Laporan Praktikum Ekologi For
-
Upload
noorma-paramitha -
Category
Documents
-
view
265 -
download
28
description
Transcript of Laporan Praktikum Ekologi For
Laporan Praktikum Ekologi
Pengenalan Alat-alat Laboratorium Ekologi
Disusun oleh :
Noorma Paramitha (4411413009)
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
Pengenalan Alat-alat Laboratorium Ekologi
A. Tujuan
mengetahui berbagai macam alat yang ada di laboratorium beserta prinsip
kerja, cara kerja, dan fungsi alat-alat tersebut.
B. Dasar Teori
Kata ekologi pertama kali diperkenalkan oleh Ernest Haeckel, ahli
biologi Jerman pada tahun 1869, berasal dari bahasa yunani yaitu dari kata
oikos yang berarti “rumah” atau “tempat hidup” dan logos yang berarti
ilmu telaah, atau studi. Biasanya ekologi didefinisikan sebagai ilmu yang
mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan
lingkungannya (Ngabekti, 2006).
Unit utama ekologi adalah ekosistem. Ekosistem memiliki komponen-
komponen tertentu yang memiliki fungsi oleh karena itu disebut sebagai
suatu sistem. Komponen-komponen tersebut antara lain abiotik, biotik,
fisika, kimiawi, dan sebagainya. Contoh faktor biotik adalah makhluk
hidup baik itu manusia, hewan, ataupun tumbuhan. Contoh faktor abiotik
yaitu suhu, kelembaban, iklim, curah hujan, dan sebagainya. Beberapa
contoh faktor abiotik tersebut adalah sesuatu yang harus diukur oleh
karena itu diperlukan alat-alat khusus yang tepat untuk mengukur faktor-
faktor abiotik tersebut. Oleh karena itu, penting bahwa kita harus
mengenal dan mengetahui nama alat serta spesifikasi alat tersebut. Bukan
hanya itu saja kita pun harus memahami bagaimana cara kerja alat
tersebut, apa prinsip kerjanya, serta fungsi alat tersebut.
Alat-alat yang biasa digunakan dalam praktikum ekologi dalam hal
pengukuran data antara lain: alat pengukur suhu, intensitas cahaya,
kadar/konsentrasi garam di perairan, kelembapan, pH, densitas dan
frekuensi, salinitas, ketinggian, kemiringan tempat, serta pengukur
kecepatan angin. Alat-alat sampling yang biasa digunakan ketika
melakukan sampling antara lain: plankton net, jala surber, dan water
sample. Ada pula alat yang digunakan untuk memperoleh data di lapangan
yaitu kaca pembesar, kompas dan GPS (Global Positioning System).
C. Alat dan Bahan
Berbagai alat – alat yang ada di laboratorium ekologi, seperti :
1. Refraktometer
2. Salinometer
3. Secchi disk
4. Plankton net
5. Jala surber
6. Eickman Grab
7. Altibarometer
8. Soil tester
9. Termohigrometer
10. Water sample
11. Animometer
12. Lux meter
13. Voint frame
D. Cara Kerja
1. Seluruh mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok
2. Masing-masing mahasiswa mendengarkan penjelasan tentang fungsi
dan cara penggunaan alat-alat yang digunakan dalam praktikum
ekologi yang disampaikan oleh staff laboratorium
3. Mahasiswa wajib mengetahui fungsi dan cara penggunaan dari
masing-masing peralatan yang ada.
4. Mahasiswa mencatat apa yang telah dijelaskan.
E. Hasil dan Pembahasan
1. Termometer
a. Fungsi Termometer
Fungsi termometer secara umum yaitu untuk mengukur suhu
lingkungan.
b. Prinsip Kerja Termometer
Terdapat banyak jenis termometer, tetapi semua
memanfaatkan sifat materi yaitu apabila suhu materi berubah
maka bentuk dan ukuran materi itupun berubah. Termometer
menggunakan prinsip kerja pemuaian, dengan pemuaian tersebut
kita bisa melihat dan mengetahui berapa suhu yang telah kita
ukur.
Ketika suhu meningkat, alkohol atau air raksa yang berada
di dalam wadah akan memuai sehingga panjang kolom alkohol
atau air raksa akan bertambah. Sebaliknya, ketika suhu
menurun, panjang kolom alkohol atau air raksa akan berkurang.
Pada bagian luar tabung kaca terdapat angka-angka yang
merupakan skala termometer tersebut. Angka yang ditunjukkan
oleh ujung kolom alkohol atau air raksa merupakan nilai suhu
yang diukur. Pada saat mencatat suhu udara dengan sebuah
termometer raksa, pastikan bahwa gelembung terlindung dari
sinar matahari langsung untuk mencegah penyerapan panas.
c. Cara penggunaan Termometer laboratorium
Menggantungkan termometer di udara dengan tali,
membiarkan selama beberapa menit kemudian mengamati angka
yang ditunjukkan oleh ujung kolom alkohol atau raksa pada
skala termometer.
2. Anemometer
Anemometer adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk mengukur
kecepatan angin dan untuk mengukur arah angin.
a. Fungsi Anemometer
Anemometer berfungsi untuk mengukur kecepatan angin.
Anemometer tidak hanya digunakan dalam pencatatan dan
peramalan cuaca, namun bisa dijumpai pada kegiatan
pertambangan, navigasi udara, pengukuran angin di terowongan
dan sistem ventilasi seperti pada pengujian pesawat terbang dan
kerja eksperimental lainnya.
b. Prinsip kerja Anemometer
1. Angin mengadakan tekanan yang kuat pada bagian tekanan
yang kuat pada baling-baling yang berbentuk cekung
(mangkuk).
2. Bagian yang cekung akan berputar ke satu arah.
3. Poros yang berputar dihubungkan dengan dynamo kecil.
4. Bila baling-baling berputar maka terjadi arus listrik yang
besarnya sebanding dengan kecepatan putaran.
5. Besarnya arus listrik dihubungkan dengan galvanometer yang
telah ditera dengan satuan kecepatan dalam knots, m/s, km/jam
dan beaufort.
Perkiraan kasar mengenai kecepatan angin dapat dibuat dengan
menggunakan tabel 1.1.
c. Cara Penggunaan Anemometer Digital
Cara penggunaan anemometer digital, yaitu :
1. Mentukan arah angin, kemudian menghadap ke arah yang
berlawanan dengan arah angin.
2. Meyalakan anemometer dengan cara menekan tombol power
3. Layar tampilan menghadap kearah pemegang anemometer dan
angin akan datang dari arah belakang layar tampilan.
4. Perhatikan angka yang menunjukan kecepatan angin pada layar
tampil
5. Apabila angka kecepatan angin telah konstan, tekan tombol
hold, kemudian catat hasilnya (Ramadani, 2012).
Gambar 1. Anemometer cup analog Gambar 2. Anemometer digital
Tabel 1.1.
Kecepatan angin
(km/jam)
Pemerian Internasional kekhasan
Kurang dari 2 Tenang Asap naik tegak
1,5—4,5 Udara ringan Baling-baling angin tidak bergerak namun arah angin ditunjukkan oleh aliran asap
6,5—11,0 Hembusan ringan Angin menerpa muka, daun dan baling-baling bergerak
13,0—19,0 Hembusan lunak Daun dan ranting kecil bergerak tetap. Bendera kecil mengembang.
21,0—29,0 Hembusan sedang Debu dan kertas berterbangan
Cabang kecil bergerak
30,5—38,5 Hembusan segar Pohon kecil bergoyang, riak kecil pada air kolam dan danau
40,0—49,5 Hembusan keras Dahan besar bergerak.
Terdengar bunyi bersuit dalam kawat telegraf. Slit menggunakan payung.
51,0—61,0 Tiupan sedang Pohon besar bergoyang. Sulit berjalan melawan angin.
62,5—73,5 Tiupan segar Ranting pohon berpatahan
75,0—86,5 Tiupan keras Gedung-gedung dapat rusak sedikit dengan atap yang beterbangan.
88,0—101,0 Tiupan dahsyat Tidak sering terjadi pada daratan.Pohon tercabut. Kerusakan lumayan pada gedung
102,5—115,0 Angin puyuh Sangat jarang. Kerusakan berat dan merata.
Ekivalensi Angin
(Michael, 1994)
3. Refraktometer
a. Fungsi Refraktometer
Mengukur kadar/ konsentrasi bahan berdasarkan indeks biasnya.
Misalnya gula, garam, dan sebagainya. Dalam penelitian ekologi
refraktometer seringkali digunakan untuk mengetahui kadar garam
di suatu perairan.
b. Prinsip Kerja Refraktometer
Refraktometer memanfaatkan refraksi cahaya
c. Cara penggunaan Refraktometer
1. Bagian permukaan kaca dibasahi dengan air laut yang hendak
diukur.
2. Kaca penutupnya ditempelkan
3. Melalui ujung yang satunya akan tampak sebuah bidang
berwarna biru dan putih. Garis batas kedua bidang tersebut
menunjukkan kadar garam.
4. Salinometer
a. Fungsi Salinometer
Salinometer memiliki fungsi yang sama seperti
refraktometer yaitu berfungsi untuk mengetahui tingkat
kadar garam dalam suatu perairan
b. Prinsip Kerja salinometer
c. Cara penggunaan Salinometer
1. Mengambil gelas ukur yang panjang, kemudian isi gelas
ukur tersebut dengan air laut.
2. Masukkan air laut tersebut ke dalam saalinometer
3. Kadar garam air yang diukur akan erbaca pada
skalanya.
5. Lux meter
a. Fungsi Lux meter
Gambar 3. Refraktometer beserta bagian-bagiannya.
Gambar 4. Salinometer
Lux meter merupakan alat untuk mengukur intensitas
cahaya. Beberapa Lux meter dilengkapi dengan memori
internal. Pengukuran intensitas cahaya menjadi lebih
penting dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya dalam
Teknik pengukuran kondisi lingkungan, menemtukan
kecerahan layar. koreksi kosinus mereka dari sudut cahaya
insiden Lux meter ini memiliki memori untuk menyimpan
nilai yang terukur, dan perangkat lunak untuk menganalisis
bacaan.
b. Prinsip Kerja Lux Meter
Alat ini didalam memperlihatkan hasil pengukurannya
menggunakan format digital. Alat ini terdiri dari rangka,
sebuah sensor dengan sel foto dan layar panel. Sensor
tersebut diletakan pada sumber cahaya yang akan diukur
intenstasnya. Cahaya akan menyinari sel foto sebagai
energi yang diteruskan oleh sel foto menjadi arus listrik.
Makin banyak cahaya yang diserap oleh sel, arus yang
dihasilkan pun semakin besar. Jadi prinsip kerjanya
yaitu bekerja dengan sensor cahaya.
c. Cara Pemakaian Lux Meter
Dalam penggunaannya yang harus benar- benar
diperhatikan adalah alat sensornya,karena sensornyalah
yang kan mengukur kekuatan penerangan suatu cahaya.
Oleh karena itu sensor harus ditempatkan pada daerah yang
akan diukur tingkat kekuatan cahayanya (iluminasi) secara
tepat agar hasil yang ditampilkan pun akurat.
Adapun prosedur penggunaan alat ini adalah sebagai
berikut:
1. Geser tombol ”off/on” kearah On.
2. Pilih kisaran range yang akan diukur ( 2.000 lux, 20.000
lux atau 50.000 lux) pada tombol Range.
3. Arahkan sensor cahaya dengan menggunakan tangan
pada permukaan daerah yang akan diukur kuat
penerangannya.
4. Lihat hasil pengukuran pada layar panel.
5. Pada tombol range ada yang dinamakan kisaran
pengukuran. Terdapat 3 kisaran pengukauran yaitu
2000, 20.000, 50.000 (lux). Hal tersebut menunjukan
kisaran angka (batasan pengukuran) yang digunakan
pada pengukuran. Memilih 2000 lux, hanya dapat
dilakukan pengukuran pada kisaran cahaya kurang dari
2000 lux. Memilih 20.000 lux, berarti pengukuran
hanya dapat dilakukan pada kisaran 2000 sampai 19990
(lux). Memilih 50.000 lux, berarti pengukuran dapat
dilakukan pada kisaran 20.000 sampai dengan 50.000
lux. Jika Ingin mengukur tingkat kekuatan cahaya alami
lebih baik baik menggunakan pilihan 2000 lux agar
hasil pengukuran yang terbaca lebih akurat. Spesifikasi
ini, tergantung kecangihan alat.
6. Apabila dalam pengukuran menggunakan range 0-1999
maka dalam pembacaan pada layar panel di kalikan 1
lux. Bila menggunakan range 2000-19990 dalam
membaca hasil pada layar panel dikalikan 10 lux. Bila
menggunakan range 20.000 sampai 50.000 dalam
membaca hasil dikalikan 100 lux.