Laporan Praktikum Fisiologi Darah Tepi

26
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI PEREDARAN DARAH TEPI Kelompok C1 Ketua : Sari Budi Safitry – 102014001 Anggota : Beng Welem Alerbitu – 102012087 Lili Juliani Hia – 102012413 Sisca Natalia – 102013221 Andyno Sanjaya – 102013313 Elsa Noviranty – 102014091 Leonardo Paraso – 102014110 Mariska Nada Debora – 102014139 Joanny Angganitha Telehala - 102014216 ……Fakultas Kedokteran 1 | Page

description

Laporan Praktikum Fisiologi Darah Tepi - Blok 8

Transcript of Laporan Praktikum Fisiologi Darah Tepi

LAPORAN Praktikum FISIOLOGIPEREDARAN DARAH TEPI

Kelompok C1Ketua: Sari Budi Safitry 102014001Anggota:Beng Welem Alerbitu 102012087Lili Juliani Hia 102012413Sisca Natalia 102013221Andyno Sanjaya 102013313Elsa Noviranty 102014091Leonardo Paraso 102014110Mariska Nada Debora 102014139Joanny Angganitha Telehala - 102014216

Fakultas KedokteranUniversitas Kristen Krida WacanaJln. Terusan Arjuna No. 6 Jakarta Barat 11510Tlp. 021- 56942061 Fax . 021-5631731Kelompok C1NIMNamaParaf

102012087

Beng Welem Alerbitu

102012413

Lili Juliani Hia

102013221

Sisca Natalia

102013313

Andyno Sanjaya

102014001

Sari Budi Safitry

102014091

Elsa Noviranty

102014110

Leonardo Paraso

102014139

Mariska Nada Debora

102014216

Joanny Angganitha Telehala

I. Tujuan PraktikumI. Peredaran darah vena a. Untuk mengetahui pembuluh darah vena bagian bawahb. Untuk mengetahui Pengaruh gaya berat pada peredaran darah vena c. Untuk mengetahui Waktu pengisian pembuluh darah venad. Pengukuran tekanan darah vena dengan cara tak langsung (cara gartner)II. Peredaran darah kulita. Untuk mengetahui vasodilatasi aktif kapilerb. Untuk mengetahui vasodilatasi pasif kapiler

II. Alat dan Bahan1. Sfigmomanometer2. 2 buah waskom : Berisi air panas (42-45C) Berisi air es 3. Mistar

III. Cara KerjaI. Peredaran Darah VenaA. Pembuluh darah vena lengan bawah1. Pilihlah sebagai orang percobaan seseorang dengan pembuluh vena lengan bawah yang terlihat jelas.2. Perhatikan dengan seksama berbagai pembuluh darah vena di permukaan lengan bawah bagian voter OP tersebut3. Tekanlah salah satu vena di dekat siku dan perhatikanlah vena-vena yang mengembang.4. Pilihlah diantara beberapa vena yang mengembang itu sebuah vena yang paling jelas tampak dipermukaan dan cobalah mendorong darah didalamnya ke arah perifer dengan perlahan-lahan. 5. Hentikan tekanan pada vena di dekat siku tadi dan tekanlah sekarang salah satu vena di dekat pergelangan tangan yang jelas terlihat mengembang.6. Kosongkanlah sebagian vena yang mengembang tersebut dengan cara mendorong darah di dalamnya ke arah sentral melewati katup dan perhatikanlah bagian vena yang kosong itu.7. Ulangi pengosongan seperti sub 6 di berbagai bagian pembuluh vena yang lain di lengan bawah bagian voler orang percobaan tersebut.8. Buatlah diagram pembuluh vena lengan bawah bagian voler dengan katup-katupnya sesuai dengan pengamatan saudara diatas.

B. Pengaruh gaya berat pada peredaran darah vena1. Sambil berdiri angkatlah lengan kanan saudara setinggi-tingginya dengan sikap lurus ke atas sedangkan lengan kiri dibiarkan menggantung lurus ke bawah.2. Sesudah 1 menit, gerakkanlah kedua lengan dalam keadaan tetap lurus ke suatu tempat setinggi jantung dan bandingkanlah warna kulit kedua telapak tangan saudara.3. Ulangilah percobaan itu dan bandingkanlah sekarang pengembangan vena kedua punggung tangan tersebut.Catatlah hasil pengamatan saudara.

C. Waktu pengisian pembuluh darah vena1. Pasanglah manset sfigmomanometer pada lengan atas kanan orang percobaan yang berbaring terlentang.2. Angkatlah lengan ini dengan sikap lurus sehingga lebih tinggi dari jantung dan pompalah manset dengan cepat sehingga tekanan di dalam manset sedikit dibawah tekanan diastoik ( 50-60 mmHg) untuk membendung vena.3. Catatlah lama waktu pengisian vena mulai dari akhir pemompaan manset sampai tampak dengan jelas pengembangan salah satu vena pada punggung tangan orang percobaan.4. Ulangilah sub 2 tetapi setelah melakukan pemompaan, gerakkanlah otot-otot lengan bawah dengan jalan membuka dan mengepalkan tangan sekuat-kuatnya sebanyak 10 atau 20 kali.5. Catatlah lama waktu pengisian vena sampai tampak derajat pengembangan vena seperti pada sub 3.

D. Pengukuran tekanan darah vena dengan cara tak langsung (cara gartner)1. Orang percobaan berbaring terlentang di meja praktikum dengan menggantungkan salah satu lengannya lurus kebawah sehingga vena di punggung tangan tersebut terisi dan mengembang.2. Angkatlah lengan orang percobaan tetap dalam keadaan lurus perlahan-lahan ke atas sehingga vena di punggung tangannya tepat mengosong.3. Ukurlah jarak vertikal (dalam cm) antara vena yang mengosong di punggung tangan dan katup trikuspidalis jantung. Jarak ini menunjukan besar tekanan darah vena punggung tangan dalam cm darah. Letak katup trikuspidalis jantung: Pada orang yang berbaring telentang : kira-kira dipertengahan jarak antara meja dan sternum Pada orang berdiri : pada sternum di ruang intercostal ke-44. Ulangi sub 1 sampai 3 dengan kedua tungkai orang percobaan di angkat setinggi-tinginya.5. Ulangilah sub 1 sampai dengan 3 pada orang percobaan melakukan tindakan valsalva.6. Ulangilah sub 1 sampai dengan 3 pada orang percobaan yang sama tetapi pada sikap berdiri dengan kedua lengan tergantung ke bawah7. Terangkan hal-hal yang menyebabkan perbedaan hasil pelbagai pengukuran tekanan darah vena diatas.

II. Peredaran Darah Kulit A. Vasodilatasi aktif kapiler 1. Sediakanlah ember yang berisi air panas 45C.2. Pasanglah manset sfigmomanometer pada lengan atas orang percobaan.3. Hentikanlah dengan tiba-tiba aliran darah dengan (oklusi) dalam lengan orang percobaan tersebut dengan cara memompa manset secepat-cepatnya sampai 150-175 mmHg dan masukanlah tangan serta setengah bagian lengan bawah ke dalam air panas 45C selama 3 menit.4. Perhatikan perubahan warna kulit tangan dan lengan bawah5. Hentikan oklusi pada lengan orang percobaan tersebut dengan menghilangkan tekanan dalam manset.6. Perhatikan sekarang perubahan warna kulit tangan dan lengan bawah.

B. Vasodilatasi pasif kapiler1. Pasanglah sekarang manset sfigmomanometer pada lengan yang lain dan pompalah sampai 50-60 mmHg sehingga terjadi pembendungan (obstruksi)2. Masukkanlah sekarang tangan serta setengah bagian lengan bawah itu kedalam air panas 45C selama 3 menit. Kemudian keluarkanlah tangan dan lengan itu dari air panas dan perhatikanlah perubahan warna bagian kulit yang dimasukkan ke dalam air panas dan yang tidak.3. Hilangkan tekanan di dalam manset dan perhatikanlah perubahan warna kulit.

Dasar TeoriSirkulasi VenaAliran darah melalui pembuluh darah, termasuk vena, terutama ditimbulkan oleh kerja pompa jantung. Namun, aliran vena dibantu oleh denyut jantung, peningkatan tekanan negatif intra toraks selama inspirasi, dan kontraksi otot rangka yang menekan vena (pompa otot).Tekanan di venula adalah 12-18 mmHg. Tekanan ini terus menurun di vena yang lebih besar sampai sekitar 5,5 mmHg di vena besar luar toraks. Tekanan di vena besar di tempat masuknya vena tersebut ke dalam atrium kanan (tekanan vena sentral) rata-rata 4,6 mmHg tetapi berfluktuasi dengan pernapasan dan kerja jantung.Tekanan vena perifer, seperti tekanan arteri dipengaruhi oleh gravitasi. Tekanan meningkat sebesar 0,77 mmHg untuk setiap 1 cm di bawah atrium kanan dan menurun dengan jumlah yang sama untuk setiap 1 cm di atas atrium kanan tempat tekanan diukur.Saat darah mengalir dari venula ke vena besar, kecepatan rata-ratanya meningkat seiring berkurangnya luas penampang total melintang pembuluh. Di vena-vena besar, kecepatan aliran darah sekitar seperempat daripada kecepatan di aorta yaitu rata-rata sekitar 10 cm/detik.

Efek Aktivitas Otot Rangka pada Aliran Balik VenaBanyak vena besar di ekstremitas terletak di antara otot-otot rangka sehingga pada saat otot-otot ini berkontraksi, vena-vena tersebut tertekan. Penekanan vena eksternal ini menurunkan kapasitas vena dan meningkatkan tekanan vena, sehingga cairan yang terdapat di dalam vena terperas ke arah jantung. Efek pemompaan ini, yang dikenal sebagai pompa otot rangka, adalah salah satu cara untuk mengalirkan simpanan darah di vena ke jantung sewaktu berolahraga. Peningkatan aktivitas otot mendorong lebih banyak darah keluar dari vena dan masuk ke jantung. Peningkatan aktivitas simpatis dan vasokonstriksi vena yang menyertai olahraga juga meningkatkan aliran balik vena.Pompa otot rangka juga melawan efek gravitasi pada sistem vena. Tekanan rata-rata yang sejauh ini disajikan untuk berbagai bagian pohon vaskuler adalah untuk individu dalam posisi horizontal. Sewaktu seseorang berbaring, gaya gravitasi bekerja secara merata, sehingga tidak perlu dipertimbangkan. Namun, sewaktu seseorang berdiri, efek gravitasi tidak merata. Selain tekanan yang ditimbulkan oleh kontraksi jantung, pembuluh yang terletak di bawah jantung juga mendapat tekanan yang ditimbulkan oleh berat kolom darah dari jantung ke ketinggian pembuluh yang bersangkutan. Terdapat 2 konsekuensi penting dari peningkatan tekanan ini. Pertama, vena yang dapat melebar menyerah di bawah peningkatan tekanan hidrostatik ini, sehingga semakin melebar dan kapasitasnya meningkat. Walaupun arteri-arteri ini juga mendapat efek gravitasi yang sama, mereka tidak melebar seperti vena karena arteri tidak mudah teregang. Sebagian besar darah yang masuk kapiler cenderung menumpuk di vena-vena tungkai bawah dan tidak dikembalikan ke jantung. Karena aliran balik vena berkurang, curah jantung berkurang dan volume sirkulasi efektif juga menurun. Kedua, peningkatan mencolok tekanan darah kapiler yang terjadi akibat efek gravitasi menyebabkan filtrasi berlebihan cairan keluar jaringan kapiler di ekstremitas bawah dan menimbulkan edema lokal (yaitu pembengkakan kaki dan pergelangan kaki).Dalam keadaan normal terdapat dua tindakan konpensasi yang melawan efek gravitasi tersebut. Pertama, penurunan tekanan arteri rata-rata yang terjadi sewaktu seseorang berpindah dari posisi berbaring menjadi berdiri memicu vasokonstriksi vena melalui stimulasi simpatis, yang mendorong sebagian simpanan darah ke arah jantung. Kedua, pompa otot rangka mengganggu kolom darah dengan secara total mengosongkan segmen-segmen tertentu vena secara intermiten, sehingga bagian tertentu vena tidak mendapat beban berat kolom seluruh vena dari jantung ke ketinggiannya. Refleks vasokonstriksi vena tidak secara total dapat mengkompensasi efek gravitasi tanpa bantuan aktivitas otot rangka. Dengan demikian, ketika seseorang berdiri untuk jangka waktu yang lama, aliran darah ke otak berkurang karena menurunnya volume sirkulasi efektif, walaupun terdapat refleks-refleks yang ditunjukkan untuk mempertahankan tekanan arteri rata-rata. Penurunan aliran darah ke otak, pada gilirannya, menyebabkan pingsan, yang mengembalikan individu ke posisi horizontal, sehingga efek gravitasi pada sistem vaskuler menghilang dan sirkulasi efektif kembali pulih. Karena itu, mencoba menegakkan orang yang pingsan bukanlah suatu tindakan produktif. Pingsan adalah obat bagi masalah, bukan masalah itu sendiri.Karena pompa otot rangka meningkatkan aliran balik vena, disarankan agar sesekali anda berkeliling sewaktu anda berdiri dan berdiri pada saat anda duduk bekerja. Aktivitas otot yang ringan tersebut akan menggerakkan darah. Juga dianjurkan bahwa individu yang harus berdiri lama menggunakan stocking elastik yang menghasilkan kompresi eksternal kontinu, serupa dengan efek kontraksi otot rangka, untuk melawan efek gravitasi di vena-vena tungkai.Efek Gravitasi pada Tekanan Vena Pada orang dewasa dalam keadaan tegak, darah di pembuluh-pembuluh yang berjalan antara jantung dan kaki ekivalen dengan sebuah kolom darah setinggi 1,5 meter. Tekanan yang ditimbulkan oleh kolom darah ini akibat efek gravitasi adalah 90 mmHg. Tekanan yang terjadi pada darah oleh jantung telah berkurang menjadi sekitar 10 mmHg di vena-vena tungkai bawah karena hilangnya tekanan akibat pergesekan di pembuluh-pembuluh sebelumnya. Tekanan yang ditimbulkan gravitasi (90 mmHg) ditambah tekanan yang ditimbulkan oleh jantung (10 mmHg) menghasilkan tekanan vena 100 mmHg di pergelangan kaki dan kaki. Demikian juga, kapiler di daerah ini juga mendapat pengaruh gravitasi yang sama. Karena terjadi peningkatan tekanan yang disebabkan oleh efek gravitasi, terjadi penimbunan darah di vena-vena yang melebar, sehingga aliran balik vena berkurang. Filtrasi menembus dinding kapiler juga meningkat yang menyebabkan pergelangan kaki dan kaki membengkak, kecuali apabila tindakan-tindakan kompensasi mampu melawan efek gravitasi tersebut.

Efek Katup Vena pada Aliran Balik VenaVasokonstriksi vena dan kompresi vena eksternal keduanya mendorong darah ke arah jantung. Namun, apabila anda memeras suatu selang berisi cairan di bagian tengah, cairan akan terdorong ke kedua arah dari titik penekanan. Darah hanya dapat terdorong ke arah depan karena vena-vena besar diperlengkapi dengan katup-katup satu arah yang terdapat pada jarak 2 sampai 4 cm, katup-katup ini memungkinkan darah bergerak ke depan ke arah jantung tetapi mencegah darah mengalir kembali ke jaringan. Katup-katup vena ini juga berperan melawan efek gravitasi yang ditimbulkan oleh posisi berdiri dengan membantu memperkecil aliran balik darah yang cenderung terjadi sewaktu seseorang berdiri dan untuk sementara waktu menunjang bagian-bagian kolom darah pada saat otot rangka berelaksasi.Vena varikosa (varises vena) terjadi apabila katup-katup vena menjadi inkompeten dan tidak dapat lagi menunjang kolom darah di atas mereka. Individu yang rentan mengalami gangguan ini biasanya memperlihatkan distensibilitas berlebihan dan kelamahan di dinding vena mereka. Diperburuk oleh berdiri lama dan sering vena-vena mengalami distensi hebat karena tertimbunnya darah sehingga tepi-tepi katup tidak lagi akan dapat saling bertemu untuk membentuk sumbat. Vena-vena tungkai superfisial yang mengalami varises akan tampak melebar dan berkelok-kelok. Berbeda dengan yang mungkin diperkirakan, penimbunan darah kronik di vena-vena yang melebar secara patologis tersebut tidak mengurangi curah jantung karena terjadi peningkatan kompensatorik volume darah total yang bersirkulasi. Konsekuensi paling serius dari vena varikosa adalah kemungkinan terbentuknya bekuan abnormal di darah yang mengalir lambat tersebut. Risiko yang terutama berbahaya adalah bekuan-bekuan tersebut dapat lepas dan menyumbat pembuluh kecil di tempat lain, terutama di kapiler-kapiler paru.Efek Aktivitas Pernapasan pada Aliran Balik VenaAkibat aktivitas pernapasan, tekanan di dalam rongga dada rata-rata 5 mmHg di bawah tekanan atmosfer. Pada saat berjalan melalui rongga dada, sistem vena yang mengembalikan darah ke jantung dari bagian bawah tubuh terpajan ke tekanan subatmosfer ini. Karena sistem vena di tungkai dan abdomen mendapat tekanan atmosfer normal, terjadi gradien tekanan eksternal antara vena-vena bawah (tekanan atmosfer) dan vena-vena dada (5 mmHg lebih kecil daripada tekanan atmosfer). Perbedaan tekanan ini memeras darah dari vena-vena di bagian bawah menuju ke vena-vena dada, sehingga aliran balik vena meningkat. Mekanisme fasilitasi aliran balik vena ini dikenal sebagai pompa respirasi karena terjadi akibat aktivitas pernapasan. Peningkatan aktivitas respirasi serta efek pompa otot rangka dan vasokonstriksi serta semuanya meningkatkan aliran balik vena selama berolahraga.

Efek Penghisapan Jantung pada Aliran Balik VenaTingkat pengisian jantung tidak semata-mata bergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhi vena. Jantung memiliki peran dalam pengisian dirinya sendiri. Selama kontraksi ventrikel, katup-katup AV tertarik ke bawah, sehingga rongga atrium membesar. Akibatnya, tekanan atrium secara sementara turun di bawah 0 mmHg, sehingga gradien tekanan vena ke atrium meningkat dan aliran balik vena juga meningkat. Selain itu, ekspansi cepat rongga ventrikel selama relaksasi ventrikel tampaknya menciptakan tekanan negatif sementara di ventrikel, sehingga darah tersedot dari atrium dan vena; yaitu, tekanan ventrikel yang negatif meningkatkan gradien tekanan vena ke atrium ke ventrikel dan meningkatkan aliran balik vena. Dengan demikian, jantung berfungsi sebagai pompa penghisap untuk mempermudah pengisian jantung.

Kapiler DarahPembuluh darah arteri berakhir di jaringan perifer sebagai pembuluh darah kapiler. Pembuluh darah kapiler menjadi sarana untuk pertukaran zat antara pembuluh darah dengan jaringan. Kapiler darah mampu untuk berkontriksi maupun berdilatasi sesuai dengan kebutuhan jaringan tubuh.Bila perfusi ke organ atau jaringan menurun terdapat juga respon lokal, yang meliputi pembukaan kapiler yang sebelumnya tertutup, yang bekerja memaksimalkan ekstraksi oksigen dan nutrisi dari darah arteri. Jika metabolisme oksidatif tidak dapat dipertahankan, jaringan menghasilkan H+ dan laktat berlebihan, laju metabolik menurun, dan fungsi jaringan tersebut menurun. Jadi, bila terdapat gangguan perfusi jaringan seperti kulit, akan di dapatkan suhu kulit yang lebih dingin, pemanjangan waktu pengisian kembali kapiler, kebiruan atau perubahan warna sianotik akibat kenaikan ekstraksi oksigen dan lebih rendahnya saturasi oksigen kapiler dan vena, serta penurunan pulsasi arteri yang menuju jaringan tersebut.Jaringan kulit juga mengandung reseptor temperatur yang memberikan informasi ke hipotalamus mengenai suhu lingkungan. Jalinan kapiler pembuluh darah dermis juga berfungsi penting dalam kontrol temperatur. Vasokonstriksi dan vasodilatasi pembuluh darah dapat mengubah kecepatan aliran darah pada kulit.

Hasil PraktikumI. Peredaran Darah VenaA. Pembuluh darah vena lengan bawahNama OP: Leonardo Paraso

Pembahasan Percobaan I.A dilakukan dengan menekan salah satu pembuluh vena dari OP yang terletak di dekat siku. Hasil yang didapatkan dari perlakuan ini adalah terdapat pengembangan pembuluh vena yang terdapat di bagian yang lebih perifer. Penahanan pembuluh vena pada bagian siku ini menahan aliran balik vena menuju jantung sehingga darah-darah yang berada pada pembuluh darah yang lebih perifer sulit untuk menghantarkan kembali darah-darah tersebut ke jantung.Sifat pembuluh vena yang memiliki daya regang yang tinggi membuat pembuluh vena mampu untuk menampung darah, namun kemampuan recoilnya tidak sebaik kemampuan arteri sehingga vena tidak memiliki gaya dorong yang kuat dari dirinya sendiri untuk mendorong darah ke sentral. Vena yang menampung darah akan mudah untuk mengembang sebagai akibat dari kemampuan regangnya yang tinggi. Pembuluh darah vena memiliki katup-katup yang menyebabkan aliran darahnya hanya dapat berjalan satu arah yaitu menuju jantung. Penahan pembuluh vena di bagian siku menghambat aliran balik vena namun tidak akan menyebabkan darah-darah yang sudah mencapai pembuluh darah pada bagian yang lebih mendekati jantung kembali lagi ke perifer. Dengan keberadaan katup ini apabila dilakukan pendorongan vena ke arah perifer tidak akan menyebabkan terjadinya pengosongan pembuluh darah di bagian yang lebih mendekati jantung atau pengembangan pembuluh vena perifer, karena seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa katup vena menghambat darah untuk kembali ke arah perifer. Namun sebaliknya, apabila pendorongan dilakukan pendorongan ke arah sentral maka akan terlihat pembuluh darah vena yang awalnya mengembang sedikit mengempis dibanding sebelumnya. Pendorongan ini membantu aliran balik vena sehingga vena-vena yang berada di perifer akan sedikit mengalami kekosongan walaupun sebenarnya tidak akan kosong seutuhnya karena aliran darah terus dihantarkan ke perifer oleh pembuluh darah arteri. Keberadaan katup-katup vena ini dapat dilihat pada bagian pembuluh vena yang lebih mengembang. Dari hasil pengamatan yang dilakukan, katup vena berjarak kira-kira 2 cm antara satu katup dengan katup lainnya. Hal ini menyatakan bahwa vena memiliki katup yang cukup banyak sepanjang perjalanannya menuju jantung sehingga kemungkinan darah untuk bergerak kembali ke perifer akan sangat kecil.

B. Pengaruh gaya berat pada peredaran darah venaNama OP: Mariska Nada DeboraKiri merah, ada pengembangan venaKanan pucat, tidak ada pengembangan vena

PembahasanDari percobaan I.B didapatkan hasil tidak adanya pengembangan di pembuluh vena pada tangan kanan baik pada volar manus maupun pada dorsum manus. Seperti yang kita ketahui bahwa aliran balik vena mengalir dari perifer menuju ke jantung. Berbeda halnya dengan aliran darah arteri yang mengalir dari jantung menuju perifer. Gaya gravitasi yang menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi aliran balik vena akan semakin besar efeknya saat pembuluh darah vena mendekati gaya gravitasi dan arahnya berlawanan dengan gaya gravitasi. Dengan adanya gaya gravitasi, darah vena yang berlawanan dengan arah gravitasi (vena dari bawah jantung) akan tertahan di perifer. Pembuluh vena di tangan kanan OP tidak mengalami pengembangan dikarenakan keberadaan tangan kanan yang jauh dari pengaruh gravitasi dan searah dengan gaya gravitasi menyebabkan tidak ada darah yang terkumpul di vena bagian perifer sehingga pembuluh darah vena tidak mengembang seperti yang terjadi pada tangan kiri OP yang mendapat pengaruh gravitasi yang cukup besar daripada pada tangan kanan OP. Tangan kanan OP tidak terlihat lebih biru karena aliran balik vena berjalan dengan baik tanpa pengaruh besar dari gaya gravitasi namun ada sedikit hambatan pada peredaran darah arteri menuju perifer sehinga walaupun aliran balik vena baik hambatan aliran arteri akan sedikit menyebabkan tangan terlihat pucat. Sedangkan tangan kiri OP cukup pucat karena adanya warna kebiruan akibat penumpukan darah vena di bagian perifer sebagai pengaruh gaya gravitasi di perifer. Pucatnya tangan kiri OP masih dapat diimbangi dengan hantaran darah arteri yang lebih baik dibandingkan dengan tangan kanan OP.

C. Waktu pengisian pembuluh darah venaNama OP: Leonardo ParasoLengan lebih tinggi dari jantung 43 detikGerakkan otot-otot lengan 21 detik

PembahasanPercobaan I.C dilakukan dengan memberikan tahanan pada aliran balik vena yaitu dengan pemompaan manset di bawah tekanan diastolik untuk membendung vena (obstruksi). Dengan adanya tahanan ini menyebabkan darah vena akan mengambil waktu yang sedikit lebih lama dibandingkan dengan aliran tanpa tahanan untuk kembali ke jantung. Tahanan yang diberikan ini akan menyebabkan darah mengisi pembuluh vena di bagian perifer dan menyebabkan pembuluh vena mengembang. Tanpa perlakuan apapun saat aliran darah vena OP ditahan dengan tekanan dibawah tekanan diastol, pembuluh vena mengembang kira-kira membutuhkan waktu sekitar 45, 28 detik. Waktu ini menandakan waktu pengisian vena di bagian perifer akibat tertahannya aliran baliknya menuju jantung. Pada percobaan dengan meminta OP untuk mengepalkan dan membuka tangannya, waktu yang dibutuhkan untuk mengisi pembuluh vena di bagian perifer seharusnya berlangsung lebih cepat. Karena dengan adanya kontraksi otot rangka, maka pengembalian vena akan lebih cepat dan sampai pada tahanan oleh tekanan manset lebih cepat. Namun, pada percobaan bisa saja yang terjadi adalah tekanan tersebut tidak mampu menutupi pembuluh vena secara total (karena saat kontraksi otot rangkapun tekanan pada vena meningkat) sehingga aliran darah vena dapat mengalir yang kemudian menghasilkan waktu lebih lama.

D. Pengukuran tekanan darah vena dengan cara tak langsung (cara gartner)Nama OP: Leonardo Paraso Berbaring dengan menggantungkan lengan 10 cmHO dari katup trikuspidalis jantung. Berbaring dengan menggantungkan lengan dan kedua tungkai diangkat 17 cmHO dari katup trikuspidalis jantung. Berbaring dengan menggantungkan lengan dan melakukan tindakan valsalva 32 cmHO dari katup trikuspidalis jantung. Sikap berdiri dengan kedua lengan tergantung ke bawah 23 cmHO dari katup trikuspidalis jantung.

PembahasanPercobaan I.D dilakukan 4 perlakuan. Kita akan mengurutkannya dari yang seharusnya membutuhkan pengangkatan tangan tertinggi dari katub tricuspid. Perlakuan Valsava seharusnya membutuhkan elevasi yang paling tinggi. Usaha ekspirasi yang ditahan oleh menutupnya epiglottis menyebabkan tekanan intrapulmo meningkat (diatas atmosfer). Hal tersebut membuat aliran balik vena melambat akibat tidak adanya daya tarik dari perbedaan tekanan tersebut. Dengan demikian sangat tergantung pada gaya gravitasi untuk mengembalikan aliran balik vena. Perlakuan kedua tertinggi adalah tangan normal tanpa perlakuan. Perlakuan ini mendapat posisi kedua karena adanya dua perlakuan lagi yang membutuhkan ketinggian tangan di bawah 2 perlakuan sisanya. Perlakuan ketiga tertinggi, yaitu elevasi kaki. Dengan elevasi kaki, maka aliran arteri ke kaki terhambat dan aliran balik vena mengalir dengan cepatnya karena adanya pengaruh gravitasi yang lebih dari biasanya (dibandingkan dengan terlentang). Berarti darah yang seharusnya disupply ke arteri yang menuju ke kaki, sedikit dialokasikan kepada arteri lainnya pada tubuh. Begitu juga dengan aliran balik vena yang cepat berarti memberikan darah pada ventrikel lebih banyak dari yang seharusnya, hal ini akan mempengaruhi cardiac output semakin besar. Berarti tekanan darah arteri pada tangan akan semakin meningkat yang juga mempermudah aliran balik vena, sehingga tidak terlalu memputuhkan bantuan gravitasi lebih banyak. Perlakuan keempat, yaitu dengan berdiri. Perngaruh gravitasi sangat memegang peranan penting dan memiliki pengaruh cukup kuat dalam mempengaruhi aliran darah baik arteri maupun vena. Oleh karena itu, hanya memerlukan elevasi lebih sedikit untuk mengembalikan aliran vena. Pada percobaan yang kami lakukan, terjadi kesalahan pada proses pengukurannya karena kurang ketelitian dan keseriusan sehingga data yang didapat tidak sesuai dengan teori yang ada.

III. Peredaran Darah KulitNama OP: Sisca Natalia

A. Vasodilatasi aktif kapiler Lengan OP dioklusi kemudian tangannya dimasukkan ke dalam air panas, OP merasakan nyeri, kram dan lengannya terlihat pucat. Dan setelah menghentikan oklusi, lengan OP kembali normal, peredaran darah kembali normal dan tangannya berwarna merah.

B. Vasodilatasi pasif kapilerMemompa manset sfigmomanometer sehingga terjadi obstruksi kemudian OP memasukan lengan bawah ke dalam air panas maka akan terjadi perubahan warna kulit (bagian dalam air berwarna merah, bagian luar air normal). Dan setelah menghilangkan tekanan dalam manset maka warna kulit kembali normal karena peredaran darah kembali normal.PembahasanPada percobaan kedua, perlakuan yang diberikan pada OP dengan mengoklusi aliran darah menyebabkan jaringan perifer tidak mendapatkan oksigen melalui aliran dari arteri yang sesuai dengan kebutuhannya dan hambatan ini menghambat aliran balik vena juga. Pada awalnya warna kulit adalah putih karena kurangnya asupan darah segar dari arteri. Lama kelamaan warna kulit berubah menjadi kebiruan karena menumpuknya darah kotor setelah pertukaran oksigen karbondioksida dengan jaringan. Namun saat tekanan pada lengan OP dihilangkan, aliran darah menuju perifer menjadi sangat lancar dan dengan kondisi sebelumnya dimana jaringan perifer yang kekurangan oksigen mengakibatkan vasodilatasi pembuluh darah sehingga dapat meningkatkan penyampaian darah arteri menuju perifer yang kekurangan oksigen. Jaringan perifer yang mendapatkan aliran darah yang sesuai menunjukkan perubahan warna pada kulit tangan OP yang menjadi merah cerah.Perlakuan kedua yang dilakukan dengan memberikan tahanan pada aliran balik vena tidak menghambat hantaran aliran darah arteri sehingga warna kulit dari tangan OP tidak berubah menjadi putih seluruhnya seperti perlakuan pertama. Kondisi ini disebabkan karena masih tercukupinya oksigen pada jaringan perifer, arteri masih dapat mengalirkan darah ke prifer. Kemudian darah yang tiba diperifer harus dikembalikan ke jantung, namun dengan terhambatnya aliran balik vena, darah-darah tersebut terpaksa harus tertahan diperifer dan memberikan sedikit perubahan warna pada kulit OP dengan munculnya sedikit warna biru yang mengakibatkan tangan terlihat lebih gelap dibandingkan dengan tangan satunya lagi. Tekanan manset yang dihilangkan segera setelah berlalu 3 menit lamanya, memberikan perubahan warna pada kulit permukaan tangan OP yang menjadi merah cerah. Perubahan warna ini disebabkan karena hilangnya tahanan pada aliran balik vena yang menyebabkan darah yang semula sempat menumpuk di perifer dihantarkan kembali ke jantung.

KesimpulanPembuluh darah memiliki mekanisme yang baik untuk mempertahankan kehidupan setiap sel yang menjadi tanggung jawabnya. Aliran balik vena berjalan satu arah dengan keberadaan katup vena, sehingga darah vena yang menuju sentral tidak akan membalik ke perifer. Banyak hal yang mempengaruhi aliran balik vena, seperti gravitasi, tekanan intrapulmo, dan kontraksi otot rangka. Vasodilatasi kapiler dapat disebabkan oleh hambatan vena dan peningkatan suhu lingkungan. Melalui percobaan di atas, dapat disimpulkan bahwa aliran darah vena dapat dipengaruhi oleh gaya gravitasi dan oklusi. Pada posisi berdiri, tekanan vena di bagian-bagian tubuh di atas jantung menurun oleh gaya gravitasi. Turunnya tekanan vena selama inspirasi membantu arus balik vena. Saat diafragma turun saat inspirasi, tekanan intra abdomen akan meningkat, dan hal ini juga memeras darah menuju jantung karena aliran balik vena dicegah katup vena. Pada saat tangan di oklusi, hal ini dapat menghambat aliran darah vena. Dengan tindakan valsalva dan OP pada posisi berdiri dapat menghambat venous return.

Daftar Pustaka1. Burnside JW. Adams Diagnosis Fisik. 17th ed. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. 1995. h. 69-702. Ganong WF. Buku Ajar Fisiolgi Kedokteran. 20th ed. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2003. h. 5653. Guyton AC, Hall JE. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 9th ed. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. 1997. 317-3204. Sherwood L. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. 2nd ed. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2001. h. 299-333

17 | Page