Laporan Pencahayaan 222

24
MODUL KONSERVASI ENERGI PENCAHAYAAN Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Konservasi Energi Disusun oleh: Fahrul Dwi Nugraha ( 121711043 ) Intan Nursanti Oktavia ( 121711048 ) Leza Afridranestia ( 121711013 ) Sigit Lestiadi ( 121711058 ) Kelas : 3A D3 – TEKNIK KONVERSI ENERGI

description

Konservasi Energi Pencahayaan

Transcript of Laporan Pencahayaan 222

MODUL KONSERVASI ENERGIPENCAHAYAAN

Disusun untuk memenuhi salah satu tugasMata Kuliah Konservasi Energi

Disusun oleh:Fahrul Dwi Nugraha ( 121711043 )Intan Nursanti Oktavia ( 121711048 )Leza Afridranestia( 121711013 )Sigit Lestiadi ( 121711058 )

Kelas : 3AD3 TEKNIK KONVERSI ENERGI

DEPARTEMEN TEKNIK KONVERSI ENERGIPOLITEKNIK NEGERI BANDUNG2015PRAKTIKUM KONSERVASI ENERGIKONSERVASI PENCAHAYAAN

1. LATAR BELAKANG

Konservasi energi sistem pencahayaan pada bangunan gedung di Indonesia dimulai sejak tahun 1985 dengan diperkenalkannya program konservasi sistem pencahayaan oleh DOE (Departemen of Energy, USA) dan di Indonesia dilakukan oleh Departemen Pekerjaan Umum. Sistem pencahayaan digunakan ketika penerangan alami tidak dapat memenuhi persyaratan penerangan ruang dalam bangunan. Kondisi pencahayaan pada suatu ruangan rata-rata memiliki sistem pencahayaan yang kurang efisien dalam segi penggunaan daya listrik. Contohnya pada waktu siang hari cahaya matahari yang masuk ke dalam ruangan sudah cukup memadai namun lampu tetap menyala sehingga energi yang digunakan banyak terbuang. Optimasi sistem pencahayaan perlu dilakukan agar penghematan energi listrik dan biaya operasionalnya tidak terlalu besar. Perbedaan jenis lampu sangat mempengaruhi terhadap energi listrik yang dibutuhkan, oleh karena itu perlu dilakukannya konservasi sistem pencahayaan supaya cahaya yang dihasilkan oleh lampu sesuai dengan standar namun tetap hemat dalam penggunaan energi listrik maupun biayanya. Untuk dapat memenuhi persyaratan tersebut standar yang digunakan dalam sistem pencahayaan di Indonesia adalah SNI 03-6197-2000. Standar ini memuat ketentuan pedoman pencahayaan pada bangunan gedung untuk memperoleh sistem pencahayaan dengan pengoperasian yang optimal sehingga penggunaan energi dapat efisien tanpa harus mengurangi dan atau mengubah fungsi bangunan, kenyamanan dan produktivitas kerja penghuni serta mempertimbangkan aspek biaya.

2. TUJUANAdapun tujuan dari praktikum konservasi pencahayaan, yaitu :a. Dapat memahami rangkaian praktikum konservasi pencahayaanb. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi sistem pencahayaanc. Mengetahui perbedaan antara lampu Neon, LED dan LHEd. Mengoptimalkan penggunaan energi listrik pada sistem pencahayaane. Dapat melakukan konservasi pada sistem pencahayaan dengan beberapa metode3. DASAR TEORISistem penerangan adalah sistem yang mengatur pencahayaan sesuai dengan kebutuhan visual yang dibutuhkan. Sistem penerangan harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat memanfaatkan cahaya matahari sebagai cahaya sumber alami secara maksimal. Hal ini dimaksudkan agar pemakaian energi listrik untuk pencahayaan bisa seminimal mungkin. Persyaratan pencahayaan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :1. Sistem pencahayaan buatan yang dirancang- Tingkat pencahayaan minimalnya sesuai yang direkomendasikan.- Daya listrik untuk pencahayaan sesuai maksimum yang diijinkan.- Memenuhi tingkat kenyamanan visual.1. Sistem pencahayaan alami yang dirancang memanfaatkan semaksimal mungkin pencahayaan siang hari.Gambar 1 Unit of Measurements

3. 1 Penggunaan Energi Untuk Pencahayaan BuatanPencahayaan energi untuk pencahayaan buatan dapat diperkecil dengan mengurangi daya terpasang, melalui pemilihan lampu dengan efikasi tinggi serta ballast dan armatur yang efisien. Pada bangunan publik atau lainya, cahaya dapat diperoleh dari sumber alami (matahari) maupun sumber buatan (lampu). Lampu elektrik yang dipergunakan untuk bangunan gedung antara lain jenis bulb dan fluorescent/TL. Lampu bulb menghasilkan cahaya melalui kawat filamen yang dilalui arus listrik. Cahaya tersebut melepaskan panas secara radiasi dalam daerah tampak dari spektrum radiasi yang dihasilkan.

3. 2 Tingkat Pencahayaan Tingkat pencahayaan merupakan besarnya cahaya yang dibutuhkan untuk menerangi suatu ruangan. Parameter ini dinyatakan dengan satuan lux. Satu lux setara dengan satu lumen per meter persegi. Alat untuk mengukur tingkat pencahayaan adalah luxmeter. Tingkat pencahayaan memiliki standar minimal yang direkomendasikan, dan ditentukan berdasarkan fungsi dari setiap ruangan serta disesuaikan dengan tempat. Tingkat pencahayaan tidak boleh kurang dari tingkat pencahayaan standar yang ditentukan. Acuan tingkat pencahayaan di Indonesia yang direkomendaikan yaitu SNI 6197:2011.

E = /A (lux) ... (2.1)

Dimana:E = Iluminasi, (lumen/ m2 = lux) = Fluks cahaya (lumen)A = Luas bangunan (m2)

3. 3 Daya Pencahayaan Daya pencahayaan adalah daya listrik yang digunakan untuk pencahayaan dibagi dengan luas ruangan. Perhitungan daya pencahayaan dipengaruhi oleh beberapa fakor yaitu; fungsi ruang (untuk menentukan terang lampu), jenis lampu (berpengaruh terhadap kuantitas cahaya yang dipancarkan), jumlah titik lampu (agar distribusi lampu merata dan sesuai kebutuhan). Daya pencahayaan memiliki standar daya pencahayaan, acuan standar di Indonesia yaitu SNI 6197:2011. Daya listrik yang terpasang tidak boleh melebihi angka maksimum yang ditentukan pada setiap ruangan. Metode perhitungan daya pencahayaan terdapat di persamaan 2.2. Pc = ...............................................................................................................(2.2)Keterangan :Pc = Daya pencahayaan (W/m2)Pt = Daya listrik yang dikonsumsi lampu (W)A = Luas ruangan (m2) 3. 4 Parameter Kualitas Warna CahayaKualitas warna cahaya dibedakan menjadi :1. Warna cahaya lampu ( Cotrrelated Colour Temperature = CCT )Warnanya sendiri tidak merupakan indikasi tentang efeknya terhadap warna objek, tetapi lebih kepada memveri suasana. Dua lampu yang saling mirip warna cahayanya dapat berbeda komposisi distribusi spektralnya sehingga akan berbeda juga efeknya kepada warna obyek yang diterangi. Warna cahaya lampu dibedakan menjadi : Warna putih kekuning-kuningan ( warm-white ), Kelompok 1 ( 5300 K ) Warna cool daylight, Kelompok 4 ( 6200 K )Pemilihan warna lampu bergantung pada tingkat iluminasi yang diperlukan agar diperoleh pencahayaan yang nyaman. Makin tinggi tingkat iluminasi yang diperlukan, maka warna lampu yang digunakan adalah jenis lampu dengan CCT sekitar > 5000 K ( daylight ) sehingga tercipta pencahayaan yang nyaman.Sedangkan untuk kebutuhan tingkat iluminasi yang tidak terlalu tinggi, maka warna lampu yang digunakan < 3300 K ( warm white ).1. Renderansi WarnaDisamping warna cahaya lampu, perlu diketahui efek suatu lampu kepada warna obyek, untuk itu dipergunakan suatu indeks yang menyatakan apakah warna objek tampak ilmiah apabila diberi cahaya lampu tersebut.Lampu-lampu diklarifikasikan dalam kelompok renderansi warna yang dinyatakan dengan Ra, sebagai berikut : Efek warna kelompok 1 : Ra indeks 80-100 %. Efek warna kelompok 2 : Ra indeks 60-80 %. Efek warna kelompok 3 : Ra indeks 40-60 %. Efek warna kelompok 4 : Ra indeks < 40 %.

3. 5 Teknologi Sistem PeneranganPrinsip kerja lampu listrik adalah dengan cara menghubung singkat listrik pada filamen carbon (C) sehingga terjadi arus hubung singkat yang mengakibatkan timbulnya panas. Panas yang terjadi dibuat hingga suhu tertentu sampai mengeluarkan cahaya, dan cahaya yang didapat pada waktu itu baru mencapai 3 Lumen/W (Lumen = satuan arus cahaya).Sistem penerangan saat ini yang banyak digunakan oleh masyarakat pada umumnya adalah jenis lampu fluorescent ( lampu TL ), lampu CFL yang dikenal sebagai lampu hemat energi (LHE), lampu LED, lampu halogen, lampu HID ( High Intensity Discharge ) dan lain-lain serta banyak menggunakan ballast konvensional dan ballast elektronik.1. Lampu Flourescent ( Lampu TL )Belakangan ini, penggunaan jenis lampu ini lebih populer daripada lampu pijar. Lampu ini memiliki efisiensi yang tinggi dan ketahanan yang lebih lama, hampir 20.000 jam. Sayangnya, lampu ini membutuhkan alat ballast yang memakan banyak daya. Efisiensi dapat ditingkatkan dengan menggunakan ballast elektronik.Gambar 2 Lampu TL.

1. Lampu CFL (Compaq Flourescent Lamp )Gambar 3 Lampu CFL.

Lampu ini adalah lampu yang paling efisien yang tersedia di pasaran, dengan efikasi tinggi sekitar 50-60 lumen per watt dengan usia sampai 12000 jam.

1. Lampu LED (Light Emitting Diode)Gambar 4 Lampu LED.

Lampu LED merupakan lampu terbaru yang merupakan sumber cahaya yang efisien energinya. Lampu ini bertahan dari 40.000-100.000 jam, tergantung pada warna. Berbagai perkiraan potensi penghematan energi berkisar dari 82-93%.

1. Lampu Halogen/Flood LightGambar 5 Lampu Halogen.

Lampu tipe ini serupa dengan lampu pijar, namun ketahanan yang lebih lama sampai 3000 jam. Lampu ini menghasilkan warna khusus dan umumnya digunakan di tempat-tempat dimana aktivitas membutuhkan pencahayaan yang lebih terang dan warna khusus.

1. Lampu HID ( High Intensity Discharge )Tipe lampu ini digunakan untuk kebutuhan luar ruangan, seperti area parkir, jalanan, gudang dan lain-lain. Ketahananya berkisar anatara 10000 hingga 25000 jam.Gambar 6 Lampu HID.

1. Lampu Sodium Tekanan Tinggi ( HPS )Lampu HPS banyak digunakan untuk penerapan di luar ruangan dan industri. Efikasinya yang tinggi membuatnya menjadi pilihan yang lebih baik daripada metal halide, terutama bila perubahan warna yang baik bukan menjadi prioritas. Lampu HPS ini memiliki efikasi 50-90 lumen per watt dengan umur lampu 24000 jam, pemanasan 10 menit, pencapaian panas dalam waktu 60 detik. Gas pengisinya adalah Xenon.Gambar 7 Lampu HPS.

1. Ballast ElektronikBallast jenis ini mempunyai keunikan khusus, yaitu sistem bekerjanya tidak lagi menggunakan gulungan (kumparan) pada suatu inti besi, berbeda sekali dengan ballast konvensional yang masih menggunakan gulungan (kumparan) pada inti besi. Ballast elektronik menggunakan suatu sistem rangkaian elektronik sehingga besarnya rugi-rugi pada inti besi, pada kumparan menjadi tidak adalagi, dan hanya sedikit rugi saja karena rangkaian/sirkit. Inilah yang paling menguntungkan dalam penghematan energi listrik yang diserapnya.Keuntungan lain yang didapat adalah dapat diatur konsumsi arus listriknya dengan tetap mempertahankan besar tegangan yang diinginkan, sehingga ballast elektronik dapat digunakan untuk sistem pengaturan energi listrik sesuai yang dibutuhkan pada suatu ruangan. Dengan sistem sirkit elektronik maka ballast menjadi lebih ringan dan lebih kecil dibandingkan dengan ballast konvensional (sistem gulungan kawat).

1. Ballast ResistorMerupakan balast yang tidak ekonomis karena menyebabkan kerugian daya yang besar dan energi listrik didesipasikan menjadi panas. Agasr balast resistor stabil, harus disuplai dengan tegangan yang bisa mencapai 2x tegangan normal.

1. Ballast KapasitorDisebut juga lampu stabilisasi karena bentuknya memang seperti lampu pijar. Balast ini hampir tanpa kerugian. Balast kapasitor digunakan pada pemakaian frekuensi tinggi.

1. Ballast InduktorBallast ini paling lazim digunakan untuk lampu tabung. Kerugian daya yang ditimbulkan lebih kecil daripada balast resistor. Balast ini dipadukan dengan starter dapat menimbulkan tegangan induksi yang tinggi.

2) GAMBAR RANGKAIAN & PROSEDUR PERCOBAANGambar Rangkaian :

Keterangan :1= Saklar 1 (Starter lampu TL ballast elektronik).2= Saklar 2 (Starter lampu TL ballast konvensional).3= Saklar 3 (Starter lampu LHE).4= Saklar 4 (Starter lampu LED).5= saklar 5 (saklar tukar dengan atau tanpa ballast elektronik).6= saklar 6 (saklar tukar dengan atau tanpa ballast konvensional).7= Saklar 7 (Starter kapasitor pada lampu TL ballast elektronik).8= Saklar 8 (Starter kapasitor pada lampu TL ballast konvensional).

Prosedur percobaan :1. Siapkan meja praktikum dan alat ukur yang akan digunakan.2. Pastikan semua saklar pada keadaan OFF.3. Sambungkan rangkaian dengan sumber arus listrik 220 V 1 fasa.4. ON-kan MCB.5. ON-kan saklar 1 (tanpa ballast), saklar lainnya OFF. Ambil data ke-1 hasil pengukuran kemudian masukkan pada table percobaan.6. ON-kan saklar 2 (tanpa ballast), saklar lainnya OFF. Ambil data ke-2 hasil pengukuran kemudian masukkan pada table percobaan.7. ON-kan saklar 3, saklar lainnya OFF. Ambil data ke-3 hasil pengukuran kemudian masukkan pada table percobaan.8. ON-kan saklar 4, saklar lainnya OFF. Ambil data ke-4 hasil pengukuran kemudian masukkan pada table percobaan. 9. ON-kan saklar 1 (dengan ballast), saklar lainnya OFF. Ambil data ke-5 hasil pengukuran kemudian masukkan pada table percobaan.10. ON-kan saklar 2 (dengan ballast), saklar lainnya OFF. Ambil data ke-6 hasil pengukuran kemudian masukkan pada table percobaan.11. ON-kan saklar 1 dan saklar 5 (tanpa ballast), saklar lainnya OFF. Ambil data ke-7 hasil pengukuran kemudian masukkan pada table percobaan.12. ON-kan saklar 2 dan saklar 6 (tanpa ballast), saklar lainnya OFF. Ambil data ke-8 hasil pengukuran kemudian masukkan pada table percobaan.13. ON-kan saklar 1 dan saklar 5 (dengan ballast), saklar lainnya OFF. Ambil data ke-9 hasil pengukuran kemudian masukkan pada table percobaan.14. ON-kan saklar 2 dan saklar 6 (dengan ballast), saklar lainnya OFF. Ambil data ke-10 hasil pengukuran kemudian masukkan pada table percobaan.15. Setelah selesai melakukan pengambilan data selanjutnya OFF-kan semua saklar.16. OFF-kan MCB.17. Lepaskan rangkaian dengan sumber arus listrik.

3) PARAMETER PENGUKURAN1. Durasi waktu;2. Jenis lampu;3. Daya beban terpasang;4. Intensitas cahaya;5. Arus;6. Tegangan. 4) ALAT UKUR1. Luxmeter2. Amperemeter3. Wattmeter4. Multimeter

5) DATA SPESIFIKASINoJenis lampuMerk / TypeWattLumen

1LHEPhilips / cool day light181100

2SpotlightOsram / Concentra Germany60

3LEDPhilips10.51055

4TLPhilips / cool day light584000

6) TABEL HASIL PENGUKURANJenis LampuSpesifikasi Terukur Perhitungan

Daya(W)Lumen(Lm)Tegangan(V)Daya(W)Arus(I)cos phiLux(Lm/m2)Daya(W)Efikasi(Lm/watt)

LHE181100223,70180,130,63932618,6217,19

225,20190,130,637314

Rata-rata224,45190,130,638320

Spotlight 60310224,20540,240,996116853,8221,79

225,90540,240,9971178

Rata-rata225,05540,240,9971173

TL Balast Elesktronik (BE)584000224,60450,210,967107348,0623,36

226,30500,230,9711172

Rata-rata225,45480,220,9691123

TL Ballast Konvensional(BK)584000224,60410,330,54497541,1724,73

226,00400,370,487968

224,70410,330,5551100

223,90420,340,5531030

Rata-rata224,80410,340,5351018

TL Ballast Konvensional Kapasitor (BKC)584000225,10410,340,53698340,3726,19

226,30400,330,545996

224,20410,330,5481120

222,30390,340,5151130

Rata-rata224,48400,340,5361057

LED10,51055224,40100,080,56880510,2678,40

226,20100,080,570803

Rata-rata225,30100,080,569804

7) PERHITUNGAN

1. EfikasiData yang digunakan merupakan Lampu LHE : DiketahuiV = 224,45 VI= 0,13ACos phi= 0,638 Lux= 320 Lm/m2A= 1 m2 (diasumsikan)

Jawab :P = V x I x Cos phi= 224,45 x 0,13 x 0,638= 18,62 WDengan menggunakan persamaan 2.1 (Lumen)= = = 320 Lm

Efikasi= = = 17,19 Lm/W

2. Menentukan Capasitor Data yang digunakan merupakan Lampu TL ballast Konvensional :

Qc = P (Tan 1 Tan 2)

P rata-rata= 41,17 WCos phi rata-rata = 0,535 = 57,656Cos phi yang diinginkan = 0,95 = 18,195Qc = 041,17 (Tan 57,656 Tan 18,195)Qc = 41,17 x 2,768Qc = 113,95 VAR

8) Analisis Data.Pada praktikum yang telah dilakukan pengambilan data menggunakan alat ukur clamp on. Dengan mengambil beberapa parameter yang akan digunakan seperti pada tabel hasil pengukur. Lampu yang digunakan terdapat 4 jenis lampu diantaranya :a. LHEb. Spotlight c. LEDd. TL Pada Lampu TL terdapat beberapa langkah konservasi seperti menggunakan ballast elektronik dan ballast konvesional serta kapasitor. Gambar 8 Grafik Efikasi pada setiap Jenis LampuGambar 9 Grafik Konsumsi daya pada setiap Jenis Lampu

Dapat dilihat pada Gambar 8 data existing diperoleh efikasi, yaitu :0. LHE = 17,19 Lm/W0. Spotlight= 21,79 Lm/W0. LED= 78,40 Lm/W

Sehingga, Lampu LED memiliki nilai efikasi yang baik dibandingkan jenis lampu lain yang digunakan pada praktikum. Lampu LED memiliki fluks cahaya yang yang baik dan mengkonsumsi daya listrk yang rendah dibandingkan jenis lampu. Konsumsi energi pada setiap jenis lampu dapat dilihat dari Gambar 9. Pada Lampu Spotlight memiliki fluks cahaya yang baik tetapi mengkonsumi energi yang palig besar dibandingkan lampu yang lain sehingga memiliki nilai efikasi yang rendah. Selain itu, pada praktikum melakukan langkah konservasi dengan menggunakan Lampu jenis Lampu TL (fluosresen). Pada lampu TL menggunakan ballast Konvensional dan balast Elektronik. Lampu TL dengan menggunakan ballast Elektronik diharapkan dapat mereduksi konsumsi listrik pada lampu TL. Dapat dilihat perbandingan Lampu TL dengan menggunakan ballast yang berbeda pada Tabel berikut :

Tabel A. Hasil Percobaan Lampu TL dengan Ballast Elektronik (BE) dan Konvensional (BK)Jenis LampuTegangan(V)Arus(I)cos phiDaya(W)Lux(Lm/m2)Efikasi(Lm/watt)

TL Ballast Elektronik225,450,220,96948,06112323,37

TL Ballast Konvensional224,800,340,53541,17101824,73

Pada praktikum yang telah dilakukan dapat dilihat hasilnya pada Tabel A. Penggunaan Ballast Elektronik menggantikan penggunaan Ballast Konvensional agar efikasi pada lampu TL yang digunakan semakin baik (meningkat). Dapat dilihat pada Tabel A. arus dengan BK 0,34 A menjadi 0,22 A dengan BE. Cos phi 0,535 dengan BK menjadi cos phi 0,969 dengan BE. Perubahan arus dan cos phi menunjukkan bahwa penggunaan ballast elektronik berfungsi sesuai dengan yang diharapkan. Selain dapat dilihat dari arus dan cos phi, kinerja Ballast Elektronik juga dapat dilihat dari Lux yang terukur. Pada BK Lux terukur sebesar 1018 lm/m2 menjadi 1123 lm/m2 dengan BE. Hal tersebut menunjukkan kinerja lampu yang lebih baik setelah menggunakan BE. Namun peningkatan Lux dengan BE belum membuat efikasi pada lampu TL dengan BE lebih baik daripada lampu TL dengan BK seperti pada Tabel A. efikasi dengan BE 23,37 Lm/watt lebih rendah daripada efikasi dengan BK 24,73 Lm/watt. Hal tersebut dapat disebabkan karena kondisi lampu yang penuh dengan pengotor (debu) sehingga lux (Lm/m2) tidak optimal.

Disamping itu, Lampu TL dengan menggunakan ballast konvensional akan ditambahkan kapasitor sebagai salah satu langkah konservasi. Pemasangan kapasitor bertujuan untuk memperbaiki faktor daya yang efektif untuk mengkompensasi penurunan faktor daya akibat beban induktif. Perbaikan faktor daya berarti menekan daya reaktif, sehingga daya aktif dapat digunakan dengan maksimal. Pada praktikum pencahayaan menggunakan kapasitor sebesar 8Adapun perbadingan Lampu TL menggunakan kapasitor dan tanpa kapasitor dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel B. Hasil Percobaan Lampu TL dengan Ballast Konvensional (BK) Tanpa Kapasitor dan dengan KapasitorJenis LampuTegangan(V)Arus(A)cos phiDaya(W)Lux(Lm/m2)Efikasi (Lm/watt)

TL ballast Konvensional224,800,340,53541,17101824,73

TL ballast Konvensional dengan Kapasitor224,480,340,53640,37105726,19

Pada percobaan lampu TL dengan kapasitor diharapkan lux yang dicapai optimal dengan daya yang dikonsumsi menjadi lebih rendah sehingga efikasi semakin meningkat daripada lampu TL tanpa kapasitor. Pada Tabel B dapat dilihat arus yang dikonsumsi pada lampu TL tanpa kapasitor 0,34 A dan dengan kapasitor 0,34 A tidak ada perubahan akibat terjadi pemanasan, namun tidak adanya perubahan ini lebih baik daripada ada perubahan yang semakin besar pada lampu TL yang menggunakan kapasitor. Pada cos phi lampu TL tanpa kapasitor 0,535 dan cos phi dengan kapasitor 0,536 diperoleh perubahan yang tidak signifikan namun cos phi dengan kapasitor lebih baik daripada tanpa kapasitor. Daya yang dikonsumsi oleh lampu TL tanpa kapasitor sebesar 41,17 W lebih besar daripada lampu dengan kapasitor sebesar 40,37 W. Dapat dilihat lux yang dicapai dengan lampu TL yang menggunakan kapasitor sebesar 1057 Lm/m2 lebih baik daripada tanpa kapasitor sebesar 1018 Lm/m2. Sehingga efikasi pada lampu TL dengan kapasitor sebesar 26,19 Lm/watt lebih besar daripada tanpa kapasitor sebesar 24,73 Lm/watt.

1. KESIMPULANSetelah melakukan praktikum pencahayaan dapat disimpulka, yaitu :1. Lampu Jenis LED memiliki efikasi yang tinggi sebesar 78,4 Lm/W, dibandingkan dengan jenis lampu yang lain.2. Lampu TL membutuhkan kapasitor sebesar 7 pada langkah konservasi pemasangan kapasitor 3. Pengaruh Kapasitor akan memperbaiki faktor daya pada Lampu TL.4. Kondisi lingkungan dan lampu mempengaruhi pencahayaan.

1. SARANPada saat sebleum melakukan praktikum pencahyaan dianjurkan untuk:1. Pastikan Alat ukur yang akan digunakan (calmp on dan luxmeter)2. Menegtahui spesifikasi pada setiap jenis lampu yag akan digunakan sebagai objek praktikum.