Sap Waspada Influenza(2)
Click here to load reader
-
Upload
githa-ganis-maninggar -
Category
Documents
-
view
16 -
download
3
Transcript of Sap Waspada Influenza(2)
WASPADA INFLUENZA
1. SASARAN
Siswa dan siswi SD beserta orang tua murid dan masyarakat umum
2. TUJUAN
A. Kognitif : Agar siswa-siswi dapat memperoleh pengetahuan dan
wawasan mengenai waspada influenza
B. Afektif : Agar siswa-siswi waspada influenza
C. Psikomotorik : Agar siswa-siswi mampu mencegah influenza
3. POKOK BAHASAN
Definisi
Etiologi
Tanda dan Gejala
Faktor resiko
Komplikasi
Cara Pencegahan
4. MATERI
A. Definisi
Influenza adalah penyakit akut yang menyerrang saluran pernafasan
ditandai dengan timbulnya demam, sakit kepala, mialgia, lesi, coryza,
1
sakit tenggorokan dan batuk. Sembuh sendiri dalam waktu 2 - 7 hari.
Penyebab ada tiga tipe virus influenza yaitu A,B dan C. Type A terdiri
dari 15 subtipe, dimana hanya dua (H1 dan H3) yang dikaitkan dengan
terjadinya epidemic dan pandemi secara luas. Type B jarang
menyebabkan terjadinya KLB. Tipe C dikaitkan dengan timbulnya kasus
sporadis dan KLB kecil yang terlokalisir.
B. Etiologi
Penyebab dari timbulnya influenza adalah haemophillus influenza
ada tiga tipe yakni tipe A, B dan C. Ketiga tipe ini dapat dibedakan
dengan complement fixation test.
2
Jenis-Jenis Influenza
1. Virus Tipe A
Genus ini memiliki satu spesies, virus influenza A. Unggas akuatik
liar merupakan inang alamiah untuk sejumlah besar varietas
influenza A. Kadangkala, virus dapat ditularkan pada spesies lain
dan dapat menimbulkan wabah yang berdampak besar pada
peternakan ungags domestik atau menimbulkan suatu pandemi
influenza manusia.
2. Virus Tipe B
Genus ini memiliki satu spesies, yaitu virus influenza B. influenza B
hampir secara eksklusif hanya menyerang manusia dan lebih jarang
dibandingkan dengan influenza A. Hewan lain yang diketahui dapat
terinfeksi oleh infeksi influenza B adalah anjing laut dan musang.
Jenis influenza ini mengalami mutasi 2-3 kali lebih lambat
dibandingkan tipe A dan oleh karenanya keragaman genetiknya lebih
sedikit, hanya terdapat satu serotipe influenza B. Karena tidak
terdapat keragamanantigenik, beberapa tingkat kekebalan terhadap
influenza B biasanya diperoleh pada usia muda. Namun, mutasi yang
terjadi pada virus influenza B cukup untuk membuat kekebalan
permanen menjadi tidak mungkin. Perubahan antigen yang lambat,
dikombinasikan dengan jumlah inang yang terbatas (tidak
memungkinkan perpindahan antigen antar spesies), membuat
pandemi influenza B tidak terjadi.
3
3. Virus Tipe C
Genus ini memiliki satu spesies, virus influenza C, yang menginfeksi
manusia, anjing, dan babi, kadangkala menimbulkan penyakit yang
berat dan epidemi lokal. Namun, influenza C lebih jarang terjadi
dibandingkan dengan jenis lain dan biasanya hanya menimbulkan
penyakit ringan pada anak-anak.
C. Tanda Dan Gejala
Influenza, yang juga dikenal sebagai flu, menyebar dengan
mudah. Biasanya, itu ditularkan melalui udara oleh batuk atau bersin.
Virus juga ditemukan di tangan orang-orang dengan influenza dan pada
permukaan mereka telah menyentuh. Orang bisa menyebarkan influenza
mulai dari satu hari sebelum gejala muncul sampai 5-7 hari setelah.Tanda
dan gejala Influenza adalah penyakit hidung, tenggorokan dan paru-paru
yang disebabkan oleh virus influenza. Gejala biasanya meliputi:
• Demam,
• Menggigil,
• Batuk,
• Sakit kepala,
• Nyeri otot,
• Kelelahan,
• Beberapa anak dengan influenza akan muntah atau diare,
4
D. Faktor Resiko
• Usia
Yang muda dan tua berada pada risiko tinggi untuk infeksi
saluran pernapasan bagian atas dan komplikasi yang terkait. Anak-
anak rentan terhadap pilek dan mungkin memiliki 8 sampai 12 dari
mereka setiap tahun. Jutaan kasus influenza berkembang pada anak-
anak dan remaja Amerika setiap tahun.
Sebelum sistem kekebalan tubuh dewasa, semua bayi rentan
terhadap infeksi saluran pernapasan atas, dengan frekuensi
kemungkinan satu dingin setiap 1 - 2bulan. Lebih kecil hidung dan
sinus bagian juga membuat anak-anak muda lebih rentan terhadap
pilek daripada anak-anak yang lebih tua dan orang dewasa. Infeksi
saluran pernapasan atas berkurang secara bertahap sebagai anak-
anak tumbuh, sampai pada usia sekolah tingkat mereka infeksi
tersebut hampir sama dengan orang dewasa. Ada hampir tidak
5
pernah memprihatinkan ketika seorang anak memiliki sering pilek ,
kecuali pilek menjadi luar biasa parah atau lebih sering dari
biasanya.
Lansia telah mengurangi batuk dan refleks muntah , dan
system kekebalan tubuh mereka sering lemah. Oleh karena itu
mereka berada pada risiko yang lebih besar untuk infeksi pernapasan
serius daripada orang dewasa muda dan setengah baya.
• Paparan Asap Dan Polutan Lingkungan
Risiko infeksi pernapasan meningkat dengan paparan asap
rokok, yang bisa melukai saluran udara dan merusak silia (rambut
seperti struktur kecil yang membantu menjaga saluran udara jelas).
Asap beracun, asap industri, dan polusi udara lainnya juga faktor
risiko. Parental merokok meningkatkan risiko infeksi pernapasan
pada anak-anak mereka.
6
• Kondisi Medis
Orang dengan AIDS dan kondisi medis lainnya yang merusak
system kekebalan tubuh sangat rentan terhadap infeksi yang serius.
Kanker, terutama leukemia dan penyakit Hodgkin, menempatkan
pasien pada risiko. Pasien yang berada di kortikosteroid (steroid)
perawatan, kemoterapi, atau obat lain yang menekan sistem
kekebalan tubuh juga rentan terhadap infeksi. Kelainan genetik
tertentu mempengaruhi orang untuk infeksi saluran pernapasan.
Mereka termasuk penyakit sel sabit, cystic fibrosis, dan sindrom
Kartagener (yang menghasilkan silia rusak).
• Stres
Sejumlah studi menunjukkan bahwa stres meningkatkan
kerentanan seseorang untuk dingin. Stres tampaknya meningkatkan
risiko untuk dingin terlepas dari gaya hidup atau kebiasaan kesehatan
lainnya. Dan sekali seseorang menangkap pilek atau flu, stres dapat
membuat gejala lebih buruk.
• Latihan Berlebihan
Pada orang yang sudah memiliki pilek, latihan tidak
berpengaruh pada 'tingkat keparahan penyakit atau durasi infeksi.
Beberapa atlet yang sangat terlatih, misalnya, melaporkan telah
rentan terhadap pilek setelah peristiwa berat. Orang harus
7
menghindari aktivitas fisik yang berat ketika mereka mengalami
demam tinggi atau penyakit virus meluas.
• Musim
Pilek dan flu terjadi terutama di musim dingin. Musim flu
biasanya dimulai pada bulan Oktober dan berlangsung hingga
pertengahan Maret.
E. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada virus influenza adalah:
Pneumonia influenza primer, ditandai dengan batuk yang progresif,
dispnea, dan sianosis pada awal infeksi. Foto rontgen menunjukkan
gambaran infiltrat difus bilateral tanpa konsolidasi, dimana menyerupai
ARDS. Pneumonia bakterial sekunder, dimana dapat terjadi infeksi
beberapa bakteri (seperti Staphylococcus aureus, Streptococcus
pneumonia, Haemophilus influenza).
F. Cara Pencegahan
• Cuci tangan Anda. Antiseptik berbasis alkohol dan gel yang terbaik.
Cuci tangan Anda selama minimal 15 detik dengan sabun biasa dan
air juga akan membantu. Ini tidak perlu menggunakan air yang
sangat panas atau sabun “antibakteri”.
8
• Jaga jarak Anda. Flu dapat menular pada jarak tiga kaki dari pasien
terkena virus influenza. Pakailah masker jika Anda berada dalam
kelompok risiko tinggi dan Anda tidak dapat menghindari mereka
sebagai korban flu.
• Melindungi orang lain. Jangan pergi ke tempat kerja atau sekolah
jika Anda anda mengalami flu.
• Pencegahan dengan Vaksinasi. Vaksin baru yang diproduksi untuk
setiap musim flu, masing-masing melindungi terhadap dua strain
influenza A dan satu strain influenza. Anak-anak usia enam bulan
sampai delapan tahun yang belum pernah di imunisasi membutuhkan
dua dosis, tapi satu dosis akan cukup untuk orang lain.
9
• Suntik vaksin dapat diberikan kepada hampir semua orang, kecuali
orang-orang yang alergi terhadap telur atau vaksin itu sendiri. Efek
samping yang ringan dan jarang, sedikit sakit atau demam. Imunisasi
dapat mengurangi risiko terkena flu hingga 80%.
Berikut adalah daftar prioritas tinggi untuk mendapatkan vaksin:
1. Semua anak-anak usia enam bulan sampai empat tahun
2. Semua orang dewasa usia 50 dan lebih tua
3. Anak-anak dan remaja usia 6 bulan sampai 18 tahun yang
menerima terapi aspirin jangka panjang
4. Wanita yang cenderung hamil selama musim flu
5. Orang-orang yang memiliki asma, diabetes, atau penyakit kronis
paru-paru mereka, jantung, darah, ginjal, atau hati
6. Orang yang memiliki penyakit atau mengambil obat yang
merusak system kekebalan tubuh
7. Warga fasilitas perawatan kronis
8. Petugas kesehatan dan penyedia perawatan anak
9. Pengasuh dengan resiko tinggi
10
Metode
a. Flannel board / Poster
b. Tanya jawab interaktif
c. Kesimpulan
5. ALAT BANTU PERAGA
a. Perkenalan antara penyuluh dan siswa
b. Penyeluhan edukasi
6. WAKTU
± 15 menit
7. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
1) Mahasiswa dan para siswa/i masuk ke dalam ruangan
2) Mahasiswa memberikan salam dan menerangkan kepada siswa/i dengan
menggunakan alat peraga mengenai:
Memberi pengetahuan kepada siswa/i waspada influenza
Akibat apabila siswa/i tidak waspada influenza
(Durasi: 10 menit)
3) Setelah selesai memberikan pengarahan dan siswa/i sudah mengerti
kemudian dilakukan tanya jawab untuk memperoleh timbal balik dari
hasil pengarahan serta pemberian hadiah kepada siswa/i yang aktif.
(Durasi: 5 menit)
11
4) Mahasiswa memohon diri atau berpamitan kepada siswa/i ataupun guru
yang bersangkutan untuk keluar dari kelas serta mengucapkan
terimakasih atas perhatian dan partisipasinya.
8. EVALUASI
1) Evaluasi sarana pendidikan
Untuk menilai keberhasilan dalam penyuluhan, evaluasi dilakukan
dengan mengadakan tanya jawab antar penyuluh dengan peserta
penyuluhan.
Memberi pengetahuan kepada siswa/i waspada influenza
Mengapa harus waspada influenza?
Melalui pertanyaan di atas, peserta dievaluasi, seperti:
Menjelaskan cara mencegah penyakit influenza dengan kata-kata
sendiri
2) Evaluasi proses
Untuk menilai keadaan peserta selama kegiatan penyuluhan ini
berlangsung.
Jika keadaan peserta kurang kondusif kegiatan dihentikan sejenak
dan peserta yang dianggap kurang memperhatikan kegiatan,
diberikan pertanyaan seputar materi yang disajikan atau diadakan
nyanyi bersama.
Peserta berperan aktif selama penyuluhan
12
DAFTAR PUSTAKA
1. Rusmil Kusnandi, Dhamayanti Meita, Idjradinata Ponpon.agustus 2012.
Respon Imun terhadap vaksin Influenza pada Remaja. Jurnal Kedokteran
Brawijaya, Vol. 27, No. 2. http://jkb.ub.ac.id/index.php/jkb/article/view/112.
15 desember 2013.
2. Scott A. Harper,John S. Bradley,Janet A. Englund, Thomas M. File, Stefan
Gravenstein, Frederick G. Hayden, Allison J. McGeer, Kathleen M. Neuzil,
Andrew T. Pavia,Michael L. Tapper, Timothy M. Uyeki, and Richard K.
Zimmerman13. 2009. Seasonal Influenza in Adults and Children Diagnosis,
Treatment, Chemoprophylaxis, and Institutional Outbreak Management:
Clinical Practice Guidelines of the Infectious Diseases Society of America.
IDSA Guidelines for Seasonal Influenza in Adults and Children.
http://www.idsociety.org/uploadedFiles/IDSA/GuidelinesPatient_Care/
PDF_Library/Infuenza.pdf. 14 desember 2013
3. http://www.euro.who.int/_data/assets/pdf_file/0019/160750/
influenzaimmunization.pdf
Influenza: Signs, symptoms & complications Recommendations for
prevention. World Health Organization 2012. Di akses pada tanggal 12
desember 2013 pukul 20.00 WIB.
4. Sridianti, 2013. Cara mencegah penyakit influenza. Melalui
http://www.sridianti.com/caramencegah-penyakit-influenza.html . Di akses
pada tanggal 9 desember 2013 pukul 21.00 WIB
5. Sdyaningsih R Endang, Setiawaty Viv. 2009. Awal pandemic influenza A
(H1N1). Jur. Peny.MlrIndo.Vol.1.1.2009:29-41 http://ejournal.litbang.depkes.
go.id/index.php/pmi/article/view/1239
6. Nashrullah Allief, Kharis Muhammad ,Supriyono. mei 2013, Pemodelan
SIRS untuk penyakit influenza dengan vaksinasi pada populasi manusia tak
konstan. A Nashrullah et al / UNNES Journal of Mathematics 2 (1) (2013).
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujm . 12 desember 2013 .
13
SATUAN ACUAN PENGAJARAN (SAP)
WASPADA INFLUENZA
Dosen Pembimbing : Wilya Elawitachya, drg
DISUSUN OLEH:
Ferdy Ardian, SKG 2010-16-014
Githa Ganis M., SKG 2013-16-015
Golda F.A.S., SKG 2013-16-016
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA)
JAKARTA
2014
14