Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

120
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN SANITASI INDUSTRI PT.TESENA INOVINDO JAKARTA TIMUR TAHUN 2012 DISUSUN OLEH: KELOMPOK: 11 REGULER AMINAH APRIANTI P2.31.33.010.004 NUR ALIFAH P2.31.33.010.035 RIZKA MARYANA P2.31.33.010.039 SHELLA FAUZIAH P2.31.33.010.044 Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 1

Transcript of Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

Page 1: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

SANITASI INDUSTRI

PT.TESENA INOVINDO

JAKARTA TIMUR

TAHUN 2012

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK: 11 REGULER

AMINAH APRIANTI P2.31.33.010.004

NUR ALIFAH P2.31.33.010.035

RIZKA MARYANA P2.31.33.010.039

SHELLA FAUZIAH P2.31.33.010.044

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

JAKARTA

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 1

Page 2: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

SANITASI INDUSTRI

PT. TESENA INOVINDO

JAKARTA TIMUR

TAHUN 2012

Disusun Oleh:

AMINAH APRIANTI P2.31.33.010.039

NUR ALIFAH P2.31.33.010.035

RIZKA MARYANA P2.31.33.010.039

SHELLA FAUZIAH P2.31.33.010.044

Dipresentasikan pada seminar :

Hari/Tanggal : 8 Februari 2013

Telah diperbaiki dan disetujui oleh :

Pembimbing Akademik Pembimbing Institusi

(Catur Puspawati, ST.MKM) (Hairul Firdaus)

Penguji Seminar

(Dra. Syarifah Miftahul El J. M.Biomed)

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 2

Page 3: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Dengan memanjatkan puji dan syukur kami kepada Tuhan Yang Maha

Esa karena telah memberikan rahmat dan anugerah-Nya kepada kepada kami,

sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) di

PT. Tesena Inovindo.

Laporan Praktek Kerja Lapangan ini merupakan aplikasi dari setiap mata

kuliah yang sudah didapat selama proses perkuliahan di Politeknik Kesehatan

Kemenkes Jakarta II Jurusan Kesehatan Lingkungan.

Dalam penyelesaian laporan praktek kerja lapangan ini, tidak lepas dari

berbagai hambatan dan cobaan, oleh karena itu kami menyadari masih banyak

kekurangannya. Untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat kami

harapkan guna perbaikan dimasa mendatang.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua

pihak yang telah membantu kami selama kegiatan Praktek Kerja Lapangan,

antara lain :

1. Keluarga tim penulis atas dukungan dan doanya kepada tim penulis

dalam membuat laporan PKL.

2. Kepada Bapak Budi Pramono, SKM. MKes, selaku Ketua Jurusan

Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Jakarta II.

3. Kepada Ibu Catur Puspawati, ST.MKM. Selaku dosen pembimbing kami

yang telah memberikan pengarahan selama PKL di PT. Tesena Inovindo.

4. Kepada Bapak Hairul Firdaus Selaku Pembina dan sekaligus

pembimbing lapangan yang telah memberikan masukkan dan

persetujuan dalam setiap langkah praktek lapangan kami dan

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 3

Page 4: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

memberikan data-data yang kami butuhkan selama PKL di PT. Tesena

Inovindo.

5. Seluruh staf karyawan yang membantu dalam pengumpulan data selama

kami PKL di PT. Tesena Inovindo.

6. Teman – teman tingkat III Jurusan Kesehatan Lingkungan yang selama

penyusunan laporan ini telah memberikan bantuan dan masukan kepada

kami sehingga laporan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

7. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu dalam

penyusunan laporan ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan praktek kerja

lapangan ini masih jauh dari sempurna. Hal ini disebabkan karena keterbatasan,

kemampuan dan pengetahuan kami. Maka kami sangat mengharapkan kritik

dan saran yang bersifat membangun demi pembelajaran kami. Semoga laporan

ini dapat bermanfaat untuk setiap mahasiswa yang akan melaksanakan praktek

kerja lapangan.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Jakarta, Januari 2013

Tim Penulis

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 4

Page 5: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua

komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,

kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud

derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Dalam kerangka

mencapai tujuan tersebut, pembangunan kesehatan dilaksanakan secara

terarah, berkesinambungan dan realistis sesuai pentahapannya.

Perwujudan kualitas lingkungan yang sehat merupakan bagian pokok

dalam usaha dibidang kesehatan seperti yang dijelaskan dalam UU

No.36 Tahun 2009 tentang kesehatan bahwa:

“Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual

maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif

secara sosial dan ekonomi.”

Untuk mewujudkan hal tersebut, maka diperlukan upaya-upaya untuk

meningkatkan derajat kesehatan dan perlu dilakukan di lingkungan

industri, lingkungan pemukiman, lingkungan kerja tranportasi dan lain-

lain.

Lingkungan industri setiap tahunnya selalu berkembang dan menjadi

sektor yang sangat potensial dalam memacu pertumbuhan ekonomi dan

pemerataan lapangan usaha. Di setiap lingkungan kerja tidak terlepas

dari aspek-aspek yang berkaitan dengan lingkungan seperti udara, air

bersih, limbah, vektor, pengolahan makanan minuman, pengelolaan

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 5

Page 6: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

sampah, dan pengelolaan linen yang dapat menimbulkan dampak yang

negatif apabila tidak ditangani dengan baik.

Dampak negatif yang timbul di lingkungan kerja industri antara lain

berupa pencemaran udara baik yang terjadi di dalam maupun di luar

ruangan yang dapat membahayakan kesehatan tenaga kerja, dan dapat

terjadi penularan penyakit, misalnya air limbah yang ditangani dengan

tidak baik akan berdampak pada pencemaran air sehingga dapat

menimbulkan penyakit bagi manusia, sampah yang pengolahannya

masih kurang baik, juga dapat menimbulkan bau dan penyakit yang

dibawa oleh vektor misalnya lalat, tikus, kecoa, dll. Oleh karena itu salah

satu upaya menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif adalah

dengan pengendalian terhadap faktor-faktor yang berbahaya bagi

lingkungan kerja seperti suhu, kelembaban, intensitas pencahayaan,

tingkat kebisingan, dan kadar partikel debu yang tidak sesuai dengan

standar atau Nilai Ambang Batas (NAB).

Untuk itu penyusun berkeinginan mengamati lebih lanjut tentang

gambaran pengendalian faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh

terhadap pekerja berkaitan dengan Sanitasi Lingkungan dan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di lingkungan industri, yaitu

melalui kegiatan wawancara, observasi berupa checklist, pengisian

kuesioner oleh pekerja, serta pengukuran mengenai Sanitasi Lingkungan

serta gambaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), dalam

pembahasan ini yaitu di PT. Tesena Inovindo.

PT. Tesena Indovindo adalah suatu industri yang bergerak dalam bidang

manufaktur produk peralatan medis dan rumah sakit.

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 6

Page 7: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

Berdasarkan pada hal tersebut di atas kami Mahasiswa Politeknik

Kesehatan Depkes RI Jakarta II Jurusan kesehatan Lingkungan

melakukan Praktek kerja Lapangan (PKL) yang kegiatannya berupa

pemantauan, melakukan pengukuran terhadap kondisi fisik dari suatu

lingkungan kerja industri serta mencoba memberi masukkan kepada

pihak perusahaan berdasarkan kondisi yang kami amati dan yang ada

pada industri.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran umum mengenai kesehatan lingkungan dan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di PT. Tesena Inovindo.

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi sanitasi lingkungan di PT. Tesena Inovindo seperti

ruang dan bangunan, penyediaan air bersih, pengelolaan limbah cair,

pengelolaan sampah padat, pengendalian vektor penyakit dan

binatang pengganggu serta penyehatan makanan dan minuman.

2. Mengidentifikasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terkait

dengan bahaya potensial khususnya bahaya fisik yang meliputi:

suhu, kelembaban, intensitas pencahayaan, tingkat kebisingan, dan

kadar partikel debu di ruang produksi PT. Tesena Inovindo.

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 7

Page 8: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

3. Mengetahui aspek sosial pada pekerja bagian produksi mengenai K3

dan pekerja divisi welding mengenai kebisingan.

3.3 Manfaat

3.3.1 Manfaat bagi Mahasiswa

1. Mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu yang telah didapat di bangku

perkuliahan Poltekkes Kemenkes Jakarta II Jurusan Kesehatan

Lingkungan ke dalam kondisi lingkungan kerja yang sebenarnya.

2. Mahasiswa mendapatkan pengetahuan tentang Sanitasi Lingkungan

serta Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di PT. Tesena

Inovindo.

3. Mahasiswa dapat memberikan saran untuk masalah Sanitasi

Lingkungan serta Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) PT.

Tesena Inovindo.

3.3.2 Manfaat bagi Institusi

1. Mendapatkan masukkan mengenai masalah Sanitasi Lingkungan

serta Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di PT. Tesena

Inovindo.

2. Untuk menjadikan perhatian dan kewaspadaan dalam menghadapi

dampak risiko kerja yang ada pada lingkungan kerja PT. Tesena

Inovindo

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 8

Page 9: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

3.3.3 Manfaat bagi Akademik

Manfaat dalam pengembangan keilmuan kesling dan sebagai bahan

masukan dan perbandingan untuk penelitian selanjutnya dan sebagai

alternatif penilaian tentang kesuksesan dalam penyelenggaraan

pendidikan selama di kampus Poltekkes Kemenkes RI Jakarta II Jurusan

kesehatan Lingkungan.

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 9

Page 10: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

BAB II

GAMBARAN UMUM

2.1 Umum

2.1.1 Lokasi

PT.Tesena Inovindo berlokasi di Jl. H.Jusin no. 43 Susukan Ciracas

Jakarta Timur 13750. Lokasi industri terletak dikawasan pemukiman

penduduk. Sehingga, sebagian besar pegawainya adalah penduduk di

area sekitar industri. Akses menuju industri cukup sulit untuk dilalui

kendaraan besar dari dua arah karena jalannya menyempit.

2.1.2 Sejarah Umum PT Tesena Inovindo

1. Proses, perencanaan, pengerjaan dan pembuatan produk pertama.

Perusahaan PT. Tesena Inovindo berdiri pada tanggal 1 Juni 1989 oleh

tiga orang pemegang saham yang masing-masing mempunyai

pengalaman dan keahlian di bidang masing-masing yaitu ahli bisnis dan

management, ahli teknik dan ahli pemasaran alat kesehatan.

Usaha ini diawali dengan suatu cita-cita luhur bersama pemegang saham

untuk mengembangkan alat-alat kedokteran produksi Indonesia. Ide atau

gagasan tersebut bermula dari pengalaman sering munculnya keluhan

dan masukan dari rumah sakit. Klinik atau dokter yang merasakan

mahalnya alat-alat kedokteran luar negri ( Jepang, Eropa, Amerika ).

Serta adanya angin segar dari pemerintah untuk meningkatkan produksi

dalam negri.

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 10

Page 11: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

Di samping juga melihatnya adanya kemampuan / potensi yang

terpendam dari ahli- ahli teknik Indonesia yang belum dimanfaatkan

untuk menciptakan, merancang dan mengembangkan alat-alat

kedokteran elektronik.

Dimulai dengan modal Rp 10 juta dan karyawan sebanyak 7 orang.

Perusahaan ini menyewakan tempat bekas bengkel mobil di Jl. Nangka

No. 39, Tanjung Barat Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Pada awalna

bergeraknya usaha dimulai dengan jasa servis alat-alat kedokteran dan

alat elektronik lain sambil mulai merancang membuat alat kedokteran dari

luar negri yang dibongkar. Dicobalah meniru sistem kerja alat. Produk

pertama yang dibuat adalah Portable Infant Incubator Model TSN 5 dan

Phototherapy Unit / Blue Light Model TLC 1H, disusul dengan Room

Strerilizer Model TSN 88 UV.

Sejak saat itu perusahaan terus berkembang dan setiap tahun selalu

mentargetkan untuk menciptakan produk baru.

Produk-produk yang telah dihasilkan selama kurun waktu 8 ( delapan )

tahun yakni sejak tahun 1989 – 1996.

Produk baru :

4 jenis Medikal Elektronik Equipment.

12 jenis Hopital Furniture.

1 jenis Mesin Pemanas

Antara lain :

1. Infan Warmer / Infant Care Unit, Model TSN 89 IW.

2. Transport Infant Incubator, Model TSN 89 TR.

3. Kasur Pemanas Bayi, Model TSN 89 K.

4. Examination Lamp Halogen, Model TSN 015 FHC.

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 11

Page 12: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

5. Hospital Furniture ( 12 jenis : Trolley, Infus stand )

6. Shrinking Machine, Model TSN 290 IP (Mesin pemanas)

Sehingga total jenis produk sampai tahun 1989 adalah 49 jenis produk.

TAHUN 1990

Produk baru :

2 Jenis Medikal Elektronik

10 Jenis Hospital Furniture

Antara lain :

1. ICU Infant Incubator ServoControl, Model TSN 910 SC

2. Low Temperature Incubator for laboratorium, Model TSN L 2101

3. Rotaring Incubator, Model TSN L 2100

4. Portable Incubator, Model TSN UI

5. X-Ray Film Dryer, Model 030 FD

6. Hospital Furniture 11 jenis tahun 1993

Sehingga total jenis produk sampai dengan tahun 1990 adalah 61 jenis

produk.

TAHUN 1994

Produk Baru :

4 Jenis Medical Elektronik

11 Jenis Medical Furniture

Antara lain :

1. Operating Lamp Ceiling 4 Lamp Sealed Beam, Model TSN 9304 OLC

2. Water Bath Preparat, Model TSN L 1031

3. Drying Oven, Model TSN 100 DOS

4. Endosopic Keeper With UV, Model TSN 038

5. Hospital Furniture 11 jenis

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 12

Page 13: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

Sehingga total jenis produk sampai dengan tahun 1994 adalah 105 jenis

produk.

TAHUN 1995

Produk Baru :

7 Jenis Medical Elektronik

6 Jenis Hospital Furniture

Antara lain :

1. Operation Lamp Stand 4 Bulb Halogen, Model TSN 9304 HOL.S

2. Operation Lamp Ceiling Bulb Halogen, Model TSN 9304 HOL.S

3. Portble Suction, Model TSN 505 PS

4. Countinous Suction fot Thorak, Model TSN 509 ST

5. Mortuary Refrigator 2 Bodies, Model TSN 029 M2

6. Mortuary Refrigatro $ Bodies, Model TSN 029 M4

7. Diathermy, Model TSN 951 D

8. Hospital Furniture 6 Jenis

Sehingga total jenis produk sampai dengan tahun 1995 adalah 118 jenis

produk.

TAHUN 1996

Produk Baru :

5 Jenis Medical Elektronik

10 Jenis Furniture

Antara lain :

1. Incenerator

2. Incubatro Manual Control Digital

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 13

Page 14: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

3. Bed Pan Washing Machine

4. Stimulator Mursle for Operation

5. Hospital Bed Elektrik

Sehingga total jenis produk sampai dengan tahun 1996 adalah 133 jenis

produk.

Dari produk-produk baru yang dkembangkan selama ini ada produk yang

terus dipasarkan, tetapi ada juga yang berhenti diproduksi karena

masalah pemasaran maupun masalah teknis.

Selama kurun waktu tersebut perusahaan mengalami jatuh bangun

antara lain faktor manusia, pemasaran dan model, dan juga penyebab

lainnya. Pada bulan Juli 1990 PT.Tesena Inovindo berpindah alamat ke

wilayah industri dan menyewa tempat seluas 300 m² di Jl H. Jusin No. 43

Susukan – Ciracas, Jakarta Timur hingga saat ini digunkan sebagai

kantor.

Dengan meningkatnya permintaan serta kepercayaan dari pelangggan

sehingga dipercaya oleh pihak bank EXIM untuk memperoleh kredit

supaya dapat membangun bangunan pabrik seluas 400m² di atas tanah

belakang kantor seluas 1000m². Dengan fasilitas bangunan mesin-mesin

serta tenaga ahli yang ada di PT. Tesena Inovindo mengembangkan

sayap yang semula sebagian komponen di subkontrakkan ke supplier

luar saat ini sebagian besar telah dapat dikerjakan oleh tenaga kerja

sendiri sehingga dapat menekan harga pokok produksi.

Sebagai pelopor dalam bidang alat kedokteran elektro serta usaha

meningkatkan kualitas produksi, PT. Tesena Inovindo telah mensponsori

usaha penyusunan Standar Produksi Indonesia alat kesehatan elektronik

antara lain :

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 14

Page 15: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

Infant Incubator

Ultraviolet Sterilizer

Photo Threapy Unit

Scrub Station

Elektro Surgikal Unit, dan lain-lain

Yang bekerja sama dengan Departemen Perindustrian, Departement

Kesehatan yaitu Dirjen POM serta Instalasi Medik. Saat ini masih sangat

terbatas alat kedokteran yang telah ada standardnya (SNI). Meskipun

belum ada SNI nya, sebagian dalam kualitas produksi menjamin

keamanan produk, PT. Tesena Inovindo mengacu ke beberapa buku

teknis lainnya yang menunjang.

Di samping itu sebelum produk baru dipasarkan, terlebih dahulu

dilakukan uji coba di beberapa rumah sakit sampai mendapatkan

rekomendasi dari rumah sakit atau dokter bahwa produk baru tersebut

layak pakai, misalnya :

Infant Incubator, Photo Therapy Unit dan Infant Warmer diuji di RSAB

Harapan Kita selama 3 bulan.

Ultraviolet Room Sterilizer diuji coba di RS Kramat

Elektro Surgikal Unit diuji coba di Lab PAM DKI dan RS Dr. Den Solo.

Diathermy diuji coba di RS Carolus, dll.

2. Proses Produksi

Sebagian besar proses produksi dilakukan sendiri yaitu mulai dari bahan

baku mentah, pengerjaan mekanik (yaitu : Pemotongan, Penekukan,

Pembubutan, Pengelasan, Pengecatan dengan power coating,

Assembling, dll), sampai dengan quality control.

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 15

Page 16: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

Dengan banyaknya jenis produk dimana ada yang rutin dijual dan ada

yang lamban, dan ada juga karena sebagian besar pemasaran masih

disektor pemerintah maka sistem produksi adalah gabungan semi masa

produksi dan Job Order. Sehingga dalam perencanaan produksi

diperlukan suatu penjadwalan yang cermat agar proses produksi dapat

berjalan dengan lancar.

Proses produksi PT. Tesena Inovindo dimulai dari turunnya permintaan

produksi barang (PPB) dari bagian pemasaran yang didasarkan stok

barang jadi serta pesanan yang akan atau telah masuk. Hal ini dilakukan

setiap awal tahun dan pertengahan tahun. Areal kerja, sistem jalur, kertas

kerja (work order) dan pengujian dirancang sedemikian rupa sehingga

setiap produksi yang keluar pabrik tepat waktu dan layak pakai.

Bagian perencanaan produksi akan menjadwalkan dan mengeluarkan

kertas kerja (work order) ke masing-masing bagian yang terkait. Setiap

pengalihan produk dari bagian yang satu ke bagian lain harus di cek atau

diperiksa hasil pekerjannya, karena akan terus saling terkait.

Setiap produksi alat mengacu pada standar proses serta pedoman atau

petunjuk produksi yang ada yaitu sesuai dengan design gambar, skema,

dan cara yang telah ditetapkan.

Berikut bagan alur proses produksi di PT. Tesena Inovindo :

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 16

Page 17: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

Bagan Alur Proses Produksi

Besi Akrilik

Khusus medical

equipment.

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 17

Bahan Baku

Welding Flexyglass

Painting

Elektro & Setting

QC

Packing

Assembling

Page 18: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

a. Divisi Welding

Merupakan proses produksi tahap awal. Pada divisi ini bahan baku

(aluminium, besi, dan stainless steel) akan melalui proses

pemotongan, penekukan, pembubutan, dan pengelasan

b. Divisi Flexyglass

Merupakan proses produksi yang khusus mengolah bahan baku dari

akrilik. Pada divisi ini terdapat proses pemotongan, pengelasan,

penghalusan dan pengeleman.

c. Divisi Painting

Pada divisi ini terdapat proses pencelupan (untuk menghilangkan

karat pada besi), proses pengecatan (cat yang digunakan jenis

powder), proses pengovenan (untuk merekatkan cat)

d. Divisi Assembling

Proses pada divisi ini merupakan proses lanjutan dari divisi welding,

dan flexyglass. Bahan baku yang telah dicetak/dibentuk pada proses

sebelumnya akan dirakit.

e. Divisi Elektro & Setting

Khusus medical equipment/barang yang membutuhkan aliran listrik

akan melalui proses di divisi ini. Pada divisi ini juga dilakukan quality

control.

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 18

Page 19: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

f. Packing

Setelah melalui semua proses, barang yang sudah siap akan di

packing dan dikirimkan

2.1.3 Manfaat Layanan Dan Barang Produk

a. Manfaat Layanan

a) Harga kompetitif

b) Upgradable produk dengan banyak pilihan

c) Rumah Sakit proyek

d) Gratis presentasi untuk unit demo

e) Pelanggan layanan perawatan

f) Dukungan teknis

g) Secara teratur pemeliharaan preventif

h) Kontrak jaminan layanan untuk produk peralatan medis

i) Layanan untuk penggunaan medis dan peralatan rumah sakit

j) Instalasi & pelatihan

b. Produk yang Dihasilkan

Berikut adalah produk-produk yang dihasilkan oleh PT. Tesena

Inovindo, antara lain :

MEDICAL EQUIPMENT

Infant Incubator

Infant Warmer

Phototherapy Unit

UV Room Sterilizer

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 19

Page 20: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

Scrub Station

EQUIPMENT

Incinerator

HOSPITAL FURNITURE

Hospital Bed

Trolleys

Weighing Scale

Bed Side Cabinet

Stand Wall Cabinet

Over Bed Table

TV Rack

Bed Screen

TROLLEY, STAND, CART

Mayo Stand

Instrument Trolley

Dressing Trolley

Emergency Trolley

Food Trolley

Wash Basinet Stand

Infusion Stand

2.2 ORGANISASI

2.2.1 Visi

PT Tesena Inovindo menjadi produsen alat kesehatan kelas dunia yang

bereputasi baik dan mitra terbaik bagi stakeholder.

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 20

Page 21: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

2.2.2 Misi

PT. Tesena Inovindo bertekat memproduksi alat kesehatan yang bermutu

yang mengutamakan pemenuhan persyaratan regulasi dan kepuasan

pelangggan serta meningkatkan efektivitas sistem manajemen mutu

secara terus menerus.

2.2.3 Struktur Organisasi

Struktur Organisasi PT. Tesena Inovindo (Terlampir).

2.2.4 Tugas Pokok dan Fungsi

1. Direktur

a. Memimpin perusahaan

b. Menangani seluruh masalah, baik menyangkut produksi,

penjualan, keuangan, maupun personal dam general

c. Mengawasi kinerja para manager, seluruh staff dan karyawan.

d. Bekerja sama dengan manager untuk menentukan kebijakan

perusahaan

2. Sales atau Marketing Manager

a. Memastikan berjalannya proses pemasaran dengan lancar

b. Mencari peluang pasar dan pangsa pasar

3. Technical dan Production manager

a. Mengelola dan mengendalikan pekerjaan yang dilaksakan oleh

unit-unit produksi

b. Membina kelancaran hubungan kerja di bagian produksi dengan

bagian lainnya.

c. Menyelenggarakan pengaturan pengamanan penggunaan,

pemeliharaan peralatan atau perlengkapan di unit-unit produksi

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 21

Page 22: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

d. Merencanakan dan melaksanakan produksi dengan pengaturan

proses operasi yang tepat guna

e. Menyusun rencana kerja produksi dalam janghka waktu tertentu

drengan rencana anggaran biaya sesuai dengan kebutuhan.

f. Melaksanakan evaluasi atas hasil dan cara pelaksanaan tugas di

semua unit produksi.

g. Membuat laporan hasil produksi

4. Personel dan General Manager

a. Mengatur SDM yang dimiliki perusahaan

b. Melakukan recruitment dan seleksi penerimaan

c. Melakukan penilaian prestasi kerja

5. Spv. Local Marketing

a. Melakukan pemasaran untuk pasar dalam negeri

b. Mencari pasar baru di dalam negeri

6. Spv. Export Marketing

a. Melakukan pemasaran untuk pasar luar negeri

b. Mencari pasar baru di luar negeri

7. Sales

a. Melakukan penjualan langsung pada konsumen

b. Mencari konsumen dengan jalan terjun ke lapangan

8. Purchasing

a. Memesan dan membeli barang sesuai dengan permintaan

b. Melakukan negosiasi dengan supplier mengenai harga, jumlah,

dan tanggal pengiriman

c. Komplain ke supplier atas ketidaksesuaian barang

d. Membuat laporan atas pembelin barang

9. Warehouse

a. Mengkoordinasikan penerimaan, penyimpanan, dan pengeluaran

bahan/barang di gudang

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 22

Page 23: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

b. Mengatur penyimpanan bahan/barang di gudang

c. Mengatur pengeluaran bahan/barang dari gudang

d. Menyiapkan bahan/barang yang akan dipakai di produksi

e. Melakukan pemeriksaan stok bahan/barang di gudang

f. Mengendalikan dan memelihara data/arsip gudang

g. Membuat laporan stok

10. PPIC (Production Planning Inventory Control)

a. Merencanakan proses produksi

b. Merncanakan dan mengatur kebutuhan baku/material

c. Memberikan work order (WO) ke bagian produksi

d. Mengatur keluar masuknya material dari gudang

e. Mengajukan pembelian material ke bagian pembelian

f. Bersama bagian pembelian menentukan supplier

g. Membuat laporan kegiatan produksi

h. Membuat penjadwalan produksi

11. Calibration

Merupakan bagian baru yang memiliki tugas mengendalikan

pelaksanaan kalibrasi alat ukur seperti jangka sorong, thermometer,

amperemeter, dll.

12. Quality control

a. Menerapkan, memelihara, dan mengevaluasi jalannya

implementasi dari system management mutu sesuai standar ISO

9001-2000, ISO 13425 2003 dan SNI

b. Menjamin terlaksananya proses pengawasan pemeriksaan,

pengujian terhadap kualitas material dan produk standar

13. Adm. Keuangan/ Data Entry

Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan input data kedalam

program computer terintegrated IFCA untuk kelancaran dan

keakuratan laporan data keuangan perusahaan

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 23

Page 24: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

14. Spv. Pembuatan Electronik/ Listrik

a. Bertanggung jawab atas pelaksanaan dan pengaturan proses

pembuatan dan assembling elektronik/listrik sesuai jadwal

produksi yang ditetapkan, standar produk, standar waktu kerja,

standar mutu produk serta menjamin terlaksananya Sistem

Manajemen Mutu dibagiannya.

b. Bertanggungjawab pada peningkatan produktifitas produksi

c. Bertanggung jawab terhadap peningkatan kemampuan

bawahannya

d. Bertanggung jawab apabila terjadi kehilangan bahan baku, alat

kerja dsb

15. Marketing

Expedisi bertanggung jawab pada seluruh pengiriman/ penyerahan/

pengambilan barang barang sesuai prosedur terkendali dari Sistem

Manajemen Mutu

16. Warehouse (bahan baku, bahan kemas, bahan penunjang lainnya)

a. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan penerimaan,

penanganan, penyimpanan, pengemasan dan penyerahan bahan

(bahan baku, bahan kemas, bahan penunjang) dengan prosedur

yang terdokumentasi sesuai sistem manajemen mutu.

b. Bertanggung jawab terhadap keamanan, kebersihan dan

kerapihan , penyimpanan bahan di Gudang dan tidak

memperbolehkan siapapun masuk gudang kecuali keadaan

tertentu dengan penunjukan sepengetahuan atasan

17. Internal Auditor dan atau Lead Auditor

a. AUDITOR

1) Mengkomunikasikan dan menjelaskan persyaratan Audit

2) Mendokumentasikan hasil temuan dan pengamatan

3) Melaporkan hasil Audit

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 24

Page 25: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

4) Menyimpan dan memelihara dokumen yang berkaitan dengan

Audit

5) Bekerja sama dan mendukung pimpinan Tim (Lead Auditor)

b. LEAD AUDITOR

1) Membantu pemilihan Anggota Tim Audit

2) Menyiapkan Pelaksana Audit

3) Mewakili Tim Auditor terhadap para Auditee (personil yang

diaudit)

4) Menyampaikan laporan hasil Audit

18. Finance & Accounting Manager

a. Bertanggung jawab terhadap perencanaan, pengaturan dan

pengawasan penerimaan dan penggunaan dana disesuaikan

dengan dana yang tersedia sehubungan dengan transaksi-

transaksi yang terjadi

b. Bertanggung jawab atas pengaturan, pelaksanaan, kebenaran

dan kelengkapan penyusunan pembukuan perusahaan sesuai

dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku di Indoinesia.

c. Bertanggung jawab terhadap analisa dan evaluasi kondisi

kesehatan, likuiditas investasi perusahaan dengan perhitungan

ratio.

d. Bertanggung jawab mengawasi kegiatan warehouse.

19. Spv. Pembuatan mekanik

a. Bertanggung jawab atas pelaksanaan dan pengaturan proses

pembuatan dan assembling mekanik sesuai jadwal produksi yang

ditetapkan, standar produk, standar waktu kerja, standar mutu

produk serta menjamin terlaksananya Sistem Manajemen Mutu

dibagiannya

b. Bertanggungjawab pada peningkatan produktifitas produksi

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 25

Page 26: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

c. Bertanggung jawab terhadap peningkatan kemampuan

bawahannya

d. Bertanggung jawab apabila terjadi kehilangan bahan baku, alat

kerja dsb.

20. Quality control Mekanik

a. Quality control bertanggung jawab terhadap inspeksi, pengujian

dan verifikasi kesesuaian incoming material, barang dalam proses

dan barang jadi terhadap spesifikasi,standart produk dan standart

mutu yang telah ditetapkan dalam Sistem Manajemen Mutu .

b. Quality control bertanggung jawab menjamin bahwa semua

inspeksi dan pengujian dilakukan dengan benar sesuai metode

inspeksi / uji tehnik statistik, alat ukur yang terakhir, dan

standar uji barang.

21. Sekretaris

Bertanggung jawab terhadap kelancaran tugas direktur baik untuk

kepentingan internal maupun eksternal.

22. Wakil Manajemen

Wakil Manajemen bertanggung jawab menjamin penerapan system

manajemen mutu, menjaga kesesuaian dengan standar, dan

melaporkan kinerja system manajemen mutu serta berhubungan

dengan pihak luar perusahaan yang berhubungan dengan system

mutu.

23. PPIC (Production Planning Inventory Control)

a. Bertanggung jawab terhadap realisasi produksi sesuai dengan

perencanaan jadwal produksi yang telah dibuat.

b. Bertanggung jawab pada peningkatan efisiensi dan produktifitas

produksi

c. Bertanggung jawab terhadap control inventory baik bahan baku

maupun raw material

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 26

Page 27: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

d. Bertanggung jawab menjaga stock minimum barang jadi.

2.2.5 Tim K3

PT. Tesena Inovindo adalah perusahaan yang sudah mulai menerapkan

sistem manajemen K3. Team K3 di PT. Tesena Inovindo mempunyai

maksud dan tujuan yaitu :

“Agar setiap tenaga kerja mendapt perlindungan atas keselamatan

dalammelakukan pekerjaan semi kesejahteraan dan mningkatkan

produksi dan produktivitas kerja.”

Tim K3 beranggotakan 7 orang yaitu :

Ketua : Yudi Saepudin

Anggota : - Herdian Saputro

- Ridwan

- Edi Prawira

- Riadhie

- Hening

- Ismawan

Team K3 mempunyai tugas sebagai berikut :

a. Penanganan untuk pertolongan pertama.

b. Penanganan kecelakaan untuk ke rumah sakit.

c. Pemeriksaan tabung pemadam dari kadaluarsa dan kebersihan serta

keindahan.

d. Penanganan tabung kebakaran

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 27

Page 28: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

2.2.6 Sumber Daya Manusia

PT Tesena Inovindo menetapkan dan menyediakan sumber daya yang

memadai untuk menerapkan dan memelihara keefektifan pelaksanaan

system manajemen mutu dan dalam rangka memenuhi persyaratan

perundangan & kepuasan pelanggan.

Adapun sumber daya manusia di PT.Tesena Inovindo, dengan jumlah

karyawan 93 orang terdiri dari karyawan tetap dan karyawan harian

sebagai berikut:

1. Direktur : 1 orang

2. Sekretaris : 1 orang

3. Marketing : 6 orang

4. Administrasi & umum : 10 orang

5. RND : 6 orang

6. Service : 6 orang

7. Produksi tetap

a. Divisi Welding : 15 orang

b. Divisi Flexyglass : 5 orang

c. Divisi Painting : 2 orang

d. Divisi Assembling : 7 orang

e. Divisi Elektro & Setting : 11 orang

8. Produksi harian : 23 orang

+

Total : 93 orang

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 28

Page 29: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

BAB III

METODE PENGUMPULAN DATA

3.1 Waktu Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapangan di PT. Tesena

Inovindo di mulai dari tanggal 19 November s/d 14 Desember 2012.

Kegiatan yang kami lakukan dilaksanakan oleh 4 orang mahasiswi.

3.2 Cara Pengumpulan Data

3.2.1 Observasi

Observasi pengelolaan kesehatan lingkungan industri (penyehatan ruang

dan bangunan, penyediaan air bersih, pengelolaan air limbah,

pengelolaan sampah padat, pengendalian vektor penyakit, penyehatan

makanan dan minuman, serta kesehatan dan keselamatan kerja)

3.2.2 Pengukuran

Pengukuran komponen lingkungan fisik (suhu, kelembaban, intensitas

pencahayaan, tingkat kebisingan, dan kadar debu).

3.2.3 Wawancara

Wawancara kepada koordinator divisi bagian produksi dan pekerja

lainnya.

3.3 Alat Ukur yang Digunakan

Alat ukur yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai

berikut:

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 29

Page 30: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

3.3.1 Kuesioner

Merupakan daftar pertanyaan untuk wawancara dengan pekerja. Data

yang didapatkan melalui kuesioner, dianalisis kemudian disajikan dalam

bentuk tabel dan narasi.

Untuk data kuesioner pertanyaan yang tersedia meliputi pengetahuan,

sikap, dan tindakan yang terdiri dari beberapa pertanyaan. Bobot nilai

jawaban adalah sebagai berikut:

a. Pilihan a mempunyai bobot nilai 2, karena jawaban yang tersedia

dianggap paling benar.

b. Pilihan b mempunyai bobot nilai 1, karena jawaban yang tersedia

dianggap mendekati benar.

c. Pilihan c mempunyai bobot nilai 0, karena jawaban yang tersedia

dianggap kurang benar.

Sistem penilaian yang digunakan:

1. Kuesioner K3

Nilai tertinggi = 2 x 5 soal = 10

Nilai Terendah = 0 x 5 soal = 0

Rumus : C = Xn – Xi

3

C = 10 – 0 = 3,3

3

Rentang Nilai Kategori

0-3,33 Kurang

3,34-6,67 Cukup

6.68-10 Baik

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 30

Page 31: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

2. Kuesioner Kebisingan

Nilai tertinggi = 2 x 8 soal = 16

Nilai Terendah = 0 x 8 soal = 0

Rumus : C = Xn – Xi

3

C = 1 6 – 0 = 5,3

3

Rentang Nilai Kategori

0-5,33 Kurang

5,34-10,67 Cukup

10,68-16 Baik

3.3.2 Check list

Merupakan daftar cek untuk observasi pengelolaan kesehatan

lingkungan industri. Untuk data hasil check list berdasarkan Buku Statistik

“Teori dan Aplikasi edisi ke enam; J.Supranto (2004:64)”

Penilaian untuk setiap variabel adalah :

Hasil checklist = ∑ Jawaban “Ya” tiap variabel x 100 %

∑ Pertanyaan

Untuk penilaian rentang nilai pada checklist antara lain :

Rentang Nilai (%) Kategori

<75% Tidak memenuhi syarat

75% Memenuhi syarat

3.3.3 Alat pengukur keadaan lingkungan fisik

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 31

Page 32: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

1. Sound Level Meter untuk pengukuran tingkat kebisingan

2. High Volume Sampler untuk pengukuran kadar debu lingkungan

3. Area Heat Stress Monitor untuk mengukur suhu dan tingkat

kelembaban ruangan

4. Lux Meter untuk pengukuran intensitas pencahayaan.

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 32

Page 33: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

BAB IV

HASIL IDENTIFIKASI

Identifikasi masalah dilakukan melalui pengamatan dengan menggunakan

wawancara, checklist, pengisian kuesioner pada pekerja, serta melakukan

pengukuran di ruang produksi PT. Tesena Inovindo.

4.1 Sanitasi Lingkungan

Berdasarkan pengamatan yang telah kami lakukan di PT. Tesena

Inovindo, secara umum sanitasi lingkungan di PT. Tesena Inovindo

sudah memenuhi syarat (81,92%) (hasil cheklist terlampir).

4.1.1 Ruang dan Bangunan

Berdasarkan hasil observasi, hasil check list mengenai ruang dan

bangunan di PT. Tesena Inovindo sebesar 78,5 % sehingga berada

dalam katagori memenuhi syarat.

1. Lingkungan luar (halaman)

Kondisi lingkungan luar di PT. Tesena Inovindo bersih, tidak ada

genangan air, terdapat pagar dan batasan yang jelas. PT. Tesena

Inovindo juga memiliki lahan terbuka (lahan hijau) yang terletak di

belakang bangunan produksi namun kondisinya belum terawat

dengan baik.

2. Bangunan

Konstruksi bangunan PT. Tesena Inovindo (gedung kantor, gedung

produksi, gedung tempat penyimpanan, dll) terpelihara dengan baik

sesuai dengan fungsinya. Ada sedikit renovasi pada gudang

penyimpanan bahan baku besi. Namun, terdapat bagian yang

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 33

Page 34: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

memungkinkan terjadinya kecelakan, yaitu pada tangga ruang

produksi (pabrik). Tangga terbuat dari rangkaian besi dengan bawah

tangga terdapat kolong.

3. Lantai

Keadaan lantai di perkantoran dengan keadaan lantai gedung

produksi tidak berbeda yaitu, menggunakan ubin. Hanya saja

terdapat perbedaan pada lantai bagian produksi divisi welding.

Kondisi lantai di masing – masing gedung dalam keadaan bersih,

tidak licin dan permukaan lantai rata. Lantai dibersihkan setiap pagi

dan sore.

4. Dinding dan langit-langit

Dinding dalam keadaan baik, terpelihara, berwana terang, kokoh,

namun terdapat sedikit retakan. Langit – langit pada semua gedung

PT. Tesena Inovindo memiliki ketinggian langit – langit lebih dari 2,5

m dari lantai. Langit-langit pada bagian Quality control di lantai 2

terdapat sedikit kerusakan. Pada ruang painting, atap yang

digunakan berupa susunan asbes, belum kokoh, dan bocor ketika

hujan.

5. Ventilasi

Di ruang produksi PT. Tesena Inovindo menggunakan ventilasi alami,

dengan bantuan kipas angin dan exhaust fan. Sedangkan, untuk

ruang kantor seluruhnya menggunakan pendingin ruangan (AC).

Namun, udara pada ruang produksi masih terasa panas dan kurang

nyaman karena penyediaan exhaust fan yang masih kurang.

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 34

Page 35: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

4.1.2 Penyediaan Air Bersih

Berdasarkan hasil observasi, hasil check list mengenai penyediaan air

bersih di PT. Tesena Inovindo sebesar 100 % sehingga berada dalam

katagori memenuhi syarat.

Kebutuhan air bersih PT. Tesena Inovindo dibagi menjadi dua, yaitu:

kebutuhan air untuk perkantoran dan kebutuhan air untuk kegiatan

produksi. PT. Tesena Inovindo memiliki penampungan air atau reservoir

sebanyak 5 buah reservoir. 2 buah reservoir untuk penyediaan air bersih

pada perkantoran, dan 3 buah reservoir untuk penyediaan air bersih di

bagian produksi. Sumber air yang digunakan berasal dari air tanah.

Penampungan air bersih atau reservoir berlokasi di bagian samping

gedung produksi.

Penyediaan air bersih di perusahaan ini cukup untuk memenuhi

kebutuhan air bersih bagi seluruh karyawan dalam proses produksi

maupun kebutuhan air bersih lainnya. Pendistribusiannya mengunakan

sistem perpipaan. Secara fisik air bersih telah memenuhi persyaratan

fisik yaitu : tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna. Untuk kualitas

air bersih secara kimia dan biologi kami tidak melakukan pemeriksaan.

4.1.3 Pengelolaan Air Limbah

Berdasarkan hasil observasi, hasil check list mengenai pengelolaan air

limbah di PT. Tesena Inovindo sebesar 100 % sehingga berada dalam

katagori memenuhi syarat.

Sumber air limbah PT. Tesena Inovindo berasal dari kegiatan produksi

dan kegiatan rumah tangga. Pengelolaan air limbah rumah tangga seperti

air bekas cucian piring dan kamar mandi langsung dialirkan ke saluran air

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 35

Page 36: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

yang akan menuju kali/sungai. Untuk pembuangan tinja langsung

dialirkan ke septic tank. Sedangkan untuk pengelolaan air limbah hasil

proses produksi akan diolah terlebih dahulu di IPAL sebelum dibuang ke

kali.

Air limbah hasil proses produksi di PT. Tesena Inovindo adalah air limbah

yang berasal dari proses painting. Dimana proses painting adalah proses

produksi satu-satunya yang menghasilkan air limbah yang mengandung

bahan kimia berbahaya.

IPAL yang dibangun di PT. Tesena Inovido berjumlah 1 (satu) buah

dengan kapasitas mencukupi. Pembuangan air limbah hasil olahan IPAL

terletak di belakang lokasi PT. Tesena Inovindo. IPAL dapat menampung

air limbah dengan baik dan tidak bocor. Saluran limbah kedap air,

tertutup, dapat mengalir dengan lancar namun, bau air limbah masih

dapat terasa.

Tahap-tahap pengolahan limbah hasil produksi yang dilakukan oleh PT.

Tesena Inovindo yaitu :

1. Bak Treatment

a. Bak I (Derusting)

Proses derusting dalam bak 1 berfungsi untuk membantu

menghilangkan minyak, grease, atau oli, menghilangkan karat

dan menghilangkan carbon pada bahan baku produksi. Bahan

kimia yang digunakan pada proses ini merupakan asam kuat.

b. Bak II (Water Rinse 1)

Setelah melalui proses derusting pada bak 1, bahan baku

dicelupkan ke dalam bak II (Water Rinse 1) yang merupakan air

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 36

Page 37: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

bersih. Fungsi air bersih dalam bak II ini untuk menghilangkan

sisa-sisa derusting supaya tidak terbawa ke proses selanjutnya.

c. Bak III (Surface Conditioning)

Proses ini berfungsi untuk meratakan lapisan zinc phosphating

sehingga ketebalan lapisan zinc sama di semua permukaan metal

(memperhalus material).

d. Bak IV

Proses ini berfungsi untuk menambah daya tahan karat dan

meningkatkan kekerasan / hardness material.

e. Bak Pencucian

Di bak ini material dibersihkan dengan air mengalir dengan tujuan

untuk menghilangkan zat dari proses sebelumnya.

2. Bak Penampungan

Air limbah hasil dari proses painting dialirkan melalui suatu jaringan

pipa ke bak penampung. Pada bak penampung ini, air limbah

ditampung sebelum masuk ke fase pengolahan limbah selanjutnya.

Bak penampung ini juga terdapat saringan atau filter yang berfungsi

menyaring partikel besi yang ikut terbawa dalam air limbah saat

proses pencelupan. Selanjutnya, air limbah akan dialirkan ke mixing

tank (bak reactor).

3. Bak Reaktor

Kumpulan air limbah dari bak penampung dialirkan ke mixing tank

untuk dilakukan pengecekan kadar pH. Pengecekan kadar pH

dilakukan dua kali, saat air limbah pertama kali masuk dan saat air

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 37

Page 38: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

limbah setelah dicampur bahan kimia. Saat air limbah berada di

mixing tank, air limbah akan diberikan bahan-bahan kimia. Bahan

kimia yang dipergunakan yaitu :

a. CaCH2 (kapur)

b. H2SO4

c. P.A.C (Poly Aluminium Clorid)

d. Multi Flox

Setelah diketahui kadar pH dari air limbah, maka air limbah akan

mendapat perlakuan sesuai dengan kadar pHnya.

a. Kondisi pH asam

Apabila kondisi pH asam, maka pengecekan menggunakan

bahan kimia yaitu CaCH2. CaCH2 yang digunakan sebanyak 15 L.

CaCH2 ini berfungsi dalam proses menaikkan atau mendapatkan

pH standard yaitu : 6 - 7.

b. Kondisi pH basa

Apabila kondisi pH basa, maka pengecekan menggunakan bahan

kimia yaitu H2SO4. H2SO4 yang digunakan sebanyak 15 L. H2SO4

ini berfungsi dalam proses menurunkan atau mendapatkan pH

standard yaitu : 6 - 7.

Kemudian dimasukkan P.A.C (Poly Aluminium Clorid) ke dalam

cairan yang telah dicampur dengan kapur tersebut. Kegunaan

dari P.A.C (Poly Aluminium Clorid) sendiri adalah untuk

mengendapkan debu atau slad yang ada pada air limbah

tersebut. Untuk mempercepat pengendapan debu atau slad dan

untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat maka ditambahkanlah

multi flox secukupnya.

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 38

Page 39: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

Apabila proses reaksi telah dilakukan seperti yang dijelaskan di

atas selesai, maka akan mendapatkan hasil pemisahan antara air

dan debu atau slad yang telah distandarkan pH-nya. Sehingga air

yang dihasilkan menjadi netral.

Kotoran yang dihasilkan dari air limbah tersebut berbentuk debu

atau slad yang mengandung ion-ion seperti :

1) Zinc

2) Nikel

3) Mangan

4) Besi

5) Sodium

6) Calsium

7) Magnesium

8) Phosphat

9) Nitrat

10)Nitrit

11)Carbonat

12)Clor

13)Flor

14)Sulfat Sulfit

4. Chlorinasi

Air limbah yang ph nya sudah menjadi netral kemudian masuk ke

dalam bak chlorinasi untuk ditambahkan chlorine.

5. Filtrasi

Air dari bak clorinasi kemudian dipompa ke saluran filtrasi Active

Carbon dan Ferro Filter. Sehingga air yang keluar sudah bebas dari

partikel-partikel yang mungkin masih lolos pada tahap sebelumnya.

6. Bak Monitoring

Proses terakhir dalam pengolahan limbah adalah pengecekan pada

bak monitoring. Kadar pH pada bak monitoring harus berada pada

posisi netral 7. Bak moitoring berisi banyak ikan mas. Ikan ini sebagai

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 39

Page 40: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

bio indikator, bahwa air limbah tersebut layak untuk dibuang ke

badan sungai.

4.1.4 Pengelolaan Sampah Padat

Berdasarkan hasil observasi, hasil check list mengenai sampah padat di

PT. Tesena Inovindo sebesar 69,2 % sehingga berada dalam katagori

tidak memenuhi syarat.

Sumber sampah PT. Tesena Inovindo berasal dari kegiatan perkantoran,

sampah domestik dan kegiatan produksi. Sampah domestik seperti sisa-

sisa bungkus makanan, pecahan gelas, tissu dan botol minuman.

Sampah perkantoran seperti kertas. Sedangkan sampah dari kegiatan

produksi seperti sisa-sisa potongan stainless steel, potongan besi,

potongan aluminium dan potongan akrilik.

Tahapan pengelolaan sampah yang dilakukan oleh PT. Tesena Inovindo

yaitu :

1. Pewadahan Sampah

PT.Tesena Inovindo memiliki tempat sampah sebelum dikumpulkan

lalu di angkut serta dibuang (dimusnahkan). Kontruksi tempat sampah

yang digunakan menggunakan tempat sampah kecil, memiliki tutup,

kedap air, mudah dibersihkan dan tidak berkarat. Tempat sampah

tersebar kurang merata di ruang produksi dan perkantoran.

2. Pengumpulan Sampah

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 40

Page 41: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

Sampah hasil produksi berupa potongan stainless steel, potongan

akrilik, dan potongan aluminium serta potongan besi yang dihasilkan

oleh PT. Tesena Inovindo dikumpulkan di gudang bahan baku.

Sedangkan sampah perkantoran maupun domestik dikumpulkan di

lahan kosong milik PT. Tesena Inovindo yang terletak di belakang

divisi welding, tanpa memiliki TPS sebagai tempat penampungan

sampah sementara.

Jumlah tempat sampah yang tersedia memadai. Konstruksi tempat

sampah yang tersedia di PT. Tesena Inovindo kuat, ringan, dan

volume mencukupi namun, tempat sampah di samping pintu kantor

ruang produksi tidak tertutup dan tidak ada pemisahan antara sampah

organik dan sampah non-organik.

3. Pembuangan / pemusnahan sampah

PT. Tesena Inovindo mengurus pemusnahan sampahnya sendiri.

Sampah yang telah dikumpulkan di lahan kosong kemudian dibakar.

Sampah produksi yang masih bisa dimanfaatkan seperti potongan-

potongan besi, alumunium, stainless steel dan sebagainya, dijual

kembali ke tempat penjualan besi bekas. Sedangkan untuk sampah

kardus, dijual ke tempat penjualan barang-barang bekas.

Di PT. Tesena Inovindo terdapat petugas khusus yang mengolah

sampah namun APD (Alat Pelindung Diri) yang digunakan belum

lengkap seperti masker dan sarung tangan.

4.1.5 Pengendalian Vektor Penyakit dan Binatang Pengganggu

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 41

Page 42: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

Berdasarkan hasil observasi, hasil check list mengenai pengendalian

vektor di PT. Tesena Inovindo sebesar 60 % sehingga berada dalam

katagori tidak memenuhi syarat.

Tidak terlihat adanya vektor pengganggu seperti kecoa dan tikus, tetapi

masih terlihat lalat yang terdapat pada kantor ruang produksi

dikarenakan tempat sampah yang berada di samping pintu kantor ruang

produksi tidak memiliki tutup, sehingga pada saat orang keluar – masuk

lalat tersebut juga dapat masuk ke dalam ruangan.

PT. Tesena Inovindo tidak bekerjasama dengan jasa pest control, dan

tidak terdapat bagian yang khusus menangani masalah vektor penyakit

dan binatang pengganggu. Namun pengendalian vektor ditangani oleh

bagian maintenance atau bagian umum.

Di beberapa ruangan, seperti ruang kantor, gudang bahan baku

elektronik dan ruang divisi elektro dipasang alat pest control yang dapat

mengeluarkan gelombang suara untuk mengusir tikus maupun kecoa

keluar dari ruangan. Alat tersebut mengeluarkan gelombang suara yang

membuat vektor dan binatang pengganggu tidak nyaman berada di

dalam ruangan. Sehingga belum ada keluhan atas masalah vektor dan

binatang pengganggu. Selain itu, PT. Tesena Inovindo juga mengikuti

acara fogging yang diselenggarakan oleh warga sekitar.

4.1.6 Penyehatan Makanan dan Minuman

PT. Tesena Inovindo tidak memiliki tempat khusus pengolahan makanan.

Hanya terdapat penyediaan air minum berupa 2 galon air mineral di

ruang produksi (di depan gudang komponen dan di ruang painting), dan

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 42

Page 43: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

terdapat dapur kantor pada lantai dua yang hanya digunakan untuk

membuat minuman. Dapur yang ada di dalam ruang perkantoran hanya

berfungsi sebagai tempat penyediaan minuman bagi seluruh karyawan di

lantai 2. Sedangkan untuk makan siang karyawan, mereka dipersilahkan

membeli makanan di rumah makan yang ada di sekitar PT. Tesena

Inovindo atau membawa makanan dari rumah.

4.1.7 Fasilitas Penunjang

Berdasarkan hasil observasi, hasil check list mengenai fasilitas

penunjang di PT. Tesena Inovindo sebesar 66,7 % sehingga berada

dalam katagori tidak memenuhi syarat.

Fasilitas yang terdapat pada PT. Tesena Inovindo antara lain: toilet,

mushola, tempat parkir, dan ruang tunggu. Toilet terdapat di dalam kantor

dan pada area produksi. Jumlah toilet yang ada sudah mencukupi, dan

memiliki fasilitas, seperti wastafel, jamban, dan sabun cuci tangan, tetapi

toilet pria dan wanita tidak terpisah. Keadaan lantai toilet kuat, kedap air,

tidak licin, bersih, dan terdapat lantai toilet yang sedikit retak.

Area parkir di PT. Tesena Inovindo tidak mencukupi untuk semua

pegawai, dan tidak terdapat jalur yang berbeda untuk keluar dan masuk

kendaraan.

Mushola yang terdapat di PT. Tesena Inovindo ada 2, yaitu pada bagian

kantor administrasi dan pada area produksi. Jumlahnya sudah memenuhi

jumlah pekerja yang ada.

4.2 Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 43

Page 44: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

Pada tanggal 11 Januari 2012, PT. Tesena Inovindo mengikuti program

pelatihan simulasi pemakaian tabung pemadam kebakaran yang

diadakan oleh petugas pemadam kebakaran di wilayah DKI Jakarta

dalam rangka pembinaan SDM tentang K3.

Alat pelindung diri (APD) untuk para pekerja di PT. Tesena Inovindo telah

disediakan dengan jumlah yang mamadai untuk pekerja. Namun pada

saat observasi, terlihat banyak pekerja yang tidak memakai alat

pelindung diri (APD) lengkap yang sesuai pada saat bekerja. Maka dari

itu kami memberikan kuesioner tentang kesehatan dan keselamatan

kerja kepada pekerja di bagian produksi untuk mengetahui lebih lanjut.

Pekerja di bagian produksi berjumlah 63 orang, namun hanya diizinkan

28 pegawai untuk menjadi responden.

4.2.1 Gambaran Tentang K3 Pada Pekerja Produksi Divisi Welding PT.

Tesena Inovindo

Bagian produksi welding merupakan bagian yang melakukan

pemotongan, pembubutan, pengelasan bahan baku produksi berupa

besi, baja, stainless steel maupun alumunium.

Dilihat dari pekerjaannya, faktor resiko kecelakaan kerja pada bagian

welding sangat besar seperti tangan terpotong, tergores, terkena

percikan api dari pengelasan, gangguan penengaran, gangguan

pernapasan, dan lain sebagainya. Alat pelindung diri yang harus

digunakan pada pekerja bagian welding yaitu, ear plug untuk melindungi

pendengaran pekerja, kacamata anti UV, kacamata fox, kedok las argon

untuk melindungi mata dan wajah pekerja bagian pengelasan, serta

masker untuk melindungi pernapasan dari bau dan debu sisa pengelasan

maupun pemotongan besi, sarung tangan untuk melindungi tangan

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 44

Page 45: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

pekerja pada pekerjaan kasar. Namun rata-rata pekerja mengabaikan

pemakaian masker dan ear plug dengan alasan tidak biasa dan kurang

nyaman.

Aspek sosial pada pekerja yang dilihat meliputi umur, masa kerja,

pendidikan, pengetahuan, sikap, dan tindakan. Kuesioner dibagikan

kepada 10 pekerja divisi welding.

1. Umur

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner terhadap 10 responden di

divisi welding, mengenai umur pekerja dapat dilihat pada tabel berikut

:

Tabel 1

Distribusi Responden Berdasarkan Golongan Umur

Di Divisi Welding PT. Tesena Inovindo

Tahun 2012

Umur Jumlah %

<25 tahun 0 0

25-45 tahun 8 80

>45 tahun 2 20

Jumlah 10 100

Sumber. Data Primer terolah tahun 2012

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa distribusi responden

berdasarkan umur yang terbesar ada pada kelompok umur 24-45

tahun sebanyak 8 responden dengan persentase sebesar 80%,

sedangkan pada umur lebih dari 45 tahun sebanyak 2 responden

dengan persentase sebesar 20%.

2. Masa Kerja

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 45

Page 46: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

Menurut hasil penyebaran kuesioner kepada 10 responden di divisi

welding distribusi pekerja berdasarkan masa kerja dapat dilihat pada

tabel berikut :

Tabel 2

Distribusi Responden Berdasarkan Masa Kerja Pekerja

Di Divisi Welding PT. Tesena Inovindo

Tahun 2012

Masa Kerja Jumlah %

<1 tahun 0 0

1-9 tahun 4 40

>9 tahun 6 60

Jumlah 10 100

Sumber. Data Primer terolah tahun 2012

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa distribusi responden

berdasarkan masa kerja yang terbesar ada pada kelompok yang

bekerja >9 tahun sebanyak 6 responden dengan persentase 60%,

sedangkan masa kerja pada kelompok yang bekerja 1-9 tahun

sebanyak 4 responden dengan persentase 40%.

3. Pendidikan

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner di divisi welding PT. Tesena

Inovindo berdasarkan tingkat pendidikan formal terakhir pekerja

didapatkan keseluruhan responden berpendidikan SMA/sederajat

yaitu sebanyak 10 responden dengan persentase 100%.

4. Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 46

Page 47: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

Menurut hasil penyebaran kuesioner pada 10 responden divisi

welding PT. Tesena Inovindo berdasarkan tingkat pengetahuan, sikap

dan tindakan tentang K3 diketahui keseluruhan responden memiliki

pengetahuan, sikap, dan tindakan yang baik dengan persentase

100%.

4.2.2 Gambaran Tentang K3 Pada Pekerja Produksi Divisi Assembling

Divisi assembling merupakan bagian produksi PT. Tesena Inovindo yang

melakukan proses produksi berupa perakitan bahan baku yang telah

dicetak/dibentuk. bahan-bahan yang dirakit berupa bahan besi,

alumunium ataupun stainles steel dan bahan kaca akrilik/flexyglass.

Dilihat dari pekerjaannya, faktor resiko kecelakaan kerja pada bagian

assembling diantaranya tangan terjepit, tergores, tersengat aliran listrik,

terjatuhan barang-barang dari atas, dan lain sebagainya. Alat pelindung

diri yang harus digunakan yaitu, sepatu/sandal kerja anti statis, dan

masker untuk melindungi pernapasan dari asap hasil penyolderan.

Namun, rata-rata pekerja mengabaikan pemakaian masker.

Aspek yang dilihat meliputi umur, masa kerja, pendidikan, pengetahuan,

sikap, dan tindakan. Kuesioner dibagikan kepada 7 pekerja divisi

assembling.

1. Umur

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 47

Page 48: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner terhadap 7 responden di

divisi assembling, mengenai umur pekerja dapat dilihat pada tabel

berikut :

Tabel 3

Distribusi Responden Berdasarkan Golongan Umur

Di Divisi Assembling PT. Tesena Inovindo

Tahun 2012

Umur Jumlah %

<25 tahun 1 14,3

25-45 tahun 6 85,7

>45 tahun 0 0

Jumlah 7 100

Sumber. Data Primer terolah tahun 2012

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa distribusi responden

berdasarkan umur yang terbesar ada pada kelompok umur 24-45

tahun sebanyak 6 responden dengan persentase sebesar 85,7%,

sedangkan pada umur kurang dari 25 tahun sebanyak 1 responden

dengan persentase sebesar 14,3%.

2. Masa Kerja

Menurut hasil penyebaran kuesioner di divisi assembling distribusi

responden berdasarkan masa kerja dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4

Distribusi Responden Berdasarkan Masa Kerja Pekerja

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 48

Page 49: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

Di Divisi Assembling PT. Tesena Inovindo

Tahun 2012

Masa Kerja Jumlah %

<1 tahun 0 0

1-9 tahun 3 42,9

>9 tahun 4 57,1

Jumlah 7 100

Sumber. Data Primer terolah tahun 2012

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa distribusi responden

berdasarkan masa kerja yang terbesar ada pada kelompok yang

bekerja >9 tahun sebanyak 4 responden dengan persentase 57,1%,

sedangkan masa kerja pada kelompok yang bekerja 1-9 tahun

sebanyak 3 responden dengan persentase 40%. Sementara, tidak

ada responden dengan masa kerja kurang dari 1 tahun.

3. Pendidikan

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner di divisi assembling PT.

Tesena Inovindo terhadap 7 responden berdasarkan tingkat

pendidikan formal terakhir, keseluruhan pekerja berpendidikan formal

terakhir yaitu SMK/sederajat dengan persentase 100%.

4. Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan

Menurut hasil penyebaran kuesioner pada pekerja divisi assembling

yang disebarkan pada 7 responden berdasarkan tingkat

pengetahuan, sikap dan tindakan tentang K3 diketahui keseluruhan

responden memiliki pengetahuan, sikap, dan tindakan yang baik

dengan persentase 100%.

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 49

Page 50: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

4.2.3 Gambaran Tentang K3 Pada Pekerja Produksi Divisi Flexyglass

Bagian produksi divisi flexyglass merupakan bagian yang melakukan

pemotongan, pembentukan, penekukan, penghalusan bahan baku

produksi berupa bahan flexyglass atau kaca akrilik.

Dilihat dari pekerjaannya, faktor resiko kecelakaan kerja yang dapat

terjadi pada pekerja bagian flexyglass seperti, tangan terjepit mesin,

tergores, gangguan pendengaran, gangguan pernapasan, dan lain

sebagainya. Alat pelindung diri yang harus digunakan pada pekerja divisi

flexyglass yaitu, ear plug untuk melindungi diri dari kebisingan yang

ditimbulkan dari mesin pemotongan akrilik, dan masker untuk melindungi

saluran pernapasan dari debu sisa pemotongan kaca akrilik. Namun

terkadang ear plug dan masker diabaikan pemakaiannya.

Aspek yang dilihat meliputi umur, masa kerja, pendidikan, pengetahuan,

sikap, dan tindakan. Kuesioner dibagikan kepada 4 pekerja dari 5

pekerja di divisi flexyglass.

1. Umur

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner terhadap responden di

divisi flexyglass, mengenai umur pekerja dapat dilihat pada tabel

berikut :

Tabel 5

Distribusi Responden Berdasarkan Golongan Umur

Di Divisi Flexyglass PT. Tesena Inovindo

Tahun 2012

Umur Jumlah %

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 50

Page 51: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

<25 tahun 1 25

25-45 tahun 3 75

>45 tahun 0 0

Jumlah 4 100

Sumber. Data Primer terolah tahun 2012

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa distribusi responden

berdasarkan umur yang terbesar ada pada kelompok umur 24-45

tahun sebesar 75% dengan jumlah 3 responden, sedangkan pada

umur kurang dari 25 tahun sebesar 25% dengan jumlah 1 responden.

2. Masa Kerja

Menurut hasil penyebaran kuesioner di divisi flexyglass, distribusi

pekerja berdasarkan masa kerja dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 6

Distribusi Responden Berdasarkan Masa Kerja Pekerja

Di Divisi Flexyglass PT. Tesena Inovindo

Tahun 2012

Masa Kerja Jumlah %

<1 tahun 0 0

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 51

Page 52: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

1-9 tahun 2 50

>9 tahun 2 50

Jumlah 4 100

Sumber. Data Primer terolah tahun 2012

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa distribusi responden

berdasarkan masa kerja, pada kelompok yang bekerja lebih dari 9

tahun dan kelompok kerja 1-9 tahun memiliki jumlah responden yang

sama yaitu masing-masing 2 orang dengan persentase masing-

masing 50%. Sementara, tidak ada responden dengan masa kerja

kurang dari 1 tahun.

3. Pendidikan

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner di divisi flexyglass PT.

Tesena Inovindo terhadap 4 pekerja berdasarkan tingkat pendidikan

formal terakhir, keseluruhan pekerja berpendidikan formal terakhir

yaitu SMK/sederajat dengan persentase 100%.

4. Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan

Menurut hasil penyebaran kuesioner pada pekerja divisi flexyglass

PT. Tesena Inovindo berdasarkan tingkat pengetahuan, sikap dan

tindakan tentang K3 diketahui keseluruhan responden memiliki

pengetahuan, sikap, dan tindakan yang baik dengan persentase

100%.

4.2.4 Gambaran Tentang K3 Pada Pekerja Produksi Divisi Painting

Bagian produksi divisi painting merupakan bagian yang melakukan

pengecatan pada bahan baku produksi berupa besi, baja, stainless steel

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 52

Page 53: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

maupun alumunium yang telah dikerjakan pada divisi welding. Proses

pengecatan yang dilakukan menggunakan cat bubuk/powder, yang

sebelumnya bahan baku telah dilakukan pencelupan dengan

menggunakan bahan-bahan kimia yang berbahaya bagi tubuh manusia.

Dilihat dari pekerjaannya, faktor resiko kecelakaan kerja yang dapat

terjadi pada pekerja bagian painting diantaranya tercebur ke dalam bak

pencelupan, terpeleset karena lantai basah, gangguan pernapsan karena

menghirup cat powder dan bahan kimia lainnya, gatal-gatal pada kulit

karena bahan kimia berbahaya, dan lain sebagainya. Alat pelindung diri

yang harus digunakan oleh pekerja divisi painting yaitu, safety belt untuk

pekerja bagian pencelupan agar tidak tercebur ke dalam bak pencelupan,

sarung tangan anti air untuk melindungi tangan dari zat-zat kimia

berbahaya, masker untuk melindungi pernapasan dari bau dan serbuk

sisa pengecatan dari zat kimia yang digunakan, serta sepatu boots untuk

melindungi kaki dan mencegah agar tidak terpeleset.

Aspek yang dilihat meliputi umur, masa kerja, pendidikan, pengetahuan,

sikap, tindakan. Kuesioner dibagikan kepada 2 pekerja bagian painting

1. Umur

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner terhadap responden di divisi

painting, mengenai umur pekerja didapatkan keseluruhan pekerja ada

pada golongan umur 25-45 tahun, dengan persentase 100%.

2. Masa Kerja

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner terhadap responden di divisi

painting, mengenai masa kerja, 1 responden masa kerja antara 1-9

tahun dan 1 responden masa kerja lebih dari 9 tahun.

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 53

Page 54: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

3. Pendidikan

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner di divisi painting PT. Tesena

Inovindo. Distribusi pekerja berdasarkan tingkat pendidikan formal

terakhir pekerja yaitu 1 responden peendidikan terakhir

SMA/Sederajat dan 1 responden pendidikan terakhir

Akademik/Perguruan Tinggi.

4. Pengetahuan

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner di divisi painting PT.

Tesena Inovindo. Distribusi pekerja berdasarkan tingkat pengetahuan

pekerja mengenai K3 didapatkan hasil keseluruhan pekerja memiliki

pengetahuan yang baik yaitu 100%.

5. Sikap

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner di divisi painting PT.

Tesena Inovindo. Distribusi pekerja berdasarkan tingkat sikap pekerja

mengenai K3 didapatkan hasil keseluruhan pekerja memiliki sikap

yang baik yaitu 100%.

6. Tindakan

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner di divisi painting PT.

Tesena Inovindo. Distribusi pekerja berdasarkan tindakan pekerja

yaitu, 1 responden memiliki tindakan baik dan 1 responden memiliki

tindakan cukup.

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 54

Page 55: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

4.2.5 Gambaran Tentang K3 Pada Pekerja Produksi Divisi Elektro dan

Setting

Divisi elektro dan setting merupakan bagian produksi yang berkaitan

dengan instalasi listrik. Pekerja divisi elektro mengerjakan bahan baku

yang sudah dirakit di bagian assembling yang memerlukan instalasi

listrik. Kemudian menuju ruang setting untuk mengatur ukuran-ukuran

seperti temperature yang digunakan dalam barang produksi.

Ruangannya terletak di lantai 2 sehingga terpisah dari kegiatan produksi

lainnya yang dapat mengganggu konsentrasi dalam bekerja.

Dilihat dari pekerjaannya, faktor resiko kecelakaan kerja yang dapat

terjadi pada pekerja bagian elektro dan setting antar lain tersengat aliran

listrik, tersandung kabel-kabel, kelelahan pada mata karena bekerja pada

objek yang kecil dan memerlukan ketelitian yang tinggi, dan lain

sebagainya. Alat pelindung diri yang harus digunakan pada pekerja

bagian elektro dan setting yaitu sepatu/sandal anti-statis agar dapat

melindungi pekerja dari sengatan arus listrik.

Aspek yang dilihat meliputi umur, masa kerja, pendidikan, pengetahuan,

sikap, tindakan.

1. Umur

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner terhadap 5 responden di

divisi elektro dan setting, mengenai umur pekerja dapat dilihat pada

tabel berikut :

Tabel 7

Distribusi Responden Berdasarkan Golongan Umur

Di Divisi Elektro dan Setting PT. Tesena Inovindo

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 55

Page 56: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

Tahun 2012

Umur Jumlah %

<25 tahun 3 60

25-45 tahun 2 40

>45 tahun 0 0

Jumlah 5 100

Sumber. Data Primer terolah tahun 2012

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa distribusi responden

berdasarkan umur, pada kelompok umur 25-45 tahun sebesar 40%

dengan jumlah 2 responden, sedangkan pada umur kurang dari 25

tahun sebesar 60% dengan jumlah 3 responden. Sementara, tidak

ada responden pada kelompok umur di atas 45 tahun.

2. Masa Kerja

Menurut hasil penyebaran kuesioner di divisi elektro dan setting,

distribusi pekerja berdasarkan masa kerja dapat dilihat pada tabel

berikut :

Tabel 8

Distribusi Responden Berdasarkan Masa Kerja Pekerja

Di Divisi Elektro dan Setting PT. Tesena Inovindo

Tahun 2012

Masa Kerja Jumlah %

<1 tahun 1 20

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 56

Page 57: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

1-9 tahun 4 80

>9 tahun 0 0

Jumlah 5 100

Sumber. Data Primer terolah tahun 2012

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa distribusi responden

berdasarkan masa kerja, pada kelompok yang bekerja kurang dari 1

tahun berjumlah 1 responden dengan persentase 20%. Kelompok

masa kerja 1-9 tahun berjumlah 4 responden dengan persentase

80%. Sedangkan, tidak ada responden dengan masa kerja lebih dari

9 tahun.

3. Pendidikan

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner di divisi elektro dan setting

PT. Tesena Inovindo. Distribusi pekerja berdasarkan tingkat

pendidikan formal terakhir pekerja dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 9

Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pekerja

Di Divisi Elektro dan Setting PT. Tesena Inovindo

Tahun 2012

Tingkat Pendidikan Jumlah %

SD 0 0

SMP 0 0

SMA/Sederajat 4 80

PT/Akademi 1 20

Jumlah 5 100

Sumber. Data Primer terolah tahun 2012

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 57

Page 58: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa distribusi responden

berdasarkan tingkat pendidikan pada divisi elektro dan setting yang

berpendidikan SMA/sederajat sebanyak 4 orang dengan persentase

80%. Responden yang berpendidikan akademi sebanyak 1 orang

dengan persentase 20%.

4. Pengetahuan

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner di divisi elektro dan setting

PT. Tesena Inovindo. Distribusi pekerja berdasarkan tingkat

pengetahuan pekerja mengenai K3 didapatkan hasil keseluruhan

responden memiliki pengetahuan yang baik yaitu 100%.

5. Sikap

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner di divisi elektro dan setting

PT. Tesena Inovindo. Distribusi pekerja berdasarkan tingkat sikap

pekerja mengenai K3 didapatkan hasil keseluruhan responden

memiliki sikap yang baik yaitu 100%.

6. Tindakan

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner di divisi elektro dan setting

PT. Tesena Inovindo. Distribusi pekerja berdasarkan tindakan

responden dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 10

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 58

Page 59: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Tindakan Pekerja

Tentang K3 Di Divisi Elektro dan Setting PT. Tesena Inovindo

Tahun 2012

Sumber. Data Primer terolah tahun 2012

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa distribusi responden

berdasarkan tindakan peketja tentang K3, sebanyak 3 responden

bertindakan baik dengan persentase 60% dan 2 responden

bertindakan cukup dengan persentase 40%.

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 59

Tindakan Jumlah %

Baik 3 60

Cukup 2 40

Kurang 0 0

Jumlah 5 100

Page 60: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

4.3 Lingkungan Kerja Fisik

4.3.1 Intensitas Pencahayaan

1. Ruang Produksi Divisi Welding

Pengukuran pencahayaan di divisi welding dilaksanakan pada hari

kamis, 23 November 2012. Jenis penerangan yang ada pada

ruang divisi welding adalah alami dan buatan. Luas ruangan divisi

welding 580 m2. Hasil pengukuran pencahayaan di divisi welding

dapat dilihat pada tabel berikut :

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 60

Page 61: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

Tabel 11

Hasil Pengukuran Intensitas Pencahayaan Setempat

Ruang Produksi Divisi Welding

PT. Tesena Inovindo

Tahun 2012

Titik AreaPencahayaan

(Lux)

Standar

(Lux) Hasil

1 Welding 1 (meja 1) 451 300 Memenuhi syarat

2 Welding 1 (meja 1) 516 300 Memenuhi syarat

3 Welding 2 154 300 Tidak memenuhi syarat

4 Welding 3 69 300 Tidak memenuhi syarat

5 Welding 4 82 300 Tidak memenuhi syarat

6 Welding 5 56 300 Tidak memenuhi syarat

7 Welding 6 84 300 Tidak memenuhi syarat

8 Mesin bubut 1 93 300 Tidak memenuhi syarat

9 Mesin bubut 2 105 300 Tidak memenuhi syarat

10 Mesin bubut 3 655 300 Memenuhi syarat

11 Meja potong 166 300 Tidak memenuhi syarat

12 Mesin potong 104 300 Tidak memenuhi syarat

13 Mesin tekuk 1 153 300 Tidak memenuhi syarat

14 Mesin tekuk 2 152 300 Tidak memenuhi syarat

15 Meja poles 30 300 Tidak memenuhi syarat

Sumber. Data Primer terolah tahun 2012

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 61

Page 62: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

2. Ruang Produksi Divisi Assembling

Pengukuran dilaksanakan pada hari kamis, 23 November 2012.

Jenis penerangan yang ada pada ruang divisi assembling adalah

alami dan buatan. Luas ruangan divisi assembling 207 m2. Hasil

pengukuran dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 12

Analisa Hasil Pengukuran Intensitas Pencahayaan Setempat

Ruang Produksi Divisi Assembling

PT. Tesena Inovindo

Tahun 2012

Titik AreaPencahayaan

(Lux)

Standar

(Lux)Hasil

1 Perangkaian cabinet 29 300 Tidak memenuhi syarat

2 Meja desain dan potong 106 300 Tidak memenuhi syarat

3Pembentukan bingkai

incubator24 300

Tidak memenuhi syarat

4Pemasangan pagar

incubator32 300

Tidak memenuhi syarat

5Pemasangan sekat

incubator109 300

Tidak memenuhi syarat

6Pemasangan nampan

incubator65 300

Tidak memenuhi syarat

7 Pemasangan due 20 300 Tidak memenuhi syarat

8 Pemasangan panel 42 300 Tidak memenuhi syarat

Sumber. Data Primer terolah tahun 2012

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 62

Page 63: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

3. Ruang Produksi Divisi Flexyglass

Pengukuran dilaksanakan pada hari kamis, 23 November 2012.

Jenis penerangan yang ada pada ruang divisi flexyglass adalah

alami dan buatan. Luas ruangan divisi flexyglass 78,4 m2. Hasil

pengukuran dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 13

Analisa Hasil Pengukuran Intensitas Pencahayaan Setempat

Ruang Produksi Divisi Flexyglass

PT. Tesena Inovindo

Tahun 2012

TitikArea Pencahayaan

(Lux)

Standar

(Lux)Hasil

1Penghalusan potongan

akrilik kecil164 300 Tidak memenuhi syarat

2 Meja potong aklrilik 124 300 Tidak memenuhi syarat

3 Mesin penekukan akrilik 76 300 Tidak memenuhi syarat

4Pembersihan potongan

akrilik137 300 Tidak memenuhi syarat

5 Alat bubut 201 300 Tidak memenuhi syarat

6 Meja pemolesan 92 300 Tidak memenuhi syarat

Sumber. Data Primer terolah tahun 2012

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 63

Page 64: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

4. Ruang Produksi Divisi Painting

Pengukuran dilaksanakan pada hari kamis, 23 November 2012.

Jenis penerangan yang ada pada ruang divisi painting adalah

alami dan buatan. Luas ruangan divisi painting 193,5 m2. Hasil

pengukuran dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 14

Analisa Hasil Pengukuran Intensitas Pencahayaan Setempat

Ruang Produksi Divisi Painting

PT. Tesena Inovindo

Tahun 2012

TitikArea Pencahayaan

(Lux)

Standar

(Lux)Hasil

1Meja kerja

painting112 300

Tidak memenuhi

syarat

2Blower

52 300Tidak memenuhi

syarat

Sumber. Data Primer terolah tahun 2012

5. Ruang Produksi Divisi Elektro

Pengukuran dilaksanakan pada hari kamis, 23 November 2012.

Jenis penerangan yang ada pada ruang divisi elektro adalah

buatan. Luas ruangan divisi elektro 549,8 m2. Hasil pengukuran

dapat dilihat pada tabel berikut :

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 64

Page 65: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

Tabel 15

Analisa Hasil Pengukuran Intensitas Pencahayaan Setempat

Ruang Produksi Divisi Elektro

Tahun 2012

TitikArea Pencahayaan

(Lux)

Standar

(Lux)Hasil

1 Line 1 meja 1 255 300 Tidak memenuhi syarat

2 Line 1 meja 2 234 300 Tidak memenuhi syarat

3 Line 2 meja 1 278 300 Tidak memenuhi syarat

4 Line 2 meja 2 599 300 Memenuhi syarat

5 Line 3 meja 1 236 300 Tidak memenuhi syarat

6 Line 3 meja 2 221 300 Tidak memenuhi syarat

7 Line 4 meja 1 336 300 Memenuhi syarat

8 Line 4 meja 2 287 300 Tidak memenuhi syarat

9 Line 5 meja 1 199 300 Tidak memenuhi syarat

10 Line 5 neja 2 153 300 Tidak memenuhi syarat

11 Line 6 meja 1 253 300 Tidak memenuhi syarat

12 Line 6 meja 2 288 300 Tidak memenuhi syarat

13 Line 7 meja 1 221 300 Tidak memenuhi syarat

14 Line 7 meja 2 212 300 Tidak memenuhi syarat

15 Meja perakitan 1 206 300 Tidak memenuhi syarat

16 Meja perakitan 2 130 300 Tidak memenuhi syarat

17 Meja perakitan 3 203 300 Tidak memenuhi syarat

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 65

Page 66: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

18 Meja perakitan 4 87 300 Tidak memenuhi syarat

19 Meja pengawas 230 300 Tidak memenuhi syarat

Sumber. Data Primer terolah tahun 2012

6. Ruang Produksi Divisi Elektro (Ruang Setting)

Pengukuran dilaksanakan pada hari kamis, 23 November 2012.

Rata-rata pencahayaan umum divisi setting, yaitu 510 lux. Jenis

penerangan yang ada pada ruang divisi elektro adalah buatan.

Luas ruangan divisi elektro 91,5 m2. Hasil pengukuran dapat dilihat

pada tabel berikut :

Tabel 16

Analisa Hasil Pengukuran Intensitas Pencahayaan Umum

Ruang Produksi PT. Tesena Inovindo

Tahun 2012

AreaPencahayaan

(Lux)

Standar

(Lux)Hasil

Divisi Setting 510 300 Memenuhi syarat

Sumber. Data Primer terolah tahun 2012

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 66

Page 67: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

4.3.2 Tingkat Kebisingan

Dari pengukuran kebisingan yang dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 17

Hasil Pengukuran Tingkat Kebisingan

Ruang Produksi PT. Tesena Inovindo

Tahun 2012

No. Nama RuanganKebisinga

n (dB)Standar Hasil

1. Welding 85,5 85 dBTidak memenuhi

syarat

2. Assembling 75,3 85 dB Memenuhi syarat

3. Flexyglass 78,3 85 dB Memenuhi syarat

4. Painting 78,3 85 dB Memenuhi syarat

5. Elektro 63,2 85 dB Memenuhi syarat

6. Setting 63,2 85 dB Memenuhi syarat

Sumber. Data Primer terolah tahun 2012

1. Ruang Produksi Divisi Welding

Hasil pengukuran tingkat kebisingan di ruang welding PT. Tesena

Inovindo adalah sebesar 85,5 dB. Sumber bising yang ada di

ruang welding antara lain, mesin generator set (Genset) yang

terletak di sebelah ruang welding, mesin yang ada di ruangan

produksi (mesin potong, mesin bubut, mesin gerinda, dll).

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 67

Page 68: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

2. Ruang Produksi Divisi Assembling

Hasil pengukuran tingkat kebisingan di ruang assembling PT.

Tesena Inovindo adalah sebesar 75,3 dB. Sumber bising yang ada

di ruang assembling adalah suara dari proses produksi yang

dilakukan divisi assembling (pengelasan, penyolderan,

penghalusan, dll).

3. Ruang Produksi Divisi Flexyglass

Hasil pengukuran tingkat kebisingan di ruang flexyglass PT.

Tesena Inovindo adalah sebesar 78,3 dB. Sumber bising yang

ada di ruang flexyglass adalah suara dari proses produksi yang

dilakukan (proses pemotongan akrilik dan penghalusan akrilik).

4. Ruang Produksi Divisi Painting

Hasil pengukuran tingkat kebisingan di ruang painting PT. Tesena

Inovindo adalah sebesar 78,3 dB. Sumber bising yang ada di

ruang painting adalah suara dari proses produksi yang dilakukan

(proses pengecatan, pencucian, dan pengovenan).

5. Ruang Produksi Divisi Elektro

Hasil pengukuran tingkat kebisingan di ruang elektro PT. Tesena

Inovindo adalah sebesar 63,2 dB. Sumber bising yang ada di

ruang elektro adalah suara dari proses produksi yang dilakukan

(proses perakitan).

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 68

Page 69: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

6. Ruang Produksi Divisi Setting

Hasil pengukuran tingkat kebisingan di ruang elektro PT. Tesena

Inovindo adalah sebesar 63,2 dB. Sumber bising yang ada di

ruang setting adalah suara dari proses produksi yang dilakukan

(suara pengecekan mesin pada saat uji kualitas).

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 69

Page 70: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

4.3.3 Gambaran Tentang Kebisingan Pada Pekerja Produksi Divisi

Welding PT. Tesena Inovindo

Dari pengukuran yang telah dilakukan, kebisingan pada divisi welding

memiliki tingkat kebisingan yang sangat tinggi, sehingga kami

memberikan kuesioner tentang kebisingan kepada 10 responden di

divisi welding untuk mengetahui lebih lanjut. Aspek yang dilihat

meliputi pengetahuan, sikap, dan tindakan pekerja.

1. Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner di divisi welding PT.

Tesena Inovindo. Distribusi pekerja berdasarkan tingkat

pengetahuan, sikap, dan tindakan pada 10 pekerja dapat dilihat

pada tabel berikut :

Tabel 18

Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan,

Sikap, dan Tindakan Tentang Kebisingan Di Divisi Welding PT.

Tesena Inovindo

Tahun 2012

Sumber. Data Primer terolah tahun 2012

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 70

Aspek Jumlah Katagori %

Pengetahuan 10 Baik 100

Sikap 10 Baik 100

Tindakan 10 Baik 100

Page 71: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

Menurut hasil penyebaran kuesioner pada pekerja divisi welding PT.

Tesena Inovindo berdasarkan tingkat pengetahuan, sikap dan

tindakan tentang kebisingan didapatkan keseluruhan responden

memiliki pengetahuan, sikap, dan tindakan yang baik dengan

persentase 100%.

4.3.4 Kadar Partikel Debu di Udara

Dari hasil pengukuran kadar debu yang dilakukan di divisi welding,

painting dan flexyglass, didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 19

Hasil Pengukuran Kadar Debu Ruang Produksi

PT. Tesena Inovindo

Tahun 2012

No. Nama RuanganDebu

(mg/m3)

Standar

(mg/m3) Hasil

1. Welding 304,03 10Tidak memenuhi

syarat

2. Flexiglass 186,03 10Tidak memenuhi

syarat

3. Painting 79,41 10Tidak Memenuhi

syarat

Sumber. Data Primer terolah tahun 2012

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 71

Page 72: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

1. Ruang Produksi Divisi Welding

Hari, Tanggal Pengukuran : Senin, 3 Desember 2012

Jam Pengukuran : 10.00 WIB

Luas Ruangan : 580 m2

Hasil pengukuran : 304,03 mg/m3

Hasil pengukuran kadar debu udara di ruang welding PT. Tesena

Inovindo adalah sebesar 304,03 mg/m3

2. Ruang Produksi Divisi Flexyglass

Hari, Tanggal Pengukuran : Senin, 3 Desember 2012

Jam Pengukuran : 14.00 WIB

Luas Ruangan : 78.4 m2

Hasil pengukuran : 186,03 mg/m3

Hasil pengukuran kadar debu udara di ruang flexyglass PT.

Tesena Inovindo adalah sebesar 186,03 mg/m3

3. Ruang Produksi Divisi Painting

Hari, Tanggal Pengukuran : Senin, 3 Desember 2012

Jam Pengukuran : 11.00 WIB

Luas Ruangan : 193,5 m2

Hasil pengukuran : 79,41 mg/m3

Hasil pengukuran kadar debu udara di ruang painting PT. Tesena

Inovindo adalah sebesar 79,41 mg/m3

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 72

Page 73: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

4.3.5 Tekanan Panas Ruangan

Dari hasil pengukuran tekanan panas yang dilakukan di divisi welding,

flexyglass, assembling, dan painting, didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 20

Hasil Pengukuran Tekanan Panas Ruangan Produksi

PT. Tesena Inovindo

Tahun 2012

No Nama Ruangan Wet Dry Globe

1. Welding 27,5 oC 33,68 oC 35,5 oC

2. Assembling 26,9 oC 31,9 oC 31,3 oC

3. Flexyglass 26,6 oC 31,8 oC 31,2 oC

4. Painting 26,8 oC 32,5 oC 32,1 oC

Sumber. Data Primer terolah tahun 2012

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 73

Page 74: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

4.3.6 Suhu dan Kelembaban

Dari hasil pengukuran suhu dan kelembaban yang dilakukan, di

dapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 21

Hasil Pengukuran Suhu dan Kelembaban Ruangan Produksi

PT. Tesena Inovindo

Tahun 2012

No. Nama Ruangan Suhu (oC) Kelembaban (%)

1. Welding 29,8 58

2. Assembling 28,2 63

3. Flexyglass 28 61

4. Painting 28,6 61

5. Elektro 23 70

6. Setting 23 70

Sumber. Data Primer terolah tahun 2012

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 74

Page 75: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

BAB V

ANALISIS HASIL

5.1 Sanitasi Lingkungan

5.1.1 Ruang dan Bangunan

Hasil identifikasi ruang dan bangunan di PT. Tesena Inovindo sudah

memenuhi syarat. Namun masih terdapat langit-langit yang bocor di

divisi painting dan langit – langit di ruangan produksi masih berwarna

gelap. Kebocoran bisa menyebabkan pekerja terpeleset dan

menyebabkan kecelakaan kerja serta dapat menghambat proses

produksi yang sedang berlangsung dan akhirnya menimbulkan

kerugian pada perusahaan. Oleh karena itu, di saran kan untuk segera

memperbaiki atap yang bocor di ruang divisi painting. Langit – langit

yang berwarna gelap mempunyai efek bisa mengurangi konsentrasi

para pekerja yang nantinya dapat mengakibatkan terjadi kesalahan

pada saat proses produksi sehingga di saran kan agar langit – langit

berwarna terang.

5.1.2 Penyediaan Air bersih

Hasil identifikasi air bersih di PT. Tesena Inovindo secara fisik sudah

memenuhi syarat kualitas air bersih, dimana air bersih yang tersedia di

PT Tesena secara fisik air tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau,

dan tidak keruh. Namun, untuk kualitas mikrobiologi dan kimia belum

pernah dilakukan pengukuran. Sedangkan syarat kualitas air bersih

menurut Peraturan Menteri Kesehatan No.416/MENKES/PER/XI/1990

kualitas air bersih harus memenuhi syarat kesehatan yang meliputi

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 75

Page 76: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

persyaratan mikrobiologi, fisika dan kimia. Sehingga disarankan untuk

melakukan pengukuran kualitas air bersih mikrobiologi dan kimia.

5.1.3 Pengelolaan Air Limbah

Hasil identifikasi pengelolaan air limbah di PT. Tesena Inovindo sudah

memenuhi persyaratan. PT. Tesena Inovindo melakukan pengolahan

sesuai dengan perundang – undangan dan memenuhi tata cara

pelaksanan, seperti saluran limbah cair harus kedap air, tertutup,

limbah cair dapat mengalir dengan lancar dan tidak menimbulkan bau

yang menyengat. Hal ini sesuai dengan KEPMENKES No.

1405/MENKES/SK/IX/2002 tentang persyaratan Kesehatan

Lingkungan Kerja di Perkantoran dan industri yang didalamnya

terdapat peraturan pengelolaan air limbah industri.

5.1.4 Penyehatan Makanan dan Minuman

Di PT. Tesena Inovindo tidak terdapat proses pengolahan makanan.

Namun, di PT. Tesena Inovindo terdapat dapur di lantai 2 yang

berfungsi untuk penyediaan air minum dan terdapat tempat

penyimpanan peralatan makan & minuman yang belum tertutup

(dalam keadaan terbuka). Tempat penyimpanan peralatan makan

yang tidak tertutup dapat mengakibatkan kontaminasi silang pada

peralatan makan. Sehingga disarankan untuk memberi tutup atau

menyediakan tempat penyimpanan peralatan makan yang tertutup.

5.1.5 Pengendalian Vektor

Hasil identifikasi pengendalian vektor penyakit di PT. Tesena Inovindo

belum memenuhi persyaratan. Karena masih ditemukannya lalat pada

ruang kantor produksi . Dengan adanya kehadiran lalat, dapat

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 76

Page 77: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

mengindikasi kurangnya kebersihan lingkungan tersebut karena lalat

suka hidup di tempat yang kotor. Lalat disebut penyebar penyakit yang

sangat serius karena setiap lalat hinggap di suatu tempat, kurang lebih

125.000 kuman yang jatuh ke tempat tersebut (Suska, 2007). Oleh

karena itu, perlu dilakukannya kontrol rutin terhadap vektor penyakit,

khususnya lalat. Keberadaan lalat ini bersumber dari tempat sampah

di samping pintu ruangan produksi yang tidak tertutup sehingga

mengundang lalat untuk datang. Lalat masuk ke dalam ruangan pada

saat pintu terbuka. Kontrol rutin yang dilakukan bisa dengan cara

memasang perangkap lalat (lem sedotan) dan menggantinya setiap

hari sampai sudah tidak ada lagi lalat yang menempel. Bisa juga

dengan cara menutup tempat sampah yang ada di samping pintu

ruangan produksi sehingga lalat tidak berdatangan (pengendalian dari

sumbernya).

5.1.6 Pengelolaan Sampah

Hasil identifikasi pengelolaan sampah di PT. Tesena Inovindo belum

memenuhi persyaratan. Berdasarkan Undang-Undang No.18 tahun

2008 tentang Pengelolaan Sampah, kegiatan penanganan sampah

yang mencakup pemilahan (pengelompokan dan pemisahan sampah

menurut jenis dan sifatnya) tidak dilakukan di PT. Tesena Inovindo.

Tidak terdapat proses pengumpulan (memindahkan sampah dari

tempat sampah ke TPS atau tempat penampungan sampah

sementara), karena tidak terdapat TPS, sehingga sampah langsung

dimusnahkan dengan cara pembakaran.

Melakukan pembakaran sampah dapat menimbulkan polusi udara,

terlebih lagi lokasi PT. Tesena Inovindo terletak pada kawasan

pemukiman masyarakat. Sehingga asap yang dihasilkan dari

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 77

Page 78: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

pembakaran sampah dapat mengganggu masyarakat sekitar.

Beberapa dari sampah yang dihasilkan di PT. Tesena Inovindo

(misal;plastik) mengandung senyawa dioksin yang berbahaya bagi

kesehatan bila dibakar.

5.2 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

5.2.1 Intensitas Pencahayaan

Pada KEPMENKES NO 1405/MENKES/SK/XI/2002 Tentang

Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran Dan Industri

terdapat persyaratan mengenai intensitas pencahayaan ruangan kerja

industri yaitu 300 lux.

1. Divisi Welding

Dari hasil identifikasi dan pengukuran pencahayaan, rata-rata

pencahayaan di ruangan welding tidak memenuhi syarat karena

sumber pencahayaan yang digunakan pada saat itu hanya

pencahayaan alami, terdapat lampu namun tidak dinyalakan.

Sumber cahaya banyak yang terhalangi oleh mesin-mesin kerja.

2. Divisi Assembling dan Flexyglass

Dari hasil identifikasi dan pengukuran pencahayaan, pencahayaan

di ruangan assembling dan flexyglass tidak memenuhi syarat

karena kurangnya intensitas cahaya pada lampu yang digunakan

sebagai sumber penerangan ruangan tersebut, dan banyaknya

barang-barang yang menghalangi cahaya lampu.

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 78

Page 79: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

3. Divisi Painting

Dari hasil identifikasi dan pengukuran pencahayaan, pencahayaan

di ruangan painting tidak memenuhi syarat karena pada saat

pengukuran, sumber cahaya yang digunakan hanya cahaya alami.

Ventilasi yang digunakan sebagai jalan masuk cahaya dari luar

kurang luas. Sehingga cahaya yang didapatkan kurang memenuhi

syarat.

4. Divisi Elektro

Dari hasil identifikasi dan pengukuran pencahayaan, rata-rata

pencahayaan di ruangan elektro tidak memenuhi syarat karena

kurangnya intensitas cahaya pada lampu yang digunakan sebagai

sumber penerangan ruangan tersebut, dan banyaknya barang-

barang yang menghalangi cahaya lampu. Sedangkan, penerangan

yang cukup sangat dibutuhkan untuk menunjang kelancaran

pekerjaan terlebih yang membutuhkan ketelitian yang tinggi seperti

di ruang elektro tersebut. Kurangnya pencahayaan di ruangan

elektro yang membutuhkan ketelitian tinggi dapat mengakibatkan

kesalahan pada proses produksi dan menghambat alur proses

produksi yang nantinya dapat merugikan perusahaan. Sehingga

disarankan untuk memperbaiki tata letak meja yang ada di ruang

elektro dan menambahkan daya lampu serta penerangan local

pada masing-masing meja.

5. Divisi Setting

Hasil pengukuran intensitas pencahayaan pada ruang setting telah

memenuhi persyaratan.

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 79

Page 80: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

5.2.2 Tingkat Kebisingan

Berdasarkan hasil pengukuran tingkat kebisingan di tabel 22, Hasil

identifikasi tingkat kebisingan di divisi Welding sebesar 85,5 dB, tidak

memenuhi syarat karena posisi sumber bising (Genset) terletak di

sebelah ruangan divisi Welding dan tidak berada di dalam ruang

isolasi serta pengaruh dari suara yang dihasilkan dari mesin proses

produksi yang ada di Divisi Welding (mesin bubut, mesin potong,

mesin penekuk, gerinda, dll). Hal ini tidak sesuai dengan Kepmenkes

No.1405 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja

Perkantoran dan Industri, mengenai tingkat kebisingan ruangan kerja

industri yaitu maksimal 85 dB per 8 jam kerja.

5.2.3 Kadar Debu

Dari hasil identifikasi, kadar debu di ruangan produksi PT. Tesena

Inovindo tidak memenuhi syarat dengan kadar debu 304,03 mg/m3

(Divisi Welding), 186,03 mg/m3 (Divisi Flexyglass) dan 79,41 mg/m3

(Divisi Painting). Hal ini karena proses produksi di divisi Welding,

Flexyglass dan Painting yang menghasilkan debu (proses

pemotongan, pengelasan, pembubutan di divisi Welding dan

proses pemotongan akrilik di divisi Flexyglass serta proses

pengecatan di divisi painting) dan kurangnya exhaust fan serta

ventilasi sebagai jalur keluar masuk udara. Sedangkan menurut

Keputusan Menteri Kesehatan No.1405/MENKES/SK/XI/2002

tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran

Dan Industri mengenai persyaratan kadar debu maksimal di ruang

kerja industri yaitu 10mg/m3.

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 80

Page 81: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

5.2.4 Tekanan Panas

1. Suhu

Hasil pengukuran suhu di ruangan produksi PT. Tesena Inovindo

sudah memenuhi syarat. Hal ini sesuai dengan Kepmenkes

No.1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan

Lingkungan Kerja Perkantoran Dan Industri mengenai persyaratan

suhu ruangan kerja industri yaitu 18 – 300C. Suhu ruangan yang

sesuai merupakan kondisi nyaman bagi para pekerja, sehingga

para pekerja dapat bekerja dengan optimal sehari-harinya.

2. Kelembaban

Hasil pengukuran kelembaban di divisi Elektro dan Setting sudah

memenuhi syarat dengan tingkat kelembaban 70%. Sedangkan

hasil pengukuran kelembaban untuk ruangan produksi divisi

Welding, Assembling, Flexyglass dan Painting tidak memenuhi

syarat. Hal ini akibat dari proses produksi yang kemungkinan

menghasilkan panas seperti proses pengovenan dan pengecatan

pada divisi painting serta kurangnya jumlah ventilasi dan exhaust

fan pada ruang produksi divisi Welding, Assembling, Flexyglass

dan Painting dengan kelembaban di bawah 65%. Hal ini

berdasarkan pada Keputusan Menteri Kesehatan

No.1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan

Lingkungan Kerja Perkantoran Dan Industri mengenai persyaratan

kelembaban ruangan kerja industri yaitu 65%-95%.

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 81

Page 82: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

6.1.1 Sanitasi Lingkungan

Dari 6 aspek sanitasi lingkungan yang telah dilakukan pengamatan di

PT. Tesena Inovindo, kondisi Sanitasi Lingkungan yang sudah baik

antara lain Ruang dan Bangunan, Penyediaan Air Bersih dan

Pengelolaan Limbah Cair. Karena sebagian besar telah memenuhi

syarat – syarat yang berlaku.

Sedangkan untuk Sanitasi Lingkungan yang masih kurang baik yaitu,

Pengelolaan Sampah dan Pengendalian Vektor yang masih terdapat

komponen dari persyaratan yang belum terpenuhi.

6.1.2 Bahaya Potensial Fisik Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Meliputi : intensitas pencahayan, tingkat kebisingan, kadar partikel

debu, suhu, dan kelembaban, di Ruang Produksi PT. Tesena

Inovindo.

Dari pengukuran yang telah dilakukan, didapatkan hasil:

1. Pencahayaan

Rata-rata masih belum memenuhi persyaratan yang dikarenakan

kurangnya intensitas cahaya pada ruangan, dan pada saat itu

terdapat banyaknya barang-barang yang menumpuk sehingga

menghalangi cahaya yang menuju objek kerja.

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 82

Page 83: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

2. Kebisingan

Semua ruangan produksi telah memenuhi persyaratan namun,

pada divisi welding kebisingan melebihi ambang batas yang telah

ditetapkan, sehingga divisi welding tidak memenuhi persyaratan.

Hal tersebut dikarenakan, pada divisi welding terdapat banyak

mesin produksi yang menghasilkan suara bising, dan terdapat

generator set disebelah divisi welding yang menghasilkan tingkat

kebisingan yang tinggi.

3. Kadar debu

Semua pengukuran kadar debu yang dilakukan di ruangan

produksi divisi welding, painting dan flexyglass tidak memenuhi

persyaratan. Hal ini karena proses produksi di divisi Welding,

Flexyglass dan Painting yang menghasilkan debu (proses

pemotongan, pengelasan, pembubutan di divisi Welding dan

proses pemotongan akrilik di divisi Flexyglass serta proses

pengecatan di divisi painting) dan kurangnya exhaust fan serta

ventilasi sebagai jalur keluar masuk udara.

4. Tekanan panas

a. Suhu

Suhu pada setiap ruangan produksi telah memenuhi

persyaratan

b. Kelembaban

Kelembaban di ruang produksi yang telah memenuhi

persyaratan hanya pada divisi elektro dan divisi setting.

Sedangkan, kelembaban pada divisi welding, assembling,

flexyglass, dan painting tidak memenuhi persyaratan.

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 83

Page 84: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

6.2 Saran Tindak Lanjut

6.2.1 Ruang dan Bangunan

1. Memperbaiki konstruksi atap khususnya pada ruang Painting, agar

tidak terjadi kebocoran pada saat hujan.

2. Langit – langit ruang produksi dicat dengan warna terang

6.2.2 Pengelolaan Sampah

1. Dibuat TPS sendiri, yang sesuai dengan persyaratan TPS yang

baik dan benar; volume mencukupi, konstruksi TPS kuat, kokoh,

tetutup dan kedap air

2. Sebaiknya dilakukan pemilahan sampah organik dan anorganik,

agar sampah organik dapat dimanfaatkan kembali untuk diolah

menjadi kompos

3. Melakukan pengawasan terhadap petugas kebersihan agar

petugas kebersihan selalu menggunakan APD pada saat

melakukan pengolahan sampah.

4. Tidak membakar sampah di lingkungan indutsri, sehinggga

disarankan untuk ikut serta pengolahan sampah penduduk sekitar

6.2.3 Pengendalian Vektor Penyakit

1. Tempat sampah yang terdapat di samping pintu ruang kantor

produksi sebaiknya diberi tutup agar tidak mengundang lalat

2. Pegawai di ruang kantor produuksi sebaiknya tidak makan di

dalam ruangan untuk mencegah datangnya lalat

3. Menggunakan perangkap lalat (berbentuk lem sedotan) di dalam

ruangan produksi

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 84

Page 85: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

6.2.4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Sebaiknya dilakukan peringatan atau kontrol keliling setiap pagi

sebelum bekerja mengenai bahaya potensial yang ada, agar pekerja

selalu ingat dan tidak lalai dalam menyelesaikan pekerjaannya.

1. Pencahayaan

Upaya pengendalian masalah penerangan dengan beberapa cara,

yaitu :

a. Memodifikasi system penerangan yang sudah ada, seperti

menambahkan daya lampu

b. Pemeliharaan kondisi lampu, dan bola lampu sering dibersihkan

c. Bola lampu yang mulai tidak berfungsi dengan baik segera

diganti.

d. Penyediaan penerangan lokal pada meja atau alat kerja terutama

yang membutuhkan ketelitian yang tinggi, seperti pada perakitan

mesin (ruang elektro).

e. Pencahayaan alam maupun buatan diupayakan agar tidak

menimbulkan kesilauan dan memilki intensitas sesuai dengan

peruntukannya.

2. Kebisingan

Untuk tingkat kebisingan di Ruang Produksi sebaiknya dilakukan

pengendalian dengan cara :

a. Perlu adanya sosialisasi secara rutin dari pihak K3 untuk

pekerja tentang kecelakaan kerja mengenai bahaya risiko,

evaluasi dll.

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 85

Page 86: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

b. Pengendalian sumber bising pada komponen mesin dengan

cara perbaikan komponen dan kontrol rutin.

c. Mengisolasi mesin produksi sehingga suara bising dapat

dikurangi.

d. Sebaiknya pekerja yang berada pada titik-titik dengan

kebisingan tinggi selalu menggunakan APD atau APT (ear muff)

pada saat bekerja.

e. Sebaiknya dilakukan pemeriksaan yang rutin setiap 6 bulan

sekali mengenai kesehatan umum maupun pemeriksaan khusus

bagi pekerja yang terpapar oleh kebisingan.

f. Sebaiknya dilakukan monitoring terhadap mesin secara rutin

g. Untuk Ruang Produksi welding yang tingkat kebisingannya

tinggi sebaiknya menggunakan peredam suara untuk dinding

dan lantainya.

3. Kadar Partikel Debu

Untuk kadar partikel debu di Ruang Produksi Bagian welding,

flexyglass, dan painting dapat dilakukan sebagai berikut :

a. Sebaiknya di berikan penambahan ventilasi / exhaust fan di

ruangan produksi divisi welding, painting, dan flexyglass

b. Sebaiknya dilakukan pemeriksaan yang rutin setiap 6 bulan

sekali mengenai kesehatan umum.

c. Sebaiknya dilakukan pemeriksaan khusus bagi pekerja yang

terpapar oleh partikel debu, yaitu pemeriksaan kondisi paru-

paru dan organ lain yang berisiko akibat paparan debu.

d. Pekerja menggunakan masker yang memiliki daya perlindungan

lebih baik terhadap debu guna mengurangi kadar partikel debu

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 86

Page 87: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

yang masuk ke dalam saluran pernafasan.

4. Suhu dan kelembaban

Ruang proses produksi perlu dipasang dan dilakukan penambahan

dilusi ventilasi guna memasukkan udara segar, bisa dengan

exhaust fan agar udara dalam ruangan dapat dikeluarkan.

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 87

Page 88: Laporan PKL Sanitasi Industri PT.tesena Inovindo Jakarta Timur 2013

DAFTAR PUSTAKA

KEPMENKES No. 1405/MENKES/SK/IX/2002 tentang persyaratan

Kesehatan Lingkungan Kerja di Perkantoran dan Industri

Peraturan Menteri Kesehatan No. 416/MENKES/Per/XI/1990 tentang Syarat-

syarat Dan Pengawasan Kualitas Air

Undang-Undang No.18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah

Undang-Undang No.36 Tahun 2009 tentang kesehatan

Laporan PKL Sanitasi Industri: PT. Tesena Inovindo | 88