Laporan Praktikum Promanu 2

31
LAPORAN PRAKTIKUM MANUFAKTUR II ( PRAKTIKUM LAS LISTRIK DAN LAS KARBIT) Dosen : Ir. Winarto, DEA DISUSUN OLEH : Kelompok VI 1. Achmad Gurnito 2111100013 2. M Khafid Azzumar 2111100042 3. Hisyam Fikriy 2111100073 4. Achmad Tarmidzi Tohir 2111100079 5. M Iqbal Muttaqin 2111100156 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2014

description

Hasil praktikum proses manukfakturing tentang las asetilen dan las listrik

Transcript of Laporan Praktikum Promanu 2

Page 1: Laporan Praktikum Promanu 2

LAPORAN PRAKTIKUM MANUFAKTUR II

( PRAKTIKUM LAS LISTRIK DAN LAS KARBIT)

Dosen : Ir. Winarto, DEA

DISUSUN OLEH :

Kelompok VI

1. Achmad Gurnito 2111100013

2. M Khafid Azzumar 2111100042

3. Hisyam Fikriy 2111100073

4. Achmad Tarmidzi Tohir 2111100079

5. M Iqbal Muttaqin 2111100156

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

2014

Page 2: Laporan Praktikum Promanu 2

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM LAS LISTRIK DAN LAS KARBIT Ir. Winarto, DEA

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya kami dapat

menyelesaikan Laporan Proses Manufaktur II dengan tepat waktu dan tanpa halangan.

Laporan praktikum ini disusun agar dapat memperluas ilmu tentang pengetahuan las

listrik dan las karbit, yang kami sajikan berdasarkan praktikum yang kami lakukan dan dari

berbagai sumber. Laporan praktikum ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan.

Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh

kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya laporan praktikum ini dapat

terselesaikan.

Laporan praktikum ini memuat tentang “LAS LISTRIK DAN LAS KARBIT” ini

mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca.

Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen proses manufaktur 2 kami,

Bapak Ir. Winarto, DEA dan petugas workshop yang telah membimbing penyusun agar

dapat mengerti tentang bagaimana cara kami menyusun laporan praktikum Proses Manufaktur

II ini.

Semoga laporan praktikum Proses Manufaktur II ini dapat memberikan wawasan yang

lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan.

Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kaih.

Surabaya , 3 November 2015

Penulis

Teknik Mesin FTI - ITS Page 2

Page 3: Laporan Praktikum Promanu 2

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM LAS LISTRIK DAN LAS KARBIT Ir. Winarto, DEA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam dunia industry dan kehidupan sehari- hari, sering ditemukan logam yang patah

atau diperlukan untuk disambung agar dapat bermanfaat dan bisa digunakan. Dalam

penyambungan logam ini biasanya dilakukan dengan cara Las.

Las adalah menyambung logam dengan menggunakan panas. Sehingga diperlukan

praktikum untuk mengetahui bagaimana cara melakukan proses las yang baik dan benar. Ada

2 metode yang akan digunakan dalam proses Las ini, yaitu Las Listrik dan Las Karbit

( Asetiline).

Las listrik adalah salah satu cara menyambung logam dengan jalan menggunakan

nyala busur listrik yang diarahkan ke permukaan logam yang akan disambung. Pada bagian

yang terkena busur listrik tersebut akan mencair, demikian juga elektroda yang menghasilkan

busur listrik akan mencair pada ujungnya dan merambat terus sampai habis. Logam cair dari

elektroda dan dari sebagian benda yang akan disambung tercampur dan mengisi celah dari

kedua logam yang akan disambung, kemudian membeku dan tersambunglah kedua logam

tersebut. Las asetilin adalah salah satu cara pengelasan dimana panas pengelasan di peroleh

dari pembayaran bahan bakar gas asetilin dengan zat asam (oksigen).Pengelasan ini dilakukan

dengan menghasilkan karbit dalam penyambungannya. Untuk memproduksi gas asetilin yaitu

dengan mencampur karbit dengan air yang didapat dari generator asetilin

1.2. Tujuan Percobaan

1.2.1. Tujuan umum

1. Mengetahui prinsip dasar dari pengelasan.

2. Mengetahui jenis-jenis mesin las.

3. Mengetahui peralatan-peralatan yang digunakan dalam pengelasan.

4. Mengetahui cara-cara pengelasan yang baik dan benar.

1.2.2. Tujuan khusus

1. Mengetahui jenis-jenis sambungan dan kampuh las.

Teknik Mesin FTI - ITS Page 3

Page 4: Laporan Praktikum Promanu 2

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM LAS LISTRIK DAN LAS KARBIT Ir. Winarto, DEA

2. Mengetahui posisi dan teknik-teknik pengelasan.

3. Mengetahui macam-macam elektroda.

4. mengetahui proses timbulnya busur listrik.

1.3. Aplikasi

1.3.1. Praktikan

1. Praktikan dapat mengelas benda kerja dan menghasilkan produk yang berkualitas.

2. Praktikan dapat menghitung kekuatan sambungan las sehingga dapat membuat

produk yang lebih kokoh dan tahan lama.

1.3.2. Dunia Industri

1. Dalam skala kecil teknik pengelasan digunakan pada perbengkelan yang melayani

pesanan berbagai macam produk las.

2. Teknik pengelasan digunakan sebagai salah satu faktor utama dalam proses

produksi yang akan dihasilkan seperti industri mobil, pesawat terbang, perkapalan,

dan lain-lain.

1.4 Batasan Masalah

Dalam laporan praktikum ini, penyusun membatasi laporan praktikum pada masalah

yang di dapat saat praktikum dan dari beberapa literatur serta permasalahan yang di dapat

pada saat kegitan kuliah dengan dosen di kelas selain itu penulis hanya membahas tentang

proses las listrik dan las karbit.

Teknik Mesin FTI - ITS Page 4

Page 5: Laporan Praktikum Promanu 2

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM LAS LISTRIK DAN LAS KARBIT Ir. Winarto, DEA

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Teori Dasar

Pengelasan adalah suatu proses penyambungan logam dimana logam menjadi satu

akibat panas dengan atau tanpa tekanan, atau dapat didefinisikan sebagai akibat dari metalurgi

yang ditimbulkan oleh gaya tarik menarik antara atom. Sebelum atom-atom tersebut

membentuk ikatan, permukaan yang akan menjadi satu perlu bebas dari gas yang terserap

atau oksida-oksida. Bila permukaan yang rata dan bersih ditekan, beberapa kristal akan

tertekan dan bersinggungan. Bila tekanan diperbesar daerah singgungan ini bertambah luas.

Lapisan oksida yang luas, rapuh, pecah logam mengalami deformasi plastis.Batas antara dua

permukaan kristal dapat menjadi satu dan terjadilah sambungan yang disebut pengelasan

dingin.

Ada empat cara yang dapat ditempuh untuk memanaskan logam pada penyambungan,

yaitu :

1. Pencelupan benda yang akan disambung dalam logam pengisi atau fluks cair. Bila

dicelupkan dalam fluks cair dalam suhu yang cukup tinggi untuk mencairkan logam

pengisi, benda-benda yang akan disambung harus dijepit dengan jig dan sela sudah

terisi paduan patri.

2. Mematri dengan menggunakan dapur, disini benda dijepit dan dimasukkan dalam

dapur dengan lingkungan yang terkendali pada suhu pencairan logam patri.

Pemanasan dapur dapat dengan listrik atau gas, dapur satuan atau kontinu.

3. Mematri dengan nyala, adalah sama dengan pengelasan oksiasitelin. Panas berasal

dari nyala oksiasitelin atau oksihidrogen dan logam pengisi dalam bentuk kawat

dicairkan pada celah sambungan. Fluks ditambahkan dengan cara mencelupkan

kawatnya.

4. Pada patri listrik panas berasal dari tahanan induksi atau busur.

Teknik Mesin FTI - ITS Page 5

Page 6: Laporan Praktikum Promanu 2

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM LAS LISTRIK DAN LAS KARBIT Ir. Winarto, DEA

A. Sambungan las

Agar sambungan las cukup kuat, sambungan tersebut harus dirancang sesuai cara

penggunaannya. Sambungan-sambungan tersebut, seperti sambungan tumpul dapat dibagi

lagi sesuai dengan ketebalan bahan yang akan disambung. Sambungan untuk las tempa

berbeda dalam cara-cara persiapannya, sehingga tidak serupa dengan sambungan yang

telah digambarkan. Sambungan tumpang dan las tumpul biasanya digunakan pada

pengelasan resistensi.

B. Proses pengelasan

Berbagai proses pengelasan telah dikembangkan, tergantung pada cara pemanasan

dan peralatan yang digunakan, proses pengelasan yaitu :

I. Pengelasan patri

II. Pengelasan

Tempa

III. Pengelasan gas

IV. Pengelasan

tahanan

V. Pengelasan

induksi

VI. Pengelasan Busur

VII. Pengelasan laser

VIII. Pengelasan

gesekan

IX. Pengelasan termit

X. Pengelasan alir

XI. Pengelasan dingin

XII. Pengelasan letup

Teknik Mesin FTI - ITS Page 6

Page 7: Laporan Praktikum Promanu 2

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM LAS LISTRIK DAN LAS KARBIT Ir. Winarto, DEA

ELEKTRODA

Dikenal tiga jenis elektroda logam, yaitu elektroda polos, elektroda fluks,

elektroda lapis tebal.

Elektroda polos terbatas penggunaannya, antara lain untuk besi tempa ddan baja

lunak. Biasanya digunakan polaritas langsung. Elektroda fluks dilapisi terak dan fluks

digunakan pada pengelasan logam dan paduan bukan besi.

Lapisan fluks mempunyai fungsi yaitu :

1. Membentuk lingkungan pelindung,

2. Membentuk terak dengan sifat tertentu.

3. Memungkinkan pengelasan atas kepala dan tegak lurus.

4. Menstabilkan busur.

5. Menambah unsur paduan pada logam induk.

6. Memurnikan logam secara metalurgi.

7. Mengurangi cipratan logam pengisi.

8. Meningkatkan efisiensi pengendapan.

9. Menghilangkan oksida dan ketidakmurnian.

10. Mempengaruhi kedalamam penetrasi busur.

11. Mempengaruhi bentuk manik.

12. Memperlambat kecepatan pendinginan sambungan las.

13. Menambah lapisan logam las yang berasal dari serbuk logam dalam lapisan

pelindung.

Elektroda lapis tebal adalah elektroda yang mempunyai lapisan tebal dan

kandungan serbuk logam yang tinggi cocok untuk pengelasan teknik kontak

atau belah.

C. TEKNIK PENGELASAN

Teknik Mesin FTI - ITS Page 7

Page 8: Laporan Praktikum Promanu 2

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM LAS LISTRIK DAN LAS KARBIT Ir. Winarto, DEA

Posisi pengelasan atau sikap pengelasan adalah pengaturan posisi dan gerakan

arah dari pada elektroda sewaktu mengelas. Adapun pisisi mengelas terdiri dari empat

macam yaitu :

1. Posisi di Bawah Tangan

Posisi di bawah tangan yaitu suatu cara pengelasan yang dilakukan pada

permukaan rata/datar dan dilakukan dibawah tangan. Kemiringan elektroda las sekitar 10º

- 20º terhada garis vertikal dan 70º - 80º terhadap benda kerja.

2. Posisi Tegak (Vertikal)

Mengelas posisi tegak adalah apabila dilakukan arah pengelasannya keatas

atau kebawah. Pengelasan ini termasuk pengelasan yang paling sulit karena bahan cair

yang mengalir atau menumpuk diarah bawah dapat diperkecil dengan kemiringan

elektroda sekitar 10º - 15º terhada garis vertikal dan 70º - 85º terhadap benda kerja.

3. Posisi Datar (Horisontal)

Mengelas dengan horisontal biasa disebut juga mengelas merata dimana kedudukan benda

kerja dibuat tegak dan arah elektroda mengikuti horisontal. Sewaktu mengelas elektroda

dibuat miring sekitar 5º - 10º terhada garis vertikal dan 70º - 80º kearah benda kerja.

4. Posisi di Atas Kepala (Over Head)

Posisi pengelasan ini sangat sukar dan berbahaya karena bahan cair banyak berjatuhan

dapat mengenai juru las, oleh karena itu diperlukan perlengkapan yang serba lengkap

antara lain: Baju las, sarung tangan, sepatu kulit dan sebagainya. Mengelas dengan posisi

ini benda kerja terletak pada bagian atas juru las dan kedudukan elektroda sekitar 5º - 20º

terhada garis vertikal dan 75º - 85º terhadap benda kerja.

D. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengelasan

1. Tegangan busur las

Teknik Mesin FTI - ITS Page 8

Page 9: Laporan Praktikum Promanu 2

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM LAS LISTRIK DAN LAS KARBIT Ir. Winarto, DEA

Tingginya tegangan busur las tergantung pada busur yang dikehendaki dan jenis dari

elektroda yang digunakan. Panjang busur yang dianggap baik kira-kira sama dengan

garis tengah elektroda.

2. Besar arus listrik

Besarnya arus listrik yang digunakan tergantung dari bahan dan ukuran las, geometri

sambungan, posisi pengelasan, jenis elektroda, dan diameter elektroda

3. Polaritas listrik

Pemilihan polaritas ini tergantung dari bahan pembungkus elektroda, kondisi thermal

dan bahan induk kapasitas. Sambungan las yang dikenal ada dua macam sambungan

yaitu :

a. Polaritas langsung (slight polarity), kutub positif dihubungkan dengan benda

benda kerja dan kutub negatifnya ke elektroda.

b. Polaritas terbalik (divers polarity), merupakan kebalikan dari polaritas

langsung.

4. Besarnya penembusan dan penetrasi

Untuk mendapatkan sambungan las yang tinggi dapat diperhatikan penetrasi dan

penembusan yang cukup pada dasarnya. Makin besar arus las makin besar pula daya

tembusnya.Adapun gerak mengelas yang baik adalah :

1. menarik busur dimana elektroda diletakkan, benda kerja kemudian ditarik.

2. Gerak mengarah, kerja pada pengelasan jika sambungan las ini lebih besar atau

lebar daripada massa, maka elektrodanya perlu digerakkan dengan sedikit

mengayun bolak-balik untuk melebarkan cairan itu.

3. Gerakan menyatu, dimana pemegang karet elektroda digerakkan menyatu dengan

kecepatan menurun.

5. Beberapa kondisi standar dalam pengelasan dengan syarat-syarat tertentu seperti tebal

plat, bentuk sambungan, jenis elektroda, diameter intielektroda dan lain sebagainya.

2.2. LAS LISTRIK

Teknik Mesin FTI - ITS Page 9

Page 10: Laporan Praktikum Promanu 2

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM LAS LISTRIK DAN LAS KARBIT Ir. Winarto, DEA

Las listrik adalah salah satu cara menyambung logam dengan jalan menggunakan

nyala busur listrik yang diarahkan ke permukaan logam yang akan disambung. Pada bagian

yang terkena busur listrik tersebut akan mencair, demikian juga elektroda yang menghasilkan

busur listrik akan mencair pada ujungnya dan merambat terus sampai habis.

Logam cair dari elektroda dan dari sebagian benda yang akan disambung tercampur

dan mengisi celah dari kedua logam yang akan disambung, kemudian membeku dan

tersambunglah kedua logam tersebut.

Mesin las listrik dapat mengalirkan arus listrik cukup besar tetapi dengan tegangan

yang aman (kurang dari 45 volt). Busur listrik yang terjadi akan menimbulkan energi panas

yang cukup tinggi sehingga akan mudah mencairkan logam yang terkena. Besarnya arus

listrik dapat diatur sesuai dengan keperluan dengan memperhatikan ukuran dan type

elektrodanya.

Pada las busur, sambungan terjadi oleh panas yang ditimbulkan oleh busur listrik yang

terjadi antara benda kerja dan elektroda. Elektroda atau logam pengisi dipanaskan sampai

mencair dan diendapkan pada sambungan sehingga terjadi sambungan las. Mula-mula terjadi

kontak antara elektroda dan benda kerja sehingga terjadi aliran arus, kemudian dengan

memisahkan penghantar timbullah busur. Energi listrik diubah menjadi energi panas dalam

busur dan suhu dapat mencapai 5500 °C.

Ada tiga jenis elektroda logam, yaitu elektroda polos, elektroda fluks dan elektroda

berlapis tebal. Elektroda polos terbatas penggunaannya, antara lain untuk besi tempa dan baja

lunak. Biasanya digunakan polaritas langsung. Mutu pengelasan dapat ditingkatkan dengan

memberikan lapisan fluks yang tipis pada kawat las. Fluks membantu melarutkan dan

mencegah terbentuknya oksida-oksida yang tidak diinginkan. Tetapi kawat las berlapis

merupakan jenis yang paling banyak digunakan dalam berbagai pengelasan komersil.

A. Pembentukan busur listrik proses penyulutan

Teknik Mesin FTI - ITS Page 10

Page 11: Laporan Praktikum Promanu 2

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM LAS LISTRIK DAN LAS KARBIT Ir. Winarto, DEA

1. Pembentukan Busur Listrik

Pada pembentukan busur listrik elektroda keluar dari kutub negatif (katoda) dan

mengalir dengan kecepatan tinggi ke kutub positif (anoda).

Dari kutub positif mengalir partikel positif (ion positif) ke kutub negatif. Melalui

proses ini ruang udara diantara anoda dan katoda (benda kerja dan elektroda) dibuat untuk

menghantar arus listrik (diionisasikan) dan dimungkinkan pembentukan busur listrik. Sebagai

arah arus berlaku arah gerakan ion-ion positif. Jika elektroda misalnya dihubungkan dengan

kutub negatif sumber arus searah, maka arah arusnya dari benda kerja ke elektroda. Setelah

arus elektroda didekatkan pada lokasi jalur sambungan disentuhkan dan diangkat kembali

pada jarak yang pendek (garis tengah elektroda).

Dengan penyentuhan singkat elektroda logam pada bagian benda kerja yang akan

dilas,berlangsung hubungan singkat didalam rangkaian arus pengelasan, suatu arus listrik

yang kekuatannya tinggi mengalir, yang setelah pengangkatan elektroda itu dari benda kerja

menembus celah udara, membentuk busur cahaya diantara elektroda dengan benda kerja, dan

dengan demikian tetap mengalir.Suhu busur cahaya yang demikian tinggi akan segera

melelehkan ujung elektroda dan lokasi pengelasan.

Didalam rentetan yang cepat partikel elektroda menetes, mengisi penuh celah

sambungan las dan membentuk kepompong las. Proses pengelasan itu sendiri terdiri atas

hubungan singkat yang terjadi sangat cepat akibat pelelehan elektroda yang terus menerus

menetes.

2. Proses penyulutan

Setelah arus dijalankan, elekteroda didekatkan pada lokasi jalur sambungan

disentuhkan sebentar dan diangkat kembali pada jarak yang pendek (garis tengah elektroda).

3. Menyalakan busur listrik

Penyalaan busur listrik dapat di lakukan dengan menghubungkan singkat ujung

elektroda dengan logam induk (yang akan dilas) dan segera memisahkan lagi pada jarak yang

pendek, hal tersebut dapat dilakukan dengan 2 cara seperti pada gambar di bawah ini :

Teknik Mesin FTI - ITS Page 11

Page 12: Laporan Praktikum Promanu 2

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM LAS LISTRIK DAN LAS KARBIT Ir. Winarto, DEA

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan :

Jika busur nyala terjadi, tahan sehingga jarak ujung elektroda ke logam induk

besarnya sama dengan diameter dari penampang elektroda dan geser posisinya ke sisi

logam induk.

Perbesar jarak tersebut(perpanjang nyala busur) menjadi dua kalinya untuk

memanaskan logam induk.

Kalau logam induk telah sebagian mencair, jarak elektroda dibuat sama dengan garis

tengah penampang tadi.

4. Memadamkan busur listrik

Cara pemadaman busur listrik mempunyai pengaruh terhadap mutu penyambungan

maniklas. Untuk mendapatkan sambungan maniklas yang baik sebelum elektroda dijauhkan

dari logam induk sebaiknya panjang busur dikurangi lebih dahulu dan baru kemudian

elektroda dijauhkan dengan arah agak miring.

2.3 Las Asetilin (Karbit)

Las Gas/Karbit adalah proses penyambungan logam dengan logam (pengelasan) yang

menggunakan gas asetilen (C2H2) sebagai bahan bakar, prosesnya adalah membakar bahan

bakar yang telah dibakar gas dengan oksigen (O2) sehingga menimbulkan nyala api dengan

suhu sekitar 3.500°C yang dapat mencairkan logam induk dan logam pengisi. Sebagai bahan

bakar dapat digunakan gas-gas asetilen, propana atau hidrogen. Ketiga bahan bakar ini yang

paling banyak digunakan adalah gas asetilen, sehingga las gas pada umumnya diartikan

sebagai las oksi-asetelin. Karena tidak menggunakan tenaga listrik, las oksi-asetelin banyak

dipakai di lapangan walaupun pemakaiannya tidak sebanyak las busur elektrode terbungkus.

Gas Asetilen diproduksi melalui reaksi antara Kalsium Karbit (CaC2) dengan air

(H20).

CaC2 + 2H2O → Ca(OH)2 + C2H2

Memproduksi gas Asetilen untuk keperluan pribadi dengan mencampurkan Kalsium Karbit

dengan air tidak disarankan. Gas Asetilen dapat bocor dari tabung produksi dan menyebabkan

Teknik Mesin FTI - ITS Page 12

Page 13: Laporan Praktikum Promanu 2

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM LAS LISTRIK DAN LAS KARBIT Ir. Winarto, DEA

ledakan jika tersulut api. Cara yang lebih disarankan adalah membeli gas Asetilen dalam

tabung logam.

Pada proses las karbit ( las acetelyne) dibutuhkan bahan tambahan yaitu kawat besi

sebagai material yang digunakan untuk mengisi kampuh material yang akan di sambung.

Mula-mula kita menyetel nyala api yang akan di gunakan pada las karbit dengan cara

menyesuaikan setelan keran api dan oksigen pada tabung gas karbit. Lalu memanaskan pelat

yang akan di sambung atau dilas. Setelah pelat terlihat akan meleleh barulah kita panaskan

kawat besi yang berfungsi sebagai bahan penambah hingga meleleh dan menyatu dengan

pelat. Dibutuhkan kecermatan dalam memperhatikan lelehan dari ke dua material, karena jika

pelat yang dipanaskan tidak sampai hampir meleleh kemudian di tambahkan lelehan

kawat,maka tidak akan didapatkan hasil lasan yang baik dan benar, sehingga hasil lasan akan

mudah lepas.

Dalam pengelasan karbit kita memerlukan beberapa peralatan yang harus disiapkan

agar proses pengelasan dapat kita lakukan dengan lancar dan hasil yang sempurna. Peralatan

tersebut yakni :

1. Brander Listrik

Brander las sebagai tempat bercampurnya gas karbit dengan oksigen (O2) untuk

kemudian dinyalakan menjadi busur api yang nantinya digunakan untuk mengelas.

2. Regulator

Seperti istilah pada umumnya regulator adalah alat pengukur atau pembatas ukuran.

Pada las karbit ini regulator berfungsi untuk mengukur tekanan gas pada tabung dan

membatasi tekanan gas yang keluar dari tabung, baik oksigen maupun karbit.

3. Gas Asetiline

Gas karbit banyak digunakan dalam pengelasan busur cair gas daripada bahan bakar

lainnya. Hal ini dikarenakan gas karbit memiliki banyak kelebihan diantaranya:

Gas karbit mudah dibuat dan tidak beracun. Jika dihisap untuk mengenali dari baunya tidak

berbahaya.Mempunyai sifat menyerap asam, sehingga dapat mengurangi oksidasi (memiliki

daya reduksi).Gas karbit (acetelyne) mempunyai nilai panas yang tinggi, karena suhu api

yang dicapai pada gas karbit sangat tinggi.Kecepatan pembakaran sangat tinggi. Cocok untuk

segala teknik pengelasan las gas.

Teknik Mesin FTI - ITS Page 13

Page 14: Laporan Praktikum Promanu 2

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM LAS LISTRIK DAN LAS KARBIT Ir. Winarto, DEA

4. Kacamata Las

Kacamata berfungsi untuk melindungi mata dari kilauan busur api yang dihasilkan

dari las karbid. Dengan demikian mata kita tidak cepat lelah dan pedih. Disamping itu dengan

menggunakan kacamata kita dapat melihat dengan jelas logam yang dilas sudah mencapai

titik lebur.Sehingga kita dapat dengan mudah menentukan kapan harus menyambung plat

tersebut dan kapan pula kita menambahkan bahan tambah.

5. Tang Penjepit

Tang penjepit berfungsi untuk memegang dan mengambil benda kerja. Lebih tepatnya

sebagai pengganti jari-jari kita dalam 35 memperlakukan benda kerja, karena selalu

berhubungan dengan panas yang tinggi.

 6. Sumber Api

Dalam menyalakan busur api kita memerlukan sumber api.Sumber api dapat berupa bara

api, korek api dan lain-lain yang dapat menghasilkan percikan api. Perlu diketahui bahwa Gas

karbit dapat menyala hanya dengan percikan api dan tidak harus api yang menyala.

7. Kunci Tabung

Untuk membuka dan menutup tabung gas karbid dan gas oksigen kita memerlukan kunci

tabung. Bentuk kunci tabung bermacam-macam, ada yang berbentuk palang dan ada yang

berbentuk lurus. Besar penutup tabung juga bermacam-macam sehingga kita harus tepat

dalam memilih kunci yang dipakai. Pemakaian yang tidak tepat akan menyebabkan kerusakan

penutup tabung. Selama proses pengelasan hendaknya kunci tabung tetap menempel pada

penutup tabung gas karbid. Dengan demikian ketika terjadi kebocoran gas bisa segera diatasi

dengan menutup tabung secepatnya. Jika pekerjaan pengelasan direncanakan atau

dilaksanakan dengan tidak benar, bermacam-macam cacat las dapat terjadi, menghasilkan

kualitas sambungan las yang buruk dan tampilan struktur yang dilas tidak memuaskan. Cacat-

cacat las berikut dapat terjadi:

Tampilan rigi las buruk, takikan, penumpukan, tidak lurus, terbakar

Lubang cacing (keropos), jurang, lubang memanjang

Penetrasi kurang, peleburan kurang, terak terperangkap

Teknik Mesin FTI - ITS Page 14

Page 15: Laporan Praktikum Promanu 2

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM LAS LISTRIK DAN LAS KARBIT Ir. Winarto, DEA

Retak

BAB III

METODOLOGI

3.1 Peralatan

3.1.1 Las Listrik

Mesin las listrik

Palu las

Tang

Tang penjepit

Elektroda

Kacamata las listrik

Mistar baja

Penyiku

Stopwatch

Sarung tangan

Sikat besi

3.1.2 Las Gas/Karbit

Tabung gas asetilne/Tabung oksigen

Regulator asetelin/Regulator oksigen

Teknik Mesin FTI - ITS Page 15

Page 16: Laporan Praktikum Promanu 2

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM LAS LISTRIK DAN LAS KARBIT Ir. Winarto, DEA

Pembakaran

Selang las

Korek api las

Korek las (jarum pembersih)

Kaca mata las

Helm las

Pakaian las

Sarung tangan

Sepatu las

3.2. Prosedur Praktikum

3.2.1. Las Listrik

a. Sebelum pekerjaan dimulai, menyiapkan dan memeriksa alat utamanya dan semua

peralatan bantunya.

b. Memakai alat-alat pelindung yang sudah disediakan yaitu kacamata las.

c. Menyiapkan benda kerja dan elektrodanya.

d. Memasang elektroda pada penjepitnya dan memasang penjepit benda kerja pada benda

kerja (bisa pada meja kerjanya). Memperhatikan sebelum mesin las dihidupkan, letak dari

penjepit elektroda jangan sampai menempel penjepit logam atau logam induknya.

e. Mengatur besarnya arus dengan memutar handel pada mesin las, dengan memperhatikan

besarnya diameter elektroda, sesuai dengan tabel yang sudah ada

f. Posisi elektroda bersudut 70° -80° dengan arah memanjang las dan bersudut 90° arah

melintang las.

Teknik Mesin FTI - ITS Page 16

Page 17: Laporan Praktikum Promanu 2

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM LAS LISTRIK DAN LAS KARBIT Ir. Winarto, DEA

g. Melatih gerakan-gerakan tangan dengan arah. memutar arah kanan maupun kiri dengan

diameter yang relatif kecil.

h. Elektroda pada ujungnya akan mencair secara kontinyu sehingga perlu digerakkan searah

dengan sumbunya secara kontinyu pula.

3.2.2 Las Gas/ Karbit

a. Benda diletakkan di atas tempat las

b. Menghidupkan regulator pada tabung las agar proses las dimulai

c. Ketika api keluar dari selang gas, maka langsung diarahkan pada benda yang akan dilas,

dengan mengarahkan bahan logam ( tembaga) sebagai electrode bersamaan dengan nyala

api.

d. Gerakan arah las dengan arah memutar sedikit demi sedikit.

e. Posisi selang las dengan electrode jangan terlalu jauh dan jangan terlalu dekat

f. Penggunaan las jangan sampai membuat benda kerja menjadi berlubang karena panas dari

api las.

Teknik Mesin FTI - ITS Page 17

Page 18: Laporan Praktikum Promanu 2

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM LAS LISTRIK DAN LAS KARBIT Ir. Winarto, DEA

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Prinsip las

a. Prinsip las listrik

Penyambungan dua buah logam atau lebih menjadi satu dengan jalan pelelehan atau

pencarian dengan busur nyala listrik sebagai smber panasnya.penggunaan tenaga listrik

sebagai sunber nyalanya dibagi menjadi dua yaitu :

1. Las tahanan listrik

2. Las busur nyala listrik

Las tahanan listrik adalah proses pengelasan yang di lakukan dengan cara mengalirkan

arus listrik melalui bidang-bidang atau permukaan benda kerja yang akan di sambung atau di

Teknik Mesin FTI - ITS Page 18

Page 19: Laporan Praktikum Promanu 2

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM LAS LISTRIK DAN LAS KARBIT Ir. Winarto, DEA

las.tahanan yang di timbul akan oleh arus listrik pada bidang-bidang sentuh akan

menimbulkan panas dan berguna mencairkan permukaan sambung.

Jadi,tekanan yang diberikan antara kedua bahan kerja akan menimbulkan paduan

antara dua buah yang disambung. Sedangkan las busur nyala listrik merupakan pengelasan

yang di lakukan dengan jalan mengubah arus listrik menjadi panas untuk melelehkan atau

mencairkan permukaan benda yang akan disambung dan membangkitkan busur nyala listrik

melalui elektroda.

Proses terjadinya arus listrik ini diakibatka perbedaan tegangan listrik antara kedua

kutub yaitu kerja dan elektroda.perbedaan tegangan inin disebut tegangan nyala busur. Besar

tengangan ini antara 20 volt dan 40 volt

b. Prinsip Las Karbit

Teknik Mesin FTI - ITS Page 19

Page 20: Laporan Praktikum Promanu 2

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM LAS LISTRIK DAN LAS KARBIT Ir. Winarto, DEA

Las Gas/Karbit adalah proses penyambungan logam dengan logam (pengelasan) yang

menggunakan gas asetilen (C2H2) sebagai bahan bakar, prosesnya adalah membakar bahan

bakar yang telah dibakar gas dengan oksigen (O2) sehingga menimbulkan nyala api dengan

suhu sekitar 3.500°C yang dapat mencairkan logam induk dan logam pengisi. Sebagai bahan

bakar dapat digunakan gas-gas asetilen, propana atau hidrogen. Ketiga bahan bakar ini yang

paling banyak digunakan adalah gas asetilen, sehingga las gas pada umumnya diartikan

sebagai las oksi-asetelin. Karena tidak menggunakan tenaga listrik, las oksi-asetelin banyak

dipakai di lapangan walaupun pemakaiannya tidak sebanyak las busur elektrode terbungkus.

Gas Asetilen diproduksi melalui reaksi antara Kalsium Karbit (CaC2) dengan air

(H20).

CaC2 + 2H2O → Ca(OH)2 + C2H2

Memproduksi gas Asetilen untuk keperluan pribadi dengan mencampurkan Kalsium Karbit

dengan air tidak disarankan. Gas Asetilen dapat bocor dari tabung produksi dan menyebabkan

ledakan jika tersulut api. Cara yang lebih disarankan adalah membeli gas Asetilen dalam

tabung logam.

4.2 Hasil Praktikum

Berikut ini merupakan hasil dari praktikum :

a. Las Listrik

Gambar 4.1 Hasil Praktikum Las Listrik

Teknik Mesin FTI - ITS Page 20

Page 21: Laporan Praktikum Promanu 2

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM LAS LISTRIK DAN LAS KARBIT Ir. Winarto, DEA

b. Las Karbit

Gambar 4.2 Hasil praktikum Las Karbit

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Dalam praktikum las listrik hasil yang didapat lebih rapi, karena electrode yang

dipakai lebih praktis dan hanya membutuhkan ketelitian dalam mengatur jarak

electrode dan benda kerja.

2. Dalam praktikum las karbit hasil yang didapat kebanyakan kurang rapi dan

benar,karena electrode kebanyakan menggumpal pada daerah tertentu. Hal ini

disebabkan karena kurang ahlinya praktikan dalam mengatur jarak antara batang

tembaga, las listri, dan benda kerja. Selain itu juga karena arah putaran las yang

kurang tepat.

5.2 Saran

Teknik Mesin FTI - ITS Page 21

Page 22: Laporan Praktikum Promanu 2

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM LAS LISTRIK DAN LAS KARBIT Ir. Winarto, DEA

1. Sebaiknya pada praktikum las karbit ini, praktikan tidak hanya menyambung plat tipis

saja tetapi juga menyambung benda kerja yang sedikit rumit, agar skill praktikan lebih

terasah.

2. Sebaiknya para praktikan mendapat modul tentang las karbit dan las listrik agar

pengetahuan praktikan tentang pengelasan las karbit dan listrik dapat bertambah.

3. Sebaiknya perlu adanya penambahan materi pada saat di kelas tentang materi

praktikum, agar praktikum dapat berdiskusi mengenai materi paraktikum dengan

dosen masing-masing serta teman-teman sekelas.

Teknik Mesin FTI - ITS Page 22