laporan PTK

download laporan PTK

of 24

Transcript of laporan PTK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kualitas kehidupan bangsa sangat ditentukan oleh faktor pendidikan. Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai terbuka dan demokratis . Untuk dapat menciptakan sumber daya manusia yang terampil dan berkualitas, ditentukan proses yan panjang g dan berkesinambungan berbagai jenjang pendidikan. Sebagai institusional pendidikan SD/MI merupakan pondasi utama dalam menyiapkan peserta didik untuk dapat melanjutkan ke jenjang berikutnya, dengan demikian seorang guru yang bersinggungan langsung dalam proses belajar mengajar harus dapat menjalankan tugas utamanya antara lain mendidik, mengajar dan melatih para siswanya. Agar dapat melaksanakan tugas tersebut dengan baik guru harus menguasai berbagai kemampuan, salah satu kemampuan yang harus dikuasai adalah mengembangkan diri secara profesional. Dalam tahap pelaksanaan pembelajaran guru sering dihadapkan pada permasalahan permasalahan yang berkaitan dengan rendahnya hasil belajar siswa. Ini berarti guru tidak hanya dituntut mampu melihat/menilai kinerjanya sendiri, kemampuan ini berkaitan dengan penelitian yang dalam hal ini guru sudah pada tahapan melakukan kegiatan penelitian tindakan kelas. Setelah teridentifikasi faktor penyebab secara otomatis guru harus merumuskan, menganalisa dan mencari solusi yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut. Padahal sebagai seorang guru kelas harus mampu menguasai pembelajaran ilmu-ilmu non eksakta dan ilmu-ilmu eksak seperti IPA dan IPS dimana karakteristik masing-masing bidang ilmu berbeda. Sudah barang tentu berbeda pula cara penyajiannya.

Penggunaan media sederhana mampu merangsang motivasi anak dan memberikan kesan yang dalam. Jika dibuat dan digunakan secara seimbang dan sesuai dengan materi pelajaran. Oleh karena itu, media sebagai bagian atau komponen proses komunikasi diyakini oleh banyak ahli sebagai jawaban terhadap sejumlah masalah yang dihadapi dalam proses belajar mengajar. Pengembangan media sederhana merupakan salah satu solusi bagi usaha pengembangan dan peningkatan hasil pembelajaran yang lebih baik. Menurut Sanjaya (2005) ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam pengembangan proses pembelajaran agar berlangsung secara efektif : 1. Proses pembelajaran harus memberi peluang kepada siswa agar mereka dapat berpartisipasi secara langsung dalam proses pembelajaran. 2. Guru perlu memberikan kesempatan pada siswa untuk merefleksikan apa yang telah dilakukannya 3. Proses pembelajaran harus mempertimbangkan perbedaan individual. Hal ini diasumsikan bahwa tidak ada manusia yang sama baik minat, bakat, maupun kemampuannya (hal 31) sehingga apa yang diharapkan tercapai. Pada awal semester II tahun ajaran 2010/2011 hasil tes formatif IPA kelas 3 materi pokok gerak benda diperoleh data 12 dari 30 siswa belum mencapai tingkat penguasaanmateri. Dari hasil temuan ulangan formatif tersebut di atas asumsi yang muncul adalah masih rendahnya tingkat penguasaan materi pelajaran oleh siswa. Berawal dari asumsi di atas penulis melakukan penelitian tindakan kelas untuk melakukan perbaikan pembelajaran tersebut dengan menerapkan rencana perbaikan pembelajaran siklus I dan menerapkan rencana perbaikan pembelajaran pada siklus II dan III. B. Rumusan Masalah 1. Mata Pelajaran IPA

Untuk pembelajaran IPA dengan materi pokok gerak benda diperoleh temuan dari hasil ulangan baru 18 siswa dari 30 siswa di kelas III yang mencapai tingkat pengusaan materi. Berdasarkan terdebut penulis meminta bantuan teman sejawat dan supervisor untuk mengidentifikasi kekurangan dari pembelajaran yang dilaksanakan. Dari hasil diskusi dengan teman sejawat dan supervisor terungkap beberapa masalah yang terjadi dalam pembelajaran : a. Penjelasan guru terlalu cepat, sehingga siswa kurang memahami materi yang disampaikan b. Penggunaan alat peraga belum berfungsi secara optimal, guru kurang memfungsikan alat peraga untuk memperjalas pemecahan terhadap materi pelajaran. c. Pemberian contoh masih sedikit, pemberian contoh suatu konsep cakupannya belum secara luas jadi persepsi siswa tentang konsep yang dipelajari masih sempit. d. Penjelasan tentang konsep pecahan belum dipahami, siswa masih merasa bingung kalau sudah sampai pada tahapan membandingkan pecahan. C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran sehingga prestasi belajar siswa dapat meningkat dengan menggunakan media pembelajaran dan metode yang bervariasi. D. Manfaat Penelitian Manfaat hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) cukup besar sumbangannya bagi guru sebagai peneliti, siswa dan sekolah pendidikan secara umum. 1. Manfaat PTK bagi Guru a. PTK dapat dimanfaatkan oleh guru untuk memperbaiki pembeljaran yang dikelolanya karena sasaran akhir PTK adalah perbaikan pembelajaran. Pembelajaran

ini akan menimbulkan rasa puas bagi guru karena ia sudah melakukan sesuatu untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang dikelolanya. b. PTK dapat membuat guru menjadi percaya diri karena guru mampu melakukan analisa terhadap kinerjanya sendiri di dalamm kelas sehingga menemukan kelebihan dan kekurangnnya kemudian mengembangkan alternatif untuk mengatasi kekurangannya. c. PTK dapat mengembangkan kemempuan profesional, kemampuan guru sebagai penenliti, karena dengan PTK guru mampu belajar dari tindakan yang dilakukan untuk mengadakan perbaikan. d. Melalui PTK guru mendapat kesempatan untuk berperan aktif mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan sendiri, guru tidak hanya menerima hasil perbaikan yang ditemukan orang lain, namun ia sendiri adalah perancang dan pelaku perbaikan tersebut, yang menghasilkan berbagai teori dalam memperbaiki pembelajaran. Hasil yang ditemukan sendiri merupakan dorongan yang kuat bagi guru untuk terus menerus melakukan perbaikan. 2. Manfaat PTK bagi siswa / Pembelajaran Dengan adanya PTK kesalahan dalam proses pembelajaran akan cepat dianalisis dan diperbaiki, sehingga kesalahan tersebut tidak akan berlanjut. Jika kesalahan dapat diperbaiki, hasil belajar siswa diharapkan dapat meningkat. Sebai nya jika kesalahan k dalam proses pembelajaran dibiarkan berlarut-larut, maka guru akan tetap mengajar dengan cara sama sehingga hasil belajar siswa pun tetap sama, bahkan mungkin menurun. Di samping meningkatkan hasil belajar siswa, PTK yang dilaksanakan guru juga dapat menjadi model bagi siswa. 3. Manfaat PTK bagi Sekolah Sekolah yang para gurunya sudah mampu membuat perubahan/perbaikan mempunyai kesempatan yang besar untuk berkembang pesat. Berbagai perbaikan akan dapat

diwujudkan seperti penanggulangan berbagai masalah belajar siswa, perbaikan kesalahan konsep, serta penanggulangan berbagai kesulitan mengajar yang dialami oleh guru. Dengan terbiasanya para guru melakukan PTK, berbagai strategi/teknik pembelajaran dapat dihasilkan dari sekolah ini untuk disebarluaskan ke sekolah lain. Dengan demikian, sekolah mempunyai kesempatan yang besar untuk berubah secara menyeluruh. Dalam konteks ini, PTK memberikan sumbangan yang positif terhadap kemajuan sekolah, yang tercermin dari peningkatan kemampuan profesional para guru, perbaikkan proses dan hasil belajar siswa. E. Ruang Lingkup Laporan ini disusun selama penulis melakukan kegiatan perbaikan, serta selama pelaksanaan, observasi dan kegiatan perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan dalam3 siklus untuk mata pelajaran IPA kelas III. Berkenaan dengan itu, laporan ini memuat pendahuluan, kajian pustaka, pelaksanaan perbaikan, hasil penelitian dan pembahasan, kesimpulan dan saran, daftar pustaka serta lampiran-lampiran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA Masalah perbaikan pembelajaran merupakan masalah yang cukup kompleks dimana banyak faktor yang ikut mempengaruhinya di antarannya guru, siswa, metode, media dan lain -lain. Guru merupakan komponen pengajar yang memegang peranan penting dan utama, k arena keberhasilan proses belajar mengajar sangat ditentukan oleh faktor guru. Tugas-tugas guru adalah menyampaikan materi pelajaran kepada siswa melalui interaksi komunikasi dalam proses belajar mengajar yang dilakukannya. Keberhasilan guru dalam menyempaikan materi sangat bergantung pada kelancaran interaksi komunikasi antara guru dengan siswanya dan penggunaan metode serta media yang tepat. Dari proses pembelajaran tersebut proses belajar siswa dari waktu ke waktu akan meningkat. Dalam bagian pertma ini penulis akan memaparkan tentang belajar. Menurut Gagne dalam Udin S. Winataputra, MA., dkk (2004:2.3) Belajar adalah suatu proses dimana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Dalam hal ini belajar memiliki ciri utama yaitu proses, perubahan perilaku, dan pengalaman. Menurut Skinner dalam H. Dinn Wahyudin, D. Supriadi, Ishak Abdulhak (2004:2.24) Belajar adalah perubahan perilaku. Di sini ada dua hal yang penting yaitu pertama pemilihan stimulus yang diskriminatif, dan kedua penggunaan penguatan Menurut Gagne dalam H. Dinn Wahyudin, D. Supriadi, Ishak Abdulhak (2004:3.25) Belajar merupakan proses dari yang sederhana ke yang kompleks. Tahapan belajarnya : belajar melalui tanda (signal), melalui rangsangan reaksi (stimulus respons), berangkai (chaining), secara verbal, membedakan (discrimination), konsep, prinsip, dan untuk pemecahan masalah. Menurut Piaget dalam H. Dinn Wahyudin, D. Supriadi, Ishak Abdulhak (2004:3.25) Belajar bersifat individual artinya proses belajar merupakan interaksi individu dengan lingkungan.

Perkembangan individu tersebut dilakukan secara bertahap sesuai dengan perkembangan intelektual meliputi : Sensori motor (0-2 tahun), Praoperasional (2-7 tahun), Operasional konkret (711 tahun), dan Operasional formal (11 tahun keatas). Menurut Sund dalam H. Dinn Wahyudin, D. Supriadi, Ishak Abdulhak (2004: 3.26) Belajar adalah proses penemuan, proses mental, intelektual, dan emosional yang dapat melibatkan siswa dalam mengolah bahan belajar. Disini siswa akan melakukan terlebih dahulu berbagai kegiatan seperti : pengamatan, analisi, sampai pada kesimpulan sementara. Menurut Rogers dalam H. Dinn Wahyudin, D. Supriadi, Ishak Abdulhak (2004:3.26) Belajar harus memiliki makna bagi peserta didik, pengorganisasian bahan dan dan ide baru harus dalam kerangka memberi makna bagi peserta didik. Dalam hal ini memiliki langkah-langkah sebagai berikut : peserta didik diberi kesempatan untuk belajar secara terstruktur, peserta didik membuat kontrak belajar, Guru menggunakan metode inkuiri atau belajar menemukan. Guru umumnya menggunakan metode stimulasi sedangkan perannya lebih sebagai fasilitator, dan pembelajaran dirancang sedemikian rupa sehingga kreativitas peserta didik dapat terus dikembangkan. Menurut Wardani, dkk (1994 : 4) Belajar adalah suatu proses yang memungkinkan timbulnya atau berubahnya suatu tingkah laku sebagai hasil dari terbentuknya respon utama, dengan syarat bahwa perubahan atau munculnya tingkah laku baru itu bukan disebabkan oleh adanya kematangang atau oleh adanya perubahan sementara karena suatu hal. Menurut Noehi Nasution M.A, dkk (1994 : 114) Belajar adalah proses perubahan yang terus menerus terjadi dalam diri individu yang tidak ditentukan oleh unsur turunan genetis, tetapi lebih banyak ditentukan oleh faktor-faktor eksternal. Dari beberapa pendapat di atas, Penulis menyimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses dimana suatu organisasi berubah prilakunya sebagai akibat pengalaman, dan bersifat individual

artinya proses belajar merupakan interaksi individu dengan lingkungannya, serta berlangsung terus menerus terjadi dalam diri individu yang tidak ditentukan oleh unsur keturunan genetis Kita tahu bahwa antara belajar dan mengajar merupakan suatu kegiatan yang tak terpisahkan, dalam hal ini, penulis akan menyampaikan beberapa pendapat tentang teori mengajar. Menurut Udin S. Wnataputra, M.A, dkk (2004:2.3) Mengajar adalah membelajarkan siswa, dalam arti mendorong dan membimbing siswa belajar. Membelajarkan siswa terkandung maksud guru berupaya mengaktifkan siswa belajar. Dengan demikian didalam proses pembelajaran, guru menggunakan strategi dan media apapun semata-mata supaya siswa belajar. Mengajar merupakan salah satu tugas guru untuk melaksanakan kurikulum, oleh karena itu guru harus memahami kurikulum yang menjadi pedoman didalam mengajar. Jadi disini jelas bahwa mengajar bukan hanya menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa, melainkan yang terpenting adalah bagaimana bahan pelajaran tersebut dapat disajikan dan dipelajari oleh siswa secara efektif dan efisien. Menurut Gagne dalam Noehi Nasution M.A, dkk (1994 : 114) Mengajar adalah pekerjaan transformatif yang dilakukan seorang guru atau suatu tim dalam rangka mengoptimalisasikan pencapaian tingkat kematangan dan tujuan belajar anak didik. Disini mengajar dapat diartikan menata berbagai kondisi belajar secara pantas. Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan Mengajar adalah membelajarkan siswa, dalam arti memberi dorongan dan bimbingan kepada siswa untuk belajar, dalam hal ini tugas guru bukan hanya menyampaikan bahan pelajaran pada siswa saja, melainkan bagaimana bahan pelajaran tersebut dapat disajikan dan dipelajari oleh siswa secara efektif dan efsien agar dapat i mencapai tujuan yang diinginkan yakni siswa menjadi pintar Karena adanya kegiatan belajar dan mengajar maka akan menghasilkan prestasi belajar, dalam hal ini, penulis menulis teori prestasi belajar.

Menurut Udin S. Winataputra, M.A, dkk (2004 : 4.16) Prestasi belajar siswa adalah sesuatu yang akan diperoleh siswa setelah menempuh proses/pengalaman belajarnya. Pengalaman belajar (learning Exprerience) merupakan suatu proses kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Penulis sangat sependapat dengan teori di atas karena siswa memperoleh prestasi belajar setelah menjalani proses belajar mengajar. Sedangkan prestasi belajar tersebut diperoleh siswa tidak konstan. Proses kegiatan belajar mengajar sangat dipengaruhi oleh alternatif metode mangajar yang digunakan oleh guru. Menurut Udin S. Winataputra, M.A, dkk (2004: 4.4) Metode mengajar merupakan cara yang digunakan guru dalam membelajarkan siswa agar terjadi interaksi dalam proses pembelajarn. Setiao metode mengajar masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda dalam membentuk pengalaman belajar siswa, tetapi satu dengan yang lainnya saling menunjang. Ada bermacam-macam metode mengajar diantaranya metode ceramah, tanya jawab, diskusi, pemberian tugas, latihan, demonstrasi, eksperimen, dan observasi. Diantara metode-metode mengajar ini masing-masing memiliki keunggulan dan kelemahan. Disini penulis dalam memperbaiki pembelajaran mata pelajaran IPA memilih metode demonstrasi. Metode demonstrasi adalah salah satu teknik mengajar yang dilakukan oleh seorang guru untuk orang lain yang dengan sengaja diminta atau siswa sendiri ditunjuk untuk memperlihatkan kepada kelas tentang sesuatu proses atau cara melakukan sesuatu. Metode demonstrasi digunakan bilamana : 1. Memberi latihan kepemimpinan 2. Memudahkan penjelasan agar siswa langsung mengetahui dan terampil melakukannya. 3. Untuk membantu siswa memahami suatu proses secara tepat dan teliti

Keunggulan metode demonstrasi 1. Perhatian siswa akan dapat terpusat sepenuhnya pada anak yang demonstrasi 2. Memberikan pengalaman praktis yang dapat membentuk ingatan yang kuat dan ketrampilan dalam berbuat 3. Hal-hal yang menjadi teka-teki siswa dapat terjawab 4. Menghindarkan kesalahan siswa dalam mengambil suatu kesimpulan, karena mereka mengamati secara langsung jalannya proses demonstrasi yang diadakan. Kelemahan metode ini adalah : 1. Persiapan dalam pelaksanaannya memakan waktu lama 2. Metode ini akan tidak efektif bila tidak ditunjang dengan peralatan yang lengkap sesuai dengan kebutuhan 3. Sukar dilaksanakan bila siswa belum matang kemampuan untuk melaksanakannya Sedangkan dalam pembelajaran mata pelajaran IPS penulis metode tanya jawab. Metode tanya jawab adalah penyampaian pesan pengajaran dengan cara mengajukan pertanyaan dan siswa memberikan jawaban atau sebaliknya siswa diberi kesempatan bertanya dan guru menjawab pertanyaan. Metode tanya jawab layak dipakai bila dilakukan: 1. Sebagai ulangan yang telah lalu 2. Sebagai selingan dalam menjelaskan pelajaran 3. Untuk merangsang siswa agar perhatian mereka lebih terpusat pada maslah yang sedang dibicarakan 4. Untuk mengarahkan proses berfikir siswa 5. Metode tanya jawab ini dapat memberikan: a. Kelas akan menjadi hidup karena siswa di bawah ke arah berfikir yang diajukan oleh guru b. Siswa berani mengemukakan pertanyaan atau jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh guru

c. Dapat mengaktifkan retensi terhadap pelajaran yang telah lalu. Sedangkan kelemahan metode ini adalah : 1. Waktu pelajaran tersita dan guru kurang mengontrol banyaknya pertanyaan dari siswa tidak dapat dijawab secara tepat. 2. Terjadinya penyimpangan perhatian siswa belamana terdapat pertanyaan/jawaban yang tidak berkenaan dengan sasaran yang dibicarakan. 3. Jalannya pengajaran kurang terkoordinir karena pertanyaan dari siswa tidaki dapat dijawab secara tepat, baik guru maupun siswa.

BAB III PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN A. Subjek Penelitian Penelitian perbaikan pembelajaran dilaksanakan : 1. Tempat penelitian 2. Kelas 3. Semester 4. Mata Pelajaran 5. Karakteristik Siswa : MI islamiyah cibunar : III (tiga) : II (dua) : Ilmu Pengetahuan Alam : Siswa dengan latar belakang kehidupan di daerah Pertanian 6. Jadwal Pelaksanaan Perbaikan No 1. 2. 3. Hari, Tanggal Selasa, 1 Pebruari 2011 Rabu, 23 Pebruari 2011 Sabtu, 11 Maret 2011 Waktu 07.15-08.25 07.15-08.25 07.15-08.25 Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Alam Siklus Pertama Kedua Ketiga

B. Deskripsi Per Siklus Siklus I I. Rencana Perbaikan Setelah menelaah permasalahan-permasalahan yang muncul dalam pembelajaran yang telah difokuskan maka direncanakan perbaikan-perbaikan sebagai berikut : a. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam 1). Melaksanakan percobaan/demonstrasi semua jenis benda yang bergerak untuk semua kelompok siswa

2). Melaksanakan diskusi kelas untuk membahas hasil percobaan 3). Pemberian motivasi belajar kepada siswa secara efektif 4). Pembimbingan kepada siswa dalam menyimpulkan hasil percobaan 2. Pelaksanaan Perbaikan Berdasarkan masalah yang dirumuskan maka langkah -langkah perbaikan pembelajaran yang akan dilaksanakan adalah : a. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam 1) Memberikan penugasan kepada kelompok siswa untuk melaksanakan percobaan proses gerak benda dengan jenis yang berbeda dengan yang dilakukan pada pertemuan sebelumnya. 2) Membimbing siswa untuk membuat kesimpulan hasil percobaan dengan mengadakan diskusi kelas 3) Memberikan penguatan motivasi terdahap kesimpulan hasil percobaan yang telah dibuat siswa melalui diskusi kelas. 3. Hasil Perbaikan a. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Dengan menganalisa lembar observasi baik guru maupun siswa dapat disimpulkan bahwa proses perbaikan pembelajaran berlangsung dengan baik dan ada kemajuan dalam hal peningkatan penguasaan materi oleh siswa yang tadinya hanya mencapai 45% menjadi 66%. 4. Refleksi a. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Kesimpulan tentang hasil pelaksanaan perbaikan ternyata kemajuannya belum memuaskan, terlebih kalau melihat angkanya yang hanya 66% setelah diadakan

diskusi dengan teman sejawat maka masih diperlukan adanya perbaikan pembelajaran siklus II dengan fokus perbaikan sama seperti siklus I. Siklus II 1. Rencana Perbaikan Kegiatan perbaikan pembelajaran untuk siklus II ini direncanakan sama dengan siklus I baik untuk mata pelajaran IPA. 2. Pelaksanaan Perbaikan Berdasarkan masalah yang dirumuskan maka langkah -langkah perbaikan

pembelajaran yang akan dilaksanakan adalah : a. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam 1) Memberikan penugasan kepada kelompok siswa untuk melaksanakan percobaan proses Gerak Benda dengan jenis yang berdeda dengan yang dilakukan pada pertemuan sebelumnya. 2) Membimbing siswa untuk membuat kesismpulan hasil percobaan dengan mengadakan diskusi kelas 3) Memberikan penguat atau motivasi terhadap kesimpulan hasil percobaan yang telah dibuat siswa melalui diskusi kelas.

3. Hasil Perbaikan a. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Dari sisi proses pembelajaran, konsentrasi dan minat siswa sudah mulai meningkat, siswa secara kelompok sudah mulai dapat bekerja sama dengan secara individu masing-masing siswa sudah tidak canggung dalam melaksanakan percobaan. Kemudian dari sisi materi pelajaran yang diperbaiki terlihat adanya kemajuan. Ini terlihat dari hasil evaluasi akhir yang bila dibandingkan antara siklus I dan siklus II

menunjukkan peningkatan, ketika siklus I angka pencapaian tingkat penguasaan materi baru 45% di siklus II ini angkanya sudah mencapai 60%. 4. Refleksi Kecilnya tingkat kemajuan yang dicapai ketika melakukan perbaikan pembelajaran membuat peneliti melakukan diskudi yang lebih mendalam, baik dengan teman sejawat maupun dengan pembimbing. Hasilnya akan diupayakan perbaikan pembelajaran dengan materi yang diperbaiki masih sdama-sama dengan siklus I dan siklus II Siklus III 1. Rencana Perbaikan Kegiatan perbaikan pembelajaran untuk siklus III ini direncanakan sama dengan siklus II baik untuk mata pelajaran IPA 2. Pelaksanaan Perbaikan Berdasarkan masalah yang dirumuskan maka langkah -langkah perbaikan

pembelajaran yang akan dilaksanakan adalah : a. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam 1) Memberi penugasan kepada kelompok siswa untuk melaksanakan percobaan proses Gerak Benda dengan jenis yang berbeda dengan yang dilakukan pada pertemuan sebelumnya. 2) Membimbing siswa untuk membuat kesimpulan hasil percobaan dengan mengadakan diskusi kelas 3) Memberikan penguat atau motivasi terhadap kesimpulan hasil percobaan yang telah dibuat siswa melalui diskusi kelas. 3. Hasil Perbaikan a. Mata Pelajaran Ilmu Pengetrahuan Alam Kekerapan melakukan kegiatan percobaan ternyata membuat siswa makin terlatih baik ketika menangani alat-alat percobaan maupun ketika menuliskan hasil

percobaan pada lembar pengamatan. Hasil yang didapat adalah kemampuan siswa dalam mengolah data untuk dijadikan satu kesimpulan akhir sehingga dapat meningkatkan daya ingat siswa tentang hasil percobaan menjadi lebih kuat, dan ketika diberikan evaluasi pada akhir pembelajaran maka tingkat penguasaan materi pelajaran juga meningkat dari angaka 66% di siklus II menjadi 84% di siklus III. 4. Refleksi Tercapainya angka ketuntasan minimal pada dua mata pelajaran yang diadakan perbaikan dan meningkatnya penguasaan siswa terhadap materi pelajaran membuat peneliti mencukupkan tindakan perbaikan pembelajaran sampai siklus II. Namun ada masalah-masalah yang masih belum dapat diperbaiki dari kegiatan ini misalnya kemampuan dalam memindahkan pengetahuan dalam diri siswa ke dalam bentuk bahasa tulis. Menurut peneliti hal ini baru dapat diselesaikan dengan latihan yang lebih baik, intensif dalam membuat kesimpulan dan pemberian motivasi dalam hal meningkatkan minat membaca siswa.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Per Siklus 1. Mata Pelajaran IPA Hasil penelitian selama pra siklus, siklus I, siklus II dan siklus III pada pembelajaran IPA adalah sebagai berikut : a. Partisipasi siswa dalam proses Belajar Mengajar Pra Siklus Partisipasi Jml. siswa Siswa Acuh Sedang Aktif Jumlah 21 5 4 30 -tase 70 16,67 13,33 100% Siswa 13 9 8 30 -tase 43,3 30 26,7 100% Siswa 5 4 21 30 -tase 16,7 13,3 70 100% Siswa -tase 2 5 23 30 6 16,67 76,7 100% Persen Jml. Persen Jml. Persen Jml. Persen Siklus I Siklus II Siklus III

Tabel 1. Tingkat partisipasi siswa pada mata pelajaran IPA b. Prestasi siswa dalam menyerap materi pelajaran Pra Siklus Partisipasi Jml. siswa Siswa Nilai < 75 Nilai Tuntas 75 18 12 12 -tase 60 40 40 Siswa 15 15 15 -tase 50 50 50 Siswa 7 23 23 -tase 23,3 76,67 76,67 Siswa 0 30 30 -tase 0 100 100 Persen Jml. Persen Jml. Persen Jml. Persen Siklus I Siklus II Siklus III

Belajar

Pra Siklus Partisipasi Jml. siswa Siswa -tase Tidak Tuntas belajar Nilai rata 1655 : 30 = 55 rata Taraf serap 18 60

Siklus I Persen

Siklus II Jml. Persen

Siklus III Jml. Persen

Persen Jml.

Siswa -tase 15 50

Siswa -tase 7 23,3

Siswa -tase 0 0

1910 : 30 = 65

2330 : 30 = 77

2625 : 30 = 87

55 x 100 % = 63 x 100 % = 77 x 100 % = 87 x 100 % = 55 % 63 % 77 % 87 %

Tabel 2. Tingkat prestasi siswa pada mata pelajaran IPA

c. Berikut hasil ulangan IPA selama pra siklus, siklus I, siklus II, siklus III Pra Siklus Nilai Freku FX -ensi ........ 30 35 40 45 50 55 60 1 0 16 2 0 0 0 30 0 600 90 0 0 0 0 0 5 2 5 1 3 0 0 200 90 250 55 180 0 0 0 0 3 0 3 0 0 0 0 150 0 180 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -ensi Siklus I Freku FX -ensi Siklus II Freku FX -ensi Siklus III Freku FX

65 70 75 80

0 5 7 1

0 0 375 560

0 0 4 4

0 0 300 320

1 2 7 0

65 140 525 0

0 2 5 1

0 140 375 80

Be

s

-

S

s S

s

S

s

s

s se

1. Mata Pelajaran IPA& %#$!# #"!

Be'

s

data nilai dari pra siklus siklus I, siklus II, siklus III dapat dianalisi

se agai berikut : Pra Siklus Sis a yang mendapat nilai kurang dari 75 sebanyak 18 sis a dari 30 sis a atau 80 %.( ( (

-

e

s

s s

s s

s

s

s

e

-

Siswa yang mendapat nilai lebih dari 75 sebanyak 12 siswa atau 40 %. Rata-rata pada pra siklus 55 %.

Siklus I Siswa yang mendapat nilai kurang dari 75 sebanyak 15 siswa dari 30 siswa atau 56 %. Siswa yang mendapat nilai lebih dari 75 sebanyak 15 siswa atau 50 %. Rata-rata pada siklus I 63%.

Siklus II Siswa yang mendapat nilai kurang dari 75 sebanyak 7 siswa dari 30 siswa atau 23,67 %. Siswa yang mendapat nilai lebih dari 75 sebanyak 23 sisiwa atau 76,67 %. Rata-rata pada siklus II 77 %.

Siklus III Siswa yang mendapat nilai kurang dari 75 sebanyak 0 siswa dari 30 siswa atau 0 %. Siswa yang mendapat nilai lebih dari 75 sebanyak 30 siswa atau 100 %. Rata-rata pada siklus III 87 %.

Hasil Pengamatan teman sejawat Dari pengamatan teman sejawat, guru praktikum sudah baik hanya masih ada sedikit kekurangan, sebelum dilaksanakan perbaikan pembelajaran, siswa hendaknya diberi tahu lebih dahulu agar pada waktu teman sejawat masuk kelas, siswa tidak terkejut dan semua menengok ke belakang, sehingga perbaikan pembelajaran tidak terganggu, bahkan persiapan guru yang sudah matang, baik rencana pembelajaran, alat peraga, lembar kerja, dan perangkat lainnya dapat dilaksanakan dengan lancar, untuk itu agar perbaikan pembelajaran lebih berhasil, guru perlu menyempurnakannya.

.

B. Pembahasan Per Siklus Dari hasil perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan baik dari siklus I, siklus II dan siklus III mata pelajaran IPA dengan materi Gerak Benda. Metode mengajar dan penggunaan alat peraga merupakan cara yang digunakan guru dalam pembelajaran, agar terjadi interaksi dalam proses pembelajaran, lebih bermakna. Menurut Gagne (1978:97) bahwa metode mengajar memiliki keterkaitan yang kuat dengan tujuan pembelajaran. Untuk mata pelajaran Ipa dengan materi pokok Gerak benda lebih cocok dengan penggunaan alat peraga benda konkrit dan pementauan tutor sebaya serta bimbingan individu. Adapun kelebihan menggunakan alat peraga benda konkrit antara lain : 1. Siswa akan lebih terlibat langsung dalam pembelajaran 2. Materi akan lebih terlibat langsung dalam pembelajaran 3. Meningkatkan motivasi belajar siswa 4. Membantu guru dalam proses pembelajaran yaitu mempermudah dalam menanamkan konsep Sedangkan kekurangnnya adalah sebagai berikut : 1. Memerlukan biaya 2. Perlu persiapan Kelebihan menggunakan bimbingan individu dan tutor sebaya :

1. Materi akan lebih cepat dipahami siswa 2. Dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan individu 3. Guru dapat mengetahui daya serap siswa secara individu 4. Perbaikan lebih terfokus Sedangkan kekurangannya : 1. Memerlukan kesabaran 2. Memerlukan waktu yang lama 3. Materi yang disampaikan terbatas 4. Memerlukan tempat tersendiri

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

A. Kesimpulan Dari hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan dapat ditarik kesimpulan antara lain : 1. Mata pelajaran IPA a. Dalam pembelajaran IPA hambtanbelajar siswa yang berupa kesulitan memahami dan menguasai materi, bisa diatasi dengan memberikan penekanan penjelasan materi yang menjadi fokus perbaikan, menghindar verbalisme dengan menggunakan alat peraga. b. Kemampuan guru mengaplikasikan metode demonstrasi pemecahan masalah dalam pembelajaran IPA adalah penting mengingat konsep IPA yang berupa fakta dasar yang harus dikuasai siswa untuk dapat digunakan memecahkan masalah sehari-hari. c. Dengan menciptakan pembelajaran IPA yang menyenangkan, lebih banyak memberikan kesempatan siswa untuk berfikir aktif, kreatif dan berbuat langsung akan membuat siswa senang belajar IPA dan memperkuat pemahaman tentang konsep-konsep IPA.

B. Saran Tindak Lanjut Berdasarkan kesimpulan tersebut, beberapa hal yang sebaiknya dilakukan oleh guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran untuk meningkatkan ha sil belajar siswa diantaranya adalah : 1. Mata Pelajaran IPA

a. Penyajian materi dimulai dari hal yang sederhana menuju ke hal yang lebih kompleks. b. Frekuensi latihan dan pemberian tugas lebih banyak agar siswa benar-benar menguasai. c. Pembelajaran IPA adalah pemahaman terhadap konsep -konsep IPA yang relatif abstrak. Oleh karena itu guru dalam menyajikan materi tidak boleh mengabaikan kemampuan berfikir siswa. Kemampuan siswa MI di kelas rendah tentunya berbeda dengan kemampuan siswa MI di kelas tinggi. Siswa di kelas rendah harus lebih ditekankan pada hal-hal yang konkrit agar konsep yang tertanam pada diri siswa tetap kuat dan siswa siap belajar tentang konsep berikutnya. Disinilah prinsip belajar yang berkelanjutan akan tercipta.