LAPORAN PENELITIAN PENDAPATAN DAN KELAYAKAN …

40
i LAPORAN PENELITIAN PENDAPATAN DAN KELAYAKAN DARI BERBAGAI USAHA TANAMAN WORTEL (Daucus corata) (Studi Kasus Petani Wortel Di Desa Citeko, Cisarua, Jawa Barat) Peneliti : IR. ASMAH YANI. M. Si (Ketua) IR. WAYAN RAWINIWATI. M.Si (Anggota) PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS NASIONAL 2020 DIBIAYAI OLEH UNIVERSITAS NASIONAL

Transcript of LAPORAN PENELITIAN PENDAPATAN DAN KELAYAKAN …

Page 1: LAPORAN PENELITIAN PENDAPATAN DAN KELAYAKAN …

i

LAPORAN PENELITIAN

PENDAPATAN DAN KELAYAKAN DARI BERBAGAI

USAHA TANAMAN WORTEL (Daucus corata) (Studi Kasus Petani Wortel Di Desa Citeko, Cisarua, Jawa Barat)

Peneliti :

IR. ASMAH YANI. M. Si (Ketua)

IR. WAYAN RAWINIWATI. M.Si (Anggota)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS NASIONAL

2020

DIBIAYAI OLEH UNIVERSITAS NASIONAL

Page 2: LAPORAN PENELITIAN PENDAPATAN DAN KELAYAKAN …

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Penelitian : Pendapatan Dan Kelayakan Dari Berbagai Usaha Tanaman

Wortel (Daucus corata)(Studi Kasus Petani Wortel Di Desa

Citeko, Cisarua, Jawa Barat)

Pelaksana :

a. Nama Lengkap : Ir. Asmah Yani. M.Si

b. Jenis Kelamin : Perempuan

c. NIP : 19580812 198803 2 001

d. Pangkat/Golongan : Pembina/IV-A

e. Jabatan Fungsional : Lektor Kepala

f. Fakultas/Jurusan : Pertanian/Agroteknologi

g. Pusat Penelitian : PPM Universitas Nasional

h. Alamat : Jl. Sawo Manila, Pasar Minggu, Jaksel

i. Telepon/Fax : 021-7806700, 021-7802719

j. Alamat Rumah : Pondok Bambu Kuning F1/3 Bojong Gede

k. k Telepon/Hp : 021-8780542 , 08159783071

l. E-mail : [email protected]

m. Anggota : Ir. Wayan Rawiniwati, M.Si

n. Mahasiswa yang Terlibat : Gaudensia I. Jehamat (163112500150003)

Sarah Salsabila (163112500150019)

o. Biaya : Rp. 8.000.000,-

Jakarta, 21 September 2020

Mengetahui,

Dekan Fakultas Pertanian,

Ir. IGS. Sukartono. M.Agr

NID. 01038900273

Ketua Pelaksana

Ir. Asmah Yani, M.Si

NIP. 19580812 198803 2001

Menyetujui,

Wakil Rektor Bidang PPMK

Prof. DR. Ernawati Sinaga, MS. Apt

NIP. 19550731 198103 2 001

Page 3: LAPORAN PENELITIAN PENDAPATAN DAN KELAYAKAN …

ii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kekhadirat Allah SWT, karena atas

berkah dan ridhoNya laporan penelitian dengan judul “ Pendapatan dan Kelayakan

Dari Berbagai Usaha Tanaman Wortel (Daucus corata) ” dapat penulis selesaikan.

,Penulis tertarik melakukan penelitian ini karena melihat sampai sekarang wortel

masih merupakan salah satu komoditi hortikultura yang masih banyak

dibudidayakan petani akan tetapi harganya masih fluktuatif, kadang harganya tinggi

tapi sering sekali harganya anjlok sehingga berdampak pada aspek penawaran dan

permintaan oleh masyarakat konsumen. Alhamdulillah, penelitian ini

mendapatkan fasiltas pendanaan dari Universitas Nasional. Untuk fasilitas yang

didapat tak lupa penulis banyak mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr.Ir. Nonon Saribanon selaku Ketua LPPM Universitas Nasional.

2. Ir. Tri Waluyo. M. Agr selaku Kepala Biro PPM Universitas Nasional.

3. Ir. IGS. Sukartono. M. Agr selaku Dekan Fakultas Pertanian UNAS.

4. Semua petani wortel yang ada di Desa Citeko, Cisarua, Bogor.

4. Rekan sejawat di Fakultas Pertanian Universitas Nasional.

Semoga laporan penelitian ini dapat dapat menambah wawasan penulis

dalam menggali potensi dan pemanfaatan sumberdaya lokal dalam usahatani wortel

yang effisien dan menguntungkan sehingga dapat dikembangkan oleh masyarakat

secara lebih luas.

Jakarta, 21 September 2020

Penulis ,

Page 4: LAPORAN PENELITIAN PENDAPATAN DAN KELAYAKAN …

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii

PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

Latar Belakang .......................................................................................... 1

Permasalahan Penelitian ………………………………………………...3

Tujuan Penelitian ………………………………………………………. 3

Urgensi Penelitian ..................................................................................... 4

TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................... 6

Teori Pendapatan Usahatani ...................................................................... 6

Tanaman Wortel ........................................................................................ 7

Faktor Produksi Dalam Usahatani ............................................................ 8

METODOLOGI PENELITIAN ............................................................................ 11

Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 11

Pengolahan dan Analisis Data ................................................................... 11

HASIL DAN PEMBAHASAN ……………………………………………….... 15

KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………………………..30

PERKIRAAN BIAYA PENELITIAN………………………………………….. 31

JADWAL KEGIATAN PENELITIAN…………………………………………. 32

DAFTAR PUSTAK……………………………………………………………...33

LAMPIRAN ……………………………………………………………………..34

Page 5: LAPORAN PENELITIAN PENDAPATAN DAN KELAYAKAN …

iv

ABSTRAK

Meningkatnya konsumsi wortel menunjukkan bahwa komoditas wortel memiliki

potensi besar untuk diusahakan. Ada petani yang membudidayakan wortel, ada

yang mengusahakan benih wortel karena input utama yang digunakan dalam

kegiatan usahatani wortel adalah benih.. Saat ini permintaan akan benih wortel

mulai meningkat, sehingga masyarakat di Desa Citeko melakukan pengadaan benih

wortel sendiri. Ada kelompok wanita tani yang mengolah wortel menjadi kerupuk

wortel. Waktu yang diperlukan untuk memproduksi wortel konsumsi dan benih

wortel berbeda. Untuk memproduksi wortel konsumsi dibutuhkan waktu tiga bulan

sedangkan untuk benih wortel dibutuhkan waktu enam bulan, sedangkan untuk

usaha kerupuk wortel waktunya lebih singkat karena tergantung panas matahari.

Bertambahnya waktu dalam proses produksi maka biaya yang dibutuhkan juga

bertambah. Hal ini menyebabkan terjadinya perbedaan pendapatan dari masing –

masing usaha. Desa Citeko petani wortel selain membudidayakan tanaman wortel

untuk dimanfaatkan umbi wortelnya, juga ada yang membudidayakan wortel untuk

pengadaan benih yang dapat mereka jual dalam bentuk benih nantinya, juga ada

yang memanfaatkan wortel untuk diolah menjadi kerupuk wortel guna memberikan

nilai tambah komoditi wortel dengan harapan dapat meningkatkan pendapatan.

Penelitian ini dilakuka di Desa Citeko, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor pada

semester genap tahun 2019/2020 , degan responden petani wortel di Desa tersebut.

Data yag diperleh ditabulasi dan dianalisis meggunakan perangkat analisa

pendapatan dengan rumus I= TR-TC guna mengetahui kelayakan usaha dan mana

usaha yang lebih menguntungkan. Dari hasil penelitian didapat bahwa usaha benih

wortel jauh lebih menguntungkan disbanding usahatani wortel untuk konsumsi

ataupun olahan kerupuk wortel, hal ini terlihat dari R/C ratio yang didapat. R/C

=2,01 untuk usahatani wortel, R/C=2,41 untuk usaha pengadaan benih wortel dan

R/C=2,09 untuk usaha kerupuk wortel.

Key words : usahatani, wortel, kelayakan usaha

Page 6: LAPORAN PENELITIAN PENDAPATAN DAN KELAYAKAN …

v

Page 7: LAPORAN PENELITIAN PENDAPATAN DAN KELAYAKAN …

1

PENDAHULUAN

Latar belakang

Hortikultura memegang peranan penting dalam sektor pertanian dan

perekonomian nasional yang dapat dilihat dari nilai Produk Domestik Bruto (PDB).

Kontribusi PDB hortikultura atas harga konstan selama kurun waktu 5 tahun, dari

tahun 2010 sebesar 110,4 triliyun rupiah, tahun 2011 sebesar 120,1 triliyun rupiah,

tahun 2012 sebesar 117,4 triliyun rupiah, tahun 2013 sebesar 118,2 triliyun rupiah

dan tahun 2014 sebesar 123,2 triliyun rupiah (Pusat Data dan Sistem Informasi

Pertanian, 2015). Tanaman hortikultura adalah jenis tanaman yang memiliki

banyak manfaat dan nilai jual yang tinggi. Tanaman ini terdiri dari beragam jenis

yaitu olerikultura (kangkung, wortel, dan kubis ), furtikultur (jeruk, apel, mangga,

dan durian), florikultura ( anggrek, melati, dan kamboja ), biofarmaka ( jahe, kunyit,

dan daun sirsak). Penyebaranya hampir diseluruh Indonesia dengan jenis tanaman

yang berbeda dimasing-masing wilayah (Sudarma, 2013).

Salah satu tanaman hortikultura adalah wortel. Tanaman ini memiliki

perananan penitng dalam penyediaan bahan pangan bagi manusia. Prospek

pengembangan budidaya wortel di Indonesia sangat baik dan memiliki nilai tambah

ekonomi yang cukup tinggi. Wilayah nusantara cocok untuk wortel dan akan

berdampak positif terhadap peningkatan pendapatan petani, perbaikan gizi

masyarakat, perluasan kesempatan kerja, pengembangan agribisnis , pengurangan

impor dan peningkatan ekspor.

Perkembangan usahatani wortel di Indonesia dalam lima tahun terakhir

sangat tinggi. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (2017) produksi wortel

ditahun 2013 sebesar 512.112 ton dengan luas panen 30.070 ha dan produktivitas

15,97 ton/ha. Produksi wortel mengalami peningkatan setiap tahunnya sehingga

pada tahun 2017 produksi wortel di Indonesia menjadi 537.342 ton dengan luas

panen sebesar 30.654 dan produktivitas 17,53 ton/ha. Meskipun terjadi penurunan

Page 8: LAPORAN PENELITIAN PENDAPATAN DAN KELAYAKAN …

2

produksi pada tahun 2014 dan tahun 2016 namun tetap menunjukan nilai positif dan

mengalami peningkatan kembali pada tahun 2017. Produksi wortel yang meningkat

beberapa tahun terakhir menunjukan bahwa konsumsi wortel pada masyarakat

bertambah. Konsumsi wortel per kapita mengalami peningkatan dari tahun 2013

sebesar 0.991 kg/kapita menjadi 2.920 kg/kapita ditahun 2017 (Statistik Konsumsi

Pangan 2017). Meningkatnya konsumsi wortel di Indonesia menunjukkan bahwa

komoditas wortel memiliki potensi besar untuk diusahakan.

Salah satu tempat yang menghasilkan wortel yang cukup besar di Pulau

Jawa adalah Provinsi Jawa Barat. Luas panen tanaman wortel di Jawa Barat sebesar

6.772 ha, dan produksi wortel pada tahun 2014 mencapai 125.646 ton.

(Kementerian Pertanian, 2014). Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (2018),

luas panen tanaman wortel di Jawa Barat rata-rata 8.087 ha, produksi wortel

163.224 ton, dengan hasil 20,18 ton/ha. Faktor alam dan iklim yang mendukung

menjadikan Jawa Barat cocok untuk dijadikan sebagai kawasan sentra dalam

pembudidayaan wortel. Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan

pola hidup sehat dan pentingnya nilai gizi, permintaan wortel untuk konsumsi akan

terus berkembang pada masa yang akan datang. Meningkatnya konsumsi wortel

menunjukkan bahwa komoditas wortel memiliki potensi besar untuk diusahakan.

Dibutuhkan supply yang cukup guna memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat

yang meningkat.

Input utama yang digunakan dalam kegiatan usahatani wortel adalah benih

sebagai komponen yang membedakan antara komoditas wortel yang dihasilkan

sehingga dapat mempengaruhi harga jual. Saat ini permintaan akan benih wortel

mulai meningkat, sehingga masyarakat di Desa Citeko melakukan pengadaan benih

wortel sendiri. Waktu yang diperlukan untuk memproduksi wortel konsumsi dan

benih wortel berbeda. Untuk memproduksi wortel konsumsi dibutuhkan waktu tiga

bulan sedangkan untuk benih wortel dibutuhkan waktu enam bulan. Meskipun

demikian, tahapan dalam proses produksi tidak berbeda. Bertambahnya waktu

produksi maka biaya yang dibutuhkan juga bertambah. Hal ini menyebabkan

terjadinya perbedaan pendapatan dari masing – masing usahatani. Desa Citeko

Page 9: LAPORAN PENELITIAN PENDAPATAN DAN KELAYAKAN …

3

petani wortel selain membudidayakan tanaman wortel untuk dimanfaatkan umbi

wortelnya, juga ada yang membudidayakan wortel untuk pengadaan benih yang

dapat mereka jual dalam bentuk benih nantinya, juga ada yang memanfaatkan

wortel untuk diolah menjadi kerupuk wortel guna memberikan nilai tambah

komoditi wortel dengan harapan dapat meningkatkan pendapatan.

Harga sayuran dan benih di tingkat petani selalu lebih rendah dibandingkan

dengan harga sayuran dan benih di tingkat pemasok. Dalam usaha tani wortel dan

usahatani pengadaan benih wortel, pada umumnya petani menggunakan faktor

produksi secara berlebihan dengan harapan akan memperoleh hasil yang maksimal

(Asri, 2013). Penggunaan faktor produksi yang berlebihan akan meningkatkan

biaya produksi yang pada akhirnya akan mengurangi pendapatan usaha tani jika

tambahan biaya yang dikeluarkan lebih tinggi daripada tambahan penerimaan.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka penulis

tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Pendapatan dan Kelayakan Dari

Berbagai Usaha Tanaman Wortel” di Desa Citeko, Kecamatan Cisarua, Kabupaten

Bogor, Jawa Barat.

Permasalahan Penelitian

Berdasarkan paparan yang sudah dikemukakan di atas dapat dirumuskan

masalah sebagai berikut

1. Bagaimana pendapatan petani dari usahatani wortel, petani yang melakukan

pengadaan benih wortel, dan petani yang mengolah wortel menjadi kerupuk

wortel ?

2. Apakah berbagai usaha yang dilakukan petani layak dan menguntungkan ?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas dapat

diketahui tujuan untuk :

Page 10: LAPORAN PENELITIAN PENDAPATAN DAN KELAYAKAN …

4

1. Mengetahui bagaimana pendapatan dari petani wortel, petani yang

mengusahakan pengadaan benih wortel, dan petani yang mengolah wortel

menjadi kerupuk wortel.

2. Mengetahui apakah berbagai usaha dari tanaman wortel secara finansial

menguntungkan sehingga layak dilakukan oleh petani.

3. Menambah wawasan penulis dalam memperluas bahan ajar mata kuliah Dasar

Ekonomi Pertanian.

4. Membuat makalah ilmiah yang di presentasikan di tingkat nasional dan jurnal

ilmiah yang dipublikasikan.

Urgensi Penelitian

Usahatani adalah suatu organisasi dimana petani sebagai usahawan

yang mengorganisir lahan atau tanah, tenaga kerja dan modal yang

ditujukan pada produksi dalam lapangan pertanian, bisa berdasarkan pada

pencarian pendapatan maupun tidak. Sebagai usahawan dimana petani

berhadapan dengan berbagai permasalahan yang perlu segera diputuskan.

Salah satu permasalahan tersebut adalah apa yang harus ditanam petani agar

nantinya usaha yang dilakukan tersebut dapat memberikan hasil yang

menguntungkan, dengan kata lain hasil tersebut sesuai dengan yang

diharapkan (Shinta, 2011).

Pengelolaan usahatani yang efisien akan mendatangkan pendapatan

yang positif atau suatu keuntungan, usahatani yang tidak efisien akan

mendatangkan suatu kerugian. Usahatani yang efisien adalah usahatani

yang produktivitasnya tinggi. Ini bisa dicapai jika manajemen pertaniannya

dikelola dengan baik.

Desa Citeko, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

adalah salah satu sentra penghasil tanaman wortel. Petani wortel disini

membudidayakan tanaman wortel untuk dimanfaatkan umbi wortelnya. Ada

juga petani yang kreatif dengan membudidayakan wortel untuk pengadaan

Page 11: LAPORAN PENELITIAN PENDAPATAN DAN KELAYAKAN …

5

benih, baik untuk keperluan sendiri maupun untuk dijual ke petani lain yang

bukan saja di sekitar Cisarua tapi sudah sampai ke Nusa Tenggara Timur,

Ambon, Maluku yang membeli benih wortel produksi desa Citeko. Wortel

sebagai produk hortikultura sesuai dengan karakteristiknya mudah rusak,

bersifat musiman dan harganya fluktuatif, sehingga pada saat harga wortel

turun bahkan sampai Rp. 1000,- per-kg maka petani di desa Citeko

mengolah wortel menjadi kerupuk wortel. Hal ini menjadi sangat menarik

karena petani di desa Citeko ada yang berusaha tani untuk memanfaatkan

umbi wortel untuk dijual, ada yang memproduksi benih juga untuk dijual,

dan ada yang mengolah wortel untuk dibuat kerupuk wortel. Mana yang

paling menguntungkan inilah yang akan diteliti lebih jauh.

Page 12: LAPORAN PENELITIAN PENDAPATAN DAN KELAYAKAN …

6

TINJAUAN PUSTAKA

Teori Pendapatan Usahatani

Besarnya pendapatan yang akan diperoleh dari suatu kegiatan usahatani

tergantung dari beberapa faktor yang mempengaruhinya seperti luas lahan, tingkat

produksi, identitas pengusaha, pertanaman, dan efisiensi penggunaan tenaga kerja.

Dalam melakukan kegiatan usahatani, petani berharap dapat meningkatkan

pendapatannya sehingga kebutuhan hidup sehari-hari dapat terpenuhi (Hernanto

1996).

Menurut Daniel (2002) produktivitas tidak lain merupakan konsepsi

efisiensi usaha (fisik) dengan kapasitas tanah. Efisiensi fisik mengukur banyaknya

hasil (output) yang diperoleh dari satuan input yang diberikan. Sementara kapasitas

tanah adalah kemampuan tanah untuk menyerap tenaga dan modal untuk

memberikan hasil. Dalam ekonomi pertanian, kita tidak hanya membicarakan atau

memperhitungkan produktivitas dari suatu usahatani saja (produktivitas fisik) tetapi

juga harus mempertimbangkan faktor ekonominya.

Peningkatan keuntungan dapat dicapai oleh petani dengan melakukan

usahataninya secara efisien. Konsep efisien ini dikenal dengan konsep efisien teknis

(Technical Efficiency), efisien harga (Price Efficiency), dan efisiensi ekonomi

(Economic Efficiency). Dalam ilmu ekonomi, cara berpikir demikian disebut

dengan pendekatan memaksimalkan keuntungan atau profit maximization.

Pendapatan usahatani terdiri dari pendapatan kotor dan pendapatan bersih.

Pendapatan kotor usahatani (Gross Farm Income) didefinisikan sebagai nilai

produksi total usahatani dalam jangka waktu tertentu baik yang dijual, pendapatan

bersih (Net Farm Income) didefinisikan sebagai selisih antara pendapatan kotor

usahatani dan pengeluaran usahatani.

Pendapatan usahatani adalah besarnya manfaat yang diterima oleh petani

yang dihitung berdasarkan dari nilai produksi dikurangi dengan semua jenis

pengeluaran yang digunakan untuk produksi. Untuk itu pendapatan usahatani

dipengaruhi oleh besarnya biaya produksi, biaya pemeliharaan, biaya pasca panen,

Page 13: LAPORAN PENELITIAN PENDAPATAN DAN KELAYAKAN …

7

pengolahan dan distribusi serta nilai produksi. Pendapatan usahatani dapat diartikan

sebagai balas jasa yang diterima petani sebagai akibat dari perpaduan faktor-faktor

produksi dalam usahatani. Secara teknis, pendapatan usahatani dihitung dari hasil

pengurangan antara total biaya penerimaan dengan total biaya yang dikeluarkan

dalam proses produksi (Soekartawi, 2005).

Tanaman Wortel (Daucus carota)

Wortel (Daucus carota) merupakan jenis sayuran semusim berbentuk

semak (perdu) yang tumbuh tegak dengan ketinggian antara 30 cm - 100 cm atau

lebih, tergantung jenis dan varietasnya.Tanaman ini akan tumbuh dengan baik pada

tanah yang berstruktur gembur dan subur. Tanah yang gembur akan membantu

membantu wortel merubah bentuknya menjadi umbi sedangkan tanah yang subur

(banyak mengandung humus) diperlukan untuk memenuhi zat – zat yang

dibutuhkan wortel untuk pertumbuhanya. Wortel digolongkan sebagai tanaman

semusim karena hanya berproduksi satu kali dan kemudian mati.Untuk

pertumbuhan dan produksi umbi dibutuhkan suhu udara optimal antara 16,6 – 21,10

(Rahmi dkk 2011). Jenis sayuran ini banyak mengandung β-karoten yang dapat

menangkal radikal bebas penyebab kanker dan sebagai antioksidan dalam

mengurangi efek radikal bebas (Agustina,2019). Dalam tubuh, β-karoten diubah

menjadi vitamin A yang dapat membantu menjaga kesehatan mata.

Taksonomi tanaman wortel secara lebih lengkap adalah sebagai berikut :

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Umbelliferales

Famili : Umbelliferales /Apiaceae /Ammiaceae

Genus : Daucus

Spesies : Daucus carota L.

Tanaman wortel yang ditanam pada suhu melebihi 21,10C akan

menghasilkan umbi yang pendek dan warna umbi kurang bagus Samadi (2014).

Page 14: LAPORAN PENELITIAN PENDAPATAN DAN KELAYAKAN …

8

Varietas – varietas wortel terbagi menjadi tiga, yang dikelompokan berdasarkan

pada bentuk umbi yaitu :

1. Imperator ,yaitu golongan wortel yang bentuk umbinya bulat

panjang dengan ujung runcing (menyerupai kerucut), panjang umbi

20-30 cm dan rasa yang kurang manis sehingga kurang disukai

masyarakat

2. Chantenay, yaitu golongan wortel yang umbinya bukat panjang

dengan ujung tumpul, tidak berakar serabut, panjang antara 15-20

cm dan rasa yang manis sehingga disukai oleh masyarakat. Tipe ini

paling banyak dikembangkan karena memberikan hasil produksi

umbi paling baik

3. Nantes, yaitu golongan wortel yang bentuk umbinya peralihab

antara tipe Imperator dan Chantenay dengan bentuk bulat pendek

dengan panjang 5-6 cm atau berbentuk bulat panjang dengan

panjang 10 – 15 cm.

Faktor-Faktor Produksi dalam Usahatani

Menurut Hermanto dalam Suratiyah (2008) ada lima unsur pokok dalam

usaha tani yang sering disebut sebagai faktor-faktor produksi, yaitu sebagai berikut:

1) Tanah Usahatani

Tanah usaha tani dapat berupa tanah pekarangan, tegalan dan sawah. Tanah

tersebut dapat diperoleh dengan cara membuka lahan sendiri, membeli, menyewa,

bagi hasil, pemberian negara, warisan atau wakaf. Penggunaan tanah dapat

diusahakan secara monokultur maupun polikultur atau tumpangsari.

2) Tenaga Kerja

Jenis tenaga kerja dibedakan menjadi tenaga kerja pria, wanita dan anak-

anak yang dipengaruhi oleh umur, pendidikan, keterampilan, pengalaman, tingkat

kesehatan dan faktor alam seperti iklim dan kondisi lahan. Tenaga ini dapat berasal

dari dalam dan luar keluarga (biasanya dengan cara upahan).

Page 15: LAPORAN PENELITIAN PENDAPATAN DAN KELAYAKAN …

9

3) Modal

Dalam usahatani modal merupakan barang ekonomi yang digunakan untuk

memperoleh pendapatan dan untuk mempertahankan pendapatan keluarga tani.

Modal dalam usaha tani digunakan untuk membeli sarana produksi serta

pengeluaran selama kegiatan usaha tani berlangsung. Sumber modal diperoleh dari

milik sendiri, pinjaman atau kredit (kredit bank, pelepas uang/famili/tetangga),

hadiah, warisan, usaha lain ataupun kontrak sewa.

Menurut Hernanto (1996) modal adalah barang atau uang yang

bersamasama faktor produksi lain (tanah dan tenaga kerja) menghasilkan barang-

barang yaitu berupa produksi pertanian. Adapun modal dapat dibedakan menjadi

dua sifat, antara lain:

a. Modal tetap yaitu barang yang tidak habis dalam sekali produksi misal peralatan

pertanian, bangunan, yang dihitung biaya perawatan dan penyusutan selama per

musim tanam.

b. Modal bergerak yaitu barang yang langsung habis dalam proses produksi seperti

benih, pupuk, obat-obatan dan sebagainya.

4) Pengelolaan atau Manajemen Usahatani

Pengelolaan usaha tani adalah kemampuan petani untuk menentukan,

mengorganisir dan mengkoordinasikan faktor-faktor produksi yang dikuasainya

dengan sebaik-baiknya dan mampu memberikan produksi pertanian sebagaimana

yang diharapkan. Pengenalan pemahaman terhadap prinsip teknik dan ekonomis

perlu dilakukan untuk dapat menjadi pengelola yang berhasil. Prinsip teknis

tersebut meliputi : (a) perilaku cabang usaha yang diputuskan; (b) perkembangan

teknologi; (c) tingkat teknologi yang dikuasai dan (d) cara budidaya dan alternatif

cara lain berdasar pengalaman orang lain. Prinsip ekonomis antara lain: (a)

penentuan perkembangan harga; (b) kombinasi cabang usaha; (c) pemasaran hasil;

(d) pembiayaan usaha tani; (e) penggolongan modal dan pendapatan serta tercermin

dari keputusan yang diambil agar resiko sangat tergantung kepada: (a) perubahan

sosial serta (b) pendidikan dan pengalaman petani.

5) Produksi

Page 16: LAPORAN PENELITIAN PENDAPATAN DAN KELAYAKAN …

10

Produksi adalah hasil produksi fisik, yang diperoleh petani dari hasil

usahatani, dalam satu musim tanam dan diukur dalam Kg per hektar permusim

(khusus untuk jenis tanaman yang diusahakan). Produksi tersebut juga dapat

dinyatakan sebagai perangkat prosedur dan kegiatan yang terjadi dalam penciptaan

komoditas berupa kegiatan usaha tani maupun usaha lainnya.

Page 17: LAPORAN PENELITIAN PENDAPATAN DAN KELAYAKAN …

11

METODOLOGI PENELITIAN

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus s/d September 2020

bertempat di Desa Citeko, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa

Barat.

Populasi dan Sampel

Populasi adalah jumlah keseluruhan petani yang membudidayakan wortel

yaitu sebanyak 30 orang, petani yang usahatani pegadaan benih wortel sebanyak 10

orang dan petani yang mengolah wortel menjadi kerupuk wortel sebanyak 5 orang

yang ada di Desa Citeko. Pengambilan sampel dilakukan secara acak (random)

sebanyak 20 orang untuk petani wortel, petani yang mengusahakan benih wortel

dan kerupuk wortel diambil semua, sehingga masing-masing sampelnya 10 orang

dan 5 orang dari masing-masing populasi yang diwawancarai dari berbagai usaha

yang berbasis tanaman wortel.

Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan terdiri dari dua jenis data, yaitu data primer dan data

sekunder. Pengumpulan data primer yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

melalui metode observasi yaitu dengan melakukan pengamatan langsung di

lapangan Wawancara dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan

(kuesioner) yang telah disiapkan sebelumnya guna mendapat data primer. Data

sekunder digunakan sebagai data pelengkap atau penunjang yang diperoleh dari

berbagai instansi yang berhubungan dengan usahatani wortel, Database

Kementerian Pertanian RI dan jurnal-jurnal ilmiah.

Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan Data

Data primer yang diperoleh terlebih dahulu ditabulasi, kemudian dilakukan

analisis secara deskriptif kualitatif. Analisis kualitatif yang terkumpul

dikelompokkan dan disusun, sedangkan data kuantitatif dianalisis menggunakan

analisis usahatani meliputi biaya variable, biaya tetap untuk mengetahui total biaya

Page 18: LAPORAN PENELITIAN PENDAPATAN DAN KELAYAKAN …

12

produksi (TC), sehingga diperoleh pendapatan usahatani yang merupakan selisih

antara total biaya produksi dengan penerimaan (TR), perbandingan antara

penerimaan dengan biaya produksi sehingga mendapatkan nilai R/C rasio.

Analisis Pendapatan Usahatani

Analisis Biaya Usahatani

Analisis biaya usahatani budidaya bawang putih memiliki komponen biaya

usahatani yang terdiri atas biaya tetap dan biaya 12ariable, diantaranya sebagai

berikut:

1. Biaya tetap, yaitu biaya yang penggunaannya tidak habis dalam satu masa

produksi. Biaya tetap yang tergolong dalam kelompok ini antara lain : pajak

tanah, biaya alat kerja, dan lain sebagainya.

2. Biaya variabel, yaitu biaya yang besar kecilnya sangat tergantung pada skala

produksi. Yang termasuk biaya variabel antara lain : benih, pupuk, pestisida,

upah tenaga kerja, biaya panen, biaya pasca panen, biaya transportasi dan lain

sebagainya.

Soekartawi (2005), menyebutkan total biaya ditentukan dengan

menggunakan rumus :

Keterangan :

TC = Total Cost (Total Pengeluaran)

TFC = Total Fixed Cost (Total Biaya Tetap)

TVC = Total Variable Cost (Total Biaya Variabel)

Penerimaan Usahatani

Penerimaan adalah nilai produksi komoditas pertanian secara keseluruhan

sebelum dikurangi biaya produksi. Soekartawi (2005) menyebutkan total

penerimaan dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

TC = TFC + TVC

Page 19: LAPORAN PENELITIAN PENDAPATAN DAN KELAYAKAN …

13

Keterangan :

TR = Total Revenue ( Total penerimaan )

P = Price ( Harga jual produk pertanaman )

Q = Quantiy ( Total produksi )

Analisis Kelayakan Finansial Usahatani

Tujuan melakukan analisis finansial usahatani untuk mengetahui

keuntungan yang diperoleh dan mengetahui layak atau tidak layaknya usahatani.

Soekartawi (2005), untuk mengetahui pendapatan petani dapat dianalisis dengan

menggunakan analisis pendapatan yang persamaan matematiknya sebagai berikut:

Keterangan :

I = Income / Pendapatan

TR = Total Revenue / Total Penerimaan

TC = Total Cost / Total Biaya

FC = Fixed Cost / Biaya Tetap

VC = Variabel Cost / Biaya Variabel

Analisis Efisiensi (R/C) Rasio

Menurut Soekartawi (2005) untuk mengetahui efisiensi usahatani bawang

putih dapat dianalisis dengan analisis efisiensi yang secara sistematis ditulis sebagai

berikut:

TR = P x Q

R C⁄ Rasio = TR

TC

I = TR - (FC +VC)

I = TR - TC

Page 20: LAPORAN PENELITIAN PENDAPATAN DAN KELAYAKAN …

14

Keterangan:

TR = Total Revenue / Total Penerimaan

TC = Total Cost / Total Biaya

Kriteria:

1. Apabila R/C Rasio = 1, maka usahatani yang dilakukan berada pada titik impas.

2. Apabila R/C Rasio > 1, maka usahatani yang dilakukan efisiensi.

3. Apabila R/C Rasio < 1, maka usahatani yang dilakukan tidak efisiensi.

Page 21: LAPORAN PENELITIAN PENDAPATAN DAN KELAYAKAN …

15

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Keadaan Umum Lokasi Penelitian

Demografi Desa Citeko, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor Desa Citeko

merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Cisarua. Desa Citeko

memiliki potensi lahan untuk usahatani sayuran. Kondisi geografis Desa Citeko

diantaranya: memiliki jenis tanah instand, dengan ph tanah pada kisaran 5-6, curah

hujan basah dengan kemiringan lahan antara 15-30%, ketinggian daerah lebih dari

1000 mdpl.

Desa Citeko terletak di Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor. Luas wilayah

Desa Citeko. Luas wilayah Desa Citeko 461 Ha, dengan ketinggian 800 meter diatas

permukaan laut. Batas – batas administratif pemerintah Desa Citeko, Kecamatan

Cisarua sebagai berikut :

• Sebelah Utara : Desa Kopo dan Kelurahan Cisarua

• Sebelah Timur : Desa Cibeureum

• Sebelah Selata : Kabupaten Cianjur

• Sebelah Barat : Desa Kuta Kecamatan Megamendung Bogor

Keadaan topografi Desa Citeko termasuk daerah dataran tinggi. Luas wilayah

Desa Citeko 461 Ha dengan ketinggian 800 meter diatas permukaan laut.

Banyaknya curah hujan di daerah ini adalah 264 mm dengan suhu udara 250 C – 310

C. Berdasarkan data profil desa, Desa Citeko tercatat memiliki jumlah penduduk

sebanyak 12.441 jiwa yang dibedakan berdasarkan jenis kelamin. Jumlah penduduk

berjenis kelamin laki-laki ialah sebanyak 6.523 jiwa dan jumlah penduduk dengan

jenis kelamin wanita ialah sebanyak 5.918 jiwa.

Page 22: LAPORAN PENELITIAN PENDAPATAN DAN KELAYAKAN …

16

Tabel 1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Frekuensi Presentase(%)

1. Laki – laki 6.523 52.43

2. Perempuan 5.918 47.57

Jumlah 12.441 100

Sumber : Data Monografi Desa Citeko 2019

Sebagai daerah penelitian pada umumnya sumber mata pencaharian penduduk

di Desa Citeko adalah sektor pertanian. Komposisi penduduk Desa Citeko menurut

mata pencaharian dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Sumber : Data Monografi Desa Citeko 2019

Berdasarkan Tabel 3 diatas dapat diketahui kondisi mata pencaharian penduduk

di Desa Citeko pada tahun 2019 dimana sebagian besar penduduknya mempunyai

mata pencaharian di bidang pertanian yaitu sebanyak 365 rang, dimana sebanyak

85 orang bekerja sebagai petani dan sisanya sebagai buruh tani sebanyak 280 orang.

Hal ini menunjukan bahwa sektor pertanian memegang peranan penting di Desa

Citeko yaitu menyerap tenaga kerja.

No Jenis Mata Pencaharian Jumlah (jiwa) Presentase (%)

1 PNS/ABRI/POLRI 66 5.44

2 Swasta 250 20.58

3 Pedagang 135 11.11

4 Petani 85 7.00

5 Pertukangan 90 7.40

6 Buruh tani 280 23.04

7 Pensiunan 59 4.85

8 Jasa 250 20.58

Jumlah 1.215 100

Page 23: LAPORAN PENELITIAN PENDAPATAN DAN KELAYAKAN …

17

Usahatani Wortel Di Desa Citeko

Usahatani Wortel

Usahatani wortel di Desa Citeko sudah lama dilakukan oleh petani disana,

dank arena banyaknya petani yang membudidayakan wortel ini sehingga ada

dibentuk Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) Bunga Wortel yang sejak berdiri

sampai sekarang ketua Gapoktan nya adalah Bapak H. Ukar. Petani di Desa Citeko

tidak hanya membudidayakan tanaman wortel saja tapi juga tanaman yang lain

seperti ubi jalar, terong, cabai, tomat, daun bawang, lobak. Produksi yang mereka

hasil kana da yang langsung di jual ke pasar oleh petani, ada juga yang di drop ke

tempat ketua Gapoktan dan nanti ada pembeli yang mengambil untuk di jual ke

pasar, dan paling banyak mereka menjual secara borongan dimana tengkulak yang

melakukan panen di lahan. Hal ini dilakukan oleh petani walau dengan harga yang

lebih rendah jika mereka menjual langsung ke pasar, akan tetapi mereka menjadi

tidak repot harus mengangkut hasil produksinya ke pasar.

Usahatani Benih Wortel

Petani wortel yang ada di Desa Citeko, Kecamatan Cisarua, Kabupaten

Bogor ini pertama sekali budidaya wortel mendapat benihnya dari petani wortel

yang ada di Cipanas. Akan tetapi karena diduga faktor kesuburan tanah atau iklim

nya yang sesuai wortel yang dihasilkan oleh petani wortel di Desa Citeko ini

rasanya lebih enak disbanding dengan wortel dari daerah asal benihnya. Kenyataan

inilah makin membuat petani di desa Citeko gencar membudidayakan wortel ini

dan pada akhirnya berusaha menghasilkan benih sendiri dari usahatani wortel

mereka. Awalnya dimotori oleh Pak H. Ukar yang pertama mengusahakan

budidaya benih wortel ini dan karena dianggap menguntungkan kegiatan ini

Page 24: LAPORAN PENELITIAN PENDAPATAN DAN KELAYAKAN …

18

berlanjut, tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan petani Desa Citeko saja akan

tetapi menjualnya sampai ke luar Pulau Jawa. Kesuksesan Pak H. Ukar dalam

membudidayakan benih wortel ini mengantarkan beliau menjadi pembicara di

berbagai pertemuan baik Nasional bahkan sempat dilibatkan dalam kunjungan ke

Thailand dari Pemerintah Kabupaten Bogor untuk mengikuti study banding tentang

pertanian disana.

Usaha Pengolahan Kerupuk Wortel

Dalam pengolahannya, tak jarang anggota KWT ini memanfaatkan bahan

baku wortel hasil dari panen para petani yang kurang layak untuk dijual di pasaran

langsung jika sedang terjadi panen, misalnya seperti harga jual yang rendah dan

kualitas hasil panen yang sedang menurun. Namun jika para petani sedang tidak

panen, bahan baku wortel terpaksa dibeli di pasar yang mana harganya lebih mahal

daripada membeli langsung dari petani.

Produksi kerupuk wortel ini dilakukan jika hanya ada pesanan dan modal

untuk membuatnya. Oleh sebab itu usaha kerupuk wortel ini masih terbilang belum

konsisten dalam menjalankannya.

Pada proses pengolahan kerupuk wortel, bahan-bahan yang digunakan

cukup mudah antara lain ialah wortel, tepung sagu, bawang merah, bawang putih,

penyedap rasa serta garam. Untuk setiap pembuatan 1 kg wortel, dibutuhkan sekitar

½ kg tepung sagu, 4 siung bawang putih, 3 siung bawang merah ½ sdt penyedap

rasa dan 1 sdm garam. Untuk pembuatan 1 kg wortel dapat menghasilkan sekitar

250–500 gram kerupuk wortel mentah. Berat yang diperoleh juga dipengaruhi oleh

Page 25: LAPORAN PENELITIAN PENDAPATAN DAN KELAYAKAN …

19

bentuk dan ukuran besar kecilnya kerupuk wortel. Berikut tahap-tahap mengolah

wortel menjadi kerupuk wortel untuk hitungan 1 kg wortel, yaitu :

1) Umbi wortel dibersihkan terlebih dahulu dengan cara dicuci sampai bersih.

2) Setelah bersih, umbi wortel kemudian diparut dan diperas sarinya untuk

dipisahkan. Sari wortel yang tidak terpakai bisa dimanfaatkan untuk

dijadikan sirup wortel sehingga tidak ada bahan yang terbuang sia-sia.

3) Setelah itu dilakukan pencampuran bahan baku meliputi wortel yang sudah

diparut, bawang putih dan bawang merah yang telah dihaluskan, serta

tepung sagu hingga terbentuk adonan.

4) Kemudian adonan diberi bumbu penyedap rasa dan garam secukupnya.

Untuk pengolahan 1 kg wortel dibutuhkan penyedap rasa sekitar 1 sdt dan

garam sekitar 1 sdm.

5) Lalu adonan dipotong dan dicetak tipis-tipis hingga membentuk kerupuk.

6) Setelah adonan jadi, dilanjutkan dengan proses pengukusan. Tujuan dari

pengukusan ini adalah untuk mematangkan adonan produk. Lamanya proses

pengukusan adonan yaitu ± 10 menit. Adonan yang telah masak ditandai

dengan seluruh bagiannya berwarna oranye bening serta teksturnya kenyal.

7) Adonan kerupuk yang sudah dikukus kemudian dikeringkan dengan cara

dijemur di bawah sinar matahari untuk menghasilkan kerupuk wortel

mentah. Karena pengeringan dilakukan dengan cara dijemur, maka lama

waktu pengeringan bergantung pada cuaca, jika cuaca sedang terik dan

mendapat sinar matahari yang cukup, maka waktu pengeringan dalam 1 hari

pun sudah cukup. Hal ini dilakukan dengan tujuan penghematan biaya.

8) Setelah kerupuk kering, kerupuk wortel siap dikemas dalam bentuk

mentahan maupun digoreng terlebih dahulu.

Bahan-bahan serta proses pembuatannya yang mudah dan murah membuat

usaha kerupuk wortel ini layak untuk dikembangkan sekaligus menjadi alternatif

bagi masyarakat yang tidak menyukai sayuran agar tetap bisa mengonsumsi

sayuran dalam bentuk camilan yang sehat dan bergizi. Berikut skema pembuatan

kerupuk wortel dapat dilihat pada bagan di bawah ini :

Page 26: LAPORAN PENELITIAN PENDAPATAN DAN KELAYAKAN …

20

.

Gambar 2. Bagan Pengolahan Kerupuk Worte

Umbi Wortel

Pencucian

Umbi Wortel Diparut dan

Diperas Sarinya

Pencampuran Semua

Bahan

Pemotongan dan

Pencetakan

Pengukusan

Pengeringan

Pengemasan

Page 27: LAPORAN PENELITIAN PENDAPATAN DAN KELAYAKAN …

21

Analisis Biaya dan Pendapatan Usahatani Wortel, Benih Wortel dan

Kerupuk Wortel

Biaya produksi merupakan keseluruhan biaya yang dikeluarkan dalam

melakukan proses produksi wortel dan benih wortel dalam satu kali musim tanam

yang meliputi biaya variabel dan biaya tetap. Biaya ini dihitung berdasarkan jumlah

nilai uang yang dikeluarkan oleh petani untuk membiayai kegiatan usahataninya.

Biaya variabel dalam penelitian ini meliputi biaya benih, bibit, pupuk dan obat-

obatan, peralatan sekali pakai dan tenaga kerja sedangkan biaya tetap meliputi biaya

penyusutan peralatan. Rata-rata biaya variabel pada usahatani wortel dan

pengadaam benih wortel dan kerupuk wortel dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 3. Perbandingan Biaya Variabel Usahatani Wortel dengan Pengadaan

Benih Wortel

Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa biaya variabel dari ke tiga jenis

usaha ini berbeda. Pada usahatani wortel besarnya biaya variabel yang dikeluarkan

yaitu Rp. 15,125,660 per hektar sedangkan pada usahatani benih wortel sebesar Rp.

19,984,637 per hektar dan usaha kerupuk wortel sebesar Rp 527,566,62 per bulan.

Usahatani pengadaan benih wortel memiliki biaya variabel lebih besar dari

No Uraian Wortel Benih Wortel Kerupuk Wortel

Nilai (Rp/ha) Nilai (Rp/ha) Nilai (Rp)

1 Biaya Benih 2,298,113 1,263,158

2 Biaya Bibit 125,989

3 Biaya Pupuk dan Pestisida 1,986,038 849,412

4 Biaya Ajir 270,056

5 Biaya Botol 42,938

6 Biaya Tali 31,638

7

8

9

10

11

12

13

14

15

Biaya Tenaga Kerja

Minyak Goreng

Penyedap Rasa

Wortel

Bawang Putih

Bawang Merah

Sagu

Garem

Gas

10,841,509

17,401,446

221,000

14,000

83,000

23,333,31

21,733,31

39,000

13,500

112,000

Jumlah 15,125,660 19,984,637 527,566,62

Page 28: LAPORAN PENELITIAN PENDAPATAN DAN KELAYAKAN …

22

usahatani wortel karena adanya biaya benih, ajir, tali, botol dan biaya tenaga kerja

yang cukup besar. Biaya benih yang dikeluarkan oleh petani wortel lebih besar

karena perbedaan harga benih, pola tanam, dan luas lahan petani. Harga benih

wortel pada tingkatan petani di Desa Citeko sebesar Rp. 120.000 - Rp. 150.000 per

200 gram. Pada usahatani pengadaan benih wortel terdapat biaya variabel bibit

sebesar Rp. 125,989 per hektar dengan jumlah bibit yang digunakan sebanyak

125,989 kg/ha, dimana bibit tersebut merupakan umbi wortel yang akan digunakan

dalam tahapan pengadaan benih wortel. Harga bibit wortel pada tingkatan petani

berkisar Rp. 2.000 – Rp. 3.000 per kg.

Biaya yang paling banyak dikeluarkan oleh petani wortel adalah biaya

pupuk kandang. Besarnya biaya pupuk yang dikeluarkan oleh petani wortel

disebabkan karena petani wortel menggunakan pupuk dengan dosis yang cukup

banyak meskipun tidak menggunakan pupuk tambahan seperti Set A, SP36, dan

Kompos. Jenis pupuk yang digunakan oleh petani wortel yaitu pupuk kandang

dengan dosis 1,872 kg/ha, pupuk TSP sebanyak 87 kg/ha, NPK Phonska sebanyak

94 kg/ha, Urea sebanyak 98 kg/ha, Supergro sebanyak 94 ml/ha sedangkan pada

petani yang melakukan usahatani benih wortel menggunakan pupuk dengan dosis

yang sedikit sehingga biaya yang dikeluarkan tidak begitu besar. Pupuk yang

digunakan oleh petani yang melakukan pengadaan benih wortel yaitu pupuk

kandang sebanyak 525,423 kg/ha, TSP sebanyak 32 kg/ha, NPK Phonska sebanyak

41 kg/ha, SP36 sebanyak 5 kg/ha, Set A sebanyak 34 kg/ha, Urea sebanyak 51

kg/ha, Kompos sebanyak 14 kg/ha. Selain itu, sebagian lahan petani yang

digunakan untuk usahatani wortel kondisinya tidak bagus yang bisa dilihat dari

warna tanah yang menguning dan teksturnya yang keras, sehingga untuk

memperbaiki kondisi tersebut petani memperbanyak penggunaan pupuk kandang.

Seperti pada penelitian yang dilakukan oleh Rosadi, dkk (2019), yang mengatakan

bahwa penambahan bahan organik ke tanah dapat meningkatkan kapasitas tukar

kation tanah dan mengurangi kehilangan unsur hara yang ditambahkan melalui

pemupukan sehingga dapat meningkatkan ketersediaan hara dalam tanah. Kegiatan

pemberantasan hama pada kedua usahatani ini tidak mutlak dilakukan dan

Page 29: LAPORAN PENELITIAN PENDAPATAN DAN KELAYAKAN …

23

dilakukan ketika tanaman terkena hama penyakit sehingga menyebabkan

penggunaan sarana produksi obat – obatan sedikit. Jenis pestisida yang digunakan

dalam usahatani wortel lebih banyak dari usahatani pengadaan benih wortel.

Pestisida tersebut yaitu Curacron sebanyak 660 ml/ha, Antracol sebanyak 0.566

kg/ha, Dithane sebanyak 0.188 kg/ha sedangkan dalam usahatani pengadaan benih

wortel, petani hanya menggunakan 2 jenis pestisida seperti Curacron sebanyak

480,23 ml/ha dan Antracol sebanyak 1 kg/ha. Perbedaan jenis pupuk dan dosis yang

digunakan mempengaruhi besarnya biaya yang dikeluarkan petani.

Tenaga kerja menjadi salah satu faktor penting dalam menentukan

keberhasilan usahatani. Usahatani wortel dan pengadaan benih wortel

menggunakan tenaga kerja dalam keluarga, dimana tenaga kerja ini masih

merupakan anggota keluarga atau tanggungan petani tersebut dan tenaga kerja

diluar keluarga untuk membantu petani menyelesaikan pekerjaan yang tidak dapat

diselesaikan sendiri. Tenaga kerja yang digunakan dalam usahatani wortel dan

pengadaan benih wortel adalah tenaga kerja pria dan wanita. Tenaga kerja pria

digunakan dari tahapan awal budidaya wortel sampai pada saat pemanenan

sedangkan untuk tenaga kerja wanita digunakan pada saat penyiangan pertama dan

kedua. Jam kerja yang dipakai pada usahatani wortel dan pengadaan benih wortel

berbeda-beda mulai dari 5 jam kerja sampai 7 jam kerja. Pemberian upah tenaga

kerja pria berkisar Rp. 50,000 – Rp. 80,000 sedangkan untuk tenaga kerja wanita

berkisar Rp. 20,000 – Rp. 40,000.

Besarnya rata-rata biaya tenaga kerja per hektar yang dikeluarkan pada

usahatani wortel dan usahatani pengadaan benih wortel dapat dilihat pada tabel.

Tabel 8 menunjukkan bahwa rata-rata biaya tenaga kerja yang dikeluarkan pada

usahatani wortel sebesar Rp. 10,841,509 per hektar sedangkan pada usahatani

pengadaan benih wortel sebesar Rp. 17,401,446 per hektar. Biaya terbesar

dikeluarkan oleh petani yang melakukan usahatani pengadaan benih wortel karena

tahapan produksi yang dilakukan dalam usahatani ini lebih banyak sehingga

membutuhkan tenaga kerja, waktu dan biaya yang lebih banyak. Pada uahatani

wortel dan pengadaan benih wortel biaya paling besar dikeluarkan pada saat proses

Page 30: LAPORAN PENELITIAN PENDAPATAN DAN KELAYAKAN …

24

pengolahan lahan. Lamanya waktu yang dibutuhkan dalam proses pengolahan

lahan karena proses ini masih menggunakan cangkul. Penyiangan pada usahatani

wortel dan pengadaan benih wortel dilakukan dua kali menggunakan tenaga kerja

wanita. Penyiangan pertama membutuhkan waktu yang lebih lama dikarenakan

gulma yang terdapat pada bedangan cukup banyak diawal pertumbuhan wortel

dibandingkan dengan penyiangan kedua. Pada usahatani pengadaan benih wortel

terdapat tahapan pembuatan bedengan benih dan pemupukan bedengan benih.

Bedengan ini yang nantinya akan digunakan untuk menanam umbi wortel yang

telah disortasi. Sebagian besar proses pemanenan pada usahatani wortel dan

pengadaan benih wortel tidak dilakukan sendiri oleh petani. Pemanenan pada

usahatani wortel juga dilakukan oleh tengkulak (panen bukti) sehingga tidak

membutuhkan tenaga kerja. Penjermuran pada usahatani pengadaan benih wortel

tidak membutuhkan tenaga kerja luar keluarga. Waktu yang diperlukan untuk

penjemuran sekita 4 - 5 hari tergantung cuaca. Biaya paling kecil dikeluarkan oleh

usahatani pengadaan benih wortel adalah pengemasan sebesar Rp. 67,232 karena

pengemasan ini bisa dilakukan sendiri oleh petani dan tidak membutuhkan tenaga

kerja luar keluarga. Beberapa tahapan lain dalam usahatani ini tidak membutuhkan

tenaga kerja yang banyak sehingga tidak mempengaruhi besar biaya yang

dikeluarkan. Penggunaan tenaga kerja luar keluarga lebih banyak jika dibandingkan

penggunaan tenaga kerja dalam keluarga. Hal ini dilakukan karena rata-rata petani

hanya memiliki satu anggota keluarga yang dapat membantu dalam proses

usahatani. Tabel di atas menunjukan bahwa biaya tenaga kerja yang dikeluarkan

oleh usahatani pengadaan benih wortel lebih besar dibandingkan usahatani wortel.

Biaya tetap yang dikeluarkan petani pada usahatani wortel dan pengadaan

benih wortel adalah biaya penyusutan peralatan seperti cangkul, parang, sabit,

gunting, dll. Biaya penyusutan yang diperoleh dihitung dengan cara jumah unit

peralatan dikali dengan harga per unit, selanjutnya dibagi dengan umur ekonomis

dari peralatan tersebut. Umur ekonomis dari alat-alat tersebut berbeda tergantung

penggunaannya. Peralatan tersebut biasanya digunakan sampai rusak dan tidak

dujual kembali, sehingga tidak memiliki nilai sisa (sama dengan nol).

Page 31: LAPORAN PENELITIAN PENDAPATAN DAN KELAYAKAN …

25

Tabel 3 menunjukan bahwa biaya produksi yang dikeluarkan oleh petani

pada usahatani benih wortel sebesar Rp. 20,541,293 per hektar sedangkan biaya

produksi pada usahatani wortel sebesar Rp. 15,570,592 per hektar. Hal ini

disebabkan karena biaya biaya tenaga kerja dan biaya penyusutan yang dikeluarkan

pada usahatani pengadaan benih wortel besar, terdapat biaya tambahan seperti bibit,

ajir, botol dan tali. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan petani wortel tidak

melakukan usahatani pengadaan benih wortel.

Penerimaan Usaha Wortel

Penerimaan usahatani diperoleh dengan mengkalikan hasil produksi dalam

satu kali musim tanam dengan harga yang berlaku saat itu. Penerimaan usahatani

dapat dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh dan harga yang berlaku (Yasa,

2017). Harga jual wortel ditingkatan petani pada saat melakukan penelitian cukup

rendah yaitu sebesar Rp. 2.000 – 3000 per kilogram, sedangkan untuk harga benih

wortel dijual dengan harga Rp. 120.000- 150.000 per 200 gram.

Tabel 4. Perbandingan Penerimaan Usahatani Wortel dengan Pengadaan

Benih Wortel dan Usaha Kerupuk Wortel.

Dari Tabel 4 diketahui bahwa penerimaan usahatani pengadaan benih wortel

sebesar Rp. 56,469,740 per hektar sedangkan untuk usahatani wortel yaitu sebesar

Rp. 31,165,094 per hektar dan penerimaa dari usaha kerupuk wortel sebesar Rp

378,600,00. Penerimaan dari usahatani pengadaan benih wortel lebih besar dari

usahatani wortel . Lebih besar lagi penerimaan yang di dapat dari usaha pengolahan

kerupuk wortel yaitu sebesar Rp 378,600,00 perbulan. Hal ini disebabkan karena

harga jual benih wortel lebih mahal dan juga petani memperoleh penerimaan

tambahan dari hasil penjualan wortel yang tidak masuk dalam kriteria untuk

pembenihan. Selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Zuriana, dkk (2019),

No Uraian Penerimaan (Rp/ha)

1 Wortel 31,165,094

2

3

Pengadaan Benih Wortel

Kerupuk Wortel

56,469,740

378,600,00

Page 32: LAPORAN PENELITIAN PENDAPATAN DAN KELAYAKAN …

26

bahwa besarnya penerimaan usahatani dipengaruhi oleh besarnya produksi dan

harga yang didapatkan petani, sehingga besarnya produksi akan menentukan

besarnya pendapatan yang akan diterima petani, apabila tingkat pendapatan petani

tinggi maka peluang untuk mengembangkan usahatani akan besar.

Selain itu , harga jual benih wortel relatif stabil dibandingkan harga wortel

yang selalu berfluktuasi. Metode penjualan hasil produksi wortel biasanya dalam

bentuk borongan (tengkulak membeli wortel saat masih berada didalam tanah atau

belum dipanen) dan dalam bentuk bukti (wortel sudah dipanen), sehingga dengan

sistem penjualan seperti ini akan mempengaruhi penerimaan dari petani. Beberapa

petani melakukan penjualan dengan sistem borongan dan penerimaanya menjadi

sangat kecil. Faktor lain yang dapat mempengaruhi penerimaan petani wortel

adalah kualitas wortel yang dihasilkan seperti bentuk dan ukuran wortel. Bentuk

dan ukuran wortel yang dihasilkan akan mempengaruhi berat umbi wortel.

Rendahnya kualitas wortel disebabkan karena beberapa faktor seperti kondisi tanah

yang tidak gembur sehingga menyebabkan umbi wortel menjadi tidak lurus

sempurna, pendek, dan terdapat bintil-bintil.

Analisis Perbandingan Biaya dan Pendapatan

Pendapatan adalah selisih antara total penerimaan usahatani dengan total

biaya usahatani yang dikeluarkan. Pendapatan bisa menjadi salah satu tolak ukur

keberhasilan usahatani. Keberhasilan dari suatu usahatani dapat dilihat dari

keuntungan usahataninya, keuntungan usahatani berarti mengukur imbalan yang

diperoleh petani dan penggunaaan faktor-faktor produksi, pengelolaan dan modal

yang digunakan petani selama proses produksi usahatani.

Page 33: LAPORAN PENELITIAN PENDAPATAN DAN KELAYAKAN …

27

Tabel 5. Perbandingan Biaya dan Pendapatan Usahatani Wortel, Pengadaan

Benih Wortel dan Kerupuk Wortel.

Tabel 5 menunjukan bahwa usahatani wortel, pengadaan benih wortel dan

kerupuk wortel memiliki pendapatan yang berbeda. Berdasarkan penelitian yang

telah dilakukan pendapatan usahatani pengadaan benih wortel sebesar Rp.

35,928,447 per hektar lebih besar daripada petani wortel yaitu sebesar Rp.

15,594,502 per hektar. Hal ini dipengaruhi oleh perbedaan rata-rata produksi,

penerimaan, dan harga jual. Apabila jumlah produksi tinggi maka pendapatan

petani semakin tinggi yang tentunya juga dipengaruhi oleh harga jual. Berdasarkan

penelitian yang dilakukan oleh Azzura, dkk ( 2017), bahwa faktor-faktor yang

meempengaruhi pendapatan petani adalah produksi, harga jual produk, dan

penerimaan. Semakin tinggi harga jual produknya, maka semakin besar pula

penerimaan yang diterima oleh petani tersebut dan semakin besar jumlah

penerimaan yang diterima oleh petani, maka semakin besar pendapatan yang

diperoleh petani tersebut. Meskipun pendapatan dari usahatani pengadaan benih

wortel lebih tinggi daripada usahatani wortel, petani di Desa Citeko belum

memperoleh pembinaan khusus dalam melakukan perbanyakan benih, sehingga

yang dilakukan petani hanya berdasarkan pengalaman.

Analisis Kelayakan Berbagai Usaha Dari Wortel

Analisis usaha bertujuan untuk mengetahui kelayakan usaha ditinjau dari

modal tetap, modal kerja, investasi, biaya tetap, total biaya dan pendapatan. Hasil

perhitungan dan analisis ini akan dilihat melalui parameter kelayakan usaha biaya

No Uraian Komoditi Usahatani

Wortel

(Rp/ha)

Benih Wortel

(Rp/ha)

Kerupuk

Wortel

(Rp/bln)

1 Biaya Produksi 15,570,592 20,541,293 180,946,11

2 Nilai Produksi 31,165,094 56,469,740 378,600,00

3 Pendapatan 15,594,502 35,928,447 197,653,89

Page 34: LAPORAN PENELITIAN PENDAPATAN DAN KELAYAKAN …

28

tetap yang diperhitungkan melalui biaya penyusutan dari modal tetap (Rahmi,

2013).

Dari analisis ini dapat dilihat biaya-biaya yang dikeluarkan anggota KWT

Citeko Asri untuk mengolah kerupuk wortel dimana biaya-biaya tersebut terdiri

dari biaya tunai dan biaya tidak tunai. Biaya tunai terdiri dari biaya tetap dan biaya

variabel. Dimana biaya tetapnya berupa peralatan dan biaya variabel berupa bahan-

bahan masak sedangkan biaya tidak tunai berupa biaya penyusutan peralatan.

Setiap melakukan usahatani, petani selalu mengharapkan keuntungan yang

besar. Kelayakan usaha dapat diketahui dengan menggunakan perhitungan Return

Cost Ratio (perbandingan penerimaan atas biaya) dan Benefit Cost Ratio

(perbandingan antara nilai keuntungan yang diperoleh terhadap besarnya biaya

yang dikeluarkan). dijalankan.

Tabel 6. Perbandingan R/C Ratio, B/C Ratio dan Payback Period Usahatani

Wortel dengan Pengadaan Benih Wortel

Dari perhitungan yang dilakukan menggunakan rumus diperoleh nilai R/C

ratio usahatani wortel sebesar 2.01 sedangkan nilai R/C usahatani pengadaan benih

wortel sebesar 2.41. Nilai R/C dari kedua usahatani ini bernilai lebih dari 1 yang

menunjukan bahwa usahatani bisa dikatakan menguntungkan.. Meskipun demikian,

nilai R/C ratio yang terbesar adalah usahatani pengadaan benih wortel. Artinya

setiap pengeluaran biaya sebesar Rp.100 maka penerimaan sebesar Rp.241 dan

setiap pengeluaran sebesar Rp.100 akan memberikan keuntungan sebesar Rp.174

sehingga usaha ini layak untuk dilanjutkan. Hal ini menunjukan bahwa usahatani

pengadaan benih wortel lebih menguntungkan dibandingkan usahatani wortel.

No Uraian Wortel Benih wortel Kerupuk

Wortel

Per ha Per ha Per Bln

1 Total penerimaan

usahatani

31,165,094 56,469,740 378.600

2 Total Biaya Usahatani 15,570,592 20,541,293 180.946,11

3 Total Pendapatan

Usahatani

15,594,502 35,928,447 197.653.89

4 Nilai R/C 2.01 2.41 2,09

Page 35: LAPORAN PENELITIAN PENDAPATAN DAN KELAYAKAN …

29

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ikawati (2019) yang mengatakan

bahwa jika nilai R/C ratio lebih besar dari satu maka usahatani layak untuk

dilanjutkan.

Pendapatan merupakan hal yang paling penting untuk diperhatikan dalam

suatu usaha. Pendapatan dapat menunjukkan maju atau tidaknya suatu usaha

dengan dilihat dari keuntungan yang didapatkan setiap bulannya, dengan adanya

analisis biaya dan pendapatan, seseorang juga dapat mengevaluasi baik pengeluaran

maupun pemasukkan pada suatu usaha yang dijalankannya. Analisis ini digunakan

untuk mengetahui seberapa besar pendapatan yang didapatkan KWT Citeko Asri

dalam menjalankan usaha kerupuk wortel pada setiap bulannya.

Kerupuk wortel yang dijual oleh setiap responden KWT memiliki harga jual

yang berbeda-beda baik dalam bentuk mentahan maupun yang sudah matang.

Harga rata-rata kerupuk wortel yang masih mentah yaitu Rp. 38.800/kg sedangkan

harga kerupuk wortel yang sudah matang yaitu Rp. 11.600/ons. Dalam

pemasarannya, anggota KWT ini hanya bergantung pada pemesanan langsung dan

warung saja dikarenakan terkendala oleh modal biaya dan akses untuk pemasaran

yang lebih luas lagi.

Pada Tabel 6 di atas dapat dilihat bahwa dari hasil penjualan kerupuk wortel

diperoleh penerimaan sebesar Rp. 378.600 per bulan dan rata-rata total biaya dalam

satu bulannya yang dikeluarkan oleh KWT untuk mengolah kerupuk wortel yaitu

Rp. 180.946,11. Sehingga dalam satu bulan memproduksi kerupuk wortel, KWT

Citeko Asri dapat memperoleh pendapatan sebesar Rp. 197.653.89 dengan R/C

Ratio >1 yaitu 2,09. Artinya bahwa setiap pengeluaran biaya sebesar Rp. 1,- maka

akan diperoleh penerimaan sebesar Rp. 2,09,- sehingga semakin besar keuntungan

yang diperoleh maka semakin besar pula R/C Ratio yang didapat. Dari hasil

penelitian Wibowo (2015) juga mengatakan bahwa usaha olahan wortel memiliki

potensi untuk dikembangkan dengan R/C Ratio yang didapat yaitu sebesar 1,33.

Melihat adanya hasil peningkatan dari usaha pengolahan kerupuk wortel yang

dijalankan oleh KWT Citeko Asri menunjukkan bahwa semakin adanya

perkembangan dari tahun-tahun sebelumnya.

Page 36: LAPORAN PENELITIAN PENDAPATAN DAN KELAYAKAN …

30

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Rata-rata biaya total produksi yang dikeluarkan pada usahatani wortel

sebesar Rp. 15,570,592 per hektar , dan untuk usahatani pengadaan benih

wortel sebesar Rp. 20,541,293 per hektar, sedangkan biaya untuk usaha

kerupuk wortel sebesar Rp 180, 946,11,-per bulan. Rata-rata pendapatan

yang diperoleh petani dalam usahatani wortel sebesar Rp. 15,594,502 per

hektar dan untuk usahatani pengadaan benih wortel sebesar Rp. 35,928,447

per hektar,sedangkan pendapatan untuk usaha kerupuk wortel sebesar Rp

197,653,89,- perbulan.

2. R/C ratio usahatani wortel sebesar 2,01, R/C ratio pengadaan benih wortel

yaitu sebesar 2,41 sedangkan R/C ratio pada usaha kerupuk wortel sebesar

2.09. Hal ini menunjukan bahwa usahatani pengadaan benih wortel lebih

menguntungkan dan layak untuk dijalankan karena nilai R/C ratio nya lebih

tinggi disbanding dengan usaha budidaya wortel dan usaha kerupuk wortel.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan hasil R/C ratio

B/C ratio usahatani pengadaan benih wortel lebih menguntungkan dibandingkan

dengan usahatani wortel. Sebaiknya petani di Desa Citeko melakukan usahatani

pegadaan benih wortel, karena dengan usahatani ini petani bisa memperoleh

pendapatan yang lebih besar dari usahatani wortel. Perlu adanya pengkajian

lanjutan dalam usahatani wortel dan pengadaan benih wortel dari segi pemasaran

maupun dari segi pengembangan usahatani pengadaan benih wortel.

Diharapkan anggota KWT Citeko Asri untuk lebih fokus dalam

mengembangkan usaha pengolahan kerupuk wortelnya mengetahui usaha ini cukup

menjanjikan untuk dikembangkan lebih besar lagi. Untuk strategi pemasaran

diharapkan juga para anggota KWT Citeko Asri untuk lebih aktif mencari informasi

pemasaran. Selain itu, pemasaran juga dapat dilakukan melalui media sosial guna

mempermudah dalam memasarkan maupun dalam pengenalan produk kepada

Page 37: LAPORAN PENELITIAN PENDAPATAN DAN KELAYAKAN …

31

RINCIAN BIAYA PENELITIAN

No. Jenis Kegiatan Biaya

1. Penelusuran literatur pendukung 300.000

2. Uji coba kuesioner dan penggandaan

kuesioner

500.000

3. Transportasi dan konsumsi 3. 500.000

4. Pengambilan dokumentasi 500.000

10. Pengolahan, tabulasi data dan analisa data 1.000.000

11. Pelaporan 700.000

12. Publikasi 1.500.000

Total Biaya 8.000.000

Terhitung : Delapan Juta Rupiah

Page 38: LAPORAN PENELITIAN PENDAPATAN DAN KELAYAKAN …

32

JADWAL KEGIATAN PENELITIAN

KEGIATAN

2020

Maret April Mei Juni –

Juli Agust Sept

Perizinan lokasi

penelitian. x x

Uji coba

kuesioner x x

Pengumpulan

data dan

observasi

lapang

x x x x x x

Pengolahan dan

Analisis Data

x x x xx

x x x x

Pelaporan

x x x x

Seminar dan

Publikasi

x x x x

Page 39: LAPORAN PENELITIAN PENDAPATAN DAN KELAYAKAN …

33

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, A., N. Hidayati1., P. Susanti. 2019. Penetapan Kadar β-Karoten Pada

Wortel (Daucus carota, L) Mentah Dan Wortel Rebus Dengan

Spektrofotomrtri Visibel. Jurnal Farmasi Sains dan Praktis. 5 (1)

Badan Pusat Statistik. 2018. Produksi Tanaman Sayuran Wortel. Indonesia

Daniel, M. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. PT. Bumi Aksara: Jakarta.

Hernanto. 1996. Ilmu Usahatani. PT. Penebar Swayada: Jakarta.

Ikawati, R., I.A.Primasari. 2019. Analisis Kelayakan Finansial Brownies Siapi-Api

Sebagai Produk Oleh-Oleh Dari Hutan Mangrove Baros Bantul. Jurnal

Teknologi Pertanian 2 (2) : 79-87.

Kementerian Pertanian. 2017. Pusat Data dan Informasi Pertanian. Tim Penyusun.

http://www.pertanian.go.id (Diakses 5 Desember 2018).

Kementrian Pertanian. 2018. Bulletin Konsumsi Pangan. Pusat Data dan Sistem

Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian. 4(2) :35.

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. 2015. Analisis PDB Sektor Pertanian

Tahun 2015. Jakarta .

Rosadi, A.P., D. Lamusu dan L. Samaduri. 2019. Pengaruh Pemberian Pupuk

Kandang Sapi Terhadap Pertumbuhan Jagung Bisi 2 Pada Dosis Yang

Berbeda. Jurnal Babasal Agrocyc 1 (1) : 7-13

Samadi, B. 2014. Budidaya Wortel Secara Organik. Jakarta : Pustaka Mina

Shinta, A. 2011. Ilmu Usahatani. Universitas Brawijaya Press: Malang.

Soekartawi. 2005. Agribisnis : Teori dan Aplikasinya. Jakarta : Raja Grafindo

Persada

Sudarma. 2013. Pembibitan Palawija dan Hortikultura. Bola Bintang Publishing :

Klaten.

Suratiyah. 2008. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya: Jakarta. Zuriana, E., Edison.,

Y. Damayanti. 2019. Analisis Usahatani Kentang Di Kecamatan Kayu Aro

Kabupaten Kerinci. Jurnal Sosio Ekonomi Bisnis 22 (1) : 1-9.

Page 40: LAPORAN PENELITIAN PENDAPATAN DAN KELAYAKAN …

34

Lampiran 1. Peta Desa Citeko, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor.