Laporan Penyelidikan Epidemiologi Klb Demam Berdarah Dengue Di Desa Lampasio

16
APORAN PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI KLB DEMAM BERDARAH DENGUE DI DESA LAMPASIO, DESA TINADING, DESA SIBAE, DAN DESA OYOM KAB. TOLI-TOLI TAHUN 2011* LATAR BELAKANG Demam Berdarah Dengue adalah demam tinggi mendadak 2-7 hari tanpa penyebab yang jelas, terdapat tanda-tanda perdarahan (bintik-bintik merah/ptekie, mimisan perdarahan pada gusi, muntah/berak darah), ada perbesaran hati dan dapat timbul syok (pasien gelisah, nadi cepat dan lemah, kaki tangan dingin, kulit lembab, kesadaran menurun. Pada pemeriksaan laboratorium terdapat hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit 20%) dan trobositopeni (trombosit < 100.000/mm 3 ). Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan masalah kesehatan masyarakat dan salah satu penyakit menular yang potensial menimbulkan kejadian luar biasa/wabah. Sejak pertama ditemukan penyakit DBD di Indonesia pada tahun 1968, jumlah kasus cenderung meningkat dan daerah penyebarannya bertambah luas, sehingga kejadian luar biasa (KLB)/wabah masih sering terjadi di berbagai daerah di Indonesia. DBD disebabkan oleh virus dengue yg ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti yang hidup di dalam dan di sekitar rumah, sehingga penularannya terjadi di semua tempat yang terdapat nyamuk penular tersebut. Berdasarkan Laporan W1 KLB/Wabah oleh Puskesmas Lampasio tanggal 14 Maret 2011 bahwa telah ditemukan kematian karena menderita DBD sebanyak 1 orang dari 33 kasus, maka untuk itu dilakukan Penyelidikan Epidemiologi oleh tim penyelidikan KLB DBD Dinas Kesehatan Kab. Toli-Toli bersama dengan Dinas Kesehatan Propinsi serta tim dari petugas Puskesmas Lampasio dengan melakukan analisa terhadap berbagai factor yang berhubungan dengan terjadinya KLB DBD di desa tersebut. TUJUAN PENYELIDIKAN Tujuan Umum : Melakukan tindakan penanggulangan dan pengendalian KLB DBD di Desa Lampasio, Desa Tinading, Desa Sibae, dan Desa Oyom. Tujuan Khusus 1. Memastikan kebenaran kasus KLB DBD yang dilaporkan dan luasnya penyebaran

description

Laporan Penyelidikan Epidemiologi Klb

Transcript of Laporan Penyelidikan Epidemiologi Klb Demam Berdarah Dengue Di Desa Lampasio

Page 1: Laporan Penyelidikan Epidemiologi Klb Demam Berdarah Dengue Di Desa Lampasio

APORAN PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI KLB DEMAM BERDARAH DENGUE DI DESA LAMPASIO, DESA TINADING, DESA SIBAE, DAN DESA OYOM KAB. TOLI-TOLI TAHUN 2011*

LATAR BELAKANG

Demam Berdarah Dengue adalah demam tinggi mendadak 2-7 hari tanpa penyebab yang jelas, terdapat tanda-tanda perdarahan (bintik-bintik merah/ptekie, mimisan perdarahan pada gusi, muntah/berak darah), ada perbesaran hati dan dapat timbul syok (pasien gelisah, nadi cepat dan lemah, kaki tangan dingin, kulit lembab, kesadaran menurun. Pada pemeriksaan laboratorium terdapat hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit 20%) dan trobositopeni (trombosit < 100.000/mm3).

Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan masalah kesehatan masyarakat dan salah satu penyakit menular yang potensial menimbulkan kejadian luar biasa/wabah. Sejak pertama ditemukan penyakit DBD di Indonesia pada tahun 1968, jumlah kasus cenderung meningkat dan daerah penyebarannya bertambah luas, sehingga kejadian luar biasa (KLB)/wabah masih sering terjadi di berbagai daerah di Indonesia.

DBD disebabkan oleh virus dengue yg ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti yang hidup di dalam dan di sekitar rumah, sehingga penularannya terjadi di semua tempat yang terdapat nyamuk penular tersebut.

Berdasarkan Laporan W1 KLB/Wabah oleh Puskesmas Lampasio tanggal 14 Maret 2011 bahwa telah ditemukan kematian karena menderita DBD sebanyak 1 orang dari 33 kasus, maka untuk itu dilakukan Penyelidikan Epidemiologi oleh tim penyelidikan KLB DBD Dinas Kesehatan Kab. Toli-Toli bersama dengan Dinas Kesehatan Propinsi serta tim dari petugas Puskesmas Lampasio dengan melakukan analisa terhadap berbagai factor yang berhubungan dengan terjadinya KLB DBD di desa tersebut.

TUJUAN PENYELIDIKAN

Tujuan Umum : Melakukan tindakan penanggulangan dan pengendalian KLB DBD di Desa Lampasio, Desa Tinading, Desa Sibae, dan Desa Oyom.

Tujuan Khusus

1. Memastikan kebenaran kasus KLB DBD yang dilaporkan dan luasnya penyebaran2. Mengetahui kemungkinan kecenderungan terjadinhya penyebarluasan penyakit DBD di lokasi3. Mengetahui gambaran situasi penyakit dan saran alternative pencegahan4. Melakukan penanggulangan DBD di lokasi

HASIL PENYELIDIKAN

Analisis Situasi

Desa Lampasio, Desa Tinading, Desa Sibea, dan Desa Oyom merupakan bagian dari Kecamatan Lampasio dan wilayah kerja Puskesmas Lampasio yang juga merupakan bagian dari pengawasan Dinas Kesehatan Kabupaten Toli-Toli dengan jumlah penduduk adalah sebagai berikut :

Page 2: Laporan Penyelidikan Epidemiologi Klb Demam Berdarah Dengue Di Desa Lampasio

……………………………………………………………………………………………………………………………………………..

Sumber : Data sekunder

Puskesmas Lampasio dengan wilayah kerja 9 desa dengan batas wilayah sebagai berikut :

1. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Baolan.2. Sebelah timur berbatasan Kabupaten Buol.3. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Basidondo.4. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Ogodeide.

Lokasi kejadian KLB berada di 4 desa di Kecamatan Lampasio wilayah kerja Puskesmas Lampasio Kabupaten Toli-Toli. Kasus DBD mulai terjadi pada tanggal 28 Februari 2011 dan dilakukan penyelidikan kasus pada tanggal 15 Maret 2011. Pelaksanaan penyelidikan dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Toli-Toli bersama dengan Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah yang dilakukan secara lintas program dan lintas sektor, yaitu :

Lintas Program di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Toli-Toli :

1)    Kasie Sepim Kesma Dinkes Kab Toli-Toli.

2)    Pengelola Surveilans Dinkes Kab. Toli-Toli.

3)    Pengelola DBD Dinkes Kab. Toli-Toli.

4)    Tim Investigasi Puskesmas Lampasio

Lintas Sektor Terkait :   Pemerintah setempat (Kepala desa Bomba Kec. Una-Una).

Pemastian diagnosis

Pemastian diagnosis dilakukan dengan melihat gejala klinis yang muncul pada penderita dan melakukan pengambilan sampel darah pada beberapa orang penderita yang sedang dirawat. Pemeriksaan sediaan darah dengan menggunakan Rapid Test Diagnostic (RDT) yang dilakukan oleh analis kesehatan Puskesmas Lampasio.

Dari hasil pengumpulan data yang dilakukan terhadap 44 kasus DBD, dengan gejala klinis digambarkan pada tabel berikut ini :

Tabel 1.  Distribusi Gejala Klinis Penderita pada KLB DBD di Desa Lampasio, Desa Tinading, Desa Sibae, Desa Oyom Kec. Lampasio, Kab. Toli-Toli pada tanggal 28 Februari s/d 15 Maret 2011

Desa

Jumlah

Total (Jiwa)Laki-Laki Perempuan

Sibea 786 711 1,497

Oyom 1,138 1,012 2,150

Lampasio 986 898 1,884

Tinading 1,131 1,064 2,195

Jumlah 4,131 3,685 7,816

Page 3: Laporan Penyelidikan Epidemiologi Klb Demam Berdarah Dengue Di Desa Lampasio

No. Gejala Klinis Jumlah %

1 Demam 44 100

2 Sakit Ulu Hati 7 15,9

3 Torniket 0 0

4 Perdarahan 31 70,5

5 Muntah 7 15,9

6 Shock 0 0

7 Batuk 20 45,5

Sumber : Data primer Hasil Investigasi Lapangan.

Dari tabel diatas terdapat gejala dengan frekuensi tertinggi pada penderita adalah Demam (100 %) , Perdarahan 70,5%, Batuk 45,5 %, Sakit ulu hati 15,9%, Muntah 15,9 %. Hal ini merupakan gejala penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang disebabkan oleh virus dengue dimana vektor perantara adalah nyamuk aedes aegypti.

Pemastian KLB

Pada unit pelayanan kesehatan dengan sistem informasi yang berjalan baik dan jumlah kasus DBD dapat dideteksi sesuai dengan wilayah administratif seperti desa atau kelurahan, maka peningkatan kasus pada setiap wilayah dapat dijadikan peringatan dini sebelum terjadi KLB. Untuk memastikan bahwa peningkatan kasus adalah KLB atau bukan KLB, dapat dilakukan analisis pola minimum-maksimum kasus DBD  bulanan maupun mingguan dengan pembanding kasus DBD pada tahun-tahun sebelumnya. Selain dengan menetapkan pola maksimum-minimum, pada daerah desa atau kelurahan sebaiknya ditetapkan telah berjangkit KLB DBD apabila memenuhi satu kriteria sebagai berikut :

1. Terdapat satu kasus DBD atau lebih yang selama 3 bulan terakhir di daerah kabupaten/kota bersangkutan tidak ditemukan penderita DBD tetapi HI jentik Aedes Aegypti desa atau kelurahan tersebut lebih dari 5%.

2. Terdapat peningkatan bermakna jumlah kasus DBD dibandingkan keadaan sebelumnya.3. Terdapat peningkatan bermakna dibandingkan dengan keadaan tahun sebelumnya pada periode yang

sama.

Dari hasil investigasi diketahui telah terjadi Kejadian Luar Biasa Penyakit DBD seperti terlihat pada grafik berikut :

Grafik 1. Kasus DBD  menurut Tanggal  Mulai Demam di Desa Lampasio, Tinading, Sibea, dan Oyom Bulan Mei Tahun 2011

Page 4: Laporan Penyelidikan Epidemiologi Klb Demam Berdarah Dengue Di Desa Lampasio

Sumber : Data primer Hasil Investigasi Lapangan

Kriteria KLB ini ditetapkan sesuai pedoman Depkes (1991), suatu Kejadian Luar Biasa apabila memenuhi salah satu kriteria diantaranya adalah adanya peningkatan kasus secara bermakna dari periode sebelumnya pada periode mingguan terlihat tanggal  3 – 9 Maret 2011 terjadi kenaikan penderita lebih dari 2 kali periode minggu sebelumnya.

Analisis Epidemiologi

Distribusi menurut orang

Distribusi penderita DBD dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2. Distribusi Kasus DBD menurut kelompok umur  di Wilayah Puskesmas Lampasio Kec. Lampasio, Kab. Toli-Toli Bulan Maret Tahun 2011.

No Kelompok Umur (Thn)

Jumlah Kasus CFR (%)Sakit Mati

1 ≤ 12 22 0 0

2 13 – 24 2 1 50

3 25 – 36 6 0 0

4 37 – 48 13 0 0

5 > 49 1 0 0

Jumlah 44 0 0

Sumber : Data primer Hasil Investigasi Lapangan

Dari tabel diatas terlihat bahwa kelompok umur yang terbanyak sakit berada pada kelompok umur ≤ 12 tahun sebanyak 22 orang, terendah pada kelompok umur > 49 tahun sebanyak 1 orang, dan CFR 50% pada kelompok umur 13 – 24 tahun.

Tabel 3  Distribusi Kasus DBD menurut jenis kelamin di Wilayah Puskesmas Lampasio,  Kec. Lampasio, Kab. Toli-Toli Bulan Maret Tahun 2011

No Jenis Kelamin PopulasiRentan

Jumlah kasus Attack Rate (%)

CFR (%)Sakit Mati

1 Laki – laki 4131 21 0 0,51 0

2 Perempuan 3685 23 1 0,62 4,38

Jumlah 7816 44 1 0,90 2,27

Sumber : Data primer Hasil Investigasi Lapangan

Dari tabel diatas terlihat bahwa kasus terbanyak pada jenis kelamin perempuan (23 kasus) dengan AR = 0,62% dan CFR = 4,38%.

Page 5: Laporan Penyelidikan Epidemiologi Klb Demam Berdarah Dengue Di Desa Lampasio

Distribusi menurut tempat

Distribusi kasus DBD di Wilayah Puskesmas Lampasio berdasarkan tempat dapat kita lihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.Distribusi Kasus DBD menurut tempat tinggal penderita pada KLB di Wilayah Puskesmas Lampasio, Kec. Lampasio, Kab. Toli-Toli Bulan Maret Tahun 2011

No Nama DesaJumlah kasus CFR

(%)Sakit Mati

1 Desa Lampasio 20 0 0

2 Desa Tinading 18 0 0

3 Desa Sibea 2 0 0

4 Desa Oyom 4 1 25

Jumlah 44 1 2,27

Sumber : Data primer Hasil Investigasi Lapangan

Hasil pengamatan terhadap asal penderita diperoleh gambaran bahwa sebagian besar dari penderita berasal dari Desa Lampasio yaitu 20 kasus dan penderita DBD yang meninggal berasal dari Desa Oyom dimana CFR = 25% seperti dalam tabel di atas.

Distribusi menurut waktu

Untuk menggambarkan kasus pada periode KLB (lamanya KLB berlangsung) biasanya digambarkan dalam kurva epidemik yang menggambarkan frekuensi kasus berdasarkan saat mulai sakit (onset of illness), Interval dalam pembuatan kurva epidemik yang dipakai adalah 1 harian.

Distribusi kasus DBD di Wilayah Puskesmas Lampasio berdasarkan waktu mulai sakit dapat dlihat pada tabel di bawah ini :

Berdasarkan hasil investigasi, awal mulai sakit tanggal 28 Pebruari 2011 dengan jumlah penderita 2 orang dan mengalami puncak kasus pada tanggal 9 Maret 2011 dengan peningkatan kasus sebanyak 8 orang, sehingga jumlah kasus secara keseluruhan adalah 44 kasus.

Identifikasi sumber dan penyebab

Hasil survey jentik ditemukan beberapa karakteristik di Desa Lampasio, Desa Tinading, Desa Sibea, dan Desa Oyom yaitu terdapat tempat –tempat perindukan nyamuk seperti tempurung kelapa, ban – ban, kaleng-kaleng bekas di sekitar rumah penderita merupakan media yang cepat berkembang biaknya nyamuk-nyamuk aedes aygepty  dan setelah dilakukan pemeriksaan terhadap jentik –jentik nyamuk ternyata paling banyak jenis jentik nyamuk Aedes, yang didukung dengan kondisi curah hujan  tidak menentu sehingga  penyebaran penyakit ini menjadi cepat menular kepada penduduk yang berada didesa tersebut.

Page 6: Laporan Penyelidikan Epidemiologi Klb Demam Berdarah Dengue Di Desa Lampasio

Identifikasi Cara penularan

Mekanisme penularan terjadi melalui gigitan nyamuk yang memang telah ada di wilayah tersebut dimana sebelumnya penderita yang pertama kali terpapar kasus DBD mempunyai riwayat bepergiaan ke daerah endemis DBD dimana penderita tersebut bersekolah di Kota Toli-Toli yang kemungkinan Virusnya didapat di kota.

MASALAH YANG DIHADAPI

Adapun permasalahan yang ditemukan di desa tersebut adalah:

1. Ditemukannya wadah sebagai tempat perindukan nyamuk seperti tempurung kelapa, ban – ban, kaleng-kaleng bekas di sekitar rumah penderita.

2. Sistem kewaspadaan Dini (SKD) KLB di puskesmas tidak berjalan optimal3. Masih kurangnya penyuluhan terhadap masyarakat sehingga peran serta masyarakat masih rendah

khususnya dalam hal pengelolaan lingkungan dimana di sekitar tempat tinggal penderita DBD ditemukan tempat perindukan vector aedes.

4. Pengetahuan masyarakat masih kurang mengenai penyakit DBD sehingga terlambat mengunjungi tempat pelayanan kesehatan yang akhirnya menyebabkan kematian.

UPAYA PENANGGULANGAN

Adapun upaya yang dilakukan dalam penanganan dan penanggulangan KLB DBD di wilayah Puskesmas Lampasio adalah :

1. Melakukan fogging wilayah dua siklus dimana satu minggu setelah siklus pertama dilakukan fogging siklus kedua.

2. Melakukan abatisasi di sekitar wilayah kejadian KLB DBD.3. Penyuluhan dilakukan dengan koordinasi lintas sektor dan lintas program.4. Pembinaan terhadap petugas surveilans puskesmas dalam hal SKD KLB.5. Melakukan surveilans ketat hingga KLB dinyatakan berhenti.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Telah terjadi KLB DBD di Desa Lampasio, Desa Tinading, Desa Sibea, dan Desa Oyom dengan jumlah penderita 44 orang, AR = 0,90% dan CFR = 2,27%.

2. Kelompok umur ≤ 12 tahun merupakan kelompok umur yang paling banyak menderita DBD dengan jumlah kasus 22 orang.

3. Pemastian diagnosis adalah hasil pemeriksaan Laboratorium dan pemeriksaan jentik nyamuk.4. Pola epidemik adalah propagated epidemic karena adanya lebih dari satu sumber penularan yaitu

ditemukannya tempurung kelapa, ban-ban dan kaleng-kaleng bekas di sekitar rumah penderita.

Saran

1. Tingkatkan SKD terhadap penyakit-penyakit yang berpotensi terjadinya Kejadian Luar Biasa sehingga peningkatan kasus bisa cepat terdeteksi sedini mungkin.

2. Pembasmian sarang nyamuk/wadah tempat berkembang biaknya nyamuk aedes di setiap tempat.3. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat sangat dibutuhkan dalam upaya memberikan pengetahuan dan

pemahaman kepada masyarakat dalam mencegah terjadinya penyakit dan juga kematian.***

* Oleh : Tim Investigasi

About these ads

Page 7: Laporan Penyelidikan Epidemiologi Klb Demam Berdarah Dengue Di Desa Lampasio

Konsep Investigasi Wabah Dan Kejadian Luar Biasa (KLB)

Wabah atau Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit menular, keracunan makanan,keracunan bahan berbahaya lainya masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, karena menyebabkan jatuhnya korban kesakitan dan kematian yang besar, menyerap anggaran biaya dalam upaya penanggulangannya,berdampak pada sektor ekonomi, pariwisata serta berpotensi menyebar luas lintas daerah bahkan internasional yang butuh koordinasi dalam penanggulangan

Oleh karena itu, ketika terjadi wabah penyakit dan kejadian luar bisa haruslah ditangani secara epidemiologi dengan cepat agar tidak terus berlanjut dan meluas.

Konsep Investigasi Wabah Dan Kejadian Luar Biasa (KLB)

a. Pengertian Wabah/ KLB

Kejadian atau peristiwa dalam masyarakat atau wilayah dari suatu kasus penyakit tertentu yang secara nyata melebihi dari jumlah yang diperkirakan

1. Wabah

Wabah adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta

Page 8: Laporan Penyelidikan Epidemiologi Klb Demam Berdarah Dengue Di Desa Lampasio

dapat menimbulkan malapetaka. Menteri menetapkan dan mencabut daerah tertentu dalam wilayah Indonesia yang terjangkit wabah sebagai daerah wabah. (PMK No.949, Tahun 2004).

2. KLB (Kejadian Luar Biasa)

Kejadian Luar Biasa dijelaskan sebagai timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu dan merupakan keadaan yang dapat menjurus pada terjadinya wabah. menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1501/MENKES/PER/X/2010 tentang Jenis Penyakit Menular Tertentu Yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangannya

b. Konsep Wabah/ KLB

1. Konsep Wabah

a) Kriteria Wabah

Suatu penyakit dikatakan mengalami wabah bila :

1. Peningkatan kejadian penyakit/kematian terus-menerus selama 3 kurun waktu berturut-turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari, minggu, bulan, tahun).

2.  Insidens rate meningkat 2 kali atau lebih dibanding angka rata-rata sebulan atau setahun sebelumnya.

3. Angka rata-rata bulanan dalam satu tahun dari penderita baru menunjukkan kenaikan 2 kali atau lebih dibandingkan angka yang sama untuk tahun sebelumnya.

Page 9: Laporan Penyelidikan Epidemiologi Klb Demam Berdarah Dengue Di Desa Lampasio

4. Case Fatality Rate dari suatu penyakit dalam suatu kurun waktu tertentu menunjukan kenaikan 50% atau lebih, dibanding dengan CFR dari periode sebelumnya

b) Jenis Wabah

Berdasarkan sifat wabah terbagi menjadi 2 jenis, yaitu :

1. Common Source Epidemic (Point Source Epidemic)

Adalah suatu letusan penyakit yang disebabkan oleh terpaparnya sejumlah orang dalam suatu kelompok secara menyeluruh dan terjadi dalam waktu yang relatif singkat.  Adapun Common Source Epidemic itu berupa keterpaparan umum, biasa pada letusan keracunan makanan, polusi kimia di udara terbuka, menggambarkan satu puncak epidemi, jarak antara satu kasus dengan kasus, selanjutnya hanya dalam hitungan jam, tidak ada angka serangan ke dua

1. Propagated/Progresive Epidemic

Bentuk epidemi dengan penularan dari orang ke orang sehingga waktu lebih lama dan masa tunas yang lebih lama pula. Propagated atau progressive epidemic terjadi karena adanya penularan dari orang ke orang baik langsung maupun melalui vektor, relatif lama waktunya dan lama masa tunas, dipengaruhi oleh kepadatan penduduk serta penyebaran anggota masyarakat yang rentan serta morbilitas dari penduduk setempat, masa epidemi cukup lama dengan situasi peningkatan jumlah penderita dari waktu ke waktu sampai pada batas minimal anggota masyarakat yang rentan, lebih memperlihatkan penyebaran geografis yang sesuai dengan urutan generasi kasus.

Page 10: Laporan Penyelidikan Epidemiologi Klb Demam Berdarah Dengue Di Desa Lampasio

2. Konsep KLB

a. Kriteria KLB

Kriteria tentang Kejadian Luar Biasa mengacu pada Keputusan Dirjen No. 451/91, tentang Pedoman Penyelidikan dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa. Menurut aturan itu, suatu kejadian dinyatakan luar biasa jika ada unsur :

1. Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal

2. Peningkatan kejadian penyakit/ kematian terus menerus selama 3 kurun waktu berturut-turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari, minggu)

3.  Peningkatan kejadian penyakit/kematian 2 kali lipat atau lebih dibandingkan dengan periode sebelumnya (jam, hari, minggu, bulan, tahun)

4. Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan 2 kali lipat atau lebih bila dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan dalam tahun sebelumnya. 

EPIDEMIOLOGI_PENYELIDIKAN WABAHSoal Tipe 1

1. Jelaskan pengertian Wabah menurut Undang-Undang wabah tahun 1969 !Wabah adalah peningkatan kejadian kesakitan/kematian yang meluas secara cepat baik dalam jumlah kasus maupun luas daerah penyakit, dan dapat menimbulkan malapetaka.KLB adalah timbulnya suatu kejadian kesakitan/kematian dan atau meningkatnya suatu kejadian kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu kelompok penduduk dalam kurun waktu tertentu

Page 11: Laporan Penyelidikan Epidemiologi Klb Demam Berdarah Dengue Di Desa Lampasio

2. Sebutkan kriteria Kejadian Luar Biasa (KLB) berdasar Keputusan Dirjen PPM No 451/91 tentang Pedoman Penyelidikan dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa !

a. Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenalb. Peningkatan kejadian penyakit terus-menerus selama 3 kurun waktu berturut-turut menurut

penyakitnya (jam, hari, minggu)c. Peningkatan kejadian penyakit/kematian 2 kali lipat atau lebih dibandingkan dengan periode

sebelumnya (jam, hari, minggu, bulan, tahun)d. Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan 2 kali lipat atau lebih bila

dibandingkan dengan angka rata-rata per bulan dalam tahun sebelumnya3. Apa yang dimaksud dengan KLB Tersembunyi ?

KLB tersembunyi merupakan KLB yang sering terjadi pada penyakit yang belum dikenal atau penyakit yang tidak mendapat perhatian karena dampaknya belum diketahui.4. Apakah kasus keracunan yang menimpa banyak orang dapat dikatakan sebagai KLB ? Jelaskan

alasannyaKriteria wabah akibat keracunan:a. Ditemukannya dua atau lebih penderita penyakit serupa, yang biasanya berupa gejala gangguan

pencernaan (gastrointestinal), sesudah memakan makanan yang samab. Hasil penyelidikan epidemiologi menunjukkan makanan sebagai sumber penularan

Pengecualian untuk keracunan akibat toksin (racun) Clostridium Botulium atau akibat bahan-bahan kimia, didapatkan seorang penderita sudah dianggap suatu letusan.

5. Apa tujuan dilakukannya Deskripsi KLB Berdasarkan Waktu ?a. Menentukan/memperkirakan sumber atau cara penularan penyakit dengan melihat tipe kurva epidemikb. Mengidentifikasi waktu paparan atau pencarian kasus awal (index case) dengan cara menghitung

berdasarkan masa inkubasi rata-rata atau masa inkubasi maksimum dan minimum6. Apa tujuan dilakukannya Deskripsi KLB Berdasarkan Tempat ?a. Untuk mendapatkan petunjuk populasi yang rentan kaitannya dengan tempat (tempat tinggal, tempat

pekerjaan)b. Untuk mengidentifikasi sumber penularan7. Apa tujuan dilakukannya Deskripsi KLB Berdasarkan Orang ?

Teknik ini digunakan untuk membantu merumuskan hipotesis sumber penularan atau etiologi penyakit

Soal untuk No 8, 9, dan 10 (MAAF, DATA KURANG LENGKAP, JADI NO 8, 9, 10 TIDAK BISA DIKERJAKAN !!)Data KLB pada penduduk di daerah A sejumlah 200 orang dengan dugaan keracunan makanan. Namun, dikarenakan kesulitan mendapatkan data, hanya terjaring 128 penduduk. 83 sakit dan 45 tidak sakit. Selain itu, dari hasil penyelidikan wabah, informasi yang disajikan kurang lengkap.

8. Buatlah deskripsi KLB berdasarkan Waktu, Tempat, dan orang !9. Buatlah analisis dari setiap deskripsi tersebut !10. Buatlah kesimpulan dari analisis tersebut !

EPIDEMIOLOGI_PENYELIDIKAN WABAHSoal Tipe 2

1. Jelaskan pengertian Wabah menurut Permenkes RI No 949/Menkes/SK/VII/2004 !KLB adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu.2. Jelaskan perbedaan definisi antara Wabah dan KLB !

Wabah dan KLB harus mencakup jumlah kasus yang besar, daerah yang luas, waktu yang lama dan dampak yang berat. Akan tetapi wabah mencakup waktu yang lebih lama dan dampak yang lebih berat daripada KLB dan di Indonesia, pernyataan adanya wabah hanya boleh ditetapkan oleh Menteri Kesehatan3. Apa yang dimaksud dengan KLB Palsu (Pseudo-Epidemic) ?

KLB palsu terjadi oleh karena :a. Perubahan cara mendiagnosis penyakitb. Perubahan perhatian terhadap penyakit atau perubahan organisasi pelayanan kesehatanc. Perhatian yang berlebihan4. Apa yang dimaksud dengan Sistem Kewaspadaan Dini (SKD) ?

Page 12: Laporan Penyelidikan Epidemiologi Klb Demam Berdarah Dengue Di Desa Lampasio

SKD adalah suatu tatanan pengamatan yang cermat dan teliti terhadap distribusi dan faktor-faktor resiko kejadian yang memungkinkan terbangunnya sikap tanggap terhadap perubahan sehingga dapat dilakukan antisipasi seperlunya.  5. Sebutkan tujuan adanya Sistem Kewaspadaan Dini (SKD) ?a. Antisipasi/prediksi sehingga KLB dapat dicegahb. Deteksi dini sehingga dapat memperkirakan waktu terjadinya masalahc. Reaksi cepat apabila terjadi masalah, harus didukung dengan pedoman dan staf terlatih d. Effective Response, harus didukung dengan metode penanggulangan yang tepat, sumber daya dan

logistik yang memadai6. Apa yang dimaksud dengan Surveilans Epidemiologi Rutin ?

Merupakan surveilans epidemiologi dengan tujuan mengumpulan data morbiditas dan mortalitas secara rutin oleh semua jenjang pelayanan kesehatan.

7. Apa yang dimaksud dengan Surveilans Epidemiologi Aktif ?Merupakan surveilans epidemiologi dengan tujuan pencarian kasus-kasus tertentu secara tuntas.8. Apa yang dimaksud dengan Surveilans Epidemiologi Mobile/Lapangan ?

Merupakan surveilans epidemiologi dengan tujuan pencarian faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian morbiditas dan mortalitas.9. Jelaskan perbedaan antara Penyelidikan wabah dan penyelidikan Epidemiologi ?

Penyelidikan Epidemiologi merupakan suatu kegiatan penyelidikan atau survey yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran terhadap masalah kesehatan atau penyakit secara lebih menyeluruh.Penyelidikan Wabah adalah suatu kegiatan untuk memastikan adanya KLB/Wabah, mengetahui penyebab, mengetahui sumber penyebaran, mengetahui faktor resiko dan menetapkan program enanggulangan  KLB.

Perbedaan keduanya: penyelidikan epidemiologi dilakukan secara menyeluruh sedangkan penyelidikan wabah dilakukan untuk memastikan adanya wabah.10. Jelaskan perbedaan antara Surveilans Epidemiologi dan Survey Epidemiologi ?

Survei epidemiologi ialah survei yang diadakan untuk mendapatkan gambaran tentang penyebaran penyakit yang terdapat pada masyarakat dan faktor-faktor lain yang mungkin ada hubungannya dengan penyakit tersebut. Definisi Surveilanse Epidemiologi : a. Menurut WHO : pengumpulan, pengolahan, analisis data kesehatan secara sistematis dan terus menerus

serta desiminasi informasi tepat waktu kepada pihak-pihak yang perlu mengetahui sehingga dapat diambil tindakan yang tepat (Last, 2001 dalam Bhisma Murti, 2003).

b. Menurut Centers for Disease Control (CDC), 1996 :  pengumpulan, analisis dan interpretasi data kesehatan secara sistematis dan terus menerus, yang diperlukan untuk perencanaan, implementasi dan evaluasi upaya kesehatan masyarakat, dipadukan dengan desiminasi data secara tepat waktu kepada pihak-pihak yang perlu mengetahuinya.

c. Perbedaan keduanya : Surveilance dilakukan secara terus menerus sedangkan survei tidak. Survei merupakan kegiatan untuk mendapat diagnosis kesehatan ,riwayat serta penyebab penyakit. Sedangkan surveilance diperlukan untuk perencanaan, implementasi, dipadukan dengan diseminasi data pada pihak yang berhak mengetahuinya.

EPIDEMIOLOGI_PENYELIDIKAN WABAHSoal Tipe 3

1. Apa definisi Wabah dalam Undang-Undang No 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular ?Wabah adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dan pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka. 2. Apa yang dimaksud dengan Penyakit Menular baru (New Emerging Diseases)?

Merupakan penyakit menular baru yang belum diketahui sebelumnya3. Sebutkan bentuk wabah menurut cara transmisinya !a. Wabah dengan penyebaran melalui media umum (common vehicle epidemic)b. Wabah dengan penjalaran oleh transfer serial dari pejamu ke pejamu (epidemic propagated by serial

transfer from host to host) 4. Apakah status Wabah selalu ditetapkan pada kasus Penyakit Menular ? Jelaskan alasannya

Page 13: Laporan Penyelidikan Epidemiologi Klb Demam Berdarah Dengue Di Desa Lampasio

Tidak selalu. Karena wabah dapat terjadi pada penyakit tidak menular. Misal: keracunan makanan5. Sebutkan tujuan pokok upaya Penanggulangan Wabah !a. Memperkecil angka kematian akibat wabah dengan pengobatanb. Membatasi penularan dan penyebaran penyakit agar penderita tidak bertambah banyak dan wabah tidak

meluas ke daerah lain6. Apa yang dimaksud dengan Karantina ?

Karantina adalah isolasi orang atau hewan ya ng terjangkit penyakit (atau tersangka terjangkit penyakit) untuk mencegah penjalaran penyakit lebih lanjut. 7. Jelaskan tujuan dilakukan Karantina ?

Tujuan karantina adalah menolak dan mencegah masuk dan keluarnya penyakit karantina dengan sarana angkutan darat, laut, dan udara. 8. Mengapa penyuluhan kepada masyarakat perlu dilakukan dalam upaya Penanggulangan Wabah ?a. Karena  Sistem Kewaspadaan Dini (SKD) akan efektif apabila melibatkan peran serta masyarakat,

khususnya kader kesehatan dan tokoh masyarakatb. Kesadaran masyarakat menjadi sangat penting karena wabah menimpa masyarakat, apabila masyarakat

sadar akan masalahnya maka akan ada upaya/peran serta untuk mengatasi masalah trersebut.9. Sebutkan kendala-kendala yang dihadapi dalam Penanggulangan Wabah penyakit menular ?a. Kurangnya kesadaran masyarakatb. Terdapat penyakit yang belum/tidak dapat dicegah dengan imunisasic. Terdapat penyakit-penyakit baru dan KLB tersembunyid. Kekurangsiapan dan kekurangtanggapan institusi pelayanan kesehatan beserta tenaga kesehatannya10. Bagaimana upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala yang dihadapi dalam

Penanggulangan Wabah penyakit menular ?a. Penyelidikan epidemiologi dan surveilans epidemiologib. Penyuluhan kepada masyarakatc. Pencegahan dan pengobatan penyakit berpotensi wabahd. Penanganan jenazah akibat wabahe. Pemusnahan penyebab penyakit