Laporan Praktikum Genetika bab 3

19
LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA VARIASI SIFAT PADA TANAMAN Disusun guna memenuhi laporan mata kuliah Praktikum Genetika dengan dosen pengampu: Bapak Yustinus Ulung Anggraito dan Ibu Tuti Widianti Nama Kelompok : Segregasi Anggota kelompok: Nida Ghaida (4401412022) Iis Sutiyani (4401412026) Dwi Apriyani (4401412035) Rombel : 2 Pendidikan Biologi

description

variasi sifat pada tumbuhan bougenville

Transcript of Laporan Praktikum Genetika bab 3

Page 1: Laporan Praktikum Genetika bab 3

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA

VARIASI SIFAT PADA TANAMAN

Disusun guna memenuhi laporan mata kuliah Praktikum Genetika dengan dosen pengampu:

Bapak Yustinus Ulung Anggraito dan Ibu Tuti Widianti

Nama Kelompok : Segregasi

Anggota kelompok:

Nida Ghaida (4401412022)

Iis Sutiyani (4401412026)

Dwi Apriyani (4401412035)

Rombel : 2

Pendidikan Biologi

JURUSAN BIOLOGIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG2014

Page 2: Laporan Praktikum Genetika bab 3

KEGIATAN PRAKTIKUM 3

VARIASI SIFAT PADA TANAMANTanggal praktikum: 25 september 2014

A. JudulVariasi sifat pada tanaman

Sub judul: Variabilitas pada kacang merahB. Tujuan

1. Mengetahui adanya varasi sifat pada kacang merah2. Mengetahui variasi ukuran panjang biji kacang merah

C. Permasalahan1. Frekuensi tertinggi terdapat pada ukuran berapa? Dan ukuran berapa yang

frekuensinnya terendah?2. Berapa ukuran rata-rata panjang kacang merah?3. Selain variasi ukuran panjang, variasi sifat apa yang dapat saudara jumpai?4. Kesimpulan apa yang dapat saudara ambil dari kegiatan ini?

D. Landasan TeoriTimbulnya varietas baru

Dengan bekal pengetahuan genetika berdasarkan pengalaman, manusia prasejarah telah mengembangkan sebagian besar varietas tumbuhan dan hewan. Salah satu bukti bahwa pengetahuan mengenai genetika sudah memasyarakat sejak dahulu kala, digambarkan dalam kejadian sebagai berikut, bapak Wright terlintas suatau gagasan, alangkah baiknya bila memiliki sejumlah domba yang kakinya pendek semua, agar binatang-binatang itu tak akan mampu meloncat melewati pagar. Kemudian bapak Wright memutuskan untuk menyingkirkan domba jantan yang dewasa dan membesarkan anak domba si kaki bengkok itu untuk dipakai sebagai pejantan bagi generasi yang berikutnya. Pada tahun 1792 dilahirkan lagi 15 anak domba, diantaranya ada 2 ekor yang mempunyai kaki pendek bengkok seperti ayahnya. Dengan mengadakan antar silang (“interbreeding”) domba-domba berkaki pendek bengkok itu setelah beberapa generasi berturutan, bapak Wright menghasilkan suatu varietas atau jenis domba baru dalam spesies ini. Jenis domba itu disebut domba “ancon” yang berasal dari kata yunani yang berarti “lengan bengkok” atau ”siku”. Sekarang varietas domba ini jarang dijumpai karena tak disebarluaskan. Satu contoh lagi mengenai timbulnya varietas baru yang mula-mula dihasilkan oleh suatu mutasi spontan yang kemudian diseleksi dan diperbanyakoleh manusia, adalah jenis jeruk yang disebut jeruk “puser washington”. Sekitar tahun 1820 sebatang pohon jeruk dekat Bahia, Brasilia mengalami mutasi tunas yang menghasilkan satu ranting yang berbuah jeruk berkualitas tinggi. Jeruk ini tak berbiji, sehingga perbanyakannya harus dilakukan dengan mencangkok atau mengokulasi ranting yang bermutasi tadi. Dengan demikian dihasilkan sejumlah pohon jeruk varietas baru yang kualitas buahnya jauh lebih baik dibandingkan dengan pohon jeruk yang asli tadi. Pada tahun 1870 Departemen Pertanian di Washington mendapat kiriman beberapa pohon jeruk varietas baru dari Brasilia itu, yang kemudian diperbanyak dan disebarkan dengan nama jeruk puser washington. Di alam liar jeruk tanpa biji seperti itu tak mempunyai nilai lulus hidup sama sekali, tetapi oleh manusia dengan akal budinya dapat dibudidayakan.

Kemajuan ilmu genetika sangat mendukung usaha-usaha pemuliaan tanaman dan hewan serta kesejahteraan umat manusia. Pada saat ini kita sudah dapat menikmati hasilnya, seperti misalnya sapi penghasil daging dan susu, ayam petelur dan ayam potong, hewan peliharaan berupa anjing trah, kda, berbagai sayur-sayuran, buah-buah yang berkualitas tinggi, tanaman hias, bunga-bunga yang indah dan masih banyak lagi. Adanya variasi-variasi dalam berbagai spesies memungkinkan kita mempelajari bagaimana sifat-sifat tertentu diturun-temurunkan. Makin banyak variasi yang ditunjukkan oleh suatu organisme, makin banyak pula yang dapat kita ketahui mengenai sifat-sifat organisme itu. (kiauw, tjan. 1990)

Page 3: Laporan Praktikum Genetika bab 3

Variabilitas adalah sifat beda dari organisme dalam satu spesies atau populasi. Dengan adanya sifat beda makan akan terjadi variasi atau keanekaragaman organsime dalam satu spesies. Jika kita mengamati sifat-sifat yang ada pada makhluk hidup baik itu hewan, tumbuhan atau manusia akan terlihat adanya persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan. Hal ini terjadi karena genotip yang dimiliki individu berbeda, adanya gen yang bersifat dominan dan resesif, adanya penetrasi dan ekspresivitas, adanya rekombinasi gen dan lainnya.

a. Gen yang bersifat dominanEfek-efek relatif dari dua alel berkisar dari dominansi sempurna salah satu alel, melalui dominansi tidak sempurna kedua alel, hingga kodominansi kedua alel. Disebut dominan karena ia menundukkan alel yang resesif. Alal hayalah variasi sekuens nukleotida gen. Ketika alel dominan ada bersama dengan alel resesif dalam heterozigot, kedua allel ini sebenarnya tidak berinteraksi sama sekali. (Campbell, 2008)

b. Gen yang bersifat resesifResesif merupakan sifat yang tidak tampak pada fenotip karena tertutup oleh sifat dominan dari suatu gen. (Campbell, 2008)

Beberapa dari variasi dapat menjelaskan perbedaan dan faktor tujuan lain dalam suatu lingkungan. Tidak hanya lngkungan, bagaimanapun juga, peningkatan menjelaskan rata-rata keseluruhan berat dan lebar. Tak ada teori dari keanekaragaman dapat melengkapi keberhasilan hinggaa jenis variasi dapat terhitung. Variasi makhluk hidup

Adanya variasi sifat kita dapat mengetahui sifat mana yang dominan dan mana yang resesif. Penelitian mendel dengan kacang ercis juga dikarenakan adanya sifat-sifat berbeda yang sangat menyolok. Pada kacang ercis, misalnya adnya biji bulat dan kisut, adanya kacang yang warna polongnya kuning dan hijau, ada bunga yang letaknya aksial dan terminal. Variasi sifat pada makhluk hidup ini disebabkan oleh faktor genetik dan faktor lingkungan. Dua faktor ini akan bekerja sama membentuk fenotip suatu organisme.

Variasi sifat dapat terjadi dalam spesies maupun antar spesies. Variasi sifat juga terdapat dalam berbagai tingkatan yakni: variasi dalam tingkat gen, tingkat jenit dan tingkat komunitas. (widianti, tuti, 2014)Kacang merah

Kacang merah merupakan contoh yang baik dipakai untuk mengetahui variabilitas pada makhluk hidup khususnya tumbuhan. (kusdiharti, 1996)Proses reproduksi seksual menciptakan kombinasi gen dan genotip baru, akibat munculnya variasi baru didalam populasi. Pembentukan gen baru terjadi melalui 3 cara:a. Saat pembentukan gamet, pindah silang dan kromosom homolog pada waktu

meiosis menghasilkan kombinasi gen barub. Pada waktu metafase dan meiosisc. Penyatuan gamet-gamet individu yang berbeda. Lingkunga luar juga merupakan

sumber variabilitas karena gen-gen saling berinteraksi dengan lingkungan membentuk fenotip baru yaitu individu yang unik. (campbell, 2008)

Kedelai merupakan tanaman pangan oenting di Indonesia dan kebutuhannya selalu meningkat setiap tahun. Untuk memenuhhi kebutuhan kedelai tersebut, indonesia harus mengimpornya setiap tahun. Upaya untuk meningkatkan prpoduktivitas kedelai pada Urtisol diantaranya dengan merakit varietas unggul pada Urtisol perlu diketahui informasi genetik yang relevan dengan tujuan pemuliaan seperti variasi genetik, heritabilias, tindak gen dan estimasi kemajuan genetik yang akan dicapai.Populasi dasar dengan variasi genetik yang tinggi merupkan bahan pemuliaan yang penting untuk perakitan varietas unggu. Populasi dasar yang memiliki variasi gentik tinggi akan memberikan peluang besar untuk mendapatkan kombinasi persilangan yang tepat dengan gabungan sifat-sifat yang baik. (Suprapto dkk. 2007)

E. Alat dan Bahan1. Penggaris atau jangka sorong2. Biji kacang merah 100 biji

Page 4: Laporan Praktikum Genetika bab 3

F. Cara kerja

Mengambil 5 kacang merah yang tampak

paling panjang

Mengambil 5 kacang merah yang tampak

paling pendek

Mengukur kesepuluh biji kacang merah untuk mendapatkan sampel ukuran

terpanjang dan terpendek

Menentukan range dengan cara:R = b –a

b= ukuran terpanjanga=ukuran terpendek

Menentukan kelompok/kelas = 3,3 log n

N=banyaknya biji kacangMenentukan interval=

I= R/K-1

Membuat tabel distribusi frekuensi

Mengukur ke 100 biji kacang merah dan

mentabulasikannyaMembuat histogram

Page 5: Laporan Praktikum Genetika bab 3

G. Hasil Pengamatan

Tabel. Pengambilan sampel

Sampel kacang merah terpanjang

(mm)

Sampel kacang merah terpendek

(mm)

16 10

17 9

17 10

15 11

16 9

Menentukan range:Diketahui:b= 17a= 9R = b-a = 17-9 = 8

Menentukan Kelas:K = 3,3 log n

K = 3,3 log 100 = 3,3 . 2 = 6,6

(dibulatkan menjadi 7)

Menentukan Interval:i= R/K-1

i = 8/6,6-1 = 8/5,6 = 1,4

(dibulatkan menjadi 1)Data kualitatif

Tabel. Distribusi frekuensi kacang merah

10 10 11 12 12 11 11 10 12 12

10 11 12 12 13 11 13 12 12 13

14 11 12 13 14 13 11 13 10 12

10 12 12 9 13 12 12 12 11 14

14 13 12 13 12 12 11 11 11 10

12 11 10 9 12 11 11 12 10 13

11 12 13 12 13 14 12 13 13 12

12 12 13 13 13 12 15 14 16 14

14 14 13 10 11 14 17 14 16 17

15 13 15 11 17 14 14 13 12 10

Dari data dapat kita olah untuk mendapatkan pembagian kelompok agar kita peroleh frekuensinya sehingga kita dapat membandingkan rata-rata panjang kacang merah seperti tabel di bawah ini:

Page 6: Laporan Praktikum Genetika bab 3

Tabel. Data kelompok

No

.

Klmpk Ukuran

(mm)

Tally Frek

(f)

X (median) F(x)

1 I 9 – 10 13 9,5 123,5

2 II 11 – 12 46 11.5 529

3 III 13 – 14 33 13.5 445,5

4 IV 15 – 16 5 15,5 77,5

5 V 17 – 18 3 17,5 52,5

6 VI 19 – 20 0 19,5 0

7 VII 21 – 22 0 21,5 0

Dari data kelompok di atas dapat kita pahami masing-masing kelas mempunyai panjang kacang yang berbeda-beda.

Histogram

I II III IV V VI VII05

101520253035404550

HISTOGRAM VARIABILITAS PANJANG KACANG MERAH

FREKUENSI

KELOMPOK

FREKUENSI

Data kuantitatifVariasi sifat kacang merah:

1. Warna dasar Cokelat: 55 bijiMerah keunguan: 55 biji

2. Letak hilus:Ditengah: 72 biji

Page 7: Laporan Praktikum Genetika bab 3

Ditepi: 28 biji3. Bentuk atau permukaan

Kisut: 15 bijiLicin: 85 biji

4. Motif corakTebal: 79 bijiTipis: 21 biji

5. Bentuk kacangCekung: 37 bijiLurus: 63 biji

6. Bentuk HiusBulat: 78 biji Lonjong: 22 biji

7. CorakBerbintik: 28 bijiMelengkung: 72 biji

8. Corak hilusHilus bercorak: 72 bijiHilus tak ada corak: 28 biji

9. Bentuk kacangGinjal: 60 bijiKotak: 40 biji

10. Ketahanan Cacat: 25 bijiNormal: 75 biji

H. PembahasanPada percobaan variabilitas kita menggunakan 100 kacang merah dimana percobaan ini

bertujuan untuk mengetahui adanya varietas sifat dan varietas ukuran panjang biji kacang merah. Hasil dari pengukuran panjang biji kacang merah memperoleh hasil ukuran yang berbeda – beda yaitu 9mm, 10mm, 11mm, 12mm, 13mm, 14mm, 15mm, 16mm, dan 17mm. Ukuran terpendek dari kacang merah adalah 9mm berjumlah sebanyak 2 sedangkan ukuran terpanjang kacang merah adalah 17mm sebanyak 3. Hasil pengukuran yang berbeda–beda ini terjadi karena adanya varian atau keanekaragaman organisme dalam satu spesies. Keanekaragaman dapat terjadi pada tingkat gen, populasi, atau komunitas. Banyak faktor yang menyebabkan keanekaragaman yaitu faktor dari dalam dan faktor dari luar / lingkungan. Faktor dari dalam adalah genetik sedangkan faktor dari luar / lingkungan dipengaruhi oleh makanan, suhu, cahaya, kelembapan, curah hujan, derajat keasaman tanah pH. Bersama dengan faktor genetik sangat berpengaruh terhadap fenotip / kenampakan luar yang terekspresi pada organisme yang terinteraksi dengan lingkungan. Adanya perbedaan dan persamaan organisme terjadi karena genotip yang dimiliki individu berbeda, adanya gen yang bersifat dominan dan resesif, adanya penetrasi dan ekspresifitas adanya rekombinasi gen dll.

Kacang merah yang kami gunakan dalam praktikum mempunyai beberapa variasi. Untuk variasi yang pertama yaitu berdasarkan ukuran dapat di peroleh ukuran 9mm, 10mm, 11mm, 12mm, 13mm, 14mm, 15mm, 16mm, dan 17mm. Dimana frekuensi tertinggi terdapat pada kacang merah yang berinterval 11 – 12 sebanyak 46 biji dan frekuensi terendah yaitu pada interval 17 – 18 sebanyak 3 biji dari 100 biji. Perolehan interval dapat diperoleh dengan rumus :

I = R

K – 1

Page 8: Laporan Praktikum Genetika bab 3

Dimana i merupakan interval, R merupakan range dimana hasil pengurangan dari ukuran kacang terpanjang dan ukuran kacang terpendek, lalu dibagi dengan K – 1 yang merupakan hasil dari 3,3 log 100 dan hasilnya dibulatkan sehingga diperoleh interval sbb :

I = 17 – 9 = 8 = 8 = 1,4

(3,3 log 100) – 1 6,6 – 1 5,6

Jadi intervalnya adalah 1

Untuk menghitung ukuran rata – rata dari semua data yang diperoleh dapat dilakukan dengan mengalikan frekuensi (f) dari masing – masing interval dengan nilai tengah (x) dari interval kelas kemudian dijumlahkan dan mengahasilkan ∑fx. Kemudian dari data tersebut dapat dicari ukuran rata – rata dengan rumus :

x = ∑fx = 1228 = 12,28

N 100

Tabel histogram dari hasil pengamatan menunjukkan hal yang ideal. Dalam suatu variasi ada nilai tertinggi dan nilai terendah serta nilai rata-rata yang didominansi oleh sebagian besar populasi. Ketiga syarat tersebut sudah dapat dijumpai dalam tabel histogram.

Selain variasi ukuran kacang merah yang kami amati tetapi ada beberapa variasi sifat sebagai berikut :

Warna dasar : Cokelat: 55 biji dan Merah keunguan: 55 biji. Letak hilus: Ditengah: 72 biji dan Ditepi: 28 biji. Bentuk atau permukaan: Kisut: 15 biji dan Licin: 85 biji. Motif corak: Tebal: 79 biji dan Tipis: 21 biji Bentuk kacang: Cekung: 37 biji dan Lurus: 63 biji Bentuk Hius: Bulat: 78 biji dan Lonjong: 22 biji Corak: Berbintik: 28 biji dan Melengkung: 72 biji Corak hilus: Hilus bercorak: 72 biji dan Hilus tak ada corak: 28 biji Bentuk kacang: Ginjal: 60 biji dan Kotak: 40 biji. Ketahanan: Cacat: dan berlubang: 25 biji dan Normal: 75 biji

Keanekaragaman atau variabilitas kacang merah dapat terjadi karena dipengaruhi baik faktor dalam maupun faktor luar(lingkungan). Faktor lingkungan seperti nutrisi, suhu, cahaya, kelembaban, curah hujan, derajat keasaman tanah (pH). Sedangkan faktor dalam berpengaruh terhadap fenotip biji kacang merah yang muncul. Sehingga fenotip merupakan hasil interaksi antara genotip dengan lingkungan.

I. Kesimpulan1. Variasi pada kacang merah yaitu warna dasar, letak hilus, bentuk permukaan, motif,

kecekungan, bentuk hilus, corak, corak hilus, bentuk kacang, dan ketahanan kacang.

2. Dari 100 biji kacang merah mempunyai variasi ukuran yang beragam. Ukuran terpendek yaitu 9 mm, terpanjang 17 mm dan panjang rata-rata yaitu 11-12 mm.

J. Daftar PustakaCampbell. 2008. Biologi jilid 1 edisi kedelapan. Jakarta: Erlanggakiauw, tjan. 1990. Genetika dasar. Bandung : FMIPA ITB

Kimball. John W. 1978. Inheritance/Mendel. Addison wesley publishing

Suprapto dkk. 2007. Variasi genetik, heritabilitas, tindak gen dan kemajuan genetik kedelai pada ultisol. ISSN 1411-0067. Jurnal ilmu pertanian Volume 9 No. 2.2007, hlm 183-190

Widianti, Tuti. 2014. Genetika. Semarang: Biologi FMIPA Unnes

Page 9: Laporan Praktikum Genetika bab 3

KEGIATAN PRAKTIKUM 3

VARIASI SIFAT PADA TANAMANTanggal praktikum: 25 september 2014

A. Judul

Variasi sifat pada tanaman

Sub judul: Variasi sifat pada tanaman Bougainvillea spectabilis.

B. Tujuan

1. Dapat menjelaskan tipe-tipe keragaman pada tanaman dan hewan

2. Menyebutkan dan membedakan sedikitnya tiga ciri yang berbeda untuk suatu

karakter tertentu

3. Dapat mendeskripsikan hasil pengamatan tentang variasi pada tanaman dan

hewan

4. Dapat menyimpulkan dan mengkomunikasikan hasil pengamatan.

C. Permasalahan

1. Variasi sifat apa saja yang saudara temukan pada obyek pengamatan saudara?

2. Variasi sifat apakah yang paling banyak dijumpai pada objek pengamatan

saudara?

3. Menurut saudara apa yang menyebabkan terdapatnya variasi sifat tersebut?

D. Landasan Teori

Variasi makhluk hidup

Adanya variasi sifat kita dapat mengetahui sifat mana yang dominan dan mana

yang resesif. Penelitian mendel dengan kacang ercis juga dikarenakan adanya sifat-sifat

berbeda yang sangat menyolok. Pada kacang ercis, misalnya adnya biji bulat dan kisut,

adanya kacang yang warna polongnya kuning dan hijau, ada bunga yang letaknya aksial

dan terminal. Variasi sifat pada makhluk hidup ini disebabkan oleh faktor genetik dan

faktor lingkungan. Dua faktor ini akan bekerja sama membentuk fenotip suatu

organisme.

Variasi sifat dapat terjadi dalam spesies maupun antar spesies. Variasi sifat juga

terdapat dalam berbagai tingkatan yakni: variasi dalam tingkat gen, tingkat jenit dan

tingkat komunitas. (widianti, tuti, 2014)

Variabilitas gen

Dalam penelitiannya, mendel menggunakan 2 variasi alela untuk setiap karakter.

Misalnya tinggi dikendalikan oleh satu lokus yang terdiri atas dua alela. Disebutkan

bahwa kedua alela tersebut masing-masing terdiri atas satu alela dominan dan yang lain

resesif, dan ia memberikan notasi untuk kedua alela tersebut masing-masing dengan

huruf besar dan huruf kecil. Alela dominan menghasilkan individu tinggi, sedangkan

Page 10: Laporan Praktikum Genetika bab 3

alela resesif bila homozigot menghasilkan tanaman pendek atau kerdil. (Welsh, James

R. 1991)

Pengukuran variabilitas

Pengukuran dan evaluasi variabilitas menjadi penting jika kita memahami

pengendalian genetik ada beberapa teknik untuk pengukuran tersebut. Teknik yang

tepat bergantung pada sasaran dan keadaan lingkungan dalam program pemuliaan.

Setipa percobaan mempunyai hipotesis dasar dan konsep statistik yang digunakn untuk

memperkirakan kemungkinan diterima atau ditolaknya suatu hipotesis. (Welsh, James

R. 1991)

Variasi yang terjadi karena lingkungan

Lingkungan merupakan pembentuk akhir dari suatu organisme. Faktor-faktor

yang jelas berpengaruh pada produksi antara lain ialah lama dan intensitas radiasi

matahari, frekuensi dan besar kelembaban yang diterima (dari curah hujan dan irigasi),

dan zat-zat yang diperoleh baik melalui pemupukan atau dari dalam tanah. Faktor-faktor

lain yang kurang pengaruhnya terhadap produksi antara lain adanya sejumlah mobil dan

truk yang lewat di jalan. Faktor-faktor tadi dan pengaruh lingkungan yang lain

berinteraksi sesamanya, juga terhadap genotip tersebut, akhirnya menghasilkan

produksi panenan akhir. (Welsh, James R. 1991)

Bougainvillea spectabilis

Merupakan tanaman yang disebut dengan tanaman bunga kertas karena bentuk

seludang bunganya yang tipis dan mempunyai ciri-ciri seperti kertas. Tanaman ini

berasal dari Amerika selatan. Tanaman bunga ini memiliki bagian yang berwarna-warni.

Olh karena itu tanaman ini menjadi tanaman hias yang sangat populer karena

kecantikan warnanya dan cara merawatan serta cara memvariasikan pohon yang

mudah. Berikut ini merupakan klasifikasi Bougainvillea spectabilis:

Krajaan: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: caryophyllales

Famili: nyctaginaceae

Genus: Bougainvillea

Species: Bouganivillea spectabilis (Plantamor, 2014)

Keragaman bunga kertas saat ini berasal dari persilangan atau mutasi yang

dilakukan oleh manusia. Kultur jaringan dapat menjadi metode alternatif untuk

pengembangan bunga kertas. Pelaksanaan teknik kultur jaringan ini berdasarkan teori

sel dimana tiap sel mampu tumbuh menjadi tanaman yang sempurna bila diletakkan di

lingkungan yang sesuai. ( Cahyaningrum, Paramita Kuswandi* Sugiyarto, Lili.2012)

Page 11: Laporan Praktikum Genetika bab 3

E. Alat dan Bahan

1. Tanaman Bougenvlle sp. Di sekitar rumah, kos dan kampus

2. Alat tulis

3. Penggaris

4. Kamera

F. Cara kerja

G. Hasil Pengamatan

Pengmbailan gambar kita laukan pada tanggal 20 september 2014,

dengan lokasi berbagai tanaman Bougainvillea spectabilis di berbagai

tempat sekitar kampus dan kos.

Menentukan jenis hewan atau tumbuhan yang akan di gunakan,

Misalnya:

Warna daun

Warna Brachtea Bentuk

bunga pita

Tekstur brachtea

Warna batang

Memastikan jumlah tanaman yang diamati jumlahnya

banyak

Mengamati dan mencatat pada tabel pengamatan,

melengkapi dengan gambar

Page 12: Laporan Praktikum Genetika bab 3

Variasi Warna daun pada tanaman Bougainvillea spectabilis

Tabel dab Histogram dari variasi warna daun

Page 13: Laporan Praktikum Genetika bab 3

Variasi warna daun pemmikat (Brachtea) tanaman Bougainvillea

spectabilis

Tabel variasi warna dan histogram tanaman Bougainvillea

spectabilis.

Page 14: Laporan Praktikum Genetika bab 3

Variasi tektur brrachtea dan histogramnya

Variasi bentuk dan wara bunga tabung

H. Pembahasan

Percobaan praktikum kali ini yaitu untuk menjelaskan tipe-tipe keragaman pada tanaman Bougainvillea spectabilis. Menyebutkan tiga cirinya dan mendeskripsikannya serta menyimpulkan dan mengkomunikasikan dengan baik. Preparat yang kami dapatkan yaitu dari sekitar kampus, tanaman dekat kos dan sekitar jalan. Kami memfokuskan obyek penelitian di taman dekat rektorat. Pada tanggal 20 september 2014 sekitar pukul 14.00 wib. Metode yagn kami gunakan yaitu pengumpulan gambar dan observasi secara langsung.

Berdasarkan percobaan variasi yang dapat kami temukan yaitu warna daun dan corak daun, warna brachtea atau daun pemikat, tekstur dari brachtea dan bentuk dari bunga tabung. Selain itu kami juga dapat mengamati warna batang dan bentuk daun. Namun karena keterbatasan waktu kami hanya dapat menyajikan 4 sifat atau ciri yang berbeda dari tanaman Bougenvil sp. Variasi sifat yang dapat kami jumpai ini tentunya sudah tidak alami lagi karena sudh mendapatkan campur tangan dari lingkungan yaitu

Page 15: Laporan Praktikum Genetika bab 3

manusia yang aktif menyilangkan tanaman ini dengan sifat yang berbeda. Akibatnya dapat kita lihat pada data pengamatan bougenvil dengan sifat yang sangat bervariasi.

Variasi yang paling banyak kami peroleh yaitu warna daun dan warna breachtea atau daun pemikat. Hal ini menunujukan dominansi sifat dari tumbuhan Bougainvillea spectabilis. Terbanyak yaitu Bougainvillea spectabilis. Dengan warna brachtea ungu orange dan ungu tua dengan daun dominan tepi putih bertekstur halus.

Penyebab terjadinya variasi sifat pada tanaman Bougainvillea spectabilis. yaitu adanya genotip yang dimiliki oleh individu berbeda, adanya gen yang bersifat dominan dan resesif adanya penetrasi dan ekspresivitas, adanya rekomendasi gen dan lain-lainnya. Selain itu penyebab lian yaitu 2 faktor, faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu gen yang di bawa dari induk sehingga terekspesikan fenotip yang dapat kita amati. Sedangkan faktor eksternal yaitu nutrisi, suhu, cahaya, manusia, kelembaban, curah hujan, derajat keasaman. Namun faktor yang paling dominan yaitu campur tangan manusia dengan cara menyetek dan menyambung batang sehingga di dapatkan variasi yang sangat beragam.

I. Kesimpulan1. Tipe keanekaragaman Bougainvillea spectabilis. Disebabkan karena adanya

genotip yang dimilili tiap individu berbeda2. Sifat beda baougenvil yaitu warna daun, warna brachtea,, tipe permukaan

brachtea, dan bentuk serta warna bunga pita.3. Warna dari sampel muncul sifat dominan, resesif dan intermediet seperti uraian

pada data pengamatan.J. Daftar Pustaka

Cahyaningrum, Paramita Kuswandi* Sugiyarto, Lili. 2012. Induksi Keragaman Somaklonal Bunga Kertas (Zinnia sp.) Sebagai Upaya Pengembangan Bunga Potong Daerah Tropis

Plantamor. 2014. Bougainvillea spectabilis. Plntamor. Com di aksses pada tanggal 27 september 2014 pukul 21.32

Welsh, James R. 1991. Dasar-dasar genetika dan pemuliaan tanaman. Jakarta: Erlangga

Widianti, Tuti. 2014. Genetika. Semarang: Biologi FMIPA Unnes