Laporan Ppd

download Laporan Ppd

of 17

Transcript of Laporan Ppd

  • 7/29/2019 Laporan Ppd

    1/17

    1

    1

    BAGIAN PERTAMA - Hasil Pembinaan Keluarga

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1Latar BelakangDalam rangka pelatihan pra dokter (PPD) setiap mahasiswa diwajibkan membina

    tiga keluarga di tempat PPD dilaksanakan yakni Kecamatan Kintamani,

    Kabupaten Bangli. Melalui pembinaan terhadap tiga keluarga tersebut diharapkan

    mahasiswa kedokteran mampu berperan sebagai dokter keluarga. Mengetahui

    masalah apa yang dihadapi, faktor risiko apa yang mengintai dan mendampingi

    keluarga tersebut dalam upaya mencari jalan keluar dari masalaha yang dimiliki.

    Program ini merupakan suatu proses pembelajaran akhir bagi mahasiswa calon

    dokter agar mampu berkomunikasi dengan baik, mengidentifikasi masalah yang

    berbasis pada pasien dan keluarganya.

    1.2TujuanMampu melakukan komunikasi yang baik dan memberikan informasi dan edukasi

    beradasarkan atas ilmu pengetahuan yang dimiliki dalam upaya membawa

    keluarga binaan keluar dari masalah yang dihadapinya.1.3Manfaat

    Mahasiswa mengaplikasikan ilmu yang didapat selama ini sekaligusmendapatkan pengalaman sebagai dokter keluarga.

    Mahasiswa mampu berkomunikasi secara efektif dengan keluarga gunamendapatkan informasi terkait dengan masalah kesehatannya.

    Mahasiswa mampu memberikan komunikasi, infomasi dan edukasi padakeluarga mengenai masalah kesehatannya.

    Keluarga diharapkan mengetahui penyebab dan jalan keluar dari masalahyang ada dalam keluarganya. Selain itu keluarga juga diharapkan dapat

    menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dalam kehidupannya sehari-

    hari.

  • 7/29/2019 Laporan Ppd

    2/17

    2

    2

    BAB II

    HASIL PENULUSURAN KELUARGA BINAAN

    Keluarga binaan bertempat tinggal di Banjar Manikliyu, Desa Manikliyu, Kecamatan

    Kintamani, Kabupaten Bangli. Desa Manikliyu termasuk dalam wilayah kerja

    Puskesmas Kintamani I. Banjar Manikliyu terdiri dari 360 kepala keluarga (KK).

    Sebagian besar warganya bekerja sebagai petani.

    2.1Karakteristik Keluarga BinaanTabel 1. Susunan Keluarga I Wayan Durung

    Keluarga I Wayan Durung

    No. NamaHubungan

    dengan KKUmur JK Pendidikan Pekerjaan

    1. I Wayan Durung KK 45 tahun L Tamat SD Petani

    2. Ni Nyoman Jepun Istri 40 tahun P Tamat SD Petani

    3. I Wayan Jumarsa Anak I 23 tahun L Tamat SMA Belum bekerja

    4. Ni Kadek Antari Anak II 16 tahun P SMA kelas 1 Belum bekerja

    Gambar 1. Sistem Kekerabatan Keluarga I Wayan Durung

    Keterangan:

    Laki-laki Perempuan

    1 2

    3 4

  • 7/29/2019 Laporan Ppd

    3/17

    3

    3

    Keluarga I Wayan Durung merupakan keluarga inti (nuclear family) yang terdiri dari

    ayah, ibu dan dua orang anak kandung. Keluarga ini beragama Hindu. Dalam

    kehidupan sehari-hari, keputusan ada ditangan KK. Anak pertama sempat

    melanjutkan sekolah di perguruan tinggi, akan tetapi memutuskan berhenti dan

    sementara ini tidak bekerja.

    Table 2. Susunan Keluarga Ni Nengah Sintru

    Keluarga Ni Nengah Sintru

    No. NamaHubungan

    dengan KKUmur JK Pendidikan Pekerjaan

    1. Ni Nengah Sintru KK 45 tahun P Tidak sekolah Petani

    2. Ni Wayan Depin Anak I 13 tahun P SMP kelas 2 Belum bekerja

    3. I Nengah Sumada Anak II 10 tahun L SD kelas 5 Belum bekerja

    4. I Nyoman Budiana Anak III 5 tahun L TK Belum bekerja

    Gambar 2. Sistem Kekerabatan Ni Nengah Sintru

    Keterangan:

    Laki-laki Perempuan

    Meninggal

    Keluarga Ni Nengah Sintru terdiri dari ibu dan tiga orang anak yang tinggal bersama.

    Keluarga ini merupakan keluarga inti (nuclear family) dengan ibu sebagai KK.

    Pengambil keputusan dalam keluarga ini adalah KK. Suami Ni Nengah Sintru telah

    1 2

    3 4 5

  • 7/29/2019 Laporan Ppd

    4/17

    4

    4

    meninggal dunia 6 tahun lalu oleh karena demam tinggi dan tidak mau makan.

    Keluarga ini beragama Hindu. Ketiga anaknya sudah bersekolah.

    Tabel 3. Susunan Keluarga I Nengah Cedok

    Keluarga I Nengah Cedok

    1. I Nengah Cedok KK 74 tahun L Tamat SD Tidak bekerja

    2. Ni Wayan Pica Istri 68 tahun P Tamat SD Tidak bekerja

    3. Ni Ketut Wini Anak IV 32 tahun P Tamat SD Petani

    4. Ni Wayan Sampun Anak V 30 P Tamat SD Petani

    Gambar 3. Sistem Kekerabatan Keluarga I Nengah Cedok

    Keterangan:

    Laki-laki Perempuan

    Keluarga I Nengah Cedok esungguhnya terdiri dari I Nengah Cedok sendiri sebagai

    KK, istrinya bernama Ni Wayan Pica dan memiliki 5 orang anak. Hanya saja anak

    pertama hingga anak ketiga telah menikah dan tidak tinggal bersama KK lagi. Anak

    keempat dan kelimalah belum menikah hingga saat ini. Keluarga inipun termasuk

    kedalam keluarga inti (nuclear family).Pengambil keputusan adalah anak keempat

    dengan bertimbang bersama anak kelima. KK sudah tidak lagi bekerja oleh karena

    kondisi kesehatan yang sudah tidak memungkinkan dirinya untuk bekerja. Oleh

    karena itu, istri KK juga tidak diijinkan bekerja lagi oleh anak-anaknya agar dapat

    1 2

    3 4 5 6 7

  • 7/29/2019 Laporan Ppd

    5/17

    5

    5

    merawat KK. Keluarga ini beragama Hindu. Pendidikan tidak begitu dipentingkan

    dalam keluarga ini.

    2.2 Status Kesehatan Keluarga Binaan

    2.2.1 Kondisi Kesehatan dalam 6 Bulan Terakhir

    Keluarga I Wayan DurungDalam 6 bulan terakhir, keluarga I Wayan Durung tidak ada keluhan kesehatan.

    Terkecuali anak bungsu keluarga ini yakni Ni Kadek Antari, bulan lalu mengalami

    batuk dan pilek yang sudah dibawa ke puskesmas pembantu. Kondisi Ni Kadek

    Antari saat beberapa kali kunjungan, sudah baik. Keluarga lain tidak ada

    mengeluhkan apapun selama 6 bulan terakhir ini. Untuk biaya pengobatan keluarga

    ini menggunakan biaya sendiri.

    Keluarga Ni Nengah SintruNi Nengah Sintru, KK mengeluhkan dirinya mudah lemas, pusing dan matanya

    sering berkunang-kunang sejak 1 bulan terakhir ini. Dirinya sudah memeriksakan diri

    ke puskesmas pembantu, dikatakan dirinya memiliki tensi rendah dan disarankan

    untuk mengkonsumsi daging dan minum susu. Akan tetapi KK ini belum bisa

    melaksanakannya oleh karena tidak cukup biaya. Dari hasil pengamatan selama

    beberapa kali kunjungan yang dilakukan, KK tampak pucat, konjungtiva pucat dan

    kuku juga cenderung mendatar dan pucat. Mirip gejala anemia. Selain KK, anak III

    juga menderita pilek dan batuk sejak 1 minggu yang lalu. Anaknya belum dibawa ke

    puskesmas pembantu karena dianggap sering pilek dan batuk sebelumnya dan sering

    sembuh sendiri. Biaya pengobatan keluarga ini menggunakan biaya sendiri.

    3. Keluarga I Nengah Cedok

    Kondisi kesehatan I Nengah Cedok sebagai KK kini kurang baik. Pendengaran dan

    pengelihatannya sudah terganggu. Tubuhnya juga bungkuk. Tanda-tanda proses

    menua memang tampak jelas pada I Nengah Cedok. Oleh karenanya, tidak banyak

  • 7/29/2019 Laporan Ppd

    6/17

    6

    6

    kegiatan yang dapat dilakukan. I Nengah Cedok tidak dibawa ke pusat pelayanan

    kesehatan oleh karena dianggap sebagai proses menua yang wajar oleh keluarganya.

    Istri KK juga sudah tidak pergi lagi ke ladang sebagaimana dahulunya oleh karena

    harus merawat suaminya. Anggota keluarga lain tidak ada yang memiliki keluhan

    dalam kesehatan. Biaya pengobatan keluarga ini menggunakan biaya sendiri.

    2.2.2 Analisis Perbandingan Kondisi Kesehatan 3 Keluarga Binaan

    Jika dibandingkan kondisi kesehatan ketiga keluarga tersebut memang tampak sangat

    jelas perbedaannya. Keluarga I Wayan Durung, ketika ada anggota keluarga yang

    sakit, KK segera memutuskan untuk membawanya berobat ke pusat pelayanan

    kesehatan mampu mengikuti pengobatan dengan baik. Berbeda dengan keluarga Ni

    Nengah Sintru, akibat dari kondisi ekonomi yang kurang baik, keluarga ini tidak

    mampu mengikuti saran dari tenaga kesehatan. Padahal yang sakit adalah Ni Nengah

    Sintru sendiri sebagai KK dan satu-satunya tumpuan keluarga. Ni Nengah Sintru

    sendiri mengaku kondisinya dirasakan semakin lama semakin buruk. Ia mengaku

    tidak memiliki biaya untuk memenuhi saran dari bidan yang ada di puskesmas

    pembantu. Anak ketiganya yang mengalami batuk dan pilek sejak 1 minggu yang

    lalu, juga tidak dibawa ke pusat pelayanan kesehatan karena dianggap sudah sering

    mengalami batuk dan pilek dan bisa hilang dengan sendirinya. Hal serupa juga

    dialami oleh keluarga I Nengah Cedok yang saat ini sudah berusia 74 tahun,

    Pendengaran dan pengelihatannya semakin lama semakin memburuk. Hingga saat ini

    sangat sulit untuk berkomunikasi. Tubuhnya sudah bungkuk. Istri KK tidak lagi

    bekerja ke ladang dan merawat KK di rumah. Menurut anak-anaknya, tidak perlu

    membawa KK ke pusat pelayanan kesehatan karena beranggapan bahwa keluhan ini

    merupakan proses penuaan yang wajar.

  • 7/29/2019 Laporan Ppd

    7/17

    7

    7

    2.3 Status Ekonomi Keluarga Binaan

    2.3.1 Status Ekonomi Masing-masing Keluarga

    Keluarga I Wayan DurungPendapatan I Wayan Durung diperoleh dari hasil ladang seluas 2 hektar dan beternak

    ayam dan sapi. Ladang ini ditanami tanaman jeruk dan kopi. KK dan istri sehari-hari

    bekerja sebagai petani mengelola ladang dan memelihara ternak yang ada. Kadang

    anak pertama mereka ikut membantu. Dari hasil ladang tersebut, rata-rata sebulan

    penghasilan sekitar Rp. 1.000.000,00. Pendapatan bulanan tersebut dikatakan cukup

    untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti makan, membeli bahan bakar

    kendaraan dan kebutuhan sekolah anaknya. Sehingga Wayan Durung, sering

    meminjam dari tetangganya dan mengembalikannya ketika masa panen tiba. Wayan

    Durung memiliki 1 buah rumah, ladang seluas 2 hektar, 2 buah sepeda motor dan 1

    buah televisi.

    Keluarga Ni Nengah SintruKK memiliki ladang seluas 100 are yang hanya berisikan cabe, sedikit tanaman jeruk

    yang tersisa dan kandang sapi. Pendapatan yang diperoleh dari hasil ladang danternak dikatakan tidak menentu pertahunnya. Penghasilan terbesar yang pernah

    diperolehnya sekitar Rp.5.000.000,00-Rp.7.000.000,00 jika panen. Akan tetapi, untuk

    pendapatan bulanan, KK hanya memperoleh sekitar Rp. 100.000,00 per bulan.

    Pendapatan ini tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga dengan anak-

    anak yang masih kecil. Anak kedua dan ketiganya bersekolah gratis oleh karena ada

    bantuan dari sekolah. Aset yang dimiliki adalah 1 buah rumah dan ladang seluas 100

    are.

    Keluarga I Nengah CedokKK dan istri KK sudah tidak lagi bekerja di ladang. Anak keempat dan kelima yang

    mengelola ladang seluas 1 hektar. Ladang tersebut terbagi atas tanaman jeruk dan

  • 7/29/2019 Laporan Ppd

    8/17

    8

    8

    tanaman cabai. Jika panen jeruk, penghasilan dapat mencapai Rp. 10.000.000,00.

    Hanya saja setiap bulannya diluar masa panen hanya mendapatkan Rp. 200.000,00.

    Menurut istri KK pendapatan bulanan tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan

    sehari-harinya. Keluarga ini memiliki 1 unit rumah diatas tanah seluas 1,5 are dan

    ladang seluas 1 hektar.

    2.3.2 Analisis Kondisi Ekonomi 3 Keluarga Binaan

    Kondisi ekonomi setiap keluarga sangat bervariasi. Hal ini dipengaruhi oleh

    pendapatan tiap keluarga yang memang berbeda ditambah juga dengan jumlah

    anggota keluarga yang masih menjadi tanggungan dengan berbagai kebutuhannya

    masing-masing. Kondisi ekonomi terbaik dimiliki oleh keluarga pertama yakni

    keluarga I Wayan Durung. Keluarga ini memiliki 4 anggota dimana 2 diantaranya

    bekerja dengan pendapatan tiap bulannya rata-rata diatas Rp. 1.000.000,00. Aset

    keluarga ini juga yang terbanyak. Keluarga kedua merupakan keluarga dengan

    kondisi ekonomi yang paling memprihatinkan. Ni Nengah Sintru, ibu yang sekaligus

    KK dengan kondisi kesehatan yang kurang baik, harus membiayai kehidupan

    keluarganya yang beranggotakan 4 orang. Tiga orang anaknya semua masih dalam

    masa sekolah. Belum ada yang bisa membantunya bekerja. Ladang peninggalan

    suaminya tidak banyak memiliki tanaman yang produktif. Tidak ada aset lain yang

    dimiliki keluarga ini selain rumah yang ditempati dan ladang seluas 100 are yang

    berisikan tanaman cabe dan sedikit tanaman jeruk yang tersisa. Sedangkan keluarga

    terakhir yakni keluarga I Nengah Cedok, anggota keluarga ini ada sebanyak 4 orang.

    Kedua anak keluarga ini mengelola ladang tersebut dan dengan penghasilan tiap

    bulannya Rp. 800.000,00, keluarga ini hidup cukup.

  • 7/29/2019 Laporan Ppd

    9/17

    9

    9

    2.4 Lingkungan Fisik Keluarga Binaan

    2.4.1 Lingkungan Fisik Masing-masing Keluarga

    Keluarga I Wayan DurungKeluarga ini tinggal diatas tanah seluas kurang lebih 2 are, terdiri dari 1 buah

    bangunan rumah beserta dapur, 1 kamar mandi dengan penampungan air, dan

    halaman rumah. Bangunan rumah terdiri dari 2 buah kamar tidur, kamar tamu, teras

    dan dapur. Lantai rumah terpasang keramik dan tersapu cukup bersih. Ventilasi

    rumah baik, jendela tidak banyak tapi sering dibuka. Dapur keluarga menggunakan

    alat masak kayu bakar. Jendela dapur tidak pernah dibuka sehingga asap memenuhi

    ruangan dan dinding sekitar tungku tampak hitam. Di dapur juga diletakkan satu buah

    dipan tanpa kasur yang menurut istri KK sering digunakan untuk membuat kebutuhan

    persembahyangan dan istirahat siang sembari memasak. Keluarga ini memiliki kamar

    mandi yang cukup baik terdiri dari toilet jongkok dan bak air yang besar. Sumber air

    berasal dari air hujan yang mengalir melalui talang air yang dipasang di atap. Limbah

    keluarga tersalurkan ke pembuangan limbah di belakang rumah, sedangkan sampah

    dikumpulkan kemudian di bakar. Halaman rumah tidak begitu luas, tanpa tanaman.

    Keluarga memiliki peliharaan 3 ekor ayam yang diletakkan di halaman rumah.

    Keluarga Ni Nengah SintruRumah keluarga Ni Nengah Sintru beridiri diatas tanah seluas 2 are dengan 2 kamar

    tidur, dapur, teras dan kamar mandi dengan tempat penampungan air hujan yang

    besar. Rumah beralaskan ubin semen yang cukup kotor. Tampak jarang disapu.

    Ventilasi kamar tidur kurang baik, salah satu kamar tidur tidak terdapat jendela, dan

    satu lagi jendelanya jarang dibuka. Kamar tidur yang memiliki jendela, berada di

    dalam dapur. KK mengaku terkadang sering tidur di dapur agar terasa hangat. Kamar

    mandi terletak di belakang rumah, terdiri dari bak air besar dan sebuah jamban.

    Sumber air untuk kamar mandi maupun air minum didapatkan dari air hujan. Limbah

  • 7/29/2019 Laporan Ppd

    10/17

    10

    10

    air keluarga disalurkan ke selokan kecil di belakang dapur, sedangkan sampah

    dikumpulkan kemudian dibakar. Halaman rumah tampak gersang.

    Keluarga I Nengah CedokLingkungan rumah keluarga I Nengah Cedok terdiri dari 1 buah bangunan rumah

    termasuk dapur dan 1 buah kamar mandi terpisah di belakang rumah. Bangunan

    rumah tersusun dari dinding beton, dengan lantai dari ubin semen, terdiri dari 2 buah

    kamar tidur dan 1 buah dapur. Jendela kamar tidur tidak pernah dibuka. Dapur

    memiliki sebuah jendela kecil yang juga tidak dapat dibuka. Di dalam dapur terdapat

    tempat tidur yang digunakan tidur oleh KK dan istrinya. Dapur menggunakan tungku

    kayu bakar. Kamar mandi terletak di belakang rumah, dengan baik air besar dan 1buah jamban. Pembuangan limbah keluarga melalui saluran yang dihubungkan ke

    belakang dapur. Air bersih untuk minum dan memasak diperoleh dari sumber mata

    air umum yang kemudian ditampung dalam bak penampungan keluarga. Sedangkan

    sumber air untuk keperluan mandi cuci kakus didapat dari air hujan yang ditampung

    dalam bak besar.

    2.4.2 Analisis Perbandingan Kondisi Kesehatan Lingkungan 3 Keluarga Binaan

    Mengenai kesehatan rumah, keluarga I Wayan Durung merupakan yang terbaik.

    Lantai beralaskan keramik yang tampak rajin dibersihkan membuatnya menjadi

    rumah yang terbersih diantara ketiga keluarga binaan. Selain itu, ventilasinya juga

    tampak lebih banyak. Ketiga keluarga memiliki dapur yang serupa, tungku kayu

    bakar dengan ventilasi yang kurang memadai. Keluarga-keluarga ini memiliki jamban

    dengan tingkat kebersihan yang berbeda.Sumber air juga hampir sama yakni dari air

    hujan untuk kebutuhan mandi cuci kakus dan air dari sumber mata air untuk

    diminum. Terkecuali keluarga Ni Nengah Sintru yang tetap menggunakan air hujan

    untuk minum.

  • 7/29/2019 Laporan Ppd

    11/17

    11

    11

    2.5 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Keluarga Binaan

    2.5.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Masing-masing Keluarga Binaan

    Keluarga I Wayan DurungPengetahuan dan perilaku KK dan anggota keluarga lain mengenai hidup bersih dan

    sehat termasuk baik. Menu makanan tetap keluarga setiap harinya terdiri dari nasi

    atau bubur, telur dan sayur. Air minum keluarga berasal dari mata air yang dapat

    diambil melalui pancoran yang berada 500 meter dari rumah. Keluarga memahami

    bahwa air yang akan dikonsumsi harus dimasak terlebih dahulu. Akan tetapi, keluarga

    ini tidak mengetahuin bahwa asap yang tereperangkap dalam dapur dapat

    membahayakan saluran pernapasan. Sehingga jendela dapur tidak pernah dibuka

    selama ini. Kebiasaan mencuci tangan sebelum makan telah dilakukan dengan rutin

    hanya saja diakui jarang menggunakan sabun. Keluarga ini mandi hanya satu kali

    dalam sehari diikuti dengan gosok gigi. Pakaian dicuci setelah pemakaian ketiga

    kalinya. Mencuci pakaian menggunakan air dari pancoran dan menggunakan sabun

    deterjen. Kebiasaan buang air besar dan buang air kecil keluarga ini dilakukan di

    jamban dalam kamar mandi.

    Keluarga Ni Nengah SintruKeluarga ini sehari-hari mengkonsumsi bubur/ketela dengan sayur dan sambal.

    Konsumsi daging hanya dapat dirasakan saat ada hari raya besar saja. Daging sisa

    upacara keagamaan, dimasak untuk anggota keluarga. Demikian pula dengan

    konsumsi buah-buahan. Sumber air minum keluarga ini yakni air hujan yang

    ditampung, sudah dimasak terlebih dahulu. Keluarga mengakui tidak selalu mencuci

    tangan sebelum makan oleh karena sudah terbiasa demikian. Memasak makanan

    dilakukan dengan tungku kayu bakar dengan jendela yang tidak bisa dibuka, sehingga

    asap hasil tungku tidak mudah keluar. Seluruh anggota keluarga mandi hanya satu

    kali dalam sehari, begitu pula dengan kebiasaan menggosok gigi, hanya saat mandi

    saja. Pakaian yang dikenakan biasanya dipakai untuk beberapa kali sebelum dicuci.

  • 7/29/2019 Laporan Ppd

    12/17

    12

    12

    Mencuci pakaian menggunakan air bersih dan deterjen. Kebiasaan buang air besar

    maupun air kecil telah dilakukan pada jamban dalam kamar mandi.

    Keluarga I Nengah CedokPengetahuan dan perilaku hidup sehat anggota keluarga termasuk kurang baik. Menu

    makanan sehari-hari keluarga terdiri dari nasi, sayur, tempe, tahu dan telur atau ikan.

    Anggota keluarga tidak rutin mengkonsumsi buah, hanya bila ada saja, seperti buah

    pisang dan jeruk. Air untuk minum keluarga tidak selalu dimasak sebelum

    dikonsumsi, sering kali langsung diminum setelah mengambil dari penampungan

    karena dirasakan lebih segar. Seluruh anggota keluarga mengakui jarang mencuci

    tangan. Kebiasaan mandi keluarga ini hanya satu kali sehari, terkadang KK danistrinya tidak mandi oleh karena merasa tidak bekerja dan kondisi badan yang tidak

    baik. Kebiasaan menggosok gigi dilakukan saat mandi saja. Mencuci pakaian

    dilakukan setelah pakaian digunakan beberapa kali,dengan air bersih dan deterjen.

    Kebiasaan buang air besar keluarga tergolong baik yakni pada jamban dalam kamar

    mandi.

    2.5.2 Analisa Perbandingan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat 3 Keluarga

    Binaan

    Menu makanan ketiga keluarga binaan rata-rata hampir sama, kecuali keluarga Ni

    Nengah Sintru yang sangat jarang memakan makanan yang mengandung protein

    hewani. Ketiga keluarga tidak memiliki kebiasaan makan buah. Mengenai air minum,

    keluarga I Nengah Cedok jarang memasak air yang digunakan. Ketiga keluarga

    memiliki kebiasaan mandi sekali sehari sekaligus menggosok gigi. Sedangkan untuk

    kebiasaan mencuci pakaian dilakukan setelah beberapa kali pemakaian dan ini terjadi

    pada ketiga keluarga. Kebiasaan buang air besar dan kecil telah dilakukan di jamban

    kamar mandi masing-masing.

  • 7/29/2019 Laporan Ppd

    13/17

    13

    13

    BAB III

    PEMBAHASAN

    Berdasarkan penelusuran kelima variable tersebut di atas, ditemukan beberapa

    masalah pada setiap keluarga binaan. Dari variable karakteristik keluarga, dapat

    dilihat bahwa rata-rata keluarga sudah memahami pentingnya pendidikan. Tampak

    dari anak-anak keluarga binaan hampir tidak ada yang putus sekolah setidaknya wajib

    belajar 9 tahun. Hal ini mempengaruhi proses komunikasi dan pemberian informasi

    dan edukasi bagi mahasiswa pembina.

    Masalah lain yang ditemukan diketiga keluarga binaan yakni ventilasi dapur

    yang kurang baik. Kurang pahamnya akan bahaya menghirup asap membuat warga

    tidak secara rutin membuka jendela yang ada di dapur. Setelah diberikan pemahaman,

    keluarga binaan ini telah melakukannya. Mengenai masalah ekonomi, kondisi

    keluarga Ni Nengah Sintru cukup memprihatinkan. Ni Nengah Sintru diharapkan

    mampu membuat suatu usaha yang tidak hanya mengandalkan hasil ladangnya.

    Seperti misalnya, jika musim panen tiba, Ni Nengah Sintru diharapkan mampu

    menabung hingga bisa menjadi modal usaha seperti membuka warung yang bisa

    disesuaikan dengan kondisi kesehatannya yang kurang baik. Masalah berkutnyaadalah masih adanya keluarga yang memiliki kebiasaan tidak mencuci tangan

    sebelum makan.

    Demikian pula dengan memasak air sebelum diminum. Hal ini diharapkan

    bisa ditangani dengan memberikan pemahaman akan pentingnya mencuci tangan

    terutama sebelum makan dan memasak air sebelum diminum. Mengenai penggunaan

    air hujan yang ditampung, keluarga diharapkan mampu menjaga kebersihan tempat

    penampungan air dan juga talang air yang digunakan. Lain halnya dengan kebiasanmenggosok gigi yang hanya 1 kali dalam sehari, diharapkan dapat diubah setidaknya

    setelah makan dan sebelum tidur dengan memberikan penjelasan yang mudah

    dipahami.

  • 7/29/2019 Laporan Ppd

    14/17

    14

    14

    BAB IV

    SIMPULAN DAN SARAN

    4.1 Simpulan

    1. Sebagian besar keluarga binaan belum memiliki lingkungan fisik rumah yangsehat dan perilaku hidup bersih dan sehat juga masih kurang. Hal ini tampak

    dipengaruhi oleh tingkat ekonomi dan pendidikan.

    2. Konsep sakit juga kurang dipahami dengan menganggap bahwa hilangnyagejala penyakit menandakan sudah sembuh. Hal ini akibat dari kurangnya

    informasi yang dimiliki.

    4.2 Saran

    1. Agar pemegang keputusan dalam keluarga mampu membimbing keluarganyauntuk berperilaku hidup bersih dan sehat.

    2. Agar pemegang keputusan dalam keluarga lebih berupaya mengakses pusatpelayanan kesehatan yang ada seperti puskesmas pembantu jika ada anggota

    keluarga yang sakit.

    3.

    Agar anggota keluarga binaan ini mampu menjadi contoh bagi keluarga-keluarga lain di Desa Manikliyu.

  • 7/29/2019 Laporan Ppd

    15/17

    15

    15

    BAGIAN KEDUA - Kasus Kedokteran Keluarga

    I. Identitas PenderitaNama : Ni Nengah Sintru

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Usia : 45 tahun

    Agama : Hindu

    Pendidikan : Tidak Sekolah

    II. Riwayat PenyakitPenderita mengeluhkan badannya mudah lemas sejak 2 bulan terakhir

    namun memburuk sejak 1 bulan ini. Satu bulan ini haidnya tidak teratur

    dan jumlahnya cukup banyak. Awalnya badan terasa pegal dan lama-lama

    menjadi lemas. Lemas dirasakan seluruh tubuh. Kondisi tersebut terus

    menerus dirasakan. Memburuk saat beraktivitas terutama saat haid dan

    membaik saat tubuh ditidurkan. Selain lemas, pasien juga mengeluhkan

    rasa lesu, kepala pusing dan mata berkunang-kunang. Penderita

    mengatakan tidak pernah mengalami keluhan serupa sebelumnya.

    Demikian pula di keluarga, tidak ada yang memilki keluhan yang sama

    maupun penyakit lainnya. Riwayat penyakit lain seperti sesak napas,tekanan darah tinggi dan kencing manis disangkal.

    III. Riwayat PengobatanPasien sudah sempat memeriksakan dirinya ke bidan yang ada di

    puskesmas pembantu, dikatakan tensinya agak rendah akan tetapi masih

    dalam batas wajar dan disarankan untuk memakan daging yang cukup dan

    mengkonsumsi susu. Akan tetapi sampai saat ini saran tersebut tidak dapat

    dilakukan oleh karena keterbatasan biaya.

    IV. Status Kesehatan Penderita Saat IniPemeriksaan fisik pasien dilakukan saat kunjungan kedua. Saat itu pasien

    masih mengeluhkan hal yang sama hingga sudah 1 bulan ini penderita

    tidak mampu ke ladang. Diperoleh keadaan umum pasien; konjungtiva

  • 7/29/2019 Laporan Ppd

    16/17

    16

    16

    tampak pucat, mukosa bibir juga pucat dan kuku tampak mendatar. Selain

    dari itu, keadaan umum pasien dalam batas normal. Pemeriksaan vital sign

    didapatkan laju pernapasan 18 kali/menit, nadi 84 kali/menit dan tekanan

    darah 100/70 mmHg.

    V. Pendekatan dengan Prinsip-prinsip Kedokteran KeluargaBerdasarkan tujuan PPD agar kita mampu menangani masalah kesehata

    berbasis kedokteran keluarga, maka diterapkanlah prinsip-prinsip dokter

    keluarga guna mencari solusi akan masalah yang dihadapi:

    1. PersonalBerdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang dilakukan, KK

    cenderung menderita anemia defisiensi besi. Komunikasi danmemberikan informasi atas kemungkinan adanya penyakit tersebut

    hendaknya bisa mendorong Ni Nengah Sintru untuk kembali

    memeriksakan diri ke puskesmas pembantu guna mendapatkan

    diagnosis yang tepat dan mendapatkan pengobatan yang tepat. Jika

    terbentur masalah biaya, hendaknya ia bisa memohon bantuan

    puskesmas pembantu untuk mengurus jaminan kesehatan apa yang

    sekira bisa dirinya dapatkan sehingga dapat mempermudah dirinya dan

    keluarganya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai.

    Menyampaikan bahayanya penyakit tersebut juga telah dilakukan

    kepada penderita.

    2. Koordinatif dan kolaboratifUpaya pemecahan yang koordinatif dan kolaboratif yakni harus

    bersama antara keluarga penderita dan tenaga kesehatan yang

    terjangkau. Petugas kesehatan setempat pun perlu diinformasikan

    sehingga dapat proaktif mengunjungi rumah penderita secara berkala

    untuk memberikan bantuan atas penyakit yang dideritanya juga

    membantu memberikan pemahaman tentang penyakit tersebut

  • 7/29/2019 Laporan Ppd

    17/17

    17

    17

    3. ParipurnaYakni dengan melihat suatu penyakit dengan menyeluruh. Perlu

    diketahui penyebabnya, yakni kehilangan darah, kurangnya asupan

    besi, malabsorpsi besi bahkan juga adanya infeksi cacing tambang.

    Pada kasus ini kemungkinan besar diakibatkan oleh kurangnya asupan

    besi ke dalam tubuh ataupun disertai banyaknya besi yang keluar

    bersamaan dengan haid yang tidak teratur dengan jumlah yang banyak.

    Tidak menutup kemungkinan juga adanya infeksi cacing tambang

    mengingat perilaku penderita yang sering tidak menggunakan alas

    kaki termasuk ketika pergi ke ladang. Oleh karenanya, untuk

    mendapatkan kondisi yang terbaik, faktor penyebab harus diperhatikansehingga pengobatan dapat menhasilkan output yang terbaik.

    4. BerkesinambunganUpaya pengobatana hendaknya mampu dilakukan secara rutin dan

    terus menerus sesuai dengan perkembangan kondisi penderita. Selain

    pengobatan, pemantauan oleh tenaga kesehatan juga hendaknya dapat

    dilakukan secara berkesinambungan.

    5. Mengutamakan PencegahanAdapun hal-hal yang bisa dilakukan untuk mencegah kondisi ini

    memburuk adalah berupaya meningkatkan asupan besi melalui

    makanan, misalnya memilih sayur bayam dan jika memungkinkan

    makan disertai daging. Selain itu tablet besi dapat diminum sesuai

    aturan dan penggunaan alas kaki hendaknya disiplin dilaksanakan.

    6. Menimbang keluarga, masyarakat dan lingkunganHal ini penting dilakukan karena dapat membantu proses pengobatan

    menjadi lebih efektif. Semua pihak diharapkan memiliki pemahaman

    dan pengertian mengenai penyakit bersangkutan, terutama keluarga.

    Dukungan keluarga sangat berpengaruh pada kesembuhan pasien.