintah/birokrasi untuk terus

berbenah/berbuat lebih baik bagi masyarakat.

Upaya berbenah/berbuat lebih baik bagi masyarakat inilah yang dimaknai sebagai upaya

membangun sistem integritas dalam pelayanan publik. Definisi yang lebih utuh adalah keutuhan

(wholeness) yang diturunkan dari kata kejujuran (honesty), konsistensi kebenaran (consistent on

upraightness) yang menjadi sebuah karakter (character). Secara umum integritas dipahami publik

sebagai ciri kepribadian yang jujur, berperilaku konsisten serta berpegang teguh pada prinsip

kebenaran untuk menjalankan apa yang dikatakan secara bertanggung jawab. Dalam hal kenegaraan,

2 Kompas, 23 Desember 2009

Page 9: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR

REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

integritas nasional memiliki korelasi kuat terhadap istilah “good governance”. Mengacu pada konsep

diatas maka survey integritas yang dilakukan KPK sangatlah tepat, karena berkenaan dengan cara

untuk mendesakkan agenda perubahan dan perbaikan pelayanan publik dalam rangka mencapai “good

governance”3

Sejalan dengan upaya mencapai “good governance”, maka agenda pencegahan korupsi perlu

menjadi perhatian bersama baik pemerintah, dunia usaha dan masyarakat. Hal ini disadari betul oleh

pemerintah sehingga dalam Strategi Nasional Pemberantasan Korupsi 2010 - 2025 telah dirumuskan 6

strategi besar, termasuk strategi pencegahan disamping penindakan, harmonisasi kebijakan, asset

recovery, kerjasama internasional serta mekanisme monitoring, evaluasi dan pelaporan.

Secara umum, terdapat 5 (lima) isu strategis4 dalam upaya pencegahan korupsi secara

nasional yaitu :

1. Peningkatan efektivitas kebijakan dan kelembagaan dalam rangka Pencegahan

Korupsi.

2. Pelaksanaan transparansi administrasi publik, efektivitas kewajiban pelaporan

kepada publik, dan meningkatkan akses publik untuk mendapatkan informasi

tentang penyelenggaraan administrasi publik.

3. Percepatan reformasi manajemen keuangan negara dan pengadaan barang/jasa

publik.

4. Peningkatan efektivitas reformasi birokrasi di sektor publik di pusat dan daerah.

5. Penguatan komitmen anti-korupsi,

Merujuk pada lima isu strategis bidang pencegahan korupsi secara nasional tadi, maka

pemerintah dan pemerintah daerah diwajibkan untuk menyusun Rencana Aksi Daerah Pemberantasan

Korupsi (RAD-PK). Hal ini telah ditegaskan dalam Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010 – 2014, yang menyebutkan

bahwa salah satu hal yang menandakan terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebas Kolusi,

Korupsi dan Nepotisme (KKN), adalah terlaksananya RAD-PK di provinsi/kabupaten/kota (Bab VIII:

Hukum dan Aparatur, Sub Bab: Sasaran). Hal ini berarti, penyusunan dan pelaksanaan RAD-PK telah

diamanatkan menjadi bagian dari cita-cita pemberantasan korupsi secara nasional yang perlu didukung

oleh penyusunan dan pelaksanaan rencana aksi di tingkat daerah.

Rencana Aksi Daerah Pemberantasan Korupsi (RAD-PK), merupakan dokumen penyearah dari

implementasi komitmen Pemerintah Daerah dalam upaya pemberantasan korupsi, khususnya yang

berkaitan dengan peningkatan kualitas pelayanan publik, penataan sistem keuangan daerah, perbaikan

sistem administrasi pemerintahan daerah serta penetapan program dan wilayah bebas korupsi.

Program dan kegiatan aksi daerah tersebut berisikan langkah-langkah konkrit yang telah disepakati

para pemangku kepentingan di daerah dalam rangka percepatan pemberantasan korupsi. Langkah-

langkah konkrit dalam upaya pencegahan korupsi, tersusun melalui pendekatan sistematik dan

terintegrasi dengan skema/pola perencanaan pembangunan daerah.

Pemerintah Kota Bandung sendiri, telah menyusun dan menetapakan RAD-PK Kota Bandung

kedalam Peraturan Walikota No 891 Tahun 2008 tentang RAD PK Kota Bandung Tahun 2009 - 2013.

Masing-masing program/kegiatan ditetapkan untuk kemudian dilaksanakan pada tahun yang berbeda.

3 LAK News Edisi 1/November/2010

4 Buku Strategi Nasional Pemberantasan Korupsi, Bappenas RI

Page 10: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR

REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

Kenyataan menunjukkan bahwa, sejak ditetapkannya Peraturan Walikota di atas, hingga kini

belum ada pemantuan dan laporan yang dapat dibaca oleh masyarakat tentang capaian perubahan

yang telah dilakukan melalui agenda pelaksanaan RAD-PK di Kota Bandung. Tidak adanya laporan

pemantauan tentang capaian pelaksanaan RAD-PK Kota Bandung disebabkan oleh beberapa hal

antara lain :

1. Belum adanya mekanisme pemantauan dan laporan yang baku atas pelaksanaan

RAD-PK.

2. Belum terbentuknya forum multi stakeholder yang secara khusus melakukan

pengawalan terhadap penyusunan dan pelaksanaan RAD-PK di Kota Bandung.

3. Belum adanya “public awareness”, akan pentingnya RAD-PK sebagai bagian dari

upaya mengembangkan sistem integritas dalam pelayanan publik dan pencegahan

korupsi di Kota Bandung.

Sehubungan dengan kenyataan di atas, maka perlu ada review dan pemantauan terhadap

pelaksanaan RAD-PK Kota Bandung sebagai suatu cara untuk menilai komitmen dan kapasitas

pemerintah Kota Bandung dalam rangka pengembangkan integrity system pada pelayanan publik di

Kota Bandung.

Sesungguhnya, berdasarkan Diktum 11, point 4 pada Inpres No. 5 Tahun 2004 tentang

Percepatan Pemberantasan Korupsi, monitoring dan evaluasi pelaksanaan dari amanat pada Inpres ini

merupakan tugas Kementrian PAN (Pendayagunaan Aparatur Negara)5. Namun hingga kini belum ada

laporan tentang kemajuan pelaksanaan yang dapat dibaca oleh masyarakat.

Review dan pemantauan terhadap pelaksanaan RAD-PK di Kota Bandung, juga wajib

dilakukan pada bidang-bidang pelayanan public yang menjadi focus isu dalam Rencana Aksi Daerah

Pemberantasan Korupsi yang telah di Perwal-kan

1.2 Tujuan

Tujuan utama dari review RAD-PK Kota Bandung, adalah untuk meninjau kembali proses

penyusunan dan pelaksanaan RAD-PK serta tindak lanjutnya di Kota Bandung.

Berdasarkan tujuan di atas maka, sasaran utama review meliputi tiga hal pokok yakni :

1. Review dari tahapan dan proses penyusunan RAD-PK berdasarkan alur penyusunan

RAD-PK

2. Menilai keterkaitan RAD-PK dengan dokumen perencanaan di masing-masing SKPD

pelaksana RAD-PK

3. Mengungkap persepsi birokrasi terhadap RAD-PK yang meliputi :

a. Relevansi penyusunan dan pelaksanaan RAD-PK dalam kerangka percepatan

pemberantasan korupsi

b. Efektifitas dalam proses penyusunan RAD-PK terutama pada saat

pelaksanaan Kampanye dan Konsultasi Publik (KKP)

c. Efisiensi yang terjadi, berkaitan dengan penyusunan dan pelaksanaan RAD-

PK

5 Dictum 11, point 4 Inpres Nomor 5 Tahun 2004 : “… Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara :.....

(e). Mengoordinasikan, memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan Instruksi Presiden ini.”

Page 11: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR

REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

d. Tingkat koordinasi antar para stakeholder dalam proses penyusunan maupun

pelaksanaan RAD-PK

e. Dampak langsung maupun tidak langsung dari proses penyusunan dan

pelaksanaan RAD-PK

f. Peluang dan kendala bagi keberlanjutan RAD-PK

1.3 Kerangka Akademik

1.3.1 Alur Penyusunan RAD-PK

Secara singkat, alur penyusunan RAD-PK terdiri dari tahapan yang diuraikan sebagai berikut :

Pembentukan Tim Penyusun RAD-PK.

Tim penyusun terdiri dari perwakilan berbagai stakeholder meliputi pemerintah, dunia

usaha, organisasi profesi, swasta dan masyarakat.

Penentuan Isu Prioritas Dalam RAD-PK.

Kegiatan ini dimaksudkan untuk menggali masukan dari berbagai pihak mengenai isu

pelayanan publik yang akan menjadi prioritas dalam RAD-PK. Beberapa cara untuk

memperoleh input dari masyarakat adalah dengan melakukan Citizen Report Card

Survey, penerapan IKM (Indeks Kepuasan Masyarakat) dalam penilaian kualitas

pelayanan publiik, dll

Penyusunan Draft RAD-PK serta Rencana Tindak Lanjut (RTL).

Setelah teridentifikasi, maka dilakukan penyusunan draft RAD-PK. Agar lebih

implementatif, RAD-PK dituangkan juga kedalam rencana tindak lanjut (RTL), yang

merupakan pedoman bagi SKPD pelaksana kegiatan

Konsultasi dan Kampanye Publik RAD-PK.

Untuk memperoleh masukan yang lebih luas, maka dilakukan Konsultasi dan

Kampanye Publik (KKP) dengan mengundang berbagai stakeholder untuk memberi

input terhadap draft RAD-PK dan rencana tindak lanjutnya

Penyempurnaan draft RAD-PK.

Dimana input dari konsultasi dan kampanye public (KKP), menjadi masukan untuk

finalisasi RAD-PK. Proses finalisasi ini dapat dilakukan melalui workshop atau serial

diskusi yang dikoordinir oleh Tim Penyusun RAD-PK

Menuangkan RAD-PK Ke Dalam Dasar Hukum.

Hal ini merupakan salah satu bentuk komitmen dan wujud nyata kepemilikan daerah

dari para stakeholder di daerah. Di beberapa daerah yang telah difasilitasi, RAD-PK

dituangkan kedalam bentuk Peraturan Kepala Daerah (Peraturan Gubernur, Peraturan

Bupati dan/atau Peraturan Walikota)

Sosialisasi RAD-PK.

RAD-PK yang telah dituangkan dalam Peraturan Kepala Daerah, disosialisasikan agar

masyarakat luas mengetahui.

Implementasi RAD-PK.

Implementasi RAD-PK diharapkan memberi dampak langsung kepada masyarakat

sebagai pengguna layanan publik.

Kormonev (koordinasi, monitoring dan evaluasi).

Page 12: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR

REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

Kormonev ini diharapkan melibatkan berbagai pihak, terutama masyarakat. Hasil

kormonev akan menjadi bahan penyempurnaan RAD-PK yang merupakan Living

Document. Penyempurnaan disesuaikan dengan kebutuhan, situasi dan kondisi dalam

kurun waktu tertentu. Analisa kebutuhan dilakukan berdasarkan proses monitoring dan

evaluasi tiap semester dan tahun

1.3.2 Keterkaitan RAD PK dengan Dokumen Perencanaan Lainnya

RAD-PK tidak berdiri sendiri, tetapi harus terkait dengan dokumen perencanaan lainnya.

Program dan kegiatan yang tercantum dalam matriks RAD-PK semestinya terintegrasi dalam dokumen

perencanaan pembangunan, baik 5 tahunan maupun rencana tahunan. Hal ini dimaksudkan untuk

memastikan seluruh rencana aksi yang tercantum dalam matriks RAD-PK dapat dilaksanakan sesuai

dengan waktu yang telah dijadwalkan.

Dokumen perencanaan terkait tersebut adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah (RPJMD), Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD), Rencana Strategis (RENSTRA),

Rencana Kerja (RENJA), Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran

(DPA) dari SKPD pelaksana RAD-PK.

Keterkaitan dilihat dengan cara membandingkan pernyataan program dan kegiatan yang

tercantum dalam matrik RAD-PK, dengan pernyataan program dan kegiatan yang tercantum dalam

dokumen perencanaan lainnya. Keterkaitan tersebut dinyatakan dalam tiga klasifikasi sebagai berikut :

1. Persis sama, artinya pernyataan program dan kegiatan pada RAD-PK sama dengan

pernyataan program dan kegiatan pada dokumen perencanaan lainnya.

2. Mirip, artinya pernyataannya tidak sama namun subtansi program dan kegiatannya

sama

3. Tidak ada artinya pernyataan program dan kegiatan pada RAD-PK sama sekali tidak

terakomodir dalam dokumen perencanaan lainnya.

1.3.3 Persepsi terhadap RAD-PK

Persepsi terhadap RAD-PK dianalisa dengan menggunakan pendekatan kriteria evaluasi dari

Model Evaluasi yang dikembangkan oleh OECD – DAC (Organisation for Economic Cooperation and

Development - Development Assistance Committee) yang berdiri pada tahun 1999. OECD - DAC

mengembangkan 7 kriteria evaluasi yaitu:

1. Relevance/Appropriateness

2. Connectedness

3. Coherence

4. Coverage

5. Efficiency

6. Effectiveness (tercakup di dalamnya kriteria koordinasi dan keterkaitan)

7. Impact.

Masing-masing kriteria memiliki definisi tersendiri dan pokok-pokok pertanyaan yang jelas.6

6 Kriteria evaluasi ini pertama- tama digunakan untuk mengevaluasi program-program aksi kemanusian

(humanitarian action) di Rwanda. Kriteria yang sama pernah digunakan oleh WFP (World Food Program) untuk

Page 13: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR

REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

Untuk evaluasi penyusunan dan pelaksanaan RAD-PK, tidak semua kriteria di atas digunakan.

Hal ini didasarkan pada beberapa alasan sebagai berikut :

1. Evaluasi ini tidak menyangkut seluruh diktum yang terkandung dalam Inpres 5 Tahun

2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi. Oleh karena itu, kriteria coherence

(keterpaduan dari berbagai aspek: politik, ekonomi, social dan budaya) tidak

dimasukkan dalam evaluasi ini).

2. Evaluasi ini tidak menunjuk pada ketercapaian cakupan wilayah program. Oleh karena

itu criteria coverage (cakupan wilayah) tidak digunakan. Indikator ini dapat digunakan

apabila kita hendak menilai ketercapaian suatu program berdasarkan cakupan wilayah

yang dilayani. Apakah setingkat desa, kecamatan, kabupaten, provinsi atau Negara.

Berangkat dari pemahaman tentang kriteria evaluasi di atas serta kekhususan

program/kegiatan penyusunan RAD-PK, maka hanya 6 kriteria yang digunakan yakni Relevansi

(Relevance/Appropriatness), Efektifitas, Keterkaitan (Coordination), Efisiensi, Impact dan

Keberlanjutan (Suistenability/Connectedness). Secara rinci, penjelasan tentang kriteria-kriteria

tersebut dapat dibaca pada tabel berikut ini.

Tabel 1.1 Penjelasan tentang Kriteria Evaluasi

No Jenis Kriteria Penjelasan Umum Pertanyaan Pokok

1. Relevansi (Relevance) Relevansi didefinisikan sebagai

derajad kesahihan tujuan.

Artinya, sejauh mana tujuan

program tetap sahih (valid) dan

penting, seperti pada saat awal

perencanaan atau setelah ada

perubahan karena adanya

kondisi yang berubah dalam

lingkup program maupun luar

program.

Apakah program/kegiatan yang dilaksanakan

sesuai dengan konteks kekinian atau situasi

lingkungan?

Apakah program/kegiatan dirancang untuk

menjawab masalah (menemukan kebutuhan)

yang sedang terjadi?

Apakah program/kegiatan yang dilaksanakan

sejalan dengan kebutuhan masyararakat?

Apakah tujuan, sasaran dan hasil program sesuai

dengan kebutuhan dan aspirasi kelompok

sasaran dan kelompok penerima manfaat

program

2. Efektifitas Efektifitas didefinisikan sebagai

derajad/tingkat ketercapaian

tujuan.

Artinya sejauh mana program

mencapai tujuan atau

mewujudkan hasil yang

direncanakan

Sejauh mana program terlaksana; apakah

semua kegiatan yang direncanakan berjalan

sesuai jadwal yang ditentukan?

Apakah output (luaran) yang dihasilkan cukup

memberi kontribusi pada pencapaian hasil dan

manfaat program?

Mengapa suatu kegiatan dapat mencapai atau

tidak mencapai output (luaran) sebagaimana

direncanakan, termasuk di dalamnya

bagaimana kegiatan direncanakan dan

dilaksanakan?

Apakah setiap/suatu kegiatan yang

mengevaluasi program bantuan kemanusian di Somalia, UNHCR untuk emergency program di Kosovo, DFID

untuk evaluasi program WFP di Bangladesh, dan masih banyak lagi.

Page 14: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR

REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

dilaksanakan mencapai output (luaran)

sebagaimana direncanakan sebelumnya?

Tercakup di dalamnya, ketercapaian pada

sasaran para pihak yang berkepentingan

(stakeholders)

3. Koordinasi

(Coordination)

Koordinasi didefinisikan sebagai

suatu system penerapan

instrumen-instrumen kebijakan

yang terintegrasi dalam pelak-

sanaan program/kegiatan.

Artinya sejauh mana koordinasi

tercipta di antara organ-organ

fungsional pelaksana suatu

program/ kegiatan (orchestrating

a functional division of labour)

dapat berjalan dengan baik

sehingga menunjang tercapainya

efektifitas program/kegiatan.

Siapa saja orang/pihak yang terlibat dalam

pelaksanaan program/kegiatan? Apakah ada

koordinasi di antara orang/pihak-pihak tersebut?

Siapa yang menjadi pemeran utama (lead

agency/leading sector) dalam pelaksanaan

program/kegiatan dan bagimana koordinasi

dilakukan?

Apa saja/pada bagian mana koordinasi

dilakukan? Siapa yang berperan penting dalam

melakukan koordinasi dan apakah koordinasi

berjalan dengan baik?

Apa saja xivember-faktor yang menghambat

maupun yang mendukung koordinasi tersebut?

Apakah koordinasi dapat xivember kontribusi

yang signifikan untuk efektifitas pelaksaan

program/kegiatan maupun pencapaian manfaat

dan dampak program/kegiatan?

4 Keterkaitan

(Cooperation)

Keterkaitan dipahami sebagai

keterkaitan antara

program/kegiatan dengan

program/kegiatan lain atau pihak

lain. Artinya sejauh mana kerja

sama dapat dibangun dari suatu

program/kegiatan yang

dilaksanakan.

Apakah ada keterkaitan antara program/kegiatan

yang direncanakan dengan program lain yang

dilaksanakan oleh lembaga lain?

Apakah ada kerja sama pelaksanaan kegiatan

dan bagaimana kerjasama itu dikelola?

Apakah kerjasama-kerjasama tersebut

mendukung atau justru melemahkan pencapaian

cita-cita program?

5 Efesiensi Efesiensi didefinisikan upaya

perubahan input menjadi output

secara optimal. Artinya apakah

sumber daya yang tersedia

terserap dengan baik untuk

pelaksanaan kegiatan-kegiatan

yang direncanakan?

Apakah cukup tersedia sumber daya (terutama)

dana untuk pelaksanaan program/kegiatan?

Apakah cukup berimbang antara input yang

digunakan dengan output yang diperoleh?

Tercakup di dalamnya sumber daya apa saja

yang digunakan untuk pelaksanaan

program/kegiatan.

Apakah sumber daya (terutama dana) dikelola

dengan baik dan benar (akuntabel) untuk

mensukseskan program/kegiatan

6 Dampak (Impact) Dampak didefinisikan sebagai

hasil dari program yang dinilai

berdasarkan tujuan jangka

panjang program. Dengan kata

lain dampak dipahami sebagai

perubahan terhadap kondisi, baik

yang direncanakan maupun tidak

direncanakan, positif atau negatif

Apakah secara sosial, ekonomi maupun politik,

program/kegiatan ini memberi manfaat bagi

masyarakat sekitar?

Apa saja perubahan yang terjadi akibat

pelaksanaan program/ kegiatan? Tercakup di

dalamnya perubahan yang positif maupun

negatif

Apakah ada nilai tambah bagi masyarakat (di

Page 15: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR

REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

yang dihasilkan oleh suatu

program.

luar penerima manfaat program yang

direncanakan) dari hasil-hasil program/kegiatan

ini?

7 Keberlanjutan

(Sustainability/

Connectedness)

Keberlanjutan didasarkan pada

kebutuhan untuk menjadikan

kegiatan yang bersifat jangka

pendek menjadi bersifat jangka

panjang. Artinya sejauh mana

program/kegiatan yang

dilaksanakan memiliki peluang

dikembangkan dan

keberlanjutannya di masa yang

akan datang.

Apa saja faktor-faktor yang mendukung dan

menghambat pelaksanaan kegiatan?

Aspek-aspek mana saja yang masih dapat

dipertahankan dan perlu dirubah?

Apakah ada rencana jangka panjang yang

hendak dikembangkan?

1.4 Metodologi

1.4.1 Pendekatan Studi

Metode yang digunakan dalam proses review ini adalah metode evaluasi partisipatif. Dalam hal

ini Tim Review berperan sebagai fasilitator yang memandu penggalian dan pengungkapan berbagai

pengalaman dari berbagai narasumber yang terlibat dalam proses menyusun, menetapkan dan

melaksanaan RAD-PK.

Sejalan dengan metode di atas maka pendekatan yang dipakai dalam proses evaluasi ini terdiri

dari pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan menyebarkan

kuesioner untuk mendapatkan persepsi para stakeholder tentang penyusunan dan pelaksanaan RAD-

PK. Pendekatan kualitatif dilakukan dengan cara wawancara maupun Focus Group Discussion (FGD)

untuk mendapatkan review yang lebih mendalam tentang proses penyusunan dan pelaksanaan RAD-

PK.

1.4.2 Populasi dan Sampel

Populasi yang digunakan dalam proses evaluasi ini adalah para pihak yang pernah terlibat

dalam proses penyusunan RAD-PK, dalam hal ini pemerintah daerah, perwakilan masyarakat yang

direpresentasikan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) serta rekan-rekan media

(jurnalis/wartawan). Kelompok-kelompok ini dipilih, karena dipandang memiliki perhatian yang cukup

serius pada upaya percepatan pemberantasan korupsi. Berdasarkan jumlah populasi yang terbatas

maka teknik sampling yang digunakan adalah Teknik Sampling Purposif.

1.4.3 Teknik Pengumpulan Data

Secara teknis, tim review menggunakan berbagai teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Studi dokumen

Studi dokumen, dilakukan dengan cara mengkaji berbagai dokumen perencanaan

program dan kegiatan, antara lain RPJMD, RKPD, RENSTRA, RENJA, RKA dan DPA

masing-masing SKPD pelaksana RAD-PK. Selain itu dilakukan pula kajian terhadap

dokumen penyusunan RAD-PK, laporan pelaksanaan RAD-PK, notulensi kegiatan dan

Page 16: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR

REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

berbagai dokumen tertulis lain yang terkait dengan penyusunan dan pelaksanaan RAD-

PK

2. Wawancara

Metode wawancara yang akan digunakan adalah wawancara semi terstruktur baik

kepada penanggungjawab kegiatan (leading sector), penerima manfaat program,

pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat maupun kelompok stakeholder lainnya.

3. Diskusi Kelompok Terfokus

Diskusi kelompok terfokus dilakukan bersama pemerintah, perwakilan LSM dan media

yang terlibat dalam penyusunan dan pelaksanaan RAD-PK

4. Penyebaran Kuesioner

Kuesioner disebar kepada beberapa kelompok stakeholder dengan jumlah sampel

terbatas melalui Teknik Sampling Purposif.

1.4.4 Definisi Operasional

Beberapa definisi operasional yang patut atau akan dijelaskan, adalah:

A. Relevansi didefiinisikan sebagai derajat kesahihan tujuan. Artinya, sejauh mana tujuan

program tetap sahih (valid) dan penting seperti pada saat awal perencanaan atau setelah

ada perubahan karena adanya kondisi yang berubah dalam lingkup program maupun luar

program.

Persepsi masyarakat terhadap relevansi RAD-PK diukur dari tanggapan responden atas

beberapa penyataan sebagai berikut :

a) Penyusunan dan pelaksanaan RAD PK penting bagi Kota Bandung dalam upaya

pemberantasan korupsi

b) Penyusunan dan pelaksanaan RAD PK merupakan pelaksanaan visi dan misi Kota

Bandung

c) Penyusunan dan pelaksanaan RAD PK merupakan keharusan bagi pemerintah

Kota Bandung

d) Penyusunan dokumen RAD PK merupakan tuntutan masyarakat

e) RAD PK dibutuhkan oleh masyarakat Kota Bandung

f) Isu prioritas RAD PK dibahas bersama-sama dengan masyarakat

g) Program dan kegiatan RAD PK merupakan usulan/kebutuhan masyarakat

B. Efektifitas didefinisikan sebagai derajat/tingkat ketercapaian tujuan, artinya sejauh mana

program mencapai tujuan atau mewujudkan hasil yang direncanakan.

Persepsi masyarakat terhadap efektivitas RAD-PK diukur dari tanggapan responden

terhadap beberapa penyataan sebagai berikut:

a) Tahapan proses penyusunan RAD PK berjalan dengan baik

b) Semua tahapan penyusunan RAD PK berjalan sesuai dengan rencana yang telah

ditetapkan

c) Setiap tahapan proses penyusunan RAD PK mencapai hasil yang direncanakan

d) Dokumen RAD PK ditetapkan menjadi peraturan kepala daerah dalam waktu yang

singkat

e) Peraturan Kepala Daerah tentang RAD PK disosialisasikan seluruh lapisan

masyarakat

Page 17: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR

REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

f) Masyarakat mengetahui proses dan substansi penyusunan RAD PK

g) SKPD yang ditetapkan menjadi SKPD Pelaksana menyusun Rencana Tindak

Lanjut setelah ada peraturan Kepala Daerah

h) SKPD pelaksana mensosialisasikan program/kegiatan pelaksanaan RAD PK

(Rencana Tindak Lanjut) kepada masyarakat

C. Efesiensi didefinisikan sebagai upaya perubahan input menjadi output secara optimal.

Artinya apakah sumberdaya yang tersedia terserap dengan baik untuk pelaksanaan

kegiatan yang direncanakan.

Hubungan antara persepsi masyarakat terhadap efisiensi penyusunan dan pelaksanaan

RAD-PK adalah tanggapan atas pernyataan sebagai berikut:

a) Dana yang dialokasikan untuk proses penyusunan RAD-PK memadai

b) Hasil yang dicapai dari seluruh tahapan proses penyusunan, seimbang dengan

besarnya biaya yang dialokasikan

c) Ada pertanggungjawaban pengelolaan dana yang dialokasikan untuk penyusunan

RAD-PK

d) SKPD pilot mengalokasikan dana untuk pelaksanaan kegiatan yang dimuat dalam

dokumen RAD-PK

e) SKPD pilot melakukan internal audit atas dana pelaksanaan kegiatan Aksi Daerah

Pemberarantasan Korupsi

D. Koordinasi didefinisikan sebagai suatu sistem penerapan instrumen-instrumen kebijakan

yang terintegrasi dalam pelaksanaan program/kegiatan, artinya sejauh mana koordinasi

tercipta diantara organ-organ fungsional pelaksana suatu program/kegiatan dapat berjalan

dengan baik, sehingga menunjang tercapainya efektifitas program/kegiatan.

Kaitan antara koodinasi dengan persepsi masyarakat atas penyusunan serta pelaksanaan

RAD-PK adalah sebagai berikut:

a) Stakeholder memperoleh informasi kegiatan penyusunan RAD-PK

b) Koordinasi dengan pemerintah pusat berjalan dengan baik

c) Koordinasi dengan pemerintah pusat dilakukan atas inisiatif daerah

d) Pertemuan stakeholder didikoordinir oleh Bappeda tingkat Kota/Kabupaten

e) Koordinasi memudahkan penyelesaian penyusunan program/kegiatan

E. Dampak (impact) didefinisikan sebagai hasil dari program yang dinilai berdasarkan tujuan

jangka panjang program. Dengan kata lain dampak dipahami sebagai perubahan terhadap

kondisi, baik yang direncanakan maupun tidak direncanakan, positif atau negative yang

dihasilkan oleh suatu program.

Kaitan antra dampak pelaksanaan RAD-PK dengan tanggapan dan persepsi responden

adalah:

a) Stakeholders terlibat dalam proses penyusunan RAD-PK

b) Kinerja SKPD dalam RAD-PK menjadi lebih baik

c) Masyarakat menyatakan puas atas pelayanan yang diberikan SKPD

d) Kasus korupsi di Kota Bandung menurun

e) Masyarakat makin percaya pada pemerintah

Page 18: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR

REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

F. Keberlanjutan RAD-PK akan bergantung pula pada peluang dan kendala. Oleh sebab itu

kriteria keberlanjutan RAD-PK harus dilihat dari aspek peluang dan kendala.

a. Peluang

Peluang antara lain dilihat dari tanggapan dan persepsi masyarakat terhadap kondisi

yang terjadi atau mungkin terjadi terhadap RAD-PK, yaitu:

a) Pencegahan korupsi harus menjadi prioritas Kota Bandung

b) RAD-PK harus dilaksanakan setiap tahun

c) Setiap tahun pemerintah harus menetapkan minimal satu program bebas korupsi di

setiap SKPD

d) Pencegahan korupsi harus menjadi perhatian bersama baik pemerintah maupun

masyarakat

e) Pemerintah dan masyarakat bisa bekerjasama untuk pencegahan korupsi

f) Masyarakat bisa mendorong upaya percepatan pemberantasan korupsi

g) Masyarakat dapat menyusun aksi pemberantasan korupsi berbasis budaya

setempat

b. Kendala

Kendala RAD-PK dalam persepsi masyarakat atau berdasarkan identifikasi yang

dilakukan masyarakat adalah sebagai berikut :

a) Sumber dana untuk penyusunan program anti korupsi kurang memadai

b) Pencegahan korupsi belum menjadi prioritas dalam penyusunan program tahunan

daerah

c) Ada pihak-pihak yang menentang dan menghalangi upaya-upaya percepatan

pemberantasan korupsi. Dan pihak-pihak tersebut tak jarang berasal dari dalam

pemerintahan daerah sendiri

d) Adanya benturan kebijakan, antara kebijakan pusat dengan kebijakan daerah

e) RAD-PK belum terpadu dengan siklus perencanaan dan penganggaran daerah

f) Ada kesulitan untuk melibatkan masyarakat dalam penyusunan dan pelaksanaan

RAD PK

Sedangkan yang dimaksud dengan keberlanjutan itu sendiri adalah kebutuhan untuk

menjadikan kegiatan yang bersifat jangka pendek menjadi bersifat jangka panjang, artinya sejauh mana

program/kegiatan yang dilaksanakan memiliki pengembangan dan berkelanjutan di masa yang akan

datang. Hal ini dapat ditelusuri dari beberapa pernyataan sebagai berikut :

1. Penyusunan program/kegiatan perlu dipertahankan bahkan ditingkatkan

2. Perlu strategi pemberantasan korupsi berbasis masyarakat

3. RAD-PK harus menjadi rencana aksi bersama antara pemerintah dan masyarakat

4. Harus ada montoring dan evaluasi RAD-PK berbasis persepsi masyarakat

5. Harus ada penyesuaian RAD-PK setiap tahun

Page 19: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR

REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

1.4.5 Teknik Analisis

1. Analisis Keterkaitan RAD-PK dengan dokumen Perencanaan lain

Analisis keterkaitan RAD-PK dengan dokumen perencanaan lainnya adalah persentase

pernyataan program dan kegiatan yang sama, mirip atau tidak, antara RAD-PK dengan dokumen

perencanaan lain yang diperbandingkan, dengan rumus sebagai berikut :

Penetapan kategori keterkaitan RAD-PK dengan dokumen perencanaan lainnya ditetapkan

sebagai berikut:

Apabila persentase pernyataan sama dan mirip = 0% - 33%, maka kategori Rendah

Apabila persentase pernyataan sama dan mirip = 34% - 67%, maka kategori Sedang

Apabila persentase pernyataan sama dan mirip = 68% - 100%, maka kategori Tinggi

Data hasil perolehan analisi untuk masing-masing kriteria dan indikator disajikan dalam bentuk

tabulasi sebagai berikut :

Tabel 1.2. Tabulasi Analisis Atas Masing-Masing Kriteria dan Indikator Keterkaitan RAD-PK

Dengan Dokumen Perencanaan Lainnya

No Uraian Sama

(%) Mirip (%)

Tidak ada (%)

Kategori

1 Program

2 Kegiatan

2. Analisis Persepsi

Persepsi tentang RAD-PK didasarkan pada indikator relevansi, efektifitas, efisiensi, koordinasi,

keterkaitan, dampak dan keberlanjutan. Masing-masing kriteria dikembangkan menjadi pertanyaan-

pertanyaan operasional sebagai indikator evaluasi

Teknik pengukuran dari indikator setiap kriteria mempergunakan skala ordinal dengan rentang

1 hingga 5, di mana skor 1 merupakan skor terendah, dan skor 5 merupakan skor tertinggi. Teknik

penilaian dilakukan dengan cara menata ulang setiap pernyataan indikator pada setiap variable/kriteria

dengan tujuan penajaman penilaian kepada enam kriteria evaluasi yakni :

1) Relevansi penyusunan dan pelaksnaan RAD-PK

2) Efektifitas penyusunan dan pelaksanaan RAD-PK

3) Efisiensi dalam penyusunan dan pelaksanaan RAD-PK

4) Kualitas koordinasi dan keterkaitan dalam penyusunan dan pelaksanaan RAD-PK

5) Dampak (langsung maupun tidak langsung) dari penyusunan dan pelaksanaan RAD-

PK

6) Keberlanjutan RAD-PK yang meliputi sub kriteria peluang dan kendala bagi

keberlanjutan RAD-PK

Jml pernyataan program/kegiatan yang sama/mirip/tidak Persentase = -------------------------------------------------------------------------------- x 100 %

Jumlah program/kegiatan

Page 20: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR

REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

Persepsi yang diperoleh dari tanggapan atas pernyataan untuk masing-masing indikator pada

setiap kriteria dinyatakan dalam bentuk pilihan jawaban yang diberi skor sebagai berikut :

1) Sangat Setuju ............ skor = 5

2) Setuju ........................ skor = 4

3) Ragu-ragu ................. skor = 3

4) Tidak Setuju ............... skor = 2

5) Sangat Tidak Setuju ...skor = 1

Skor yang diperoleh masing-masing indikator adalah penjumlahan dari pilihan jawaban dan

skor dari seluruh responden (skor kenyataan). Sedangkan skor yang diperoleh dari tiap kriteria adalah

penjumlahan dari skor yang diperoleh dari seluruh indikator pada setiap kriteria yang bersangkutan.

Skor Harapan adalah jumlah skor apabila seluruh responden menyatakan Sangat Setuju (skor

=5) untuk setiap pernyataan. Persen kenyataan adalah persentase skor kenyataan dari skor

harapannya.

Pengolahan data selanjutnya mempergunakan analisis deskriptif dengan penyajian tabulasi.

Tabulasi didasarkan pada skor yang diperoleh dari masing-masing indikator. Persentase skor yang

diperoleh masing-masing kriteria mapun indikator dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu Tinggi,

Sedang dan Kurang. Sedangkan penentuan kategori dilakukan berdasarkan persentase skor kenyataan

yang diperoleh dari skor harapannya. Untuk penentuan panjang kelas interval (KI) skor untuk masing-

masing indikator menggunakan rumus :

Misalnya:

Keterangan: Persen skor tertinggi = 5/5 x 100% = 100%

Persen skor terendah = 1/5 x 100% = 20%

Berdasaran rumus di atas maka penentuan katagori kriteria dan indikator adalah sebagai

berikut :

Jika diperoleh skor 20,00% - 46,67% dari skor harapan, maka kategori Rendah

Jika diperoleh skor 46,68% - 73,35% dari skor harapan, maka kategori Sedang

Jika diperoleh skor 73,36% - 100% dari skor harapan, maka kategori Tinggi

Data hasil perolehan skor untuk masing-masing kriteria dan indikator disajikan dalam bentuk

tabulasi sebagai berikut:

Persen skor tertinggi – Persen skor terendah KI = ------------------------------------------------------------

Jumlah Kategori

100 % - 20 % KI = -------------------------------------------------- = 26,67 %

3

Page 21: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR

REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

Tabel 1.3. Tabulasi Antara Perolehan Skor Kenyataan dan Skor Harapan dengan Persetase

Kenyataan Atas Kategori Dari Dokumen RAD-PK dengan Dokumen Perncanaan Daerah Lainya

No INDIKATOR Jumlah Skor Kenyataan

Jumlah Skor Harapan

Persen Kenyataan

Kategori

1

2

Jumlah

Berdasarkan tabulasi diatas, maka penilaian untuk hasil pengukuran7 masing-masing criteria dijelaskan

sebagai berikut :

Tabel 1.4. Pengukuran dan Penilaian Kriteria Relevansi

Keterangan Skor

20.00% - 46.67% 46,68% - 73,35% 73,36% - 100%

Hasil Pengukuran Rendah Sedang Tinggi

Penilaian berdasarkan indikator

RAD-PK bukan prioritas daerah

RAD-PK bukan tuntutan dan kebutuhan masyarakat

Masyarakat tidak terlibat dalam penyusunan RAD-PK

RAD-PK sudah mulai dijadikan prioritas pemerintah.

Masyarakat memandang perlu ada RAD-PK dan sudah mulai terlibat dalam penyusunan RAD-PK

RAD-PK telah menjadi prioritas pemerintah daerah karena sangat dibutuhkan masyarakat.

Masyarakat terlibat dalam penyusunan RAD-PK

Makna Patut dipertanyakan komitmen daerah dalam percepatan pemberantasan korupsi

Masih diperlukannya peningkatan pemahaman tentang perilaku koruptif serta peningkatan kesadaran tentang upaya percepatan pemberantasan korupsi

Upaya pencegahan korupsi telah menjadi komitmen pemerintah

Telah ada tindakan nyata untuk percepatan pemberantasan korupsi

Rekomendasi

Perlu dilakukan monitoring dan publikasi kasus korupsi di daerah

Peningkatan pemahaman tentang perilaku korupsi dan upaya pencegahannya melalui pendidikan anti korupsi

Pengembangan stategi pencegahan korupsi berbasis multistakeholder

Evaluasi khusus bagi daerah-daerah yang belum menyusun RAD-PK

Evaluasi kinerja pelayanan publik

Publikasi inovasi-inovasi untuk perbaikan kualitas pelayanan publik di daerah

Penerapan sanksi bagi daerah yang tidak melaksanakan dan melaporkan pelaksanaan Inpres No. 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi

Techical assistance untuk peningkatan kualitas pelayanan publik

Pemberian reward bagi daerah yang punya inovasi untuk percepatan pemberantasan korupsi

Tujuan tindakan Shock terapi bagi daerah Meningkatkan Upaya pencegahan

7 Matriks pengukuran dan penilaian persepsi tentang RAD PK. Dikembangkan pertamakali oleh Tim Review

RAD-PK pada tahun 2009

Page 22: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR

REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

agar upaya percepatan pemberantasan korupsi dijadikan prioritas

profesionalisme birokrasi korupsi menjadi perhatian bersama semua pihak baik pemerintah, masyarakat dan dunia usaha

Tabel 1.5. Pengukuran dan Penilaian Kriteria Efektifitas

Keterangan Skor

20.00% - 46.67% 46,68% - 73,35% 73,36% - 100%

Hasil Pengukuran Rendah Sedang Tinggi

Penilaian berdasarkan indikator

Daerah memandang RAD-PK tidak perlu dikukuhkan dalam suatu peraturan

Masih ada keraguan tentang perlu tidaknya pengukuhan RAD-PK dalam suatu peraturan

RAD-PK perlu dikukuhkan menjadi Peraturan Kepala Daerah, disosialisasikan sehingga masyarakat paham proses dan substansi RAD-PK

Makna Tidak ada kejelasan tentang pelaksanaan RAD-PK

termasuk di dalamnya monitoring dan evaluasi hasil capaiannya.

Adanya landasan hukum RAD-PK menjamin efektifitas pelaksanaan atau tindak lanjut di daerah.

Rekomendasi

Perlu dilakukan penyamaan persepsi tentang penting tidaknya pengukuhan RAD-PK ke dalam kerangka peraturan daerah

Revisi atau penyesuaian kembali peraturan tentang RAD-PK

Penyusunan dan sosilasasi pedoman penyusunan RAD-PK

Tujuan tindakan

Kepastian hukum bagi daerah dalam menerapkan RAD-PK sebagai suatu dokumen perencanaan yang penting dalam keseluruhan proses penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan

Peraturan tentang RAD-PK terus –menerus dijadikan “living document” karena merupakan pedoman penyearah berbagai upaya percepatan pemberantasan korupsi di daerah

Tabel 1.6. Pengukuran dan Penilaian Kriteria Efisiensi

Keterangan Skor

20.00% - 46.67% 46,68% - 73,35% 73,36% - 100%

Hasil Pengukuran

Rendah Sedang Tinggi

Penilaian berdasarkan indikator

Alokasi dana untuk penyusunan RAD-PK tidak sesuai kebutuhan. Terlalu banyak pos belanja dalam kegiatan penyusunan RAD-PK

Dana untuk penyusunan RAD-PK disesuaikan dengan kebutuhan pada saat pelaksanaan kegiatan

Alokasi dana untuk penyusunan dan pelaksanaan RAD-PK terintegrasi dalam Renja, RKA dan DPA SKPD pelaksana

Makna

Daerah cenderung memaknai kegiatan RAD-PK hanya sebatas project

Daerah belum paham bagaimana mengintegrasikan rencana anggaran kegiatan RAD-PK ke dalam dokumen

Daerah tidak perlu menambah pos anggaran baru karena alokasi untuk kegiatan RAD-PK terintegrasi dalam dokumen rencana dan

Page 23: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR

REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

perencanaan dan pengganggaran

anggaran SKPD pelaksana

Rekomendasi

Penyamaan persepsi tentang sistem alokasi anggaran untuk kegiatan penyusunan dan pelaksanaan RAD-PK

Penegasan tentang dokumen RTL (Rencana Tindak Lanjut) bagi tiap SKPD pelaksana RAD-PK

Dibutuhkan pedoman tentang proses alokasi anggaran untuk kegiatan penyusunan dan pelaksanaan RAD-PK di daerah serta pedoman penyusunan RTL di tiap SKPD pelaksana RAD-PK

Penyesuaian besaran biaya sesuai standar harga pada masing-masing kegiatan di tiap daerah.

Tujuan tindakan

Daerah tidak mengalami kegamangan dalam menyusun alokasi anggaran untuk kegiatan RAD-PK

Belanja kegiatan RAD-PK makin efisien

Tabel 1.7. Pengukuran dan Penilaian Koordinasi dan Keterkaitan

Keterangan Skor

20.00% - 46.67% 46,68% - 73,35% 73,36% - 100%

Hasil Pengukuran

Rendah Sedang Tinggi

Penilaian berdasarkan indikator

Penyusunan RAD-PK tidak melibatkan semua pihak yang berkepentingan

Koordinasi berjalan namun masih ada pertanyaan tentang pihak mana yang berwenang mengkoordinir para pihak tersebut.

Koordinasi dinilai sangat membantu proses penyusunan dan pelaksanaan RAD-PK.

Makna

Belum tumbuh pemahaman bahwa RAD-PK harus dikembangkan menjadi suatu gerakan bersama semua pihak

Daerah masih membutuhkan ketegasan tentang kelembagaan penyusunan dan pelaksanaan RAD-PK

Daerah sudah melakukan inovasi untuk penataan kelembagaan penyusunan dan pelaksanaan RAD-PK

Rekomendasi

Discursus untuk peningkatan pemahaman tentang RAD-PK sebagai suatu dokumen penyearah berbagai tindakan-tindakan dalam upaya percepatan pemberantasan korupsi di daerah

Pembentukan kelembagaan dan mekanisme penyusunan maupun monitoring dan evaluasi pelaksanaan RAD-PK

Peningkatan peran tim Kormonev dari Inpres No. 5 Tahun 2004

Tujuan tindakan

Merubah secara mendasar pemahaman tentang Aksi Pemberantasan Korupsi

Menguatkan dan mendayagunakan fungsi-fungsi yang sudah ada dalam pemerintahan maupun masyarakat untuk percepatan pemberantasan korupsi di daerah

Page 24: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR

REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

Tabel 1.8. Pengukuran dan Penilaian Kriteria Dampak

Keterangan Skor

20.00% - 46.67% 46,68% - 73,35% 73,36% - 100%

Hasil Pengukuran

Rendah Sedang Tinggi

Penilaian berdasarkan indikator

Tidak ada perubahan apapun yang terjadi setelah ada penyusunan dan pelaksanaan RAD-PK

Tidak semua SKPD paham tentang RAD-PK.

Masyarakat belum sepenuhnya percaya bahwa ada upaya percepatan pemberantasan korupsi yang dilakukan pemerintah

RAD-PK dinilai membantu mengurangi kasus korupsi sehingga pada gilirannya masyarakat diuntungkan dan kepercayaan pada pemerintah meningkat

Makna

Penyusunan RAD-PK hanya untuk menggugurkan kewajiban administratif daerah

RAD-PK dinilai masih belum memberi kontribusi pada penurunan kasus korupsi

RAD-PK sangat berkorelasi dengan upaya pemberantasan korupsi di daerah

Rekomendasi

Survey integritas untuk menilai tingkat bebas korupsi di lingkup pemerintahan

Evaluasi Dampak Pelaksanaan Peraturan tentang RAD-PK melalui metode RIA (Regulatory Impact Assesment)

Penerapan sanksi bagi daerah yang tidak melaksanakan dan melaporkan pelakanan Inpres No. 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasn Korupsi

Pemberian penghargaan bagi daerah yang melakukan inovasi untuk percepatan pemberantasan korupsi

Tujuan tindakan

Merubah secara mendasar pemahaman tentang penyusunan dan pelaksanaan RAD-PK agar lebih berdampak bagi masyarakat.

Memastikan bahwa dampak yang sudah ada berkesinambungan dan meningkat

Tabel 1.9.a. Pengukuran dan Penilaian Kriteria Keberlanjutan Atas Dasar Peluang

Keterangan

Skor

20.00% - 46.67% 46,68% - 73,35% 73,36% - 100%

Hasil

Pengukuran Rendah Sedang Tinggi

Penilaian

berdasarkan

indikator

Tidak ada peluang karena

menurut daerah tidak perlu

ada penyesuaian isu

prioritas untuk pencegahan

korupsi setiap tahun, tidak

perlu ada penetapan

program bebas korupsi di

tiap SKPD

Ada kemunginan bagi

keberlanjutan RAD-PK

karena pemerintah daerah

memandang tidak perlu

dana khusus bagi kegiatan

RAD-PK karena RAD-PK

dapat diintegrasikan delam

rencana kerja tiap SKPD

RAD-PK dinilai penting

karena pencegahan

korupsi telah menjadi

“concern” bersama semua

pihak serta masyarakat

dapat bekerjasama

dengan pemerintah untuk

mendorong upaya

percepatan

Page 25: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR

REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

pemberantasan korupsi di

daerah.

Makna

Penyusunan dan

pelaksanaan RAD-PK

sebaiknya dihentikan.

Perlu ada pertimbangan

atau kajian ulang untuk

melanjutkan program

RAD-PK

Penyusunan dan

pelaksanaan RAD-PK

berpeluang tinggi untuk

dilanjutkan di masa-masa

yang akan datang

Rekomendasi

Pencabutan/pembekuan

Inpres No. 5 Tahun 2004

tentang percepatan

pemberantasan korupsi

Peningkatan kerangka hukum tentang penyusunan dan

pelaksanaan RAD-PK dan secara umum tentang percepatan

pemberantasan korupsi.

Evaluasi sistemik tentang

keberhasilan dan kegagalan

Inpres No. 5 Tahun 2004

Penyusunan Program Percepatan Pemberantasan Korupsi

secara Nasional tercakup di dalamnya pedoman pelaksanaan

dan sosialisasi dan pendampingan pada tahap awal

implementasi program secara nasional

Tujuan

tindakan Merubah secara mendasar

Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas daerah serta

memastikan capaian yang diperoleh sekarang berkelanjutan

dan lebih ditingkatkan

Tabel 1.9.b. Pengukuran dan Penilaian Kriteria Keberlanjutan Atas Dasar Kendala

Keterangan Skor

20.00% - 46.67% 46,68% - 73,35% 73,36% - 100%

Hasil Pengukuran

Rendah Sedang Tinggi

Penilaian berdasarkan indikator

Tidak ada banyak tantangan karena program dan kegiatan untuk pencegahan korupsi telah menjadi prioritas daerah dan masyarakat telah dilibatkan secara optimal dalam penyusunan dan pelaksanaan RAD-PK

Masih ada kendala dari sisi pembiayaan karena daerah memperlakukan RAD-PK sebagai satu proyek/kegiatan terpisah dan belum diintegrasikan dalam kesuruhan proses penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di daerah

Masih sangat banyak tantangan karena program dan kegiatan untuk pencegahan korupsi belum menjadi prioritas daerah

Masih ada pihak-pihak yang menentang

Masih lemahnya koordinasi pusat dan daerah serta belum terintegrasinya penyusunan dan pelaksanan RAD-PK dengan siklus perencanaan-penganggaran daerah.

Makna

RAD-PK tidak sulit diakomodir dan dilaksanakan oleh pemerintah daerah

Perlu ada pendesainan ulang RAD-PK baik dari sisi kebijkan, kelembagaan maupun mekanisme pelaksaaan serta kerangka monitoring dan evaluasinya.

Rekomendasi Evaluasi capaian program

dan kegiatan SKPD prioritas dalam RAD -PK

Penetapan pedoman penyusunan, pelaksanaan serta monitoring dan evaluasi Pelaksanaan RAD PK

Page 26: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR

REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

Penyusuaian kembali

dokumen RAD-PK setiap tahun sesuai kebutuhan daerah.

Sosialisasi pedoman dan pendampingan teknis (technical assistance) penyusunan RAD-PK

Tujuan tindakan

Meningkatkan capaian hasil pelaksanan RAD-PK baik dari sisi kualitas maupun sebaran SKPD pelaksana

Memastikan bahwa RAD-PK tetap dilanjutkan

Page 27: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR

REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

3 Analisis Siklus RAD-PK

Analisis data sekunder dilakukan untuk menilai capaian berdasarkan siklus penyusunan dan pelaksanaan RAD-PK. Model penilian atas siklus RAD-PK

disajikan Tabel 1.10

Tabel 1.10. Penilaian pelaksanaan RAD-PK Berdasarkan Siklus RAD-PK

No Tahapan Proses Pengukuran Hasil

Kategori Makna Rekomendasi Tujuan tindakan Kriteria Indikator penilaian Nilai

1 Pembentukan Tim Penyusun

Adanya Tim Perumus RAD-PK

Tim Perumus terdiri dari perwakilan para pihak yang berkepentingan dan dikukuhkan melalui SK Kepala Daerah.

5

Baik

Daerah telah terbiasa bekerja dengan menggunakan tim adhoc.

Daerah memandang perlu keterlibatan para pihak dalam upaya percepatan pemberantasan korupsi

Perlu kajan tentang kapasitas tim penyusun yang sudah dibentuk

Memastikan capaian yang sudah ada tetap berlanjut dan lebih ditingkatkan

Tim perumus hanya terdiri dari pemerintah saja namun dikukuhkan oleh SK Kepala Daerah dan pernah mengadakan pertemuan untuk penyusunan draft RAD-PK

4

Tim perumus terbentuk namun belum dikukuhkan melalui SK Kepala Daerah

3 Cukup Daerah masih ragu tentang

perlunya SK Kepala Daerah tentang tim penyusun

Perlu penegasan tentang pentingnya tim penyusun RAD-PK

Meningkatkan koordinasi antar lembaga dalam penyusunan RAD-PK

Tidak ada tim perumus namun ada panitia adhoc yang dibentuk untuk menyusun draft RAD-PK

2

Buruk Daerah belum paham tentang

kelembagaan dan mekanisme kerja tim penyusun RAD-PK

Sosialisasi/penegasan tentang pentingnya pembentukan tim penyusun

Membangun pemahaman yang mendasar tentang proses penyusunan RAD-PK

Tidak ada panitia adhoc untuk penyusunan yang bertugas menyusun draft RAD-PK

1

Page 28: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR

REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

No Tahapan Proses Pengukuran Hasil

Nilai Kategori Makna Rekomendasi Tujuan tindakan Kriteria Indikator penilaian

2 Penyusunan draft RAD-PK

Ada dokumen draft RAD-PK

Ada serial pertemuan untuk pembahasan isu prioritas dan penyusunan dokumen draft RAD-PK yang dikoordinir oleh Bappeda atau pihak yang bertugas mengurus RAD-PK

5

Baik

Daerah memandang perlunya keberadaan dokumen RAD-PK sebagai salah satu dokumen perencanaan yang penting bagi daerah.

Daerah sudah menerapkan proses partisipasi dalam perencanaan program/kegiatan pembangunan

Perlu ada penegasan tentang format dokumen RAD-PK

Memastikan keberlanjutan proses penyusunan RAD-PK secara konsisten

Ada notulensi pertemuan para pihak yang dikoordinir oleh Bappeda atau pihak yang ditugaskan mengurus RAD-PK

4

Ada notulensi pertemuan pembahasan isu prioritas di Bappeda

3 Cukup

Sudah ada kehendak daerah untuk menjadikan RAD-PK sebagai salah satu dokumen perencanaan

Diperlukan bantuan teknis (technical assistance) untuk penyusunan draft RAD-PK

Mengubah secara mendasar dan meningkatkan kapasitas pemahaman konsep, strategi dan teknis kegiatan

Dokumen draft RAD-PK dibuat menjelang hari pelaksanaan KKP

2

Buruk RAD-PK belum dianggap

penting untuk disusun oleh daerah

Diperlukan bantuan teknis (technical assistance) untuk penyusunan draft RAD-PK

Mengubah secara mendasar dan meningkatkan kapasitas pemahaman konsep, strategi dan teknis kegiatan

Tidak ada dokumen draft RAD-PK

1

Page 29: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR

REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

No Tahapan

Proses

Pengukuran Hasil Nilai Kategori Makna Rekomendasi Tujuan tindakan

Kriteria Indikator penilaian

3 Pelaksanaan

KKP

Ada laporan

pelaksanaan

KKP

Dokumen laporan

pelaksanaan KKP

disampaikan kepada Kepala

Daerah dan Bappenas serta

para pihak yang hadir dalam

pelaksanaan KKP

5

Baik

Daerah memandang konsultasi

publik sebagai mekanisme

pelibatan masyarakat dalam

proses kebijakan

Perlu disusun

panduan teknis

Kampanye

Konsultasi Publik

penyusunan

RAD-PK

Memastikan

berjalannya

konsultasi publik

secara lebih baik Dokumen laporan

pelaksanaan KKP

disampaikan kepada Kepala

Daerah dan Bappenas

4

Ada dokumen laporan

pelaksanaan KKP yang dibuat

oleh panitia teknis daerah

3 Cukup

Daerah memandang belum

perlu melibatkan publik secara

luas dalam penyusunan RAD-

PK

Perlu bimbingan

teknis tentang

pelaksanaan

KKP RAD-PK

yang lebih

partisipatf

Merubah secara

mendasar praktek

penyusunan

program/kegiatan

kearah yang lebih

partisipatif

Ada notulensi pelaksanaan

KKP 2

Buruk

Daerah belum terbiasa

menggunakan proses

partisipatif dalam penyusunan

program/kegiatan

Perlu ada upaya

meningkatkan

pemahaman

tentang

perencanaan

partisipatif

Merubah secara

mendasar praktek

penyusunan

program/kegiatan

kearah yang lebih

partisipatif

Tidak ada dokumen apapun

tentang pelaksanaan KKP

1

4

Penyempurnaa

n Dokumen

RAD-PK

Ada dokumen

hasil

pertemuan

penyempurna

an hasil KKP

Penyempurnaan RAD-PK

dilakukan melalui workshop

multistakeholder serta

penyusunan RTL untuk SKPD

prioritas dalam RAD-PK

5

Baik

Daerah sudah menerapkan

prinsip “colaborative

governance” dan terbiasa

melaksanakan proses

partisipatif dalam penyusunan

program/kegiatan

Pemberian

penghargaan

bagi daerah

yang

menerapkan

pola partisipasi

publik dalam

penyusunan,

Melanjutkan

capaian yang

telah dperoleh

Penyempurnaan RAD-PK

dilakukan melalui workshop

yang melibatkan berbagai

4

Page 30: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR

REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

pihak baik pemerintah,

perwakilan masyarakat (LSM),

media dan perguruan tinggi

pelaksanaan,

monitoring dan

evaluasi RAD-

PK

Penyempurnaan dokumen

RAD-PK dilakukan melalui

workshop lintas SKPD yang

dikoordinir oleh Bappeda atau

pihak yang mengurus RAD-PK

3 Cukup

Koordinasi internal dantara

kelembagaan pemerintah

dalam penyusunan RAD-PK

sudah berjalan baik

Perlu ada

panduan

workshop

penyempurnaan

draft RAD-PK

Memastikan

penyempurnaan

RAD-PK

mencapai hasil

yang maksimal

Pembahasan hasil KKP hanya

dilakukan oleh tim adhoc di

Bappeda atau pihak yang

mengurus RAD-PK

2

Buruk

Perhatian pemerintah daerah

terhadap RAD-PK masih

sangat rendah

Perlu ada

peringatan bagi

daerah bahwa

penyusunan

RAD-PK harus

partisipatif

Merubah

pemahaman dan

komitmen tentang

penyusunan dan

pelaksanaan

RAD-PK secara

partisipatif

Tidak ada pertemuan setelah

pelaksanaan KKP 1

5

Menuangkan

RAD-PK dalam

Peraturan

(Legalisasi)

Ada peraturan

tentang RAD-

PK

Peraturan tentang RAD-PK

disosialisasikan di internal

pemerinah, LSM, media masa

dan masyarakat luas

5

Baik

Daerah mempunyai keyakinan

bahwa Peraturan tentang

RAD-PK, menjamin

terlaksananya program/

kegiatan RAD-PK

Perlu

dipertimbangkan

model

penghargaan

bagi daerah

yang telah

menetapkan

peraturan

tentang RAD-PK

Melanjutkan dan

meningkatkan

capaian yang

sudah ada Peraturan tentang RAD-PK

disosialisasikan di internal

pemerintah dan LSM

4

Peraturan tentang RAD-PK

tercatat dalam lembaran

daerah namun tidak

tersosialisasikan

3 Cukup

Peraturan tentang RAD-PK

cenderung dipandang hanya

untuk memenuhi kewajiban

administrasi belaka

Perlu dilakukan

penyamaan

persepsi tentang

pentingnya

penetapan

peraturan

tentang RAD-PK

Memperbaiki

kerangka

pemahaman

tentang kekuatan

hukum RAD-PK

Page 31: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR

REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

Daerah masih ragu-ragu untuk

menetapkan peraturan tentang

RAD-PK

2

Buruk

Daerah menganggap RAD-PK

bukan suatu hal yang perlu

dikuatkan melalui peraturan

yang mengikat

Perlu

pertimbangan

pemberian

sanksi

administratif

Merubah secara

mendasar

pemahaman dan

komitmen daerah

tentang RAD-PK Tidak ada peraturan tentang

RAD-PK 1

No Tahapan Proses Pengukuran Hasil

Nilai Kategori Makna Rekomendasi Tujuan tindakan Kriteria Indikator penilaian

6 Melaksanakan RAD-PK

Ada program dan kegiatan dalam Renja/RKA/DPA SKPD yang menjadi prioritas dalam RAD-PK

Program dan kegiatan dalam RAD-PK sudah direalisasikan oleh SKPD pelaksana

5

Baik

Daerah memahami kerangka teknis pelaksanaan RAD-PK dan menuangkannya ke dalam program dan kegiatan yang sedang berjalan

Perlu dipertimbangkan adanya penghargaan bagi daerah yang memilik inovasi dalam upaya mencapaian pemberantasan korupsi dengan RAD-PK sebagai pedomannya

Meningkatkan dampak pelaksanaan RAD-PK

SKPD belum mengakomodir program dan kegiatan dalam RAD-PK ke dalam Renja/RKA/DPA tetapi telah melaksanakan kegiatan serupa

4

Daerah dapat mengintegrasikan RAD-PK dalam program/kegiatan yang sedang berjalan

SKPD prioritas telah menetapkan program dan kegiatan RAD-PK dalam Renja/RKA/DPA (ada alokasi anggaran untuk kegiatan RAD-PK)

3 Cukup

Daerah memiliki komitmen untuk melaksankan RAD-PK namun masih ragu dalam melaksanakan program dan kegiatan RAD-PK

Perlu ada penegasan dan atau pendampingan bagi SKPD pelaksana RAD-PK

Meningkatkan kapasitas daerah, baik dari sisi pemahaman maupun pelaksanaannya

SKPD pelaksana masih ragu-ragu (kurang paham) untuk mengakomodir program/kegiatan RAD-PK ke dalam Renja dan RKA SKPD

2 Buruk Daerah memposisikan RAD-PK

hanya sebagai proyek singkat dengan anggaran yang besar

Perlu dipertimbang-kan model sanksi bagi daerah yang tidak melaksanakan

Merubah pemahaman dan memperbaiki secara mendasar strategi percepatan

Page 32: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR

REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

Belum ada SKPD yang melaksanakan program/kegiatan dalam RAD-PK

1

RAD-PK pemberantasan korupsi

7

Monitoring dan evaluasi pelaksanaan RAD-PK

Ada Tim Kormonev RAD-PK

Sudah ada Tim Kormonev RAD-PK (Inpres No. 5 Tahun 2004) yang melaksanakan proses monitoring, evaluasi dan laporan pelaksanaan RAD-PK

5

Baik

Daerah memiliki komitmen yang tinggi untuk percepatan pemberantasan korupsi, paham tentangmekanisme monitoring dan evaluasi RAD-PK

Dipertimbangkan adanya penghargaan bagi daerah yang secara rutin melakukan monev dan melaporkannya secara periodic dari pelaksanaan RAD-PK maupun Inpres No. 5/2004

Melanjutkan capaian yang sudah ada agar lebih berdampak bagi masyarakat Tim Kormonev telah

menetapkan struktur, mekanisme dan agenda kerja

4

Daerah sudah membentuk Tim Kormonev berdasarkan SE Menpan meski sebatas untuk menggugurkan kewajiban administratif

3 Cukup

Masih membutuhkan proses evaluasi untuk menguji komitmen daerah tentang percepatan pemberantasan korupsi

Perlu ada kajian tentang keberadaan tim monitoring dan evaluasi RAD-PK d setiap daerah

Menemukan dan mengenali permasalahan yang dihadapi daerah sekaligus untuk meningkatkan kapasitas tim monev

Tidak ada tim kormonev yang ditugaskan untuk melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan RAD-PK maupun Inpres No. 5 Tahun 2004

2

Buruk

Perlu dipertanyakan komitmen daerah tentang keberlanjutan percepatan pemberantasan korupsi di daerah

Penerapan sanksi bagi daerah yang tidak melaporkan capaian pelaksanaan RAD-PK maupun Inpres No. 5/2004

Merubah komitmen dan strategi secara menyeluruh dan mendasar

Daerah memandang tidak perlu ada tim kormonev, sehingga daerah belum membentuk tim kormonev

1

Page 33: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR

REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

GAMBARAN UMUM KOTA BANDUNG

Kota Bandung merupakan Ibukota Provinsi

Jawa Barat, terletak di antara 107º 36’ Bujur Timur

dan 6º 55’ Lintang Selatan, dan berada pada

ketinggian ±791 m di atas permukaan laut (mean

sea level). Daerah utara Kota Bandung pada

umumnya lebih tinggi daripada daerah selatan.

Rata-rata ketinggian di sebelah utara adalah ±1050

dpl, sedangkan di bagian selatan adalah ±675 dpl.

Kota Bandung dikelilingi oleh pegunungan yang

membuat Bandung menjadi semacam cekungan

(Bandung Basin).

Kota Bandung terdiri dari 30 Kecamatan,

151 Kelurahan, 1.558 RW (rukun warga) dan 9.678

RT (rukun tetangga).

Sedangkan luas wilayah dari Kota Bandung sebesar 16.729,65 Ha.8, dengan jumlah penduduk

sebanyak 2.417.287 jiwa (penduduk laki-laki 1.233.039 jiwa dan perempuan 1.184.248 jiwa), dengan

persentase laju pertumbuhan tiap tahunnya berkisar 1,81%9

Rata-rata kepadatan penduduk Kota Bandung adalah 16.008,53 jiwa/Km², dan jika dilihat dari

segi kepadatan penduduk per kecamatan pada Tahun 2009 maka ada 6 kecamatan dari 30 kecamatan

di Kota Bandung dengan jumlah penduduk terpadat, yaitu:

1. Kecamatan Babakan Ciparay, dengan jumlah penduduk 144.892

2. Kecamatan Kiaracondong, dengan jumlah penduduk 131.978

3. Kecamatan Coblong, dengan jumlah penduduk 128.748

4. Kecamatan Bandung Kulon, dengan jumlah penduduk 127.622

5. Kecamatan Batununggal, dengan jumlah penduduk 125.636

6. Kecamatan Bojongloa Kaler, dengan jumlah penduduk 123.09210

Secara administratif wilayah Kota Bandung berbatasan dengan daerah kabupaten/kota lainnya

yaitu :

8 Berdasarkan Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung Nomor 10 Tahun 1989 tentang

Perubahan batas Wilayah Kotamadya Tingkat II Bandung yang merupakan tindak lanjut dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 16 tahun 1987 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung 9 Hal. 43, Buku Bandung Dalam Angka 2010 dari BPS Provinsi Jawa Barat

10 Hal. 45, Buku Bandung Dalam Angka 2010 dari BPS Provinsi Jawa Barat

Page 34: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR

REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Bandung

Barat (KBB)

Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Bandung Barat dan Kota Cimahi.

Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Bandung.

Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bandung.

2.1 Keadaan Fisik/Geologis

Keadaan geologis di Kota Bandung dan sekitarnya terdiri atas lapisan alluvial hasil letusan

gunung Tangkuban Perahu. Jenis material di wilayah bagian utara umumnya jenis tanah andosol,

sedangkan di bagian Selatan serta Timur terdiri atas jenis alluvial kelabu dengan bahan endapan liat. Di

bagian tengah dan Barat tersebar jenis tanah andosol.

Iklim asli kota Bandung dipengaruhi oleh iklim pegunungan di sekitarnya, namun pada

dasarnya beberapa tahun belakangan mengalami peningkatan suhu, akibat polusi dan meningkatnya

suhu global. Kota Bandung tergolong daerah yang cukup sejuk, dengan temperatur udara rata-rata

23oC (1995 - 2008). Temperatur ini dipengaruhi oleh ketinggian dari permukaan laut, lingkungan

pegunungan atau cekungan dan berbagai danau besar yang terletak disekitarnya,

Bagan 2.1. Peta Kota Bandung

Page 35: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR

REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

2.2. Pemerintahan

Penyelenggaraan pemerintah daerah sebagai bagian Integral pemerintahan dalam konteks

Negara Kesatuan Republik Indonesia, secara historis telah mengalami berbagai perubahan pada

tatanan manajemen penyelenggaraan pemerintah daerah. Kondisi ini ditandai dengan adanya

penyempurnaan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999, menjadi Undang-Undang Nomor 32 Tahun

2004 tentang Pemerintah Daerah. Perubahan tersebut selain karena tuntutan reformasi yang

mengharuskan pemerintah lebih transparan dan akuntabel, juga dipengaruhi oleh perkembangan

dinamika institusi/badan/lembaga pemerintah dalam upaya mengakomodasi berbagai kebutuhan

masyarakat serta upaya mengoptimalkan kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah.

Berkenaan dengan perencanaan pembangunan daerah, pemerintah Kota Bandung telah

mengeluarkan Perda No. 09 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Tahun 2009 - 2013. Dokumen ini merupakan penjabaran visi, misi dan program Walikota Bandung

terpilih dalam suatu periode masa jabatan. Penyusunan RPJM Daerah Kota Bandung Tahun 2009 –

2013 berpedoman pada RPJP Daerah Kota Bandung 2005 – 2025 serta memperhatikan RPJM

Nasional dan RPJM Provinsi, memperhatikan sumber daya dan poetnsi yang dimiliki, faktor-faktor

keberhasilan, evaluasi pembangunan serta isu-isu strategis yang berkembang.

Berdasarkan RPJMD Kota Bandung, isu-isu strategis yang menjadi fokus perhatian Kota

Bandung antara lain :

1. Peningkatan kualitas pendidikan

2. Penumbuhan ekonomi kreatif kota dan sektor ekonomi kreatif dan tradisional

3. Peningkatan kualitas dan pencegahan degradasi lingkungan hidup kota

4. Penyediaan dan pengelolaan infrastruktur serta penataan kota

5. Peningkatan kualitas kesehatan dan penanganan penyakit

6. Penanggulangan kemiskinan dan pengangguran

7. Penyediaan pelayanan umum kota yang prima

8. Optimalisasi manajemen pemerintahan kota

9. Efektivitas dan efisiensi pengelolaan keuangan daerah.

2.3. IPM Kota Bandung

Pembangunan dilaksanakan untuk mewujudkan manusia yang berkualitas yang mempunyai 3

ciri yaitu pertama: sehat dan berumur panjang, kedua: cerdas, kreatif dan terampil, terdidik dan

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, ketiga: mandiri dan memiliki akses untuk hidup layak.

Page 36: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR

REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

Pada tahun 2004, IPM Kota Bandung mencapai 77,17 dan sampai dengan tahun 2007 relatif

tumbuh sangat lambat. Struktur IPM Kota Bandung bervariasi menurut aspeknya. Indeks Pendidikan

adalah indeks tertinggi, sedangkan Indeks Daya Beli adalah indeks terendah. Berdasarkan data yang

ada, Indeks Kesehatan adalah indeks yang diperkirakan dapat mengalami pertumbuhan paling cepat.

Bila pada tahun 2007 adalah sekitar 80, maka ada kemunngkinan dapat mengalami peningkatan hingga

91, atau sedikit lebih rendah daripada indeks pendidikan. Indeks pendidikan walaupun mengalami

peningkatan, namun peningkatannya lambat. Perkembangan yang mengkuatirkan adalah Indeks Daya

Beli, dimana terdapat kecenderungan mengalami penurunan karena inflasi, kenaikan harga bahan

bakar minyak dan perubahan-perubahan ekonomi makro lain yang menyebabkan penurunan daya beli.

2.3.1 Pelayanan Kesehatan

Sarana Kesehatan Kota Bandung sampai dengan tahun 2008 adalah Puskesmas 71 buah, 5

diantaranya adalah Puskesmas dengan tempat perawatan untuk persalinan, 16 Puskesmas diantaranya

memiliki instalasi/unit gawat darurat serta 13 Puskesmas Keliling. Sarana Pelayanan Kesehatan lainnya

adalah Rumah Sakit 31 buah, Praktek Dokter Umum 1.567 Orang, Praktek Dokter Gigi 583 Orang,

Praktek Bidan 811 Orang, Praktek Dokter Spesialis 137 Orang, Balai Pengobatan Swasta 512 buah,

Laboratorium Klinik 88 buah, Apotek sebanyak 493 buah dan Rumah Bersalin 51 buah. Dari 31 Rumah

Sakit tersebut, 11 diantaranya milik Pemerintah. Sedangkan Rumah sakit Swasta berjumlah 20 buah,

Dengan demikian sarana kesehatan Kota Bandung dengan jumlah seperti yang dipaparkan diatas,

seharusnya sudah mampu menyediakan pelayanan kesehatan prima, sesuai dengan permasalahan

kesehatan spesifik khas perkotaan.

Aspek Kesehatan, melalui Angka Kematian Kasar/AKK (Crude Death Rate) dapat digunakan

sebagai petunjuk umum status dan kondisi kesehatan di masyarakat serta secara tidak langsung

menggambarkan kondisi lingkungan ekonomi, fisik dan sosial. AKK juga dapat menjadi dasar dalam

menghitung laju pertambahan penduduk walaupun penilaian yang diberikan secara kasar dan tidak

langsung. Kota Bandung belum memiliki Angka Kematian Kasar tahun 2007, tetapi dari data Rumah

Sakit di Kota Bandung jumlah total kematian adalah sebesar 3.586 kasus di Tahun 2007

Angka Harapan Hidup (AHH) dianggap sebagai indikator umum bagi taraf hidup. Maka semakin

tinggi usia harapan hidup menunjukkan bahwa taraf hidup di suatu wilayah juga semakin tinggi. Sejalan

dengan keberhasilan pembangunan kesehatan maka harapan hidup di Kota Bandung juga mengalami

kenaikan.

Page 37: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR

REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

2.3.2 Pelayanan Pendidikan

Pembangunan bidang pendidikan di Kota Bandung terus dilakukan, dan merupakan salah satu

program prioritas dari tujuh program prioritas pembangunan Pemerintah Kota Bandung yang meliputi :

(1) Bidang Pendidikan, (2) Bidang Kesehatan, (3) Bidang Kemakmuran, (4) Bidang Lingkungan Hidup,

(5) Bidang Seni dan Budaya, (6) Bidang Olahraga, dan (7) Bidang Agama. Upaya meningkatkan SDM

terus dikembangkan, diantaranya melalui Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yaitu

suatu upaya penanganan anak sejak dini pada masa golden age. Demikian juga pada setiap jenjang

pendidikan, terus diupayakan pengembangan infrastruktur dan sarana pendidikan, pengembangan

tenaga kependidikan dan peningkatan kreativitas kegiatan siswa.

Dalam upaya pengembangan SDM, kondisi penyelenggaraan pendidikan di Kota Bandung,

masih dihadapkan kepada berbagai masalah, diantaranya penanganan pendidikan anak usia dini

(PAUD) belum optimal, kondisi sarana dan prasarana (infra struktur) sekolah kurang memadai, masih

adanya angka putus sekolah pada semua jenjang pendidikan, masih adanya angka buta huruf,

kompetensi dan kesejahteraan guru masih perlu untuk ditingkatkan, serta semakin mahalnya biaya

pendidikan di sekolah.

Salah satu indikator keberhasilan dalam pembangunan pendidikan, diukur dari kemampuan

baca tulis atau melek huruf yaitu presentase pendidikan 10 tahun ke atas yang dapat membaca dan

menulis. Data BPS tahun 2007 menunjukan bahwa Penduduk Kota Bandung yang berpendidikan

tertinggi Sekolah Dasar/MI yaitu 37,86 persen, sementara yang tamat SMP/MTs 16,84 persen dan

SMA/SMK/MA 12,06 persen dan yang berhasil menamatkan sekolah sampai jenjang Diploma

I/Perguruan Tinggi 3,22 persen. Dengan demikian, lebih dari separuh penduduk Kota Bandung

berpendidikan SMP ke bawah. Dengan rata-rata lama sekolah penduduk yang hanya 9,93/tahun juga

menunjukkan masih rendahnya pendidikan.

Arah kebijakan dalam bidang pendidikan difokuskan kepada upaya perluasan dan pemerataan

kesempatan memperoleh pendidikan bagi seluruh masyarakat meliputi :

1. Memberi bantuan biaya pendidikan untuk tingkat pendidikan dasar (SD/MI, SMP/MTs) dan

bantuan biaya pendidikan siswa tidak mampu untuk tingkat pendidikan menengah

(SMA/MA/SMK)

2. Mengupayakan peningkatan kualitas dan kuantitas penyelenggaraan pendidikan.

3. Mendorong peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur dan sarana pendidikan.

4. Mengupayakan peningkatan produktivitas kerja dan menciptakan pelayanan yang dapat

memuaskan stakeholder pendidikan.

Page 38: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR

REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

5. Mendorong pengembangan kemampuan dan memberikan kesejahteraan kepada tenaga

kependidikan dalam melaksanakan tugas.

6. Mengupayakan peningkatan pengelolaan penyelenggaraan pendidikan secara efesien dan

efektif sesuai dengan perkembangan iptek.

2.3.3. Keadaan Ekonomi

Pertumbuhan makro ekonomi Kota Bandung pada tahun 2008 semakin menunjukan

perkembangan yang cukup signifikan yang berdampak pada semakin membaiknya kondisi pendidikan

dan kesehatan Kota Bandung. Berikut disampaikan indikator-indikator ekonomi Kota Bandung yang

dapat dijadikan sebagai indikator kasar kondsi daya beli masyarakat.

1. PDRB Kota Bandung pada tahun 2007 (atas dasar harga berlaku) sebesar Rp 51.321.181,

sedangkan pada tahun 2008 sebesar Rp 61.841.832, yang berarti mengalami kenaikan

sebesar Rp 10.520.651 atau 20,52%. Hal ini mengindikasikan bahwa secara agregat

kinerja prekonomian Kota Bandung mengalami peningkatan signifikan, adapun

peningkatan tersebut merupakan kontribusi dominan sektor perdagangan, hotel dan

restoran serta industri pengolahan.

2. Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) tahun 2008 (atas dasar harga konstan) sebesar 8,29%,

sedangkan pada tahun 2007 sebesar 8,24%, berarti mengalami kenaikan sebesar 0,05%.

Kenaikan ini mengindikasikan bahwa tingkat investasi naik sebesar Rp 5.405.271.206.138.

3. Inflasi Kota Bandung pada tahun 2008 sebesar 10,23%, sedangkan pada tahun 2007

sebesar 5,21%, berarti menunjukan peningkatan sebesar 5,02%. Peningkatan inflasi ini

sebagian besar disebabkan oleh kenaikan berbagai komoditas pada kelompok bahan

makanan serta kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau. Sumbangan dua

kelompok tersebut mencapai 5,7%, atau membentuk lebih dari 50% inflasi Kota Bandung.

4. Indeks Daya Beli pada tahun 2007 sebesar 64,27 menunjukan kenaikan dibandingkan

dengan Indeks Daya Beli tahun 2006 sebesar 64,04, yang berarti terdapat peningkatan

pola konsumsi dan perbaikan kemampuan untuk membelanjakan kebutuhan mendasar

sebesar 0,23%.

Dari informasi tersebut di atas, yang menjadi indeks komposit dari Indikator Pembangunan

Manusia (IPM) diperoleh hasil perhitungan yang menunjukan adanya kenaikan IPM, dari tahun 2007

sebesar 78,09 menjadi 78,33 pada tahun 2008, atau kenaikan sebesar 0,24%. Berdasarkan data

dimaksud mengindikasikan terjadinya perubahan berupa penigkatan pembangunan di sektor kesehatan

masyarakat, perekonomian-kesejahteraan masyarakat dan pendidikan masyarakat Kota Bandung.

Page 39: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

HASIL REVIEW

Review RAD-PK dilakukan dengan menggali informasi dari pihak-pihak yang pernah terlibat

dalam penyusunan awal RAD-PK. Informasi juga diperoleh dari pihak-pihak lain yang dianggap

berkepentingan terhadap RAD-PK. Informasi tentang pelaksanaan siklus penyusunan dan pelaksanaan

RAD-PK merupakan refleksi kepatuhan daerah terhadap Inpres No. 5 Tahun 2004 tentang Percepatan

Pemberantasan Korupsi.

Siklus penyusunan RAD-PK terdiri atas pembentukan tim penyusun, penyusunan draft RAD-

PK, Pelaksanaan Kampanye dan Konsultasi Publik (KKP), Penyempurnaan drat RAD-PK, Menuangkan

RAD-PK dalam peraturan (legalisasi) dan mensosialisasikannya, pelaksanaan RAD-PK dan

Pembentukan Tim Monitoring dan Evaluasi RAD-PK.

Keterkaitan RAD-PK dengan dokumen perencanaan adalah keterkaitan dengan Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD),

Rencana Strategis (RENSTRA), Rencana Kerja (RENJA), Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan

Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) SKPD pelaksana RAD-PK. Keterkaitan tersebut dilihat dengan

cara membandingkan pernyataan program dan kegiatan yang tercantum dalam matrik RAD-PK dengan

pernyataan program dan kegiatan yang tercantum dalam dokumen perencanaan lainnya. Keterkaitan

diklasfikasikan kedalam 3 kelas yaitu: sama, mirip dan tidak adanya pernyataan dalam dokumen

perencanaan lainnya.

Persepsi stakeholder terhadap RAD-PK didasarkan pada respon responden terhadap berbagai

pernyataan yang diajukan yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

1. Relevansi

2. Efektivitas

3. Efesiensi

4. Koordinasi & kerjasama

5. Keberlanjutan tercakup di dalamnya peluang dan kendala/tantangan

6. Dampak

3.1. Hasil Review terhdap Pelaksanaan Siklus Penyusunan RAD-PK di

Kota Bandung

Tabel 3.1 Nilai dan Kategori Tahapan Siklus Penyusunan RAD-PK di Kota Bandung

No Tahapan Siklus Nilai Kategori

1 Pembentukan Tim perumus 4 Baik

2 Penyusunan Draft RAD-PK 3 Cukup

3 Kampanye dan Konsultasi Draft RAD-PK 4 Baik

4 Penyempurnaan Dokumen RAD-PK 3 Cukup

5 Legalisasi dan sosialisasi RAD-PK 4 Baik

6 Pelaksanaan RAD-PK 4 Baik

7 Pembentukan Tm Kormonev 5 Baik

Page 40: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

Bagan 3.1. Nilai dan Kategori Pelaksanaan Siklus Penyusunan RAD-PK Kota Bandung

3.2 . Keterkaitan RAD-PK dengan Dokumen Perencanaan Lainnya

Tabel 3.2 Keterkaitan Program dan Kegiatan RAD-PK dengan RPJMD

Tabel 3.3. Keterkaitan Program dan Kegiatan RAD-PK dengan RKPD

No RADPK

RKPD Kota Bandung

Kategori Pernyataan Sama (%)

Pernyataan Mirip (%)

Pernyataan Tidak ada (%)

1 Program 100 - - Tinggi

2 Kegiatan 67 16 16 Tinggi

Tabel 3.4. Keterkaitan Program dan Kegiatan RAD-PK Renstra SKPD

No RADPK

RENSTRA SKPD

Kategori Pernyataan Sama (%)

Pernyataan Mirip (%)

Pernyataan Tidak ada (%)

1 Program 100 - - Tinggi

2 Kegiatan 64 14 22 Tinggi

012345

Pembentukan Tim Perumus (BAIK)

Penyusunan Draft RAD-PK (CUKUP)

Kampanye dan Konsultasi Publik

(BAIK)

Penyempurnaan Draft RAD-PK (CUKUP)

Legalisasi dan Sosialisasi RAD-PK

(BAIK)

Pelaksanaan RAD-PK (BAIK)

Pembentukan Tim Kormonev (BAIK)

Nilai Pelaksanaan Siklus Penyusunan RAD-PK

No RAD-PK

RPJMD

Kategori Pernyataan Sama (%)

Pernyataan Mirip (%)

Pernyataan Tidak ada (%)

1 Program 100 - - Tinggi

2 Kegiatan 66 19 16 Tinggi

Page 41: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

Tabel 3.5. Keterkaitan Program dan Kegiatan RAD-PK dengan Renja SKPD

No RADPK

RENJA SKPD

Kategori Pernyataan Sama (%)

Pernyataan Mirip (%)

Pernyataan Tidak ada (%)

1 Program 100 - - Tinggi

2 Kegiatan 71 14 16 Tinggi

Tabel 3.6. Keterkaitan Program dan Kegiatan RAD-PK dengan RKA SKPD

No RADPK

RKA SKPD

Kategori Pernyataan Sama (%)

Pernyataan Mirip (%)

Pernyataan Tidak ada (%)

1 Program 100 - - Tinggi

2 Kegiatan 71 14 16 Tinggi

Tabel 3.7. Keterkaitan Program dan Kegiatan RAD-PK dengan DPA SKPD

No RADPK

DPA SKPD

Kategori Pernyataan Sama (%)

Pernyataan Mirip (%)

Pernyataan Tidak ada (%)

1 Program 100 - - Tinggi

2 Kegiatan 69 12 19 Tinggi

3.3. Persepsi Terhadap RAD-PK

a. Profil Responden

Bagan 3.2. Komposisi responden berdasarkan Jenis kelamin

Laki-Laki53%

Perempuan47%

Komposisi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Page 42: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

Bagan 3.3 Komposisi responden berdasarkan Golongan Umur

Bagan 3.4 Komposisi responden berdasarkan Jenis Pekerjaan

b. Persepsi tentang Relevansi RAD-PK

Bagan 3.5. Persentase respon responden terhadap pernyataan bahwa Penyusunan dan

Pelaksanaan RAD-PK penting bagi Kota Bandung dalam Upaya Pemberantasan

Korupsi

< 30 tahun13%

31 - 40 tahun23%> 40 tahun

64%

Komposisi Responden Berdasarkan Golongan Umur

PNS76%

LSM20%

Wartawan4%

Komposisi Responden BerdasarkanJenis Pekerjaan

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

4751

3 0 0

Penyusunan dan pelaksanaan RAD PK penting bagi Kota Bandung dalam upaya pemberantasan korupsi

Page 43: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

Bagan 3.6. Persentase respon responden terhadap pernyataan bahwa Penyusunan dan

pelaksanaan RAD PK merupakan pelaksanaan visi dan misi Kota Bandung

Bagan 3.7. Persentase respon responden terhadap pernyataan bahwa Penyusunan dan

pelaksanaan RAD PK merupakan keharusan bagi pemerintah Kota Bandung

0

10

20

30

40

50

60

70

Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

31

68

1 0 0

Penyusunan dan pelaksanaan RAD PK merupakan pelaksanaan visi misi Kota Bandung

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

37

55

8

0 0

Penyusunan dan pelaksanaan RAD PK merupakan keharusan bagi pemerintah Kota Bandung

Page 44: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

Bagan 3.8. Persentase respon responden terhadap pernyataan bahwa Penyusunan dokumen

RAD-PK merupakan tuntutan masyarakat

Bagan 3.9. Persentase respon responden terhadap pernyataan bahwa RAD-PK dibutuhkan oleh

masyarakat

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

11

58

31

0 0

Penyusunan dokumen RAD PK merupakan tuntutan masyarakat

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

12

78

10

0 0

RAD PK dibutuhkan oleh masyarakat

Page 45: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

Bagan 3.10. Persentase respon responden terhadap pernyataan bahwa isu prioritas RAD-PK

dibahas bersama-sama dengan masyarakat

Bagan 3.11. Persentase respon responden terhadap pernyataan bahwa program dan kegiatan

RAD-PK merupakan usulan/kebutuhan masyarakat

05

101520253035404550

Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

18

45

37

0 0

Isu prioritas RAD PK dibahas bersama-sama dengan masyarakat.

0

10

20

30

40

50

60

70

Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

14

64

18

50

Program dan kegiatan RAD PK merupakan usulan/kebutuhan masyarakat

Page 46: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

c. Persepsi tentang Efektifitas RAD-PK

Bagan 3.12. Persentase respon responden terhadap pernyataan bahwa tahapan proses

penyusunan RAD-PK berjalan dengan baik

Bagan 3.13. Persentase respon responden terhadap pernyataan bahwa semua tahapan

penyusunan RAD-PK berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan

0

10

20

30

40

50

60

70

Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

5

67

28

0 0

Tahapan proses penyusunan RAD PK berjalan dengan baik

05

1015202530354045

Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

5

41 39

16

0

Semua tahapan penyusunan RAD PK berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan

Page 47: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

Bagan 3.14. Persentase respon responden terhadap pernyataan bahwa dokumen RAD-PK

ditetapkan menjadi peraturan kepala daerah dalam waktu yang singkat

Bagan 3.15. Persentase respon responden terhadap pernyataan bahwa setiap tahapan proses

penyusunan RAD-PK mencapai hasil yang direncanakan

0

10

20

30

40

50

Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

24

47

29

0 0

Dokumen RAD PK ditetapkan menjadi peraturan kepala daerah dalam waktu yang singkat

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

29

51

18

2 0

Setiap tahapan proses penyusunan RAD PK mencapai hasil yang direncanakan

Page 48: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

Bagan 3.16. Persentase respon responden terhadap pernyataan bahwa Peraturan Kepala Daerah

tentang RAD-PK disosialisasikan seluruh lapisan masyarakat

Bagan 3.17. Persentase respon responden terhadap pernyataan bahwa masyarakat mengetahui

proses dan substansi penyusunan RAD-PK

05

1015202530354045

Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

4043

17

0 0

Peraturan Kepala Daerah tentang RAD PK disosialisasikan seluruh lapisan masyarakat

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

24

39

30

15

Masyarakat mengetahui proses dan substansi penyusunan RAD PK

Page 49: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

Bagan 3.18. Persentase respon responden terhadap pernyataan bahwa SKPD yang ditetapkan menjadi pilot menyusun rencana tindak lanjut setelah ada peraturan Kepala Daerah

Bagan 3.19. Persentase respon responden terhadap pernyataan bahwa SKPD pilot

mensosialisasikan program/kegiatan pelaksanaan RAD-PK kepada masyarakat

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

20

73

3 50

SKPD Pilot menyusun Rencana Tindak Lanjut setelah ada peraturan Kepala Daerah

0

10

20

30

40

50

Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

25

50

25

0 0

SKPD pilot mensosialisasikan program/kegiatan pelaksanaan RAD PK kepada masyarakat

Page 50: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

d. Persepsi tentang Efisensi RAD-PK

Bagan 3.20. Persentase respon responden terhadap pernyataan bahwa dana yang dialokasikan

untuk proses penyusunan RAD-PK memadai

Bagan 3.21. Persentase respon responden terhadap pernyataan bahwa hasil yang dicapai dari

seluruh tahapan proses penyusunan, seimbang dengan besarnya biaya yang

dialokasikan

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

5

3741

11

5

Dana yang dialokasikan untuk proses penyusunan RAD PK memadai

05

1015202530354045

Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

5

41 39

16

0

Hasil yang dicapai dari seluruh tahapan proses penyusunan, seimbang dengan besarnya biaya yang dialokasikan

Page 51: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

Bagan 3.22. Persentase respon responden terhadap pernyataan bahwa ada pertanggung-

jawaban pengelolaan dana yang dialokasikan untuk penyusunan RAD-PK

Bagan 3.23. Persentase respon responden terhadap pernyataan bahwa SKPD pilot

mengalokasikan dana untuk pelaksanaan kegiatan yang dimuat dalam dokumen

RAD-PK

0

10

20

30

40

50

Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

24

47

29

0 0

Ada pertanggungjawaban pengelolaan dana yang dialokasikan untuk penyusunan RAD PK

0

10

20

30

40

50

60

70

Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

12

70

3

15

0

SKPD pilot mengalokasikan dana untuk pelaksanaan kegiatan yang dimuat dalam dokumen RAD PK

Page 52: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

Bagan 3.24. Persentase respon responden terhadap pernyataan bahwa SKPD pilot melakukan

internal audit atas dana pelaksanaan kegiatan Aksi Daeah Pemberarantasan

Korupsi

e. Persepsi tentang Koordinasi Penyusunan dan Pelaksanaan RAD-PK

Bagan 3.25. Persentase respon responden terhadap pernyataan bahwa stakeholder memperoleh

informasi kegiatan penyusunan RAD-PK

0

10

20

30

40

50

60

70

Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

SKPD pilot melakukan internal audit atas dana pelaksanaan kegiatan Aksi Daeah Pemberarantasan Korupsi

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

27

56

17

0 0

Stakeholder memperoleh informasi kegiatan penyusunan RAD-PK

Page 53: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

Bagan 3.26. Persentase respon responden terhadap pernyataan bahwa koordinasi dengan

pemerintah pusat berjalan dengan baik

Bagan 3.27. Persentase respon responden terhadap pernyataan bahwa koordinasi dengan

pemerintah pusat dilakukan atas inisiatif daerah

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

21

70

9

0 0

Koordinasi dengan pemerintah pusat berjalan dengan baik

05

101520253035404550

Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

22

48

29

1 0

Koordinasi dengan pemerintah pusat dilakukan atas inisiatif daerah.

Page 54: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

Bagan 3.28. Persentase respon responden terhadap pernyataan bahwa pertemuan stakeholder

dikoordinir oleh Bappeda

Bagan 3.29. Persentase respon responden terhadap pernyataan bahwa koordinasi memudahkan

penyelesaian penyusunan program/kegiatan

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

10

74

16

0 0

Pertemuan stakeholder dikoordinir oleh Bappeda

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

32

54

13

1 0

Koordinasi memudahkan penyelesaian penyusunan program/kegiatan

Page 55: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

f. Persepsi tentang Dampak RAD-PK

Bagan 3.30. Persentase respon responden terhadap pernyataan bahwa stakeholders terlibat

dalam proses penyusunan RAD-PK

Bagan 3.31. Persentase respon responden terhadap pernyataan bahwa kinerja SKPD pelaksana

RAD-PK menjadi lebih baik

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

22

70

80 0

Stakeholders terlibat dalam proses penyusunan RAD PK

0

10

20

30

40

50

60

70

Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

22

61

16

1 0

Kinerja SKPD Pelaksana RAD PK menjadi lebih baik

Page 56: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

Bagan 3.32. Persentase respon responden terhadap pernyataan bahwa Masyarakat menyatakan

puas atas pelayanan yang diberikan SKPD

Bagan 3.33. Persentase respon responden terhadap pernyataan bahwa kasus korupsi semakin

menurun

0

10

20

30

40

50

60

70

Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

20

67

13

0 0

Masyarakat menyatakan puas atas pelayanan yang diberikan SKPD

0

10

20

30

40

50

60

70

Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

18

70

85

0

Kasus korupsi semakin menurun

Page 57: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

Bagan 3.34. Persentase respon responden terhadap pernyataan bahwa masyarakat makin

percaya pada pemerintah

g. Persepsi terhadap Peluang RAD-PK

Bagan 3.35. Persentase respon responden terhadap pernyataan bahwa pencegahan korupsi

harus menjadi prioritas Kota Bandung

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

27

7

54

75

Masyarakat makin percaya pada pemerintah

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

27

36

2017

0

Pencegahan korupsi harus menjadi prioritas Kota Bandung

Page 58: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

Bagan 3.36. Persentase respon responden terhadap pernyataan bahwa RAD-PK harus

dilaksanakan setiap tahun

Bagan 3.37. Persentase respon responden terhadap pernyataan bahwa setiap tahun pemerintah

harus menetapkan minimal satu program bebas korupsi di setiap SKPD

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

14

28

42

16

0

RAD PK harus dilaksanakan setiap tahun

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

9

36 36

17

1

Setiap tahun pemerintah harus menetapkan minimal satu program bebas korupsi di setiap SKPD

Page 59: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

Bagan 3.38. Persentase respon responden terhadap pernyataan bahwa pencegahan korupsi

harus menjadi perhatian bersama baik pemerintah maupun masyarakat

Bagan 3.39. Persentase respon responden terhadap pernyataan bahwa pemerintah dan

masyarakat bisa bekerjasama untuk pencegahan korupsi

0

10

20

30

40

50

Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

14

46

39

1 0

Pencegahan korupsi harus menjadi perhatian bersama baik pemerintah maupun masyarakat

0

10

20

30

40

50

Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

20

29

47

50

Pemerintah dan masyarakat bisa bekerjasama untuk pencegahan korupsi

Page 60: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

Bagan 3.40. Persentase respon responden terhadap pernyataan bahwa masyarakat bisa

mendorong upaya percepatan pemberantasan korupsi

Bagan 3.41. Persentase respon responden terhadap pernyataan bahwa Masyarakat dapat

berperan serta menyusun aksi pemberantasan korupsi berbasis budaya setempat

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

18

3539

8

0

Masyarakat bisa mendorong upaya percepatan pemberantasan korupsi

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

4

35

51

81

Masyarakat dapat menyusun aksi pemberantasan korupsi berbasis budaya setempat

Page 61: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

h. Persepsi tentang kendala RAD-PK

Bagan 3.42. Persentase respon responden terhadap pernyataan bahwa sumber dana untuk

penyusunan program anti korupsi kurang memadai

Bagan 3.43. Persentase respon responden terhadap pernyataan bahwa pencegahan korupsi

belum menjadi prioritas dalam penyusunan program tahunan daerah

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

1

24

3638

1

Sumber dana untuk penyusunan program anti korupsi kurang memadai

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

3

18

3834

7

Pencegahan korupsi belum menjadi prioritas dalam penyusunan program tahunan daerah.

Page 62: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

Bagan 3.44. Persentase respon responden terhadap pernyataan bahwa ada pihak-pihak yang

menentang upaya percepatan pemberantasan korupsi

Bagan 3.45. Persentase respon responden terhadap pernyataan bahwa ada kebijakan baik di

pusat maupun daerah yang berbenturan

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

1

19

38

2220

Ada pihak-pihak yang menentang upaya percepatan pemberantasan korupsi

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

2

24

11

53

11

Ada kebijakan baik di pusat maupun daerah yang berbenturan

Page 63: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

Bagan 3.46. Persentase respon responden terhadap pernyataan bahwa RAD-PK belum terpadu

dengan siklus perencanaan dan penganggaran daerah

Bagan 3.47. Persentase respon responden terhadap pernyataan bahwa ada kesulitan melibatkan

masyarakat dalam penyusunan dan pelaksanaan RAD-PK

0

10

20

30

40

50

Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

1

2318

45

12

RAD PK belum terpadu dengan siklus perencanaan dan penganggaran daerah

05

1015202530354045

Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

1

16

33

41

9

Ada kesulitan untuk melibatkan masyarakat dalam penyusunan dan pelaksanaan RAD PK

Page 64: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

i. Persepsi terhadap keberlanjutan RAD-PK.

Bagan 3.48. Persentase respon responden terhadap pernyataan bahwa penyusunan

program/kegiatan secara partisipatif perlu dipertahankan bahkan ditingkatkan

Bagan 3.49. Persentase respon responden terhadap pernyataan bahwa perlu strategi

pemberantasan korupsi berbasis masyarakat

0

10

20

30

40

50

Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

26 26

47

1 0

Penyusunan program/kegiatan partisipatif perlu dipertahankan bahkan ditingkatkan

05

101520253035404550

Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

20

30

49

1 0

Perlu strategi pemberantasan korupsi berbasis masyarakat

Page 65: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

Bagan 3.50. Persentase respon responden terhadap pernyataan bahwa RAD-PK harus menjadi

rencana aksi bersama antara pemerintah dan masyarakat

Bagan 3.51. Persentase respon responden terhadap pernyataan bahwa harus ada proses

monitoring dan evaluasi (Monev) RAD-PK berbasis partisipasi masyarakat

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

23

56

18

3 0

RAD PK harus menjadi rencana aksi bersama antara pemerintah dan masyarakat

0

5

10

15

20

25

30

Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

28 2927

16

0

Harus ada Monev RAD PK berbasis partisipasi Masyarakat

Page 66: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

Bagan 3.52. Persentase respon responden terhadap pernyataan bahwa harus ada penyesuaian

RAD-PK setiap tahun

3.4. Tingkat Persepsi Terhadap RAD-PK

a. Tingkat Relevansi RAD-PK

Tabel 3.8 Perolehan Skor Relevansi RAD-PK

No INDIKATOR Skor

Kenyataan Skor

Harapan Persen

Kenyataan Kategori

1 Penyusunan dan pelaksanaan RAD PK penting bagi Kota Bandung dalam upaya pemberantasan korupsi

657 740 88.78 Tinggi

2 Penyusunan dan pelaksanaan RAD PK merupakan pelaksanaan visi misi Kota Bandung

636 740 85.95 Tinggi

3 Penyusunan dan pelaksanaan RAD PK merupakan keharusan bagi pemerintah Kota Bandung

635 740 85.81 Tinggi

4 Penyusunan dokumen RAD PK merupakan tuntutan masyarakat 562 740 75.95 Tinggi

5 RAD PK dibutuhkan oleh masyarakat 595 740 80.41 Tinggi

6 Isu prioritas RAD PK dibahas bersama-sama dengan masyarakat. 563 740 76.08 Tinggi

7 Program dan kegiatan RAD PK merupakan usulan/kebutuhan masyarakat

571 740 77.16 Tinggi

Jumlah 4219 5180 81.45 Tinggi

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

19

41

1417

9

Harus ada penyesuaian RAD PK setiap tahun

Page 67: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

b. Tingkat Efektivitas RAD-PK

Tabel 3.9 Perolehan Skor Efektivitas RAD-PK

No INDIKATOR Skor

Kenyataan Skor

Harapan Persen

Kenyataan Kategori

1 Tahapan proses penyusunan RAD PK berjalan dengan baik

557 740 75.27 Tinggi

2 Semua tahapan penyusunan RAD PK berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan

497 740 67.16 Sedang

3 Setiap tahapan proses penyusunan RAD PK mencapai hasil yang direncanakan 585 740 79.05 Tinggi

4 Dokumen RAD PK ditetapkan menjadi peraturan kepala daerah dalam waktu yang singkat

602 740 81.35 Tinggi

5 Peraturan Kepala Daerah tentang RAD PK disosialisasikan seluruh lapisan masyarakat 626 740 84.59 Tinggi

6 Masyarakat mengetahui proses dan substansi penyusunan RAD PK 556 740 75.14 Tinggi

7 SKPD yang ditetapkan menjadi pilot menyusun Rencana Tindak Lanjut setelah ada peraturan Kepala Daerah

603 740 81.49 Tinggi

8 SKPD pilot (prioritas) mensosialisasikan program/kegiatan pelaksanaan RAD PK (Rencana Tindak Lanjut) kepada masyarakat

592 740 80.00 Tinggi

Jumlah 4,618 5,920 78.01 Tinggi

c. Tingkat Efisiensi RAD-PK

Tabel 3.10 Perolehan Skor Efisiensi RAD-PK

No INDIKATOR Skor

Kenyataan Skor

Harapan Persen

Kenyataan Kategori

1 Dana yang dialokasikan untuk proses penyusunan RAD PK memadai 483 740 65.27 Sedang

2 Hasil yang dicapai dari seluruh tahapan proses penyusunan, seimbang dengan besarnya biaya yang dialokasikan

497 740 67.16 Sedang

3 Ada pertanggungjawaban pengelolaan dana yang dialokasikan untuk penyusunan RAD PK

585 740 79.05 Tinggi

4 SKPD pilot mengalokasikan dana untuk pelaksanaan kegiatan yang dimuat dalam dokumen RAD PK

561 740 75.81 Tinggi

5 SKPD pilot melakukan internal audit atas dana pelaksanaan kegiatan Aksi Daeah Pemberarantasan Korupsi

579 740 78.24 Tinggi

Jumlah 2705 3700 73.11 Sedang

Page 68: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

d. Tingkat Koordinasi dalam Penyusunan dan Pelaksanaan RAD-PK

Tabel 3.11 Perolehan Skor Koordinasi RAD-PK

No INDIKATOR Skor

Kenyataan Skor

Harapan Persen

Kenyataan Kategori

1 Stakeholder memperoleh informasi kegiatan penyusunan RAD-PK

607 740 82.03 Tinggi

2 Koordinasi dengan pemerintah pusat berjalan dengan baik

610 740 82.43 Tinggi

3 Koordinasi dengan pemerintah pusat dilakukan atas inisiatif daerah.

577 740 77.97 Tinggi

4 Pertemuan stakeholder didikoordinir oleh Bappeda 583 740 78.78 Tinggi

5 Koordinasi memudahkan penyelesaian penyusunan program/kegiatan

619 740 83.65 Tinggi

Jumlah 2996 3700 80.97 Tinggi

e. Tingkat Dampak RAD-PK

Tabel 3.12 Perolehan Skor Dampak RAD-PK

No INDIKATOR Skor

Kenyataan Skor

Harapan Persen

Kenyataan Kategori

1 Stakeholders terlbat dalam proses penyesunan RAD PK

612 740 82.70 Tinggi

2 Kinerja SKPD dalam RAD PK menjadi lebih baik

597 740 80.68 Tinggi

3 Masyarakat menyatakan puas atas pelayanan yang diberikan SKPD

603 740 81.49 Tinggi

4 Kasus korupsi di daerah menurun 592 740 80.00 Tinggi

5 Masyarakat makin percaya pada pemerintah 509 740 68.78 Sedang

Jumlah 2,913 3,700 78.73 Tinggi

f. Tingkat Peluang RAD-PK

Tabel 3.13 Perolehan Skor Peluang RAD-PK

No INDIKATOR Skor

Kenyataan Skor

Harapan Persen

Kenyataan Kategori

1 Pencegahan korupsi harus menjadi prioritas Kota Bandung 553 740 74.73 Tinggi

2 RAD PK harus dilaksanakan setiap tahun

505 740 68.24 Sedang

3 Setiap tahun pemerintah harus menetapkan minimal satu program bebas korupsi di setiap SKPD

499 740 67.43 Sedang

Page 69: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

4 Pencegahan korupsi harus menjadi perhatian bersama baik pemerintah maupun masyarakat

550 740 74.32 Tinggi

5 Pemerintah dan masyarakat bisa bekerjasama untuk pencegahan korupsi

538 740 72.70 Sedang

6 Masyarakat bisa mendorong upaya percepatan pemberantasan korupsi

536 740 72.43 Sedang

7 Masyarakat dapat menyusun aksi pemberantasan korupsi berbasis budaya setempat

492 740 66.49 Sedang

Jumlah 3673 5180 70.91 Sedang

g. Tingkat Kendala RAD-PK

Tabel 3.14 Perolehan Skor Kendala RAD-PK

No INDIKATOR Skor

Kenyataan Skor

Harapan Persen

Kenyataan Kategori

1 Sumber dana untuk penyusunan program anti korupsi kurang memadai

423 740 57.16 Sedang

2 Pencegahan korupsi belum menjadi prioritas dalam penyusunan program tahunan daerah

411 740 55.54 Sedang

3 Ada pihak-pihak yang menentang upaya percepatan pemberantasan korupsi

381 740 51.49 Sedang

4 Ada kebijakan baik di pusat maupun daerah yang berbenturan

375 740 50.68 Sedang

5 RAD PK belum terpadu dengan siklus perencanaan dan penganggaran daerah 379 740 51.22 Sedang

6 Ada kesulitan untuk melibatkan masyarakat dalam penyusunan dan pelaksanaan RAD PK

386 740 52.16 Sedang

Jumlah 2,355 4,440 53.04 Sedang

h. Tingkat Keberlanjutan RAD-PK

Tabel 3.15 Perolehan Skor Keberlanjutan RAD-PK

No INDIKATOR Skor

Kenyataan Skor

Harapan Persen

Kenyataan Kategori

1 Penyusunan program/kegiatan perlu dipertahankan bahkan ditingkatkan

558 740 75.41 Tinggi

2 Perlu strategi pemberantasan korupsi berbasis masyarakat

546 740 73.78 Tinggi

3 RAD PK harus menjadi rencana aksi bersama antara pemerintah dan masyarakat 591 740 79.86 Tinggi

4 Harus ada Monev RAD PK berbasis persepsi Masyasyarakat

548 740 74.05 Tinggi

5 Harus ada penyesuaian RAD PK setiap tahun

508 740 68.65 Sedang

Jumlah 2,751 3,700 74.35 Tinggi

Page 70: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

PEMBAHASAN HASIL REVIEW

Menyikapi Inpres No. 5 Tahun 2004

tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi,

Pemerintah Kota Bandung telah mengeluarkan

Peraturan Walikota Bandung No. 891 Tahun 2008

Tentang rencana Aksi Daerah Pemberantasan

Korupsi (RAD-PK) Kota Bandung Tahun 2009 -

2013.

Penyusunan RAD-PK tersebut terlaksana

atas fasilitasi Bappenas dan Kemitraan untuk

Pembaharuan Tata Pemerintahan di Indonesia yang

dilakukan pada tahun 2008. Langkah-langkah pencegahan tindakan korupsi seperti yang tercantum

dalam RAD-PK Kota Bandung antara lain adalah:

1. Penyempurnaan sistem pelayanan publik yang meliputi:

a) Peningkatan pelayanan bidang perijinan

b) Peningkatan pelayanan pendidikan

c) Peningkatan pelayanan kesehatan

d) Peningkatan pelayanan bidang pencegahan dan penanggulangan kebakaran

2. Penyempurnaan Manajemen keuangan daerah yang meliputi:

a) Penyempurnaan pengadaan barang dan jasa

b) Rekruitmen kebutuhan SDM pelaksana pengadaan barang dan jasa

3. Penyempurnaan sistem manajemen pemerintahan yang meliputi:

a) Reformasi SDM aparatur pemerintah

b) Penataan kelembagaan

c) Optimalisasi PAD

d) Peningkatan investasi

e) Pengembangan dan pemanfaatan e-government

Dalam Matriks RAD-PK Kota Bandung seperti yang tersaji pada Lampiran 2, terdapat 1 BUMD

dan 9 SKPD yang merupakan SKPD pelaksana RAD-PK yakni

1. Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT),

2. Dinas Pendidikan (Disdik),

3. Dinas Kesehatan (Dinkes),

4. Dinas Kebakaran (Diskar),

5. Perusahan Daerah Air Minum (PDAM),

6. UPT e-Procurement,

7. Badan Kepegawain Daerah (BKD),

8. Biro Organisasi–Setda

9. Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda)

Page 71: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

10. Badan Komunikasi dan Informasi (Bakominfo).

Sebagaimana disampaikan pada bagian awal bahwa, sejak ditetapkannya Peraturan Walikota

Bandung Nomor 891 tahun 2008 tentang Rencana Aksi Daerah Pemberantasan Korupsi Kota Bandung

Tahun 2009 - 2013, maka review dilakukan pada Bulan Nopember 2010 telah mencatat berbagai

capaian maupun tanggapan dan penilaian. Capaian, tanggapan dan penilaian tersebut dibagi ke dalam

4 pokok pembahasan yakni :

1. Capaian berdasarkan pelaksanaan Siklus RAD-PK

2. Penilaian tentang keterkaitan RAD-PK dengan berbagai dokumen perencanaan lainnya

3. Tanggapan atau persepsi tentang RAD-PK

4. Inisiatif atau inovasi-inovasi untuk percepatan pencegahan korupsi di Kota Bandung

4.1. Capaian berdasarkan Pelaksanaan Siklus Penyusunan RAD-PK di

Kota Bandung

Penyusunan RAD-PK erat kaitannya dengan proses perencanaan pembangunan daerah.

Sebagai lembaga yang mempunyai tugas merumuskan kebijakan dan mengkoordinasikan perencanaan

pembangunan, Bappeda diharapkan dapat mengkoordinasikan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

serta berbagai stakeholder lainnya dalam rangka penyusunan RAD-PK. Bappeda diharapkan bisa

memegang kendali koordinasi perencanaan pemberantasan korupsi lintas bidang dan lintas sektor serta

mengintegrasikannya ke dalam rencana-rencana pembangunan jangka panjang, menengah dan

tahunan.

Pelaksanaan Siklus penyusunan RAD-PK di Kota Bandung sebagian besar termasuk pada

katagori Baik, kecuali pada tahap penyusunan draft RAD-PK dan tahap penyempurnaan draft RAD-PK,

termasuk pada katagori Cukup.

1. Pembentukan Tim Perumus

Kualitas suatu perencanaan akan dipengaruhi oleh sejauhmana kematangan dalam tahap

persiapan, sedangkan legitimasinya dari sisi partisipasi ditentukan oleh seberapa jauh keterlibatan para

pemangku kepentingan. Tahapan persiapan perumusan RAD-PK meliputi diskusi persiapan dan

pembentukan tim penyusun RAD-PK.

Diskusi persiapan adalah diskusi terbatas yang berfungsi sebagai sarana komunikasi dan

koordinasi antara pemerintah dan pemerintah daerah bersama para stakeholders terkait untuk

mempersiapkan langkah teknis penyusunan RAD-PK. Diskusi ini bertujuan untuk pengenalan terhadap

RAD-PK, membangun persamaan persepsi, komitmen bersama, serta identifikasi awal isu pelayanan

publik yang rawan korupsi.

Penyelenggaraan diskusi persiapan penyusunan RAD-PK Kota Bandung diawali dengan

difasilitasi Bappenas dan Kemitraan. Selanjutnya ditindaklanjuti diskusi persiapan yang diselenggarakan

Bappeda Kota Bandung dengan mengahadirkan narasumber dari Bappenas. Diskusi-diskusi internal

antar SKPD yang dicalonkan menjadi SKPD pelaksana, dilakukan beberapa kali tanpa kehadiran

Bappenas pada Bulan Mei sampai dengan Juni 2008. Peserta diskusi persiapan adalah perwakilan

pemerintah daerah (SKPD), Inspektorat, namun tanpa kehadiran anggota DPRD. Dalam diskusi-diskusi

persiapan ini dihasilkan pemahaman terhadap RAD-PK, penetapan jadwal dan tahapan proses

Page 72: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

penyusunan RAD-PK, usulan pembentukan tim penyusun RAD-PK, serta gambaran umum usulan isu

proritas yang akan dicantumkan dalam RAD-PK.

Mengingat RAD-PK merupakan rencana aksi daerah yang mencakup seluruh bidang

perencanaan pemberantasan korupsi di daerah, maka tim penyusun semestinya melibatkan unsur para

pemangku kepentingan, seperti unsur dari Perguruan Tinggi, asosiasi/organisasi profesi, LSM dan

unsur SKPD lain yang sangat terkait dengan pelaksanaan RAD-PK. Namun upaya mengkoordnasikan

berbagai pihak untuk menjadi anggota tim perumus tidaklah mudah karena masing-masing perwakilan

dari stakeholder mempunyai kepentingan dan kesibukan di kelembagaannya masing-masing.

“…….Kami menghadapi kendala dalam menyamakan persepsi tentang RAD-PK kepada setiap SKPD

pelaksana RAD-PK, karena orang yang mewakili SKPD yang bersangkutan selalu berbeda-beda pada

setiap pertemuan pembahasan persiapan penyusunan RAD-PK.” (Kamelia Purbani, Bappeda Kota

Bandung)

Hal tersebut terungkap pula dari FGD review RAD-PK, bahwa perwakilan dari SKPD dan non

pemerintah berbeda-beda pada setiap seri pelaksanaan diskusi, sehingga materi diskusi persiapan

penyusunan RAD-PK selalu di ulang-ulang.

”.......Kami sering diundang untuk membahas persiapan penyusunan RAD-PK, namun kesulitan untuk

keluar kantor karena harus selalu siap meyelesaikan berbagai permohonan perizinan.Oleh sebab itu

orang yang mewakili SKPD selalu berbeda-beda bergantung pada orang yang mempunyai waktu

kosong” (Sugiharto, BPPT Kota Bandung)

Meskipun tim perumus RAD-PK hanya terdiri dari unsur pemerintah saja namun dikukuhkan

dengan Surat Keputusan Walikota Bandung. Berdasarkan lampiran SK Walikota tersebut tim penyusun

terdiri Ketua dari Bappeda, Sekretaris dari Inspektorat dan para anggota tim dari Bappeda, Sekretariat

Daerah dan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung. Secara teknis, tim yang dibentuk melalui SK

Walikota tersebut ini tidak melakukan serial pertemuan untuk menyusun draft RAD-PK. Hal ini

disebabkan para anggota tim yang dibentuk tersebut adalah para pejabat yang tidak melakukan

kegiatan teknis penyusunan draft RAD-PK. Agar penyusunan RAD-PK dapat dilakukan, maka Bappeda

sebagai koordinator penyusunan RAD-PK membentuk tim/panitia adhoc yang diketuai oleh Sekretaris

Bappeda. Selanjutnya, Kepala Bappeda melalui Surat Perintah No. 800/bapp/2008 memerintahkan

kepada panitia adhoc untuk melaksanakan workshop penyusunan Draft Dokumen RAD-PK Kota

Bandung.

Berdasarkan hasil penilaian tim review, pembentukan tim penyusun RAD-PK di Kota Bandung

mendapatkan kategori Baik. Hal ini berarti Kota Bandung tampaknya telah terbiasa membentuk tim

adhoc walaupun masih didominasi oleh perwakilan dari unsur pemerintah. Namun demikian perlu pula

diperhatikan kapasitas tim perumus yang sudah dibentuk tersebut agar pada penyusunan RAD-PK di

masa yang akan datang menjadi jauh lebih baik dengan mempertahankan capaian yang sudah ada.

2. Penyusunan Draft RAD-PK

Draft (rancangan awal) RAD-PK sangat penting dalam menentukan kualitas seluruh proses

penyusunan RAD-PK. Rancangan awal RAD-PK menginformasikan tentang isu prioritas dalam RAD-

PK, rancangan program dan kegiatan untuk masing-masing isu prioritas yang mengarah pada upaya

Page 73: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

perbaikan tata pemerintahan, pengelolaan keuangan daerah maupun peningkatan pelayanan publik

dalam kerangka pencegahan korupsi. Rancangan awal RAD-PK berfungsi sebagai bahan kajian yang selanjutnya dibahas dalam

Kampanye dan Konsultasi Publik (KKP) guna menyempurnakan dan menetapkan. Rancangan RAD-PK

Kota Bandung ini disusun oleh Panitia/Tim adhoc penyusun yang telah dibentuk sebelumnya. Dari hasil

temuan lapangan, rancangan awal (draft) RAD-PK disusun secara internal oleh tim teknis Bappeda

termasuk penentuan isu prioritas.

“……Pada awalnya kami kesulitan untuk menyusun Draft RAD-PK karena tidak ada pedoman teknis

terkait dengan itu. Setelah kami berkonsultasi dengan Bappenas dan mendapatkan bantuan teknis,

kami memperoleh contoh RAD-PK sehingga kami berhasil menyusun draft RAD-PK” (Kamalia Purbani,

Bappeda)

Namun demikian pertemuan-pertemuan tersebut tidak dilakukan secara serial dengan SKPD

pelaksana sehingga pembahasan lebih mendalam terhadap isu prioritas tidak banyak dilakukan.

“…..Perubahan SOTK di lingkungan pemerintahan mengakibatkan perwakilan SKPD yang sejak awal

mengikuti perkembangan proses persiapan penyusunan RAD-PK ternyata banyak berpindah tugas ke

SKPD/SOTK atau bidang lain. Inilah salah satu faktor penyebab proses koordinasi penyusunan RAD-PK

menjadi terhambat (Farhan Akbar, Bappeda)

Bappeda Kota Bandung juga mengakui adanya kendala untuk melakukan serial pertemuan

secara khusus untuk membahas isu prioritas dan draft RAD-PK. Hal yang sama diakui oleh pihak SKPD

yang juga tidak terlalu banyak tahu tentang proses penyusunan dan pembahasan isu prioritas dan draft

RAD-PK.

“…..Kami lupa siapa yang dulu ditugaskan untuk menghadiri pembahasan draft RAD-PK dan kami

sendiri baru diingatkan kembali bahwa Kota Bandung sekarang telah mempunyai RAD-PK, Padahal

hampir seluruh isu, program dan kegiatan yang tercantum dalam matrik RAD-PK sebenarnya adalah

program dan kegiatan peningkatan pelayanan publik yang selama ini kami lakukan” (Dadang, Dinas

Pendidikan.)

Karena berbagai kepentingan dan kegiatan di masing-masing SKPD, proses koordinasi dengan

SKPD hanya dilakukan melalui klarifikasi isu prioritas yang akan diusung masing-masing SKPD. Proses

penyusunan draft RAD-PK lebih didominasi oleh tim internal Bappeda. Namun demikian secara

keseluruhan pelaksanaan penyusunan draft RAD-PK Kota Bandung termasuk pada kategori Cukup.

Tersusunnya draft RAD-PK sebelum dilakukan kampanye dan konsultasi publik ini

menggambarkan bahwa pemerintah Kota Bandung sudah mempunyai kehendak untuk menjadikan

RAD-PK sebagai salah satu dokumen perencanaan dalam percepatan pemberantasan korupsi. Namun

demikan masih perlu lebih banyak berkonsultasi dengan pihak lain yang berkompeten untuk

memperoleh bantuan teknis penyusunan draft RAD-PK dimasa mendatang.

Page 74: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

3. Pelaksanaan Kampanye dan Konsultasi Publik (KKP)

Kampanye dan Konsultasi Publik (KKP) merupakan salah satu tahapan untuk menjaga kualitas

sekaligus pertanggungjawaban terhadap masyarakat mengenai proses yang sedang dilakukan. KKP

dalam penyusunan RAD-PK ditujukan untuk mensosialisasikan rancangan RAD-PK sekaligus

mendapatkan masukan terhadap substansi serta proses penyusunan, penetapan, pelaksanaan dan

Monev RAD-PK. Selain itu, KKP juga bertujuan untuk menyamakan persepsi para pemangku

kepentingan mengenai RAD-PK. Pelaksana teknis KKP dalam penyusunan RAD-PK adalah Bappeda

bekerjasama dengan Bappenas.

Kampanye dan Konsultasi Publik tersebut dilakukan pada tanggal 23 - 24 Agustus 2009

bertempat di Auditorium Rosada, Balaikota Bandung dan dihadiri oleh perwakilan dari pemerintah

(SKPD), perwakilan masyarakat (LSM), organisasi profesi, perguruan Tinggi, dan media massa.

Pelaksanaan KKP oleh dengan melibatkan berbagai pihak tersebut menggambarkan adanya

mekanisme pelibatan masyarakat dalam proses penyusunan kebijakan.

4. Penyempurnaan Dokumen RAD-PK

Secara prosedur panitia pelaksana KKP menyampaikan hasil pelaksanaan KKP kepada Tim

Penyusun RAD-PK untuk proses penyempurnaan. Penyempurnaan draft/rancangan dokumen RAD-PK

adalah tahap finalisasi dokumen RAD-PK setelah melalui proses kampanye dan konsultasi publik.

Penyempurnaan ini dilakukan untuk memastikan bahwa rancangan dokumen RAD-PK telah memenuhi

syarat yang layak untuk dilegalisasi. Aspek-aspek yang diperhatikan dalam penyempurnaan ini meliputi

validitas data, sistematika penulisan, substansi pembahasan, pemilihan bab dan sub bab, redaksional,

dan kelengkapan matriks RAD-PK.

Mengacu pada siklus penyusunan RAD-PK, maka setelah Kampanye dan Konsultasi Publik

(KKP), Tim Perumus/penyusun semestinya melakukan proses penyempurnaan dan mendorong proses

merumuskan dan menetapkan kerangka hukum atau peraturan tentang RAD-PK. Namun demkian,

sampai akhir bulan Oktober 2008 draft RAD-PK hasil KKP yang dilaksanakan tanggal 23 - 24 Agustus

2008 tersebut belum sampai ke Bagian Hukum Pemerintah Kota untuk diproses menjadi Peraturan

Walikota.

Keterlambatan disebabkan oleh:

1) Tim perumus belum melakukan klarifikasi draft program dan kegiatan hasil KKP dengan

SKPD-SKPD yang menjadi pelaksana RAD-PK

2) Secara internal tim penyusun di Bappeda sedang mengerjakan beberapa pekerjaan yang

sama penting antara lain perumusan RPJMD Kota Bandung Tahun 2009 - 2013,

penyusunan Renstra Bappeda, maupun pelaksanaan evaluasi berbagai proyek/kegiatan

menjelang penutupan Tahun Anggaran 200811.

Keterlambatan itu disebabkan oleh padatnya pekerjaan di Bappeda. Tim yang tadinya menangani

RAD-PK melakukan kegiatan lain seperti penyusunan RPJMD serta evaluasi berbagai kegiatan

lainnya. Sementara itu SDM yang memahami tentang RAD-PK sangat terbatas (Dewi Gartika,

Bappeda)

11

Laporan Kegiatan workshop penyempurnaan Draft RAD-PK Kota Bandung

Page 75: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

Mengatasi berbagai kendala tersebut tim bantuan teknis dari Kemitraan dan Bappenas dan

Bappeda bersepakat untuk mempercepat proses penyempurnaan RAD-PK Kota Bandung melalui

kegiatan workshop. Kesepakatan untuk menyelenggarakan workshop tersebut dibahas bersama

dengan perwakilan pihak Bappeda Kota Bandung, pada tanggal 30 Oktober 2008 di Yogyakarta pada

kesempatan pelatihan dan adopsi metode Suvey CRC. Selanjutnya disepakati workshop

penyempurnaan dilaksanakan pada tanggal 19 - 20 November 2008

Penyempurnaan rancangan dokumen RAD-PK dilaksanakan oleh Tim Penyusun bersama

SKPD pelaksana RAD-PK. Tim teknis dari SKPD pelaksana yang tercantum dalam RAD-PK dihadirkan

dalam pertemuan ini dan selanjutnya tim teknis dari SKPD melaporkan hasil pertemuan kepada kepala

SKPD untuk selanjutnya menyusun rencana tindak lanjut pelaksanaan RAD-PK oleh SKPD yang

bersangkutan.

Penyempurnaan RAD-PK dilakukan melalui workshop penyempurnaan RAD-PK dengan

menghadirkan setiap SKPD pelaksana yang tercantum dalam draft RAD-PK. Workshop

penyempurnaan RAD-PK Kota Bandung berlangsung di Aula Bappeda Kota Bandung pada tanggal 19 -

20 November 2008. Sebelum workshop dilakukan, Bappeda menyampaikan Draft Matrik RAD-PK

kepada SKPD untuk dibahas terlebih dahulu secara internal di masing-masing SKPD. Workshop ini

dihadiri perwakilan dari SKPD-SKPD yang menjadi pelaksana dalam RAD-PK, yakni:

Dinas Pendidikan

Dinas Kesehatan

Dinas Kebakaran

Bappeda

Bagian Organisasi

BPPT

Inspektorat

Workshop penyempurnaan Draft RAD-PK tersebut dihadiri pula oleh perwakilan dari Bappenas.

Pada hari pertama tidak semua SKPD yang diundang mengirimkan perwakilannya termasuk dari bagian

hukum Setda Kota Bandung juga tidak hadir. Oleh sebab itu pada hari pertama hanya melakukan

klarifikasi program dan kegiatan oleh masing-masing SKPD. Review subtansi draft RAD-PK dibahas

pada hari kedua tanggal 20 November 2008. Penyempurnaan draft RAD-PK dilakukan melalui diskusi

kelompok dan pleno. Walaupun tidak terlalu banyak perubahan, hasil diskusi pleno dan klarifikasi

program/kegiatan menghasilkan beberapa penyempurnaan matrik RAD-PK, yaitu dengan:

Merumuskan strategi pencapaian

Menyusun keterkaitan dengan Program Jangka Menengah

Secara keseluruhan keluaran yang diharapkan dari workshop penyempurnaan draft RAD-PK dapat

dicapai.

Setelah proses workshop penyempurnaan draft RAD-PK, tim adhoc dari Bappeda yang terus

secara aktif merumuskan dan menyusun penyempurnaan draft RAD-PK tanpa banyak melibatkan

SKPD terkait. Ini dikarenakan tim adhoc Bappeda hnya mengganggap kehadiran dari perwakilan SKPD-

SKPD hanya diberikan kesempatan pada waktu mendapatkan masukan atas draft RAD-PK. Menurut

pihak Bappeda hal ini dilakukan agar penyempurnaan draft RAD-PK yang akan diajukan kepada

Bagian Hukum Setda Kota Bandung dapat dilakukan dengan lebih cepat.

Walaupun pelaksanaan workshop penyempurnaan draft RAD-PK tidak melibatkan perwakilan

dari pihak non pemerintah namun workshop lintas SKPD ini mengindikasikan adanya koordinasi internal

Page 76: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

diantara kelembagaan pemerintah dalam penyusunan RAD-PK. Secara umum pelaksanaan

penyempurnaan draft RAD-PK Kota Bandung termasuk pada kategori Cukup.

5. Legalisasi dan Sosialisasi RAD-PK

Legalisasi adalah tahapan pelembagaan dokumen RAD-PK dalam bentuk Peraturan Walikota.

Penetapan peraturan Walikota dimaksudkan untuk menguatkan RAD-PK secara hukum sehingga

mengikat semua pihak terutama SKPD pelaksana RAD-PK yang telah ditetapkan.

Proses legalisasi RAD-PK diawali oleh penyusunan rancangan Peraturan Walikota tentang

RAD-PK oleh Tim Penyusun dan melaporkan capaian-capaian yang telah dihasilkan oleh tim penyusun

RAD-PK. Selanjutnya tim penyusun menyerahkan dokumen RAD-PK dan rancangan Peraturan

Walikota tentang RAD-PK ke Bagian Hukum Sekretariat Daerah untuk diproses dan ditetapkan sebagai

Peraturan Walikota. Upaya legalisasi ini merupakan tanggung jawab Bagian Hukum di Sekretariat

Daerah dan tim penyusun bertugas memantau proses legalisasi yang dilakukan oleh Bagian Hukum

Setda.

Sebenarnya penyusunan rancangan/draft peraturan Walikota mengenai RAD-PK adalah tugas

Bagian Hukum Setda Kota Bandung, namun pada prakteknya penyusunan rancangan/draft peraturan

wlikota tersebut sepenuhnya dilakukan oleh tim penyusun RAD-PK yang dikoordinir oleh Bappeda.

Setelah RAD-PK dilegalisasi melalui Peraturan Kepala Daerah, semestinya Peraturan Walikota

tersebut disosialisasikan. Sosialisasi kebijakan adalah proses penyampaian kebijakan dan dokumen

RAD-PK kepada seluruh SKPD dan publik. Tujuan utama sosialisasi RAD-PK antara lain untuk

meningkatkan pemahaman, persamaan persepsi dalam melaksanakan isi dari Peraturan Walikota

tentang RAD-PK.

RAD-PK Kota Bandung telah dilegalisasi melalui Peraturan Walikota No. 891 tentang Rencana

Aksi Daerah Pemberantasan Korupsi Tahun 2009 - 2013, tertanggal 19 Desember 2009. Matrik RAD-

PK pernah disosialisasikan melalui media cetak (surat kabar) dan dimasukkan Berita Daerah Kota

Bandung. Namun demikian masyarakat masih kesulitan untuk memperoleh informasi RAD-PK secara

lengkap, termasuk matrik program dan kegiatan RAD-PK Kota Bandung.

“…..Sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku, proses sosialisasi program dan kegiatan

yang tercantum dalam matrik RAD-PK adalah tugas SKPD yang bersangkutan, bukan Bappeda.

Sedangkan sosalisasi terkait dengan RAD-PK sebagai sebuah Peraturan Walikota adalah tugas Bagian

Hukum Setda. Jika sosialisasi RAD-PK kami lakukan juga, walaupun sifatnya hanya membantu, akan

tetap dianggap sebagai potensi pelanggaran atas peraturan yang berlaku” (Kamalia Purbani, Bappeda)

Walaupun sudah masuk dalam berita daerah, tidak banyak SKPD pelaksana yang mengetahui

dan memahami subtansi dari RAD-PK. Ketidakpahaman terjadi pula pada sebagian besar aparat

inspektorat yang seharusnya berperan memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan RAD-PK. Padahal

pada Inpres No. 5 Tahun 2004, disyaratkan untuk dibentuknya Tim Kormonev dalam untuk

memonitoring dan mengevaluasi RAD-PK dan peran sebagi coordinator dari Tim Kormonev ini ditingkat

Provinsi, Kota/Kabupaten berada di tangan Inspektorat.

“…..dulu kami pernah diundang dan menghadiri pertemuan dalam rangka sosialisasi persiapan

penyusunan RAD-PK. Namun hingga saat ini kami belum pernah menerima Peraturan Walikota tentang

Page 77: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

RAD-PK secara resmi dari pihak manapun, kami tidak tahu matrik RAD-PK, sampai tim review RAD-PK

datang. (Iis, Dinas Kebakaran)

Kondisi diatas menggambarkan bahwa RAD-PK di Kota Bandung cenderung pada pemenuhan

kewajiban administratiif, karena secara teknis tidak banyak dijadikan sebagai dokumen perencanaan

yang setara dengan dokumen lainnya oleh SKPD-SKPD pelaksana

“.....kalau tidak salah RAD-PK ini pernah di bicarakan sejak 3 tahun lalu, saya tahu karena pernah

diundang Bappenas dalam rangka sosialisasi RAN-PK dan RAD-PK. Sekarang Bandung mempunyai

Peraturan Walikota tentang RAD-PK. Terus terang kami belum begitu paham posisi dan peran RAD-PK

di SKPD. Walaupun kami tidak paham, namun sosialisasi tentang peningkatan pelayanan BPPT telah

kami lakukan semaksimal yang kami mampu dengan memanfaatkan berbagai teknologi komunikasi dan

informasi (Giya dan Sony dari BPPT Kota Bandung)

Melihat kondisi tersebut, perlu sosialisasi secara khusus baik internal maupun kepada publik

agar terjadi persamaan persepsi tentang pentingnya RAD-PK sebagai sebuah kebijakan formal. Hal ini

penting dilakukan agar semua pihak memahami RAD-PK sebagai sebuah kebijakan formal mengikat

semua pihak.

Walaupun proses sosialisasi belum menyentuh hampir seluruh stakeholder namun dilihat dari

legalitas yang telah ditetapkan melalui Peraturan Walikota, maka proses legalisasi dan sosialisasi RAD-

PK Kota Bandung termasuk pada kategori Cukup.

6. Pelaksanaan RAD-PK

Pelaksanaan (implementasi) merupakan proses untuk mewujudkan rumusan kebijakan menjadi

tindakan dari kebijakan. Implementasi menjadi bagian yang sangat penting bagi proses pencapaian

tujuan yang berkaitan erat dengan keluaran dan atau produk-produk yang telah direncanakan dan

didesain untuk mendukung pencapaian manfaat RAD-PK.

Secara internal, program dan kegiatan yang diusulkan sebagai percontohan oleh SKPD-SKPD

pelaksana merupakan program dan kegiatan yang dihasilkan dalam forum SKPD dan terakomodir

dalam Renja dan RKA SKPD. Dengan demikian, pembiayaan program dan kegiatan RAD-PK di SKPD-

SKPD Pelaksana mengacu pada DPA masing-masing SKPD tersebut pada setiap tahun anggaran

sesuai dengan waktu pelaksanaan program/kegiatan yang ditetapkan lewat SK Kepala SKPD tentang

Rencana Tindak Lanjut (RTL) Aksi Daerah Pemberantasan Korupsi.

Rencana tindak lanjut disusun oleh SKPD-SKPD Pelaksana RAD-PK secara internal dengan

melibatkan para aparat yang terkait dengan pelaksanaan program dan kegiatan pada SKPD tersebut.

Rencana tindak lanjut SKPD adalah dokumen pelaksanaan program RAD-PK yang dibuat oleh SKPD

pelaksana. Secara prinsipil, dokumen pelaksanaan (RTL) RAD-PK harus menjadi acuan program dan

kegiatan yang diakomodir ke dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) SKPD pada tahun

anggaran berjalan.

Tampaknya SKPD-SKPD pelaksanana tidak menyusun Rencana Tindak Lanjut untuk

memastikan adanya kesesuaian antara program dan kegiatan RAD-PK dengan rencana program dan

kegiatan di SKPD bersangkutan. Namun demikian bukan berarti bahwa RAD-PK tidak diakomodir

dalam program dan kegiatan SKPD pelaksana. Hal ini karena sejak awal penyusunan matrik RAD-PK

Page 78: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

telah diupayakan sesuai antara isu prioritas RAD-PK dengan rencana program/kegiatan SKPD yang

bersangkutan.

“…..SKPD kami sudah jauh melangkah dalam upaya meningkatkan pelayanan yang menjadi tugas

pokok kami, program dan kegiatan yang tercantum dalam RAD-PK sudah kami lakukan sejak sebelum

RAD-PK disusun dan disosialisasikan. Adanya peningkatan pelayanan di SKPD tidak secara langsung

disebabkan karena adanya RAD-PK, tapi karena peraturan/perundangan lain yang mendorong kami

meningkatkan kualitas pelayanan publik” (Ricki, BPPT Kota Bandung)

Beberapa kegiatan RAD-PK memang tidak terakomodir dalam Renja/RKA/DPA Tahun 2009

dan 2010 dari SKPD-SKPD yang ada di Kota Bandung, akan tetapi beberapa SKPD-SKPD di Kota

Bandung telah melaksanakan kegiatan serupa, khususnya dalam memberikan pelayanan public yang

prima dan transparan. Walaupun tidak sejak dari awal setiap SKPD-SKPD pelaksana memahami RAD-

PK, namun pada umumnya program dan kegiatan SKPD-SKPD terintegrasi dengan program dan

kegiatan SKPD-SKPD yang sedang berjalan.

“…..jika program dan kegiatan yang tercantum dalam RAD-PK semuanya harus selaras (terkait) dengan

dokumen perencanaan lainnya, sebaiknya ada pertemuan khusus seluruh SKPD pelaksana untuk

melakukan teknis penyelarasan RAD-PK dengan dokumen lainnya” (Iis, Dinas Kebakaran).

Adanya perbedaan dalam menyikapi RAD-PK antar SKPD-SKPD pelaksana, maka perlu

dipikirkan adanya penghargaan khusus bagi SKPD-SKPD yang mampu mengintegrasikan RAD-PK

dengan program dan kegiatan SKPD-SKPD yang sedang berjalan dan mengimplementasikannya

dengan baik. Penghargaan ini diharapkan mampu memberikan peningkatan posisi dan peran RAD-PK

serta yang akan berdampak positif terhadap pelaksanaan RAD-PK di internal pemerintahan maupun

terhadap masyarakat secara lebih nyata.

Walaupun tidak didasarkan pada rencana tindak lanjut SKPD, namun dilihat dari kesesuaian

program dan kegiatan RAD-PK dengan dokumen perencanaan SKPD-SKPD lain, maka pelaksanaan

RAD-PK oleh SKPD-SKPD pelaksana termasuk pada katagori Baik.

7. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan RAD-PK

Secara normatif, Koordinasi, Monitoring dan Evaluasi merujuk kepada Keputusan Menteri

Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: 120/KEPMEN.PAN/4/2006 tentang Perubahan

Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: 94/KEPMEN.PAN/8/2005 tentang

Pedoman Umum Koordinasi, Monitoring, dan Evaluasi (Kormonev) dan Instruksi Presiden Nomor 5

Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi, serta kebijakan dan peraturan perundang-

undangan lainnya.

Penanggungjawab utama monitoring dan evaluasi atas RAD-PK adalah Inspektorat Daerah dan

seharusnya pula melibatkan pihak eksternal seperti Lembaga Swadaya Masyarakat dan tenaga

profesional lainnya. Keterlibatan secara aktif komponen eksternal dapat diakomodasikan dalam bentuk

kelompok kerja untuk Monev RAD-PK.

Tim monitoring dan evaluasi atas RAD-PK dapat dibentuk oleh Inspektorat Daerah berdasarkan

Pedoman Monev yang diterbitkan oleh Kementrian PAN kemudian dikukuhkan melalui SK Kepala

Page 79: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

Daerah. Tugas utama tim monitoring dan evaluasi RAD-PK adalah melakukan pemantauan atas

pelaksanaan RAD-PK dan mengevaluasi capaian pelaksanaan RAD-PK pada akhir tahun anggaran.

Kota Bandung telah membentuk Tim Kormonev (koordinasi, monitoring dan evaluasi) yang

secara khusus akan memonitor dan mengevaluasi terhadap pelaksanaan Inpres Nomor 5/2004 dan

Perwal Kota Bandung No. 891/2008 tentang RAD-PK.

Tampaknya peran Inspektorat sebagai Koordinator Kormonev RAD-PK belum berjalan secara

efektif. Hal ini diakui oleh SKPD-SKPD pelaksana RAD-PK yang menyatakan bahwa Inspektorat belum

memberikan teguran apapun terkait dengan pelaksanaan RAD-PK pada masing-masing SKPD.

Secara periodik Inspektorat mengevaluasi kinerja SKPD kami, namun belum pernah membahas secara

ekplisit kegiatan dan program SKPD seperti yang tercantum dalam matrik RAD-PK SKPD kami (Iis,

Dinas Kebakaran)

Walaupun belum menetapkan mekanisme dan agenda kerja serta membuat laporan hasil

monev RAD-PK yang dapat dibaca publik, namun pembentukan tim kormonev tersebut mengindikasi

adanya kelembagaan yang fungsinya memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan RAD-PK.

“…..Inspektorat setiap tahun memonitor dan mengevaluasi kinerja SKPD, namun belum secara khusus

memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan RAD-PK, karena yang saya ketahui secara internal belum

melakukan konsolidasi terkait pelaksanaan RAD-PK (Riawati, Inspektorat.)

“ …..Tugas Bappeda dalam mengkoordiisasikan penyusunan RAD-PK sebenarnya sudah selesai

sampai dikeluarkannya Peraturan Walikota. Sedangkan monitoring dan evaluasi pelaksanaannya

adalah tugas dari tim kormonev dibawah koordinasi Inspektorat. (Kamalia Purbani Bappeda)

Dengan terbentuknya Tim Kormonev maka tahapan pembentukan Tim montoring dan evaluasi

dari siklus penyusunan RAD-PK Kota Bandung termasuk pada kategori Baik.

4.2. Keterkaitan RAD-PK dengan Dokumen Lainnya Program dan kegiatan yang tecantum dalam matrik RAD-PK harus dapat dipastikan tercantum

pula dalam program dan kegiatan perencanaan lainnya Hal ini untuk memastikan seluruh rencana aksi

yang tercantum dalam matrik RAD-PK dapat dilaksanakan sesuai dengan waktu yang telah

dijadwalkan. Oleh sebab itu format keterkaitan dokumen perencanaan dengan RAD-PK adalah

keterkaitan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Kerja

Pembangunan Daerah (RKPD), Rencana Strategis (RENSTRA), Rencana Kerja (RENJA), Rencana

Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) SKPD pelaksana RAD-PK.

Keterkaitan tersebut dilihat dengan cara membandingkan pernyataan program dan kegiatan yang

tercantum dalam matrik RAD-PK dengan pernyataan program dan kegiatan yang tercantum dalam

dokumen perencanaan lainnya.

Namun demikian dari hasil temuan ternyata tidak sepenuhnya kegiatan yang tercantum dalam

RAD-PK dari SKPD-SKPD pelaksana tercantum pula dalam dokumen perencanaan SKPD yang

bersangkutan.

Page 80: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

“…….sangat beresiko bagi kami jika program dan kegiatan RAD-PK dilaksanakan tetapi tidak selaras

dengan peraturan dan perundangan yang berlaku. Bagi kami apabila hal itu terjadi maka akan menjadi

temuan yang membuat kami malah dianggap korupsi walaupun kami tahu RAD-PK justru ingin

mencegah korupsi”, oleh sebab itu apabila RAD-PK akan dilaksanakan harus terintegrasi dengan

dokumen perencanaan lain yang jauh lebih kuat dasar hukumnya (Ricky, BPPT Kota Bandung)

Keterkaitan antara program dan kegiatan RAD-PK dengan program dan kegiatan dokumen

perencanaan lainnya termasuk pada kategori Tinggi.

Adanya keterkaitan yang tinggi antara RAD-PK dengan dokumen lainnya mengindikasikan

bahwa secara administratif sistem perencanaan dan penganggaran RAD-PK Kota Bandung di SKPD-

SKPD pelaksana sudah berjalan dengan baik. Walaupun demikian, secara subtansi belum dapat

menjamin terjadinya peningkatan pelayanan public dan penurunan tindakan korupsi.

“…..RAD-PK Kota Bandung bisa hanya sekedar perencanaan, jika para pelaksana tidak mampu

mendobrak perilaku koruptif yang terkadang justru didorong oleh kultur masyarakat. Oleh sebab itu

selain perencanaan yang bersifat administratif juga diperlukan rencana aksi perubahan perilaku budaya

masyarakat yang berindikasi sebagai perbuatan korupsi, Misalnya kultur atau budaya penyampaian rasa

terimakasih berupa uang atau barang yang dapat dianggap sebagai gratifikasi atau pungutan liar.

Menurut saya harus diawali dengan kampanye mencintai Kota Bandung, karena tindakan melanggar

hukum yang dilakukan oleh birokrat maupun masyarakat pada intinya karena tidak mencintai Kota

Bandung. (Bulgan Alamin, Diskominfo).

4.3. Persepsi Terhadap RAD-PK Berdasarkan komposisi respon terhadap pernyataan indikator relevansi, masyarakat

cenderung mengharapkan pemberantasan korupsi melalui penyusunan RAD-PK harus menjadi prioritas

(Bagan 3.7). Selain karena merupakan kehendak politis yang diemban oleh Pemerintah Kota Bandung,

maka relevansi penyusunan RAD-PK di Kota Bandung juga disebabkan oleh kebutuhan dan tuntutan

masyarakat terhadap tindakan nyata terhadap pemberantasan korupsi (Bagan 3.9). Oleh sebab itu

masyarakat cenderung enggan untuk membahas isu prioritas yang serigkali memakan waktu lama

tanpa memberikan hasil nyata (Bagan 3.10).

Walaupun persepsi masyarakat terhadap relevansi penyusunan RAD-PK bervariasi, namun

apabila di kategorikan seluruh indikator relevansi menunjukkan kategori yang tinggi (Tabel 3.8). Hal ini

mempunyai makna pula bahwa RAD-PK telah menjadi dan harus menjadi prioritas karena sangat

dibutuhkan masyarakat. Oleh sebab itulah agar RAD-PK menjadi agenda bersama maka masyarakat

harus dilibatkan dalam proses penyusunannya. Selain itu masyarakat menganggap bahwa upaya

pencegahan dan pemberantasan korupsi telah menjadi komitmen Pemerintah Kota Bandung dan telah

ada tindakan nyata dengan dikeluarkannya Perwal mengenai RAD-PK. Pengembangan strategi dan

publikasi serta inovasi peningkatan dan perbaikan pelayanan publik harus terus disosialisasikan dan

dipublikasikan, sehingga upaya pencegahan korupsi melalui peningkatan pelayanan public menjadi

perhatian bersama.

“…..walaupun selama ini BPPT mengacu pada standar kualitas berdasarkan ISO dalam mengukur

kualitas layanannya, namun RAD-PK masih tetap relevan untuk digunakan sebagai standard kinerja

SKPD sepanjang keberadaanya tidak hanya sekedar memenuhi aspek administrasi pemerintahan.

Page 81: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

Penandatanganan fakta integritas belum tentu relevan karena yang diinginkan masyarakat adalah

tindakan nyata, bukan seremonial. Saya khawatir kebijakan yang tadinya ditujukan untuk mencegah

korupsi, justru menciptakan potensi terjadinya korupsi baru” (Ricki, BPPT Kota Bandung)

Berdasarkan komposisi respon atas efektivitas kegiatan penyusunan RAD-PK seperti yang

ditampilkan pada Bagan 3.12, bahwa seluruh tahapan penyusunan RAD-PK berjalan dengan baik.

Namun demikian masih terdapat kecenderungan responden meragukan akan pemahaman atas

subtansi penyusunan RAD-PK (Bagan 3.17). Begitu pula terdapat kecenderungan meragukan adanya

tindak lanjut sosialisasi RAD-PK kepada seluruh lapisan masyarakat oleh SKPD-SKPD pelaksana

(Bagan 3.19). Responden hanya menganggap bahwa Peraturan Walikota tentang RAD-PK hanya

dilakukan oleh Bappeda kepada SKPD-SKPD dan tidak dilanjutkan oleh SKPD-SKPD pelaksana

kepada masyarakat sebagai pemanfaat langsung dari layanan publik SKPD yang bersangkutan (Bagan

3.16). Kondisi inilah yang dikhawatirkan bahwa RAD-PK menjadi tidak efektif karena masyarakat tidak

memahami RAD-PK.

“…..sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku, proses sosialisasi program dan kegiatan

yang tercantum dalam matrik RAD-PK adalah tugas SKPD yang bersangkutan, bukan Bappeda.

Sedangkan sosalisasi terkait dengan RAD-PK sebagai sebuah Peraturan Walikota adalah tugas Bagian

Hukum Setda. Jika sosialisasi RAD-PK kami lakukan sifatnya hanya membantu walaupun akan

berpotensi melanggar peraturan”. (Kamalia Purbani, Bappeda)

Secara keseluruhan nilai yang diperoleh berdasar skoring persepsi terhadap efektivitas

penyusunan RAD-PK termasuk pada kategori Tinggi (Tabel 3.9). Hal ini berarti bahwa RAD-PK telah

dipahami oleh masyarakat, sehingga menjamin efektivitas pelaksanaannya. Pemahaman masyarakat

terhadap RAD-PK mempunyai konsekuensi kepada pemerintah agar terus menyesuaikan/melakukan

revisi berdasarkan kondisi kebutuhan masyarakat.

“….Kota Bandung memang telah berhasil menyusun RAD-PK, namun efektivitasnya tidak hanya dilihat

dari keberhasilannya dalam menyusun matrik perencanaan program dan kegiatan RAD-PK, tapi harus

pula diukur sampai sejauh mana rencana itu dapat dilaksanakan. Saya melihat banyaknya berbagai

aturan yang bermaksud mencegah korupsi tapi justru menurunkan efektivitas perencanaan program dan

kegiatan di hampir di semua SKPD karena birokrat mensikapinya dengan rasa kekhawatiran melakukan

pelanggaran (Bulgan Alamin, Diskominfo)

Dilihat dari persepsi efsiensi tampaknya responden cenderung menghendaki adanya alokasi

anggaran untuk proses penyusunan RAD-PK (Bagan 3.20), begitu pula alokasi anggaran untuk

melaksanakan program dan kegiatan RAD-PK (Bagan 3.23). Selanjutnya alokasi dana baik untuk

penyusunan maupun pelaksanaan tersebut harus dipertanggungjawabkan melalui pelaksanaan audit

internal dan juga melibatkan auditor eksternal independen. Oleh sebab itu seluruh proses penyusunan

dan pelaksanaan RAD-PK harus mempertimbangkan jumlah alokasi dana yang tersedia (Bagan 3.21).

Tentu saja kehendak ini mengharuskan SKPD mengkaitkan program dan kegiatan RAD-PK dengan

program dan kegiatan yang tercantum pada dokumen perencanaan lain.

Page 82: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

“……pada saat penyusunan RAD-PK, kami kesulitan melaksanakannya karena, pada saat itu dana

untuk itu tidak teralokasikan sebelumnya, Keberhasilan penyusunan RAD-PK Kota Bandung tidak

terlepas dari adanya fasilitasi Bappenas dan Kemitraan”. (Kamalia, Bappeda Kota Bandung)

Kategori efisiensi berdasarkan persepsi responden baik keseluruhan maupun parsial termasuk

pada kategori Tinggi (Tabel 3.10). Hal ini berarti tidak perlu menambah pos anggaran baru karena

alokasi untuk kegiatan RAD-PK terintegrasi dalam dokumen rencana dan anggaran SKPD-SKPD

pelaksana.

“…..walaupun kami tidak tahu program dan kegiatan dalam Matrik RAD-PK yang menyangkut SKPD

kami. Namun seluruh kegiatan dalam RAD-PK dapat terakomodir dalam rencana kerja dan DPA SKPD,

walaupun tidak secara ekpilisit dinyatakan sebagai pelaksanaan progam dan kegiatan RAD-PK. (Iis,

Dinas Kebakaran)

Oleh sebab itu agar belanja APBD dilakukan secara efisien sekaligus program dan kegiatan

RAD-PK dapat dilaksanakan maka perlu adanya penegasan tentang dokumen RTL (Rencana Tindak

Lanjut) bagi tiap SKPD pelaksana RAD-PK.

Koordinasi penyusunan RAD-PK Kota Bandung secara keseluruhan termasuk pada kategori

tinggi. Hal ini ditunjukkan dari respon terhadap pernyataan bahwa koordinasi penyusunan RAD-PK

dilakukan selain dengan pemerintah pusat (Bappenas) maupun internal SKPD-SKPD pelaksana.

Selain itu responden menyatakan bahwa proses koordinasi dengan pemerintah pusat harus dilakukan

atas inisiatif sendiri. Hal ini berarti bahwa Pemerintah Kota Bandung sudah melakukan inovasi untuk

penataan kelembagaan penyusunan dan pelaksanaan RAD-PK.

Sementara itu dampak RAD-PK yang dirasakan masih bersifat internal pemerintah (Bagan 3.30

dan Bagan 3.31). Sementara dampak terhadap kepercayaan masyarakat atas kinerja pemerintah

sebagai akibat RAD-PK masih perlu dibuktikan (Bagan 3.34).

“……. berbagai aturan pencegahan korupsi seringkali direspon oleh birokrat dengan rasa khawatir

melakukan pelanggaran. Hal ini dapat dilihat dari daya serap alokasi dana dari program dan kegiatan di

Kota Bandung untuk Tahun 2010 sampai pertengahan akhir bulan Nopember masih kurang dari 50

persen. Apabila ini terjadi sampai berakhirnya Tahun 2010, maka yang dirugikan adalah masyarakat,

karena sebagian proses pembangunan yang direncanakan tidak terlaksana. Hal ini akan menurunkan

tingkat kepercayaan masyarakat” ( Bulgan Alamin, Diskominfo)

Peluang RAD-PK menjadi sebuah dokumen perencanaan yang dijadikan pedoman penyearah

bagi upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi ditunjukkan dari persepsi yang menunjukkan

bahwa RAD-PK selain diperlukan oleh Pemerintah Kota Bandung sebagai refleksi kepatuhan

administratif atas Inpres No. 5/2004 tetapi juga karena tuntutan kebutuhan masyarakat. Responden

berharap pemerintah lebih berinisiatif meningkatkan kualitas layanannya dibandingkan dengan hanya

menunggu tuntutan dari masyarakat (Bagan 3.41)

Secara keseluruhan kategori dampak RAD-PK termasuk pada kategori Tinggi. Hal ini berarti

bahwa responden meyakini bahwa RAD-PK akan sangat berkorelasi dengan upaya pemberantasan

korupsi di daerah. Oleh sebab itu diperlukan evaluasi dampak pelaksanaan RAD PK dan pemberian

penghargaan bagi SKPD yang melakukan inovasi untuk percepatan pemberantasan korupsi.

Page 83: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

Berbagai inovasi penyusunan dan pelaksanaan RAD-PK tampaknya sangat dibutuhkan. Hal ini

diharapkan akan menguatkan dan mendayagunakan fungsi-fungsi yang sudah ada dalam pemerintahan

maupun masyarakat untuk percepatan pemberantasan korupsi di Kota Bandung. Beberapa SKPD yang

tupoksinya melakukan pelayanan yang berhubungan secara langsung dengan masyarakat telah

melakukan berbagai inovasi, misalnya Diskominfo menyediakan fasilitas komunikasi berbasis teknologi

informasi bagi siapapun yang menginginkan dokumen-dokumen formal seperti Perda Kota Bandung

yang telah diberlakukan dengan cara mengunduh (download) dari situs http://bandung.go.id atau

menyediakan sarana bagi kecamatan yang akan menyampaikan potensi wilayahnya melalui situs

internet. Begitu pula terkait dengan pengaduan masyarakat, selain mendirikan Unit Pengaduan

Masyarakat, juga melakukan kerjasama dengan media massa dengan membuat kolom “Hallo Kang

Dada” sebagai media bagi masyarakat untuk melakukan pengaduan terkait dengan pelayanan publik

yang dilakukan pemerintah. Hal yang sama juga dilakukan di BPPT Kota Bandung, dengan

menggunakan sistem pengaduan langsung di loket pelayanan, atau informasi kemajuan proses ijin

yang diajukan masyarakat secara online.

“…..Kami berupaya terus menciptakan berbagai inovasi untuk mengkomunikasikan berbagai informasi

terkait dengan Kota Bandung. Karena kami meyakini berbagai permasalahan yang terjadi dapat

diselesaikan melalui komunikasi dan informasi yang proporsional. Keluhan pelayanan publik yang terjadi

seringkali disebabkan karena kurangnya informasi yang diperoleh (Win Sepridjal, Diskominfo Kota

Bandung).

Menurut persepsi responden kendala yang dihadapi dalam penyusunan dan pelaksanaan RAD-

PK di Kota Bandung tidak banyak berpengaruh pada RAD-PK. Responden tidak yakin jika ada

anggapan bahwa kendala utama dalam penyusunan dan pelaksanaan RAD-PK disebabkan oleh

ketersediaan dana yang tidak memadai (Bagan 3.42). Responden juga tidak terlalu yakin jika RAD-PK

belum terpadu dengan siklus perencanaan dan anggaran Daerah sebagai sebuah kendala (Bagan

3.46). Kendala yang dianggap mengganggu adalah benturan antar kebijakan baik di tingkat pusat

maupun daerah (Bagan 3.45).

Secara keseluruhan kendala yang dihadapi dalam penyusunan dan pelaksanaan RAD-PK

termasuk pada kategori Sedang. Ini berarti masih ada kendala dalam pembiayaan RAD-PK, karena

masih ada anggapan bahwa RAD-PK merupakan sebuah kegiatan/proyek tersendiri dan terpisah serta

belum terintegrasi dalam proses penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah. Oleh

sebab itu perlu ada redesain RAD-PK baik dari sisi kebijakan, kelembagaan maupun mekanisme

pelaksanaan serta kerangka monitoring dan evaluasi pelaksanaan RAD-PK.

Keberlanjutan RAD-PK di Kota Bandung menurut persepsi responden dapat dilakukan

sepanjang pemerintah tidak terlalu mengandalkan pada inisiatif masyarakat, tetapi harus atas dasar

inisiatif pemerintah (Bagan 3.48 dan 3.49). Hal ini sesuai dengan apa yang diamanatkan Inpres No.

5/2004, bahwa pemberantasan korupsi harus diawali dari perbaikan internal pemerintah terlebih dahulu.

“……sebuah kebijakan hanya ramai dibicarakan diawalnya tapi kemudian tidak dibicarakan lagi karena

ada kebijakan lain yang baru. Saya harap RAD-PK tidak hanya hangat-hangat tahi ayam. Oleh sebab itu

upaya keberlanjutan pemberantasan korupsi termasuk RAD-PK harus disertai komitmen semua pihak

bukan hanya birokrat tapi juga masyarakat, walaupun harus diawali dengan komitmen dari birokrat

tertebih dahulu (Alwi Nasution, Dinas Kebakaran Kota Bandung).

Page 84: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

Responden tidak terlalu yakin bahwa penyesuaian RAD-PK yang dilakukan setiap tahun akan

menjamin keberlanjutan RAD-PK. Penyesuaian RAD-PK yang tidak berbasis pada kebutuhan

masyarakat justru hanya akan terjebak pada penyusunan RAD-PK yang sekedar memenuhi aspek

administrasi belaka dan tidak pada subtansi peningkatan pelayanan public dan memberantas korupsi

pada badan publik.

“…...menurut saya potensi terjadinya korupsi bukan hanya karena adannya celah dari sistem yang

diterapkan, tapi juga adanya dorongan dari masyarakat untuk melakukan korupsi. Oleh sebab itu

kampanye perubahan perilaku masyarakat yang koruptif seperti menyuap, memberikan bingkisan

kepada birokrat yang terkait dengan tugas juga harus pula dilakukan (Alwi Nasution, Dinas Kebakaran

Kota Bandung)

Pada awal penyusunan RAD-PK, Kota Bandung telah berhasil memetakan situasi pelayanan

publik rawan korupsi menjadi isu prioritas. Dilihat dari proses pemetaan yang didasarkan pada berbagai

data dan masukan berbagai pihak di lingkungan pemerintahan dan masyarakat, memang terindikasi

bahwa RAD-PK didasarkan pada konteks situasi lingkungan dan “kekinian”, walaupun pada proses

penyempurnaan draft RAD-PK tidak lagi banyak melibatkan pihak-pihak yang berkepentingan

(stakeholders) dan cenderung dianggap sebagai tanggung jawab Bappeda untuk menyempurnakannya.

Kehendak berbagai pihak memberantas korupsi tentu saja bukan sekedar menerbitkan

berbagai peraturan hukum, tapi juga bagaimana para pelaksana pemerintahan (birokrat) dan

masyarakat memandang situasi lingkungan terkait dengan kasus-kasus korupsi yang terjadi di

daerahnya dan melakukan upaya pemberantasannya secara nyata. Dari hasil review, penyusunan dan

pelaksanaan RAD-PK di Kota Bandung hingga saat ini masih dianggap relevan oleh masyarakat

sebagai bagian dari seluruh program pemberantasan korupsi yang telah ada, baik yang dikeluarkan

oleh pemerintah pusat maupun inisiatif daerah.

“…..korupsi terjadi jika ada kesempatan dan niat. Membatasi kesempatan sudah banyak dilakukan

melalui perubahan sistem administrasi dan keuangan pemerintahan. Sedangkan dari aspek penekanan

niat masih belum banyak dilakukan karena menyangkut perilaku individu. Penandatangan pakta

integritas sebagai upaya penekanan niat pada kenyataannya terkesan hanya “asesoris” belaka. Oleh

itu diperlukan upaya yang mampu menekan niat dan kesempatan dalam satu kebijakan, diantaranya

adalah RAD-PK (Wawan Supratman, Dosen Universitas Pasundan)

RAD-PK Kota Bandung yang secara administrasi dikukuhkan melalui Perwal No. 891 Tahun

2008, pada tahap implementasi selanjutnya belum tentu memberikan gambaran spesifik kebutuhan

masyarakat yang menyeluruh karena selain setiap pihak mempunyai kepentingan masing-masing yang

beragam, selain itu juga karena RAD-PK tersebut baru berumur kurang dari dua tahun. Namun

demikian dengan diberlakukannya RAD-PK yang dikukuhkan melalui Perwal tersebut menunjukkan

adanya kepatuhan terhadap apa yang diinstruksikan pemerintah pusat. Artinya sampai batas

pemenuhan instruksi yang bersifat normatif/administratif Kota Bandung sudah memenuhinya. Terbitnya

Perwal tentang RAD-PK memberikan arti penting bagi posisi dan peran RAD-PK ditengah-tengah

berbagai kebijakan dan peraturan yang mengarah pada pemberantasan korupsi. Tentu saja dari hasil

temuan di lapangan ada beberapa kalangan birokrat yang tidak terlalu paham subtansi menganggap

Page 85: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

RAD-PK akan sama nasibnya dengan kebijakan-kebijakan lain yang sudah membuktikan

ketidakefektifan dalam memberantas korupsi.

Kebijakan Walikota tentang RAD-PK dalam rangka memenuhi instruksi presiden tidak serta

merta dijabarkan oleh seluruh SKPD sebagai sesuatu yang harus ditindaklanjuti dengan Rencana

Tindak Lanjut (RTL). Beberapa SKPD malah tidak mengetahui secara terinci subtansi RAD-PK,

walaupun sebenarnya program dan kegiatan dari SKPD mereka tercantum dalam RAD-PK dan sudah

pula sebagai program dan kegiatan yang selama ini dilakukan oleh SKPD yang bersangkutan.

Pencantuman rencana prioritas peningkatan pelayanan publik seperti program dan kegiatan

yang di lakukan di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Kota Bandung ternyata tidak mengacu

pada RAD-PK, tetapi dilandaskan pada program lain yang berkaitan dengan upaya peningkatan

pelayanan. Hal yang terjadi di BPPT tersebut sebenarnya terjadi pula di seluruh SKPD-SKPD

pelaksana. Secara subtansial hal tersebut sebenarnya tidak menjadi masalah karena pada intinya

program dan kegiatan yang dilakukan oleh SKPD yang bersangkutan adalah dalam upaya

meningkatkan kualitas pelayanan public seperti yang diinginkan RAD-PK. Namun demikian secara

bertahap RAD-PK Kota Bandung diharapkan menjadi acuan dalam menetapkan perencanaan dan

penganggaran program dan kegiatannya di SKPD.

Berdasarkan temuan lapangan, RAD-PK tidak begitu populer dibandingkan dengan kebijakan

lain yang dilandaskan pada bentuk Undang-Undang maupun Keputusan Menteri, atau dengan kata lain

SKPD lebih “suka” menetapkan rencana program dan kegiatan berdasarkan UU atau Kepmen

dibandingkan RAD-PK.

Sudut pandang seperti ini justru akan melumpuhkan kreatifitas SKPD dalam menciptakan

inovasi peningkatan pelayanan publik

“….. sejak dulu kami berpkir untuk memperluas layanan informasi yang disebar melalui internet dengan

membuat situs blog. Disamping meningkatkan layanan informasi juga dapat memberikan potensi

pemasukan bagi SKPD tanpa membebani masyarakat dan APBD. Inovasi layanan belum kami lakukan

karena khawatir akan dijadikan sebagai temuan pelanggaran” (Win Sepridjal, Diskominfo)

Walaupun dilihat dari hasil analisis relevansi, efektivitas, efisiensi, dampak maupun peluang

RAD-PK Kota Bandung termasuk pada kategori tinggi, tetapi itu tidak menggambarkan subtansi dari

RAD-PK yang sebenarnya. Keberhasilan RAD-PK pada dasarnya adalah terjadinya peningkatan

pelayanan publik secara nyata sesuai dengan yang diharapkan dari matrik RAD-PK. Keterkaitan RAD-

PK dengan dokumen perencanaan lain seperti DPA SKPD tidak menjadi jaminan program dan kegiatan

RAD-PK dapat dilaksanakan, karena paradigma pelaksanaan program dan kegiatan saat ini berbasis

output bukan lagi berbasis daya serap anggaran.

“...apapun alasannya daya serap anggaran APBD untuk program dan kegiatan SKPD Kota Bandung

hingga pertengahan Nopember 2010 baru mencapai 43%. Sulit bagi SKPD untuk melaksanakan

program dan kegiatan sesuai rencana hingga akhir Ttahun 2010 dengan sisa waktu 1,5 bulan. Kondisi

ini akan berdampak pada kemajuan pembangunan Kota Bandung termasuk pembangunan sarana

pelayanan publik “. (Bulgan Alimin, Diskominfo)

Paradigma pelaksanaan program dan kegiatan yang berbasis output inilah yang menjadikan

strategi pelaksanaan RAD-PK dalam artian terlaksananya seluruh program dan kegiatan RAD-PK lebih

Page 86: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

penting dibandingkan dengan aspek keterkaitan dengan dokumen yang cenderung administratif. Oleh

sebab itu pembahasan rencana tindak lanjut keterkaitan dokumen perlu pula dilanjutkan dengan strategi

teknis pelaksanaan seluruh program dan kegiatan RAD-PK secara lebih rinci di tingkat SKPD.

4.4. Inisiatif dan Inovasi Kota Bandung dalam Pemberantasan Korupsi Komisi Pemberantasan Korupsi saat ini sedang mengembangkan metode penilaian terhadap

instansi dan pemerintahan pusat maupun daerah dalam upaya pemberantasan korupsi yaitu PIAK

(Penilaian Inisiatif Anti Korupsi). PIAK adalah alat ukur untuk menilai kemajuan instansi publik dalam

mengembangkan upaya pemberantasan korupsi di instansinya dengan menggabungkan penilaian

indikator kuantitatif dan kualitatif. PIAK mengukur suatu instansi dalam menerapkan sistem dan

mekanisme yang efektif untuk mencegah dan mengurangi korupsi di lingkungannya.

Berbeda dengan Survei Integritas (SI) yang memotret kualitas layanan yang diberikan instansi

publik kepada pengguna layanan dari sisi integritas, PIAK menilai inisiatif dari lembaga tersebut untuk

memperbaiki dirinya. Pada SI, penilaian didapat dari sisi pengguna layanan, sedangkan penilaian PIAK

dari sisi instansi itu sendiri. Sejalan dengan PIAK, RAD-PK juga melihat upaya perbaikan pelayanan

publik dilihat dari sisi instansi/SKPD.

Pada umumnya program dan kegiatan peningkatan pelayanan publik dalam rangka

pemberantasan korupsi di Kota Bandung didasarkan pada program yang bersifat nasional. Artinya

setiap Pemerintah Daerah melakukan program dan kegiatan yang sama. Namun demikian terdapat

beberapa kegiatan sebagai inisiatif daerah dari Kota Bandung seperti :

1. Kolom “Hallo Kang Dada” yang ditampilkan di Koran Tribun Jabar adalah kolom khusus bagi

warga Bandung untuk menyampaikan keluhan atas ketidakpuasan pelayanan publik di Kota

Bandung. Koodinator pelaksana Hallo Kang Dada ini adalah Dinas Komunikasi dan Informasi

Kota Bandung. Diskominfo mendistribusikan setiap keluhan kepada SKPD-SKPD yang

menangani keluhan itu untuk ditanggapi dan memberikan penjelasan atas keluhan tersebut.

2. Diskominfo juga mengkoordinaskan kegiatan dialog interaktif antara SKPD dengan masyarakat

yang dilakukan di Radio Sonata 47. Radio ini adalah Radio Siaran milik Pemerintah Daerah

Kota Bandung. Selain menjelaskan berbagai tugas pokok dan fungsi SKPD juga di membuka

sesi dialog interaktif dengan para pendengar terkait dengan layanan SKPD yang bersangkutan.

SKPD-SKPD secara periodik diberi kesempatan untuk menyampaikan kegiatan yang sedang

dan akan dilakukan yang berkaitan dengan masyarakat. Dalam acara ini SKPD-SKPD dapat

memanfaatkannya sebagai media untuk sosialisasi program.

3. Fasilitasi pembentukan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) oleh Diskominfo juga dapat

dianggap sebagai inisiatif daerah. Tujuan Pembentukan KIM ini antara lain adalah

meningkatkan pengetahuan warga atas berbagai bentuk program dan kegiatan dari SKPD-

SKPD yang ada di Kota Bandung. Diskominfo berharap masyarakat paham atas hak dan

kewajibannya sebagai warga Kota Bandung. Dalam KIM ini masyarakat dapat berdiskusi untuk

memecahkan berbagai permasalahan yang terkait dengan fasilitas publik yang berada di

sekitar wilayah pembentukan KIM.

4. Penyebaran Kotak Kritik dan Saran yang ditempatkan di setiap SKPD-SKPD oleh pihak Setda

Kota Bandung, adalah sarana untuk memonitor kinerja SKPD-SKPD, sehingga berbagai

keluhan dan dan saran yang disampaikan masyarakat dapat disikapi dan ditindaklanjuti.

Page 87: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

5. Perbaikan mekanisme penyelenggaraan pemerintahan melalui sistem yang terintegrasi melalui

Bandung Integrated Resources Management System (BIRMS). Harapannya, melalui sistem

yang terintegrasi ini proses perencanaan, penganggaran baik pengelolaan pendapatan dan

belanja daerah serta pengelolaan aset di Kota Bandung menjadi sebuah sistem yang padu dan

berbasis teknologi informasi.

Page 88: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

5.1.1. Pelaksanaan Siklus Penyusunan RAD-PK di Kota Bandung

Pelaksanaan siklus penyusunan RAD-PK

di Kota Bandung sebagian besar termasuk pada

katagori Baik kecuali pada tahap penyusunan draft

RAD-PK dan tahap penyempurnaan Draft RAD-PK,

termasuk pada katagori Cukup.

Pada awalnya proses penyusunan RAD-K

Kota Bandung agak tersendat, selain para anggota

tim penyusun yang dikukuhkan dengan SK

Walikota adalah pejabat SKPD juga karena

padatnya kegiataN di masing-masing SKPD.

Padatnya kegiatan administratif dan teknis SKPD-

SKPD di Kota Bandung tidak dijadikan pembenaran

bagi Bappeda untuk tidak melaksanakan tugasnya sebagai koodinator penyusunan RAD-PK.

Pemahaman akan beban tugas dan tanggungjawab yang harus dilaksanakan, membuat kendala yang

dihadapi menghasilkan inovasi dengan menerbitkan Surat Perintah Kepala Bappeda No.

800/bapp/2008 tentang Pembentukan Panitia Workshop Penyusunan RAD-PK. Panitia internal

Bappeda yang diketuai oleh Sekretaris Bappeda tersebut diperintahkan untuk menyelenggarakan

workshop dan mengkoordinasikan penyusunan RAD-PK hingga selesai.

Dengan Surat Perintah Kepala Bappeda tersebut, panitia adhoc menyelenggarakan tahapan

siklus penyusunan RAD-PK sampai menjadi Perwal No 891/2008. Inisiatif yang demikian ini dapat

dijadikan sebagai lesson learns atau base practice bagi daerah lain yang mempunyai kendala sama

terkait dalam melakukan koordinasi lintas SKPD dalam penyusunan RAD-PK. Pengalaman dan

keterbiasaan dalam menghadapi kendala teknis menghasilkan inovasi pemecahan masalah dengan

membentuk panitia adhoc yang mampu mengkoordnasikan keterlibatan berbagai pihak dalam

penyusunan RAD-PK. Proses dan pembentukan yang dilakukan tersebut menghasilkan penilaian atas

tahapan pembentukan Tim Penyusun RAD-PK dalalam kategori Baik

Penyusunan Draft RAD-PK lebih didominasi tim internal Bappeda, namun dalam penyusunan

matrik RAD-PK melibatkan SKPD-SKPD pelaksana dengan mengklarifikasi program dan kegiatan yang

telah dirancang. Ketidakterllibatan SKPD sejak awal dalam penyusunan Draft RAD-PK tersebut

menghasilkan penilaian pada tahapan penyusunan Draft RAD-PK termasuk pada kategori Cukup.

Jangka waktu Pelaksanaan KKP sejak tersusunnya Draft RAD-PK ternyata relatif lama,

karena berbagai kendala. Banyak faktor yang dihadapi, antara lain kesibukan menghadapi akhir tahun

anggaran yang mengharuskan semua SKPD mengevaluasi dan melaporkan seluruh kegiatan yang

dilaksanakan. Atas dorongan dari tim bantuan teknis akhirnya pelaksanaan KKP berlangsung dengan

Page 89: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

melibatkan hampir seluruh perwakilan stakeholders. Walaupun sosialisasi KKP dilakukan pula melalui

media massa, namun tidak banyak masyarakat yang tahu tentang proses KKP RAD-PK Kota Bandung.

Keterlibatan berbagai pihak dan laporan pelaksanaan KKP yang dibuat disampaikan kepada Walikota

melalui Setda dan ditembuskan kepada Bappenas menandakan bahwa pelaksanaan KKP dinilai

dengan kategori Baik.

Pada tahap penyempurnaan Draft RAD-PK dilakukan workshop lintas SKPD, namun tidak

melibatkan perwakilan dari unsur non-pemerintah. Walaupun target output dari workshop ini dapat

tercapai, karena tidak melibatkan unsur non-pemerintah, maka penilaian proses penyempurnan

termasuk pada kategori cukup. Selanjutnya penyusunan dari hasil workshop sepenuhnya dilakukan

oleh tim internal Bappeda.

Pada proses legalisasi dan sosialisasi yang seharusnya dilakukan oleh Bidang Hukum Setda

pada kenyataanya draft/rancangan peraturan walikota dilakukan oleh tim internal Bappeda Hal ini

memang diakui pula oleh beberapa SKPD yang menganggap bahwa proses penyusunan draft Perwal

RAD-PK merupakan tugas Bappeda. Sementara Bappeda juga menganggap bahwa proses pelibatan

Bagian Hukum Setda sulit dilakukan karena pada umumnya rancangan berbagai produk hukum

dilakukan oleh SKPD pemohon dan Bagian Hukum hanya memberikan Nomor Perwal atau SK Walikota

untuk kemudian memasukkannya pada Berita Daerah. Selain itu Bappeda menganggap menyusun

rancangan Perwal tidak terlalu banyak perubahan yang berarti karena pada tahap KKP setiap SKPD

telah diklarifikasi dan diberikan kesempatan menyempurnakan draft RAD-PK, sehingga pada proses

menyusun rancangan Perwal tidak terlalu menghadapi hambatan yang berarti. Dalam jangka waktu

satu bulan sejak dilaksanakan workshop penyempuraan Perwal tentang RAD-PK Kota Bandung telah

diterbitan dalam bentuk Peraturan Walikota Nomor 891/2008 tertanggal 19 Desember 2008.

Pada pelaksanaan RAD-PK semua SKPD berada pada kategori tinggi. Hal ini menunjukkan

bahwa SKPD telah melaksanakan program/kegiatan dalam kerangka percepatan pemberantasan

korupsi, dengan atau tidak bersumber dari RAD-PK. Bahkan beberapa SKPD telah melaksanakan

program dan kegiatan, melebihi yang tercantum dalam RAD-PK. Hal ini terlihat dari analisis keterkaitan

RAD-PK dengan dokumen perencanaan lainnya yang secara keseluruhan termasuk pada kategori

tinggi.

Pada tahapan monitoring dan evaluasi, walaupun telah dibentuk tim kormonev namun tim ini

belum menyusun mekanisme dan agenda kerja dalam rangka monitoring dan evaluasi RAD-PK. Hal ini

menunjukkan bahwa tim kormonev sama sekali tidak memahami kerangka umum monitoring dan

evaluasi. Pihak kesekretariatan Inspektorat juga mengakui bahwa yang memahami RAD-PK sangat

terbatas dan pihak Sekretariat Inspektorat merasa belum memiliki Perwal No. 891/2008 tentang RAD-

PK Kota Bandung.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan penyusunan berdasarkan siklus

adalah sebagai berikut:

1. Keterlibatan dalam proses penyusunan RAD-PK

2. Sosialisasi RAD-PK

3. Rencana Tindak Lanjut dan keterkaitan RAD-PK dengan Dokumen Perencanaan masing-

masing SKPD

4. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan RAD-PK

Keterlibatan berbagai pihak dalam penyusunan RAD-PK masih sangat rendah karena berbagai

kendala teknis yang dihadapi SKPD maupun Bappeda sebagai kordinator.

Page 90: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

Perwakilan dari SKPD yang hadir tidak selalu tetap pada setiap serial diskusi yang dilakukan

dalam penyusunan draft RAD-PK Kota Bandung. Hal inilah yang menyebabkan diskusi pembahasan

agak tersendat karena setiap kali diskusi selalu menjelaskan ulang tentang RAD-PK dan kemajuan

yang telah dicapai. Walaupun bukanlah sebagai sebuah pembenaran, faktor utama yang menyebabkan

silih gantinya perwakilan SKPD-SKPD yang hadir dalam serial diskusi penyusunan draft RAD-PK Kota

Bandung, adalah keterbatasan sumberdaya manusi yang memiliki kapasitas dalam pemahaman akan

mekanisme pelayanan publik yang prima dan bebas korupsi, volume kegiatan SKPD yang terkesan

padat tak jelas dan adanya perubahan SOTK di internal Pemerintah Kota Bandung.

Ketidaktahuan adanya RAD-PK dan ketidakpahaman subtansi disusunnya RAD-PK di hampir

semua SKPD pelaksana merupakan indikasi bahwa proses sosialisasi belum dilaksanakan secara

optimal. Hal ini terkait dengan perbedaan persepsi kelembagaan yang bertanggungjawab

melaksanakan sosalisasi RAD-PK. Bappeda berpendapat bahwa RAD-PK adalah produk hokum, oleh

karena itu harus disosialisasikan oleh Bagian Hukum Setda kepada seluruh SKPD-SKPD pelaksana.

Selanjutnya masing-masing SKPD mensosialisasikan program dan kegiatan RAD-PK masing-masing

SKPD bersangkutan kepada publik. Sedangkan tugas Bappeda hanya sampai pada tersusunnya

Rancangan/Draft RAD-PK yang akan dajukan kepada Bagian Hukum Setda.

Sejak diterbitkannya Perwal RAD-PK dua tahun lalu, ternyata tidak ada satupun SKPD yang

mengaku bahwa program dan kegiatan yang dilakukan selama dua tahun terakhir ini mengacu pada

RAD-PK yang disusunnya. Acuan yang digunakan adalah dokumen perencanaan lain diluar RAD-PK.

Padahal kegiatan dan program selama dua tahun terakhir yang dilakukan oleh SKPD pelaksana adalah

program dan kegiatan yang juga tercantum dalam RAD-PK SKPD yang bersangkutan. Hal ini

mengindikasi ketidakpahaman SKPD pelaksana terhadap subtansi maksud dan tujuan penyusunan

RAD-PK. Ketidakpahaman ini diakui hampir semua SKPD-SKPD pelaksana.

Dorongan SKPD untuk menjadikan RAD-PK sebagai salah satu acuan dalam menetapkan

program dan kegiatan SKPD juga masih sangat lemah bahkan cenderung tidak ada. Hal ini disebabkan

karena:

1. Ketidaktahuan adanya RAD-PK

2. Tidak ada monitoring dan evaluasi dari tim kormonev dan inspektorat terkait dengan

RAD-PK

3. Tidak ada sanksi apapun apabila program dan kegiatan RAD-PK tidak dilaksanakan.

Faktor-faktor tesebut menyebabkan proses kegiatan penyusunan Rencana Tindak Lanjut (RTL)

tidak terlaksana di tingkat SKPD. Hal ini diindikasikan dari tidak adanya dokumen RTL di setiap SKPD.

Padahal pelaksanaan RTL merupakan jembatan untuk mengintegrasikan RAD-PK dengan dokumen

perencanaan lainnya. Keterkaitan program dan kegiatan RAD-PK dengan dokumen perencanaan lain di

SKPD semata-mata hanya adanya pernyataan yang sama atau hampir sama diantara keduanya dalam

rentang waktu Tahun 2009 s/d 2013. Namun tidak menggambarkan secara rinci strategi dan waktu

pelaksanaannya seperti yang seharusnya tergambarkan dalam suatu rencana tindak lanjut.

Ketercantuman program dan kegiatan yang sama antara RAD-PK dengan DPA pun tidak menjamin

bahwa program dan kegiatannya dilaksanakan. Hal ini dapat terjadi karena sampai pertengahan

Nopember 2009 dana yang dapat diserap dari APBD untuk melaksanakan kegiatan di Tahun Anggaran

2010 masih dibawah 50 persen dari yang direncanakan seluruh SKPD.

Seperti yang terpublikasikan di media massa bahwa Kota Bandung telah membentuk Tim

Kormonev Inpres No.4/2005. Namun tim yang terbentuk tersebut masih belum mempunyai mekanisme

Page 91: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

dan agenda yang jelas dalam memontor pelaksanaan Inpres No. 4/2005 dan RAD-PK. Oleh sebab itu

monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan RAD-PK belum efektif dilakukan. Padahal proses

monitoring dan evaluasi ini penting dilakukan agar RAD-PK betul-betul terinternalisasikan pada setiap

SKPD pelaksana dan dijadikan dokumen perencanaan yang diacu dalam menetapkan

program/kegiatan SKPD.

5.1.2. Keterkaitan RAD-PK dengan Dokumen Perencanaan Lain

Keterkaitan antara program dan kegiatan RAD-PK dengan Program dan Kegiatan dokumen

perencanaan lainnya termasuk pada kategori Tinggi. Namun dari hasil temuan ternyata tidak

sepenuhnya kegiatan yang tercantum dalam RAD-PK dari SKPD pelaksana tercantum pula dalam

dokumen perencanaan SKPD yang bersangkutan.

Penyusunan RAD-PK Kota Bandung, selain berdasarkan pada pertimbangan isu prioritas juga

didasarkan pada pertimbangan dokumen peraturan atau perencanaan yang telah ditetapkan sebelum

RAD-PK tersusun. Berbagai pihak menyatakan bahwa penyusunan yang tidak terkait dengan dokumen

perencanaan lainnya akan membuat RAD-PK hanya sekedar memenuhi aspek administrasi tanpa

dapat diimplementasikan.

5.1.3. Persepsi Terhadap RAD-PK Secara umum RAD-PK dinilai penting dan relevan dengan kebutuhan masyarakat. Sehingga

relevansi RAD-PK dikategorikan tinggi. Hal ini sejalan dengan hasil survey Indeks Persepsi Korupsi

yang dilansir TII yang baru mencapai 5,04. Walaupun tidak menggambarkan kasus korupsi yang

sebenarnya. Penilaian adanya relevansi dari stakeholders ini menggambarkan bahwa RAD-PK dapat

dijadikan sebagai suatu program/kegiatan prioritas Pemerintah Kota Bandung. Pada tahap berikutnya

adalah bagaimana sikap Pemerintah Kota dalam melihat tingkat relevansi ini. Dalam hal ini dibutuhkan

komitmen Pemerintah Kota Bandung dalam rangka pemberantasan korupsi melalui upaya peningkatan

pelayanan publik dengan mempertimbangkan relevansi RAD-PK dan kasus-kasus ketidakpuasan publik

terhadap pelayanan yang diberikan Pemerintah Kota Bandung.

Meski relevan, tidak ada satupun SKPD yang menyusun rencana tindak lanjut dan menetapkan

program/kegiatan berdasarkan RAD-PK. Selain karena konsep dasar yang belum dipahami secara baik,

ketiadaan pedoman RAD-PK mempengaruhi efektifitas pelaksanaan RAD-PK termasuk ketidakadaan

pedoman pelaksanaan rencana tindak lanjut bagi SKPD yang harus mengejawantahkan RAD-PK dalam

bentuk strategi pelaksanaannya. Selain itu Peraturan Walikota tentang RAD-PK diyakini memberikan

jaminan bagi pelaksanaan RAD-PK secara lebih optimal di setiap SKPD. Untuk itu, perlu ada dorongan

dari pemerintah kota kepada SKPD agar secara konsisten melaksanakan program/kegiatan RAD-PK di

masing-masing SKPD. Hal ini dapat dilakukan melalui proses monitoring dan evaluasi RAD-PK,

penetapan panduan pelaksanaan rencan tindak lanjut dan format baku dokumen rencana tindak lanjut

yang mudah dipahami. Adanya program dan kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan menggambarkan

mekanisme perencanaan yang belum optimal. Tentu saja hal ini dapat terjadi juga pada program dan

kegiatan yang telah disusun dalam matrik RAD-PK.

Responden berharap adanya alokasi anggaran untuk kegiatan RAD-PK sesuai kebutuhan.

Efisiensi juga bisa terjadi apabila program dan atau kegiatan RAD-PK sudah terintegrasi dalam

pelaksanaan tupoksi masing-masing SKPD. Oleh karena itu, semestinya RAD-PK dikembangkan

menjadi suatu konsepsi atau strategi yang pada gilirannya dapat mewarnai pelaksanaan tugas

Page 92: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

keseharian semua SKPD. Efisiensi juga dapat dilakukan apabila melakukan kerjasama kelembagaan

baik dengan SKPD lain maupun pihak lainnya. Kerjasama ini akan menciptakan kegiatan peningkatan

pelayanan publik suatu SKPD tanpa harus menggunakan tambahan anggaran. Contoh di Dinas

Kebakaran Kota Bandung, misalnya dalam program dan kegiatan RAD-PK tercantum kegiatan

memberikan saran teknis membangun gedung yang aman dari bahaya kebakaran. Kegiatan ini

dilaksanakan tanpa menambah anggaran karena dikerjasamakan dengan BPPT Kota Bandung dalam

proses perijinan mendirikan bangunan.

Koordinasi antar stakeholder telah berjalan dengan baik. Walau pernah terjadi hambatan

administratif dan teknis. Namun dengan berbagai terobosan dan inovasi, berbagai hambatan koordinasi

tersebut dapat diselesaikan dengan baik. Hambatan administratif yang menetapkan tim penyusun yang

tidak bisa bekerja secara teknis diatasi dengan membentuk tim teknis penyusunan RAD-PK

berdasarkan Surat Perintah Kepala Bappeda. Tim teknis penyusun inilah yang aktif mengkordinasikan

seluruh stakeholder dalam seluruh tahapan proses.

Walaupun penilaian dampak yang sebenarnya RAD-PK tidak diukur, namun semua setuju jika

RAD-PK ini dilaksanakan akan mempunyai dampak yang signifikan terhadap peningkatan kepuasan

masyarakat pada pelayanan publik, penurunan kasus korupsi dan peningkatan kepercayaan

masyarakat pada pemerintah. Beberapa pihak menyatakan sulit untuk melihat secara terpisah (parsial)

bahwa penurunan kasus korupsi yang terjadi disebabkan oleh RAD-PK. Karena upaya pemberantasan

korupsi juga dilakukan melalui berbagai kebijakan dan kelembagaan. Oleh sebab itu tidak bisa suatu

kebijakan mengklaim berhasil menurunkan kasus korupsi atau meningkatkan pelayanan publik. Namun

RAD-PK sebagai suatu kebijakan diharapkan dapat memberikan konstribusi dan bersinergi dengan

kebijakan lain dalam upaya pemberantasan korupsi. Kontribusi RAD-PK tentunya bukan hanya semata-

mata memenuhi azas kepatuhan belaka, tetapi secara nyata berdampak positif pada peningkatan

pelayanan publik dan pemberantasan korupsi.

Masyarakat meyakni jika RAD-PK mempunyai peluang besar untuk terus berlanjut. Hal ini

didasarkan pada dua pihak yaitu: pemerintah dan masyarakat. Dilihat dari komitmen pemerintah,

pertama, masyarakat meyakini bahwa Pemerintah Kota Bandung mempunyai komitmen dimana

pemberantasan korupsi sebagai prioritas, kedua, pemerintah akan menetapkan minimal satu SKPD

yang bebas korupsi per tahun. Dilhat dari sisi masyarakat, pertama, masyarakat akan mendorong

upaya pembertantasan korupsi dan kedua masyarakat dan pemerintah secara bersama-sama mampu

memberikan perhatian dan bekerja sama memberantas korupsi.

Peluang RAD-PK sebagai salah satu upaya pemberantasan korupsi didukung pula oleh fakta

lapangan yang menunjukkan bahwa setiap SKPD berusaha mencapai pelayanan prima dengan ditandai

sertifikat ISO, dan beberapa SKPD telah memperoleh sertifikat tersebut. Selain itu setiap SKPD

berupaya menetapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang dipublikasikan kepada publik untuk

ikut mengawasi pelaksanaanya. Dari sisi masyarakat, selain media massa cetak dan elektronik yang

memantau kinerja pelayanan publik, masyarakat pun mampu memberikan kritik dan keluhannya lewat

berbagi media.

Selain peluang, keberadaan RAD-PK pun menghadapi kendala. Kendala yang paling utama

adalah bahwa pemberantasan korupsi memerlukan sarana dan prasarana pendukung yang harganya

relatif mahal. Beberapa pihak menyebutkan bahwa tidak mungkin pelayanan publik akan meningkat

apabila sarana pelayanan masih menggunakan peralatan konvensional. Pemanfaatan teknologi untuk

mendukung keterbukaan informasi diakui oleh beberapa SKPD memang sangat mahal, seperti

Page 93: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

penyediaan computer dengan koneksi internet, serta sarana dan prasarana lainnya. Keterbatasan

anggaran dari APBD akan menyebabkan upaya pemberantasan korupsi melalui RAD-PK harus

dilakukan secara bertahap.

Masyarakat meyakini bahwa keberlanjutan RAD-PK juga sangat bergantung pada mekanisme

monitoring dan evaluasi. Sebab tanpa monitoring dan evaluasi arah program dan kegiatan akan

berjalan tidak sesuai dengan rencana. Dari aspek ini memang Pemerintah Kota Bandung belum efektif

malakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan RAD-PK. Mekanisme dan agenda kerja yang belum

ditetapkan oleh Tim Kormonev mengakibatkan laporan tentang pelaksanaan RAD-PK dari setiap SKPD

masih sangat kurang.

Khusus untuk keberlanjutan RAD-PK, semua sepakat bahwa RAD-PK harus dilanjutkan. Ini

membuktikan bahwa ada peluang yang cukup tinggi untuk keberlanjutan RAD-PK, namun juga ada

tantangan atau kendala yang juga cukup tinggi yang wajib diatasi dan diantisipasi. Artinya perlu upaya

yang serius untuk mengatasi kendala-kendala tersebut agar apa yang sudah dicapai pada saat ini dapat

dilanjutkan di masa yang akan datang dan menjadi lebih baik.

5.2. Rekomendasi

5.2.1. Rekomendasi Berdasarkan Proses Penyusunan RAD-PK

Mengacu hasil analisis pelaksanaan penyusunan RAD-PK, berdasarkan siklus diperlukan

berbagai perbaikan agar seluruh proses penyusunan RAD-PK dapat dilakukan lebih baik. Rekomendasi

terhadap pelaksanaan penyusunan RAD-PK adalah sebagai berikut:

1. Perlu kajian dan peningkatan kapasitas tim penyusun yang sudah dibentuk untuk

memastikan capaian yang sudah ada tetap berlanjut dan lebih ditingkatkan. Hal ini

dapat dilakukan melalui pelatihan faslitator bagi Tim Penyusun RAD-PK.

2. Diperlukan bantuan teknis (technical assistance) untuk penyusunan draft RAD-PK dan

meningkatkan kapasitas pemahaman konsep, strategi dan teknis kegiatan RAD-PK di

tingkat SKPD. Hal ini dapat dilakukan melalui pendampingan dalam menetapkan isu

prioritas rawan korupsi di SKPD masing-masing.

3. Perlu disusun Panduan Teknis Kampanye Konsultasi Publik Draft RAD-PK untuk

memastikan berjalannya konsultasi publik secara lebih baik. Hal ini dapat dilakukan

melalui penyelenggaraan pelatihan fasilitator KKP RAD-PK di tingkat Bappeda

4. Perlu ada panduan workshop penyempurnaan draft RAD-PK agar penyempurnaan

RAD-PK mencapai hasil yang maksimal. Hal ini dapat dlakukan melalui penyusunan

panduan pelaksanaan workshop penyempurnaan draft RAD-PK oleh Bappeda.

5. Perlu dipertimbangkan model penghargaan bagi SKPD yang telah menetapkan

program dan kegiatan yang mengacu pada RAD-PK melalui pelaksanaan Rencana

Tindak Lanjut.

6. Perlu dipertimbangkan adanya penghargaan bagi SKPD yang melakukan inovasi

dalam upaya pemberantasan korupsi yang mengacu pada program dan kegiatan RAD-

PK.

7. Dipertimbangkan adanya penghargaan bagi daerah atau SKPD yang secara rutin

melakukan pelaporan secara periodik pelaksanaan RAD-PK maupun Inpres No.

5/2004.

Page 94: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

5.2.2. Rekomendasi Berdasarkan Hasil Analisis Keterkaitan RAD-PK dengan

Dokumen Lain

1. Penegasan pentingnya melaksanakan Rencana Tindak Lanjut agar RAD-PK terintegrasi dengan

dokumen lainnya.

2. Perlu dipertimbangkan pelaksanaan workshop penyusunan dokumen Rencana Tindak Lanjut yang

dikoordinasikan oleh bappeda melalui tim penyusun RAD-PK

5.2.3. Rekomendasi berdasarkan hasil analisis persepsi terhadap RAD-PK

A. Relevansi

Melakukan sosialisasi dan publikasi pengembangan strategi dan publikasi inovasi

peningkatan dan perbaikan pelayanan publik agar masyarakat secara bersama-sama

memperhatikan dan memonitor pelaksanaan kinerja pengembangan dan inovasi pelayanan

publik. Hal ini dapat dilakukan melaui pemanfaatan media teknologi informasi internet,

elektronik dan cetak yang pada pelaksanaannya dapat dilakukan melalui kerjasama dengan

media massa baik swasta maupun milik pemerintah

B. Efektivitas

Revisi atau penyesuaian kembali RAD-PK khususnya matrik RAD-PK yang dapat

dilakukan setiap tahun atau sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan tahap peningkatan

pelayanan publik yang telah dicapai. Hal ini dapat didahului dengan pelaksanaan survey

kepuasan konsumen melalui metode CRC, hasil analisis kompilasi pengaduan dan saran dari

kotak saran dan kritik yang telah ditempatkan disetiap SKPD, atau berbagai referensi hasil

survey yang dilakukan pihak lain.

C. Efisiensi

Agar belanja APBD dilakukan secara efisien sekaligus program dan kegiatan RAD-PK

dapat dilaksanakan maka perlu adanya penegasan tentang perlunya SKPD pelaksana

menyusun dokumen RTL (Rencana Tindak Lanjut), serta penyesuaian besaran biaya sesuai

standar harga pada masing-masing kegiatan.

D. Koordinasi

Pembentukan kelembagaan teknis multistakehoders serta menetapkan mekanisme

penyusunan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi pelaksanaan RAD-PK, serta peningkatan

peran Tim Kormonev Inpres No. 5 Tahun 2004 yang telah dbentuk

E. Dampak

Melaksanakan survey kepuasan konsumen atau Evaluasi Dampak Pelaksanaan RAD-

PK, serta pemberian penghargaan bagi SKPD yang melakukan inovasi peningkatan pelayanan

publik untuk percepatan pemberantasan korupsi

F. Peluang

Melibatkan masyarakat untuk mendorong upaya peningkatan pelayanan publik dalam

rangka pemberantasan korupsi. Hal ini dapat dilakukan melalui penyedian lebih banyak media

pengaduan masyarakat yang mudah diakses, melakukan kampanye / sosialisasi / publikasi /

promosi pelayanan publik yang mudah, murah dan berkualitas

Page 95: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

DI KOTA BANDUNG

G. Kendala

Melakukan kerjasama operasional dengan berbagai pihak baik antar SKPD maupun

pihak lainnya untuk menekan biaya penambahan sarana/prasarana pendukung peningkatan

pelayanan public atau memanfaatkan media internet untuk jangkauan publikasi dan pelayanan

public secara online.

Secara singkat, kesimpulan dan rekomendasi dari hasil review RAD PK Kota Bandung dapat

dibaca pada tabel berikut ini.

Page 96: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR

REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK) DI KOTA BANDUNG

Tabel 5.1 Matrik Penilaian dan Rekomendasi Pelaksanaan RAD-PK di Kota Bandung Berdasarkan Siklus RAD-PK

Tahapan Proses Kategori Makna Rekomendasi Tujuan tindakan

Pembentukan Tim Penyusun

Baik

Kota Bandung telah terbiasa bekerja dengan menggunakan Tim Adhoc, akan tetapi tetap perlu keterlibatan para pihak dalam upaya percepatan pemberantasan korupsi

Perlu kajan tentang kapasitas tim penyusun yang sudah dibentuk

Memastikan capaian yang sudah ada tetap berlanjut dan lebih ditingkatkan

Penyusunan draft RAD-PK

Cukup

Sudah ada kehendak Pemerintah Kota Bandung untuk menjadikan RAD-PK sebagai salah satu dokumen perencanaan

Diperlukan bantuan teknis (technical assistance) untuk penyusunan draft RAD-PK

Mengubah secara mendasar dan meningkatkan kapasitas pemahaman konsep, strategi dan teknis kegiatan

Pelaksanaan KKP Baik

Kota Bandung memandang konsultasi public sebagai mekanisme pelibatan masyarakat dalam proses kebijakan

Perlu disusun Panduan Teknis Kampanye Konsultasi Publik Penyusunan RAD-PK

Memastikan berjalannya konsultasi public secara lebih baik

Penyempurnaan Dokumen RAD-PK

Cukup

Koordinasi internal diantara kelembagaan pemerintah dalam penyusunan RAD-PK sudah berjalan baik

Perlu ada panduan workshop penyempurnaan draft RAD-PK

Memastikan penyempurnaan RAD-PK mencapai hasil yang maksimal

Menuangkan RAD-PK dalam Peraturan (Legalisasi)

Baik

Kota Bandung mempunyai keyakinan bahwa Peraturan tentang RAD-PK, menjamin terlaksananya program / kegiatan RAD-PK

Perlu dipertimbangkan model penghargaan bagi daerah yang telah menetapkan peraturan tentang RAD-PK

Melanjutkan dan meningkatkan capaian yang sudah ada

Melaksanakan RAD-PK

Baik

Kota Bandung memahami kerangka teknis pelaksanaan RAD-PK ke dalam program dan kegiatan yang sedang berjalan

Daerah dapat mengintegrasikan RAD-PK dalam program/kegiatan yang sedang berjalan

Perlu dipertimbangkan adanya penghargaan bagi daerah yang memiliki inovasi dalam upaya mencapaian pemberantasan korupsi dengan RAD-PK sebagai pedomannya

Meningkatkan dampak pelaksanaan RAD-PK

Monitoring dan evaluasi pelaksanaan RAD-PK

Baik

Kota Bandung memiliki komitmen yang tinggi untuk percepatan pemberantasan korupsi, paham tentang mekanisme monitoring dan evaluasi RAD-PK

Dipertimbangkan adanya penghargaan bagi daerah yang secara rutin melakukan monev dan melaporkannya secara periodik pelaksanaan RAD-PK maupun Inpres No. 5/2004

Melanjutkan capaian yang sudah ada agar lebih berdampak bagi masyarakat

Page 97: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR

REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK) DI KOTA BANDUNG

Tabel 5.2. Matrik Kategori Penilaian dan Rekomendasi Berdasarkan Persepsi Terhadap RAD-PK di Kota Bandung

No Kriteria Kategori Makna Rekomendasi Tujuan Tindakan

No Persepsi Kategori Makna Rekomendasi Tujuan Tindakan

1 Relevansi Tinggi

Upaya pencegahan korupsi telah menjadi komitmen pemerintah dan telah ada tindakan nyata untuk percepatan pemberantasan korupsi

1. Pengembangan strategi pencegahan korupsi berbasis multistakeholder

2. Publikasi inovasi-inovasi untuk perbaikan kualitas pelayanan publik

3. Pemberian reward/penghargaan bagi SKPD yang punya inovasi untuk percepatan pemberantasan korupsi

Upaya pencegahan korupsi menjadi perhatian bersama semua pihak baik pemerintah, masyarakat dan dunia usaha

2 Efektifitas Tinggi

Landasan hukum RAD-PK menjamin efektifitas pelaksanaan atau tindak lanjut di daerah.

Revisi atau penyesuaian kembali RAD-PK khususnya matrik RAD-PK yang dapat dilakukan setiap tahun atau sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan tahap peningkatan pelayanan publik yang telah dicapai.

Peraturan tentang RAD-PK terus –menerus dijadikan “living document” karena merupakan pedoman penyearah berbagai upaya percepatan pemberantasan korupsi di daerah

3 Efisiensi Tinggi

Daerah tidak perlu menambah pos anggaran baru karena alokasi untuk kegiatan RAD-PK terintegrasi dalam dokumen rencana dan anggaran SKPD pelaksana

1. Penegasan tentang dokumen RTL (Rencana Tindak Lanjut) bagi tiap SKPD pelaksana RAD-PK

2. Penyesuaian besaran biaya sesuai standar harga pada masing-masing kegiatan

Belanja kegiatan RAD-PK makin efisien

4 Koordinasi Tinggi

Daerah sudah melakukan inovasi untuk penataan kelembagaan penyusunan dan pelaksanaan RAD-PK

1. Pembentukan kelembagaan dan mekanisme penyusunan maupun monitoring dan evaluasi pelaksanaan RAD-PK

2. Peningkatan peran Tim Kormonev Inpres No. 5 Tahun 2004

Menguatkan dan mendayagunakan fungsi-fungsi yang sudah ada dalam pemerintahan maupun masyarakat untuk percepatan pemberantasan korupsi di daerah

5 Dampak Tinggi

RAD-PK sangat berkorelasi dengan upaya pemberantasan korupsi di daerah

Melaksanakan survey kepuasan konsumen atau Evaluasi Dampak Pelaksanaan RAD-PK, serta pemberian penghargaan bagi SKPD yang melakukan inovasi peningkatan pelayanan publik untuk percepatan pemberantasan korupsi

Memastikan bahwa dampak yang sudah ada berkesinambungan dan makin meningkat

Page 98: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR

REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK) DI KOTA BANDUNG

6 Peluang Tinggi

Penyusunan dan pelaksanaan RAD PK berpeluang tinggi untuk dilanjutkan di masa-masa yang akan datang

Melibatkan masyarakat untuk mendorong upaya peningkatan pelayanan public yang transparan dan akuntabel dalam rangka pemberantasan korupsi.

Meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia dan kapabilitas daerah serta memastikan capaian yang diperoleh sekarang berkelanjutan dan lebih ditingkatkan

7 Kendala Sedang

Perlu ada redesain RAD-PK baik dari sisi kebijakan, kelembagaan maupun mekanisme pelaksanaan serta kerangka monevnya

Penetapan pedoman penyusunan, pelaksanaan serta monev pelaksanaan RAD-PK

Memastikan agar RAD-PK dilanjutkan

Page 99: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR

REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK) DI KOTA BANDUNG

LAMPIRAN Lampiran 1 Matrik Isue Strategis Program dan Kegiatan RAD-PK Kota Bandung 2009-2013

NO PELAKSANA

KEGIATAN ISUE/PROGRAM PROGRAM KEGIATAN STRATEGI PENCAPAIAN/KEGIATAN

1 Badan

Pelayanan

Perijnan

Terpadu

1. Meningkatkan kualitas pelayanan

kepada publik melalui transparansi,

standarisasi pelayanan dan sertfikasi

1. Meningkatkan mekanisme

pelayanan perijinan

1. Penyusunan system permohonan perijinan secara transparan yang meliputi

persyaratan-persyaratan target waktu penyelesaian dan tariff biaya yang harus dibayar

oleh masyarakat

2. Munyusun program pengawasan dan penindakan terhadap pungutan-pungutan liar

3. Menyusun program pengawasan dan penindakan terhadap calo

4. Sosalisasi kepada masyarakat mengenai program 30 ijin dari BMPPT

5. Pelayanan advokasi proses pengajuan perijinan untuk masyarakat umum

6. Meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM pelayanan perijinan

7. Menyusun akses proses pengajuan perijiann secara online/SMS

2. Penyusunan Sistem Informasi

terhadap Perijianan Publik

2. Tersusunnya Sistem Informasi

Pelayanan Perijnan yang efektif,

efisien, transparan, akuntabel dan

menjamin kepastian hukum

1. Penyusunan Peraturan Daerah SOP Pelayanan Perijnan Terpadu

2. Pengembangan aplikasi pelayanan berbasis teknologi informasi

3. Perbaikan/membangun citra pelayanan perijinan

4. Sosialisasi pelayanan perijinan dan penanganan pengaduan masyarakat

5. Survey indeks kepuasan konsumen (IKM)

6. Penerapan Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001-2000

2 Dinas Pendidkan Meningkatkan kualitas pelayanan

kepada publik melalui transparansi,

standarisasi pelayanan dan sertfikasi

1. Optimalisasi penyelenggaraan

Penerimaan Siswa Baru (PSB

1. Evaluasi penyelenggara-an PSB dengan melibatkan SKPD terkait dan masyarakat

sebagai nara sumber

2. Menyusun program pengawasan pelaksanaan yang valid dan transparan

3. Menyusun program pengawasan pelaksanaan PSB yang transparan dan akuntabel

Page 100: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR

REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK) DI KOTA BANDUNG

2. Optimalisasi penyaluran dana

bantuan siswa tidak mampu

1. Evaluasi penyaluran dana bantuan siswa tidak mampu dengan melibatkan SKPD

terkait, aparat kewilayahan dan masyarakat melalui RW dan RT

2.. Menyusun program penyaluran dana bantuan siswa tidak mampu yang tepat guna,

tepat sasaran, transparan dan akuntabel

3. Menyusun program pengawasan penyaluran dana bantuan siswa tidak mampu

3. Optimalisasi pemberian ijin

operasional Sekolah dan Lembaga

Pendidikan non formal

1. Evaluasi pemberian ijin operasional sekolah dan lembaga pendidikan non formal

dengan melibatkan SKPD terkait dan masyarakat sebagai nara sumber

2. Menyusun system permohonan jin operasional sekolah dan lembaga pendidiakn non

formal secara transparan yang meliputi persyaratan-persyaraan target waktu penyelesaian

dan tariff baya yang harus dibayar oleh masyarakat

3. Menyusun SOP penerbtan ijin operasional sekolah dan lembaga pendidikan non

formal

4. Menyusun program pengawasan pemberian ijin operasional sekolah dan lembaga

pendidikan non formal

3 Dinas Kesehatan Meningkatkan kualitas pelayanan

kepada publik melalui transparansi,

standarisasi pelayanan dan sertfikasi

1. Optmalisasi penggunaan dana

jamkesmas

1. Evaluasi penggunaan dana jamkesmas dengan melibatkan SKPD terkait dan

masyarakat sebagai narasumber

2. Menyusun program pengawasan dan penindakan dalam pelaksanaan penggunaan dana

jamkesmas yang tepat guna, tepat sasaran, transparan dan akuntabel

3. Optimalisasi penggunaan dana jamkesmas untuk operasinal RSUD dan Puskesmas

dalam pelayanan terhadap masyarakat miskin

4. Koordinasi lintas sector dalam pendataan sasaran miskin

2. Optimalisasi pelayanan sarana kesehatan milik pemerintah daerah melalui peningkatan kualitas SDM dan pelayanan

1. Evaluasi kinerja pelayanan puskesmas, RSUD dan RS Khusus Milik Pemda dengan

melibatkan SKPD terkait dan masyarakat

2. Penyusunan SOP pelayanan puskesmas, RSUD dan RS khusus milik Pemda

3. . Meningkatkan kualitas pelatihan bagi tenaga pelayanan kesehatan di puskesmas RSUD dan RS Khusus milik pemda

4. Meningkatkan anggaran operasional untuk pelayanan kesehatan di puskesmas, RSUD dan RS khusus milikpemda terutama keluarga tidak mampu

5. Menyusun program pengawasan dan penindakan terhadappungutan liar

6. Sosialisasi SOP pelayanan kesehatan di Puspkesmas, RSUD, RS khusus milik pemda

3. Optmalisasi pelayanan perijinan pendirian klnik pengobatan/RS dan puskesmas

1. Meningkatnya pelayanan perjinan pembangunan klinik/RS/puskesmas

2. Meningkatnya pengawasan dan penindakan terhadap klinik ilegal

Page 101: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR

REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK) DI KOTA BANDUNG

4 Dinas

Kebakaran

Meningkatnya kualtas pelayanan

kepada public melaui transparansi,

standarisasi pelayanan dan sertifikasi

1. Peningkatan kualitas pelayanan public melalui transparansi, standarisasi pelayanan dan sertfikasi dalampelayanan tindak pencegahan dan penanggulangan kebakaran

1. Menyusun petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan tindak pencegahan bahaya kebakaran dengan dibuatnya SOP

2. Memberikan saran/advis teknik mengenai persyaratan-persyaratan pembangunan rumah bertingkat/apartemen/gedung bertingkat yang aman terhadap bahaya kebakaran bagi masyarakat sesuai dengan peraturan Daerah No. 15/2001 tentang pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran

3. Memberikan rekomendasi dan melakukan pengawasan dalam proses pengajuan IMB untu pembangunan rumah bertingkat yang harus dilengkapi dengan sarana pencegahan bahaya kebakaran, sarana pemadam kebakaran dan sarana penyelamatan korban bencana kebakaran sesuai dengan Perda No. 15/2001 tentan Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya Kebakaran

4. Meningkatnya pelayanan pemadaman dan ;enyelamatan dengan cepat, tepat dan selamat sesuai dengan UU No. 24/2007 Tentang Penanggulanngan Bencana

5. Menngkatkan ketrampilan dan keahlian petugas pemadam kebakaran dan petugas pemadam kebakaran dan petugas penyelamatan korban melalui sertifikasi keahlian

6. Penambahan petugas pemadam dan penyelamat sesuai dengan rasio penduduk dan standar nasional

7. Mengusulkan pemberian tunjangan (keahlian khusus) dan jaminan perlindungan keselamatan bagi petugas pemadaman kebakaran yang ditetapkan dengan keputusan walikota

8. Menyelenggarakan pencegahan dan pembinaan melalui sosialisasi dan BINTEK pencegahan

9. Menghilangkan pungutan liar oleh petugas dalam penanggulangannkebakaran dan penyelamatan melalui sosialisasi

5 PDAM Meningkatkan kualitas pelayanan

kepada publik melalui transparansi,

standarisasi pelayanan dan sertfikasi

1 Peningkatan Pelayanan Air Bersih

1. Meningkatkan pengawasan prosedur pemasangan sambungan baru

2. Meningkatkan pengawasan dan penindakan terhadap sambungan illegal

3. Optimalisasi sosialisasi mekanisme pembacaan meteran air kepada masyarakat

6 UPT e-

Precurement

Meningkatnya penerapan prinsip-

prinsp tata pemerintahan yang baik 1. Melaksanakan pengadaan barang/jasa pemerintah Kota Bandung secara terbuka dan transparan

1. Mengumukan pengadaan barang/jasa melaui media cetak dan website pemerintah Kota Bandung

Page 102: Laporan Review Penyusunan Dan Pelaksanaan RAD PK Di Kota Bandung

LAPORAN AKHIR

REVIEW PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK) DI KOTA BANDUNG

2. Melaksanakan pengadaan barang/jasa secara onlne

3. Melaksanakan pengadaan barang dan jasa secara terpusat di unit layanan pengadaan

2. Mempersiapkan SDM pelaksana Pengadaan barang/jasa

1. Melakukan analisa kebutuhan SDM untuk pengadaan barang/jasa Pemkot Bandung

2. Meningkatkan kemampuan SDM dalam bdang pengadaan Barang/jasa

7 Badan

Kepegawaian

Daerah

Meningkatnya penerapan prinsip-

prinsp tata pemerintahan yang baik Reformasi Birokrasi 1. Melaksanakan reformasi SDM aparatur

8 Bagian

Organisasi Setda

Meningkatnya penerapan prinsip-

prinsp tata pemerintahan yang baik Reformasi Birokrasi 1. Melaksanakan Penataan Kelembagaan

2. Evaluasi Kelembagaan Perangkat Daerah

3. Penyusunan Analsa Jabatan Struktural

9 Dinas

Pendapatan

Daerah

Meningkatnya penerapan prinsip-

prinsp tata pemerintahan yang baik Reformasi Birokrasi 1. Optmalisasi potensi PAD

10 Badan

Komunikasi dan

Informasi

Meningkatnya penerapan prinsip-

prinsp tata pemerintahan yang baik Reformasi Birokrasi 1. Pengembangan dan pemanfaatan e-government