Laporan praktikum 9 - gugus alkohol
-
Upload
firda-shabrina -
Category
Education
-
view
136 -
download
5
Transcript of Laporan praktikum 9 - gugus alkohol
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
ALKOHOL
Disusun Oleh:
Kelompok 3
Mirza Ali Zelhas 2013340043
Firda Shabrina 2013340054
Anne Meilida 2013340074
Jurusan Teknologi Pangan
Fakultas Teknologi Industri Pertanian
Universitas Sahid Jakarta
2013
Judul : Alkohol
Tanggal Praktikum : 10 Desember 2013
1. Tujuan
a. Mengetahui sifat kimia dan fisik dari beberapa senyawa alkohol, diantaranya
perbedaan titik didih, perbedaan viskositas, dan kelarutan.
b. Mengetahui struktur alkohol primer, sekunder dan tersier.
2. Teori singkat
Alkohol merupakan senyawa yang mengandung atom gugus –OH (hidroksi) yang
dapat terikat pada atom C primer (alkohol primer), sekunder (alkohol sekunder) atau
tersier (alkohol tersier). Rumus umum senyawa alkohol adalah R-OH. Perbendaan
penempatan gugus hidroksil pada alkohol dapat mempengaruhi kereaktifan senyawa
tersebut dengan zat lain seperti HX (Hidrogen Halida).
Semua alkohol mudah bereaksi dengan HI dan HCl menghasilkan alkil iodida dan
alkil bromida, kecuali pada alkohol primer dan sekunder kurang reaktif sehingga
memerlukan ZnCL2 tak berair atau katalis yang serupa agar dapat bereaksi dengan HCl
lebih cepat. Perbedaan kedudukan gugus hidroksi juga mempengaruhi hasil produk yang
dihasilkan.
Pada reaksi Redoks (Reduksi-Oksidasi) pada senyawa organik, ada beberapa hal yang
diperhatikan:
Pada reaksi redoks senyawa organik berlaku sebagai reduktor dan senyawa an-organik
oksidator, hal ini merupakan reaksi adisi oksigen pada senyawa organik tersebut dan
elektron yang dilepaskan oleh oksidator kan ditangkap oleh senyawa organik yang
menyebabkan perubahan gugus fungsi.
Alkohol tersier sukar dioksidasi, kecuali dengan pengoksidasi kuat, contohnya asam
kromat dalam sulfat panas.
3. Alat dan Bahan
Alat : Bahan :
- Tabung reaksi - Etanol - Aquadest
- Rak tabung - n-butanol - Na-dikromat
- Pipet tetes - t-butanol - Asam sulfat jenuh
- Labu semprot - Pentanol
- Gelas piala - s-butano
- Pipet volumetrik - gliserol
- Spatula besi - etilen glikol
4. Cara Kerja
Percobaan 1. Titik didih
1. Disiapkan kapas yang telah dibulatkan, besarnya bulatan tersebut disesuaikan dengan
mulut botol senyawa alkohol.
2. Dibasahi masing-masing kapas dengan alkohol, etanol dan n-butanol dengan cara
memiringkan botol.
3. Digoreskan kapas yang telah dibasahi tersebut pada permukaan kaca, goresannya harus
sama dengan luasnya. Kemudian dengan segera diamati manakah yang lebih dahulu
mengering.
4. Diulangi percobaan di atas dengan menggunakan senyawa alkohol n-butanol dengan t-
butanol.
Percobaan 2. Uji Bau
1. Dibuka tutup botol yang berisi zat, kemudian segera dicium aromanya dengan cara
menepiskan uapnya dari mulut kearah hidung.
2. Dilarang mencium langsung ke mulut botol
3. Dilakukan uji bau ini pada senyawa; etanol, n-butanol, s-butanol, t-butanol, pentanol,
etilen glikol,dan gliserol.
Percobaan 3. Kelarutan dalam Air
1. Dimasukkan 10 tetes air ke dalam tabung reaksi.
2. Diteteskan alkohol yang akan diujikan menggunakan pipet tetes.
3. Diamati bagaimana kelarutannya.
4. Dihitung tetesan senyawa alkohol yang ditambahkan.
5. Diulangi langkah yang sama dengan menggunakan senyawa alkohol seperti: etanol, n-
butanol, pentanol, s-butanol, t-butanol, dan gliserol.
Percobaan 4. Kecepatan reaksi dengan HCl (Uji Lucas)
1. Disiapkan 4 tabung reaksi yang bersih, masig-masing diisi dengan 3 ml n-butanol, s-
alkohol, t-butanl dan senyawa X.
2. Ditambahkan ke dalam tabung masing-masing 10 ml pereaksi lucas (ZnCl2 dalam HCl
pekat)
3. Diamati perubahan dalam masing” tabung setelah 5, 15, 30, 45 dan 60 menit.
4. Dicatat perubahan tersebut dan dibangdingkan kecepatan reaksinya dengan melihat
perubahan warnanya.
Percobaan 5. Oksidasi alkohol dengan senyawa dikromat
Pembuatan larutan Na-dikromat
Dilarutkan 5 gr Na-dikromat dalam 50 ml air yang mengandung 5 ml H2SO4 pekat.
Cara kerja
1. Disiapkan 4 buah tabung reaksi yang kering dan bersih, kemudian diisi dengan 10 ml
larutan Na-dikromat yang baru dibuat.
2. Ditambahkan ke dalam masing-masing tabung 2 ml n-butanol, s-butanol, t- butanol dan
senyawa X.
3. Diamati perubahan yag terjadi setelah 10, 20, 30, 40 dan 60 detik.
4. Dicatat hasil reaksinya kemudian dibandingkan kecepatan reaksi dari masing-masing
alkohol tersebut.
5. Hasil Pengamatan
Percobaan 1. Titik didih
Senyawa alkoholPenguapan
(cepat/lambat)Kesimpulan
Etanoln-butanol
CepatLambat
Titik didih n-butanol lebih besar daripada titik didih etanol
n-butanolt-butanol
LambatCepat
Titik didih n-butanol lebih besar daripada titik didih t-butanol
Percobaan 2. Uji Bau
Senyawa alkohol Bau/harum KegunaanEtanol Menyengat Obat pskioaktif
n-butanol Menyengat Pembersih textilePentanol Harum seperti pisang Pelarut esterfications-butanol Tidak menyengatt-butanol Menyengat Penghilang cat, pelarutGliserol Tidak berbau khas Lotion ,shampo
Etilen glikol Tidak berbau khas Bahan baku catPercobaan 3. Kelarutan dalam Air
Senyawa AlkoholNisbah Air:
Alkohol (tetes) Kesimpulan
Etanol 1 – 10 tetes Tidak terjadi perubahan/tetapn-butanol 1 – 6 tetes Membentuk 2 lapisanPentanol 1 – 10 tetes Membentuk 2 lapisans-butanol 1 – 20 tetes Larutan menjadi keruht-butanol - -Gliserol 1 – 20 tetes Tidak terjadi perubahan/tetap
Percobaan 4. Kecepatan reaksi dengan HCl (Uji Lucas)
t-butanol n-butanol s-alkohol Senyawa X
HasilLarutan jernih, permukaan larutan kekuningan seulas.
Larutan jernih, permukaan larutan kekuningan lebih kuning dari t-butanol
Larutan jernih agak kekuningan, permukaannya lebih kuning dari n-butanol.
Lautan jernih, permukaan lebih kuning dari n-butanol.
Percobaan 5. Oksidasi alkohol dengan senyawa dikromat
n-butanol s-alkohol Senyawa X
Hasil
Terdapat 3 lapisan dalam larutan. Paling bawah warna jingga, ditengah tidak terlalu hitam, dan yang diatas berwarna hitam.
Terdapat 2 lapisan, lapisan bawah berwarna jingga dan atas berwarna hitam. Tabung tidak hangat dan apabila dikocok terdapat bercak hitam pada dinding dan apabila didiamkan warna larutan menjadi hitam coklat.
Terdapat 2 lapisan, lapisan bawah berwarna jingga dan atas berwarna hitam. Tabung hangat dan apabila dikocok tidak terdapat bercak hitam pada dinding dan apabila didiamkan warna larutan menjadi hitam coklat.
Kec.reaksi
Lebih cepat dari senyawa X
Lebih lambat dari n-butanol
Lebih lambat dari n-butanol
6. Data perhitungan
-
7. Pembahasan
Percobaan 1. Titik didih
Titik didih (td) adalah suhu pada saat tekanan uap jenuh cairan sama dengan tekanan
luar. Pada percobaan ini di bandingkan titik didih antara titik didih etanol dengan n-
butanol serta n-butanol dengan t-butanol. Hasilnya yang lebih mudah menguap adalah
etanol, maka etanol memiliki titk didih yang rendah. Hal ini dapat disebabkan karena
etanol memiliki td yang rendah yaitu 78,4C sedangkan td n-butanol adalah 116-118C.
Hal tersebut juga dapat disebabkan rantai karbon etanol yang lebih pendek dari n-butanol,
karena semakin pendek suatu rantai karbon maka akan semakin mudah menguap dan
menandakan bahwa titik didihnya rendah. Bertambahnya jumlah atom karbon akan
meningkatkan titik didihnya.
Pada percobaan n-butanol dan t-butanol hasilnya yang lebih mudah menguap adalah t-
butanol, maka t-butanol memiliki titik didih yang rendah. Hal ini dapat disebabkan karena
t-butanol memiliki td 81-83C sedangkan n-butanol memiliki td 116-118C. Hal tersebut
juga dapat terjadi karena t-butanol memiliki struktur yang bercabang sedangkan n-butanol
mempunyai struktur yang lurus walaupun struktur molekulnya sama C4H10O. Hal ini
dapat mempengaruhi karena semakin banyak cabang dalam suatu molekul titik didih
senyawa tersebut makin rendah apabil dibandingkan dengan senyawa yang massa
molekulnya sama.
Percobaan 2. Uji Bau
Dari data percobaan yg kami kerhakan adalah senyawa alkohol beraroma menyengat
dan biasa digunaka sebagai obat rekreasi pskioaktif yg biasa ada dalam minuman ber
alkohol, etanol juga beraroma menyegat yg biasa digunakan untuk pembersih, textile,
pentanol tidak beraroma menyengat tetapi sepertiaroma pisang, s-butanol tidak
menyengat, t-butanol tidak menyengat, gliserol tidak berbau khas dan biasa digunakan
untuk lotion dan etilenglikol tidak berbau khas dan biasa digunakan bahan baku cat.
Percobaan 3. Kelarutan dalam Air
Alkohol adalah senyawa organik yang memiliki rumus umum R-OH. Gugus hidroksil
yakni gugus fungsi dari senyawa alkohol dapat berkedudukan pada berbagai posisi, yaitu
alkohol primer (n-alkohol), alkohol sekunder (sec-alkohol), dan alkohol tersier (tert-
alkohol). Perbedaan kedudukan gugus hidroksil sangat erat hbungannya dengan
kereaktifannya terhadap zat lain atau secepat terbentuknya produk.
Pada percobaan beberapa reaksi alkohol, pada uji reaksi dengan etanol dan gliserol
larutan tidak mengalami perubahan atau larut dalam air, karena etanol bersifat hidrofobik.
Gugus hidroksil mengakibatkan etanol bersifat polar, sehingga etanol larut dalam air yang
merupakan pelarut polar. sedangkan pada uji reaksi dengan n-butanol dan pentanol terjadi
perubahan yaitu larutan membentuk dua lapisan atau tidak larut dalam air, dan pada uji
reaksi dengan s-butanol larutan menjadi keruh.
Percobaan 4. Kecepatan reaksi dengan HCl (Uji Lucas)
Tujuan dilakukannya uji ini adalah untuk membedakan alkohol primer, sekunder dan
tersier. Reagen yang digunakan adalah reagen lucas yang terdiri dari larutan ZnCl2 dalam
HCl yang bersifat asam. Berdasarkan hasil uji tersebut pada t-butanol larutan berwarna
jernih dan permukaannya kekuningan, n-butanol warna larutan jernih dan permukaannya
lebih kuning dari t-butanol sedangkan s-butanol larutan jernih agak kekuningan dan
permukaan lebih kuning dari n-butanol. Dan terdapat pula senyawa X larutannya jernih dn
permukaanya kekuningan lebih kuning dari n-butanol. Hasil uji tersebut sama seperti hasil
uji pada senyawa s-butanol, maka senyawa X adalah s-butanol.
Uji lucas dapat membedakan alkohol primer, sekunder dan tersier. Menurut teori, cara
membedakannya pada alkhol tersier reagen lucas akan langsung bereaksi membentuk alkil
korida yang tidak larut dalam air membentuk dua lapisan. Alkohol sekunder dengan
reagen lucas bereaksi lebih lambat membentuk dua lapisan sama seperti alkohol tersier.
Sedangkan alkohol primer tidak dapat bereaksi dengan reagen lucas.
Percobaan 5. Oksidasi alkohol dengan senyawa dikromat
Pada percobaan ini beberapa senyawa alkohol seperti s-butanol, n-butanol dan
senyawa X dioksidasi dengan Na-dikromat dengan tambahan asam sebagai oksidator.
Hasilnya adalah pada n-butanol warna larutan terbagi menjadi 3 lapisan paling bawah
jingga, ditengah kehitamanan dan diatas berwarna hitam, sedangkan pada s-butanol
terdapat 2 lapisan berwarna jingga dan kehitaman, senyawa X memberikan hasil yang
sama seperti s-butanol. Maka dapat disimpulkan bahwa senyawa X adalah s-butanol.
Pada proses oksidasi alkohol tersebut secara teori alkohol akan dioksidasikan menjadi
aldehid, asam karboksilat dan keton, tergantung jenis alkoholnya. Pada alkohol primer
dioksidasikan menjadi aldehid dan asam karboksilat, alkohol sekunder dioksidasikan
menjadi keton dan alkohol tersier dioksidasikan tidak akan bereaksi. Dengan senyawa
dikromat secara teoritis jika warna larutan hijau maka alkohol tersebut adalah alkohol
primer dan sekunder karena larutan teroksidasi dan berubah warna, sedangkan jika larutan
berwarna jingga maka larutan tersebut alkohol tersier karena tidak terjadi perubahan warna
dan tidak terjadi proses oksidasi.
8. Pertanyaan
-
9. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa:
a. Pada percobaan titik didih etanol lebih mudah menguap dari pada n-butanol, maka
titik didih etanol lebih rendah dari n-butanol. Pada percobaan ke dua t-butanol lebih
mudah menguap dari pada n-butanol maka titik didih t-butanol lebih rendah dari n-
butanol.
b. Pada uji bau, turunan alkohol mempunyai bau yang khas dari senyawa-senyawa
alkohol lainnya.
c. Pada uji kelarutan etanol dan gliserol lebih mudah larut dalam air dari pada beberapa
jenis alkohol lainnya.
d. Pada uji lucas, t-butanol larutan berwarna jernih dan permukaannya kekuningan, n-
butanol warna larutan jernih dan permukaannya lebih kuning dari t-butanol sedangkan
s-butanol larutan jernih agak kekuningan dan permukaan lebih kuning dari n-butanol.
e. Pada uji oksidasi dengan Na-dikromat n-butanol warna larutan terbagi menjadi 3
lapisan paling bawah jingga, ditengah kehitamanan dan diatas berwarna hitam,
sedangkan pada s-butanol terdapat 2 lapisan berwarna jingga dan kehitaman, senyawa
X memberikan hasil yang sama seperti s-butanol. Maka dapat disimpulkan bahwa
senyawa X adalah s-butanol.
Daftar Pustaka
Asyhar. Alkohol dan fenol. http://asyharstf08.wordpress.com/2010/02/26/alkohol-dan-fenol
uji-reaksi-kimia/.[16 desember 2013]
Ber’ry. Alkohol. http://alkohol69.blogspot.com/2009/10/alkohol.html. [16 desember 2013]
Seran, Emel. Tatanama alkana, alkene, dan alkuna. http://wanibesak.wordpress.com/tag/
mengapa-alkana-bercabang-memiliki-titik-didih-lebih-rendah. [16 desember 2013]
Tanpa nama A. Butanol.
http://www.merckmillipore.com/indonesia/chemicals/tert-butanol/MDA_CHEM-
822264/p_cH2sHfETkvIAAAE4IbxGnfvA. [16 desember 2013]
Tanpa nama B. Etanol.http://www.merckmillipore.com/indonesia/chemicals/etanol-96%25/
MDA_CHEM-100971/p_L5qb.s1LozYAAAEWI.EfVhTl
Lampiran