laporan praktikum 222

38

Click here to load reader

Transcript of laporan praktikum 222

Page 1: laporan praktikum   222

LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN

POROS BERTINGKAT , BLOK V DAN RODA GIGI

Disusun Oleh :

M. Nashifudin 5201407045

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Page 2: laporan praktikum   222

2009

TUJUAN

Pembuatan Poros Bertingkat

Tujuan umum

1. Mengetahui prinsip dasar/ prinsip kerja dari mesin bubut.

2. Mengenal mesin bubut dan fungsi – fungsi dari bagian mesin bubut.

3. Mahasiswa dapat mengetahui jenis pengerjaan yang dapat dilakukan

dengan mesin bubut.

4. Mahasiswa dapat mengetahui alat-alat bantu pada mesin bubut

5. Mengetahui jenis-jenis pahat yang biasa digunakan pada mesin bubut.

Tujuan khusus

1. Dapat mengoperasikan mesin bubut untuk menghasilkan suatu

produk.

2. Dapat membuat benda kerja sesuai dengan yang direncanakan.

3. Mampu memfungsikan bagian-bagian mesin dengan baik dan

benar.

Pembuatan Blok V

Tujuan umum

1. Mengetahui prinsip dasar/ prinsip kerja dari mesin sekrap

2. Mengenal mesin sekrap dan fungsi – fungsi dari bagian mesin sekrap.

3. Mahasiswa dapat mengetahui jenis pengerjaan yang dapat dilakukan dengan

mesin sekrap.

4. Mengetahui jenis-jenis pahat yang biasa digunakan pada mesin shaping.

Tujuan khusus

1. Dapat mengoperasikan mesin shaping untuk menghasilkan suatu produk.

2. Dapat mengetahui dan menganalisa mekanisme balik cepat.

3. Mampu memfungsikan bagian-bagian mesin dengan baik dan benar

Pembuatan Roda Gigi

Tujuan umum

1. Mengetahui prinsip kerja mesin Milling (Fris)

2. Mengetahui bagian-bagian dari mesin Milling (Fris) beserta fungsinya masing-

masing.

3. Mengetahui jenis dan macam-macam mesin Milling (Fris).

Page 3: laporan praktikum   222

4. Mengetahui jenis alat bantu yang digunakan.

5. Mengetahui produk-produk yang dapat dihasilkan mesin Milling (Fris)

Tujuan Khusus

1. Mengetahui perbedaan mesin Milling (Fris) dengan mesin perkakas lainnya.

2. Mengetahui teknik pengoperasian atau proses pengerjaan mesin Milling (Fris).

3. Dapat melakukan analisa data dan hasil perhitungan.

DASAR TEORI

Dasar Teori mesin Bubut

Mesin ini mempunyai gerak utama berputar dan berfungsi sebagai pengubah bentuk

dan ukuran benda kerja dengan cara menyayat benda tersebut dengan suatu penyayat. Posisi

benda kerja berputar sesuai dengan sumbu mesin dan pahat diam, bergerak ke kanan, ke kiri

searah dengan sumbu mesin menyayat benda kerja.

Mesin bubut mendapatkan dayanya pada kepala tetap melalui sabuk V banyak dari

motor yang dipasang dibawah dari pengendali pada ssisi kepala tetap salah satu dari 27

kecepatan, yang diatur dalam kemajuan geometris yang logis, dapat diperoleh. Dilengkapi

dengan pencekam dan rem listrik untuk start, menghentikan atau menyentakkan benda kerja.

JENIS-JENIS MESIN BUBUT

Penggolongan yang sesuai dari mesin ini adalah karena sulit karena terdapat keaneka

ragaman dalam ukuran, desain, metode penggerakan dan kegunaan. Pada umumnya diberi

nama sesuai dengan karakteristik desainya yang mononjol.

Penggolongan mesin bubut:

Pembubut kecepatan:

o Pengerjaan kayu

o Pemusingan logam

o Pemolesan

Pembubut mesin:

o Pengerjaan kayu

o Pemusingan logam

o Pemolesan

Pembubut bangku

Pembubut ruang perkakas

Pembubut kegunaan khusus

Page 4: laporan praktikum   222

Pembubut Turet:

o Horozontal:

Jenis Ram

Jenis Sadel

o Vertikal

Satasiun Tunggal

Stasiun Jamak

o Otomatis.

Pembubut Otomatis

Mesin Ulir Otomatis

o Spindel Tunggal

o Spindel Jamak

Fris Pengebor Vertikal.

Penggolongan ini dapat dibagi lagi menurut bentuk khususnya dan penggunaan dari

mesin. Beberapa dari mesin yang disebutkan dapat disesuaikan untuk kendali numeris

menggunakan pita berlubang.

I. Pembubut Kecepatan (Speed lathe)

Pembubut kecepata merupakan pembubut paling sederhana dari segala pembubut,

terdiri dari bangku, kepala tetap, ekor tetap, dan peluncur yang dapat disetel untuk

mendukung pahat. Pembubut kecepatan terutama digunakan untuk pembubutan kayu,

pemberikan pusat pada silinder logam sebelum dikerjakan lebih lanjut pada pembubutan

mesin, dan dalam pemusingan logam.

II. Pembubut Mesin (engine lathe)

Pembubut mesin mendapatkan daya dari mesin. Yang membedakan dari pembubut

kecepatan adanya cirri tambahan untuk mengendalikan kecepatan spindel dan untuk

menyangga dan mengendalikan hantaran dari pahat pemotong tetap.

III. Pembubut Bangku (Bench Lathe)

Nama pembubut bangku diberikan kepada pembubut kecil yang dipasangkan pada

bangku kerja. Dalam desainnya mempunyai cirri yang sama dengan pembubut kecepatan atau

pembubut mesin dan hanya berbeda dalam ukuran dan pemasangannya. Disesuaikan untuk

benda kerja kecil dan mempunyai kapasitas putaran maksimim sebesar 250 mm pada plat

muka.

IV. Pembubut Ruang Perkakas (Toolroom lathe)

Pembubut ruang perkakas dilengkapi dengan segala perlengkapan yang diperlukan

untuk pekerjaan pembubutan yang teliti. Merupakan kepala beroda gigi yang digerakkan

secara tersendiri dengan kecepatan spindel. Semua pembubut ruang perkakas dicoba secara

Page 5: laporan praktikum   222

berhati-hati untuk ketelitiannya. Sesuai namanya mesin bubut ini disesuaikan untuk membuat

perkakas kecil, alat ukur, cetakan dan bagian presisi lainnya.

V. Mesin Bubut Turet

Mesin bubut turet memiliki ciri khas khusus yang terutama menyesuaikan kepada

produksi. Karakteristik utama dari mesin ini adalah bahwa pahat untuk operasi yang

berurutan dapat disetel dalam kesiagaan untuk penggunaan dalam urutan yang sesuai.

Meskipun dibutuhkan keterampilan sangat tinggi untuk mengunci dan mengatur pahat dengan

tepat, namun sekali sudah benar maka hanya sedikit keterampilan untuk mengoperasikannya

dan banyak suku cadang dapat diproduksi sebelum penyetelan diperlukan lagi.

VI. Mesin Bubut Otomatis

Mesin bubut yang perkakasnya secara otomatis dihantarkan kepada benda kerja dan

mundur setelah daurnya diselesaikan dikenal sebagai mesin bubut otomatis. Mesin ini

dilengkapi dengan magasin hantaran sehingga sejumlah suku cadang dapat dimesin secara

berurutan dengan hanya sedikit pengawasan operator.

VII. Mesin Ulir Otomatis

Ciri utama dari penemuan mesin ini adalah memberikan gerak pengendalian untuk

mesin bubut sedemikian sehingga pahat dapat dihantarkan kepada benda kerja dengan

kecepatan yang diinginkan, dimundurkan, dan diarahkan kepada kedudukan berikutnya. Ini

semua dipenuhi oleh sebuah nok silindris atau drum yang terletak dibawah turet.

VIII. Fris Pengebor Vertikal

Fris pengebor vertikal mendapatkan namanya karena benda kerja berputar pada meja

horizontal yang modelnya mirip dengan fris pembuat tembikar lama. Pahat pemotongnya

adalah8stasioner, kecuali untuk gerakan hantaran dan terpasang pada rel menyilang yang

ketinggiannya dapat disetel. Fris pengebor vertikal mampu untuk memegang suku cadang

besar dan berat karena benda kerja dapat diletakkan dimeja dengan kran dan tidak banyak

memerlukan pembautan kebawah untuk memegang di tempat. Pekerjaan yang teliti dapat

dilakukan pada mesin ini karena kekakuan yang sangat tinggi, dan kesederhanaan desainnya.

BAGIAN-BAGIAN UTAMA MESIN BUBUT

Bagian-bagian utama dari mesin bubut adalah alas mesin, kepala tetap, kepala lepas,

eretan dan mekanik percepatan.

1. Alas Mesin

Page 6: laporan praktikum   222

Yang dimaksud alas mesin adalahkerangka utama mesin bubut, yang diatas kerangka

tersebut eretan serta kepala lepas bertumpu serta bergerak, adapun alur alas mesin(bed)

berbentuk V ; datar atau rata.

2. Kepala Tetap

Di dalam kepala tetap, spindle utama terpasang pada bantalan, fungsinya untuk

memindahkan putaran ke benda kerja, spindle harus terpasang kuat dan terbuat dari baja yang

kuat, pada umumnya bagian dalam spindel dibuat berlubang.

3. Kepala Lepas

Kepala lepas dipakai sebagai penyangga benda kerja yang panjang, mengebor dan

meluasklan lubang (reamer), kepala lepas dilengkapi dengan kerucut morse, gunanya untuk

memasang alat-alat yang akan dipasang pada kepala lepas seperti: bor, reamer, senter jalan

dan lain-lain. Kepala lepas dapat diangkat dari alas mesin (bed) dan dapat dipasang terkunci

dengan baut pengikat, roda pada kepala lepas dapat dipakai untuk menggerakkan konis,

dengan konis itu selubung (sleeve) dapat terkunci, ada kepala lepas yang selubungnya

digerakkan dengan hidrolik atau kompresor udara, untuk ini tekanan pada benda kerja dapat

sama rata.

4. Eretan

Eretan terdiri dari: sadel/pelana, eretan melintang, eretan kombinasi, pemegang

pahat, kotak apron. Eretan adalah penopang utama dan pembawa pahat bubut, yang dapat

disetel, eretan ini terdiri dari: sadel, eretan melintang, eretan atas dengan penjepit pahat dan

apron (kotak mekanik pengatur).

5. Mekanik percepatan

Poros pembuat ulir (leadscrew) hanya dipakai untuk membuat ulir, dari kepala tetap,

leadscrew ini digerakkan melalui peti roda gigi (gear box) apabila mur setengah (half nut)

yang mencekam poros itu dihubungkan oleh tuas penghubung maka poros berulir

menggerakkan eretan dengan arah memanjang.

Mekanis pengunci digunakan bila bila mur setengah (half nut) dihubungkan dengan

poros percepatan (feed shaft) memanjang atau melintang secara tidak tepat, berakibat

rusaknya mekanisme, rusaknya mekanisme dapat dicegah dengan memasang alat pengaman.

Dasar Teori Mesin Sekrap

Mesin sekrap adalah suatu mesin perkakas dengan sistem langkah bolak balik dalam

proses kerjanya. Dalam pemotongan pahatnya melakukan pemakanan dengan maju saja dan

berupa garis lurus pada permukaan benda kerja. Jadi dapat disimpulkan bahwa prinsip kerja

Page 7: laporan praktikum   222

dari mesin sekrap adalah benda kerja dijepitkan pada catok yang dipasangkan pada meja yang

dapat digeser dengan arah melintang terhadap sumbu mesin, sedangkan pahatnya dipasang

pada eretan yang bergerak sepanjang sumbu mesin secara bolak – balik.

Langkah pengeretan dapat diukur panjang pendeknya, gerakan maju dapat juga dapat

juga diatur naik turunnya untuk penyetelan benda kerja, sedangkan untuk memakankan untuk

pahat dilakukan dengan memutar eretan kebawah. Hasil kerja dari mesin sekrap adalah

pembuatan alur pada komponen –komponen mesin.

A. Pengelompokan mesin sekrap

1. Menurut desainnya mesin sekrap dikelompokkan sbb :

a. Pemotong dorong horizontal

Jenis biasa (pekerjaan biasa)

Jenis universal (pekerjaan ruang perkakas)

b. Pemotong tarik horisontal

c. Pemotong vertikal

Pembubut celah (slotter)

Pembubut dudukan pasak (key scatter)

d. Pemotong kegunaan khusus misalnya pemotongan roda gigi

2. Menurut fungsinya mesin sekrap dikelompokkan sbb :

a. Mesin ketam horizontal

Umumnya digunakan pada pekerjaan produksi dan pekerjaan serba guna.

Mesin ini terdiri atas dasar dan rangka dan mendukung ram horozontal

b. Mesin ketam

Digunakan untuk penyelesain benda kerja yang memerlukan kecepatan potong

dan tekanan dalam pergerakan ram konstan dari awal sampai dengan akhir

pemotongan

c. Mesin ketam potong tarik

Diginakan untuk pemotongan blok cetakan besar pada produksi massal

d. Mesin ketam vertikal

digunakan untuk pemotontongan dalam dan penyerutan bersudut serta untuk

operasi yang memerlukan pemotongan vertikal. Biasanya pada pembuatan

cetakan untuk logam dan non logam

B. Bagian – bagian dari mesin ketam:

a. Ram, yaitu bagian dari mesin ketam yang membawa pahat, diberi gerak ulak-

alik sama dengan panjang langkah yuang diinginkan.

Page 8: laporan praktikum   222

b. Kunci ram, berfungsi agar ram tetap pada kedudukannya, sehingga panjang

langkah potong tidak berubah.

c. Kunci kepala pahat, untuk mengunci pahat yang terpasang

d. Pengatur kedudukan ram, untuk mengatur kedudukan ram pada posisi yang

diinginkan

e. Hantaran ulir, untuk mengatur besarnya kedalaman pemakanan pahat pada

benda kerja.

f. Hendel pahat, berfungsi untuk menyetel kedudukan pahat.

g. Kotak lonceng, berfungsi agar pahat tidak menyayat benda kerja saat kembali

ke posisi awal.

h. Meja kerja, berfungsi sebagai tempat peletakan benda kerja, biasanya terdapat

ragum diatasnya.

i. Motor listrik, berfungsi sebagai sumber daya untuk menjalankan mesin.

j. Tuas kecepatan, berfungsi untuk mengatur kecepatan gerakan ram.

k. Dial panjang langkah, berfungsi untuk mengatur panjang langkah pemakanan.

l. Hantaran vertikal dan horisontal, berfungsi agar meja kerja dapat bergerak

vertikal dan horisontal.

DASAR TEORI MESIN FRAIS

Milling (Fris) adalah proses menghilangkan/pengambilan fatal-fatal dari bahan atau

benda kerja dengan pertolongan dari alat potong yang berputar dan mempunyai sisi potong,

kecuali pahat potong yang bersisi tunggal yang juga digunakan.

Mesin Milling adalah mesin perkakas untuk mengerjakan atau menyelesaikan suatu

benda kerja dengan mempergunakan pisau Milling (cutter) sebagai pahat penyayat yang

berputar pada sumbu mesin. Mesin Milling termasuk mesin perkakas yang mempunyai gerak

utama yang berputar, Pisau Fris dipasang pada sumbu/arbormesin yang didukung dengan alat

pendukung arbor, jika arbor mesin berputar melalui suatu putaran motor listrik maka pisau

Fris akan ikut berputar, arbor mesin dapat ikut berputar kekanan dan kekiri sedangkan

banyaknya putaran dapat diatur sesuai kebutuhan.

Prinsip kerja dari mesin Fris yaitu pahat potong/pemotong Fris melakukan gerak

rotasi dan benda kerja dihantarkan pada pemotong Fris tersebut.

Jenis-jenis pemotong Fris menurut desainnya ada 3 yaitu ; pemotong arbor, pemotong

tangkai, dan pemotong muka. Menutur bentuk umumnya atau jenis pekerjaan yang dapat

dilakukannya terdiri dari 8 macam yaitu :

1. Pemotong Fris biasa 2. Pemotong Fris samping

Page 9: laporan praktikum   222

3. Pemotong gergaji

4. Pembelah logam Pemotong Fris

sudut

5. Pemotong Fris bentuk

6. Pemotong Fris ujung

7. pemotong celah “ T “

JENIS-JENIS MESIN MILLING (FRIS)

A. Jenis tiang dan lutut

1. Fris tangan

2. Fris datar

3. Fris universal

4. Fris vertikal

B. Mesin Fris penyerut

C. Jenis landasan tetap

1. Fris simpleks

2. Fris dupleks

D. Fris tripleks

E. Pusat permesinan

F. jenis khusus

1. Fris meja putar

2. Fris planet

3. Fris profil

4. Fris duplikat

G. Fris panthograf

Penjelasan dari jenis-jenis mesin Milling (Fris)

1. Fris tangan

Jenis ini paling sederhana dari mesin Fris, karena dapat dioperasikan dengan tangan.

Digunakan untuk operasi Fris ringan dan sederhana.

2. Fris datar

Mesin ini mirip dengan mesin Fris tangan kecuali bahwa konstruksinya lebih kuat dan

dilengkapi dengan mekanisme hantaran daya.

3. Fris universal

Merupakan mesin ruang perkakas yang dikonstruksikan untuk pekerjaan sangat

teliti.Mesin ini mirip mesin fris datar.

4. Fris vertikal

Mesin ini mempunyai perjalanan aksial yang pendek untuk memudahkan pengefrisan

bertingkat.

5. Fris jenis penyerut

Mesin ini sesuai dengan namanya mirip dengan penyerut, dimana dibawa pada meja

panjang yang hanya mempunyai gerakan longitudinal, dan dihantarkan terhadap pemotong

putar pada kecepatan yang sesuai.

6. Fris dari jenis bangku tetap

Adalah mesin produksi dari konstruksi yang kasar. Bangkunya adalah benda cor yang

kaku dan berat, fungsinya penyangga meja kerja. Mesin ini hanya memiliki gerakan

longitudinal.

Page 10: laporan praktikum   222

7. Pusat permesinan

Adalah mesin yang dirancang untuk produksi barang kecil sampai besar. Mesin ini

meskipun mahal namun dapat menggantikan mesin yang lain. Kendali numeris memberikan

sedikit dampak pada permesinan sesungguhnya.

8. Fris meja putar

Mesin ini operasinya kontinu dan terdapat waktu yang luas bagi operator untuk

menaikkan dan menurunkan putaran mesin selama pengefrisan.

9. Fris planet

Digunakan untuk memfris luas maupun dalam dan permukaan dari ulir pendek. Pada

benda kerja dipegang stasioner dan semua gerakan yang diperlukan untuk memotong

dilakukan oleh pemotong Fris.

10. Fris profil

Fris profil tangan mempunyai pemotong putar, gerakannya dikendalikan oleh gerakan

tangan dari meja. Gerakan ini dipandu dengan menggerakkan meja sehingga pena pemandu

bersinggungan dengan suatu bentuk atau pola.

11. Fris duplikat

Mesin ini memproduksi sebuah suku cadang dan sebuah model tanpa pengecilan atau

pembesaran ukuran. Model atau pola yang digunakan dalam pekerjaan ini terbuat dari kayu

keras, plester pernis, lilin atau bahan lain yang mudah dikerjakan.

12. Fris ulir panthograf

Mesin ini menggunakan sambungan panthograf, digunakan untuk memproduksi dari

sebuah pola pada skala yang diperbesar atau diperkecil. Operator mmengendalikan mesin

melalui tekanan ringan dari jari-jari kepada jarum sayat pencari jejak. Setiap gerakan dari

jarum pencari jejak ditirukan tepat sama kepada benda kerja.

Page 11: laporan praktikum   222

GAMBAR KERJA

Page 12: laporan praktikum   222

PERHITUNGAN

Page 13: laporan praktikum   222

Rumus-Rumus Yang Digunakan Pada Mesin Bubut

1. Kecepatan potong (Vc)

Vc = 2. . n . r ( mm/menit)

Dimana :

n = putaran spindel (rpm)

r = jari-jari rata-rata (mm)

n =

2. Kecepatan pemakanan (Vf)

Vf = f x n (mm/menit)

Dimana:

f = pemakanan kasar/halus

(mm/put)

3. Kedalaman potong (a)

a = (mm)

4. Lebar geram yang terbuang pada saat pemotongan (b)

b = = (mm)

Dimana:

Sin kr = sudut pemotongan utama

= 900

5. Tebal geram yang terbuang pada saat pemotongan (h)

h = f x sin kr (mm)

Dimana :

untuk pemakanan kasar f = f1

untuk pemakanan halus f = f2

6. Volume geram yang terbuang pada saat pemotongan (Vg)

Vg = . Lc . (r12 – r2

2) (mm3)

7. Kapasitas geram yang terbuang pada saat pemotongan (Q)

Q = A x Vc (mm3/menit)

Dimana :

A = luas penampang

A= a x b (mm2)

8. Gaya potong utama (Fc)

Fc = A x Fs (kN)

Dimana

Fs = tekanan pemotongan spesifik = 2,9 kN/mm2

9. Daya potong utama (Nc)

Nc =

10. Daya pemakanan (Nf)

Page 14: laporan praktikum   222

Nf =

Dimana : Ff = 40 – 70 (kN)

11. Waktu pemotongan (Tc)

Tc = (menit/mm)

12. Waktu pemakanan (Tf)

Tf = (menit/mm)

Dimana : Lf = D1 + 2

Rumus – rumus pembuatan ulir :

1. Kedalaman ulir (h)

h = Dimana :

P = Jarak antara ulir (picth)

2. Kedalaman sis terpakai (h1)

h = 0,6495 * P (mm)

3. Diameter kedalaman (D1)

D1 = D – 2 x h (mm)

Dimana :

D = Diameter bagian yang diulir

4. Diameter sisi (D2)

D2 = D – h (mm)

5. Kapasitas geram yang terbuang (Vg)

Vg = (mm)

Rumus-Rumus Yang Digunakan Scrap

1. Waktu Langkah Potong (tc)

tc = (menit)

Dimana :

L = Panjang langkah potong

(mm)

Vc = 8000 mm/menit (jenis pahat

cor kelabu)

2. Waktu Langkah Balik (tr)

Page 15: laporan praktikum   222

tr = (menit)

Dimana : Vr = Kecepatan balik = (3.Vc / 2) (mm/menit)

3. Waktu Langkah Total (ttot)

ttot = tc + tr (menit)

4. Banyaknya Waktu Yang Diperlukan (S)

a. Langkah pemakanan lebar

awal :

S1 = (langkah)

Dimana :

F1 = Hantaran awal (mm)

b. Langkah pemakanan lebar

akhir :

S1 = (langkah)

Dimana :

F2 = Hantaran akhir (mm)

W = Lebar pemakanan

benda kerja (mm)

5. Banyaknya Langkah Total (Stot)

Stot = ( X1 . S1 ) + (X2 . S2 ) (langkah)

Dimana :

X1 = Banyaknya langkah

pemakanan turun awal

= (langkah)

X2 = Banyaknya langkah

pemakanan turun akhir

= (langkah)

h1 = Kedalaman pemakanan awal benda

kerja (mm)

d1 = Besarnya kedalaman pemakanan

awal = 0,5 mm

h2 = Kedalaman pemakanan akhir benda

kerja (mm)

d2 = Besarnya kedalaman pemakanan

akhir = 0,25 mm

6. Waktu Pengerjaan Total (T)

T = Stot . ttot (menit)

Rumus – Rumus Yang Digunakan Pada Mesin Frais

1. Kecepatan Iris (V)

V = (mm/detik)

Dimana :

Page 16: laporan praktikum   222

n = Kecepatan putaran per

menit (Rpm) (putaran/menit)

D = Diameter alat (mm)

V = Kecepatan iris (m/detik)

= 3,14

2. Langkah (P)

(mm)

Dimana :

p = Langkah (mm)

f = Hantaran benda kerja

(m/menit)

z = Jumlah gigi pisau yang digunakan

(buah)

n = Kecepatan putaran per menit (Rpm)

(mm/menit)

3. Kecepatan Pelepasan Logam (R)

(mm3/menit)

Dimana :

d = Kedalaman pemakanan

(mm)

W = Lebar pemakanan (mm)

f = Hantaran benda kerja

(mm/menit)

Page 17: laporan praktikum   222

4. Jarak Pemotongan (St)

= + 6 (mm)

Dimana : L = Panjang pegerjaan (mm)

5. Waktu pemotongan Tiap Hantaran (T)

(menit)

6. Jumlah Pemotongan (x)

(menit)

Dimana : h = Kedalaman pemotongan

7. Waktu Total Pemotongan (t)

t = T . x (menit)

8. Kecepatan Dorong (V’)

(m/menit)

Dimana : V’ = Kecepatan dorong (m/menit)

9. Ketebalan Tatal Rata-Rata ( )

(menit)

Dimana : = Ketebalan tatal rata-rata (mm)

10. Daya Sentrifugal (Fz)

= (Newton)

Page 18: laporan praktikum   222

Dimana :

Fz = Daya sentrifugal

(Newton)

m = Massa oisau yang berputar

(kg)

r = Radius pemotong (m)

Page 19: laporan praktikum   222

Data – data yang diberikan pada pengerjaan kasar :

Putaran mesin (N) = 80 pm

Hantaran benda kerja (f1) = 80 m/menit

Kedalaman pemotongan (h1) = 1 m

Kedalaman pemakanan (d1) = 1 m

Diameter pemotong (D) = 0.6 m

Lebar pemotongan (W) = 3 m

Panjang pengerjaan (L) = 75 mm

Jumlah gigi pisau (z) = 23 buah

Massa pisau (m) = 0.15 kg

Radius pemotong (r) = 0.6 mm

Data – data yang diberikan pada pengerjaan halus :

Hantaran benda kerja (f2) = 10 mm/menit

Kedalaman pemotongan (h2) = 1 mm

Kedalaman pemakanan (d2) = 1 mm

LANGKAH KERJA

POROS BERTINGKAT

Persiapan alat dan bahan

o 1 set tool mesin bubut

o Jangka sorong

o Pahat bubut

o Bahan kerja dengan ukuran panjang 145 mm dan Ø 40

o Kikr halus / amplas

Pemeriksaan mesin bubut

o Pemeriksaan peralatan dan perlengkapan mesin bubut, apakah lengkap

atau tidak sesuai

Page 20: laporan praktikum   222

o Geser eretan (carriage) ke tengaah posisi, periksa eretan melintang, eretan

atas dan tooolpost.

o Beri pelumasan pada bed mesin (alas meja) dan slideway.

o Putar spinder utama /cetakan dengan tengah perhatikan rangkaian

transmisi

o Masukkan kopling dan hidupkan mesin.

Pemasangan dan penyetelan pahat

o Pasang pahat pada penguncinya

o Tinggi sisi potong harus sesuai tinggi senter bila tidak sama tambah /

kurang bantalan

o Landasan harus rata

o Dekatkan pahat dengan bahan

o Gunakan hanya dengan 2 baut penggunci

Pemasangan benda kerja

o Buka pengunci chuk hingga benda dapt masuk pada chuk

o Pasang benda kerja pada tempat / chuk yang tersedia

o Kencangkan penggunci / chuk

o Usahakan benda pada posisi yang benar

Penentuan putaran mesin

Pengaturan ini tergantung dengan berapa besar kita menyayat benda kerja

Setting

o Hidupkan mesin bubut

o Dekatkan pahat dengan benda sampai menggores

o Setting spindle eretan pada angka nol

Pemotongan

o Lakukan pemotongan sesuai benda yang dibuat

1. Bubut ukuran diameter terbesar Ø 37 mm sepanjang 50 mm

Pada pemakanan sebesar 13 mm putaran pada spindel melintang putar sampai 65 setrip

dan saat penyayatan tidak langsung 75 tapi sedikit demi sedikit hingga mencapai nilai yang

Page 21: laporan praktikum   222

diingginkan dan spindel alas majukan sampai 50 mm lalu kembalikan spindel pada posisis

semula.

2. Bubut ukuran diameter kedua Ø 25 mm sepanjang 40 mm

Pada pemakanan sebesar 15 mm putaran pada spindel melintang putar sampai 75 setrip

dan saat penyayatan tidak langsung 75 tapi sedikit demi sedikit hingga mencapai nilai yang

diingginkan dan spindel alas majukan sampai 40 mm lalu kembalikan spindel pada posisis

semula.

3. Champer dengan ukuran 2 x 45° dan balikan posisi benda kerja

Pada pembuatan camper putar penjepit pahat sampai sudut 45° pada meja kemudian

dekatkan mata pahat pada ujung benda yang telah di sayat yang bersudut 90°

4. Pastikan benda sepanjang 145 mm

Pemastian dengan menggunakan jangka sorong dan di ukur secara manual

5. pasng kembali benda sesuai prosedur diatas

6. Bubut ukuran diameter kedua Ø 25 mm dari benda yang belum

kena sayatan sampai paling ujung benda atau sepanjang 95 mm

Pada pemakanan sebesar 25 mm putaran pada spindel melintang putar sampai 125

setrip dan saat penyayatan tidak langsung 125 tapi sedikit demi sedikit hingga mencapai nilai

yang telah ditentukan dan spindel atas putar sampai jarak 95 mm setelah selesai kembalikan

spindel atas pada posisis semula.

7. Bubut Ø 14 mm dan panjang 45 mm

Pada pemakanan sebesar 31 mm putaran pada spindel melintang putar sampai 155

setrip dan saat penyayatan tidak langsung 155 tapi sedikit demi sedikit hingga mencapai nilai

yang telah ditentukan dan spindel atas putar sampai jarak 45 mm setelah selesai kembalikan

spindel atas pada posisis semula.

8. Bubuit champer dengan < 45° ± 1.5 mm

Pada pembuatan camper putar penjepit pahat sampai sudut 45° pada meja kemudian

dekatkan mata pahat pada ujung benda yang telah di sayat yang bersudut 90°

9. Hitung diameter terbesar untuk membuat tirus dengan < 4° dengan

panjang 50 mm dan diameter ujung tirus 18 mm.

Page 22: laporan praktikum   222

Saat pembuatan tirus spindel atas purat sampai sudu 4° kemudian buat tirus pada

benda yang berdiametr 25 mm dan panjang 50 mm saat pembuata yang digerakkan hanya

spindel atas saja

10. Rapikan benda kerja dengan menggunakan amplas atau kikr halus

11. Finisihing

BLOK V

Persiapan alat dan bahan

o 1 set tool mesin sekrap

o 1 set tool mesin bor

o Jangka sorong

o Pahat sekrap

o Kikr halus / amplas

o Bahan kerja bengan ukuran p = 50 mm, l = 50 mm, t = 50 mm

Pemeriksaan mesin

o Posisika rangum pada bawah lengan mesin dan pengamatan harus pada

depan mesin

o Panjang lengan harus disesuaikan dengan bahan

o Kecepatan harus pada posisi terendah

o Berikan pelumasan pada bagian yang membutuhkan

Pemasangan dan Penyetelan pahat

o Pahat dipasang pada holder harus menggunakan landasan dari bahan yang

lunak

o Pemasangan pahat jangan terlalu besar sudut kebebasannya

o Posisi langka pahat yang bebas sekitar 15 mm

o Sisi potong pahat harus berada didepan

Pemasangan benda kerja

o Bersihkan ragum dari kotoran/bram/oli/dengan menggunakan majun/lap

lalu periksa dengan tangan

o Bersihkan benda kerja sebelum dicekam

Page 23: laporan praktikum   222

o Pasang paralel yang sudah dibersihkan kemudian pasang juga benda kerja

o Cekam benda kerja dengan kuat dengan cara dipukul dengan palu karet

sekaligus mengencangkan pengguncinya

Mengatur Panjang Langkah

o Putar mesin sampai pada posisi maksimum lalu beri tanda dan juga

sebaliknya

o Ukur dengan mistar atau jangka sorong dengan rumus (panjang benda +

pajang sudut bebas langakah )

o Jadi panjang langkah 80 mm

o Putarlah tuas tuas pengtur kekanan untuk perpanjangan dan juga

sebaliknya

o Hidupkan mesin dengan memutar tuas

Mengatur Posisi Langkah

o Putar mesin pada posisi langkah maksimum didepan pada pahat ± 5 mm

diatas benda kerja

o Beritanda pada rahang ragum dibagian depan mesin dengan cara letakkan

mistar baja pada rahang dengan menempel pada benda kerja

o Kendorkan tuas pengunci posisi langkah

o Keraskan kembali tuas penggunci posisi langkah

o Hidupkan mesin

Setting

o Dekatkan pahat ± 5 mm diatas benda kerja

o Hidupkan mesin

o Turunkan pelan-pelan dengan memutar spindle pada slideway sampai

menggores bahan

Pemotongan

o Pemotongan usahakan besar lebar permukaan beda dari pada tinggi yang

dipotong

Page 24: laporan praktikum   222

o Potong benda kerja dengan ukuran panjang 50 mm,lebar 50 mm, tinggi 50

mm

o Potong benda dengan ukuran yang telah di tentukan

Saat pemotongan benda harus dilihat pula polo yang telah di buat pemakanan

menggunakan gerak otomatis. Pemakanan pada pola satu tidak sekali tai sedikit demi sedikit

sampai mata pahat menyentuh pola, setelah selesai matikan mesin, kemudian lepas benda

kerja dan pasang kembali benda dengan cara sama diatas,

Pemasangan yang kedua, ketiga dan keempat hanya berbeda pada tempat penyayatan

dan langkah kerjanya sama. Setelah selesai lepas benda dan pasang lagi dengan kemiringan

45º hidupkan mesin saaat penyayatan usahakan janga terlalu banyak setelah pada pola

hentikan mesin lalu balik benda lepas benda dan pasang lagi dengan kemiringan 45º ulangi

lagi penyayatan sampai pada posisi yang di tentuak.

o Lepaskan benda dan pasang pada mesin bor

o Sebelum pemasangan benda, mesin bor harus di periksa dulu

o Pemansangan benda sama dengan pemasangan pada mesin sekrap

o Bor posisi yang telah ditentukan sampai batas yang telah ada

ara pengebotan hidupkan mesin bor lalu turnkan mata bor sampai pada kedalaman yang

di tentukan ( 5 mm) lalu putar alas meja sampai benda tidak terkena mata bor lagi. Lau baliok

benda dan ulang lagi pengeboran, setelah selesai lepas benda.

o Rapikan benda kerja dengan menggunakan amplas atau kikr halus

o finnising

RODA GIGI

Persiapan alat dan bahan

o 1 set tool mesin frais

o 1 set tool mesin bubut

o Pahat frais dan bubut

o Bahan kerja yang Ø 75 mm dan panjang 20 mm

o Kikr halus / amplas

o Penjepit bahan

Page 25: laporan praktikum   222

Pemeriksaan mesin bubut

o Pemeriksaan peralatan dan perlengkapan mesin bubut, apakah lengkap

atau tidak sesuai

o Geser eretan (carriage) ke tengaah posisi, periksa eretan melintang, eretan

atas dan tooolpost.

o Beri pelumasan pada bed mesin (alas meja) dan slideway.

o Putar spinder utama /cetakan dengan tengah perhatikan rangkaian

transmisi

o Masukkan kopling dan hidupkan mesin.

Pemasangan dan penyetelan pahat

o Tinggi sisi potong harus sesuai tinggi senter

o Landasan harus rata

o Dekatkan pahat dengan bahan

o Gunakan hanya dengan 2 baut penggunci

Pemasangan benda kerja

o Pasang benda kerja pada tempat / chuk yang tyersedia

o Kencangkan penggunci / chuk

o Usahakan benda pada posisi yang benar

o Perhitungan benda kerja

Z = 23

M = 3

Dt = z.m (69 mm)

Dk = Dt - 2,4m (61.8 mm)

Dl = Dt + 2m (75 mm)

Hf = 1,2m (3.6mm)

Ha = 1m (3 mm)

H = Ha + Hf (6.6 mm)

B = 6 : 10m (0.2 mm)

T = π.m (9.42 mm)

I = 40

Penentuan putaran mesin

o Pengaturan ini tergantung dengan berapa besar kita menyayat benda kerja

Page 26: laporan praktikum   222

Setting

o Hidupkan mesin bubut

o Dekatkan pahat dengan benda sampai

o Setting spindle eretan pada angka nol

Pemotongan

o Lakukan pemotongan sesuai benda yang dibuat

Bubut ukuran diameter terbesar Ø 75 mm sepanjang 10 mm

Buat lubang pada bahan dengan menggunakan mata bor yang dipasang

pada tanggem

Rapikan benda kerja dengan menggunakan amplas atau kikr halus

Pasang benda pada penjepit yang telah disiapkan

Pemeriksaan dan pengaturan mesin

o Periksa slideway pada deretan mesin, bersihkan dan beri pelumas

o Pasang arbor pada mesin frais dan pasang pisaunya

o Pasang kepala pembagi diatas meja mesin

o Pastikan pemasangan benar

o Beri pelumasan pada tempat yang membutuhkan

Penyetelan mesin

o Penyetelan sesuai perhitungan putaran mesin serta dengan melihat tabel

kecepatan yang telah ada dibadan mesin frais

Penyetelan kepala

o Hitung pembagi kepala pembagi sesuai pembagian yang ada lalu setel

kepala pembagi sesuai perhitungkan diatas

o Penyetelan kepala pembagi untuk pencekam benda kerja dan dengan

menggunakan kepala penyangga (kepala lepas)

Pemasangan benda kerja

o Letakkan indicator diatas meja

o Putar benda dengan sudut 360°

Setting

Page 27: laporan praktikum   222

o Menepatkan posisi pisau sesumbu dengan kepala pembagi/benda kerja

Letakkan siku diatas meja mesin dan tempelkan pada sisi pisau

Dekatkan benda pada siku ,saat sudah menyentuh siku perhatikan

kelonggaran (back lash) dari slideway eretan lintanng mesin frais

Setel skala spindle pada posisi 0, hitung pergeseran sebesar (6 mm)

tapi pergeseran tidak langsung 6 mm tapi sedikit demi sedikit.

Geser meja melintang sepanjang (25 mm ) dengan ukuran skala pada

spindle

o Menempatkan posisi pisau tepat diatas benda kerja yang paling atas

Ambil kertas lalu basahi dengan oli

Letakkan kertas pada benda kerja bagian atas

Hidupkan mesin

Naikan meja sampai pisau menyentuh benda kerja

Mudurkan meja lalu matikanm mesin dan atur skala spinder pada

posisi nol

Putar spindel alas meja sampai benda tak menyentuh pahat

Pemotongan

o Tempatkan penggunci pada posisi lubang yang berjumlah 23

o Gerakan alas meja pisau sampai memotong benda kerja lalu kembalikan

pada posisi semula

o Putar sadel satu putaran lalu tambah 17 lubang

o Ulangi sampai 23 kali

o Naikan meja sampai benda mencapai jarak yang telah ditentukan ( 6 mm)

o Gerakan pisau sampai memotong benda kerja lalu kembalikan pada posisi

semula

o Putar sadel satu putaran lalu tambah 17 lubang

o Ulangi sampai 23 kali

Finnisng

o Lepaskan pengunci benda hingga benda lepas pada chuk

Page 28: laporan praktikum   222

o Lepaskan benda dari penggunci

o Haluskan permukaan benda dengan amplas atau kikr halus

KESELAMATAN KERJA Keselamatan kerja di mesin bubut

o Ikuti petunjuk penggunaan mesin

o Tempatkan alat pada tempatnya

o Gunakan coolent

o Kunci cekam harus dilepas setelah selesai

o Jangan mengambil gram dengan tangan

Keselamatan kerja di mesin scrap dan bor

o Ikuti petunjuk penggunaan mesin

o Tempatkan alat pada tempatnya

o Gunakan coolent

o Kunci cekam harus dilepas setelah selesai

o Jangan mengambil gram dengan tangan

Keselamatan kerja di mesin frais dan bubut

o Ikuti petunjuk penggunaan mesin

o Tempatkan alat pada tempatnya

o Gunakan coolent

o Kunci cekam harus dilepas setelah selesai

o Jangan mengambil gram dengan tangan

DAFTAR PUSTAKA

Page 29: laporan praktikum   222

Staff dosen teknik unnes, Hand out praktik permesinan , Semarang : teknik

mesin unnes, 2009

mahasiswa mesin unnes ,Modul asistensi permesinann,, Semarang :teknik mesin unnes,

2007