Laporan Praktikum Sistem Darah

92
2 A. Dasar Teori Darah adalah cairan yang terdapat pada semua hewan tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat- zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme , dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri . Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo- atau hemato- yang berasal dari bahasa Yunani haima yang berarti darah. Darah merupakan salah satu komponen tubuh yang sangat penting. Darah membawa berbagai zat dari luar tubuh ke dalam dan juga sebaliknya membawa zat dari dalam tubuh untuk dikeluarkan. Jika seseorang kehilangan darah dalam jumlah banyak, dalam waktu singkat akan mengakibatkan kematian. Fungsi sistem ini adalah menyediakan darah untuk melayani kebutuhan sel dan jaringan, mentranspor nutrien dan oksigen ke semua sel, mentranspor produk-produk yang tidak berguna serta mentranspor hormon dari bagian tubuh satu ke bagian tubuh lainnya. Ada beberapa hal yang berperan dalam sistem peredaran darah : 1. Jantung yang memompa darah 2. Pembuluh darah sebagai ‘pipa’ penyalur darah 3. Saraf yang mengatur

Transcript of Laporan Praktikum Sistem Darah

Page 1: Laporan Praktikum Sistem Darah

2

A. Dasar Teori

Darah adalah cairan yang terdapat pada semua hewan tingkat

tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh

jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga

sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang

berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo- atau hemato- yang berasal

dari bahasa Yunani haima yang berarti darah.

Darah merupakan salah satu komponen tubuh yang sangat penting.

Darah membawa berbagai zat dari luar tubuh ke dalam dan juga sebaliknya

membawa zat dari dalam tubuh untuk dikeluarkan. Jika seseorang kehilangan

darah dalam jumlah banyak, dalam waktu singkat akan mengakibatkan

kematian.

Fungsi sistem ini adalah menyediakan darah untuk melayani kebutuhan sel

dan jaringan, mentranspor nutrien dan oksigen ke semua sel, mentranspor

produk-produk yang tidak berguna serta mentranspor hormon dari bagian

tubuh satu ke bagian tubuh lainnya. Ada beberapa hal yang berperan dalam

sistem peredaran darah :

1. Jantung yang memompa darah

2. Pembuluh darah sebagai ‘pipa’ penyalur darah

3. Saraf yang mengatur

4. Substansi kimia yang dapat mempengaruhi

Darah diedarkan ke seluruh tubuh oleh jantung. Darah dipompakan

ke semua bagian tubuh oleh kontraksi otot jantung. Jantung berkontraksi

Page 2: Laporan Praktikum Sistem Darah

3

untuk memompakan darah sepanjang hidup tanpa berhenti untuk

kelangsungan hidup seseorang. Berhentinya jantung adalah salah satu tanda

kematian seseorang.

Pembuluh darah terdiri dari arteri dan vena.

Arteri. Arteri mengalirkan darah dari jantung ke seluruh tubuh. Di sini

darah mengalir dengan cepat dan dengan tekanan tinggi. Oleh karena itu

arteri mempunyai dinding yang kuat.

Vena. Vena mengalirkan darah dari seluruh tubuh ke jantung. Karena

tekanan di sini rendah, dinding vena tipis. Vena mempunyai kemampuan

Page 3: Laporan Praktikum Sistem Darah

4

menampung darah sehingga dinding vena dapat meluas sesuai dengan

kebutuhan tubuh.

Di dekat sel/jaringan terdapat suatu susunan kapiler yang merupakan ‘ujung’

dari arteri/vena. Di kapiler ini terjadi pertukaran cairan, zat makanan,

elektrolit, hormon dan bahan lainnya dari pembuluh darah ke jaringan/sel dan

sebaliknya dari jaringan/sel ke pembuluh darah. Untuk menyesuaikan dengan

keadaan tubuh, pembuluh darah dapat melebar dan menyempit yang biasa

disebut dengan dilatasi (melebar) dan konstriksi (menyempit). Hal ini dapat

terjadi Karena pada lapisan dinding pembuluh darah terdapat otot yang dapat

berkontraksi dan ber-relaksasi. Sistem saraf otonom mengatur pola peredaran

darah. Pengaturan ini tidak dikendalikan oleh keinginan kita melainkan dapat

berjalan secara otomatis sesuai dengan keadaan dan kebutuhan tubuh.

Tekanan darah, kecepatan aliran darah dan jumlah denyut jantung per menit

dapat diatur oleh sistem ini. Zat kimia lain seperti hormon dan beberapa obat

dapat mengatur peredaran darah. Misalnya adrenalin dapat meningkatkan

denyut jantung. Contoh lainnya adalah kafein dalam kopi selain merangsang

saraf pusat juga dapat meningkatkan denyut jantung.

Komponen dalam sistem peredaran darah adalah :

Page 4: Laporan Praktikum Sistem Darah

5

1. Tekanan darah

2. Denyut jantung

3. Konstriksi dan dilatasi pembuluh darah

4. Curah jantung

5. Tahanan perifer

6. Volume darah

Komponen-komponen tersebut diatas sangat berpengaruh dalam

sistem dengan berubah secara otomatis untuk mempertahankan kelangsungan

hidup. Misalnya, seseorang mengalami perdarahan hebat. Secara otomatis

pembuluh darah akan mengalami konstriksi (menyempit), tahanan perifer dan

denyut jantung akan meningkat untuk mempertahankan tekanan darah

optimal. Tekanan darah optimal tersebut ditujukan untuk menyelamatkan

fungsi otak yang sangat rentan.

Peredaran darah manusia merupakan peredaran darah tertutup

karena darah yang dialirkan dari dan ke seluruh tubuh melalui pembuluh

darah dan darah mengalir melewati jantung sebanyak dua kali sehingga

disebut sebagai peredaran darah ganda  yang terdiri dari :

1. Peredaran darah panjang/besar/sistemik Adalah peredaran darah yang

mengalirkan darah yang kaya oksigen dari bilik (ventrikel) kiri jantung

lalu diedarkan ke seluruh jaringan tubuh. Oksigen bertukar dengan

karbondioksida di jaringan tubuh. Lalu darah yang kaya karbondioksida

dibawa melalui vena menuju serambi kanan (atrium) jantung.

2. Peredaran darah pendek/kecil/pulmonal Adalah peredaran darah yang

mengalirkan darah dari jantung ke paru-paru dan kembali ke jantung.

Darah yang kaya karbondioksida dari bilik kanan dialirkan ke paru-paru

melalui arteri pulmonalis, di alveolus paru-paru darah tersebut bertukar

dengan darah yang kaya akan oksigen yang selanjutnya akan dialirkan ke

serambi kiri jantung melalui vena pulmonalis.

Proses peredaran darah dipengaruhi juga oleh kecepatan darah, luas

penampang pembuluh darah, tekanan darah dan kerja otot yang terdapat pada

jantung dan pembuluh darah.  Pada kapiler terdapat spingter prakapiler

mengatur aliran darah ke kapiler :

Page 5: Laporan Praktikum Sistem Darah

6

a. Bila spingter prakapiler berelaksasi maka kapiler-kapiler yang bercabang

dari pembuluh darah utama membuka dan darah mengalir ke kapiler.

b. Bila spingter prakapiler berkontraksi, kapiler akan tertutup dan aliran

darah yang melalui kapiler tersebut akan berkurang

Pada vena bila otot berkontraksi maka vena akan terperas dan

kelepak yang terdapat pada jaringan akan bertindak sebagai katup satu arah

yang menjaga agar darah mengalir hanya menuju ke jantung.

Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu

karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan

membran sel darah merah. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting

adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya

dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih

jarang dijumpai. Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat

menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis,

gagal ginjal, syok, dan kematian.

Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan

antibodi yang terkandung dalam darahnya, sebagai berikut:

Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan

antigen A di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi

terhadap antigen B dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan

golongan darah A-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan

golongan darah A-negatif atau O-negatif.

Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan

sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam

serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah B-negatif hanya

dapat menerima darah dari orang dengan dolongan darah B-negatif atau

O-negatif

Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan

antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A

maupun B. Sehingga, orang dengan golongan darah AB-positif dapat

menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO apapun dan

Page 6: Laporan Praktikum Sistem Darah

7

disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah AB-

positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif.

Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi

memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan

golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang

dengan golongan darah ABO apapun dan disebut donor universal.

Namun, orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima

darah dari sesama O-negatif.

Secara umum, golongan darah O adalah yang paling umum

dijumpai di dunia, meskipun di beberapa negara seperti Swedia dan

Norwegia, golongan darah A lebih dominan. Antigen A lebih umum dijumpai

dibanding antigen B. Karena golongan darah AB memerlukan keberadaan

dua antigen, A dan B, golongan darah ini adalah jenis yang paling jarang

dijumpai di dunia.

Ilmuwan Austria, Karl Landsteiner, memperoleh penghargaan

Nobel dalam bidang Fisiologi dan Kedokteran pada tahun 1930 untuk jasanya

menemukan cara penggolongan darah ABO.

Penyebaran golongan darah A, B, O dan AB bervariasi di dunia

tergantung populasi atau ras. Salah satu pembelajaran menunjukkan distribusi

golongan darah terhadap populasi yang berbeda-beda.

Page 7: Laporan Praktikum Sistem Darah

8

Jenis penggolongan darah lain yang cukup dikenal adalah dengan

memanfaatkan faktor Rhesus atau faktor Rh. Nama ini diperoleh dari monyet

jenis Rhesus yang diketahui memiliki faktor ini pada tahun 1940 oleh Karl

Landsteiner. Seseorang yang tidak memiliki faktor Rh di permukaan sel darah

merahnya memiliki golongan darah Rh-. Mereka yang memiliki faktor Rh

pada permukaan sel darah merahnya disebut memiliki golongan darah Rh+.

Jenis penggolongan ini seringkali digabungkan dengan penggolongan ABO.

Golongan darah O+ adalah yang paling umum dijumpai, meskipun pada

daerah tertentu golongan A lebih dominan, dan ada pula beberapa daerah

dengan 80% populasi dengan golongan darah B.

Kecocokan faktor Rhesus amat penting karena ketidakcocokan

golongan. Misalnya donor dengan Rh+ sedangkan resipiennya Rh-) dapat

menyebabkan produksi antibodi terhadap antigen Rh(D) yang mengakibatkan

hemolisis. Hal ini terutama terjadi pada perempuan yang pada atau di bawah

usia melahirkan karena faktor Rh dapat mempengaruhi janin pada saat

kehamilan.

Diego positif yang ditemukan hanya pada orang Asia Selatan dan pribumi

Amerika.

Dari sistem MNS didapat golongan darah M, N dan MN. Berguna untuk

tes kesuburan.

Duffy negatif yang ditemukan di populasi Afrika.

Page 8: Laporan Praktikum Sistem Darah

9

Sistem Lutherans yang mendeskripsikan satu set 21 antigen.

Dan sistem lainnya meliputi Colton, Kell, Kidd, Lewis, Landsteiner-

Wiener, P, Yt atau Cartwright, XG, Scianna, Dombrock, Chido/ Rodgers,

Kx, Gerbich, Cromer, Knops, Indian, Ok, Raph dan JMH.

Darah terdiri daripada beberapa jenis korpuskula yang membentuk

45% bagian dari darah. Bagian 55% yang lain berupa cairan kekuningan yang

membentuk medium cairan darah yang disebut plasma darah.

Korpuskula darah terdiri dari:

a. Sel darah merah atau eritrosit (sekitar 99%).

Page 9: Laporan Praktikum Sistem Darah

10

Eritrosit tidak mempunyai nukleus sel ataupun organela, dan tidak

dianggap sebagai sel dari segi biologi. Eritrosit mengandung hemoglobin

dan mengedarkan oksigen. Sel darah merah juga berperan dalam

penentuan golongan darah. Orang yang kekurangan eritrosit menderita

penyakit anemia.

Sel darah merah adalah salah satu contoh sel yang tidak berinti.Penyakit

darah yang berkaitan dengan sel darah merah di antaranya:

Anemia .

Malaria .

Polycythemia .

b. Keping-keping darah atau trombosit (0,6 - 1,0%)

Trombosit bertanggung jawab dalam proses pembekuan darah.

c. Sel darah putih atau leukosit (0,2%)

Leukosit bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuh dan

bertugas untuk memusnahkan benda-benda yang dianggap asing dan

berbahaya oleh tubuh, misal virus atau bakteri. Leukosit bersifat amuboid

atau tidak memiliki bentuk yang tetap. Orang yang kelebihan leukosit

menderita penyakit leukimia, sedangkan orang yang kekurangan leukosit

menderita penyakit leukopenia.

Page 10: Laporan Praktikum Sistem Darah

11

Sel darah putih atau leukosit adalah sel yang membentuk komponen

darah. Sel darah putih ini berfungsi untuk membantu tubuh melawan

berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh.

Normalnya kita memiliki 4x109 hingga 11x109 sel darah putih dalam

seliter darah manusia dewasa yang sehat - sekitar 7000-25000 sel per tetes.

Dalam kasus leukemia, jumlahnya dapat meningkat hingga 50000 sel per

tetes.

Plasma darah pada dasarnya adalah larutan air yang mengandung :-

Albumin

Bahan pembeku darah

Immunoglobin (antibodi)

Hormon

Berbagai jenis protein

Berbagai jenis garam

Page 11: Laporan Praktikum Sistem Darah

12

Hemoglobin adalah protein yang kaya akan zat besi. Ia memiliki

afinitas ( daya gabung ) terhadap oksigen dan dengan oksigen itu membentuk

oxihemoglobin di dalam sel darah merah. Dengan melalui fungsi ini maka

oksigen dibawa dari paru – pari ke jaringan – jaringan.

Jumlah hemoglobin dalam darah norml ialah kira – kira 15 gram

setiap 100 ml darah, dan umlah ini biasanya disebut “ 100 persen “.

Dalam berbagai bentuk anemi jumlah hemoglobin dalam darah

berkurang. Dalam beberapa bentuk anemi parah, kadar itu bisa di bawah 30

% atau 5 gram setiap 100 ml. Karena hemoglobin mengandung besi yang

diperlukan untuk bergabung dengan oksigen, maka dapat dimengerti bahwa

pasoen semacam ini memperlihatkan gejala kekurangan oksigen seperti nafa

pendek. Ini sering merupakan salah satu gejala pertama anemi kekurangan zat

besi.

Berat sel pad pria 14 – 16,5 gran / 100 ml darah. Sedangkan wanita

12 – 15 gr / 100 ml. Wanita hamil memilik nilai hb yang tinggi, juga wanita

yang sedang menstruasi memerlukan Hb lebih banyak sebab ada sebagian

yang terbuang saat menstruasi. Konsentrasi molekul Hb di dalam setiap

eritrosit adalah 280 juta buah.

Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di

mana terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu

lama). Penderita yang mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan

darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat diperkirakan mempunyai

keadaan darah tinggi. Tekanan darah yang selalu tinggi adalah salah satu

faktor resiko untuk stroke, serangan jantung, gagal jantung dan aneurisma

arterial, dan merupakan penyebab utama gagal jantung kronis.

Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka

yang lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka

yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik).

Tekanan darah kurang dari 120/80 mmHg didefinisikan sebagai "normal".

Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan

diastolik. Hipertensi biasanya terjadi pada tekanan darah 140/90 mmHg atau

ke atas, diukur di kedua lengan tiga kali dalam jangka beberapa minggu.

Page 12: Laporan Praktikum Sistem Darah

13

Klasifikasi Tekanan Darah Pada Dewasa [1]

Kategori Tekanan Darah SistolikTekanan Darah

Diastolik

Normal < 120 mmHg (dan) < 80 mmHg

Pre-hipertensi 120-139 mmHg (atau) 80-89 mmHg

Stadium 1 140-159 mmHg (atau) 90-99 mmHg

Stadium 2 >= 160 mmHg (atau) >= 100 mmHg

Pada hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140

mmHg atau lebih, tetapi tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanan

diastolik masih dalam kisaran normal. Hipertensi ini sering ditemukan pada

usia lanjut.

Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami

kenaikan tekanan darah; tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80

tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun,

kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis.

Dalam pasien dengan diabetes mellitus atau penyakit ginjal,

penelitian telah menunjukkan bahwa tekanan darah di atas 130/80 mmHg

harus dianggap sebagai faktor resiko dan sebaiknya diberikan perawatan.

Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa

cara:

Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan

pada setiap detiknya

Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka

tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri

tersebut. Karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk

melalui pembuluh yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan

naiknya tekanan. Inilah yang terjadi pada usia lanjut, dimana dinding

arterinya telah menebal dan kaku karena arteriosklerosis. Dengan cara

yang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi

"vasokonstriksi", yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara waktu

mengkerut karena perangsangan saraf atau hormon di dalam darah.

Page 13: Laporan Praktikum Sistem Darah

14

Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya

tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga

tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh.

Volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga

meningkat.

Sebaliknya, jika:

Aktivitas memompa jantung berkurang

Arteri mengalami pelebaran

Banyak cairan keluar dari sirkulasi

Maka tekanan darah akan menurun atau menjadi lebih kecil.

Penyesuaian terhadap faktor-faktor tersebut dilaksanakan oleh perubahan di

dalam fungsi ginjal dan sistem saraf otonom (bagian dari sistem saraf yang

mengatur berbagai fungsi tubuh secara otomatis). Ginjal mengendalikan

tekanan darah melalui beberapa cara:

Jika tekanan darah meningkat, ginjal akan menambah pengeluaran garam

dan air, yang akan menyebabkan berkurangnya volume darah dan

mengembalikan tekanan darah ke normal.

Jika tekanan darah menurun, ginjal akan mengurangi pembuangan garam

dan air, sehingga volume darah bertambah dan tekanan darah kembali ke

normal.

Ginjal juga bisa meningkatkan tekanan darah dengan menghasilkan enzim

yang disebut renin, yang memicu pembentukan hormon angiotensi, yang

selanjutnya akan memicu pelepasan hormon aldosteron.

Ginjal merupakan organ penting dalam mengendalikan tekanan

darah; karena itu berbagai penyakit dan kelainan pada ginjal bisa

menyebabkan terjadinya tekanan darah tinggi. Misalnya :

Penyempitan arteri yang menuju ke salah satu ginjal (stenosis arteri

renalis) bisa menyebabkan hipertensi.

Peradangan dan cedera pada salah satu atau kedua ginjal juga bisa

menyebabkan naiknya tekanan darah.

Sistem saraf otonom

Page 14: Laporan Praktikum Sistem Darah

15

Sistem saraf simpatis merupakan bagian dari sistem saraf otonom, yang

untuk sementara waktu akan:

Meningkatkan tekanan darah selama respon fight-or-flight (reaksi fisik

tubuh terhadap ancaman dari luar)

Meningkatkan kecepatan dan kekuatan denyut jantung; juga

mempersempit sebagian besar arteriola, tetapi memperlebar arteriola di

daerah tertentu (misalnya otot rangka, yang memerlukan pasokan darah

yang lebih banyak)

Mengurangi pembuangan air dan garam oleh ginjal, sehingga akan

meningkatkan volume darah dalam tubuh

Melepaskan hormon epinefrin (adrenalin) dan norepinefrin

(noradrenalin), yang merangsang jantung dan pembuluh darah.

Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan

gejala; meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan

dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya

tidak). Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung,

pusing, wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada

penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang

normal.

Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa

timbul gejala berikut:

Sakit kepala

Kelelahan

Mual

Muntah

Sesak nafas

Gelisah

Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak,

mata, jantung dan ginjal.

Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran

dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut

Page 15: Laporan Praktikum Sistem Darah

16

ensefalopati hipertensif, yang memerlukan penanganan segera. Hipertensi

berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2 jenis :

1. Hipertensi primer atau esensial adalah hipertensi yang tidak / belum

diketahui penyebabnya (terdapat pada kurang lebih 90 % dari seluruh

hipertensi).

2. Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan/ sebagai akibat

dari adanya penyakit lain.

Hipertensi primer kemungkinan memiliki banyak penyebab;

beberapa perubahan pada jantung dan pembuluh darah kemungkinan

bersama-sama menyebabkan meningkatnya tekanan darah.

Jika penyebabnya diketahui, maka disebut hipertensi sekunder.

Pada sekitar 5-10% penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal.

Pada sekitar 1-2%, penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian

obat tertentu (misalnya pil KB).

Penyebab hipertensi lainnya yang jarang adalah feokromositoma,

yaitu tumor pada kelenjar adrenal yang menghasilkan hormon epinefrin

(adrenalin) atau norepinefrin (noradrenalin).

Kegemukan (obesitas), gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah

raga), stres, alkohol atau garam dalam makanan; bisa memicu terjadinya

hipertensi pada orang-orang memiliki kepekaan yang diturunkan. Stres

cenderung menyebabkan kenaikan tekanan darah untuk sementara waktu, jika

stres telah berlalu, maka tekanan darah biasanya akan kembali normal.

Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder:

1. Penyakit Ginjal

Stenosis arteri renalis

Pielonefritis

Glomerulonefritis

Tumor-tumor ginjal

Penyakit ginjal polikista (biasanya diturunkan)

Trauma pada ginjal (luka yang mengenai ginjal)

Terapi penyinaran yang mengenai ginjal

Page 16: Laporan Praktikum Sistem Darah

17

2. Kelainan Hormonal

Hiperaldosteronisme

Sindroma Cushing

Feokromositoma

3. Obat-obatan

Pil KB

Kortikosteroid

Siklosporin

Eritropoietin

Kokain

Penyalahgunaan alkohol

Kayu manis (dalam jumlah sangat besar)

4. Penyebab Lainnya

Koartasio aorta

Preeklamsi pada kehamilan

Porfiria intermiten akut

Keracunan timbal akut.

Bila darah ditumpahkan maka cepat ia menjadi lekat dan segera

mengendap sebagai zat kental berwarna merah. Jeli atau gumpalkan ini

mengerut dan keluarlah cairan bening berwarna kuning jerami. Cairan ini

disebut serum. Bila darah yang tumpah diperiksa dengan mikroskop, akan

kelihatan benang – benang fibrin yang tidak dapat larut. Benang – benang ini

terbentuk drari fibrinogen dalam plasma oleh kerja trombin. Benang – benang

ini mejerat sel darah dan bersama – sama dengannya membentuk gumpalan.

Bila darah yang tumpah dikumpulkan dalam tabung reaksi, maka gumpalan

itu akan terapung – apung dalam serum.

Penggumpalan adalah proses majemuk, dan berbagai faktor

diperlukan untuk melaksanakan itu. Sebagaimana telah diterangkan, trombin

adalah alat yang dapat mengubah fibrinogen menjadi benang fibrin. Trombin

tidak ada dalam darah normal yang masih dalam pembuluh. Tetapi yang ada

adalah zat pendahulunya, protrombin, yang kemudian diubah menjadi zat

aktif trombin oleh kerja trombokinase. Trombokinase atau tromboplastin

Page 17: Laporan Praktikum Sistem Darah

18

adalah zat penggerak yang dilepaskan ke darah di tempat yang luka. Diduga

terutama tromboplastin terbentuk karena terjadinya kerusakan pada trombosit,

yang selama ada garam kalsium dalam darah, akan mengubah protrombin

menjadi trombin sehingga terjadi penggumpalan darah.

Untuk menghasilkan penggumpalan darah maka diperlukan empat

faktor yaitu :

a. Garam kalsium yang dalam keadaan normal ada dalam

darah

Sel yang terluka yaqng membebaskan trombokinase

Trombin yang terbentuk dari [pprotrombin bila ada trombokinase

Fibrin yang terbentuk dari fibrinogen di samping trombin.

Penggumpalan ( koagulasi ) darah dapat dipercapat karena

pengaruh :

Oleh panas yang sedikit lebih tinggi dari pada suhu badan

Kontak dengan bahan kasar, seperti pinggiran kasar dari pembuluh darah

yang rusak atau dengan pembalut.

Sedangkan penggumpalan ( koagulasi ) dapat diperlambat karena pengaruh

beberapa faktor diantaranya :

Karena dingin

Kalau disimpan dalam tabung berlapis lilin disebelah dalam, sebab darah

memerlukan kontak dengan permukaan yang dapat menjadi basah oleh air

sebelum dapat bergumpal, sedangkan parafin tidak memiliki permukaan

yang dapat basah oleh air

Dengan ditambah kalium sitrat atau natrium nitrat yang menyingkirkan

garam kalsium yang dalam keadaan normal ada.

Tipe Gambar Diagram

% dalam tubuh

manusia

Keterangan

Neutrofil 65% Neutrofil berhubungan dengan pertahanan tubuh terhadap infeksi bakteri serta proses peradangan kecil lainnya, serta biasanya juga yang memberikan tanggapan pertama terhadap infeksi bakteri;

Page 18: Laporan Praktikum Sistem Darah

19

aktivitas dan matinya neutrofil dalam jumlah yang banyak menyebabkan adanya nanah.

Eosinofil 4%

Eosinofil terutama berhubungan dengan infeksi parasit, dengan demikian meningkatnya eosinofil menandakan banyaknya parasit.

Basofil <1%

Basofil terutama bertanggung jawab untuk memberi reaksi alergi dan antigen dengan jalan mengeluarkan histamin kimia yang menyebabkan peradangan.

Limfosit 25% Limfosit lebih umum dalam sistem limfa. Darah mempunyai tiga jenis limfosit:

Sel B : Sel B membuat antibodi yang mengikat patogen lalu menghancurkannya. (Sel B tidak hanya membuat antibodi yang dapat mengikat patogen, tapi setelah adanya serangan, beberapa sel B akan mempertahankan kemampuannya dalam menghasilkan antibodi sebagai layanan sistem 'memori'.)

Sel T : CD4+ (pembantu) Sel T mengkoordinir tanggapan ketahanan (yang bertahan dalam infeksi HIV) sarta penting untuk menahan bakteri intraseluler. CD8+ (sitotoksik) dapat membunuh sel yang terinfeksi virus.

Sel natural killer : Sel pembunuh alami (natural killer, NK) dapat membunuh sel tubuh yang tidak menunjukkan sinyal bahwa dia tidak boleh dibunuh karena telah

Page 19: Laporan Praktikum Sistem Darah

20

terinfeksi virus atau telah menjadi kanker.

Monosit 6%

Monosit membagi fungsi "pembersih vakum" (fagositosis) dari neutrofil, tetapi lebih jauh dia hidup dengan tugas tambahan: memberikan potongan patogen kepada sel T sehingga patogen tersebut dapat dihafal dan dibunuh, atau dapat membuat tanggapan antibodi untuk menjaga.

Makrofag(lihat di atas)

Monosit dikenal juga sebagai makrofag setelah dia meninggalkan aliran darah serta masuk ke dalam jaringan.

Page 20: Laporan Praktikum Sistem Darah

21

B. Prosedur Kerja

KEGIATAN I

Judul : Golongan Darah

Tujuan : Mempelajari cara – cara untuk menentukan golongan darah A,

B, AB, dan O.

Alat dan Bahan :

1. Blood Loncet

2. Tusuk gigi

3. Gelas obyek

4. Alkohol 70 %

5. Kapas

6. Satu set antisera ABO

Cara Kerja :

a. Hapuslah ujung jari anda dengan menggunaka kapas yang telah direndam

dalam alkohol 70 %.

b. Tujukan jari tersebut dengan menggunkan blood lancet steril

c. Hapuslah tetesan darah pertama dengan menggunakan kapas beralkohol

hingga bersih.

d. Kemudian pijit jari tersebut dengan perlahan hingga keluar darah dari luka

tadi, kemudian teteskan dariah yang keluar pada gelas obyek di dua tempat

yang berbeda.

e. Teteskan satu antisera A pada salah satu sisi dari tetesan darah terebut,

dengan cara yang sama teteskan satu tetes antisera B pada tetesan darah

yang satunya lagi.

f. Aduklah tetesan masing – masing antisera dengan darah tersebut dengan

menggunakan ujung tusuk gigi secara terpisah.

g. Setelah diaduk berkali – kali biarkan beberapa saat,perhatikanlah apa yang

terjadi pada masing – masing campuran darah dan antisera tersebut,

Page 21: Laporan Praktikum Sistem Darah

22

campuran mana yang terjadi penggumpalan dan mana yang tidak terjadi

penggumpalan

ZAT ANTISERA ABO

TUSUK GIGI

SAMPEL DARAH SETELAH DIBERI ZAT

ANTISERA

Page 22: Laporan Praktikum Sistem Darah

23

KEGIATAN II

Judul : Menghitung Jumlah Sel Darah

Tujuan : Untuk menghitung jumlah sel darah merah dan sel darah putih

dengan menggunakan haemocytometer.

Alat dan Bahan :

1. 1 set heaemocytometer ; slide neubaer, kaca penutup, pipet pengencer

sel darah merah, dan pipet pengencer sel darah putih.

2. Mikroskop

3. Blood lancet

4. Larutan Hayem ( bahan : 1 gr NaCl + o,5 gr Na2SO4 + 0,5 gr HgCl2 +

200 ml aquadest ),

5. Larutan Turk ( bahan : 1 ml gentian violet + 3 ml asam asetat glacial +

100 ml aquadest ),

6. Alkohol 70 %

7. Aquadest

8. Kertas lensa

9. Pipet

Cara Kerja :

Semua alat yang digunakan dalam keadaan kering dan bersih. Janganlah

menggunakan alat pembersih ( lap atau kain yang kasar agar tidak

merusak / menggores “ counting camber “, gunakanlah kertas lensa.

1. Menghitung Sel Darah Merah

a. Untuk menghitung sel darah merah gunakan pipet pengencer dengan skala

101, dan mempunyai inti gelas berwarna merah,

b. Olesilah ujung jari anda dengan alkohol 70 % tusuk dengan lancet yang

telah disterilkan,

c. Biarkan darah mengalir dengan bebas tanpa memijit ujung jari tersebut,

d. Isaplah darah yang keluar dengan pipet pengencer hingga skala 0,5 atau

1,0 kemudian bersihkan ujung pipet tersebut dengan kertas saring, hindari

Page 23: Laporan Praktikum Sistem Darah

24

adanya udara di antara darah di dalam pipet sewaktu menghisap, bila hal

ini terjadi darah dengan segera harus dikeluarkan kembali dan pengisapan

darah harus di ulangi,

e. Bila pengisapan darah berlangsung dengan baik, dengan segera hisaplah

larutan pengencer hayem hingga skala 101, tepat !

f. Peganglah pipet pada kedua ujungnya dengan telunjuk dan ibu jari

kocokan dengan hati – hati selama 2 menit.

g. Setelah 2 menit, buanglah 5 tetes pertam larutan darah tadi, lalu letakan

ujung pipet di antara gelas objek ( Neubaeur ) dan gelas penutup

haemocytometer, hingga larutan darah mengalir dengan bebas di

antaranya, tertapi cegahlah agar larutan darah tidak mengisi parit – parit

sekeliling counting chamber.

h. Diamkan 1 – 2 menit supaya sel darahnya mengendap, Amatilah di bawah

mikroskop untuk menghitungnya.

i. Gunakanlah rumus berikut untuk menghitung jumlah sel darah merah

dalam setiap mm3 : Jumlah sel darah merah = ne x p x 50

Ne = jumlah eritrosit dalam 5 kotak

p = besarnya pengenceran

2. Menghitung Sel Darah Putih

Untuk menghitung jumlah sel darah putih, dipakai pipet pengencer yang

mempunyai skala 11, dan mempunyai inti gelas berwarna putih. Larutan yang

dipakai adalah larutan Turk. Prosedur pelaksanaan sama seperti pada

penghitungan terhadap sel darah merah hanya pengenceran dilakukan sampai

skala 11.

Gunakanlah rumus berikut untuk menghitung jumlah sel darah putih dalam

setiap mm3 : Jumlah sel darah putih = ne x p x 2,5

Ne = jumlah leukosit dalam 4 kotak

p = besarnya pengenceran

Page 24: Laporan Praktikum Sistem Darah

25

PIPET PENGENCER

COUNTING CHAMBER

LARUTAN TURK

LARUTAN HAYEM

Page 25: Laporan Praktikum Sistem Darah

26

KEGIATAN III

Judul : Haemoglobin Darah

Tujuan : Untuk menentukan konsentrasi haemoglobin dalam darah.

Ada beberapa cara untuk menentukan kadar Hb dalam darah. Kadar Hb biasanya

dinyatakan dalam gram per 100 ml darah. Berikut ini merupakan cara penentuan

kadar Hb dengan menggunakan metoda Sahli dan test paper Tallquist

1. Cara Sahli

Alat dan Bahan :

1. Haemocytometer

2. Larutan HCl 0,1 N

3. Alkohol 70 %

4. Kapas

5. Blood lancet

6. Pipet Kapiler

Cara Kerja :

a. Isilah tabung pengencer ( tabung Sahli ) dengan HCl 0,1 N sebanyak 5

mm3

b. Hapuslah ujung jari anda dengan menggunakan kapas yang telah direndam

dalam alkohol 70 % kemudian tusukan ujung jari dengan blood lancet dan

hisaplah dengan dengan menggunakan pipet kapiler darah yang mengalir

sebanyak 20 mm3

c. Pindahkan darah tersebut dengan meniup pipet secara perlahan – lahan ke

dalam tabung pengencer yang telah diisi HCl tadi. Jagalah agar tidak

terjadi gelembung.

d. Bilaslah pipet beberapa kali dengan HCl tabung pengencer hingga tidak

ada darah yang tertinggal.

e. Biarkan tabung pengencer tersebut selama 10 menit.

Page 26: Laporan Praktikum Sistem Darah

27

f. Encerkan kemdarah sampel dengan setetes demi setetes aquadest atau HCl

0,1 N sambil dikocok secara perlahan – lahan dengan menggunakan

pengaduk gelas sampai warna darah merah dalam tabung sama dengan

warna cairan pada tabung sama dengan warna cairan pada tabung standar.

g. Setelah warna darah sampel sama dengan warna standar yang ada bacalah

skala yang ada maka didapatkan konsentrasi Hb dalam darah yang

bersangkutan

2. Cara Test Paper

Alat dan Bahan :

1. Blood lancet

2. Kapas

3. Test paper Tallquist

4. Alkohol 70 %

Cara Kerja :

a. Tusukan jari anda dengan blood lancet steril

b. Teteskan darah yang keluar ke test paper dari Tallquist

c. Sebelum darah yang terserap test paper menjadi kering, bandingkanlah

warnanya dengan standar warna yang tersedia.

Page 27: Laporan Praktikum Sistem Darah

28

HEAMOCYTOMETER

PROSES PENYEDOTAN SAMPEL DARAH DENGAN MENGGUNAKAN PIPET KAPILER

PROSES PENGAMBILAN SAMPEL DARAH DENGAN MENGGUNAKAN BLOOD LANCET

TABUNG PENGENCER DAN BATANG PENGADUK

PIPET KAPILER

Page 28: Laporan Praktikum Sistem Darah

29

KEGIATAN IV

Judul : Tekanan Darah

Tujuan : Menghitung tekanan darah Sistole dan Diastole

Alat dan Bahan :

Sphygmomanometer ( tensimeter ) dan stethoscope

Cara Kerja :

a. Duduk dengan tenang, letakan lengan kiri seolah – olah sejajar dengan

jantung.

b. Balutlah manset pada lengan atas ( kanan atau kiri ) yang mengandung

arteri brachialis kira – kira 2 cm di atas dari sikut anda.

c. Pompalah manset dengan memijit – mijit karet pemompa sehingga

manometer air raksa mencatat tekanan kurang lebih 200 mmHg

d. Tempelkan stethoscope di atas brachialis dan tekanan dama lamset

dikurangi dengan perlahan – lahan sampai terdengar adanya suara timbul.

Suara yang pertama kali timbul ini menunjukan tekanan sistole untuk itu

perhatikan skala pada manometer sehingga didapatkan nilai tekanan

sistole.

e. Tekanan manset terus diturunkan, akhirnya suara yang terdengar akan

hilang. Saat dimana suara hilang menunjukan tekanan diastole

perhatikanlah skala pada manometer maka akan didapatkan nilai tekanan

diastole tersebut.

f. Lakukanlah pengukuran tekanan darah setelah anda melakukan gerakan

fisik bandingkan hasilnya dengan keadaan normal. Ulangi sekali lagi

pengukuran tersebut sehingga didapatkan tekanan darah rata – rata.

PROSES PENGOCOKAN SAMPEL DARAH DENGAN HCL DALAM

TABUNG PENGENCER

Page 29: Laporan Praktikum Sistem Darah

30

STETHOSCOPESPHYGMANOMETER

PROSEDUR SAAT PENGUKURAN TEKANAN DARAH PADA SALAH SEORANG TESTER

Page 30: Laporan Praktikum Sistem Darah

31

KEGIATAN V

Judul : Koagulasi Darah

Tujuan : Mengamati waktu koagulasi darah

Alat dan Bahan :

1. Blood Loncer

2. Kaca benda

3. Lidi atau tusuk gigi

4. Stopwach / arloji

5. Alkohol 70 %

6. Kapas

Cara Kerja :

a. Bersihkan permukaan jari ke – 3 atau ke – 4 dengan alkohol 70 %

b. Setelah alkohol kering, tusukkan ujung jari tersebut dengan jarum blood

lancet sedalam 3 mm.

c. Dengan posisi ujung jari menghadap vertikal ke bawah, hapuslah dua tetes

darah yang keluar pertama.

d. Satu tetes berikutnya, teteskan pada salah satu ujung kaca benda dan

catatlah waktu pada saat darah tersebut tepat keluar dari tusukan.

e. Satu tetes berikutnya teteskan pada ujung lain dari kaca tersebut.

f. Tiap 30 detik tetesan pertama diangkat atau ditarik – tarik dengan lidi atau

ujung jarum.

g. Catat waktu pertama kali terjadi tarikan benang – benang fibrin pada ujung

jarum

h. Segera setelah terjadi benang fibrin tersebut, tarik pula pada tetesan darah

kadua.

i. Jika pada tetesan kedua belum terjadi benang – benang fibrin, teruskan

penarkan tersebut pada tetesan darah kedua setiap 30 detik sampai terjadi

benang – benang fibrin.

Page 31: Laporan Praktikum Sistem Darah

32

j. Waktu koagulasi ialah saat sejak pencatatan keluarnya tetesan darah

pertama sampai mulai terlihat benang – benang fibrin pada tetesan kedua.

KEGIATAN VI

KACA OBJEK

TUSUK GIGI

Page 32: Laporan Praktikum Sistem Darah

33

Judul : Waktu Perdarahan

Tujuan : Untuk mengamati waktu yang diperlukan untuk teradinya

perdarahan.

Alat dan Bahan :

1. Blood Loncer

2. Stopwach

3. Kertas saring / kertas isap

4. Alkohol 70 %

5. Kapas

Cara Kerja :

a. Berikan daun telinga atau ujung jari ke – 3 atau ke – 4, olesi dengan

alkohol 70 % dan biarkan kering.

b. Tusukan tepi lateral daun telinga dengan blood lancet 2 mm atau jika pakai

ujung jari sedalam 3 mm.

c. Catatlah waktu tepat mulai keluar tetesan darah pertama.

d. Tiap 30 detik isaplah tetesan darah yang keluar dengan kertas isap. Jagalah

jangan sampai menekan kuli9t pada saat menghisap darah.

e. Catatlah waktu darah tidak dapat dihisap lagi.

Catatan : Tusukan dianggap betul, jika salah satu bekas tetesan darah pada

kertas saring tersebut berdiameter 5 mm.

KEGIATAN VII

Page 33: Laporan Praktikum Sistem Darah

34

Judul : Tekanan Cairan Sel – Sel Darah

Tujuan : Untuk mengamati konsentrasi sel – sel darah

Alat dan Bahan :

1. Kaca benda

2. MikroskopLarutan NaCl 0,4 ; 0,6 ; 0,8 dan 1 %

Cara Kerja :

a. Teteskan sedikit darah anda pada 5 buah kaca obyek

b. Teteskan larutan NaCl pada masing – masing kaca objek dengan

konsentrasi 0,4 ; 0,6 ; 0,8, ; 1, ; dan 1,2 %

c. Amati masing – masing objek gelas tersebut di bawah mikroskop.

DARAH MERAH + HCl 0,4 M

DARAH MERAH + HCl JENUHDARAH MERAH + HCl 1 M

DARAH MERAH + HCl 0,6 MDARAH MERAH + HCl 0,8 M

DARAH MERAH + HCl 0,6 M

Page 34: Laporan Praktikum Sistem Darah

35

KEGIATAN VIII

Judul : Rangsangan Pada Pembuluh Darah

Tujuan : Melihat pengaruh rangsangan zat – zat kimia terhadap arteriol

Alat dan Bahan :

1. Jarum preparat

2. Pipet

3. Tusuk Gigi

4. Katak

Zat Kimia Kelompok A

1. Alkohol

2. Nikotin

3. Asetilkolin

Zat Kimia Kelompok B

1. Alkohol

2. Asam susu

3. Natrium nitrat

Cara Kerja :

a. Pengamatan dilakukan oleh dua orang secara bersama – sama

b. Seorang harus siap untuk memberi zat kimia 2 – 3 tetes dengan pipet pada

selaput katak yang akan diamati, yang seorang lagi melihat pada

mikroskop apa yang terjadi pada waktu sebelum , selama dan sesudah

pemberian cat kimia. Pengamatan dilakukan 2 – 5 menit sampai seluruh

zat kimia telah masuk jaringan darah.

c. Gunakanlah hanya satu konstriktor dan satu dilatator pada masing –

masing selaput renang kaki kiri atau kanannya.

Page 35: Laporan Praktikum Sistem Darah

36

d. Selidikilah pengaruh zat – zat kimia mana yang menyebabkan

pengembangan dan mana yang menyebabkan penyempitan pembuluh

darah. Untuk mengetahui pengembangan dan penyempitan adalah sukar.

Lebih mudah untuk menyelidiki adalah dengan membandingkan diameter

pembuluh tersebut dengan diameter eritrosit, yaitu dengan cara bagaimana

lajunya eritrosit tersebut mengalir.

e. Berapa lama zat kimia tersebut berpengaruh pada pengembangan dan

penyempitan pembuluh darah.

NATRIUM NITRAT KATAKMIKROSKOPNIKOTIN

Page 36: Laporan Praktikum Sistem Darah

37

SIRKULASI NORMAL

SETELAH PENAMBAHAN NATRIUM NITRAT

SETELAH PENAMBAHAN NIKOTIN

PROSES PEMGIKATAN SELAPUT KATAK PENELITIAN SELAPUT KATAK DENGAN MENGGUAKAN MIKROSKOP

Page 37: Laporan Praktikum Sistem Darah

38

C. Hasil Pengamatan, Pembahasan dan Kesimpulan

KEGIATAN I

a. Hasil Pengamatan

No. Nama Anti A Anti B Ket.1. Dwi Novianti Isa √ X A2. Widyastuti Al Anshar X X O3. Zulmi Savitri Abdun X X O4. Rosna Harun X X O

b. Pembahasan

Untuk menentukan golongan darah yang dimiliki oleh seseorang,

dapat dilakukan dengan cara, pertama – tama kita membutuhkan beberapa

alat dan bahan yang biasa digunakan pada umumnya yaitu blood lancet,

gelas obyek, alkohol, kapas, dan zat antisera ABO. Langkah kedua yang

harus dilakukan adalah membersihkan ujung jari kita dengan alkohol yang

memiliki kadar konsentrasi 70 %. Penggunaan alkohol ini berfungsi untuk

mensterilkan tangan atau jari kita dari gangguan bakteri yang bisa saja

muncul kapan dan tentu saja akan mempengaruhi hasil akhir nanti.

Setelah itu gunakan blood lancet untuk menusuk jari tester.

Usahakan blod lancet yang digunakan masih dalam keadaan steril dan

belum pernah digunakan oleh orang lain. Karena jika tidak, maka tentu

saja akan mempengaruhi tester. Bisa saja, jika kita menggunakan blood

lancet yang telah digunakan oleh orang lain dan ternyata orang itu

berpenyakit, maka secara otomatis dan mungkin saja penyakit tersebut

akan menular pada tester.

Untuk mendapatkan cairan darah yang murni, tetesan pertama

darah harus segera dihapus dengan menggunakan kapas. Hal ini bertujuan

untuk mendapatkan kespesifikan serta keakuratan data. Pijit jari tester

tersebut hingga darah kembali keluar. Oleskan darah pada dua tempat yang

berbeda. Hal ini bertujuan untuk mengujikan zat antisera ABO apakah

bereaksi pada darah tersebut atau tidak.

Page 38: Laporan Praktikum Sistem Darah

39

Pada tempat tetesan darah yang pertama, diteteskan antisera A

pada salah satu sisi tetesan darah tersebut, dan dengan cara yang sama

teteskan antisera B pada tetesan darah yang satunya lagi. Langkah

selanjutnya, aduk tetesan masing – masing antisera dengan menggunakan

ujung tusuk gigi secara terpisah.

Dari hasil yang dilakukan telah didapatkan adalah untuk darah

yang ditetesi antisera A dan positif akan menghasilkan gumpalan warna

merah yang pekat, sementara yang menggunakan antisera B dan hasilnya

negatif akan menghasilkan warna merah dan sedikit berwarna jingga.

c. Kesimpulan

Dari hasil yang kami temukan dari kegiatan praktikum mengenai

golongan darah, kami dapat mengambil kesimpulan bahwa untuk

mengetahui golongan darah yang kita miliki serta mendapatkan hasil yang

murni dan bisa dipertanggung jawabkan serta tidak membahayakan tester

maka kita harus :

Menggunaan alat yang steril dan belum digunakan sebelumnya

Pengerjaan harus steril dan utamakan penggunaan alkohol

Pergunakan zat antisera dengan baik dan sesuai dengan petunjuk

Page 39: Laporan Praktikum Sistem Darah

40

KEGIATAN II

a. Hasil Pengamatan :

No Nama TesterJenis

KelaminJumlah Ertirosit

JumlahLeukosit

1. Widyastuti Al Anshar P 4.505.000 X2. Rosnawaty M. Marhum P X 133

b. Pembahasan

Untuk menghitung jumlah sel darah merah pada intinya darah

merah yang diambil, dicampurkan dengan pengencer hayem. Pengencer ini

berfungsi untuk memperjelas banyaknya sel darah merah. Kemudianamati

di mikroskop, hitung jumlah eritrosit dalam 5 kotak yang ada counthing

chamber. Dan setelah didapatkan jumlah perhitungan, kalikan dengan

jumlah pengenceran yaitu sebanyak 100 kali dan kembali dikalikan dengan

50.

Sementara untuk menghitung jumlah leukosit, darah yang diambil

dicampurkan dengan pengencer Turk. Amati dengan menggunakan

mikroskop dan hitunglah jumlah leukosit yang ada pada 4 kotak dalam

counthing chamber. Jumlahkan hasil perhitungan dan kalilakan dengan

pengenceran sebanyak 50 kali dan kembali kalikan dengan 2,5.

Hitung Darah Lengkap (HDL). Tes laboratorium yang paling

umum adalah hitung darah lengkap (HDL) atau complete blood count

(CBC). Tes ini memeriksa jenis sel dalam darah, termasuk sel darah

merah, sel darah putih dan trombosit (platelet). Hasil tes menyebutkan

jumlahnya dalam darah (misalnya jumlah sel per milimeter kubik) atau

persentasenya. Semua sel darah dibuat di sumsum tulang. Beberapa obat

dan penyakit dapat merusak sumsum tulang sehingga menyebabkan

berkurangnya jumlah sel darah merah dan putih. Setiap laboratorium

mempunyai ‘nilai rujukan’ untuk semua hasil tes. Biasanya, tes

laboratorium akan memperlihatkan hasil tes yang berada di luar nilai

normal. Untuk informasi lebih lanjut mengenai hasil tes laboratorium,

Page 40: Laporan Praktikum Sistem Darah

41

Laporan hasil sering sulit ditafsirkan. Beberapa angka dilaporkan dengan

satuan ‘x10.e3’ atau ‘x103’. Ini berarti jumlah yang dicatat harus dikalikan

1.000. Contohnya, bila hasil adalah 8,77 dengan unit ‘x10.e3’, jumlah

sebenarnya adalah 8.770.

Tes Sel Darah Merah

Sel darah merah, yang juga disebut sebagai eritrosit, bertugas

mengangkut oksigen dari paru ke seluruh tubuh. Fungsi ini dapat diukur

melalui tiga macam tes. Hitung Sel Darah Merah (red blood cell

count/RBC) yang menghitung jumlah total sel darah merah; hemoglobin

(Hb) yaitu protein dalam sel darah merah yang bertugas mengangkut

oksigen dari paru ke bagian tubuh lainnya; dan hematokrit (Ht atau HCT)

yang mengukur persentase sel darah merah dalam seluruh volume darah.

Orang yang tinggal di dataran tinggi umumnya mempunyai lebih

banyak sel darah merah. Ini merupakan upaya tubuh mengatasi

kekurangan oksigen. Eritrosit, Hb dan Ht yang sangat rendah

menunjukkan adanya anemia, yaitu sel tidak mendapat cukup oksigen

untuk berfungsi secara normal. Jika kita anemia, kita sering merasa lelah

dan terlihat pucat. Tentang kelelahan,

Volume Eritrosit Rata-Rata (VER) atau mean corpuscular

volume (MCV) mengukur besar rata-rata sel darah merah. MCV yang kecil

berarti ukuran sel darah merahnya lebih kecil dari ukuran normal.

Biasanya hal ini disebabkan oleh kekurangan zat besi atau penyakit kronis.

MCV yang besar dapat disebabkan oleh obat HIV, terutama AZT dan d4T.

Ini tidak berbahaya. MCV yang besar menunjukkan adanya anemia

megaloblastik, dengan sel darah merahnya besar dan berwarna muda.

Biasanya hal ini disebabkan oleh kekurangan asam folat.

Red Blood Cell Distribution Width (RDW) mengukur lebar sel

darah merah. Hasil tes ini dapat membantu mendiagnosis jenis anemia dan

kekurangan beberapa vitamin.

Page 41: Laporan Praktikum Sistem Darah

42

Hemoglobin Eritrosit Rata-Rata (HER) atau mean corpuscular

hemoglobin (MCH) dan Konsentrasi Hemoglobin Eritrosit Rata-Rata

(KHER) atau mean corpuscular hemoglobin concentration (MCHC atau

CHCM) masing-masing mengukur jumlah dan kepekatan hemoglobin.

MCH dihitung dengan membagi hemoglobin total dengan jumlah sel darah

merah total.

Trombosit atau platelet (PT atau PLT) berfungsi membantu

menghentikan perdarahan dengan membentuk gumpalan dan keropeng.

Jika trombosit kita kurang, kita mudah mengalami perdarahan atau memar.

Orang HIV-positif kadang trombositnya rendah (disebut trombositopenia).

Obat HIV dapat mengatasi keadaan ini. Trombosit tinggi biasanya tidak

punya pengaruh besar pada kesehatan.

Tes Sel Darah Putih

Sel darah putih (disebut juga leukosit) membantu melawan

infeksi dalam tubuh kita.

Hitung Sel Darah Putih (white blood cell count/WBC) adalah

jumlah total sel darah putih. Leukosit tinggi (hitung sel darah putih yang

tinggi) artinya tubuh kita sedang melawan infeksi. Leukosit rendah artinya

ada masalah dengan sumsum tulang. Leukosit rendah disebut leukopenia

atau sitopenia yang berarti tubuh kurang mampu melawan infeksi.

Dari hasil yang kami peroleh dalam perhitungan jumlah sel darah baik itu

leukosit maupun eritrosit mengalami pertentangan dengan teori yang ada.

Jumlah sel darah merah dan sel darah putih kurang dari yang seharusnya.

Hal ini tentun menimbulkan beberapa kemungkinan yaitu :

Belum adanya keterbiasaan dalam perhitungan lewat media

mikroskop

Adanya kesalahan perhitungan

Kemumgkinan adanya masalah pada tester misalnya tester mengalami

anemia karena kelelahan atau kurang tidur.

Page 42: Laporan Praktikum Sistem Darah

43

c. Kesimpulan

Dari hasil praktikum yang telah kami lakukan mengenai kegiatan

perhitungan jumlah sel darah, kami dapat mengambil kesimpulan yaitu :

Untuk menghitung jumlah sel darah dengan menggunakan media

mikroskop harus dan sangat membutuhkan ketelitian yang tinggi

karena bisa saja akan menimbulkan kesalahan dalam menentukan

jumlah sel darah

Inti perhitungan jumlah sel darah adalah jumlah sel darah yang

berada pada masing – masing kotak yang ada pada counting

chamber.

Gunakanlah rumus berikut untuk menghitung jumlah sel darah

merah dalam setiap mm3 : Jumlah sel darah merah = ne x p x 50

Ne = jumlah eritrosit dalam 5 kotak

p = besarnya pengenceran

Gunakanlah rumus berikut untuk menghitung jumlah sel darah

putih dalam setiap mm3 : Jumlah sel darah putih = ne x p x 2,5

Ne = jumlah leukosit dalam 4 kotak

p = besarnya pengenceran

Page 43: Laporan Praktikum Sistem Darah

44

KEGIATAN III

a. Hasil Pengamatan

Tulislah hasil pengamatan saudara dalam tabel berikut ini :

No. Nama Tester Kelamin Cara Sahli Cara Tallquist1. Dwi Novianti P 112. Widyastuti P 8,23. Zulmy P 12,54. Rosna P 12,1

b. Pembahasan

Untuk menentukan kadar hemoglobin dalam darah, dapat

digunakan 2 cara yaitu, cara Sahli dan cara Tallquist.Untuk cara sahli, dalah

yang diambil diencerkan dengan larutan HCl 0,1 N, kemudian samakan

dengn warna standar yang ada pada haemocytometer. Jika belum sama

warnanya, maka kembali encerkan dengan menggunakan HCl sampai

mendapatkan arna yang sama dengan warna standar pada haemcytometer.

Untuk cara Tallquist, sama halnya dengan cara sahli,

perbedaannya adalah jika pada cara sahli menggnakan warna standar pada

haemocytometer, maka pada cara Tallquist menggunakan warna standar pada

test paper Tallquist.

Hasil yang kami dapatkan dari percobaan ini adalah jumlah kadar

haemoglobin yang telah diujikan adalah tiga dari 4 tester yang menjadi bahan

percobaan menunjukan jumlah yang melebihi batas normal yang seharusnya.

Hal ini disebabkan karena tester pertama memang sedang mengandung

sehingga otomatis kadar haemoglobinnya naik. Sama halnya dengan dua

tester lainnya juga memiliki kadar haemoglobin yang melebih standar

disebabkan karena sedang adalam masa menstruasi sehingga kadar

haemglobinnya berlebih.

Page 44: Laporan Praktikum Sistem Darah

45

c. Kesimpulan

Dari praktikum dan percobaan yang telah kami lakukan pada kegiatan

haemoglobin darah , kami mendapatkan beberapa kesimpulan yaitu :

Untuk menentukan kadar haemoglobin dalam darah ada dua cara yaitu

cara Sahli dan Cara Talquist

Untuk mendapatkan kadar haemoglobin terlebih dahulu darah yang kita

ambil harus diencerkan terlebih dahulu untuk mendapatkan warna yang

sesuai dengan warna standar.

Wanita hamil dan wanita yang sedang berada dalam masa menstruasi,

secara otomatis kadar haemoglobinnya akan semakin tinggi.

Page 45: Laporan Praktikum Sistem Darah

46

KEGIATAN IV

a. Hasil Pengamatan :

No. Nama JenisKelamin

Usia Sistole Diastole

1. Dwi Novianti P 26 110 602. Widyastuti P 19 110 703. Zulmy P 19 110 704. Rosna P 19 110 80

b. Pembahasan

Mengukur tekanan darah memang terkesan masalah sederhana.

Tapi akibatnya, kegiatan ini seringkali dilupakan orang. Sebagian besar orang

yang tahu berapa tekanan darahnya adalah mereka yang memang sudah

mengalami masalah.

Sebenarnya pengukuran tekanan darah bisa dan cukup mudah

untuk dilakukan sendiri. Masalahnya, hanya sedikit di antara kita yang

memiliki alat pengukur tekanan darah. Tapi setiap masalah tentu ada jalan

keluarnya. Anda bisa melakukan pengukuran tekanan darah di Puskesmas,

Rumah Sakit atau dokter keluarga Anda. Tidak perlu setiap hari. Bila tekanan

darah Anda normal, cukuplah bila Anda memeriksakan diri 2 bulan sekali,

tapi bila Anda memiliki masalah pada tekanan darah, tentu dokter Anda akan

melakukan pemeriksaan dalam jangka waktu tertentu sesuai kebutuhan.

Bila Anda memiliki alat ukur sendiri, tentu akan lebih baik. Anda

dapat memeriksakan diri Anda sekeluarga setiap saat secara teratur. Terlebih

bila ada di antara Anda sekeluarga yang menderita tekanan darah tinggi.

Pemeriksaan yang teratur dapat membantu untuk memantau tekanan darah

Anda sekaligus untuk melihat reaksi obat yang Anda minum, pola makan yang

Anda terapkan dan olah raga yang Anda lakukan terhadap tekanan darah.

Ada orang yang tekanan darahnya langsung naik saat melihat

dokter. Kasus seperti ini dikenal dengan istilah "White Coat Hypertension"

atau hipertensi jubah putih. Bila anda yakin alat ukur yang Anda gunakan

Page 46: Laporan Praktikum Sistem Darah

47

berfungsi baik dan pemeriksaan dilakukan dengan benar, Anda bisa

menceritakan hal ini kepada dokter Anda. Jelaskan berapa tekanan darah

umumnya saat Anda melakukan pemeriksaan di rumah. Informasi seperti ini

tentu sangat berguna bagi dokter untuk meninjau pengobatan yang diberikan.

Pemeriksaan sebaiknya dilakukan pada waktu-waktu yang

berbeda dalam sehari dan kondisi yang berbeda. Pemeriksaan sebaiknya

dilakukan lebih sering saat pengobatan baru di mulai. Setiap orang bisa saja

memiliki respons yang berbeda terhadap suatu obat dibanding orang lain.

Karena itu, periksakan tekanan darah Anda secara teratur untuk

mengetahui kondisi tubuh Anda dengan lebih baik. Bila tekanan darah Anda

mendekati 140/85 dalam beberapa kali pemeriksaan berturut-turut, kunjungi

dokter Anda untuk berkonsultasi. Anda mungkin memerlukan perubahan pola

makan dan aktivitas fisik menuju gaya hidup yang lebih sehat.

Hasil yang kami dapatkan dalam percobaan kali ini adalah

jumlah terkanan normal sistole pada manusia dibawah umur 30 tahun adalah

110 – 120 mmhg sementara tekanan distolenya berkisar antara 70 – 80 mmhg.

c. Kesimpulan

Dari praktikum yang telah kami lakukan, kami dapat mengambil kesimpulan :

Jumlah terkanan normal sistole pada manusia dibawah umur 30 tahun

adalah 110 – 120 mmhg sementara tekanan distolenya berkisar antara

70 – 80 mmhg.

Tekanan darah sistolik adalah tekanan yang dihasilkan oleh janting

yang mendorong ventrikel masuk ke dalam arteri yang terenggang.

Selama diastole arteri tetap masih mengembung karena tahanan pariferi

dari arteriole – arteriole menghalangi semua darah mengalir kedalam

jaringan

Tekan sistolik adalah jumlah tekanan yang diturunkan dimana denyut

mulai dapat dirasakan oleh stetoskop pada arteri brakhialis pada

lekukan siku dapat didengar dengan jelas

Page 47: Laporan Praktikum Sistem Darah

48

KEGIATAN V

a. Hasil Pengamatan :

No. Nama Tester Wakti Koagulasi1. Dwi Novianti isa 5 menit 30 detik2. Widyastuti Al Anshar 2 menit 6 detik3. Zulmy Savitri Abdun 2 menit 30 detik4. Rosna Harun 4 menit 33 detik

b. PembahasanUntuk mendapatkan waktu koagulasi dari masing – masing

individu manusia, kita membutuhkan sampel darah dari manusia itu sendiri.

Pada intinya untuk menentukan waktu koagulasi darah adalah saat

terbentuknya benang – benang fibrin pada ujung jarum. Waktu koagulasi darah

untuk setiap individu pada umumnya berbeda. Menentukan waktu koagulasi

darah diawali dengan membersihkan permukaan jari ke – 3 atau ke – 4 dengan

alkohol 70 % Setelah alkohol kering, tusukkan ujung jari tersebut dengan

jarum blood lancet sedalam 3 mm. Dengan posisi ujung jari menghadap

vertikal ke bawah, hapuslah dua tetes darah yang keluar pertama. Satu tetes

berikutnya, teteskan pada salah satu ujung kaca benda dan catatlah waktu pada

saat darah tersebut tepat keluar dari tusukan. Satu tetes berikutnya teteskan

pada ujung lain dari kaca tersebut. Tiap 30 detik tetesan pertama diangkat atau

ditarik – tarik dengan lidi atau ujung jarum. Catat waktu pertama kali terjadi

tarikan benang – benang fibrin pada ujung jarum. Segera setelah terjadi benang

fibrin tersebut, tarik pula pada tetesan darah kadua. Jika pada tetesan kedua

belum terjadi benang – benang fibrin, teruskan penarkan tersebut pada tetesan

darah kedua setiap 30 detik sampai terjadi benang – benang fibrin. Waktu

koagulasi ialah saat sejak pencatatan keluarnya tetesan darah pertama sampai

mulai terlihat benang – benang fibrin pada tetesan kedua.

Page 48: Laporan Praktikum Sistem Darah

49

c. Kesimpulan

Dari praktikum untuk menentukan waktu koagulasi darah, kami mendapatkan

beberapa kesimpulan yaitu

Waktu koagulasi adalah saat sejak pencatatan kieluarnya tetesan darah

pertama sampai tepat mulai terlihat benang – benang fibrin pada tetesan

kedua.

Perbedaan waktu koagulasi dipengaruhi oleh umur dari individu

manusia tersebut, semakin tua manusia maka akan semakin lama waktu

koagulasinya, dan begitu sebaliknya, saat manusia masih berada dalam

usia remaja, waktu koagulasinya masih sangat cepat.

Page 49: Laporan Praktikum Sistem Darah

50

KEGIATAN VI

a. Hasil Pengamatan :

No. Nama Tester Waktu Perdarahan1. Dwi Novianti isa 1 menit 30 detik2. Widyastuti Al Anshar 2 menit 5 detik3. Zulmy Savitri Abdun 1 menit 30 detik4. Rosna Harun 1 menit 30 detik

b. PembahasanSetiap individu manusia memiliki waktu perdarahan yang

berbeda. Tetapi tidak akan menutup kemungkinan bahwa setiap individu juga

memiliki waktu perdarahan yang sama. Untuk menguji waktu perdarahan dari

setiap individu, dapat dilakukan dengan cara sebagi berikut.

Berikan daun telinga atau ujung jari ke – 3 atau ke – 4, olesi

dengan alkohol 70 % dan biarkan kering. Tusukan tepi lateral daun telinga

dengan blood lancet 2 mm atau jika pakai ujung jari sedalam 3 mm. Catatlah

waktu tepat mulai keluar tetesan darah pertama. Tiap 30 detik isaplah tetesan

darah yang keluar dengan kertas isap. Jagalah jangan sampai menekan kuli9t

pada saat menghisap darah. Catatlah waktu darah tidak dapat dihisap lagi.

c. Kesimpulan

Dari kegiatan yang telah kami lakukan yaitu kegiatan mengenai waktu

perdarahan, kami dapat mengambil kesimpulan :

Waktu peradarahan dipengaruhi oleh ukuran tubuh. Semakin besar

ukuran tubuh suatu individu manusia maka waktu perdarahannnya

juga akan semakin lama, sementara jika semakin kecil tubuh

seseorang, maka semakin cepat pula waktu perdarahannya.

Page 50: Laporan Praktikum Sistem Darah

51

KEGIATAN VII

a. Hasil Pengamatan :

No. Nama Tester 0,4 % 0,6 % 0,8 % 0,9 %

1. Zulmy Savitri AbdunBulat Halus

Bulat Bergerigi

Bulat Bergerigi

Bulat Tidak

Beraturan

b. Pembahasan

Sel – sel darah akan membengkak dan pecah bila dimasukkan

dalam larutan yang tekanan osmosisnya jauh lebih kecil dari pada tekanan

osmosis isi sel darah/ hipotonis yang akan mengerut bila dimasukkan dalam

larutan yang tekanan osmosisnya lebih besar dari pada tekanan osmosis isi sel

darah / hipertonis.

Untuk menguji tekanan cairan sel sel darah dapat dilakukan

dengan cara sevagai berikut. Teteskan sedikit darah anda pada 5 buah kaca

obyek. Teteskan larutan NaCl pada masing – masing kaca objek dengan

konsentrasi 0,4 ; 0,6 ; 0,8, ; 1, ; dan 1,2 %. Amati masing – masing objek gelas

tersebut di bawah mikroskop.

Hasil yang kami dapatkan dari kegiatan praktikum adalah tidak

sesuai dengan teori yang berlaku. Hal ini menimbulkan beberapa kemungkinan

yang menyebabkan adanya kesahan hasil yang tidak sesuai denga dasar teori

yang ada yaitu adanya kemungkinan penggunaan pelarut atau kesalahan

pemberian label pada bahan atau sampel yang akan diteliti tekanan cairan sel

sel darahnya.

c. Kesimpulan

Dari kegiatan praktikum ini, kami bisa mengambil kesimpulan

yaitu Sel – sel darah akan membengkak dan pecah bila dimasukkan dalam

larutan yang tekanan osmosisnya jauh lebih kecil dari pada tekanan osmosis isi

Page 51: Laporan Praktikum Sistem Darah

52

sel darah/ hipotonis yang akan mengerut bila dimasukkan dalam larutan yang

tekanan osmosisnya lebih besar dari pada tekanan osmosis isi sel darah /

hipertonis.

KEGIATAN VIII

a. Hasil Pengamatan

Saat Belum Ditambahkan Zat : Sirkulasi darah normal

Setelah Pemberian Nikotin : Sirkulasi mengalami perlambatan

Setelah Pemberian Natrium Nitrat : Sirkulasi Menjadi cepat melebihi normal

b. Pembahasan

Arteriol pada hewan merupakan bagian sensitif sekaligus bagian

yang paling mudah untuk diamati jika ingin mengetahui sistem sirkulasi darah

pada hewan. Beberapa zat kimia dapat menyebabkan pengembangan ( zat

dilator ) dan zat lain dapat menyebabkan penyempitan ( zat konstriktor )

pembuluh darah. Kedua macam zat kimia tersebut kelompokkanlah dalam

kelompok A dan kelompok B. Untuk mengetahu pengaruh rangsangan zat – zat

kimia terhadap arteriol, dapat dilakukan dengan cara – cara sebagai berikut.

Pengamatan dilakukan oleh dua orang secara bersama – sama

Seorang harus siap untuk memberi zat kimia 2 – 3 tetes dengan pipet pada

selaput katak yang akan diamati, yang seorang lagi melihat pada mikroskop

apa yang terjadi pada waktu sebelum , selama dan sesudah pemberian cat

kimia. Pengamatan dilakukan 2 – 5 menit sampai seluruh zat kimia telah

masuk jaringan darah. Gunakanlah hanya satu konstriktor dan satu dilatator

pada masing – masing selaput renang kaki kiri atau kanannya. Selidikilah

pengaruh zat – zat kimia mana yang menyebabkan pengembangan dan mana

yang menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Untuk mengetahui

pengembangan dan penyempitan adalah sukar. Lebih mudah untuk menyelidiki

adalah dengan membandingkan diameter pembuluh tersebut dengan diameter

eritrosit, yaitu dengan cara bagaimana lajunya eritrosit tersebut mengalir.

Berapa lama zat kimia tersebut berpengaruh pada pengembangan dan

penyempitan pembuluh darah.

Page 52: Laporan Praktikum Sistem Darah

53

c. Kesimpulan

Dari kegiatan praktikum ini, kami dapat mengambil kesimpulan bahwa :

Beberapa zat kimia dapat menyebabkan pengembangan ( zat dilator )

dan zat lain dapat menyebabkan penyempitan ( zat konstriktor )

pembuluh darah.

Nikotin merupakan suatu zat kimia yang berfungsi untuk

memperlambat peredaran darah tetapi menimbulkan efek untuk

mengentalkan darah dan mempersempit pembulih darah

Natrium nitrat merupakan suatu senyawa yang berfungsi untuk

mempercepat sikulasi darah serta mempu mengencerkan darah serta

memperlebar pembuluh darah , tetapi bisa menimbulkan hipertensi jiga

digunakan berlebih.

Page 53: Laporan Praktikum Sistem Darah

54

D. Menjawab Pertanyaan

KEGIATAN IGOLONGAN DARAH

SOAL !!!

1. Buatlah diagram hubungan antara golongan darah ABO, mana yang

dimaksud donor universal dan resifien universal ?

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan antigen, natibody, aglutinogen, dan

agglutinin serta Rh+ jelaskan hubungannya dengan transfusi darah !

3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan erythoblastosis fetalis ?

JAWAB

1. Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan

antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A

maupun B. Sehingga, orang dengan golongan darah AB-positif dapat

menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO apapun dan

disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah AB-

positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif.

Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi

memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan

golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang

dengan golongan darah ABO apapun dan disebut donor universal. Namun,

orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari

sesama O-negatif.

Kecocokan golongan darah

Tabel kecocokan RBC

Gol. darah

resipienDonor harus

AB+ Golongan darah manapun

Page 54: Laporan Praktikum Sistem Darah

55

AB- O- A- B- AB-

A+ O- O+ A- A+

A- O- A-    

B+ O- O+ B- B+

B- O- B-    

O+ O- O+    

O- O-      

Tabel kecocokan plasma

Resipien Donor harus

AB AB manapun

A A atau AB manapun

B B atau AB manapun

O O, A, B atau AB manapun

Diagram hubungan antara golongan darah

AB

A + B

A

β dan A

O

α + β

B

α dan B

Page 55: Laporan Praktikum Sistem Darah

56

2. faktor Rhesus atau faktor Rh. Nama ini diperoleh dari monyet jenis Rhesus

yang diketahui memiliki faktor ini pada tahun 1940 oleh Karl Landsteiner.

Seseorang yang tidak memiliki faktor Rh di permukaan sel darah

merahnya memiliki golongan darah Rh-. Mereka yang memiliki faktor Rh

pada permukaan sel darah merahnya disebut memiliki golongan darah

Rh+. Jenis penggolongan ini seringkali digabungkan dengan

penggolongan ABO. Golongan darah O+ adalah yang paling umum

dijumpai, meskipun pada daerah tertentu golongan A lebih dominan, dan

ada pula beberapa daerah dengan 80% populasi dengan golongan darah B.

Kecocokan faktor Rhesus amat penting karena ketidakcocokan golongan.

Misalnya donor dengan Rh+ sedangkan resipiennya Rh-) dapat

menyebabkan produksi antibodi terhadap antigen Rh(D) yang

mengakibatkan hemolisis..

Page 56: Laporan Praktikum Sistem Darah

57

KEGIATAN IIMENGHITUNG JUMLAH SEL DARAH

SOAL !!!

1. Adakah perbedaan antara jumlah sel darah merah ataupun sel darah putih

dari masing – masing praktikan yang diperiksa, mengapa demikian ?

Kemukakan hal – hal yang memungkinkan adanya perbedaan tersebut !

2. Dalam percobaan tersebut di atas digunakan pengenceran baik pada

perhitungan sel darah merah maupun sel darah putih, mengapa demikian.

Jelaskan jawaban anda !

JAWAB

1. Terdapat perbedaan antara jumlah sel darah merah dan sel darah putih. Hal

ini disebabkan karena adanya perbedaan fungsional serta perbedaan

pembentukan dari kedua sel darah tersebut. Sel darah merah lebih banyak

karena secara umum berperan penting dalam sistem sirkulasi darak ke

seluruh tubuh sementara sel darah putih hanya berfunngsi untuk

melindung darah dan sistemnya dari serangan bakteri yang hidup dalam

darah. Selain itu tempat pembentukannya, sel darah merah dibentuk dalam

sum – sum tulang sementara leukosit hanya dibentuk di luar sum – sum

tulang dan secara otomatis akan mempersedikit jumlah produksi sel datah

putih.

2. Pengenceran dilakukan dengan tuuan untuk mempermudah dan

memperjelas pengamatan serta perhitungan terhadap jumlah sel darah

merah dan sel darah putih yang berada dalam satu individu manusia.

Page 57: Laporan Praktikum Sistem Darah

58

KEGIATAN IIIHAEMOGLOBIN DARAH

SOAL !!!

1. Apakah fungsi Hb ? Apakah juga terdapat pada hewan – hewan tingkat

rendah ?

2. Apaka tujuan membiarkan darah yang diencerkan selama 10 menit pada

cara Sahli ?

3. Jelaskan hubungan konsentrasi Hb dengan stamina seseorang ?

4. Sebutkan faktor rendahnya Hb darah !

5. Apakah terdapat perbedaan jumlah Hb pada anggota kelompok laki – laki

dan perempuan ? Jelaskan !

6. Jelaskan mekanisme kerja dan fungsi Hb dalam darah !

JAWAB !!!

1. Fungsi Hb yaitu salah satunya adalah untuk membantu dalam

mempercepat proses pembekuan darah. Untuk hewan – hewan tingkat

rendah, tidak ada haemoglobin yang terkandung di dalamnya.

2. Tujuan membiarkan darah diencerkan selama 10 menit adalah untuk

mempermudah mendapatkan dan menentukan kadar dan konsentrasi

haemoglobin serta untuk meringankan pekerjaan dalam mendapatkan

warna standar yang ada pada haemocytometer

3. Hubungan Hb dengan stamina seseorang adalah semakin tinggi jumlah Hb

seseorang maka orang tersebut akan semakin mudah merasakan kelelahan

tetapi sebaliknya semakin normal kadar Hb seseorang maka semakin lama

orang tersebut akan merasakan kelelahan.

4. Fakor – faktor penyebab rendahnya Hb yaitu stress, kurang tidur atau

kecapaian.

5. Jumlah Hb antara wanita dengan pria berbeda. Hal ini dapat diketahui dari

jumlah normal atau jumlah standar konsentrasi Hb antara pria dan wanita.

Kadar normal Hb dari wanita adalah 9 sementara kadar normal Hb pria

adalah 14.

Page 58: Laporan Praktikum Sistem Darah

59

6. Mekanisme kerja haemoglobin yaitu pertama – tama haemoglobin

dipecah menjadi globin dan hematin. Gloin sendiri masuk ke dalam

pembuluh darah melalui limfa lalu ke sumsum tulang. Sementara hematin

terus masuk mengikuti aliran darah masuk ke hati dan berkonjugasi

dengan asam glukoronat. Setelah itu sebagian hematin akan masuk ke

dalam canaliculi empedu lalu ke ductus hepaticus dan terakhir ke usus.

Dalam usus hematin kembali berkonjugasi dan masuk ke dalam ginjal dan

dikeluarkan oleh tubuh dalam bentuk urine tetapi yang berwarna kuning.

Sementara itu sebagian hematin lainnya masuk ke dalam illeum dan

dikeluarkan oleh tubuh dalam bentuk tinja yang berwarna kuning.

Secara umum, fungsi Hb dalam darah yaitu membantuk mengikat dan

bergabung dengan okiogen dalam sistem sirkulasi darah yang kemudian

oksigen yang diikat Hb tadi disebarkan ke seluruh tubuh.

Page 59: Laporan Praktikum Sistem Darah

60

KEGIATAN IVTEKANAN DARAH

SOAL !!!

1. Apakah yang dimaksud dengan tekanan darah sistole dan diastole ?2. Jelaskan faktor – faktor apa saja yang dapat mempertahankan tekanan

darah ?3. Mengapa dengan bertambahnya usia tekanan darah juga naik ?

JAWAB !!!

1. Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang

lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang

lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik).contohnya

Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada

pembuluh arteri darah ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh

anggota tubuh manusia. Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua

ukuran dan biasanya diukur seperti berikut - 120 /80 mmHg. Nomor atas

(120) menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutan

jantung, dan disebut tekanan sistole. Nomor bawah (80) menunjukkan

tekanan saat jantung beristirahat di antara pemompaan, dan disebut

tekanan diastole.

2. Faktor – Faktor yang dapat Mempertahankan Tekanan darah yaitu :

Olahraga sangat bermanfaat bagi tubuh. Diantara banyak manfaat

olahraga, salah satunya adalah bahwa olahraga dapat meningkatkan

kerja jantung dan pembuluh darah. respon fisiologis terhadap olahraga

adalah meningkatnya curah jantung yang akan disertai meningkatnya

distribusi oksigen ke bagian tubuh yang membutuhkan. Sedangkan

pada bagian-bagian yang kurang memerlukan oksigen akan terjadi

vasokonstriksi, misal traktus digestivus. Meningkatnya curah jantung

pasti akan berpengaruh terhadap tekanan darah. 

Ginjal mengendalikan tekanan darah melalui beberapa cara:Jika

tekanan darah meningkat, ginjal akan menambah pengeluaran garam

dan air, yang akan menyebabkan berkurangnya volume darah dan

mengembalikan tekanan darah ke normal. Jika tekanan darah

Page 60: Laporan Praktikum Sistem Darah

61

menurun, ginjal akan mengurangi pembuangan garam dan air,

sehingga volume darah bertambah dan tekanan darah kembali ke

normal. Ginjal juga bisa meningkatkan tekanan darah dengan

menghasilkan enzim yang disebut renin, yang memicu pembentukan

hormon angiotensi, yang selanjutnya akan memicu pelepasan hormon

aldosteron.

Sistem saraf otonom

Sistem saraf simpatis merupakan bagian dari sistem saraf otonom,

yang untuk sementara waktu akan:meningkatkan tekanan darah

selama respon fight-or-flight (reaksi fisik tubuh terhadap ancaman dari

luar) meningkatkan kecepatan dan kekuatan denyut jantung; juga

mempersempit sebagian besar arteriola, tetapi memperlebar arteriola

di daerah tertentu (misalnya otot rangka, yang memerlukan pasokan

darah yang lebih banyak) mengurangi pembuangan air dan garam oleh

ginjal, sehingga akan meningkatkan volume darah dalam tubuh

melepaskan hormon epinefrin (adrenalin) dan norepinefrin

(noradrenalin), yang merangsang jantung dan pembuluh darah

3. Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan

pada setiap detiknya Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi

kaku, sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung

memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu darah pada setiap

denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit daripada

biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. Inilah yang terjadi pada usia

lanjut, dimana dinding arterinya telah menebal dan kaku karena

arteriosklerosis. Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat

pada saat terjadi "vasokonstriksi", yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk

sementara waktu mengkerut karena perangsangan saraf atau hormon di

dalam darah. Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan

meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi

ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari

dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan

darah juga meningkat.

Page 61: Laporan Praktikum Sistem Darah

62

KEGIATAN VKOAGULASI DARAH

SOAL !!!

1. Jelaskan mekanisme terjadinya koagulasi darah menurut Morowitz !

2. Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi kecepatan koagulasi darah ?

JAWAB !!!

1. Di dalam pembuluh darah yang tidak rusak mengandung heparin, substansi

ini berguna untuk mencegah terjadinya trombin dari protrombin sehingga

disebut anti trombin. Heparin ini juga dapat menetralisir beberapa trombin

yang terbentuk secara kebetulan. Ketika pembuluh darah pecah atau

terluka, trombosit dan jaringan yang rusak membebaskan trombokinase.

Trombokinase ini merupakan bahan kimia yang menentralisir heparin.

Pada penderita haemophilia, pembekuan berlangsung sangat lamban

karena kekurangan trmbokinase atau yang memiliki sedikit trombosit.

2. Faktor – faktor yang mempercepat koagulasi darah yaitu :

Oleh panas yang sedikit lebih tinggi dari pada suhu badan

Kontak dengan bahan kasar, seperti pinggiran kasar dari pembuluh

darah yang rusak atau dengan pembalut.

Page 62: Laporan Praktikum Sistem Darah

63

KEGIATAN VIWAKTU PERDARAHAN

SOAL !!!

1. Apakah yang dimaksud dengan waktu perdarahan ?

JAWAB !!!

1. Waktu peredaran darah adalah waktu rentang antara waktu saat darah

pertama kali keluar dari tubuh kita dengan waktu ketika darah berhenti

mengalir atau keluar dari tubuh kita. Intinya peredaran darah adalah

lamanya waktu darah mengalir keluar dari tubuh sampai darah itu berhenti

keluar.

Page 63: Laporan Praktikum Sistem Darah

64

KEGIATAN VIITEKANAN CAIRAN SEL - SEL DARAH

SOAL !!!

1. Proses apakah yang menyebabkan darah membengkak pada larutan

hipotonis dari mengerut pada larutan hipertonis ?

2. Larutan NaCl manakah yang isotonik untuk darah anda ?

JAWAB !!!

1. Proses yang menyebabkan darah membengkak pada larutan hipotonis

adalah masuknya larutan yang tekanan osmosisnya dari luar sel darah jauh

lebih kecil dibanding tekanan osmosis yang berada di dalam sel darah. Dan

sebaliknya darah akan mengerut pada larutan hipertonis karena masuknya

larutan yang tekanan osmosisnya dari luar lebih besar dibanding tekanan

osmosis yang berada di dalam sel darah.

2. Larutan NaCl yang isotonik dengan darah kami adalah NaCl dengan

konsentrasi yang mampu membuat bentuk sel darah menjadi halus dan tak

bergerigi.

Page 64: Laporan Praktikum Sistem Darah

65

KEGIATAN VIIIRANGSANGAN PADA PEMBULUH DARAH

SOAL !!!

1. Dari hasil pengamatan nyatakan perbedaan – perbedaan yang ada pada

arteri dan vena.

2. Oleh suatu zat dilatator, maka pembuluh darah dapat diperlebar . Apakah

pengaruhnya terhadap kecepatan aliran darah dan tekanan darah ?

3. Apakah fungsi dari pembuluh darah kapiler ?

JAWAB !!!

1. Arteri. Arteri mengalirkan darah dari jantung ke seluruh tubuh. Di sini

darah mengalir dengan cepat dan dengan tekanan tinggi. Oleh karena itu

arteri mempunyai dinding yang kuat.

Vena. Vena mengalirkan darah dari seluruh tubuh ke jantung. Karena

tekanan di sini rendah, dinding vena tipis. Vena mempunyai kemampuan

menampung darah sehingga dinding vena dapat meluas sesuai dengan

kebutuhan tubuh.

2. Zat dilatator dapat memperlebar pembuluh darah dan secara otmatis

mampu mempercepat proses transfusi darah atau proses sirkulasi darah.

Tetapi dapat memicu naiknya tekanan darah sehingga kemungkinan besar

bisa mengakibatkanb atau menimbulkan penyakit hipertensi.

3. Pembuluh darah kapiler berfungsi untuk memperlancar pertukaran zat –

zat makanan antara darah dan cairan interstisial serta membantu

menentukan jumlah protein dalam plasma dan cairan interstisial dan juga

membantu menenyukan volume plasma dan cairan interstisial.