LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN JURUSAN...
Transcript of LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN JURUSAN...
LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
PERAN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN DALAM UPAYA
PEMBERDAYAAN NELAYAN UNTUK MENINGKATKAN
KESEJAHTERAAN PANTAI TAMBAKREJO KABUPATEN BLITAR
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir
Praktik Pengalaman Lapangan Jurusan Ekonomi Syari’ah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung
Oleh
SYAIFUL HABIBAN
NIM.12402173630
Dosen Pembimbing Lapangan
Labib Muzakki Shobir, S. Hum, M. Pd.I
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
IAIN TULUNGAGUNG
2020
ii
PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN
Laporan akhir Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Jurusan Ekonomi Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung ini telah di setujui dan
disahkan pada:
Hari :Rabu
Tanggal :26 Febuari 2020
Di : Tulungagung
Judul Laporan : “PERAN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN
DALAM UPAYA PEMBERDAYAAN NELAYAN UNTUK
MENINGKATKAN SEJAHTERAAN PANTAI TAMBAKREJO KABUPATEN
BLITAR”
MENYETUJUI
DOSEN PAMONG
(Nurul Hasanah, S. Pt.)
DOSEN PEMBIMBING LAPANGAN
(LLabib Muzakki Shobir, S. Hum, M. Pd.I)
NIDN. 2016048005
MENGESAHKAN
a.n DEKAN
KEPALA LABORATORIUM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
(Siswahyudianto, M.M)
NIDN. 2015068402
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi allah SWT. Yang Maha Pengasih Lagi
Maha Penyayang. Atas rahmat dan Karunianya penulis dapat menyelesaikan
Praktik Pengalaman Lapangan(PPL) selama kurang lebih 1 bulan yakni mulai 7
januari sampai dengan 8 februari 2020 dengan lancar.
Sholawat dan Salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Baginda Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari zamana Jahiliyah menuju
zaman yang terang benderang yaitu Agama Islam yang kita nati-nantikan
Syafa’atnya di Yaumul Qiyamah nanti.
Praktik Pengalaman lapangan ini merupakan salah satu bentuk
implementasi secara sistematis dan sinkron antara program pendidikan di Kampus
dengan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan kerja
secara langsung di lapangan untuk menjadi tenaga yang profesional.
Melalui laporan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Maftukhin, M.Ag, selaku Rektor IAIN Tulungagung.
2. Dr. H. Dede Nurohman, M. Ag. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam.
3. Bapak Muhammad Aswad, MA selaku Dosen Ketua Jurusan Ekonomi
Syari’ah
4. Bapak Labib Muzakki Shobir, S. Hum, M. Pd.I selaku Dosen Pembimbing
Lapangn yang telah memberi arahan dan koreksi sehingga saya mampu
menyelesaikan laporan ini.
5. Nurul Hasanah, S. Pt. Dosen pembimbing lapangan atau Dosen Pamong.
6. Ir. Restu Palupi, M. Si, selaku kepala Bidang Perikanan Tangkap
7. Ibu Ilmayuni Rowiyati, SP, selaku kepala Seksi Bidang Perikanan
Tangkap
8. Bapak dan Ibu pegawai Dinas terkhusus Bidang perikanan Tangkap Dinas
Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar.
iv
9. Orang Tua dan Keluarga kami yang sellalu mendoakan dan mendukung
kami.
10. Seluruh pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Penyusun
mengucapkan terima kasih.
Segenap mahasiswa PPL meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak apabila dalam melaksanakan program maupun penyusunan laporan banyak
terdapat kesalahan. Oleh karena itu, penyusun sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun. Semoga segala bantuan dan kebaikan yang telah
diberikan mendapatkan balasan pahala dari Alloh SWT.
Akhir kata, penyusun berharap laporan pertanggung jawaban ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak.
Tulungagung, Februari 2020
Penulis
SYAIFUL HABIBAN
v
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUHAN/PENGESAHAN ............................................... ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Dasar Pemikiran ............................................................................................. 1
B. Tujuan dan kegunaan ..................................................................................... 2
C. Waktu Dan Tempat ........................................................................................ 3
BAB II PELAKSANAAN PRAKTIK
A. Profil Lembaga ............................................................................................... 4
B. Tujuan dan Kegunaan .................................................................................... 5
C. Pelaksanaan praktik ....................................................................................... 6
D. Permasalahan di Lapangan............................................................................. 7
E. Tanggapan dari Pihak Lembaga ..................................................................... 8
BAB III PEMBAHASAN
A. Potret Kondisi Perekonomian nelayan ........................................................... 9
B. Peran Dinas Peternakan dan Perikanan .......................................................... 11
C. Penerapan Pemberdayaan Masyarakat pesisir ............................................... 13
D. Klasifikasi Bentuk Kerja ................................................................................ 18
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................... 20
B. Saran ............................................................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Dasar Pemikiran
Wilayah pesisir dan lautan memiliki arti strategis karena merupakan
wilayah peralihan antara ekosistem darat dan laut, serta memiliki potensi
sumber daya alam dan jasa-jasa lingkungannya yang sangat kaya. Di wilayah
lautan ini terkandung potensi ekonomi kelautan yang sangat besar dan
beragam, antara lain sumber daya perikanan. Potensi perikanan didukung oleh
adanya ekosistem terumbu karang, dan hutan bakau yang memiliki
keanekaragaman hayati tinggi serta bernilai ekonomi untuk mensejahterakat
masyarakat di wilayah yang sering disebut wilayah pesisir. Masyarakat
pesisir adalah kelompok orang atau suatu komunitas yang tinggal di daerah
pesisir dan sumber kehidupan perekonomiaanya bergantung secara langsung
pada pemanfaatan sumber daya laut dan pesisir.
Berdasarkan data kementrian Keanekaragaman hayati laut yang luar biasa
ini seharusnya dapat membantu Indonesia bukan sekedar keluar dari krisis
ekonomi, melainkan dapat menghantarkan Indonesia menjadi negara yang
maju, dan mandiri (Mahyudin, 2008). Salah satu propinsi di Indonesia yaitu
Jawa Timur memiliki luas perairan 110.000,00 km² dengan wilayah 12 Pantai
Utara). Memiliki panjang garis pantai 1900 km dan 446 pulau. Sebanyak 23
daerah dari 38 kabupaten / atau lebih 60% merupakan wilayah pesisir.
Jasa maritim, pulau-pulau kecil, kekayaan tambang dan mineral, perikanan
dan budidaya laut serta industri kelautan merupakan aset yang terabaikan.
Menurut Mahyudin (2008) agar proses pelelangan ikan ini berjalan dengan
baik, pemerintah telah membangun tempat pelelangan ikan yang ada di
pelabuhan perikanan atau pangkalan pendaratan ikan (PPI) yang tersebar
diseluruh indonesia. PPI merupakan pusat kegiatan pelelangan ikan. Dengan
berfungsinya tempat pelelangan ikan untuk aktifitas tersebut maka semakin
meningkatkan peranan suatu pelabuhan perikanan. Berdasar Undang-Undang
Nomor. 31 Tahun 2004 pasal 65 tentang perikanan disebutkan bahwa
2
pemerintah pusat menyerahkan sebagian urusan perikanan kepada pemerintah
daerah dan menugaskan untuk melaksanakan urusan tugas pembantuan di
bidang perikanan, termasuk di sini proses mengatur tata tiaga perikanan dan
melaksanakan pembinaan mutu hasil perikanan. Tujuan pengaturan tata niaga
oleh pemerintah agar proses tata niaga ikan berjalan tertib sehingga nelayan
sebagai produsen dan pembeli atau konsumen sama-sama pemperoleh
manfaat dan saling menguntungkan.
B. Tujuan dan Kegunaan
1. Tujuan:
Untuk mengetahui terciptanya lingkungan dan sumberdaya
perikanan dan kelautan yang memadai dan berkelanjutan.
Untuk mengetahui bertambahnya nelayan dan keluarga
nelayan yang memiliki usaha sampingan untuk antisipasi
musim paceklik
Untuk mengetahui berkurangnya pelanggaran-pelanggaran di
bidang perikanan dan kelautan
Untuk mengetahui bertambah jumlah KUB (Kelompok Usaha
Besama) dari kelompok pendukung perikanan yang lebih
tangguh dan mandiri.
2. Kegunaan;
Laporan akhir ini berguna bagi penulis maupun pihak lain yang
ingin menggunakan sebagai referensi ataupun bahan pertimbangan
dalam pengambilan kebijakan pada pemberdayaan nelayan.
a. Bagi Penulis:
Bagi penulis laporan ini berguna untuk mengetahui tugas
akhir dari Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) serta
menambah pengetahuan dan wawasan penulis terkait
pemberdayaan nelayan, meningkatnya kesejahteraan nelayan.
b. Bagi pihak lain;
Laporan ini berguna sebagai pengetahuan dan bahan
pertimbangan sebagai referensi dalam penelitian lain yang
memiliki inti pembahasan yang sama.
3
C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) dilakukan oleh
mahasiswa jurusan Ekonomi Syari’ah tanggal 06 Januari 2020 sampai
dengan tanggal 08 Februari 2020 yang berlangsung hari senin sampai
Jum’at. Sesuai jadwal efektif Dinas yang dimulai dari pukul 07.00
sampai dengan pukul 15.30 WIB. Khusus hari jum’at pukul 07.00
sampai dengan pukul 15.00 WIB. Bertempat di Lembaga Peternakan
dan Perikanan Kabupaten Blitar (Perikanan Tangkap).
4
BAB II
PELAKSANAAN PRAKTEK
A. Profil Lembaga
Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar terletak di tengah kota,
lebih tepatnya timur dari Alon-alon Blitar jarak 1 km dari Alon-Alon Blitar.
Visi dan Misi
Visi Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar
“ DINAS PETERNAKAN YANG MAMPU MEWUJUDKAN KEMAJUAN
DAN KEMANDIRIAN BIDANG PETERNAKAN MENUJU
MASYARAKAT YANG SEJAHTERA, RELIGIUS DAN BERKEADILAN
“
Dalam rangka mencapai Visi tersebut maka ditetapkan beberapa misi yaitu :
1. Meningkatkan populasi serta produksi peternakan
2. Meningkatkan usaha peternakan menjadi pola usaha agribisnis
3. Meningkatkan status kesehatan ternak.
4. Meningkatkan kwalitas produk hasil peternakan yang Aman Sehat Utuh
dan Halal (ASUH).
” TERWUJUDNYA MASYARAKAT PERIKANAN KABUPATEN BLITAR
YANG SEJAHTERA MELALUI OPTIMALISASI PENGELOLAAN
SUMBEDAYA PERIKANAN YANG EFISIEN DAN KEBERLANJUTAN
”
Dalam rangka mencapai Visi tersebut maka ditetapkan beberapa misi yaitu:
1. Peningkatan produksi perikanan budidaya yang dilaksanakan dengan
intensifikasi &ekstensifikasi serta penggunaan induk dan benih unggul.
2. Peningkatan efisiensi kegiatan budidaya perikanan dengan pemanfaatan
pakan alternative berbahan baku local dan pemasyarakatan kegiatan
pemijahan buatan.
5
3. Mengoptimalkan fungsi fasilitas pemasaran ikan di daerah sebagai pusat
pengembangan sentra komoditas unggulan perikanan.
4. Meningkatkan mutu SDM Kabupaten Blitar melalui peningkatan
konsumsi makan ikan masyarakat Kabupaten Blitar.
5. Mempertahankan dan meningkatkan ketersediaan stock sumber daya ikan
pada perairan umum, dengan menerapkan prinsip berkelanjutan dalam
pemanfatannya.
B. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi
Tugas
Dinas Peternakan adalah unsur pelaksana otonomi daerah dipimpin oleh
seorang Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada
Bupati melalui Sekretariat Daerah. Dinas Peternakan mempunyai tugas
melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan
tugas pembantuan dibidang peternakan.
Dinas Perikanan mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintah
daerah berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan di bidang perikanan.
Fungsi
1. Perumusan Kebijakan teknis dibidang peternakan dan perikanan
2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang
peternakan dan perikanan
3. Pembinaan Unit Pelaksana Teknis Dinas
4. Pelaksanaan Urusan Tata Usaha Dinas
5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
Struktur Organisasi
Jenis-jenis Pelayanan Kepada Masyarakat
1. Pelayanan Kesehatan Hewan di Klinik Hewan (hewan Kesayangan) dan
di 22 kecamatan untuk ternak besar dan kecil.
6
2. Pemeriksaan Kebuntingan dan Asistensi Teknik Reproduksi (PKB dan
ATR) di 22 kecamatan.
3. Pelayanan pemeriksaan Bahan Pangan Asal Hewan dan Non Pangan Asal
Hewan yang dikirim keluar daerah (SKPKH)
4. Pelayanan pemeriksaan sampel pakan di Lab. Pakan Ternak
5. Pelayanan pemeriksaan sampel Kesehatan Hewan di Lab. Kesehatan
Hewan
6. Pelayanan Inseminasi Buatan (IB), Pembibitan dan Pengembangan
Ternak
7. Pemeriksaan Rutin Kualitas Bahan Pangan Asal Hewan
8. Pengawasan peredaran Obat Hewan
9. Survey dan Respon Terhadap Penyakit Ternak (Zoonosis)
10. Rekomendasi untuk Akses Permodalan
11. Rekomendasi Ijin Usaha dan Tanda Daftar Peternak
12. Penyuluhan dan Pembinaan Kelembagaan dan SDM Peternak
13. Pembinaan Usaha Peternakan
14. Pengawasan Lalu Lintas Ternak dan Pelaksanaan Hygiene dan Sanitasi
15. Penyediaan Pasar Hewan dan RPH/RPU
Bidang Usaha Perikanan
1. Izin pengiriman ikan ke luar daerah
2. Pengkarantinan ikan di Sub Raiser ikan hias
3. Pelayanan penjualan benih di BBI Klemunan dan BBI Babadan
4. Informasi cara budidaya ikan yang baik
5. Informasi cara pembenihan yang baik
6. Manajemen kelompok pembudidaya ikan
7. Manajemen kelompok pendukung Perikanan Tangkap
8. Tempat pelelangan ikan
C. Pelaksanaan Praktik
Pelaksanan Praktik Pengalaman Lapangan di Dinas Peternakan dan
Perikanan Kabupaten Blitar terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan.
Selama menjalankan praktik di Dinas ada kalanya berada di kantor dan
7
dilapangan. Ketika didalam kantor kami menulis rekapan laporan undangan
ke Dinas, menulis bimbingan teknis investasi dan permodalisasi fasilitas surat
izin usaha, peningkatan produksi perikanan budidaya, pemberdayaan dan
peningkatan SDM. Mengadakan rapat bersama para nelayan, membahas
permasalahan atau kendala yang dialami para nelayan. Mengantar kepala
Dinas ke Dinas Perhutani melakukan rapat. Ketika di Lapangan kami diajak
berkunjung ke budidaya ikan koi, peternak ayam petelur diantaranya
meninjau pakan, penjualan, menejemen keuangan, pemasaran, keuntungan
kerugian dan mempelajari menejemen keuangan. Adanya kunjungan
sosialisasi ke pantai tambakrejo, kantor Dinas, petugas keamanan laut, para
nelayan. Selain itu selama kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)
kami juga memahami secara umum masing-masing tugas dari setiap bidang.
D. Permasalahan Di Lapangan
Selama pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan kami mendapatkan
banyak pelajaran dan pengalaman baru yang belum kita temui di kampus.
Kita dihadapkan suatu permasalahan yang mana permasalahan trsebut
langsung dari nelayan dan melapor ke Dinas. Dari setiap laporan selalu
adanya sikap ataupun solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Maraknya oknum dan sebagian nelayan ketika mencari lobster di siang
hari menggunakan alat yang membahayakan dirinya . Alat tersebut bukan alat
biasa yang digunakan pada umunya. Alat tersebut yaitu kompresor (oksigen)
untuk menyelam dan standart penyelaman itu harus ada oksigen dan nitrogen,
ketika menyelam hanya ada oksigen tanpa nitrogen mengakibatkan kerusakan
organ tubuh bahkan menyebabkan kematian. Biasanya oknum tersebut
membawa kompresor bersama dengan bahan peledak (potasium) yang mana
potasium ini yang merusak terumbu karang,akibatnya karang-karang yang
ada dilaut itu akan mati dan merusak karang laut. Pantai tambakrejo termasuk
mempunyai populasi karang dan bibit lobster paling banyak dibanding
dengan pantai lainnya.
Dikawatirkan kalau terus menerusnya pencari udang lobster menggunakan
kompresor dan potasium mengakibatkan hancurnya karang dan tidak adanya
bibit lobster pada pantai tambakrejo. Karena sangat perlu untuk menjaga
8
karang tersebut dan pertumbuhan bibit lobster agar semakin baik. Dan
memanen pada waktu yang tepat (besar) dengan harga yang tinggi.
E. Tanggapan Dari Pihak Lembaga Tempat Praktik
Di Kabupaten Blitar khususnya Pantai Tambakrejo saat ini, Pemerintah
Kabupaten (Perikanan Tangkap) menyatakan perang dengan kegiatan illegal
fishing. Termasuk melakukan penertiban terhadap nelayan yang
menggunakan alat bantu kompresor dilaut. Karena diduga digunakan sebagai
alat bantu pernafasan saat mencari hasil di perairan Tambakrejo yang
memang dilindungi dari kegiatan dan aksi illegal. Selain itu, Pemerintah dan
instasi terkait juga sementara mencari formula yang bisa menjadi solusi
permasalahan nelayan penyelam di daerah ini. Sebenarnya selama ini sudah
adanya tindakan dari pemerintah namun tetap saja dilakukan sampai saat ini.
Adanya kelanjutan penertiban skala besar biar bisa berhenti penangkapan
illegal tersebut.
9
BAB III
PEMBAHASAN
A. Potret Perekonomian Nelayan
Jawa Timur merupakan salah satu provinsi yang ada di Pulau Jawa, yang
memiliki 29 Kabupaten dan 9 Kota. Salah satu Kabupaten di Jawa Timur
adalah Kabupaten Blitar. Blitar memiliki daya tarik wisata alam, budaya, dan
buatan. Daya tarik wisata alam yang sedang dikembangkan yaitu Pantai
Tambakrejo. Sebagian besar masyarakat disekitar Pantai Tambakrejo
bermata pencaharian sebagai nelayan, pedagang dan petani. Untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari masyarakat menggunakan penghasilan dari menangkap
ikan. Tambakrejo terletak di Desa Tambakrejo, Kecamatan Wonotirto,
Kabupaten Blitar. Letak pantai di sebuah teluk dengan panjang 10 km Secara
demografis Desa Tambakrejo memiliki luas wilayah sebesar 4.89 Km2, untuk
presentase luas wilayah terhadap kecamatan sebesar 2.97%. Jumlah
penduduk di Desa Tambakrejo sebanyak 5.108 orang dan kepadatan di Desa
Tambakrejo sebanyak 1.045 jiwa/Km2.
Pantai Tambakrejo ditemukan pada tahun 1970 oleh karena itu kealamian
yang dimiliki masih terjaga. Pantai Tambakrejo dikelola sejak ditetapkannya
Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 19 Tahun 2000 tentang letak
Pantai Tambakrejo secara geografis berada di 30km di selatan kota Blitar dan
bisa ditempuh dengan waktu 1,5 jam dari Tulungagung.
Perkembangan ekonom nelayan, terbilang banyak peningkatan mualia
berdirinya Dermaga Pantai Tambakrejo Blitar. Karena Dermaga mulai
dioperasikan tahun 2016 sampai sekarang. Sebelum adanya dermaga
perekonomian pantai Tambakrejo terbilang jauh kalau dibandingkan dengan
sekarang. Karena sebelum tahun 2016 itu pendapatan rata-rata sama dengan
pantai tetangga diantaranya : pantai pangi, pantai serang, pantai keben, pantai
plasetan gondomayit, dll. Karena sebelum adanya Dermaga nelayan masih
terbilang sulit untuk masuk ke ketinggian laut tertentu untuk melaut. Karena
ketika nelayan akan melaut itu kapal ditarik/didorong menuju tengah untuk
10
bisa ke ketinggian laut, karena dipesisir itu masih ada batu, karang, yang
belum dikeruk dan tinggikan. Berbeda dengan adanya Dermaga. keluar
masuk kapal itu lebih mudah tanpa adanya kesulitan.
Data peningkatan produksi nelayan pantai TambaKrejo Blitar
No Provi
nsi
Kab/Kota Nama
Kelompok
Nama
Pelaku
Produksi
2017
Produksi
2018
Produksi
2019
1 Jawa
Timur
Blitar Ngudi
Lestari
Mesito 205 kg 280 kg 310 kg
2 Jawa
Timur
Blitar Ngudi
Lestari
Maksum 280 kg 304 kg 315 kg
3 Jawa
Timur
Blitar Ngudi
Lestari
Wantoro 290 kg 335 kg 301 kg
4 Jawa
Timur
Blitar Ngudi
Lestari
Tukani 340 kg 388 kg 305 kg
5 Jawa
Timur
Blitar Mina
Abadi
Suyut 300 kg 300 kg 360 kg
6 Jawa
Timur
Blitar Mina
Abadi
Rudi 260 kg 320 kg 400 kg
7 Jawa
Timur
Blitar Mina
Abadi
Supriyan
to
272 kg 320 kg 420 kg
8 Jawa
Timur
Blitar Mina
Abadi
Katam 290 kg 350 kg 402 kg
9 Jawa
Timur
Blitar Mina
Abadi
Kuwat 260 kg 320 kg 400 kg
10 Jawa
Timur
Blitar Mina
Abadi
Wibowo 272 kg 320 kg 420 kg
11 Jawa
Timur
Blitar Mina
Abadi
Indarko 280 kg 300 kg 320 kg
12 Jawa
Timur
Blitar Mina
Abadi
Mulyono 270 kg 300 kg 375 kg
13 Jawa
Timur
Blitar Mina
Abadi
Eko 260 kg 310 kg 375 kg
11
14 Jawa
Timur
Blitar Mina
Abadi
Sugiono 245 kg 350 kg 405 kg
Kegiatan lain di Pantai Tambakrejo yang mendorong perekonomian
nelayan selain Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yaitu adanya Ritual Larung
sesaji setiap 1 muharram (1 suro) yang sudah menjadi tradisi turun temurun
bagi warga pesisir Pantai Tambakrejo. Dengan tujuan melestarikan budaya
adat jawa, yang digunakan untuk wujud rasa syukur para nelayan dengan
Tuhan Yang Maha Esa dengan melimpahnya rezeki. Tempat Pelelangan Ikan
(TPI) memiliki luas lahan sekitar 4,9 hektare. Lokasi ini menjadi tempat
untuk berlabuh atau bersandarnya kapal kapal besar maupun kapal-kapal
kecil. Selain itu adanya pemasukan pariwisata Pantai Tambakrejo, wisatawan
yang berkunjung bisa langsung menikmati keindahan Pantai, selain itu
wisatawan juga dapat menikmati wisata kuliner ikan laut yang menjadi
andalan Pantai Tambakrejo Kabupaten Blitar.
Dampak perkembangan pariwisata terhadap kesempatan kerja masyarakat
di Pantai Tambakrejo yaitu yang awalnya masyarakat banyak bermata
pencaharian sebagai petani namun sekarang banyak masyarakat yang beralih
profesi sebagai pedagang. Meskipun masih banyak masyarakat yang bermata
pencaharian seperti sebelum adanya perkembangan pariwisata di Pantai
Tambakrejo.
B. Peran Dinas Peternakan dan Perikanan
Perikanan Tangkap kabupaten Blitar yang mengetahui tentang kebijakan
teknis yaitu kepala dinas peternakan dan perikanan Kabupaten Blitar beserta
staf nya, juga kelompok nelayan pantai tambakrejo kabupaten Blitar. Dari
analisa data yang diperoleh bahwasanya Dinas Perikanan Kabupaten Blitar
udah berusaha untuk mengembangkan potensi perikanan darat yang ada,
wujud nyata peran dinas tersebut adalah dengan berperan aktif dalam
memberikan pembinaan dan penyuluhan serta pelatihan kepada para nelayan
pantai tambakrejo bagaimana cara menggunakan teknologi moderrn dalam
pembudidayaan ikan, selain itu Dinas Perikanan juga membantu nelayan
12
pantai tambakrejo dalam hal pemasaran ikan dengan dibangunnya tempat
pelelangan Ikan (TPI), dan memberikan bantuan modal kepada para nelayan
tambakrejo untuk kelanjutan usaha mereka.
Pemberdayaan ekonomi rakyat merupakan salah satu yang harus menjadi
prioritas utama dalam pembangunan dewasa ini, yang mana perekonomian
rakyat merupakan indicator keberhasilan pembangunan serta menjadi sasaran
penting yang akan menentukan keberhasilan pembangunan di bidang lainnya.
Pemberdayaan masyarakat adalah program pembangunan Usaha Mina
Pedesaan (PUMP). PUMP merupakan pendektana pengembangan usaha
nelayan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.
PUMP fokus pada kelompok sasaran. Berdasarkan hal tersebut, mulai tahun
2011 pembinaan nelayan skala kecil adalah memadukan pembinaan nelayan
yang tergabung dalam Kelompok Usaha Bersama (KUB), Kelompok
Penerima Program PNPM Mandiri Perikanan Tangkap dan Kelompok
Nelayan.
Pola Dasar PUMP dirancang untuk meningkatkan kemampuan KUB
dalam mengembangkan usaha produktif dalam rangka peningkatan
pendapatan dan kewirausahaan nelayan. Untuk pencapaian tujuan tersebut,
Komponen utama PUMP adalah:
1. Keberadaan KUB
2. Keberadaan Tenaga Pendamping
3. Sosialisasi dan Penelitian
4. Penyaluran dana BLM
5. Monitoring dan Evaluasi
6. Pelaporan
Potensi sumberdaya laut yang ada di Kabupaten Blitar yang saat ini masih
belum termanfaatkan secara maksimal, khususnya untuk tingkat pemanfaatan
oleh nelayan lokal, potensi sumberdaya ikan yang dimiliki di wilayah
perairan Kabupaten Blitar sebesar kurang lebih 44.000 Ton/tahun dan pada
tahun 2019 maka dinas peternakan dan perikanan kabupaten blitar
menyelenggarakan kegiatan evaluasi kelompok pendukung perikanan tangkap
kabupaten Blitar tahun 2010. Produksi penangkapan ikan laut sebesar ± 5.030
13
Ton. Sejalan dengan semakain intensifnya pemanfaatan sumberdaya ikan,
maka usaha dibidang perikanan tangkap yang dilakukan oleh Kelompok
pendukung Perikanan perlu dikuatkan dan ditingkatkan kelembagaannya dan
dimotivasi usahanya, agar sumberdaya ikan yang ada bisa dikelola secara
benar dan dimanfaatkan secara lestari dan berkelanjutan. Sebagai bentuk
apresiasi kepala kelompok Pendukung perikanan yang berperan aktif dalan
melakukan kegiatan usaha bidang perikanan dan diversifikasi usaha.1
Dalam penangkapan ikan pada umumnya nelayan sangat tergantung pada
teknologi penangkapan, musim, cuaca, alat tangkap yang sederhana, wilayah
operasional yang terbatas hanya di sekitar perairan pantai saja. Kemampuan
nelayan untuk memiliki peralatan/teknologi yang ideal itu sangat dipergaruhi
oleh kondisi ekonomi, sedangkan untuk mendapatkan upaya teknologi
penangkapan ikan yang baik dan ideal yang notabenya merupakan program
dari pemerintah hanya bisa di akomodor melalui kelompok, sehingga nelayan
membutuhkan organisasi yang bisa membantu untuk mendapatkan informasi
inovasi teknologi alat tangkap dengan tujuan agar untuk meningkatkan
kesejahteraan nelayan.
Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan melalu pembinaan nelayan dan masyarakat
perikanan yang bergabung dengan kelompok pendukung perikanan Tangkap
yang ada di wilayah pesisir maupun di wilayah unum. Pembinaan dilakukan
dengan 3 macam yaitu: pembinaan kelembagaan, diversifikasi usaha nelayan
dan pembinaan dengan study lapang.
Adapun pembinaannya adalah sebagai berikut:
1. Pembinaan Kelembagaan
No Tanggal dan Tempat
Pelaksanaan
Peserta Jumlah Anggota
yang dihadirkan
1 22 Maret 2019 KUB Ds. Kaligambir
Kec. Panggungrejo
25 Orang
(Penguatan
Kelembagaan)
1 Wawancara dengan Ibu Ilmayuni sebagai Ketua Seksi Bidang Perikanan Tangkap Dinas
Peternakan dan Perikanan Tangkap Kabupateb Blitar, pada hari kamis, 16 Januari 2020, pukul
13.30 WIB.
14
2 23 Mei 2019 KUB Ds. Tambakrejo
Kec. Wonotirto
80 Orang
(Penguatan
Kelembagaan)
3 17 Juni 2019 KUB se Kab. Blitar
yang potensi Naik
Kelas
35 Orang yang
terdiri dari Pengurus
KU sejumlah 10
KUB
4 17 Juni 2019 Pertemuan Forum KUB 24 Orang
(Penguatan
Kelembagaan dalam
Bentuk Koperasi
Nelayan)
5 11 Desember 2019 Kelompok Pendukung
Perikanan Tangkap
80 Orang
Jumlah Total 244 Orang
2. Pelatihan Diversifikasi Usaha Nelayan
No Tanggal dan
Pelaksanaan
Peserta Jumlah Anggota
1 18 Juni 2019 Nelayan di wilayah
PUD se Kab. Blitar
60 Orang
(Pelatihan cabut
duri)
2 31 Oktober 2019 KUB Ds. Bululawang
Kec. Bakung
26 Orang
(Budidaya kakap
putih)
3 19 Nopember KUB Ds. Sumbersih
Kec. Panggungrejo
30 Orang
(pembuatan garam
skala rumah
15
tangga)
Jumah Total 116 Orang
3. Pembinaan melalui Study Lapang
No Tanggal dan
Tempat
Pelaksanaan
Peserta Jumlah Anggota yang
dihadirkan
1 16 September 2019 Ketua Pokmaswas 11 Orang (Study
Lapang konservasi
penyu ke Pantai Bajul
Mati Malang)
2 18 September 2019 Nel. Ds. Sumbersih
Kec. Panggungrejo
6 Orang (Study lapang
ke sentra pembuatan
garam skala rumah
tangga di Lamongan)
Jumlah Total C. Rang
C. Penerapan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir
Program penanggulangan kemiskinan dan pemberdayaan di Indonesia
sudah banyak dilakukan oleh berbagai pihak, termasuk program
penanggulangan kemiskinan wilayah pesisir. Pelaksanaan program
penanganan kemiskinan ini sesuai dengan peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 63 Tahun 2013 tentang pelaksanaan Upaya Penanganan
Fakir Miskin Melalui Pendekatan Wilayah tercantum dalam bab IV
Penanganan Fakir Miskin Wilayah Pesisir dan Pulau Kecil. Dalam
pemerintah ini disebutkan upaya yang dilakukan melalui: 1) penyediaan
sumber mata pencaharian di bidang perikanan dan sumber daya laut. 2)
bantuan permodalan dan akses pemasaran hasil usaha. 3)penguatan lembaga
dan organisasi masyarakat pesisir dan nelayan. 4) pemeliharaan daya dukung
serta mutu lingkungan pesisir 5) peningkatan keamanan berusaha dan
pengamanan sumber daya kelautan dan pesisir.
16
Dimensi dan Prinsip-prinsip Pemberdayaan. Sosial Pesisir Pantai
Disebutkan Ambo (2011)2, bahwa pemberdayaan masyarakat pesisir paling
tidak memiliki dua dimensi pokok, yaitu dimensi kultural dan strukrtural.
Dimensi kultural mencakup upaya-upaya perubahan perilaku ekonomi,
orientasi pendidikan, sikap terhadap perkembangan teknologi, dan
kebiasaankebiasaan. Sedangkan dimensi strukturalmencakup upaya perbaikan
struktur sosial sehingga memungkinkan terjadinya mobilitas vertikal nelayan.
Perbaikan struktural tersebut umumnya berupa penguatan solidaritas nelayan
untuk selanjutnya dapat berhimpun dalam suatu kelompok dan organisasi
yang mampu memperjuangkan kepentingan mereka. Selanjutnya Ambo
(2011), juga menyatakan dalam pemberdayaan nelayan secara structural
maupun kultural, perlu dipahami adanya keunikan karakteristik sosial nelayan
yang tentunya menuntut adanya pendekatan pemberdayaan yang unik pula.
Ada beberapa prinsip dan pendekatan penting dalam pemberdayaan yang
digunakan untuk seluruh konteks komunitas nelayan, yaitu:
Prinsip Pemberdayaan:
1. Prinsip Tujuan
Pemberdayaan harus dilandasi tujuan yang jelas, dimana nelayan
harus dianggap sebagai subyek dalam pembangunan sehingga pendekatan
yang dilakukan adalah membantu para nelayan agar dapat membantu
dirinya sendiri dengan pendidikan dan pelatihan. Hal ini terdapat di dalam
paradigma baru, yang asumsinya adalah nelayan memiliki kemampuan
untuk memecahkan dirinya sendiri.
2. Prinsip Pengetahuan dan Penguatan Nilai Lokal
Pengetahuan modern saat ini seringkali dianggap segala-galanya dan
ampuh untuk mengatasi berbagai persoalan yang dihadapi nelayan,
padahal mereka memiliki sistem pengetahuan sendiri yang penting
dijadikan bekal dalam pemberdayaan, karena pengetahuan tersebut sudah
diwariskan turun-menurun. Begitu pula dengan nilai lokal yang potensial
2Ambo, Tuwo. (2011) Pengelolaan Ekowisata Pesisir dan Laut-Sosial-Ekonomi, Kelembagaan,
dan Sarana Wilayah. Surabaya: Brilian Internasional
17
sebagai landasan dalam pemberdayaan. Nilai lokal itu dapat menjadi
modal sosial yang penting untuk dikembangkan bagi kemajuan
masyarakat nelayan
3. Prinsip Keberlanjutan
Berdasarkan realita yang terjadi, proyek-proyek pemberdayaan yang
sering dilakukan kadangkala terjebak pada paradigma proyek yang
mengharuskan tercapainya target secara nyata dalam waktu yang
singkat. Dengan demikian, prinsip keberlanjutan seringkali diabaikan
dalam proyek-proyek pemberdayaan selama ini dan hal tersebut terjadi
karena masih kuatnya paradigma proyek dalam setiap aktivitas
pemberdayaan. Inipun terjadi karena memang sifat proyek hanya sesaat
dan tidak multiyears. Oleh karena itu, perlu dipikirkan perubahan sistem
administrasi proyek yang terkait dengan program pemberdayaan agar
program pemberdayaan dapat berjalam efektif tanpa batasan administrasu
yang seringkali menghambat
4. Prinsip Ketepatan Kelompok Sasaran
Pihak pelaksana pemberdayaan seringkali mendatangi elite desa yang
lebih mudah berkomunikasi meskipun sebenarnya jauh dari persoalan
nelayan. Sementara itu, nelayan miskin yang tidak mudah berkomunikasi
malah jarang didatangi. Akibatnya, informasi yang diperoleh justru bias
dengan kepentingan informan elite nelayan tersebut, sehingga banyak
program pemberdayaan yang hanya menyentuh elite nelayan yang
sebenarnya tidak perlu diberdayakan. Oleh karena itu, sudah saatnya
pemberdayaan sosial nelayan saat ini berorientasi pada kelompok sasaran
yang tepat.
5. Prinsip Kesetaraan Gender
Salah satu ciri sosial nelayan adalah kuatnya peran wanita atau istri
nelayan dalam aktivitas ekonomi maupun pengambilan keputusan.
Dalam posisi yang demikian, sasaran pemberdayaan harus mencakup
istri-istri nelayan juga. Seringkali program pemberdayaan bias kepada
laki-laki sehingga laki-laki yang selalu diajak berdiskusi dan
memecahkan tanpa melibatkan istri mereka.
18
D. Klasifikasi Bentuk Kerja
1. Klasifikasi Nelayan menurut Statistic Perikanan:
a. Nelayan penuh.
Nelayan tipe ini memiliki satu mata pencaharian, yaitu sebagai
nelayan. Hanya menggantungkan hidupnya dengan profesi kerjanya
sebagai nelayan dan tidak memiliki pekerjaan dan keahlian selain
menjadi seorang nelayan.
b. Nelayan sambilan utama.
Nelayan tipe ini mereka menjadikan nelayan sebagai profesi utama
tapi memiliki pekerjaan lainnya untuk tambahan penghasilan.
Apabila sebagian besar pendapatan seseorang berasal dari kegiatan
penangkapan ikan ia disebut sebagai nelayan.
c. Nelayan sambilan tambahan.
Nelayan tipe ini biasanya memiliki pekerjaan lain sebagai sumber
penghasilan, sedangkan pekerjaan sebagai nelayan hanya untuk
tambahan penghasilan.
2. Klasifikasi kelompok nelayan berdasarkan kepemilikan alat tangkap:
a. Nelayan penggarap.
Nelayan penggarap adalah orang yang sebagai kesatuan
menyediakan tenaganya turut serta dalam usaha penangkapan ikan
laut, bekerja dengan sarana penangkapan ikan milik orang lain.
b. Juragan atau pemilik.
Orang atau badan hokum yang dengan hak apapun berkuasa atau
memiliki atas sesuatu kapal/perahu dan alat-alat penangkapan ikan
yang digunakan dalam usaha penangkapan ikan, yang dioperasikan
oleh orang lain. Jika pemilik tidak melaut maka disebut juragan atau
pengusaha. Jika pemilik sekaligus bekerja melaut menangkap ikan
maka dapat disebut sebagai nelayan yang sekaligus pemilik kapal.
3. Klasifikasi nelayan berdasarkan kelompok kerja
a. Nelayan perorangan.
Nelayan yang memiliki peralatan tangkap ikansendiri, dalam
pengoperasiannya tidak melibatkan orang lain.
19
b. Nelayan kelompok usaha bersama (KUB) adalah gabungan dari
minimal 10 orang nelayan yang kegiatan usahanya terorganisir
tergabung dalam kelompok usaha bersama non-badan hukum.
c. Nelayan perusahaan adalah nelayan pekerja atau pelaut perikanan
yang terikat dengan perjanjian kerja laut (PKL) dengan badan usaha
perikanan.3
3 Mukhtar, Klasifikasi Jenis Nelayan, (on-line) tersedia di: http://mukhtar-
api.blogspot.co.id/2014/07/klasifikasi-jenis-nelayan.htl?=1 (1 februari 2020)
20
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini bahwasanya peran Dinas peternakan dan
perikanan Kabupaten Blitar. Di bidang Perikanan Tangkap perlu dikuatkan
dan ditingkatkan kelembagaannya dan dimotivasi usaha para nelayan, agar
sumberdaya ikan yang ada bisa dikelola secara benar dan dimanfaatkan
secara lestari dan berkelanjutan. Sebagai bentuk apresiasi kepala kelompok
Pendukung perikanan yang berperan aktif dalan melakukan kegiatan usaha
bidang perikanan dan diversifikasi usaha, pembinaan kelembagaan,
diversifikasi usaha nelayan dan pembinaan dengan study lapang.
Dinas Perikanan Kabupaten Blitar udah berusaha untuk mengembangkan
potensi perikanan darat yang ada, wujud nyata peran dinas tersebut adalah
dengan berperan aktif dalam memberikan pembinaan dan penyuluhan serta
pelatihan kepada para nelayan tambak bagaimana cara menggunakan
teknologi moderrn dalam pembudidayaan ikan, selain itu Dinas Perikanan
juga membantu nelayan tambak dalam hal pemasaran ikan dengan
dibangunnya tempat pelelangan Ikan (TPI), dan memberikan bantuan modal
kepada para petani tambak untuk kelanjutan usaha mereka.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis memberikan saran terkait
Pemberdayaan Nelayan di Tambakrejo Kabupaten Blitar:
1. Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar, khususnya Bidang
Perikanan Tangkap untuk pemberdayaan nelayan harus lebih sering
melakukan penyuluhan atau sosialisasi lagi. Karena dengan seringnya
adanya kegiatan maka akan tercapainya suatu peningkatan bagus kepada
para nelayan.
2. Pemerintah Desa, untuk lebih giat memperhatikan lingkungan sekitar,
seperti keadaan kebersihan dan ekonomi masyarakat.
3. Masyarakat, Untuk lebih menyadari bahwasannya mandiri itu sangat
diperlukan untuk keberhasilan kedepanya.
21
DAFTAR PUSTAKA
Ambo, Tuwo. 2011. Pengelolaan Ekowisata Pesisir dan Laut-Sosial-Ekonomi, Kelembagaan, dan
Sarana Wilayah. Surabaya: Brilian Internasional
Mukhtar. Klasifikasi Jenis Nelayan, (on-line) tersedia di: http://mukhtar-
api.blogspot.co.id/2014/07/klasifikasi-jenis-nelayan.htl?=1 (1 februari 2020)
Wawancara dengan Ibu Ilmayuni sebagai Ketua Seksi Bidang Perikanan Tangkap Dinas
Peternakan dan Perikanan Tangkap Kabupateb Blitar, pada hari kamis, 16 Januari 2020,
pukul 13.30 WIB.
22
LAMPIRAN-LAMPIRAN
23
24
\\
25
26
27
LAPORAN HARIAN
PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)
IAIN TULUNGAGUNG
Nama : Syaiful Habiban
NIM : 12402173630
Jurusan : Ekonomi Syariah
Lokasi PPL : Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar
Hari Tanggal Kegiatan
Selasa 07-01-2020 1. Melakukan pertemuan bersama
sekretaris Dinas
2. Diskusi bersama Sekretaris Dinas
tentang profil Dinas
3. Penetapan ruang kerja tema-teman
PPL
Rabu 08-01-2020 1. Melakukan apel bersama Pegawai dan
Staf Kantor Dinas
2. Melakukan kunjungan ke ternak ayam
petelur
3. Menganalisis menejemen keuangan
koperasi(ayam petelur)
Kamis 09-01-2020 1. Mengfoto copy laporan undangan
Sosialisasi untuk KUB (kelompok
Usaha Bersama)
2. Diskusi bersama tema-teman PPL
3. Mengetahui setiap ruang Dinas
Jumat 10-01-2020 1. Senam bersama Pegawai dan Staf
Dinas di halaman Kantor Dinas
2. Kunjungan ke Pantai tambakrejo
3. Diskusi bersama Kepala Dinas Pantai
Tambakrejo
4. Diskusi bersama poskamladu
(keamanan laut)
5. Diskusi bersama nelayan
Senin 13-01-2020 1. Melakukan apel bersama Pegawai dan
Staf kantor Dinas
2. menata ruang Aula untuk rapat
sosialisasi dan pengarahan untuk para
nelayan
3. mengikuti sosialisai tersebut
membahas tentang kompresor dan
ikan laut yang mati
4. meninjau kolam ikan koi
Selasa 14-01-2020 1. Arahan dari Bu Maya tentang tema
28
untuk laporan PPL 2. Membaca buku tentang pemberdayaan
nelayan 3. melakukan evaluasi dan rapat di luar
kantor bersama pegawai Bidang Perikanan Tangkap
Rabu 15-01-2020 1. Melakukan apel di bersama Pegawai dan staf Kantor Dinas
2. Berbincang dengan Bu Ilmayuni terkait nelayan.
3. berdiskusi dengan teman-teman PPL. 4. menulis dan mengganti catatan buku
laporan untuk para nelayan. 5. Belajar tentang kenelayanan
Kamis 16-01-2020 1. Melakukan apel bersama Pegawai dan
Staf Kantor Dinas
2. Berdiskusi bersama Bu Ilmayuni
tentang perekonomian nelayan
3. Mengunjungi komunitas budidaya
ikan koi di Desa sumberingin
Jumat 17-01-2020 1. Menulis buku laporan untuk para
nelayan
2. Belajar tentang koperasi
Senin 20-01-2020 Izin
Selasa 21-01-2020 Konsul Semester di Kampus
Rabu 22-01-2020 1. Melakukan apel bersama Pegawai dan
Staf Kantor Dinas
2. Belajar tentang penyuluh ikan
3. Analisis RAB (Rencana Anggaran
Biaya)
4. Membuat format koperasi
Kamis 23-01-2020 1. Melakukan apel bersama Pegawai dan
Staf Kantor Dinas
2. Membuat format koperasi yang salah
3. Berdiskusi dan penjelasan dari
penyuluh tenyang alat
selam(kompresor)
Jumat 24-01-2020 1. Senam bersama Pegawai dan Staf di
halaman Kantor Dinas
2. Mengantar kepala Dinas untuk rapat
3. Belajar Buku Pemberdayaan
masyarakat Pesisir untuk
meningkatkan SDM nelayan
Senin 27-01-2020 1. Melakukan apel bersama Pegawai dan
Staf Kantor Dinas
2. Ngeprint laporan kerja Dinas Bidang
Perikanan Tangkap
3. Analisis pemberdayaan masyarakat
29
pesisir nelayan
4. Membaca Laporan hasil sosialisasi
Perikanan Tangkap th 2019
Selasa 28-01-2020 1. Membaca laporan kerja seksi
kenelayanan
2. Memberi makan ikan koi
Rabu 29-01-2020 1. Penjelasan Bu Ilmayuni tentang
kelautan
2. Mempelajari produksi garam yang
sudah terealisasi
Kamis 30-01-2020 1. Berdiskusi dengan teman-teman PPL
2. Menata meja dan menyiapkan
makanan untuk rapat
3. Mengikuti rapat bersama KUB
(Kelompok Usaha Bersama)
Jumat 31-01-2020 1. Mengurkan berkas laporan kerja
2. Mengoreksi buku penyuluh
Senin 03-02-2020 1. Belajar Pemberdayaan ekonomi
nelayan dan pemberdayaan ekonomi
masyarakat pesisir
2. Merekap tanggal dan nama-nama
pegawai Perikanan Tangkap
Selasa 04-02-2020 1. Melakukan apel bersama Pegawai
dan Staf Kantor Dinas
2. Mengoreksi data KUB (Kelompok
Usaha Bersama)
3. Penjelasan tentang lobster dari Pak
Ali
Rabu 05-02-2020 1. Konsultasi dengan Penyuluh ikan
2. Penjelasan tentang dermaga
Tambakrejo Kabupaten Blitar
3. Membaca artikel tentang
pemberdayaan nelayan
Kamis 06-02-2020 1. Input data nelayan pantai Tambakrejo
2. Mengambil barang dan kunjungan ke
kampong coklat dengan Kepala Bidang
Perikanan Tangkap
Jumat 07-02-2020 1. Berpamitan Kepala Dinas
2. Berpamitan sekretaris Dinas
3. Berpamitan Pegawai dan Staf bidang
Perikanan Tangkap