LAPORAN PKL (Jamil Agus Putra 0911112001)
-
Upload
mhd-syahhir -
Category
Documents
-
view
498 -
download
55
Transcript of LAPORAN PKL (Jamil Agus Putra 0911112001)
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
( P K L )
PROSES PENGOLAHAN TANDAN BUAH SEGAR (TBS) KELAPA SAWIT MENJADI KERNEL (BUAH INTI) DI PT. TUNGGAL YUNUS ESTATE
PMKS TOPAZ ASIAN AGRI GROUP PETAPAHAN, KEC. TAPUNG, KAB. KAMPAR. RIAU.
Oleh:
JAMIL AGUS PUTRANo. BP : 0911112001
JURUSAN TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2013
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
(PKL)
Judul :
Proses Pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit Menjadi (buah inti) Kernel di . PT. Tunggal Yunus Estate - PMKS Topas - Asian Agri Group. Petapahan,
Kec. Tapung, Kab. Kampar. Riau.
Nama : Jamil Agus Putra
No. BP : 0911112001
Tempat PKL : PT. Tunggal Yunus Estate - PMKS Topas - Asian Agri Group. Petapahan, Kec. Tapung, Kab. Kampar. Riau.
Periode : 19 Desember 2012 s/d 12 Januari 2013
Nama Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Sandra, MP
Nama Pembimbing Lapangan : Sangkot Sitorus, ST
Tapung, Januari 2013
` Mahasiswa Pelaksana PKL
Jamil Agus PutraNo.BP 0911112001
Dosen Pembimbing PKL, Pembimbing Lapangan,
Dr. Ir. Sandra, MP Sangkot Sitorus, ST NIP. 196312311993031021
ii
KATA PENGANTAR
Segenap puji dan rasa syukur selalu perbaharui pada Allah SWT, atas segala
rahmat dan nikmat dan karunia yang di limpahkan-Nya pada penulis, khususnya
dalam menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL).
Laporan PKL ini penulis susun berdasarkan data – data yang diperoleh saat
melakukan PKL di PT. Tunggal Yunus Estate PMKS Topaz Asian Agri Group.
Atas selesainya laporan PKL ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada
bapak. Dr. Ir. Sandra, MP selaku pembimbing PKL, bapak Sangkot Sitorus, ST,
selaku pembimbing lapangan, para staf dan karyawan PT. Tunggal Yunus Estate
PMKS Topaz Asian Agri Group dan teman – teman PKL di PT. Tunggal Yunus
Estate PMKS Topaz Asian Agri Group yang selalu memberikan nasehat, ilmu dan
semangat kepada penulis dalam melaksanakan PKL dan dalam penyelesaian laporan
PKL ini.
Semoga laporan PKL ini bermanfaat bagi penulis dan para pembaca laporan
PKL ini. Penulis menyadari bahwa laporan ini belum sempurna, oleh sebab itu
penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk menyempurnakan
laporan ini.
Padang, Februari 2013
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................. iii
DAFTAR TABEL......................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... v
DARTAR LAMPIRAN ............................................................................... vi
I. PENDAHULUAN..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang......................................................................................... 1
1.2 Tujuan....................................................................................................... 1
1.3 Manfaat .................................................................................................... 2
1.4 Desksripsi Tempat Penelitian................................................................... 2
1.5 Waktu Pelaksanaan PKL dan Jadwal Kegiatan........................................ 3
II. PROSES PENGOLAHAN KERNEL (Buah Inti)................................ 4
2.1 Stasiun Penerimaan Bahan Baku ............................................................. 4
2.1 Stasiun Perebusan .................................................................................... 10
2.2 Stasiun Thressing .................................................................................... 15
2.3 Stasiun Pencacah/Digester ...................................................................... 17
2.4 Stasiun Kempa/Pressing .......................................................................... 19
2.5 Stasiun Pengolahan Biji ........................................................................... 20
III. KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................. 27
3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 27
3.2 Saran ........................................................................................................ 27
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 28
LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Distribusi kartu timbangan......................................................................... 5
2. Kriteria buah yang diterima ....................................................................... 6
3. Step-step perebusan PMKS Topaz ............................................................ 12
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Program pada jembatan timbangan ................................................... 6
2. Sensor WBS ....................................................................................... 6
3. Sortasi TBS di meja sortasi ................................................................ 8
4. Loading Ramp .................................................................................... 9
5. Lori ..................................................................................................... 10
6. Grafik Siklus Perebusan Tiga Puncak................................................. 13
7. Threser ................................................................................................ 16
8. Nut Silo ……... ................................................................................... 21
9. Hydrocyclone....................................................................................... 23
10. Kernel Silo......................................................................................... 26
11. Bunker Kernel…………………………………………………… . 26
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Surat keterangan telah melakukan PKL dari instansi tempat
pelaksanaan PKL ..................................................................................
2. Lembar penilaian PKL olehPembimbingLapangan .............................
3. Dokumentasi (fotofoto) ........................................................................ 29
4. Bagan pengelolaan instansi/perusahaan, diagram alirproses,
Spesifikasi alat/mesin yang diamati, perhitungan daya alat/mesin
yang diamati .........................................................................................
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
PT. Tunggal Yunus Estate-PMKS Topaz-Asian Agri Group merupakan salah
satu pabrik kelapa sawit yang melakukan budidaya dan pengolahan buah kelapa sawit
secara berkelanjutan, mulai dari pembibitan sampai menghasilkan Crude Palm Oil
(CPO) dan Kernel. Untuk mendapatkan hasil akhir yang optimal, diperlukan bahan
baku sesuai standard dan peralatan yang memadai untuk melakukan proses
pengolahan.
Praktek kerja lapangan adalah salah satu program dari lembaga pendidikan
yang diselenggarakan oleh Universitas Andalas, khususnya Fakultas Teknologi
Pertanian, untuk membentuk sumberdaya manusia siap pakai yang menonjol dari segi
materi dan lapangan. Sehingga mahasiswa yang ikut serta melaksanakan kegiatan
PKL ini dapat memperoleh gambaran dan pengalaman di dunia kerja.
Praktek kerja lapangan juga merupakan salah satu kurikulum pengembangan
wawasan, pengalaman dan pengetahuan praktis mahasiswa melalui kerjasama dengan
perusahaan yang bergerak di bidang pertanian, baik swasta maupun lembaga
pemerintah. Sesuai dengan kurikulum yang berlaku dan juga merupakan syarat
penyelesaian kuliah, penulis melakukan praktek kerja lapangan ini di PT. Tunggal
Yunus Estate-PMKS Topaz-Asian Agri Group
1.2 Tujuan
Adapun tujuan pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan ini adalah :
1. Sebagai wahana dalam penerapan dan pengembangan IPTEK (Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi) serta menciptakan keterkaitan dan kesepadanan antara ilmu
pengetahuan yang telah didapatkan dalam proses pendidikan formal dengan studi
lapangan.
2. Mempelajari dan memahami proses panen Tandan Buah Segar (TBS) sawit
berdasarkan kriteria buah siap panen.
3. Mengetahui proses pengolahan sawit mulai dari pengolahan bahan baku Tandan
Buah Sawit (TBS) menjadi Crude Palm Oil (CPO) dan Kernel.
2
4. Memperluas wawasan dan meningkatkan kemampuan keprofesian mahasiswa
sesuai bidang ilmu.
1.3 Manfaat
1. Dengan mengikuti progam Praktek Kerja Lapangan (PKL), mahasiswa
diharapkan memperoleh pengalaman praktis dan mampu
menerapkan/menyelaraskan teori yang diperoleh di perkuliahan dengan
kenyataan dilapangan.
2. Mahasiswa dapat memahami proses pengolahan kelapa sawit menjadi CPO dan
Kernel.
3. Menghasilkan sarjana yang terampil, relevan dengan pembangunan dan mampu
menghayati serta memecahkan permasalahan di dalam dunia kerja.
1.4 Desksripsi Tempat Praktek Kerja Lapangan
1.4.1 Sejarah Perusahaan
Sejarah singkat PMKS Topaz PT. Tunggal Yunus Estate Asian Agri Group
1 Nama Perusahaan : PT. TUNGGAL YUNUS ESTATE
2 Nama Pabrik : PMKS TOPAZ
3 Kapasitas Pabrik : 45 ton/jam
4 Desa : PETAPAHAN
5 Kecamatan : TAPUNG
6 Kabupaten : KAMPAR
7 Provinsi : RIAU
Sejarah Kapasitas Pabrik
1 Tanggal dibangun :
2 Tanggal beroperasi : 14 September 2001
3 Kapasitas dibangun (awal) : 45 ton/jam tanggal :
4 Penambahan kapasitas I : tanggal :
5 Penambahan kapasitas II : tanggal :
3
Sumber TBS yang diolah PMKS TOPAZ
Kebun Topaz
Sumber TBS yang diolah:
1. Kebun inti,yang merupakan hasil dari kebun PMKS Topaz, yang terdiri dari:
- Afdeling 1
- Afdeling II
- Afdeling III
2. Kebun OPRS
3. TBS luar, yang terdiri dari:
- Eni Santi (ES)
- Sidok Mauliate (SM)
- Poda Sagu-sagu Mariangan (PSSM)
- Marisit Hutasoit
- Mino (MN)
1.5 Waktu Pelaksanaan PKL dan Jadwal Kegiatan
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan pada tanggal 19
Desember – 12 Januari 2012 di PT. Tunggal Yunus Estate –PMKS Topas – Asian
Agri Group (Riau).
4
II. TINJAUAN PROSES
2.1 STASIUN PENERIMAAN BAHAN BAKU
2.1.1 Pos Satpam
Pos satpam memiliki 6 orang anggota pengamanan dan dikepalai oleh 1 orang
Danru. Tugas utama dari pos ini yaitu menjaga keamanan pabrik dan lingkungan
sekitar pabrik. Tugas tambahannya yaitu :
Memeriksa dan mencatat Surat Pengantar Barang (SPB) supplier
Mencatat material yang keluar dan masuk
Mencatat waktu masuk dan keluar mobil/truk pengangkut TBS
Khusus untuk mobil pengangkut CPO dan Kernel, setelah dilakukan pengisian
CPO, kernel dan juga cangkang di timbang di jembatan timbangan terlebih
dahulu dilakukan pengecekan segel locis agar tidak terjadi kecurangan-
kecurangan. Dan nomor locis dicatat dibuku pencatatan locis.
Check Clock Control yang dilakukan setiap satu kali per jam. Hal ini
bertujuan untuk membuktikan bahwa satpam mengontrol keliling pabrik.
Check Clock ini berada pada 7 tempat, yaitu :
a. Limbah
b. Kantor
c. Loading Ramp
d. Gudang material
e. Strock Tank
f. Water Treatment
g. Gudang Abu
2.1.2 Jembatan Timbang
Jembatan timbang ini merupakan tempat yang sangat penting, karena di
timbangan inilah diketahui jumlah material yang masuk maupun keluar. Jembatan
timbang ini menggunakan sensor, sehingga apabila mobil sudah berada tepat di
tengah-tengah timbangan,maka berat mobil/truk akan langsung terbaca pada monitor.
5
Selanjutnya perhitungan pada jembatan ini menggunakan sebuah program yang
langsung di buat oleh PT. ASIAN AGRI yang dinamakan dengan WBS.
Timbangan berfungsi untuk menghitung berat material yang keluar maupun
yang masuk.
Netto = Brutto – Tarra
Dimana: Brutto = Berat Kotor
Tarra = Berat Kosong
Netto = Berat Bersih
Setiap mobil/truk yang masuk dan keluar harus ditimbang 2 kali. Yaitu pada saat
masuk dan keluar agar bisa diperoleh nilai Netto. Khusus untuk truk pengangkut
CPO, berat Tarra hanya boleh( + 50) dan (– 50) dari tara yang terdaftar sebelumnya.
Komoditi-komoditi yang di timbang :
a. Komoditi Utama :
TBS
CPO
KERNEL
b. Komoditi Tambahan :
Cangkang
Jangkos
Abu janjang luar
Minyak solar
Minyak tanah
Besi bekas
Pupuk
Beras
Tabel 2.1 Distribusi kartu timbangan :
NO Warna Distribusi Keterangan
1 Putih Supplier Sebaga bukti penyerahan/dokumen penagihan
material/komoditi yang dikirim
2 Merah Kantor KTU Sebagai arsip kantor KTU
6
3 Kuning Pengangkutan Sebagai dokumen penagihan ongkos pengangkutan
4 Hijau Arsip
timbangan
Diarsipkan lengkap dengan surat pengantar/DO dan
pendukungnya
Gambar 2.1. Program pada jembatan timbangan Gambar 2.2. Sensor WBS
2.1.3 Proses Sortasi TBS
Setelah dari timbangan,mobil/truk menuju tempat sortasi TBS. Hal ini
bertujuan untuk memisahkan TBS yang diterima maupun yang ditolak sesuai dengan
kriteria di PMKS TOPAZ. Kriteria yang diterima dan yang tidak diterima di PMKS
TOPAZ, yaitu :
Tabel 2.2. Kriteria Buah yang diterima
NO Uraian Kriteria Keterangan
1 Buah Masak Buah warna merah,daging buah
berwarna orange
Diterima
2 Buah Mentah Buah warna hitam,daging buah
berwarna pucat
Tidak Diterima
3 Tangkai
Panjang
Tangkai panjang dari tandan ≥ 3 cm Diterima
(dikenakan
7
potongan)
4 Tandan
Kosong
Tandan yang membrondol ≥ 75 % Tidak Diterima
5 Brondolan
Busuk
Warna brondol kecoklatan atau hitam
dan bau
Tidak Diterima
Untuk pengambilan sampel TBS dari buah kebun diambil 2 truk per hari dari
setiap afdeling, dan untuk TBS luar disortir semua sesuai dengan kriteria dari PMKS
TOPAZ. Kriteria kematangan buah menentukan didalam pencapaian rendemen
minyak dan rendemen inti. Buah dari kebun inti, jika saat sortasi ditemukan buah
mentah maka akan dilakukan pengurangan nilai sesuai dengan standar nilai panen,
yaitu :
1. Standar
a. Mentah, standarnya 0% karena tidak diinginkan pabrik.
b. Matang, minimal 80% dari total dari TBS.
c. Terlalu matang, standarnya maksimal 20% dari total keseluruhan TBS.
d. Busuk dan tandan kosong nilainya 0% karena juga tidak diinginkan oleh
pabrik.
2. Bobot
a. Buah Mentah, bobotnya akan dikurangkan (minus) karena buah mentah
tidak diinginkan pabrik. Nilai nya -3 terhadap 1% dari buah mentah.
b. Buah Matang, memiliki nilai +1 karena buah matanglah yang diinginkan
oleh pabrik.
c. Terlalu Matang, bobotnya adalah 0, karena buah yang terlalu matang
kurang diinginkan pabrik karena memiliki asam yang tinggi, namun
masih dapat dimanfaatkan.
d. Busuk dan Tandan Kosong dikurangi 1 (-1), karena busuk dan tandan
kosong bukan merupakan faktor dari manusia.
Untuk TBS luar yang tidak diterima dikembalikan lagi dan dimasukkan ke truk untuk
ditimbang kembali sebagai tarra.
8
Gambar 2.3. Sortasi TBS di meja sortasi
2.1.4 Loading Ramp
Setelah TBS disortasi,TBS dimasukkan ke Loading Ramp dengan hati-hati agar
TBS tidak rusak karena akan terkontaminasi sehingga menyebabkan kenaikan kadar
FFA lebih cepat meningkat. Loading Ramp A memiliki 12 pintu dengan kapasitas
150 ton dan Loading Ramp B memiliki 10 pintu, kapasitas 100 ton. Fungsi dari
Loading Ramp, yaitu :
a. Tempat menampung TBS yang telah disortasi
b. Tempat memasukkan TBS ke Lori
c. Mengurangi kotoran
9
Gambar 2.4. Loading Ramp
2.1.5 Lori
TBS dari Loading Ramp langsung dimasukkan ke lori. Lori berfungsi sebagai
tempat penampungan TBS pada stasiun perebusan. Lori yang dipakai adalah lori yang
mempunyai banyak lubang yang terdapat pada setiap sisi yaitu pada sisi sebelah kiri,
kanan dan bagian bawah, ini dimaksudkan agar steam dapat masuk dengan merata
pada buah yang paling dalam dan condensate dapat keluar dari dalam lori.
Proses loading ramp sangat bergantung pada jumlah dan kapasitas lori. Proses
pemasukkan TBS kedalam lori yaitu dengan cara Lori diletakkan tepat pada pintu
Loading Ramp. Pintu Loading Ramp di buka sistem FIFO (First In First Out) agar
mencegah buah yang menginap terlalu lama yang akan mengakibatkan FFA lebih
cepat jumlah Lori yang tersedia sebanyak ± 75 unit.
Spesifikasi lori :
- Panjang : 4 m
- Lebar : 2.5 m
- Tinggi : 1.6 m
- Kapasitas : 7500 kg TBS
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian lori adalah sebagai berikut :
1. Pengisian lori secara optimal sesuai kapasitas
10
2. Dudukan lori harus tepat di atas rail agar tidak anjlok dan jatuh
3. Gandengan lori harus baik dan benar agar berfungsi semestinya
Pemeliharaan terhadap body, bushing lori dan Casis secara continue
merupakan faktor penting dalam mengantisipasi terjadinya body koyak dan lory
anjlok yang dapat mengganggu kelancaran proses produksi.
Selain itu juga sambungan antar lori juga diperhatikan kondisinya karena
apabila lori tertinggal didalam rebusan pada saat proses pengeluaran maka akan
mengakibatkan waktu yang dibutuhkan untuk menarik lori tersebut keluar dari
rebusan akan bertambah yang dapat mengganggu proses produksi
Gambar 2.5. Lori
2.2 STASIUN REBUSAN
2.2.1 Strelizer (Perebusan)
Sterilizer adalah sebuah benjana uap bertekanan yang digunakan untuk
merebus TBS (Steam). Satu kali Perebusan TBS membutuhkan waktu 75 menit, 85
menit dan 90 menit, tergantung kondisi buah. Tetapi waktu yang sering digunakan
yaitu 85 menit dan tekanan 1,5 – 3 kg/ cm2 dengan suhu 120-130 oC. Jumlah sterelizer
yang ada pada PMKS Topaz adalah 2 unit, dengan kapasitas masing-masing 37,5 ton
11
TBS. Satu kali rebusan terdapat 5 lori yang masing-masing lori berkapasitas 7,5 ton
TBS.
Adapun rumusan yang menjadi kapasitas stasiun rebusan yang dapat
mempengaruhi kapasitas stasiun berikutnya :
kap. Rebusan = jml rebusan (jml. lori setiap rebusan x kap. lori) X 60 mnt
siklus perebusan
dimana diketahui:
Jumlah sterilizer PMKS Topaz = 2 buah
Jumlah lori dalam setiap rebusan = 5 buah
Kapasitas lori = 7500 kg / 7.5 ton
Siklus perebusan = ±100 menit
Maka: kapasitas rebusan = 2 (5 x 7500) X 60
100
= 45000 kg = 45 ton/jam
Untuk menghindari tekanan rebusan tidak melebihi 3 kg/cm² maka dipasang
pengaman (safety valve) dan alat pengaman pada pintu agar tidak dibuka ketika
masih mengandung uap bertekanan dan tidak memasukkan uap jika belum terkunci.
Ada dua hal yang mempengaruhi perebusan yaitu ;
1. Tekanan uap dan lama perebusan .
2. Pembuangan udara dan air kondensat
Tekanan uap dan lama perebusan yang tidak cukup akan mempengaruhi :
1. Buah kurang masak, sebagian brondolan tidak lepas dari tandan yang
mnyebabkan kerugian minyak dalam tandan kosong.
2. Pelumatan dalam digester tidak sempurna, sebagian daging buah tidak lepas
dari biji sehingga proses pengempaan tidak sempurna dan mengakibatkan
kerugian minyak pada ampas dan biji.
3. Ampas (fibre) masih basah , sehingga proses kegiatan disatsiun kernel akan
terganggu (tidak lancar).
Perebusan yang terlalu lama akan menyebabkan ;
12
1. Minyak dari buah akan banyak terikut di air kondensat, sehingga losses
minyak tinggi di air kondensat dan ditandan kosong.
2. Merusak mutu minyak sawit, karena penurunan nilai Dobi.
Pada umumnya system perebusan yang digunakan adalah :
1. Satu puncak (single peak)
2. Dua puncak (double peak)
3. Tiga puncak (triple peak)
Untuk mengontrol secara otomatis tentang proses perebusan maka dipasang
PLC (program linier control). Cara ini akan memberikan hasil yang lebih baik karena
udara terbuang lebih banyak sehingga kapasitas rebusan lebih baik
Pemakaian uap dan sistem pembuangan
Uap yang digunakan rebusan adalah uap yang berasal dari turbin yang selalu
kontinu sementara pemakaian uap di rebusan bervariasi.
Tabel 2.3. Step-Step perebusan PMKS TOPAZ
INLET CONDENSAT
E
EX HAUST TIME TIME CONV. STATUS
O O S 2 2 Dearation
O S S 7 9 Peak 1
S O S 2 11 Condensate
S O O 2 13 Blow of
O O S 2 15 2nd Peak 2rise
O S S 8 23 Peak 2
S O S 2 25 Condensate
S O O 2 27 Blow of
O S S 9 36 Peak 3
S O S 1 37 Condensate
O S S 18 55 Peak 3
13
S O S 1 56 Condensate
O S S 18 74 Peak 3
S O S 5 79 Condensate
S O O 6 85 Blow of
Alaram
Waktu perebusan
Yang dimaksud dengan waktu perebusan adalah waktu yang dipergunakan
untuk proses merebus mulai dari memasukkan uap pada sterilizer sampai dengan
mengeluarkan uap (blow-off) pada puncak tiga.
Waktu perebusan berbeda dengan siklus merebus.Siklus merebus adalah
waktu perebusan ditambah dengan waktu membuka dan menutup kembali rebusan.
Gambar 2.6. Grafik Siklus Perebusan Tiga Puncak
Waktu yang digunakan untuk satu siklus perebusan adalah 100 menit dan
dibagi dalam tiga puncak yaitu :
14
1. Puncak satu (15 menit)
- Kran pemasukan uap (steam inlet) dibuka 13 menit untuk mencapai tekana
2.3 kg/cm² termasuk pembuangan udara dalam ketel rebusan selama 2
menit.
- Kemudian kran steam inlet ditutup .kran pembuangan kondensat dibuka
terlebih dahulu dan 1 menit kemudian kran steam outlet (blow up) dibuka
dengan cepat untuk menurunkan tekanan menjadi 0 kg/cm².
- Kran kondensat dan kran steam outlet (blow up) ditutup kembali,
kemudian kran steam inlet dibuka untuk puncak kedua.
2. Puncak kedua (14 menit)
- Operasional sama dengan puncak satu , tetapi tanpa pembuangan udara
dan tekanan yang dicapai pada puncak kedua adalah 2.5 kg/cm². waktu
yang diperlukan untuk menaikkan steam±12 menit dan untuk pembuangan
steam 2 menit.
- Kran kondensat dan kran steam outlet (blow up) ditutup
kembali ,kemudian kran steam inlet dibuka untuk puncak ketiga.
3. Puncak ketiga (63 menit)
- Kran steam inlet dibuka penuh untuk mencapai tekanan 3.0 kg/cm² selama
14 menit.
- Puncak ketiga ditahan (holding time) selama 45 menit.
- Selam holding time dilakukan pembuangan kondensat dengan cara
membka kran kondensat sebanyak 3x sehingga tekanan menurun sampai
2.7 kg/cm² dank ran kondensat ditutup kembali
- Selesai holding time, pembukaan kran dilakukan secara berurut mulai dari
kran pembuangan kondensat , kemudian kran steam outlet (blow up)
sehingga tekanan turun menjadi 0 kg/cm². waktu yang diperlukan untuk
penurunan steam ±4 menit.
15
- Setelah tekanan dalam rebusan turun hingga 0 kg/cm² dan air kondensat
terkuras habis, kran control steam disamping pintu rebusan dibuka untuk
mematikan tekanan dalam rebusan benar-benar sudah 0 kg/cm². bila
tekanan sudah benar-benar 0 kg/cm², maka pintu rebusan dapat dibuka
dengan bantuan capstand lori-lori dikeluarkan untuk diproses lebih lanjut.
Waktu yang dipergunakan untuk membuka pintu, mengeluarkan lori dan
menutup pintu rebusan adalah 5 menit.
Selama melakukan perebusan, dipersiapkan lori yang telah diisi dibelakang
rebusan, sehingga begitu perebusan selesai dan lori ditarik keluar, maka lori yang
telah terisi dapat langsung dimasukkan ke dalam rebusan.
PMKS Topaz mempunyai 2 buah strelizer yang berdiameter 2.070 mm dan
panjang 27.000 mm dengan kapasitas 37,5 ton/siklus dan dapat menampung 5 lori.
System perebusan menggunakan system triple peak (tiga puncak) yaitu puncak III
dengan tekanan 3 kg/cm²,kemudian puncak III ditahan selama 40-50 menit.
2.2.2 Recovery Tank
Recovery tank berfungsi untuk menampung minyak dari hasil perebusan di
Sterilizer yang disebut dengan Condensate. Minyak yang masih terbawa di recovery
tank ini akan diolah kembali atau di recycle kestasiun press untuk air dilution.
2.2.3 Tippler
Tippler berfungsi sebagai alat penuangTBS yang sudah direbus dari lori
menuju trheser melalui Scraper conveyor. Waktu maximal penuangan yang
digunakan untuk penuangan tippler 10 menit/lori.
2.2.4 Bunch Elevator
Bunch elevator berfungsi sebagai pengangkut TBS yang telah direbus yang
jatuh ke hopper untuk diangkut menuju thresher.
16
2.3 STASIUN THRESING
2.3.1 Thresher
Thresher merupakan alat yang berfungsi memisahkan antara brondolan
dengan janjangannya. Cara kerja dari threser ini yaitu dengan mengangkat dan
membanting Tandan Buah Segar (TBS) yang sudah direbus. Janjangan yang kosong
masuk ke Empty Bunch Conveyor, sedangkan brondolah jatuh ke Under Threser
Conveyor, karena pada sisi-sisi threser terdapat kisi-kisi yang membuat brondolan
jatuh ke Under Threser Conveyor.
Dalam pengoperasian Trheser,yang perlu diperhatikan :
Pada saat Threser berputar, TBS harus mencapai ketinggian maksimal
sebelum jatuh.
Pengaturan buah yang masuk ke dalam Threser disesuaikan dengan kapasitas
alat, sehingga tidak terjadi kelebihan kapasitas.
Gambar2. 7. Threser
2.3.2 Bunch Conveyor
Pada saat threser nomor 1, masih terdapat brondolan pada tandannya. Oleh sebab
itu tandan yang masih terdapat brondolan di bawa lagi menuju second threser oleh
Bunch Conveyor, setelah melalui Bunch Crusher terlebih dahulu.
2.3.3 Rethreser
17
Tandan yang dibawa oleh Bunch Conveyor masuk ke threser nomor dua seteah
melalui Bunch Crusher. Threser ini berfungsi agar tidak ada lagi brondolan yang
terdapat pada tandan sehingga tandan benar-benar kosong atau bersih.
2.3.4 Horizontal Empty Bunch Conveyor
Conveyor ini berfungsi untuk membawa tandan yang kosong dari threser yang
berbentuk mendatar.
2.3.5 Inclined Empty Bunch Conveyor
Conveyor yang membawa tandan kosong yang miring ke atas menuju Empty
Bunch Loading Hopper
.
2.3.6 Empty Bunch Loading Hopper
Tandan kosong atau jangkos menunggu truk pengangkut untuk di bawa kembali
ke kebun agar di jadikan pupuk.
2.3.7 Buttom Cross Conveyor
Buttom Cross Conveyor merupakan alat pembawa brondolan dari Under Thresher
Conveyor menuju Fruit Elevator.
2.3.8 Fruit Elevator
Elevator yang membawa brondolan hasil pemisahan dari Buttom Cross Conveyor
menuju Top Cross Conveyor.
2.3.9 Top Cross Conveyor
Brondolan yang dibawa oleh Fruit Elevator masuk ke Top Cross Conveyor yang
bertujuan agar brondolan yang dibawa masuk ke dalam masing-masing tank Digester.
2.4 STASIUN PENCACAH / DIGESTER
18
Digester merupakan sebuah alat yang berbentuk tabung, poros pemutar yang
dilengkapi dengan pisau pemotong dan pelempar. Tujuan dari pengadukan adalah
melumatkan daging buah dan memisahkan daging buah dengan inti serta memisahkan
minyak agar mudah diproses di pengempaan. Brondolan yang dibawa oleh Top Cross
Conveyor masuk ke dalam alat pengaduk (Digester). Di dalam digester ini brondolan
diaduk dan dicacah (dicincang) dengan pisau pemotong dan pelempar yang berputar
sambil dipanaskan.
Proses pengadukan berlangsung akibat adanya gesekan antara pisau dengan
brondolan. Jumlah pisau pemotong yang panjang dan pendek dalam satu unit digester
terdiri dari empat pasang pisau yang bertingkat dan satu pasang pisau pelempar.
Letak pisau-pisau ini saling bersilangan antara pisau yang satu dengan yang lainnya.
Hal ini bertujuan agar daya adukan cukup besar dan pengadukan lebih sempurna.
Dalam digester brondolan dicacah dengan pisau-pisau pengaduk yang
berputar pada porosnya sehingga daging buah pecah dan terlepas dari biji. PMKS
Topaz memiliki 4 unit digester. 3 unit yang aktif dan 1 unit lagi sebagai cadangan.
Fungsi digester :
a. Melumatkan daging buah
b. Memisahkan daging buah dengan biji
c. Mempersiapkan Feeding Press
d. Mempermudah proses press
e. Menaikkan temperatur
f. Homogenize
Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja digester :
a. Kondisi pisau pengaduk digester, jika aus segera diganti
b. Level volume buah dalam digester, minimal berisi 34
dari volume digester
(pisau bagian atas tertutup oleh brondolan)
19
c. Temperatur, dijaga pada suhu 90 – 950C untuk mempermudah proses
pemisahan minyak dengan air. Temperatur dalam digester dijaga dengan
menginjeksi Steam maupun dengan menggunakan Steam Jacket
d. Kebersihan Bottom Plate
e. Kematangan buah yang sudah direbus
f. Kecepatan pengadukan, yaitu 25 Rpm
g. Kondisi plat siku penahan pada dinding digester
h. Pipa Drain Bottom digester
Pengadukan dikatakan baik apabila :
a. Ketel pengadukan selalu selalu dalam keadaan penuh
b. Suhu 90 – 950C
c. Waktu pengadukan 15 – 20 menit
2.5 STASIUN KEMPA / PRESSING
Screw press berfungsi untuk mengeluarkan minyak pada daging buah sawit
yang telah dicacah sebelumnya pada digester. Press ini juga berfungsi sebagai
pemisah antara minyak dengan fiber dan biji.
Apabila tekanan pada saat press kurang, maka minyak yang dihasilkan kurang
maksimal dan menyebabkan losis minyak pada fiber tinggi dan ini menyebabkan
kurangnya hasil produksi minyak. Apabila tekanan pada press terlalu tinggi, maka
akan menyebabkan biji menjadi pecah, cangkang pecah, dan inti atau kernel pun
pecah atau hancur sehingga nut pecah (Broken Nut) sempurna., sebaiknya tekanan
dipress disesuaikan dengan konsdisi, kisarannya 35-40 ton.
Dalam press dilakukan penambahan air dengan suhu 90 – 950C. Hal ini
bertujuan agar mempermudah proses pengempaan dan juga mempermudah keluarnya
minyak pada saat di press.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja digester :
a. Kondisi Worm Screw Press
b. Tekanan dan kualitas mutu buah (perebusan)
c. Sampah
20
d. Kebersihan press
e. Tekanan cone
f. Air delusi, yang berfungsi untuk mempermudah proses pemisahan minyak
dan air. Jika air dilution terlalu sedikit, minyak yang dihasilkan lebih murni,
tapi losis minyak tinggi. Temperatur air delusi harus dijaga 950C. Penambahan
air delusi dilakukan sebanyak 15 – 20 % terhadap jumlah TBS yang diolah
Norma yang diizinkan di stasiun press :
Oil Losses pada press fiber : max 4%
Oil Losses pada biji : max 0,55 %
Minyak yang dihasilkan pada saat press dialirkan ke stasiun klarifikasi untuk
dijernihkan atau dimurnikan. Sedangkan fibre atau ampas press diteruskan ke Cake
Breaker Conveyor.
2.6 STASIUN PENGOLAHAN BIJI
2.7.1 Cake Breaker Conveyor (CBC)
Ampas press yang keluar dari screw press akan langsung jatuh ke CBC untuk
dibawa ke Depericarper. CBC ini berfungsi untuk memecah gumpalan ampas press
agar mudah didalam pemisahan antara Fiber dan Nut. Fiber akan terhisap oleh fibre
cyclone fan yang selanjutnya akan dibawa ke Fiber Hopper sebagai bahan bakar
Boiler. Sedangkan Nut akan jatuh menuju Nut Polishing Drum untuk dibersihkan
serabut-serabut halus yang masih menempel pada bagian luar Nut yang dapat
meredam lemparan dari Ripple Mill sebagai pemecah Nut.
2.7.2 Depericarper
Fiber yang telah dipisahkan dengan Nut akan dibawa oleh CBC ke Depericarper
yang berfungsi sebagai kolom pemisah fibre, serabut, dan Nut. Pemisahan dilakukan
dengan hisapan dari Fibre Cyclone fan dengan pengaturan dari Air Lock nya.
Penghisapan dilakukan dengan prinsip perbedaan berat jenis dimana jenis paling
ringan (fiber/serabut) akan terhisap ke Air Lock, serabut yang terhisap langsung
dibawa menuju Fiber Hopper sebagai tempat penampung Fiber sementara sebelum
21
dibawa oleh conveyor menjadi bahan bakar Boiler, dan Nut berat jenis yang berat
akan jatuh dan masuk ke Nut Polishing Drum.
2.7.3 Nut Polishing Drum
Nut Polishing Drum berfungsi untuk membersihkan Nut dari kotoran dan fiber
yang masih menempel. Nut Polishing Drum berputar dengan 23 Rpm dengan ujung
Polishing terdapat lubang-lubang yang berfungsi sebagai tempat masuknya Nut yang
sudah dipisahkan dengan kotoran dan fiber.
2.7.4 Inclened Nut Conveyor
Nut yang telah diproses di Nut Polishing Drum akan masuk ke lubang-lubang
yang berada pada ujung Nut Polishing Drum, lalu Nut akan jatuh ke dasar Incleaned
Nut Conveyor (Nut Auger Conveyor).
2.7.5 Destoner
Nut dari Inclened Nut Conveyor akan masuk ke Destoner yang berfungsi sebagai
pemisah antara Nut dengan batu secara gravitasi yang dihasilkan dari blower hisap
yang berada pada Destoner.
2.7.6 Nut Silo
Nut hasil pemolesan pada Nut Polishing Drum akan dibawa menuju Nut Silo
setelah melewati Include Nut Conveyor dan Destoner, alat ini berfungsi sebagai
tempat penampungan sementara dari Nut sebelum dimasukkan ke Ripple Mill dan
sebagai tempat pengaturan Nut untuk menuju Ripple Mill agar Nut yang terolah
sesuai dengan aturan First In First Out (FIFO).
22
Gambar 2.8. Nut Silo
2.7.7 Ripple Mill
Nut yang berasal dari Nut Silo akan diatur keluarannya sebagai umpan untuk
pemecahan Nut pada Ripple Mill. Alat ini berfungsi untuk memecah Nut dengan cara
menggiling. Nut dari Nut Silo akan masuk ke Ripple Mill dan akan diputar oleh
Rotor Bar Ripple Mill dan ditahan dengan Stator Ripple Mill (ripple Bar) yang
memiliki sudu-sudu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi pemecahan :
Kualitas dan kuantitas umpan masuk
Kondisi Ripple Mill
Jarak atau clearance antara rotor dengan plat body yang bergerigi
Rpm rotor
Tingkat kekeringan Nut
Pengukuran besarnya jarak harus dilakukan berdasarkan bahan baku yang masuk
agar Nut dapat pecah semua. Disini terdapat biji yang masih untuh karena tidak dapat
digiling dan inti pecah.
2.7.8 LTDS I (Light Tenera Dry Separator)
LTDS I berfungsi untuk memisahkan kernel dan cangkang dari cracked mixture.
Hisapan LTDS dihasilkan oleh air lock yang bekerja dengan blower. Cangkang halus
akan langsung dibawa ke Sheel Hopper yang selanjutnya untuk bahan bakar boiler.
23
Aliran udara terjadi karena adanya hisapan dari blower yang digerakkan dengan
motor listrik dari LTDS I aliran udara yang akan menuju blower dan sebelumnya
akan melalui Cyclone. Cyclone yang memisahkan cangkang dengan udara
pembawanya sehingga pecahan cangkang yang terbawa dalam aliran akan terpisah
dengan udara dan jatuh ke bawah menuju air lock dan akhirnya jatuh ke hopper
menuju stasiun boiler.
2.7.9 Nut Grading Drum
Nut Grading berfungsi untuk memisahkan inti, cangkang kasar, biji utuh dan inti
pecah. Dalam drum nut grading terdapat 3 bagian lubang. Lubang 2 dan 3 yaitu inti,
cangkang halus dan biji utuh akan keluar dan masuk ke LTDS 2 lubang 1 yaitu inti
dan cangkang kasar akan menuju ke Hidrocyclone. Nut Grading Drum berputar
dengan kecepatan 23 rpm. Pemisahan ini terjadi karena adanya putaran dan lobang
dari drum.
2.7.10 LTDS II
LTDS II berfungsi untuk memisahkan cangkang, inti utuh dan inti pecah dan
membawa cangkang dari hisapan menuju bahan bakar dari boiler.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja LTDS yaitu :
Hisapan (dumper airlock dan fan)
Kebocoran ducting dan kualitas serta kuantitas umpan masuk
2.7.11 Hydrocyclone
Hydrocyclone merupakan alat untuk memisahkan kembali inti yang terikut
dengan cangkang dengan sistem basah yaitu dengan bantuan media air. Inti dan
cangkang dari LTDS II akan masuk ke Hidrocyclonen melalui conveyor.
24
Gambar 2.9 Hydrocyclone
Cara Kerja Hydrocycloness :
a. Sebelum terisi campuran cangkang dan kernel bak hydrosiklon terlebih dahulu
diisi air.
b. Selanjutnya :
- Campuran kernel dan cangkang masuk ke bak A-1 yang sudah terisi air
selanjutnya campuran plus air dengan pompa P1 dipompa ke cyclone
“C1”
- Pada cyclone “C1” dengan adanya gaya sentrifugal fraksi cangkang
terlempar di dinding cyclone selanjutnya akan turun keluar melalui bagian
bawah cyclone terus masuk ke bak “B-1” sedangkan sebagian besar kernel
yang bercampur air akan keluar melalui vortex bagian atas Cyclone “C-1”
kernel tersebut selanjutnya akan ditiriskan dengan ayakan getar sebelum
dikeringkan di di silo kernel
c. Fraksi cangkang yang masuk ke bak “B1” masih mengandung lempengan atau
pecahan kernel, selanjutnya akan dipompa “P2” ke cyclone “C2”
Cangkang
Kernel
CM : Cracked Mixture
Kernel
D2
C2
C1
CM
A 1
B 1
P1 P
2
D1
Cangkang
25
d. Pada cyclone “C2” merupakan tahap akhir pemisahan kernel dan cangkang di
mana cangkang yang keluar akan ditiriskan sebelum ditransfer ke silo
cangkang sedangkan kernel yang keluar ditransfer kembali ke bak A1.
2.7.12 Shell Grading Drum
Shell Grading Drum adalah alat berbentuk tromol untuk memisahkan kernel yang
ikut dari cangkang sesuai dengan ukuran diameter inti.
2.7.13 Kernel Silo
Kernel Silo berfungsi untuk mengurangi kadar air yang terkandung dalam inti.
Penurunan kadar air pada inti bertujuan untuk menghindari penjamuran pada saat
penyimpanan. Suhu pada kernel silo berbeda. Temperatur di kernel silo adalah 700C,
karena input steam masuk dari tengah bodi maka diasumsikan suhu ditiap tingkatan
sama.
Silo inti ini dipakai untuk mengeringkan inti yang berasal dari Hydrocyclone
sampai kadar air sesuai dengan ketentuan 7%. Pengeringan dilakukan dengan udara
yang ditiup oleh kipas melalui elemen panas.
Suhu yang panas diantaranya :
Sebagai pedoman dalam pengoperasian untuk mencapai hasil yang optimal
dari proses yang dilalui tiap unit instalasi/peralatan harus diketahui karakteristik dari
masing atas instalasi.
Kadar air inti yang terlalu rendah dapat menyebabkan kadar inti berubah warna
terlalu besar. Sebaliknya, jika inti kurang kering maka :
Inti kadar berjamur
Kadar FFA dalam minyak tinggi
Kadar minyak yang diperoleh lebih rendah
Faktor yang mempengaruhi kinerja dari kernel silo :
Temperatur
Waktu penahanan (fe retentation time)
Kualitas dan kuantitas
26
Kondisi dan kebersihan heater
Suplai steam
Kondisi blower/fan
Kebersihan kisi-kisi dalam silo
Hal ini dilakukan agar pengeringan pada inti sempurna sampai pada dalam inti
nya. Suhu yang paling atas akan mengeringkan bagian luar dan suhu pada bagian
tengah akan mengeringkan pada bagian tengah dan suhu bagian bawah akan
mengeringkan pada bagian dalam inti.
Gambar 2.10. Kernel Silo
2.7.14 Bunker Kernel
Bunker Kernel fungsinya untuk menyimpan inti sebelum dikirim keluar untuk
dijual. Tangki timbun berupa tanki berukuran besar.
Gambar 2.11. Bunker Kernel
27
III. KESIMPULAN dan SARAN
3.1 Kesimpulan
PMKS Topaz memiliki kapasitas pabrik sebesar 45 ton/jam
Hasil dari pabrik sawit ini yaitu berupa minyak CPO dan kernel
Sumber air untuk kebutuhan pabrik dan ke rumah-rumah karyawan di olah di
stasiun water treatment
Sumber TBS (Tandan Buah Segar) yang diolah berasal dari kebun sendiri
yaitu Afdelling 1, Afdelling 2, Afdelling 3,OPRS dan juga dari TBS luar
yang berasal dari kebun masyarakat disekitar pabrik.
3.2 Saran
Sebaiknya sistem pengolahan berdasarkan sistem FIFO (first in first out) agar
TBS yang pertama kali masuk ke pabrik pertama kali pula diolah dan tetap
kontinu dijalankan tanpa di inapkan terlebih dahulu supaya FFA tidak tinggi .
Untuk menjamin keselamatan dan kesehatan kerja sebaiknya para pekerja
menggunakan alat pelindung diri yang telah disediakan setiap saat.
Untuk meningkatkan produktivitas/kinerja karyawan dalam melaksaan
pekerjaannya, sebaiknya setiap karyawan diberikan fasilitas yang mendukung
pekerjaannya, dan diberikan pelatihan-pelatihan mengenai siklus alat hingga
mutu dari produk kelapa sawit sehingga para pekerja benar-benar memahami
pekerjaan mereka setiap bidang.
Sebaiknya disediakan sedikitnya 2 unit pemadam kebakaran dilokasi pabrik
yang rawan terhadap kebakaran. Sebagai antisipasi pertama sebelum bantuan
dari mobil kebakaran dari dinas pemadan kebakaran datang.
28
DAFTAR PUSTAKA
Arif,Habibillah.2010.PASCA PANEN DAN STANDAR PRODUKSI KELAPA SAWIT,
http//:www.habibiezone.wordpress.com/pasca-panen-dan-standar-produksi-kelapa-
sawit.html (diunduh pada 28 januari 2013)
Mangunsong,Lamria.dkk.2003. BUKU AJAR TEKNOLOGI PENGOLAHAN
KELAPA SAWIT.Polnep.Pontianak
Pancawardanu,Adha.2009.Teknologi Pengolahan Kelapa
Sawit. http://apwardhanu.wordpress.com/2009/03/20/teknologi-pengolahan-kelapa-
sawit.html (diunduh pada 3februari 2013)
Adlin U Lubis, 1992, Kelapa Sawit (Elaeis guineesis Jacq) di Indonesia, Pusat Penelitian Perkebunan Marihat-Bandar Kuala.
29
Lampiran
Sortasi TBS di meja sortasi
30
Lori
Stasiun sterilizer (perebusan)
31
Tripler
Threser
32
Digester
Press
33
Nut Silo
34
proses pengolahan biji
Bunker Kernel