Laporan Pertanggungjawaban Bem Unair 2009

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN

BEM UNIVERSITAS AIRLANGGA “SINERGIS DAN KONTRIBUTIF”

PERIODE 2009

“Karena Cinta, Ku Hadir Untukmu. Mari Tersenyum!”

Sekretariat: Kantor BEM Unair Jl.Airlangga 4-6 Surabaya

Telp : (031) 60746763 Email/FB: [email protected],

Web site: www.bem.unair.ac.id

mailto:[email protected]

http://www.bem.unair.ac.id/

LPJ BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA UNIVERSITAS AIRLANGGA 2009 Sekretariat: Kantor BEM Unair, Jl.Airlangga 4-6 Surabaya

Telp : (031) 60746763, Email/FB: [email protected], Web site: www.bem.unair.ac.id

Jangan lelah berkarya, hingga kaki menginjak Sorga! (BEM Unair 2009) 2

Ketika Anda berpendapat bahwa Laporan Pertanggungjawaban

Hanyalah sebuah MEKANISME FORMAL ORGANISASI

Atau

Anda beranggapan

Segala bentuk dokumentasi peristiwa tidak berguna,

Tidak menyiratkan alur sejarah yang terjadi,

Dan hanya presentasi atau tumpukan kertas semata..

Maka dengan segala hormat..

Kami sarankan anda tidak melanjutkan

membaca Laporan Pertanggungjawaban ini…

TERIMAKASIH

(BEM UNAIR 2009)






LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN

BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA (BEM) UNIVERSITAS AIRLANGGA 2009

SINERGIS DAN KONTRIBUTIF

“Karena Cinta, Ku Hadir Untukmu. Mari Tersenyum!”

I. PENDAHULUAN

Bismillahirrohmanirrohiem.

“Jika umatku bertanya kepadaku, siapakah pemuda sejati itu?

Aku takut itu adalah aku, sementara aku belum siap untuk itu” (Hasan Al-Banna)

Ungkapan rasa syukur senantiasa kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, Dzat yang

kasih-Nya ibarat samudera tak bertepi dan cinta-Nya ibarat sungai tak berujung. Shalawat

dan salam semoga senantiasa terlimpahkan pada sang pemimpin legendaris dunia Nabi

Muhammad SAW, pengukir peradaban terbaik sepanjang sejarah hidup manusia.

Perjalanan sang waktu seolah semakin menyadarkan kita bahwa segala hal yang

terjadi di dunia ini akan berakhir. Maka terbentuklah kenangan yang memenuhi ruang

memori kita, tentang apa yang telah kita pikirkan, katakan, dan kerjakan dalam mengisi

sang waktu. Tentu saja dengan segala nilai, makna dan penghayatan yang menyertai

semua itu. Namun, tentu saja tidak hanya kenangan, di sana ada suatu masa ketika kita

harus mempertanggungjawabkan seluruh pilihan hidup atas anugerah waktu tersebut.

Tibalah pada suatu titik, di mana sang waktu mengabarkan bahwa kepengurusan

BEM Unair 2009 telah berakhir. Kini, ijinkanlah kami menyampaikan Laporan

Pertanggungjawaban BEM Unair 2009. Hal ini merupakan keniscayaan bagi kami untuk

mempertanggungjawabkan baik-buruk selama satu tahun kepengurusan ini kepada

mahasiswa Universitas Airlangga di Musyawarah Keluarga Mahasiswa Universitas

Airlangga dan kepada Sang Penggenggam jiwa ini di akhirat kelak. Belum banyak yang

bisa kami perbuat, belum sempurna juga amanah ini kami tunaikan. Karena waktu satu

tahun ini terasa panjang ketika di awal kami melihat begitu beratnya amanah ini, tapi juga

terasa pendek untuk mengukir sebuah mahakarya dalam perjuangan ini. Maka kami

titipkan bahtera perjuangan ini pada generasi berikutnya untuk terus melaju kencang

menembus keterbatasan dan mendobrak segala rintangan menuju Indonesia baru yang

bahagia dan sejahtera.






Semoga Laporan Pertanggungjawaban ini memberikan gambaran utuh tentang

seluruh dinamika yang terjadi di BEM dan Keluarga Mahasiswa Unair 2009 sehingga

dapat menjadi rekam sejarah terlengkap dan menjadi referensi pembelajaran bagi BEM

Unair 2010. Sebuah harapan besar dari kami agar laju grafik perbaikan perjuangan ini

semakin meningkat dan tidak ada lagi pengulangan kesalahan-kesalahan yang sama di

kemudian hari.

II. POTRET BEM UNAIR, UNIVERSITAS, DAN BANGSA KONTEMPORER

Organisasi Mahasiswa, sebagai motor utama pergerakan mahasiswa, dalam setiap

fase perkembangan bangsa ini senantiasa mengalami dinamika yang luar biasa. Mulai dari

masa Dewan Mahasiswa (DEMA) yang sejak peristiwa 15 Januari 1974 (Malari) dan

diberlakukannya Normalisasi Kehidupan Kampus/Badan Koordinasi Kampus

(NKK/BKK) berubah menjadi Senat Mahasiswa Perguruan Tinggi (SMPT), hingga pasca

reformasi 1998 yang mengantarkan pergantian bentuk dan nama menjadi Badan Eksekutif

Mahasiswa (BEM).

Universitas Airlangga, sebagai salah satu pusat pergerakan mahasiswa Indonesia

juga mengalami dinamika yang tak kalah hebatnya. Masa transisi pasca reformasi 1998

tidak berjalan dengan lancar sehingga pergantian dari SMPT Universitas Airlangga

menjadi BEM Universitas Airlangga baru dapat terwujud enam tahun kemudian, yaitu

tahun 2004.

Selama masa enam tahun itu terjadi kekosongan pemerintahan mahasiswa di

tingkat Universitas. Berbagai usaha yang dilakukan oleh berbagai elemen mahasiswa saat

itu belum berhasil membentuk sebuah student government di Universitas Airlangga.

Tetapi catatan keberhasilan di masa ini adalah berhasil disusunnya Konstitusi Keluarga

Mahasiswa Universitas Airlangga 2000 yang lebih dikenal dengan nama Konstitusi 2000

melalui kesepakatan perwakilan mahasiswa dari Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM),

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas (BEM-F) dan Badan Legislatif Mahasiswa (BLM-

F) se-Universitas Airlangga.

Tahun 2003, melalui kesepakatan forum BEM dan BLM fakultas se Universitas

Airlangga, terbentuklah Komite Pembentukan Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa

(KPKPUM) yang bertugas menyusun peraturan Pemilu Raya Universitas Airlangga dan






memilih anggota Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPUM) yang bertugas

melaksanakan Pemilu. Di sinilah harapan besar itu dibangun.

Tanggal 23-25 April 2004, melalui Musyawarah Mahasiswa Universitas Airlangga

di Asrama Haji Surabaya yang dihadiri oleh perwakilan UKM, BEM dan BLM fakultas

beserta KPKPUM disepakatilah Peraturan Pemira Universitas Airlangga.

Selepas Musyawarah Mahasiswa Universitas Airlangga, KPUM mulai bertugas

melaksanakan Pemira sesuai Peraturan Pemira. Tanggal 21 Oktober 2004 merupakan

sejarah pesta demokrasi pertama di Universitas Airlangga yang mengantarkan saudara

Bagus Wiyono (FISIP 2000) dan Imamuddin Arif Wicaksono (FK 2001) sebagai Presiden

dan Wakil Presiden pertama BEM Universitas Airlangga. Berturut-turut setelah itu, tahun

2005 terpilih saudara Hadiyanto Azhari (FE 2001) dan Dimas Pamungkas (FISIP 2002)

sebagai Presiden dan Wakil Presiden kedua BEM Universitas Airlangga, tahun 2006 Dian

Heri Setiawan (FSAINTEK 2003) dan Ahmad Hudaifah (FE 2004) terpilih sebagai

Presiden dan Wakil Presiden ketiga BEM Universitas Airlangga, awal tahun 2008 Adri

Suyanto (FH 2004) dan Hafidh Maulana (FKM 2004) terpiih sebagai Presiden dan Wakil

Presiden Keempat BEM Universitas Airlangga dengan masa jabatan tujuh sampai delapan

bulan, serta pada tanggal 10 Desember 2008 melalui pemira serentak pertama, Ahmad

Faiz Khudlarie Thoha (FSAINTEK 2005) dan Arif Fatchurrahman (FE 2006) terpilih

sebagai Presiden dan Wakil Presiden kelima BEM Universitas Airlangga.

Dari tahun ke tahun, BEM Universitas Airlangga selalu berbenah menjadi lebih

baik. Sejak generasi pertama yang mencoba membangun pondasi positioning BEM Unair

di tataran Keluarga Mahasiswa hingga generasi kelima yang lebih fokus memperkuat

positioning BEM Universitas sebagai koordinator sinergisitas ormawa dalam Keluarga

Mahasiswa, inisiator pelayanan terdepan terhadap mahasiswa, pembangunan

bargaining dan students’ power di mata birokrat Universitas, serta lokomotif gerakan

mahasiswa Universitas Airlangga dalam perwujudan almamater dan bangsa yang lebih

baik serta penguatan eksistensinya di tingkat regional maupun nasional.

Tahun 2009 merupakan momentum emas generasi kelima dalam pengoptimalan

kontribusi terbaiknya bagi bangsa dan alamamater. Sesaat setelah kami terpilih,

masyarakat bangsa ini dikejutkan dengan pengesahan UU BHP sebagai sistem pendidikan

nasional yang baru namun terindikasi sarat akan misi komersialisasi dan liberalisasi

pendidikan. Beberapa bentuk konsolidasi, aksi, dan diskusi pun kami inisiasi sebagai






bentuk penolakan gerakan mahasiswa. Beberapa saat kemudian KM Unair kembali

diguncang kabar kenaikan tarif SPP yang akan diberlakukan mulai angkatan 2009 dengan

menjadikan keberadaan mahasiswa di MWA sebagai alat legitimasi kebijakan tanpa

memperhatikan korelasi, proses, dan hasil pengambilan kebijakan saat itu. Sekali lagi,

berbagai bentuk penolakan juga telah kami lakukan bersama elemen ormawa lainnya

dengan aksi “Ayahanda, jangan bohongi anakmu!!” sebagai puncak penolakan kami

bersama 200 mahasiswa. Tercatatlah kami dalam sejarah KM Unair sebagai generasi

BEM Unair pertama yang aksi/demo terhadap birokrat kampus sendiri. Berawal dari ini

juga BEM Unair membentuk Komisi Advokasi Pemerataan Pendidikan (KAPP) yang

dengan sukses memperjuangkan dan mengawal terwujudnya beasiswa full scholarship

pertama di Unair.

Belum usai penyikapan isu tadi, BEM Unair juga dituntut untuk mengawal Pemilu

2009 sebagai momentum yang diharapkan menjadi titik tolak perbaikan bangsa ini lima

tahun ke depan. Di sinilah peran edukasi pada masyarakat, advokasi, dan supervisi

dengan massif kami jalankan hingga Pilpres yang ternyata memunculkan tokoh-tokoh

lama sebagai capres-cawapres. Padahal sejarah telah mencatat kegagalan mereka dalam

membangun negeri ini. Sehingga kontrak politik Tugu Rakyat dengan gencar kami

perjuangkan bersama BEM Seluruh Indonesia untuk memastikan arah perbaikan kondisi

negeri ini lima tahun mendatang, bukan stagnansi atau bahkan kemunduran!

Kegaduhan politik pada pemilu 2009 seolah juga diamini terjadinya beberapa

ujian yang sempat “mampir” di alam Indonesia. Sebut saja banjir Bojonegoro di awal

tahun, gempa di Situgintung dan Tasikmalaya hingga yang terakhir gempa dahsyat yang

juga menyusul di Padang Sumatera Barat. Bencana demi bencana inilah yang

meggerakkan mesin gerakan sosial SOS Center BEM Unair 2009 dalam penggalangan

bantuan secara massif yang disalurkan langsung maupun tidak lagsung.

Begitulah dinamika kondisi sosial politik bangsa ini di tahun 2009 yang cenderung

semakin naik dan panas. Usainya pemilu 2009 bukan berarti menjadi pertanda

kebangkitan bangsa ini, karena ternyata Pemilu 2009 jutru melahirkan rezim

pemerintahan dengan kekuatan absolut yang didukung dengan perselingkuhan eksekutif

dan legislatif. Inilah yang membuat BEM Unair 2009 bersama BEM SURAMADU dan

BEM SI mendeklarasikan diri sebagai oposisi permanen pemerintah. Sikap pengawalan

ini semakin ketat kami lakukan setelah terbongkarnya kebobrokan hukum Indonesia pada






kasus kriminalisasi KPK dengan ketoprak Cicak vs Buaya-nya, makelar kasus, hingga

perselingkuhan antara pengusaha, pemerintah, dan penegak hukum pada skandal bank

Century yang hingga kini belum juga tuntas.

Sikap kritis gerakan mahasiswa terhadap kondisi sosial politik bangsa ini tentu

bukan berarti menafikan fungsi pelayanan terhadap internal dan sekitar Universitas.

Perbaikan kaderisasi mahasiswa, pelayanan materiil pada mahasiswa, advokasi SPP,

advokasi mahasiswa yang terkena musibah, perbaikan sistem kelembagaan, hingga

program pengembangan desa binaan tetap menjadi nafas-nafas gerakan yang selalu

berjalan beriringan dengan penyikapan vertikal dinamika bangsa yang terjadi.

III. KONDISI OBJEKTIF ORGANISASI

Kepengurusan BEM Unair 2009 secara juridis telah sah terhitung mulai

Musyawarah Keluarga Mahasiswa pada tanggal 20 Desember 2009. Pada saat itu,

alhamdulillah telah terbetuk struktur kepengurusan sebagaimana berikut :






Adapun susunan pengurus BEM Unair 2009 pasca terjadinya reshuffle pengurus

pada pertengahan kepengurusan adalah sebagai berikut :

Presiden : Ahmad Faiz Khudlarie Thoha FST Biologi

Wakil Presiden : Arif Fatchurahman FE Akuntansi

Kementerian Sekretariat Kabinet

Menteri : Sylva Alif Rusmita FE Ek Syariah

Kabiro Admin : Fina Firdaus Fpsi Psikologi

Kabiro Keuangan : Anita Rahman FKM Kesehatan Masyarakat

Staff : Anis Ika Nur Rohmah FKP Ilmu Keperawatan

Siti Nuur Aisyah FST Biologi

Wita FIB Sastra Inggris

Nur Bayti FST Biologi

Dhita Normaliza FE Ekonomi Islam

Departemen Pengembangan Organisasi dan SDM (Posdam)

Menteri : Herlina Pratiwi FKH Kedokteran Hewan

Sekretaris Menteri : Vegasari Yuniarti FIB Sastra Indonesia

Deputi Personalia : Florensi Mellia FE Akuntansi

Deputi PSDM : Sylvia Dwi Wahyuni FKP Ilmu Keperawatan

Staff : Yusifa Nur Aulia FE Ilmu Ekonomi

Andita Ayu Mandasari FST Biologi

Erlisa Nurul M Fpsi Psikologi

Awalin Ayudya FKP Ilmu Keperawatan

Asih Juwariyah FISIP HI

Meirina Dewi Ariani FH Ilmu Hukum

Uly Nirmy Suroya FPSI Psikologi

Kartika Ratna Pratiwi FKM Kesehatan Masyarakat

Satria Adikara FF Farmasi

Agil Antono FF Farmasi

Yufi Auli Azmi FF Farmasi

Ian Kuswedi FKM I. Kes. Masyarakat

Alfi Mubarok FKG Pendidikan Dokter Gigi

Mamduh FPK Budidaya Perairan

Kharisma FKM I. Kes. Mayarakat

Departemen Sosial

Menteri : Yudha Permana Putra FKH Kedokteran Hewan

Sekretaris Menteri : Halimah Dwi Wahyuni FST Biologi

Deputi Pengmas : Iiz Faiza Nurlia Aryanti FE Akuntansi

Deputi Kesma : Ardian Fima I FIB Sastra Inggris

Staff : Anggi Setyowati FKP Ilmu Keperawatan

Shofwatul Uyun FE Akuntansi

Devi Septian Saputri FE D3 Akuntansi

Ani Lutviana FST Biologi

M. Chusnun Nadzor FST Biologi

Darawati Murdiningrum FKP Ilmu Keperawatan

Riza Mahardika FKG D3 T. Kedokteran Gigi

Taufik Indarmawan FPK BuPer






Luluk Murnii Wahyuni FKM Kesehatan Masyarakat

Fathimatuz Zahroh FST Biologi

Khoiriyah Puspitasari FISIP Sosiologi

Tina Tri Lestari FISIP Administrasi Negara

Fitrah Zainul Arifien FIB Sastra Indonesia

M. Syaifullah FST Matematika

Marcha Debby Saraswati FF Farmasi

M. Yusron Hasan FE Manajemen

Nuring Septriasa Laksana FISIP Administrasi Negara

Departemen Kebijakan Publik (Kelik)

Menteri : Hidayat Anshori FH Ilmu Hukum

Sekretaris Menteri : Yunina FKH Kedokteran Hewan

Deputi Kajian Strategis : Bryan Ardianto FISIP IIP

Deputi Brigade Aksi : Nur Cahyono FH Ilmu Hukum

Staff : Retno Indah Wulandari FISIP Ilmu Politik

Ceria Bintarayani FE Akuntansi

Yan Aswari FH Ilmu Hukum

Ziyad Falahi FISIP HI

Rizeka M FF Farmasi

Anita Anggraini FST Biologi

Lina Kurniawati FST Biologi

Renato Ashadi Winata S FISIP D3 Pariwisata

Itang Putra Alifian FE Akuntansi

Agustian P FPK Budidaya Perairan

Motrix FKp Ilmu Keperawatan

Nur Chotimah FISIP Administrasi Negara

Muhammad FIB Sastra Indonesia

Devi Hijratul Rohmah FKp Ilmu Keperawatan

Mahendra Septia Hantoro FKH I. Kedokteran Hewan

Muhammad Riza Fpsi Psikologi

Departemen Komunikasi dan Informasi (Kominfo)

Menteri : Retno Minarti FPSI Psikologi

Sekretaris Menteri : Ririn Aliftiani FKG Pend Dokter Gigi

Deputi Media : Gayatri Indah Puspitorini FE Akuntansi

Deputi Jaringan : Tri Anggraeni FISIP HI

Deputi IT : Diky Septianto FE Manajemen

Staff : Ferry Wahyu W FE Akuntansi

Febby Ristarina FST Biologi

Dewi Arsih Sulistiani FKG Pend Dokter Gigi

Nurul Hidayati FST Biologi

Ika Roudlotus Sa'adah FKG Pend Dokter Gigi

Nanang Rosadi Fpsi Psikologi

Oktaviany Ismiarika Sulistyanti FK Ilmu Kebidanan

Departemen Dalam Negeri (Dagri)

Menteri : Indra Heru Utama FST Biologi

Sekretaris Menteri : Zahara Dewinta Rahmatika FH Ilmu Hukum

Staff : Rizky Wendi Firdaus FISIP HI






Sucahyo Oktafian M FISIP Administrasi Negara

Fitria Anggraini FKP Ilmu Keperawatan

Undatun Ulfah FKP Ilmu Keperawatan

Imam Safari Azhar FKG Pend Dokter Gigi

Wahyu Darmawan FKH I. Kedokteran Hewan

Leny Setyowati FE E. Pembangunan

Staff Ahli

Ketua TK BHMN : Rendra Bagas FE Akuntansi

Unit Kerja Semi Otonom

PU LPM Mercusuar : Faisal Pristia FIB Sastra Inggris

Pembentukan struktur di atas didasarkan pada prinsip perampingan struktur

namun kaya fungsi yang diharapkan dapat mengoptimalkan laju koordinasi dan

pembentukan iklim organisasi yang well-informed. Praktis, hanya ada lima departemen

dan satu kementerian non departemen yang di-design mampu mengakomodir pemenuhan

visi-misi BEM Unair 2009 serta manajemen operasional internal dan eksternal organisasi

yang dibutuhkan. Selain itu struktur kepengurusan dilengkapi dengan dua perangkat

tambahan : Tim Kajian BHMN sebagai staff ahli supporting unit MWA Unsur

Mahasiswa dan LPM Mercusuar sebagai cikal bakal LPM tingkat Unversitas yang sudah

dua tahun ini magang sebagai sub sistem/Unit Kerja Semi Otonom dalam BEM Unair.

Total pengurus inti BEM Unair 2009 di awal kepengurusan sejumlah 85 orang ditambah

Tim Kajian BHMN dan LPM Mercusuar. Pada pertengahan kepengurusan, Sayap Karya

BEM Unair juga turut ditempatkan di pos-pos kepengurusan sebagai laboratorium

manajemen dan kepemimpinan mereka.

Cita-cita perubahan bangsa ini jelaslah merupakan tugas besar yang hanya mampu

diusung oleh orang-orang yang besar; besar jumlahnya, besar kompetensinya, besar pula

komitmennya. Itulah yang mendasari pentingnya penguatan tim kepengurusan ini

sebelum atau bahkan pada saat menjalani hari-hari penuh karya, terutama penguatan

loyalitas, rasa kepemilikan, dan soliditas tim. Prinsip organisasi untuk selalu menjunjung

tinggi terbentuknya iklim organisasi yang berbasis persaudaraan dan kekeluargaan terasa

begitu berat diterapkan. Setidaknya ada beberapa catatan dinamika internal kepengurusan

BEM Unair 2009:

1. Divisi Personalia yang diharapkan menjadi fasilitator dalam staff upgrading dan

staff maintainance belum berperan cukup optimal. Beberapa program internal

cenderung terjebak pada aspek formalisasi kegiatan.






2. Cakupan BEM Unair yang meliputi tiga kampus (A, B, dan C) menjadi tantangan

geografis tersendiri bagi beberapa staf terutama dalam hal pengoptimalan fungsi

sekretariat sebagai alat pemersatu pengurus.

3. Beberapa staf (termasuk sekmen dan deputi) mengundurkan diri di tengah

kepengurusan karena alasan akademik, amanah lain yang lebih diprioritaskan, atau

ada juga tanpa kabar. Hal ini menyebabkan adanya reshuffle personel dan

rekomposisi tim untuk menjaga stabilitas organisasi. Sementara unit-unit dalam

struktur dan ring pertama pengurus (menteri) alhamduillah tidak mengalami

perubahan kecuali Saudara Yudha Permana selaku Menteri Sosial yang

mengundurkan diri di akhir kepengurusan dikarenakan berkarya di tempat yang

lain.

4. Sayap Karya BEM Unair yang dibentuk terutama sebagai wadah pembinaan intensif

dan akseleratif bagi maba sempat mengalami disorientasi fungsi. Hal ini

dikarenakan adanya missing link pada konsep pembentukan Sayap Karya yang

belum tuntas terbahas.

5. Adanya keragaman tingkat komitmen dan kompetensi pengurus juga mempengaruhi

laju BEM Unair sebagai lembaga eksekutif tertinggi di Unair.

Adapun hubungan eksternal BEM Unair dengan stakeholder yang ada sebagai

berikut:

1. Mahasiswa Unair :

BEM Unair 2009 sangat mengupayakan bagaimana agar dapat lebih dirasakan

oleh mahasiswa. Hal ini dilakukan optimalisasi pelibatan fakultas dalam

program BEM Unair, optimalisasi fungsi pelayanan mahasiswa, serta

optimalisasi publisitas kinerja. Poin terakhir belum mampu dilakukan dengan

baik karena keterbatasan SDM yang ada.

2. Birokrat Universitas :

BEM Unair 2009 telah memposisikan diri sebagai MITRA bagi birokrat dalam

membangun kampus ini. Di sinilah tampak intensitas hubungan baik dan

kerjasama dalam banyak program tapi juga tampak peran oposisi dan check and

balances dalam bentuk pembangunan students’ bargaining dan social control

pada saat kami melihat ada penyimpangan kinerja dan kebijakan Universitas.






3. BEM-U se-Indonesia :

Gerakan mahasiswa harus mampu menemukan kembali common enemy atau

common interest untuk menyatukan seluruh elemen mahasiswa yang ada. BEM

Unair juga dengan aktif turut berusaha menciptakan kesatuan gerakan ini. Di

BEM Seluruh Indonesia (BEM SI), BEM Unair 2009 diamanahi sebagai

kordinatoor territori VI (BEM UNAIR, BEM ITS, BEM UMS, BEM UK Petra,

BEM UMM, BEM UB, BEM Polinema, BEM Kanjuruhan, BEM IDIA) dan

telah berhasil melakukan ekspansi aliansi baik di Surabaya (BEM UMS)

maupun di Madura (BEM Unira, Unijoyo, STAIN, STAI Al-Khoirot, UIM, dan

STAI MU). Di samping aliansi BEM Seluruh Indonesia, BEM Unair 2009 juga

telah membangun hubungan baik dengan BEM Ubhara, BEM IAIN, BEM

Unirow dan Parahyangan).

4. Ormas/OKP/LSM/Instansi lainnya :

BEM Unair juga turut mengupayakan adanya penetrasi gerakan mahasiswa

dengan gerakan masyarakat. Di Organisasi Mahasiswa Ekstra Kampus, BEM

Unair cukup massif membangun hubungan dengan HMI Cabang Surabaya dan

KAMMI Surabaya. Selain itu juga pernah bergerak bersama dengan PMII

Surabaya dan GMNI Surabaya dalam Aliansi Mahasiswa Anti Korupsi, serta

dengan IMM Surabaya dalam Aliansi Arek Surabaya. Di LSM/Ormas/Instansi

lain, BEM Unair 2009 juga telah membangun hubungan/kerjasama dengan

Indonesian Parliamentary Center, PATTIRO, Tifa Foundation, KONTRAS,

PKPU, BSMI, LMI, SDM IPTEK, Metropolis Student apartment, Amazing

World Production-Indosat, PT. Indosat, BCA, BNI, Honda, PC-Max dan Shiro-

SGM.

5. Media :

Hubungan baik dengan media juga dengan intens kami jalin baik media cetak

maupun media elektronik. Inilah yang memudahkan publisitas gerakan kami

sehingga bisa dibaca/disaksikan di seantero negeri ini. Di samping itu, BEM

Unair 2009 juga beberapa kali mendapatakan kesempatan penyampaian

gagasan langsung lewat media, di antaranya: TV One tentang BHMN dan BHP,

JTV tentang Sumpah Pemuda, TVRI tentang BLT, BC TV tentang Gus Dur,

RRI, Rapendik, serta dua bulan sekali di Radio Mitra.






6. Pemerintah :

Sebagai gerakan perbaikan bangsa, BEM Unair 2009 juga membangun

hubungan baik dengan beberapa instansi pemerintah, di antaranya : Komisi

Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Surabaya, Komisi Pemilihan Umum Daerah

(KPUD) Jawa Timur, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kepolisian

(Polsek Genteng, Polresta Surabaya Timur, Polresta Surabaya Selatan,

Polwiltabes Surabaya, Polda Jatim), Bappeko, Satkorlak, dan RW XV

Kelurahan Gading Kenjeran.

IV. PENCAPAIAN VISI DAN MISI

4.1 Visi dan Misi BEM Unair 2009

Visi : Menuju gerakan Keluarga Mahasiswa Universitas Airlangga yang sinergis

dan kontributif

Misi :

1. Sinergisitas ormawa

2. Pelayanan mahasiswa

3. Pengawalan dan pengawasan kebijakan Unair BHMN

4. Ikut serta dalam perbaikan sosial politik bangsa

4.2 Realisasi Visi-Misi

Internalisasi tagline BEM Unair 2009 sinergis dan kontributif tentu bukanlah

sebatas slogan kosong belaka, tetapi justru diharapkan merepresentasikan visi besar

kepengurusan kami “Menuju gerakan Keluarga Mahasiswa Unair yang sinergis dan

kontributif” agar mampu menjadi ruh yang selalu melandasi karya demi karya, baik yang

dilakukan BEM Unair sendiri maupun KM Unair pada umumnya.

Berangkat dari sebuah keyakinan bahwa sinergi itu lebih besar daripada sekedar

integrasi apalagi kompetisi. Jika kompetisi boleh jadi 1+1=1, integrasi tak ubahnya

1+1=2, sementara sinergi bagi kami merupakan optimasi potensi dan karya di mana

1+1=3 atau bahkan 4 dan 5. Dari sinilah terbangun sebuah harapan besar bahwa

mahasiswa Universitas Airlangga pada dasarnya kaya akan beragam potensi besar baik

spesifikasi keilmuwan yang digeluti maupun kompetensi/skill/bakat yang dimiliki.

Sebuah kenaifan ketika belum ada sistem yang mampu mengoptimalkan kekuatan-

kekuatan besar tadi sehingga menjadi dobelisasi kekuatan akumulatif yang maha dahsyat.






Ada beberapa penekanan yang terdapat pada visi besar “Menuju gerakan Keluarga

Mahasiswa Unair yang sinergis dan kontributif”:

“Kebiasaan bergerak” yang mulai luntur pada mahasiswa harus ditumbuhkan

kembali. Sejarah bangsa ini tentu telah mencatat dengan tinta emasnya bahwa

gerakan mahasiswa selalu tampil menjadi inisiator dan katalisator perubahan bangsa

ini dari era ke era. Gerakan mahasiswa yang kami maksud di sini bukan berarti

turun ke jalan/aksi semata, walaupun hal itu juga tetap menjadi salah satunya.

Namun gerakan mahasiswa berarti tertanamnya sebuah kesadaran yang kuat pada

para mahasiswa, bahwa sebagai bagian kecil dari masyarakat yang terpilih dan

beruntung dengan pendidikan tinggi yang mereka nikmati, seharusnya mereka tidak

meng-eksklusif-kan diri atau bahkan acuh tak acuh dengan setumpuk persoalan dan

segudang permasalahan yang terjadi pada Indonesia hari ini. Mahasiswa diharapkan

mampu berperan sebagai intelektual organik yang sejak dini telah membiasakan diri

“melakukan sesuatu” untuk masyarakat dan bangsanya melalui berbagai bentuk

program/kegiatan/karya sesuai dengan bidang dan kecenderungan masing-masing.

Singkatnya, Keluarga Mahasiswa Unair harus mampu mengorientasikan hidupnya

sebagai medan karya dan mampu mengaktualisasikan karya-karyanya sebagai

bagian dari usaha perbaikan peradaban bangsa ini.

Mesin gerakan dari unit-unit ormawa yang ada dalam Keluarga Mahasiswa Unair

tentu akan lebih produktif jika disinergikan dalam satu sistem sebagaimana telah

dikemukakan di atas. Di sinilah peran sejati BEM Universitas sebagai lokomotif

gerakan dan koordinator unit-unit dalam skala yang lebih kecil. Sinergi ini dapat

dibentuk dalam hal sinergisitas program, sinergisitas kaderisasi, dan sinergisitas

penyikapan isu social politik bangsa. Diharapkan terciptanya sinergisitas ini,

Keluarga Mahasiswa Unair mampu memberikan kontribusi riil untuk melayani

anggota keluarga, almamater, dan bangsanya.

Visi besar di atas dapat terealisasi dengan pencapaian empat misi sebagaimana

berikut:

1. Sinergisitas ormawa

- Sinergisitas program : Fokus sinergisitas di tahun ini memang kami prioritaskan

antara BEM Unair dan BEM Fakultas, walaupun pembangunan sinergi dengan

UKM tetap kami lakukan. Alhamdulillah, pada tahun ini, untuk pertama kalinya






berhasil diadakan Rapat Kerja BEM se-Unair yang dihadiri 11 dari total 13 BEM

fakultas di Unair. Cukup banyak output yang dihasilkan di antaranya :

sinergisitas program kaderisasi, keterlibatan BEM Fakultas dalam beberapa

program BEM Unair, cikal bakal student week dan Pekan Airlangga, termasuk

ide awal terbentuknya aliansi BEM kesehatan se-Unair. Poin terakhir di atas,

karena beberapa hal, belum bisa terfollow-upi sampai sekarang. Pengawalan

sinergisitas ini dilakukan dengan beberapa kali kunjungan ke BEM Fakultas

maupun UKM di mana output paling riil selain program mandiri lembaga yang

dieksekusi bersama adalah : keikutsertaan BEM Unair dalam kepanitiaan Student

Week I bersama UKM, Airlangga Festival, dan Pekan Airlangga yang untuk

pertama kalinya dengan sukses diadakan besar-besaran di luar kampus.

- Sinergisitas kaderisasi : Student government yang kokoh pastinya juga ditopang

dengan kaderisasi yang kuat dan sustainable. Konsepsi inilah yang memperkuat

prinsip kemandirian gerakan mahasiswa bahwa kaderisasi harus di-design, di-

create, dan dilaksanakan dari, oleh, dan untuk mahasiswa. Maka pada periode

ini, kami mencoba menata kembali sistem kaderisasi keluarga mahasiswa Unair.

Alhamdulillah, melalui lokakarya kaderisasi BEM se-Unair telah dihasilkan alur

kaderisasi terpadu KM Unair yang ditandatangani oleh Presiden BEM Unair dan

11 Ketua BEM Fakultas. Alur Kaderisasi Terpadu ini yang harapannya dapat

lebih diformalkan dalam bentuk Undang-undang KM Unair pada tahun

berikutnya. Pengawalan pelaksanaan kaderisasi terpadu ini dilakukan dengan

rapat-rapat Dept. Posdam/PSDM se-Unair. Hanya saja, kurang intensnya

komunikasi dan i’tikad bersama untuk menjalankan kaderisasi terpadu ini

menyebabkan kurang optimalnya hasil dan sosialisasi sistem baru ini.

- Sinergisitas penyikapan isu : Sebagai lokomotif gerakan di KM Unair, BEM

Unair seharusnya merepresentasikan ormawa-ormawa lain baik dalam tataran

internalisasi isu maupun penyikapannya. Pada periode ini, sistem itu kami

bangun melalui terbentuknya Forum Kastrat se-Unair yang berfungsi sebagai

perpanjangan tangan BEM Unair dalam hal internalisasi isu dan mobilisasi

massa dalam berbagai macam bentuk penyikapannya. Idealnya, forum ini

seharusnya tidak hanya menjadi perpanjangan tangan saja namun merupakan

produser hasil-hasil kajian isu yang mendalam interdisiplin ilmu yang beragam.






Namun, karena ini baru pembangunan awal, target kami bagaimana penyikapan

isu yang dilakukan BEM Unair mampu meng-cover fakultas-fakultas. Di

samping itu, sinergisitas panyikapan isu-isu sosial secara horizontal juga dengan

intens kami lakukan melaui terbentuknya SOS Center yang melibatkan BEM-

BEM Fakultas dan UKM terkait serta cikal bakal Tim Mahagana (Mahasiswa

Siaga Bencana) yang dilatih melalui DRMT (Disaster Response Management

Training).

2. Pelayanan mahasiswa

Sebuah keniscayaan bagi BEM Universitas untuk juga mengedepankan fungsi

pelayanan bagi konstituennya sendiri. Peran pelayanan ini kami bagi menjadi

pelayanan kaderisasi dan pelayanan materiil kesejahteraan mahasiswa. Fokus kerja

ini kami implementasikan dalam bentuk karya sebagai berikut :

- Pelayanan kaderisasi :

- Penguatan kaderisasi “Dari, Oleh, dan Untuk Mahasiswa” melalui

pensinergian unit kaderisasi yang ada dalam bentuk alur kaderisasi terpadu

dan pembangunan bargaining kaderisasi di mata Rektorat.

- Advokasi LKMM TM yang beranggarkan dana 196 juta rupiah menjadi

salah satu fokus kerja kami di awal kepengurusan. Ini merupakan upaya

bagaimana pelatihan kepemimpinan mahasiswa yang dihelat berdana terlalu

besar dengan fasillitas mewah ini dapat diselenggarakan langsung oleh

mahasiswa, terlaksana optimal sesuai dengan kebutuhan mahasiswa, dan

tentunya juga sesuai dengan prinsip anti kemapanan. Namun, advokasi

yang kami lakukan mengalami jalan buntu karena terbentur pada birokrasi.

- Re-orientasi PPKMB juga kami usahakan mengingat pentingnya

pembentukan karakter mahasiswa baru di masa-masa transisi mereka dari

SMA ke bangku kuliah. Tentu juga mengingat anggaran kegiatan ini yang

melebihi 730 juta rupiah juga akan terlalu mubaddzir jika hanya sebatas

formalisasi pengaderan dan rutinitas saja. Banyak usaha yang kami lakukan

mulai dari pembentukan konsep besar PPKMB 2009 hingga GBPP PPKMB

2009. Namun, semuanya termentahkan karena pola kenyamanan sistem

konvensional yang begitu melekat. Hasil akhir yang kami peroleh

(setidaknya patut disyukuri) adalah kesempatan pengelolaan PPKMB 1 hari






penuh dengan fokus pada keorganisasian dan kepedulian sosial politik.

- Sekolah Kepemimpinan Mahasiswa (SKEMA) kami inisiasi pertama kali di

tahun ini untuk membentuk keseimbangan antara skill kepemimpinan

manajemen dan hard skill sebagai dasar gerakan yang intelek. Harapan

besar dari SKEMA adalah terbentuknya gerakan mahasiswa Unair dengan

basis pengetahuan social politik yang kuat, bukan sekedar gerakan yang

“asal”.

- Sayap Karya BEM Unair 2009 diadakan sebagai bentuk sarana kaderisasi

dalam hal kepemimpinan dan manajemen yang intensif dan akseleratif bagi

mahasiswa baru yang dinilai memiliki potensi lebih dari yang lain. Namun,

perlu penajaman konsep yang detail untuk dilanjutkan kembali.

- Training for Trainer (TFT)

- Pelayanan kesejahteraan mahasiswa :

- DUM (Dari dan Untuk Mahasiswa) merupakan program yang sudah tiga

tahun ini dilakukan BEM Unair. Alhamdulillah, pada periode ini dana

DUM yang berhasil dikumpulkan sebesar Rp. 12.510.800, 00 yang telah

disalurkan untuk membantu mahasiswa yang tidak dapat membayar SPP,

membantu pembelian formulir SNMPTN untuk calon mahasiswa yang

tidak mampu, dan registerasi mahasiswa baru yang tidak mampu.

- Mudik Bareng BEM Unair telah tiga tahun ini diselenggarakan.

Alhamdulillah, pada tahun ini terjadi lonjakan angka partisipasi yang cukup

besar. Setidaknya lebih dari 600 orang mahasiswa yang mengikuti program

ini dengan total jumlah bus 12 armada, dua kali lipat dari tahun

sebelumnya. Dengan tarif normal, BEM Unair juga menyediakan fasilitas

kaos dan konsumsi gratis serta voucher senilai 50 ribu untuk 250 peserta.

- Advokasi SPP langsung ke Rektorat juga kami lakukan untuk mahasiswa

yang kesulitan membayar SPP baik berupa penundaan, talangan dana,

maupun pengalihan beban pembayaran ke Universitas. Bentuk advokasi ini

kami lakukan disamping pemberian beasiswa langsung dari dana DUM.

- Maba advocation yang secara rutin diadakan setiap awal tahun ajaran

sebagai bentuk pelayanan informasi, akomodasi, dan advokasi finansial.

- Advokasi penyaluran bakat mahasiswa, advokasi kebijakan akademik






fakultas, dan advokasi mahasiswa yang sedang tertimpa musibah yang juga

dikemas dalam penggalangan bantuan terpadu dari masing-masing fakultas.

- Full scholarship (Biaya SPP, biaya hidup 5 juta/tahun, dan bantuan biaya

skripsi) yang pertama di Unair. Proses perjuangan full scholarship ini

begitu panjang, bahkan ketika laporan ini ditulis perjuangan ini belum juga

tuntas. Dari total 54 mahasiswa baru 2009 yang kami advokasi untuk

mendapatkan beasiswa ini, hanya 23 orang yang telah menerimanya.

Sementara 31 orang yang lain telah dijanjikan namun belum juga

terealisasi. Proses perjuagan ini dilalui dengan penuh onak dan tantangan

mulai dari negosiasi panjang yang kerap diwarnai dengan janji manis

rektorat yang tidak konsisten, seleksi dan verifikasi penerima yang begitu

rumit, serta proses pembinaan dan pendampingan tes yang cukup

melelahkan. BEM Unair 2009 akan terus mengawal realisasi beasiswa ini

sampai benar-benar tuntas.

3. Pengawalan dan pengawasan kebijakan Unair BHMN

- Jika melihat dalam konteks kebijakan makro, misi ketiga ini sebenarnya

banyak diperankan oleh Presiden BEM Unair yang juga secara otomatis

diamanahi sebagai anggota Majelis Wali Amanah (MWA) wakil

masyarakat. Namun, posisi keberadaan Presiden BEM di MWA boleh

dikatakan dalam posisi yang sulit. Hal ini dikarenakan MWA yang sampai

saat ini dirasa kurang produktif serta pola pengambilan kebijakan strategis

yang cenderung instan dan tidak ter-manage dengan rapi. Inilah yang

memunculkan kesan keberadaan mahasiswa dalam MWA hanya sebatas alat

legitimasi kebijakan semata (Laporan MWA disampaikan terpisah).

Walaupun dalam perspektif Presiden BEM Unair 2009, “bagaimanapun

sedikit lebih baik daripada tidak sama sekali. Ada beberapa hal positif yang

didapat terutama akses informasi yang luas”. Dari sinilah terlihat pentingnya

peran BEM Unair (yang secara kelembagaan terpisah dari unsur MWA)

untuk tetap bertindak kritis mengawasi kebijakan yang ada di luar jalur

MWA. Singkatnya, perjuangan menyikapi kebijakan Universitas bisa

dioptimalkan dengan dua-duanya, sesuai dengan bentuk penyikapan yang

dirasa paling cocok dengan konteks kebijakan yang ingin disikapi.






- Pada periode ini, kebijakan makro yang sangat memperihatinkan adalah

kenaikan SPP untuk angkatan 2009 (bahasa birokrat kampusnya perubahan

tarif). Fakta yang mengejutkan kami bahwa ternyata pembahasan kebijakan

ini telah diambil sejak Maret 2008 di Senat Akademik lalu MWA namun

baru disosialisasikan pada Pebruari 2009. Terlepas dari dinamika forum

yang terjadi dan manajemen rapat MWA yang tidak rapi, dikatakan MWA

unsur mahasiswa pada perode sebelumnya/2008 telah menyepakati

keputusan ini sehingga praktis tertutuplah kran perjuangan melalui jalur

MWA. Bahkan pada saat terjadi perselisihan antara BEM Unair dan pihak

Universitas, tawaran Plh ketua MWA untuk menyelesaikan perselisihan ini

di rapat MWA dengan tegas kami tolak. Maka BEM Unairlah yang dengan

massif menyuarakan penolakan ini mulai dalam bentuk penyebaran leaflet,

bersuara di media, diskusi dari fakultas ke fakultas, konsolidasi terpadu,

hearing dan audiensi yang beberapa kali dilaksanakan, hingga aksi/demo

“Ayahanda, Jangan Bohongi Anakmu” dengan massa 200an orang

sebagai aksi pertama terhadap rektorat dan aksi mandiri dengan massa

terbesar dalam sejarah BEM Unair. Pola eskalasi gerakan yang kami

bangun tetap mangacu pada prinsip gerakan KM Unair yang Santun, Intelek,

dan Produktif (SIP). Kebijakan yang pada waktu itu sudah hampir satu tahun

diambil begitu sulit digoyang, perlu adanya rumusan kebijakan tandingan

dari mahasiswa yang pada era kami belum tuntas dibicarakan.

- Pengawalan kebijakan dalam skala mikro juga dilakukan melalui advokasi-

advokasi yang kami lakukan lansung, terutama dengan inisiasi adanya Jaring

Asmara (Aspirasi Mahasiswa Airlangga) yang baru terlaksana secara formal

di tiga fakultas sebagai bentuk “dengar dan layani”.

4. Ikut serta dalam perbaikan sosial politik bangsa

Keikutsertaan BEM Unair 2009 dalam perbaikan sosial politik bangsa secara umum

dapat dikelompokkan menjadi dua bagian :

Perbaikan secara vertikal

- Penyikapan secara vertikal dilakukan dengan bentuk social control bagi

pemegang kebijakan, pencerdasan pada masyarakat, dan pembuatan opini

publik. Fokus isu kebangsaan yang berkembang di tahun 2009 ini berkisar






seputar pendidikan, korupsi, dan pesta demokrasi lima tahunan pemilu 2009.

Porsi terbesar penyikapan terkonsentrasi pada pemilu 2009 dan korupsi.

Sedikitnya terdapat tujuh kali diskusi besar, 17 kali aksi, satu kali talkshow,

Training of Trainers for the Youth Voters, satu kali hearing dengan M. Jasin

Wakil Ktua KPK, penggalangan tanda tangan dukungan, dan satu kali

Seminar Nasional yang telah kami lakukan menyikapi isu tersebut dan isu

lain sepertihalnya tragedi pengeboman JW Marriots dan Ritz Carlton.

Pengawalan penyikapan isu ini dilakukan dengan pembentukan Forum

Kastrat yang melibatkan BEM-BEM Fakultas.

- Pada isu pendidikan, BEM Unair termasuk bagian dari gerakan mahasiswa

Indonesia yang menolak disahkannya UU BHP. Sikap ini dimabil setelah

adanya diskusi komprehensif mandiri membedah UU BHP di mana produk

kajiannya juga kami kirimkan pada koordinator isu Pendidikan BEM

Seluruh Indonesia.

- Pada isu korupsi, beragam bentuk penyikapan kami lakukan baik secara

mandiri, dengan BEM-BEM yang lain, maupun dengan KPK. Launching

Gerakan Berantas Politisi Korup (Gebrak) menjadi titik tolak awal gerakan

anti korupsi kami bersama BEM Seluruh Indonesia, dilanjutkan dengan

gerakan anti caleg korup, pengawalan pengesahan UU Pengadilan Tipikor

dan kriminalisasi KPK, serta yang masih terus dilakukan dengan gencar

hingga laporan ini ditulis adalah menuntut pengusutan tuntas skandal Bank

Century yang boleh jadi melibatkan pejabat kelas atas negeri ini.

- Pada isu pemilu, BEM Unair 2009 membentuk The Election Centre yang

secara khusus memainkan fungsi edukasi, advokasi, dan supervisi pemilu

2009. Gerakan ini diawali dengan kampanye Pemilu Bersih dan Cerdas, aksi

penolakan Money politics, penolakan caleg kampungan (Korup, Asusila,

Money Politics, Pelanggar HAM, Umbar Janji, Nepotisme, dan Gak

Kompeten), debat kritis kriteria capres-cawapres ideal, serta tantangan

kontrak politik TUGU RAKYAT dengan Tim Sukses capres-cawapres

untuk memastikan perbaikan bangsa ini pasca pemilu karena BEM Unair

menilai semua capres-cawapres tidak ada yang layak mengingat semua

adalah wajah-wajah lama yang telah gagal membangun negeri ini. Hearing






dengan KPUD Surabaya dan KPUD Jatim juga beberapa kali kami lakukan

terutama untuk menjajaki terbentuknya TPS Kampus. Namun, ide besar

advokasi ini tidak terealisasi karena terbentur pada peraturan pemilu.

- Secara umum, hasil lain yang telah dicapai adalah adanya peningkatan ruh

pergerakan dan kepedulian sosial politik pada mahasiswa Unair serta

penegasan aksistensi gerakan mahasiswa Unair dalam eskalasi gerakan

mahasiswa skala regional atau nasional melalui terpilihnya BEM Unair

sebagai Koordinator BEM Seluruh Indonesia (BEM SI) Teritori VI atau

yang lebih dikenal dengan BEM Suramadu.

Perbaikan secara horizontal

- Penyikapan secara horizontal kami lakukan melalui kontribusi materiil pada

masyarakat melalui bantuan bencana alam, community development, serta

event insidental sebagai bagian dari community service.

- BEM Unair 2009 membentuk SOS Center sebagai unit khusus yang

bergerak dalam hal penggalangan bantuan untuk korban bencana alam yang

diorganisir dalam satu sistem dengan unsur-unsur yang terdiri dari BEM

Unair, BEM Fakultas, serta beberapa UKM terkait. Alhamdulillah, pada

periode ini dari total bantuan yang digalang dan disalurkan untuk seluruh

bencana (Banjir Bojonegoro, Banjir Lamongan, Gempa Situgintung, Gempa

tasikmalaya, dan Gempa dPadang Sumbar) terkumpul Rp. 38.829.200,00 +

USD 10 + 50 RM + 2 Kw Beras + 10 kardus pakaian + 2 tas + Pengobatan

gratis. Bantuan tersebut disalurkan secara langsung maupun tidak langsung,

yakni melalui BEM Seluruh Indonesia, BSMI, dan PKPU.

- Community Development juga kami lakukan sebagai upaya membangun

kemandirian masyarakat untuk meningkatkan taraf kehidupan mereka.

Community Development ini kami adakan di Kelurahan Gading Kecamatan

Kenjeran dalam bentuk beberapa program pembinaan dan pendampingan di

bidang politik, kesehatan, dan kewirausahaan.

- Community service berupa buka bareng dengan Tukang Becak dan buka

bareng dengan anak panti asuhan.

- Cikal bakal Tim Mahagana (Mahasiswa Siaga Bencana) yang telah dilatih

dalam DRMT (Disaster Response Management Training). Peserta adalah






perwakilan dari ormawa fakultas dan Universitas, serta unit mahasiswa

lainnya. Cikal bakal ini masih perlu follow up lebih lanjut untuk menjadi tim

yang solid dan kompeten sebagai supporting system dari SOS Center,

V. REALISASI PROGRAM KERJA

5.1. Kementerian Seketaris Kabinet

NO PROGRAM KERJA REALISASI

KETERANGAN TERLAKSANA T.TERLAKSANA

1. Inventarisasi surat masuk

2. Inventarisasi surat keluar

3. Inventarisasi alat kantor

4. Piket kantor

5. Pengadaan presensi dan buku rapat

6. Pengadaan buku curhat

7. Pengadaan sertifikat pengurus On progress

8. Kewirausahaan (penjualan snack)

9. Dana Takaful Kurang Konsisten

10. Pembukuan

11. Jasa printer dan penjilidan

12. Welcome Party 17 Januari 2009

13. Rapat Kerja 27 Januari 2009

14. Evaluasi Tengah Tahunan 27 Juni 2009

5.2. Dept. Pengembangan Organisasi dan Sumber Daya Manusia (Posdam)



1. Inspiring discussion : BBC Goes to Campus 20 Jan 2009

2. Lokakarya Kaderisasi BEM se-Unair 28 Mar 2009

3. Up Grading 14-15 Mar 2009

4. TFT (Training for Trainer) 12-14 Juni 2009

5. Advokasi LKMM TM 12-14 Juni 2009

Tidak sesuai harapan

6. PPKMB 2009 21 Agustus 2009






7. SKEMA (Sekolah Kepemimpinan Mahasiswa) Terlaksana 7 kali

8. Sayap Karya

9. Mading Motivasi BEM

10. Surprising Party for BEMers

11. KABUL (Kumpul Akhir Bulan) + 8 kali

12. Rapor BEM Instrumen reshuffle

13. Achievement Motivation Training

14. Perpisahan BEM Unair 2009 On progress

5.3. Dept. Sosial



1. Sos. Action (Maba Adv., PHB, Buber, Meet and Share)

Jan-Des 2009

2. Community Development Mar, Mei 2009

Jan 2010

3. SOS Center Jan-Des 2009

4. DRMT (Disaster Response Management Training) 11 April 2009

5. MUBAR (Mudik Bareng) 18 Sep 2009

6. Buka Bersama Anak Panti Asuhan 12 Sep 2009

7. Buka Bersama Tukang Becak 8 Sep 2009

8. Sosial Gathering 10 Okt 2009

9. Studi banding Sosial 13-15 Nop 2009

10. Jaring Asmara Di FKG, FKM, FKp

11. DUM (Dari dan Untuk Mahasiswa) Jan-Des 2009

12. Advokasi KAPP Mar-Des 2009

13. Advocation Center Terlaksana tapi tidak

sistematik

5.4. Dept. Kebijakan Publik (Kelik)



1. Training of Trainer For The Youth Voters 22 Mar 2009

2. Pengadaan Sarana dan Prasarana Aksi Mar 2009






3. Polling suara Mahasiswa Mar 2009

4.

Diskusi/Counters (Communication with Others) - “SPP Unair naik 80%: akankah kita hanya diam???” - Gratifikasi di Surabaya - Menguak Calon Pemimpin Indonesia 2009-2014:apa

dan bagaimana kriterianya? - Debat kritis Capres-cawapres 2009-2014: persepektif

kritis ala kelick‟ers - Rapat Koordinasi dan diskusi pembentukan lembaga

diskusi Fakultas (Forum Kajian Strategis) - Diskusi Membumikan”TUGU RAKYAT”

27 Peb 2009 20 Maret 2009

8 Mei 2009 6 Juni 2009

19 Juni 2009 26 Juni 2009

5.

Aksi strategis - Aksi Refleksi akhir tahun 2008 - Aksi Deklarasi “GEBRAK” (Gerakan Berantas Politisi

Korup) - Aksi Tolak Kenaikan SPP UNAIR 2009 - Aksi Pemilu Bersih dan Cerdas - Aksi Bebaskan Rakyat dari Money Politik(bertepatan

dengan Kedatangan SBY ke Surabaya dalam rangka kampanye)

- Aksi tolak Caleg “Kampungan” - Aksi 11 Tahun Reformasi - Aksi “PEACE FOR INDONESIA” - Kampanye anti Korupsi di Stasiun Gubeng - Kampanye anti Korupsi di Masjid Al-Akbar - Aksi Tantangan Kontrak Politik untuk Capres-

Cawapres atau panglima tim suksesnya. - Aksi Kriminalisasi KPK di Polwiltabes - Aksi hari Pahlawan dan deklarasi Bem Suramadu

(Surabaya Malang Madura) - Aksi Memperingati Hari Anti Korupsi - Aksi Refleksi Akhir Tahun 2009 : Tobat Nasional,

Tegakkan Supremasi Hukum dan Pemberantasan

Korupsi

31 Des 2008 14 Peb 2009

2 Mei 2009

13 Mar 2009 3 April 2009

7 Mar 2009 20 Mei 2009 18 Juli 2009 9 Juli 2009

30 Agus 2009 29 Juni 2009

3 Nop 2009

10 Nop 2009

9 Des 2009 31 Des 2009

6. Focus Group Discussion”Meneropong Masa Depan Pemberantasan Korupsi di Indonesia 2009-2014”

23 Okt 2009

7. Talkshow ”Menyemai Sinergisitas lembaga dalam Akselerasi Pemberantasan Korupsi di Indonesia” dalam rangka Lustrum Unair ke XI

20 Nop 2009

.8. Pengumpulan tanda tangan 2000 dukungan arek Surabaya terhadap KPK dan Pemberantasan Korupsi di Indonesia.

18-22 Nop

2009

9. Hearing bersama aliansi Mahasiswa se-Surabaya dengan Wakil Ketua KPK (M. Jasin)

19 Agus 2009

10. Seminar Nasional “Quo Vadis Peran Mahasiswa dalam Pemberantasan Korupsi di Indonesia”

16 Sep 2009

11. Merintis berdirinya Pusat Studi Anti Korupsi (PSAK)

12. Hearing “ One Step Closer to the Goverment”






5.5. Dept. Komunikasi dan Informasi (Kominfo)



1. Kunjungan ke Lemsos (BAPPEKKO, SATKORLAK, BSMI)

11-17 Peb 2009

2. Kunjungan dari (BEM PENS ITS, BEM UK PETRA, MPM UNPAR, BEM-BPM UK PETRA, BEM ITS, BEM KM ITB, BEM UDAYANA, BEM UNIROW, BEM UNJ)

Jan-Des 2009

3. LPJ Publik 100 hari&akhir

periode

4. Little Canvas (Buletin) 6 kali terbit

5. ID Card

6. Website On progress

7. Produk virtual (Facebook n blog)

8. Pelatihan kehumasan for BEMers Include Upgrading

9. Storage data Peb 2009

10. Company profile Peb 2009

11 Tabloid Canvas 3 kali terbit

12. Aktivasi Radio Unair

13. Pendelegasian Des‟08-Des‟09

14. Kunjungan ke Media

15. Temu akbar alumni aktivis

16. Speaking Out on Media (TV One, JTV, TVRI, RRI, Rapendik, Radio Mitra)

Des‟08-Okt‟09

17. Gift „n Care

5.6. Dept. Dalam Negeri (Dagri)



1. Raker BEM se-Unair 28 Peb-1 Mar

2009

2. Lokakarya kamahasiswaan (Good Student Governance Organization)

2-3 Mei 2009

3. Kunjungan ke BEM Fakultas dan UKM Jan-Okt 2009

4. Supporting Airlangga Fair dan Pelaksanaan Airlangga Festival

13-15 Peb 2009 14-15 Agus 2009






5.

Pekan Airlangga : - Campus Expo - Airlangga Acoustic Contest - Airlangga Smart Contest - Galeri Airlangga Photo Contest - Charity Night with Andra n The Back Bones - Talkshow with Unair

18-22 Nop 2009

6. Open House No proper time

7. Executive Tournament No proper time

8. Kenang-kenangan kepengurusan

5.7. Rekapitulasi Realisasi Program Kerja

Jenis Proker

Terlaksana

Proker in

Progress

Proker Tidak

Terlaksana Jumlah

Jumlah 66 3 9 78

Prosentase 84,6 % 3,9 % 11,5 % 100 %

VI. LAPORAN KEUANGAN

(Terlampir)

VII. REKOMENDASI

7.1. Keberlanjutan Visi dan Tata Organisasi

1. Melanjutkan sinergisitas gerakan dalam bentuk yang lebih formal dan

mengikat sesuai dengan tata aturan Keluarga Mahasiswa Unair. Dalam

hal ini bisa bekerja sama dengan DLM.

2. Melanjutkan sinergisitas dalam bentuk kolektivitas karya/kontribusi

dalam sebuah kerangka system yang dikoordinir langsung oleh BEM

Unair. Contoh : Aliansi BEM Fakultas Kesehatan se-Unair, Comdev

terpadu lintas disiplin ilmu, dll.

3. Membangun kedekatan kultural yang kuat antar aktivis lembaga di KM

Unair dalam upaya membangun kedekatan formal yang juga kuat.

4. Adanya lokakarya pengelolaan teknis administrasi dan keuangan di

awal kepengurusan dengan rektorat sehingga tidak menimbulkan

disorientasi birokrasi di tengah kepengurusan.






5. Perlunya pengkajian lebih mendalam tentang positioning staf magang

dan sayap karya bila sistem penjenjangan kaderisasi tetap akan

dilajutkan.

6. Melanjutkan pembentukan komunitas-komunitas non-struktural di

bawah BEM Unair sebagai perpanjangan tangan BEM Unair. Contoh :

SOS Center, Forum Kastrat, Korps Mahagana, Brigade Aksi, dll.

7. Pengalokasian dana taktis untuk back up publisitas kinerja dan kegiatan

mengingat pencitraan BEM Unair dengan massif di tengah-tengah

mahasiswa menjadi kunci bisa dirasakannya BEM Unair.

8. Perlunya optimalisasi fungsi personalia sebagai pembuat dan pengawal

sistem staff maintainance dan staff upgrading yang rapi.

7.2. Keberlanjutan Misi

- Sinergisitas ormawa :

1. Mengadakan kembali raker BEM se-Unair di awal kepengurusan

dengan persiapan yang lebih matang dan target-target yang jelas. Kalau

perlu, sebelum Raker juga didakan Pra Raker. Komunikasi ini perlu

dilakukan sedini mungkin termasuk untuk men-sinergikan waktu raker

internal masing-masing.

2. BEM Unair di awal kepengurusan harus lebih pro aktif menjajaki

pelaksanaan Student Week I, II, dan Pekan Airlangga/Dies Natalis dari

rektorat sehingga bisa direncanakan lebih dini dan melibatkan lebih

banyak ormawa.

3. Karena terlalu banyaknya ormawa di Unair, perlu adanya strategi PDKT

terarah dengan prioritas objek PDKT yang jelas dalam jangka waktu

tertentu.

4. Sinergisitas kaderisasi perlu dilanjutkan demi adanya standardisasi dan

penjenjangan aktivis yang seragam di dalam KM Unair. Alur kaderisasi

yang sudah disepakati dapat diperbaiki kembali dan diatur pengawalan

pelaksanaannya melalui forum PSDM se-Unair.






5. Forum kastrat harus diperkuat kembali dengan peran yang lebih, tidak

hanya sebagai perpanjangan tangan BEM Unair tapi juga sumber kajian

isu yang integral lintas disiplin ilmu.

- Pelayanan mahasiswa :

1. Proses advokasi LKMM TM dan PPKMB harus terus dilanjutkan,

negosiasi dimulai sejak jauh-jauh hari. Targetnya bagaimana kedaulatan

kaderisasi bisa kembali pada mahasiswa dan anggaran yang begitu besar

bisa optimal.

2. Sekolah Kepemimpinan Mahasiswa (SKEMA) harapannya bisa

dilanjutkan di tahun berikutnya. Tentunya dengan soaialisasi dan

publisitas yang lebih tinggi pada publik serta adanya system controlling

konsistensi peserta.

3. Mepertahankan program mudik bareng (MUBAR) sebagai salah satu

program populis yang bersentuhan langsung dengan mahasiswa dengan

melihat peluang kerjasama dengan instansi pemerintah yang

mempunyai program serupa (DLLAJ/Pemprov, dll).

4. Mempertahankan program DUM dengan adanya inovasi-inovasi baru

terutama dalam hal rekrutmen donator tetap yang bisa ditawarkan pada

seluruh civitas akademika melalui jalur-jalur birokrasi yang ada.

5. BEM Unair 2010 harapannya ikut mengawal realisasi full scholarship

BMU 2009 yang sampai saat ini belum tuntas serta menjemput bola

untuk adanya BMU dan full scholarship 2010 yang pernah dijanjikan

kuota untuk 500 orang calon mahasiswa (lima kali lipat dari jumlah

tahun 2009). Perjanjian dengan rektorat sebisa mungkin juga hitam di

atas putih agar tidak ada lagi inkonsistensi janji manis seperti yang

terjadi sebelumnya.

6. Memperbesar kran “pengaduhan akan kebutuhan advokasi” di fakultas-

fakultas. Hal ini bisa dilakukan dengan kerjasama intensif dengan BEM

Fakultas sebagai perpanjangan tangan dari BEM Unair dalam rangka

“mendengar dan melayani”.

- Pengawalan dan pengawasan kebijakan Unair BHMN :






1. Perlunya mempertahankan bargaining students’ power yang cukup kuat

di mata birokrat kampus.

2. Sebaiknya Tim Ahli BHMN dijadikan departemen biasa

(Departemen/divisi Kebijakan Internal, dll) mengingat perannya

sebenarnya sangat dibutuhkan. Perubahan itu tentunya juga mencakup

sistem rekrutmen dan supervisinya. Hal ini akan lebih efektif dalam

penanaman dan penjagaan komitmen tim.

3. BEM Unair sebaiknya di awal kepengurusan juga membentuk tim ad

hoc yang mengkaji pola pembebanan biaya pada mahasiswa

(SOP/SP3/IKOMA) dengan harapan mampu menghasilkan rekomendasi

pola baru yang lebih mencerminkan pemerataan pendidikan dan

keadilan. Hal ini yang dulu tidak kami antisipasi di awal kepengurusan.

4. Pansus/Pokja pengawalan Pilrek juga sejak awal perlu dibentuk. Ketua

Senat Akademik menjanjikan di pleno MWA untuk melibatkan

mahasiswa dalam PSCR (Panitia Seleksi Calon Rektor) yang juga

diperkuat oleh ketua MWA. BEM Unair harus pro aktif dalam hal ini.

5. Jaring Asmara (Aspirasi Mahasiswa Airlangga), yang ide besarnya baru

muncul di akhir kepengurusan kami, lebih baik dilanjutkan dengan lebih

intens lagi sejak awal kepengurusan untuk menambah kepekaan BEM

Unair terhadap isu-isu fakultas.

- Ikut serta dalam perbaikan sosial politik bangsa :

1. BEM Unair, dalam kaitannya dengan kebijakan publik, harus

mempertahankan pola kerja yang yang telah kami terapkan yakni based

on issue di mana bentuk-bentuk program yang diadakan sesuai dengan

isu strategis yang dipilih, bukan event organizer semata.

2. Perlunya Tim khusus (minimal person khusus) yang mengawal BEM SI

Territori VI. Amanah sebagai koordinator territori cukup staategis dan

prestasi ekspansi yang dilakukan pada tahun 2009 sudah cukup bagus.

Amanah ini menjadi sarana menunjukkan eksistensi gerakan KM Unair

di tingkat regional/nasional.

3. Penyikapan isu-isu besar nasional hendaknya tidak mengesampingkan

isu lokal/daerah.






4. Perlunya dibuat master plan community development terpadu yang

berorientasikan jangka panjang dengan capaian tahunan yang jelas.

Comdev jelas bukan hanya sekedar community service, melainkan

orientasinya adalah membentuk kemandirian masyarakat yang boleh

jadi membutuhkan waktu sangat panjang.

5. SOS Center yang telah terbentuk sebaiknya dipertahankan dengan juga

melanjutkan pembentukan Tim Mahagana sebagai salah satu supporting

system dari SOS Center.

VIII. PENUTUP

Sebuah cita-cita besar yang sampai saat ini tertanam kuat dalam hati kami adalah

terciptanya Indonesia baru yang bermartabat, bahagia, dan sejahtera. Boleh jadi

perjuangan panjang penuh onak dan duri ini belum juga menampakkan hasil konkretnya.

Namun, kami yakin selama mentari masih kan terbit dari ufuk timur, bunga harapan itu

suatu saat nanti pasti akan mekar merekah.

Apa yang kami tulis dalam laporan pertanggungjawaban ini hanya bagian kecil

dari proses perbaikan peradaban itu. Pondasi perjuangan ini tak lebih dari keyakinan kami

bahwa almamater Universitas Airlangga, dengan student body lebih dari 24 ribu

mahasiswa, akan tampil menjadi salah satu kebanggaan bangsa ini: pencetak pemimpin-

pemimpin besar yang senatiasa tulus dalam pengabdiannya, penghasil karya dan

penelitian besar sebagai wujud kemandirian bangsa ini, serta Perguruan Tinggi terbaik

dengan kualitas yang juga terbaik namun mampu mengembangkan sayapnya dalam

pemerataan pendidikan dengan biaya yang dapat dijangkau semua kelas masyarakat.

Satu tahun terlalu singkat untuk menciptakan maha karya terbaik bagi negeri ini

hingga mungkin sang waktu lebih cepat berjalan mendahului banyaknya karya yang

sanggup kami ukir. Tuntutan besar ini hanya sanggup kami tunaikan dengan support,

bantuan, dan dukungan orang-orang yang senantiasa kami cintai dan kami sertakan dalam

doa-doa kami, semoga Allah memberikan balasan yang terbaik bagi mereka. Ribuan

terima kasih kami sampaikan pada:

1. Para sahabat, saudara, guru, rekan, dan keluarga terbaik yang selalu siap menjadi

garda terdepan dalam perjuangan ini (Wapres luar biasa yang harus

mengundurkan diri di akhir kepengurusan Mas Arif Fatchurrahman-Selamat






berjuang, Bro!!, Menseskab Sang Ibu Rumah Tangga Mbak Sylva Alif Rusmita,

Menposdam dengan semangat yang “habis-habisan” Mbak Herlina Pratiwi,

Menkelik yang banyak mengajarkan arti idealisme Mas Hidayat Anshori, Mensos

dengan semangat inovasi, perbaikan, dan pengorbanannya Mas Yudha Permana

Putra, Menkominfo yang paling sigap dan selalu bisa diandalkan Mbak Retno

Minarti, Mendagri terbaik BEM Unair Bapak Sinergisitas Mas Indra Heru Utama,

plh Menposdam Mbak Asih Juwariyah, plt Mensos Mbak Halimah Dwi Wahyuni,

Ketua Tim BHMN Mas Rendra Bagas, PU LPM Mercusuar Mas Faisal Pristia,

Mbak Iiz Faiza Nurlia dan Mbak Florensi yang turut menjadi think tank terbaik

BEM Unair 2009, beserta seluruh Kepala Biro, Sekretaris Menteri, Deputi, Staf,

dan Sayap Karya BEM Unair 2009 yang telah banyak menorehkan karya dalam

jejak-jejak perjuangan ini. Sebuah anugerah terindah ketika Allah menjadikan

kalian bagian dari hidup dan perjuangan kami. Semoga Allah mengekalkan

persaudaraan ini hingga kelak kita di pertemukan di Sorga-Nya.

2. Segenap jajaran Pimpinan Universitas dan Fakultas (terutama ayahanda yang kami

banggakan Prof. Dr. H Fasich, Apt) atas semua bimbingan, arahan, support, dan

dukungannya terhadap penunaian amanah kami.

3. Segenap pegawai Kemahasiswaan, Pendidikan, Sumber Daya, DSI, Humas,

Keamanan, para dosen beserta seluruh civitas akademika lainnya atas seluruh

kontribusi dan bantuannya.

4. Ketua DLM Mas Januar Adi Sagita dan DLMers lainnya, Mbak Tiche Ketua

Forkom beserta seluruh Ketua UKM, Para Ketua BEM Fakultas 2009 beserta crew

kepengurusannya, serta seluruh aktivis Unair yang telah bersama-bersama

berjuang membangun almamater dan negeri ini. Perjuangan belum berakhir,

kawan!

5. Rekan-rekan organisasi mahasiswa ekstra kampus, BEM Suramadu, BEM Seluruh

Indonesia (BEM SI), LSM, Ormas, Sponsor, donatur, dan seluruh pihak yang turut

bersama-sama mengambil peran dalam perbaikan peradaban ini.

6. Seluruh Mahasiswa Universitas Airlangga serta seluruh rakyat Indonesia atas

kepercayaan dan cita-cita kebangkitannya. Saatnya rakyat dan mahasiswa bersatu

menyongsong perubahan!






Pada akhirnya, kami mohon maaf atas segala keterbatasan, kelalaian, kekurang-

pekaan, dan kekurang-pedulian kami selama menjalankan amanah ini. Semoga Allah

senantiasa meridloi usaha kita dalam membangun Indonesia baru yang bahagia dan

sejahtera. Perjuangan belum berakhir, kawan! Teruslah berjuang, biarkan kelelahan itu

mengejarmu hingga lelah dan biarkan kepenatan itu penat menghalangi langkahmu.

Hanya ada tiga kata untuk sebuah perubahan: Bangkit, Gugat, dan Lawan!!!

Hidup mahasiswa Indonesia!!!

Hidup Rakyat Indonesia!!!

Surabaya, 6 Januari 2010

Atas Nama Cinta dari KM Unair untuk Indonesia Bahagia,

Ahmad Faiz Khudlarie Thoha

Presiden Mahasiswa Universitas Airlangga 2009



Laporan Pertanggungjawaban Bem Unair 2009

Education

Transcript of Laporan Pertanggungjawaban Bem Unair 2009