laporan praktikum indera

22
BAB I DASAR TEORI Kulit merupakan indra peraba yang mempunyai reseptor khusus untuk sentuhan, panas, dingin, sakit, dan tekanan. Kulit terdiri dari lapisan luar yang disebut epidermis dan lapisan dalam atau lapisan dermis. Pada epidermis tidak terdapat pembuluh darah dan sel saraf. Epidermis tersusun dari jaringan squamosa bertingkat yang mengalami keratinisasi. Dari bagian dalam ke bagian luar, pertama adalah stratum basalis (germinativum) adalah lapisan tunggal sel-sel yang melekat pada jaringan ikat dari lapisan di bawahnya, berfungsi membentuk lapisan di sebelah atasnya. Lapisan kedua adalah stratum spinosum merupakan lapisan sel spina atau tanduk, disatukan oleh tonjolan yang menyerupai spina (bagian penghubung intrasellar yang disebut desmosom). Lapisan berikutnya adalah stratum granulosum yang berisi sedikit keratin yang menyebabkan kulit menjadi keras dan kering. Selain itu sel-sel dari lapisan granulosum umumnya menghasilkan pigmen hitam ( melanin ). Kandungan melanin menentukan derajat warna kulit, kehitaman, atau kecoklatan. Lapisan terakhir merupakan lapisan yang transparan disebut stratum lusidium dan lapisan keempat adalah lapisan tanduk disebut stratum korneum. 1

Transcript of laporan praktikum indera

BAB I

DASAR TEORI

Kulit merupakan indra peraba yang mempunyai reseptor khusus untuk sentuhan, panas, dingin, sakit, dan tekanan. Kulit terdiri dari lapisan luar yang disebut epidermis dan lapisan dalam atau lapisan dermis. Pada epidermis tidak terdapat pembuluh darah dan sel saraf. Epidermis tersusun dari jaringan squamosa bertingkat yang mengalami keratinisasi. Dari bagian dalam ke bagian luar, pertama adalah stratum basalis (germinativum) adalah lapisan tunggal sel-sel yang melekat pada jaringan ikat dari lapisan di bawahnya, berfungsi membentuk lapisan di sebelah atasnya. Lapisan kedua adalah stratum spinosum merupakan lapisan sel spina atau tanduk, disatukan oleh tonjolan yang menyerupai spina (bagian penghubung intrasellar yang disebut desmosom). Lapisan berikutnya adalah stratum granulosum yang berisi sedikit keratin yang menyebabkan kulit menjadi keras dan kering. Selain itu sel-sel dari lapisan granulosum umumnya menghasilkan pigmen hitam ( melanin ). Kandungan melanin menentukan derajat warna kulit, kehitaman, atau kecoklatan. Lapisan terakhir merupakan lapisan yang transparan disebut stratum lusidium dan lapisan keempat adalah lapisan tanduk disebut stratum korneum.Gambar 1. Lapisan Kulit

Kulit berfungsi sebagai alat pelindung bagian dalam, misalnya otot dan tulang; sebagai alat peraba dengan dilengkapi bermacam reseptor yang peka terhadap berbagai macam rangsangan; sebagai alat ekskresi; serta pengatur suhu tubuh. Kepekaan indera peraba sangat besar terutama pada ujung jari dan bibir.Klasifikasi reseptor antara lain

Berdasarkan tingkat kepekaan terhadap modalitas tertentu :

1. Termoreseptor ( peka terhadap perubahan suhu )

2. Mekanoreseptor ( peka terhadap sentuhan dan tekanan )

3. Kemoreseptor ( Peka terhadap perubahan kimiawi )

4. Osmoreseptor ( peka terhadap perubahan tekanan osmotik )Berdasarkan sumber rangsangan :1. Eksteroresepor, terletak pada permukaan tubuh dan berespons terhadap rangsangan eksterna atau luar

2. Proprioreseptor, berrespons terhadap perubahan posisi dan pergerakan terutama berhubungan dengan sistem muskuloskeletal

3. Interoreseptor, terletak pada visera / alat dalam dan pembuluh darah.Reseptor-reseptor yang terletak di alat indera peraba antara lain :

a. Ujung Saraf Bebas ( Free Nerve Ending ) : Saraf sensorik aferen berakhir sebagai ujung akhir saraf bebas pada banyak jaringan tubuh dan merupakan reseptor sensorik utama dalam kulit. Serat saraf akhir bebas merupakan searat saraf yang tak bermielin, atau serat saraf bermielin berdiameter kecl, yang semua telah kehilangan pembungkusnya sebelum berakhir, dilanjutkan serat saraf terbuka yang berjalan diantara sel epidermis. Sebuah serat saraf sering kali bercabang-cabang banyak dan mungkin berjalan ke permukaan, sehingga hampir mencapai stratum koneum. Serat yang berbeda mungkin menerima perasaan raba, nyeri, dan suhu. Sehubungan dengan folikel rambut, banyak cabang serat saraf yang berjalan longitudinal dan melingkari folikel rambut dalam dermis.

b. Korpuskulus Peraba ( Meissner) : Korpuskulus peraba ( Meissner ) terletak pada papila dermis, khususnya pada ujung jari, bibir, puting dan genetalia. Bentuknya sislindris, sumbu panjangnyua tegak lurus permukaan kulit dan berukuran 80 mikron dan lebarnya 40 mikron. Korpuskulus ini peka terhadap sentuhan dan memungkinkan deskriminasi / pembedaan dua titik ( mampu membedakan rangsang dua titik yang letaknya berdekatan )c. Korpuskulus Berlamel ( Vater Pacini ) : Korpuskulus berlamel ( vater pacini) ditemukan dijaringan subkutan pada telapak tangan, telapak kaki, jari, puting, periosteum, mesenterium tendo, ligamen dan genetalia eksterna. Setiap korpuskulus di suplai oleh sebuah serat bermielin yang besar dan juga telah kehilangan sarung sel schwanya pada tepi korpuskulus. Akson saraf banyak mengandung mitokondria. Akson dikelilingi oleh 60 lamela yang tersusun rapat (terdiri dari sel gepeng ). Sel gepeng ini tersusun bilateral dengan dua alur longitudinal pada sisinya. Korpuskulus berfungsi untuk menerima rangsangan tekanan yang dalam.

d. Korpuskulus Gelembung ( Krause) : Korpuskulus gelembung ( krause) ditemukan di daerah mukokutis ( bibir dan genetalia eksterna ), pada dermis dan berhubungan dengan rambut. Di dalam korpuskulus , serat bermielin kehilangan mielin dan cabangngnya tetapi tetap diselubungi sel schwan. Korpuskulus ini jumlahnya semakin berkurang dengan bertambahnya usia. Korpuskel ini berguna sebagai mekanoreseptor yang peka terhadap dingin.

e. Korpuskulus Ruffini : Korpuskulus ini ditemukan pada jaringan ikat termasuk dermis dan kapsula sendi. Mempunyai sebuah kapsula jaringan ikat tipis yang mengandung ujung akhir saraf yang menggelembung. Korpuskulus ini merupakan mekanoreseptor, karena mirip dengan tendo golgi.Korpuskulus ini terangsang oleh oleh regangan atau konstraksi otot yang bersangkutan juga untukn menerima rangsangan panas.

f. Spindel Neuromuskular.Diskriminasi Titik

Diskriminasi titik adalah kemampuan membedakan rangsanagan kulit oleh satu ujung benda dari dua ujung disebut diskriminasi dua titik. Diskriminasi pada setiap tubuh bervariasi dalam kemampuan membedakan dua titik pada tingkat derajat pemisahan bervariasi dalam kemampuan membedakan dua titik pada tingkat derajat pemishan bervariasi. Normalnya dua titik terpisah 2 sampai 4 mm dapat dibedakan pada ujung jari tangan, 30 sampai 40 mm dapat dibedakan pada dorsum pedis .

Sensasi taktil dibawa ke korda spinalis oleh satudari tiga jenis neuron sensorik,yaitu : serat tipe A yang besar, serat tipe A yang kecil dan serat tipe C yang paling kecil Hampir semua informasi mengenai sentuhan , tekanan, dan getaran masuk ke korda spinalis melalui akar dorsal saraf spinal yang sesuai.Setelah bersinap di spinal, informasi dengan lokalisasi dibawa oleh serat-serat A yang melepaskan potensial aksi dengan cepat lalu dikirim ke otam melalui sistem lemniskus kolumna dorsalis. Serat-serat saraf dalam sistem ini menyebrang dari kiri ke kanan di batang otak sebelum bersinap di talamus. Informasi mengenai suhu dan sentuhan yang lokalisasi kurang baik di bawa ke korda spinalis melalui serat-serat C yang melepaskan potensil aksi secara lambat. Info tyersebut dikirim ke daerah retikularis di batang otak dan kemudian ke pusat-pusat yang lebih tinggi melalui serat di sistem anterolateral.

Mekanoreseptor stimulus taktil

Tempat-tempat di tubuh yang tidak terdapat rambut , tetapi dengan kepekaan besar terhadap stimulus taktil, ternyata terdapat banyak corpusculum taktil. Perasaan taktil dapat dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Perasaan taktil yang halus Kepekaan taktil yang halus diketahui dengan menentukan jarak terdekat antara dua titik di kulit yang sekaligus distimulasi dan masih dapatdibedakan sebagai dua titik. Impuls taktil ini dihantarkan melalui fasiculus gracillis cuneatus.

2. Perasaan taktil kasarImpulus taktil ini dihantarkan melalui tractus spinothalamicus anterior. Sensasi taktil yang terdiri dari raba , tekanan dan getaran sering digolongkan sebagai sensaasi terpisah, mereka semua di deteksi oleh jenis reseptor yang sama.Mekanisme SensorisMekanisme sensoris yang dapat dirasakan dapat dibagi dalam dua golongan menurut pilogenesisnya, jalur saraf spinalnya dan daerah korteks serebri tempat mekanisme ini diintegrasikan. Golongan pertama, paleo-sensibilitas, yang meliputi rasa rasa primitif atau rasa rasa vital seperti rasa raba, tekan sakit, dingin dan panas. Saraf aferen dari rasa-rasa ini bersinaps dengan interneuron interneuron yang bersinaps lagi dengan motor neuron motor neuron dari medula spinalis dan sentrum atasan ( thalamus dan korteks serebri) melalui traktur spino-talamikus.

Golongan kedua, gnostik atau neo-sensibilitas, yang meliputi rasa-rasa yang sangat di deferensiasikan, seperti pengenalan letak rasa tekan, diskriminasi rasa tekan, diskriminasi kekuatan rangsang, diskriminasi kekerasan, diskriminasi ukuran dan bentuk. Saraf aferen dari rasa-rasa ini menghantarkan impuls-impuls yang terutama dialirkan melalui traktus dorso-spinalis ke arah sensoris di dalam korteks serebri, setelah di integrasikan seperlunya pada pusat-pusat dibawahnya.BAB II

HASIL PERCOBAAN2.1 DATA PENGAMATAN

2.1.1 Rasa Panas dan Dingin

A. Jari TanganJariStimulusRespon

KananEsTerasa dingin pada jari telunjuk

KiriAir hangatTerasa panas pada jari telunjuk

Kanan-KiriAir BiasaTelunjuk kanan : terasa hangat

Telunjuk kiri : terasa dingin

B. Punggung Tangan LokasiStimulusRespon

Punggung Tangan-Terasa tiupan napas biasa

Punggung tanganAlkoholTerasa dingin pada punggung tangan

2.1.2 Reaksi-Reaksi di Kulit

Telapak Tangan

Lengan Bawah

Kuduk

PipiKeterangan: Panas : Merah

Dingin : Hijau

Nyeri : Hitam

Tekan : Biru NoPerlakuanJumlah Reseptor

Rasa-Rasa Kulit

Telapak

TanganLengan

BawahKudukPipi

1.Nyeri9899

2.Tekan7989

3.Suhu dingin6535

4.Suhu panas4543

2.1.3 Neosensibilitas Lokalisasi Rasa TekanLokasi

Taruh Titik Tekan dan Tunjuk

IIIIIIRerata

Ujung Jari2 101

Telapak Tangan6596.6

Lengan Bawah81137.3

Lengan Atas10111512

Pipi57117.6

Kuduk6576

2.1.4.Neosensibilitas Diskriminasi Rasa Tekan Rangsangan Simultan

No.PerlakuanDari kecil ke besarDari besar ke kecil

Jarak dua titik

(mm)RerataJarak dua titik

(mm)Rerata

IIIIIIIIIIII

1.Telapak Tangan8888810109.3

2.Lengan Bawah18201818.620222020.6

3.Lengan Atas24242624.624262625.3

4.Pipi1616161618181818

5.Kuduk20182019.322202221.3

6.Bibir 22222222

7.Lidah22222222

8.Depan Telinga2220182024222020

Rangsangan BerurutanNo.PerlakuanDari kecil ke besarDari besar ke kecil

Jarak dua titik

(mm)RerataJarak dua titik

(mm)Rerata

IIIIIIIIIIII

1.Telapak Tangan44446666

2.Lengan Bawah6645.38867.3

3.Lengan Atas8666.610888.6

4.Pipi6444.68686.6

5.Kuduk8867.3101089.3

6.Bibir 22222222

7.Lidah22222222

8.Depan Telinga8666.610668

2.1.5. Diskriminasi Kekuatan Rangsangan-Hukum Weber-fechner

No.Beban Awal (g)Ulangan (g)Rerata

IIIIII

1beban awal 5 g1510510

2beban awal 10 g17232020

3beban awal 50 g30334335.3

4beban awal 100 g40575647.6

5beban awal 200 g50626656

Hubungan antara beban awal terhadap beban yang dirasakan

PERTANYAAN

Bagaimana bunyi hukum Weber-Fechner?

Kemampuan untuk membedakan kekuatan rangsang rasa-rasa, pada umumnya tidak tergantung pada kekuatan mutlak dari rangsangan tersebut, tetapi pada perbedaan relatifnya.

Sesuaikah hukum ini dengan hasil percobaan? SesuaiMengapa? Karena menurut hukum Weber-Fechner suatu rangsang yang didapatkan akan lebih rendah daripada stimulus yang diberikan sehingga beban akan terasa lebih ringan dari beban asalnya.2.1.6 Kemampuan Diskriminasi 2.1.6.1 Kemampuan Diskriminasi Kekasaran

No.Kekasaran

Kertas

GosokJari TanganTelapak TanganLengan BawahKuduk

UlanganUlanganUlanganUlangan

IIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII

10VVVVVVVVVVVVVVVV

21VVVVVVVVVVVVVVVV

32VVVVVVVVVVVVVVVV

44VVVVVVVVVVVVVVVV

2.1.6.2 Kemampuan Diskriminasi Bentuk

No.BentukJari TanganTelapak TanganLengan BawahKuduk

UlanganUlanganUlanganUlangan

IIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII

1KerucutVVVVVVVVVVVVVVVV

2Bola besarVVVVVVVVXVVVVVVV

3Bola kecilVVVVVVXVVXVVVVVV

4KubusVVVVVVVVVVVVVVVV

BAB III

PEMBAHASAN3.1 PALEOSENSIBILITAS3.1.1 Rasa Panas dan Dingin

Percobaan ini dilakukan pada jari tangan dan punggung tangan. Jari telunjuk tangan kanan dimasukkan ke dalam air es pada suhu 5oC. Orang coba merasakan dingin. Kemudian pada jari telunjuk tangan kiri dimasukkan ke dalam air hangat yang bersuhu 40oC, orang coba merasakan panas. Kemudian, telunjuk tangan kanan dan kiri secara bersamaan dimasukkan pada air yang bersuhu kamar. Jari telunjuk tangan kanan mula-mula merasakan hangat lalu lama kelamaan terasa dingin, sedangkan pada jari telunjuk tangan kiri terasa hangat.

Hal ini dikarenakan tangan memiliki suhu yang berbeda pada awalnya karena merupakan terusan dari percobaan pertama. Tangan masih mengingat sensasi sebelumnya. Tangan yang sebelumnya berada di air yang lebih dingin akan merasakan sensasi hangat karena ada kenaikan suhu.

Pada percobaan punggung tangan, punggung tangan ditempatkan 10 cm di depan mulut kemudian kulit punggung tangan ditiup secara perlahan-lahan dalam kondisi kering, orang coba merasakan hembusan nafas seperti biasa tidak panas dan tidak dingin. Kemudian percobaan dengan punggung tangan yang dibasahi dengan alcohol dan ditiup secara perlahan-lahan, terasa dingin seperti terkena air es. Lalu percobaan dengan mengoleskan alcohol pada punggung tangan dan meniupnya secara perlahan-lahan, orang coba merasakan dingin pada punggung tangannya.3.1.2 Reaksi-Reaksi di Kulit

Percobaan ini dilakukan pada daerah telapak tangan, lengan bawah, kuduk dan pipi, pada masing-masing daerah tersebut ditandai sebuah persegi dengan ukuran 3 x 3 cm. Untuk menentukan titik-titik panas pada daerah coba digunakan kerucut kuningan yang telah direndam dengan air panas yang bersuhu 50o C. Lalu untuk menentukan titik-titik dingin dengan menggunakan kerucut kuningan yang telah direndam dalam air es. Untuk menentukan titik nyeri menggunakan jarum. Dan untuk menentukan titik-titik tekan menggunakan pensil. Pada semua daerah coba dirasakan panas, dingin, nyeri dan tekan tetapi tingkat sensibilitas yang dirasakan berbeda. Tingkat sensibilitas paling tinggi yang dirasakan orang coba adalah pada daerah pipi.3.2 Neosensibilitas

3.2.1 Lokalisasi Rasa Tekan

Percobaan ini dilakukan dengan cara menekan ujung pensil dengan kuat pada ujung jari, telapak tangan, lengan bawah, lengan atas, pipi dan kuduk. Orang coba menunjukan dengan tepat letak bagian tubuh yang dirangsang tersebut dan dilakukan 3 kali. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, bagian yang paling peka terhadap rasa tekan adalah pada bagian ujung jari. Hal ini ditunjukan dengan hasil rata-rata pada daerah ujung jari yang paling kecil yakni sebesar 1.0 mm. 3.2.2 Diskriminasi Rasa Tekan

3.2.2.1 Diskriminasi Rasa Tekan Dua Titik Stimultan

Pada percobaan ini dilakukan dengan cara menekan pada ujung jari dengan sebuah jangka. Jangka diperbesar setiap kali 2 mm sampai dirasakan dua titik yang dapat dibedakan dua titik oleh orang coba. Dari hasil percobaan ini dapat diketahui bahwa daerah yang paling peka dalam membedakan dua titik ujung jangka yaitu bibir dan lidah. Hal ini terbukti dengan rerata yang kecil yaitu 2 mm.3.2.2.2 Diskriminasi Rasa Tekan dua Titik Berurutan

Perlakuan sama seperti diskriminasi tekan dua titik, namun secara berurutan. Pada percobaan ini dapat diketahui bahwa daerah yang paling peka dalam membedakan dua titik ujung jangka yaitu pada lidah dan bibir. Hal ini terbukti dengan rerata yang kecil yaitu 2 mm.3.2.3 Diskriminasi Kekuatan Rangsangan- Hukum Weber-Fechner

Pada percobaan kekuatan rangsangan Hukum Weber-Fechner, orang coba ditutup matanya kemudian pada telapak tangannya diletakan beban awal. Kemudian sedikit demi sedikit ditambah bebannya sampai terasa pertambahan beban tersebut. Pertambahan beban yang terasa berkisar 11-30 gram. Hasil percobaan tersebut sesuai dengan hukum Weber Fencher karena didapatkan sebuah pembuktian bahwa respon indera rangsang yang didapatkan akan lebih rendah daripada stimulus yang diberikan. Sehingga, beban akan terasa lebih ringan dari berat asalnya.3.2.4 Kemampuan Diskriminasi

3.2.4.1 Kemampuan Diskriminasi Kekasaran

Percobaan ini dilakukan untuk mengukur kemampuan menebak kekasaran kertas gosok 1, 2, dan 3 (halus, sedang, kasar). Percobaan ini melibatkan jari tangan, telapak tangan, lengan bawah dan kuduk. Dan didapat hasil dalam percobaan ini tidak ada yang salah menebak kekasaran kertas gosok.

3.2.4.2 Kemampuan Diskriminasi Bentuk

Percobaan ini dilakukan untuk mengamati kemampuan menebak bentuk orang coba yaitu bentuk kerucut, bola besar, bola kecil dan kubus pada bagian tubuh jari tangan, telapak tangan, lengan bawah dan kuduk. Orang coba dapat menebak semua bentuk dengan benar pada jari tangan dan telapak tangan. Akan tetapi, pada lengan bawah dan telapak tangan terjadi kesalahan dalam penebakan terutama dalam menebak bentuk bola besar dan bola kecil.BAB IVKESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:

1. Jari tangan dan punggung tangan peka terhadap rasa panas dan dingin.2. Daerah pipi memiliki sensibilitas tinggi di antara daerah kulit lainnya.3. Bagian ujung jari merupakan bagian yang paling peka terhadap rasa tekan.4. Daerah yang paling peka dalam membedakan dua titik ujung jangka adalah bibir dan lidah.

5. Respon indera rangsang akan lebih rendah daripada stimulus yang diberikan sesuai dengan hukum Weber-Fechner.

6. Bagian yang paling tepat menebak kekasaran pada suatu benda adalah jari tangan.

7. Bagian yang paling tepat dalam menebak bentuk suatu benda adalah jari tangan dan kuduk.1

_1450155086.xlsChart1

10

20

35.3

47.6

56

Hubungan antara beban awal terhadap beban yang dirasakan

Beban Awal (g)

Beban yang Dirasa (g)

Sheet1

beban awalHubungan antara beban awal terhadap beban yang dirasakan

510

1020

5035.3

10047.6

20056

To resize chart data range, drag lower right corner of range.