KLB FIX.doc

35
LAPORAN PRAKTIKUM Penyehatan Makanan dan Minuman ( PMM-B) “KASUS KLB” Disusun Oleh : Kelompok A / Sub Kelompok 2 Semester 4 / Non Reguler

Transcript of KLB FIX.doc

LAPORAN PRAKTIKUM

Penyehatan Makanan dan Minuman ( PMM-B)

“KASUS KLB”

Disusun Oleh :

Kelompok A / Sub Kelompok 2

Semester 4 / Non Reguler

POLITEKNIK KESEHATAN KEMETRIAN KESEHATAN SURABAYAJURUSAN DIII KESEHATAN LINGKUNGAN

KAMPUS SURABAYA2013 / 2014

Anggota Sub 2 :

1. Aprillina Yunita P27833112017

2. Febriana Dwi R P27833112036

3. Desi Wulansari P27833112040

4. Isnia Fitri A. P27833112055

5. Hadyan Rashidi P27833112060

FORMULIR 1

FORMULIR PENCATATAN

LAPORAN KEWASPADAAN KARACUNAN PANGAN

Nama Pelapor : Desi Minho

No telp : 085722334455

Alamat : Perum Magersari Blok BO No 10, Sulawesi Tengah

Melaporkan Pada hari senin tanggal 1Oktober 2011 jam 12.00 ( korban pertama sakit) terdapat korban keracunan pangan.

Lokasi / tempat kejadian : SDN 1 TANGEBAN

Desa/ kelurahan : TANGEBAN

Kecamatan : MASAMA

Kabupaten / kota : BANGGAI

Provinsi : SULAWESI TENGAH

Pangan diduga penyebab : Keracunan Pangan

Jumlah korban sakit 20.orang

Jumlah korban meninggal tidak ada

Gejala-gejala yang ditemui antar lain adalah antara lain :

Pusing ( √ )

Diare ( - )

Sakit perut ( √ )

Pingsan ( - )

Mual ( √ )

Muntah ( √ )

.............. ( )

............... ( )

Demikian catatan ini dibuat

Banggai, 01/Oktober./2011

Petugas penerima laporan

( petugas puskismas/rumah sakit /KKP)

FORMULIR 2

LAPORAN KEWASPADAAN KARACUNAN PANGAN

Yth.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota/KKP Sulawesi Tengah

Di tempat.

Bersama ini kami sampaikan, bahwa pada hari Senin, tanggal 1 Oktober 2011, jam 12.00.( korban pertama sakit) terdapat kejadiankeracunan pangan :

Lokasi / tempat kejadian : SDN 1 TANGEBAN

Desa/ kelurahan : TANGEBAN

Kecamatan : MASAMA

Kabupaten / kota : BANGGAI

Provinsi : SULAWESI TENGAH

Pangan diduga penyebab : Keracunan Makanan

Jumlah korban sakit 20 orang

Jumlah korban meninggal tidak ada

Gejala-gejala yang ditemui antar lain adalah antara lain :

Pusing (√ )

Diare ( )

Sakit perut (√ )

Pingsan ( )

Mual (√ )

Muntah (√ )

............... ( )

............... ( )

Demikian laporan ini dibuat.

Banggai, 01/Oktober/2011

Pelapor : Desi Minho

Kepala Puskesmas/ RS: Drs.Subandi

NIP : 19632382009

No Telp : 031-743567

Alamat : Jln. Gunawarman 56

Tembusan :

1. Direktur Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan lingkungan

2. Badan Pengawas Obat dan Makanan

Formulir 3

LAPORAN KEWASPADAAN KERACUNAN PANGAN

Yth.

Direktur Jenderal PP dan PL, Kementerian Kesehatan RI Jalan : Percetakan Negara 29 Jakarta Pusat

Sehubungan dengan adanya laporan dari Kepala Puskesmas/RS Tangeban tentang kejadian keracunan pangan, bersama ini kami laporkan, bahwa pada hari Senin.tanggal 01 Oktober 2011.jam 12.00(korban pertama sakit) terdapat kejadian keracunan pangan :

Wilayah kerja (KKP) :

Lokasi/Tempat kejadian : SDN 1 TANGEBAN

Desa/Kelurahan : TANGEBAN

Kecamatan/Puskesmas : MASAMA

Kabupaten/Kota : BANGGAI

Provinsi : SULAWESI TENGAH

Pangan diduga penyebab : Keracunan Makanan

Korban :

a. Jumlah korban sakit 20 orang

b. Jumlah korban meninggaL tidak ada

Gejala-gejala yang ditemui adalah antara lain (beri tanda cek list ( √ )):

Pusing (√ ) Diare ( )

Sakit perut (√ ) Pingsan ( )

Mual (√ ) ................. ( )

Muntah (√ ) ................. ( )

Demikian laporan ini dibuat.

Sulawesi Tengah,

01 /Oktober/2011

Pelapor : Desi Minho

Kepala KKP : Drs. Subandi

NIP : 19632382009

Tembusan:

1. Badan Pengawas Obat dan Makanan

2. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi

3. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

Formulir 4

LAPORAN KEWASPADAAN KERACUNAN PANGAN

(Dari dinas kesehatan/kota/KKP lokasi keracunan pangan ke

dinas kesehatan/kota/KKP asal pangan diduga penyebab keracunan pangan)

Yth.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota/KKP Sulawesi Tengah

Di tempat

Bersama ini kami sampaikan, bahwa pada hari Senin tanggal 1 Oktober 2011 jam 12.00 (korban pertama sakit) terdapat kejadian keracunan pangan :

Desa : TANGEBAN

Kelurahan : TANGEBAN

Kecamatan/Puskesmas : MASAMA

Kabupaten/Kota : BANGGAI

Dugaan penyebab keracunan pangan

Pangan : Nasi Kuning

Lokasi : SDN 1 TANGEBAN

Desa : TANGEBAN

Kelurahan : TANGEBAN

Kecamatan/Puskesmas : MASAMA

Kabupaten/Kota : BANGGAI

Provinsi : SULAWESI TENGAH

a. Jumlah korban sakit 20 orang

b. Jumlah korban meninggal tidak ada

Gejala-gejala yang ditemui adalah antara lain (beri tanda cek list ( √ )):

Pusing ( - ) Diare ( - )

Sakit perut (√ ) Pingsan ( √ )

Mual (√ ) ................. ( )

Muntah (√ ) ................. ( )

Demikian laporan ini dibuat.

Banggai, 1/Oktober/2011

Pelapor : Desi Minho

Kadinkes Kab/Kota/KKP : Drs. Subandi

NIP : 19632382009

No Telp. : 031-743567

Alamat : Jln. Gunawarman 56

Formulir 5

SURAT PENETAPAN KLB KERACUNAN PANGAN

Sehubungan dengan adanya laporan dari Kepala Puskesmas/RS Banggai tentang kejadian keracunan pangan (terlampir), yang terjadi pada hari Senin tanggal 1 Oktober 2011 jam 12.00 (korban pertama sakit) di :

Lokasi/Tempat kejadian : SDN 1 TANGEBAN

Desa/Kelurahan : TANGEBAN

Kecamatan/Puskesmas : MASAMA/BANGGAI

Kabupaten/Kota : BANGGAI

Korban :

a. Jumlah korban sakit : 20 orang

b. Jumlah korban meninggal : tidak ada

Dengan gejala :

Pusing (√) Diare ( - )

Sakit perut ( √) Pingsan ( - )

Mual ( √) ................. ( )

Muntah ( √) ................. ( )

Dugaan penyebab keracunan pangan : Nasi kuning,

berasal dari

Lokasi : SDN 1 TANGEBAN

Desa/Kelurahan : TANGEBAN

Kecamatan/Puskesmas : MASAMA/BANGGAI

Kabupaten/Kota : BANGGAI

Berdasarkan data-data tersebut dan hasil analisis epidemiologi, dengan ini ditetapkan bahwa keadaan ini adalah :

KEJADIAN LUAR BIASA KERACUNAN PANGAN

Demikian, untuk menjadi perhatian dan segera dilakukan penanggulangan.

Banggai, 1/Oktober/2011

Kepala Dinas Kesehatan Kab/Kota/KKP

Drs.

Subandi

NIP : 19632382009

Formulir 6

SURAT PENCABUTAN KLB KERACUNAN PANGAN

Sehubungan dengan Laporan Perkembangan Situasi KLB Keracunan Pangan (terlampir) yang kami terima dari :

Puskesmas Banggai, Kecamatan Masama

Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah

Pada tanggal 1 bulan Oktober tahun 2011, tentang situasi KLB Keracunan Pangan sampai dengan saat dilaporkan, yaitu sudah tidak ada lagi/semakin menurunnya :

a. jumlah korban yang masih sakit : 20 orang

b. jumlah korban masih dirawat : tidak ada

c. jumlah korban baru menurut umur dan jenis kelamin : tidak ada

d. jumlah kematian : tidak ada

dan semakin meningkatnya :

e. jumlah korban dinyatakan sembuh 18 orang

serta sudah berakhirnya :

f. penyelidikan epidemiologi KLB Keracunan Pangan, dan

g. kegiatan penanggulangan KLB Keracunan Pangan

Berdasarkan perkembangan situasi KLB Keracunan Pangan tersebut di atas, maka:

PENETAPAN KEJADIAN LUAR BIASA KERACUNAN PANGAN DINYATAKAN DICABUT DAN TELAH BERAKHIR

Demikian, atas perhatian dan kerja samanya, terimakasih.

Banggai, 1/Oktober/2011

Kepala Dinas Kesehatan Kab/Kota/KKP

Drs. Subandi

NIP : 19632382009

Formulir 7

FORMULIR PENGAMBILAN SPESIMEN

Tanggal pengambilan : 1 Oktober 2011

Waktu : 13.00

Petugas yang mengambil : Nia Fadillah

Uraian contoh yang diambil

No Nama Spesimen Banyaknya Untuk diperiksa Catatan

(1) (2) (3) (4) (5)

1.

2.

Nasi Kuning

Susu

20 gram

20 ml

Staphylhococcus

Staphylhococcus

Diambil dari sisa makanan

Diambil dari sisa minuman

Banggai, 01 Oktober 2011

Nama Petugas

Nia Fadillah

Formulir 8

BERITA ACARA PENGAMBILAN SPESIMEN

Berdasarkan surat tugas Puskesmas No 302 tanggal 01 bulan Oktober tahun 2011, pada hari ini Senin jam 17.00 tanggal 01 bulan Oktober tahun 2011 telah diamankan spesimen di SDN 1 Tangeban (lokasi kejadian), sebagai berikut :

NO. Nama spesimenKategori Spesimen

Jenis Spesimen Berdasarkan Bentuknya jumlah

1 Nasi Kuning Sisa makanan Kemasan mika 20 gram2 Susu Sisa minuman Kemasan gelas 20 ml345678910

Demikian berita acara ini dibuat, dengan sebenar-benarnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Mengetahui,

Pihak yang menyerahkan spesimen Petugas pengambil spesimen

(Febriana) (Nia Fadillah)

Formulir 9

FORMULIR PENGAJUAN PERMINTAAN BANTUAN BIAYA

PENANGGULANGAN KLB KERACUNAN PANGAN

Yth : Pemerintah/Pemerintah Provinsi : Sulawesi Tengah

Hal : Penanggulangan KLB Keracunan Pangan

Sifat : Segera

Dengan ini kami sampaikan : Rencana penanggulangan KLB Keracunan Pangan di SDN 1 BANGGAIDi SULAWESI TENGAH

1. Daerah yang akan ditanggulangi :

a. Provinsi : Sulawesi Tengahb. Kabupaten/Kota : BANGGAI c. Jumlah siswa di wilayah penanggulangan 200 orang d. Periode penanggulangan dari tanggal 1Oktober sampai dengan tanngal 8 Oktober

2. Gambaran Epidemiologis

a. Waktu kejadian (onset) : 12.00 WITAb. Jumlah korban sakit : 20 orang c. Jumlah korban meninggal : - orang d. Lokasi KLB keracunan pangan : SDN 1 Tangeban

3. Kegiatan penanggulangan dan target kegiatan yang direncanakan :

a. Populasi penduduk terancam (population at risk) : 200 orang b. Perkiraan yang sakit dan perlu pertolongan : 20 orang c. Perkiraan jumlah komplikasi yang perlu pengobatan khusus : tidak ada d. Perkiraan lamanya pengobatan tiap korban sakit (penderita) 3 hari

4. Dampak epidemiologi yang diharapkan setelah penanggulangan (dinyatakan dengan angka)

5. Upaya penanggulangan yang telah dilakukan (uraikan)

Pengobatan dan perawatan penderita

Pencarian dan pelacakan kasus

Pengambilan dan pemeriksaan sample makanan dan minuman

Penilaian penyuluhan tentang sanitasi dan pengamanan makanan dan minuman

6. Biaya yang telah dikeluarkan untuk penanggulangan KLB Keracunan Pangan berjumlah

Rp. 6.000.000(sumber biaya ; Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai), dengan perincian sebagai berikut :

Biaya Rumah Sakit Rp. 3.500.000

Biaya Pemeriksaan Lab Rp. 1.500.000

Biaya Penanggulangan Rp. 1.000.000

7. Perkiraan kekurangan biaya yang dibutuhkan sebesar Rp. 1.500.000 dengan perincian sebagai berikut :

a. Penyelidikan Epidemiologi Rp.500.000b. Penanggulangan Rp. 700.000 c. Pengobatan Penderita Rp.300.000

8. Laporan dan hasil pelaksanaan penanggulangan KLB Keracunan Pangan tersebut akan kami sampaikan secara bertahap sampai dengan selesainya penanggulangan.

Banggai, 1 Oktober 2011

Pemohon

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

Drs. SubandiNIP : 19632382009

Formulir 10

LAPORAN PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI KLB KERACUNAN PANGAN

Yth. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota/KKP BANGGAI Di tempat

KLB keracunan makanan Puskesmas MASAMA Kecamatan Masama

Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi Tengah

Waktu kejadian : tanggal 01 , bulan Oktober , tahun 2011 (korban pertama)

Tim Penyelidikan KLB

1. Nama : Hadyan Putra, amd.KL. (ketua tim)

2. Nama : Nia Fadillah, amd.KL. (anggota)

3. Nama : Wulan Sari, amd.KL. (anggota)

4. Nama : Rahmawati Dwi, amd.KL. (anggota)

5. Nama : Nita Aprillina, amd.KL. (anggota)

Tanggal Penyelidikan KLB : 1 Oktober 2011 s/d 8 Oktober 2011

Abstrak

KLB keracunan pangan Nasi Kuning dan Susu DI SDN 1 TANGEBAN DESA TANGEBAN KECAMATAN MASAMA KABUPATEN BANGGAI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Tanggal 1 Oktober 2011 dan akhir penyelidikan KLB tanggal 8 Oktober 2011 dengan jumlah sakit 20 orang dan jumlah kematian tidak ada (CFR 0%)

Banggai, 01 Oktober 2011

Pelapor

(Desi Minho)

Formulir 11

LAPORAN PERKEMBANGAN SITUASI KLB KERACUNAN PANGAN

Yth.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota/KKP BANGGAI

Di tempat

KLB keracunan makanan nasi kuning

Puskesmas MASAMA Kecamatan MASAMA Kabupaten BANGGAI Provinsi Sulawesi Tengah

Perkembangan situasi KLB Keracunan Pangan :

Tanggal 01 s/d tanggal 08 Bulan Oktober Tahun 2011

1. Perkembangan KLB keracunan pangan :

a. jumlah korban sakit sampai dengan saat dilaporkan

b. jumlah korban masih dirawat

c. jumlah korban dinyatakan sembuh

d. jumlah korban baru menurut umur dan jenis kelamin

e. jumlah kematian

2. Kegiatan penanggulangan yang telah dilakukan

Pengobatan dan perawatan penderita

Pencarian dan pelacakan kasus

Pengambilan dan pemeriksaan sample makanan dan minuman

Penilaian penyuluhan tentang sanitasi dan pengamanan makanan dan minuman

Banggai, 01 Oktober 2011

Nama Petugas

Nia Fadillah

Formulir 12

1. PENDAHULUAN

Salah satu penyebab utama kematian dan kesakitan di Indonesia adalah penyakit yang

disebabkan oleh pangan. Pangan merupakan jalur utama penyebaran patogen dan toksin yang

diproduksi oleh mikroba patogen. Pangan juga dapat menimbulkan masalah serius jika

mengandung racun akibat cemaran kimia, bahan berbahaya maupun racun alami yang

terkandung dalam pangan, yang sebagian diantaranya menimbulkan KLB keracunan pangan.

Beberapa laporan keracunan pangan yang terjadi sebelumnya di Kabupaten Banggai,

sebagian besar disebabkan karena kesalahan dalam proses pengolahan sehingga terkontaminasi

bakteri (kuman) dan umumnya diderita oleh anak sekolah

KLB keracunan pangan adalah suatu kejadian dimana terdapat dua orang atau lebih yang

menderita sakit dengan gejala-gejala yang sama atau hampir sama setelah mengkonsumsi sesuatu

dan berdasarkan analisis epidemiologi terbukti makanan tersebut sumber keracunan.

Pada tanggal 01 Oktober 2011 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai menerima laporan

Puskesmas Tangeban bahwa telah terjadi kejadian luar biasa (KLB) keracunan pangan di Desa

Tangeban yang merupakan wilayah kerja Puskesmas Tangeban. Jumlah penderita sebanyak 20

orang tanpa disertai kasus kematian, dengan gejala mual, muntah, sakit perut dan pusing.

Dari hasil investigasi diketahui bahwa semua kasus mengkonsumsi nasi kuning dan

hanya beberapa anak yang mengkonsumsi makanan lainnya (snack) dan minum susu dan sirup

sehingga besar dugaan penyebab keracunan adalah nasi kuning.

2. TUJUAN PENYELIDIKKAN

A. Tujuan Umum

Melakukan Penyelidikan dan Penanggulangan KLB keracunan pangan

B. Tujuan Khusus

Konfirmasi KLB Keracunan Pangan

Mendeskripsikan KLB keracunan pangan berdasarkan variabel epidemiologi

Mengidentifikasi penyebab kejadian keracunan pangan.

3. METODE PENYELIDIKKAN

Menegakkan atau memastikan diagnosis

Memastikan terjadinya KLB

Menghitung jumlah kasus/angka insidens

Menggambarkan karakteristik KLB

Mengidentifikasi sumber dari penyebab penyakit dan cara penularannya

Mengidentifikasi populasi yang mempunyai peningkatan risiko infeksi

4. HASIL PENYELIDIKAN KLB

Kasus KLB (Rekayasa)

Sebuah sekolah SD terdapat sebuah kantin yang menyediakan makanan sehari

– hari. Jam istirahat pukul 09.00 tanggal 01 Oktober 2011 dengan menu nasi kuning,

snack, susu, dan sirup. Pada pukul 12.00 mulai terjadi keluhan dari beberapa siswa

dengan gejala mual, muntah, sakitperutdanpusing. Jumlah siswa sebanyak 200 siswa

dan dilaporkan 20 penderita. Data menunjukkan pukul 12.00 sakit 2 0rang , pada

pukul 13.00 sakit 4 orang, pada pukul 14.00 sakit 5 orang, pada pukul 15.00 sakit 3

orang, pada pukul 16.00 sakit 4 orang, pukul 17.00 sakit 2 orang. Sedangkan jumlah

yang mengalami gejala mual 13 orang, muntah 15 orang, sakit perut 14 orang, dan

pusing 8 orang. Data lain adalah mengalami makan nasi kuning 170 orang dan sakit

45 orang, dan sisanya tidak makan tetapi sakit 10 orang, makan snack 150 orang dan

sakit 20 orang sisanya tidak makan tetapi sakit 8 orang, minum susu 165 orang dan

sakit 15 orang dan sisanya tidak minum tetapi sakit 5 orang, minum sirup 155 orang

dan sakit 10 orang dan sisanya tidak minum tetapi sakit 3 orang.

Jawab :

1. distribusi frekuensi gejala kasus sbb : dari 20 penderita

No Gejala Jumlah Orang Prosentase

1 Mual 13 65%

2 Muntah 15 75%

3 Sakit perut 14 70%

4 Pusing 8 40%

2. FSAR

No Jenis MakMin

Makan Tidak Makan

Sakit Jumlah FSAR% Sakit Jumlah FSAR% Selisih

1 Nasi kuning 45 170 26,5% 10 30 33,3% 6,8%

2 Snack 20 150 13,3% 8 50 16% 2,7%

3 Susu 15 165 9,1% 5 35 14,3% 5,2%

4 Sirup 10 155 6,5% 3 45 6,7% 0,2%

3. Jenis makanan yang diduga menjadi sebab kasus KLB adalah nasi kuning karena memiliki selisih tertinggi FSAR antara yang sakit makan dan tidak makan sebesar 6,8%

4. Kurva epidemic dengan data sbb :

Range Waktu Terjadinya Kasus

F Fk

3,0- 3,9 2 2

4,0 – 4,9 4 6

5,0 – 5,9 5 11

6,0 – 6,9 3 14

7,0 – 7,9 4 18

8,0 – 8,9 2 20

Jenis kurva adalah Propragated Epidemic

5. Masa inkubasi kasus adalah : Rumus Median : Me =b + p [1/2 n – f] F

= 4,95 + 1 [ 10 – 6 ]

5

= 4,76 jam

6. Analisis Kasus a. Hasil mperhitingan menunjuukkan bahwa selisih FSAR diantara yang makan dan

tidak makan paling tinggi adalah nasi kuning (6,8%), dan susu (5,2%). Maka kedua jenis makanan ini menjadi makanan yang di duga penyebab keracunan, tetapi harus di dukung dengan data uji mikrobiologi laboratorium.

b. Masa inkubasi kasus ,4,76 jam (4 – 5 jam), maka mikroba yang diduga menjadi penyebab jika dari sumber makanan nasi kuning dan minuman susu adalah Staphylhococcus ( ½ - 8 jam)

c. Sedangkan dari tinjauan gejala (mual, muntah, sakit perut, dan pusing) lebih cenderung ke arah stapylococcus. Maka perlu uji laboratorium.

LAPORAN INVESTIGASI KLB KERACUNAN PANGANDI SDN 1 TANGEBAN DESA TANGEBAN KECAMATAN MASAMA KABUPATEN

BANGGAI PROVINSI SULAWESI TENGAH01 OKTOBER 2011

Tim Investigasi Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai

I. Pendahuluan

Salah satu penyebab utama kematian dan kesakitan di Indonesia adalah penyakit yang

disebabkan oleh pangan. Pangan merupakan jalur utama penyebaran patogen dan

toksin yang diproduksi oleh mikroba patogen. Pangan juga dapat menimbulkan

masalah serius jika mengandung racun akibat cemaran kimia, bahan berbahaya

maupun racun alami yang terkandung dalam pangan, yang sebagian diantaranya

menimbulkan KLB keracunan pangan.

Beberapa laporan keracunan pangan yang terjadi sebelumnya di Kabupaten Banggai,

sebagian besar disebabkan karena kesalahan dalam proses pengolahan sehingga

terkontaminasi bakteri (kuman) dan umumnya diderita oleh anak sekolah

KLB keracunan pangan adalah suatu kejadian dimana terdapat dua orang atau lebih

yang menderita sakit dengan gejala-gejala yang sama atau hampir sama setelah

mengkonsumsi sesuatu dan berdasarkan analisis epidemiologi terbukti makanan

tersebut sumber keracunan.

Pada tanggal 01 Oktober 2011 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai menerima

laporan Puskesmas Tangeban bahwa telah terjadi kejadian luar biasa (KLB)

keracunan pangan di Desa Tangeban yang merupakan wilayah kerja Puskesmas

Tangeban. Jumlah penderita sebanyak 20 orang tanpa disertai kasus kematian (CFR =

0 %), dengan gejala mual, muntah, sakit perut dan pusing. Semua kasus telah

mendapatkan pengobatan dan 4 orang diantaranya rawat inap di Puskesmas.

Dari hasil investigasi diketahui bahwa semua kasus mengkonsumsi nasi kuning

dan hanya beberapa anak yang mengkonsumsi makanan lainnya (snack) dan minum

susu dan sirup sehingga besar dugaan penyebab keracunan adalah nasi kuning. Di

ketahui pula bahwa terdapat dua kantin yang menjual nasi kuning namun hanya anak

yang makan disalah satu kantin tersebut yang menderita gejala keracunan.

Jumlah siswa SDN I Tangeban adalah 347 siswa (AR =5,76%), CFR = 0% dan

saat investigasi dilakukan semua kasus sementara mendapat pengobatan dan

perawatan di Puskesmas Tangeban.

II. Tujuan Penyelidikan

C. Tujuan Umum

Melakukan Penyelidikan dan Penanggulangan KLB keracunan pangan

D. Tujuan Khusus

1. Konfirmasi KLB Keracunan Pangan

2. Mendeskripsikan KLB keracunan pangan berdasarkan variabel epidemiologi

3. Mengidentifikasi penyebab kejadian keracunan pangan

III. Teknik Penetapan Etiologi Keracunan Pangan

A. Wawancara dan pemeriksaan fisik terhadap kasus-kasus yang dicurigai termasuk

B. Distribusi gejala tanda kasus-kasus yang dicurigai

C. Gambaran epidemiologi

D. Pemeriksaan pendukun, termasuk laboratorium

E. Penarikan Kesimpulan

IV. Hasil Penyelidikan

A. Wawancara dan Pemeriksaan Kasus

Dari investigasi dan wawancara dengan Ny. Nurhana diketahui bahwa proses

pengolahan Nasi Kuning adalah sebagai berikut :

1. Pengolahan Bumbu

Pengolahan bumbu dimulai jam 06.30 sore, Bahan sambal meliputi bawang

merah, bawang putih dan tomat ditumbuk setelah halus ditambahkan dengan

rica keriting yang telah diblender 3 hari yang lalu (sebelumnya disimpan

dalam kulkas) dan disimpan ditempat palung batu dan ditutup piring

Bahan campuran lainnya adalah ikan pupuh (ikan asap), ikan kaleng yang

merupakan sisa dari hari sebelumnya karena tidak habis disimpan di kulkas

Semua bahan tersebut dimasak jam 04.50, pagi.

2. Pengolahan Beras

Beras dan santan dimasak bersama kunyit mulai jam 06.00 sore dan masih

setengah matang disimpan dalam panci kukusan aluminium dan dimasak

kembali jam 04.30 pagi.

Bahan nasi kuning lainnya meliputi : kunyit, santan, garam, gula pasir,

penyedap rasa (miwon) dan laksa

Nasi kuning di bungkus pada jam 06.00 pagi dan dibawa ke kantin sekolah, dari

hasil investigasi diketahui pula bahwa suami ibu Nurhana yang mengkonsumsi

nasi kuning tersebut ternyata juga mengeluh sakit perut dan muntah.

Lingkungan pengolahan Nasi Kuning dianggap kurang memenuhi syarat

kesehatan dimana sumur terletak di dapur yang cukup berdekatan dengan septi

tank, begitu pula kamar mandi dan tempat cuci yang bersebelahan dan terletak

didapur.

Berdasarkan wawancara petugas kesehatan dan pemeriksaan fisik

penderita, maka gambaran klinis kasus-kasus adalah sebagai berikut : sakit perut,

mual, muntah, sakit kepala, pusing, dan diare. Dengan membandingkan kedua

hasil wawancara (pengolah makanan dan petugas kesehatan termasuk

pemeriksaan kepada penderita) dan mengingat masa paparan dan inkubasi maka

diperkirakan etiologi keracunan berdasarkan wawancara tersebut adalah kuman

bakteri : Baccilur cereus, Staphylococcus, dan Vibrio parahaemolyticus.

Baccilur cereus menunjukan gejala nyeri perut, mual, muntah, dan kadang

diare. Staphylococcus aereus menunjukan gejala mual, muntah, sakit perut, diare

dan prostration (muntah menyembur). Vibrio hemolitikus menunjukan gejala

nyeri perut, mual muntah, diare, menggigil, sakit kepala, dan kadang-kadang

badan panas (demam).

Berdasarkan wawancara dan pemeriksaan fisik penderita disusun tabel

sebagai berikut :

Tabel 1 : Distribusi Gejala KLB Keracunan Pangan di SDN I Tangeban

Desa Tangeban

Wilayah Kerja Puskesmas Tangeban Tanggal 01 Oktober 2011

NO Gejala dan Tanda Jumlah Kasus %

1 Mual 17 85 %

2 Muntah 16 80 %

3 Diare 1 5 %

4 Nyeri Perut/ sakit

perut18 90 %

5 Sakit Kepala 6 30 %

6 Lemah 8 40 %

7 Pusing 9 45 %

8 Mengigigil 0 0

9 Badan panas (demam) 0 0

Pada tabel dapat dipelajari etiologi yang paling mungkin dari ketiga jenis penyakit

yang ditetapkan sebagai diagnosis banding dan etiologi yang paling tidak mungkin

dapat disingkirkan sebagai etiologi KLB. Pada tabel tersebut gejala menggigil,

demam tidak ada oleh karena itu etiologi Vibrio parahemolitikus dapat disingkirkan

B. Kurva Epidemiologi

Berdasarkan data yang diperoleh dibuat kurva epidemi sebagai berikut :

Gambar 1 : Kurva Epidemi KLB Keracunan Pangan di SDN I Tangeban Desa

Tangeban

Wilayah Kerja Puskesmas Tangeban Tanggal 01 Oktober 2011

Berdasarkan kurva epidemiologi diperoleh gambaran periode KLB adalah Jam

07.30 dan berakhir pada jam 08.30 Wita. Lebih lanjut dilakukan analisis masa

inkubasi yang tampak pada grafik berikut :

Gambar 2 : Kurva Masa Inkubasi KLB Keracunan Pangan di SDN I Tangeban

DesaTangeban Puskesmas Tangeban Tanggal 01 Oktober 2011

Berdasarkan grafik masa inkubasi diketahui masa inkubasi terpendek adalah 30

Menit dan terpanjang adalah 1 Jam 30 Menit.

Berdasarkan masa inkubasi terpendek dan terpanjang etiologi, maka dapat

ditentukan perkiraan periode paparan KLB.

Awal periode paparan KLB berdasarkan wawancara dengan penderita

diperkirakan pada jam 06.30 Wita. Sedangkan akhir periode paparan KLB adalah

waktu kejadian kasus pertama KLB dikurangi dengan masa inkubasi terpendek

yaitu 07.30 dikurangi 30 menit adalah jam 07.00. Karena awal periode paparan

KLB berada sebelum akhir periode paparan KLB maka diperkirakan periode

paparan KLB adalah common source.

C. Penegakan diagnosis berdasarkan hubungan masa inkubasi etiologi diagnosis

banding dan periode KLB pada jenis KLB common source

Tabel 2 : Diagnosis Banding KLB Keracunan Pangan Berdasarkan Masa inkubasi Penyakit dan Periode KLB di SDN I Tangeban Desa Tangeban Puskesmas Tangeban Tanggal 01 Oktober 2011

NO Nama PenyakitMasa Inkubasi Periode

KLBDisingkirkan

Terpendek Terpanjang selisih

1. Staphylococcus aereus 1 Jam

8 Jam (rata-rata 2-4 Jam)

7 Jam

1 Jam

Belum

2. Baccilur cereus30 Menit 5 Jam

4 Jam 30

MenitBelum

3. Vibrio parahaemolytikus 2 Jam

48 Jam (rata-rata 12 Jam)

46 Jam

Belum

Berdasarkan periode KLB dan Masa Inkubasi maka etiologi Staphylococcus

aereus dan Bacillur cereus masih memenuhi syarat sebagai penyebab KLB

Keracunan.

D. Penegakan diagnosis berdasarkan hubungan antar paparan, kasus pertama KLB

dan masa inkubasi terpendek etiologi diagnosis banding

Perkiraan terjadinya paparan pada tanggal 01 Oktober, Jam 06.30

Masa Inkubasi terpendek KLB adalah 30 Menit atau 1 Jam.

Tabel 3 : Diagnosis Banding KLB Keracunan Pangan Berdasarkan Masa inkubasi Terpendek Penyakit dan Masa Inkubasi Terpendek KLB di SDN I Tangeban Desa Tangeban Puskesmas Tangeban Tanggal 01 Oktober 2011

NO Nama PenyakitMasa Inkubasi

TerpendekMasa Inkubasi

Terpendek KLBDisingkirkan

1. Staphylococcus aereus

1 Jam

1 Jam

Belum

2. Baccilur cereus 30 Menit Belum

3. Vibrio parahaemolyticus

2 Jam Disingkirkan

Bila dilihat berdasarkan Masa Inkubasi terpendek penyakit dan masa inkubasi

terpendek KLB maka Bacillur cereus adalah paling memenuhi syarat sebagai

penyebab KLB Keracunan namun untuk memastikan dilakukan pemeriksaan

Laboratorium di Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai

V. Gambaran Epidemiologi

Penderita pada KLB Keracunan makanan adalah mereka yang membeli dan

mengkonsumsi nasi kuning sejumlah 20 orang siswa SDN I dengan rincian sebagai

berikut :

Tabel 4 : Distribusi Penderita KLB Keracunan Pangan di SDN I Tangeban Desa Tangeban

Wilayah Kerja Puskesmas Tangeban Tanggal 01 Oktober 2011

NO Gol. Umur Jlh Penduduk yang Makan

Jumlah Penderita

Attack Rate (%)

1 < 5 Tahun 0

2 5 – 9 Tahun 11 11 100

3 10 – 14 Tahun 9 9 100

4 > 15 Tahun 0 0 0

Jumlah 20 20 100

Pada tabel 4 terlihat bahwa keracunan pangan adalah pada golongan umur 5-9 tahun

dan 10-14 tahun. Sedangkan berdasarkan Jenis Kelamin dapat dilihat pada grafik

berikut :

Gambar 3 : Distribusi Penderita KLB Keracunan Pangan Berdasarkan Jenis Kelamin di SDN I Tangeban Desa Tangeban Puskesmas Tangeban Tanggal 01 Oktober 2011

VI. Pemeriksaan Laboratorium

Sampel yang diambil untuk konfirmasi ke laboratorium kesehatan Dinkes Kabupaten

Banggai adalah Nasi Kuning bersama bahan-bahan lainnya, air minum yang dipakai

dan sisa muntahan penderita yang selanjutnya akan diperiksa sesuai dengan gejala

yang timbul pada penderita kasus keracunan pangan dan kemungkinan penyebab

berdasarkan penegakan diagnosis sebelumnya. Selanjutnya bila memungkinkan akan

dilakukan rujukan ke Balai POM dan Labkes Dinkes Propinsi Palu.

VII. Kesimpulan Etiologi KLB

1. Penyebab Keracunan Pangan di SDN I Tangeban pada tanggal 01 Oktober 2011

adalah karena mengkonsumsi nasi kuning yang karena proses pembuatan dan

penyimpanan yang kurang baik sehingga terkontaminasi kuman/bakteri yang

diduga adalah Baccilus cereus dan atau staphylococcus aereus.

2. Kebiasaan menggunakan bahan makanan yang merupakan sisa sehari atau

beberapa hari sebelumnya merupakan faktor yang sangat berperan terhadap

terjadinya KLB keracunan pangan.

VIII. Saran dan Tindak lanjut yang telah dilakukan

1. Ny. Nurhana dihimbau agar tetap melakukan pengolahan makanan (nasi kuning)

dengan prosedur yang memenuhi syarat kesehatan

2. Pihak sekolah diharapkan agar ikut menjaga kebersihan lingkungan kantin

termasuk perlu mengetahui proses pengolahan makanan jajanan di Sekolah

3. Petugas Puskesmas diharapkan agar ikut melakukan pengawasan dan penyuluhan

terhadap pengolahan makanan jajanan oleh masyarakat

Luwuk, 03 Oktober 2011

MengetahuiKepala Dinas Kesehatan

Kabupaten Banggai

Dr. Winarny Abdullah, Sp. ANIP. 19630305 199010 2 001

Tim Investigasi KLBDinkes Kabupaten Banggai

RampiaLaamiri, S.Sos

Mariani, SKM

Yamin Manika

Lukman Madopi, SKM

Martinus K. Saluk, S.Kep. Ns

……………

……………

……………

……………

……………