Laporan Ppd
-
Upload
kirana-budhiarta -
Category
Documents
-
view
225 -
download
0
Transcript of Laporan Ppd
-
7/29/2019 Laporan Ppd
1/17
1
1
BAGIAN PERTAMA - Hasil Pembinaan Keluarga
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar BelakangDalam rangka pelatihan pra dokter (PPD) setiap mahasiswa diwajibkan membina
tiga keluarga di tempat PPD dilaksanakan yakni Kecamatan Kintamani,
Kabupaten Bangli. Melalui pembinaan terhadap tiga keluarga tersebut diharapkan
mahasiswa kedokteran mampu berperan sebagai dokter keluarga. Mengetahui
masalah apa yang dihadapi, faktor risiko apa yang mengintai dan mendampingi
keluarga tersebut dalam upaya mencari jalan keluar dari masalaha yang dimiliki.
Program ini merupakan suatu proses pembelajaran akhir bagi mahasiswa calon
dokter agar mampu berkomunikasi dengan baik, mengidentifikasi masalah yang
berbasis pada pasien dan keluarganya.
1.2TujuanMampu melakukan komunikasi yang baik dan memberikan informasi dan edukasi
beradasarkan atas ilmu pengetahuan yang dimiliki dalam upaya membawa
keluarga binaan keluar dari masalah yang dihadapinya.1.3Manfaat
Mahasiswa mengaplikasikan ilmu yang didapat selama ini sekaligusmendapatkan pengalaman sebagai dokter keluarga.
Mahasiswa mampu berkomunikasi secara efektif dengan keluarga gunamendapatkan informasi terkait dengan masalah kesehatannya.
Mahasiswa mampu memberikan komunikasi, infomasi dan edukasi padakeluarga mengenai masalah kesehatannya.
Keluarga diharapkan mengetahui penyebab dan jalan keluar dari masalahyang ada dalam keluarganya. Selain itu keluarga juga diharapkan dapat
menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dalam kehidupannya sehari-
hari.
-
7/29/2019 Laporan Ppd
2/17
2
2
BAB II
HASIL PENULUSURAN KELUARGA BINAAN
Keluarga binaan bertempat tinggal di Banjar Manikliyu, Desa Manikliyu, Kecamatan
Kintamani, Kabupaten Bangli. Desa Manikliyu termasuk dalam wilayah kerja
Puskesmas Kintamani I. Banjar Manikliyu terdiri dari 360 kepala keluarga (KK).
Sebagian besar warganya bekerja sebagai petani.
2.1Karakteristik Keluarga BinaanTabel 1. Susunan Keluarga I Wayan Durung
Keluarga I Wayan Durung
No. NamaHubungan
dengan KKUmur JK Pendidikan Pekerjaan
1. I Wayan Durung KK 45 tahun L Tamat SD Petani
2. Ni Nyoman Jepun Istri 40 tahun P Tamat SD Petani
3. I Wayan Jumarsa Anak I 23 tahun L Tamat SMA Belum bekerja
4. Ni Kadek Antari Anak II 16 tahun P SMA kelas 1 Belum bekerja
Gambar 1. Sistem Kekerabatan Keluarga I Wayan Durung
Keterangan:
Laki-laki Perempuan
1 2
3 4
-
7/29/2019 Laporan Ppd
3/17
3
3
Keluarga I Wayan Durung merupakan keluarga inti (nuclear family) yang terdiri dari
ayah, ibu dan dua orang anak kandung. Keluarga ini beragama Hindu. Dalam
kehidupan sehari-hari, keputusan ada ditangan KK. Anak pertama sempat
melanjutkan sekolah di perguruan tinggi, akan tetapi memutuskan berhenti dan
sementara ini tidak bekerja.
Table 2. Susunan Keluarga Ni Nengah Sintru
Keluarga Ni Nengah Sintru
No. NamaHubungan
dengan KKUmur JK Pendidikan Pekerjaan
1. Ni Nengah Sintru KK 45 tahun P Tidak sekolah Petani
2. Ni Wayan Depin Anak I 13 tahun P SMP kelas 2 Belum bekerja
3. I Nengah Sumada Anak II 10 tahun L SD kelas 5 Belum bekerja
4. I Nyoman Budiana Anak III 5 tahun L TK Belum bekerja
Gambar 2. Sistem Kekerabatan Ni Nengah Sintru
Keterangan:
Laki-laki Perempuan
Meninggal
Keluarga Ni Nengah Sintru terdiri dari ibu dan tiga orang anak yang tinggal bersama.
Keluarga ini merupakan keluarga inti (nuclear family) dengan ibu sebagai KK.
Pengambil keputusan dalam keluarga ini adalah KK. Suami Ni Nengah Sintru telah
1 2
3 4 5
-
7/29/2019 Laporan Ppd
4/17
4
4
meninggal dunia 6 tahun lalu oleh karena demam tinggi dan tidak mau makan.
Keluarga ini beragama Hindu. Ketiga anaknya sudah bersekolah.
Tabel 3. Susunan Keluarga I Nengah Cedok
Keluarga I Nengah Cedok
1. I Nengah Cedok KK 74 tahun L Tamat SD Tidak bekerja
2. Ni Wayan Pica Istri 68 tahun P Tamat SD Tidak bekerja
3. Ni Ketut Wini Anak IV 32 tahun P Tamat SD Petani
4. Ni Wayan Sampun Anak V 30 P Tamat SD Petani
Gambar 3. Sistem Kekerabatan Keluarga I Nengah Cedok
Keterangan:
Laki-laki Perempuan
Keluarga I Nengah Cedok esungguhnya terdiri dari I Nengah Cedok sendiri sebagai
KK, istrinya bernama Ni Wayan Pica dan memiliki 5 orang anak. Hanya saja anak
pertama hingga anak ketiga telah menikah dan tidak tinggal bersama KK lagi. Anak
keempat dan kelimalah belum menikah hingga saat ini. Keluarga inipun termasuk
kedalam keluarga inti (nuclear family).Pengambil keputusan adalah anak keempat
dengan bertimbang bersama anak kelima. KK sudah tidak lagi bekerja oleh karena
kondisi kesehatan yang sudah tidak memungkinkan dirinya untuk bekerja. Oleh
karena itu, istri KK juga tidak diijinkan bekerja lagi oleh anak-anaknya agar dapat
1 2
3 4 5 6 7
-
7/29/2019 Laporan Ppd
5/17
5
5
merawat KK. Keluarga ini beragama Hindu. Pendidikan tidak begitu dipentingkan
dalam keluarga ini.
2.2 Status Kesehatan Keluarga Binaan
2.2.1 Kondisi Kesehatan dalam 6 Bulan Terakhir
Keluarga I Wayan DurungDalam 6 bulan terakhir, keluarga I Wayan Durung tidak ada keluhan kesehatan.
Terkecuali anak bungsu keluarga ini yakni Ni Kadek Antari, bulan lalu mengalami
batuk dan pilek yang sudah dibawa ke puskesmas pembantu. Kondisi Ni Kadek
Antari saat beberapa kali kunjungan, sudah baik. Keluarga lain tidak ada
mengeluhkan apapun selama 6 bulan terakhir ini. Untuk biaya pengobatan keluarga
ini menggunakan biaya sendiri.
Keluarga Ni Nengah SintruNi Nengah Sintru, KK mengeluhkan dirinya mudah lemas, pusing dan matanya
sering berkunang-kunang sejak 1 bulan terakhir ini. Dirinya sudah memeriksakan diri
ke puskesmas pembantu, dikatakan dirinya memiliki tensi rendah dan disarankan
untuk mengkonsumsi daging dan minum susu. Akan tetapi KK ini belum bisa
melaksanakannya oleh karena tidak cukup biaya. Dari hasil pengamatan selama
beberapa kali kunjungan yang dilakukan, KK tampak pucat, konjungtiva pucat dan
kuku juga cenderung mendatar dan pucat. Mirip gejala anemia. Selain KK, anak III
juga menderita pilek dan batuk sejak 1 minggu yang lalu. Anaknya belum dibawa ke
puskesmas pembantu karena dianggap sering pilek dan batuk sebelumnya dan sering
sembuh sendiri. Biaya pengobatan keluarga ini menggunakan biaya sendiri.
3. Keluarga I Nengah Cedok
Kondisi kesehatan I Nengah Cedok sebagai KK kini kurang baik. Pendengaran dan
pengelihatannya sudah terganggu. Tubuhnya juga bungkuk. Tanda-tanda proses
menua memang tampak jelas pada I Nengah Cedok. Oleh karenanya, tidak banyak
-
7/29/2019 Laporan Ppd
6/17
6
6
kegiatan yang dapat dilakukan. I Nengah Cedok tidak dibawa ke pusat pelayanan
kesehatan oleh karena dianggap sebagai proses menua yang wajar oleh keluarganya.
Istri KK juga sudah tidak pergi lagi ke ladang sebagaimana dahulunya oleh karena
harus merawat suaminya. Anggota keluarga lain tidak ada yang memiliki keluhan
dalam kesehatan. Biaya pengobatan keluarga ini menggunakan biaya sendiri.
2.2.2 Analisis Perbandingan Kondisi Kesehatan 3 Keluarga Binaan
Jika dibandingkan kondisi kesehatan ketiga keluarga tersebut memang tampak sangat
jelas perbedaannya. Keluarga I Wayan Durung, ketika ada anggota keluarga yang
sakit, KK segera memutuskan untuk membawanya berobat ke pusat pelayanan
kesehatan mampu mengikuti pengobatan dengan baik. Berbeda dengan keluarga Ni
Nengah Sintru, akibat dari kondisi ekonomi yang kurang baik, keluarga ini tidak
mampu mengikuti saran dari tenaga kesehatan. Padahal yang sakit adalah Ni Nengah
Sintru sendiri sebagai KK dan satu-satunya tumpuan keluarga. Ni Nengah Sintru
sendiri mengaku kondisinya dirasakan semakin lama semakin buruk. Ia mengaku
tidak memiliki biaya untuk memenuhi saran dari bidan yang ada di puskesmas
pembantu. Anak ketiganya yang mengalami batuk dan pilek sejak 1 minggu yang
lalu, juga tidak dibawa ke pusat pelayanan kesehatan karena dianggap sudah sering
mengalami batuk dan pilek dan bisa hilang dengan sendirinya. Hal serupa juga
dialami oleh keluarga I Nengah Cedok yang saat ini sudah berusia 74 tahun,
Pendengaran dan pengelihatannya semakin lama semakin memburuk. Hingga saat ini
sangat sulit untuk berkomunikasi. Tubuhnya sudah bungkuk. Istri KK tidak lagi
bekerja ke ladang dan merawat KK di rumah. Menurut anak-anaknya, tidak perlu
membawa KK ke pusat pelayanan kesehatan karena beranggapan bahwa keluhan ini
merupakan proses penuaan yang wajar.
-
7/29/2019 Laporan Ppd
7/17
7
7
2.3 Status Ekonomi Keluarga Binaan
2.3.1 Status Ekonomi Masing-masing Keluarga
Keluarga I Wayan DurungPendapatan I Wayan Durung diperoleh dari hasil ladang seluas 2 hektar dan beternak
ayam dan sapi. Ladang ini ditanami tanaman jeruk dan kopi. KK dan istri sehari-hari
bekerja sebagai petani mengelola ladang dan memelihara ternak yang ada. Kadang
anak pertama mereka ikut membantu. Dari hasil ladang tersebut, rata-rata sebulan
penghasilan sekitar Rp. 1.000.000,00. Pendapatan bulanan tersebut dikatakan cukup
untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti makan, membeli bahan bakar
kendaraan dan kebutuhan sekolah anaknya. Sehingga Wayan Durung, sering
meminjam dari tetangganya dan mengembalikannya ketika masa panen tiba. Wayan
Durung memiliki 1 buah rumah, ladang seluas 2 hektar, 2 buah sepeda motor dan 1
buah televisi.
Keluarga Ni Nengah SintruKK memiliki ladang seluas 100 are yang hanya berisikan cabe, sedikit tanaman jeruk
yang tersisa dan kandang sapi. Pendapatan yang diperoleh dari hasil ladang danternak dikatakan tidak menentu pertahunnya. Penghasilan terbesar yang pernah
diperolehnya sekitar Rp.5.000.000,00-Rp.7.000.000,00 jika panen. Akan tetapi, untuk
pendapatan bulanan, KK hanya memperoleh sekitar Rp. 100.000,00 per bulan.
Pendapatan ini tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga dengan anak-
anak yang masih kecil. Anak kedua dan ketiganya bersekolah gratis oleh karena ada
bantuan dari sekolah. Aset yang dimiliki adalah 1 buah rumah dan ladang seluas 100
are.
Keluarga I Nengah CedokKK dan istri KK sudah tidak lagi bekerja di ladang. Anak keempat dan kelima yang
mengelola ladang seluas 1 hektar. Ladang tersebut terbagi atas tanaman jeruk dan
-
7/29/2019 Laporan Ppd
8/17
8
8
tanaman cabai. Jika panen jeruk, penghasilan dapat mencapai Rp. 10.000.000,00.
Hanya saja setiap bulannya diluar masa panen hanya mendapatkan Rp. 200.000,00.
Menurut istri KK pendapatan bulanan tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan
sehari-harinya. Keluarga ini memiliki 1 unit rumah diatas tanah seluas 1,5 are dan
ladang seluas 1 hektar.
2.3.2 Analisis Kondisi Ekonomi 3 Keluarga Binaan
Kondisi ekonomi setiap keluarga sangat bervariasi. Hal ini dipengaruhi oleh
pendapatan tiap keluarga yang memang berbeda ditambah juga dengan jumlah
anggota keluarga yang masih menjadi tanggungan dengan berbagai kebutuhannya
masing-masing. Kondisi ekonomi terbaik dimiliki oleh keluarga pertama yakni
keluarga I Wayan Durung. Keluarga ini memiliki 4 anggota dimana 2 diantaranya
bekerja dengan pendapatan tiap bulannya rata-rata diatas Rp. 1.000.000,00. Aset
keluarga ini juga yang terbanyak. Keluarga kedua merupakan keluarga dengan
kondisi ekonomi yang paling memprihatinkan. Ni Nengah Sintru, ibu yang sekaligus
KK dengan kondisi kesehatan yang kurang baik, harus membiayai kehidupan
keluarganya yang beranggotakan 4 orang. Tiga orang anaknya semua masih dalam
masa sekolah. Belum ada yang bisa membantunya bekerja. Ladang peninggalan
suaminya tidak banyak memiliki tanaman yang produktif. Tidak ada aset lain yang
dimiliki keluarga ini selain rumah yang ditempati dan ladang seluas 100 are yang
berisikan tanaman cabe dan sedikit tanaman jeruk yang tersisa. Sedangkan keluarga
terakhir yakni keluarga I Nengah Cedok, anggota keluarga ini ada sebanyak 4 orang.
Kedua anak keluarga ini mengelola ladang tersebut dan dengan penghasilan tiap
bulannya Rp. 800.000,00, keluarga ini hidup cukup.
-
7/29/2019 Laporan Ppd
9/17
9
9
2.4 Lingkungan Fisik Keluarga Binaan
2.4.1 Lingkungan Fisik Masing-masing Keluarga
Keluarga I Wayan DurungKeluarga ini tinggal diatas tanah seluas kurang lebih 2 are, terdiri dari 1 buah
bangunan rumah beserta dapur, 1 kamar mandi dengan penampungan air, dan
halaman rumah. Bangunan rumah terdiri dari 2 buah kamar tidur, kamar tamu, teras
dan dapur. Lantai rumah terpasang keramik dan tersapu cukup bersih. Ventilasi
rumah baik, jendela tidak banyak tapi sering dibuka. Dapur keluarga menggunakan
alat masak kayu bakar. Jendela dapur tidak pernah dibuka sehingga asap memenuhi
ruangan dan dinding sekitar tungku tampak hitam. Di dapur juga diletakkan satu buah
dipan tanpa kasur yang menurut istri KK sering digunakan untuk membuat kebutuhan
persembahyangan dan istirahat siang sembari memasak. Keluarga ini memiliki kamar
mandi yang cukup baik terdiri dari toilet jongkok dan bak air yang besar. Sumber air
berasal dari air hujan yang mengalir melalui talang air yang dipasang di atap. Limbah
keluarga tersalurkan ke pembuangan limbah di belakang rumah, sedangkan sampah
dikumpulkan kemudian di bakar. Halaman rumah tidak begitu luas, tanpa tanaman.
Keluarga memiliki peliharaan 3 ekor ayam yang diletakkan di halaman rumah.
Keluarga Ni Nengah SintruRumah keluarga Ni Nengah Sintru beridiri diatas tanah seluas 2 are dengan 2 kamar
tidur, dapur, teras dan kamar mandi dengan tempat penampungan air hujan yang
besar. Rumah beralaskan ubin semen yang cukup kotor. Tampak jarang disapu.
Ventilasi kamar tidur kurang baik, salah satu kamar tidur tidak terdapat jendela, dan
satu lagi jendelanya jarang dibuka. Kamar tidur yang memiliki jendela, berada di
dalam dapur. KK mengaku terkadang sering tidur di dapur agar terasa hangat. Kamar
mandi terletak di belakang rumah, terdiri dari bak air besar dan sebuah jamban.
Sumber air untuk kamar mandi maupun air minum didapatkan dari air hujan. Limbah
-
7/29/2019 Laporan Ppd
10/17
10
10
air keluarga disalurkan ke selokan kecil di belakang dapur, sedangkan sampah
dikumpulkan kemudian dibakar. Halaman rumah tampak gersang.
Keluarga I Nengah CedokLingkungan rumah keluarga I Nengah Cedok terdiri dari 1 buah bangunan rumah
termasuk dapur dan 1 buah kamar mandi terpisah di belakang rumah. Bangunan
rumah tersusun dari dinding beton, dengan lantai dari ubin semen, terdiri dari 2 buah
kamar tidur dan 1 buah dapur. Jendela kamar tidur tidak pernah dibuka. Dapur
memiliki sebuah jendela kecil yang juga tidak dapat dibuka. Di dalam dapur terdapat
tempat tidur yang digunakan tidur oleh KK dan istrinya. Dapur menggunakan tungku
kayu bakar. Kamar mandi terletak di belakang rumah, dengan baik air besar dan 1buah jamban. Pembuangan limbah keluarga melalui saluran yang dihubungkan ke
belakang dapur. Air bersih untuk minum dan memasak diperoleh dari sumber mata
air umum yang kemudian ditampung dalam bak penampungan keluarga. Sedangkan
sumber air untuk keperluan mandi cuci kakus didapat dari air hujan yang ditampung
dalam bak besar.
2.4.2 Analisis Perbandingan Kondisi Kesehatan Lingkungan 3 Keluarga Binaan
Mengenai kesehatan rumah, keluarga I Wayan Durung merupakan yang terbaik.
Lantai beralaskan keramik yang tampak rajin dibersihkan membuatnya menjadi
rumah yang terbersih diantara ketiga keluarga binaan. Selain itu, ventilasinya juga
tampak lebih banyak. Ketiga keluarga memiliki dapur yang serupa, tungku kayu
bakar dengan ventilasi yang kurang memadai. Keluarga-keluarga ini memiliki jamban
dengan tingkat kebersihan yang berbeda.Sumber air juga hampir sama yakni dari air
hujan untuk kebutuhan mandi cuci kakus dan air dari sumber mata air untuk
diminum. Terkecuali keluarga Ni Nengah Sintru yang tetap menggunakan air hujan
untuk minum.
-
7/29/2019 Laporan Ppd
11/17
11
11
2.5 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Keluarga Binaan
2.5.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Masing-masing Keluarga Binaan
Keluarga I Wayan DurungPengetahuan dan perilaku KK dan anggota keluarga lain mengenai hidup bersih dan
sehat termasuk baik. Menu makanan tetap keluarga setiap harinya terdiri dari nasi
atau bubur, telur dan sayur. Air minum keluarga berasal dari mata air yang dapat
diambil melalui pancoran yang berada 500 meter dari rumah. Keluarga memahami
bahwa air yang akan dikonsumsi harus dimasak terlebih dahulu. Akan tetapi, keluarga
ini tidak mengetahuin bahwa asap yang tereperangkap dalam dapur dapat
membahayakan saluran pernapasan. Sehingga jendela dapur tidak pernah dibuka
selama ini. Kebiasaan mencuci tangan sebelum makan telah dilakukan dengan rutin
hanya saja diakui jarang menggunakan sabun. Keluarga ini mandi hanya satu kali
dalam sehari diikuti dengan gosok gigi. Pakaian dicuci setelah pemakaian ketiga
kalinya. Mencuci pakaian menggunakan air dari pancoran dan menggunakan sabun
deterjen. Kebiasaan buang air besar dan buang air kecil keluarga ini dilakukan di
jamban dalam kamar mandi.
Keluarga Ni Nengah SintruKeluarga ini sehari-hari mengkonsumsi bubur/ketela dengan sayur dan sambal.
Konsumsi daging hanya dapat dirasakan saat ada hari raya besar saja. Daging sisa
upacara keagamaan, dimasak untuk anggota keluarga. Demikian pula dengan
konsumsi buah-buahan. Sumber air minum keluarga ini yakni air hujan yang
ditampung, sudah dimasak terlebih dahulu. Keluarga mengakui tidak selalu mencuci
tangan sebelum makan oleh karena sudah terbiasa demikian. Memasak makanan
dilakukan dengan tungku kayu bakar dengan jendela yang tidak bisa dibuka, sehingga
asap hasil tungku tidak mudah keluar. Seluruh anggota keluarga mandi hanya satu
kali dalam sehari, begitu pula dengan kebiasaan menggosok gigi, hanya saat mandi
saja. Pakaian yang dikenakan biasanya dipakai untuk beberapa kali sebelum dicuci.
-
7/29/2019 Laporan Ppd
12/17
12
12
Mencuci pakaian menggunakan air bersih dan deterjen. Kebiasaan buang air besar
maupun air kecil telah dilakukan pada jamban dalam kamar mandi.
Keluarga I Nengah CedokPengetahuan dan perilaku hidup sehat anggota keluarga termasuk kurang baik. Menu
makanan sehari-hari keluarga terdiri dari nasi, sayur, tempe, tahu dan telur atau ikan.
Anggota keluarga tidak rutin mengkonsumsi buah, hanya bila ada saja, seperti buah
pisang dan jeruk. Air untuk minum keluarga tidak selalu dimasak sebelum
dikonsumsi, sering kali langsung diminum setelah mengambil dari penampungan
karena dirasakan lebih segar. Seluruh anggota keluarga mengakui jarang mencuci
tangan. Kebiasaan mandi keluarga ini hanya satu kali sehari, terkadang KK danistrinya tidak mandi oleh karena merasa tidak bekerja dan kondisi badan yang tidak
baik. Kebiasaan menggosok gigi dilakukan saat mandi saja. Mencuci pakaian
dilakukan setelah pakaian digunakan beberapa kali,dengan air bersih dan deterjen.
Kebiasaan buang air besar keluarga tergolong baik yakni pada jamban dalam kamar
mandi.
2.5.2 Analisa Perbandingan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat 3 Keluarga
Binaan
Menu makanan ketiga keluarga binaan rata-rata hampir sama, kecuali keluarga Ni
Nengah Sintru yang sangat jarang memakan makanan yang mengandung protein
hewani. Ketiga keluarga tidak memiliki kebiasaan makan buah. Mengenai air minum,
keluarga I Nengah Cedok jarang memasak air yang digunakan. Ketiga keluarga
memiliki kebiasaan mandi sekali sehari sekaligus menggosok gigi. Sedangkan untuk
kebiasaan mencuci pakaian dilakukan setelah beberapa kali pemakaian dan ini terjadi
pada ketiga keluarga. Kebiasaan buang air besar dan kecil telah dilakukan di jamban
kamar mandi masing-masing.
-
7/29/2019 Laporan Ppd
13/17
13
13
BAB III
PEMBAHASAN
Berdasarkan penelusuran kelima variable tersebut di atas, ditemukan beberapa
masalah pada setiap keluarga binaan. Dari variable karakteristik keluarga, dapat
dilihat bahwa rata-rata keluarga sudah memahami pentingnya pendidikan. Tampak
dari anak-anak keluarga binaan hampir tidak ada yang putus sekolah setidaknya wajib
belajar 9 tahun. Hal ini mempengaruhi proses komunikasi dan pemberian informasi
dan edukasi bagi mahasiswa pembina.
Masalah lain yang ditemukan diketiga keluarga binaan yakni ventilasi dapur
yang kurang baik. Kurang pahamnya akan bahaya menghirup asap membuat warga
tidak secara rutin membuka jendela yang ada di dapur. Setelah diberikan pemahaman,
keluarga binaan ini telah melakukannya. Mengenai masalah ekonomi, kondisi
keluarga Ni Nengah Sintru cukup memprihatinkan. Ni Nengah Sintru diharapkan
mampu membuat suatu usaha yang tidak hanya mengandalkan hasil ladangnya.
Seperti misalnya, jika musim panen tiba, Ni Nengah Sintru diharapkan mampu
menabung hingga bisa menjadi modal usaha seperti membuka warung yang bisa
disesuaikan dengan kondisi kesehatannya yang kurang baik. Masalah berkutnyaadalah masih adanya keluarga yang memiliki kebiasaan tidak mencuci tangan
sebelum makan.
Demikian pula dengan memasak air sebelum diminum. Hal ini diharapkan
bisa ditangani dengan memberikan pemahaman akan pentingnya mencuci tangan
terutama sebelum makan dan memasak air sebelum diminum. Mengenai penggunaan
air hujan yang ditampung, keluarga diharapkan mampu menjaga kebersihan tempat
penampungan air dan juga talang air yang digunakan. Lain halnya dengan kebiasanmenggosok gigi yang hanya 1 kali dalam sehari, diharapkan dapat diubah setidaknya
setelah makan dan sebelum tidur dengan memberikan penjelasan yang mudah
dipahami.
-
7/29/2019 Laporan Ppd
14/17
14
14
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan
1. Sebagian besar keluarga binaan belum memiliki lingkungan fisik rumah yangsehat dan perilaku hidup bersih dan sehat juga masih kurang. Hal ini tampak
dipengaruhi oleh tingkat ekonomi dan pendidikan.
2. Konsep sakit juga kurang dipahami dengan menganggap bahwa hilangnyagejala penyakit menandakan sudah sembuh. Hal ini akibat dari kurangnya
informasi yang dimiliki.
4.2 Saran
1. Agar pemegang keputusan dalam keluarga mampu membimbing keluarganyauntuk berperilaku hidup bersih dan sehat.
2. Agar pemegang keputusan dalam keluarga lebih berupaya mengakses pusatpelayanan kesehatan yang ada seperti puskesmas pembantu jika ada anggota
keluarga yang sakit.
3.
Agar anggota keluarga binaan ini mampu menjadi contoh bagi keluarga-keluarga lain di Desa Manikliyu.
-
7/29/2019 Laporan Ppd
15/17
15
15
BAGIAN KEDUA - Kasus Kedokteran Keluarga
I. Identitas PenderitaNama : Ni Nengah Sintru
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 45 tahun
Agama : Hindu
Pendidikan : Tidak Sekolah
II. Riwayat PenyakitPenderita mengeluhkan badannya mudah lemas sejak 2 bulan terakhir
namun memburuk sejak 1 bulan ini. Satu bulan ini haidnya tidak teratur
dan jumlahnya cukup banyak. Awalnya badan terasa pegal dan lama-lama
menjadi lemas. Lemas dirasakan seluruh tubuh. Kondisi tersebut terus
menerus dirasakan. Memburuk saat beraktivitas terutama saat haid dan
membaik saat tubuh ditidurkan. Selain lemas, pasien juga mengeluhkan
rasa lesu, kepala pusing dan mata berkunang-kunang. Penderita
mengatakan tidak pernah mengalami keluhan serupa sebelumnya.
Demikian pula di keluarga, tidak ada yang memilki keluhan yang sama
maupun penyakit lainnya. Riwayat penyakit lain seperti sesak napas,tekanan darah tinggi dan kencing manis disangkal.
III. Riwayat PengobatanPasien sudah sempat memeriksakan dirinya ke bidan yang ada di
puskesmas pembantu, dikatakan tensinya agak rendah akan tetapi masih
dalam batas wajar dan disarankan untuk memakan daging yang cukup dan
mengkonsumsi susu. Akan tetapi sampai saat ini saran tersebut tidak dapat
dilakukan oleh karena keterbatasan biaya.
IV. Status Kesehatan Penderita Saat IniPemeriksaan fisik pasien dilakukan saat kunjungan kedua. Saat itu pasien
masih mengeluhkan hal yang sama hingga sudah 1 bulan ini penderita
tidak mampu ke ladang. Diperoleh keadaan umum pasien; konjungtiva
-
7/29/2019 Laporan Ppd
16/17
16
16
tampak pucat, mukosa bibir juga pucat dan kuku tampak mendatar. Selain
dari itu, keadaan umum pasien dalam batas normal. Pemeriksaan vital sign
didapatkan laju pernapasan 18 kali/menit, nadi 84 kali/menit dan tekanan
darah 100/70 mmHg.
V. Pendekatan dengan Prinsip-prinsip Kedokteran KeluargaBerdasarkan tujuan PPD agar kita mampu menangani masalah kesehata
berbasis kedokteran keluarga, maka diterapkanlah prinsip-prinsip dokter
keluarga guna mencari solusi akan masalah yang dihadapi:
1. PersonalBerdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang dilakukan, KK
cenderung menderita anemia defisiensi besi. Komunikasi danmemberikan informasi atas kemungkinan adanya penyakit tersebut
hendaknya bisa mendorong Ni Nengah Sintru untuk kembali
memeriksakan diri ke puskesmas pembantu guna mendapatkan
diagnosis yang tepat dan mendapatkan pengobatan yang tepat. Jika
terbentur masalah biaya, hendaknya ia bisa memohon bantuan
puskesmas pembantu untuk mengurus jaminan kesehatan apa yang
sekira bisa dirinya dapatkan sehingga dapat mempermudah dirinya dan
keluarganya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai.
Menyampaikan bahayanya penyakit tersebut juga telah dilakukan
kepada penderita.
2. Koordinatif dan kolaboratifUpaya pemecahan yang koordinatif dan kolaboratif yakni harus
bersama antara keluarga penderita dan tenaga kesehatan yang
terjangkau. Petugas kesehatan setempat pun perlu diinformasikan
sehingga dapat proaktif mengunjungi rumah penderita secara berkala
untuk memberikan bantuan atas penyakit yang dideritanya juga
membantu memberikan pemahaman tentang penyakit tersebut
-
7/29/2019 Laporan Ppd
17/17
17
17
3. ParipurnaYakni dengan melihat suatu penyakit dengan menyeluruh. Perlu
diketahui penyebabnya, yakni kehilangan darah, kurangnya asupan
besi, malabsorpsi besi bahkan juga adanya infeksi cacing tambang.
Pada kasus ini kemungkinan besar diakibatkan oleh kurangnya asupan
besi ke dalam tubuh ataupun disertai banyaknya besi yang keluar
bersamaan dengan haid yang tidak teratur dengan jumlah yang banyak.
Tidak menutup kemungkinan juga adanya infeksi cacing tambang
mengingat perilaku penderita yang sering tidak menggunakan alas
kaki termasuk ketika pergi ke ladang. Oleh karenanya, untuk
mendapatkan kondisi yang terbaik, faktor penyebab harus diperhatikansehingga pengobatan dapat menhasilkan output yang terbaik.
4. BerkesinambunganUpaya pengobatana hendaknya mampu dilakukan secara rutin dan
terus menerus sesuai dengan perkembangan kondisi penderita. Selain
pengobatan, pemantauan oleh tenaga kesehatan juga hendaknya dapat
dilakukan secara berkesinambungan.
5. Mengutamakan PencegahanAdapun hal-hal yang bisa dilakukan untuk mencegah kondisi ini
memburuk adalah berupaya meningkatkan asupan besi melalui
makanan, misalnya memilih sayur bayam dan jika memungkinkan
makan disertai daging. Selain itu tablet besi dapat diminum sesuai
aturan dan penggunaan alas kaki hendaknya disiplin dilaksanakan.
6. Menimbang keluarga, masyarakat dan lingkunganHal ini penting dilakukan karena dapat membantu proses pengobatan
menjadi lebih efektif. Semua pihak diharapkan memiliki pemahaman
dan pengertian mengenai penyakit bersangkutan, terutama keluarga.
Dukungan keluarga sangat berpengaruh pada kesembuhan pasien.