Laporan Praktikum Kimia Organik 1
-
Upload
erica-poespa-ningroem -
Category
Documents
-
view
2.530 -
download
1
Transcript of Laporan Praktikum Kimia Organik 1
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK
PERCOBAAN I
HIDROKARBON
NAMA : ERICA PUSPA NINGRUM
NIM : J1C111208
KELOMPOK : 1V (Empat)
ASISTEN : MA’ARIFATUL MAHMUDAH
PROGRAM STUDI BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2012
PERCOBAAN I
HIDROKARBON
I. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui sifat senyawa
hidrokarbon dan mengetahui reaksi-reaksi yang terjadi pada senyawa
hidrokarbon.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Hidrokarbon adalah senyawa organik yang hanya mengandung atom
karbon dan hidrogen. Berdasarkan strukturnya hidrokarbon dibagi menjadi 2
yaitu :
1. Senyawa Hidrokarbon alifatik
Senyawa hidrokarbon alifatik adalah senyawa yang rantai C-nya terbuka.
Senyawa karbon alifatik dibagi 2 :
Senyawa alifatik jenuh adalah senyawa alifatik yang rantai C-nya terdiri
atas ikatan-ikatan tunggal. Contoh :
CH3- CH2 - CH3 atau
( rantai lurus ) ( rantai bercabang )
Senyawa alifatik tak jenuh adalah senyawa alifatik yang rantai C-nya
terdapat ikatan-ikatan tak jenuh ( ikatan rangkap 2 atau rangkap 3 ).
Contoh :
H-CH=CH- CH3 atau H-C= C- CH3
( Ikatan Rangkap 2 ) ( Ikatan Rangkap 3 )
2. Senyawa Hidrokarbon Siklik
Senyawa Siklik adalah senyawa karbon yang rantai C-nya tertutup atau
melingkar. Senyawa siklik dibagi menjadi 2. Yaitu :
senyawa aromatik
CH3
CH3- CH - CH3
Senyawa karbosiklik
senyawa alisiklik
Oksigen, Sulfur, Nitrogen
Hidrokarbon seperti alkana, alkena, alkuna dan Benzena mempunyai sifat
fisik yaitu : semua berupa senyawa yang tak berwarna, tidak larut dalam air,
tetapi larut dalam pelarut nonpolar. Hidrokarbon dengan hanya atom karbon sp3
disebut alkana atau sikloalkana seperti metana, etana, propana, dan butana.
Alkana-alkana ini berbentuk gas dan terdapat dalam minyak bumi. Gas-gas ini
digunakan sebagai bahan bakar (Fessenden & Fessenden, 1986).
Karbon-karbon dari suatu hidrokarbon dapat bersatu sebagai rantai atau
suatu cincin. Hidrokarbon jenuh dengan atom-atomnya bersatu dalam suatu
rantai lurus atau rantai yang bercabang diklasifikasikan sebagai alkana. Suatu
rantai lurus berarti bahwa tiap atom karbon dari alkana akan terikat pada tidak
lebih dari dua atom karbon lain. Suatu rantai cabang alkana mengandung paling
sedikit sebuah atom karbon yang terikat pada tiga atau lebih atom karbon lain.
Hidrokarbon jenuh dengan atom-atom karbonnya membentuk sebuah cincin
disebut sikloalkana. Sikloalkana sering kali disebut sebagai suatu subkelas dari
alkana (Fessenden & Fessenden, 1997).
Alkana adalah senyawa nonpolar. Akibatnya, gaya tarik antara molekul
lemah, rantai lurus sampai dengan butana, larut dalam senyawa non polar, dan
titik didih suatu senyawa sebagian bergantung pada banyaknya energi yang
diperlukan oleh molekul-molekulnya untuk lolos dari fase cair menuju fase
gas . (Fessenden & Fessenden, 1986).
Sikloalkana adalah hidrokarbon jenuh dengan atom karbon terikat
bersama-sama membentuk sebuah atau lebih cincin. Biasanya terdiri dari 5 atau
6 karbon, ada juga yang lebih banyak. Beberapa alkana mempunyai ujung
rantai yang bersambungan, sehingga dinamakan sikloalkana dan struktur yang
dibentuknya dinamakan cincin. Sikloalkana induk dinamai seperti alkana rantai
lurus, tetapi dalam hal ini diperlukan awalan siklo- untuk nama hidrokarbon
induknya.(Fessenden & Fessenden, 1997).
Senyawa heterosiklik
Alkana rantai lurus mengandung sejumlah atom karbon yang dibangun
dengan cara serupa etana, sehingga tidak perlu kita terpaku pada struktur titik
electron untuk setiap rantainya.
Struktur lengkap untuk alkana rantai lurus yang mempunyai 3 atau 4 karbon.
H H H H H H H
H-C-C-C-H H-C-C-C-C-H
H H H H H H H
Alkana Rantai Lurus
Rumus struktur dari sepuluh pertama alkana berantai lurus
Nama Rumus molekul Rumus struktur
Metana CH4 CH4
Etana C2H6 CH3CH3
Propana C3H8 CH3CH2CH3
Butana C4H10 CH3CH2CH2CH3
Pentana C5H12 CH3CH2CH2CH2CH3
Heksana C6H14 CH3CH2CH2CH2CH2CH3
Heptana C7H16 CH3CH2CH2CH2CH2CH2CH3
Oktana C8H18 CH3CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH3
Nonana C9H20 CH3CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH3
Dekana C10H22 CH3CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH3
Alkana Rantai cabang
Gugus hidrokarbon dapat menggantikan hydrogen pada rantai induk alkana
yang lurus, gugus hidrokarbon pengganti tersebut dinamakan substituent.
Adanya substituent hidrokarbon dinamakan gugus alkil yang mengubah alkana
rantai lurus menjadi alkana rantai cabang (Harjadi, 1990).
Senyawa azo merupakan senyawa organik dengan rumus umum
ArN=NAr', dimana Ar dan Ar’ adalah gugus aromatis. Senyawa ini dapat
terbentuk dengan ‘mengawinkan’ suatu senyawa diazonium dengan amina yang
sangat reaktif. Umumnya senyawa ini berwarna disebabkan adanya gugus azo –
N : N – dan karena itu banyak digunakan sebagai zat warna (Arsyad, 2001).
Arena adalah sekelompok senyawa yang sering disebut senyawa
aromatic karena banyak diantaranya berbau harum, termasuk senyawa yang
tidak jenuh yang mempunyai cincin benzene atau system cincin yang setara
dengan itu. Senyawaan-senyawaan hidrokarbon aromatik disebut Arena (dari
aromatik dan berakhiran –ena) dan inti dari senyawaan-senyawaan ini disebut
aril.. Molekul benzene yang mempunyai cincin karbon beranggota enam dalam
satu hydrogen yang melekat pada setiap karbon. Keadaan ini menyebabkan satu
electron tersisa untuk membentuk ikatan ganda dua (Riawan, 1990).
Senyawa heterosiklik adalah senyawa organik dengan cincin yang
terbentuk dari atom-atom yang berbeda. Salah satu diantaranya, misalnya N, S,
atau O. Senyawa homosiklik adalah suatu senyawa berantai tertutup dengan
cincin yang terdiri dari atom-atom yang sama. Misalnya benzena, nafthalena,
dan antrasena (Arsyad, 2001).
Senyawa-senyawa rendah (C1 – C4) pada T dan p normal berbentuk gas.
Senyawa-senyawa sedang (C5 – C17) pada T dan p normal berbentuk cair.
Senyawa-senyawa sedang (C17 atau lebih) pada T dan p normal berbentuk
padat. Titik didih makin tinggi bila jumlah atom C makin banyak, rata-rata
bertambah 20-30OC untuk tiap penambahan 1 atom C. Bila jumlah atom C
sama, maka senyawa yang bercabang akan mempunyai titik didih yang lebih
rendah dibandingkan senyawa rantai lurus, dan makin banyak cabang-cabang
titik didihnya makin rendah. Juga titik lebur akan bertambah dengan
penambahan atom C atau jumlah atom C-nya. Kelarutan alkana, alkana mudah
larut dalam zat-zat pelarut organik nonpolar, misalnya: benzena, CCl4, eter,
CHCl3, dan tidak ada yang larut dalam air, zat-zat pelarut polar. Berat jenis naik
dengan penambahan jumlah atom C, tetapi maksimum hanya mencapai 0,8
(0,775 untuk C16H34) (Respati, 1986).
III. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah tabung reaksi,
gelas ukur, pipet tetes, glass beaker, alat pemanas dan botol semprot.
B. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan adalah asetaldehid, air brom, CCl4,
H2SO4 pekat, heksana, sikloheksana, benzena, KMnO4 0,5 %, Na2CO3 5 %,
logam Zn, dan akuades.
IV. PROSEDUR KERJA
1. Pembuatan Alkana dari Aldehid (Reduksi Clemensen)
-Dimasukkan 1 ml asetaldehid ke dalam tabung reaksi , lalu ditambahkan 2
gram logam Zn dan 4 ml H2SO4 pekat
-Diamati perubahan yang terjadi
2. Uji Bromine
-Dimasukkan 0,5 ml senyawa hidrokarbon (heksana, sikloheksana, benzena)
untuk tiap sampel ke dalam masing-masing tabung reaksi.
-Ditambahkan larutan bromine dalam CCl4, campuran dalam tabung reaksi
dikocok.
-Diletakkan tabung reaksi 1 pada tempat gelap dan tabung 2 pada tempat
yang disinari matahari selama beberapa menit untuk tiap-tiap sampe.
-Ditiup masing-masing mulut tabung reaksi untuk mengetahui terbentuknya
HBr.
-Diperiksa dengan kertas lakmus yang lembab pada masing-masing mulut
tabung reaksi.
3. Uji Bayers
-Dimasukkan 0,5 ml senyawa hidrokarbon (heksana, sikloheksana, benzena)
ke dalam tabung reaksi masing-masing.
-Ditambahkan pada tiap sampel tetes demi tetes larutan KMnO4 5 % dan
Na2CO3 5 %
-Dicatat jumlah tetes yang diperlukan sampai larutan berwarna ungu dicatat
-Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi
4. Uji Asam Sulfat
-Dimasukkan 1 ml asam sulfat pekat ke dalam 2 tabung reaksi masing-
masing .
-Ditambahkan 0,5 ml alkana dan pada tabung 2 ditambahkan 0,5 ml
sikloheksana pada tabung 1.
-Dikocok masing-masing tabung reaksi dengan baik dan diamati perubahan
yang terjadi.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil pengamatan
1. Pembuatan Alkana dari Aldehid (Reduksi Clemensen)
No. Langkah Percobaan Hasil Pengamatan
1. 1 ml asetaldehid + logam Zn + 4 ml
asam sulfat pekat
Tabung reaksi menjadi
panas, Zn meleleh menjadi
larutan, Terjadi endapan
Warna larutan berubah dari
bening menjadi hitam
2. Uji Bayers
No. Langkah Percobaan Hasil Pengamatan
1.
2.
Heksana + KMnO4 5% + Na2CO3
5%
Sikloheksana + KMnO4 5% +
Na2CO3 5%
Dari bening menjadi coklat,
endapan warna ungu
lapisan putih.
Dari bening menjadi ungu
larut dan terdapat dua
3. Benzena + KMnO4 5% + Na2CO3
5%
endapan gelembung ungu
diatas putih
Dari bening menjadi ungu,
mengendap lapisan
diatasnya berwarna putih.
3. Uji Asam Sulfat
No. Langkah Percobaan Hasil Pengamatan
1.
2.
3
Alkana + 1 ml H2SO4 pekat
1 ml H2SO4 pekat + 0,5 ml
sikloheksana
1 ml H2SO4 pekat + 0,5 ml heksana
Terjadi gelembung,
terbentuk 3 lapisan, warna
menjadi kuning pudar
Terjadi gelembung,
terbentuk 3 lapisan, Warna
menjadi kuning
Terjadi gelembung,
terbentuk 2 lapisan, 1
lapisan mencapai ¼
larutan,Warna menjadi
kuning kekeruhan.
B. Pembahasan
1. Pembuatan Alkana dari Aldehid (Reduksi Clemensen)
Alkana yang merupakan hidrokarbon jenuh dapat dibuat dengan
mereaksikan suatu aldehid (R – CHO) yang ditambahkan logam Zn dalam
suasana asam dengan penambahan asam sulfat pekat. Reaksi ini
kemudian dikenal dengan sebutan reduksi Clemensen.
1 ml asetaldehid direaksikan dengan logam Zn ditambahkan H2SO4
pekat yang bening dan panas. Hasilnya berupa larutan yang berwarna
hitam. Reaksinya adalah :
O O-Zn
2H3C – H + 2 Zn(s) 2H3C – H
O-Zn
2H3C – H + 2H2SO4 2H3C – CH3 + 2ZnSO4 + H2O
Asetaldehid merupakan golongan dari aldehid yang mudah tereduksi
menjadi senyawa dengan jumlah atom yang sama banyaknya. Logam Zn
yang ditambahkan berfungsi sebagai reduktor (mengalami oksidasi),
sedangkan larutan H2SO4 pekat sebagai oksidator (mengalami reduksi).
Hal inilah yang menyebabkan perubahan warna larutan menjadi hitam,
dan terjadinya endapan.
2. Uji Bayers
Uji Bayers dilakukan dengan mereaksikan sampel hidrokarbon
dengan kalium permanganat (KMnO4) dan natrium karbonat (Na2CO3).
Reaksi ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya ikatan rangkap pada
sampel hidrokarbon yang digunakan. Selain itu, KMnO4 juga umum
digunakan sebagai zat pengoksidasi, sehingga uji Bayers juga digunakan
untuk mengetahui kemudahan suatu hidrokarbon untuk dioksidasi.
Sampel hidrokarbon, ditambahkan Na2CO3 5% dan KMnO4 5% dan
menghasilkan larutan yang berwarna ungu. Untuk heksana dari bening
menjadi ungu cokelat, sikloheksana dari bening menjadi ungu, dan
benzena dari bening menjadi ungu. Padahal dari ketiga sampel
hidrokarbon yang digunakan, yaitu heksana, sikloheksana, dan benzena,
uji ini seharusnya hanya memberikan hasil positif untuk benzena, karena
sampel ini adalah satu-satunya yang memiliki ikatan rangkap. Sedangkan
dari hasil percobaan, ketiga sampel ketika ditetesi dengan KMnO4
sebanyak 1 tetes ternyata ketiganya langsung berubah warna menjadi
ungu. Hasil yang semestinya adalah hilangnya warna ungu dari KMnO4
dan terbentuknya endapan MnO2.
Reaksi-reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
H3C(CH2)4CH3 + KMnO4 + H2O
heksana
+ KMnO4 + H2O
sikloheksana
+ KMnO4 + 3H2O + MnO2↓ + K2O + 6H+
benzena
3. Uji Asam Sulfat
Uji asam sulfat dilakukan dengan mereaksikan sampel hidrokarbon
dengan asam sulfat pekat. Untuk heksana, setelah ditambah asam sulfat
larutan dari warna bening menjadi kuning pudar. Sedangkan sikloheksana
setelah ditambah asam sulfat, warna larutan berubah dari bening menjadi
kuning.
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
H3C(CH2)4CH3 + H2SO4 H3C(CH2)3CHCH3 + H2O
SO3H
+ H2SO4 SO3H + H2O
OH
heksana
sikloheksana
VI. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan, dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Hidrokarbon merupakan senyawa organik yang terdiri atas atom karbon dan
atom hidrogen sebagai penyusunnya.
2. Alkana dapat dibuat dari aldehid dengan cara memutus salah satu ikatan
rangkap, yaitu mereaksikannya dengan logam Zn dalam suasana asam
karena penambahan H2SO4 pekat.
3. Uji Bayers digunakan untuk mengetahui ada tidaknya ikatan rangkap
(hidrokarbon tak jenuh).
4. Uji Asam Sulfat merupakan reaksi sulfonasi (subsitusi –SO3H) pada alkana
dan senyawa aromatik.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, M. Natsir, 2001, Kamus Kimia Arti dan Penjelasan Istilah, Gramedia,
Jakarta.
Fessenden dan Fessenden, 1986, Kimia Organik Jilid 2, Erlangga, Jakarta.
Fessenden dan Fessenden, 1997, Dasar-dasar Kimia Organik, Binarupa Aksara, Jakarta.
Harjadi. W. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Penerbit PT. Gramedia. Jakarta.
Respati. 1986. Pengantar Kimia Organik. Penerbit Aksara Baru. Jakarta.
Riawan, S., 1990, Kimia Organik Jilid 1, Binarupa Aksara, Jakarta.