LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi...

152
i LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM PENANGGULANGAN KECACINGAN DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN (091901002) Oleh: Nita Rahayu, SKM, M.Sc Dan Tim BALAI LITBANG KESEHATAN TANAH BUMBU PUSAT LITBANG UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 2019

Transcript of LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi...

Page 1: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

i

LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019

EVALUASI PROGRAM PENANGGULANGAN KECACINGAN DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

(091901002)

Oleh:

Nita Rahayu, SKM, M.Sc Dan Tim

BALAI LITBANG KESEHATAN TANAH BUMBU PUSAT LITBANG UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

2019

Page 2: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

ii

LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019

EVALUASI PROGRAM PENANGGULANGAN KECACINGAN DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

(091901002)

Nita Rahayu, SKM, M.Sc (20150610698)

BALAI LITBANG KESEHATAN TANAH BUMBU PUSAT LITBANG UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

2019

Page 3: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

iii

Judul Penelitian

Evaluasi Program Penanggulangan Kecacingan di Provinsi Kalimantan Selatan

Page 4: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

iv

SK Penelitian

Page 5: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

v

Page 6: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

vi

Page 7: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

vii

Susunan Tim Peneliti

No Nama Kedudukan dalam tim

Keahlian/ Kerjaan

Uraian tugas Waktu

1 Dr. Dra. Woro Riyadina, M.Kes

Pembina Doktor/S3 Kesehatan Masyarakat

Konsultan Metodologi kuantitatif

Jan-Des

2 Dr. Eko Rahajeng, SKM, M.Kes

Pembina S2 Kesehatan Masyarakat

Konsultan Jan-Des

3 Anorital, SKM, M.Kes

Pembina S2 Kesehatan Masyarakat

Konsultan Kecacingan Jan-Des

4 Dra.Rr.Rachmalina S, MScPH

Pembina Konsultan Metodologi kualitatif

Jan-Des

5 Dr. Aria Kusuma, SKM, MKM

Pembina Konsultan Jan-Des

6 Dasuki, SF, Apt, M.Sc

Pembina Konsultan Jan-Des

7 dr Hijaz Nuhung, M.Sc

Pembina Dokter Konsultan Substansi Medis

Jan-Des

8 Nita Rahayu, SKM, M.Sc

Ketua Pelaksana

Parasitologi Bertanggung jawab pada keseluruhan penelitian

Jan-Des

9 Yuniarti Suryatinah, Apt

Peneliti Apoteker

Bertanggung jawab pada

aspek manajemen

pengendalian dan

manajemen data

Jan-Des

10 Juhairiyah, SKM Peneliti Kesehatan

Masyarakat

Bertanggung jawab pada

aspek parasitology

Feb-Okt

11 Annida, SKM, MSc Peneliti Parasitologi Bertanggung jawab pada

aspek parasitology

Feb-Okt

12 Deni Fahrizal, SKM

Peneliti Kesehatan

Masyarakat

Bertanggung jawab pada

aspek parasitology

April-Juni

13 Akhmad Wahyudin, SKM

Litkayasa Analis

Kesehatan

Membantu pada aspek

parasitology

April-Juni

14 Dwi Candra Ariyanti, Amd. AK

Litkayasa Analis

Kesehatan

Membantu pada aspek

parasitologi

April-Juni

15 Dahlia Sekretariat Administrasi Membantu pada aspek

administrasi Jan-Des

16 Gusti Meliyanie Sekretariat Administrasi Membantu pada aspek

administrasi Jan-Des

Page 8: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

viii

Page 9: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

ix

tasan Lembar Pengesahan Laporan Akhir Penelitian

Balai Litbang Kesehatan Tanah Bumbu Tahun 2019

EVALUASI PROGRAM PENANGGULANGAN KECACINGAN DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHAP I

Page 10: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

x

Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat dan

rahmat-Nya, sehingga penelitian berjudul “Evaluasi program

penanggulangan kecacingan di Provinsi Kalimantan Selatan” dapat

diselesaikan dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan

menganalisis program eliminasi cacingan di Provinsi Kalimantan Selatan.

Penulisan laporan dilakukan setelah rangkaian proses penelitian selesai

dilaksanakan. Laporan penelitian ini merupakan pertanggungjawaban

ilmiah dan administrasi.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih

dan penghargaan kepada :

1. Dr. Siswanto, MPH, DTM selaku Kepala Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.

2. Ir. Doddy Izwardy, MA selaku Kepala Puslitbang Upaya Kesehatan

Masyarakat, Badan Litbangkes.

3. Dr. Ekowati Rahajeng, SKM, M.Kes selaku Ketua Panitia Pembina

Ilmiah Puslitbang Upaya Kesehatan Masyarakat.

4. Dr. Dra. Woro Riyadina, M.Kes; Anorital, SKM, M.Kes; Dra. Rr.

Rachmalina S, MScPH; Dr. Aria Kusuma, SKM, MKM; Dasuki, SF,

Apt, M.Sc selaku pembina penelitian, yang telah mendampingi dan

memberikan masukan dalam substansi ilmiah maupun teknis.

5. dr. Hijaz Nuhung, M.Sc selaku Kepala Balai Litbangkes Tanah

Bumbu.

6. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan, Kepala

Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Laut, Tapin, Balangan, Banjar,

dan Kota Banjarbaru.

7. Tim peneliti dan staf teknis Balai Litbangkes Tanah Bumbu.

Page 11: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

xi

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang

telah bekerja dan membantu proses penelitian di lapangan maupun

di laboratorium.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih memiliki kelemahan

dan kekurangan. Oleh karena itu masukan, saran, dan kritik sangat

penulis harapkan. Semoga laporan ini memberikan manfaat bagi semua

pihak.

Tanah Bumbu, Desember 2019

Penulis,

Nita Rahayu, SKM, M.Sc

Page 12: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

xii

Ringkasan Eksekutif

Kecacingan yang disebabkan oleh Soil Transmitted Helminths (STH) merupakan masalah kesehatan masyarakat di sebagian besar wilayah di Indonesia. Prevalensi kecacingan bervariasi pada tahun 2015 tercatat berkisar antara 2,5 - 62%. Infeksi cacing perut ini dapat mempengaruhi status gizi, proses tumbuh kembang dan merusak kemampuan kognitif pada anak yang terinfeksi. Kasus-kasus malnutrisi, stunting, anemia bisa disebabkan karena kecacingan. Pengendalian kecacingan sangat penting dilakukan mengingat bahaya yang disebabkan dapat mengakibatkan menurunnya kondisi kesehatan, gizi, kecerdasan dan produktifitas. Secara ekonomi, kecacingan banyak menyebabkan kerugian dikarenakan hilangnya karbohidrat dan protein, serta darah yang pada akhirnya dapat menurunkan kualitas sumber daya manusia.

Upaya pengendalian kecacingan dilakukan dengan strategi pemberian obat cacing massal yang terintegrasi dengan program gizi melalui pemberian vitamin A pada anak usia dini dan melalui Program UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) untuk anak usia sekolah. Upaya reduksi kecacingan pada masyarakat khususnya pada kelompok target balita dan anak usia sekolah diatur dalam PMK No. 15 tahun 2017 yang menargetkan prevalensi kecacingan di bawah 10% (sepuluh persen) di setiap daerah kabupaten/kota pada tahun 2019.

Pemberian obat pencegahan secara massal (POPM) kecacingan telah dilakukan mulai tahun 2017 di 5 (lima) Kabupaten/Kota yaitu Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Tapin, Kota Banjarbaru, dan Kabupaten Banjar. POPM kecacingan pada tahun 2017 tersebut dilakukan pemberian obat albendazole sebanyak 2 (dua) kali setiap tahunnya yaitu bulan Februari dan Agustus pada anak sekolah dan pra sekolah sebagai program terintegrasi dari program UKS dan gizi. POPM filariasis dilakukan pemberian kombinasi obat albendazole dan DEC sebanyak 1 (satu) kali setiap tahunnya. Akan tetapi pelaksanaan pengendalian kecacingan masih menemukan kendala dengan tidak tersedianya data base prevalensi kecacingan.

Dalam PMK No.15 tahun 2017 menargetkan reduksi kecacingan pada tahun 2019 sampai dengan di bawah 10% (sepuluh persen) di setiap daerah desa/kota. WHO menargetkan secara global untuk eliminasi kecacingan pada tahun 2020. Akan tetapi hingga saat ini belum tersedia data angka prevalensi terbaru untuk infeksi kecacingan di setiap kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Selatan. Hal ini dikarenakan POPM filariasis tidak melakukan pemeriksaan tinja pada anak dan masyarakat yang diberikan obat albendazole, selain itu cakupan pemberian obat pun tidak hanya anak-anak juga orang dewasa. Sedangkan POPM kecacingan pun juga sama, pemberian obat massal tidak dilakukan sebelumnya dengan pemeriksaan tinja, hal ini dikarenakan prevalensi ratenya sudah

Page 13: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

xiii

diatas cut off point (30%), sehingga dianggap penderitanya sudah banyak. Jika seorang anak diberi obat cacing tanpa didahului pemeriksaan tinja dan tidak ditemukan telur cacing, maka pengobatan albendazole akan menimbulkan reaksi pengobatan berupa pusing, mata berkunang-kunang, dan muntah.

Berdasarkan permasalahan di atas dilakukan penelitian untuk mengetahui angka prevalensi kecacingan terkini, gambaran kasus, PSP dan hygiene sebagai bahan evaluasi implementasi PMK No.15 tahun 2017 pada masyarakat terutama pada kelompok target balita dan anak usia sekolah untuk melihat pencapaian target reduksi kecacingan dan kesiapan mencapai target WHO.

Penelitian bersifat deskriptif menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif (mixed method). Pendekatan kuantitatif dilakukan melalui survei pemeriksaan tinja kepada anak SD kelas 1 dan 2. Survei pengetahuan sikap dan perilaku (PSP) tentang cacingan dilakukan kepadanya juga. Pendekatan kualitatif dilakukan melalui wawancara mendalam tentang PSP dan hygiene terhadap responden anak SD kelas 1-5 dan informan sebagai stakeholder terkait. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi data angka prevalensi kecacingan di 5 Kabupaten/Kota terpilih untuk bahan evaluasi implementasi PMK No.15 tahun 2017.

Hasil pemeriksaan spesimen tinja terkumpul pada 5 Kabupaten Kota sebanyak 2005 pot tinja didapatkan 21 yang terinfeksi penyakit kecacingan. Infeksi terbanyak yaitu 8 orang (14,29%) cacing E. vermicularis, 5 orang (23,81%) T.trichiura, 3 orang (14,29%) A. Lumbrioides, 2 orang (9,52 %) H. Nana, Hookworm, 2 orang (9,52%), Mix (Enterobius vermicularis dan Trichuris Trichiura) 1 orang (4,76%). Gambaran kasus kecacingan tertinggi di Kabupaten Balangan dengan angka prevalensi (1,60%), disusul oleh Kota Banjarbaru (1,59%), Kabupaten Banjar (1,07%), Kabupaten Tapin (0,69%), dan Kabupaten Tanah Laut (0,45%) positif menderita kecacingan.

Hasil pengetahuan, sikap dan perilaku anak sekolah terhadap kecacingan menunjukkan tidak adanya hubungan yang bermakna di Kabupaten Tanah Laut, Kota Banjarbaru, Kabupaten Banjar, dan Kabupaten Tapin. Di Kabupaten Balangan pada variabel pengetahuan dan sikap tidak adanya hubungan, sedangkan pada variabel perilaku menunjukkan adanya hubungan yang bermakna secara statistik. Hasil wawancara mendalam terhadap beberapa informan terkait evaluasi pelaksanaan program penanggulangan cacingan dalam hal kebijakan semua kab/kota mengacu pada PMK No. 15 tahun 2017, yang diturunkan melalui program kecacingan dinas kesehatan Provinsi, kabupaten/kota maupun puskesmas sebagai ujung tombak pelaksanaan pengobatan kecacingan. Saran hendaknya tetap meningkatkan penyuluhan terkait dengan kecacingan pada anak sekolah untuk menghindari Infeksi nematoda usus yang penularannya melalui tanah (STH dan non STH).

Page 14: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

xiv

Abstrak

EVALUASI PROGRAM PENANGGULANGAN KECACINGAN DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Pelaksanaan evaluasi pengobatan kecacingan belum pernah

dilaksanakan di Provinsi Kalimantan Selatan, sehingga tidak ada data prevalensi

kecacingan terbaru. Penelitian telah dilakukan pada tahun 2019 di 5 (lima)

Kabupaten/Kota dari 13 Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Kalimantan

Selatan. Jenis dari cacing usus tersebut adalah nematoda usus yang termasuk

golongan Soil Transmitted Helminthes (STH) adalah (Ascaris lumbricoides,

Ancylostoma duodenale, Necator americanus, Trichuris trichiura) dan Non STH

golongan Nematoda (Enterobius vermicularis), Cestoda (Hymenolepis nana).

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi program pengobatan kecacingan

yang telah dilaksanakan dan mendapatkan data terbaru angka prevalensi

kecacingan pada anak sekolah di 5 Kab/Kota Provinsi Kalimantan Selatan.

Penelitian ini merupakan penelitian observasi dengan menggunakan

metode cross sectional. Responden adalah anak sekolah dengan jumlah total

sampel 2005 anak sekolah dari 5 Kab/Kota. Hasil pemeriksaan spesimen tinja

terkumpul sebanyak 2005 pot tinja didapatkan 21 yang terinfeksi penyakit

kecacingan. Infeksi terbanyak yaitu 8 orang (14,29%) cacing E. vermicularis, 5

orang (23,81%) T.trichiura, 3 orang (14,29%) A. Lumbrioides, 2 orang (9,52 %)

H. Nana, Hookworm, 2 orang (9,52%), Mix (Enterobius vermicularis dan Trichuris

Trichiura) 1 orang (4,76%). Gambaran kasus kecacingan tertinggi di Kabupaten

Balangan dengan angka prevalensi (1,60%), disusul oleh Kota Banjarbaru

(1,59%), Kabupaten Banjar (1,07%), Kabupaten Tapin (0,69%), dan Kabupaten

Tanah Laut (0,45%) positif menderita kecacingan. Hasil pengetahuan, sikap dan

perilaku anak sekolah terhadap kecacingan menunjukkan tidak adanya

hubungan yang bermakna di Kabupaten Tanah Laut, Kota Banjarbaru,

Kabupaten Banjar, dan Kabupaten Tapin.

Di Kabupaten Balangan pada variabel pengetahuan dan sikap tidak

adanya hubungan, sedangkan pada variabel perilaku menunjukkan adanya

hubungan yang bermakna secara statistik. Hasil wawancara mendalam terhadap

beberapa informan terkait evaluasi pelaksanaan program penanggulangan

cacingan dalam hal kebijakan semua kab/kota mengacu pada permenkes PMK

No. 15 tahun 2017 yang diturunkan melalui program kecacingan Dinas

Kesehatan Provinsi, kabupaten/kota maupun puskesmas sebagai ujung tombak

pelaksanaan pengobatan kecacingan. Saran hendaknya tetap meningkatkan

penyuluhan terkait dengan kecacingan pada anak sekolah untuk menghindari

Infeksi nematoda usus yang penularannya melalui tanah (STH dan non STH).

Kata kunci : Evaluasi, Kecacingan, Anak sekolah, Pengobatan

Page 15: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

xv

Daftar Isi

Judul Penelitian .............................................................................................. iii

SK Penelitian .................................................................................................. iv

Susunan Tim Peneliti .................................................................................... vii

Persetujuan Etik ........................................................................................... viii

Persetujuan Atasan ........................................................................................ ix

Kata Pengantar ................................................................................................ x

Ringkasan Eksekutif ..................................................................................... xii

Abstrak ........................................................................................................... xiv

Daftar Isi ......................................................................................................... xv

Daftar Tabel ................................................................................................. xvii

Daftar Gambar ............................................................................................... xx

Daftar Lampiran ............................................................................................ xxi

I. PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Latar belakang ....................................................................................... 1

1.2 Perumusan masalah ............................................................................ 6

1.3 Tujuan penelitian .................................................................................. 7

1.4 Manfaat penelitian ................................................................................ 8

II. METODE PENELITIAN ............................................................................. 9

2.1 Kerangka konsep, hipotesis dan definisi operasional .................... 9

2.2 Desain penelitian ................................................................................ 11

2.3 Tempat dan waktu penelitian ........................................................... 11

2.4 Populasi dan sampling ...................................................................... 11

2.5 Instrumen dan pengumpulan data ................................................... 13

2.6 Pengolahan dan analisis data .......................................................... 18

III. HASIL ....................................................................................................... 20

3.1 Deskripsi Wilayah Penelitian ............................................................. 20

3.2 Pelaksanaan Survei Parasitologi di 5 Kabupaten/Kota di

Provinsi Kalimantan Selatan ............................................................ 22

3.3 Kabupaten Tanah Laut ....................................................................... 24

Page 16: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

xvi

3.4 Kabupaten Tapin ................................................................................ 34

3.5 Kabupaten Balangan ......................................................................... 43

3.6 Kabupaten Banjar .............................................................................. 52

3.7 Kota Banjarbaru ................................................................................. 61

3.8 Dinas Kesehatan Provinsi ................................................................. 71

IV. PEMBAHASAN ....................................................................................... 76

4.1 Gambaran kasus kecacingan dan angka prevalensi

kecacingan 5 Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Selatan ..... 76

4.2. Pengetahuan, sikap dan perilaku anak sekolah terhadap

kasus cacingan di 5 Kab/kota di Provinsi Kalimantan

Selatan ................................................................................................. 80

4.3. Hasil wawancara mendalam stakeholder tentang kebijakan

kecacingan dan pelaksanaannya di 5 Kab/kota di Provinsi

Kalimantan Selatan ............................................................................ 83

V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 91

5.1 Kesimpulan ......................................................................................... 91

5.2 Saran ..................................................................................................... 91

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 93

LAMPIRAN .................................................................................................... 96

Page 17: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

xvii

Daftar Tabel

Tabel Halaman

1 Proporsi Angka Kecacingan di 13 Kab/Kota Prov Kal-Sel tahun 2008-2011 ……………………………………… 2

2 Definisi Operasional ……………………………………… 10

3.1 Luas Wilayah, Jumlah kecamatan, dan Kepadatan Penduduk tiap Kabupaten/ Kota ………………………… 20

3.2 Persentasi Kecacingan pada Anak Sekolah di 5 Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Selatan ............... 23

3.3A Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin, Umur, dan Kelas di Kabupaten Tanah Laut …………… 24

3.3B Karakteristik Responden berdasarkan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku di Kabupaten Tanah Laut ……….. 26

3.3C Karakteristik Responden berdasarkan Kategori Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku di Kabupaten Tanah Laut …………………………………………………………. 28

3.3D Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dengan Kecacingan di Kabupaten Tanah Laut …………………. 28

3.3E Hubungan antara Kecacingan dengan Sikap Responden di Kab. Tanah Laut …………………………. 29

3.3F Hubungan antara Perilaku dan Kejadian Kecacingan di Kabupaten Tanah Laut …………………………………… 29

3.4A Karakteristik Responden berdasarkan Umur, Jenis Kelamin dan berdasarkan Kelas di Kab. Tapin ………… 34

3.4B Karakteristik Responden berdasarkan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku di Kabupaten Tapin ……………….. 36

3.4C Karakteristik Responden berdasarkan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku berdasarkan Kategori di Kabupaten Tapin ……………………………………………………….. 37

3.4D. Hasil Analisis Data antara Kecacingan dengan Pengetahuan Responden di Kab. Tapin ………………... 38

Page 18: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

xviii

3.4E Hasil Analisis Data antara Kecacingan dengan Sikap Responden di Kab. Tapin ……………………………….. 38

3.4F Hasil Hasil Analisis Data antara Kecacingan dengan Perilaku Responden di Kab. Tapin ……………………… 39

3.5A Karakteristik Responden berdasarkan Umur, Jenis Kelamin dan berdasarkan Kelas di Kab. Balangan …… 43

3.5B Karakteristik Responden berdasarkan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku di Kab. Balangan ………………….. 45

3.5C Karakteristik Responden berdasarkan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku di Kab. Balangan ………………….. 46

3.5D Hasil Analisis Data antara Kecacingan dengan Pengetahuan Responden di Kab. Balangan …………… 47

3.5E Hasil Analisis Data antara Kecacingan dengan Sikap Responden di Kab. Balangan ……………………………. 47

3.5F Hasil Analisis Data antara Kecacingan dengan Perilaku Responden di Kab. Balangan ……………………………. 48

3.6A Karakteristik Responden berdasarkan Umur, Jenis Kelamin dan berdasarkan Kelas di Kab. Banjar ……….. 53

3.6B Karakteristik responden berdasarkan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku di Kab. Banjar ……………………… 55

3.6C Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Responden berdasarkan Kategori di Kab. Banjar …………………… 56

3.6D Hasil analisis data antara kecacingan dengan pengetahuan responden di Kab. Banjar ………………… 56

3.6E Hasil analisis data antara kecacingan dengan sikap responden di Kab. Banjar ………………………………… 57

3.6F Hasil Analisis Data antara Kecacingan dengan Perilaku Responden di Kab. Banjar ……………………………….. 57

3.7A Karakteristik Responden berdasarkan Umur, Jenis Kelamin dan berdasarkan kelas di Kota Banjarbaru ...... 61

3.7B Karakteristik Responden berdasarkan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku di Kota Banjarbaru .......................... 63

3.7C Karakteristik Responden berdasarkan Kategori Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku di Kota Banjarbaru .. 64

Page 19: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

xix

3.7D Hasil Analisis Data antara Kecacingan dengan Pengetahuan Responden di Kota Banjarbaru …………. 65

3.7E Hasil Analisis Data antara Kecacingan dengan Sikap Responden di Kota Banjarbaru ………………………….. 66

3.7F Hasil Analisis Data antara Kecacingan dengan Perilaku Responden di Kota Banjarbaru ………………………….. 66

Page 20: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

xx

Daftar Gambar

Gambar Halaman

2 Bagan Konsep Penelitian ……………………………… 8

3.1 Peta Administrasi Provinsi Kalimantan Selatan …….. 21

3.2 Sebaran Jenis Cacing berdasarkan Spesies pada Anak Sekolah di 5 Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Selatan .................................................... 23

3.3 Grafik hasil pemeriksaan cacingan pada anak sekolah di Kabupaten Tanah Laut ……………………. 26

3.4 Grafik Hasil Pemeriksaan Kecacingan pada anak sekolah di Kabupaten Tapin …………………………... 36

3.5 Grafik Hasil Pemeriksaan Kecacingan pada anak sekolah di Kabupaten Balangan ……………………… 45

3.6 Grafik Hasil Pemeriksaan Kecacingan pada anak sekolah di Kabupaten Banjar …………………………. 54

3.7 Diagram Hasil Pemeriksaan Kecacingan dan jenisnya pada anak sekolah di Kota Banjarbaru …… 63

Page 21: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

xxi

Daftar Lampiran Halaman

Lampiran 1.

Lampiran 2.

Lampiran 3.

Lampiran 4.

Lampiran 5.

Surat Permintaan Dinas Kesehatan Provinsi …….

Kuesioner Pengetahuan Sikap dan Perilaku …….

Panduan wawancara mendalam pada stakeholder …………………………………………..

Matriks hasil wawancara mendalam stakeholder ..

Foto-foto kegiatan pengambilan data …………….

97

98

100

106

125

Page 22: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

xix

Page 23: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Penyakit kecacingan yang ditularkan melalui tanah (Soil

Transmitted Helminthiasis/STH), masih menjadi masalah kesehatan

masyarakat di negara-negara beriklim tropis dan sub tropis, termasuk

negara Indonesia. Infeksi cacing perut ini dapat mempengaruhi status

gizi, proses tumbuh kembang dan merusak kemampuan kognitif pada

anak yang terinfeksi. Kasus-kasus malnutrisi, stunting, anemia bisa

disebabkan oleh karena kecacingan.1

Menurut WHO di seluruh dunia diperkirakan 1,5 miliar orang

atau 24% populasi dunia terinfeksi cacing yang ditularkan melalui

perantaraan tanah (STH). Infeksi STH tersebar luas di 120 negara

tropis dan sub tropis. Lebih dari 267 juta anak usia prasekolah dan

568 juta anak usia sekolah tinggal di daerah di mana parasit ini

ditularkan secara intensif, dan memerlukan intervensi pengobatan dan

pencegahan.2

Di Indonesia prevalensi kecacingan bervariasi pada tahun 2015

tercatat berkisar antara 2,5% - 62%.1 Sedangkan di Provinsi

Kalimantan Selatan angka prevalensi kecacingan ditemukan

bervariasi di setiap kabupaten. Penelitian yang telah dilakukan oleh

Balai Litbangkes Tanah Bumbu di 13 kabupaten/kota wilayah Provinsi

Kalimantan Selatan sejak tahun 2008 hingga 2017 dengan sampel

penelitian anak sekolah dasar menyatakan bahwa selain cacing

golongan soil transmitted helminths (STH) yang menginfeksi manusia,

yaitu Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, Hookworm

(Ancylostoma duodenale dan Necator americanus) juga ditemukan

cacing golongan non STH yaitu di antaranya Fasciolopsis buski,

Enterobius vermicularis, Hymenolepis nana dan Hymenolepis

diminuta.3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17. Berdasarkan hasil penelitian terkait

kecacingan oleh Balai litbangkes Tanah Bumbu bekerjasama dengan

Page 24: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

2

Dinas Kesehatan Provinsi dan 13 Kabupaten/Kota di Provinsi

Kalimantan Selatan dari tahun 2008 sd 2011.7 (Terlampir di dalam

tabel di bawah ini data kecacingan di 13 Kab/Kota Provinsi Kalimantan

Selatan)

Tabel 1. Proporsi Angka Kecacingan di 13 Kab/Kota Prov Kal-Sel tahun 2008-2011

No Kab/Kota Jumlah Sampel Kecacingan Himenolepiasis

1 Tanah Laut 214 (5,87%) 8 (3,74%) 0

2 Barito Kuala 200 (5,49%) 6 (3,00%) 0

3 Tabalong 171 (4,69%) 29 (16,96%) 1 (0,58%)

4 Tapin 267 (7,33%) 20 (7,49%) 5 (1,87%)

5 Balangan 190 (5,22%) 29 (15,26%) 1 (0,53%)

6 Tanah Bumbu 294 (8,07%) 32 (10,88%) 1 (0,34%)

7 Banjarmasin 362 (9,94%) 11 (3,04%) 3 (0,83%)

8 Banjarbaru 299 (8,21%) 3 (1,00%) 0

9 Banjar 290 (7,96%) 6 (2,07%) 5 (1,72%)

10 Hulu Sungai Utara 360 (9,88%) 4 (1,11%) 0

11 Hulu Sungai Tengah 338 (9,28%) 2 (0,59%) 0

12 Hulu Sungai Selatan 350 (9,61%) 10 (2,86%%) 3 (0,86%)

13 Kotabaru 308 (8,34%) 11 (3,57%) 1 (0,32%)

Total 3.643 (100%) 171 (4,69%) 20 (0,55%)

Pada riset tahun 2015 di Kabupaten Hulu Sungai Utara pada

anak-anak di SD terpilih didapatkan hasil pemeriksaan spesimen tinja

terhadap 440 anak dengan 10 anak yang positif menderita kecacingan

dengan infeksi T.trichiura sebanyak 5 orang, A.lumbricoides sebanyak

1 orang, E.vermicularis sebanyak 2 orang, Hymenolepis nana

sebanyak 2 orang .8

Pada riset tahun 2017 di Kabupaten Hulu Sungai Utara pada

anak-anak di SD terpilih di didapatkan hasil pemeriksaan spesimen

tinja terhadap 155 anak dengan 1 (satu) orang positif Enterobius

vermicularis dan 1 (satu) orang positif Hyminolepis sp.9 Pada tahun

yang sama di Kabupaten Tanah Bumbu dilaporkan proporsi infeksi

STH sebesar 87% dari 319 tinja anak sekolah sedangkan Kabupaten

Hulu Sungai Utara ditemukan proporsi infeksi 9% dari 310 tinja anak

sekolah.

Keberadaan Hymenolepis sp juga ditemukan pada hasil

kegiatan Laboratorium Parasitologi pada tahun 2016 di Kabupaten

Tanah Bumbu terhadap anak-anak di SD terpilih didapatkan hasil

Page 25: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

3

pemeriksaan spesimen tinja terhadap 362 anak dengan 133 anak

yang positif menderita kecacingan. Jenis infeksi yang ditemukan

berupa infeksi tunggal dan infeksi campuran. Infeksi cacing yang

ditemukan adalah T trichiura, A lumbricoides, E vermicularis,

Hookworm, H diminuta dan H nana.18 Pada hasil kegiatan

Laboratorium Parasitologi pada tahun 2018 di Kabupaten Tanah

Bumbu terhadap anak-anak di SD terpilih didapatkan hasil

pemeriksaan spesimen tinja terhadap 215 anak dengan 9 orang yang

positif kecacingan, dengan infeksi kecacingan terdiri dari 44,4%

disebabkan cacing Hymenolepis nana, 22,2% cacing Hookworm,

22,2% cacing Enterobius vermicularis, dan 11,1% disebabkan oleh

cacing T trichiura. 19

Penyakit kecacingan yang hanya endemis di Kabupaten Hulu

Sungai Utara adalah fasciolopsiasis, yaitu kecacingan trematoda usus

yang disebabkan oleh Fasciolopsis buski. Fasciolopsiasis pertama kali

diketahui endemis di Kabupaten Hulu Sungai Utara pada tahun 1982,

dengan prevalensi tertinggi pada anak sekolah (79,1%). Berbeda

dengan STH, buski merupakan cacing yang memerlukan lingkungan

air dalam siklus hidupnya. Manusia, babi, kelinci dan kerbau dapat

terinfeksi ketika mengkonsumsi tumbuhan air yang mengandung

metaserkaria dari cacing ini.10,11,12,13,14,15,16, 17

Upaya pengendalian dan pencegahan penyakit kecacingan di

Indonesia secara nasional telah dilaksanakan sejak tahun 1975 pada

masa Repelita II. Kegiatan yang dilakukan adalah Hygiene dan

sanitasi mencakup penyediaan air minum dan jamban keluarga,

hygiene tempat-tempat umum, perumahan dan lingkungan, serta

hygiene makanan dan minuman. Pemberantasan penyakit cacing

dan parasit usus lainnya pada waktu itu masih dalam tahap persiapan

dan masih menitik-beratkan pada penyelidikan-penyelidikan daerah

pertambangan, perkebunan dan transmigrasi. Usaha penyuluhan

kesehatan masyarakat diintegrasikan kedalam kegiatan

Page 26: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

4

puskesmas untuk menunjang peningkatan hygiene dan sanitasi

lingkungan.

Kegiatan pengendalian menyebabkan turunnya angka

prevalensi dari 78,6% pada tahun 1978 menjadi 8,9% pada tahun

2003, namun dalam beberapa tahun terakhir ini, infeksi cacingan

kembali mengalami peningkatan. Peningkatan infeksi ini terjadi karena

rendahnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) terutama

kebersihan perorangan (pesonal hygiene) seperti kebiasaan cuci

tangan sebelum makan, setelah buang air besar (BAB), kebersihan

kuku, perilaku BAB tidak di jamban yang menyebabkan pencemaran

tanah dan lingkungan oleh tinja yang mengandung telur cacing serta

ketersediaan sumber air bersih.

Peningkatan infeksi kecacingan ini akan sangat berpengaruh

terhadap program Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk penyakit

tropis terabaikan tercantum dalam Deklarasi London rencana strategi

eliminasi kecacingan STH dimana target WHO reduksi kecacingan

dibawah 10% ditahun 2020. Program penanggulangan cacing

merupakan target program penanggulangan kecacingan berupa

reduksi kecacingan pada tahun 2019 tercatum dalam PMK No. 15

tahun 2017. Indikator dalam pencapaian target program

penanggulangan kecacingan berupa penurunan prevalensi

kecacingan sampai dengan di bawah 10% (sepuluh persen) di setiap

desa/kota. Upaya pengendalian kecacingan dengan strategi

pemberian obat cacing massal dilakukan secara terintegrasi dengan

Program Gizi melalui pemberian vitamin A pada anak usia dini dan

melalui Program UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) untuk anak usia

sekolah.1

Upaya pengendalian kecacingan berupa POPM di Kalimantan

Selatan telah dilakukan pada tahun 2017 di 5 (lima) kabupaten/kota

non endemis filariasis yaitu Kabupaten Hulu Sungai Selatan,

Kabupaten Tanah Laut, Kota Banjarbaru, Kota Banjarmasin dan

Page 27: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

5

Kabupaten Banjar. Sedangkan 8 (delapan) kabupaten/kota yang lain

pemberian obat kecacingan terintegrasi dengan POPM filariasis yaitu

Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Tanah Bumbu, Kabupaten

Kotabaru, Kabupaten Tapin, Kabupaten Hulu Sungai Tengah,

Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kabupaten Tabalong dan Kabupaten

Balangan.

Hal ini sesuai POPM kecacingan pada tahun 2017 dilakukan

pemberian obat albendazole sebanyak 2 (dua) kali setiap tahunnya

yaitu bulan Februari dan Agustus. Sedangkan POPM filariasis

dilakukan pemberian kombinasi obat albendazole dan DEC sebanyak

1 (satu) kali setiap tahunnya. Akan tetapi pelaksanaan pengendalian

kecacingan masih menemukan kendala dengan ketidak tersediaan

database prevalensi kecacingan.

Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Pengelola Program

Filariasis dan Kecacingan Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan

Selatan.

“Kita hanya program pemberian obat aja. Kayak program yang lainnya belum lagi. Jadi hanya pemberian obat albendazole saja, setiap tahun itu dua kali, februari dan agustus. Cuman itu” “Itu gin kadang-kadang teman-teman juga protes kenapa kami disuruh memberikan obat cacing katanya, apakah ada dasarnya dari hasil pemeriksaan berapa prevalensi kecacingan” “Kan yang delapan itu daerah endemis filaria. Mereka kan sudah minum DEC sama albendazol. Jadikan albendazolenya sudah mereka minum itu setiap tahun meskipun satu kali. Jadi katanya untuk program kecacingan itu sudah termasuk di dalam pengobatan filaria kemarin itu”

Berdasarkan permasalahan diatas pihak Pengelola Program

Filariasis dan Cacingan Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan

meminta kerjasama penelitian untuk mendapatkan angka prevalensi

kecacingan dari tiap kab/kota sebagai bahan evaluasi program

pengendalian kecacingan di Provinsi Kalimantan Selatan PMK No. 15

tahun 2017.

Page 28: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

6

1.2 Perumusan masalah

Pemberian obat pencegahan secara massal (POPM)

kecacingan telah dilakukan mulai tahun 2017 di 5 (lima)

Kabupaten/Kota sebagai salah satu upaya mencapai target reduksi

kecacingan. Sedangkan pemberian obat pencegahan secara massal

(POPM) filariasis telah dilakukan di 8 (delapan) Kabupaten/Kota. PMK

No 15 tahun 2017 menargetkan reduksi kecacingan pada tahun 2019

sampai dengan di bawah 10% (sepuluh persen) di setiap daerah

desa/kota sedangkan WHO menargetkan secara global untuk

eliminasi kecacingan pada tahun 2020. Akan tetapi hingga saat ini

belum tersedia data angka prevalensi terbaru untuk infeksi kecacingan

di setiap kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Selatan. Berdasarkan

permasalahan di atas perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui

angka prevalensi kecacingan sebagai bahan evaluasi implementasi

PMK No 15 tahun 2017 pada masyarakat terutama pada kelompok

target balita dan anak usia sekolah untuk melihat pencapaian target

reduksi kecacingan dan kesiapan mencapai target WHO.

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan di atas,

maka dapat disusun pertanyaan penelitian, sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran kasus kecacingan dan berapa angka

prevalensi kecacingan di 5 Kab/kota di Provinsi Kalimantan Selatan

yaitu Kabupaten Tanah Laut, Kota Banjarbaru, Kabupaten Banjar,

Kabupaten Balangan dan Kabupaten Tapin?

2. Bagaimana pengetahuan, sikap dan perilaku anak sekolah

terhadap kasus cacingan di 5 Kab/kota di Provinsi Kalimantan

Selatan?

3. Bagaimana pelaksanaan program penanggulangan kecacingan

berdasarkan PMK No. 15 tahun 2017 pada tingkat Dinas

Page 29: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

7

Kesehatan, Puskesmas dan pemangku kepentingan di Kabupaten

Tanah Laut, Kota Banjarbaru, Kabupaten Banjar, Kabupaten

Balangan dan Kabupaten Tapin?

1.3 Tujuan penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengevaluasi program penanggulangan kecacingan

pasca POPM berdasarkan PMK No. 15 tahun 2017 di 5 Kab/kota di

Provinsi Kalimantan Selatan yaitu Kabupaten Tanah Laut, Kota

Banjarbaru, Kabupaten Banjar, Kabupaten Balangan dan

Kabupaten Tapin

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Memberikan gambaran kasus kecacingan dan menghitung

angka prevalensi kecacingan di 5 Kab/kota di Provinsi

Kalimantan Selatan yaitu Kabupaten Tanah Laut, Kota

Banjarbaru, Kabupaten Banjar, Kabupaten Balangan dan

Kabupaten Tapin.

2. Mengukur pengetahuan, sikap dan perilaku anak sekolah

terhadap kasus cacingan di 5 Kab/kota di Provinsi Kalimantan

Selatan yaitu Kabupaten Tanah Laut, Kota Banjarbaru,

Kabupaten Banjar, Kabupaten Balangan dan Kabupaten Tapin.

3. Melakukan evaluasi pelaksanaan program penanggulangan

cacingan berdasarkan PMK No. 15 tahun 2017 di 5 Kab/kota di

Provinsi Kalimantan Selatan yaitu Kabupaten Tanah Laut, Kota

Banjarbaru, Kabupaten Banjar, Kabupaten Balangan dan

Kabupaten Tapin.

Page 30: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

8

1.4 Manfaat penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Memberikan informasi gambaran kasus, angka prevalensi

terkini dan PSP dan hygiene anak SD terhadap kecacingan di

5 Kab/kota di Provinsi Kalimantan Selatan, yaitu Kabupaten

Tanah Laut, Kota Banjarbaru, Kabupaten Banjar, Kabupaten

Balangan dan Kabupaten Tapin.

2. Sebagai bahan rekomendasi pelaksanaan evaluasi program

pengendalian kecacingan pada tingkat Dinas Kesehatan,

Puskesmas dan pemangku kepentingan di yaitu Kabupaten

Tanah Laut, Kota Banjarbaru, Kabupaten Banjar, Kabupaten

Balangan dan Kabupaten Tapin guna pencapaian target

reduksi cacingan.

Page 31: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

9

II. METODE PENELITIAN

2.1 Kerangka konsep, hipotesis dan definisi operasional

2.1.1 Kerangka Konsep

Gambar 2. Bagan konsep penelitian

Pengendalian kecacingan

di 5 Kab/Kota di Provinsi

Kalimantan Selatan

Survei Tinja anak

sekolah

Indept interview

stakeholder

Survei pengetahuan,

sikap dan perilaku

Prevalensi

Kecacingan

Pengetahuan (rendah,sedang dan

tinggi) sikap dan perilaku (positif,

negative)

Implementasi

Kebijakan eliminasi

kecacingan

Ditemukan sebaran transmisi

penularan kecacingan

Eliminasi Kecacingan

Page 32: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

10

2.1.2 Definisi operasional variabel

Variabel Definisi Alat ukur Cara pengukuran

Program penanggulangan

kegiatan atau tindakan yang ditujukan untuk menurunkan prevalensi dan risiko penularan cacingan < 10% disetiap kabupaten/kota

Cacingan Penyakit yang disebabkan oleh infeksi cacing dalam tubuh manusia yang ditularkan melalui tanah maupun tidak melalui tanah

Periksa feses/tinja

Metode kato katz

Penderita cacingan

Sesorang yang dalam pemeriksaan tinjanya mengandung telur cacing dan atau cacing

Periksa feses/tinja

Metode kato katz atau pemeriksaan langsung

Pengetahuan responden

Pada tingkatan tahu (know) mengingat kembali (recall) suatu materi yang sdh diketahui sebelumnya

Kuesioner Wawancara

Sikap responden Seseorang menerima (receiving) dan mau memperhatikan stimulus yang di berikan obyek dan merespon (responding) mengerjakan dan meneyelesaikan tugas yang diberikan

Kuesioner Wawancara

Tindakan responden

Suatu respon terhadap rangsangan atau stimulus dalam bentuk nyata yang dapat diobservasi langsung melalui kegiatan wawancara

Kuesioner Observasi

Persepsi stakeholder

pengetahuan, pengalaman, pendapat ataupun perhatian stakeholder terhadap suatu permasalahan dalam hal ini tentang cacingan

Kuesioner Wawancara

Persepsi anak sekolah

pengetahuan, pengalaman, pendapat ataupun perhatian anak sekolah terhadap suatu permasalahan dalam hal ini tentang cacingan didapatkan dari studi dokumen.

Kuesioner Wawancara

POPM cacingan Prevalensi cacingan

Kegiatan pemberian obat cacing secara masal terintegrasi dengan pengobatan filariasis dilakukan untuk menurunkan prevalensi cacingan di kabupaten/kota

Prevalensi tinggi apabila ≥ 50%

Prevalensi sedang apabila prevalensi cacingan 20%-50%

Prevalensi rendah apabila prevalensi ≤ 20%

Kuesioner Wawancara

SDM kesehatan Tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi dalam pelaksanaan penanggulangan cacingan

Kuesioner Wawancara

Fasilitas Alat kesehatanan, sediaan farmasi dan bahan habis pakai untuk penanggulangan cacingan dan pemeriksaan sampel tinja.

Check list Wawancara

Anggaran Biaya yang disediakan untuk pengendalian cacingan

Kuesioner Wawancara

Pemantauan dan evaluasi

Suatu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah sebagai pelaksana teknis. Pemantauan dimaksud dilakukan meliputi pelaksanaan POPM cacingan, survei cakupan pengobatan, dan survei evaluasi prevalensi

Kuesioner, studi dokumen

Wawancara, obsevari

Page 33: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

11

2.2 Desain penelitian

Jenis penelitian yang digunakan bersifat deskriptif dengan

pendekatan analisis kuantitatif dan kualitatif (mixed method).

2.3 Tempat dan waktu penelitian

Penelitian dilakukan di 5 Kabupaten/Kota di Provinsi

Kalimantan Selatan yaitu yaitu Kabupaten Tanah Laut, Kota

Banjarbaru, Kabupaten Banjar, Kabupaten Balangan dan Kabupaten

Tapin. Penelitian akan dilaksanakan selama 10 (sepuluh) bulan

terhitung Februari sampai dengan November 2019.

2.4 Populasi dan sampling

2.4.1 Populasi dan sampling dalam studi kuantitatif (pemeriksaan tinja) dan kuesioner pengetahuan, sikap dan perilaku anak sekolah terkait kecacingan

Besar Sampel, untuk data kuantitatif besar sampel dihitung

menggunakan probability proportionate to size (PPS) atau

menggunakan teknik probabilitas yang proporsional terhadap besar

klaster, masing-masing kabupaten sebanyak 330 responden.

Cara Pemilihan/penarikan sampel, untuk sampel kuantitatif

pengambilan sampel dilakukan dengan acak/random). Teknik ini

digunakan untuk mempeoleh gambaran suatu populasi berdasarkan

sampel indikator. Untuk sampel kuantitatif pengambilan sampel

dilakukan dengan dengan rancangan sampel klaster dua tahap (two-

stage cluster survey). Tahap pertama dilakukan pemilihan 30 klaster

(Sekolah Dasar) secara probability proportionate to size (PPS) atau

menggunakan teknik probabilitas yang proporsional terhadap besar

klaster. Tahap kedua masing-masing klaster diambil subyek survai

anak sekolah dasar sebanyak 7 s.d 10 responden. Secara praktis

Page 34: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

12

dapat dikatakan bahwa jumlah sampel sebanyak 30 x 7 s.d 10

responden, (30 klaster / sekolah. 7 s.d 10 orang tiap klaster/ sekolah)

sudah mencukupi untuk estimasi proporsi kejadian berkisar 15%-

85%, sehingga total sampel yang terkumpul adalah 30 x 7 s.d 10 =

210 s.d 300. Alasan kami mengambil sampel tersebut sudah

diperhitungkan dengan sampel minimum sebanyak 210 dan

maksimal 300 responden, jadi kami menambahkannya lagi 10 %

sehingga total sampel menjadi 330 responden.

Populasi adalah semua murid Sekolah Dasar (SD) di yaitu

Kabupaten Tanah Laut, Kota Banjarbaru, Kabupaten Banjar,

Kabupaten Balangan dan Kabupaten Tapin yaitu anak SD/MI kelas

1-5 di kabupaten lokasi penelitian.

Sampel adalah murid SD yang terpilih secara acak/random.

Hasil perhitungan mendapatkan jumlah sampel minimal adalah 210-

330 responden per kabupaten. Pemeriksaan tinja pada anak-anak

SD/MI. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah ada kejadian

infeksi kecacingan perut. Pemeriksaan tinja dilakukan dengan

metode langsung. Subyek yang diambil faeces/tinja adalah anak

SD/MI kelas 1-5 di kabupaten lokasi penelitian. Kriteria Sampel:

Inklusi: anak SD/MI kelas 1-5 terpilih sebagai sampel penelitin,

Eksklusi: anak SD/MI kelas 1-5 yang sakit (diare).

Untuk menggali Pengetahuan Sikap dan Perilaku tentang

kecacingan, PHBS dan higienis perorangan pada anak sekolah atau

wali murid yang termasuk dalam sampel penelitian dengan

menggunakan kuesioner. Kuesioner tentang pengetahuan, sikap dan

perilaku anak sekolah terkait kecacingan. Populasi dalam penelitian

ini adalah semua murid Sekolah Dasar (SD) atau orang tua/wali

murid Sekolah Dasar (SD) di yaitu Kabupaten Tanah Laut, Kota

Banjarbaru, Kabupaten Banjar, Kabupaten Balangan dan Kabupaten

Tapin yang menjadi responden pemeriksaan tinja.

Page 35: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

13

Sampel adalah murid Sekolah Dasar (SD) atau orang tua/wali

murid Sekolah Dasar (SD) yang secara acak/random terpilih menjadi

responden pemeriksaan tinja. Kriteria sampel inklusi yaitu murid atau

orang tua/wali murid sekolah dasar kelas 1-5 bersedia berpartisipasi

dalam survei PSP. Kriteria sampel eksklusi adalah sampel terpilih

yang tidak bersedia mengisi instrumen PSP.

2.4.2 Wawancara mendalam terhadap informan tentang implementasi PMK No 15 Tahun 2017

Wawancara mendalam ditujukan kepada key informan (stake

holder) yang mengetahui permasalahan terkait dengan program

eliminasi kecacingan di desa/kelurahan, kecamatan dan kabupaten

lokasi penelitian. Key informan yang diwawancarai yaitu Kepala

Dinas Kesehatan, Pengelola Program kecacingan di Dinas

Kesehatan, Kepala Puskesmas dan Pengelola Program kecacingan

di Puskesmas, Kepala Sekolah dan Guru Kelas/Guru UKS.

2.5 Instrumen dan pengumpulan data

2.5.1 Pemeriksaan tinja dengan metode Kato Katz

Pemeriksaan tinja dilakukan dengan metode pemeriksaan

kato katz.1 Prosedur pengumpulan data yaitu:

a. Cara pengumpulan spesimen tinja

- Ketua tim memberikan penjelasan singkat kepada kepala

sekolah dan guru-guru tentang maksud dan tujuan survei

- Petugas pendaftar melakukan pendaftaran dan pencatatan

nama murid SD/MI yang terpilih sebagai sampel yang akan

menyerahkan spesimen tinja

- Sebelum pot tinja dibagi kepada responden perlu mendapatkan

persetujuan dari orang tua responden. Jika responden terpilih

maka dilakukan wawancara tentang pengetahuan kecacingan,

kebiasaan hidup sehat dengan menggunakan kuesioner

Page 36: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

14

- Membagikan pot tempat spesimen tinja disertai keterangan

cara pengambilan, pengemasan, dan waktu penyerahan

- Jumlah tinja yang dimasukkan ke dalam pot / kantong plastik

sekitar 100 mg (sebesar kelereng atau ibu jari tangan).

- Spesimen harus segera diperiksa pada hari yang sama, sebab

jika tidak telur cacing tambang akan rusak atau menetas

menjadi larva. Jika tidak memungkinkan tinja harus diberi

formalin 5-10% sampai terendam.

b. Cara pemeriksaan tinja dengan metoda kato katz

Pemeriksaan tinja bertujuan untuk menegakkan diagnosis

pasti, ada dan tidaknya infeksi cacing, berat ringannya infeksi

serta jenis telur cacing yang ada. Bahan untuk pemeriksaan

fese/tinja sebagai berikut: Aquadest, Glycerin, Malachite green

(hijau malasit), Gelas obyek, Cellophane tape (selofan), ukuran

lebar 2,5 cm, Karton ukuran tebal 2 mm dan dilubangi dengan

perforator, Kawat saring atau kawat kasa (wire screen), Pot

plastik ukuran 10 – 15 cc atau kantong plastik obat, Lidi atau

tusuk gigi, Kertas minyak, Kertas saring atau tissue , Spidol

tahan air, Tutup botol dari karet, Gunting logam, Waskom plastik

kecil, Sabun dan deterjen, Handuk kecil, Sarung tangan karet,

Formalin 5 – 10 %, Mikroskop, Formulir, Ember, Counter (alat

penghitung).1

a) Cara Membuat Larutan Kato

Larutan Kato adalah cairan yang dipakai untuk

merendam/memulas selofan (cellophane tape) dalam

pemeriksaan tinja terhadap telur cacing menurut modifikasi

teknik Kato dan Kato-Katz.

1) Untuk membuat Larutan Kato diperlukan campuran

dengan perbandingan: Aquadest 100 bagian, Glycerin

100 bagian dan Larutan malachite green 3% sebanyak

1 bagian.

Page 37: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

15

2) Timbang malachite green sebanyak 3 gram, masukkan

ke dalam botol/beker glass dan tambahkan aquadest

100 cc sedikit demi sedikit lalu aduk/kocok sehingga

homogen, maka akan diperoleh larutan malchite green

3%.

3) Masukkan 100 cc aquadest ke dalam Waskom plastik

kecil, lalu tambahkan 100 cc glycerin sedikit demi

sedikit dan tambahkan 1 cc larutan malachite green

3%, aduk sampai homogen. Maka akan didapatkan

Larutan Kato 201 cc.

b) Cara merendam / memulas selofan (cellophane tape)

1) Buatlah bingkai kayu segi empat sesuai dengan ukuran

Waskom plastik kecil. Contoh: Misal bingkai untuk foto.

2) Libatkan / lilitkan selofan pada bingkai tersebut.

3) Rendamlah selama l.k 18 jam dalam Larutan Kato.

4) Pada waktu akan dipakai, guntinglah selofan yang

sudah direndam sepanjang 3 cm.1

c) Cara Pemeriksaan Kualitatif (modifikasi teknik Kato)

Hasil pemeriksaan tinja kualitatif berupa positif atau

negatif cacingan. Prevalensi cacingan dapat berupa

prevalensi seluruh jenis cacing atau per jenis cacing.1

Tahapan pemeriksaan:

1) Pakailah sarung tangan untuk mengurangi

kemungkinan infeksi berbagai penyakit.

2) Tulislah Nomor Kode pada gelas objek dengan spidol

sesuai dengan yang tertulis di pot tinja.

3) Ambilah tinja dengan lidi sebesar kacang hijau, dan

letakkan di atas gelas obyek.

4) Saringlah tinja menggunakan kawat saring.

Page 38: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

16

5) Letakkan karton yang berlubang di atas slide kemudian

masukkan tinja yang sudah di saring pada lubang

tersebut.

6) Ambilah karton berlubang tersebut dan tutuplah tinja

dengan selofan yang sudah direndam dalam larutan

Kato.

7) Tutup dengan selofan yang sudah direndam dalam

larutan Kato, dan ratakan tinja di bawah selofan dengan

tutup botol karet atau gelas obyek.

8) Biarkan sediaan selama 20-30 menit.

9) Periksa dengan pembesaran lemah 100 x (obyektif 10 x

dan okuler 10x), bila diperlukan dapat dibesarkan 400 x

(obyektif 40 x dan okuler 10 x).

10) Hasil pemeriksaan tinja berupa positif atau negatif tiap

jenis telur cacing.

c. Cara menghitung telur

Hasil pemeriksaan tinja secara kuantitatif merupakan

intensitas infeksi, yaitu jumlah telur per gram tinja (Egg Per

Gram/EPG) tiap jenis cacing.1

a) Intensitas Cacing Gelang Jumlah telur cacing gelang ----------------------------------- x 1000/R Jumlah specimen positif telur Cacing Gelang

b) Intensitas Cacing Cambuk

Jumlah telur cacing cambuk --------------------------------------x 1000/R Jumlah specimen positif telur Cacing Cambuk

c) Intensitas Cacing Tambang

Jumlah telur cacing tambang -------------------------------------x 1000/R Jumlah specimen positif telur Cacing Tambang

Page 39: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

17

Ket : R = berat tinja sesuai ukuran lubang karton (mg). Untuk program cacingan adalah 40 mg.

d. Cara perhitungan prevalensi angka kecacingan

1. Prevalensi Seluruh Cacing Jumlah specimen positif telur minimal 1 jenis cacing --------------------------------------------------------------x 100% Jumlah specimen yang diperiksa

2. Prevalensi Cacing Gelang Jumlah specimen positif telur cacing gelang -------------------------------------------------------x 100% Jumlah specimen yang diperiksa

3. Prevalensi Cacing Cambuk

Jumlah specimen positif telur cacing cambuk ------------------------------------------------------------x 100% Jumlah specimen yang diperiksa

4. Prevalensi Cacing Tambang

Jumlah specimen positif telur cacing tambang -------------------------------------------------------------x 100% Jumlah specimen yang diperiksa

e. Survei Pengetahuan Sikap dan Perilaku tentang Cacingan, PHBS

dan personal higenis

Alat dan bahan yang diperlukan yaitu kuesioner tentang

kecacingan, form pengamatan, dan kamera digital.

Prosedur pengumpulan data yaitu:

- Ketua tim memberikan penjelasan singkat kepada kepala

sekolah dan guru-guru tentang maksud dan tujuan survei.

- Petugas pendaftar melakukan pendaftaran dan pencatatan

nama murid SD/MI yang terpilih sebagai sampel yang akan

menyerahkan spesimen tinja.

- Sebelum pot tinja dibagi kepada responden perlu

mendapatkan persetujuan dari orang tua responden. Jika

responden terpilih maka dilakukan wawancara tentang

Page 40: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

18

pengetahuan kecacingan, kebiasaan hidup sehat dengan

menggunakan kuesioner.

2.5.2 Instrumen dan pengumpulan data kualitatif

Instrumen yang diperlukan yaitu form pengumpulan data

kualitatif, alat perekam, pedoman wawancara terstruktur, form

persetujuan setelah penjelasan dan form informed consent.

Data penelitian dikumpulkan dengan melakukan wawancara

mendalam tentang implementasi PMK No 15 Tahun 2017 terhadap

stake holder. Alat dan bahan yang diperlukan yaitu pedoman

wawancara mendalam, form catatan hasil wawancara mendalam,

matriks tematik wawancara mendalam, recorder dan kamera digital.

Prosedur pengumpulan data meliputi:

a. Tim Pengumpul data akan mendatangi informan yang

memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

b. Sebelum pelaksanaan wawancara, tim memberikan penjelasan

tentang maksud dan tujuan wawancara mendalam.

c. Informan diminta untuk membaca dan menandatangani PSP.

d. Tim pengumpul data menanyakan sesuai dengan pedoman

wawancara terstruktur kepada informan berdiskusi tentang

cacingan terkait implementasi PMK No 15 Tahun 2017.

e. Pengumpulan data sekunder tentang program cacingan.

2.6 Pengolahan dan analisis data

2.6.1 Analisis data kuantitatif

Data dan informasi yang diperoleh diedit, coding dan dientri

langsung di lapangan dengan program yang telah disiapkan. Entri

data dilakukan oleh tim pengumpul data. Data kuantitatif dilakukan

analisis secara deskriptif/univariat dengan menghitung prevalensi

angka kecacingan, dilanjutkan uji bivariat untuk mengetahui

hubungan antara variabel pengetahuan, sikap dan perilaku anak

sekolah terhadap kejadian kecacingan.

Page 41: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

19

2.6.2 Analisis data kualitatif

Data kualitatif dari hasil wawancara mendalam akan

dilakukan pengkajian untuk diperoleh kesimpulan di setiap variabel

yang di mana hasil wawancara dalam rekaman (tape recorder)

kemudian ditransfer dalam bentuk tulisan atau dibuat tabel matriks

dan dianalisis secara tematik. Sewaktu di lapangan, dilakukan

triangulasi untuk mengetahui dan mencocokkan informasi yang

berasal dari berbagai instrumen dan sumber, karena instrument

dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Teknik triangulasi

dilakukan dengan jalan memanfaatkan peneliti atau pengamat

lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan

data. Pemanfatan pengamat lainnya bertujuan untuk mengurangi

penyimpangan dalam pengumpulan data. Triangulasi dengan

sumber yaitu membandingkan mencocokan dan memeriksa kembali

derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh diantaranya

dengan jalan membandingkan data hasil pengamatan dengan data

hasil wawancara. Selanjutnya data tersebut disusun dan dibuatkan

matrik, dilakukan analisis domain salah satu teknik analisis dalam

pendekatan kualitatif.

Domain :

- Kebijakan;

- Program;

- SDM (pelaksana);

- Sarana prasarana;

- Pembiayaan (anggaran);

- Koordinasi lintas sektor;

- Hambatan pelaksanaan.

Page 42: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

20

III. HASIL

3.1 Deskripsi Wilayah Penelitian

Penelitian ini dilakukan di 4 kabupaten dan 1 kota. Empat

kabupaten tersebut adalah Banjar, Balangan, Tapin, Tanah Laut, dan

Kota Banjarbaru. Berdasarkan letak geografisnya kelima wilayah

tersebut berdekatan dan berada di jalur tengah, kecuali Kabupaten

Tanah Laut. Berdasarkan jarak dengan ibu kota provinsi, paling dekat

adalah Kota Banjarbaru (35 km), Kabupaten Banjar (40 Km),

Kabupaten Tanah Laut (65 Km), Kabupaten Tapin (113 Km), dan

Kabupaten Balangan (202 Km). 20

Dilihat dari topografi wilayahnya, sebagian besar terletak pada

daerah dataran dengan kemiringan lereng kurang dari 2%, kecuali

Kabupaten Balangan. Kabupaten ini, sebagian besar wilayahnya

memiliki kelerengan 2-8%. Rona wilayahnya bergelombang.

Tabel 3.1. Luas Wilayah, jumlah kecamatan, dan kepadatan penduduk tiap kabupaten/ kota

Kabupaten/

Kota

Luas

Wilayah

(Km2)

Jumlah

Kecamatan

Jumlah

Desa/

Kelurahan

Kepadatan

Penduduk/

Km2

Banjarbaru 371,00 5 20 688,94

Banjar 4.668,00 17 288 124,26

Balangan 1.878,30 8 159 68,95

Tapin 2.700,82 12 131 70,01

Tanah Laut 3.631,35 9 133 93,41

Sumber: BPS, 2019

Berdasarkan luas wilayah dalam provinsi, Kabupaten Banjar

memiliki luas sebesar 12,0%. Kabupaten Tanah Laut sebesar 9,3%.

Tapin sebesar 6,9%. Balangan adalah 4,8%. Banjarbaru menempati

0,9% dari total luas wilayah Kalimantan Selatan.

Jumlah kecamatan terbanyak ada di Kabupaten Banjar dengan

jumlah 17 kecamatan dan 288 desa. Jika dirata-rata luas wilayah per

Page 43: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

21

desanya yang paling luas adalah wilayah desa yang ada di Kabupaten

Tanah Laut dengan rerata 27,3 km2, Tapin 20,6 Km2, Banjar 16,2 Km2,

Balangan 11,8 Km2 dan Kota Banjarbaru 18,5 Km2.

Gambar 3.1 Peta Administrasi Provinsi Kalimantan Selatan (Sumber: bpkp.go.id)

Kepadatan penduduk paling tinggi ada di Kota Banjarbaru.

Wilayah kota dengan akses yang mudah ke bandara, kantor provinsi,

dan beberapa universitas berada di wilayah ini. Dibandingkan daerah

Page 44: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

22

yang lainnya kepadatan penduduk di Kota Banjarbaru mencapai

hampir 10 kali lipat.

Sungai merupakan indikator keberadaan air. Keberadaan

sungai pada suatu wilayah dapat mempengaruhi kebiasaan dan

kebudayaan masyarakat disekitarnya. Provinsi Kalimantan Selatan

dilewati oleh beberapa sungai besar. Kabupaten Tanah Laut dilewati

oleh 8 sungai. Kabupaten Banjar ada 7 sungai. Tapin memiliki 8

sungai.

Berdasarkan data curah hujan tahun 2018 dapat dilihat bahwa

daerah penelitian memiliki curah hujan yang cukup, dengan total

pertahun lebih dari 2000 mm/tahun. Kabupaten Tanah Laut sebesar

2.505 mm/tahun dengan jumlah hari hujan sebanyak 145 hari.

Kabupaten Banjar sebesar 2.364 mm/tahun (160 hari). Tapin 2.599

(173 hari). Balangan 1.662 (185 hari), Kota Banjarbaru 2.515 (210).

Jika di rata-rata, maka daerah dengan intensitas hujan paling kecil

adalah Kabupaten Balangan dengan 8 mm/hari hujan.

3.2 Pelaksanaan Survei Parasitologi di 5 Kabupaten/Kota di Provinsi

Kalimantan Selatan

Hasil pembagian sampel spesimen tinja pada anak sekolah

dasar di 150 SD berjumlah 3208 pot tinja yang dikumpulkan pada

bulan Februari s/d Oktober 2019 dari 5 kabupaten. Berhasil

mengembalikan sampel spesimen tinja berjumlah 2005 pot tinja, dan

tidak mengembalikan atau mengembalikan tetapi pot kosong

berjumlah 1203 pot. Hasil pemeriksaan spesimen tinja yang dilakukan

terhadap 2005 pot tinja diperiksa dengan metode kato kaz, dari hasil

pemeriksaan didapatkan 21 anak (1,05%) positif menderita

kecacingan. Berikut dalam tabel 3.2 data tentang persentase

kecacingan per kabupaten/kota.

Page 45: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

23

Tabel 3.2 Persentase kecacingan pada anak sekolah di 5 Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Selatan

Hasil Pemeriksaan

Banjarbaru Banjar Tapin Tanah Laut Balangan Total

Orang % Orang % Orang % Orang % Orang %

Negatif 247 98.41 370 98.93 434 99.31 439 99.55 494 98.41 1984

Positif 4 1.59 4 1.07 3 0.69 2 0.45 8 1.59 21

Jumlah 251 100 374 100 437 100 441 100 502 100 2005

Sumber: Hasil analisis data primer, 2019

Infeksi cacing terbanyak yaitu cacing kremi (E.vermicularis)

sebanyak 8 anak (38,1%), cacing cambuk (T.trichiura) sebanyak 5

anak (23,81%), cacing gelang (A.lumbricoides) sebanyak 3 anak

(14,29%), cacing kait/hookworm (N.americanus atau A.duodenale)

sebanyak 2 orang (9,52%), hymenolepis nana sebanyak 2 orang

(9,52%).

3; 14%

8; 38%

2; 9%

2; 10%

1; 5%

5; 24%

SEBARAN JENIS CACING

Ascaris lumbricoides

Enterobius vermicularis

H.Nana

Hookworm

Mix (Enterobius vermicularisdan Trichuris Trichiura)

Trichuris trichiura

Gambar 3.2 Sebaran jenis cacing berdasarkan spesies pada anak sekolah di 5 kabupaten/kota Provinsi Kalimantan Selatan

(Sumber: Hasil analisis data primer, 2019)

Untuk mendapatkan data kualitatif dari evaluasi program

penanggulangan kecacingan di Provinsi Kalimantan Selatan tahun

2019 telah dilakukan wawancara mendalam terhadap informan kunci

Page 46: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

24

untuk mendukung data kuantitatif, sehingga dapat diketahui

bagaimana pelaksanaan program penanggulangan kecacingan

berdasarkan PMK No. 15 tahun 2017 pada tingkat Dinas Kesehatan

Provinsi dan kabupaten, puskesmas dan pemangku kepentingan di 5

Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Selatan.

Informan yang terpilih adalah Kepala Seksi P2P dan Pengelola

program kecacingan di Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan,

Kepala Bidang, Kepala Seksi P2P, Pengelola program kecacingan di

Dinas Kesehatan di 5 Kabupaten/Kota, Kepala puskesmas dan

Pengelola Program Kecacingan di 5 Kabupaten/Kota, dan beberapa

sekolah dasar terpilih diantaranya kepala sekolah, wali kelas dan guru

UKS.

3.3 Kabupaten Tanah Laut

3.3.1 Deskripsi Karakteristik Responden

Karakteristik anak sekolah pada penelitian ini dapat

dideskripsikan sebagaimana dalam Tabel 3.3A. Data dalam tabel

tersebut menunjukkan bahwa dari 441 orang responden yang diteliti,

mayoritas berumur 7 tahun (24,26 %), berjenis kelamin laki-laki

(52,83%) dan kelompok terbanyak berasal dari murid kelas dua

(24,94%).

Tabel 3.3A Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, umur,

dan kelas di Kabupaten Tanah Laut

No Keterangan

Orang Persentase

1. Jenis Kelamin Laki-laki 233 52,83

Perempuan

208

4,17

2. Umur (tahun) 5 1 0,23

6 71 16,10

7 107 24,26

8 86 19,50

9 83 18,82

10 85 19,27

Page 47: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

25

11 7 1,59

12

1

0,23

3. Kelas 1 86 19,50

2 110 24,94

3 81 18,37

4 82 18,59

5

82

18,59

Jumlah 441 100

(Sumber: Hasil analisis data primer, 2019)

3.3.2 Gambaran kasus kecacingan dan angka prevalensi kecacingan di

Kabupaten Tanah Laut

Hasil pengambilan sampel spesimen tinja pada anak sekolah

dasar berjumlah 441 responden yang dikumpulkan pada bulan

Oktober 2019. Spesimen tinja diperiksa dengan menggunakan

metode kato katz. Hasil pemeriksaan spesimen tinja, didapatkan 2

anak (0,45%) positif menderita kecacingan. Infeksi cacing yang

ditemukan adalah cacing cambuk (T.trichiura) sebanyak 1 anak dan

1 anak menderita infeksi mix, yakni cacing kremi (E. vermicularis)

dan cacing cambuk (T.trichiura).

Dari hasil survei tinja tersebut menunjukkan bahwa infeksi

kecacingan yang terjadi pada anak sekolah di Kabupaten Tanah Laut

cukup rendah. Dari spesies yang ditemukan yaitu telur cacing

nematoda usus antara lain cacing cambuk (T.trichiura) yang

disebabkan karena kontak dengan tanah (soil-transmitted

helminthes), sedangkan Enterobius vermicularis merupakan infeksi

umum yang memang banyak menyerang dikalangan anak karena

cara penularannya yang sangat cepat dan mudah (bisa melalui

pakaian, sprei, oral, dll).

Page 48: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

26

Gambar 3.3. Grafik hasil pemeriksaan cacingan pada anak sekolah di Kabupaten Tanah Laut

(Sumber: Hasil analisis data primer, 2019)

3.3.3 Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Responden terhadap Kecacingan

di Kabupaten Tanah Laut

A. Analisis univariat

Berdasarkan hasil wawancara terhadap 441 responden (N),

didapatkan hasil bahwa hampir sebagian besar (64,9) tahu tentang

cara penularan cacingan, sikap responden sebagian besar tahu

tentang cara agar tidak cacingan yaitu minum obat cacing (80,3%),

dan hampir seluruhnya (98,6%) mengatakan perilaku responden

untuk buang air besar di jamban/wc.

Tabel 3.3B. Karakteristik responden berdasarkan pengetahuan,

sikap, dan perilaku di Kabupaten Tanah Laut

Pengetahuan

1

Apakah adik tahu tentang sakit kecacingan?

(n) 178

(%) 40.4

2 Apakah berikut tanda-tanda kecacingan? Sakit perut/mencret

273 61.9

3 Apakah berikut tanda-tanda kecacingan? Tidak nafsu makan

188 42.6

4 Apakah berikut tanda-tanda kecacingan? Pucat/lemas

174 39.5

Page 49: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

27

5 Apakah berikut tanda-tanda kecacingan? Perut buncit

165 37.4

6 Apakah berikut tanda-tanda kecacingan? Tidak menjawab/tidak tahu

74 16.8

7 Apakah berikut ini merupakan cara penularan kecacingan? Bermain tanah

286 64.9

8 Apakah berikut ini merupakan cara penularan kecacingan? Tidak mencuci tangan

256 58.0

9 Apakah berikut ini merupakan cara penularan kecacingan? Makan dan minum sembarangan

67 15.2

10 Apakah berikut ini merupakan cara penularan kecacingan? Tidak tahu/tidak menjawab

67 15.2

Sikap

(n) (%) 1 Cara agar tidak sakit cacingan: Tidak bermain tanah 257 58.3 2 Cara agar tidak sakit cacingan: Mencuci tangan 296 67.1 3 Cara agar tidak sakit cacingan: Memotong dan

membersihkan kuku 266 60.3

4 Cara agar tidak sakit cacingan: Memakai alas kaki 248 56.2 5 Cara agar tidak sakit cacingan: Meminum obat

cacing 354 80.3

6 Cara agar tidak sakit cacingan: Tidak tahu/tidak menjawab

34 7.7

Perilaku

(n) (%) 1 Sebelum makan dan setelah buang air besar

mencuci tangan 433 98.2

2 Mencuci tangan dengan sabun 404 91.6 3 Setelah bermain di tanah adik mencuci tangan 414 93.9 4 Setelah bermain di tanah mencuci tangan dengan

sabun 371 84.1

5 Menggunakan alas kaki (sepatu/sandal) setiap keluar rumah

427 96.8

6 Pada waktu bermain di sekolah adik menggunakan sepatu

405 91.8

7 Buang air besar di WC/jamban 435 98.6 8 Kuku anak tidak panjang 178 40.4 9 Kuku anak bersih 254 57.6

Sumber: Hasil analisis data primer, 2019

Berdasarkan Tabel 3.3C dapat dilihat bahwa mayoritas

responden memiliki pengetahuan tentang kecacingan dalam

kategori pengetahuan sedang (56,7%), sikap responden berada

pada kategori bersikap positif (74,37%), dan mayoritas berperilaku

baik (99,78%).

Page 50: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

28

Tabel 3.3C. Karakteristik responden berdasarkan kategori pengetahuan, skap, dan perilaku di Kabupaten Tanah Laut

No. Variabel Jumlah Persentase (%)

1. Pengetahuan Rendah 115 26,07

Sedang 249 56,46 Tinggi 77 17,47 Jumlah 441 100

2. Sikap Kurang baik 113 25,63

Baik 328 74,37

Jumlah 441 100

3 Perilaku Kurang baik 1 0,22

Baik 440 99,78

Jumlah 441 100

Sumber: Hasil analisis data primer, 2019

B. Analisis Bivariat

Analisis bivariat pada penelitian ini menggunakan tabel 2x2

dan 3X2 untuk mengetahui Nilai Sig dari Pearson Chi-Square,

Signifikansi (p Value) dengan α=5%.

Tabel 3.3D. Hubungan antara tingkat pengetahuan dengan

kecacingan di Kabupaten Tanah Laut

Pengetahuan Responden

Hasil Pemeriksaan P-value

Negatif Positif

Rendah 114 1

Sedang 248 1 0.668

Berat 77 0

Jumlah 439 2

Sumber: Hasil analisis data primer, 2019

Berdasarkan hasil analisis uji Chi Square seperti terlihat

pada tabel 3.3D, didapatkan nilai p value adalah 0,668 yang berarti

lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima berarti bahwa tidak ada

hubungan antara pengetahuan dengan kejadian kecacingan pada

Page 51: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

29

anak sekolah. Berdasarkan uji analisis diatas didapat bahwa tidak

ada hubungan antara pengetahuan responden dengan kejadian

kecacingan.

Tabel 3.3E. Hubungan antara kecacingan dengan sikap responden di Kab. Tanah Laut

Sikap Responden Hasil Pemeriksaan

P-value Negatif Positif

Negatif 113 0

Positif 326 2 0.405

Jumlah 439 2

Sumber: Hasil analisis data primer, 2019

Berdasarkan hasil analisis uji Chi Square seperti terlihat

pada Tabel 3.3E, didapatkan nilai p value adalah 0,405 yang berarti

lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima berarti bahwa tidak ada

hubungan antara sikap dengan kejadian kecacingan pada anak

sekolah. Berdasarkan uji analisis diatas didapat bahwa tidak ada

hubungan antara sikap responden dengan kejadian kecacingan.

Tabel 3.3F. Hubungan antara Perilaku dan Kejadian Kecacingan di Kabupaten Tanah Laut

Perilaku Responden Hasil Pemeriksaan

P-value Negatif Positif

Kurang 1 0

Baik 438 2 0.946

Jumlah 439 2

Sumber: Hasil analisis data primer, 2019

Berdasarkan hasil analisis uji Chi Square seperti terlihat

pada Tabel 3.3F, didapatkan nilai p value adalah 0,946 yang berarti

lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima berarti bahwa tidak ada

hubungan antara perilaku dengan kejadian kecacingan pada anak

sekolah. Berdasarkan uji analisis diatas didapat bahwa tidak ada

hubungan antara perilaku responden dengan kejadian kecacingan.

Page 52: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

30

3.3.4 Hasil Wawancara Mendalam Stakeholder tentang kebijakan

kecacingan dan pelaksanaannya di Kabupaten Tanah Laut

Wawancara mendalam dilakukan kepada stakeholder yang

mengerti tentang program kecacingan dan pelaksanaannya.

Informan terpilih adalah orang yang terlibat langsung dengan topik

penelitian dan diharapkan bersedia memberikan informasi untuk

berpartisipasi dalam penelitian ini.

A. Kebijakan

Pelaksanaan program penanggulangan kecacingan

berdasarkan PMK No. 15 tahun 2017 pada tingkat Dinas

Kesehatan Provinsi dan kabupaten, puskesmas dan pemangku

kepentingan di Kabupaten Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan

dari aspek kebijakan pusat terkait eliminasi kecacingan semua

informan mengatakan sudah di laksanakan sesuai kebijakan dari

pusat, walaupun untuk SK bupati atau gubernur tidak ada.

Pelaksanaan eliminasi kecacingan di semua puskesmas

sudah melaksanakan pada bulan Februari dan Agustus bersamaan

dengan pemberian vitamin A. Walaupun kebijakan dalam

melaksanakan Permenkes no. 15/2017 berupa surat keputusan

maupun edaran dari bupati tidak ada.

Hal ini di dukung oleh pernyataan dari kepala bidang dan

kepala seksi yang membidangi Kecacingan. Berikut pernyataan

tersebut:

“Surat edaran dari bupati belum ada” (i1, Ta). “Surat keputusan atau peraturan dari bupati belum ada” (i1,Ta). “Kegiatan kecacingan itu sendiri pemberian obat cacing diberikan setahun 2x” (i2,Ta).

Semua informan mengatakan tidak ada hambatan dalam

melaksanakan kebijakan pengobatan kecacingan. Hal ini di dukung

Page 53: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

31

oleh pernyataan dari kepala bidang dan kepala seksi yang

membidangi kecacingan. Berikut pernyataan tersebut:

“Untuk hambatan untuk pengobatan tidak ada” (i1, Ta). “Sampai sekarang sudah ada 3 tahunan, mulai 2016 an 2017 itu aman. Kadada kendala, karena obat cacingnya manis aja jadi rasa kadada pengaruhnya aman aja” (i2,Ta). “Kalau kendalanya Alhamdulillah kadada” (i5,Ta).

B. Program

Program kecacingan berupa pemberian obat cacing pada

anak dan balita. Program ini dikenal dengan POMP. Sasarannya

adalah anak sekolah dasar dan balita. Kegiatan ini biasanya

dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan lainnya. Hal ini

dikuatkan oleh pernyataan beberapa informan, sebagai berikut:

“Pelaksanaan eliminasi kecacingan semua di puskesmas harus sudah melaksanakan setiap bulan Agustus bersamaan dengan pemberian vitamin A” (i1, Ta). “Kebijakan yang pertama adalah kegiatan pemberian obat cacing setahun 2 kali” (i2, Ta). “Obat cacing itu diberikan setahun 2x” (i2, Ta). “Bulan Agustus adalah bulan untuk pembagian obat kecacingan bebarengan dengan pemberian vitamin A” (i4,Ta).

C. SDM (pelaksana)

Bagaimana kecukupan SDM, dan pemberdayaan

masyarakat, jumlah, kompetensi, komitmen yang berhubungan

dengan kegiatan eliminasi kecacingan? Jika tidak cukup,

bagaimana mengatasinya?

Semua informan mengatakan dari segi ketersediaan tenaga

di puskesmas sudah cukup, tidak ada masalah untuk tenaga, yang

melaksanakan adalah pengelola program kecacingan dibantu

tenaga dari gizi karena terintegrasi dengan pemberian vitamin A.

Sedangkan untuk pemberdayaan masyarakat yang terlibat,

sebagian besar baru kader posyandu, kader dari masyarakat, guru

kelas dan guru UKS untuk pemberian obat cacing. Hal ini di dukung

Page 54: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

32

oleh pernyataan dari kepala bidang dan kepala seksi yang

membidangi kecacingan. Berikut pernyataan tersebut:

“Untuk pelibatan baru kader posyandu, kader dari masyarakat untuk pemberian obat cacing” (i1, Ta). “Kalau masyarakat ngga ada, cuman guru biasanya guru UKS yang kita libatkan” (i2,Ta). “Mungkin dari PKK, kan biasanya tiap kali pembegian itu kan sekalian vitamin A.” (i3, Ta). “Biasanya tiap kali pembegian itu kan sekalian vitamin A” (i1,Ta).

D. Sarana prasarana

Bagaimana sarana dan prasarana dalam menunjang

pelaksanaan eliminasi kecacingan (kondisi dan kecukupan)? Apa

kendala yang dihadapi? Apa Solusi yang sudah dilakukan?

Semua informan mengatakan untuk sarana prasarana dalam

menunjang pemeriksaan dan sebagainya cukup, cuma untuk

petugas laboratorium, belum semua pkm ada analis kesehatannya.

Menurut hasil wawancara sarana dan prasarana yang

dipergunakan biasanya bersama-sama dengan program yang lain,

didukung oleh pernyataan beberapa informan, antara lain:

“Sarana prasaran untuk penunjang, untuk pemeriksaan dan sebagainya cukup, cuma untuk petugas laboratoriumnya belum semua puskesmas ada analis kesehatan” (i1, Ta). “Cukup aja kita, karena aa yang ke lapangan itu kan pengelola juga, jadi kita hanya sekedar bimbingan teknisnya aja, sehingga di apa puskesmas itu sudah ada sarananya”(i2, Ta). “Menunjang aja, sebab kan nyaman aja kalau di desa, nyaman aja bu ai. Apalagi buhan pengelola progamnya aktif banar, nyaman orangnya, jadi keluan kadada, segala cukup.” (i4, Ta).

E. Pembiayaan (anggaran)

Semua informan mengatakan untuk anggaran cukup,

sumber dananya ada dari pusat dan APBD. Hal ini di dukung oleh

pernyataan dari kepala bidang dan kepala seksi yang membidangi

kecacingan. Berikut pernyataan tersebut:

Page 55: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

33

“Untuk anggaran cukup sumber dananya ada dari pusat dari DAK, kemudian dari APBD 2 juga ada” (i1, Ta). “Sudah ada dari pusat dari provinsi, sudah ada juga dari APBD daerah” (i2, Ta). “Alhamdulillah cukup” (i3, Ta). “Cukup menganggarkan dari dana DAK, dana BOK” (i4, Ta). “Untuk di tahun 2018 untuk anggaran dari puskesmas itu tidak ada mengadakan untuk pembagian kemarin ada dari dinas provinsi. Dari dinas kabupaten itu sekitar 800 ribuan untuk pembagian.” (i5, Ta).

Anggaran atau biaya menjadi hal yang sangat penting dalam

mendukung keberhasilan suatu program. Program kecacingan tidak

mendapatkan pendanaan khusus karena cacingan adalah salah

satu penyakit yang terabaikan, sehingga tidak ada program dan

anggaran yang direncanakan. Dalam pelaksanaannya program ini

menempel pada program yang lain dan pembiayaan sebagian

besar berasal dari pemerintah pusat.

F. Koordinasi lintas sektor

Koordinasi lintas sektor merupakan salah satu kegiatan yang

harus dilaksanakan dalam melaksanakan program cacingan. Hasil

koordinasi lintas sektor cukup baik, namun belum optimal perannya.

Hal ini dikuatkan oleh pernyataan beberapa informan, sebagai

berikut:

“Kalo dengan dinas pendidikan kita sudah berjalan cukup bagus dengan kementerian agama yang membawahi tsanawiyah ibtidaiyah kita juga cukup bagus untuk koordinasinya, cuman untuk lintas sektor yang lain untuk berperannya ini yang masih kurang dalam untuk mengembanagkan eliminasi kecacingan ini” (i1, Ta). “Koordinasi lintas sektor dengan non kesehatan untuk eliminasi kecacingan ini belum ada” (i1, Ta). “Kader- kader di posyandu, PKK, kader kan non kesehatan, kan orang kampung, minta sama orang yang besedia” (i3, Ta). “Kami sudah melaksanakan musyawarah desa” (i4, Ta).

Page 56: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

34

G. Hambatan pelaksanaan.

Dalam melaksanakan program cacingan ini ternyata tidak

ada kendala yang besar, semuanya berjalan baik. Hal ini dikuatkan

oleh pernyataan beberapa informan, sebagai berikut:

“Sampai sekarang selama sudah ada 3 tahunan, mulai 2016an 2017 itu aman. Kadada kendala, karena obat cacingnya manis aja jadi rasa kadada pengaruhnya aman aja” (i2, Ta). “Alhamdulillah kadada pang kalonya dari laporan disana aman-aman aja, pokonya sudah menerima sudah diberikan kadapapa kadada masalah yang keluhan ini itu kadada” (i3, Ta). “Kalau kendalanya Alhamdulillah kadada” (i5, Ta).

3.4 Kabupaten Tapin

3.4.1 Deskripsi Karakteristik Responden

Wawancara dilakukan kepada 437 anak sekolah di 30 SD di

Kabupaten Tapin dilakukannya pengambilan sampel tinja. Data yang

didapatkan meliputi data karakteristik responden, pengetahuan,

sikap, dan perilaku yang mendukung kejadian kecacingan.

Tabel 3.4A. Karakteristik Responden berdasarkan Umur, Jenis

Kelamin dan berdasarkan Kelas di Kab. Tapin

No. Karakteristik Jumlah Persentase (%)

1. Umur (tahun)

5 0 -

6 77 17,62 7 80 18,31

8 81 18,54 9 91 20,82

10 86 19,68 11 20 4,58 12 2 0,46 Jumlah 437 100

2. Jenis Kelamin

Laki-laki 220 50,34

Perempuan 217 49,66 Jumlah 437 100,0

Page 57: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

35

3. Kelas

1 94 21,51

2 91 20,82

3 90 20,59

4 84 19,22

5 78 17,85

Jumlah 437 100 Sumber: Hasil analisis data primer, 2019

Berdasarkan Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 437

orang responden yang diteliti, mayoritas berumur 9 tahun (20,82 %),

berjenis kelamin laki-laki (50,34%), dan berdasarkan kelas

responden terbanyak yang mengembalikan pot tinja adalah murid

kelas satu (21,51%).

3.4.2 Gambaran kasus kecacingan dan angka prevalensi kecacingan di Kabupaten Tapin Provinsi Kalimantan Selatan

Hasil pengambilan sampel spesimen tinja pada anak sekolah

dasar berjumlah 437 responden yang dikumpulkan pada bulan

September 2019. Spesimen tinja diperiksa dengan menggunakan

metode kato katz, dari hasil pemeriksaan spesimen tinja, didapatkan

3 anak (0,69%) positif menderita kecacingan. Infeksi cacing yang

ditemukan adalah Hookworm sebanyak 1 anak dan cacing kremi (E.

vermicularis) sebanyak 2 orang.

Dari hasil survei tinja tersebut menunjukkan bahwa infeksi

kecacingan yang terjadi pada anak sekolah di Kabupaten Tapin

cukup rendah. Dari spesies yang ditemukan yaitu telur cacing

nematoda usus antara lain cacing Hookworm yang disebabkan

karena kontak dengan tanah (soil-transmitted helminthes) sedangkan

Enterobius vermicularis merupakan infeksi umum yang memang

banyak menyerang dikalangan anak karena cara penularannya yang

sangat cepat dan mudah (bisa melalui pakaian, sprei, oral, dll).

Page 58: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

36

Gambar 3.4. Hasil pemeriksaan kecacingan pada anak sekolah

di Kabupaten Tapin (Sumber: Hasil analisis data primer, 2019)

3.4.3 Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Responden terhadap

Kecacingan di Kabupaten Tapin

A. Analisis Univariat

Berdasarkan hasil wawancara terhadap 437 responden (N),

didapatkan hasil bahwa sebagian besar (71,4%) tidak tahu tentang

tanda-tanda cacingan, sikap responden sebagian besar juga tidak

tahu tentang cara agar tidak cacingan (44,9%), akan tetapi perilaku

responden hampir seluruhnya menjawab (98,4%) Sebelum makan

dan setelah buang air besar mencuci tangan.

Tabel 3.4B. Karakteristik responden berdasarkan pengetahuan,

sikap, dan perilaku di Kabupaten Tapin

Pengetahuan

(n) (%)

1 Apakah adik tahu tentang sakit kecacingan? 179 41.0

2 Apakah berikut tanda-tanda kecacingan? Sakit perut/mencret 93 21.3

3 Apakah berikut tanda-tanda kecacingan? Tidak nafsu makan 25 5.7

4 Apakah berikut tanda-tanda kecacingan? Pucat/lemas 22 5.0

5 Apakah berikut tanda-tanda kecacingan? Perut buncit 30 6.9

6 Apakah berikut tanda-tanda kecacingan? Tidak menjawab/tidak tahu 312 71.4

7 Apakah berikut ini merupakan cara penularan kecacingan? Bermain tanah 96 22.0

8 Apakah berikut ini merupakan cara penularan kecacingan? Tidak mencuci tangan

59 13.5

9 Apakah berikut ini merupakan cara penularan kecacingan? Makan dan minum sembarangan

292 66.8

Page 59: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

37

10 Apakah berikut ini merupakan cara penularan kecacingan? Tidak tahu/tidak menjawab

292 66.8

Sikap

(n) (%)

1 Cara agar tidak sakit cacingan: Tidak bermain tanah 59 13.5

2 Cara agar tidak sakit cacingan: Mencuci tangan 99 22.7

3 Cara agar tidak sakit cacingan: Memotong dan membersihkan kuku 44 10.1

4 Cara agar tidak sakit cacingan: Memakai alas kaki 34 7.8

5 Cara agar tidak sakit cacingan: Meminum obat cacing 118 27.0

6 Cara agar tidak sakit cacingan: Tidak tahu/tidak menjawab 196 44.9

Perilaku

(n) (%)

1 Sebelum makan dan setelah buang air besar mencuci tangan 430 98.4

2 Mencuci tangan dengan sabun 368 84.2

3 Setelah bermain di tanah adik mencuci tangan 391 89.5

4 Setelah bermain di tanah mencuci tangan dengan sabun 311 71.2

5 Menggunakan alas kaki (sepatu/sandal) setiap keluar rumah 380 87.0

6 Pada waktu istirahat sekolah adik bermain menggunakan sepatu 415 95.0

7 Buang air besar di WC/jamban 416 95.2

8 Kuku anak tidak panjang 189 43.2

9 Kuku anak bersih 238 54.5

Sumber: Hasil analisis data primer, 2019

Berdasarkan tabel menunjukkan bahwa mayoritas responden

memiliki pengetahuan tentang kecacingan berada pada kategori

pengetahuan rendah (94,30%), sikap responden berada pada

kategori bersikap negatif (72,99%), dan mayoritas berperilaku baik

(99,77%).

Tabel 3.4C. Karakteristik responden berdasarkan pengetahuan,

sikap, dan perilaku berdasarkan kategori di Kabupaten Tapin

No. Variabel Jumlah Persentase (%)

1. Pengetahuan Rendah 412 94,30 Sedang 24 5,50 Tinggi 1 0,20 Jumlah 437 100

2. Sikap Kurang baik 319 72,99 Baik

118 27,01 Jumlah 437 100

3 Perilaku Kurang baik 1 0,23 Baik 436 99,77 Jumlah 437 100

Sumber: Hasil analisis data primer, 2019

Page 60: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

38

B. Analisis Bivariat

Analisis bivariat pada penelitian ini menggunakan tabel 2x2

untuk mengetahui Nilai Sig dari Pearson Chi-Square. Signifikansi (p

Value) dengan α = 5%.

Tabel 3.4D. Hasil analisis data antara kecacingan dengan

pengetahuan responden di Kab. Tapin

Pengetahuan Responden

Hasil Pemeriksaan P-value

Negatif Positif

Rendah 410 2

Sedang 23 1 0.105

Berat 1 0

Total 434 3

Sumber: Hasil analisis data primer, 2019

Berdasarkan hasil analisis uji Chi Square seperti terlihat

pada tabel 3.4D didapatkan nilai p value adalah 0,105 yang berarti

lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima berarti bahwa tidak ada

hubungan antara pengetahuan dengan kejadian kecacingan pada

anak sekolah. Berdasarkan uji analisis diatas didapat bahwa tidak

ada hubungan antara pengetahuan responden dengan kejadian

kecacingan.

Tabel 3.4E. Hasil analisis data antara kecacingan dengan sikap

responden di Kab. Tapin

Sikap Responden Hasil Pemeriksaan

P-value Negatif Positif

Negatif 317 2

Positif 117 1 0.804

Total 434 3

Sumber: Hasil analisis data primer, 2019

Berdasarkan hasil analisis uji Chi Square seperti terlihat

pada tabel 3.4E didapatkan nilai p value adalah 0,804 yang berarti

lebih besar dari 0,05, maka Ho diterima berarti bahwa tidak ada

Page 61: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

39

hubungan antara sikap dengan kejadian kecacingan pada anak

sekolah. Berdasarkan uji analisis diatas didapat bahwa tidak ada

hubungan antara sikap responden dengan kejadian kecacingan.

Tabel 3.4F. Hasil analisis data antara kecacingan dengan perilaku

responden di Kab. Tapin

Perilaku Responden Hasil Pemeriksaan

P-value Negatif Positif

Kurang 1 0

Baik 433 3 0.934

Total 434 3

Sumber: Hasil analisis data primer, 2019

Berdasarkan hasil analisis uji Chi Square seperti terlihat

pada tabel 3.4F didapatkan nilai p value adalah 0,934 yang berarti

lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima berarti bahwa tidak ada

hubungan antara perilaku dengan kejadian kecacingan pada anak

sekolah. Berdasarkan uji analisis diatas didapat bahwa tidak ada

hubungan antara perilaku responden dengan kejadian kecacingan.

3.4.4 Hasil Wawancara Mendalam Stakeholder di Kabupaten Tapin

Wawancara mendalam dilakukan kepada stakeholder yang

mengerti tentang program kecacingan dan pelaksanaannya.

Informan yang dipilih adalah orang terlibat langsung dengan topik

penelitian dan diharapkan bersedia memberikan informasi untuk

berpartisipasi dalam penelitian ini.

A. Kebijakan

Pelaksanaan program penanggulangan kecacingan

berdasarkan PMK No. 15 tahun 2017 pada tingkat Dinas

Kesehatan Provinsi dan kabupaten, puskesmas dan pemangku

kepentingan di Kabupaten Tapin Provinsi Kalimantan Selatan dari

aspek kebijakan pusat terkait eliminasi kecacingan semua informan

Page 62: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

40

mengatakan sudah dilaksanakan sesuai kebijakan dari pusat,

walaupun dari SK bupati atau gubernur tidak ada.

Tidak adanya surat edaran maupun surat keputusan dari

bupati dalam melaksanakan Permenkes no. 15/2017. Hal ini

didukung oleh pernyataan dari kepala bidang dan juga kepala seksi

yang berkaitan dengan masalah tersebut. Dari hasil analisa

wawancara mendalam diperoleh informasi bahwa pemerintah

sudah mendukung program kecacingan. Hal ini seperti yang

diungkapkan oleh salah seorang informan berikut ini:

“Untuk pemerintah daerah sangat mendukung karena ini kan tadi sudah kita laksanakan selama 5 tahun” (i1, Tp).

B. Program

Program atau kegiatan yang dilaksanakan oleh dinas hingga

puskesmas adalah POPM dan pelaksanaannya dilakukan

puskesmas bersamaan dengan kegiatan yang lain, khususnya

kegiatan untuk usia yang sama. Dari hasil analisa wawancara

mendalam diperoleh informasi oleh salah seorang informan

berikut ini:

“Kemarin kami pemberian obat cacing kan sebelumnya itu mengadakan lintas sektor, ngih tanggal 29 Juli kemarin. Kemudian ada pemberian obat cacing untuk seluruh SD, 20 SD MI. Kemudian ada 22 TK dan KP. Kemudian ada 30 Posyandu. Karena pemberian obat cacing ini kan dari usia 1 tahun sampai 12 tahun. Kemudian itu dari tanggal 1 Agustus sampai 26 Agustus pelaksanaannya” (i4, Tp).

C. SDM (pelaksana)

Bagaimana kecukupan SDM, dan pemberdayaan

masyarakat, jumlah, kompetensi, komitmen yang berhubungan

dengan kegiatan eliminasi kecacingan? Jika tidak cukup,

bagaimana mengatasinya?

Semua informan mengatakan dari segi ketersediaan tenaga

di puskesmas sudah cukup, tidak ada masalah untuk tenaga, yang

Page 63: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

41

melaksanakan adalah pengelola program kecacingan dibantu

tenaga dari gizi karena terintegrasi dengan pemberian vitamin A.

Sedangkan untuk pemberdayaan masyarakat yang terlibat,

sebagian besar baru kader posyandu, kader dari masyarakat, guru

kelas dan guru UKS untuk pemberian obat cacing.

Sumber daya yang melaksanakan program kecacingan

cukup. kecukupan tenaga dalam melaksanakan program cacingan

dirasa cukup. Tenaga yang melaksanakan biasanya tidak khusus

hanya mengurus masalah cacingan, namun juga mengampu

kegiatan yang lain yang sasarannya sama. Pelaksanaannya

biasanya bersamaan dengan kegiatan lainnya. Hal ini dikuatkan

oleh pernyaataan informan. Berikut pernyataan tersebut:

“Jadi untuk level dinas kesehatan saya rasa memang cukup. Kalo untuk puskesmas tidak ada masalah. Tidak ada masalah” (i1, Tp).

D. Sarana prasarana

Bagaimana sarana dan prasarana dalam menunjang

pelaksanaan eliminasi kecacingan (kondisi dan kecukupan)? Apa

kendala yang dihadapi? Apa Solusi yang sudah dilakukan?

Dari hasil analisa wawancara mendalam diperoleh informasi

bahwa untuk sarana prasarana dalam menunjang pemeriksaan

kecacingan cukup, cuma untuk petugas laboratorium, belum semua

pkm ada analis kesehatannya. Hal ini dikuatkan oleh pernyaataan

informan. Berikut pernyataan tersebut:

“Untuk sarana dan prasarana cukup dan tidak menjadi kendala.” (i1, Tp).

E. Pembiayaan (anggaran)

Semua informan mengatakan untuk anggaran cukup sumber

dananya yaitu ada dari pusat dan APBD. Dalam melaksanakan

program ini, pembiayaan berasal dari beberapa sumber dana.

Page 64: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

42

Sumber dana tersebut berasal dari APBN maupun APBD. Hal ini di

dukung oleh pernyataan dari kepala bidang dan kepala seksi yang

membidangi.kecacingan. Berikut pernyataan tersebut:

“Jadi kalo untuk yang 5 tahunan tadi kan selesai dengan anggaran full dari pemerintah daerah, itu kami rasa cukup. Kemudian untuk yang apa namanya kecacingan ini kita memang tidak didukung tetapi kita ambil di DAK non fisik” (i1, Tp). “Jadi bu untuk DAK, perencanaan kita.. Karena APBD tadi memang nol yah karena defisit sehingga satu-satunya yang bisa diharapkan adalah dengan DAK non fisik” (i2, Tp). “Tadi apa dari perencanaan di Puskes tadi itu sudah menganggarkan. Terus itu dari sini kita tinggal melihat aja lagi lah apa-apa yang kurang. Baru kita masukkan ke Pak Tajudin lagi inya untuk mendesak” (i3, Tp). “Karena banyak daerah atau wilayah yang bisa belum dibiayai oleh dana DAK. Tidak bisa dibiayai melalui dana BOK” (i4, Tp).

F. Koordinasi lintas sektor

Koordinasi lintas sektor dilakukan dengan instansi-instansi

yang berkaitan langsung dengan anak sekolah, dan dengan

organisasi masyarakat yang dapat membantu. Hal ini diperkuat

oleh pernyataan dari informan, sebagai berikut:.

“Dari kader itu ada PKK, guru-guru SD, koramil” (i4, Tp).

“Kepala sekolah, kemenag, danramil, polsek, UPT dinas

pendidikan, BTKL, dan subdit” (i5, Tp).

G. Hambatan pelaksanaan.

Dalam melaksanakan program cacingan ini tidak ada

kendala yang besar, hambatan yang dirasakan oleh informan

adalah dalam pelaksanaan program cacingan, terutama pembagian

obat adalah kekhawatiran anak sekolah dan guru terhadap efek

samping obat.

Pada saat pembagian obat di tiap-tiap anak, mereka

langsung meminumnya di hadapan petugas kesehatan dan guru

kelas setelah diberikan penyuluhan oleh petugas puskesmas,

Page 65: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

43

sehingga cakupan untuk minum obat bisa 100%. Hal ini dikuatkan

oleh pernyataan informan, sebagai berikut:

“Pembagian yang SD dan TK, banyak anak yang tidak bisa

minum tablet, jadi mereka muntah, jadi kami bikinkan puyer

untuk diminum, dan langsung diminum didepan kelas” (i5,

Tp).

3.5 Kabupaten Balangan

3.5.1 Deskripsi Karakteristik Responden

Wawancara dilakukan kepada 502 anak sekolah di 30 SD di

Kabupaten Balangan dan dilakukannya pengambilan sampel tinja.

Data yang didapatkan meliputi data karakteristik responden,

pengetahuan, sikap, dan perilaku yang mendukung kejadian

kecacingan.

Tabel 3.5A. Karakteristik responden berdasarkan umur, jenis

kelamin dan berdasarkan kelas di Kab. Balangan

No. Karakteristik Jumlah Persentase (%)

1. Umur (tahun)

5 0 -

6 88 17,53

7 113 22,51

8 105 20,92

9 97 19,32

10 82 16,33 11 13 2,59 12 3 0,60 13 1 0,20

Jumlah 502 100

2. Jenis Kelamin

Laki-laki 256 51,00

Perempuan 246 49,00 Jumlah 502 100

3. Kelas 1 108 21,51

2 127 25,30

3 95 18,92

4 92 18,33

5 80 15,94

Jumlah 502 100

Sumber: Hasil analisis data primer, 2019

Page 66: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

44

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa dari 502

orang responden yang diteliti, mayoritas berumur 7 tahun (22,51%),

berjenis kelamin laki-laki (51%), dan berdasarkan kelas responden

terbanyak yang mengembalikan pot tinja pada murid kelas dua

(25,30%).

3.5.2 Gambaran kasus kecacingan dan angka prevalensi kecacingan di

Kabupaten Balangan Provinsi Kalimantan Selatan

Hasil pengambilan sampel spesimen tinja pada anak sekolah

dasar berjumlah 502 responden yang dikumpulkan pada bulan

oktober 2019. Spesimen tinja diperiksa dengan menggunakan

metode kato katz, dari hasil pemeriksaan spesimen tinja,

didapatkan 8 anak (1,60%) positif menderita kecacingan. Infeksi

cacing yang ditemukan adalah cacing cambuk (T.trichiura)

sebanyak 4 anak dan cacing kremi (E. vermicularis) sebanyak 4

orang.

Dari hasil survei tinja tersebut menunjukkan bahwa infeksi

kecacingan yang terjadi pada anak sekolah di Kabupaten Balangan

cukup rendah. Dari spesies yang ditemukan yaitu telur cacing

nematoda usus antara lain cacing cambuk (T.trichiura) yang

disebabkan karena kontak dengan tanah (soil-transmitted

helminthes), sedangkan E. vermicularis merupakan infeksi umum

yang memang banyak menyerang dikalangan anak karena cara

penularannya yang sangat cepat dan mudah (bisa melalui pakaian,

sprei, oral, dll).

Page 67: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

45

Gambar 3.5. Grafik hasil pemeriksaan kecacingan pada anak sekolah di Kabupaten Balangan

(Sumber: Hasil analisis data primer, 2019)

3.5.3 Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Responden tentang Kecacingan

A. Analisis Univariat

Berdasarkan hasil wawancara terhadap 502 responden (N),

didapatkan hasil bahwa hampir setengahnya (48.2%) mengetahui

tentang tanda-tanda cacingan, sikap responden sebagian besar

tahu cara agar tidak sakit cacingan yaitu dengan meminum obat

cacing (60,2%), akan tetapi perilaku responden hampir seluruhnya

menjawab (98,8%) sebelum makan dan setelah buang air besar

mencuci tangan.

Tabel 3.5B. Karakteristik responden berdasarkan pengetahuan, sikap, dan perilaku di Kab. Balangan

Pengetahuan

(n) (%)

1 Apakah adik tahu tentang sakit kecacingan? 160 31.9

2 Apakah berikut tanda-tanda kecacingan? Sakit perut/mencret

239 47.6

3 Apakah berikut tanda-tanda kecacingan? Tidak nafsu makan

161 32.1

4 Apakah berikut tanda-tanda kecacingan? Pucat/lemas 141 28.1

5 Apakah berikut tanda-tanda kecacingan? Perut buncit 127 25.3

6 Apakah berikut tanda-tanda kecacingan? Tidak menjawab/tidak tahu

139 27.7

7 Apakah berikut ini merupakan cara penularan kecacingan? Bermain tanah

251 50.0

8 Apakah berikut ini merupakan cara penularan kecacingan? Tidak mencuci tangan

242 48.2

9 Apakah berikut ini merupakan cara penularan 153 30.5

Page 68: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

46

kecacingan? Makan dan minum sembarangan

10 Apakah berikut ini merupakan cara penularan kecacingan? Tidak tahu/tidak menjawab

153 30.5

Sikap

(n) (%)

1 Cara agar tidak sakit cacingan: Tidak bermain tanah 233 46.4

2 Cara agar tidak sakit cacingan: Mencuci tangan 257 51.2

3 Cara agar tidak sakit cacingan: Memotong dan membersihkan kuku

223 44.4

4 Cara agar tidak sakit cacingan: Memakai alas kaki 196 39.0

5 Cara agar tidak sakit cacingan: Meminum obat cacing 302 60.2

6 Cara agar tidak sakit cacingan: Tidak tahu/tidak menjawab

89 17.7

Perilaku

(n) (%)

1 Sebelum makan dan setelah buang air besar mencuci tangan

496 98.8

2 Mencuci tangan dengan sabun 435 86.7

3 Setelah bermain di tanah adik mencuci tangan 478 95.2

4 Setelah bermain di tanah mencuci tangan dengan sabun

356 70.9

5 Menggunakan alas kaki (sepatu/sandal) setiap keluar rumah

475 94.6

6 Pada waktu istirahat sekolah adik bermain menggunakan sepatu

452 90.0

7 Buang air besar di WC/jamban 495 98.6

8 Kuku anak tidak panjang 188 37.5

9 Kuku anak bersih 290 57.8

Sumber: Hasil analisis data primer, 2019

Berdasarkan tabel 3.5C menunjukkan bahwa mayoritas

responden memiliki pengetahuan tentang kecacingan berada pada

kategori pengetahuan sedang (40,44%), sikap responden berada

pada kategori bersikap baik (58,17), dan mayoritas berperilaku

baik (92,83%).

Tabel 3.5C. Karakteristik responden berdasarkan pengetahuan,

sikap, dan perilaku di Kab. Balangan

No. Variabel Jumlah Persentase (%)

1. Pengetahuan Rendah 203 40,44 Sedang 205 40,84 Tinggi 94 18,72 Jumlah 502 100

2. Sikap Kurang baik 210 41,83 Baik 292 58,17 Jumlah 502 100

Page 69: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

47

3 Perilaku Kurang baik 36 7,17 Baik 466 92,83 Jumlah 502 100

Sumber: Hasil analisis data, 2019

B. Analisis Bivariat

Analisis bivariat pada penelitian ini menggunakan tabel 2x2

dan 3x2 untuk mengetahui Nilai Sig dari Pearson Chi-Square,

Signifikansi (p Value) dengan α=5%.

Tabel 3.5D. Hasil analisis data antara kecacingan dengan

pengetahuan responden di Kab. Balangan

Pengetahuan Responden

Hasil Pemeriksaan P-value

Negatif Positif

Rendah 198 5

Sedang 202 3 0.283

Berat 94 0

Jumlah 494 8 Sumber: Hasil analisis data primer, 2019

Berdasarkan hasil analisis uji Chi Square seperti terlihat

pada tabel 3.5D didapatkan nilai p value adalah 0,283 yang berarti

lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima berarti bahwa tidak ada

hubungan antara pengetahuan dengan kejadian kecacingan pada

anak sekolah. Berdasarkan uji analisis diatas didapat bahwa tidak

ada hubungan antara pengetahuan responden dengan kejadian

kecacingan.

Tabel 3.5E. Hasil analisis data antara kecacingan dengan sikap

responden di Kab. Balangan

Sikap Responden Hasil Pemeriksaan P-value

Negatif Positif

Negatif 206 4

Positif 288 4 0.637

Total 494 8 Sumber: Hasil analisis data primer, 2019

Page 70: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

48

Berdasarkan hasil analisis uji Chi Square seperti terlihat

pada tabel didapatkan nilai p value adalah 0,637 yang berarti lebih

besar dari 0,05 maka Ho diterima berarti bahwa tidak ada

hubungan antara sikap dengan kejadian kecacingan pada anak

sekolah. Berdasarkan uji analisis diatas didapat bahwa tidak ada

hubungan antara sikap responden dengan kejadian kecacingan.

Tabel 3.5F. Hasil analisis data antara kecacingan dengan perilaku

responden di Kab. Balangan

Perilaku Responden

Hasil Pemeriksaan P-value

Negatif Positif

Kurang 34 2

Baik 460 6 0.049

Total 494 8 Sumber: Hasil analisis data primer, 2019

Berdasarkan hasil analisis uji Chi Square seperti terlihat

pada tabel didapatkan nilai p value adalah 0,049 yang berarti lebih

kecil dari 0,05 maka Ho ditolak berarti bahwa ada hubungan antara

perilaku dengan kejadian kecacingan pada anak sekolah.

Berdasarkan uji analisis diatas didapat bahwa ada hubungan antara

perilaku responden dengan kejadian kecacingan.

3.5.4 Hasil Wawancara Mendalam terhadap Stakeholder tentang

Kebijakan Kecacingan dan Pelaksanaannya di Kabupaten

Balangan

Wawancara mendalam dilakukan kepada stakeholder yang

mengerti tentang program kecacingan dan pelaksanaannya.

Informan yang dipilih adalah orang terlibat langsung dengan topik

penelitian dan diharapkan bersedia memberikan informasi untuk

berpartisipasi dalam penelitian ini.

Page 71: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

49

A. Kebijakan

Pelaksanaan program penanggulangan kecacingan

berdasarkan PMK No. 15 tahun 2017 pada tingkat Dinas

Kesehatan Provinsi dan kabupaten, puskesmas dan pemangku

kepentingan di Kabupaten Balangan Provinsi Kalimantan Selatan

dari aspek kebijakan pusat terkait eliminasi kecacingan, semua

informan mengatakan sudah dilaksanakan sesuai kebijakan dari

pusat, walaupun dari SK bupati atau gubernur tidak ada.

Pelaksanaan eliminasi kecacingan di semua puskesmas

sudah melaksanakan pada bulan Februari dan Agustus bersamaan

dengan pemberian vitamin A. Walaupun kebijakan dalam

melaksanakan Permenkes no. 15/2017 berupa surat keputusan

maupun edaran dari bupati tidak ada.

Di Kabupaten Balangan tidak ada kebijakan dari pemerintah

daerah dalam mendukung pelaksanaan program kecacingan. Hal

ini didukung oleh pernyataan dari beberapa informan, sebagai

berikut:.

“Di balangan untuk kecacingan itu tidak sama dengan kabupaten lain. Karena ada program filariasis itu bu, jadi kita ada bantuan dari provinsi pusat dan daerah. Jadi tidak ikut yang setahun dua kali, terus kami setahun sekali aja bu dalam jangka waktu 5 tahun karena ada pengobatan filariasis setahun” (i1, Ba). “Terkait kebijakan yang berdasarkan hasil survei di tahun yang 2013 akan dilaksanakan melalui kegiatan kegiatan yang terutama kita fasilitasi dengan pemangku kebijakan yang ada di wilayah Kabupaten Balangan terutama Bupati maupun pihak administratip “ (i2, Ba).

B. Program

Program kecacingan berupa pemberian obat cacing pada

anak dan balita. Program ini dikenal dengan POMP. Sasarannya

adalah anak sekolah dasar dan balita. Kegiatan ini biasanya

dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan lainnya.

Page 72: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

50

C. SDM (pelaksana)

Pelaksana kegiatan dalam program kecacingan di

Kabupaten Balangan dilakukan oleh petugas filariasis. Petugas

yang mengerjakan khusus kecacingan tidak ada. Hal ini didukung

oleh pernyataan beberapa informan, sebagai berikut:

“Untuk petugas khusus kecacingan di puskesmas belum

ada, jadi sementara ikut yang program filariasis sama UKS”

(i1, Ba).

“Kader kita siapkan masing-masing puskesmas” (i2, Ba).

“Kegiatan POPM filariasis ada sendiri penanggungjawabnya,

di puskesmas ada pengelola program filariasis dan itu

langsung dengan kecacingan, masing-masing puskesmas

ada 1 orang” (i3, Ba).

D. Sarana prasarana

Bagaimana kecukupan SDM, dan pemberdayaan

masyarakat, jumlah, kompetensi, komitmen yang berhubungan

dengan kegiatan eliminasi kecacingan? Jika tidak cukup,

bagaimana mengatasinya?

Semua informan mengatakan dari segi ketersediaan tenaga

di puskesmas sudah cukup, tidak ada masalah untuk tenaga.

Tenaga yang melaksanakan adalah pengelola program kecacingan

dibantu oleh tenaga gizi karena terintegrasi dengan pemberian

vitamin A. Sedangkan untuk pemberdayaan masyarakat yang

terlibat, sebagian besar baru kader posyandu, kader dari

masyarakat, guru kelas dan guru UKS untuk pemberian obat

cacing. Sarana dan prasarana dalam melaksanakan program

kecacingan di Kab. Balangan tidak ada kendala atau cukup. Hal ini

didukung oleh pernyataan dari kepala bidang dan kepala seksi

yang membidangi kecacingan, sebagai berikut:

“Cukup” (i1, Ba). “Untuk sarana dan prasarananya pembagian obat POPM cukup” (i3, Ba)

Page 73: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

51

E. Pembiayaan (anggaran)

Semua informan mengatakan untuk anggaran cukup sumber

dananya yaitu ada dari pusat dan APBD. Pembiayaan untuk

melaksanakan program kecacingan di dukung oleh APBN, APBD,

maupun bantuan perusahaan yang ada dalam CSR. Hal ini

didukung oleh pernyataan beberapa informan yaitu pernyataan dari

kepala bidang dan kepala seksi yang membidangi kecacingan.

Berikut pernyataan tersebut:

“Ada, APBN dan CSR perusahaan” (i1, Ba). “Tahun pertama di support APBD, tahun ketiga POMP tahun 2018 di support oleh CSR” (i2, Ba). “Untuk anggaran ada beberapa sumber dana, yaitu APBN dekon dan APBD juga ada” (i3, Ba). “Ada, dana DAK non fisik. Daerah juga yakni RAK dinas kesehatan dan ditunjang oleh desa masing-masing” (i4, Ba).

F. Koordinasi lintas sektor

Koordinasi lintas sektor merupakan salah satu kegiatan yang

harus dilaksanakan dalam melaksanakan program cacingan. Hasil

koordinasi lintas sektor cukup baik, namun belum optimal perannya.

Kegiatan program cacingan ini dilaksanakan oleh institusi

kesehatan, organisasi masyarakat, dan juga perusahaan. Hal ini

dikuatkan oleh pernyataan beberapa informan, sebagai berikut:

“Pertama dari kader, kemudian ada lagi kerjasama dari perusahaan-perusahaan dalam hal pendanaan, Dari pemda pas saat kegiatan kegiatan sosialisasi itu mereka ada memberikan bantuan makan minum.” (i3, Ba) “Ada sebagian dari Bupati sebagian dari camat juga, kaya kita kerjasama dengan pembikinan jamban” (i4, Ba) “Dari perusahaan ada bu tahun kemarin beberapa tahun kemarin ada, tapi untuk tahun ini yang ngga ada” (i5, Ba)

G. Hambatan pelaksanaan

Dalam melaksanakan program cacingan ini tidak ada

kendala yang cukup besar, namun hanya ada ketakutan dari guru

Page 74: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

52

kelas dan wali murid terkait dengan pemberian obat cacing. Mereka

takut efek samping obat, namun setelah diberikan penyuluhan

kepada guru dan wali murid, pemberian obat dapat berjalan lancer.

Obat diberikan kepada responden dan langsung diminum di depan

kelas, sehingga cakupan minum obat 100%.

Hambatan yang dialami oleh tim dalam melaksanakan

kegiatan adalah penolakan masyarakat akibat ketakutan terhadap

reaksi obat, seperti obat filariasis. Hal ini dikuatkan oleh pernyataan

beberapa informan, sebagai berikut:

“Kendalanya sampai saat ini, karena ada sebagian masyarakat masih menolak minum obat filariasis. Karena ditahun pertama itu mungkin ada sebagian yang sakit menurut mereka reaksi obat filariasis, setelah kita telusuri lebih lanjut ternyata itu penyakit dari yang bersangkutan. Jadi ada beberapa desa yang masih banyak yang menolak untuk minum obat, tapi masih kita teruskan pengobatan ditambah dengan sosialisasi” (i1, Ba). “Hambatan di daerah kami ini masyarakatnya ada yang sebagian menolak karena anggapannya di tahun pertama itu ada beberapa orang yang sakit karena minum obat” (i3, Ba).

3.6 Kabupaten Banjar

3.6.1 Deskripsi Karakteristik Responden

Wawancara dilakukan kepada 374 anak sekolah di 30 SD di

Kabupaten Banjar dan dilakukannya pengambilan sampel tinja. Data

yang didapatkan meliputi data karakteristik responden, pengetahuan,

sikap, dan perilaku yang mendukung kejadian kecacingan.

Tabel 3.6A menunjukkan bahwa dari 374 responden yang

diteliti, mayoritas berumur 7 tahun (21,12 %), rata rata berjenis

kelamin laki-laki (50%) dan perempuan (50%) dan berdasarkan kelas

responden terbanyak yang mengembalikan pot tinja pada murid

kelas dua (23,53%).

Page 75: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

53

Tabel 3.6A. Karakteristik responden berdasarkan umur, jenis kelamin

dan berdasarkan kelas di Kabupaten Banjar

No. Karakteristik Jumlah Persentase (%)

1. Umur (tahun)

5 0 -

6 62 16,58

7 79 21,12

8 73 19,52

9 75 20,05

10 59 15,78 11 18 4,81 12 8 2,14 13 -

Jumlah 374 100

2. Jenis Kelamin Laki-laki 187 50,00

Perempuan 187 50,00 Jumlah 374 100

3. Kelas Orang Persentase (%)

1 86 22,99

2 88 23,53

3 63 16,84

4 81 21,66

5 56 14,97

Jumlah 374 100 Sumber: Hasil analisis data primer, 2019

3.6.2 Gambaran kasus kecacingan dan angka prevalensi kecacingan di

Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan

Hasil pengambilan sampel spesimen tinja pada anak sekolah

dasar berjumlah 374 responden yang dikumpulkan pada bulan Juli

2019. Spesimen tinja diperiksa dengan menggunakan metode kato

katz, dari hasil pemeriksaan spesimen tinja, didapatkan 4 anak

(1,07%) positif menderita kecacingan. Infeksi cacing yang ditemukan

adalah lain Ascaris lumbricoides sebanyak 1 anak, Hymenolepis

nana sebanyak 2 anak dan cacing kremi (E. vermicularis)

sebanyak 1 orang.

Dari hasil survei tinja tersebut menunjukkan bahwa infeksi

kecacingan yang terjadi pada anak sekolah di Kabupaten Banjar

Page 76: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

54

cukup rendah. Dari spesies yang ditemukan yaitu telur cacing

nematoda usus antara lain Ascaris lumbricoides yang disebabkan

karena kontak dengan tanah (soil-transmitted helminthes),

sedangkan Enterobius vermicularis merupakan infeksi umum yang

memang banyak menyerang dikalangan anak karena cara

penularannya yang sangat cepat dan mudah (bisa melalui pakaian,

sprei, oral, dll). Selain golongan nematoda usus, juga ditemukan

infeksi cacing golongan cestoda yaitu, Hymenolepis nana yang

umumnya disebarkan oleh tikus.

Gambar 3.6. Grafik hasil pemeriksaan kecacingan pada anak sekolah di Kabupaten Banjar

(Sumber: Hasil analisis data primer, 2019)

3.6.3 Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Responden terhadap Kecacingan

di Kabupaten Banjar

A. Analisis Univariat

Berdasarkan hasil wawancara terhadap 502 responden (N),

didapatkan hasil bahwa sebagian besar (58.6%) tidak tahu tentang

tanda-tanda cacingan, sikap responden hampir setengahnya tidak

tahu cara agar tidak sakit cacingan (35,2 %), akan tetapi perilaku

responden hampir seluruhnya (97,9%) menjawab bahwa sebelum

makan dan setelah buang air besar mencuci tangan.

Page 77: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

55

Tabel.3.6B. Karakteristik responden berdasarkan pengetahuan,

sikap, dan perilaku di Kabupaten Banjar

Pengetahuan

(n) (%)

1 Apakah adik tahu tentang sakit kecacingan? 153 40.9

2 Apakah berikut tanda-tanda kecacingan? Sakit perut/mencret

91 24.3

3 Apakah berikut tanda-tanda kecacingan? Tidak nafsu makan

19 5.1

4 Apakah berikut tanda-tanda kecacingan? Pucat/lemas 19 5.1

5 Apakah berikut tanda-tanda kecacingan? Perut buncit 18 4.8

6 Apakah berikut tanda-tanda kecacingan? Tidak menjawab/tidak tahu

219 58.6

7 Apakah berikut ini merupakan cara penularan kecacingan? Bermain tanah

112 29.9

8 Apakah berikut ini merupakan cara penularan kecacingan? Tidak mencuci tangan

38 10.2

9 Apakah berikut ini merupakan cara penularan kecacingan? Makan dan minum sembarangan

189 50.5

10 Apakah berikut ini merupakan cara penularan kecacingan? Tidak tahu/tidak menjawab

189 50.5

Sikap

(n) (%)

1 Cara agar tidak sakit cacingan: Tidak bermain tanah 44 11.8

2 Cara agar tidak sakit cacingan: Mencuci tangan 101 27.0

3 Cara agar tidak sakit cacingan: Memotong dan membersihkan kuku

22 5.9

4 Cara agar tidak sakit cacingan: Memakai alas kaki 7 1.9

5 Cara agar tidak sakit cacingan: Meminum obat cacing 63 16.8

6 Cara agar tidak sakit cacingan: Tidak tahu/tidak menjawab

132 35.3

Perilaku

(n) (%)

1 Sebelum makan dan setelah buang air besar mencuci tangan

366 97.9

2 Mencuci tangan dengan sabun 330 88.2

3 Setelah bermain di tanah adik mencuci tangan 316 84.5

4 Setelah bermain di tanah mencuci tangan dengan sabun 262 70.1

5 Menggunakan alas kaki (sepatu/sandal) setiap keluar rumah

322 86.1

6 Pada waktu istirahat sekolah adik bermain menggunakan sepatu

332 88.8

7 Buang air besar di WC/jamban 340 90.9

8 Kuku anak tidak panjang 166 44.4

9 Kuku anak bersih 213 57.0

Sumber: Hasil analisis data primer, 2019

Berdasarkan tabel 3.6C menunjukkan bahwa mayoritas

responden memiliki pengetahuan tentang kecacingan berada

pada kategori pengetahuan rendah (86,64%), sikap responden

Page 78: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

56

berada pada kategori bersikap negatif (68,98%), dan mayoritas

berperilaku baik (98,40%).

Tabel.3.6C. Pengetahuan, sikap, dan perilaku responden

berdasarkan kategori di Kabupaten Banjar

No. Variabel Jumlah Persentase (%)

1. Pengetahuan Rendah 324 86,64 Sedang 50 13,36 Tinggi Jumlah 374 100

2. Sikap Negatif 258 68,98 Positif 116 31,02 Jumlah 374 100

3 Perilaku Kurang baik 6 1,60 Baik 368 98,40 Jumlah 374 374

Sumber: Hasil analisis data primer, 2019

B. Analisis Bivariat

Analisis bivariat pada penelitian ini menggunakan tabel 2x2

dan 3x2 untuk mengetahui Nilai Sig dari Pearson Chi-Square.

Signifikansi (p Value) dengan α=5%.

Tabel 3.6D Hasil analisis data antara kecacingan dengan

pengetahuan responden di Kabupaten Banjar

Pengetahuan Responden

Hasil Pemeriksaan P-value

Negatif Positif

Rendah 320 4

Sedang 50 0 0.430

Total 370 4 Sumber: Hasil analisis data primer, 2019

Berdasarkan hasil analisis uji Chi Square seperti terlihat

pada tabel 3.6D didapatkan nilai p value adalah 0,430 yang

berarti lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima berarti bahwa tidak

ada hubungan antara pengetahuan dengan kejadian kecacingan

pada anak sekolah. Berdasarkan uji analisis diatas didapat bahwa

Page 79: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

57

tidak ada hubungan antara pengetahuan responden dengan

kejadian kecacingan.

Tabel 3.6E. Hasil analisis data antara kecacingan dengan sikap

responden di Kab. Banjar

Sikap Responden Hasil Pemeriksaan P-value

Negatif Positif

Negatif 255 3

Positif 115 1 0.794

Total 370 4 Sumber: Hasil analisis data primer, 2019

Berdasarkan hasil analisis uji Chi Square seperti terlihat

pada tabel 3.6E didapatkan nilai p value adalah 0,794 yang berarti

lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima berarti bahwa tidak ada

hubungan antara sikap dengan kejadian kecacingan pada anak

sekolah. Berdasarkan uji analisis diatas didapat bahwa tidak ada

hubungan antara sikap responden dengan kejadian kecacingan.

Tabel 3.6F. Hasil Analisis Data antara Kecacingan dengan

Perilaku Responden di Kab. Banjar

Perilaku Responden Hasil Pemeriksaan P-value

Negatif Positif

Kurang 6 0

Baik 364 4 0.797

Total 370 4 Sumber: Hasil analisis data primer, 2019

Berdasarkan hasil analisis uji Chi Square seperti terlihat

pada tabel 3.6F didapatkan nilai p value adalah 0,797 yang berarti

lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima berarti bahwa tidak ada

hubungan antara perilaku dengan kejadian kecacingan pada anak

sekolah. Berdasarkan uji analisis diatas didapat bahwa tidak ada

hubungan antara perilaku responden dengan kejadian

kecacingan.

Page 80: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

58

3.6.4 Hasil Wawancara Mendalam Stakeholder

Wawancara mendalam dilakukan kepada stakeholder yang

mengerti tentang program kecacingan dan pelaksanaannya.

Informan yang dipilih adalah orang terlibat langsung dengan topik

penelitian dan diharapkan bersedia memberikan informasi untuk

berpartisipasi dalam penelitian ini.

A. Kebijakan

Pelaksanaan program penanggulangan kecacingan

berdasarkan PMK No. 15 tahun 2017 pada tingkat Dinas

Kesehatan Provinsi dan kabupaten, puskesmas dan pemangku

kepentingan di Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan

dari aspek kebijakan pusat terkait eliminasi kecacingan semua

informan mengatakan sudah dilaksanakan sesuai kebijakan dari

pusat, walaupun untuk dari SK bupati atau gubernur tidak ada.

Pelaksanaan eliminasi kecacingan di semua pkm sudah

melaksanakan pada bulan februari dan agustus bersamaan

dengan pemberian vitamin A. Walaupun kebijakan dalam

melaksanakan Permenkes no 15/2017 berupa surat keputusan

maupun edaran dari bupati tidak ada.

Kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah Kabupaten

Banjar untuk melaksanakan program kecacingan ini tidak ada.

Pernyataan ini dikuatkan oleh keterangan dari informan, sebagai

berikut:

“Alhamdulillah belum ada kita, permenkes itu sudah cukup

untuk menjadi dasar teman-teman kabupaten” (i2,Bj).

“Untuk kegiatan ini SK atau semacam peraturan bupati

belum ada, tapi dukungan itu bentuknya berupa anggaran”

(i3, Bj).

B. Program

Program kecacingan di Kabupaten Banjar dikerjakan

bersama-sama dan menempel pada pengobatan filariasis.

Page 81: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

59

Pernyataan ini dikuatkan oleh keterangan dari informan, sebagai

berikut:

“Kami setahun sekali saja dalam jangka waktu 5 tahun

karena ada pengobatan filariasis setahun” (i1, Ba).

C. SDM (pelaksana)

Bagaimana kecukupan SDM, dan pemberdayaan

masyarakat, jumlah, kompetensi, komitmen yang berhubungan

dengan kegiatan eliminasi kecacingan? Jika tidak cukup,

bagaimana mengatasinya?

Semua informan mengatakan dari segi ketersediaan tenaga

di puskesmas sudah cukup, tidak ada masalah untuk tenaga, yang

melaksanakan adalah pengelola program kecacingan dibantu

tenaga dari gizi karena terintegrasi dengan pemberian vitamin A.

Sedangkan untuk pemberdayaan masyarakat yang terlibat,

sebagian besar baru kader posyandu, kader dari masyarakat, guru

kelas dan guru UKS untuk pemberian obat cacing. Sumberdaya

untuk melaksanakan program cacingan di Kabupaten Banjar dirasa

cukup. Dalam pelaksanaannya dikerjakan bersama-sama dengan

program lain yang memiliki sasaran yang sama. Hal ini didukung

oleh pernyataan dari beberapa informan, sebagai berikut:

“Pemberian obat kemarin kita kerjasama dengan UKS”

(i5,Bj).

"Untuk kegiatan program untuk yang di P2P, untuk P2P untuk yang kunjungan di puskesmas itu sudah mencukupi" (i2, Bj).

D. Sarana prasarana

Bagaimana sarana dan prasarana dalam menunjang

pelaksanaan eliminasi kecacingan (kondisi dan kecukupan)? Apa

kendala yang dihadapi? Apa Solusi yang sudah dilakukan?

Dari hasil analisa wawancara mendalam diperoleh informasi

bahwa untuk sarana prasarana dalam menunjang pemeriksaan dan

Page 82: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

60

sebagainya cukup, cuma untuk petugas laboratorium, belum semua

pkm ada analis kesehatannya. Kebuttuhan sarana dan prasaranan

dalam melaksanakan kegiatan cacingan cukup, karena tidak

dikerjakan secara sendiri, tapi bersama dengan program lain. Hal

ini didukung oleh pernyataan dari beberapa informan, sebagai

berikut:

“Kita dengan kegiatan yang lain itu tidak terhambat dengan adanya kegiatan POPM kecacingan yang sebulanan harus kita kunjungi” (i3, Bj).

E. Pembiayaan (anggaran)

Semua informan mengatakan untuk anggaran cukup sumber

dananya yaitu ada dari pusat dan APBD. Pembiayaan dalam

program cacingan di Kabupaten Banjar ini diperoleh dari sumber

APBN, APBD, dan JKN. Hal ini diperkuat oleh pernyataan dari

beberapa informan, sebagai berikut:

“Secara umum kita ada 2 atau 3 sumber dana dan BOK”

(i1,Bj).

“Untuk APBD sebagian juga menunjang untuk kegiatan, ada

juga bantuan dari provinsi dan pusat” (i1, Bj).

“Khusus program kecacingan kami anggarannya cukup, dari

pemerintah ada anggaran BOK, JKN, APBD” (i5, Bj).

F. Koordinasi lintas sektor

Koordinasi lintas sektor merupakan salah satu kegiatan yang

harus dilaksanakan dalam melaksanakan program cacingan. Hasil

koordinasi lintas sektor cukup baik, namun belum optimal perannya.

Program cacingan ini dilakukan bersama-sama dengan

melibatkan organisasi masyarakat dan juga institusi pendidikan.

Sasaran dari program ini adalah anak sekolah, sehingga peran

sekolah dan masyarakat sangat diperlukan. Hal ini diperkuat oleh

pernyataan dari beberapa informan, sebagai berikut:

"Kita melibatkan lintas sektor PKK, kemudian Kemenag, Dinas Pendidikan, kemudian lintas bidang, jadi lintas bidang

Page 83: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

61

ini bidang kesmas bisa kita libatkan kerjasama masalah vitamin" (i3, Ba). "Paling kita jadwal saja yang kita kasihkan ke dinas pendidikan dengan lintas seKtor kita ada pemberitahuan"(i5,Ba). “Penyuluhan dari puskesmas kesini, diberikan penyuluhan dulu diberikan arahan” (i5, Ba).

G. Hambatan pelaksanaan

Dalam melaksanakan program cacingan ini, beberapa

tenaga puskesmas yang ada di Kabupaten Banjar tidak

mendapatkan anggaran yang khusus untuk menjalankan program

tersebut. Hambatan ini diatasi dengan menempelkan program

cacingan dengan program yang lain yang sudah direncanakan dan

ada biayanya. Hal ini sesuai dengan penyataan dari responden,

sebagai berikut:

"Sampai saat ini, belum dan teman-teman dari puskesmas juga yang dari kabupaten juga namun ada beberapa puskesmas dengan wilayah kerja yang sangat luas itu tidak bisa semua mereka mendapatkan anggaran untuk perjalanan dinas ke puskesmas sehingga ada beberapa kegiatan yang disatukan "

3.7 Kota Banjarbaru

3.7.1 Deskripsi Karakteristik Responden

Wawancara dilakukan kepada 251 anak sekolah di 30 SD di

Kabupaten Banjarbaru dan dilakukannya pengambilan sampel tinja.

Data yang didapatkan meliputi data karakteristik responden,

pengetahuan, sikap, dan perilaku yang mendukung kejadian

kecacingan.

Tabel 3.7A. Karakteristik responden berdasarkan umur, jenis kelamin dan berdasarkan kelas di Kota Banjarbaru

No. Karakteristik Jumlah Persentase (%)

1. Umur (tahun)

5 0 -

6 71 28,29

7 66 26,29

Page 84: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

62

8 34 13,55

9 41 16,33

10 30 11,95 11 6 2,39 12 1 0,40 13 2 0,80

Jumlah 251 100

2. Jenis Kelamin

Laki-laki 118 47,01

Perempuan 133 52,99

Jumlah 251 100

3. Kelas 1 88 35,06 2 73 29,08 3 22 8,76

4 38 15,14

5 30 11,95

Jumlah 251 100 Sumber: Hasil analisis data primer, 2019

Berdasarkan tabel 3.7A di atas menunjukkan bahwa dari

251 responden yang diteliti, mayoritas berumur 6 tahun (28,29%),

berjenis kelamin perempuan (52,99%) dan berdasarkan kelas

responden terbanyak yang mengembalikan pot tinja pada murid

kelas satu (35,06%).

3.7.2 Gambaran kasus kecacingan dan angka prevalensi kecacingan di Kota Banjarbaru

Hasil pengambilan sampel spesimen tinja pada anak sekolah

dasar berjumlah 251 responden yang dikumpulkan pada bulan Juli

2019. Spesimen tinja diperiksa dengan menggunakan metode kato

katz, dari hasil pemeriksaan spesimen tinja, didapatkan 4 anak

(1,59%) positif menderita kecacingan. Infeksi cacing yang

ditemukan adalah lain Ascaris lumbricoides sebanyak 2 anak,

Hookworm sebanyak 1 anak dan cacing cambuk (T.trichiura)

sebanyak 1 anak .

Dari hasil survei tinja tersebut menunjukkan bahwa infeksi

kecacingan yang terjadi pada anak sekolah di Kabupaten Banjar

Page 85: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

63

cukup rendah. Dari spesies yang ditemukan yaitu telur cacing

nematoda usus antara lain Ascaris lumbricoides, Hookworm dan

T.trichiura yang disebabkan karena kontak dengan tanah (soil-

transmitted helminthes).

Gambar 3.7. Diagram hasil pemeriksaan kecacingan dan jenisnya pada anak sekolah di Kota Banjarbaru

(Sumber: Hasil analisis data primer, 2019)

3.7.3 Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku terhadap kecacingan di Kota Banjarbaru

A. Analisis Univariat

Berdasarkan hasil wawancara terhadap 251 responden (N),

didapatkan hasil bahwa sebagian besar (62,9%) tidak tahu tentang

tanda-tanda cacingan, sikap responden hampir setengahnya tidak

tahu cara agar tidak sakit cacingan (44,2 %), akan tetapi perilaku

responden hampir seluruhnya menjawab (96,4%) Buang air besar

di WC/jamban.

Tabel 3.7B. Karakteristik responden berdasarkan pengetahuan,

sikap, dan perilaku di Kota Banjarbaru

Pengetahuan

(n) (%)

1 Apakah adik tahu tentang sakit kecacingan? 79 31.5

2 Apakah berikut tanda-tanda kecacingan? Sakit perut/mencret

62 24.7

3 Apakah berikut tanda-tanda kecacingan? Tidak nafsu makan

9 3.6

4 Apakah berikut tanda-tanda kecacingan? Pucat/lemas 7 2.8

5 Apakah berikut tanda-tanda kecacingan? Perut buncit 5 2.0

Page 86: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

64

6 Apakah berikut tanda-tanda kecacingan? Tidak menjawab/tidak tahu

158 62.9

7 Apakah berikut ini merupakan cara penularan kecacingan? Bermain tanah

53 21.1

8 Apakah berikut ini merupakan cara penularan kecacingan? Tidak mencuci tangan

33 13.1

9 Apakah berikut ini merupakan cara penularan kecacingan? Makan dan minum sembarangan

138 55.0

10 Apakah berikut ini merupakan cara penularan kecacingan? Tidak tahu/tidak menjawab

138 55.0

Sikap

(n) (%)

1 Cara agar tidak sakit cacingan: Tidak bermain tanah 29 11.6

2 Cara agar tidak sakit cacingan: Mencuci tangan 58 23.1

3 Cara agar tidak sakit cacingan: Memotong dan membersihkan kuku

14 5.6

4 Cara agar tidak sakit cacingan: Memakai alas kaki 3 1.2

5 Cara agar tidak sakit cacingan: Meminum obat cacing 45 17.9

6 Cara agar tidak sakit cacingan: Tidak tahu/tidak menjawab

111 44.2

Perilaku

(n) (%)

1 Sebelum makan dan setelah buang air besar mencuci tangan

238 94.8

2 Mencuci tangan dengan sabun 224 89.2

3 Setelah bermain di tanah adik mencuci tangan 231 92.0

4 Setelah bermain di tanah mencuci tangan dengan sabun

205 81.7

5 Menggunakan alas kaki (sepatu/sandal) setiap keluar rumah

230 91.6

6 Pada waktu istirahat sekolah adik bermain menggunakan sepatu

228 90.8

7 Buang air besar di WC/jamban 242 96.4

8 Kuku anak tidak panjang 111 44.2

9 Kuku anak bersih 169 67.3

Sumber: Hasil analisis data primer, 2019

Berdasarkan tabel 3.7C menunjukkan bahwa mayoritas

responden memiliki pengetahuan tentang kecacingan berada pada

kategori pengetahuan sedang (89,64%), sikap responden berada

pada kategori bersikap negatif (99,60), dan mayoritas berperilaku

baik (97,60%).

Tabel 3.7C. Karakteristik responden berdasarkan kategori

pengetahuan, sikap, dan perilaku di Kota Banjarbaru

No. Variabel Jumlah Persentase (%)

1. Pengetahuan Rendah 26 10,36 Sedang 225 89,64

Page 87: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

65

Tinggi 0 0 Jumlah 251 100

2. Sikap Negatif 196 78,09 Positif 55 21,91 Jumlah 251 100

3 Perilaku

Kurang baik 6 2,40 Baik 245 97,60 Jumlah 251 100

Sumber: Hasil analisis data primer, 2019

B. Analisis Bivariat

Analisis bivariat pada penelitian ini menggunakan tabel 2x2

dan 3x2 untuk mengetahui Nilai Sig dari Pearson Chi-Square.

Signifikansi (p Value) dengan α=5%. Berdasarkan tabel 3.7C

menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki pengetahuan

tentang kecacingan berada pada kategori pengetahuan sedang

(89,64%), sikap responden berada pada kategori bersikap negatif

(78,09) dan mayoritas berperilaku baik (97,60%).

Tabel 3.7D. Hasil analisis data antara kecacingan dengan pengetahuan responden di Kota Banjarbaru

Pengetahuan Responden

Hasil Pemeriksaan P-value

Negatif Positif

Rendah 26 0

Sedang 221 4 0.493

Total 247 4 Sumber: Hasil analisis data primer, 2019

Berdasarkan hasil analisis uji Chi Square seperti terlihat

pada tabel 3.7D didapatkan nilai p value adalah 0,493 yang berarti

lebih besar dari 0,05, maka Ho diterima berarti bahwa tidak ada

hubungan antara pengetahuan dengan kejadian kecacingan pada

anak sekolah. Berdasarkan uji analisis diatas didapat bahwa tidak

ada hubungan antara pengetahuan responden dengan kejadian

kecacingan.

Page 88: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

66

Tabel 3.7E. Hasil analisis data antara kecacingan dengan sikap responden di Kota Banjarbaru

Sikap Responden Hasil Pemeriksaan P-value

Negatif Positif

Negatif 193 3

Positif 54 1 0.880

Total 247 4 Sumber: Hasil analisis data primer, 2019

Berdasarkan hasil analisis uji Chi Square seperti terlihat

pada tabel 3.7E didapatkan nilai p value adalah 0,880 yang berarti

lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima berarti bahwa tidak ada

hubungan antara sikap dengan kejadian kecacingan pada anak

sekolah. Berdasarkan uji analisis diatas didapat bahwa tidak ada

hubungan antara sikap responden dengan kejadian kecacingan.

Tabel 3.7F. Hasil analisis data antara kecacingan dengan perilaku responden di Kota Banjarbaru

Perilaku Responden Hasil Pemeriksaan P-value

Negatif Positif

Kurang 6 0

Baik 241 4 0.752

Total 247 4 Sumber: Hasil analisis data primer, 2019

Berdasarkan hasil analisis uji Chi Square seperti terlihat

pada tabel 3.7F didapatkan nilai p value adalah 0,752 yang berarti

lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima berarti bahwa tidak ada

hubungan antara perilaku dengan kejadian kecacingan pada anak

sekolah. Berdasarkan uji analisis diatas didapat bahwa tidak ada

hubungan antara perilaku responden dengan kejadian kecacingan.

Page 89: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

67

3.7.4 Hasil Wawancara Mendalam Stakeholder

Wawancara mendalam dilakukan kepada stakeholder yang

mengerti tentang program kecacingan dan pelaksanaannya.

Informan yang dipilih adalah orang terlibat langsung dengan topik

penelitian dan diharapkan bersedia memberikan informasi untuk

berpartisipasi dalam penelitian ini.

A. Kebijakan

Pelaksanaan program penanggulangan kecacingan

berdasarkan PMK No. 15 tahun 2017 pada tingkat Dinas

Kesehatan Provinsi dan kabupaten, puskesmas dan pemangku

kepentingan di Kota Banjarbaru Provinsi Kalimantan Selatan dari

aspek kebijakan pusat terkait eliminasi kecacingan semua informan

mengatakan sudah dilaksanakan sesuai kebijakan dari pusat,

walaupun untuk dari SK walikota atau gubernur tidak ada.

Pelaksanaan eliminasi kecacingan di semua pkm sudah

melaksanakan pada bulan Februari dan Agustus bersamaan

dengan pemberian vitamin A. Walaupun kebijakan dalam

melaksanakan Permenkes no. 15/2017 berupa surat keputusan

maupun edaran dari bupati tidak ada.

Kebijakan yang dikeluarkan untuk mendukung program

eliminasi kecacingan di Kota Banjarbaru tidak ada. Baik berupa

surat edaran maupun surat keputusan dari walikota dalam

melaksanakan Permenkes nomor 15/2017. Hal ini dikuatkan oleh

pernyataan dari beberapa informan, sebagai berikut:

“Untuk kebijakan kita menggunakan Permenkes no.15 tahun 2017” (i3, Bb). “Edaran walikota belum ada” (i2, Bb). “Kebijakan ada untuk sesuatu yang berbau darurat sesuai edaran” (i2, Bb).

Page 90: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

68

B. Program

Program kecacingan di Kota Banjarbaru dikerjakan bersama-

sama dengan pemberian vitamin A. Program eliminasi kecacingan

di Kota Banjarbaru dilakukan dengan kegiatan pembagian obat

cacing dan diminum secara bersama-sama di sekolah maupun di

posyandu serta terintegrasi dengan pemberian vitamin A.

Pernyataan ini dikuatkan oleh keterangan dari beberapa informan,

sebagai berikut:

“Kalau di puskesmas biasanya ada lah petugas yg mengurus gizi juga, sehingga ketika kelapangan dilakukan bersama sama, mereka tidak berdiri sendiri bersamaan dengan program yang lain. Yaitu Bisa, vit A. di posyandu juga sama pemberian dilakukan secara bersama-sama” (i3, Bb). “Jika di puskesmas biasanya adalah petugas yang mengurus

gizi, dilakukan secara bersama-sama dengan vitamin A” (i5,

Bb).

C. SDM (pelaksana)

Pelaksanaan program cacingan dilakukan oleh institusi

kesehatan kabupaten dan puskesmas. Dalam kegiatan di

sekolahan dibantu oleh guru ataupun kader untuk di posyandu. Hal

ini didukung oleh pernyataan dari informan, sebagai berikut:

“Selama ini masih mandiri puskesmas, kecuali SD, dengan gurunya, guru sekolah yang membantu. Kecuali mereka melaksanakan di tk, posyandu, mereka pasti kerjasama dengan kader, misal di 1 rt atau rw mereka ada posyandunya. Mesti di bulan Februari sampai Agustus mereka titipkan juga popm” (i2, Bb).

D. Sarana prasarana

Bagaimana kecukupan SDM, dan pemberdayaan

masyarakat, jumlah, kompetensi, komitmen yang berhubungan

dengan kegiatan eliminasi kecacingan? Jika tidak cukup,

bagaimana mengatasinya?

Page 91: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

69

Semua informan mengatakan dari segi ketersediaan tenaga

di puskesmas sudah cukup, tidak ada masalah untuk tenaga.

Tenaga yang melaksanakan adalah pengelola program kecacingan

dibantu tenaga dari gizi karena terintegrasi dengan pemberian

vitamin A. Sedangkan untuk pemberdayaan masyarakat yang

terlibat, sebagian besar baru kader posyandu, kader dari

masyarakat, guru kelas dan guru UKS untuk pemberian obat

cacing. Sumberdaya untuk melaksanakan program cacingan di

Kota Banjarbaru dirasa cukup. Dalam pelaksanaannya dikerjakan

bersama-sama dengan program lain yang memiliki sasaran yang

sama.

Di Kota Banjarbaru tidak ada sarana dan prasarana khusus

yang digunakan oleh petugas dalam melaksanakan program

cacingan. Pelaksanaannya diserahkan sepenuhnya kepada

petugas. Hal ini didukung oleh pernyataan informan, sebagai

berikut:

“Selama ini perjalanan kan sudah dikasih transport 40 ribu, jadi terserah mereka lagi, asal kegiatan dijalankan, tidak memandang kendaraan dinas kah, motor pribadi, bisa juga turun bersama-sama program yg lain jd bisa menggunakan mobil pkm” (i2, Bb).

E. Pembiayaan (anggaran)

Semua informan mengatakan untuk anggaran cukup sumber

dananya yaitu ada dari pusat dan APBD. Pembiayaan dalam

program cacingan di Kota banjarbaru diperoleh dari sumber APBN,

APBD, dan JKN. Biaya pelaksanaan program cacingan ini didukung

oleh dana dari APBN. Sedangkan untuk dana APBD baru sebagian

puskesmas yang telah memiliki anggarannya. Informasi ini

dikuatkan oleh pernyataan dari beberapa informan, sebagai berikut:

“Anggaran bisa dari dana bok untuk petugas yang ke lapangan bisa menganggarkan untuk ke lapangan, bok dari pusat, dari puskesmas, bok puskesmas kan tinggi, jadi mereka bisa melakukan kegiatan yang tidak ada di apbd bisa

Page 92: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

70

dianggarkan dalam bok. Kita hanya tahu untuk anggaran yang tidak terakomodir dari apbd bisa dilakukan dengan dana bok. Kalau di dinas kami tidak ada, namun ada dana dari provinsi, namun hanya 4 sekolah saja” (i2, Bb). “Untuk anggaran, terus terang, meskipun ada dana bok, kapus akan memprioritaskan program yang utama, ada berapa puskesmas yang tidak menganggarkan program kecacingan. Saya sudah menyarankan untuk semua puskesmas menganggarkan dana ke lapangan untuk pomp. Kalau untuk 2020 sudah semua ada” (i3, Bb).

F. Koordinasi lintas sektor;

Koordinasi lintas sektor merupakan salah satu kegiatan yang

harus dilaksanakan dalam melaksanakan program cacingan. Hasil

koordinasi lintas sektor cukup baik, namun belum optimal perannya.

Program cacingan ini dilakukan bersama-sama dengan

melibatkan organisasi masyarakat dan juga institusi pendidikan.

Sasaran dari program ini adalah anak sekolah, sehingga peran

sekolah dan masyarakat sangat diperlukan.

Program cacingan dilaksanakan bersama-sama dengan

institusi lain. Guru dan kader dilibatkan dalam kegiatan kecacingan.

Hal ini didukung oleh pernyataan dari beberapa informan, sebagai

berikut:

“Iya ini adalah melibatkan kerjasama lintas sektor, melibatkan paud dan sd” (i2, Bb). “Di posyandu dengan kader, paud tk dengan guru-gurunya, sd dengan guru-guru juga, dinas pendidikan yang membawahi” (i3, Bb). “Diknas hanya untuk pemberitahuan saja” (i5, Bb). “Pemeritahuan hari sebelumnya dari pihak puskesmas, guru memeritahkan murid membawa minum, pihak puskesmas melakukan penyuluhan tentang kecacingan, dokter kecil dan kebersihan lingkungan” (i6, Bb).

G. Hambatan pelaksanaan.

Dalam melaksanakan program cacingan ini, beberapa

tenaga puskesmas yang ada di Kota Banjarbaru tidak

mendapatkan anggaran yang khusus untuk menjalankan program

Page 93: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

71

tersebut. Hambatan ini diatasi dengan menempelkan program

cacingan dengan program yang lain yang sudah direncanakan dan

ada biayanya.

Hambatan dalam melaksanakan program cacingan dapat

dikatakan tidak memiliki kendala yang berarti, karena dapat

diselesaikan di lapangan. Dibutuhkan evaluasi dalam kerjasama

lintas sektor. Hal ini didukung oleh pernyataan dari beberapa

informan, sebagai berikut:

“Berkunjung 6 bulan sekali dari tk, sd, kami belum ada lagi secara edaran dan edaran kebijakan walikota belum ada” (i2,Bb). “Setelah dianalisa ternyata selama ini kita tidak pernah membuka surat dukungan untuk kegiatan popm. Saya baru pegang sekarang, yang terdahulu ya sudah lah, dari provinsi juga seperti itu, surat untuk melaksanakan ya ga ada. Tidak ada evaluasi” (i3, Bb). “Alhamdulillah support dari dinas provinsi selalu berkomunikasi lewat wa, sehingga tidak ada kendala yang berarti. Lagian program dijalankan bersama-sama”(i5, Bb).

3.8 Dinas Kesehatan Provinsi

Wawancara mendalam dilakukan kepada stakeholder yang

mengerti tentang program kecacingan dan pelaksanaannya.

Informan yang dipilih adalah orang yang terlibat langsung dengan

topik penelitian dan diharapkan bersedia memberikan informasi

untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.

A. Kebijakan

Pelaksanaan program penanggulangan kecacingan

berdasarkan PMK No. 15 tahun 2017 pada tingkat Dinas

Kesehatan dan pengelola program kecacingan Provinsi Kalimantan

Selatan dari aspek kebijakan pusat terkait eliminasi kecacingan

informan mengatakan sudah dilaksanakan sesuai kebijakan dari

pusat, walaupun untuk SK bupati atau gubernur tidak ada.

Page 94: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

72

Pelaksanaan eliminasi kecacingan di semua pkm sudah

dilaksanakan pada bulan Februari dan Agustus bersamaan dengan

pemberian vitamin A. Walaupun kebijakan dalam melaksanakan

Permenkes no. 15/2017 berupa surat keputusan maupun edaran

dari bupati tidak ada. Hal ini didukung oleh pernyataan beberapa

informan, sebagai berikut:

“Alhamdulillah belum ada kita, permenkes itu sudah cukup

untuk menjadi dasar teman-teman kabupaten” (i1, bjm).

“Untuk kegiatan ini SK atau semacam peraturan bupati

belum ada, tapi dukungan itu bentuknya berupa anggaran”

(i2, bjm).

“Untuk SDM cukup. Kitakan pembagian obatnya melibatkan puskesmas jadi ada dibantu orang puskesmas diwilayahnya sama kader sama dari diknas, kan soalnya nak sekolah kan jadi ada tambahan dari diknas” (i1, bjm).

B. Program

Program kecacingan di Dinas Kesehatan dan pengelola

program kecacingan Provinsi Kalimantan Selatan mendrop obat ke

masing masing kabupaten/kota untuk dibagikan ke puskesmas dan

dikerjakan bersama-sama oleh tim di puskesmas. Pernyataan ini

dikuatkan oleh keterangan dari informan, sebagai berikut:

“Kitakan pembagian obatnya melibatkan puskesmas jadi ada dibantu orang puskesmas diwilayahnya sama kader sama dari diknas, kan soalnya anak sekolah kan jadi ada tambahan dari diknas” (i1, Bjm).

C. SDM (pelaksana)

Bagaimana kecukupan SDM, dan pemberdayaan

masyarakat, jumlah, kompetensi, komitmen yang berhubungan

dengan kegiatan eliminasi kecacingan? Jika tidak cukup,

bagaimana mengatasinya?

Semua informan mengatakan dari segi ketersediaan tenaga

tidak masalah, karena Provinsi hanya mendrop saja ke kabupaten,

kabupaten membagikan ke tiap puskesmas. Dan pihak puskesmas

Page 95: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

73

sudah cukup, tidak ada masalah untuk tenaga, yang melaksanakan

adalah pengelola program kecacingan dibantu tenaga dari gizi

karena terintegrasi dengan pemberian vitamin A. Sedangkan untuk

pemberdayaan masyarakat yang terlibat, sebagian besar baru

kader posyandu, kader dari masyarakat, guru kelas dan guru UKS

untuk pemberian obat cacing. Sumberdaya untuk melaksanakan

program cacingan di kabupaten dirasa cukup dan di tingkat provinsi

juga tidak ada masalah. Dalam pelaksanaannya dikerjakan

bersama-sama dengan program lain yang memiliki sasaran yang

sama. Hal ini didukung oleh pernyataan dari sala satu informan,

sebagai berikut:

“Tidak ada masalah barang datang kita memberikan sosialisasi” (i1, Bjm).

D. Sarana prasarana

Bagaimana sarana dan prasarana dalam menunjang

pelaksanaan eliminasi kecacingan (kondisi dan kecukupan)? Apa

kendala yang dihadapi? Apa Solusi yang sudah dilakukan?

Sala satu informan mengatakan untuk sarana prasarana

dalam menunjang pemeriksaan dan sebagainya cukup, hanya

untuk petugas laboratorium, belum semua pkm ada analis

kesehatannya. Kebutuhan sarana dan prasarana dalam

melaksanakan kegiatan cacingan cukup, karena tidak dikerjakan

secara sendiri, tapi bersama dengan program lain. Hal ini didukung

oleh pernyataan dari beberapa informan, sebagai berikut:

“Cukup saja tentang obat, ada yang expired, ada juga yang tidak siap edar“ (i1, Bjm).

E. Pembiayaan (anggaran)

Semua informan mengatakan untuk anggaran cukup sumber

dananya yaitu ada dari pusat dan APBD. Pembiayaan dalam

program cacingan di Dinas Kesehatan Provinsi ini diperoleh dari

Page 96: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

74

sumber APBN, APBD, dan JKN. Hal ini diperkuat oleh pernyataan

dari sala satu informan, sebagai berikut:

“Untuk anggaran cukup, dana Dekon dan BOK kabupaten trus yang ibu Provinsi disini adalah bu APBD Provinsi. Banyak, banyak dari dana Dekon sampai transport dari petugas aja diberi, dekon yang dari APBN pusat, kalo untuk puskesmas kami saran untuk BOK nya puskesmas itu, kami anggarkan semua. Aman, malah kaya Tapin sampai kada meambil duit dari kita karena sudah mencukupi takuatan dambling jer takuatan ada pemeriksaan “(i1, Bjm).

F. Koordinasi lintas sektor

Koordinasi lintas sektor merupakan salah satu kegiatan yang

harus dilaksanakan dalam melaksanakan program cacingan. Hasil

koordinasi lintas sektor cukup baik, namun belum optimal perannya.

Program cacingan ini dilakukan bersama-sama dengan

melibatkan organisasi masyarakat dan juga institusi pendidikan.

Sasaran dari program ini adalah anak sekolah, sehingga peran

sekolah dan masyarakat sangat diperlukan. Hal ini diperkuat oleh

pernyataan dari beberapa informan, sebagai berikut:

“Masalahnya lintas sektor, seharusnya mereka yang melakukan penyuluhan, sosialisasi, kami yang kasih obatnya. Nah ini yg jadi maslah jg, keterlibatan mereka, kontribusnya, harusnya mereka hrs melakukan penyuluhan, kan ini sudah tahun ke3, kan pengobatan ini ut anak didik mereka, kalau ut bahan nya kan sudah ada, tinggal mereka yg mensosialisasikan, jadi bahan kita punya bahannya.” (i1,Bjm). “Itukan kerjasama untuk diknas itu kerjasama untuk pembagian dalam sekolah, jadi kita libatkan 2 orang untuk guru sekolah. Orang diknas ikut memonitoring ikut membagi, mun kesekolah bawa ini ada program di sekolah kaya itu. Dinas kabupaten masing – masing, sebelum acara apa kita bulan Fabruari kah kita Maret itu kita sosialisasi kita undang jua orang diknas, dari PKK kan untuk posyandu itu nah kita undang kan mereka mau pembagian ini bulan Agustus, soalnya diknas kan yang memberikan informasi dengan orang kebupaten berpa siswanya. kada mungkin orang puskes jua turun kesekolah – sekolah minta data itu pasti dari diknasnya. Ada kami sosialisasi, evaluasi tadi kami

Page 97: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

75

undang jua, bahwa kita ada ucapan terimakasih lah atas capaian kita sudah diatas rata – rata kayak gitu.” (i2, Bjm).

G. Hambatan pelaksanaan

Dalam melaksanakan program cacingan ini, beberapa

tenaga puskesmas ada yang tidak mendapatkan anggaran yang

khusus untuk menjalankan program tersebut. Hambatan ini diatasi

dengan menempelkan program cacingan dengan program yang lain

yang sudah direncanakan dan ada biayanya. Hal ini sesuai dengan

penyataan dari informan, sebagai berikut:

“Apa dasar pelaksanaan pengobatan harus 2x, ada kabupaten yang tidak mau melaksanakan karena takut jadi temuan. Sasaran pengobatan harusnya dibedakan dengan sasaran filariasis yang 2-70 tahun. Kita sudah merencanakan, saya sudah ajukan, nah disini kalau dicoret ya silahkan saja, yang penting saya sudah melaksanakan perintah kepala tapi punya hutang dengan kabupaten, ada 260 m, yang 60 sudah dikasihkan, ada defisit 200, menggunakan dana kabupaten. dinas. Yang kami kerjakan bukan hanya ini, kalau ini kan ribet banget, harus mendata dulu, diobati, pas pengobatan juga belum bisa langsung diminum,”

Page 98: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

76

IV. PEMBAHASAN

4.1 Gambaran kasus kecacingan dan angka prevalensi kecacingan 5

Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Selatan

Gambaran kasus kecacingan dari 5 Kabupaten/kota

didapatkan angka prevalensi sebesar (1,05%) sehingga implementasi

dari pelaksanaan program kecacingan berhasil, dalam pencapaian

target berupa penurunan prevalensi cacingan dibawah 10%.

Indikator dalam pencapaian target program penanggulangan

cacingan sebagaimana dimaksud berupa penurunan prevalensi

cacingan sampai dengan di bawah 10% (sepuluh persen) di setiap

daerah kabupaten/kota. Penentuan prevalensi cacingan pada daerah

kabupaten/kota ditetapkan berdasarkan survei sebagai berikut:

prevalensi tinggi apabila prevalensi cacingan di atas 50% (lima puluh

persen); prevalensi sedang apabila prevalensi cacingan 20% (dua

puluh persen) sampai dengan 50% (lima puluh persen) dan prevalensi

rendah apabila prevalensi cacingan dibawah 20% (dua puluh

persen).1 Sehingga Pemerintah Pusat menetapkan target program

Penanggulangan cacingan berupa reduksi cacingan pada tahun 2019

berhasil untuk 5 Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Selatan.

Pada kasus di Kabupaten Tanah Laut infeksi yang terbanyak

adalah T.trichiura atau cacing cambuk/whipworm. Cacing ini

merupakan cacing yang bersifat kosmopolit, terutama ditemukan pada

daerah panas dan lembab, seperti di Indonesia..5 Daerah

penyebarannya sama dengan ascariasis, prevalensinya tinggi pada

keadaan sosial ekonomi yang rendah. Cacing ini menginfeksi segala

umur dan semua jenis kelamin. Sama dengan cacing ascaris, cacing

ini pun cara penularannya melalui makanan/minuman yang tercemar

telur infektif, dengan faktor resiko yang sama pula. Setelah dilakukan

screening kecacingan, ternyata hasilnya masih ada yang positif,

Page 99: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

77

terutama golongan nematoda (T. Trichiura) walaupun seluruh anak

sudah meminum obat cacing di depan kelas masing masing di

damping oleh guru dan petugas puskesmas. Sedangkan infeksi cacing

kedua adalah Enterobius vermicularis merupakan infeksi umum yang

memang banyak menyerang dikalangan anak karena cara

penularannya yang sangat cepat dan mudah (bisa melalui pakaian,

sprei, oral, dll).3,4,5,6,7,8 Hasil pemeriksaan spesimen tinja yang

dilakukan di Kabupaten Tanah laut didapatkan 2 anak (0,45%) positif

kecacingan. Faktor yang mempengaruhi antara lain, kemungkinan

pada saat pembagian obat cacing di sekolah yang diberikan kepada

seluruh anak sekolah yang bersangkutan tidak hadir atau absen,

sehingga anak tersebut tidak minum obat cacing.

Pada kasus di Kabupaten Tanah Laut, infeksi yang ditemukan

adalah cacing Hookworm yang disebabkan karena kontak dengan

tanah (soil-transmitted helminthes). Selain itu ditemukan cacing

tambang atau Hookworm Disease adalah suatu infeksi kronis yang

sering terjadi dan muncul dengan berbagai gejala, biasanya proporsi

terbesar dengan berbagai tingkat anemia. Pada infeksi berat, akibat

darah dihisap oleh cacing mengakibatkan terjadinya kekurangan zat

besi dan menyebabkan terjadinya anemia hipokromik, anemia

mikrositik, sebagai penyebab utama disabilitas.1

Distribusi penyakit secara luas di negara tropis dan subtropis

dimana pembuangan tinja manusia yang tidak saniter, dimana

keadaan tanah, keadaan suhu dan kelembaban yang mendukung

hidupnya larva infektif. Dapat juga ditemukan di lingkungan areal

pertambangan. Cara penularannya, telur dalam tinja yang di deposit

dalam tanah dan menetas di tanah dalam kondisi yang sesuai, yaitu

udara yang lembab, suhu dan tipe tanah yang sesuai, larva

berkembang menjadi stadium 3 menjadi infektif dalam 7-10 hari.

Pada pemeriksaan Tinja anak sekolah yang positip Hookworm

ini di mungkinkan karena kebanyakan anak sekolah pergi ke sekolah

Page 100: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

78

tanpa menggunakan sepatu melainkan sendal dan sesampai di

sekolah mereka melepasnya dan bermain di halaman sekolah tanpa

alas kaki, ini menyebabkan seseorang terinfeksi dengan bahaya

tanah yang tercemar oleh tinja manusia, kotoran kucing, anjing dan

upaya pencegahan hendaknya memakai alas kaki/ sepatu.

Sedangkan infeksi cacing kedua adalah Enterobius vermicularis

merupakan infeksi umum yang memang banyak menyerang

dikalangan anak karena cara penularannya yang sangat cepat dan

mudah (bisa melalui pakaian, sprei, oral, dll).

Hasil pemeriksaan spesimen tinja yang dilakukan di Kabupaten

Tapin didapatkan 3 anak (0,69%) positif kecacingan. Faktor yang

mempengaruhi antara lain, kemungkinan pada saat pembagian obat

cacing di sekolah yang diberikan kepada seluruh anak sekolah yang

bersangkutan tidak hadir atau absen, sehingga anak tersebut tidak

minum obat cacing.

Kasus kecacingan di Kabupaten Balangan pada anak sekolah

dasar, didapatkan (1,60%) positif menderita kecacingan. Infeksi cacing

yang ditemukan adalah cacing cambuk (T.trichiura) sebanyak 4 anak

dan cacing kremi (E. vermicularis) sebanyak 4 orang.

Dari hasil survei tinja tersebut menunjukkan bahwa infeksi

kecacingan yang terjadi pada anak sekolah di Kabupaten Tanah Laut

cukup rendah. Dari spesies yang ditemukan yaitu telur cacing

nematoda usus antara lain cacing cambuk (T.trichiura) yang

disebabkan karena kontak dengan tanah (soil-transmitted helminthes),

sedangkan Enterobius vermicularis merupakan infeksi umum yang

memang banyak menyerang dikalangan anak karena cara

penularannya yang sangat cepat dan mudah (bisa melalui pakaian,

sprei, oral, dll).

Kasus kecacingan di Kabupaten Banjar didapatkan (1,07%)

positif menderita kecacingan. Infeksi cacing yang ditemukan adalah

lain Ascaris lumbricoides sebanyak 1 anak, Hymenolepis nana

Page 101: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

79

sebanyak 2 anak dan cacing kremi (E. vermicularis) sebanyak 1

orang.

Dari hasil survei tinja tersebut menunjukkan bahwa infeksi

kecacingan yang terjadi pada anak sekolah di Kabupaten Banjar

cukup rendah. Dari spesies yang ditemukan yaitu telur cacing

nematoda usus antara lain Ascaris lumbricoides yang disebabkan

karena kontak dengan tanah (soil-transmitted helminthes), sedangkan

E. vermicularis merupakan infeksi umum yang memang banyak

menyerang dikalangan anak karena cara penularannya yang sangat

cepat dan mudah (bisa melalui pakaian, sprei, oral, dll). Selain

golongan nematoda usus, juga ditemukan infeksi cacing golongan

cestoda yaitu, Hymenolepis nana yang umumnya disebarkan oleh

tikus.

Hymenolepiasis atau penyakit cacing pita kerdil disebabkan

oleh infeksi cacing H. nana (dawrf tapeworm) atau H.diminuta, dimana

penyebarannya secara kosmopolit lebih banyak terjadi di daerah

dengan iklim panas daripada iklim dingin, seperti di Indonesia. Pada

pemeriksaan tinja anak sekolah di Kabupaten Banjar terdapat 2 anak

terinfeksi H. nana. Hal ini perlu perhatian yang khusus karena jika

tidak diberikan pengobatan standar, tidak akan mematikan cacing pita

yang ada di perut anak tersebut. Pengobatan yang harus diberikan

adalah Niklosamid dosis 2gr/hr x 7 hr setelah itu tindakan lanjutan

pemeriksaan tinja untuk telur dan proglotid 2 minggu dan 3 bulan

setelah pengobatan, biasanya cacing yang menempel pada dinding

usus halus ini menimbulkan iritasi mukosa usus. Kelainan yang sering

timbul adalah toksemia umum karena penyerapan sisa metabolit dari

parasit masuk ke dalam sistem peredaran darah penderita. Pada anak

kecil dengan infeksi berat, cacing ini kadang-kadang menyebabkan

keluhan neurologi yang gawat, mengalami sakit perut dengan atau

tanpa diare, kejang-kejang, sukar tidur dan pusing. Eosinofilia sebesar

8-16%. Sakit perut, diare, obstipasi dan anoreksia merupakan gejala

Page 102: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

80

ringan. Infeksi sering pada anak-anak usia 15 tahun ke bawah yang

terjadi secara langsung dari tangan ke mulut. Disebabkan oleh telur

yang tertelan dari benda-benda yang terkena tanah, dari tempat

buang air atau langsung dari anus ke mulut.21

Selain itu juga ditemukan infeksi cacing kremi yang merupakan

infeksi kecacingan umum di kalangan anak-anak. Penyebaran cacing

kremi sangat cepat dan mudah bahkan dapat melalui pakaian/sprei

yang tercemar telur cacing. Umumnya telur cacing kremi jarang dapat

ditemukan pada tinja kecuali tinja hasil defekasi sesaat setelah

bangun tidur. Umumnya telur cacing kremi diambil dengan metode

anal swab, yaitu meletakkan plastik perekat yang telah ditempel pada

stik es krim pada anus dengan tujuan agar telur cacing dapat

menempel pada pita perekat tersebut.

Dari hasil survei tinja tersebut menunjukkan bahwa infeksi

kecacingan yang terjadi pada anak sekolah di Kota Banjarbaru cukup

rendah. Hasil pengambilan sampel spesimen tinja pada anak sekolah,

didapatkan 4 anak (1,59%) positif menderita kecacingan. Infeksi

cacing yang ditemukan adalah lain Ascaris lumbricoides sebanyak 2

anak, Hookworm sebanyak 1 anak dan cacing cambuk (T.trichiura)

sebanyak 1 anak.

Dari hasil survei tinja tersebut menunjukkan bahwa infeksi

kecacingan yang terjadi pada anak sekolah di Kota Banjarbaru cukup

rendah. Dari spesies yang ditemukan yaitu telur cacing nematoda

usus antara lain Ascaris lumbricoides, Hookworm dan T.trichiura yang

disebabkan karena kontak dengan tanah (soil-transmitted helminthes).

4.2. Pengetahuan, sikap dan perilaku anak sekolah terhadap kasus cacingan di 5 Kab/kota di Provinsi Kalimantan Selatan

Hasil uji analisis statistik antara pengetahuan, sikap, dan

perilaku dengan kejadian kecacingan di Kab. Tanah Laut, Tapin,

Banjar dan Banjarbaru Provinsi Kalimantan Selatan menunjukkan

Page 103: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

81

tidak adanya hubungan yang bermakna secara statistik pada ketiga

variabel tersebut.

Di Kabupaten Balangan variabel perilaku ada hubungan yang

bermakna secara statistik. Hal ini sejalan dengan Penelitian Peter J.

Hotes (2003) yang mengatakan bahwa perilaku mempengaruhi

terjadinya infeksi cacingan yaitu yang ditularkan lewat tanah. Perilaku

seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh

pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi dari orang atau masyarakat

itu sendiri. Di samping itu, keterbatasan fasilitas, dan sikap dan

perilaku para petugas kesehatan terhadap kesehatan juga akan

mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku. Perubahan

pengetahuan dan sikap belum merupakan jaminan terjadinya

perubahan perilaku. Perubahan perilaku di dalam proses pendidikan

orang dewasa pada umumnya lebih sulit dari pada perubahan perilaku

pada pendidikan anak.22

Dari hasil data kuantitatif di atas dan didukung data kualitatif

yaitu dengan meningkatkan promosi kesehatan, yang dilaksanakan

dengan strategi advokasi, pemberdayaan masyarakat, dan kemitraan,

yang ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang

tanda dan gejala cacingan serta cara penularan dan pencegahannya,

meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat guna memelihara

kesehatan dengan cara antara lain cuci tangan pakai sabun;

menggunakan air bersih untuk keperluan rumah tangga; menjaga

kebersihan dan keamanan makanan; menggunakan jamban sehat;

mengupayakan kondisi lingkungan yang sehat; meningkatkan perilaku

mengkonsumsi obat cacing secara rutin terutama bagi anak balita dan

anak usia sekolah; dan meningkatkan koordinasi institusi dan lembaga

serta sumber daya untuk terselenggaranya reduksi cacingan.26

Berdasarkan teori Green (1980) cit Notoatmodjo (1997),

perilaku seseorang berkaitan dengan suatu penyakit dipengaruhi oleh

faktor predisposisi, pemungkin, dan pendorong. Pendidikan,

Page 104: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

82

pekerjaan, dan jenis kelamin merupakan beberapa mata rantai untuk

dapat mendukung perilaku positif yang tidak mendukung kejadian

kecacingan. Akses informasi yang kurang dapat merupakan faktor

yang menyebabkan rendahnya pengetahuan penduduk tentang

kecacingan. Studi yang dilakukan oleh Norhayati pada anak orang asli

di Malaysia diperoleh bahwa tidak ada hubungan bermakna antara

jenis kelamin dan infeksi cacing. Hal ini mengindikasikan tidak ada

perbedaan perilaku pada anak laki-laki dan perempuan. Hal ini

menunjukkan tidak adanya hubungan yang bermakna antara

pengetahuan dengan kejadian kecacingan.23 Dilihat dari frekuensinya

responden (anak sekolah) dengan pengetahuan orangtua kurang baik

yang mengalami kejadian kecacingan (1,2%), sedangkan pada

responden (anak sekolah) yang mengalami kecacingan dengan

pengetahuan orangtuanya baik (0,8%). Penelitian ini mendukung

penelitian Muniroh (2005), yang menyatakan bahwa tidak ada

hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan orang tua

dengan kejadian kecacingan.

Yared Merid dkk melaporkan bahwa kejadian kecacingan lebih

sering pada anak-anak karena mempunyai kontak yang erat dengan

sumber infeksi dan anak-anak digambarkan lebih rentan daripada

orang dewasa. Hal ini juga didukung penelitian oleh Abdul Rahman

dalam Sri Alemina Ginting di Penang Malaysia melaporkan bahwa

tidak ada hubungan bermakna antara usia dan infeksi cacing usus.24

Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara

sikap dengan kejadian kecacingan. Sikap merupakan suatu keadaan

kecenderungan seseorang untuk beraksi terhadap keadaan

lingkungannya, sehingga masih banyak masyarakat yang tidak

mendukung terhadap penanggulangan kecacingan dan kurang

tanggap terhadap lingkungannya (Kasnodiharjo, 1990).

Page 105: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

83

Hasil ini pula didukung oleh Penelitian Peter J. Hotes (2003)

yang mengatakan bahwa perilaku mempengaruhi terjadinya infeksi

cacingan yaitu yang ditularkan lewat tanah.25

Responden (anak sekolah) dengan orang tua yang berjenis

kelamin perempuan 16,4% terinfeksi kecacingan, sedangkan

responden (anak sekolah) dengan orangtua yang berjenis kelamin

laki-laki hanya 3,6%. Seperti halnya penelitian oleh Abdul Rahman

dalam Sri Alemina Ginting melaporkan bahwa tidak adanya hubungan

bermakna antara jenis kelamin dengan infeksi cacing usus. Studi yang

dilakukan oleh Norhayati pada anak orang asli di Malaysia diperoleh

bahwa tidak ada hubungan bermakna antara jenis kelamin dan infeksi

cacing26.

Hal ini mengindikasikan tidak ada perbedaan perilaku pada

anak laki-laki dan perempuan. Penelitian ini mendukung penelitian

Muniroh (2005), yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang

signifikan antara tingkat pengetahuan orangtua dengan kejadian

kecacingan.

Sikap merupakan suatu keadaan kecenderungan seseorang

untuk beraksi terhadap keadaan lingkungannya, sehingga masih

banyak masyarakat yang tidak mendukung terhadap penanggulangan

kecacingan dan kurang tanggap terhadap lingkungannya

(Kasnodiharjo, 1990).

4.3. Hasil wawancara mendalam stakeholder tentang kebijakan

kecacingan dan pelaksanaannya di 5 kab/kota di Provinsi Kalimantan

Selatan

Hasil wawancara mendalam terhadap informan terkait

kebijakan evaluasi program kecacingan di dinas kesehatan provinsi,

kabupaten dan puskesmas sebagai ujung tombak pada pelaksanaan

pengobatan kecacingan di 5 kabupaten/kota Provinsi Kalimantan

Selatan, sudah berjalan sesuai Permenkes no 15/2017 yaitu program

Page 106: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

84

penanggulangan cacingan yaitu pemerintah pusat menetapkan target

program penanggulangan cacingan berupa reduksi cacingan pada

tahun 2019.27

Proses alur pelaksanaan kebijakan di provinsi Kalimantan

Selatan dimulai dari usulan dinas terkait dengan mengajukan rencana

anggaran pelaksanaan program yang penganggarannya diserahkan

ke Bappeda, kemudian Bappeda sebagai perencana daerah

menetapkan penganggaran di daerah setelah rapat bersama dalam

musyawarah perencanaan dan pembangunan (musrenbang) daerah

yang disahkan oleh bupati kemudian diajukan ke DPRD untuk dibahas

dan disahkan sebagai anggaran daerah. Sedangkan untuk formulasi

kebijakan lokal/spesifik daerah, draft kebijakan dari dinas kesehatan

dibahas bersama komite kesehatan daerah (District Health Council)

yang kemudian diajukan ke Bappeda untuk dilihat kesesuaiannya dan

kemungkinannya dengan Renstra daerah untuk disahkan ke DPRD.28

Kebijakan pengendalian penyakit kecacingan di Dinas

Kesehatan propinsi sudah dilakukan baik dari segi perencanaan dan

penganggaran. Program kecacingan secara khusus baik dari segi

perencanaan dan pelaksanaan, namun hanya untuk kegiatan

pengobatan, sehingga penganggaran untuk masalah penyakit

kecacingan tidak ada. Sistem surveilans dan pengembangan

penelitian di tingkat kabupaten juga belum berjalan. Dinas kesehatan

perlu melakukan upaya koordinasi dengan pihak terkait (DPRD,

Bappeda, Puskesmas) mengenai kebijakan pengendalian kecacingan,

khususnya dalam perencanaan dan penganggaran serta evaluasi

pengobatan kecacingan.

Kebijakan Kesehatan (health policy) adalah segala sesuatu

untuk mempengaruhi faktor–faktor penentu di sektor kesehatan agar

dapat meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Kebijakan

kesehatan perlu dilakukan agar dapat mencapai tingkat kesehatan

yang diinginkan, karena itu dalam menyusun model kebijakan

Page 107: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

85

diperlukan analisis agar kebijakan yang diterapkan nantinya bisa

efektif dan efisien seperti analisis kebijakan yang dibuat oleh Walt dan

Galson.28

Keterlibatan pemerintah pusat sangat penting terutama dalam

mengembangkan dan mengadopsi kebijakan nasional tentang

pengendalian kecacingan. Oleh karena itu pemegang program

memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa pengaruh dari

program yang dibuat diketahui oleh sektor pemerintahan2,29 lainnya.

Dibandingkan dengan di Malaysia yang belum memiliki kebijakan

khusus dalam pencegahan dan pengendalian kecacingan26, Indonesia

sudah memiliki pedoman khusus berupa Permenkes no 15/2017 yaitu

program penanggulangan cacingan yaitu pemerintah pusat

menetapkan target program penanggulangan cacingan berupa reduksi

cacingan pada tahun 2019.1

Indikator dalam pencapaian target program penanggulangan

cacingan berupa penurunan prevalensi cacingan sampai dengan di

bawah 10% (sepuluh persen) di setiap daerah kabupaten/kota. Hal ini

terlihat dari hasil pemeriksaan kecacingan dari 5 Kabupaten/kota yang

diperiksa sebesar 2005 anak didapatkan sebesar 21 anak (1,05%)

positif menderita kecacingan, sehingga implementasi dari

pelaksanaan program kecacingan sudah bisa dikatakan berhasil

dalam pencapaian target berupa penurunan prevalensi cacingan

dibawah 10%.1

Strategi dalam mewujudkan target program penanggulangan

cacingan antara lain meningkatkan komitmen pemerintah pusat dan

pemerintah daerah untuk menjadikan program penanggulangan

cacingan sebagai program prioritas. 1

Program kecacingan di Dinas Kesehatan dan pengelola

program kecacingan Provinsi Kalimantan Selatan mendrop obat ke

Page 108: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

86

masing masing kabupaten/kota untuk dibagikan ke puskesmas dan

dikerjakan bersama-sama oleh tim di puskesmas.

Strategi dalam meningkatkan program penanggulangan

cacingan antara lain koordinasi lintas program, lintas sektor, dan

peran serta masyarakat dengan mendorong kemitraan baik dengan

kelompok usaha maupun lembaga swadaya masyarakat dengan

mengintegrasikan kegiatan penanggulangan cacingan dengan

kegiatan POPM filariasis.

Jika dilihat dari kecukupan SDM dan pemberdayaan

masyarakat, komitmen yang berhubungan dengan kegiatan eliminasi

kecacingan, semua informan mengatakan dari segi ketersediaan

tenaga tidak masalah, karena Provinsi hanya mendrop aja ke

kabupaten, kabupaten membagikan ke tiap puskesmas. Dan pihak

puskesmas tidak ada masalah untuk tenaga, yang melaksanakan

adalah pengelola program kecacingan dibantu tenaga dari gizi karena

terintegrasi dengan pemberian vitamin A.

Untuk pemberdayaan masyarakat yang terlibat, sebagian besar

baru kader posyandu, kader dari masyarakat, guru kelas dan guru

UKS untuk pemberian obat cacing.

Sumberdaya untuk melaksanakan program cacingan di

Kabupaten Banjar dirasa cukup. Dalam pelaksanaannya dikerjakan

bersama-sama dengan program lain yang memiliki sasaran yang

sama.

Semua informan mengatakan untuk anggaran cukup sumber

dananya yaitu ada dari pusat dan APBD. Pembiayaan dalam program

cacingan di Dinas Kesehatan Provinsi ini diperoleh dari sumber APBN,

APBD, dan JKN.

Koordinasi lintas sektor merupakan salah satu kegiatan yang

harus dilaksanakan dalam melaksanakan program cacingan. Hasil

koordinasi lintas sektor cukup baik, namun belum optimal perannya.

Page 109: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

87

Program cacingan ini dilakukan bersama-sama dengan

melibatkan organisasi masyarakat dan juga institusi pendidikan.

Sasaran dari program ini adalah anak sekolah, sehingga peran

sekolah dan masyarakat sangat diperlukan.

Meningkatkan koordinasi lintas program, lintas sektor, dan

peran serta masyarakat dengan mendorong kemitraan baik dengan

kelompok usaha maupun lembaga swadaya masyarakat dengan

mengintegrasikan kegiatan Penanggulangan cacingan dengan

kegiatan POPM filariasis.

Di Kabupaten Tanah Laut Kebijakan dalam melaksanakan

Permenkes no. 15/2017 berupa surat keputusan maupun edaran dari

bupati tidak ada. Akan tetapi pada pelaksanaannya sudah

dilaksanakan sesuai arahan dari pusat. Hal ini di dukung oleh

pernyataan dari kepala bidang dan juga kepala seksi yang

membidangi. Program kecacingan berupa pemberian obat cacing

pada anak dan balita.

Koordinasi antara pengelola program kecacingan di dinas

kesehatan provinsi, kabupaten dan puskesmas dalam melaksanakan

Permenkes no 15/2017 berupa surat keputusan maupun edaran dari

bupati tidak ada. Hal ini di dukung oleh pernyataan dari kepala bidang

dan juga kepala seksi yang membidangi. Program kecacingan berupa

pemberian obat cacing pada anak dan balita. Program ini dikenal

dengan POMP. Sasarannya adalah anak sekolah dasar dan balita.

Kegiatan ini biasanya dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan

lainnya. Hasil wawancara didapatkan kesimpulan bahwa terkait

dengan petugas yang melaksanakan cukup dan tidak ada masalah

Sarana dan prasarana dalam melaksanakan program cacingan dirasa

cukup. Menurut hasil wawancara sarana dan prasarana yang

dipergunakan biasanya bersama-sama dengan program yang lain.

Anggaran atau biaya menjadi hal yang sangat penting dalam

mendukung keberhasilan suatu program. Program kecacingan tidak

Page 110: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

88

mendapatkan pendanaan khusus karena cacingan adalah salah satu

penyakit yang terabaikan, sehingga tidak ada program dan anggaran

yang direncanakan.

Dalam pelaksanaannya program ini menempel pada program

yang lain dan pembiayaan sebagian besar berasal dari pemerintah

pusat. Koordinasi lintas sektor merupakan salah satu kegiatan yang

harus dilaksanakan dalam melaksanakan program cacingan.

Hasil koordinasi lintas sektor cukup baik, namun belum optimal

perannya Dalam melaksanakan program cacingan ini ternyata tidak

ada kendala yang besar, semuanya berjalan baik.

Di Kabupaten Balangan tidak ada kebijakan dari pemerintah

daerah dalam mendukung pelaksanaan program kecacingan, Program

cacingan dilaksanakan dengan kegiatan pembagian obat secara

massal (POMP). Pelaksana kegiatan dalam program kecacingan di

Kab. Balangan dilakukan oleh petugas filariasis. Petugas yang

mengerjakan khusus kecacingan tidak ada. Sarana dan prasarana

dalam melaksanakan program kecacingan di Kab. Balangan tidak ada

kendala, cukup. Pembiayaan untuk melaksanakan program

kecacingan didukung oleh APBN, APBD, maupun bantuan

perusahaan yang ada dalam CSR. Hal ini didukung oleh pernyataan

beberapa informan. Kegiatan program cacingan ini dilaksanakan oleh

institusi kesehatan, organisasi masyarakat, dan juga perusahaan.

Hambatan yang dialami oleh tim dalam melaksanakan kegiatan

adalah penolakan masyarakat akibat ketakutan terhadap reaksi obat,

seperti obat filariasis.

Di Kota Banjarbaru kebijakan yang dikeluarkan untuk

mendukung program eliminasi kecacingan di Kota Banjarbaru tidak

ada. Baik berupa surat edaran maupun surat keputusan dari bupati

dalam melaksanakan Permenkes no. 15/2017. Program eliminasi

kecacingan di Kota Banjarbaru dilakukan dengan kegiatan pembagian

obat cacing dan diminum secara bersama-sama di sekolah maupun di

Page 111: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

89

posyandu. Pelaksanaan program cacingan dilakukan oleh institusi

kesehatan kabupaten dan puskesmas. Dalam kegiatan di sekolahan

dibantu oleh guru ataupun kader untuk di posyandu. Di Kota

Banjarbaru tidak ada sarana dan prasarana khusus yang digunakan

oleh petugas dalam melaksanakan program cacingan.

Pelaksanaannya diserahkan sepenuhnya kepada petugas.

Biaya pelaksanaan program cacingan ini didukung oleh dana

dari APBN. Sedangkan untuk dana APBD baru sebagian puskesmas

yang telah memiliki anggarannya. Program cacingan dilaksanakan

bersama-sama dengan institusi lain. Guru dan kader dilibatkan dalam

kegiatan kecacingan. Hambatan dalam melaksanakan program

cacingan dapat dikatakan tidak memiliki kendala yang berarti, karena

dapat diselesaikan di lapangan. Dibutuhkan evaluasi dalam kerjasama

lintas sektor.

Di Kabupaten Banjar kebijakan yang dikeluarkan oleh

pemerintah Kab. Banjar untuk melaksanakan program kecacingan ini

tidak ada. Program kecacingan di Kab. Banjar dikerjakan bersama-

sama dan menempel pada pengobatan filariasis. Sumberdaya untuk

melaksanakan program cacingan di Kab. Banjar dirasa cukup. Dalam

pelaksanaannya dikerjakan bersama-sama dengan program lain yang

memiliki sasaran yang sama. Hal ini didukung oleh pernyataan dari

beberapa informan, Kebutuhan sarana dan prasaranan dalam

melaksanakan kegiatan cacingan cukup, karena tidak dikerjakan

secara sendiri, tapi bersama dengan program lain. Pembiayaan dalam

program cacingan di Kab. Banjar ini diperoleh dari sumber APBN,

APBD, dan JKN. Hal ini diperkuat oleh pernyataan dari beberapa

informan. Program cacingan ini dilakukan bersama-sama dengan

melibatkan organisasi masyarakat dan juga institusi pendidikan.

Sasaran dari program ini adalah anak sekolah, sehingga peran

sekolah dan masyarakat sangat diperlukan.

Page 112: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

90

Dalam melaksanakan program cacingan ini, beberapa tenaga

puskesmas yang ada di Kab. Banjar tidak mendapatkan anggaran

yang khusus untuk menjalankan program tersebut. Hambatan ini

diatasi dengan menempelkan program cacingan dengan program lain

yang sudah direncanakan dan ada biayanya.

Page 113: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

91

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Gambaran kasus kecacingan di 5 Kabupaten/kota Provinsi

Kalimantan Selatan didapatkan angka prevalensi sebesar (1,05%)

tertinggi di Kabupaten Balangan dengan angka prevalensi (1,60%),

disusul oleh Kota Banjarbaru (1,59%), Kabupaten Banjar (1,07%),

Kabupaten (0,69%), dan Kabupaten Tanah Laut (0,45%) positif

menderita kecacingan.

2. Pengetahuan, sikap dan perilaku anak sekolah terhadap kasus di

Provinsi Kalimantan Selatan menunjukkan tidak adanya hubungan

yang bermakna secara statistik di 4 Kabupaten/Kota yaitu

Kabupaten Tanah Laut, Kota Banjarbaru, Kabupaten Banjar, dan

Kabupaten Tapin. Di Kabupaten Balangan pada variabel

pengetahuan dan sikap menunjukkan tidak adanya hubungan yang

bermakna secara statistik, sedangkan pada variabel perilaku

menunjukkan adanya hubungan yang bermakna secara statistik.

3. Evaluasi pelaksanaan program penanggulangan cacingan

berdasarkan PMK No. 15 tahun 2017 di 5 Kab/kota di Provinsi

Kalimantan Selatan dalam hal kebijakan semua kab/kota mengacu

pada permenkes PMK No. 15 tahun 2017, yang diturunkan melalui

program kecacingan dinas kesehatan Provinsi, kabupaten/kota

maupun puskesmas sebagai ujung tombak pelaksanaan

pengobatan kecacingan.

5.2 Saran

Rekomendasi untuk pengelola program kecacingan dan

pemangku kepentingan lainnya, antara lain :

a. Melaksanakan kebijakan program penanggulangan cacingan di

wilayah kabupaten/kota dan puskesmas.

Page 114: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

92

b. Meningkatkan kemampuan tenaga puskesmas dalam

penanggulangan cacingan termasuk melaksanakan penemuan dan

tata laksana kasus cacingan.

c. Melakukan bimbingan, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan

program penanggulangan cacingan kepada puskesmas.

d. Pengobatan, bila pemeriksaan prevalensi cacingan < 20% maka

dilakukan pengobatan selektif, bila prevalensi 20-50 % pengobatan

massal dilakukan satu kali setahun, bila prevalensi >50 % maka

pengobatan massal dilakukan dua kali setahun.

e. Keterbatasan kesediaan obat kecacingan khususnya untuk

golongan cestoda dan trematoda (Niklosamid dan Praziquantel)

untuk pengobatan cacing pita kerdil (H. nana dan H. diminuta).

Rekomendasi untuk sekolah dan anak sekolah untuk

mencegah infeksi cacingan antara lain:

a. Biasakan mencuci tangan setelah bermain serta sebelum dan

sesudah makan dengan air bersih dan sabun. Cuci tangan hingga

benar-benar bersih sampai di sela-sela jari serta kuku. Biasakan

pula mencuci kaki setelah bermain, bepergian, dan sebelum tidur.

b. Gunakan sandal saat bermain di luar rumah, terutama ketika

berjalan di tanah.

c. Jaga kebersihan kuku tangan dan kaki.

d. Hindari jajan atau membeli makanan di tempat sembarangan,

karena kita tak pernah tahu bagaimana kebersihan makanan atau

minuman yang dijajakan.

Page 115: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

93

DAFTAR PUSTAKA

1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 15 Tahun 2017 tentang

Penanggulangan Cacingan. 2. World Health Organization (WHO). Helminth control in school-

age children Helminth control in. In 2011. 3. Lukman Waris dkk. 2009. Distribusi Parasit Pencernaan Pada

Masyarakat Beberapa Daerah Dengan Ekosistem Yang Berbeda Di Kab Tabalong Provinsi Kalimiantan Selatan Tahun 2008. Loka Litbang P2B2 Tanah Bumbu. Laporan Akhir Penelitian.

4. Lukman Waris Distribusi Parasit Pencernaan Pada Masyarakat Beberapa Daerah Dengan Ekosistem Yang Bereda di Provinsi Kalimantan Selatan Tahap 2 Tahun 2009. Loka Litbang P2B2 Tanah Bumbu. Laporan Akhir Penelitian.

5. Nita Rahayu dkk. 2010. Faktor Risiko Terjadinya Infeksi Kecacingan (Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura dan Hookworm) Pada Anak Sekolah Di Daerah Endemis Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2010. Loka Litbang P2B2 Tanah Bumbu. Laporan Akhir Penelitian.

6. Annida dkk. 2010. Faktor Risiko Kecacingan pada Anak Sekolah dan Kebijakan Pengendalian Kecacingan di Provinsi Kalimantan Selatan Tahap II. Loka Litbang P2B2 Tanah Bumbu. Laporan Akhir Penelitian.

7. Liestiana Indriyati dkk. 2010. Studi Deskriptif Evaluasi Keberhasilan Program Pemberiaan Obat Cacing (Soil Transmitted Helmints) Per 6 Bulan Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya Di Kecamatan Kusan Hilir Kabupaten Tanah Bumbu. Loka Litbang P2B2 Tanah Bumbu. Laporan Akhir Penelitian RISBINKES.

8. Deni Fakhrizal dkk. 2015. Faktor Determinan Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Kabupaten Hulu Sungai Tahun 2015. Balai Litbang P2B2 Tanah Bumbu. Laporan Akhir Penelitian RISBINKES.

9. Hijaz Nuhung dkk. 2017. Studi Evaluasi Eliminasi Filariasis Di Indonesia Tahun 2017: Kabupaten Kotawaringin Barat dan Kabupaten Hulu Sungai Utara (Daerah Endemis Brugia malayi Zoonotik) Balai Litbang P2B2 Tanah Bumbu. Laporan Akhir Penelitian.

10. Annida et al. 2006. Penanggulangan Fasciolopsiasis melalui Pemberian Obat 2 Kali Setahun di Kab. Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan. Loka Litbang P2B2 Tanah Bumbu. Laporan Akhir Penelitian.

11. Annida et al. 2012. Studi Komprehensif Epidemiologi Fasciolopsiasis di Kab. Hulu Sungai Utara Prov. Kalimantan

Page 116: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

94

Selatan. Loka Litbang P2B2 Tanah Bumbu. Laporan Akhir Penelitian.

12. Annida et al. 2013. Kulturisasi Fasciolopsis buski pada Hewan Coba. Balai Litbang P2B2 Tanah Bumbu. Laporan Akhir Penelitian.

13. Budi Hairani et al. 2014. Deteksi Keong sebagai Hospes Perantara Fasciolopsiasis melalui Metode PCR. Balai Litbang P2B2 Tanah Bumbu. Laporan Akhir Penelitian.

14. Anorital. Penyakit Kecacingan Buski (Fasciolopsiasis) di Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan, Analisis dari Aspek Epidemiologi dan Sosial Budaya. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Farmasi, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Depatemen Kesehatan RI. 2008.

15. Anorital, Annida. Hospes Perantara dan Hospes Reservoir Fasciolopsisbuski di Indonesia. J Vektora. 2011;III(2).

16. Annida, Paisal. Siput Air Tawar sebagai Hospes Perantara Trematoda di Desa Kalumpang Dalam dan Sungai Papuyu, Kecamatan Babirik, Kabupaten Hulu Sungai Utara”, J Buski. 2014; 5(2):55-60.

17. Hairani B, Annida, Hidayat S, Fakhrizal D. Identifikasi Serkaria Fasciolopsiasis buski dengan PCR untuk Konfirmasi Hospes Perantara di Kabupaten Hulu sungai Utara, Kalimantan Selatan, Indonesia. J Balaba. 2016;12(1):7-14.

18. Tim Laboratorium Parasitologi Balai Litbang P2B2 Tanah Bumbu. 2016. Laporan Laboratorium Parasitologi Bulan Februari 2016. Balai Litbang P2B2 Tanah Bumbu.

19. Tim Laboratorium Parasitologi Balai Litbangkes Tanah Bumbu. 2018. Laporan Kegiatan Kerjasama Balai Litbangkes dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu. Balai Litbangkes Tanah Bumbu.

20. BPS. 2018. Kalimantan Selatan dalam Angka. 21. Sofiana L, Sumira M, Kelen J. Factors Related To Soil

Transmitted Helminth Infection On Primary School Children.

Unnes J Public Heal. 2018;7(1):55–61.

22. Weatherhead JE, Hotez PJ, Mejia R. The Global State of

Helminth Control and Elimination in Children. Pediatr Clin North

Am. 2017;64(4):867–77.

23. Kartini S, Kurniati I, Jayati NS, Sumitra W. Faktor-Faktor Yang

Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Soil Transmitted

Helminths Pada Anak Usia 1 – 5 Tahun Di Rw 07 Geringging

Kecamatan Rumbai Pesisir. J Pharm Sci. 2017;1(1):33–9.

24. Isra Firmansyah, MD; Sri Alemina Ginting, MD; Munar Lubis,

MD; Iskandar Z Lubis, MD; Syahril Pasaribu, MD; Chairuddin P

Page 117: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

95

Lubis, MD. Factors associated with the transmission of soil-

transmitted helminthiasis among schoolchildren. Paediatrica

Indonesiana . 2004: 44(7-8):127-132.

25. Wang L, Zou Y, Zhu X, Bottazzi ME, Hotez PJ, Id BZ. China’ s shifting neglected parasitic infections in an era of economic reform, urbanization, disease control, and the Belt and Road Initiative. PLoS Negl Trop Dis [Internet]. 2019;1–10. Available from: http://dx.doi.org/10.1371/journal.pntd.0006946.

26. Hutagalung S. Pemeriksaan mikroskopis tinja terhadap parasit metode kwantitatif : 1. Metode Stoll 2. Metode Kato-Katz [Internet]. 2017. Available from: https://docplayer.info/29691045-Pemeriksaan-mikroskopis-tinja-terhadap-parasit-metode-kwantitatif-1-metode-stoll-2-metode-kato-katz.html

27. Ridha, M. Rasyid. The policy control of helminthiasis in Tapin Regency Kalimantan Selatan Kebijakan pengendalian terhadap penyakit kecacingan di Kabupaten Tapin Kalimantan Selatan. Jurnal Buski. 2014;5(2):67–74.

28. Juhairiyah. Annida. The Policy of Helminthiasis Control and Public Knowledge Againts Helminthiasis in Banjar Regency South Kalimantan Province. Buletin of Health System Research. 2014;185–92.

29. Norhayati M, Fatmah MS, Tech DM, Yusof S, Tech DM, Edariah AB. Intestinal Parasitic Infections in Man : A Review. 2003;58(2):296–306.

Page 118: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

96

LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Permintaan Dinas Kesehatan Provinsi Lampiran 2. Kuesioner Pengetahuan Sikap dan Perilaku Lampiran 3. Panduan wawancara mendalam pada stakeholder Lampiran 4. Matriks hasil wawancara mendalam stakeholder Lampiran 5. Foto-foto kegiatan pengambilan data

Page 119: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

97

Lampiran 1

Page 120: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

98

Lampiran 2. Kuesioner Pengetahuan Sikap dan Perilaku KUESIONER PENGETAHUAN MURID SEKOLAH DASAR TENTANG CACINGAN Data Umum Responden Nama/Umur/Jenis Kelamin: Tempat, Tanggal Lahir : Nama Sekolah : Kelas : Alamat Sekolah : Titik Koordinat Sekolah : Kode Pot Tinja : Puskesmas : Nama Orang Tua : Alamat Rumah : TANYAKAN DAN LINGKARI SESUAI DENGAN JAWABAN RESPONDEN I. PENGETAHUAN

1. Apakah Adik tahu tentang sakit cacingan?

a. Ya

b. Tidak

2. Menurut adik, apakah berikut ini tanda-tanda cacingan ?

No Tanda-tanda kecacingan Ya Tidak Tidak Tahu

1 Sakit perut/mencret

2 Tidak nafsu makan

3 Pucat/lemas

4 Perut buncit

5 Tidak Tahu/Tidak Menjawab

3. Apakah berikut ini merupakan cara penularan kecacingan?

No Penularan Kecacingan Ya Tidak Tidak Tahu

1 Bermain tanah

2 Tidak mencuci tangan

3 Makan dan minum sembarangan

4 Tidak tahu/Tidak menjawab

II. SIKAP Berikut ini adalah cara agar tidak sakit cacingan:

No Cara Agar Tidak Sakit Cacingan Ya Tidak Tidak Tahu

1 Tidak bermain tanah

2 Mencuci tangan

3 Memotong dan membersihkan kuku

4 Memakai alas kaki jika keluar rumah

5 Minum obat cacing

6 Tidak tahu/Tidak menjawab

Page 121: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

99

III. PERILAKU

1 Apakah setiap mau makan dan setelah buang air besar (berak) adik mencuci tangan?

A. Ya

B. Tidak

2 Jika ya, dengan apakah adik mencucui tangan?

A. Air dan sabun

B. Air saja

3 Apakah setelah bermain di tanah adik mencuci tangan?

A. Ya

B. Tidak (Jika tidak langsung lompat ke pertanyaan nomor 5)

4 Dengan apakah adik mencuci tangan setelah bermain di tanah?

A. Air dan sabun

B. Air saja

5 Apakah adik menggunakan alas kaki (sepatu/sandal) setiap keluar rumah?

A. Ya

B. Tidak

6 Pada waktu istirahat sekolah apakah adik bermain menggunakan sepatu?

A. Ya

B. Tidak

7 Dimana adik buang air besar (berak)?

A. WC/Jamban

B. Tanah

C. Sungai

D. Tidak Tahu

8 Apakah kuku anak panjang?

Observasi

A. Ya

B. Tidak

9 Apakah kuku anak bersih?

Observasi

A. Ya

B. Tidak

Page 122: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

100

Lampiran 3. Panduan wawancara mendalam pada stakeholder

Page 123: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,
Page 124: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

102

Lampiran 3. Panduan wawancara mendalam stakeholder

EVALUASI PROGRAM PENANGGULANGAN KECACINGAN DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2019-2020

SEKTOR KESEHATAN (Kabupaten)

(Kepala Dinas Kesehatan; Kepala Puskesmas; Kepala Bidang P2; Kepala Seksi P2M; Pemegang Program Kecacingan)

1. Provinsi

2. Kabupaten

3. Waktu Pelaksanaan Tgl.

Pkl. Sd

4. Pewawancara

5. Informan

6. Jabatan

ASPEK KOMITMEN/KEBIJAKAN

PERTANYAAN BAHAN DISKUSI HASIL YANG DIHARAPKAN

1. Bagaimana translasi kebijakan pemerintah pusat/provinsi dalam eliminasi KECACINGAN (Faktor pendukung dan penghambat) (jika ada apa

Peratutan Pemerintah Pusat/ provinsi Pedoman eliminasi

Informasi tentang translasi kebijakan eliminasi Kecacingan di kabupaten, Solusi yang sudah dilakukan dan

Page 125: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

103

penyebabnya, solusi yang sudah dilakukan dan apa rekomendasi untuk kemkes)

Kecacingan Rekomendasi penyelesaiannya untuk pihak kemenkes

2. Bagaimana dukungan pemerintah daerah terhadap kebijakan eliminasi pemerintah pusat/provinsi? (Faktor pendukung dan penghambat) apa penyebabnya? Apa yang sudah dilakukan? Solusi apa yang diinginkan?

Perbup, perda, Surat Edaran pemda tentang eliminasi Kecacingan, keterlibatan sektor non kesehatan dalam eliminasi Kecacingan

Informasi tentang dukungan pemerintah daerah/bupati/walikota, keterlibatan sektor non kesehatan, bentuk dukungan atau hambatan yang dimaksud

3. Jelaskan apakah ada disharmoni peraturan antar kementerian, atau peraturan kemkes dengan peraturan di daerah yang dirasakan menghambat kegiatan pelaksanaan eliminasi Kecacingan? Jika ada peraturan apa? Apa yang sudah dilakukan? Solusi apa yang diinginkan?

Informasi adanya policy gap antar kementerian atau antara permenkes dengan perda, perbup atau SE.

ASPEK SDM

PERTANYAAN BAHAN DISKUSI HASIL YANG DIHARAPKAN

4. Bagaimana kecukupan SDM jumlah, jenis, kompetensi, komitmen yang berhubungan dengan kegiatan eliminasi Kecacingan? Jika tidak cukup, bagaimana mengatasinya.

Peratutan kementerian dalam SDM yang terlibat kegiatan eliminasi Kecacingan

Informasi kecukupan jumlah, jenis, kompetensi, komitmen SDM dan ketersediaan bantuan SDM sektor non kesehatan

5. Bagaimana pemberdayaan masyarakat dalam eliminasi Kecacingan. Bagaimana peran posyandu, kader kesehatan, PKK, perangkat desa, dll

Informasi tentang keterlibatan masyarakat dalam eliminasi Kecacingan Cara mobilisasi masyarakat, peran masing stakeholder

ASPEK ANGGARAN

PERTANYAAN BAHAN DISKUSI HASIL YANG DIHARAPKAN

6. Bagaimana anggaran pelaksanaan eliminasi Kecacingan, kecukupan dan sumber anggaran (pusat

Informasi tentang kecukupan anggaran dan sumber anggaran pelaksanaan

Page 126: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

104

melalui DAK), APBD, atau bantuan NGO (luar dan dalam negeri)

eliminasi Kecacingan

7. Jelaskan disharmoni tata kelola perencanaan anggaran pusat dan daerah, apa kendala? Apa Solusi yang sudah dilakukan? Solusi apa yang diinginkan?

Tata kelola perencanaan anggaran pusat dan daerah,

Gambaran disharmoni tata kelola perencanaan anggaran pusat dan daerah, kendala, Solusi yang sudah dilakukan dan rekomendasi penyelesaiannya.

8. Apakah menu DAK anggaran pusat dan daerah sudah sesuai? apa kendala yang dihadapi? Solusi yang sudah dilakukan? Solusi apa yang diinginkan?

Kesesuaian menu DAK dengan kebutuhan daerah

Gambaran kesesuaian menu DAK dengan kebutuhan daerah, kendala, Solusi yang sudah dilakukan dan rekomendasi penyelesaiannya

SARANA DAN PRASARANA KESEHATAN

PERTANYAAN BAHAN DISKUSI HASIL YANG DIHARAPKAN

9. Bagaimana sarana dan prasarana dalam menunjang pelaksanaan eliminasi Kecacingan (kondisi, kecukupan)

Standar fasilitas kesehatan penunjang pelaksanan eliminasi Kecacingan

Informasi standar fasilitas kesehtan kendala, Solusi yang sudah dilakukan dan rekomendasi untuk rekomendasi penyelesaiannya

10. Apa kendala yang dihadapi? Apa Solusi yang sudah dilakukan? Solusi apa yang diinginkan dari kemenkes?

Informasi kendala yang dihadapi dalam hal fasilitas kesehtan, Solusi yang sudah dilakukan dan rekomendasi penyelesaiannya

KERJASAMA LINTAS SEKTOR

PERTANYAAN BAHAN DISKUSI HASIL YANG DIHARAPKAN

11. Bagaimana proses koordinasi lintas sektor dan lintas program? apa kendala yang dihadapi? Solusi yang sudah dilakukan? Solusi apa yang diinginkan?

Informasi tentang optimalisasi koordinasi antara lintas sektor dan lintas program, kendala, solusi yang sudah dilakukan dan rekomendasi penyelesaiannya.

Page 127: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

105

12. Apakah dinas kesehatan melakukan kerjasama dengan sektor non kesehatan dalam eliminasi Kecacingan? Jelaskan alasannya jika ada dan tidak

Informasi tentang sektor yang melakukan kerja sama dalam pelaksanaan eliminasi malaria dan proses kerjasama itu dibentuk

13. Jelaskan bentuk kerjasama sektor non kesehatan dalam eliminasi Kecacingan

Informasi tentang bentuk kerjasama dalam pelaksanaan eliminasi Kecacingan

Page 128: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

106

Lampiran 4. Matrik hasil wawancara mendalam stakeholder

Kabupaten Tanah Laut

Aspek KABID P2P KASI P2P PENGELOLA PROGRAM KEPALA PKM ANGSAU PENGELOLA PROGRAM PKM BATAKAN

kebijakan pusat provinsi terkait eliminasi kecacingan

1. Untuk kebijakan yang terkait dengan eliminasi kecacingan pelaksanaan eliminasi kecacingan semua di pkm harus sudah melaksanakan kemudian setiap bulan agustus bersamaan dengan pemberian vitamin A 2. Untuk obat udah berjalan 5 tahun terakhir, kemudian surat edaran semua surat bupati masih belum ada tapi surat ke puskesmas sudah ada untuk pelaksanaan eliminasi kecacingan ini. Kemudian untuk kegiatan yang berupa SK atau perbup dari bupati belum ada 3. untuk selama ini dari dinkes dan dari lintas sektor itu dari dinas pendidikan

Yang jelas kebijakannya yang pertama kegiatan kecacingan itu sendiri pemberian obat cacing itu diberikan setahun 2x

kalau dari provinsi sebenernya ada kan ambil obat obat sekalian

Kalau untuk kebijakan sesuai dengan peraturan sudah dilaksanakan apalagi bulan ini, bulan agustus adalah bulan untuk pembagian obat kecacingan berbarengan dengan pemberian vitamin A, jadi sudah dilaksanakan di puskesmas dilaksanakan dan di posyandu

Page 129: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

107

hambatannya untuk menerapkan yang kebijakan pengobatan kecacingan

untuk hambatan untuk pengobatan tidak ada

Sampai sekarang selama sudah ada 3 tahunan, mulai 2016an 2017 itu aman. Kadada kendala, karena obat cacingnya manis aja jadi rasa kadada pengaruhnya aman aja.

Alhamdulillah kadada pang kalonya dari laporan disana aman aman aja, pokonya sudah menerima sudah diberikan kadapapa kadada masalah yang keluhan ini itu kadada

Kalau kendalanya Alhamdulillah kadada

SDM dan pemberdayaan masyarakat

untuk pelibatan baru kader posyandu, kader dari masyarakat untuk pemberian obat cacing

kalau masyarakat ngga ada, cuman guru biasanya guru UKS yang kita libatkan

mungkin dari PKK, kan biasanya tiap kali pembegian itu kan sekalian vitamin A.

a

anggaran pelaksanaan pengobatan kecacingan

untuk anggaran cukup sumber dananya ada dari pusat dari DAK, kemudian dari APBD 2 juga ada

sudah ada dari pusat dari provinsi, sudah ada juga dari APBD daerah

alhamdulillah cukup cukup menganggarkan dari dana DAK, dana BOK

Untuk di tahun 2018 untuk anggaran dari puskesmas itu tidak ada mengadakan untuk pembagian kemarin ada dari dinas provinsi. Dari dinas kabupaten itu sekitar 800 ribuan untuk pembagian.

Page 130: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

108

sarana prasarana penunjang

sarana prasarana kalau untuk penunjang untuk pemeriksaan dan sebagainya cukup, cuma untuk petugas laboratoriumnya ya belum semua pkm ada analis kesehatannya, ada masih ada beberapa pkm yang belum ada analis kesehatannya

cukup aja kita, karena aa yang ke lapangan itu kan pengelola juga, jadi kita hanya sekedar bimbingan teknisnya aja, sehingga di apa puskesmas itu sudah ada sarananya

menunjang aja, sebab kan nyaman aja kalau di desa, nyaman aja bu ai. Apalagi buhan pengelola progamnya aktif banar, nyaman orangnya, jadi keluan kadada, segala cukup.

Prefentif ya, penyuluhan, jadi kami ada.

Page 131: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

109

proses koordinasi lintas sektor lintas program

1. Kalo dengan dinas pendidikan kita sudah berjalan cukup bagus dengan kementerian agama yang membawahi sanawiyah ibdaiyah kita juga cukup bagus untuk koordinasinya, cuman untuk lintas sektor yang lain untuk berperannya ini yang masih kurang dalam untuk mengembanagkan eliminasi kecacingan ini. Jadi untuk kegiatan kegiatan yang berkaitan dengan pendidikan, ke SD ke ibtidaiyah sudah cukup bagus 2. Belum ada untuk dengan non kesehatan untuk eliminasi kecacingan ini

yang jelas ada keterkaitan kita itu kan pkk kemudian dikbud

kader, kader di posyandu PKK, kader kan non kesehatan, kan orang kampung, minta sama orang yang besedia.

Kami sudah melaksanakan musyawarah desa

Page 132: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

110

Kabupaten Tapin

Aspek KABID P2P KASI P2P PENGELOLA

PROGRAM

PLT KEPALA PKM

TAPIN UTARA

PENGELOLA

PROGRAM PKM

KEPALA SD GURU/

PENGELOLAS UKS

kebijakan pusat

provinsi terkait

eliminasi

kecacingan

Untuk pemerintah

daerah sangat

sangat

mendukung

karena ini kan tadi

sudah kita

laksanakan

selama 5 tahun

dan kalo ini tidak

di dukung lagi kan

memang.. Jadi

tetap didukung..

Tetap didukung

oleh pemerintah

daerah tentunya

Kemarin kami

pemberian obat

cacing kan

sebelumnya itu

mengadakan lintas

sektor, ngih tanggal

29 Juli kemarin.

Kemudian ada

pemberian obat

cacing untuk seluruh

SD, 20 SD MI.

Kemudian ada 22 TK

dan KP. Kemudian

ada 30 Posyandu.

Karena pemberian

obat cacing ini kan

dari usia 1 tahun

sampai 12 tahun.

Kemudian itu dari

tanggal 1 agustus

sampai 26 agustus

pelaksanaannya.

Page 133: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

111

hambatannya untuk

menerapkan yang

kebijakan

pengobatan

kecacingan

Kalo penolakan

Alhamdulillah kita

tidak ada bu..

Ngih.. Cuman

kalaupun dia sakit,

kita ada punya

riwayat penyakit

apa, memang

mereka sudah

kasih tau kita, ga

boleh katanya gitu

kan. Kemudian

mungkin untuk

pembagian yang di

SD itu kemarin

sama kayak yang

di TK atau PAUD

kami kan memang

kasihnya itu yang

biji yang tablet..

Memang ada

beberapa, banyak

anak sech bu ya

yang susah minum

tablet walaupun

sudah kita potong 2

akhirnya muntah

jadi ya kita bikinkan

yang dipuyer..

Kalo kendala itu ada

pang bu ai.. Apalagi

ini muridnya banyak..

Lain-lain anunya

kan.. Lain yang

muridnya sedikit

mudah ditangani..

Yang muridnya

banyak ini kan, paksa

kita tu kaya apa yu,

lebih lebih

memperhatikan..

Kalo muridnya sedikit

kan, tekurang sedikit

perhatian kita itu

Masalah obat-obatan

di UKS itu ya itu

kendalanya jua bu..

Kalo murid banyak itu

otomatis kan

biayanya banyak

jua.. Kita itu dana

dari sekolahan itu

terbatas jua.. Kecuali

misalnya dari

Provinsi atau Dinas

yang di Kabupaten ini

yang ada bantuan ke

kami masalah obat-

obatan

Page 134: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

112

SDM dan

pemberdayaan

masyarakat

Jadi untuk level

dinas kesehatan

saya rasa

memang cukup..

Kalo untuk

puskesmas tidak

ada masalah..

Tidak ada

masalah

anggaran

pelaksanaan

pengobatan

kecacingan

Jadi kalo untuk

yang 5 tahunan

tadi kan selesai

dengan anggaran

full dari

pemerintah

daerah, itu kami

rasa cukup..

Kemudian untuk

yang apa

namanya

kecacingan ini kita

memang tidak

didukung tetapi

kita ambil di DAK

non fisik

Jadi bu untuk

DAK, perencanaan

kita.. Karena

APBD tadi

memang nol yah

karena defisit

sehingga satu-

satunya yang bisa

diharapkan adalah

dengan DAK non

fisik

Tadi apa dari

perencanaan di

Puskes tadi tu sudah

menganggarkan..

Terus itu dari sini kita

tinggal melihat aja

lagi lah apa-apa yang

kurang.. Baru kita

masukkan ke Pak

Tajjudin lagi inya

untuk mendesk

DAK non fisik Karena banyak

daerah atau

wilayah yang bisa

belum dibiayai oleh

dana DAK.. Tidak

bisa dibiayai

melalui dana BOK

sarana prasarana

penunjang

proses koordinasi

lintas sektor lintas

program

Kadada bantuan apa

pun

Dari kader itu ada

PKK

Guru-Guru SD

Koramil

Kepala Sekolah,

Kemenag,

Danramil, Polsek,

UPT Dinas

Pendidikan..

BTKL dan subdit

Page 135: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

113

Kapolsek

Kabupaten Balangan

Aspek KABID P2P KASI P2P PENGELOLA

PROGRAM

KEPALA PKM JUAI PENGELOLA PROGRAM

PKM

WALI KELAS

kebijakan pusat

provinsi terkait

eliminasi

kecacingan

Di balangan untuk

kecacingan itu

tidak sama dengan

kabupaten lain.

Karena ada

program filariasis

itu bu, jadi kita ada

bantuan dari

provinsi pusat dan

daerah. Jadi tidak

ikut yang setahun

dua kali, terus

kami setahun

sekali aja bu

dalam jangka

waktu 5 tahun

karena ada

pengobatan

filariasis setahun

terkait kebijakan

yang

berdasarkan hasil

survei di tahun

yang 2013 akan

dilaksanakan

melalui kegiatan

kegiatan yang

terutama kita

fasilitasi dengan

pemangku

kebijakan yang

ada di wilayah

Kabupaten

Balangan

terutama Bupati

maupun pihak

administratip

Page 136: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

114

hambatannya untuk

menerapkan yang

kebijakan

pengobatan

kecacingan

kendalanya

sampai saat ini,

karena ada

sebagian

masyarakat masih

menolak minum

obat filariasis.

Karena ditahun

pertama itu

mungkin ada

sebagian yang

sakit menurut

mereka reaksi

obat filariasis,

setelah kita

telusuri lebih lanjut

ternyata itu

penyakit dari yang

bersangkutan. Jadi

ada beberapa

desa yang masih

banyak yang

menolak untuk

minum obat, tapi

masih kita

teruskan

pengobatan

ditambah dengan

sosialisasi

hambatan di daerah

kami ini masyarakatnya

ada yang sebagian

menolak karena

anggapannya di tahun

pertama itu ada

beberapa orang yang

sakit karena minum

obat

Kendalanya kadang-kadang

kalau biasanya bu lah kadang-

kadang harusnya pasiennya

itu minum di tempat, jadi kan

kita memang benar-benar

melihat jadi tuh obat itu

memang diminum di tempat

tapi memang kadang-kadang

untuk menghindari efek

samping dari obat tersebut

kami anjurkan memang

malam minumnya, jadi kadang

kdang jadi kendalanya tuh

takutnya kada melihat,

takutnya kada diminum obat

itu

Page 137: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

115

SDM dan

pemberdayaan

masyarakat

Untuk petugas

khusus di pkm

belum ada, jadi

sementara ikut

yang program

filariasis sama

UKS. Untuk

petugas khusus di

pkm untuk

kecacingan masih

belum masih

kurang.

Itu kader bu, kader

filariasis

kader kita

siapkan masing-

masing

puskesmas

Sampai saat ini,

inshaallah sudah cukup

karena untuk sdm kita

kegiatan POPM fila

sendiri ada

penanggungjawab

sendiri dari dokter

spesialis dalam buk,

kemudian di pkm ada

pengelola program

filariasis dan itu

langsung dari

kecacingan ibu, itu ada

masing masing pkm 1

orang

Kalau tenaga kita memang sudah

cukup

Cukup

anggaran

pelaksanaan

pengobatan

kecacingan

Ada, APBN.

JSR perusahaan.

Untuk sumber

anggaran kita

tahun pertama

disupport dari

APBD

pada tahun

ketiga

pelaksanaan

POPM pada

tahun 2018

kemarin kita

support anggaran

dari CSR

Untuk anggaran kita

ada beberapa sumber

dana, yang pertama

dari APBN Dekon.

Kemudian dari APBD

daerah pun kita ada

Ada, Dari dana DAK non fisik.

Dari daerah ada juga.

Dari RAK Dinas Kesehatan dan

ditunjang oleh desa masing

masing .

Dananya ada aja

sarana prasarana

penunjang

Cukup untuk sarana dan

prasaranya pembagian

obat POPM cukup

Page 138: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

116

proses koordinasi

lintas sektor lintas

program

Pertama dari kader

Kemudian ada lagi

kerjasama dari

perusahaan-

perusahaan dalam hal

pendanaan

Dari pemda pas saat

kegiatan kegiatan

sosialisasi itu mereka

ada memberikan

bantuan makan minum.

Ada sebagian dari Bupati

sebagian dari camat juga, kaya

kita kerjasama dengan

pembikinan jamban.

Dari perusahaan ada bu tahun

kemarin beberapa tahun

kemarin ada, tapi untuk tahun

ini yang ngga ada.

Page 139: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

117

Kabupaten Banjar

Aspek KABID P2P KASI P2P PENGELOLA

PROGRAM

KEPALA

PUSKESMAS

PENGELOLA

PROGRAM

PUSKESMAS

GURU

kebijakan pusat provinsi

terkait eliminasi

kecacingan

"Alhamdulillah belum

ada kita"

"…untuk pemerintah

sangat konsen terhadap

anggaran pemerintah

juga melihat bahwa

dengan adanya dasar

permenkes PP 4 nomor

brp itu nomor 14 sudah

cukup untuk menjadi

dasar teman-teman dari

kabupaten.."

"kalo kegiatan ini SK

atau semacam

peraturan Buapti itu

belum ada tapi

dukungan itu

bentuknya berupa

anggaran"

hambatannya untuk

menerapkan yang

kebijakan pengobatan

kecacingan

"Sampai saat ini, belum

dan teman-teman dari

puskesmas juga yang

dari kabupaten juga

namun ada beberapa

puskesmas dengan

wilayah kerja yang

sangat luas itu tidak bisa

semua mereka

mendapatkan anggaran

untuk perjalanan dinas

ke puskesmas sehingga

ada beberapa kegiatan

yang disatukan "

Selama ini kita tidak ada

menerima keluhan gitu

Page 140: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

118

SDM dan

pemberdayaan

masyarakat

"Untuk kegiatan

program untuk yang di

P2P, untuk P2P untuk

yang kunjungan di

puskesmas itu sudah

mencukupi"

pemberian obat

kemaren kita kan

kerjasama dengan UKS

anggaran pelaksanaan

pengobatan kecacingan

"jadi secara umum kita

ada 2 atau 3 sumber

dana yaitu sumber dan

BOK"

"untuk APBD sebagian

juga menunjang untuk

kegiatan program,

kemudian ada juga

bantuan-bantuan dari

Provinsi dan dari

pusat"

"untuk tahun 2019 ini

kita lumayan besar di

support baik dari

pengganggaran obat

cacing baik dari Provinsi

atau dana APBD"

"di tuangkan oleh

kepala puskesmas

melalui angaran BOK

ataupun melalui

anggaran JKN

dst…ataupun sumber

naggaran yang sesuai

yang ada di

puskesmas"

"kusus program

kecacingan kami

anggaran cukup,

karena memang cukup

sudah dari pemerintah

karena ada 3 anggaran

BOK, JKN sama

APBD"

"untuk menunjang

program ini kami

fokuskan sumber dana

nya dari dana BOK"

sarana prasarana

penunjang

kita dengan kegiatan

yang lain itu tidak

terhambat dengan

adanya kegiatan POPM

kecacingan yang

sebulanan harus kita

kunjungi

Page 141: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

119

proses koordinasi lintas

sektor lintas program

"… kita melibatkan

lintas sektor PKK,

kemudian Kemenag,

Dinas Pendidikan,

kemudian lintas bidang,

jadi lintas bidang ini

bidang kesmas bisa

kita libatkan kerjasama

masalah vitamin"

"paling kita jadwal ja

yang kita kasihkan ke

dinas pendidikan

dengan lintas seKtor kita

ada pemberitahuan"

penyuluhan dari

puskesmas

kesini…diberikan

penyuluhan dulu

diberikan arahan

Page 142: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

120

Kota Banjarbaru

Aspek KABID P2P KASI P2P PENGELOLA

PROGRAM

KEPALA

PUSKESMAS

PENGELOLA

PROGRAM

PUSKESMAS

GURU

kebijakan pusat provinsi

terkait eliminasi

kecacingan

"Alhamdulillah belum

ada kita"

"…untuk pemerintah

sangat konsen terhadap

anggaran pemerintah

juga melihat bahwa

dengan adanya dasar

permenkes PP 4 nomor

brp itu nomor 14 sudah

cukup untuk menjadi

dasar teman-teman dari

kabupaten.."

"kalo kegiatan ini SK

atau semacam

peraturan Buapti itu

belum ada tapi

dukungan itu

bentuknya berupa

anggaran"

hambatannya untuk

menerapkan yang

kebijakan pengobatan

kecacingan

"Sampai saat ini, belum

dan teman-teman dari

puskesmas juga yang

dari kabupaten juga

namun ada beberapa

puskesmas dengan

wilayah kerja yang

sangat luas itu tidak bisa

semua mereka

mendapatkan anggaran

untuk perjalanan dinas

ke puskesmas sehingga

ada beberapa kegiatan

yang disatukan "

Selama ini kita tidak ada

menerima keluhan gitu

Page 143: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

121

SDM dan

pemberdayaan

masyarakat

"Untuk kegiatan

program untuk yang di

P2P, untuk P2P untuk

yang kunjungan di

puskesmas itu sudah

mencukupi"

pemberian obat

kemaren kita kan

kerjasama dengan UKS

anggaran pelaksanaan

pengobatan kecacingan

"jadi secara umum kita

ada 2 atau 3 sumber

dana yaitu sumber dan

BOK"

"untuk APBD sebagian

juga menunjang untuk

kegiatan program,

kemudian ada juga

bantuan-bantuan dari

Provinsi dan dari

pusat"

"untuk tahun 2019 ini

kita lumayan besar di

support baik dari

pengganggaran obat

cacing baik dari Provinsi

atau dana APBD"

"di tuangkan oleh

kepala puskesmas

melalui angaran BOK

ataupun melalui

anggaran JKN

dst…ataupun sumber

naggaran yang sesuai

yang ada di

puskesmas"

"kusus program

kecacingan kami

anggaran cukup,

karena memang cukup

sudah dari pemerintah

karena ada 3 anggaran

BOK, JKN sama

APBD"

"untuk menunjang

program ini kami

fokuskan sumber dana

nya dari dana BOK"

sarana prasarana

penunjang

kita dengan kegiatan

yang lain itu tidak

terhambat dengan

adanya kegiatan POPM

kecacingan yang

sebulanan harus kita

kunjungi

Page 144: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

122

proses koordinasi lintas

sektor lintas program

"… kita melibatkan

lintas sektor PKK,

kemudian Kemenag,

Dinas Pendidikan,

kemudian lintas bidang,

jadi lintas bidang ini

bidang kesmas bisa

kita libatkan kerjasama

masalah vitamin"

"paling kita jadwal ja

yang kita kasihkan ke

dinas pendidikan

dengan lintas seKtor kita

ada pemberitahuan"

penyuluhan dari

puskesmas

kesini…diberikan

penyuluhan dulu

diberikan arahan

Page 145: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

123

Dinas Kesehatan Provinsi

Aspek KASI P2P PENGELOLA PROGRAM

kebijakan pusat provinsi terkait eliminasi kecacingan

surat edaran belum ada, permenkes saja. Kdd kami dari PMK itu aja sama surat dari ditjen . Tidak ada dari provinsi.

hambatannya untuk menerapkan yang kebijakan pengobatan kecacingan

dasar pelaksanaan pengobatan harus 2x, ada kabupaten yang tidak mau melaksanakan karena takut jadi temuan

SDM dan pemberdayaan masyarakat

tidak ada masalah Untuk SDM cukup.

Kitakan pembagian obatnya melibatkan puskesmas jadi ada dibantu orang puskesmas diwilayahnya sama kader sama dari diknas, kan soalnya nak sekolah kan jadi ada tambahan dari diknas .

anggaran pelaksanaan pengobatan kecacingan

tidak ada khusus kecacingan, anggaran prioritas saja kecil untuk anggaran cukup, dana Dekon dan BOK kabupaten trus yang ibu Provinsi disini adalah bu APBD Provinsi.

Banyak,,banyak dari dana Dekon sampai transport dari petugas aja diberi, dekon yang dari APBN pusat, kalo untuk puskesmas kami saran untuk BOK nya puskes itu, kami anggarkan semua.

Aman…malah kaya Tapin sampai kada meambil duit dari kita karena sudah mencukupi takuatan dambling jer takuatan ada pemeriksaan

sarana prasarana penunjang

cukup saja

Page 146: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

124

proses koordinasi lintas sektor lintas program

masalahnya lintas sektor, seharusnya mereka yang melakukan penyuluhan, sosialisasi, kami yang kasih obatnya

Itukan kerjasama untuk diknas itu kerjasama untuk pembagian dalam sekolah, jadi kita libatkan 2 orang untuk guru sekolah.

orang diknas ikut memonitoring ikut membagi,,mun kesekolah bawa ini ada program di sekolah kaya itu.

Dinas kabupaten masing – masing,,sebslum acara apa kita bulan Fabruari kah kita Maret itu kita sosialisasi kita undang jua orang diknas,,dari PKK kan untuk posyandu itu nah kita undang kan mereka mau pembagian ini bulan Agustus,,soalnya diknas kan yang memberikan informasi dengan orang kebupaten berpa siswanya…kada mungkin orang puskes jua turun kesekolah – sekolah minta data itu pasti dari diknasnya..

Ada kami sosialisasi, evalausi tadi kami undang jua,,bahwa kita ada ucapan terimakasih lah atas atas capaian kita sudah diatas rata – rata kaya gitu..

hambatannya untuk menerapkan yang kebijakan pengobatan kecacingan

dasar pelaksanaan pengobatan harus 2x, ada kabupaten yang tidak mau melaksanakan karena takut jadi temuan

Page 147: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

125

Lampiran 5. Foto-foto kegiatan pengambilan data

Dokumen Kegiatan Penelitian Kecacingan Kota Banjarbaru tahun 2019

Page 148: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

126

Page 149: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

127

Page 150: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

128

Dokumen Kegiatan Penelitian Kecacingan Kabupaten Banjar tahun 2019

Page 151: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

129

Dokumen Kegiatan Penelitian Kecacingan Kabupaten Tanah Laut tahun 2019

Page 152: LAPORAN PENELITIAN TAHUN 2019 EVALUASI PROGRAM ... · ii laporan penelitian tahun 2019 evaluasi program penanggulangan kecacingan di provinsi kalimantan selatan (091901002) nita rahayu,

130

Dokumen Kegiatan Penelitian Kecacingan Kabupaten Tapin tahun 2019