Laporan Praktikum Ekologi Hewan

17
MENGHITUNG POPULASI DENGAN METODE MENANGKAP MENANDAI DAN MENANGKAP ULANG (CAPTURE-RECAPTURE). Disusun oleh : Badrun Mahera A B1J011078 Jovina Febe B1J011122 Meyla Khasanah B1J012110 Venthyana Lestary B1J012133 Muhammad Iqbal G B1J012135 Kelompok : 4 Asisten : Dwiherdianto Wisnugrahadi LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI HEWAN

description

capture-recapture

Transcript of Laporan Praktikum Ekologi Hewan

MENGHITUNG POPULASI DENGAN METODE MENANGKAP MENANDAI DAN MENANGKAP ULANG (CAPTURE-RECAPTURE).

Disusun oleh :Badrun Mahera AB1J011078Jovina FebeB1J011122Meyla KhasanahB1J012110Venthyana LestaryB1J012133Muhammad Iqbal GB1J012135Kelompok: 4Asisten: Dwiherdianto Wisnugrahadi

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI HEWAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMANFAKULTAS BIOLOGIPURWOKERTO2015I. PENDAHULUANA. Latar BelakangEkologi adalah ilmu yang membicarakan tentang hubungan timbal balik antara organisme dan lingkungannya serta antara organisme itu sendiri. Dalam proses hubungan timbal balik atau interaksi ini, organisme saling mempengaruhi satu dengan yang lain dan dengan lingkungan sekitar, begitu pula lingkungan mempengaruhi kegiatan hidup organisme. Semua individu yang hidup dalam suatu daerah membentuk suatu populasi. Dan beberapa populasi spesies yang cenderung untuk hidup bersama di suatu daerah geografis tertentu membentuk suatu komunitas ekologi dimana suatu komunitas tersebut beserta lingkungan fisik dan kimia disekelilingnya secara bersama-sama membentuk suatu ekositem yang dipelajari dalam ekologi (Rustamsyah dkk, 1990).Populasi merupakan suatu kelompok individu yang memiliki spesies yang sama dan mendiami suatu area diwaktu yang sama. Populasi sendiri mempunyai ciri khas yang menunjukkan identitasnya, misalnya kerapatan, natalitas, mortalitas, penyebaran umur potensi biotik, tebaran dan bentuk pertumbuhan. Sifatnya yang lain berhubungan dengan ekologi adalah sifat penyesuaian diri, keserasian reproduksi ketahanan yaitu peluang untuk pelestarian jenis (Odum, 1996). Banyak spesies hewan konservasi atau kepentingan ekonomi sulit untuk survei karena mereka bergerak atau tersembunyi, dan hanya sebagian kecil dari populasi terdeteksi dalam sampel apapun. Jarak sampling dan capture-recapture metode memungkinkan untuk deteksi lengkap, tetapi dalam bentuk mereka lebih sederhana setiap metode memiliki keterbatasan. Gabungan jarak dan metode capture-recapture mengatasi masalah ketersediaan pengambilan sampel jarak yang lengkap (Efford, 2011).

B. TujuanPraktikum ekologi hewan kali ini bertujuan untuk mengetahui jumlah populasi dari Achatina fulica dengan metode Capture-Recapture (Metode menangkap-menandai dan menangkap kembali).II. TINJAUAN PUSTAKAKepadatan populasi merupakan ukuran populasi dalam hubungannya dengan satuan ruang. Biasanya dinyatakan dengan banyaknya individu atau biomasa populasi persatuan luas atau volume. Dalam mempelajari kelimpahan suatu spesies di satu lokasi tunggal maka idealnya perlu tahu tentang kondisi fisika kimia, tingkat sumber daya yang dapat diperoleh, daur hidup makhluk itu, pengaruh kompetitor, pemangsa, parasit dan sebagainya. Perbadaan-perbedaan dalam populasi mungkin dapat dikorelasikan dengan cuaca, jenis tanah, jumlah predator, dan sebagainya (Soetjipta, 1993). Kepadatan populasi dapat dibedakan menjadi 3 (Umar, 2013) yaitu :1. Kepadatan kotor, merupakan jumlah individu biomassa persatuan ruang.2. Kepadatan ekologi, merupakan jumlah individu atau biomassa persatuan ruang yang secara nyata tersedia untuk individu dalam populasi.3. Kepadatan relatif, merupakan proporsi antara jumlah total individu populasi persatuan waktu sebagai akibat adanya kelahiran dan imigrasi.Perubahan kepadatan populasi dipengaruhi oleh empat parameter primer dari populasi yaitu natalitas, mortalitas, imigrasi dan emigrasi. Meningkat atau menurun suatu spesies tertentu, di karena salah satu dari parameter itu berubah. Apabila natalitas dan imigrasi meningkat dalam populasi sedangkan emigrasi dan mortalitas menurun, maka kepadatan populasi akan bertambah. Pertambahan jumlah organisme kedalam populasi ini disebut laju kepadatan yaitu jumlah organisme atau individu yang bertambah ke dalam populasi per satuan waktu (Priyono, 2012).Penyebaran populasi merupakan pola pergerakan individu-individu kedalam atau keluar dari populasi yang disebabkan oleh dorongan mencari makan, menghindar dari predator, pengaruh iklim, terbawa angin atau air, perilaku kawin dan faktor fisik lain.Penyebaran populasi dapat terjadi melalui 3 cara (Umar, 2013) :a. Emigrasi : merupakan pola pergerakan individu keluar dari daerah populasinya ke tempat lain, dan tinggal permanen di tempat barunya.b. Imigrasi : merupakan pola penyebaran individu ke dalam suatau daerah populasi lain dan individu tersebut menetap di tempat baru.c. Migrasi :merupakan pola penyebaran individu dua arah, ke luar dan masuk atau pergi dan dating secara periodik selama kondisi lingkungan tidak menguntungkan sehingga individu suatu populasi akan berpindah tempat.Metode sampling biotik hewan bergerak biasanya digunakan metode capture-recapture. Merupakan metode yang sudah popular untuk menduga ukuran populasi dari suatu spesies hewan yang bergerak cepat seperti ikan, burung dan mamalia kecil. Metode perhitungan jumlah populasi denagn pendekatan indeks Peterson / Lincoln merupakan salah satu metode yang paling sederhana dan umum. Metode ini menggunakan tahapan penangkapan tunggal dan penangkapan kembali individu (metode Mark and Recapture) (Naughton, 1973).

III. DESKRIPSI LOKASI

Lokasi yang digunakan untuk praktikum yaitu tanah lapang dekat eksfarm. Suhu di lokasi tersebut 25oC dengan kelembapan udara sekitar 50%. Hasil pengukuran pH tanah dilokasi yaitu 5,7. Area yang digunakan sebagai tempat pengambilan dan pelepasan kembali Achatina fulica memiliki kerapatan vegetasi sekitar 40%. Vegetasi yang ada di lokasi antara lain pohon jati, pohon pisang, pohon mengkudu dan beberapa jenis rumut-rumputan.

IV. MATERI DAN METODEA. MateriAlat-alat yang digunakan saat praktikum adalah kuas. Bahan yang digunakan yaitu bekicot (Achatina fulica) dan cat.

B. Metode1. Achatina fulica di beri tanda dengan cara mengecat bagian cangkangnya2. Cat ditunggu sampai kering3. Achatina fulica yang sudah ditandai dilepaskan kembali4. Setelah semalaman dilakukan samping untuk penangkapan kembali Achatina fulica.

V. HASIL DAN PEMBAHASANA. HasilTabel 1. Hasil penangkapan kembali Achatina fulicaNoParameter Jumlah

1M25

2m10

3n14

Perhitungan dengan rumus M: 25 individun: 14 individum: 10 individu = 35Gambar 1. Achatina fulica Bertanda

B. PembahasanAchatina fulica merupakan hewan bertubuh lunak (Molusca) yang tidak memiliki tulang belakang. Tubuhnya dilindungi oleh cangkang dari bahan kapur yang kuat dan didalmnya mengandung lapisan mutiara. Cangkang bekicot terpilin Spiral (Body whorl) dengan jumlah putaran tujuh, bentuk cangkangfusiform, tidak memiliki tutup cangkang (Operculum). Warna cangkang coklat dengan pola-pola garis gelap di permukaannya. Binatang yang termasuk dalam kelas Gastropod ini pada bagian anteriornya dijumpai dua pasang antena yang pada masing-masing ujungnya terdapat mata dan pada bagian bawahnya terdapat mulut yang dilengkapi dengan gigi parut (radula) (Wiryono, 2006). Klasifikasi dari Achatina fulica adalah sebagai berikut :Kingdom: AnimaliaPhylum: MoluscaKelas: GastropodaOrdo: ApestrabranchisFamili: AchatinidaeGenus: AchantinaSpesies: Achantina fulicaEstimasi parameter demografi (misalnya, kelangsungan hidup, keberhasilan reproduksi, atau penyebaran) melibatkan analisis data pemantauan individu. Di alam liar, ini diperoleh dari protokol capture-recapture, di mana individu yang ditangkap, ditandai, dan dirilis di lingkungan mereka. Model CR memungkinkan menyimpulkan proses demografi meskipun ketidakmungkinan praktis untuk mendeteksi semua individu pada setiap sesi sampling. Karena memungkinkan munculnya pertanyaan-pertanyaan penting dalam ekologi, manajemen dan evolusi sementara akuntansi untuk ketidakpastian deteksi, metode CR telah menjadi sangat populer di bidang biologi populasi (Gimenez, 2010).Metode capture-recapture, merupakan metode yang sudah populer digunakan untuk menduga ukuran populasi dari suatu spesies hewan yang bergerak cepat, seperti ikan, burung atau mamalia kecil. Metode ini dikenal juga sebagai metode Lincoln-Peterson berdasarkan nama penemunya. Metode ini pada dasarnya adalah menangkap sejumlah individu dari suatu populasi hewan yang akan dipelajari. Individu yang ditangkap itu diberi tanda dengan tanda yang mudah dibaca atau diidentikasi, kemudian dilepaskan kembali dalam periode waktu yang pendek (umumnya satu hari). Setelah beberapa hari (satu atau dua minggu), dilakukan pengambilan (penangkapan) kedua terhadap sejumlah individu dari populasi yang sama. Dari penangkapan kedua ini, lalu diidentikasi individu yang bertanda yang berasal dari hasil penangkapan pertama dan individu yang tidak bertanda dari hasil penangkapan kedua. Adapun cara menandai hewan bermacam-macam, tergantung spesies hewan yang diteliti, habitatnya (daratan, perairan), lama periode pengamatan, dan tujuan studi. Namun, dalam cara apapun yang digunakan, perlu diperhatikan syarat-syarat sebagai berikut (Soegianto, 1994): Tanda yang digunakan harus mudah dikenali kembali dan tidak ada yang hilang atau rusak selama periode pengamatan. Tanda yang digunakan tidak mempengaruhi atau mengubah perilaku aktivitas dan peluang hidup. Setelah diberi penandaan hewan-hewan itu harus dapat berbaur dengan individu-individu lain didalam populasi. Peluang untuk ditangkap kembali harus sama bagi individu-individu yang bertanda maupun tidak.Dari dua kali hasil penangkapan tersebut diatas, dapat diduga ukuran atau besarnya populasi (N : indeks Petersen-Lincoln) dengan rumus sebagai berikut: Dengan catatan :N: Taksiran jumlah individu populasiM: Jumlah individu yang ditandai pada penangkapan pertaman: Jumlah total individu yang tertangkap kembali baik yang bertandamaupun tidak bertandam: Jumlah individu bertanda yang tertangkap kembali pada penangkapan keduaBerdasarkan hasil praktikum diperoleh nilai taksiran jumlah individu populasi (N) sebesar 35 ekor dengan jumlah individu yang ditandai pada penangkapan pertama (M) yaitu 25 ekor, jumlah total individu yang tertangkap kembali baik yang bertanda maupun tidak bertanda (n) sebanyak 14 ekor dan jumlah individu bertanda yang tertangkap kembali pada penangkapan kedua (m) sebanyak 10 ekor. Menurut Ferial (2013), Besarnya populasi di alam maupun kelimpahan populasi pada suatu habitat ditentukan oleh adanya keanekaragaman dan kelimpahan sumber pakan maupun sumber daya lain yang tersedia pada habitat tersebut. Keadaan pakan yang berfluktuasi secara musiman akan menjadi faktor pembatas bagi keberadaan populasi hewan di suatu tempat oleh adanya kompetisi antar individu.Adanya masalah kepadatan populasi yang berlebih (over crowding) dan kepadatan populasi yang kurang (under crowding) cenderung bekerja sebagai faktor pembatas dalam mengatur besarnya kepadatan populasi. Akibatnya adalah adanya pengaturan ruang-ruang antar individu atau kelompok individu sehingga mengakibatkan adanya individu yang tersingkirkan/terkucilkan dalam populasinya (Umar, 2013).

VI. KESIMPULAN DAN SARANA. KesimpulanBerdasarkan hasil praktikum dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut :1. Nilai taksiran jumlah individu populasi (N) sebesar 35 ekor dengan jumlah individu yang ditandai pada penangkapan pertama (M) yaitu 25 ekor, jumlah total individu yang tertangkap kembali baik yang bertanda maupun tidak bertanda (n) sebanyak 14 ekor dan jumlah individu bertanda yang tertangkap kembali pada penangkapan kedua (m) sebanyak 10 ekor.2. Metode capture-recapture merupakan metode yang digunakan untuk menghitung atau memperkirakan jumlah suatu populasi.

B. SaranSaran yang sapat berikan pada praktikum kali ini sebaiknya asisten selalu mendampingi praktikan saat praktikum berlangsung sehingga kesalahan yang mungkin terjadi dapat diminimalisir.

DAFTAR REFERENSIEfford, Murray G. 2011. Estimation Of Population Density By Spatially Explicit CaptureRecapture Analysis Of Data From Area Searches. Ecology. 92(12) : 2202 2207

Ferial, E. W., 2013.Pengetahuan Lingkungan. Jurusan Biologi Universitas Hasanuddin, Makassar.

Gimenez, O. and Choquet, R. 2010. Individual Heterogeneity In Studies On Marked Animals Using Numerical Integration: CaptureRecapture Mixed Models. Ecology. 9 1(4 ) : 951 957

Naughton, 1973.Ekologi Umum edisi ke-2. Universitas Gadjah Mada Press, Yogyakarta.

Odum, Eugene P. 1993. Dasar-Dasar Ekologi. Edisi ketiga. Erlangga. Jakarta

Priyono, B., 2012.Ekologi Kuantitatif. Lembaga Informasi dan Studi Pembangunan Indonesia, Jakarta.

Soegianto, Agoes.1994.Ekologi Kuantitatif.Penerbit Usaha Nasional.Surabaya.

Soetjipta, 1992.Dasar-dasar Ekologi Hewan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Pendidikan Tinggi, Jakarta.

Umar, M. R., 2013.Ekologi Umum. Universitas Hasanuddin, Makassar.

Wiryono. 2006. Pengaruh Bekicot Achatina Fulica Terhadap Pertumbuhan Tanaman Lamtoro (Leuceina leuchocepala) Dan Turi (Sesbania grandiflora) Pada Media Tanam Bekas Penambangan Batu Bara. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia. 8 (1) : 50-56