LAPORAN RESMI 5

17
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS II PEMISAHAN ZAT WARNA KIMIA DENGAN METODE KROMATOGRAFI KOLOM Disusun oleh : Winda Ariyani G1F008049 Agit Liogananta G1F008050 Desiainy Sheila Sahara G1F008051 Prima Andika Citra G1F008052 Hari/Tanggal : Senin, 21 Juni 2010 Asisten : Adi Wibowo LABORATORIUM KIMIA FARMASI JURUSAN FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN

Transcript of LAPORAN RESMI 5

Page 1: LAPORAN RESMI 5

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS II

PEMISAHAN ZAT WARNA KIMIA

DENGAN METODE KROMATOGRAFI KOLOM

Disusun oleh :

Winda Ariyani G1F008049

Agit Liogananta G1F008050

Desiainy Sheila Sahara G1F008051

Prima Andika Citra G1F008052

Hari/Tanggal : Senin, 21 Juni 2010

Asisten : Adi Wibowo

LABORATORIUM KIMIA FARMASI

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

PURWOKERTO

2010

Page 2: LAPORAN RESMI 5

PEMISAHAN ZAT WARNA KIMIA

DENGAN METODE KROMATOGRAFI KOLOM

I. TUJUAN

Mempersiapkan kolom, memisahkan dan mengidentifikasi senyawa kimia dengan

kromatografi kolom.

II. ALAT DAN BAHAN

Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah :

Pipet tetes

Beaker glass

Gelas ukur

Spatel

Labu erlenmeyer

Seperangkat kromatrogafi kolom

Statif

Corong biasa

Cawan petri

Timbangan

Cawan porselin

Ruber bulb

Erlenmeyer

Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah :

Etanol 96%

Hekshan

Kloroform

Pewarna merah

Pewarna kuning

Page 3: LAPORAN RESMI 5

Alumina

Pasir

Kapas

III. DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

Page 4: LAPORAN RESMI 5

Gambar Hasil Kromatografi Kolom

IV. PEMBAHASAN

Kromatografi didefinisikan sebagai prosedur pemisahan zat terlarut oleh suatu

proses migrasi diferensial dinamis dalam sistem yang terdiri dari dua fase atau lebih,

salah satu diantaranya bergerak secara berkesinambungan dalam arah tertentu dan di

dalamnya zat-zat itu menunjukkan perbedaan mobilitas disebabkan adanya perbedaan

dalam absorpsi, partisi, kelarutan, tekanan uap, ukuran molekul atau kerapatan muatan

ion. Dengan demikian masing-masing zat dapat diidentifikasi atau ditetapkan dengan

metode analitik (Anonim, 1995).

Kromatografi kolom seringkali digunakan oleh para ahli kimia organik untuk

memurnikan cairan. Murni sebuah sampel dimuat ke kolom adsorbant, seperti gel silika

atau alumina. Sebuah pelarut organik atau campuran pelarut (eluen) mengalir ke bawah

melalui kolom. Komponen sampel terpisah dari satu sama lain dengan partisi antara

material kemasan diam (silika atau alumina) dan eluen mobile. Molekul dengan polaritas

yang berbeda untuk partisi luasan yang berbeda, dan karena itu bergerak melalui kolom

pada tingkat yang berbeda.

Page 5: LAPORAN RESMI 5

Berbagai ukuran kolom dapat digunakan, dimana hal utama yang

dipertimbangkan adalah kapasitas yang memadai untuk menerima sampel – sampel tanpa

melalui fasa diamnya. Merupakan aturan praktis yang umum bahwa panjang kolom harus

sekurang – kurangnya 10 kali ukuran diameternya. Jika kita mempunyai kolom dengan

panjang 20 cm, dan diameternya 1 atau 2 cm. Bahan pengemasnya suatu adsorben seperti

alumina atau resin penukar ion, dimasukkan dalam bentuk suspensi kedalam porsi fasa

bergerak dan dibiarkan diam didalam hamparan basah dengan sedikit cairan.

Kolom untuk analisis farmasi umumnya digunakan kolom isi dan sebaiknya

hanya isi kolom yang mempengaruhi gerak relative zat terlarut melalui system. Kolom

terbuat dari kaca, kecuali jika dinyatakan lain. Kolom dengan beragam ukuran dapat

digunakan, tetapi umumnya antara 0,6 m hingga 1,8 m serta diameter dalam 2 mm hingga

4 mm. sebagai fase cair dapat digunakan beraneka ragam senyawa kimia, seperti poly

etilen glikol, ester dan amida berbobot molekul tinggi, hidro karbon, gom, dan cairan

silicon.

Kolom harus dikondisikan dengan jalan mengoperasikan sampai keadaan stabil

pada suhu yang lebih tinggi dari suhu yang digunakan seperti yang tertera pada masing –

masing monografi. Suatu uji yang sesuai terhadap sifat inert penyangga, yang perlu untuk

fase cair dengan polaritas yang rendah, ada kalanya suatu kolom dapat dikondisikan

dengan menyuntikkan ulang senyawa yang dikromatografi

Praktikum kali ini yaitu melakukan pemisahan zat warna kimia dengan

menggunakan kromatografi kolom. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam

praktikum ini yaitu :

1. Kloroform

Rumus Struktur Kloroform

Page 6: LAPORAN RESMI 5

Senyawa kloroform adalah senyawa haloalkana yang mengikat tiga atom halogen

klor (Cl) pada rantai C-nya. Senyawa kloroform dapat dibuat dengan bahan dasar berupa

senyawa organik yang memiliki gugus metil (-CH3) yang terikat pada atom C karbonil

atau atom C hidroksi yang direaksikan dengan pereaksi halogen (Cl2). Beberapa senyawa

yang dapat membentuk kloroform dan senyawa haloform lainnya adalah etanol, 2-

propanol, 2-butanol, etanol, propanon, 2-butanon. Halogenasi sering berjalan secara

eksplosif dan hampir tanpa kecuali menghasilkan campuran produk, karena lasan inilah

halogenasi kadang saja digunakan dalam laboratorium.

Kloroform disebut juga haloform disebabkan karena brom dan klor juga bereaksi

dengan metal keton, yang menghasilkan masing-masing bromoform (CHBr3) dan

kloroform (CHCl3). Hal ini disebut CHX3 atau haloform, maka reaksi ini sering disebut

reaksi haloform.

2. Etanol

Rumus struktur etanol

Etanol, disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut, atau alkohol saja,

adalah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna, dan

merupakan alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Senyawa

ini merupakan obat psikoaktif dan dapat ditemukan pada minuman beralkohol dan

termometer modern. Etanol adalah salah satu obat rekreasi yang paling tua..

Etanol termasuk ke dalam alkohol rantai tunggal, dengan rumus kimia C2H5OH

dan rumus empiris C2H6O. Ia merupakan isomer konstitusional dari dimetil eter. Etanol

sering disingkat menjadi EtOH, dengan "Et" merupakan singkatan dari gugus etil (C2H5).

Etanol banyak digunakan sebagai pelarut berbagai bahan-bahan kimia yang

ditujukan untuk konsumsi dan kegunaan manusia. Contohnya adalah pada parfum,

perasa, pewarna makanan, dan obat-obatan. Dalam kimia, etanol adalah pelarut yang

Page 7: LAPORAN RESMI 5

penting sekaligus sebagai stok umpan untuk sintesis senyawa kimia lainnya. Dalam

sejarahnya etanol telah lama digunakan sebagai bahan bakar.

Etanol adalah cairan tak berwarna yang mudah menguap dengan aroma yang

khas. Ia terbakar tanpa asap dengan lidah api berwarna biru yang kadang-kadang tidak

dapat terlihat pada cahaya biasa.

Sifat-sifat fisika etanol utamanya dipengaruhi oleh keberadaan gugus hidroksil

dan pendeknya rantai karbon etanol. Gugus hidroksil dapat berpartisipasi ke dalam ikatan

hidrogen, sehingga membuatnya cair dan lebih sulit menguap dari pada senyawa organik

lainnya dengan massa molekul yang sama.

Etanol adalah pelarut yang serbaguna, larut dalam air dan pelarut organik lainnya,

meliputi asam asetat, aseton, benzena, karbon tetraklorida, kloroform, dietil eter, etilena

glikol, gliserol, nitrometana, piridina, dan toluena. Ia juga larut dalam hidrokarbon

alifatik yang ringan, seperti pentana dan heksana, dan juga larut dalam senyawa klorida

alifatik seperti trikloroetana dan tetrakloroetilena.

3. Alumina (Aluminium oksida)

Kristal Corodum (bentuk alumina)

Aluminium oksida adalah sebuah senyawa kimia dari aluminium dan oksigen,

dengan rumus kimia Al2O3. Nama mineralnya adalah alumina, dan dalam bidang

pertambangan, keramik dan teknik material senyawa ini lebih banyak disebut dengan

nama alumina.

Sifat-sifat Aluminium oksida adalah insulator (penghambat) panas dan listrik

yang baik. Umumnya Al2O3 terdapat dalam bentuk kristalin yang disebut corundum

atau α-aluminum oksida. Al2O3 dipakai sebagai bahan abrasif dan sebagai komponen

dalam alat pemotong, karena sifat kekerasannya.

Page 8: LAPORAN RESMI 5

Aluminium oksida berperan penting dalam ketahanan logam aluminium terhadap

perkaratan dengan udara. Logam aluminium sebenarnya amat mudah bereaksi dengan

oksigen di udara. Aluminium bereaksi dengan oksigen membentuk aluminium oksida,

yang terbentuk sebagai lapisan tipis yang dengan cepat menutupi permukaan aluminium.

Lapisan ini melindungi logam aluminium dari oksidasi lebih lanjut. Ketebalan lapisan ini

dapat ditingkatkan melalui proses anodisasi. Beberapa alloy (paduan logam), seperti

perunggu aluminium, memanfaatkan sifat ini dengan menambahkan aluminium pada

alloy untuk meningkatkan ketahanan terhadap korosi.

4. Hekshan

Rumus struktur

Heksana (C6H14) - alkana dengan enam atom karbon dalam molekul . Isomer dari

heksana sangat reaktif dan sering digunakan sebagai pelarut dalam reaksi organik karena

mereka sangat non-polar.

heksana memiliki lima isomer :

* n-heksan (heksan) n-heksana (heksana)

* izoheksan ( 2-metylopentan ) izoheksan ( 2-methylpentane )

* 3-metylopentan 3-methylpentane

* neoheksan 2,2-dimetylobutan neoheksan 2,2-dimetylobutan

5. Rohdamin B dan Metanil Yellow

Rhodamin B dan metanil yellow merupakan pewarna sintetik yang digunakan

sebagai pewarna tekstil dan dinyatakan berbahaya oleh pemerintah. Pewarna tersebut

dapat menyebabkan kanker dan sering kali digunakan untuk mewarnai produk makanan,

salah satunya adalah jelly. Rhodamin B adalah bahan untuk pewarna di industri tekstik

dan kertas. Rhodamin B berasal dari metalinilat dan dipanel alanin  dan sangat mudah

larut dalam alkohol.

Page 9: LAPORAN RESMI 5

6. Pasir

Pasir adalah contoh bahan material butiran. Butiran pasir umumnya berukuran

antara 0,0625 sampai 2 milimeter. Materi pembentuk pasir adalah silikon dioksida, tetapi

di beberapa pantai tropis dan subtropis umumnya dibentuk dari batu kapur.

Parktikum ini diawali dengan menimbang bahan bahan yang akan digunakan

yaitu rodamin B 0,5 gr, metilen kuning 0,5 gr, alumina 20 gr, kemudian buat sampel

uji dengan campurkan rodamin B dan metilen kuning dalam cawan porselen lalu

dilarutkan dengan kloroform, lalu ditambahkan alumina sedikit dan diaduk sampai

homogen dan menjadi serbuk berwarna merah kecoklatan serta kering.

Penyiapan kolom dilakukan dengan cara kolom dicuci dahulu dengan air

kemudian dibilas dengan alkohol lalu ditunggu sampai kolom kering. Digunakan alkohol

karena alkohol lebih bersifat volatile dan dapat mengangkat kotoran pada peralatan

laboratorium (anonim,2010). Kemudian dimasukkan n-heksan kedalam kolom untuk

mengkondisikan keadaan didalam kolom. Kemudian dimasukan sedikit kapas di bagian

bawah kolom, lalu dibilas kembali dengan n-heksana untuk melihat apakah pelarut dapat

mengalir, setelah itu dimasukan sedikit n-heksana dalam kolom lalu dimasukkan alumina

yang telah di larutkan dalam n-heksan. Buka keran bagian bawah agar larutan bisa keluar.

Bersihkan sisi-sisi dinding kolom dari alumina yang tersisa. Pelarut dibiarkan turun

hingga 1 cm dari permukaan atas alumina. Kemudian ditambahkan sedikit pasir diatas

permukaan alumina lalu diratakan. Setelah permukaan pasir rata kemudian dimasukan

sampel dan diratakan kembali. Pasir ditambahkan kembali diatas permukaan sampel lalu

diratakan lagi. Fungsi penambahan pasir adalah untuk membatasi antara alumina dan

sampel agar tidak bercampur, karena sampel juga mengandung alumina.

Eluen yang sudah disiapkan yaitu etilasetat:etanol (1:1) sebanyak 30 ml

dimasukan dalam kolom sedikit demi sedikit untuk mengelusi sampel, setelah semua

eluen masuk kemudian kolom ditutup rapat karena eluen yang digunakan merupakan

campuran yang mudah menguap. Selama proses elusi dengan eluen pertama pewarna

kuning kemudian turun lebih dulu, lalu cairan dari pewarna kuning ditampung dalam

Erlenmeyer. Pewarna kuning terelusi lebih dahulu dikarenakan sifatnya yang semi polar

sehingga terelusi pada pelarut yang semipolar juga yakni campuran dari etilasetat dan

Page 10: LAPORAN RESMI 5

etanol. Setelah semua pewarna kuning terelusi dan eluen sudah turun semua kemudian

ditambahkan eluen yang kedua yaitu campuran dari etanol:akuadest (1:1) sebanyak 30 ml

untuk mengelusi pewarna merah. Pewarna merah yang sudah terelusi kemudian

ditampung dalam Erlenmeyer yang berbeda. Setelah semua pewrna terelusi proses

kromatografi dihentikan.

Berikut menunjukkan gambar terjadinya proses pemisahan / elusi yang mungkin

terjadi dari waktu ke waktu.

Gambar Proses Pemisahan / Elusi

Dalam proses pemisahan dengan kromatografi kolom, adsorben silika gel harus

senantiasa basah karena, jika dibiarkan kering, kolom yang terbentuk dari silika gel bisa

retak, sehingga proses pemisahan zat tidak berjalan optimal. Selain itu, kondisi yang

senantiasa basah (tidak kering) berperan untuk memudahkan proses elusi (larutan

melewati kolom) dalam kolom (Anonim, 2007).

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemisahan kromatografi kolom, yaitu:

a. Adsorben dan eluen yang digunakan

b. Panjang dan diameter kolom

c. Laju fase gerak

Dalam bidang bioteknologi, kromatografi mempunyai peranan yang sangat besar.

Misalnya dalam penentuan, baik kualitatif maupun kuantitatif, senyawa dalam protein.

Protein sering dipilih karena ia sering menjadi obyek molekul yang harus di-purified

(dimurnikan) terutama untuk keperluan dalam bio-farmasi. Kromatografi juga bisa

diaplikasikan dalam pemisahan molekul-molekul penting seperti asam nukleat,

karbohidrat, lemak, vitamin dan molekul penting lainnya.

Page 11: LAPORAN RESMI 5

Dengan data-data yang didapatkan dengan menggunakan kromatografi ini,

selanjutnya sebuah produk obat-obatan dapat ditingkatkan mutunya, dapat dipakai

sebagai data awal untuk menghasilkan jenis obat baru, atau dapat pula dipakai untuk

mengontrol kondisi obat tersebut sehingga bisa bertahan lama.

Dalam bidang clinical (klinik), teknik ini sangat bermanfaat terutama dalam

menginvestigasi fluida badan seperti air liur. Dari air liur seorang pasien, dokter dapat

mengetahui jenis penyakit yang sedang diderita pasien tersebut. Seorang perokok dapat

diketahui apakah dia termasuk perokok berat atau ringan hanya dengan mengetahui

konsentrasi CN- (sianida) dari sampel air liurnya. Demikian halnya air kencing, darah

dan fluida badan lainnya bisa memberikan data yang akurat dan cepat sehingga

keberadaan suatu penyakit dalam tubuh manusia dapat dideteksi secara dini dan cepat.

Sekarang ini, deteksi senyawa oksalat dalam air kencing menjadi sangat penting

terutama bagi pasien kidney stones (batu ginjal). Banyak metode analisis seperti

spektrofotometri, manganometri, atau lainnya, akan tetapi semuanya membutuhkan kerja

ekstra dan waktu yang cukup lama untuk mendapatkan hasil analisis dibandingkan

dengan teknik kromatografi. Dengan alasan-alasan inilah, kromatografi kemudian

menjadi pilihan utama dalam membantu mengatasi permasalahan dalam dunia

bioteknologi, farmasi, klinik dan kehidupan manusia secara umum.(Anonim,2009)

V. KESIMPULAN

Kromatografi kolom dapat digunakan untuk memisahkan, memurnikan dan

mengidentifikasi zat warna kimia.

Proses pemisahan zat warna ini, warna kuning terelusi terlebih dahulu karena bersifat

semipolar sehingga bias terelusi pada campuran eluen etilasetat dan etanol sedangkan

Page 12: LAPORAN RESMI 5

pewarna merah yang bersifat polar terelusi dengan penambahan eluen campuran polar

yaitu etanol dan akuadest

VI. DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1995. Farmakope Indonesia Ed. IV. Jakarta : Departemen Kesehatan RepublikIndonesia.

Anonim. 2007. Kromatografi Kolom. http://www.chemistry.org/ materi kimia/ instrumen analisis/ kromatografi/ kromatografi kolom. Diakses 25 juni 2010.

Anonim. 2009. Kuliah Kromatografi Kolom (Bagian I). http://wiro-pharmacy .blogspot.com/2009/10/kuliah-kromatografi-kolom-bagian-1.html Diakses pada tanggal 25 juni 2010

Hamdan. 2010, Molekul Polar dan Non Polar, http://kimiaman.blogspot.com /2010/06/melokul-polar-dan-non-polar.html. Diakses 25 juni 2010.

Khopkar, SM. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI Press