Agus susilo

126
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan tuntutan dan perkembangan pola pikir masyarakat dewasa ini tentang pelayanan kesehatan dan peningkatan pengertian tentang teknologi kedokteran dewasa ini dimana konsekwensinya menuntut pula peningkatan SDM petugas kesehatan tentang multi pelayanan dan ketrampilan sesuai tupoksinya. Penerimaan tentang perkembangan teknologi mutakhir kedokteran baik berbagai tindakan-tindakan pembedahan sangatlah diterima dengan baik oleh masyarakat, sehingga segala resiko dan penyulit yang dapat mengancam kehidupan dapat diminimalisir sekecil mungkin. Peningkatan mutu pelayanan keperawatan khususnya di kamar operasi yang meliputi kemampuan pengetahuan perawat dalam persiapan penderita pre, durante, dan post operasi serta penerapan teknik dasar kamar bedah 1

Transcript of Agus susilo

Page 1: Agus susilo

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejalan dengan tuntutan dan perkembangan pola pikir masyarakat dewasa

ini tentang pelayanan kesehatan dan peningkatan pengertian tentang teknologi

kedokteran dewasa ini dimana konsekwensinya menuntut pula peningkatan SDM

petugas kesehatan tentang multi pelayanan dan ketrampilan sesuai tupoksinya.

Penerimaan tentang perkembangan teknologi mutakhir kedokteran baik

berbagai tindakan-tindakan pembedahan sangatlah diterima dengan baik oleh

masyarakat, sehingga segala resiko dan penyulit yang dapat mengancam

kehidupan dapat diminimalisir sekecil mungkin.

Peningkatan mutu pelayanan keperawatan khususnya di kamar operasi

yang meliputi kemampuan pengetahuan perawat dalam persiapan penderita pre,

durante, dan post operasi serta penerapan teknik dasar kamar bedah yaitu tentang

bagaimana bekerja dengan baik dan benar sesuai ilmu dan etika kamar bedah.

Penerapan asuhan keperawatan perioperatif di kamar bedah dalam rangka

mempertahankan kesehatan pasien pre, durante dan post op baik mulai dari

pengidentifikasian kebutuhan bio, psiko, sosio dan spiritual,

mengimplementasikan dan mengkoordinasikan semua kegiatan keperawatan, ilmu

biomedis, ilmu dasar haruslah dilaksanakan secara sistematis dan continue.

Untuk itu Rumah Sakit Umum Dr. Soetomo Surabaya yang merupakan

rumah sakit pendidikan dan tempat rujukan bagi rumah sakit di Indonesia bagian

timur, mengadakan Program Pendidikan dan Pelatihan Perawat Kamar Operasi

1

Page 2: Agus susilo

untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas yang bekerja di

kamar operasi.

Untuk menindaklanjuti hal tersebut maka RS Ibu dan Anak Pekanbaru

mengirimkan tenaga perawat kamar operasi untuk mengikuti program pendidikan

dan pelatihan kamar bedah kepala dan leher, agar dapat meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan tentang teknik kamar bedah kepala dan leher,

sehingga dapat memberikan pelayanan yang profesional yang sanggup

menyiapkan dan mendampingi tim medis dalam memberikan pelayanan kamar

bedah kepala dan leher khususnya.

1.2 Tujuan Mengikuti Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah

1.2.1 Tujuan Umum

Setelah mengikuti Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah dapat

menghasilkan perawat yang memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang

pengelolaan dan teknik kamar operasi secara baik dan benar.

1.2.2 Tujuan Khusus

Diharapkan nantinya semua perawat terlatih dapat :

1. Menerapkan pengelolaan lingkungan kamar operasi.

2. Menerapkan pengelolaan alat/instrument bedah.

3. Menerapkan pengelolaan pasien bedah.

4. Menerapkan pengelolaan personil kamar bedah.

5. Menerapkan teknik septik dan aseptik.

6. Menerapkan teknik sterilisasi dan desinfeksi.

1.3 Manfaat Mengikuti Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah

1.3.1 Bagi Institusi

Agus SusiloPeserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat RSU Dr. Soetomo SBY Periode 01 Juli 2009 s/d 31 Desember 2009

2

Page 3: Agus susilo

Mempunyai sumber daya manusia yang lebih profesional dan memberikan

nilai tambah rumah sakit.

1.3.2 Bagi Peserta

Dengan mengikuti pelatihan, perawat kamar operasi dapat bekerja lebih

sistematik dan rapi. Dengan demikian perawat dapat bekerja sama dengan baik

dengan tim bedah sesuai dengan tugas dan kewajiban masing-masing.

Agus SusiloPeserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat RSU Dr. Soetomo SBY Periode 01 Juli 2009 s/d 31 Desember 2009

3

Page 4: Agus susilo

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kamar Operasi

2.1.1 Pengertian

Kamar Operasi atau kamar bedah adalah ruangan khusus di rumah sakit

yang diperlukan untuk melakukan tindakan pembedahan baik elektif atau akut

yang membutuhkan keadaan suci hama atau steril.

2.1.2 Pembagian Daerah Sekitar Kamar Operasi

1. Daerah Publik

Daerah yang boleh dimasuki oleh semua orang tanpa syarat khusus.

Misalnya: kamar tunggu, gang, emperan depan komplek kamar operasi.

2. Daerah Semi Publik

Daerah yang bisa dimasuki oleh orang-orang tertentu saja, yaitu petugas.

Dan biasanya diberi tulisan DILARANG MASUK SELAIN PETUGAS.

Dan sudah ada pembatasan tentang jenis pakaian yang dikenakan oleh

petugas ( pakaian khusus kamar operasi ) serta penggunaan alas kaki khusus

di dalam.

3. Daerah Aseptik

Daerah kamar bedah sendiri yang hanya bisa dimasuki oleh orang yang

langsung ada hubungan dengan kegiatan pembedahan. Umumnya daerah

yang harus dijaga kesucihamaannya. Daerah aseptik dibagi menjadi 3

bagian, yaitu:

4

Page 5: Agus susilo

a. Daerah Aseptik 0

Yaitu lapangan operasi, daerah tempat dilakukannya pembedahan.

b. Daerah aseptik 1

Yaitu daerah memakai gaun operasi, tempat duk / kain steril, tempat

instrument dan tempat perawat instrument mengatur dan mempersiapkan

alat.

c. Daerah aseptik 2

Yaitu tempat mencuci tangan, koridor penderita masuk, daerah sekitar

ahli anesthesia.

2.1.3 Bagian-bagian Kamar Operasi

Kamar operasi terdiri dari beberapa ruang baik itu di dalam kamar operasi

maupun di lingkungan kamar operasi, antara lain:

1. Kamar bedah

2. Kamar untuk mencuci tangan

3. Kamar untuk gudang alat-alat instrument

4. Kamar untuk sterilisasi

5. Kamar untuk ganti pakaian

6. Kamar laboratorium

7. Kamar arsip

8. Kamar Pulih Sadar (Recovery Room)

9. Kamar gips

10. Kamar istirahat

11. Kamar mandi (WC) dan Spoelhok (Tempat cuci alat)

12. Kantor

Agus SusiloPeserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat RSU Dr. Soetomo SBY Periode 01 Juli 2009 s/d 31 Desember 2009

5

Page 6: Agus susilo

13. Gudang

14. Kamar tunggu

15. Ruang sterilisasi

2.1.4 Persyaratan Kamar Operasi

Kamar operasi yang baik harus memenuhi beberapa persyaratan sebagai

berikut:

1. Letak

Letak kamar operasi berada di tengah-tengah rumah sakit, berdekatan

dengan Instalasi Rawat Darurat, ICU dan unit radiologi.

2. Bentuk dan Ukuran

a. Bentuk

1). Kamar operasi tidak bersudut tajam. Lantai, dinding. Langit-langit

berbentuk lengkung dan wama tidak mencolok.

2). Lantai dan 2/3 dinding bagian bawah harus terbuat dari bahan yang

keras, rata, kedap air, mudah dibersihkan dan tidak

menampung debu.

b. Ukuran

1). Kamar operasi kecil berukuran: 5,2 m x 5,6 m (29,1 m2)

2). Kamar operasi yang nyaman diperlukan kira-kira diperlukan luas

40 m2.

3). Kamar operasi untuk operasi besar diperlukan luas minimal 56 m2

(7,2 m x 7,8 m).

3. Sistem Penerangan

Agus SusiloPeserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat RSU Dr. Soetomo SBY Periode 01 Juli 2009 s/d 31 Desember 2009

6

Page 7: Agus susilo

Sistem penerangan di dalam kamar operasi harus memakai lampu pijar putih

dan mudah dibersihkan. Sedangkan lampu operasi memiliki persyaratan

khusus, yaitu arah dan fokusnya dapat diatur, tidak menimbulkan panas,

cahayanya terang dan tidak menyilaukan serta tidak menimbulkan bayangan.

Pencahayaan antara 300 - 500 lux, meja operasi 10.000 - 20.000 lux.

4. Sistem Ventilasi

Sistem ventilasi di kamar bedah sebaiknya memakai system pengatur suhu

sentral (AC sentral) dan dapat diatur dengan alat kontrol yang memakai

filter (Ultra Clean Laminar Airflow), dimana udara dipompakan ke dalam

kamar operasi dan udara di kamar operasi dihisap keluar.

5. Suhu dan Kelembaban

Suhu di kamar operasi di daerah tropis sekitar 19° - 22 ° C. Sedangkan di

daerah sekitar 20°-24°C dengan kelembaban 55% (50 — 60%).

6. Sistem Gas Medis

Pemasangan sebaiknya secara sentral memakai system pipa, yang bertujuan

untuk mencegah bahaya penimbunan gas yang berlebihan di kamar operasi

bila terjadi kebocoran dan tabung gas. Pipa gas tersebut harus dibedakan

warnanya.

7. Sistem listrik

Di dalam kamar operasi sebaiknya tersedia 2 macam voltage, yaitu 110 volt

dan 220 volt. Karena alat-alat kamar operasi memiliki voltage yang berbeda.

Semua tombol listrik dipasang pada ketinggian 1,40 m dari lantai.

8. Sistem komunikasi

Agus SusiloPeserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat RSU Dr. Soetomo SBY Periode 01 Juli 2009 s/d 31 Desember 2009

7

Page 8: Agus susilo

Sistem komunikasi di kamar operasi adalah sangat vital, terutama bila ada

keadaan darurat maka mudah untuk melakukan komunikasi.

9. Peralatan

a. Semua peralatan yang ada di kamar operasi harus beroda dan mudah

dibersihkan.

b. Semua peralatan harus terbuat dari bahan stainless steel agar mudah

untuk dibersihkan.

c. Untuk alat-alat elektrik harus ada petunjuk penggunaan dan menempel

pada alat agar mudah untuk penggunaan.

10. Pintu

a. Pintu masuk dan keluar penderita harus berbeda.

b. Pintu masuk dan keluar petugas harus tersendiri.

c. Semua pintu harus menggunakan door closer (bila memungkinkan).

d. Setiap pintu diberi kaca pengintai untuk melihat kegiatan di kamar

operasi tanpa membuka pintu.

11. Pembagian area

a. Ada batas tegas antara area bebas terbatas. semi ketat, dan area ketat.

b. Ada ruang persiapan untuk serah terima pasien dan perawat ruangan

kepada perawat kamar operasi.

12. Air Bersih

Air bersih harus memenuhi persyaratan sebagai berikut

a. Tidak berwama, berbau dan berasa.

b. Tidak mengandung kuman pathogen

c. Tidak mengandung zat kimia

Agus SusiloPeserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat RSU Dr. Soetomo SBY Periode 01 Juli 2009 s/d 31 Desember 2009

8

Page 9: Agus susilo

d. Tidak mengandung zat beracun

2.1.5 Penentuan Jumlah Kamar Operasi

Setiap rumah sakit merancang kamar operasi disesuaikan dengan bentuk

dan lahan yang tersedia, sehingga dikatakan bahwa rancang bangun kamar operasi

setiap rumah sakit berbeda, tergantung dari besar atau tipe rumah sakit tersebut.

Makin besar rumah sakit tertentu membutuhkan jumlah dan luas kamar bedah

yang lebih besar. Jumlah kamar operasi tergantung dari berbagai hal yaitu :

1. Jumlah dan lama waktu operasi yang dilakukan.

2. Jumlah dokter bedah dan macam spesialisasi serta subspesialisasi bersama

fasilitas penunjang.

3. Pertimbangan antara operasi berencana dan operasi segera.

4. Jumlah kebutuhan waktu pemakaian kamar operasi baik jam per hari

maupun perminggu.

5. Sistem dan prosedur yang ditetapkan untuk arus pasien, petugas dan

penyediaan peralatan.

2.2 Personil Kamar Operasi

2.2.1 Jenis Tenaga

Jenis tenaga adalah personil yang boleh masuk di dalam kamar operasi

baik tim inti maupun tim penunjang, antara lain:

1. Tim Bedah

a. AhIi bedah.

b. Asisten ahli bedah.

c. Perawat Instrumen (Scrub Nurse).

d. Perawat Sirkuler.

Agus SusiloPeserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat RSU Dr. Soetomo SBY Periode 01 Juli 2009 s/d 31 Desember 2009

9

Page 10: Agus susilo

e. Ahli anestesi.

f. Perawat anestesi.

2. Staf Perawat Operasi terdiri dari :

a. Perawat kepala kamar operasi.

b. Perawat pelaksana.

3. Tenaga lain terdiri dari :

a. Pekerja kesehatan.

b. Tata usaha.

c. Penunjang medis.

2.2.2 Tanggung Jawab

1. Kepala kamar operasi

a. Pengertian

Seorang tenaga perawat professional yang bertanggung jawab dan

berwenang dalam mengelola kegiatan pelayanan keperawatan di kamar

operasi.

b. Tanggung jawab

Secara fungsional bertanggung jawab kepala bidang keperawatan,

melalui kepala seksi perawatan. Secara professional bertanggung jawab

kepada kepala instansi kamar operasi.

c. Tugas

1) Perencanaan

a) Menentukan macam dan jumlah pelayanan pembedahan.

b) Menentukan macam dan jumah alat yang diperlukan sesuai

spesialisasinya.

Agus SusiloPeserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat RSU Dr. Soetomo SBY Periode 01 Juli 2009 s/d 31 Desember 2009

10

Page 11: Agus susilo

c) Menentukan tenaga perawat bedah yang dibutuhkan.

d) Menampung keluhan penderita secara aktif.

e) Bertanggungjawab terlaksananya operasi sesuai jadwal.

f) Menentukan pengembangan pengetahuan petugas dan peserta

didik.

g) Bekerja sama dengan dokter tim bedah dan kepala kamar operasi

dalam menyusun prosedur dan tata kerja di kamar

operasi.

2) Pengarahan

a) Memantau staf dalam penerapan kode etik kamar bedah.

b) Mengatur pelayanan pembedahan sesuai dengan kebutuhan dan

kemampuan team.

c) Membuat jadwal kegiatan.

d) Pemanfaatan tenaga seefektif mungkin.

e) Mengatur pekerjaan secara merata

f) Memberikan bimbingan kepada peserta didik.

g) Memantau pelaksanaan tugas yang dibebankan kepada stafnya.

h) Mengatur pemanfaatan sumber daya secara efektif dan efisien.

i) Menciptakan suasana kerja yang harmonis.

4) Pengawasan

a) Mengawasi pelaksanaan tugas masing-masing pegawai.

b) Mengawasi penggunaan alat dan bahan secara tepat.

c) Mempertahankan kelengkapan bahan dan alat.

Agus SusiloPeserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat RSU Dr. Soetomo SBY Periode 01 Juli 2009 s/d 31 Desember 2009

11

Page 12: Agus susilo

d) Mengawasi kegiatan team bedah sehubungan dengan tindakan

pembedahan.

e) Menyesuaikan tindakan di kamar bedah dengan kegiatan di

bagian lain.

5) Penilaian.

a) Menganalisa secara kontinyu jalannya team pembedahan.

b) Menganalisa kegiatan tata laksana kamar operasi yang

berhubungan dengan penggunaan alat dan bahan secara

efektif dan hemat.

2. Perawat Instrument / Scrub Nurse

a. Pengertian

Seorang tenaga perawat professional yang diberi wewenang dan

ditugaskan dalam mengelola paket alat pembedahan. selama tindakan

pembedahan berlangsung.

b. Tanggung jawab

Secara administrative dan kegiatan keperawatan, bertanggung jawab

kepada kepala kamar operasi. dan secara operasional tindakan

bertanggung jawab kepada ahli bedah dan perawat kepala kamar operasi.

c. Tugas

1) Sebelum Pembedahan

a) Melakukan kunjungan pasien minimal sehari sebelum

pembedahan.

b) Menyiapkan ruangan operasi dalam keadaan siap pakai seperti

kebersihan ruangan, peralatan, meja mayo atau instrumen, meja

Agus SusiloPeserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat RSU Dr. Soetomo SBY Periode 01 Juli 2009 s/d 31 Desember 2009

12

Page 13: Agus susilo

operasi, lampu operasi, mesin anesthesi, suction pump, dan gas

medis.

c) Menyiapkan set instrumen steril sesuai dengan jenis

pembedahan.

d) Menyiapkan bahan desinfektan dan bahan lain sesuai dengan

keperluan operasi.

e) Menyiapkan sarung tangan dan alat tenun steril.

2) Saat Pembedahan

a) Memperingatkan team steril jika terjadi penyimpangan prosedur

aseptik.

b) Membantu mengenakan gaun dan sarung tangan steril untuk ahli

bedah dan asisten bedah.

c) Menata instrumen di meja mayo dan meja instrumen.

d) Memberikan desinfektan untuk desinfeksi lapangan operasi.

e) Memberikan duk steril untuk drapping.

f) Memberikan instrumen kepada ahli bedah sesuai dengan

kebutuhan.

g) Memberikan bahan operasi sesuai dengan kebutuhan.

h) Mempertahankan instrumen dalam keadaan tersusun secara

sistematis.

i) Mempertahankan kebersihan dan sterilisasi alat instrumen.

j) Merawat luka secara aseptik.

3) Setelah Pembedahan

a) Memfiksasi drain.

Agus SusiloPeserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat RSU Dr. Soetomo SBY Periode 01 Juli 2009 s/d 31 Desember 2009

13

Page 14: Agus susilo

b) Membersihkan kulit pasien dari sisa desinfektan.

c) Mengganti alat tenun dan paju pasien lain dipindahkan ke

brankart.

d) Memeriksa dan menghitung instrumen lalu mencucinya.

e) Memasukkan alat instrumen ke tempatnya untuk distenilisasi

3. Perawat Sirkuler / Circulating Nurse

a. Pengertian

Tenaga perawat professional yang diberi wewenang dan tanggung

jawab membantu kelancaran pelaksanaan tindakan pembedahan.

b. Tanggung jawab

Secara administrative dan operasional bertanggung jawab kepada

perawat kepala kamar operasi dan kepada abli bedah.

c. Tugas

1) Sebelum pembedahan

a) Menerima Pasien di ruang persiapan Kamar Operasi

b) Memeriksa kelengkapan operasi meliputi :

Kelengkapan dokumentasi medis, antara lain :

• Surat persetujuan tindakan medis (operasi)

• Hasil pemeriksaan laboratorium terakhir

• Hasil pemeriksaan radiologi (fob x-ray)

• Hasil pemeriksaan ahli anestesi (pra visite

anestesi)

• Hasil konsultasi ahli lain sesuai kebutuhan

Kelengkapan obat - obatan, cairan dan alat kesehatan

Agus SusiloPeserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat RSU Dr. Soetomo SBY Periode 01 Juli 2009 s/d 31 Desember 2009

14

Page 15: Agus susilo

Persediaan darah (bila diperlukan)

c) Memeriksa persiapan fisik

d) Melakukan serah terima pasien dan perlengkapan untuk

pembedahan dengan perawat premedikasi

e) Memberikan penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan,

tim bedah yang akan menolong dan fasilitas

kamar operasi

2) Saat pembedahan

a) Mengatur posisi pasien sesuai jenis pembedahan dan bekerjasama

dengan petugas anestesi

b) Membuka set steril yang dibutuhkan dengan memperhatikan

teknik aseptik

c) Membantu mengikatkan tali gaun bedah

d) Memasang plate mesin diatermi

e) Setelah draping, membantu menyambungkan slang suction dan

senur diatermi

f) Membantu menyiapkan cairan dan desinfektan pada mangkok

steril

g) Mengambil instrument yang jatuh dengan menggunakan alat dan

memisahkan dari instrument yang steril

h) Mengumpulkan dan menyiapkan bahan pemeriksaan

i) Menghubungi petugas penunjang medis (petugas PA) bila

diperlukan

Agus SusiloPeserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat RSU Dr. Soetomo SBY Periode 01 Juli 2009 s/d 31 Desember 2009

15

Page 16: Agus susilo

j) Menghitung dan mencatat pemakaian kasa, bekerjasama dengan

perawat instrument

k) Memeriksa kelengkapan instrument dan kasa bersama perawat

instrument agar tidak tertinggal dalam tubuh pasien

sebelum luka operasi ditutup

3) Setelah pembedahan

a) Membersihkan dan merapikan pasien yang sudah selesai

dilakukan pembedahan

b) Memindahkan pasien dari meja operasi ke brancard dorong yang

telah disiapkan

c) Meneliti, menghitung dan mencatat obat-obatan, cairan serta alat

yang telah diberikan kepada pasien

d) Mendokumentasikan tindakan keperawatan selama pembedahan

antara lain :

• Identitas pasien (nama pasien, jenis kelamin, umur, nomor

dokumen medik, ruangan dirawat, tanggal mulai dirawat dan

alamat).

• Diagnosa pra bedah

• Jenis tindakan

• Jenis operasi (bersih, bersih kontaminasi, kontaminasi, kotor)

• Dokter anestesi

• Tim bedah (operator, asisten operator, perawat

instrument)

Agus SusiloPeserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat RSU Dr. Soetomo SBY Periode 01 Juli 2009 s/d 31 Desember 2009

16

Page 17: Agus susilo

• Waktu operasi (mulai induksi, mulai incisie, selesai

operasi)

• Golongan operasi (khusus, besar, sedang, kecil)

• Bahan cairan yang dipakai (povidone iodine, alkohol,

perhidrol, NaCl, chlorhexidine gluconate)

• Pemakalan pisau bedah

• Pemakaian catheter

• Pemakaian benang bedah

• Pemakaian alat-alat lain

• Keterangan (berisi catatan penting selama proses

pembedahan)

e) Membantu perawat instrument membersihkan dan menyusun

instrument yang telah digunakan kemudian alat disterilkan

f) Membersihkan slang dan botol suction dari sisa jaringan serta

cairan operasi

g) Mensterilkan slang suction yang dipakai langsung pasien

h) Membantu membersihkan kamar operasi setelah tindakan

pembedahan

4. Perawat Anestesi

a. Pengertian

Tenaga keperawatan profesional yang diberi wewenang dan tanggung

jawab dalam membantu terselenggarakannya pelaksanaan tindakan

pembiusan di kamar operasi.

b. Tanggung jawab

Agus SusiloPeserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat RSU Dr. Soetomo SBY Periode 01 Juli 2009 s/d 31 Desember 2009

17

Page 18: Agus susilo

Secara administrative dan kegiatan keperawatan bertanggung jawab

kepada kepala perawat kamar operasi dan secara operasional

bertanggung jawab kepada ahli anestesi / ahli bedah dan kepala perawat

kamar operasi.

c. Tugas

1) Sebelum Pembedahan

a) Melakukan kunjungan pra anesthesi untuk menilai status fisik

pasien.

b) Menerima pasien di ruang penerimaan kamar operasi.

c) Menyiapkan kelengkapan alat dan mesin anesthesi.

d) Memasang infus atau transfusi darah.

e) Memberikan premedikasi sesuai dengan program dokter

anesthesi.

f) Menyiapkan kelengkapan meja anesthesi dan mesin suctionnya.

g) Memonitor kondisi fisik dan tanda vital pasien.

h) Memindahkan pasien ke meja operasi.

i) Menyiapkan obat anesthesi dan membantu ahli anesthesi dalam

proses induksi.

2) Saat Pembedahan

a) Membebaskan jalan napas dengan mengatur posisi pasien

dan ETT.

b) Memenuhi keseimbangan gas medis.

c) Mengatur keseimbangan cairan dengan menghitung input

dan output.

Agus SusiloPeserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat RSU Dr. Soetomo SBY Periode 01 Juli 2009 s/d 31 Desember 2009

18

Page 19: Agus susilo

d) Memantau tanda-tanda vital.

e) Memberikan obat-obatan sesuai dengan program dokter

anesthesi.

f) Memantau efek obat anesthesi.

3) Setelah Pembedahan

a) Mempertahankan jalan napas pasien.

b) Memantau tingkat kesadaran pasien.

c) Memantau dan mencatat perkembangan pasien post operasi.

d) Memantau pasien terhadap efek obat anesthesi.

e) Memindahkan pasien ke ruang pulih sadar.

f) Merapikan dan membersihkan alat anesthesi.

g) Mengembalikan alat anesthesi ke tempat semula

2.3 Etika Kerja

2.3.1 Pengertian

Yang dimaksud dengan etika kerja adalah nilai-nilai/norma tentang sikap

perilaku/budaya yang baik yang telah disepakati oleh masing-masing kelompok

profesi dikamar operasi.

Adapun tujuannya adalah agar anggota tim melaksanakan kewajiban dan

tanggung jawabnya dengan baik serta penuh kesadaran terhadap pasien keluarga.

2.3.2 Ruang Lingkup

1. Persetujuan Operasi

Persetujuan Operasi dari pasien atau keluarga merupakan hal yang mutlak

diperlukan sebelum pembedahan dilaksanakan untuk menghindari tim

bedah/rumah sakit dari tuntutan hukum bila ada hal-hal yang terjadi

Agus SusiloPeserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat RSU Dr. Soetomo SBY Periode 01 Juli 2009 s/d 31 Desember 2009

19

Page 20: Agus susilo

sehubungan dengan operasi yang dilakukan serta untuk melindungi pasien

dari mal praktek.

a. Setiap tindakan pembedahan kecil, sedang maupun besar harus ada

persetujuan operasi secara tertulis.

b. Persetujuan operasi ini berdasarkan Ketentuan Permenkes

No.585/MEN/KES/PER/1989. Perihal: Persetujuan tindakan medik.

c. Persetujuan operasi diperoleh dari pasien/keluarga yang bersangkutan

atau perwalian yang sah menurut hukum.

d. Dalam keadaan emergency pasien tidak sadar, tidak ada

keluarga/perwalian persetujuan operasi dapat diberikan oleh pimpinan

Rumah Sakit yang bersangkutan / pejabat yang berwenang.

e. Pasien harus mendapat informasi yang lengkap dan jelas tentang

prosedur tindakan pembedahan yang akan dilakukan serta akibatnya.

f. Persetujuan operasi merupakan dasar pertanggung jawaban yang sah

bagi dokter kepada pasien/keluarga/wali.

g. Persetujuan operasi harus disimpan dalam berkas dokumen

pasien/rekam medik.

2. Tata tertib kamar operasi

Tata tertib kamar operasi yang perlu ditaati :

a. Semua orang yang masuk kamar operasi, tanpa kecuali wajib memakai

baju khusus sesuai dengan ketentuan.

b. Semua petugas memahami tentang adanya ketentuan pembagian area

kamar operasi dengan segala konsekwensinya dan memahami

ketentuan tersebut.

Agus SusiloPeserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat RSU Dr. Soetomo SBY Periode 01 Juli 2009 s/d 31 Desember 2009

20

Page 21: Agus susilo

c. Setiap petugas harus memahami dan melaksanakan tehnik aseptik sesuai

dengan peran dan fungsinya.

d. Semua anggota tim harus melaksanakan jadwal harian operasi yang telah

dijadwalkan oleh kepala kamar operasi.

e. Perubahan jadwal operasi harian yang dilakukan atas indikasi kebutuhan

dan kondisi pasien harus ada persetujuan antara ahli bedah

dan kepala kamar operasi.

f. Pembatalan jadwal harus dijelaskan oleh ahli bedah kepada pasien dan

keluarga.

g. Setiap petugas kamar operasi harus bekerja sesuai dengan uraian tugas

yang diberlakukan.

h. Setiap perawat dikamar operasi harus melaksanakan asuhan keperawatan

preoperatif sesuai dengan peran dan fungsinya, agar dapat

memberikan asuhan keperawatan secara paripuma.

i. Setiap petugas melaksanakan pemeliharaan alat-alat dan ruangan kamar

operasi dengan penuh tanggung jawab dan disiplin.

j. Setiap tindakan yang dilakukan dan peristiwa yang terjadi selama

pembedahan harus dicatat dengan teliti.

k. Anggota tim bedah mempunyai kewajiban untuk menjamin adanya

kerahasiaan informasi/data pasien yang diperoleh pada waktu

pembedahan terhadap pihak yang tidak berkepentingan.

l. Khusus pada pasien dengan pembiusan regional (Lumbal

anastesi) perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut : Tim bedah harus

Agus SusiloPeserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat RSU Dr. Soetomo SBY Periode 01 Juli 2009 s/d 31 Desember 2009

21

Page 22: Agus susilo

bicara seperlunya, karena pasien dapat melihat don mendengar keadaan

sekitarnya.

m. Ahli anastesi harus menjelaskan kepada pasien/keluarga tentang efek obat

bius yang digunakan dan hal-hal yang harus ditaati.

2.4 Pembersihan Kamar Operasi

2.4.1 Pengertian

Kamar operasi secara rutin dan periodik selalu dibersihkan secara

teratur. ini bertujuan untuk tetap mempertahankan sterilisasi kamar operasi,

sehingga dapat dicegah infeksi nosokomial yang bersumber dan kamar operasi.

2.4.2 Macam Pembersihan Kamar Operasi

1. Pembersihan rutin / harian.

2. Pembersihan mingguan.

3. Pembersihan sewaktu.

4. Sterilisasi ruangan.

5. Perawatan perlengkapan kamar operasi

a. Meja operasi.

b. Meja instrument.

c. Mesin anesthesia dengan kelengkapan.

d. Meja mayo.

e. Lampu operasi.

f. Suction pump.

g. Diathermi.

h. Standart infus

i. Waskum dan standartnya.

Agus SusiloPeserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat RSU Dr. Soetomo SBY Periode 01 Juli 2009 s/d 31 Desember 2009

22

Page 23: Agus susilo

j. Monitor ECG.

k. Tempat sampah dan standartnya.

l. Jam dinding.

m. Lampu penerangan.

n. Tempat alat tenun kotor.

2.5 Cuci Tangan Pembedahan

2.5.1 Pengertian

Cuci tangan pembedahan adalah membersihkan tangan dengan

menggunakan sikat steril dan larutan desinfektan dibawah air mengalir dengan

prosedur tertentu.

2.5.2 Tujuan

Tujuan cuci tangan adalah untuk menurunkan populasi kuman yang ada

ditangan.

2.5.3 Persiapan

1. Wastafel dengan air mengalir dan bersih,

2. Sikat steril.

3. Sabun / larutan disinfektan (chlorhexidine gluconate 10%)

4. Handuk / waslap steril.

5. Pemotong kuku

6. Jam dinding

7. Cermin

2.5.4 Cara Cuci Tangan

1. Lepas semua perhiasan yang ada ditangan (jam tangan, gelang, cincin).

Agus SusiloPeserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat RSU Dr. Soetomo SBY Periode 01 Juli 2009 s/d 31 Desember 2009

23

Page 24: Agus susilo

2. Basahilah tangan sampai siku dengan menggunakan air bersih yang mengalir

(tempat cuci tangan khusus).

3. Teteskan bahan antiseptik di telapak tangan.

4. Gosokkan telapak tangan kanan dengan telapak tangan kiri.

5. Gosokkan telapak tangan kanan diatas punggung tangan kiri, kemudian

diulangi dengan sebaliknya yaitu tangan kiri diatas punggung tangan kanan.

6. Gosok telapak tangan kanan dengan telapak tangan kiri dengan jari-jari

disilangkan.

7. Gosok punggung jari-jari tangan berhadapan dengan telapak tangan, jari-jari

saling terkunci.

8. Putar dan gosok jempol tangan kanan dengan tangan kiri berurutan sampai

kelingking dan sebaliknya.

9. Putar dan gosok ujung jari-jari dan jempol tangan kanan, kedepan dan

kebelakang pada permukaan telapak tangan kiri dan sebaliknva.

10. Bilas dengan air bersih yang mengalir.

11. Ambil sikat steril dan ditetesi larutan antiseptik.

12. Sikat ujung kuku, setelah itu telapak tangan kemudian secara berurutan sikat

setiap jari, diantara jari dan punggung tangan, lanjutkan menyikat lengan atas

sampai sedikit dibawah siku selama ±30 detik, jangan kembali ke tangan atau

daerah pergelangan tangan yang sudah selesai disikat.

13. Pindahkan menyikat pada tangan yang belum disikat dengan cara seperti

diatas.

14. Bilas kedua tangan pada air bersih yang mengalir.

Agus SusiloPeserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat RSU Dr. Soetomo SBY Periode 01 Juli 2009 s/d 31 Desember 2009

24

Page 25: Agus susilo

15. Ulangi lagi mencuci tangan dengan menetesi bahan antiseptik di telapak

tangan.

16. Gosokkan telapak tangan kanan dengan telapak tangan kiri.

17. Gosokkan telapak tangan kanan diatas punggung tangan kiri kemudian

diulangi dengan sebaliknya, yaitu tangan kiri diatas punggung tangan kanan.

18. Gosokkan telapak tangan kanan dengan telapak tangan kiri dengan jari-jari

disilangkan.

19. Gosok punggung jari-jari tangan kanan berhadapan dengan telapak tangan

jari-jari saling terkunci.

20. Putar dan gosok jempol tangan kanan dengan tangan kiri dan sebaliknya.

21. Putar dan gosok ujung jari-jari dan jempol tangan kanan ke depan dan

kebelakang pada permukaan telapak tangan kiri dan sebaliknya.

22. Bilas dengan air bersih yang mengalir dan posisi jari tangan lebih tinggi dari

posisi siku.

23. Hindarkan tangan yang sudah dicuci tersentuh dengan benda disekitamva.

24. Setelah selesai mencuci tangan, keringkan dengan handuk steril satu persatu

dari ujung jari menuju ke lengan dengan cara memutar pada tangan kanan

dan sebaliknya, kernudian handuk dipisahkan dari benda stenil.

25. Posisi tangan setelah cuci tangan harus lebih tinggi dari siku tangan.

2.6 Memakai Gaun Bedah

2.6.1 Pengertian

Adalah memakai / memasang baju steril pada diri sendiri atau orang lain

setelah cuci tangan, dengan prosedur tertentu agar lokasi pernbedahan bebas dan

Agus SusiloPeserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat RSU Dr. Soetomo SBY Periode 01 Juli 2009 s/d 31 Desember 2009

25

Page 26: Agus susilo

mikroorganisme.

2.6.2 Tujuan

1. Untuk menghindari kontaminasi.

2. Agar tidak terjadi path luka operasi.

3. Agar lokal pembedahan dalam keadaan aseptik.

2.6.3 Persiapan

1. Baju steril dalam bungkusan set steril.

2. Teman kerja (perawat sirkulasi) untuk membantu mengikat tali baju.

2.6.4 Pelaksanaan

1. Memakai baju steril untuk baju sendiri

a. Cuci tangan dan pembedahan.

b. Buka bungkusan steril yang berisi baju steril oleh perawat sirkulasi

c. Ambil baju steril secara aseptic yaitu pegang baju pada garis leher bagian

dalam dengan menggunakan tangan kiri dan posisi tangan

kanan tetap setinggi bahu.

d. Buka lipatan baju dengan cara melepaskan bagian yang terjepit tangan dan

jangan sampai terkontaminasi.

e. Tangan kiri tetap memegang bagian leher baju kanan dan masukkan

tangan kanan ke lubang lengan baju kanan, diikuti dengan tangan kiri

dimasukkan ke lengan kiri.

f. Perawat sirkulasi berdiri dibelakangnya untuk membantu mengikat tali

baju dengan menarik bagian belakang leher baju.

g. Buka tali ikat pinggang, berikan salah satu ujung tali tersebut pada perawat

sirkulasi.

Agus SusiloPeserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat RSU Dr. Soetomo SBY Periode 01 Juli 2009 s/d 31 Desember 2009

26

Page 27: Agus susilo

h. Dengan korentang tali tersebut terjepit, orang yang memakai baju

memutarkan badannya, kemudian mengambil tali dan jepitan serta

mengikat tali tersebut. Pada saat rnemutar tidak boleh terjadi kontaminasi.

Memakaikan pada orang lain :

1). Setelah kita memakai baju dan sarung tangan steril ambil baju dengan

menggunakan bagian luarnya.

2). Buka lipatan gaun dengan hati-hati dengan rnemegang pada leher.

3). Buka lubang masuk tangan dengan sisi dalam menghadap pada yang

akan dipasang, lakukan dengan hati - hati sehingga tidak menyentuh

tangan.

4). Pertahankan tangan kita pada area luar gaun dengan lindungan lengan

gaun, hadapkan sisi gaun pada yang dipasang, dia akan memasukkan

tangannya pada gaun masuk.

5). Setelah tangan kanan dan kiri masuk, sambil diangkat kedua lengan

direntangkan supaya gaun masuk. Perawat sirkulasi membantu dari sisi

dalam dan kemudian mengikat tali gaun. Buka ikat pinggang lalu

berikan salah satu pada yang dipasang dan disuruh berputar dan

berikan dan diikat.

2.7 Memakai Sarung Tangan Steril

2.7.1 Pengertian

Adalah memasang sarung tangan steril pada tangan sendiri atau orang

lain yang dicuci dengan prosedur tertentu.

2.7.2 Tujuan

1. Untuk menghindari kontaminasi.

Agus SusiloPeserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat RSU Dr. Soetomo SBY Periode 01 Juli 2009 s/d 31 Desember 2009

27

Page 28: Agus susilo

2. Untuk mencegah terjadinya infeksi pada luka operasi.

2.7.3 Persiapan

Sarung tangan steril sesuai ukuran pada tempatnya.

2.7.4 Pelaksanaan

Teknik memakai sarung tangan sendiri :

1. Teknik memakai sarung tangan terbuka

a. Dengan tangan kiri, ambilah sarung tangan kanan pada lipatan, kemudian

memasukkan tangan kanan.

b. Tangan kanan mengambil sarung tangan kiri dengan menyelipkan jari-jari

di bawah lipatan sarung tangan tersebut.

c. Cuff baju (ujung lengan baju) harus masuk kedalam sarung tangan

tersebut. Kita harus ingat bahwa tangan kita sudah steril, maka harus hati-

hati tidak boleh terkontaminasi

2. Teknik memakai sarung tangan tertutup

a. Buka tangan kiri yang sudah memakai gaun bedah sebatas kelihatan jari

saja, tangan kanan tetap tertutup dalam cuff gaun bedah, tangan kanan

mengambil sarung tangan steril bagian kiri dan letakkan di atas telapak

tangan kiri.

b. Bagian jari tangan kiri yang sudah terbuka, masukkan ke dalam sarung

tangan tersebut, kemudian tangan kanan menarik pangkal sarung tangan

bagian luar/bagian punggung untuk menutupi bagian punggung jari tangan

kiri tersebut. Setelah tertutup langkah selanjutnya menarik pangkal sarung

tangan bagian dalam/bagian telapak tangan untuk menutupi bagian telapak

jari kiri tersebut.

Agus SusiloPeserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat RSU Dr. Soetomo SBY Periode 01 Juli 2009 s/d 31 Desember 2009

28

Page 29: Agus susilo

c. Setelah tertutup bagian jari, dengan menggunakan tangan kanan yang

masib tertutup. tarik lengan gaun bedah tangan kiri bersamaan dengan

pangkal sarung tangan tank mendekati tubuh (menarik lengan tersebut ke

pangkal lengan) sambil jari tangan kiri dibuka agar bagian jari tangan bisa

langsung masuk ke bagian jari sarung tangan.

c. Setelah lengan kiri terpasang, selanjutnya tangan bagian kanan di buka

hanya sebatas kelihatan jari saja.

d. Letakkan sarung tangan bagian kanan di atas telapak tangan kiri menarik

pangkal sarung tangan bagian luar sampai menutupi bagian punggung

tangan kanan dan tarik pangkal sarung tangan bagian dalam untuk

menutupi bagian telapak tangan kanan.

e. Setelah tertutup bagian jari, dengan menggunakan tangan kiri yang sudah

terpasang sarung tangan steril, tarik lengan gaun bedah tangan kanan

bersamaan dengan pangkal sarung tangan tarik mendekati tubuh (menarik

lengan tersebut ke pangkal lengan) sambil jari tangan kanan dibuka agar

bagian jari tangan bisa langsung masuk ke bagian jari sarung tangan.

f. Atur dan kencangkan sarung tangan tersebut apabila masih belum nyarnan

di pakai.

3. Teknik memakaikan sarung tangan ke orang lain

a. Setelah perawat instrument memakai gaun bedah dan sarung tangan steril,

kemudian menyiapkan sarung tangan steril kepada operator dan asisten

operator setelah memakaikan gaun bedah steril.

b. Buka bagian lengan tangan kanan operator/asisten operator sebatas jari

tangan saja.

Agus SusiloPeserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat RSU Dr. Soetomo SBY Periode 01 Juli 2009 s/d 31 Desember 2009

29

Page 30: Agus susilo

c. Buka pangkal sarung tangan bagian kanan tersebut secara melebar dengan

posisi sarung tangan sesuai posisi pemakai.

d. Masukkan sarung tangan tersebut ke tangan pemakai, sampai ujung jari

tangan pemakai tanpa sentuh.

e. Untuk memakaikan sarung tangan bagian kiri caranya seperti pada

memakaikan sarung tangan bagian kanan juga tanpa sentuh

Catatan :

1. Ukuran sarung harus sesuai dengan ukuran tangan pemakai

2. Ukuran sarung tangan orang asia dimulai dari ukuran 5,5 sampai dengan 8,5.

2.8 Cairan Desinfektan

Cairan desinfektan yang biasa dan sering dipakai di dalam kamar operasi

antara lain:

1. Savlon pekat dapat membunuh kuman biasa tetapi tidak dapat membunuh

TBC, Spora dan Virus hepatitis (sesuai dengan petunjuk pemakaian).

2. Betadin 10 % dan yodium 2% mempunyai efek kerja yang sama.

3. Alkohol 70%.

a. Tidak dapat membunuh spora dan virus hepatitis.

b. Dapat membunuh kuman biasa pseudomorus deroginosa dan basil

TBC.

4. Cidex

a. Dapat membunuh semua jenis kuman dan virus.

b. Mempunyai efek yang lebih baik diantara desinfektan yang ada.

c. Tidak boleh dipakai langsung ke badan rnanusia.

5. Venol

Agus SusiloPeserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat RSU Dr. Soetomo SBY Periode 01 Juli 2009 s/d 31 Desember 2009

30

Page 31: Agus susilo

a. Dapat membunuh kuman biasa pseroginosa dan basil TBC.

b. Tidak dapat mernbunuh sproa dan virus hepatitis B.

c. Sedikit berefek membunuh euycetes.

6. Presept

a. Dapat membunuh bakteri, spora, jamur, protozoa, virus.

b. Sangat efektif untuk virus AIDS, Hepatitis B.

e. Desinfektan dalam bentuk tablet dapat dicampur dengan aniomic dan non-

ionic detergen.

d. Untuk desinfektan di permukaan, peralatan dan perlengkapan rumah sakit,

laboratorium.

7. Formalin

a. Tablet

b. Cair

2.9 Teknik Sterilisasi

Sterilisasi adalah suatu proses teknik penghancuran microorganisme

termasuk fungsi spora dan virus dengan tujuan membunuh micro organisme dan

mencegah timbulnya infeksi akibat pemakaian alat pembedahan.

1. Teknik Panas

a. Uap panas dengan tekanan tinggi memakai autoclave, cara ini sangat

efisien dalam banyak hal.

b. Panas kering dengan menggunakan oven panas, tidak dapat untuk

mensterilkan plastik dan karet.

c. Merebus dengan air mendidih memakai sterilisator.

2. Teknik penyinaran ditujukan untuk sterilisasi ruangan

Agus SusiloPeserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat RSU Dr. Soetomo SBY Periode 01 Juli 2009 s/d 31 Desember 2009

31

Page 32: Agus susilo

a. Dengan menggunakan sinar ultra violet.

b. Dengan memakai sinar elektron.

3. Teknik Kimia

a. Dengan menggunakan uap kimia (formalin).

b. Dengan menggunakan larutan kimia (cidex).

c. Dengan menggunakan gas ethelin oxida (EO).

2.10 Benang pembedahan

1. Asal / bahan benang

a. Logam (wire).

b. Tumbuh-tumbuhan : katun, sutra.

c. Submukosa usus mamalia: catgut plain, catgut chrome.

d. Sintetis : dexon, nylon, prolene, vicril.

2. Menurut penyerapan

a. Diserap (absorbic).

b. Tidak diserap (non absorbic) sutra, dermalon.

3. Penampang benang

a. Monofilament : dermalon.

b. Polifilament : sutra, dexon, vicryl.

4. Ukuran diameter benang : 2,1,0,1/0,2/0,3/0,4/0,5/0 …….0/0 mm).

2.11 Set Standart Pembedahan

2.11.1 Pengertian

Berstandart adalah instrument dan alat tenun yang digunakan untuk

tindakan pembedahan tertentu.

2.11.2 Tujuan

Agus SusiloPeserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat RSU Dr. Soetomo SBY Periode 01 Juli 2009 s/d 31 Desember 2009

32

Page 33: Agus susilo

Agar tersedianya alat sesuai dengan jumlah dan jenis, kebutuhan untuk

memperlancar pelaksanaan tindakan pembedahan serta menciptakan suasana yang

harmonis dan kepuasan kerja.

1. Linen

Linen set terdiri dari :

a. Linen besar 4 Buah

b. Linen kecil 13 Buah

c. Gaun operasi 5 Buah

d. Sarung meja mayo 1 Buah

2. Pembagian alat instrument

a. Instrument dasar

Instrument dasar ini dipergunakan untuk pembedahan yang sifatnya

sederhana dan tidak memerlukan instrument tambahan. Instrument

dasar ini terdiri dari :

1) Desinfeksi klem : 1

2) Dock kiem : 6

3) Handvet mes no 4 : 2

4) Handvet mes no 3 : 2

5) Pinset anatomi : 2

6) Pinset chirurgie : 2

7) Vanpean lurus : 6

8) Vanpean bengkok : 6

9) Van kocher lurus : 6

10) Van kocher bengkok : 6

Agus SusiloPeserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat RSU Dr. Soetomo SBY Periode 01 Juli 2009 s/d 31 Desember 2009

33

Page 34: Agus susilo

11) Macam-macam gunting :

a) Gunting preparasi : 1

b) Gunting metzemboun : 1

c) Gunting benang : 1

12) NaId voelder : 2

13) Macam-macam wound haag :

a) Wound haag gigi 4 tajam : 2

b) Wound haag gigi 4 tumpul : 2

c) Wound haag rowhaag : 2

d) Langen back : 2

b. Instrument tambahan

Alat-alat yang digunakan untük tindakan pembedahan yang sifatnya

kompleks dalam macam dan jenis pembedahannya. Instrumen

tambahan pada

1). Instrument tambahan untuk Bedah Kepala dan Leher

a). Curetage 1

b). Raspatorium 1

c). Kenabel 1

d). Intande haag 1

e). Reduction point/muler 2

f). Elevator 1

2). Instrument tambahan Khusus

a).Gunting wire 1 buah

b).Banding piler / tang wire 1 buah

Agus SusiloPeserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat RSU Dr. Soetomo SBY Periode 01 Juli 2009 s/d 31 Desember 2009

34

Page 35: Agus susilo

c). Giggli

d). Bor 1 buah

c. Macam-macam alat dan bahan steril yang diperlukan untuk tindakan

pembedahan.

1) Bengkok

2) Cucing

3) Kassa dan deppers

4) Mest no. 20

5) Sarung tangan berbagai ukuran

6) Diathermie (monopolar dan bipolar)

7) Selang dan canule suction

8) Korentang dan tempatnya

9) Washlap

10) Macam-macam spuit

11) Larutan desinfektan (povidone iodine 10%)

12) Cairan NaCI 0,9%

13) Jarum jahitan besar ½ lingkaran round dan cutting

14) Folley catheter

15) Macam-macam benang

d. Alat penunjang non steril

1) Gunting verban

2) Hypafix

3) Tempat sampah

4) Suction pump

Agus SusiloPeserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat RSU Dr. Soetomo SBY Periode 01 Juli 2009 s/d 31 Desember 2009

35

Page 36: Agus susilo

5) Mesin diathermi dan plat diathermi.

2.12 Peralatan Di Kamar Operasi

1. Kamar bedah paling sedikit harus dilengkapi :

a. Meja operasi.

b. Lampu operasi.

c. Meja alat-alat dan instrument.

d. Alat penghisap.

e. O2 dalam tabung.

f. Peralatan anestesi.

g. Standard infus.

h. Standard lampu.

i. Waskom + standard.

j. Tempat sampah.

k. Diatermi.

2. Kamar cuci tangan ( Scrub-Up )

a. Wastafel dengan krannya untuk 2 orang.

b. Perlengkapan cuci tangan ( sikat kuku dalam tempatnya ) dan bahan untuk

cuci tangan.

c. Skort plastik / karet.

d. Handuk.

3. Kamar sadar kembali (recorvery)

a. Ternpat tidur beroda.

b. Perlengkapan untuk infus.

c. Perlengkapan premudikasi.

Agus SusiloPeserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat RSU Dr. Soetomo SBY Periode 01 Juli 2009 s/d 31 Desember 2009

36

Page 37: Agus susilo

d. Oksigen (O2).

e. Perlengkapan observasi.

f. Obat-obatan.

4. Kamar sterilisasi di tempat

a. Tempat untuk merendam alat-alat.

b. Peralatan untuk mencuci sarung tangan.

c. Sterilisator.

d. Autoclave.

e. Lemari.

f. Tempat untuk kasa dan alat-alat tenun.

g. Alat-alat untuk pengepakan instrument dan alat-alat tenun.

5. Laboratorium

Laboratorium sederhana antara mencakupi pemeriksaan keadaan penderita

yang mendadak / sesudah dilakukan pembedahan.

6. Kamar instrument

Untuk menyimpan instrument tambahan yang dipergunakan untuk operasi

harian maupun cadangan. Penyimpanan dalam lemari kaca, secara

berkelompok menurut jenisnya instrument.

7. Ruangan arsip

Ruangan ini tempat penyimpan arsip penderita yang sudah dibedah, juga

merupakan ruangan administrasi bagi keperluan penderita yang akan dan

sudah dibedah.

8. Kantor

Agus SusiloPeserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat RSU Dr. Soetomo SBY Periode 01 Juli 2009 s/d 31 Desember 2009

37

Page 38: Agus susilo

Ruangan ini selain tempatnya kepala instalasi juga merupakan tempat

informasi, agar tahu siapa saja yang masuk dalam kamar bedah, juga tempat

dimana pemesanan alat operasi dan jadwal operasi dapat dilihat.

2.13 Limbah Kamar Operasi

Limbah kamar operasi yaitu ada dua macam yaitu limbah padat dan

limbah cair.

1. Limbah padat

Limbah padat ada dua yaitu : limbah medis dan non medis. Diantaranya

limbah medis : kasa yang terkena darah, spuit, mess, botol ampul, selang

infuse, jarum Sedangkan contoh limbah non medis : kertas, plastik.

2. Limbah cair

a. Urine

b. Darah

c. Pus

2.14 Posisi Pembedahan

1. Posisi supine Operasi otak, operasi jantung, operasi bedah

abdomen umum, operasi tangan dan kaki.

2. Posisi thyroiditis Operasi daerah leher (operasi thyroidectomy,

operasi oesopagus. operasi larynx, operasi

tracheostomia.

3. Posisi Cholelithiasis Operasi liver, bladder.

4. Posisi Trendelenburg Operasi uterus atau ovary, operasi rectum.

5. Posisi Trendelenburg Memberikan anestesi kepada pasien yang full

stomach (perut penuh).

Agus SusiloPeserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat RSU Dr. Soetomo SBY Periode 01 Juli 2009 s/d 31 Desember 2009

38

Page 39: Agus susilo

6. Posisi Lithotomy Operasi kebidanan, hemorhoid.

7. Posisi Prono Operasi daerah belakang kepala, punggung,

belakang lutut, tendo achilis, ginjal, adrenal glands.

8. Posisi Lateral Operasi paru-paru, oesopagus, operasi daerah bahu,

sebelah dada, pinggang, operasi femur, hip joint

(panggul).

9. Posisi Neprolithotomy Operasi ginjal, adrenal glands.

10. Posisi Jeck-knife Operasi rectum, anus, daerah sacrum.

11. Posisi Mukhammedien Operasi spinal column (sum-sum tulang)

12. Posisi Situng Operasi otak, cervical vertebrae, operasi

tonsillectomy.

Agus SusiloPeserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat RSU Dr. Soetomo SBY Periode 01 Juli 2009 s/d 31 Desember 2009

39

Page 40: Agus susilo

BAB 3

INSTRUMENTASI TEKNIK

3.1 Pengertian

Merupakan metode atau cara praktis dalam menyiapkan, merencanakan,

mengatur, melaksanakan, dan memantau instrumen atau bahan yang akan

digunakan dan sesuai dengan jenis operasi.

3.2 Tujuan

3.2.1 Tujuan umum

1. Memperlancar jalannya tindakan pembedahan

2. Mencegah terjadinya infeksi

3. Agar petugas mengetahui prinsip-prinsip aseptic dan antiseptic yang harus

dilakukan di kamar operasi.

3.2.2 Tujuan khusus

1. Agar perawat instrument dapat mengerti persiapan instrument secara

menyeluruh sesuai dengan tindakan pembedahan.

2. Agar perawat instrument dapat mengatur posisi/letak alat atau instument

sesuai dengan kebutuhan, sehingga dapat memudahkan tindakan pembedahan.

3. Agar perawat instumen tahu dan mengerti langkah-langkah yang akan

dilakukan oleh operator selama pembedahan.

3.3 Persiapan

3.3.1 Persiapan pasien

Agus SusiloPeserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat RSU Dr. Soetomo SBY Periode 01 Juli 2009 s/d 31 Desember 2009

40

40

Page 41: Agus susilo

Sesaat setelah pasien datang diruang persiapan kemudian dipindahkan ke

brancard agar mengganti baju khusus ruang operasi, pengecekan status (informed

concern) pengecekan persiapan fisik pasien (puasa) mengecek dan mencatan obat-

obatan yang dibawah, cairan, darah K/P. Menggunakan gigi palsu atau tidak.

Setelah pasien dipindahkan ke meja operasi dan sebelum dilakukan

tindakan anaesthesi sebaiknya dilakukan fiksasi.

Langkah fiksasi ini bertujuan agar menghindari pasien jatuh karena tidak

sadar akibat pengaruh dari obat anaesthesi. Pengaturan atau perubahan posisi

tubuh dilakukan sesuai dengan macam tindakan operasi yang akan dilakukan.

Perubahan posisi yang dimaksud sesuai dengan tindakan yang dilakukan

operator operasi. Selama ini perubahan posisi sering dilakukan adalah posisi

tergantung dan kepala extensi desinfeksi lapangan operasi dan pemasangan linen

steril pada pasien (draping) dilakukan untuk mempersempit lapangan operasi yang

bertujuan untuk mencegah terjadinya kontaminasi atau infeksi pada luka operasi.

Sesaat setelah dan atau penjahitan luka operasi, perawat instrumen segera

melakukan perawatan luka secara aseptik, yang sebelumnya membersihkan dan

mengeringkan bekas darah disekitarnya.

3.3.2 Persiapan alat

Perawat kamar operasi sebaiknya mengetahui dan dapat menyiapkan

instrument set mulai dari instrument dasar sampai instrument tambahan sesuai

dengan macam dan jenis operasi yang akan dilakukan.

Selain itu perawat instrument juga bertanggung jawab menyiapkan linen

set steril. Handschoen steril bermacam-macam ukuran, kasa, dan depres steril.

Agus SusiloPeserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat RSU Dr. Soetomo SBY Periode 01 Juli 2009 s/d 31 Desember 2009

41

Page 42: Agus susilo

Selang section dan senur diatermi steril. Mangkok atau cucing atau bengkok.

Steril bahan desinfeksi/antiseptik, mes operasi sesuai kebutuhan dan berbagai

perlengkapan standart lain perlu dicatat, bahwa serangkaian pekerjaan tersebut

harus dilakukan sebelum operasi mulai dilakukan.

Sesaat sebelum operasi, perawat instrument meneliti dan menghitung

jumlah alat dan bahan yang akan dipergunakan, kemudian meyiapkan dan

mengatur instrument di meja mayo (setelah melakukan cuci tangan dan

menggunakan gaun operasi, serta handschoen steril) selama berlangsung

pembedahan. Perawat instrument tetap melakukan pemeliharaan dan perawatan

alat, serta atau bahan yang dipergunakan. Begitu pula sesaat sebelum penjahitan

luka operasi dan sesaat sesudah operasi perawat instrument melakukan

pengecekan kelengkapan alat dan bahan yang dipergunakan serangkaian

pekerjaan tersebut merupakan tetap yang wajib dilakukan untuk mencegah

terjadinya corpus alineum atau tertinggalnya alat dan bahan didalam anggota

tubuh pasien yang di operasi.

3.4 Pelaksanaan

Pelaksanaan atau tata cara kerja perawat instrument merupakan tindakan

yang dilakukan perawat instrument pada waktu sebelum, selama dan sesaat

sesudah operasi dilingkungan kamar operasi, tugas dan tanggung jawab yang

dilakukannya adalah menyiapkan ruangan pasien, personil maupun alat instrument

dan bahan kebutuhan lainnya. Semua ini tentu disesuaikan dengan macam dan

jenis operasi yang akan dilakukan para operator bedah.

Agus SusiloPeserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat RSU Dr. Soetomo SBY Periode 01 Juli 2009 s/d 31 Desember 2009

42

Page 43: Agus susilo

BAB 4

INSTRUMENTASI TEKNIK BEDAH

KEPALA & LEHER

Pada bab ini penulis akan sampaikan teknik instrumentasi pada tindakan

pembedahan kepala dan leher, mulai dari penataan alat di meja mayo dan meja

instrument baik set dasar maupun set khusus dan persiapan bahan serta alat

penunjang. Hal ini bertujuan agar dapat memperlancar jalannya operasi,

mempertahankan kesterilan alat dan mengatur alat secara sistematika di meja

mayo.

4.1 Instrumentasi Teknik Trakheostomi

4.1.1 Pengertian

Adalah suatu cara untuk melakukan instrument pada operasi trakheostomi

( melubangi lumen trachea dengan suatu alat untuk dihubungkan dengan dunia

luar)

4.1.2 Tujuan

1. Memperlancar jalannya operasi

2. Mempertahankan alat secara steril

3. Mengatur alat-alat secara sistematis di meja mayo

4. Memahami langkah-langkah tehnik instrument yang dilakukan

4.1.3 Persiapan pasien

1. Pasien dengan posisi terlentang dengan kepala hyper ekstensi

2. Pasang plat diathermi

Agus SusiloPeserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat RSU Dr. Soetomo SBY Periode 01 Juli 2009 s/d 31 Desember 2009

43

Page 44: Agus susilo

3. Ikat kedua tangan dan kaki

4.1.4 Persiapan alat

1. Persiapan alat non steril

a. Meja operasi

b. Lampu operasi

c. Meja mayo

d. Mesin diathermi dan platnya

e. Mesin suction

f. Meja instrument dan meja linen

g. Standar infuse

h. Tempat sampah

i. Botol berisi povidon iodine 10% dan alcohol 70%

j. Gunting verband dan Hypavix

2. Persiapan alat steril

a. Set dasar ( basic instrument ) terdiri dari

Desinfeksi klem : 1 biji

Duk klem : 5 biji

Hand vard mess no.3 : 1 biji

Pincet anatomi : 2 biji

Pincet chirurghi : 2 biji

Khrom klem bengkok : 2 biji

Khrom klem lurus : 2 biji

Hak tajam : 2 biji

Agus SusiloPeserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat RSU Dr. Soetomo SBY Periode 01 Juli 2009 s/d 31 Desember 2009

43

44

Page 45: Agus susilo

Hak tumpul ( langen beck ) : 2 biji

Gunting metzemboum : 1 biji

Gunting benang : 1 biji

Nald voeder : 1 biji

b. Instrumen tambahan terdiri dari :

Hak tajam gigi 1 : 1 biji

Hak tumpul gigi 1(intender hag) : 2 biji

Kanule ( Jackson inegus ) ukuran

Anak –anak = No.0 s/d 4

Dewasa = No. 5 s/d 6

c. Set dasar bahan penunjang operasi

Linen set steril terdiri dari :

Linen besar : 4 biji

Linen kecil : 12 biji

Gaun operasi : 4 biji

Sarung meja mayo : 1 biji

Handle lamp : 2 biji

Desinfektan iodine 10% dan alohol 70%

Handscoen bermacam-macam ukuran

Senur diathermi + kabel : 1 biji

Kanule + selang suction : 1 biji

Mess no. 5 da no. 11 : 1 bj/1 bj

Bengkok dan cucing : 1bj/2 bj

Agus SusiloPeserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat RSU Dr. Soetomo SBY Periode 01 Juli 2009 s/d 31 Desember 2009

45

Page 46: Agus susilo

Spuit 10 cc dan 3 cc : 1 bj/ 1 bj

Lidokain : 5 biji

Kasa sesuai kebutuhan

Benang side ( jarum cutting) no 2,0 : 1 biji

4.1.5 Cara kerja

1. Setelah pasien diatur oleh asisten memposisikan pasien dengan posisi kepala

hyperextensi kemudian perawat instrument cuci tangan secara fuerbinger

dengan larutan desinfektan, kemudian dikeringkan dengan waslap steril.

2. Perawat instrument menggunakan baju operasi dan handscoen steril da

dibantu perawat sirkuler untuk membantu menalikan tali baju.

3. Perawat instrument memasang sarung meja mayo dan dilapisi dengan duk

kecil tiga lapis.

4. Kemudian perawat instrument menyiapkan alat-alat dimeja mayo secara

sistematis.

5. Operator / asisten cuci tangan kemudian perawat instrument membantu

menggunakan gaun operasi dan handscoen secara steril.

6. Perawat instrument memberikan desinfeksi klem dan cucing berisi iodine

kepada operator / asisten untuk melakukan desinfeksi daerah leher dan

sekitarnya.

7. Perawat instrument memberikan 1 duk besar untuk drapping secara

memanjang sampai dada atas, kemudian 1 duk kecil bagian atas dan 2 duk

untuk samping kanan dan kiri, berika duk klem 4 biji untuk menjepit di 4

Agus SusiloPeserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat RSU Dr. Soetomo SBY Periode 01 Juli 2009 s/d 31 Desember 2009

46

Page 47: Agus susilo

sudut. Kemudian 1 duk kecil untuk daerah dada dan 1 duk kecil untuk daerah

kepala.

8. Dekatkan meja mayo dan meja persiapan ( instrument ) ke meja operasi,

kemudian instrument memasang senur diathermi, selang suction, kanule

suction diikatkan dengan kassa lalu dijepit dengan duk klem. Selanjutnya

informasikan pada operator bahwa instrument sudah siap.

9. Perawat instrument memberika spuit 10 cc yang berisi lidokain 1 % kepada

operator untuk anestesi infiltrasi.

10. Perawat instrument memberikan pincet chirurghi untuk mengetes respon

pasien setelah diberikan injeksi infiltrasi lidokain 1 %.

11. Perawat instrument memberikan handfat mess no.3 ( mess no.15) untuk incici

kulit pada garis median secara vertical sepanjang 3-4 cm , incici diperdalam

dengan memotong sub cutis, facia pre trakealis sampai tampak trakea.

12. Perawat instrument memberikan krom klem lurus, kassa, senur diathermi

pada asisten untuk merawat perdarahan.

13. Perawat instrument memberikan hag tumpul ( langen beck ) 2 bijji dipasang

kanan kiri dengan tarikan seimbang sehingga posisi trakea tetap ditengah

kemudian hag gigi 1 tajam dipasang krikoid/ cincin trakea untuk memastikan

perawat instrument memberikan spuit 10 cc yang berisi lidocain 1%

diinjeksikan ke trakea kemudian diaspirasi. Bila keluar gelembung udara maka

ujung jarum masuk dalam lumen trakea.

14. Perawat instrument memberikan handfat mess no. 11 untuk incici cincin

trakea secara vertical ( mata pisau menghadap ke atas ) kemudian berikan 2

Agus SusiloPeserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat RSU Dr. Soetomo SBY Periode 01 Juli 2009 s/d 31 Desember 2009

47

Page 48: Agus susilo

hak tumpul gigi 1 kanan kiri untuk mempertahankan posisi trakea tetap

terbuka, kemudian berikan kanule ( jacktion) sesuai ukuran yang dibutuhkan,

dimasukkan kedalam trakea, balon kedap diisi udara dengan spuit 3 cc .

Selanjutnya berikan nald voeder dan benang side 2/0 cutting untuk fixaxi.

15. Membersihkan daerah operasi dengan kasa basah ( cairan NaCl 0.9% )

dikeringkan dengan kasa. Memberikan guntingan kasa yang telah dibasahi

betadin 10%, dilingkarkan pada daerah incici dan tutup dengan hipavix.

16. Alat-alat instrument diinventarisir, dibersihkan dan diset kembali untuk

disterilkan.

4.2 Instrumentasi Teknik Reseksi Rekonstruksi Plate Pada Over Growt

Mandibula

4.2.1 Pengertian :

Adalah suatu cara untuk melakukan instrumentasi pada operasi Reseksi

Rekonstruksi Plate pada Over Growt Mandibula.

4.2.2 Tujuan :

1. Dapat memperlancar jalannya operasi.

2. Dapat mempertahankan alat secara steril.

3. Dapat mengatur alat-alat secara sistematis dimeja mayo.

4. Mengerti langkah-langkah tehnik instrumen yang dilakukan.

4.2.3 Persiapan Pasien Setelah Diintubasi

1. Pasang dower cateter.

2. Atur posisi pasien dengan kepala hyper ektensi

3. Pasang alat di athermi

Agus SusiloPeserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat RSU Dr. Soetomo SBY Periode 01 Juli 2009 s/d 31 Desember 2009

48

Page 49: Agus susilo

4. Fiksasi kedua tangan dan kaki

4.2.4 Persiapan Alat Dan Bahan Penunjang Operasi

1. Alat – alat non steril

a. Meja Operasi

b. Lampu Operasi

c. Meja Mayo, meja persiapani

d. Mesin Diathermi

e. Mesin Suction/Suction Pump

f. Tempat sampah

g. Hepavik dan gunting verband

2. Alat – alat dan bahan steril

a. Satu set Linen steril

b. Hand scond sesuai ukuran dan kebutuhan

c. Kassa Deppers

d. Senar Diathermi

e. Selang suction

f. Sikat untuk cuci tangan

g. Waslap

h. Cairan Nacl 0,9 dalam cucing

i. Larutan Disimfektan savlon 1:30 dan alkohol 70%

j. Macam – Macam benang :

Silk 2.0 jarum cutting

Agus SusiloPeserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat RSU Dr. Soetomo SBY Periode 01 Juli 2009 s/d 31 Desember 2009

49

Page 50: Agus susilo

Silk 2.0 tanpa jarum

Vicryl 3.0 jarum taper

Dafilans 4.0 jarum cutting

k. Mest no.10 : 2 biji

l. Bengkok 1 biji dan cucing 2 biji

m. Karet bloodset sesuai kebutuhan

n. Redon drain no.12 : 1 biji

o. Instrumen set dasar KL dan instrumen tambahan.

p. Drill (bor) tulang

q. Mata bor ukuran 1,5 mm

r. Mini plate dan screw

s. Snar wire ukuran 0,4

t. K.wire no.1 dan 2

4.2.5 Cara Kerja

1. Pada saat pasien diinduksi perawat instrumen cuci tangan secara

feur bringer dengan larutan hibitan kemudian dikeringkan dengan waslap

steril.

2. Perawat instrumen menggunakan baju operasi dan handscoen secara steril dan

dibantu perawat sirkuler untuk mencalikan bajunya.

3. Perawat instrumen memasang sarung meja mayo dilapisi dengan duk kecil

tiga lapis.

4. Perawat instrumen menyiapkan alat-alat, sbb :

a. Persiapan dimeja instrumen

Agus SusiloPeserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat RSU Dr. Soetomo SBY Periode 01 Juli 2009 s/d 31 Desember 2009

50

Page 51: Agus susilo

Untuk pembetulan oklusi gigi

Tongoe spatel : 1 biji

Snar wire 0,4 sesuai kebutuhan

Gunting wire : 1 biji

Koker besar : 2 biji

Krom klem : 2 biji

b. Persiapan dimeja mayo

Duk klem : 5 biji

Hand vatmes no.3 : 2 biji

Mest no.10 : 2 biji

Pingcet chirungi : 2 biji

Pingcet anotomi : 2 biji

Arteri klem lurus : 2 biji

Arteri klem bengkok : 2 biji

Gunting metzem baum : 1 biji

Gunting benang : 1 biji

Roung haq : 2 biji

Langen beck : 2 biji

Respatorium : 1 biji

Muller : 1 biji

Mini plate dan secru : 1 biji

Drill dan mata bor : 1 biji

Screw driver : 1 biji

Agus SusiloPeserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat RSU Dr. Soetomo SBY Periode 01 Juli 2009 s/d 31 Desember 2009

51

Page 52: Agus susilo

Knable sedang : 1 biji

Pemotong plate : 1 biji

Banding (pembengkok plate) : 1 biji

Timan : 2 biji

Hammer : 1 biji

Osteotum/kissel lurus : 1 biji

Osteotum bengkok : 1 biji

5. Perawat instrumen memberikan pada asisten handscon, kassa yang dibasahi

larutan savlan untuk mendesinfeksi intra oral. Asisten melepas handsecond

kemudian berikan desinfektan klem, cucing berisi larutan alkohol depper

untuk melakukan desinifeksi bagian intraoral.

6. Perawat instrumen membantu operator, asisten I dan asisten II untuk

menggunakan baju operasi dan hand scoen secara steril.

7. Melakukan drapping dengan memasang duk besar secara memanjang pada

bagian bawah, duk kecik untuk atas samping kanan kiri serta bawah dan

berikan duk klem 4 biji untuk menjempit empat sudut daerah operasi. Tambah

dua duk kecil, satu duk untuk kepala, satu duk lagi untuk bagian leher.

8. pasang senur diathermi, selang suction, canule suction diikat dengan kassa dan

dijepit dengan duk klem.

9. dekatkan meja mayo dan meja persiapan pada daerah aseptik I dan

informasikan pada operator bahwa instrumen sudah siap.

10. Berikan kassa 2 biji dan nald foeder pincet chirurgi, gunting benang serta

benang side 2.0 (cutting) untuk tagel.

Agus SusiloPeserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat RSU Dr. Soetomo SBY Periode 01 Juli 2009 s/d 31 Desember 2009

52

Page 53: Agus susilo

11. Berikan methle blue untuk mengambar daerah yang akan di incisi bila perlu.

12. Berikan handvat mest no.3 beserta mest no.10. pingcet chirungi, kassa pada

operator untuk incici intra oral. Kemudian perdalam dengan mengunakan

cutting sampai nampak os mandibulla, siapkan arteri klem van bengkok,

diathermi, kassa untuk merawat perdarahan.

13. Berikan haq tajam pada asisten, kemudian langen beck untuk memperlebar

lapangan operasi.

14. setelah nampak os mandibulla berikan resparotarium untuk memisahkan

periostium dengan os mandibulla sampai tampak lebih jelas.

15. kemudian berikan hand vat mest no. 3 beserta mest no. 10 untuk incici bagian

extra oral ( angulus kiri) secara horizontal, incici diperdalam dengan

menggunakan cutting, sampai tampak os mandibulla. Berikan arteri klem

bengkok, diathermi, kassa untuk merawat perdarahan pembuluh darah vena

dilingasi dengan side 2,0.

16. Berikan langen beck pada asisten untuk membuka lapangan operasi, setelah

tampak os mandibulla berikan resparoterium untuk memisahkan periostium

dengan os mandibulla.

17. Perawat instrumen menyiapkan K. Wire no. 2 untuk pembatas tulang yang

akan dipotong, kemudian pasang mata bor no. 1,5 mm untuk mengebor os

mandibulla tiga bagian. (anterior, medial dan posterior)

Selanjutnya mata bor dilepas dan diganti dengan K. Wire no. 2 untuk

memperlebar lubang yang telah dibor tadi.

Agus SusiloPeserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat RSU Dr. Soetomo SBY Periode 01 Juli 2009 s/d 31 Desember 2009

53

Page 54: Agus susilo

18. Berikan Hammer Kissel atau tata lurus, kissel bengkok untuk memotong os

mandibulla sampai putus. Kemudian dilanjutkan pada os mandibulla bagian

kanan.

19. Setelah os mandibulla kanan dan kiri putus, berikan roux haq krom klem

koker, drill, mata bor no.1,5, scre no. 11 : 4 buah, serta screw driver, gunting

wire, snar wire no 0,4 untuk pembentukan oklusi gigi.

20. Perawat isntrumen menyiapkan miniplate, bor tulang, mata bor 1,5 mm, screw

no 11, screw driver, pemotong plate, tang pembengkok untuk memasang plate

pada os mandibulla kanan dan kiri yang telah direseksi.

21. Berikan spet 20cc dan cairan nacl 0,9 % untuk mencuci daerah operasi dan

platenya, lalu hisap dengan suction.

22. Berikan nald voeder, benang vicril 3,0, pingcet chirungi, gunting benang

untuk menjahit otot, kulit dijahit dengan dafilan no 4.0

23. Bersihkan daerah operasi dengan kassa basah kemudian dikeringkan dengan

kassa kering. Luka diolesi salf gentamycin kemudian tutup dengan kassa dan

hepavik.

24. Perawat instrumen memberikan gunting wire, klem untuk memotong snar wire

kemudian diganti dengan karet blood set.operasi selesai.

25. Pasien dirapikan dan dibersihkan dari noda-noda darah. Alat-alat dicek

kembali, dicuci dan diset kembali untuk siap disterilkan kembali.

4.3 Instrumen Teknik Plating Fracture Maxilla

4.3.1 Pengertian

Agus SusiloPeserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat RSU Dr. Soetomo SBY Periode 01 Juli 2009 s/d 31 Desember 2009

54

Page 55: Agus susilo

Adalah suatu cara untuk melakukan instrumen pada operasi plating

fracture maxilla

4.3.2 Tujuan

1. Memperlancar jalannya operasi

2. Mempertahankan alat-alat secara steril

3. Dapat mengatur alat-alat secara sistematis dimeja mayo

4. Dapat mengerti langkah-langkah tehnik instrumen yang dilakukan

4.3.3 Persiapan Penderita Setelah Di Instubasi

1. Pasang cateter bila perlu

2. Atur posisi pasien dengan memberi bantal pada pundak

3. Pasang plat di athermi

4. Ikat kedua tangan dan kaki dengan tali

4.3.4 Persiapan Alat Dan Bahan Penunjang Operasi

1. Alat - alat onsteril

Meja operasi

Lampu operasi

Meja mayo, meja persiapan

Mesin diathermi

Tempat sampah

Cairan Nacl 0,9 %

Hepavik dan gunting verband

Botol berisi alkohol 70 %

Botol berisi cairan savlan 1:30

Agus SusiloPeserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat RSU Dr. Soetomo SBY Periode 01 Juli 2009 s/d 31 Desember 2009

55

Page 56: Agus susilo

2. Alat – alat steril

Satu set lenen steril

Handscoend berbagai ukuran (sesuai dengan kebutuhan)

Kassa, Depres

Senar diarthermi

Selang suction

Sikat untuk cuci tangan

Waslap

Benang safil 3.0 secukupnya

Benang Dadafilaw 3.0 secukupnya, side 2.0 dengan cutting

Mest no 15

1 bengkok 3 cucing

Istrumen set dasar kl

Instrumen set tambahan plating

Drill (Bor)

Mini plate dan Screw (implan)

Snar wire 0,4

4.3.5 Cara Kerja

1. Pada saat induksi dilakukan oleh dr. Anastesi, perawat instrumen, cuci tangan

secara fuerbringer dengan larutan desinfektan, kemudian dikeringkan dengan

waslap steril.

2. Perawat Instrumen menggunakan baju operasi dan handscoen secara steril dan

dibantu perawat sirkuler untuk menalikan bajunya.

Agus SusiloPeserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat RSU Dr. Soetomo SBY Periode 01 Juli 2009 s/d 31 Desember 2009

56

Page 57: Agus susilo

3. Perawat instrumen memasang sarung meja mayo dilapisi dengan duk kecil tiga

lapis.

4. Perawat istrumen menyiapkan alat-alat, sbb :

a. Persiapan dimeja mayo antara lain :

Pembetulan oklusi gigi, alat yang diperlukan, antara lain :

Tong spatel : 1 biji

Snaar wire 0,4 : sesuai kebutuhan

Gunting wire : 1 biji

Koker besar : 2 biji

Krom klem : 2 biji

b. Persiapan dimeja instrumen, antara lain :

Desinfektan klem : 1 biji

Duk klem : 6 biji

Handvat mess no.3 dan no. 10 : 1 biji

Pingcet chirugie panjang : 2 biji

Pingcet anatomi panjang : 2 biji

Arteri klem lurus : 2 biji

Arteri klem bengkok : 2 biji

Gunting metzembaum : 1 biji

Gunting benang : 1 biji

Rouh haq : 2 biji

Langen beck : 2 buah

Resparotorium sedang : 1 biji

Agus SusiloPeserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat RSU Dr. Soetomo SBY Periode 01 Juli 2009 s/d 31 Desember 2009

57

Page 58: Agus susilo

Resparatorium kecil : 1 biji

Muller : 1 biji

Nald foder : 1 biji

Intan hak kecil : 1 biji

Mini plat, screw : sesuai kebutuhan

Drill, mata bor 1,5 : 1 biji

Screw driver (obeng) : 1 biji

Elevator : 1 biji

Curetage : 1 biji

Pemotong plate : 1 biji

Pembengkok plate (bending) : 1 biji

Tang : 1 biji

Redaction klem/alat reposisi maxilla : 2 biji

5. Perawat isntrumen memberikan pada operator/asisten I; handscoen, kassa yang

dibasahi larutan savlon untuk desinfeksi intra oral, handscoen dilepas berikan

desinfeksi klem, cucing larutan alkohol 70%, depres untuk desinfeksi bagian

luar.

6. Perawat instrumen membantu operator asisten I,II untuk menggunakan baju

operasi dan handscoen secara steril.

7. Melakukan drapping dengan memasang duk besar secara memanjang bada

bagian bawah, duk kecil untuk bagian atas, samping kanan, kiri serta bagian

bawah kemudian berikan duk klem 4 biji untuk menjepit di empat sudut

Agus SusiloPeserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat RSU Dr. Soetomo SBY Periode 01 Juli 2009 s/d 31 Desember 2009

58

Page 59: Agus susilo

daerah operasi, tambah 2 duk kecil 1 untuk kepala dan 1 untuk bagian leher

kebawah.

8. Pasang senar di athermi, selang suction, kanule suction diikat dengan kassa,

dijepit dengn duk klem.

9. Dekatkan meja mayo dan meja persiapan pada daerah aseptis I dan

informasikan bahwa instrumen telah siap.

10.Berikan rouhaq, krom klem, snar wire 0,4, koker, gunting snaar wire (kawat)

untuk proses pembentukan oklusi gigi pasien.

11.Berikan handvat mess dan mest no.15, pingcet chirurgi, kassa untuk incici

extra oral secara horizontal kurang lebih 3 cm, siapkan arteri klem lurus

diathermi kassa untuk merawat perdarahan.

12.Berikan hag tajam pada asisten, dan berikan pada operator diathermi untuk

memperdalam irisan, sampai kelihatan sampai kelihatan frakture maxilla.

13.Berikan langet back untuk membuka lapangan operasi.

14.Berikan resparotorium untuk memisahkan otot dan periostium dengan tulang

maxilla

15.Berikan muller atau intan hag untuk mereposisi frakture maxilla.

16.Berikan mini plate, bor tulang (drill), screw 5mm, screw driver (obeng) untuk

pemasangan plate pada maxilla.

17.Berikan spuit 10 cc dan cairan Nacl 0,9% untuk mencuci daerah operasi

(maxilla) dan hisap dengan suction.

Agus SusiloPeserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat RSU Dr. Soetomo SBY Periode 01 Juli 2009 s/d 31 Desember 2009

59

Page 60: Agus susilo

18.Berikan nald foeder, benang vicryl 3,0, pincet chirugi, gunting benang untuk

menjahit otot, kulit dijahit dengan benang dafilan 3,0 secara subcutaculer

(subcutan)

19.Bersihkan derah operasi dengan kassa yang dibasahi larutan Nacl dan

dikeringkan dengan kassa kering lalu tutup dengan kassa hepavik

20.Berikan krom klem, koker dan gunting wire untuk melepas/memotong oklusi

gigi.

21.Berikan kassa yang telah dibasahi dengan cairan Nacl untuk membersihkan

dari noda-noda darah.

22.Pasien dirapikan, Alat – alat dicuci dan diset kembali untuk siap disterilkan.

4.4 Instrumentasi Teknik Hemi Mandibulectomi Rekonstruksi Plate +

Bone Graft Krista Iliaca

4.41 Pengertian

Adalah suatu cara untuk melakukan instrumentasi pada operasi

hemimandibulectomi rekonstruksi plate dan bone graft krista iliaca.

4.4.2 Tujuan

1. Memperlancar jalannya operasi

2. Dapat mempertahankan kesterilan alat-alat instrumen

3. Dapat mengatur alat-alat secara sistematis dimeja mayo

4. Mengerti langkah-langkah tehnik instrumen yang dilakukan

4.4.3 Persiapan pasien setelah di instubasi

1. Pasang dower cateter (catheter)

2. Pasang plate diathermi

Agus SusiloPeserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat RSU Dr. Soetomo SBY Periode 01 Juli 2009 s/d 31 Desember 2009

60

Page 61: Agus susilo

3. Atur posisi pasien dengan pasisi hyper ektensi

4. Fiksasi kedua tangan dan kaki

4.4.4 Persiapan alat dan bahan penujang operasi

1. Persiapan alat on steril

Meja operasi

Lampu operasi

Meja mayo

Mesin diathermi dan platnya

Botol suction (mesin suction)

Meja linen dan meja instrumen

Standart infus

Tempat sampah

Gunting verband dan hepavik

Botol berisi alkohol 70%

Botol berisi savlans 1:30

Botol berisi povidone iodine 10%

2. Persiapan alat steril

a. Set dasar (basic instrumen) terdiri dari :

Desinfeksi klem (spone holding forceps) : 1 biji

Duk klem (towel forceps) : 12 biji

Hand vat mess no.3 : 2 biji

Pingcet anatomi : 2 biji

Pingcet chirugi : 2 biji

Agus SusiloPeserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat RSU Dr. Soetomo SBY Periode 01 Juli 2009 s/d 31 Desember 2009

61

Page 62: Agus susilo

Arteri klem vam pean lurus : 2 biji

Arteri klem van pean bengkok : 4 biji

Arteri klem van koker : 2 biji

Gunting benang (ligature scissors) : 1 biji

Gunting metzembum : 1 biji

Nald foeder : 2 biji

Woud Haaq gigi 4 tajam : 2 biji

Langen beck : 2 biji

Rowhaq : 2 biji

b. Instrumen tambahan terdiri dari :

Spatel : 2 biji

Arcbar sesuai kebutuhan

Snar wire 0,3 sesuai kebutuhan

Gunting wire : 1 biji

Sonde : 1 biji

Curetage : 1 biji

Resparatorium : 1 biji

Mogek : 1 biji

Wayer : 1 biji

Tang gajah/pemotong plate : 1 biji

Kissel ukuran kecil : 1 biji

Kissel ukuran sedang : 1 biji

Bone klem : 1 biji

Agus SusiloPeserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat RSU Dr. Soetomo SBY Periode 01 Juli 2009 s/d 31 Desember 2009

62

Page 63: Agus susilo

Elevator : 1 biji

Klable tang : 1 biji

Banding/pembengkok plate : 2 biji

Gigli + pemegang gigli : 2 biji

Tang mahkota : 1 biji

Bor tulang ( drill) : 1 biji

Mata bor ukuran 1,5/1,6 mm : 1 biji

Screw driver (obeng) : 1 biji

Piner : 1 biji

Plate rekonstruksi sesuai kebutuhan

Hammer : 1 biji

c. set dan bahan penunjang :

Linen ste steril : 1 biji

Handle lamp : 2 biji

Senur diathermi : 1 biji

Canule suction : 1 biji

Selang suction : 1 biji

Cucing : 3 biji

Bengkok : 1 biji

Mess no.10/15 : 2 biji/1 biji

Kassa deppers sesuai kebutuhan

Handscoen berbagai ukuran

Cairan nacl 0,9 sesuai kebutuhan

Agus SusiloPeserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat RSU Dr. Soetomo SBY Periode 01 Juli 2009 s/d 31 Desember 2009

63

Page 64: Agus susilo

Spuit 20cc,10cc : 1/1 biji

Pehacain 1% : 4 biji

Metle blue sesuai kebutuhan

Povidone iodine 10% sesuai kebutuhan

Alkohol 70% sesuai kebutuhan

Savlon 1:30 sesuai kebutuhan

Redon drain no.12 : 2 biji

Macam – macam benang

- Side 2.0 (cutting) : 2 biji

- Side 2.0 (TJ) : 1 biji

- Vicryl 3.0 (tapper) : 3 biji

- Vicryl 4.0 (tapper) : 3 biji

- Dermalon 5.0 (cutting) : 3 biji

4.4.5 Cara kerja

1. Pada saat pasien di intubasi, perawat instrumen cuci

tangan secara fuerbringer dengan larutan hibitan (hibiscrab), kemudian

dikeringkan dengan waslap steril.

2. Perawat istrumen menggunakan baju operasi dan

handscoen seraca steril dan dibantu perawat sirkuler untuk menalikan bajunya.

3. Perawat instrumen memasang sarung meja mayo dan

dilapisi dengan duk kecil tiga lapis.

4. Perawat instrumen menyiapkan alat – alat basic

instrumen dimeja mayo secara sistematis.

Agus SusiloPeserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat RSU Dr. Soetomo SBY Periode 01 Juli 2009 s/d 31 Desember 2009

64

Page 65: Agus susilo

5. Perawat instrumen meberikan mengunakan handscoen

pada asisten/operator secara steril, kemudian diberi kassa yang dibasahi

larutan savlon untuk desinfeksi secara intra oral, handscoen dilepas berikan

desinfeksi klem, cucing deppers dan larutan alkohol 70% untuk desinfeksi

bagian ektra oral (daerah muka, dagu dan leher sampai batas clavicula)

kemudian berikan lagi cucing berisi larutan povidone oidine 10% untuk

melakukan desinfeksi bagian crista iliaca untuk persiapan bone graft.

6. Perawat instrumen membantu operator dan asisten

untuk mengunakan baju operasi dan handscoend secara steril.

7. Melakukan drapping dengan duk besar secara

memanjang pada bagian bawahsampai pada batas sias, dilanjutkan satu duk

besar dilipat untuk drapping bagian atas, 2 duk kecil untuk samping kanan kiri

yang akan di graft. Berikan duk klem 4 biji untuk menjempit di empat sudut,

bagian kepala 1 duk kecil untuk bagian atas 2 duk kecil untuk samping kanan

kiri, berikan duk klem 4 biji untuk menjepit 4 sudut. Terakhir berikan 1 duk

kecil untuk menutup yang akan di graft dan 1 duk kecil untuk bagian kepala

serta 1 duk besar untuk memanjang sampai batas leher.

8. Dekatkan meja mayo dan meja persiapan ke meja

operasi, instrumen memasang senar diathermi, selang suction, canule suction,

diikat dengan kassa dijepit dengan duk klem. Informasikan pada operator

bahwa instrumen telah siap.

9. Perawat instrumen memberikan metle blue untuk

mengambar daerah yang akan di incici.

Agus SusiloPeserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat RSU Dr. Soetomo SBY Periode 01 Juli 2009 s/d 31 Desember 2009

65

Page 66: Agus susilo

10. Perawat instrumen memberikan rauthaq, spatel, krom

klem, snar wire no.03, koker besar, gunting wire dan arc bar untuk oklusi gigi

sementara

11. Berikan hand vat mest mest no.3 beserta mest no.10,

pincet chirurgi, kassa untuk incici ekstra oral tepatnya 2 jari di inferior

mandibulla, incici diperdalam lapis demi lapis sampai fasia super ficialis dan

pemotongan platysma. Perdarahan dirawat dengan krom klem, kassa serta

diathermi.

12. Perawat instrumen memberikan haq tajam pada

asisten untuk memperlebar lapangan operasi, kemudian berikan krom klem,

side 2,0 untuk ligasi av,facialis dan dipotong dengan gunting metzembaum,

pada sisi lateral mandibulla diekspose dengan memisahkan M. masseter pada

angulus mandibulla. Tepi posterior mandibulla dibebaskan dengan

resparatorium sehingga os mandibulla tampak jelas.

13. Perawat instrumen memberikan koker, gunting wire

untuk melepas wire dan arc bar bagian bawah.

14. Perawat instrumen memberikan hand vat mest no.3

dan mest no.15 untuk incici intra oral, M mylohtoid, M. Ptrygoidfi, dan M.

Temporalis dipisahkan dari os mandibulla dengan resparatorium sampai bebas

betul, kemudian berikan tang gigi untuk mencabut gigi.

15. Kemudian perawat instrumen menyiapkan spatel 2

biji, gigli 1 biji dan pemegang gigi 2 biji, wider 1 biji, untuk memotong os

Agus SusiloPeserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat RSU Dr. Soetomo SBY Periode 01 Juli 2009 s/d 31 Desember 2009

66

Page 67: Agus susilo

mandibulla segmen anterior batas reseksi pada ameloblastema + 1-2 cm.

Perdarahan dari tulang dihentikan dengan bone wax.

16. Perawat instrumen memberikan bone klem (bone

holding forceps) untuk distabilisasi tulang yang telah dipotong, dilanjutkan

dengan ujung elevator atau resparatorium processus artieularis mandibulla

dilepaskan dari temporong mandibulla, joint sehingga hemi mandubulla dapat

dilepas.

17. Perawat instrumen menyiapkan plate rekonstruksi,

pemotong plate (tang gajah), pembengkok plate (bending), bor listrik, screw

no.11, screw driver, mata bor no.1,5mm, untuk memasang rekontruksi plate

penganti tulang mandibulla.

18. Perawat instrumen menyiapkan mest no.10, kissel

lurus, kissel bengkok, hammer untuk mengambil graft pada krista iliaca kanan

+ 6cm. Graft diperhalus dengan pinner bor dan dilobangi sekaligus dengan bor

1,5, kemudian bone graft dipasang pada plate rekonstruksi dan diikat dengan

snar wire 0,3.

19. Perawat instrumen menyiapkan nald voder, pingcet

chirugi, gunting, benang, benang vicril 4.0 untuk menjahit mukosa bagian

dalam, vicryl 3,0 untuk otot dan redon drain no 12 dua dipasang dan difiksasi

side 2,0, kulit dijahit dengan dermalon 5,0.

Catatan sebelum otot dijahit, cuci dulu dengan cairan nacl 0,9%

Agus SusiloPeserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat RSU Dr. Soetomo SBY Periode 01 Juli 2009 s/d 31 Desember 2009

67

Page 68: Agus susilo

20. Bersihkan daerah operasi dengan kassa yang telah

dibasahi dengan cairan Nacl 0,9 kemudian keringkan dengan kassa kering,

kemudian beri salep lalu ditutup dengan kassa dan hepavik

21. Pasien dirapikan dan dibersihkan dari noda – noda

darah.

22. Alat – alat instrumen dicek kembali kemudian dicuci

serta diset kembali dan siap disterilkan.

4.5 Istrumentasi Teknik Swing Parotidectomi

4.5.1 Pengertian

Adalah Suatu cara untuk melakukan instrumentasi pada pasien operasi

pengangkatan tumor parotis.

4.5.2 Tujuan

1. Memperlancar jalannya operasi.

2. Mempertahankan alat secara steril.

3. Dapat mengatur alat – alat secara sistematis dimeja mayo.

3. Mengerti langkah – langkah tehnik instrumen yang dilakukan.

4.5.3 Persiapan Pasien Setelah Di Intubasi

1. Pasang cateter

2. Atur posisi pasien kepala hyperektensi dan miring ke arah kontra lateral

3. Pasang plate diathermi

4. Fiksasi ke dua tangan dan kaki

4.5.4 Persiapan Alat Dan Bahan Penunjang Operasi

1. Alat – alat on steril

Agus SusiloPeserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat RSU Dr. Soetomo SBY Periode 01 Juli 2009 s/d 31 Desember 2009

68

Page 69: Agus susilo

Meja operasi

Lampu operasi

Meja mayo dan meja persiapan

Mesin di athermi

Mesin suction / suction pump

Tempat sampah

Hepavik dan gunting verband

Alat – alat anastesi

2. Alat – alat dan bahan steril

Satu set linen steril

Hand scoen sesuai ukuran dan kebutuhan

Kassa, depres sesuai kebutuhan

Senur diathermi

Selang suction

Sikat steril untuk cuci tangan

Waslap steril

Cairan Nacl 0,9% secukupnya

Metle blue/pencil gambar

Larutan disinfektan alkohol 70%

Mest no.10 = 1 biji

Bengkok 1 biji, cucing 1 untuk alkohol, cucing 1 untuk savlon

Redon drain no.10 = 1biji

Macam – macam benang :

Agus SusiloPeserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat RSU Dr. Soetomo SBY Periode 01 Juli 2009 s/d 31 Desember 2009

69

Page 70: Agus susilo

- Silk/side 2,0 jarum cutting

- Silk/side 2,0 jarum round

- Silk/side 2,0 tanpa jarum

- Dafilon 4,0 jarum cuting

- Vicryl 3,0 jarum round

4.5.5 Cara Kerja

1. Pada saat pasien mulai di induksi perawat instrumen

cuci tangan secara fuerbringer dengan larutan desinfektan, kemudian

dikeringkan dengan waslap kering.

2. Perawat instrumen menggunakan baju dan handscond

dengan cara steril dibantu perawat sirkuler untuk menali baju.

3. Perawat instrumen memasang sarung meja mayo

dilapisi dengan duk kecil 3 lapis.

4. Perawat instrumen menyiapkan alat – alat dimeja

mayo antara lain :

Desinfeksi klem : 1 biji

Duk klem : 5 biji

Hand vat mess no.10 : 1 biji

Pincet chirurghi : 2 biji

Pincet anatomi : 2 biji

Arteri klem pean lurus : 2 biji

Arteri klem bengkok : 6 biji

Gunting meatzembum : 1 biji

Agus SusiloPeserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat RSU Dr. Soetomo SBY Periode 01 Juli 2009 s/d 31 Desember 2009

70

Page 71: Agus susilo

Gunting benang : 1 biji

Nald voeder : 2 biji

Bengkok : 1 biji

Cucing : 2 biji

Koker : 2 biji

Hak tajam gigi 4 : 2 biji

Langen beck : 3 biji

Benang sesuai kebutuhan

4. Setelah operator / asisten cuci tangan secara fuerbringer berikan desinfeksi

klem dan cucing berisi larutan alkohol 70% dan deprers untuk mendesinfeksi

lapangan operasi.

5. Perawat instrumen membantu operator/asisten untuk menggunakan baju

operasi dan handscond secara steril serta dibantu perawat sirkuler untuk

menalikan baju.

6. Melakukan drapping dengan memasang duk besar secara memanjang pada

bagian bawah keatas sampai clavikula, duk kecil untuk atas, samping kanan

kiri dan berikan duk klem 4 biji untuk menjepit empat sudut daerah operasi,

tambah 2 duk kecil ( I duk untuk kepala, I duk untuk bagian leher).

7. Pasang senur diarthermi, slang suction, canula suction diikat dengan kassa dan

di jepit dengan duk klem.

8. Dekatkan meja mayo dan meja persiapan pada daerah aseptik I dan

informasikan bahwa instrumen telah siap.

Agus SusiloPeserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat RSU Dr. Soetomo SBY Periode 01 Juli 2009 s/d 31 Desember 2009

71

Page 72: Agus susilo

9. Berikan kassa 2 biji dan nald voeder, pincet chirurgi, gunting benang serta

benang silk/side 2,0 cutting untul tagel kanan dan kiri.

10. Berikan metle blue atau pencil untuk menggambar daerah yang akan di incici

bila perlu

11. Perawat instrumen memberikan hand vat mest no.3 dan mest no.10 untuk

incici secara modifikasi redon, mulai dari preaurikuler dibawah lobulus

auricularis mengarah ke dorsal kaudal + 2 cm dibelakang angulus mandibulla

menuju kemedial 2 cm dibawah mandibulla, incici diperdalam dengan cutting,

perdarahan dirawat dengan kassa dan diathermi.

12. Perawat istrumen memberikan hak tajam gigi 4 pada asisten untuk memegang

ke atas dan berikan cutting pada operator untuk flap ke medial sampai batas

anterior M. Masseter, dan flap ke lateral sampai ke M. Sterno ceido

mastoideus, sampai jaringan parotis.

13. Perawat instrumen memberikan krom klem ke operator dan side 2,0 untuk

ligasi cabang vena jugularis eksternal lalu dipotong, dengan krom klem,

operator mengidentifikasi N. aurikularis magnus, fasia parotideomas seterika

dibuka + 2cm, sejajar dibawah mandibulla sampai nampak M. Sternokleido

mastoideus, parotis dibebaskan sedikit demi sedikit dengan gunting

metzembeum, sambil identifikasi pangkal N VII.

14. Setelah pangkal N.VII ketemu berikan operator krom klem untuk menyusuri

dari superfisal sampai cabang-cabangnya. Jaringan paratis dipotong dengan

gunting metzembaum secara hati – hati sampai parotis terangkat semua.

15. Berikan krom klem, kassa diathermi untuk merawat perdarahan.

Agus SusiloPeserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat RSU Dr. Soetomo SBY Periode 01 Juli 2009 s/d 31 Desember 2009

72

Page 73: Agus susilo

16. Berikan spuit 10cc dan cairan nacl 0,9% untuk mencuci atau spule daerah

operasi, lalu hisap dengan canule suction.

17. Berikan rodan drain no.10 pada operator untuk dipasang, kemudian fiksasi

dengan side 2,0 cutting.

18. Berikan jahitan vicryl 3,0 dan nald foeder, pingcet chirurgi, gunting untuk

menjahit lemak, subcutan.

19. Berikan jahitan dafilon 4,0 dan nald foeder, pingcet chirurgi,gunting untuk

menjahit kulit dengan simpul satu – satu.

20. Bersihkan daerah operasi dengan kassa yang telah dibasahi dengan cairan nacl

0,9% kemudian keringkan dengan kassa, kemudian beri alkohol tutup dengan

kassa dan hepavik.

21. Pasien dirapikan dan dibersihkan dari noda – noda darah, alat instrumen dicek

kembali, dicuci dan diset kembali, siap disterilkan kembali.

Agus SusiloPeserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat RSU Dr. Soetomo SBY Periode 01 Juli 2009 s/d 31 Desember 2009

73

Page 74: Agus susilo

BAB 5

PELAKSANAAN

5.1 Gambaran Umum Kamar Operasi Bedah Kepala Dan leher

Pelatihan perawat kamarbedah instrumentasi bedah kepala dan leher di

Instalasi Bedah Pusat Terpadu RSUD Dr. Soetomo dilaksanakan sesuai jadwal

yang ditetapkan, yaitu tanggal 01 juli 2009 sampai dengan 31 desember 2009.

Selama 3 bulan pertama masa orientasi lantai 4,5,6 dan pemberian materi, dan

bulan ke empat sudah mulai mengikuti spesialisasi OK bedah kepala leher dan

sampai waktu pelatihan selesai.

5.2 Pelaksaan Pelatihan

Tindakan pembedahan yang peserta lakukan pada kamar operasi kepala dan

leher (610, 612, 614) yaitu :

1. Instrumentasi Teknik Trakheostomi

2. Instrumentasi Teknik Reseksi Rekonstruksi Plate Pada Over Gout Mandibula

3. Intrumentasi Teknik Plating Fraktur Maxilla

4. Instrumentasi Hemi Mandibulektomi Rekonstruksi Plate + Bone Graft Krista

Iliaka

5. Instrumentasi Teknik Swing Parotidektomi

Untuk daftar nama, diagnosa dan tindakan, dapat dilihat pada lampiran

daftar kegiatan instrumentasi sesuai dengan kegiatan peserta kerjakan secara

bimbingan maupun mandiri.

Agus SusiloPeserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat RSU Dr. Soetomo SBY Periode 01 Juli 2009 s/d 31 Desember 2009

74

74

Page 75: Agus susilo

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

1. Dari hasil program pendidikan dan pelatihan perawat kamar

operasi ini dapat penulis simpulkan bahwa dalam era globalisasi dan kemajuan

ilmu teknologi kedokteran saat ini perawat kamar operasi dituntut untuk lebih

meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan tentang pengolahan dan teknik

kamar operasi secara baik dan benar, sehingga nantinya perawat kamar operasi

juga punya tanggung jawab yang besar dalam pengelolaan kamar operasi

selain tenaga lainnya.

2. Perawat bedah adalah mitra kerja dokter, maka haruslah meningkatkan

pengetahuan dan ketrampilan sehingga dapat bekerja sama dengan baik. Ilmu

boleh sejajar dengan dokter tetapi hak dan kewajiban yang beda. Kita harus

mengetahui batas-batas wewenang antara dokter dan perawat yang ada di

bedah umum.s

6.2. Saran

1. Dengan adanya program pendidikan dan pelatihan perawat kamar perasi ini,

penulis banyak mendapatkan manfaat diantaranya bertambahnya pengetahuan

dan ketrampilan tentang cara pengelolaan kamar operasi dan teknik

instrumentasi yang baik dan benar. Penulis berharap adanya peningkatan

koordinasi antara penyelenggara, pembimbing dan pemberi materi, serta perlu

Agus SusiloPeserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat RSU Dr. Soetomo SBY Periode 01 Juli 2009 s/d 31 Desember 2009

75

75

Page 76: Agus susilo

adanya koordinasi dan kerja sama yang baik sehingga penyelenggara pelatihan

ini dapat menerapkan teori yang sesungguhnya dalam praktek sehari-hari.

2. Begitu juga penulis berharap pada teman sejawat yang belum mengikuti

pendidikan dan pelatihan ini, hendaknya segera mendaftar kan diri menjadi

peserta pelatihan. Demikian juga bagi instansi pelayanan kesehatan atau

rumah sakit agar memberikan kemudahan bagi peserta pelatihan, sehingga

nantinya mendapatkan sumber daya manusia yang profesiobal dalam

pengelolaan kamar operasi.

Agus SusiloPeserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat RSU Dr. Soetomo SBY Periode 01 Juli 2009 s/d 31 Desember 2009

76

Page 77: Agus susilo

DAFTAR PUSTAKA

Instalasi Bedah Pusat Gedung Bedah Pusat Terpadu (2002), “Program Pelatihan Perawat kamar Operasi,” Surabaya.

Puruhito dan Rubingah (1995), “Dasar-dasar Tata Kerja dan Pengelolaan Kamar Operasi,” UAP, Surabaya.

Tim Departemen Kesehatan RI (1993), “Pedoman Kerja Perawat Kamar Operasi,” Edl, Jakarta.

Turkanto, S.Kep. Ners (2002), “Manajemen Kamar Operasi”

Agus SusiloPeserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat RSU Dr. Soetomo SBY Periode 01 Juli 2009 s/d 31 Desember 2009

77

Page 78: Agus susilo

Lampiran 1

BASIC SET

Agus SusiloPeserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat RSU Dr. Soetomo SBY Periode 01 Juli 2009 s/d 31 Desember 2009

142

Page 79: Agus susilo

Agus SusiloPeserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat RSU Dr. Soetomo SBY Periode 01 Juli 2009 s/d 31 Desember 2009

143

Page 80: Agus susilo

Agus SusiloPeserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat RSU Dr. Soetomo SBY Periode 01 Juli 2009 s/d 31 Desember 2009

Hulu Batle Osteotom Interloking Nail Alat TKR

Rak + Osteotom Osteotom Mini Plate

Alat Mini Plat + Srew Small FragmenSonde Tulang Belakang

144

Page 81: Agus susilo

Agus SusiloPeserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat RSU Dr. Soetomo SBY Periode 01 Juli 2009 s/d 31 Desember 2009

Mata Bor Berlubang RÖ Nail Plate Owel

Pengukur Srcewing Plat ABP Pruf

Ras Kecil PSP Redaction Kecil Slot Plate

145

Page 82: Agus susilo

Agus SusiloPeserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat RSU Dr. Soetomo SBY Periode 01 Juli 2009 s/d 31 Desember 2009

146

Page 83: Agus susilo

GAMBAR RUANGAN DAN PERLENGKAPAN OK KEPALA & LEHER

Agus SusiloPeserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat RSU Dr. Soetomo SBY Periode 01 Juli 2009 s/d 31 Desember 2009

Mesin Diathermi

Tempat Sikat

Kegiatan Instrumentasi

Tempat Cuci Tangan

147

Page 84: Agus susilo

Agus SusiloPeserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat RSU Dr. Soetomo SBY Periode 01 Juli 2009 s/d 31 Desember 2009

Teknik Fuerbringer Tromol Alat

Tempat Jarum Lemari Tromol Pijakan

Section Pump Tempat Linen Kotor Operasi TKR

148

Page 85: Agus susilo

Agus SusiloPeserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Instalasi Bedah Pusat RSU Dr. Soetomo SBY Periode 01 Juli 2009 s/d 31 Desember 2009

Scop Tromol + Rak AlatSlot / Eager Plate

149