Laporan Praktek Industri (Pi) Di Bengkel Waspada Barabai

download Laporan Praktek Industri (Pi) Di Bengkel Waspada Barabai

of 21

Transcript of Laporan Praktek Industri (Pi) Di Bengkel Waspada Barabai

Only 2 Pages are Converted in the Unregistered Version

BAB I PENDAHULUAN

Praktek Industri (PI) mempunyai arti penting bagi penulis selain untuk menambah pengalaman juga untuk memenuhi persyaratan Evaluasi Belajar Tahap Akhir (EBTA) pada SMK Antasari Barabai Tahun Ajaran 2010/2011. Dengan berdasarkan program yang ada pada setiap sekolah kejuruan penulis mulai melaksanakan Praktek Industri (PI) pada sebuah bengkel dan sekaligus rnengurnpulkan data-data yang merupakan sebagai bukti dalam pernbuatan laporan, seperti halnya tahun-tahun yang telah laIu :

A. Tujuan Kegiatan Praktek Industri (PI) 1. Meningkatkan, memperluas dan menetapkan keterampilan yang membentuk kemampuan siswa sebagai bekal untuk memasuki lapangan kerja yang sesuai dengan program study yang dipilihnya. 2. Menumbuh, mengembangkan dan memantapkan sifat profesional yang diperlukan siswa untuk memasuki lapangan kerja sesuai dengan bidangnya 3. Meningkatkan pengalaman siswa pada pengenalan aspek-aspek usaha yang potensial dalam lapangan kerja antara lain : Struktur Organisasi, Usaha, Asosiasi Usaha, Jenjang Karir, Manajemen Usaha dan Asosiasi Kerja 4. Untuk memperoleh pengalaman kerja dari dunia kerja antara lain terjun langsung ke lapangan. 5. Memberikan kesernpatan kepada siswa untuk memasyarakatkan diri pada suasana/iklim lingkungan kerja yang sebenarnya, baik sebagai pekerja mandiri (enter penour) terutama yang berkenaan dengan disiplin kerja 6. Meningkatkan, memperluas dan memantapkan proses pengarahan tehnologi barn dari lapangan kerja ke sekolah dan sebaliknya 7. Memperoleh masukan dan umpan balik guna memperbaiki dan mengernbangkan kesesuaian pendidikan kejuruan. 8. Mernberi peluang masuk kesempatan tamatan dan kerja siswa 9. Sebagai persiapan guna menyelesaikan salah satu syarat mengikuti Evaluasi Belajar Tahap Akhir (EBTA).

B. Tujuan Pembuatan Laporan Setelah melaksanakan Praktek Industri (PI) siswa diwajibkan membuat hasil laporan Praktek Industri tersebut dengan tujuan sebagai berikut : 1. Untuk melaksanakan salah satu syarat pernbuatan karya tulis laporan Praktek Industri (PI). 2. Untuk melaporkan bahwa Praktek Industri sudah dapat dilaksanakan dengan baik, sesuai dengan apa yang diharapkan oleh dewan guru dan staf 3. Siswa mampu memahami, memantapkan dan mengembangkan pelajaran yang disekolah dan penerapannya langsung di dunia usaha 4. Mendorong para siswa agar nantinya dapat berwiraswasta di dalam masyarakat. 5. Siswa mampu mencari altematif pemecahan masalah kejuruan sesuai dengan program study dunia usaha yang dipilih secara lebih luas dan mendalam yang tertuang/terungkap dari karya tulis yang disusun. 6. Menambah perbendaharaan perpustakaan sekolah dan menunjang peningkatan pengetahuan siswa angkatan selanjutnya

C. Metode Pengumpulan Data Dalam rangka Praktek Industri (PI) penulis mengumpulkan data-data melalui 1. Metode Observasi Yaitu mengadakan pengamatan, serta terjun ke lapangan secara langsung seperti halnya karyawan pada bengkel "WASPADA' Barabai.2. Metode Interview Yaitu mengadakan tanya jawab secara langsung dengan para karyawan bengkel "WASPADA' Barabai. 3. Bekerja langsung adalah bekerja. pada bengkel, pada pembuatan pintu pengairan, pagar besi dan perbaikan mesin-mesin yang rusak Dengan menggunakan alat/keperluan bengkel seperti mesin bubut, mesin gerinda, mesin gergaji, mesin bor, dan alat-alat pengelasan dari karbit dan listrik. 4. Hasil pengumpulan data ini penulis ambil dari membaea buku-buku perpustakaan yang bersifat tehnik, yang ada hubungannya dengan masalah pekerjaan.

D. Kerangka LaporanDalam penulisan ke stas kertas karya ini, penulis menguraikan sebanyak 4 (empat) BAB yang terdiri antara lain :

BAB I :PENDAHULUAN#. Tujuan Praktek Industri#. Tujuan Pembuatan Laporan#. Metode Pengumpulan Data#. Kerangka LaporanBAB II : URAIAN UMUM#. Sejarah Berdirinya Bengkel#. Struktur Organisasi#. Lay Out#. Kepegawaian#. Disiplin Kerja#. Pemeliharaan dan Perbaikan PeralatanBAB III : URAIAN KHUSUS#. Uraian Teori#. Uraian Persiapan Kerja#. Uraian Proses Kerja#. Gambar Kerja#. Pengendalian Mutu#. PembahasanBAB IV : PENUTUP#. Kesimpulan#. Saran-saranDAFTAR PUSTAKA

BAB IIURAIAN UMUMPANDANGAN UMUM TENTANG BENGKEL "WASPADA"

A. Sejarah Berdirinya Bengkel "WASPADA"Mengingat untuk menciptakan masyarakat adil den makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, maka pemerintah telah memberikan kepada masyarakat untuk mendirikan suatu usaha yang sesuai dengan bidangnya masing-masing dan disini terutama mengenai bengkel "WASPADA" yang terletak di Jalan Brigjen H. Hasan Baseri Barabai. Bengkel "Waspada" ini berdiri pada tahun 1976 yang diprakersai oleh seorang pemimpin bengkel yang sekarang sudah berdiri. Jadi sekarang ini dspimpin oleh Saudara Muchran. Belian memang sudah berpengalaman banyak tentang perbengkelan, perbaikan mesin-mesin dan lain-lain. Dengan bobot keterampilan yang ada, belian selalu berusaha untuk meningkatkan pelayanan masyarakat dibidang :a) Service mesin-mesin dieselb) Las listrik dan karbitc)Membubutd) Membuat pagar besie) Membuat pintu-pintu pengairanSekarang bengkel "Waspada" sudah cukup maju dibidang perbengkelan ini dibanding waktu dulunya, ini berkat keuletan/ketekunan pemimpin dan karyawannya yang berinisiatif sendiri ingin menjadikan pemsahaan bengkel untuk majuPada tahun 1977 bengkel "Waspada" menerima Saudara Muhyar yang cakup diandalkan dalam bakat profesionalnya dibidang service mesin-mesin diesel dan keterampilan yang lain.Adapun surat izin perusahaan bengkel "Waspada" ini seperti dari :a) Pemda HSTb) Perindustrianc) Depnaker

Dan mempunyai Surat Izin Industri berdasarkan SK Menteri Perindustrian :- Nomor 175/M/4/1982.- Nomor 90/IK/4102.00.00/3813/HST/88.

Kode perusahann bengkel "Waspada" sebagai berikut :- IK = 4102.00.00- ISlK = 3813 / KLUI = 38131Surat izin perbengkelan:- No. 503/11 - / EK.

Dengan demikian perusahann bengkel "Waspada" sudah diakui oleh Pemerintah Daerah dan masyarakat umumnya, khususnya di Barabai serta daerah lainnya.

B. Lay Out 1. Lay Out Peralatan Layout rnaksudnya tata letak. Oleh karena itu layout peralatan berarti pengaturan tata letak alat-alat mesin dan juga bangunan dimana alat-alat tersebut diletakkan, Tujuan pengaturan layout peralatan ini adalah 1. Untuk mernperoleh efisiensi kerja yang tinggi. 2. Untuk memperbesar gairah dan semangat kerja para pegawai. 3. Untuk menjamin keselamatan kerja, baik bagi karyawan maupun bagi peralatannya sendiri. 4. Untuk menghindari pemborosan, karena sembrautnya tara kerja dalam perusahaan.

Dalam buku administrasi disebutkan bahwa azas pengaturan lay out peraIatan maupun ruangan kerja ada 4 macam :1. Azas rnengenai jarak terpendek 2. Azas mengenai rangkaian kerja 3. Azas mengenai penggunaan ruangan 4. Azas mengenai perubahan susunan tempat kerja

Pengaturan dan tata ruang dengan menerapkan azas mengenai jarak terpendek berarti pertimbangan dalam pengaturan layout adalah proses penyelesaian suatu pekerjaan jarak yang terpendek. Azas mengenai penggunaan segenap ruangan, maksudnya adalah bahwa layout peraIatan hendaknya diatur sepenuhnya daya ruang, Artinya bahwa setiap ruangan produksi harus dimanfaatkan seoptimaI mungkin.Adapun mengenai perubahan susunan tempat kerja, artinya bahwa pengaturan lay out peralatan hendaknya fleksibel, yakni tata letak mudah disesuaikan dengan kebutuhan sesuatu pekerjaan baru, tanpa memerlukan waktu yan terialu lama dan biaya yang besar.

2. Lay Out BengkelAdapun gambar lay out lokasi bengkel "Waspada" adalah sebagai berikut :

Keterangan1. Tempat Kerja2. Mesin Bubut3. Tempat Landasan4. Lemari Alat-Alat Kerja5. Mesin Bor6. Mesin Bor7. Gerinda Listrik8. Mesin Bubut9. Tempat Peralatan Kerja10. Las Listrik11. Instalasi Listrik12. Kompreser13. Mesin Bubut

C. KepegawaianKepegawaian/tenaga kerja adalah merupakan faktor yang penting dalam kegiatan suatu badan usaha baik dikantor maupun dilapangan, begitu pula dengan perusahaan bengkel "Waspada" Barabai.Tanpa adanya tenaga kerja tidak akan menjadi maju dan lancarnya suatu perusahaan. Untuk memberikan pelayanan terhadap masyarakat dibidangnya masing-masing. Yang dimaksud tenaga kerja disini adalah orang yang sanggup dm bersedia bekerja pada suatu badan usaha dimana mereka sudah mempunyai keterampilan kecerdasan dan kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan dimana ia bekerja serta mempunyai cukup persyaratan yang diminta oleh perusahaan tersebut.

D. Pemeliharaan dan Perbaikan PeralatanUntuk menunjang atau memperpanjang umur suatu bengkel maka hal tersebut terutama sekali harus adanya suatu pemeliharaan dan perbaikan peralatan dan tidak menggunakan peralatan yang sembrono atau tanpa ada pekerjaan yang semestinya memakai alat yang semestinya dan jangan sekali-kali mempergunakan ubing untuk mengoungkil sesustu benda kerja yang berat, juga tidak menggunakan kunci untuk memukul atau yang sejenisnya yang dapat mencelakakan diri sendiri.Tetapi disini penulis selama praktek dibengkel "Waspada" ini, penulis tidak pernah melihat pekerjaan yang memakai alat-alat kerja yang kurang baik bahkan disini para pekerja sangat memperhatikan hal-hal yang akan merugikan bengkel dan para pekerja di bengkel "Waspada" ini sangat menghargai peraturan yang telah ditetapkan pimpinan. Setelah sehabis bekerja para pekerjanya membersihkan alat-alat kerja dan menaruhnya ditempat atau ditempat kotak alat yang telah disediakan sebelumnya. Mengenai kebersihan lingkungan khususnya tempat dimana alat-alat herat diletakkan sangatlah bersih dibengkel ini. Hal ini dikarenakan, karena kebersihan adalah merupakan faktor penunjang lancarnya pekerjaan dan pelayanan yang tepat.

BAB IIIURAIAN KHUSUS

Selama beberapa bulan mengikuti Praktek Industri (PI), kegiatan yang sering kami lakukan diantaranya : Membubut Menyenai Mengetap Mengelas Mengebor Menggerinda

A. Uraian Teori1. Mesin BubutAdalah salah satu mesin perkakas logam yang paling tua dan paling penting yang beketja stas dasar benda kerjanya diputarkan, sedang pahat (toal) menyayat sepanjang benda bubutan.Bentuk dan ukuran mesin bubut bermacam-macam, tetapi cara ketjanya adalah sama. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian mesin bubut, yaitu : Penerangan ruangan yang baik dan memadai Pelumasan yang cukup Penggunaan alat-alat keselamatan kerja

Tingkat peketjaan yang dapat dilakukan pada mesin bubut, antara lain :1. Membubut rata memanjang bagian luar dan datam2. Membubut sisi/depan, bagian luar/dalam3. Membubut konis/morse/miring, bagian luar/dalam4. Membubut ulir (segitiga, trapesium, segiempat) bagian luar/dalam5. Membubut bentuk luar/dalam6. Dapat juga padanya dilakukan pengeboran termasuk menyenai

Bagian yang terpenting dari mesin bubut, adalah :1. Kepala tetap2. Kepala lepas3. Alas4. Eretan5. Poros handle6. Poros pemakanan7. Kelistrikan8. Transmisi : - roda gigi- Variabel vully9. Box roda-roda gigi pengganti10. Saklar (tombol) dan rem11. Poros transpotteurPerlengkapan mesin bubut, yaitu : Cekam rnhang tiga stan cekam rahang empat Cekam rata, pembawa dan polat pembawa Senter dan kollet Penyangga tetap dan penyangga jalan Pahat bubut

2. SneiSnei adalah pembuat ulir pada batang yang bulat. Bentuknya bulat dan mempunyai gigi-gigi pemotong ditengahnya. Gigi Snei terbaik terbuat dari HSS sehingga dapat membuat ulir pada bahan yang keras.Bagian Snei yaitu : rumah-rumah, dua bush bush blok gigi pemotong ulir dan penutup blok gigi.

3. TapTap adalah pembuat ulir pada lubang, khususnya membuat ulir pada lubang yang kecil. Satu set tap terdiri atas 3 buah, yaitu tap nomor 1 (taper), nomor 2 (plug), nomor 3 (bottoming).

4. Las ListrikMengelas dengan las listrik ialah suatu cara menyambung dua buah logam dengan menggunakan panas yang dihasilkan dari busur api arus listrik, antara elektroda las dengan benda kerja.

Besarnya arus untuk mengelas, tidak dapat ditentukan dengan tepat, biasanya berbeda-beda untuk tiap macam elektroda yang dibuat pabrik.

Posisi pengelasan, yaitu :1) Posisi bawah tangan2) Posisi mendatar3) Posisi tegak4) Posisi atas kepala

Langkah kawat las :1) Langkah ditarik2) Langkah didorong

Jenis elektroda :1) Pembakaran cepat2) Pengisian cepat3) Baja sukar dilas

Mengelas dengan cara dituangkanMengelas dengan cara ini adalah ujung-uinng logam yang akan di las, setelah bersama-sama dipanaskan mencapai suhu adonan. Dituangkan cairan logam yang sama itu hingga temperatur naik mencapai suhu las, maka terjadilah pengelasan.

Kampuh lasBanyak kampuh las, akan tetapi yang terpenting adalah sebagai berikut :a) Kampuh TumpulDimana bagian yang akan disambung terletak segaris. Las pinggir dipakni untuk plat tipis, pengelasannya dengan otogen. Kegunaannya sering untuk pembuatan tangki-tangki atau bejana tipis.b) Kampuh sudut Pada pokoknya kampuh sudut ada tiga macam, ysitu :1. Kampuh sudut dalam2. Kampuh sudut luar3. Kampuh sudut ganda

Selain itu juga ada : a. Gabungan kampuh b. Kampuh sudut parit c. Kampuh berimpit gandaLas-las sudut tidak begitu baik untuk muatan Dinamis. Kampuh berimpit, las sudut semacam ini sangat banyak dipakai pada konstruksi baja seperti jembatan, hubungan atap untuk gedung dan lain-lain.

Kampuh las ketelTangki atau pipa-pipa untuk tekanan yang agak tinggi, ada juga diberikan bilah Hohn yang ditemukan oleh insinyur Swiss yaitu bernama Hohn. Keburukan dari bilah Hohn ini dapat terjadi tegangan penyusutan yang tidak sedikit. Sebaiknya tidak perlu dipakai.

Memuai. menyusutYang dimaksud memuai, menyusut ialah tegangan dan perubahan bentuk. Mengenai faktor ini adalah sangat penting untuk Vaklas. Pemnaian ketika panas dipanaskan dapat terjadi dua cara.Bagian yang harus disambungkan dapat bergerak bebas terhadap satu sama Inin staupun dihalang-halangi dalam geraknya, oleh karena benda tersebut berada dalam keadaan ditegangkan.

B. URAIAN PERSIAPAN KERJAPada umumnya jikalau kita akan mengerjakan sesuatu maka terlebih dahulu kita menyiapkan se gala peralatannys, hal ini kita lakukan untuk memudahkan waktu pengerjaan-kita, jika telah bekerja kita tidak perlu lagi kesana kemari mencari peralatan yang akan dipakai, hal yang demikinn dapat mengganggu pekerjaan serta menunda-nunda waktu saja, hal ini perlu kita hindari.Karena hal tersebut dapat mengganggu pekerjaan dan konsentrasi kerja bahkan waktu kerja yang semestinya dapat terselessikan dengan cepat tetapi kenyatnannya tidak, maka dalam uraian ini penulis menyarankan, sebelum melakukan pekerjaan maka persiapkanlah dahulu segal a peralatan yang lengkap di tempatnya Juga dalam hal penempataniperalatan yang kita gunakan waktu bekerja haruslah diperhatikan agar tidak tercecer. Untuk menghindari hal-hal yang semaeam itu, maka pada bengkel manapun terlaksananya Praktek Industri (PI) ini pada umumnya kebutuhan untuk melaksanakan suatu pekerjaan sudah terpenuhi. Hal demikian kiranya dapat membantu suatu pekerjaan atau dengan mudah dan eepat pula terselesaikan untuk menunjang suatu pekerjaan agar terlaksana dengan sebaik-baiknya Demikian persiapan kerja yang harus selalu diperhatikan dan semoga pernbaca dapat memahaminya,

C. URAIAN PROSES KERJA LAPANGAN Proses Kerja Pembuatan Pintu-Pintu Untuk Pengairan Dalam proses kerja ini penulis mencoba menguraikan sedikit dari kegunaan/hasil kerja pembuatan pintu untuk pengairan yang penulis buat berdasarkan pengalaman kerja selama berpraktek di bengkel "Waspada", Proses kerja ini penulis bagi dalam beberapa bagian antara lain :

1. Bahan pintu pengairan yang dipakai Bahan pintu diambil dari besi plat dengan ukuran tebal 1,5 em, besi tersebut dipotong dengan menggunakan las karbit, kemudian dibentuk empat persegi panjang dengan ukuran lebar 1,5 em dan panjang 2,5 meter. Dari besi plat itu dibuat sebanyak 5 buah.

2. Letak pintu yang sudah jadi Pintu yang sudah jadi tersebut diberi lobang dibagian sisinya dengan maksud sebagai penempatan baut untuk pengikat rangkaian besi yang lainnya

3. Kegunaan pintu Pintu ini digunakan untuk menahan air atau meneruskan aliran air, melalui sebuah pintu sorong yang terpasang, inilah penghambatnya dari arus air/irigasi. Agar tanah tidak mudah longsor akibat pengikisan air maka dipasang sebuah pondasi batu beton. Dari sisi kiri, kanan dan bawah antara plat dan dinding beton. Dipasang pelapis dari besi plat untuk me nahan gesekan keras plat sorong tadi dan sekaligus sebagai penjepit.

4. Sistem kerja pintu Pada sisi kiri kanan pintu dipasang masing-masing sebuah poros ulir besar yang berkekuatan tinggi sebagai pengangkat plat besi sarong tersebut, Dari atas poros ulir terpasang 2 buah roda gigi payung yang bergerak berputar, perputaran ini berfungsi untuk mengangkat paras ulir bersamaan dengan besi plat sorong penahan air tersebut. D. GAMBAR KERJA Dari penjelasan diatas maim sebagai pelengkap, penulis melampirkan gambar kerja dan gambar kerja itu hanyalah merupakan rencana irigasi dari sistem sorong kayu yang akan diubah menjadi pintu sorong besi. Dengan demikian maka jelaslah sudah uraian proses kerja penulis selama ini berpraktek dibengkel "Waspada" ini. Segala kekurangan dan kesalahan penulis dalam uraian ini penulis minta maaf kepada pembaca laporan kerja lapangan ini.

E. PENGENDALIAN MUTU Mengenai mutu perbaikan mesin-mesin seperti merk Kobuta, Yanmar, dan Mitsubishi tidaklah banyak menyusahkan bagi pekerja bengkel di "Waspada" ini karena adanya seorang ahli yang berpengalaman dalam bidang service mesin-mesin motor bakar ini. Mengenai perbubutan, pengelasan dan pembuatan pintu atau pagar-pagar besi, semuanya dikerjakan dengan hati-hati sehingga hasilnya memuaskan yang membuat langganan merasa senang. Selama penulis berpraktek dibengkel "Waspada' penuIis melihat banyak sekali kemajuan-kemajuan yang telah dicapai dibengkel "Waspada", sehingga pelanggan terus berdatangan untuk minta dilayani dalam perbaikan dan lain-lain.

F. PEMBAHASAN Setelah beberapa bulan lamanya, penulis Praktek Industri (PI) di bengkel "Waspada" jalan H.Hasan Baseri Barabai Selatan, maka disini penulis akan mengemukakan pembahasan sebagai berikut : 1. Setelah bekerja hendaknya alat-alat yang telah dipakai, maka dikembalikan lagi pada tempat semula, 2. Hendaknya tempat kerja harus dijaga dari kebecekan. 3. Dalam melaksanakan pekerjaan hendaknya jangan menggunakan alat yang tidak selain fungsinya. 4. Pada setiap hari kerja hendaknya supaya aktif untuk bekerja 5. Pada setiap hari kerja para pekerja harus diawasi dengan baik untuk menjaga nama baik perusahaan/bengkel. 6. Selama penulis Praktek Industri ini hendaknya pengawas lapangan mengawasi lebih dari satu kali untuk melihat perkembangan siswa

BAB IV PENUTUP

A. KesimpulanSetelah kami melaksanakan tugas Praktek Industri (PI) pada perusahaan bengkel "WASPADA" selama kurang lebih 4 bulan, maka penulis mencoba mengambil beberapa kesimpulan, serta pandangan tentang hasil kerja adalah sebagai berikut : 1. Bengkel "WASPADA" adalah sebuah bengkel perbaikan dan pembuatan berbagai macam alar-alar keperluan rumah tangga.2. Modal bengkel "WASPADA" ini berasal dari pimpinan sendiri sebesar Rp.4.889.000,- 3. Sistem upah dibayar perminggu dan borongan.4. Dengan adanya ekstra praktek sistem' ini sedikit banyaknya pengalaman kami sebagai penulis dan sebagai peserta Praktek Industri (PI), akan bertambah dan mengerti tentang metode service dan produksi pembuatan barang. 5. Setelah praktek di bengkel "Waspada" kami lebih mengerti dan banyak mengenal komponen-komponen mesin yang belum kami ketahui sebelumnya 6. Dengan adanya Praktek Industri ini, kami sebagai penulis menjadi berpikir lebih luas dan lebih maju dan ingin .mendalaminya lagi.

B. Saran - Saran Dalam kesempatan ini penulis akan mengungkapkan sedikit saran-saran kalau diterima penulis mengucapkan banyak-banyak terima kasih : 1. Pergunakan waktu yang lowong itu dengan penuh kesibukan, ingat Tuhan berpesan kepada kita Umat Manusia "Malas adalah Musuhmu", 2. Dalam melakukan pekerjaan kita harus benar-benar mengetahui semua peraturan, serta berdisiplin tinggi untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tak diinginkan3. Pertahankan disiplin yang tinggi/baik dan tingkatkanlah kreatif kerja agar yang lebih sempurna dapat kita peroleh.4. Bahwa semua peraturan dan tata tertib yang berlaku dibengkel tersebut sangat besar manfaatnya bagi keselamatan pekerja dan kita Semua.5. Sewaktu bekerja si pekerja hendaknya menggunakan pakaian kerja agar keselamatan dan kesehatan dapat terpelihara dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

1. Sariono Wiganda BE, 1977, Teknologi Mekanik I, Jakarta : Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan.2. Sarjono Wiganda BE, 1977, Teknologi Mekanik II, Jakarta : Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan.3. Pelajaran Bahasa Indonesia SMA, 1978, Jakarta : Balai Pustaka.

1