LAPORAN PENELITIAN STRATEGI PENGEMBANGAN...

12
LAPORAN PENELITIAN STRATEGI PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF DI DAERAH DALAM MENDUKUNG PEREKONOMIAN NASIONAL (Studi di Provinsi Jawa Barat dan Nusa Tenggara Barat) Peneliti: Ari Mulianta Ginting, SE., M.SE. Rasbin, S.TP., M.SE Edmira Rivani, S.Si., M.Stat. Drs. Juli Panglima Saragih, MM. Dewi Wuryandani, S.T., M.M. PUSAT PENELITIAN BADAN KEAHLIAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA JAKARTA 2016

Transcript of LAPORAN PENELITIAN STRATEGI PENGEMBANGAN...

Page 1: LAPORAN PENELITIAN STRATEGI PENGEMBANGAN …berkas.dpr.go.id/puslit/files/hasil_penelitian/hasil-penelitian-48.pdf · LAPORAN PENELITIAN ... dan tidak ada pemisahan modal ... Karena

LAPORAN PENELITIAN

STRATEGI PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF DI DAERAH DALAM MENDUKUNG

PEREKONOMIAN NASIONAL

(Studi di Provinsi Jawa Barat dan Nusa Tenggara Barat)

Peneliti:

Ari Mulianta Ginting, SE., M.SE.

Rasbin, S.TP., M.SE

Edmira Rivani, S.Si., M.Stat.

Drs. Juli Panglima Saragih, MM.

Dewi Wuryandani, S.T., M.M.

PUSAT PENELITIAN

BADAN KEAHLIAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

REPUBLIK INDONESIA

JAKARTA

2016

Page 2: LAPORAN PENELITIAN STRATEGI PENGEMBANGAN …berkas.dpr.go.id/puslit/files/hasil_penelitian/hasil-penelitian-48.pdf · LAPORAN PENELITIAN ... dan tidak ada pemisahan modal ... Karena

2 | E x e c u t i v e S u m m a r y

RINGKASAN EKSEKUTIF

A. Pendahuluan

Ekonomi kreatif sebenarnya adalah wujud dari upaya mencari pembangunan yang

berkelanjutan melalui kreativitas, yang mana pembangunan berkelanjutan adalah suatu iklim

perekonomian yang berdaya saing dan memiliki cadangan sumber daya yang terbarukan.

Dengan kata lain, ekonomi kreatif adalah manifestasi dari semangat bertahan hidup yang sangat

penting bagi negara-negara maju dan juga menawarkan peluang yang sama untuk negara-

negara berkembang. Pesan besar yang ditawarkan ekonomi kreatif adalah pemanfaatan

cadangan sumber daya yang bukan hanya terbarukan, bahkan tak terbatas, yaitu ide, talenta

dan kreativitas.1

Sektor ekonomi kreatif di Indonesia memiliki peluang untuk terus tumbuh karena

beberapa faktor berikut: (1) perubahan perilaku pasar dan konsumen, (2) tumbuhnya era

produksi non massal, (3) porsi konsumsi produk dan jasa industri kreatif yang relatif besar di

negara G-7, (4) porsi pasar dalam negeri yang besar, dan (5) keragaman sosio-kultural

Indonesia. Peluang ini akan tercipta lebih besar jika mendapat dukungan dari pemerintah baik

pusat maupun daerah dan pihak-pihak terkait lainnya.2

Walaupun sektor ekonomi kreatif memiliki peluang besar untuk terus tumbuh dan

berkembang, tapi tidak sedikit kendala yang dihadapi untuk mengembangkan sektor ini. Salah

satu kendala yang dihadapi oleh sektor ekonomi kreatif adalah dukungan dari lembaga

keuangan. Hal ini dikarenakan dukungan lembaga-lembaga keuangan selama ini terhadap

sektor ekonomi kreatif masih dirasakan rendah. Rendahnya dukungan lembaga keuangan ini

karena lembaga-lembaga keuangan masih belum memahami dengan jelas bisnis di sektor

ekonomi kreatif.3

Kendala lain yang dihadapi UMKM adalah keterkaitan dengan prospek usaha yang kurang

jelas serta perencanaan, visi dan misi yang belum mantap. Hal ini terjadi karena umumnya

UMKM bersifat income gathering yaitu menaikkan pendapatan, dengan ciri-ciri sebagai berikut:

merupakan usaha milik keluarga, menggunakan teknologi yang masih relatif sederhana, kurang

memiliki akses permodalan (bankable), dan tidak ada pemisahan modal usaha dengan

kebutuhan pribadi.4

1 Kementerian Perdagangan Republik Indonesia. Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2025. Jakarta:

Kementerian Perdagangan Republik Indonesia. 2 Op.Cit.,Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2025. 3 Ibid. 4 http://www.kemenkeu.go.id/sites/default/files/Strategi%20Pemberdayaan%20UMKM.pdf.

Page 3: LAPORAN PENELITIAN STRATEGI PENGEMBANGAN …berkas.dpr.go.id/puslit/files/hasil_penelitian/hasil-penelitian-48.pdf · LAPORAN PENELITIAN ... dan tidak ada pemisahan modal ... Karena

3 | E x e c u t i v e S u m m a r y

Selain masalah permodalan, sektor ekonomi kreatif adalah sektor yang sebelumnya tidak

dikelola secara terkoordinasi karena tersebar di beberapa kementerian. Walaupun sekarang

sudah ada kementerian dan badan yang menaungi ekonomi kreatif, yaitu Kementerian

Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan Badan Ekonomi Kreatif, namun dukungan dan koordinasi

antar lembaga terkait khususnya pemerintah pusat dan pemerintah daerah merupakan masalah

yang muncul terutama saat implementasi Kebijakan Desentralisasi Fiskal. Karena desentralisasi

menyebabkan koordinasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah tidak mudah untuk

dilakukan.5

Berdasarkan paparan di atas, maka yang menjadi fokus permasalahan dalam penelitian

ini adalah apa permasalahan utama yang dihadapi oleh ekonomi kreatif dan bagaimana strategi

pengembangan ekonomi kreatif. Dengan mengetahui permasalahan utama dan strategi untuk

mengembangkan ekonomi kreatif diharapkan ekonomi kreatif dapat menjadi energi baru bagi

Bangsa Indonesia dalam mendorong perekonomian nasional. Terlebih dalam Program Legislasi

Nasional (Prolegnas) tahun 2016 yang telah disetujui oleh Pemerintah dan Dewan Perwakilan

Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) telah memutuskan bahwa Rancangan Undang-Undang

(RUU) Ekonomi Kreatif sebagai satu dari 40 RUU Prolegnas tahun 2016. Adapun permasalahan

dalam penelitian ini dapat diringkas dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Apa permasalahan utama dalam mengembangkan ekonomi kreatif untuk mendorong

perekonomian nasional maupun daerah (perbankan, kelembagaan, UMKM)?

2. Bagaimana strategi pemerintah pusat dan daerah dalam mengembangkan ekonomi kreatif

untuk mendukung perekonomian nasional?

B. Metodologi

Penelitian ini bersifat analisis deskriptif (kualitatif) dan bertujuan untuk menjawab

permasalahan-permasalahan seperti yang diuraikan pada bagian sebelumnya. Dalam konteks

penelitian ini maka yang akan diangkat dan disajikan adalah tentang pengembangan ekonomi

kreatif di Indonesia dan kontribusinya terhadap perekonominan nasional, studi di Provinsi Jawa

Barat dan Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Penentuan sampel lokasi dilakukan dengan menggunakan teknik purposive. Hal ini

dilakukan dengan alasan khusus, adanya keterbatasan waktu, dana, dan keterjangkauan

lokasi. Sedangkan alasan khusus tersebut didasarkan pada pertimbangan potensi-

potensi ekonomi kreatif yang dimiliki oleh wilayah tersebut. Penentuan sampel

informan/narasumber yang terlibat dalam topik penelitian ini juga didasarkan dengan

5 Darius Tirtosuharto dan Handri Adiwilaga. Decentralization and Regional Inflation in Indonesia, Buletin

Ekonomi Moneter dan Perbankan Vol. 16 No. 2, 2013, hlm. 149 – 166.

Page 4: LAPORAN PENELITIAN STRATEGI PENGEMBANGAN …berkas.dpr.go.id/puslit/files/hasil_penelitian/hasil-penelitian-48.pdf · LAPORAN PENELITIAN ... dan tidak ada pemisahan modal ... Karena

4 | E x e c u t i v e S u m m a r y

teknik purposive. Masing-masing informan/narasumber yang dipilih, dikelompokkan

berdasarkan perannya dalam menentukan kebijakan (policy maker) dan yang menjadi

objek kebijakan tersebut. Selain itu untuk melengkapi analisis deskriptif terkait

gambaran umum, kebijakan, dan pembahasan hasil penelitian maka digunakan pula

data sekunder dan primer.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini dengan cara

sebagai berikut: (a) Studi Dokumentasi, pengumpulan data dan informasi yang

dilakukan dengan cara penelusuran literature dan review terhadap laporan dan

penelitian yang berkaitan dengan pengembangan ekonomi kreatif seperti hasil-hasil

penelitian, peraturan perundang-undangan dan literatur lainnya yang mendukung

tujuan penelitian ini. Studi literatur dilakukan dengan mempelajari buku-buku, jurnal,

karangan ilmiah, surat kabar, website, serta dokumen yang berkaitan dengan

permasalahan tersebut;

(b) Wawancara dilakukan untuk menggali informasi tentang pengembangan

ekonomi kreatif selama ini. Wawancara dilakukan secara mendalam (in-depth

interview) dengan beberapa informan yang ditentukan secara purposive, terutama

instansi-instansi terkait ekonomi kreatif seperti instansi pembuat kebijakan, pelaksana

kebijakan, dan pelaku usaha. Instansi-instansi tersebut meliputi Badan Ekonomi Kreatif,

Apindo, Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi, Dinas

Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas UMKM

dan Koperasi, Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan; (c) Focus Group Discussion,

mengumpulkan data dan informasi melalui diskusi kelompok terhadap pembuat

kebijakan, pelaksana, dan pihak yang berperan dalam ekonomi kreatif. Kegiatan

pengumpulan data ini dilakukan dengan akademisi yang fokus terhadap masalah

pengembangan ekonomi kreatif di Provinsi Jawa Barat dan Nusa Tenggara Barat.

C. Hasil Penelitian

Provinsi Jawa Barat menentukan tiga subsector unggulan yang akan dikebangkan di

Provinsi Jawa Barat, yaitu kuliner, fesyen, dan kerajinan. Pemilihan 3 (tiga) industri ini

didasarkan atas pertimbangan hasil analisa sumbangsih nilai produk-produk tersebut terhadap

PAD, PDRB, dan penyerapan tenaga kerja. Strategi pengembangan dan rencana aksi terhadap

Industri unggulan dimaksud dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Industri kuliner. Pengembangan industri kuliner dilaksanakan dengan menetapkan sasaran

jangka menengah dan sasaran jangka panjang. Sasaran jangka menengah antara lain

Page 5: LAPORAN PENELITIAN STRATEGI PENGEMBANGAN …berkas.dpr.go.id/puslit/files/hasil_penelitian/hasil-penelitian-48.pdf · LAPORAN PENELITIAN ... dan tidak ada pemisahan modal ... Karena

5 | E x e c u t i v e S u m m a r y

Penambahan variasi dan cita rasa baru, sedangkan sasaran jangka panjangnya adalah

Peningkatan volume dan variasi kuliner. Strategi pengembangannya antara lain, membentuk

klaster industri kuliner untuk memudahkan kerjasama dan melakukan inovasi. Rencana

Aksinya antara lain Memperkaya keanekaragaman kuliner dengan mengadakan pameran

kuliner asli daerah secara rutin untuk memperkenalkan kuliner asli daerah dan mendorong

para pelaku usaha membentuk komunitas sebagai wadah knowledge sharing dan networking.

2. Industri fesyen dan desain. Adapun sasaran jangka menengah Industri fesyen dan desain

antara lain adalah ketersediaan bahan baku secara berkesinambungan terlebih bahan baku

lokal,sedangkangkan sasaran jangka panjangnya antara lain adalah menghasilkan produk

yang ramah lingkungan. Strategi pengembangannya antara lain adalah Bekerjasama dengan

institusi pendidikan/peneliti mengembangakan bahan baku substitusi untuk industri fesyen

terlebih yang masih menggunakan bahan baku impor. Rencana aksinya antara lain adalah

memperbaiki dan meningkatkan kualitas pelayanan terminal ekspor Jabar dengan

memperbaiki dan melengkapi sarana prasarana terminal pelabuhan laut maupun udara serta

membangun akses ke wilayah terminal.

3. Industri kerajinan: Adapun sasaran jangka menengah Industri kerajinan antara lain adalah

mengolah dan memanfaatkan bahan baku alam tanpa merusak ekosistem alam

sedangkangkan sasaran jangka panjangnya antara lain adalah memiliki fasilitas pengolahan

kembali limbah produksi. Strategi pengembangannya antara lain membentuk kelompok

kerjasama para pelaku. Rencana aksinya antara lain adalah Mengembangkan lembaga

sertifikasi kerajinan.

Penelitian pernah dilakukan oleh CIEL SBM ITB di 11 kabupaten/kota/kota di Jawa

Barat seperti: 1) Bandung (sector industri fashion dan desain, yang masih perlu pembinaan); 2)

Bogor (kuliner dan fashion, perak, wayang), 3) Ciamis (industri desain dan kuliner), 4) Cirebon

(kerajinan), 5) Garut (Kerajinan dan Fashion), 6) Kuningan (kuliner dan Kerajinan), 7)

Tasikmalaya (kerajinan border dan fashion, desain dan arsitektur), 8) Bekasi (industri rumah

tangga: kerajinan bunga, boneka), 9) Karawang (Industri pengolahan, pariwisata, tanaman

pangan, perikanan darat), 10) Purwakarta (Kerajinan keramik ), dan 11) Subang (Kuliner,

industri kerajinan).

Menurut pemda keberadaan Inpres No. 6 Tahun 2009 Tentang Pengembangan Ekonomi

Kreatif sangat baik karena setiap instansi pemerintah yang tercantum dalam inpres tersebut

wajib membuat rencana aksi berupa program dan kegiatan pengembangan ekonomi kreatif

serta bersama-sama menghasilkan program tahun Indonesia Kreatif 2009. Inpres tersebut juga

sebagai pedoman dalam pengembangan industri/ ekonomi kreatif di Indonesia. Inpres ini sudah

disosialisasikan di Provinsi Jawa Barat. Penyelenggaranya dari Disperindag dan Biro Ekonomi

Prov. Jabar. Sosialisasi tingkat Kabupaten/ Kota juga diselenggarakan di Kota Bandung dan Kota

Page 6: LAPORAN PENELITIAN STRATEGI PENGEMBANGAN …berkas.dpr.go.id/puslit/files/hasil_penelitian/hasil-penelitian-48.pdf · LAPORAN PENELITIAN ... dan tidak ada pemisahan modal ... Karena

6 | E x e c u t i v e S u m m a r y

Cimahi. Inpres No. 6 Tahun 2009 sudah ditindaklanjuti oleh Pemda Provinsi Jawa Barat dengan

Kepgub No. 500/Kep 146-BPP/2012 tentang Komite Pengembangan Ekonomi Kreatif Jawa

Barat.

Beberapa kebijakan yang perlu ditempuh oleh Pemda Jawa Barat, Khususnya Kota

Bandung, terkait pengembangan industri kreatif di Bandung antara lain:

1) Mendukung permodalan proyek-proyek kreatit, promosi, dan padisipasi kelompok

usaha kecil dan memengah;

2) Mengurangi tingkat pengangguran dengan menghubungkan mereka dengan sumber-

sumber ekonomi kreatif;

3) Kebijakan pemda yang diarahkan/difokuskan pada pemberdayaan pelaku industri

kreatif dalam komunitas kreatif Bandung. Kebijakan ini dapat berupa jaminan

kebebasan berekspresi seperti pengadaan konser musik, lempat berjejaring di ruang

publik dan ruang terbuka untuk bekerja, serta ruang pameran;

4) Pembangunan kota bervisi kota krealif yang digunakan untuk mencari jalan keluar

permasalahan kola dengan melibalkan bebagai stakeholder, seperti penganggur

dalam proyek seni kreatif.

Dukungan kebijakan tersebut harus dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Bandung, yang relatif merata sehingga industri kreatif di Bandung tidak hanya sekedar ajang

pameran semata, tetapi terus berkembang secara alamiah sesuai potensi SDM dan potensi

sumber alam yang ada. Pengembangan industri fesyen dan desain, misalnya, sebaiknya tidak

sekedar “tukang jahit”, tetapi harus mampu menciptakan “new brand” di sektor (desain) fesyen

yang berkualitas ekspor dengan harga bersaing di pasar internasional. Karena industri kreatif

Bandung harus dapat menembus pasar global. Pengembangan industri kreatif di Jawa barat,

seperti Kota Bandung hendaknya sejalan dengan regulasi dan kebijakan di sekto pariwisata,

karena dua hal ini saling-mendukung serta harus dapat terkoordinasi dalam praktik di

lapangan.

Pemerintah Provinsi NTB telah memprogramkan gerakan industri kreatif di tahun

anggaran 2011, guna memacu kemajuan usaha kecil dan menengah dan sektor riil lainnya.

Gerakan industri kreatif 2011 itu mendapat dukungan dari Kementerian Perindustrian

(Kemperin). Pemerintah Provinsi NTB terus berupaya mengembangkan usaha kecil dan

menengah agar memacu pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat hingga masa mendatang.

Pengembangan usaha kecil dan menengah lebih diprioritaskan mengingat usaha berskala

besar belum banyak. Banyak pelaku usaha yang lebih mengincar industri kecil dan menengah,

sehingga kreativitas menjadi faktor penentu kemajuannya. Contohnya, kreativitas dalam

mengemas produk industri olahan bahan makanan, yang terus ditingkatkan kualitas dan

Page 7: LAPORAN PENELITIAN STRATEGI PENGEMBANGAN …berkas.dpr.go.id/puslit/files/hasil_penelitian/hasil-penelitian-48.pdf · LAPORAN PENELITIAN ... dan tidak ada pemisahan modal ... Karena

7 | E x e c u t i v e S u m m a r y

kuantitasnya. Karena itu diupayakan "packing house" di berbagai sentra industri bahan

makanan di wilayah Provinsi NTB. Selain di Kota Mataram, 'packing house' juga ada di Kopang,

Lombok Tengah, yang diharapkan semakin mendatangkan nilai tambah atas produk yang

dihasilkan.

Jumlah UMKM yang sangat besar yang menjadi tulang punggung perekonomian

kerakyatan mempunyai beberapa kelemahan diantaranya adalah: masih kurang peduli

terhadap standar, belum paham manfaat standar bagi peningkatan nilai tambah, masih

kesulitan dalam penerapan standar, dan adanya keterbatasan biaya untuk menerapkan standar

secara konsisten. Disampaikan juga beberapa keuntungan bagi industri khususnya UMKM

dalam menerapkan standar khususnya adalah SNI diantaranya adalah: (1) produsen paham

kepastian batas yg diterima pasar; (2) pengguna memperoleh kepastian kualitas dan keamanan

produk serta; dan (3) publik dilindungi segi keamanan, keselamatan, kesehatan dan lingkungan.

PERAN PERBANKAN DALAM PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF

Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh industri kreatif adalah masalah permodalan.

Untuk memulai usaha di sektor ekonomi kreatif, banyak pelaku usaha menggunakan modal

yang berasal dari diri sendiri atau joint venture. Tidak sedikit juga yang mgandalkan modal dari

para investor. Biasanya modal-modal tersebut digunakan untuk memulai usaha dan dilakukan

atas dasar kepercayaan masing-masing pihak.

Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Perwakilan Jawa Barat, pembiayaan

ekonomi kreatif melalui perbankan di awal-awal usahanya tidak bisa dilakukan. Karena, pihak

perbankan melakukan persyaratan yang cukup ketat terhadap pihak-pihak yang mengajukan

kredit termasuk pelaku ekonomi kreatif. Persyaratan-persyaratan ini biasanya tidak bisa

dipenuhi oleh para pelaku ekonomi kreatif seperti jaminan atau colateral dan laporan

keuangan. Hal ini didukung oleh pernyataan PT Penjaminan Kredit Daerah (Jamkrida) NTB.

Umumnya pelaku-pelaku ekonomi kreatif tidak memiliki jaminan yang bisa dijaminkan ke bank.

Aset dalam ekonomi kreatif adalah intelectual capital. Di Indonesia, aset seperti ini masih tidak

bisa dijadikan jaminan untuk melakukan pinjaman ke bank. Oleh karena itu, resiko gagal bayar

di sektor ekonomi kreatif cukup tinggi.

Dukungan permodalan dari pemerintah daerah sampai saat ini masih terbilang rendah.

Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat dalam mendukung sektor ekonomi kreatif dilakukan

dengan memberikan kredit yang dinamakan “Kredit Cinta Rakyat” atau KCR dengan bunga 6

persen. Kredit ini disalurkan lewat Bank Jawa Barat dan Banten (BJB). Sedangkan di Provinsi

Nusa Tenggara Barat (NTB), permodalan ekonomi kreatif dilakukan melalui bank dengan

“Kredit Usaha Rakyat” atau KUR dengan bunga 9 persen. Kredit ini disalurkan oleh Bank Rakyat

Indonesia (BRI) Cabang NTB dan Bank NTB.

Page 8: LAPORAN PENELITIAN STRATEGI PENGEMBANGAN …berkas.dpr.go.id/puslit/files/hasil_penelitian/hasil-penelitian-48.pdf · LAPORAN PENELITIAN ... dan tidak ada pemisahan modal ... Karena

8 | E x e c u t i v e S u m m a r y

BI Kantor Perwakilan NTB menyatakan bahwa skema pembiayaan yang ideal dalam hal

permodalan ke sektor ekonomi/industri kreatif adalah:

1. Me-link-kan industri kreatif dengan KUR untuk permodalannya.

2. Me-link-kan industri kreatif dengan lembaga penjaminan seperti PT Jamkrida dan PT

Askrindo.

3. Pengaturan minimal penyaluran kredit perbankan untuk industri kreatif.

4. Adanya wadah wirausaha industri kreatif dari perbankan untuk pengembangan

industri tersebut.

5. Alternatif pembiayaan adalah dana modal ventura (ventura capital) dan hibah (grant)

sebagai alternatif dari pembiayaan konvensional perbankan yang masih sulit diakses

oleh industri kreatif.

Alternatif skema pembiayaan lain adalah dana modal ventura, yang sejatinya merupakan

skema yang ditujukan untuk mendukung pengembangan wirausaha baru dan produk-produk

inovasi dengan profil resiko usaha yang tinggi dan kebutuhan pendanaan yang besar. Namun

demikian bisnis modal ventura yang berjalan saat ini belum optimal dalam memberikan

penyertaan modal kepada wirausaha pemula. Diperlukan penyempurnaan regulasi bisnis dana

ventura diantaranya dalam hal konsolidasi sumber dana ventura melalui venture fund, insentif

bagi investor modal ventura, lembaga penjaminan bisnis, serta aspek pendampingan Melalui

penyempurnaan regulasi yang ada saat ini, pembiayaan yang bersumber dari modal dana

ventura diharapkan lebih mendukung pengembangan wirausaha pemula dan produk-produk

inovasi termasuk industri kreatif.

ASPEK KELEMBAGAAN DALAM PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF

Kelembagaan ekonomi kreatif pada umumnya terdiri atas unsur pemerintah (pusat dan

daerah) dan unsur swasta. Dari unsur pemerintah daerah, misalnya, kelembagaan ekonomi

kreatif di Provinsi Jawa Barat merupakan tugas dan tanggungjawab beberapa dinas (SKPD)

yang terkait langsung seperti; Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan, dan Dinas Koperasi dan UMKM. Sedangkan unsur swasta sebagian besar

merupakan komunitas (asosiasi) industri kreatif di Bandung yang sudah berdiri.

Sejak ditetapkannya Kota Bandung sebagai salah satu kota kreatif di dunia oleh

UNESCO,6 saat ini komunitas masyarakat industri kreatif di Bandung telah membentuk Bandung

Creative City Forum (BCCF). Bandung Creative City Forum (BCCF) berdiri sejak tahun 2008,

6Kota Bandung mendapat pengakuan sebagai kota kreatif di bidang desain berdasarkan kategori yang ditetapkan secara resmi oleh PBB melalui UNESCO. Hal itu diketahui setelah pada 11 Desember 2015, UNESCO mengumumkan 47 kota dunia yang masuk ke dalam Jejaring Kota Kreatif atau UNESCO Creative Cities Network (UCCN). Terdapat tujuh kategori kreatif yang ditetapkan UCCN yakni Musik, Kriya dan Seni Rakyat, Film, Gastronomi, Sastra, Media Art, dan Desain.

Page 9: LAPORAN PENELITIAN STRATEGI PENGEMBANGAN …berkas.dpr.go.id/puslit/files/hasil_penelitian/hasil-penelitian-48.pdf · LAPORAN PENELITIAN ... dan tidak ada pemisahan modal ... Karena

9 | E x e c u t i v e S u m m a r y

yang beranggotakan para pegiat kreatif dari beragam latar belakang profesi antara lain: arsitek,

desainer, pekerja seni, pekerja musik, akademisi, praktisi & pekerja TI, pelaku usaha pariwisata,

dan jurnalis.7 Seluruh kegiatan BCCF bersifat nirlaba dan diperuntukan sepenuhnya untuk

pengembangan Kota Bandung dalam bidang dan karya kreatif. BBCF juga merupakan mitra

strategis Pemerintah Kota Bandung dalam membawa Bandung sebagai kota kreatif dengan

kompetensi internasional di benua Asia.

PERKEMBANGAN PRODUK-PRODUK UMKM DALAM INDUSTRI KREATIF

Pengembangan usaha kecil dan menengah lebih diprioritaskan mengingat usaha berskala

besar belum banyak. Banyak pelaku usaha yang lebih mengincar industri kecil dan menengah,

sehingga kreativitas menjadi faktor penentu kemajuannya. Contohnya, kreativitas dalam

mengemas produk industri olahan bahan makanan, yang terus ditingkatkan kualitas dan

kuantitasnya. Karena itu diupayakan "packing house" di berbagai sentra industri bahan

makanan yang diharapkan akan memberi nilai tambah atas produk yang dihasilkan.

Jumlah UMKM yang sangat besar yang menjadi tulang punggung perekonomian

kerakyatan mempunyai beberapa kelemahan diantaranya adalah: masih kurang peduli

terhadap standar, belum paham manfaat standar bagi peningkatan nilai tambah, masih

kesulitan dalam penerapan standar, dan adanya keterbatasan biaya untuk menerapkan standar

secara konsisten. Disampaikan juga beberapa keuntungan bagi industri khususnya UMKM

dalam menerapkan standar khususnya adalah SNI diantaranya adalah: (1) produsen paham

kepastian batas yg diterima pasar; (2) pengguna memperoleh kepastian kualitas dan keamanan

produk serta; dan (3) publik dilindungi segi keamanan, keselamatan, kesehatan dan lingkungan.

Adapun produk-produk UMKM seperti batik khas "Sasambo" (singkatan nama tiga suku di

NTB) menjadi produk industri kreatif yang eksklusif dan mampu menembus pasar

internasional. Batik "Sasambo" sudah menembus pasar internasional karena telah berada di

pasar Australia dan negara lainnya. "Batik Sasambo sudah sampai pasar Australia.

Provinsi Jawa Barat dan Provinsi NTB merupakan contoh daerah yang memiliki potensi

dalam pengembangan industri kreatif. Industri kreatif ini perlu didorong agar cepat tumbuh,

guna mempercepat perkembangan ekonomi masyarakat. Selain itu, perlu mendorong

7 Ridwan Kamil, sebelum menjadi Wali Kota Bandung menjabat sebagai ketua selama periode 2008-2012 di BCCF. Ketika kepemimpinan Ridwan Kamil di BCCF, memiliki tiga program besar yakni creative festival & education, creative urbanism, dan creative business economy. Sedangkan pada era Ketua Fiki Satari (2013-2017), BCCF memiliki empat program besar. Program tersebut yakni helar festival, kampung kreatif, simpul institute, dan design action. Komunitas yang muncul biasanya tergantung acara yang diselenggarakan, misalnya acara taman, yang hadir dari komunitas pemerhati taman. Tujuan dari BCCF antara lain mensejahterakan warga Bandung melalui kegiatan-kegiatan kreatif dan menggunakan kreatifitas sebagai senjata utamanya.

Page 10: LAPORAN PENELITIAN STRATEGI PENGEMBANGAN …berkas.dpr.go.id/puslit/files/hasil_penelitian/hasil-penelitian-48.pdf · LAPORAN PENELITIAN ... dan tidak ada pemisahan modal ... Karena

10 | E x e c u t i v e S u m m a r y

munculnya intelektual kreatif dari sejumlah universitas atau Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK). Dengan begitu, pergerakannya akan tumbuh lebih cepat.

Guna meningkatkan kontribusi UKM dalam ekspor non migas, Kemenkop dan UKM akan

meluncurkan sejumlah program secara simultan mulai dari memperbanyak tenaga

pendampingan/fasilitator agar UKM bisa melek ekspor, bekerjasama dengan BNSP (Badan

Nasional Sertifikasi Produk) memberikan sertifikasi ekspor dengan menerapkan SKKNI

(Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia), dan memberikan pelatihan ekspor melalui e-

commerce (digital).

Saat ini UKM memberikan kontribusi PDB yang cukup besar, namun dalam hal ekspor

kontribusinya relatif kecil. Hal itu antara lain karena jumlah UKM yang berorientasi ekspor

sangat sedikit, atau hanya 5 ribu pelaku saja dibanding total jumlah UKM yang mencapai 57 juta.

Sehingga pada 2015 nilai ekspornya pun relatif kecil, hanya 23 miliar dolar AS dibanding ekspor

non migas yang mencapai 145,5 miliar dollar AS, atau hanya sekitar 16 persen saja. Beberapa

kendala bagi UKM untuk melakukan ekspor mulai dari teknis ekspor, kualitas dan kuantitas

produk, aspek manajemen sampai pemasaran. Karena itu dengan kehadiran

fasilitator/pendampingan, diharapkan kendala-kendala tersebut dapat diatasi atau minimal

dapat ditekan. Dengan adanya pendampingan diharapkan UKM itu bisa naik kelas. Dari yang

mikro bisa naik kelas ke usaha kecil, lalu yang kecil.bisa naik kelas ke usaha menengah.

Selain pendampingan, pelatihan digital kepada pelaku UKM dalam meningkatkan hasil

penjualan perlu diberikan. Karena dengan digital (e-commerce) bisa memberikan banyak

keuntungan bagi pelaku UKM khususnya yang berorientasi ekspor. Pelaku UKM bisa menekan

biaya dan waktu karena tak perlu harus ketemu person to persen dengan calon buyers,

pembayaran pun juga bisa dilakukan lewat e-commerce.

Perlunya UKM mengenal pasar ekspor dan calon buyers melalui pendampingan/fasilitator

ini karena juga.tak semua buyers itu jujur dalam melakukan transaksi dagang. Karena banyak

juga kasus UKM yang tidak dibayar meskipun barangnya sudah dikirmkan ke luar negeri.

Khusus terhadap pelaku UKM NTB, sangat disarankan untuk memelihara keunikan dari produk

yang dihasilkan dan mulai merintis hubungan langsung dengan pembeli di luar negeri. Hal ini

karena sebagian produk NTB harus dijual dulu di Bali yang memang memiliki jaringan

perdagangan yang luas di mancanegara.8

Beberapa usaha dari dinas koperasi dan UMKM untuk meningkatkan kualitas dan mutu

produknya telah dilakukan bimtek (bimbingan teknik) dalam hal desain produk/fashion. Selain

itu juga ada bimbingan untuk pembuatan laporan keuangan kepada para pelaku usaha sehingga

dapat memenuhi standard dan bankable.

8 http://suaraumkm.com/2016/05/02/kemenkop-genjot-ukm-berorientasi-ekspor/ diunduh 17 Mei 2016.

Page 11: LAPORAN PENELITIAN STRATEGI PENGEMBANGAN …berkas.dpr.go.id/puslit/files/hasil_penelitian/hasil-penelitian-48.pdf · LAPORAN PENELITIAN ... dan tidak ada pemisahan modal ... Karena

11 | E x e c u t i v e S u m m a r y

D. Kesimpulan dan Rekomendasi

1. Kesimpulan

Ekonomi Kreatif bisa disebut juga dengan sebuah aktifitas ekonomi yang terkait dengan

menciptakan atau penggunaan pengetahuan dan informasi. Kreatifivitas untuk menghasilkan

produk merupakan kata kunci industri/ekonomi kreatif. Di Indonesia, industri kreatif biasa

disebut juga dengan industri budaya atau ekonomi kreatif. Industri kreatif tercipta dari

pemanfaatan serta keterampilan yang dimiliki oleh setiap individu untuk bisa membuat

lapangan pekerjaan baru dan juga bisa menciptakan kesejahtraan di daerah. Industri kreatif

merupakan hasil dari kreatifitas dan daya cipta setiap individu.

Beberapa provinsi di Indonesia telah mengembangkan industri kreatif sesuai dengan

tingkat kreatifitas dan potensi SDM di daerahnya. Perkembangan Industri kreatif di Jawa Barat

berbeda dengan industri kreatif di NTB. Industri kreatif di Jawa Barat lebih focus pada industri

fashion, industri kuliner, design dan industri animasi. Tetapi industri kreatif di Bndung juga

tidak terlepas dari banyaknya perguruan tinggi yang ada di bandung sebagai potensi untuk

meningkatkan kreatifitas SDM di Bandung yang pada gilirannya akan berdampak positif

terhadap perkembangan industri kreatif di Bandung.

Sedangkan industri kreatif di NTB relatif belum berkembang dibandingkan dengan

Bandung walaupun NTB juga salah satu destinasi sektor pariwisata. Tetapi kreatifitas SDM lebih

pada pemasaran produk-produk UKM yang sebagian besar juga berasal dari luar NTB. Potensi

NTB seperti industri pengolahan mutiara memang merupakan salah satu industri UKM, tetapi

industri lain yang mengandalkan teknologi belum berkembang. Oleh karena itu tidak salah

apabila industri kreatif di NTB masih focus pada industri kecil/kerajinan rumahtangga yang

menghasilkan produk UKM untuk mendukung sektor pariwisata. Industri kreatif di NTB dapat

bertahan dan berkembang apabila juga ada peningkatan di sektor pariwisata di seluruh NTB.

Dalam hal dukungan permodalan, sektor perbankan hendaknya dapat membantu pelaku

industri kreatif baik di Bandung dan NTB dengan memberikan insentif dan kemudahan, tetapi

tetap sesuai dengan prinsip-prinsip yang berlaku pada sektor perbankan. Sebagai institusi

perbankan, Bank BUMN dan BPD NTB serta Bank JabarBanten, ditantang untuk mau menggarap

dan bekerja sama dalam mendukung industri kreatif, karena dari sisi daya saing relatif mampu

tetapi dari aspek permodalan dan pemasaran diakui masih lemah, sperti industri kreatif yang

berkategori UKM. Kehadiran Jabar Craft Center, misalnya, dapat dimanfaatkan secara intensif

oleh pelaku industri kreatif di Bandung, tentu dengan sosialisasi terlebih dahulu. Fasilitas

pendukung ini sangat penting sebagai alat promosi/pameran produk-produk kreatif ke

masyarakat.

Page 12: LAPORAN PENELITIAN STRATEGI PENGEMBANGAN …berkas.dpr.go.id/puslit/files/hasil_penelitian/hasil-penelitian-48.pdf · LAPORAN PENELITIAN ... dan tidak ada pemisahan modal ... Karena

12 | E x e c u t i v e S u m m a r y

2. Rekomendasi

a. Pemerintah daerah Prpvinsi Jawa Barat dan NTB sebaik lebih memfokuskan

pada beberap industri kreatif yang sesuai dengan kemampuan, dan kreatifitas

alamiah yang dimiliki SDM masing-masing. Tanpa pengembangan SDM , sulit

industri kreatif berkembang di mana pun.

b. Pemda Bandung dan NTB juga perlu menciptakan atau mengembangkan sektor

pariwisata dikombinasikan dengan munculnya berbagai kreatifitas SDM yang

menunjang industri pariwisata. Sebab sektor pariwisata dapat menghasilkan dan

memberikan kontribusi cukup besar bagi perekonomian daerah.

c. Diskresi pemda dan diskreasi masyarakat daerah dalam menetapkan produk

unggulan daerah atau produk industri kreatif local, akan sangat menentukan dan

relatif mudah untuk dikembangkan ke depan dibandingkan dengan industri

kreatif yang bukan dari hasil kearifan/kreatifitas penduduk lokal.

d. Industri kreatif di kedua daerah masih memiliki potensi untuk dikembangkan

karena sama-sama terkait langsung dengan industri pariiwsata yang terus

ditingkatkan oleh kedua daerah.

e. Dalam mendukung pengembangan industri kreatif di daerah (NTB dan Jawa

Barat), regulasi pemerintah (pusat dan daerah) di berbagai sektor perlu

disinkronkan agar dalam pengembangannya dapat meningkatkan perekonomian

daerah.