LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK A-1

6
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK REAKSI SAPONIFIKASI SERTA PENGUJIAN SIFAT SURFAKTAN SABUN DAN DITERGEN (A1) Nama: Adik pipit aprilianto Fakultas/prodi : pertanian/hama dan penyakit tanaman LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

Transcript of LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK A-1

Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK A-1

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

REAKSI SAPONIFIKASI SERTA PENGUJIAN

SIFAT SURFAKTAN SABUN DAN DITERGEN

(A1) 

Nama: Adik pipit apriliantoFakultas/prodi  : pertanian/hama dan penyakit tanaman

LABORATORIUM KIMIA ORGANIKFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS GADJAH MADAYOGYAKARTA

2010

Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK A-1

I. TUJUANpraktikum ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:a. mempelajari prases safonifikasi suatu lemak dengan mengggunakan kalium hidroksida dan natrium    hidroksidab. mempelajari perbedaan sifat sabun dan ditergenc. menentukan derajat penyabunan suatu lemak.

II. HASIL PERCOBAANberdasarkan praktikum yang telah dilakukan, telah didapatkan hasil sebagai berikut:

a. pembuatan sabun kaliumwujud: padatanwarna: putih

b. pembuatan sabun kaliumwujud: padatanwarna:putih

c. analisis asam lemak dari sabun

 tabel 01.hasil kelarutan dalam aseton

d. sifat sabun dalam ditergen

kemampuan sebagai surfaktan :

tabel 02. hasil  kemampuan sebagai surfaktan

kemampuan sebagai surfaktan (efek ion-ion sadah)

Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK A-1

tabel 03. hasil pengamatan endapan

e. penentuan derajat saponifikasiMolaritas KOH  =   0.5 MMolaritas HCl  =  0.5 M

tabel 04. Hasil titrasi

f. volume KOH yang bereaksi dengan minyak adalah

Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK A-1

volume KOH  =  0.3  ml

g. derajat saponifikasi / penyabunan

derajat saponifikasi  =  0.008 M

III. PERHITUNGAN

a. KOH yang bereaksi dengan minyak

V. KOH =   (v1 -   v2) . M HCl                             M KOH

               = ( 4,5 ml . 4,2 ml ) . 0,5 M                             0,5 M               =  0,3 ml

b. Derajat saponifikasi

M KOH . V KOH = M HCl . V HCl              M KOH1  =  M HCl . V HCl                                      V KOH                             = 0,5 M . 4,2 ml                                       12,5 ml                             =  0,172 M

M KOH . V KOH = M HCl . V HCl            M KOH2  =  M HCl . V HCl                                      V KOH                             = 0,5 M . 4,5 ml                                       12,5 ml                             =  0,180 M

derajat saponifikasi  =  M KOH 2  -  M KOH 1

Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK A-1

                               =  0,180 M     -   0.172  M                               =  0.008 MIV. PEMBAHASAN

             sabun adalah bahan logam alkali dengan rantaiasam monocarboxyclic yang panjang. larutan alkali yang digunakan dalam pembuatan sabun biasanya menentukan jenis sabun yang dihasilkan. larutan akali natrium hidroksida (NaOH) digunakan untuk membuat sabun keras, sedangkan larutan alkali kalium hodroksida digunakan dalam pembuatan sabun lunak. sabun berfungsi untuk mengemulsi kotoran berupa minyak ataupun zat pengotor lainnya. sabun dapat melakukan hal tersebut dikarenakan mempunyai sifat pembersih. struktur sabun kalium dan sabun natrium adalah sebagai berikut:                    C17H35-C-K(O)-O         untuk sabun kalium

C17H35-C-Na(O)-O       untuk sabun natrium

           berdasarkan struktur sabun natrium sabun kalium tersebut, maka dapat dikethui bahwa sabun memiliki rantai hidrogen yang bertindak sebagai ekor yang bersifat hidrofobik (tidak suka air)yang bersifat non-polar dan COONa sebagai kepala yang bersifat hidrofilik (suka air) yang bersifat polar dengan air. oleh karena sabun memiliki kedua sifat tersebut sabun dapat membersihkan kotoran.            selain mempunyai sifat tersebut, sabun mempunyai sifat surfaktan. surfaktan adalah zat aktif  permukaan atau suatu senyawa kimia yang terdapat pada konsentrasi rendah suatu sistem. selain itu juga mempunyai sifat teradsorbsi pada permukaan antara muka pada sistem tersebut.              sabun dapat membersihkan kotoran atau dapat bekerja sebagai surfaktan dengan cara menghasilkan basa yang akan menurunkan tegangan permukaan. sehingga dapat meresap lebih cepat kepermukaan kain. kemudian molekul sabun akan mengelilingi kotoran dengan ekor atau ujung nonpolarnya. sedangkan ujung polarnya mengikat molekul kotoran. setelah itu molekul akan membentuk emulsi. emulsi tersebut akan bersih saat pencucian dengan air. sedangkan kepalanya akan larut dalam air. saat bagian polar tersebut tertarik oleh air maka kotoran akan keluar dari kain sehingga kai menjadi bersih.

Page 6: LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK A-1

               selain sabun kalium dan sabun natrium, praktikum ini juga menggunkan detergen sebagai zat pembersih juga, sama hlnya dengan sabun. detergen adalah suatu bahan yang memiliki sifat daya pembersih seperti sabun, akan tertapi tidak terbuat dari lemak atau minyak. detergen memiliki sifat surfaktan juga, dan memiliki hidrofobik dan hidrofil. struktur molekul detergen adalah 

R-SO3Na  , dengan R = CH3(CH2)16reaksi yang terjadi saat embersihkan kotoran atau inyak, sama dengan reaksi yang terjadi pada sabun.                 lemak adalah senyawa senyawa yang berbentuk dari gliserol (C3H8O3) dengan tiga molekul asam lemak. asam lemak dibedakan menjadi dua berdasarkan sifat kejenuhannya. sifat pertama adalah asam lemak jenuh yaitu asam lemak yang mempunyai rantai hidrokarbon yang mempunyai atom hidrogen maksimum. sedangkan sifat yang kedua adalah lemak tidak jenuh, yaitu asam lemak yang mempunyai atom hidrogen tidak maksimum.                   berdasarkan hasil yang didapatkan