LAPORAN PKL (Jamil Agus Putra 0911112001)

59
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN ( P K L ) PROSES PENGOLAHAN TANDAN BUAH SEGAR (TBS) KELAPA SAWIT MENJADI KERNEL (BUAH INTI) DI PT. TUNGGAL YUNUS ESTATE PMKS TOPAZ ASIAN AGRI GROUP PETAPAHAN, KEC. TAPUNG, KAB. KAMPAR. RIAU. Oleh: JAMIL AGUS PUTRA No. BP : 0911112001 JURUSAN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS

Transcript of LAPORAN PKL (Jamil Agus Putra 0911112001)

Page 1: LAPORAN PKL (Jamil Agus Putra 0911112001)

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

( P K L )

PROSES PENGOLAHAN TANDAN BUAH SEGAR (TBS) KELAPA SAWIT MENJADI KERNEL (BUAH INTI) DI PT. TUNGGAL YUNUS ESTATE

PMKS TOPAZ ASIAN AGRI GROUP PETAPAHAN, KEC. TAPUNG, KAB. KAMPAR. RIAU.

Oleh:

JAMIL AGUS PUTRANo. BP : 0911112001

JURUSAN TEKNIK PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2013

Page 2: LAPORAN PKL (Jamil Agus Putra 0911112001)

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

(PKL)

Judul :

Proses Pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit Menjadi (buah inti) Kernel di . PT. Tunggal Yunus Estate - PMKS Topas - Asian Agri Group. Petapahan,

Kec. Tapung, Kab. Kampar. Riau.

Nama : Jamil Agus Putra

No. BP : 0911112001

Tempat PKL : PT. Tunggal Yunus Estate - PMKS Topas - Asian Agri Group. Petapahan, Kec. Tapung, Kab. Kampar. Riau.

Periode : 19 Desember 2012 s/d 12 Januari 2013

Nama Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Sandra, MP

Nama Pembimbing Lapangan : Sangkot Sitorus, ST

Tapung, Januari 2013

` Mahasiswa Pelaksana PKL

Jamil Agus PutraNo.BP 0911112001

Dosen Pembimbing PKL, Pembimbing Lapangan,

Dr. Ir. Sandra, MP Sangkot Sitorus, ST NIP. 196312311993031021

Page 3: LAPORAN PKL (Jamil Agus Putra 0911112001)

ii

KATA PENGANTAR

Segenap puji dan rasa syukur selalu perbaharui pada Allah SWT, atas segala

rahmat dan nikmat dan karunia yang di limpahkan-Nya pada penulis, khususnya

dalam menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL).

Laporan PKL ini penulis susun berdasarkan data – data yang diperoleh saat

melakukan PKL di PT. Tunggal Yunus Estate PMKS Topaz Asian Agri Group.

Atas selesainya laporan PKL ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada

bapak. Dr. Ir. Sandra, MP selaku pembimbing PKL, bapak Sangkot Sitorus, ST,

selaku pembimbing lapangan, para staf dan karyawan PT. Tunggal Yunus Estate

PMKS Topaz Asian Agri Group dan teman – teman PKL di PT. Tunggal Yunus

Estate PMKS Topaz Asian Agri Group yang selalu memberikan nasehat, ilmu dan

semangat kepada penulis dalam melaksanakan PKL dan dalam penyelesaian laporan

PKL ini.

Semoga laporan PKL ini bermanfaat bagi penulis dan para pembaca laporan

PKL ini. Penulis menyadari bahwa laporan ini belum sempurna, oleh sebab itu

penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk menyempurnakan

laporan ini.

Padang, Februari 2013

Penulis

Page 4: LAPORAN PKL (Jamil Agus Putra 0911112001)

iii

DAFTAR ISI

Halaman LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................... i

KATA PENGANTAR.................................................................................. ii

DAFTAR ISI................................................................................................. iii

DAFTAR TABEL......................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR.................................................................................... v

DARTAR LAMPIRAN ............................................................................... vi

I. PENDAHULUAN..................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang......................................................................................... 1

1.2 Tujuan....................................................................................................... 1

1.3 Manfaat .................................................................................................... 2

1.4 Desksripsi Tempat Penelitian................................................................... 2

1.5 Waktu Pelaksanaan PKL dan Jadwal Kegiatan........................................ 3

II. PROSES PENGOLAHAN KERNEL (Buah Inti)................................ 4

2.1 Stasiun Penerimaan Bahan Baku ............................................................. 4

2.1 Stasiun Perebusan .................................................................................... 10

2.2 Stasiun Thressing .................................................................................... 15

2.3 Stasiun Pencacah/Digester ...................................................................... 17

2.4 Stasiun Kempa/Pressing .......................................................................... 19

2.5 Stasiun Pengolahan Biji ........................................................................... 20

III. KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................. 27

3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 27

3.2 Saran ........................................................................................................ 27

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 28

LAMPIRAN

Page 5: LAPORAN PKL (Jamil Agus Putra 0911112001)

iv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Distribusi kartu timbangan......................................................................... 5

2. Kriteria buah yang diterima ....................................................................... 6

3. Step-step perebusan PMKS Topaz ............................................................ 12

Page 6: LAPORAN PKL (Jamil Agus Putra 0911112001)

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Program pada jembatan timbangan ................................................... 6

2. Sensor WBS ....................................................................................... 6

3. Sortasi TBS di meja sortasi ................................................................ 8

4. Loading Ramp .................................................................................... 9

5. Lori ..................................................................................................... 10

6. Grafik Siklus Perebusan Tiga Puncak................................................. 13

7. Threser ................................................................................................ 16

8. Nut Silo ……... ................................................................................... 21

9. Hydrocyclone....................................................................................... 23

10. Kernel Silo......................................................................................... 26

11. Bunker Kernel…………………………………………………… . 26

Page 7: LAPORAN PKL (Jamil Agus Putra 0911112001)

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat keterangan telah melakukan PKL dari instansi tempat

pelaksanaan PKL ..................................................................................

2. Lembar penilaian PKL olehPembimbingLapangan .............................

3. Dokumentasi (fotofoto) ........................................................................ 29

4. Bagan pengelolaan instansi/perusahaan, diagram alirproses,

Spesifikasi alat/mesin yang diamati, perhitungan daya alat/mesin

yang diamati .........................................................................................

Page 8: LAPORAN PKL (Jamil Agus Putra 0911112001)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

PT. Tunggal Yunus Estate-PMKS Topaz-Asian Agri Group merupakan salah

satu pabrik kelapa sawit yang melakukan budidaya dan pengolahan buah kelapa sawit

secara berkelanjutan, mulai dari pembibitan sampai menghasilkan Crude Palm Oil

(CPO) dan Kernel. Untuk mendapatkan hasil akhir yang optimal, diperlukan bahan

baku sesuai standard dan peralatan yang memadai untuk melakukan proses

pengolahan.

Praktek kerja lapangan adalah salah satu program dari lembaga pendidikan

yang diselenggarakan oleh Universitas Andalas, khususnya Fakultas Teknologi

Pertanian, untuk membentuk sumberdaya manusia siap pakai yang menonjol dari segi

materi dan lapangan. Sehingga mahasiswa yang ikut serta melaksanakan kegiatan

PKL ini dapat memperoleh gambaran dan pengalaman di dunia kerja.

Praktek kerja lapangan juga merupakan salah satu kurikulum pengembangan

wawasan, pengalaman dan pengetahuan praktis mahasiswa melalui kerjasama dengan

perusahaan yang bergerak di bidang pertanian, baik swasta maupun lembaga

pemerintah. Sesuai dengan kurikulum yang berlaku dan juga merupakan syarat

penyelesaian kuliah, penulis melakukan praktek kerja lapangan ini di PT. Tunggal

Yunus Estate-PMKS Topaz-Asian Agri Group

1.2 Tujuan

Adapun tujuan pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan ini adalah :

1. Sebagai wahana dalam penerapan dan pengembangan IPTEK (Ilmu Pengetahuan

dan Teknologi) serta menciptakan keterkaitan dan kesepadanan antara ilmu

pengetahuan yang telah didapatkan dalam proses pendidikan formal dengan studi

lapangan.

2. Mempelajari dan memahami proses panen Tandan Buah Segar (TBS) sawit

berdasarkan kriteria buah siap panen.

3. Mengetahui proses pengolahan sawit mulai dari pengolahan bahan baku Tandan

Buah Sawit (TBS) menjadi Crude Palm Oil (CPO) dan Kernel.

Page 9: LAPORAN PKL (Jamil Agus Putra 0911112001)

2

4. Memperluas wawasan dan meningkatkan kemampuan keprofesian mahasiswa

sesuai bidang ilmu.

1.3 Manfaat

1. Dengan mengikuti progam Praktek Kerja Lapangan (PKL), mahasiswa

diharapkan memperoleh pengalaman praktis dan mampu

menerapkan/menyelaraskan teori yang diperoleh di perkuliahan dengan

kenyataan dilapangan.

2. Mahasiswa dapat memahami proses pengolahan kelapa sawit menjadi CPO dan

Kernel.

3. Menghasilkan sarjana yang terampil, relevan dengan pembangunan dan mampu

menghayati serta memecahkan permasalahan di dalam dunia kerja.

1.4 Desksripsi Tempat Praktek Kerja Lapangan

1.4.1 Sejarah Perusahaan

Sejarah singkat PMKS Topaz PT. Tunggal Yunus Estate Asian Agri Group

1 Nama Perusahaan : PT. TUNGGAL YUNUS ESTATE

2 Nama Pabrik : PMKS TOPAZ

3 Kapasitas Pabrik : 45 ton/jam

4 Desa : PETAPAHAN

5 Kecamatan : TAPUNG

6 Kabupaten : KAMPAR

7 Provinsi : RIAU

Sejarah Kapasitas Pabrik

1 Tanggal dibangun :

2 Tanggal beroperasi : 14 September 2001

3 Kapasitas dibangun (awal) : 45 ton/jam tanggal :

4 Penambahan kapasitas I : tanggal :

5 Penambahan kapasitas II : tanggal :

Page 10: LAPORAN PKL (Jamil Agus Putra 0911112001)

3

Sumber TBS yang diolah PMKS TOPAZ

Kebun Topaz

Sumber TBS yang diolah:

1. Kebun inti,yang merupakan hasil dari kebun PMKS Topaz, yang terdiri dari:

- Afdeling 1

- Afdeling II

- Afdeling III

2. Kebun OPRS

3. TBS luar, yang terdiri dari:

- Eni Santi (ES)

- Sidok Mauliate (SM)

- Poda Sagu-sagu Mariangan (PSSM)

- Marisit Hutasoit

- Mino (MN)

1.5 Waktu Pelaksanaan PKL dan Jadwal Kegiatan

Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan pada tanggal 19

Desember – 12 Januari 2012 di PT. Tunggal Yunus Estate –PMKS Topas – Asian

Agri Group (Riau).

Page 11: LAPORAN PKL (Jamil Agus Putra 0911112001)

4

II. TINJAUAN PROSES

2.1 STASIUN PENERIMAAN BAHAN BAKU

2.1.1 Pos Satpam

Pos satpam memiliki 6 orang anggota pengamanan dan dikepalai oleh 1 orang

Danru. Tugas utama dari pos ini yaitu menjaga keamanan pabrik dan lingkungan

sekitar pabrik. Tugas tambahannya yaitu :

Memeriksa dan mencatat Surat Pengantar Barang (SPB) supplier

Mencatat material yang keluar dan masuk

Mencatat waktu masuk dan keluar mobil/truk pengangkut TBS

Khusus untuk mobil pengangkut CPO dan Kernel, setelah dilakukan pengisian

CPO, kernel dan juga cangkang di timbang di jembatan timbangan terlebih

dahulu dilakukan pengecekan segel locis agar tidak terjadi kecurangan-

kecurangan. Dan nomor locis dicatat dibuku pencatatan locis.

Check Clock Control yang dilakukan setiap satu kali per jam. Hal ini

bertujuan untuk membuktikan bahwa satpam mengontrol keliling pabrik.

Check Clock ini berada pada 7 tempat, yaitu :

a. Limbah

b. Kantor

c. Loading Ramp

d. Gudang material

e. Strock Tank

f. Water Treatment

g. Gudang Abu

2.1.2 Jembatan Timbang

Jembatan timbang ini merupakan tempat yang sangat penting, karena di

timbangan inilah diketahui jumlah material yang masuk maupun keluar. Jembatan

timbang ini menggunakan sensor, sehingga apabila mobil sudah berada tepat di

tengah-tengah timbangan,maka berat mobil/truk akan langsung terbaca pada monitor.

Page 12: LAPORAN PKL (Jamil Agus Putra 0911112001)

5

Selanjutnya perhitungan pada jembatan ini menggunakan sebuah program yang

langsung di buat oleh PT. ASIAN AGRI yang dinamakan dengan WBS.

Timbangan berfungsi untuk menghitung berat material yang keluar maupun

yang masuk.

Netto = Brutto – Tarra

Dimana: Brutto = Berat Kotor

Tarra = Berat Kosong

Netto = Berat Bersih

Setiap mobil/truk yang masuk dan keluar harus ditimbang 2 kali. Yaitu pada saat

masuk dan keluar agar bisa diperoleh nilai Netto. Khusus untuk truk pengangkut

CPO, berat Tarra hanya boleh( + 50) dan (– 50) dari tara yang terdaftar sebelumnya.

Komoditi-komoditi yang di timbang :

a. Komoditi Utama :

TBS

CPO

KERNEL

b. Komoditi Tambahan :

Cangkang

Jangkos

Abu janjang luar

Minyak solar

Minyak tanah

Besi bekas

Pupuk

Beras

Tabel 2.1 Distribusi kartu timbangan :

NO Warna Distribusi Keterangan

1 Putih Supplier Sebaga bukti penyerahan/dokumen penagihan

material/komoditi yang dikirim

2 Merah Kantor KTU Sebagai arsip kantor KTU

Page 13: LAPORAN PKL (Jamil Agus Putra 0911112001)

6

3 Kuning Pengangkutan Sebagai dokumen penagihan ongkos pengangkutan

4 Hijau Arsip

timbangan

Diarsipkan lengkap dengan surat pengantar/DO dan

pendukungnya

Gambar 2.1. Program pada jembatan timbangan Gambar 2.2. Sensor WBS

2.1.3 Proses Sortasi TBS

Setelah dari timbangan,mobil/truk menuju tempat sortasi TBS. Hal ini

bertujuan untuk memisahkan TBS yang diterima maupun yang ditolak sesuai dengan

kriteria di PMKS TOPAZ. Kriteria yang diterima dan yang tidak diterima di PMKS

TOPAZ, yaitu :

Tabel 2.2. Kriteria Buah yang diterima

NO Uraian Kriteria Keterangan

1 Buah Masak Buah warna merah,daging buah

berwarna orange

Diterima

2 Buah Mentah Buah warna hitam,daging buah

berwarna pucat

Tidak Diterima

3 Tangkai

Panjang

Tangkai panjang dari tandan ≥ 3 cm Diterima

(dikenakan

Page 14: LAPORAN PKL (Jamil Agus Putra 0911112001)

7

potongan)

4 Tandan

Kosong

Tandan yang membrondol ≥ 75 % Tidak Diterima

5 Brondolan

Busuk

Warna brondol kecoklatan atau hitam

dan bau

Tidak Diterima

Untuk pengambilan sampel TBS dari buah kebun diambil 2 truk per hari dari

setiap afdeling, dan untuk TBS luar disortir semua sesuai dengan kriteria dari PMKS

TOPAZ. Kriteria kematangan buah menentukan didalam pencapaian rendemen

minyak dan rendemen inti. Buah dari kebun inti, jika saat sortasi ditemukan buah

mentah maka akan dilakukan pengurangan nilai sesuai dengan standar nilai panen,

yaitu :

1. Standar

a. Mentah, standarnya 0% karena tidak diinginkan pabrik.

b. Matang, minimal 80% dari total dari TBS.

c. Terlalu matang, standarnya maksimal 20% dari total keseluruhan TBS.

d. Busuk dan tandan kosong nilainya 0% karena juga tidak diinginkan oleh

pabrik.

2. Bobot

a. Buah Mentah, bobotnya akan dikurangkan (minus) karena buah mentah

tidak diinginkan pabrik. Nilai nya -3 terhadap 1% dari buah mentah.

b. Buah Matang, memiliki nilai +1 karena buah matanglah yang diinginkan

oleh pabrik.

c. Terlalu Matang, bobotnya adalah 0, karena buah yang terlalu matang

kurang diinginkan pabrik karena memiliki asam yang tinggi, namun

masih dapat dimanfaatkan.

d. Busuk dan Tandan Kosong dikurangi 1 (-1), karena busuk dan tandan

kosong bukan merupakan faktor dari manusia.

Untuk TBS luar yang tidak diterima dikembalikan lagi dan dimasukkan ke truk untuk

ditimbang kembali sebagai tarra.

Page 15: LAPORAN PKL (Jamil Agus Putra 0911112001)

8

Gambar 2.3. Sortasi TBS di meja sortasi

2.1.4 Loading Ramp

Setelah TBS disortasi,TBS dimasukkan ke Loading Ramp dengan hati-hati agar

TBS tidak rusak karena akan terkontaminasi sehingga menyebabkan kenaikan kadar

FFA lebih cepat meningkat. Loading Ramp A memiliki 12 pintu dengan kapasitas

150 ton dan Loading Ramp B memiliki 10 pintu, kapasitas 100 ton. Fungsi dari

Loading Ramp, yaitu :

a. Tempat menampung TBS yang telah disortasi

b. Tempat memasukkan TBS ke Lori

c. Mengurangi kotoran

Page 16: LAPORAN PKL (Jamil Agus Putra 0911112001)

9

Gambar 2.4. Loading Ramp

2.1.5 Lori

TBS dari Loading Ramp langsung dimasukkan ke lori. Lori berfungsi sebagai

tempat penampungan TBS pada stasiun perebusan. Lori yang dipakai adalah lori yang

mempunyai banyak lubang yang terdapat pada setiap sisi yaitu pada sisi sebelah kiri,

kanan dan bagian bawah, ini dimaksudkan agar steam dapat masuk dengan merata

pada buah yang paling dalam dan condensate dapat keluar dari dalam lori.

Proses loading ramp sangat bergantung pada jumlah dan kapasitas lori. Proses

pemasukkan TBS kedalam lori yaitu dengan cara Lori diletakkan tepat pada pintu

Loading Ramp. Pintu Loading Ramp di buka sistem FIFO (First In First Out) agar

mencegah buah yang menginap terlalu lama yang akan mengakibatkan FFA lebih

cepat jumlah Lori yang tersedia sebanyak ± 75 unit.

Spesifikasi lori :

- Panjang : 4 m

- Lebar : 2.5 m

- Tinggi : 1.6 m

- Kapasitas : 7500 kg TBS

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian lori adalah sebagai berikut :

1. Pengisian lori secara optimal sesuai kapasitas

Page 17: LAPORAN PKL (Jamil Agus Putra 0911112001)

10

2. Dudukan lori harus tepat di atas rail agar tidak anjlok dan jatuh

3. Gandengan lori harus baik dan benar agar berfungsi semestinya

Pemeliharaan terhadap body, bushing lori dan Casis secara continue

merupakan faktor penting dalam mengantisipasi terjadinya body koyak dan lory

anjlok yang dapat mengganggu kelancaran proses produksi.

Selain itu juga sambungan antar lori juga diperhatikan kondisinya karena

apabila lori tertinggal didalam rebusan pada saat proses pengeluaran maka akan

mengakibatkan waktu yang dibutuhkan untuk menarik lori tersebut keluar dari

rebusan akan bertambah yang dapat mengganggu proses produksi

Gambar 2.5. Lori

2.2 STASIUN REBUSAN

2.2.1 Strelizer (Perebusan)

Sterilizer adalah sebuah benjana uap bertekanan yang digunakan untuk

merebus TBS (Steam). Satu kali Perebusan TBS membutuhkan waktu 75 menit, 85

menit dan 90 menit, tergantung kondisi buah. Tetapi waktu yang sering digunakan

yaitu 85 menit dan tekanan 1,5 – 3 kg/ cm2 dengan suhu 120-130 oC. Jumlah sterelizer

yang ada pada PMKS Topaz adalah 2 unit, dengan kapasitas masing-masing 37,5 ton

Page 18: LAPORAN PKL (Jamil Agus Putra 0911112001)

11

TBS. Satu kali rebusan terdapat 5 lori yang masing-masing lori berkapasitas 7,5 ton

TBS.

Adapun rumusan yang menjadi kapasitas stasiun rebusan yang dapat

mempengaruhi kapasitas stasiun berikutnya :

kap. Rebusan = jml rebusan (jml. lori setiap rebusan x kap. lori) X 60 mnt

siklus perebusan

dimana diketahui:

Jumlah sterilizer PMKS Topaz = 2 buah

Jumlah lori dalam setiap rebusan = 5 buah

Kapasitas lori = 7500 kg / 7.5 ton

Siklus perebusan = ±100 menit

Maka: kapasitas rebusan = 2 (5 x 7500) X 60

100

= 45000 kg = 45 ton/jam

Untuk menghindari tekanan rebusan tidak melebihi 3 kg/cm² maka dipasang

pengaman (safety valve) dan alat pengaman pada pintu agar tidak dibuka ketika

masih mengandung uap bertekanan dan tidak memasukkan uap jika belum terkunci.

Ada dua hal yang mempengaruhi perebusan yaitu ;

1. Tekanan uap dan lama perebusan .

2. Pembuangan udara dan air kondensat

Tekanan uap dan lama perebusan yang tidak cukup akan mempengaruhi :

1. Buah kurang masak, sebagian brondolan tidak lepas dari tandan yang

mnyebabkan kerugian minyak dalam tandan kosong.

2. Pelumatan dalam digester tidak sempurna, sebagian daging buah tidak lepas

dari biji sehingga proses pengempaan tidak sempurna dan mengakibatkan

kerugian minyak pada ampas dan biji.

3. Ampas (fibre) masih basah , sehingga proses kegiatan disatsiun kernel akan

terganggu (tidak lancar).

Perebusan yang terlalu lama akan menyebabkan ;

Page 19: LAPORAN PKL (Jamil Agus Putra 0911112001)

12

1. Minyak dari buah akan banyak terikut di air kondensat, sehingga losses

minyak tinggi di air kondensat dan ditandan kosong.

2. Merusak mutu minyak sawit, karena penurunan nilai Dobi.

Pada umumnya system perebusan yang digunakan adalah :

1. Satu puncak (single peak)

2. Dua puncak (double peak)

3. Tiga puncak (triple peak)

Untuk mengontrol secara otomatis tentang proses perebusan maka dipasang

PLC (program linier control). Cara ini akan memberikan hasil yang lebih baik karena

udara terbuang lebih banyak sehingga kapasitas rebusan lebih baik

Pemakaian uap dan sistem pembuangan

Uap yang digunakan rebusan adalah uap yang berasal dari turbin yang selalu

kontinu sementara pemakaian uap di rebusan bervariasi.

Tabel 2.3. Step-Step perebusan PMKS TOPAZ

INLET CONDENSAT

E

EX HAUST TIME TIME CONV. STATUS

O O S 2 2 Dearation

O S S 7 9 Peak 1

S O S 2 11 Condensate

S O O 2 13 Blow of

O O S 2 15 2nd Peak 2rise

O S S 8 23 Peak 2

S O S 2 25 Condensate

S O O 2 27 Blow of

O S S 9 36 Peak 3

S O S 1 37 Condensate

O S S 18 55 Peak 3

Page 20: LAPORAN PKL (Jamil Agus Putra 0911112001)

13

S O S 1 56 Condensate

O S S 18 74 Peak 3

S O S 5 79 Condensate

S O O 6 85 Blow of

Alaram

Waktu perebusan

Yang dimaksud dengan waktu perebusan adalah waktu yang dipergunakan

untuk proses merebus mulai dari memasukkan uap pada sterilizer sampai dengan

mengeluarkan uap (blow-off) pada puncak tiga.

Waktu perebusan berbeda dengan siklus merebus.Siklus merebus adalah

waktu perebusan ditambah dengan waktu membuka dan menutup kembali rebusan.

Gambar 2.6. Grafik Siklus Perebusan Tiga Puncak

Waktu yang digunakan untuk satu siklus perebusan adalah 100 menit dan

dibagi dalam tiga puncak yaitu :

Page 21: LAPORAN PKL (Jamil Agus Putra 0911112001)

14

1. Puncak satu (15 menit)

- Kran pemasukan uap (steam inlet) dibuka 13 menit untuk mencapai tekana

2.3 kg/cm² termasuk pembuangan udara dalam ketel rebusan selama 2

menit.

- Kemudian kran steam inlet ditutup .kran pembuangan kondensat dibuka

terlebih dahulu dan 1 menit kemudian kran steam outlet (blow up) dibuka

dengan cepat untuk menurunkan tekanan menjadi 0 kg/cm².

- Kran kondensat dan kran steam outlet (blow up) ditutup kembali,

kemudian kran steam inlet dibuka untuk puncak kedua.

2. Puncak kedua (14 menit)

- Operasional sama dengan puncak satu , tetapi tanpa pembuangan udara

dan tekanan yang dicapai pada puncak kedua adalah 2.5 kg/cm². waktu

yang diperlukan untuk menaikkan steam±12 menit dan untuk pembuangan

steam 2 menit.

- Kran kondensat dan kran steam outlet (blow up) ditutup

kembali ,kemudian kran steam inlet dibuka untuk puncak ketiga.

3. Puncak ketiga (63 menit)

- Kran steam inlet dibuka penuh untuk mencapai tekanan 3.0 kg/cm² selama

14 menit.

- Puncak ketiga ditahan (holding time) selama 45 menit.

- Selam holding time dilakukan pembuangan kondensat dengan cara

membka kran kondensat sebanyak 3x sehingga tekanan menurun sampai

2.7 kg/cm² dank ran kondensat ditutup kembali

- Selesai holding time, pembukaan kran dilakukan secara berurut mulai dari

kran pembuangan kondensat , kemudian kran steam outlet (blow up)

sehingga tekanan turun menjadi 0 kg/cm². waktu yang diperlukan untuk

penurunan steam ±4 menit.

Page 22: LAPORAN PKL (Jamil Agus Putra 0911112001)

15

- Setelah tekanan dalam rebusan turun hingga 0 kg/cm² dan air kondensat

terkuras habis, kran control steam disamping pintu rebusan dibuka untuk

mematikan tekanan dalam rebusan benar-benar sudah 0 kg/cm². bila

tekanan sudah benar-benar 0 kg/cm², maka pintu rebusan dapat dibuka

dengan bantuan capstand lori-lori dikeluarkan untuk diproses lebih lanjut.

Waktu yang dipergunakan untuk membuka pintu, mengeluarkan lori dan

menutup pintu rebusan adalah 5 menit.

Selama melakukan perebusan, dipersiapkan lori yang telah diisi dibelakang

rebusan, sehingga begitu perebusan selesai dan lori ditarik keluar, maka lori yang

telah terisi dapat langsung dimasukkan ke dalam rebusan.

PMKS Topaz mempunyai 2 buah strelizer yang berdiameter 2.070 mm dan

panjang 27.000 mm dengan kapasitas 37,5 ton/siklus dan dapat menampung 5 lori.

System perebusan menggunakan system triple peak (tiga puncak) yaitu puncak III

dengan tekanan 3 kg/cm²,kemudian puncak III ditahan selama 40-50 menit.

2.2.2 Recovery Tank

Recovery tank berfungsi untuk menampung minyak dari hasil perebusan di

Sterilizer yang disebut dengan Condensate. Minyak yang masih terbawa di recovery

tank ini akan diolah kembali atau di recycle kestasiun press untuk air dilution.

2.2.3 Tippler

Tippler berfungsi sebagai alat penuangTBS yang sudah direbus dari lori

menuju trheser melalui Scraper conveyor. Waktu maximal penuangan yang

digunakan untuk penuangan tippler 10 menit/lori.

2.2.4 Bunch Elevator

Bunch elevator berfungsi sebagai pengangkut TBS yang telah direbus yang

jatuh ke hopper untuk diangkut menuju thresher.

Page 23: LAPORAN PKL (Jamil Agus Putra 0911112001)

16

2.3 STASIUN THRESING

2.3.1 Thresher

Thresher merupakan alat yang berfungsi memisahkan antara brondolan

dengan janjangannya. Cara kerja dari threser ini yaitu dengan mengangkat dan

membanting Tandan Buah Segar (TBS) yang sudah direbus. Janjangan yang kosong

masuk ke Empty Bunch Conveyor, sedangkan brondolah jatuh ke Under Threser

Conveyor, karena pada sisi-sisi threser terdapat kisi-kisi yang membuat brondolan

jatuh ke Under Threser Conveyor.

Dalam pengoperasian Trheser,yang perlu diperhatikan :

Pada saat Threser berputar, TBS harus mencapai ketinggian maksimal

sebelum jatuh.

Pengaturan buah yang masuk ke dalam Threser disesuaikan dengan kapasitas

alat, sehingga tidak terjadi kelebihan kapasitas.

Gambar2. 7. Threser

2.3.2 Bunch Conveyor

Pada saat threser nomor 1, masih terdapat brondolan pada tandannya. Oleh sebab

itu tandan yang masih terdapat brondolan di bawa lagi menuju second threser oleh

Bunch Conveyor, setelah melalui Bunch Crusher terlebih dahulu.

2.3.3 Rethreser

Page 24: LAPORAN PKL (Jamil Agus Putra 0911112001)

17

Tandan yang dibawa oleh Bunch Conveyor masuk ke threser nomor dua seteah

melalui Bunch Crusher. Threser ini berfungsi agar tidak ada lagi brondolan yang

terdapat pada tandan sehingga tandan benar-benar kosong atau bersih.

2.3.4 Horizontal Empty Bunch Conveyor

Conveyor ini berfungsi untuk membawa tandan yang kosong dari threser yang

berbentuk mendatar.

2.3.5 Inclined Empty Bunch Conveyor

Conveyor yang membawa tandan kosong yang miring ke atas menuju Empty

Bunch Loading Hopper

.

2.3.6 Empty Bunch Loading Hopper

Tandan kosong atau jangkos menunggu truk pengangkut untuk di bawa kembali

ke kebun agar di jadikan pupuk.

2.3.7 Buttom Cross Conveyor

Buttom Cross Conveyor merupakan alat pembawa brondolan dari Under Thresher

Conveyor menuju Fruit Elevator.

2.3.8 Fruit Elevator

Elevator yang membawa brondolan hasil pemisahan dari Buttom Cross Conveyor

menuju Top Cross Conveyor.

2.3.9 Top Cross Conveyor

Brondolan yang dibawa oleh Fruit Elevator masuk ke Top Cross Conveyor yang

bertujuan agar brondolan yang dibawa masuk ke dalam masing-masing tank Digester.

2.4 STASIUN PENCACAH / DIGESTER

Page 25: LAPORAN PKL (Jamil Agus Putra 0911112001)

18

Digester merupakan sebuah alat yang berbentuk tabung, poros pemutar yang

dilengkapi dengan pisau pemotong dan pelempar. Tujuan dari pengadukan adalah

melumatkan daging buah dan memisahkan daging buah dengan inti serta memisahkan

minyak agar mudah diproses di pengempaan. Brondolan yang dibawa oleh Top Cross

Conveyor masuk ke dalam alat pengaduk (Digester). Di dalam digester ini brondolan

diaduk dan dicacah (dicincang) dengan pisau pemotong dan pelempar yang berputar

sambil dipanaskan.

Proses pengadukan berlangsung akibat adanya gesekan antara pisau dengan

brondolan. Jumlah pisau pemotong yang panjang dan pendek dalam satu unit digester

terdiri dari empat pasang pisau yang bertingkat dan satu pasang pisau pelempar.

Letak pisau-pisau ini saling bersilangan antara pisau yang satu dengan yang lainnya.

Hal ini bertujuan agar daya adukan cukup besar dan pengadukan lebih sempurna.

Dalam digester brondolan dicacah dengan pisau-pisau pengaduk yang

berputar pada porosnya sehingga daging buah pecah dan terlepas dari biji. PMKS

Topaz memiliki 4 unit digester. 3 unit yang aktif dan 1 unit lagi sebagai cadangan.

Fungsi digester :

a. Melumatkan daging buah

b. Memisahkan daging buah dengan biji

c. Mempersiapkan Feeding Press

d. Mempermudah proses press

e. Menaikkan temperatur

f. Homogenize

Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja digester :

a. Kondisi pisau pengaduk digester, jika aus segera diganti

b. Level volume buah dalam digester, minimal berisi 34

dari volume digester

(pisau bagian atas tertutup oleh brondolan)

Page 26: LAPORAN PKL (Jamil Agus Putra 0911112001)

19

c. Temperatur, dijaga pada suhu 90 – 950C untuk mempermudah proses

pemisahan minyak dengan air. Temperatur dalam digester dijaga dengan

menginjeksi Steam maupun dengan menggunakan Steam Jacket

d. Kebersihan Bottom Plate

e. Kematangan buah yang sudah direbus

f. Kecepatan pengadukan, yaitu 25 Rpm

g. Kondisi plat siku penahan pada dinding digester

h. Pipa Drain Bottom digester

Pengadukan dikatakan baik apabila :

a. Ketel pengadukan selalu selalu dalam keadaan penuh

b. Suhu 90 – 950C

c. Waktu pengadukan 15 – 20 menit

2.5 STASIUN KEMPA / PRESSING

Screw press berfungsi untuk mengeluarkan minyak pada daging buah sawit

yang telah dicacah sebelumnya pada digester. Press ini juga berfungsi sebagai

pemisah antara minyak dengan fiber dan biji.

Apabila tekanan pada saat press kurang, maka minyak yang dihasilkan kurang

maksimal dan menyebabkan losis minyak pada fiber tinggi dan ini menyebabkan

kurangnya hasil produksi minyak. Apabila tekanan pada press terlalu tinggi, maka

akan menyebabkan biji menjadi pecah, cangkang pecah, dan inti atau kernel pun

pecah atau hancur sehingga nut pecah (Broken Nut) sempurna., sebaiknya tekanan

dipress disesuaikan dengan konsdisi, kisarannya 35-40 ton.

Dalam press dilakukan penambahan air dengan suhu 90 – 950C. Hal ini

bertujuan agar mempermudah proses pengempaan dan juga mempermudah keluarnya

minyak pada saat di press.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja digester :

a. Kondisi Worm Screw Press

b. Tekanan dan kualitas mutu buah (perebusan)

c. Sampah

Page 27: LAPORAN PKL (Jamil Agus Putra 0911112001)

20

d. Kebersihan press

e. Tekanan cone

f. Air delusi, yang berfungsi untuk mempermudah proses pemisahan minyak

dan air. Jika air dilution terlalu sedikit, minyak yang dihasilkan lebih murni,

tapi losis minyak tinggi. Temperatur air delusi harus dijaga 950C. Penambahan

air delusi dilakukan sebanyak 15 – 20 % terhadap jumlah TBS yang diolah

Norma yang diizinkan di stasiun press :

Oil Losses pada press fiber : max 4%

Oil Losses pada biji : max 0,55 %

Minyak yang dihasilkan pada saat press dialirkan ke stasiun klarifikasi untuk

dijernihkan atau dimurnikan. Sedangkan fibre atau ampas press diteruskan ke Cake

Breaker Conveyor.

2.6 STASIUN PENGOLAHAN BIJI

2.7.1 Cake Breaker Conveyor (CBC)

Ampas press yang keluar dari screw press akan langsung jatuh ke CBC untuk

dibawa ke Depericarper. CBC ini berfungsi untuk memecah gumpalan ampas press

agar mudah didalam pemisahan antara Fiber dan Nut. Fiber akan terhisap oleh fibre

cyclone fan yang selanjutnya akan dibawa ke Fiber Hopper sebagai bahan bakar

Boiler. Sedangkan Nut akan jatuh menuju Nut Polishing Drum untuk dibersihkan

serabut-serabut halus yang masih menempel pada bagian luar Nut yang dapat

meredam lemparan dari Ripple Mill sebagai pemecah Nut.

2.7.2 Depericarper

Fiber yang telah dipisahkan dengan Nut akan dibawa oleh CBC ke Depericarper

yang berfungsi sebagai kolom pemisah fibre, serabut, dan Nut. Pemisahan dilakukan

dengan hisapan dari Fibre Cyclone fan dengan pengaturan dari Air Lock nya.

Penghisapan dilakukan dengan prinsip perbedaan berat jenis dimana jenis paling

ringan (fiber/serabut) akan terhisap ke Air Lock, serabut yang terhisap langsung

dibawa menuju Fiber Hopper sebagai tempat penampung Fiber sementara sebelum

Page 28: LAPORAN PKL (Jamil Agus Putra 0911112001)

21

dibawa oleh conveyor menjadi bahan bakar Boiler, dan Nut berat jenis yang berat

akan jatuh dan masuk ke Nut Polishing Drum.

2.7.3 Nut Polishing Drum

Nut Polishing Drum berfungsi untuk membersihkan Nut dari kotoran dan fiber

yang masih menempel. Nut Polishing Drum berputar dengan 23 Rpm dengan ujung

Polishing terdapat lubang-lubang yang berfungsi sebagai tempat masuknya Nut yang

sudah dipisahkan dengan kotoran dan fiber.

2.7.4 Inclened Nut Conveyor

Nut yang telah diproses di Nut Polishing Drum akan masuk ke lubang-lubang

yang berada pada ujung Nut Polishing Drum, lalu Nut akan jatuh ke dasar Incleaned

Nut Conveyor (Nut Auger Conveyor).

2.7.5 Destoner

Nut dari Inclened Nut Conveyor akan masuk ke Destoner yang berfungsi sebagai

pemisah antara Nut dengan batu secara gravitasi yang dihasilkan dari blower hisap

yang berada pada Destoner.

2.7.6 Nut Silo

Nut hasil pemolesan pada Nut Polishing Drum akan dibawa menuju Nut Silo

setelah melewati Include Nut Conveyor dan Destoner, alat ini berfungsi sebagai

tempat penampungan sementara dari Nut sebelum dimasukkan ke Ripple Mill dan

sebagai tempat pengaturan Nut untuk menuju Ripple Mill agar Nut yang terolah

sesuai dengan aturan First In First Out (FIFO).

Page 29: LAPORAN PKL (Jamil Agus Putra 0911112001)

22

Gambar 2.8. Nut Silo

2.7.7 Ripple Mill

Nut yang berasal dari Nut Silo akan diatur keluarannya sebagai umpan untuk

pemecahan Nut pada Ripple Mill. Alat ini berfungsi untuk memecah Nut dengan cara

menggiling. Nut dari Nut Silo akan masuk ke Ripple Mill dan akan diputar oleh

Rotor Bar Ripple Mill dan ditahan dengan Stator Ripple Mill (ripple Bar) yang

memiliki sudu-sudu.

Faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi pemecahan :

Kualitas dan kuantitas umpan masuk

Kondisi Ripple Mill

Jarak atau clearance antara rotor dengan plat body yang bergerigi

Rpm rotor

Tingkat kekeringan Nut

Pengukuran besarnya jarak harus dilakukan berdasarkan bahan baku yang masuk

agar Nut dapat pecah semua. Disini terdapat biji yang masih untuh karena tidak dapat

digiling dan inti pecah.

2.7.8 LTDS I (Light Tenera Dry Separator)

LTDS I berfungsi untuk memisahkan kernel dan cangkang dari cracked mixture.

Hisapan LTDS dihasilkan oleh air lock yang bekerja dengan blower. Cangkang halus

akan langsung dibawa ke Sheel Hopper yang selanjutnya untuk bahan bakar boiler.

Page 30: LAPORAN PKL (Jamil Agus Putra 0911112001)

23

Aliran udara terjadi karena adanya hisapan dari blower yang digerakkan dengan

motor listrik dari LTDS I aliran udara yang akan menuju blower dan sebelumnya

akan melalui Cyclone. Cyclone yang memisahkan cangkang dengan udara

pembawanya sehingga pecahan cangkang yang terbawa dalam aliran akan terpisah

dengan udara dan jatuh ke bawah menuju air lock dan akhirnya jatuh ke hopper

menuju stasiun boiler.

2.7.9 Nut Grading Drum

Nut Grading berfungsi untuk memisahkan inti, cangkang kasar, biji utuh dan inti

pecah. Dalam drum nut grading terdapat 3 bagian lubang. Lubang 2 dan 3 yaitu inti,

cangkang halus dan biji utuh akan keluar dan masuk ke LTDS 2 lubang 1 yaitu inti

dan cangkang kasar akan menuju ke Hidrocyclone. Nut Grading Drum berputar

dengan kecepatan 23 rpm. Pemisahan ini terjadi karena adanya putaran dan lobang

dari drum.

2.7.10 LTDS II

LTDS II berfungsi untuk memisahkan cangkang, inti utuh dan inti pecah dan

membawa cangkang dari hisapan menuju bahan bakar dari boiler.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja LTDS yaitu :

Hisapan (dumper airlock dan fan)

Kebocoran ducting dan kualitas serta kuantitas umpan masuk

2.7.11 Hydrocyclone

Hydrocyclone merupakan alat untuk memisahkan kembali inti yang terikut

dengan cangkang dengan sistem basah yaitu dengan bantuan media air. Inti dan

cangkang dari LTDS II akan masuk ke Hidrocyclonen melalui conveyor.

Page 31: LAPORAN PKL (Jamil Agus Putra 0911112001)

24

Gambar 2.9 Hydrocyclone

Cara Kerja Hydrocycloness :

a. Sebelum terisi campuran cangkang dan kernel bak hydrosiklon terlebih dahulu

diisi air.

b. Selanjutnya :

- Campuran kernel dan cangkang masuk ke bak A-1 yang sudah terisi air

selanjutnya campuran plus air dengan pompa P1 dipompa ke cyclone

“C1”

- Pada cyclone “C1” dengan adanya gaya sentrifugal fraksi cangkang

terlempar di dinding cyclone selanjutnya akan turun keluar melalui bagian

bawah cyclone terus masuk ke bak “B-1” sedangkan sebagian besar kernel

yang bercampur air akan keluar melalui vortex bagian atas Cyclone “C-1”

kernel tersebut selanjutnya akan ditiriskan dengan ayakan getar sebelum

dikeringkan di di silo kernel

c. Fraksi cangkang yang masuk ke bak “B1” masih mengandung lempengan atau

pecahan kernel, selanjutnya akan dipompa “P2” ke cyclone “C2”

Cangkang

Kernel

CM : Cracked Mixture

Kernel

D2

C2

C1

CM

A 1

B 1

P1 P

2

D1

Cangkang

Page 32: LAPORAN PKL (Jamil Agus Putra 0911112001)

25

d. Pada cyclone “C2” merupakan tahap akhir pemisahan kernel dan cangkang di

mana cangkang yang keluar akan ditiriskan sebelum ditransfer ke silo

cangkang sedangkan kernel yang keluar ditransfer kembali ke bak A1.

2.7.12 Shell Grading Drum

Shell Grading Drum adalah alat berbentuk tromol untuk memisahkan kernel yang

ikut dari cangkang sesuai dengan ukuran diameter inti.

2.7.13 Kernel Silo

Kernel Silo berfungsi untuk mengurangi kadar air yang terkandung dalam inti.

Penurunan kadar air pada inti bertujuan untuk menghindari penjamuran pada saat

penyimpanan. Suhu pada kernel silo berbeda. Temperatur di kernel silo adalah 700C,

karena input steam masuk dari tengah bodi maka diasumsikan suhu ditiap tingkatan

sama.

Silo inti ini dipakai untuk mengeringkan inti yang berasal dari Hydrocyclone

sampai kadar air sesuai dengan ketentuan 7%. Pengeringan dilakukan dengan udara

yang ditiup oleh kipas melalui elemen panas.

Suhu yang panas diantaranya :

Sebagai pedoman dalam pengoperasian untuk mencapai hasil yang optimal

dari proses yang dilalui tiap unit instalasi/peralatan harus diketahui karakteristik dari

masing atas instalasi.

Kadar air inti yang terlalu rendah dapat menyebabkan kadar inti berubah warna

terlalu besar. Sebaliknya, jika inti kurang kering maka :

Inti kadar berjamur

Kadar FFA dalam minyak tinggi

Kadar minyak yang diperoleh lebih rendah

Faktor yang mempengaruhi kinerja dari kernel silo :

Temperatur

Waktu penahanan (fe retentation time)

Kualitas dan kuantitas

Page 33: LAPORAN PKL (Jamil Agus Putra 0911112001)

26

Kondisi dan kebersihan heater

Suplai steam

Kondisi blower/fan

Kebersihan kisi-kisi dalam silo

Hal ini dilakukan agar pengeringan pada inti sempurna sampai pada dalam inti

nya. Suhu yang paling atas akan mengeringkan bagian luar dan suhu pada bagian

tengah akan mengeringkan pada bagian tengah dan suhu bagian bawah akan

mengeringkan pada bagian dalam inti.

Gambar 2.10. Kernel Silo

2.7.14 Bunker Kernel

Bunker Kernel fungsinya untuk menyimpan inti sebelum dikirim keluar untuk

dijual. Tangki timbun berupa tanki berukuran besar.

Gambar 2.11. Bunker Kernel

Page 34: LAPORAN PKL (Jamil Agus Putra 0911112001)

27

Page 35: LAPORAN PKL (Jamil Agus Putra 0911112001)

III. KESIMPULAN dan SARAN

3.1 Kesimpulan

PMKS Topaz memiliki kapasitas pabrik sebesar 45 ton/jam

Hasil dari pabrik sawit ini yaitu berupa minyak CPO dan kernel

Sumber air untuk kebutuhan pabrik dan ke rumah-rumah karyawan di olah di

stasiun water treatment

Sumber TBS (Tandan Buah Segar) yang diolah berasal dari kebun sendiri

yaitu Afdelling 1, Afdelling 2, Afdelling 3,OPRS dan juga dari TBS luar

yang berasal dari kebun masyarakat disekitar pabrik.

3.2 Saran

Sebaiknya sistem pengolahan berdasarkan sistem FIFO (first in first out) agar

TBS yang pertama kali masuk ke pabrik pertama kali pula diolah dan tetap

kontinu dijalankan tanpa di inapkan terlebih dahulu supaya FFA tidak tinggi .

Untuk menjamin keselamatan dan kesehatan kerja sebaiknya para pekerja

menggunakan alat pelindung diri yang telah disediakan setiap saat.

Untuk meningkatkan produktivitas/kinerja karyawan dalam melaksaan

pekerjaannya, sebaiknya setiap karyawan diberikan fasilitas yang mendukung

pekerjaannya, dan diberikan pelatihan-pelatihan mengenai siklus alat hingga

mutu dari produk kelapa sawit sehingga para pekerja benar-benar memahami

pekerjaan mereka setiap bidang.

Sebaiknya disediakan sedikitnya 2 unit pemadam kebakaran dilokasi pabrik

yang rawan terhadap kebakaran. Sebagai antisipasi pertama sebelum bantuan

dari mobil kebakaran dari dinas pemadan kebakaran datang.

Page 36: LAPORAN PKL (Jamil Agus Putra 0911112001)

28

DAFTAR PUSTAKA

Arif,Habibillah.2010.PASCA PANEN DAN STANDAR PRODUKSI KELAPA SAWIT,

http//:www.habibiezone.wordpress.com/pasca-panen-dan-standar-produksi-kelapa-

sawit.html (diunduh pada 28 januari 2013)

Mangunsong,Lamria.dkk.2003. BUKU AJAR TEKNOLOGI PENGOLAHAN

KELAPA SAWIT.Polnep.Pontianak

Pancawardanu,Adha.2009.Teknologi Pengolahan Kelapa

Sawit. http://apwardhanu.wordpress.com/2009/03/20/teknologi-pengolahan-kelapa-

sawit.html (diunduh pada 3februari 2013)

Adlin U Lubis, 1992, Kelapa Sawit (Elaeis guineesis Jacq) di Indonesia, Pusat Penelitian Perkebunan Marihat-Bandar Kuala.

Page 37: LAPORAN PKL (Jamil Agus Putra 0911112001)

29

Lampiran

Sortasi TBS di meja sortasi

Page 38: LAPORAN PKL (Jamil Agus Putra 0911112001)

30

Lori

Stasiun sterilizer (perebusan)

Page 39: LAPORAN PKL (Jamil Agus Putra 0911112001)

31

Tripler

Threser

Page 40: LAPORAN PKL (Jamil Agus Putra 0911112001)

32

Digester

Press

Page 41: LAPORAN PKL (Jamil Agus Putra 0911112001)

33

Nut Silo

Page 42: LAPORAN PKL (Jamil Agus Putra 0911112001)

34

proses pengolahan biji

Bunker Kernel