LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS …. Laporan-2017... · LAPORAN PENELITIAN JUDUL...

70
HALAMAN JUDUL LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS TERHADAP PENURUNAN KEPADATAN JENTIK NYAMUK Aedes Sp DI KOTA PALU TIM PELAKSANA ADE KURNIAWAN, SKM MADE AGUS NURJANA, SKM, M.Epid YUYUN SRIKANDI, SKM BALAI LITBANG P2B2 DONGGALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI 2017

Transcript of LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS …. Laporan-2017... · LAPORAN PENELITIAN JUDUL...

Page 1: LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS …. Laporan-2017... · LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS TERHADAP PENURUNAN KEPADATAN JENTIK NYAMUK Aedes Sp DI KOTA PALU

HALAMAN JUDUL

LAPORAN PENELITIAN

JUDUL

PEMANFAATAN TEMEPHOS TERHADAP PENURUNAN

KEPADATAN JENTIK NYAMUK Aedes Sp DI KOTA PALU

TIM PELAKSANA

ADE KURNIAWAN, SKM

MADE AGUS NURJANA, SKM, M.Epid

YUYUN SRIKANDI, SKM

BALAI LITBANG P2B2 DONGGALA

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

2017

Page 2: LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS …. Laporan-2017... · LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS TERHADAP PENURUNAN KEPADATAN JENTIK NYAMUK Aedes Sp DI KOTA PALU

ii

Page 3: LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS …. Laporan-2017... · LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS TERHADAP PENURUNAN KEPADATAN JENTIK NYAMUK Aedes Sp DI KOTA PALU

iii

SUSUNAN TIM PENELITI

No Nama Keahlian/

Kesarjanaan

Kedudukan

Dalam Tim Tugas

1 Ade Kurniawan S1 Kesmas Peneliti Utama

Bertanggung jawab dalam

keseluruhan kegiatan

2 Made Agus Nurjana S2 Epideomologi Peneliti

Membantu peneliti dalam

wawancara dan survey

entomologi

3 Yuyun Srikandi S1Kesmas Teknisi dan

Adm

Membantu ketua pelaksana

wawancara, survey

entomologi dan

penyelesaian administrasi

Page 4: LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS …. Laporan-2017... · LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS TERHADAP PENURUNAN KEPADATAN JENTIK NYAMUK Aedes Sp DI KOTA PALU

iv

SURAT KEPUTUSAN PENELITIAN

Page 5: LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS …. Laporan-2017... · LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS TERHADAP PENURUNAN KEPADATAN JENTIK NYAMUK Aedes Sp DI KOTA PALU

v

Page 6: LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS …. Laporan-2017... · LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS TERHADAP PENURUNAN KEPADATAN JENTIK NYAMUK Aedes Sp DI KOTA PALU

vi

Page 7: LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS …. Laporan-2017... · LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS TERHADAP PENURUNAN KEPADATAN JENTIK NYAMUK Aedes Sp DI KOTA PALU
Page 8: LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS …. Laporan-2017... · LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS TERHADAP PENURUNAN KEPADATAN JENTIK NYAMUK Aedes Sp DI KOTA PALU

viii

Page 9: LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS …. Laporan-2017... · LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS TERHADAP PENURUNAN KEPADATAN JENTIK NYAMUK Aedes Sp DI KOTA PALU

ix

Page 10: LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS …. Laporan-2017... · LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS TERHADAP PENURUNAN KEPADATAN JENTIK NYAMUK Aedes Sp DI KOTA PALU

x

Page 11: LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS …. Laporan-2017... · LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS TERHADAP PENURUNAN KEPADATAN JENTIK NYAMUK Aedes Sp DI KOTA PALU
Page 12: LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS …. Laporan-2017... · LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS TERHADAP PENURUNAN KEPADATAN JENTIK NYAMUK Aedes Sp DI KOTA PALU

xii

Page 13: LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS …. Laporan-2017... · LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS TERHADAP PENURUNAN KEPADATAN JENTIK NYAMUK Aedes Sp DI KOTA PALU
Page 14: LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS …. Laporan-2017... · LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS TERHADAP PENURUNAN KEPADATAN JENTIK NYAMUK Aedes Sp DI KOTA PALU

xiv

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah segala puji dan syukur bagi Allah SWT atas limpahan

rahmat, hidayah serta taufiknya telah memberikan kekuatan, ketabahan, kesabaran dan

kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikanlaporan akhir penelitian “Pemanfaatan

Temephos Terhadap Penurunan Kepadatan Jentik Aedes Sp di Kota Palu”. Laporan

ini merupakan penyampaian secara tertulis dari hasil penelitian Riset Pembinaan

Kesehatanyang telah dilaksanakan. Melalui hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan manfaat bagi pengelola program, ilmu pengetahuan, institusi dan masyarakat.

Adapun sumber pembiayaan dari penelitian ini adalah DIPA Sekretariat Badan

Litbangkes.

Penulis menyadari bahwa dengan selesainya penelitian ini tidak terlepas dari

bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, Penulis ucapkan terima kasih kepadaKepala

Badan Litbang Kesehatan atas ijin serta dukungan yang diberikan dalam pelaksanaan

penelitian ini, Dr. Ekowati Rahajeng, SKM, M.Kes dan Shinta Prawoto, MS yang

senantiasa memberikan masukan serta bimbingan atas pelaksanaan penelitian ini.

Terima kasih pula kepada tim dari Dinas Kesehatan Kota Palu dan Puskesmas

Sangurara yang ikut membantu di lapangan pada proses penelitian ini. Tak lupa penulis

ucapkan terima kasih kepada teman – teman Balai Litbang P2B2 Donggala yang telah

membantu pelaksanaan penelitian ini, baik berupa materil maupun dan non materiil serta

baik langsung maupun tidak langsung. Dengan penuh kesadaran, penulis menyadari

laporan penelitia ini masih jauh dari sempurna, oleh karenanya saran dan kritik yang

membangun, sangat kami perlukan demi perbaikan penelitian kami selanjutnya.

Donggala, Desember 2017

Penulis

Ade Kurniawan

Page 15: LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS …. Laporan-2017... · LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS TERHADAP PENURUNAN KEPADATAN JENTIK NYAMUK Aedes Sp DI KOTA PALU

xv

RINGKASAN EKSEKUTIF

Penelitian Pemanfaatan Temephos Terhadap Penurunan Kepadatan Jentik Aedes Sp

di Kota Palu tahun 2017 bertujuan untuk mengetahui penggunaan temephos di rumah

tangga dan manfaatnya terhadap penurunan kepadatan jentik nyamuk Aedes Sp di Kota

Palu. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Balaroa Kota Palu Sulawesi Tengah selama

8 bulan ( April – November 2017). Kelurahan Balaroa merupakan daerah endemis DBD.

Hasil survei jentik yang telah dilakukan menunjukan bahwa masih ditemukan

rumah tangga dengan kepadatan jentik tinggi yaitu 42,5% sedangkan rumah tangga dengan

kepadatan jentik rendah lebih banyak yaitu 57,5%. Pada penelitian ini, rumah tangga yang

menyediakan temephos untuk cadangan stok hanya 33 (16,5%) rumah tangga.

Ketersediaan temephos di rumah tangga tidak memiliki hubungan terhadap penurunan

kepadatan jentik (0,174 >0,05). Sedangkan rumah tangga yang menggunakan temephos

hanya 39 (19,5%). Penggunaan temephos di rumah tangga tidak memiliki hubungan

terhadap penurunan kepadatan jentik (0,454 >0,05).

Cara penggunaan temephos di rumah tangga yang menggunakan temephos sudah

menggunakan dengan benar 38 (97,4%) tetapi penggunaan temephos tidak memiliki

hubungan terhadap penurunan kepadatan jentik (0,359 >0,05). Rumah tangga yang

menggunakan temephos sesuai dosis sebanyak 16 (41%), tetapi tidak berhubungan

terhadap penurunan kepadatan jentik (0,608 >0,05).

Frekuensi penggunaan temephos di rumah tangga 38 (97,4%) sudah benar namun

penggunaan temephos dengan frekuensi yang benar tidak memiliki hubungan terhadap

penurunan kepadatan jentik (1,000 >0,05). Anggota keluarga yang berperan dalam

pemanfaatan temephos lebih banyak ibu-ibu (87,2%) di bandingkan dengan anggota

keluarga lainnya (12,8%) tetapi tidak memiliki hubungan terhadap penurunan kepadatan

jentik (0,329 >0,05).

Page 16: LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS …. Laporan-2017... · LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS TERHADAP PENURUNAN KEPADATAN JENTIK NYAMUK Aedes Sp DI KOTA PALU

xvi

ABSTRAK

Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) meningkat dari tahun ke tahun sehingga

menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Pengendalian vektor DBD menggunakan bahan

kimia terutama temephos masih popular di masyarakat dibanding dengan pengendalian lain

dan mendapat perhatian oleh sebagian besar pengelolah program. Tujuan penelitian ini

adalah mengetahui penggunaan temephos di rumah tangga dan manfaatnya terhadap

penurunan kepadatan jentik nyamuk Aedes Sp di Kota Palu. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa ketersediaan temephos (0,174 >0,05), penggunaan temephos (0,454 >0,05), cara

penggunaan temephos (0,359 >0,05), dosis penggunaan temephos (0,608 >0,05), frekuensi

penggunaan temephos (1,000 >0,05) serta anggota rumah tangga yang berperan dalam

penggunaan temephos (0,329 >0,05) terhadap penurunan kepadatan jentik di daerah

endemis DBD di Kota Palu tidak memiliki hubungan. Menyadari kenyataan bahwa tidak

ada hubungan antara penggunaan temephos terhadap penurunan kedatan jentik maka

disarankan perlunya meningkatkan sosialisasi peran serta masyarakat dalam

pemberantasan sarang nyamuk (PSN)

Kata kunci: Aedes Sp, temephos, kepadatan jentik.

Page 17: LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS …. Laporan-2017... · LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS TERHADAP PENURUNAN KEPADATAN JENTIK NYAMUK Aedes Sp DI KOTA PALU

xvii

ABSTRACT

Cases of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) increase from year to year so that becomes a

health problem in Indonesia. Dengue vector control of dengue fever using chemicals

especially temephos is still popular in the community compared to other controls and

received attention by most program managers. The purpose of this research is to know the

usage of temephos in household and its benefit to decrease the density of Aedes Sp's

mosquito larvae in Palu City. The results showed that the availability of temephos (0.174>

0.05), the use of temephos (0.454> 0.05), the use of temephos (0.359> 0.05), the dosage of

temephos (0.608> 0.05), the frequency of temephos use ( 1,000> 0,05) as well as

household members who play a role in the use of temephos (0,329> 0,05) to decrease of

density of larvae in dengue endemic area in Palu city has no relationship. Recognizing the

fact that there is no correlation between the use of temephos to the decrease of larva, it is

suggested to increase the socialization of community participation in the eradication of

mosquito nest (PSN)

Keywords: Aedes Sp, temephos, larva density.

Page 18: LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS …. Laporan-2017... · LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS TERHADAP PENURUNAN KEPADATAN JENTIK NYAMUK Aedes Sp DI KOTA PALU

xviii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................................................i

SUSUNAN TIM PENELITI ................................................................................................................ iii

SURAT KEPUTUSAN PENELITIAN .................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ...................................................................................................................... xiv

RINGKASAN EKSEKUTIF ................................................................................................................ xv

ABSTRAK ..................................................................................................................................... xvi

DAFTAR ISI ................................................................................................................................ xviii

DAFTAR TABEL ............................................................................................................................. xx

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................................... xxi

A. PENDAHULUAN..........................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah Penelitian ............................................................................................. 2

B. TUJUAN PENELITIAN ..................................................................................................................2

2.1 Tujuan .................................................................................................................................. 2

2.2 Manfaat Penelitian ............................................................................................................... 3

C. HIPOTESIS ..................................................................................................................................3

D. METODE PENELITIAN .................................................................................................................4

4.1 Kerangka Teori .................................................................................................................... 4

4.2 Kerangka Konsep ................................................................................................................. 5

4.3. Desain dan Jenis Penelitian .................................................................................................. 5

4.4. Tempat dan Waktu .............................................................................................................. 5

4.5 Populasi dan Sampel ............................................................................................................ 6

4.6 Besar Sampel, Cara Pemilihan atau Penarikan Sampel .......................................................... 6

4.7 Kriteria Inklusi dan Eksklusi ................................................................................................ 6

4.8 Variabel ............................................................................................................................... 7

4.9 Definisi Operasional ............................................................................................................. 7

Page 19: LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS …. Laporan-2017... · LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS TERHADAP PENURUNAN KEPADATAN JENTIK NYAMUK Aedes Sp DI KOTA PALU

xix

4.10 Instrumen dan Cara Pengumpulan Data .............................................................................. 9

4.11 Bahan dan Prosedur Kerja .................................................................................................10

4.12 Manajemen dan Analisis Data ...........................................................................................11

E. HASIL ....................................................................................................................................... 12

5.1. Gambaran Lokasi Penelitian ...............................................................................................12

5.2. Kepadatan Jentik ................................................................................................................12

5.3. Wawancara pemanfaatan temephos ....................................................................................13

5.4. Survei Entomologi Demam Berdarah Dengue .....................................................................14

5.5. Ketersediaan temephos di rumah tangga terhadap kepadatan jentik Aedes Sp. di daerah

endemis DBD Kota Palu ...........................................................................................................15

5.6. Penggunaan temephos di rumah tangga terhadap kepadatan jentik Aedes Sp di daerah

endemis DBD Kota Palu ...........................................................................................................16

5.7. Cara penggunaan temephos di rumah tangga terhadap kepadatan jentik Aedes Sp. di daerah

endemis DBD Kota Palu ...........................................................................................................17

5.8. Dosis penggunaan temephos di rumah tangga terhadap kepadatan jentik Aedes Sp. di daerah

endemis DBD Kota Palu ...........................................................................................................17

5.9. Frekuensi penggunaan temephos di rumah tangga terhadap kepadatan jentik Aedes Sp. di

daerah endemis DBD Kota Palu ................................................................................................18

5.10. Anggota keluarga yang berperan dalam pemanfaatan temephos di rumah tangga daerah

endemis DBD Kota Palu ...........................................................................................................19

F. PEMBAHASAN .......................................................................................................................... 20

G. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................................................ 25

H. UCAPAN TERIMA KASIH ........................................................................................................ 26

DAFTAR KEPUSTAKAAN ................................................................................................................ 27

LAMPIRAN ................................................................................................................................... 29

Page 20: LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS …. Laporan-2017... · LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS TERHADAP PENURUNAN KEPADATAN JENTIK NYAMUK Aedes Sp DI KOTA PALU

xx

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Defenisi Operasional .........................................................................................................7

Tabel 2. Jumlah kasus DBD di Kota Palu Tahun 2014-2016............................................................ 12

Tabel 3. Kepadatan jentik di daerah endemis DBD Kota Palu Tahun 2017 ..................................... 13

Tabel 4. Distribusi frekuensi responden menurut karateristik di daerah endemis DBD Kota Palu

Tahun 2017 .................................................................................................................................. 14

Tabel 5. Jenis kontainer yang diperiksa di daerah endemis DBD Kota Palu Tahun 2017................. 15

Tabel 6. Distribusi ketersedian temephos terhadap kepadatan jentik Aedes Sp. di daerah endemis

DBD Kota Palu Tahun 2017........................................................................................................... 16

Tabel 7. Distribusi Penggunaan temephos terhadap kepadatan jentik Aedes Sp. di daerah endemis

DBD Kota Palu Tahun 2017........................................................................................................... 16

Tabel 8. Distribusi Cara Penggunaan temephos terhadapa kepadatan jentik Aedes Sp. di daerah

endemis DBD Kota Palu tahun 2017 ............................................................................................. 17

Tabel 9. Distribusi dosis Penggunaan temephos terhadap kepadatan jentik Aedes Sp. di daerah

endemis DBD Kota Palu tahun 2017 ............................................................................................. 18

Tabel 10. Distribusi frekuensi Penggunaan temephos terhadap kepdatan jentik di daerah endemis

DBD Kota Palu tahun 2017 ........................................................................................................... 18

Tabel 11. Distribusi ART yang menaburkan temephos di daerah endemis DBD Kota Palu tahun

2017 ............................................................................................................................................ 19

Page 21: LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS …. Laporan-2017... · LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS TERHADAP PENURUNAN KEPADATAN JENTIK NYAMUK Aedes Sp DI KOTA PALU

xxi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka teori ..............................................................................................................4

Gambar 2. Kerangka konsep...........................................................................................................5

Page 22: LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS …. Laporan-2017... · LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS TERHADAP PENURUNAN KEPADATAN JENTIK NYAMUK Aedes Sp DI KOTA PALU

1

A. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Demam berdarah dengue merupakan penyakit yang sering ditemui di daerah tropis.

Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue yang tergolong Arthropo-Borne Virus, genus

Flavivirus, dan family Flaviviridae, Demam Berdarah Dengue (DBD) ditularkan melalui

gigitan nyamuk dari genus Aedes, terutama Ae. aegypti dan Ae. albopictus. Penyakit DBD

dapat muncul sepanjang tahun dan dapat menyerang seluruh kelompok umur.1

Di Indonesia, pada tahun 2015 dilaporkan jumlah penderita DBD sebanyak 129.650

kasus dengan jumlah kematian sebanyak 1.071 orang (IR/Angka kesakitan 50,75 per

100.000 penduduk dengan CFR/angka kematian 0,83%).1 Pada tahun 2015 kasus DBD di

Kota Palu ditemukan dengan jumlah 650 kasus dengan IR 168,5/100.000 penduduk.2

Kegiatan pengendalian yang paling banyak dilakukan adalah membasmi nyamuk

dengan cara fogging dan membasmi jentik menggunakan larvasida temephos. Di daerah

urban atau perkotaan habitat vektor relatif lebih jelas dan terbatas, sehingga pemberian

larvasida lebih cost-effective daripada membasmi nyamuk dewasa. Abatisasi dilakukan

dengan menggunakan larvasida butiran temephos 1 % dengan kisaran aplikasi 1 ppm

dalam 8 - 12 minggu di dalam tempat-tempat penampungan air yang berpotensial sebagai

tempat perkembangbiakan Ae. aegypti dan Ae. albopictus.3

Pengendalian vektor DBD menggunakan bahan kimia masih popular di masyarakat

dibanding dengan pengendalian lain dan mendapat perhatian oleh sebagian besar

pengelolah program di Indonesia, karena merupakan bagian dari upaya menurunkan kasus

DBD secara cepat.3,4

Program ini dilakukan secara terus menerus oleh Dinas Kesehatan

sepanjang tahun tanpa ada rotasi larvasida dengan tujuan menghindari terjadinya wabah.

Penggunaan bahan kimia tersebut harus mempertimbangkan dapat diterimanya pemakaian

oleh masyarakat dan kerentanan terhadap spesies target. Hasil penelitian kerentanan

Insektisida, diketahui temephos masih rentan (susceptible) terhadap larva Aedes aegypti.5,6

Masih efektifnya penggunaan temephos di masyarakat memunculkan pertanyaan

mengapa kasus DBD di Kota Palu masih tetap tinggi padahal sudah seringkali dilakukan

pengendalian terutama dengan temephos untuk memutus rantai penularan pada fase jentik.

Sampai sekarang pemanfaatan dan cara penggunaan temephos tersebut di masyarakat

Page 23: LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS …. Laporan-2017... · LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS TERHADAP PENURUNAN KEPADATAN JENTIK NYAMUK Aedes Sp DI KOTA PALU

2

masih jarang dipantau. Oleh karena itu dilakukan penelitian untuk mengetahui

penggunaannya dan bermanfaat tidaknya terhadap penurunan kepadatan jentik nyamuk

Aedes Sp di Kota Palu.

1.2 Perumusan Masalah Penelitian

Temephos sampai saat ini masih efektif dalam pengendalian jentik nyamuk Aedes

Sp. Metode ini merupakan salah satu program pemerintah untuk menekan kejadian DBD

dimasyarakat, meskipun demikian belum di ketahui secara pasti pemanfaatan metode

tersebut. Pertanyaan penelitian ini adalah bagaimana penggunaan dan pemanfaatan

temephos di rumah tangga dan manfaatnya terhadap penurunan kepadatan jentik nyamuk

Aedes Sp di Kota Palu.

B. TUJUAN PENELITIAN

2.1 Tujuan

a. Tujuan Umum :

Untuk mengetahui penggunaan temephos di rumah tangga dan manfaatnya

terhadap penurunan kepadatan jentik nyamuk Aedes Sp di Kota Palu.

b. Tujuan Khusus

1) Mengidentifikasi hubungan ketersediaan temephos dengan kepadatan jentik

nyamuk Aedes Sp. di rumah tangga daerah endemis DBD Kota Palu.

2) Mengidentifikasi hubungan penggunaan temephos dengan kepadatan jentik

nyamuk Aedes Sp. di rumah tangga daerah endemis DBD Kota Palu

3) Mengidentifikasi hubungan cara penggunaan temephos dengan kepadatan jentik

nyamuk Aedes Sp. di rumah tangga daerah endemis DBD Kota Palu

4) Mengidentifikasi hubungan dosis temephos dengan kepadatan jentik nyamuk

Aedes Sp. di rumah tangga daerah endemis DBD Kota Palu

5) Mengidentifikasi hubungan frekuensi penggunaan temephos dengan kepadatan

jentik nyamuk Aedes Sp. di daerah endemis DBD Kota Palu

6) Mengidentifikasi siapa anggota keluarga yang berperan dalam pemanfaatan

temephos di rumah tangga daerah endemis DBD Kota Palu.

Page 24: LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS …. Laporan-2017... · LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS TERHADAP PENURUNAN KEPADATAN JENTIK NYAMUK Aedes Sp DI KOTA PALU

3

2.2 Manfaat Penelitian

a. Bagi Program

Penelitian ini diharapkan sebagai masukan ke Dinas Kesehatan tentang kepadatan

jentik Aedes Sp dan pemanfaatan temephos di Kota Palu.

b. Bagi Iptek

Penelitian ini diharapkan memperoleh informasi ilmiah bahwa insektisida temephos

dimasyarakat masih efektif atau tidak terhadap penurunan kepadatan jentik Aedes

Sp.

c. Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan masyarakat tentang

manfaat temephos dalam pengendalian jentik di rumah tangga.

C. HIPOTESIS

1. Ada hubungan ketersediaan temephos dengan kepadatan jentik di rumah tangga.

2. Ada hubungan penggunaan temephos dengan kepadatan jentik di rumah tangga

3. Ada hubungan cara penggunaan temephos dengan kepadatan jentik di rumah

tangga

4. Ada perbe Ada hubungan dosis temephos dengan kepadatan jentik di rumah tangga

5. Ada hubungan frekuensi penggunaan temephos dengan kepadatan jentik di rumah

tangga

6. Ada hubungan antara anggota keluarga yang berperan dengan kepadatan jentik di

rumah tangga

Page 25: LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS …. Laporan-2017... · LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS TERHADAP PENURUNAN KEPADATAN JENTIK NYAMUK Aedes Sp DI KOTA PALU

4

D. METODE PENELITIAN

4.1 Kerangka Teori

Gambar 1. Kerangka teori3,7

Pengendalian larva vektor DBD bertujuan untuk memutus mata rantai penularan,

diantaranya dengan pengendalian secara fisik, biologi dan secara kimia. Pengendalian

secara fisik dikenal dengan kegiatan 3 M (menguras bak penampungan air di rumah

tangga, menutup tempat penampungan air di rumah tangga, dan mengubur atau

memusnakan barang-barang bekas yan dapat menampung air hujan). Pengendalian secara

biologi misalnya dengan menggunakan ikan predator jentik, ikan preator jentik sudah biasa

digunakan dan terbukti mampu mengendalikan populasi jentik Aedes Sp yaitu ikan cupang

(Poecilia reticulate) tetapi sampai saat ini belum dipergunakan oleh masyarakat secara

Pengendalian Jentik

vektor DBD

Fisik

Biologi

Kimiawi

Aplikasi Temephos

3 M

Pemberian ikan

pemakan jentik

Pemanfaatan Temephos:

- Ketersediaan

- Penggunaan

- Cara penggunaan

- Dosis penggunaan

- Frekuensi Penggunaan

- Keluarga yang berperan

Kepadatan Jentik

Aedes Sp.

Page 26: LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS …. Laporan-2017... · LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS TERHADAP PENURUNAN KEPADATAN JENTIK NYAMUK Aedes Sp DI KOTA PALU

5

teratur dan berkelanjutan. Pengendalian secara kimiawi sampai saat ini sangat popular baik

untuk program maupun masyarakat untuk mengendalikan larva dan vektor DBD salah

satunya dengan penggunaan temephos di masyarakat. Formulasi temephos yang digunakan

ialah granules (sand granules). Dosis yang digunakan 1ppm atau 10 gram (± 1 sendok

makan rata) untuk tiap 100 liter air. Jika pemanfaatan temephos di masyarakat

dilaksanakan dengan baik dan benar dapat menurunkan kepadatan jentik Aedes Sp.

4.2 Kerangka Konsep

Gambar 2. Kerangka konsep

Keberadaan variabel pemanfaatan temephos (ketersediaan, penggunaan, cara penggunaan,

dosis penggunaan, frekuensi penggunaan dan keluarga yang berperan) dapat

mempengaruhi kepadatan jentik Aedes Sp. Kepadatan jentik dapat diukur dari indikator

Continer Index (CI) dan Bretau Index (BI) disamping pemanfaatan temephos terdapat

variable lainnya yang turut berpengaruh terhadap kepadatan jentik yaitu 3 M dan

pemberian ikan predator jentik.

4.3. Desain dan Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan pendekatan potong

lintang, yaitu untuk melihat pemanfaatan temephos di daerah Endemi DBD di Kota Palu

4.4. Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di daerah endemis DBD Kota Palu Tahun 2017. Lokasi

penelitian berdasarkan data kasus DBD 3 tahun terakhir dan berdasarkan data kasus dari

Fisik

- Menguras

- Menutup

- Mengubur barang bekas

Pemanfaatan

Temephos:

- Ketersediaan

- Penggunaan

- Cara penggunaan

- Dosis Pengunaan

- Frekuensi penggunaan

- Keluarga yang

berperan

Kepadatan Jentik

Aedes Sp.

Biologis

- Pemberian ikan

Pemakan Jentik

Page 27: LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS …. Laporan-2017... · LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS TERHADAP PENURUNAN KEPADATAN JENTIK NYAMUK Aedes Sp DI KOTA PALU

6

Dinas Kesehatan Kota Palu. Pelaksanaan penelitian dilakukan selama 8 bulan (April –

November 2017).

4.5 Populasi dan Sampel

Populasi dari penelitian ini adalah rumah tangga yang berada didaerah endemis

DBD kota Palu. Sementara sampel dalam penelitian ini adalah rumah tangga yang terpilih

di daerah endemis DBD di Kota Palu.

4.6 Besar Sampel, Cara Pemilihan atau Penarikan Sampel

Pada penelitian ini, besar sampel diperoleh dengan menggunakan rumus singel

proporsi.8

Ket. α = tingkat kepercayan (95%)

P = Proporsi (13%)

d= Presisi (5%)

Dengan tinkat kepercayan 95%, presisi 5% dan proporsi rumah positif jentik 13%9

diperoleh sampel minimal 174 Rumah tangga, dengan perkiraan drop out 10 % jumlah

sampel minimal 192 dibulatkan menjadi 200 rumah. Sedangkan cara penarikan sampel

menggunakan stratified random sampling berdasarkan RW di Kelurahan endemis DBD

yang terpilih.

4.7 Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Populasi dari penelitian ini adalah rumah tangga yang berada didaerah endemis

DBD kota Palu

Sampel dalam penelitian ini adalah rumah tangga yang terpilih di daerah endemis

DBD di Kota Palu. Cara penarikan sampel menggunakan stratified random sampling

berdasarkan RW di kelurahan endemis DBD yang terpilih.

2

2

2/1 )1(

d

PPzn

Page 28: LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS …. Laporan-2017... · LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS TERHADAP PENURUNAN KEPADATAN JENTIK NYAMUK Aedes Sp DI KOTA PALU

7

1. Survei jentik

a. Kriteria Inklusi :

Rumah tangga terpilih berdasarkan random sampling

b. Kriteria Eksklusi :

Rumah tangga terpilih tetapi tidak berpenghuni, atau tidak bersedia diwawancara.

2. Wawancara

a. Kriteria Inklusi :

Anggota rumah tangga yang berusia minimal 15 tahun dan memiliki masa tinggal

minimal 6 bulan serta dapat berkiomunikasi dengan baik.

b. Kriteria Eksklusi :

Anggota rumah tangga yang sakit.

4.8 Variabel

1. Varibel dependen : Kepadatan jentik Aedes Sp diperoleh dengan kegiatan survei

jentik dirumah penduduk

2. Variabel independen : Pemanfaatan temephos (ketersediaan, penggunaan, cara

penggunaan, dosis penggunaan, frekuensi penggunaan dan keluarga yang berperan)

Kepadatan jentik dihitung berdasarkan nilai CI, dan BI dalam bentuk persentase.

4.9 Definisi Operasional

Tabel 1. Defenisi Operasional

Variabel Deskripsi Variabel Cara

Pengukuran Skala Ukur

Hasil Ukur

Kepadatan

jentik

Tingkat kepadatan jentik di suatu

rumah tangga berdasarkan angka CI Survei jentik Ordinal

Persentase

BI

Jumlah wadah (container) yang

ditemukan larva nyamuk dalam

rumah tangga yang di periksa

Survei jentik Ordinal

Persentase

Page 29: LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS …. Laporan-2017... · LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS TERHADAP PENURUNAN KEPADATAN JENTIK NYAMUK Aedes Sp DI KOTA PALU

8

CI

Jumlah wadah (container) yang

ditemukan jentik dari seluruh

wadah (container) yang diperiksa

Survei jentik Nominal

1. Rendah, jika

niali CI = 0%

2. Tinggi, jika

niali CI >0%

Ketersediaan

temephos

Rumah tangga memiliki

stok/cadangan temephos yang dapat

dipergunakan setia waktu.

Wawancara Nominal

1. Ya

2. Tidak

Penggunaan

Temephos

Rumah tangga menggunakan

temephos pada tempat

penampungan air

Wawancara Nominal

1. Ya

2. Tidak

Cara

penggunaan

Cara penggunaan temephos yang

diaplikasikan pada penampungan

air di rumah tangga sesuai dengan

petunjuk penggunaan.

Wawancara/obse

rvasi Nominal

1. Ya

2. Tidak

Dosis

Penggunaan

Penggunaan dosis temephos pada

tempat penampungan air didalam

rumah tangga sesuai standar yang

di anjurkan oleh kemenkes (1mg/

10 L)

Wawancara Nominal

1. Sesuai dosis

2. Tidak sesuai

dosis

Frekuensi

Penggunaan

Penggunaan temephos dilaksanakan

oleh rumah tangga secara terus

menerus dalam jangka waktu

tertentu (maksimal 3 bulan) Wawancara Nominal

1. Setiap saat

setelah

penampungan

air dikuras

2. < 3 bulan

sekali

3. > 3 bulan

sekali

Keluarga yang

berperan

Anggota keluarga yang sering

melakukan penaburan temephos di

rumah tangga Wawancara Nominal

1. Bapak

2. Ibu

3. Anak

4. Anggota

keluarga

lainnya.

Page 30: LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS …. Laporan-2017... · LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS TERHADAP PENURUNAN KEPADATAN JENTIK NYAMUK Aedes Sp DI KOTA PALU

9

Menguras

Tindakan pencegahan rumah tangga

dengan cara menguras dan

menyikat dinding penampungan air

minimal 1 minggu sekali

Wawancara Nominal

1. Ya

2. Tidak

Menutup

Tindakan pencegahan rumah tangga

dengan cara menutup penempungan

air agar nyamuk tidak berkembang

biak.

Wawancara Nominal

1. Ya

2. Tidak

Mengubur

Tindakan pencegahan rumah tangga

dengan cara mengubur barang

bekas yang dapat menampung air

hujan yang dpat menjadi tempat

perindukan nyamuk aedes Sp.

Wawancara Nominal

1. Ya

2. Tidak

Pemeliharaan

ikan pemakan

jentik.

Memelihara ikan pemakan jentik

seperti mujair, Nila, Kepala timah

dan Ikan cupang pada tempat

penampungan air di rumah tangga.

Wawancara Nominal

1. Ya

2. Tidak

4.10 Instrumen dan Cara Pengumpulan Data

a. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1) Formulir survei jentik

2) Senter dan batu baterai

3) Pipet plastik 1,5 ml

4) Cidukan

5) Botol vial

6) Kuesioner

b. Cara pengumpulan data:

1) Data Primer

Data yang diperoleh di lapangan berupa informasi langsung penggunaan

temephos yang diperoleh dari hasil wawancara dan data keberadaan jentik hasil

pengamatan lapangan.

Page 31: LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS …. Laporan-2017... · LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS TERHADAP PENURUNAN KEPADATAN JENTIK NYAMUK Aedes Sp DI KOTA PALU

10

2) Data sekunder

Data sekunder diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Palu berupa data kasus

DBD selama 3 tahun terakhir yang mendukung penelitian ini.

4.11 Bahan dan Prosedur Kerja

a. Survei Pendahuluan

Prosedur Kerja

a. Melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota Palu.

b. Mendapatkan data sekunder yang belum lengkap.

c. Melakukan koordinasi dengan Puskesmas untuk penentuan lokasi

penelitian.

c. Survei Jentik

Survei jentik dilakukan untuk memperoleh data kepadatan jentik nyamuk

Aedes Sp yang merupakan variable dependen dalam penelitian ini.

1) Alat dan Bahan :

a. Senter dan baterai

b. Pipet 1,5 ml

c. Cidukan

d. Botol Vial

e. Formulir survei jentik

2) Prosedur Kerja

a. Survei jentik dilakukan pada 200 rumah tangga di daerah endemis DBD

Kota Palu dengan metode stratified random sampling dengan RW sebagai

strata.

b. Pemeriksaan jentik dilakukan pada tempat tempat penampungan air yang

berada didalam maupun diluar rumah

c. Pada tempat tempat penampungan air yang detemukan jentik akan diambil

satu ekor jentik dengan cara single larva method,

d. Data hasil penangkapan jentik dicatat pada formulir jentik

e. Survei jentik ini akan menghitung kepadatan jentik (indeks entomologi)

yaitu Containers Index (CI), Breateu Index (BI).

Page 32: LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS …. Laporan-2017... · LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS TERHADAP PENURUNAN KEPADATAN JENTIK NYAMUK Aedes Sp DI KOTA PALU

11

d. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi terkait temephos

meliputi ketersediaan, penggunaan, cara penggunaan, dosis pengunaan, frekuensi

penggunaan serta keluarga yang berperan dalam kegiatan penaburan temephos dirumah

tangga.

Prosedur Kerja

a. Sebelum melakukan wawancara respoden diberikan penjelasan dan

kesediaan menandatangani inform consent.

b. Wawancara dilakukan terhadap salah satu anggota rumah tangga yang

terpilih untuk dilakukan survei jentik.

c. Jawaban responden sedapat mungkin tidak dipengaruhi oleh pihak lain

khususnya tenaga penamping kesehatan.

4.12 Manajemen dan Analisis Data

Analisis data meliputi :

Kepadatan Jentik (Indeks Entomologi)

1. Container Index

CI =

x 100%

2. Bretau Index

BI =

3. Pemanfaatan temephos dan kepadatan jentik pada daerah endemis dengan

menggunakan uji beda proporsi (chi-square)

Page 33: LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS …. Laporan-2017... · LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS TERHADAP PENURUNAN KEPADATAN JENTIK NYAMUK Aedes Sp DI KOTA PALU

12

E. HASIL

5.1. Gambaran Lokasi Penelitian

Kelurahan Balaroa terletak di Kecamatan Tatanga Kota Palu dengan luas wilayah

203,042 Ha, 100% terdiri dari daratan, dengan ketinggian 15 mdpl. Bentang topografi

terdiri dari 85% daratan dan 15 % pebukitan, suhu udara 25-28ºC, tekanan udara 1013-

1015 mb, kelembaban udara 69-79% dan curah hujan 2-7 mm pertahun. Kelurahan Balaroa

terdiri dari 9 RW dan 33 RT.

Kelurahan Balaroa secara administrasi memiliki batas-batas wilayah sebagai

berikut

Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Donggala Kodi

Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Kamonji dan Kelurahan Boyaoge

Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Duyu

Seberah Barat berbatasan dengan Desa Daenggune Kecamatan Kinovara Kab.

Donggala.

Data kasus DBD Kelurahan Balaroa dari tahun 2014 – 2016 yang diperoleh dari

pengelola DBD Dinas Kota Palu menunjukkan adanya kenaikkan kasus. Tabel berikut

merupakan laporan kasus DBD Kelurahan Balaroa dari tahun 2014 – 2016.

Tabel 2. Jumlah kasus DBD di Kota Palu Tahun 2014-2016

No Tahun Jumlah Kasus

DBD

1 2014 20

2 2015 42

3 2016 47

Pada tahun 2014 dilaporkan jumlah kasus sebanyak 20 kasus, meningkat menjadi

42 kasus pada tahun 2015 dan terakhir pada tahun 2017 angka kasus meningkat kembali

mencapai 47 kasus.

5.2. Kepadatan Jentik

Kepadatan jentik dapat diukur dari nilai BI dan CI. Nilai BI di Kelurahan Balaroa

yaitu 59% sedangkan nilai CI per rumah tangga berkisar antara 0 – 100% kepadatan jentik

pada penelitian ini adalah nilai CI karena unit analisis pada penelitian ini adalah rumah

tangga. Hasil kepadatan jentik dapat dilihat pada tabel berikut

Page 34: LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS …. Laporan-2017... · LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS TERHADAP PENURUNAN KEPADATAN JENTIK NYAMUK Aedes Sp DI KOTA PALU

13

Tabel 3. Kepadatan jentik di daerah endemis DBD Kota Palu Tahun 2017

Kepadatan Jentik (N = 200) Frekuensi %

Tinggi 42,5

Rendah 57,5

Pada tabel diatas menujukkan bahwa masih ditemukan rumah tangga dengan

kepadatan jentik tinggi yaitu 42,5% sedangkan rumah tangga dengan kepadatan jentik

rendah lebih banyak yaitu 57,5%.

5.3. Wawancara pemanfaatan temephos

Wawancara anggota rumah tangga terkait pemanfaatan temephos dilakukan

terhadap 200 rumah tangga yang juga merupakan rumah tangga yang di survei jentik.

Rumah tangga yang disurvei tersebar di 9 RW Kelurahan Balaroa. Hasil wawancara

menunjukkan bahwa masyarakat paling banyak diwawancarai usia 26-45 tahun (53%) dan

jenis kelamin perempuan (65,9%). Hal ini dikarenakan ibu-ibu cenderung lebih banyak

ditemukan berada di rumah saat survei dilakukan dibandingkan dengan laki-laki yang lebih

banyak bekerja pada siang hari (Tabel 2).

Pada Tabel 3 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan masyarakat di Kelurahan

Balaroa bervariasi, dari yang tidak sekolah hingga yang tamat perguruan tinggi. Paling

banyak ditemukan dengan pendidikan SMA (46,5%) sedangkan yang paling sedikit tidak

sekolah (1%) dengan pekerjaan mayoritas sebagai Ibu Rumah Tangga (48,5%) dan

wiraswasta (27%).

Page 35: LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS …. Laporan-2017... · LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS TERHADAP PENURUNAN KEPADATAN JENTIK NYAMUK Aedes Sp DI KOTA PALU

14

Adapun karakteristik responden di masing-masing kabupaten adalah sebagai berikut:

Tabel 4. Distribusi frekuensi responden menurut karateristik di daerah endemis DBD Kota

Palu Tahun 2017

Karateristik Responden (N = 200) Frekuensi %

Umur

< 26 Tahun 13,5

26-45 Tahun 53

46-55 Tahun 14,5

>55 Tahun 19

Pendidikan

Tidak sekolah 1

SD 20,5

SMP 18,5

SMA 46,5

Diploma 3

Sarjana 10,5

Pekerjaan

Tidak Bekerja 5,5

Pegawai Negeri/swasta 5,5

URT 48,5

Buruh 1

Wiraswasta 27

Pelajar 8

Lainnya 4,5

Penghuni Rumah

< 5 Orang 41,5

5-10 Orang 56,5

> 10 Orang 2

5.4. Survei Entomologi Demam Berdarah Dengue

Survei jentik dilakukan pada 200 rumah tangga sampel yang tersebar di 9 RW di

Kelurahan Balaroa. Survei jentik ini dilakukan pada kontainer di dalam dan luar luar untuk

menghitung indikator entomologi (CI).

Berdasarkan hasil survei jentik dan pemeriksaan jenis kontainer di Kelurahan

Balaroa Kota Palu, diperoleh data bahwa jenis kontainer yang paling potensial sebagai

tempat perkembangbiakan jentik di dalam rumah tangga adalah ember (31,2%) dan diluar

rumah tangga adalah ban bekas (43,5%). Secara rinci disajikan pada tabel 4

Page 36: LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS …. Laporan-2017... · LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS TERHADAP PENURUNAN KEPADATAN JENTIK NYAMUK Aedes Sp DI KOTA PALU

15

Tabel 5. Jenis kontainer yang diperiksa di daerah endemis DBD Kota Palu Tahun 2017

No Jenis Kontainer

Persentase kontainer

yang diperiksa

persentase kontainer

positif larva

Dalam Luar Dalam Luar

1 Bak Mandi 10,6 4,8 26 4,3

2 Bak Wc 1,3 4 3,1 0

3 Drum 1 8,7 4,2 8,7

4 Tempayan 6,9 3,2 10,4 4,3

5 Ember 41,6 42,1 31,3 21,7

6 Baskom/Loyang 26,5 21,4 3,1 4,3

7 Ban Bekas 0 10,3 0 43,5

8 Kolam/Aquarium 0,3 0 0 0

9 Tempat Minum Burung 0,1 4 1 4,3

10 Penampungan Dispenser 6,8 0 18,8 0

11 Belakang Kulkas 4,2 0 1 0

12 Lainnya 0,7 1,5 1 8,9

Total 100 100 100 100

5.5. Ketersediaan temephos di rumah tangga terhadap kepadatan jentik Aedes Sp. di

daerah endemis DBD Kota Palu

Tabel 5 menunjukan bahwa sangat sedikit rumah tangga yang menyimpan

temephos di rumah (16,5%). Rumah tangga yang menyimpan stok themephos di rumah

nilai kepadatan jentiknya lebih banyak rendah (69,7%) dibandingkan dengan yang tinggi

(30,3%). Namun pada rumah tangga yang tidak menyimpan temephos angka kepadatan

jentik relatif hampir sama antara yang tinggi maupun rendah. Untuk lebih rinci dapat

dilihat pada tabel berikut :

Page 37: LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS …. Laporan-2017... · LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS TERHADAP PENURUNAN KEPADATAN JENTIK NYAMUK Aedes Sp DI KOTA PALU

16

Tabel 6. Distribusi ketersedian temephos terhadap kepadatan jentik Aedes Sp. di daerah

endemis DBD Kota Palu Tahun 2017

Ketersediaan Temephos/ Stok

CI Total

Pvalue Rendah Tinggi

N % N % N %

Ya 23 69,7 10 30,3 33 16,5 0,174

Tidak 92 55,1 75 44,9 167 83,5

Berdasarkan hasil uji Chi-square didapatkan bahwa ketersediaan temephos di

rumah tangga tidak memiliki hubungan terhadap penurunan kepadatan jentik (0,174

>0,05), hal ini berarti rumah tangga yang menyimpan maupun tidak menyediakan

temephos tidak berpengaruh terhadap kepadatan jentik di rumah tangga atau dapat

diartikan bahwa kepadatan jentik antara yang menyimpan maupun tidak menyimpan bisa

sama.

5.6. Penggunaan temephos di rumah tangga terhadap kepadatan jentik Aedes Sp di

daerah endemis DBD Kota Palu

Tabel 6, menunujukkan bahwa rumah tangga di Kelurahan Balaroa sangat sedikit

yang menggunakan temepos untuk membunuh jetik (19,5%). Rumah tangga yang

menggunakan temephos angka kepadatan jentik lebih banyak rendah (64,1%)

dibandingkan yang tinggi (35,9%), namun pada kelompok yang tidak menggunakan

kepadatan jentik antara yang menggunakan maupun tidak hampir sama. Untuk lebih rinci

dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 7. Distribusi Penggunaan temephos terhadap kepadatan jentik Aedes Sp. di daerah

endemis DBD Kota Palu Tahun 2017

Penggunaan Temephos

CI Total

Pvalue Rendah Tinggi

N % N % N %

Ya 25 64,1 14 35,9 39 19,5 0,454

Tidak 91 56,5 70 43,5 161 80,5

Berdasarkan hasil uji Chi-square didapatkan bahwa penggunaan temephos di

rumah tangga tidak memiliki hubungan terhadap penurunan kepadatan jentik (0,454

>0,05). Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara rumah tangga yang

menggunakan maupun tidak menggunakan temephos dalam hal kepadatan jentik di rumah

Page 38: LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS …. Laporan-2017... · LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS TERHADAP PENURUNAN KEPADATAN JENTIK NYAMUK Aedes Sp DI KOTA PALU

17

tangga, atau dapat diartikan bahwa rumah tangga yang menggunakan maupun yang tidak

menggunakan temephos akan memiliki peluang kepadatan jentik yang sama

5.7. Cara penggunaan temephos di rumah tangga terhadap kepadatan jentik Aedes

Sp. di daerah endemis DBD Kota Palu

Tabel 7, menunujukkan bahwa dari 39 rumah tangga yang menggunakan temephos

97,4% sudah menggunakan temepos dengan benar. terdapat 25 rumah tangga (65,8%) yang

menggunakan temephos dengan cara yang benar dengan kepadatan rendah. Sedangkan

rumah tangga yang menggunakan temephos dengan cara yang salah dan memiliki

kepadatan jentik tinggi 1 rumah tangga (2,6%). Untuk lebih rinci dapat dilihat pada tabel

berikut :

Tabel 8. Distribusi Cara Penggunaan temephos terhadapa kepadatan jentik Aedes Sp. di

daerah endemis DBD Kota Palu tahun 2017

Cara Penggunaan Temephos

CI Total

Pvalue Rendah Tinggi

N % N % N %

Benar 25 65,8 13 34,2 38 97,4 0,359

Salah 0 0 1 2,6 1 2,6

Berdasarkan hasil uji Chi-square didapatkan bahwa cara penggunaan temephos

tidak memiliki hubungan terhadap penurunan kepadatan jentik (0,359 >0,05). Hal ini

berarti rumah tangga yang menggunakan temephos dengan cara yang benar maupun salah

akan memiliki kepadatan jentik yang sama.

5.8. Dosis penggunaan temephos di rumah tangga terhadap kepadatan jentik Aedes

Sp. di daerah endemis DBD Kota Palu

Tabel 8, menunujukkan bahwa dari 39 rumah tangga yang menggunakan temephos

59% masih salah dalam menentukan dosis. Terdapat 9 rumah tangga (56,3%)

menggunakan sesuai dosis dan memiliki kepadatan jentik rendah, sedangkan rumah tangga

yang menggunakan temephos tidak sesuai dosis dan memiliki kepadatan jentik rendah 15

rumah tangga (65,2%). Untuk lebih rinci dapat dilihat pada tabel berikut :

Page 39: LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS …. Laporan-2017... · LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS TERHADAP PENURUNAN KEPADATAN JENTIK NYAMUK Aedes Sp DI KOTA PALU

18

Tabel 9. Distribusi dosis Penggunaan temephos terhadap kepadatan jentik Aedes Sp. di

daerah endemis DBD Kota Palu tahun 2017

Dosis Penggunaan Temephos

CI Total

Pvalue Rendah Tinggi

N % N % N %

Sesuai 9 56,3 7 43,7 16 41 0,608

Tidak Sesuai 15 65,2 8 34,8 23 59

Berdasarkan hasil uji Chi-square didapatkan bahwa dosis penggunaan temephos

tidak berhubungan terhadap penurunan kepadatan jentik (0,608 >0,05). Hal ini berarti

rumah tangga yang menggunakan temephos sesuai dosis maupun tidak sesuai dosis akan

memiliki kepadatan jentik yang sama.

5.9. Frekuensi penggunaan temephos di rumah tangga terhadap kepadatan jentik

Aedes Sp. di daerah endemis DBD Kota Palu

Tabel 9, menunujukkan bahwa 97,4% rumah tangga frekuensi penggunaan temepos

sudah benar yaitu paling lama 3 bulan. Dari 39 rumah tangga yang menggunakan

temephos, ada 24 rumah tangga (63,2%) dengan frekuensi penggunaan temephos sudah

benar dan memiliki kepadatan jentik rendah, sedangkan rumah tangga dengan frekuensi

penggunaan temephos yang salah dan memiliki kepadatan jentik rendah 1 rumah tangga

(4,5%). Untuk lebih rinci dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 10. Distribusi frekuensi Penggunaan temephos terhadap kepdatan jentik di daerah

endemis DBD Kota Palu tahun 2017

Frekuensi Penggunaan Temephos

CI Total

Pvalue Rendah Tinggi

N % N % N %

Benar 24 63,2 14 36,8 38 97,4 1,000

Salah 1 2,6 0 0 1 2,6

Berdasarkan hasil uji Chi-square didapatkan bahwa frekuensi penggunaan

temephos tidak memiliki hubungan terhadap penurunan kepadatan jentik (1,000 >0,05).

Hal ini berarti rumah tangga yang menggunakan temephos dengan frekuensi yang benar

maupun yang salah akan memiliki kepadatan jentik yang sama.

Page 40: LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS …. Laporan-2017... · LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS TERHADAP PENURUNAN KEPADATAN JENTIK NYAMUK Aedes Sp DI KOTA PALU

19

5.10. Anggota keluarga yang berperan dalam pemanfaatan temephos di rumah

tangga daerah endemis DBD Kota Palu

Tabel 10, menunujukkan bahwa lebih banyak ibu-ibu yang berperan dalam

pemenafaatan temephos dibandingkan dengan anggota keluarga lainnya (87,2%). Dari 39

rumah tangga yang menggunakan temephos, anggota rumah tangga yang paling berperan

dalam pemanfaatan dan penggunaan temephos dengan CI rendah adalah ibu rumah tangga

sebanyak 23 (67,6%). Untuk lebih rinci dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 11. Distribusi ART yang menaburkan temephos di daerah endemis DBD Kota Palu

tahun 2017

Anggota Rumah Tangga Yang Berperan dalam Pemanfaatan

Temephos

CI Total

Pvalue Rendah Tinggi

N % N % N %

Ayah 2 40 3 60 5 12,8 0,329

Ibu 23 67,6 11 32,4 34 87,2

Berdasarkan hasil uji Chi-square didapatkan bahwa anggotakeluarga yang berperan

dalam pemanfaatan temephos rumah tangga tidak memiliki hubungan terhadap penurunan

kepadatan jentik (0,329 >0,05).

Page 41: LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS …. Laporan-2017... · LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS TERHADAP PENURUNAN KEPADATAN JENTIK NYAMUK Aedes Sp DI KOTA PALU

20

F. PEMBAHASAN

Kota Palu merupakan daerah endemis DBD karena jumlah kasus DBD yang terus

meningkat, dari 46 kelurahan wilayah Kota Palu semua tergolong daerah endemis DBD.10

Kelurahan Balaroa merupakan salah satu daerah endemis DBD di Kota Palu, hal ini karena

jumlah kasus DBD yang di laporkan selama 3 tahun terakhir mengalami trend kenaikan di

bandingkan dengan kelurahan lain di Kota Palu.

Penularan DBD tidak terlepas dari peranan vektor sebagai pembawa penyakit.

Vektor adalah arthropoda yang dapat menularkan, memindahkan dan/atau menjadi sumber

penular penyakit terhadap manusia.11

Aedes Sp merupakan vektor penular penyakit DBD.

Keberadaan jentik di suatu daerah merupakan indikator terdapatnya populasi nyamuk

Aedes Sp dan kewaspadaan dini terhadap penularan DBD di daerah tersebut.

Berdasarkan hasil survei jentik dan pemeriksaan jenis kontainer di Kelurahan

Balaroa Kota Palu, diperoleh data bahwa kontainer positif lebih banyak ditemukan di

dalam rumah dibandinkan dengan di luar rumah, ini sama dengan penelitan lainnya yang

juga pernah dilakukan di Kota Palu.12

jenis kontainer yang paling potensial sebagai tempat

perkembangbiakan jentik di dalam rumah tangga adalah ember dan di luar rumah tangga

adalah ban bekas, hasil penelitian ini sesuai dengan hasil survei lainnya, dimana

menemukan bahwa tempat perindukan potensial merupakan Tempat Penampungan Air

(TPA) bukan untuk keperluan sehari-hari yang umumnya berada di luar rumah yaitu ban

bekas.13

Ember juga ditemukan sebagai tempat perindukan potensial di Kelurahan Barru.12

Berbeda dengan penelitian lainnya yang dilakukan di Kota Palu menyatakan bahwa

kontainer yang berpotensial untuk tempat perkembang biakan jentik adalah bak mandi dan

drum.14,15

Adanya perbedaan dengan hasil yang ditemukan dapat dikarenakan waktu dan

lokasi survei berbeda.

Ember sebagai tempat perindukan potensial disebabkan karena ember sebagai

tempat penampungan air sementara dan jarang dibersihkan dan memungkinkan telur

nyamuk menempel pada dinding ember, sehingga perlu dilakukan sosialisasi kepada

masyarakat tentang tatacara pengelolaan air di TPA walaupun air untuk kebutuhan sehari-

hari tidak menjadi permasalahan di daerah tersebut.16

Ember dan ban bekas pada umumnya

berwarna gelap dan warna gelap merupakan kontainer sangat disukai oleh nyamuk Aedes

Sp. untuk meletakkan telur.17

Page 42: LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS …. Laporan-2017... · LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS TERHADAP PENURUNAN KEPADATAN JENTIK NYAMUK Aedes Sp DI KOTA PALU

21

Sudah menjadi problem klasik dimana suatu wilayah yang masih bermasalah

dengan distribusi air yang tidak lancar, maka wilayah tersebut biasanya juga mempunyai

masalah dengan tingginya kasuss DBD, seperti dikelurahan tondo.15

Selanjutnya pada

wilayah seperti itu, pengendalian vektor menumpukan harapan pada pemerintah dengan

pengendalian kimianya, demikian halnya dengan hasil penelitian ini dimana masyarakat

berharap pemerintah atau dinas kesehatanlah yang bepreran aktf dalam pengendalian DBD

di wilayahnya.

Pengendalian vektor DBD menggunakan bahan kimia masih popular di masyarakat

dibanding dengan pengendalian lain dan mendapat perhatian oleh sebagian besar pengelola

program di Indonesia, karena merupakan bagian dari upaya menurunkan kasus DBD secara

cepat.3,4

Temephos merupakan larvasida yang paling banyak digunakan untuk membunuh

jentik Aedes Sp dengan dosis yang digunakan 1 ppm.

Hasil wawancara yang dilakukan di rumah tangga menunjukan bahwa ketersedian

temephos sangat sedikit jumlahnya dibandingkan dengan yang tidak memiliki ketersedian

di rumah tangga, dengan dalih sudah habis digunakan, baru dengar atau melihat temephos

serta ada anggota rumah tangga menyatakan bahwa temephos terakhir dilakukan

pembagian dari puskesmas tahun 2016. Hal ini tidak sesuai dengan pernyataan dari petugas

kesehatan bahwa pembagian temephos dilakukan setiap triwulan dan apabila ditemukan

kasus Demam Berdarah atau ada permintaan dari masyarakat maka dilakukan pembagian

temephos melalui puskesmas pembantu (pustu) serta di sediakan langsung di puskesmas

melalui pojok ABATE.

Pengelola program DBD di puskesmas membagikan temephos secara gratis, namun

masyarakat belum tentu menggunakannya ke dalam penampungan air karena masih adanya

anggapan masyarakat bahwa temephos itu beracun untuk diminum. Adanya penjual

temephos yang ilegal meresahkan masyarakat karena mereka memaksa masyarakat untuk

membeli dengan harga tinggi, kendala-kendala inilah yang menjadi penghambat dalam

penggunaan temephos di rumah tangga. Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk

memberikan informasi yang benar mengenai temphos dan cara penggunaannya dari pihak

pukesmas dan unsur terkait.

Berdasarkan indeks jentik tidak ada hubungan antara penggunaan temephos

terhadap penurunan kepadatan jentik. Hal serupa sama dengan penelitian di kota

Page 43: LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS …. Laporan-2017... · LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS TERHADAP PENURUNAN KEPADATAN JENTIK NYAMUK Aedes Sp DI KOTA PALU

22

Tenggerang Selatan yang menyatakan bahwa penggunaan temephos tidak mempunyai

hubungan dengan keberadaan jentik dipenampungan air,18,19

dan tidak mempunyai

hubungan dengan kejadian DBD.20

Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang pernah

dilakukan di wilalayah Kota Palu bahwa penggunaan temephos dapat meningkatkan Angka

Bebas jentik (ABJ),9 serta memiliki resiko lebih kecil terhadap kejadian DBD.

21 Tidak

ditemukannya hubungan penggunaaan temephos terhadap penurunan kepadatan jentik

dapat disebabkan oleh jenis kontainer, yang paling banyak ditemukan positif jentik adalah

ember, sedangkan temephos biasanya digunakan pada tempat penampungan air yang besar

seperti bak mandi maupun penampungan air lainnya. Selain itu penggunaan temephos

dengan dosis yang tidak sesuai dengan volume air turut pula berpengaruh terhadap

populasi vektor.

Hasil penelitian kerentanan insektisida di Indonesia, khususnya di Semarang dan

Suka Bumi, diketahui temephos masih rentan (susceptible) terhadap larva Ae. Aegypti.5,6,22

Hal ini dapat disebabkan karena penggunaan temephos di daerah penelitian ini belum

intensif dan berkelanjutan, dan upaya pengendalian jentik Aedes. Sp dilakukan dengan cara

pengendalian secara fisik melalui Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan

menguras, menutup tempat penampungan air serta mengubur tempat-tempat yang

memungkinkan menjadi tepat perkembangbiakan nyamuk Aedes. Sp oleh rumah tangga.

Untuk memutus rantai siklus hidup Aedes Sp, maka perlu adanya upaya untuk memberikan

informasi dan pengawasan yang benar tentang bubuk temephos dan cara penggunaannya di

masyarakat oleh pihak puskesmas ataupun instansi terkait secara berkala dan

berkesinambungan.

Cara penggunaan temephos yang benar di rumah tangga sangat dipengaruhi oleh

pengetahuan dan perilaku masyarakat. Pada penelitian ini rumah tangga yang

menggunakan temephos sudah mengetahui cara penggunaannya dengan baik dan benar

sesuai yang disarankan oleh petugas kesehatan yaitu menggunakan temephos dengan cara

dibungkus dengan kemasan serta dilubangi karena temephos memiliki efek residu sampai 3

bulan. Ada rumah tangga langsung menaburkan ketempat penampungan air sesuai dengan

petunjuk di kemasan yaitu 10 gram ke dalam 100 liter air. Penggunaan yang di lakukan

dengan cara menaburkan efektif bila pada penampungan air jarang dibersihkan23

tetapi

menjadi tidak efektif bila penampungan sering di lakukan pencucian/pengurasan.24

Pengendalian jentik dengan penggunaan larvasida dengan formulasi yang berbahan

Page 44: LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS …. Laporan-2017... · LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS TERHADAP PENURUNAN KEPADATAN JENTIK NYAMUK Aedes Sp DI KOTA PALU

23

aktif temephos (temephos 1%) yang digunakan yaitu granules. Dosis yang digunakan 1

ppm atau 10 gram untuk 100 liter air.3 Penggunaan insektisida secara selektif, tepat

sasaran, tepat dosis, tepat waktu dan cakupan akan mampu mengendalikan vektor.7

Kenyataan penggunaan temephos di daerah penelitian sebagian besar yang menggunakan

tanpa didasari pengetahuan dasar tentang temephos sehingga rumah tangga banyak

menggunakan dosis yang tidak tepat. Bila penggunaan temephos ini di lakukan secara terus

menerus dan dalam jangka waktu relatif cukup lama dengan frekuensi tinggi serta tidak

dalam pengawasan oleh pihak terkait dapat mengakibatkan jentik nyamuk Aedes Sp

menjadi resisten terhadap temephos seperti yang telah di laporkan di Jakarta Timur, Jakarta

Barat, Jakarta Selatan dan Banjarmasin Barat.25,26

Pengaruh dosis temephos terhadap penurunan kepadatan jentik tidak menunjukan

hubungan yang bermakna, berbeda dengan penlitian yang dilakukan di wilayah Kota Palu9

dan Kecamatan Malalayang Kota Manado menyatakan dosis temephos menunjukan

hubungan bermakna dengan populasi jentik Ae. aegypti.27

Temephos memiliki efek residu sampai 3 bulan, penggunaannya dapat di lakukan

secara berulang dan cara aplikasi yang terbaik adalah dengan cara dibungkus dengan

kemasan atau kain serta dilubangi. Pada penelitian ini, frekuensi penggunaan temephos

banyak dilakukan setelah selesai melakukan pengurasan tempat penampungan air, karena

penggunaan temephos dilakukan sesuai dengan yang disarankan oleh petugas kesehatan,

namun ada satu rumah tangga menggunakan temephos diatas 3 bulan sekali dengan dalih

ingin mencoba-coba masa aktiv temephos. Aplikasi temephos dengan cara dibungkus

mempunyai kelemahan yaitu, dengan cara ini seakan temephos masih terus ada karena

adanya bungkusan/kemasan tersebut di dalam kontainer penyimpanan air, sehingga lupa

bila masa kadaluarsanya sudah habis (3 bulan). Pada dasarnya aplikasi temephos dengan

cara bungkus maupun di tabur sama-sama efektif bila dilakukan dengan benar, dosis tepat

dan maksimal 3 bulan sekali wajib diganti.

Pada penelitian ini anggota keluarga yang paling berperan dalam pemanfaatan

temephos adalah ibu rumah tangga. Penelitian ini serupa dengan penlitian yang di lakukan

di Sendangmulyo menyatakan dengan adanya kesadaran ibu akan kebersihan lingkungan

dan rumah tangga, akan timbul perasaan mereka untuk berusaha menjaga kebersihan

penampungan air dari jentik nyamuk Ae.agypti dengan cara menguras serta memberikan

bubuk temephos,28

dari segi kesehatan ibu rumah tangga lebih perhatian dibandingkan

Page 45: LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS …. Laporan-2017... · LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS TERHADAP PENURUNAN KEPADATAN JENTIK NYAMUK Aedes Sp DI KOTA PALU

24

dengan laki-laki tentang DBD karena dapat memberikan dampak perekonomian, emosi dan

masalah kesehatan keluarga.29

Ibu rumah tangga lebih mementingkan kesehatan keluarganya dibandingkan

dengan kesehatan diri mereka sendiri.30

Ibu rumah tangga menjadi kunci sukses dalam

usaha peningkatan kesehatan di masyarakat sebab dari merekalah ketahanan dan keutuhan

keluarga akan terwujud, sehingga dibutuhkan peningkatan pengetahuan dan perilaku ibu

rumah tangga mengenai pentingnya pemanfaatan temephos, ibu rumah tangga efektif

dalam upaya penyebaran informasi mengenai pencegahan penyait DBD karena dalam

keseharian mereka selalu berinteraksi dengan ibu rumah tangga lainnya.31

Keterbatasan Penelitaian

Pada penelitian ini memiliki keterbatasan atau kelemahan yang mungkin

berpengaruh pada hasil penelitian salah satunya adalah kurangnya rumah tangga yang

memanfaatkan temephos pada penampungan air di daerah endemis DBD kota palu tahun

2017.

Page 46: LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS …. Laporan-2017... · LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS TERHADAP PENURUNAN KEPADATAN JENTIK NYAMUK Aedes Sp DI KOTA PALU

25

G. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. KESIMPULAN

1. Tidak ada hubungan ketersediaan temephos dengan kepadatan jentik di rumah

tangga

2. Tidak ada hubungan penggunaan temephos dengan kepadatan jentik di rumah

tangga

3. Tidak ada hubungan cara penggunaan temephos dengan kepadatan jentik di rumah

tangga

4. Tidak ada hubungan penggunaan temephos sesuai dosis dengan kepadatan jentik di

rumah tangga

5. Tidak ada hubungan frekuensi penggunaan temephos yang benar dengan kepadatan

jentik di rumah tangga

6. Anggota rumah tangga yang paling berperan dalam pemanfaatan dan penggunaan

temephos adalah ibu rumah tangga

7.2. SARAN

1. Masyarakat diharapkan meningkatkan kontrol terhadap tempat penampungan air

yang dapat menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes Sp khususnya ember.

2. Meningkatkan sosialisasi PSN dan 3M plus di rumah tangga melalui penyuluhan-

penyuluhan pada saat kegiatan posyandu ataupun kegiatan lainnya.

3. Survailans jentik dengan cara mengaktifkan kembali jumantik dan juru pembasmi

jentik.

4. Meningkatkan koordinasi antara masyarakat dan puskesmas dalam pengecekan

jentik nyamuk Aedes Sp secara rutin.

5. Memberikan informasi mengenai fungsi dan praktek penggunaan abate pada tempat

penampungan air kepada masyarakat terutama pada ibu rumah tangga.

6. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan penelitian jenis

kualitatif, sehingga informasi tentang faktor-faktor pemanfaatan temephos bisa

dibahas lebih mendalam.

Page 47: LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS …. Laporan-2017... · LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS TERHADAP PENURUNAN KEPADATAN JENTIK NYAMUK Aedes Sp DI KOTA PALU

26

H. UCAPAN TERIMA KASIH

Kami mengucapkan terima kasih kepada: Kepala Badan Litbang Kesehatan yang

telah membiayai penelitian ini. Kepala Balai Litbang P2B2 Donggala atas izin dan

dukungannya dalam pelaksanaan penelitian. Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah dan

Kota Palu yang telah mengizinkan pelaksanaan penelitian di wilayah Kelurahan Balaroa,

Dr. Ekowati Rahajeng SKM., M.kes dan Shinta Prawoto, MS atas bimbingannya selama

penelitian. Ibu drg. Lutfiah, MKM. (Kepala Bidang P2P dan Kesling Dinkes Kota Palu)

Bapak Irzam, SKM (Kasie P2M dan PTM Dinkes Kota Palu), Bapak Azhar (Pengelolah

DBD Dinkes Kota Palu), Ibu Novarita (Puskesmas Sangurara), Malonda Maksud, Ni

Nyoman Veri Diana, Hasrida Mustafa dan Irawati yang telah membantu kami di lapangan

selama pengumpulan data. Ucapan terima kasih yang tak terhingga kami sampaikan pula

kepada Lurah Balaroa, beserta jajaran di bawahnya (Ketua RW/RT) yang telah

memfasilitasi kami dengan baik, masyarakat yang turut membantu, sehingga kami dapat

melaksanakan penelitian ini dengan rasa nyaman.

Page 48: LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS …. Laporan-2017... · LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS TERHADAP PENURUNAN KEPADATAN JENTIK NYAMUK Aedes Sp DI KOTA PALU

27

DAFTAR KEPUSTAKAAN

1. Kementerian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia 2015. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2016. doi:351.077 Ind.

2. UPT Survailans Data dan Informasi Dinas Kesehatan Provinsi Sulawsi Tengah. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2015. Palu: UPT Survailans Data dan Informasi; 2016.

3. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Petunjuk Teknis Pemberantasan Nyamuk Penular Penyakit Demam Berdarah Dengue. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 1992.

4. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Modul Pengendalian Demam Berdarah Dengue. Jakarta: Direktorat Jenderal PP dan PL; 2011.

5. Fuadzy H, Hodijah DN, Jajang A, et al. Kerentanan Larva Aedes aegypti Terhadap Temefos Di Tiga Kelurahan Endemis Demam Berdarah Dengue Kota Sukabumi. Bul Penelit Kesehat. 2015;43(1):41-46.

6. Jastal, W Y, M M, et al. Pemetaan Status Kerentanan Aedes Aegypti Terhadap Insektisida Di Indonesia. Palu; 2015.

7. Sukowati S. Masalah Vektor Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Pengendaliannya di Indonesia. Bul Jendela Epidemiol. 2010;2:26-30.

8. Isgiyanto A. Teknik Pengambilan Sampel Pada Pengendalian Penelitian Non-Eksperimental. 1st ed. (Setiawan A, ed.). Jogjakarta: Mitra Cendikia Press; 2009.

9. Rosmini, Garjito TA, Hayani A, Yudith L, Risti. Aplikasi Temephos Dalam Reservoir Air Perusahaan Daerah Air Minum Terhadap Penurunan Indeks Jentik Ae. aegypti di Wilayah Kota Palu. J Ekol Kesehat. 2006;5(1):409-416.

10. Dinas Kesehatan Kota Palu. Profil Kesehatan Kota Palu Tahun 2016. Palu; 2016.

11. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 374/MENKES/PER/III/2010 Tentang Pengendalian Vektor. Jakarta; 2012.

12. Widjaja Y, Anastasia H, Nurjana MA. Tempat Perkembangbiakan Jentik Aedes aegypti di Kota Palu. J Vektor Penyakit. 2007;1(1):35-39.

13. Nurjana MA, Wijaya J, Anastasia H, Risti. Preferensi Jentik Aedes aegypti terhadap Jenis Kontainer di Kota Palu. J Vektor Penyakit. 2008;2(1):9-14.

14. Widjaja J. Keberadaan Kontainer sebagai Faktor Risiko Penularan Demam Berdarah Dengue di Kota Palu , Sulawesi Tengah The Existence of Water Container as Risk Factors the Transmission of Dengue Hemorrhagic Fever ( DHF ) in Palu Central Sulawesi Province. Aspirator. 2006;3(2):82-88.

15. Veridiana NN, Ambar Gardjito T, Anastasia H, et al. Pengamatan Indeks Jentik dan Tempat Perkembangbiakan Aedes aegypti di Kota Palu. J Vektor Penyakit. 2008;2(1):1-7.

16. Milana salim, Lasbudi P. Abarita, Yahya AY dan YS. Efektivitas Malathion Dalam Pengendalian Vektor DBD dan Uji Kerentanan Larva Aedes aegypti terhadap Temephos di Kota Palembang. Bul Penelit Kesehat. 2011;39(1):10-21.

Page 49: LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS …. Laporan-2017... · LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS TERHADAP PENURUNAN KEPADATAN JENTIK NYAMUK Aedes Sp DI KOTA PALU

28

17. Nurjana MA, Kurniawan A. Preferensi Aedes aegypti Meletakkan Telur pada Berbagai Warna Ovitrap di Laboratorium. BALABA. 2017;13(1):37-42.

18. Putri A. Hubungan Tempat Perindukan Nyamuk Dan Perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) Dengan Keberadaan Jentik Ae. Aegypti Di Kelurahan Benda Baru Kota Tanggerang Selatan. Tanggerang Selatan; 2015.

19. Faradillah Desniawati. Pelaksanaan 3M plus Terhadap Keberadaan Larva Aedes Aegypti Di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Kota Tangerang Selatan Bulan Mei-Juni Tahun 2014. Jakarta; 2014.

20. Tamza RSD. Hubungan Faktor Lingkungan dan Perilaku dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Wilayah Kelurahan Perumnas Way Halim Kota Bandar LAmpung. J Kesehat Masy. 2013;2(2):31.

21. Respati YK, Keman S. Perilaku 3M, Abatisasi dan Keberadaan Jenis Aedes aegypti Hubungannya Dengan Kejadian DBD. J Kesehat Lingkung. 2007;3(2):107-118.

22. Artha AF, Martini, Hestiningsih R. Perbedaan Kerentanan Larva Ae. aegypti Daerah Endemis Tinggi dan Rendah Demam Berdarah Dengue Terhadap Larvasida ABATE 1 SG (TEMEPHOS 1%). J Kesehat Masy. 2012;1:2,3.

23. Yanti S AO, Boewono DT, Hestiningsih R. Status Resistensi Vektor Demam Berdarah Dengue (Aedes aegypti) di Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga terhadap Temephos (Organofosfat). Vektora. 2012;4(1):9-21.

24. Milana Salim, Lasbudi P. Ambarita, Yahya, Aprioza Yenni, Yanelza Supranelfy. Efektivitas Malathion Dalam Pengendalian Vektor DBD dan Uji Kerentanan Larva Aedes aegypti Terhadap Temephos di Kota Palembang. Bul Penelit Kesehat. 2011;39(1):10-21.

25. Prasetyowati H, Hendri J, Wahono T. Status Resistensi Aedes aegypti ( Linn .) terhadap Organofosfat di Tiga Kotamadya DKI Jakarta. Balaba. 2016;12(1):23-30.

26. Istiana, Heriyani F, Isnaini. Resistance status of Aedes aegypti larvae to temephos in West Banjarmasin. J Epidemiol dan Penyakit Bersumber Binatang. 2012;4(2):53-58.

27. Lauwrens FIJ, Wahongan GJ, Bernadus JB. Pengaruh Dosis Abate Terhadap Jumlah Populasi Jentik Nyamuk Aedes spp Di Kecamatan Malalayang Kota Manado. J e-Biomedik. 2014;2(1):1-5.

28. Pujiyanti A, Triratnawati A. Pengetahuan dan Pengalaman Ibu Rumah Tangga Atas Nyamuk Demam Berdarah Dengue. Makara Kesehat. 2011;15(1):6-14.

29. Pujiyanti, Aryani dan Trapsilowati W. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu Rumah Tangga Dalam Pencegahan Demam Berdarah Dengue di Kelurahan Kutowinangun, Salatiga. J Vektora. II:102-115.

30. Dewi DAL. Peran Ibu Rumah Tangga Dalam Perekonomian Keluarga Studi Kasus di Desa Gunem Kabupaten Rembang. Bul Bisnis dan Manaj. 2015;1(1):38-45.

31. Masturoh I, Wn R, Dinata A, Yusmiadji D. Efektifitas Pemberdayaan Kelompok Ibu Rumah Tangga Dalam Peningkatan Pengetahuan , Sikap Dan Praktek Pemberantasan Demam Berdarah Dengue Di Kelurahan Adiarsa Barat Kabupaten Karawang Provinsi Jawa Barat Effectiveness of Housewives Empowerment to Increase . :22-27.

Page 50: LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS …. Laporan-2017... · LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS TERHADAP PENURUNAN KEPADATAN JENTIK NYAMUK Aedes Sp DI KOTA PALU

29

LAMPIRAN

Page 51: LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS …. Laporan-2017... · LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS TERHADAP PENURUNAN KEPADATAN JENTIK NYAMUK Aedes Sp DI KOTA PALU

30

Page 52: LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS …. Laporan-2017... · LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS TERHADAP PENURUNAN KEPADATAN JENTIK NYAMUK Aedes Sp DI KOTA PALU

29

LAMPIRANA. Etik Penelitian

Page 53: LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS …. Laporan-2017... · LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS TERHADAP PENURUNAN KEPADATAN JENTIK NYAMUK Aedes Sp DI KOTA PALU

30

B. Ijin Penelitian

Page 54: LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS …. Laporan-2017... · LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS TERHADAP PENURUNAN KEPADATAN JENTIK NYAMUK Aedes Sp DI KOTA PALU

31

Page 55: LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS …. Laporan-2017... · LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS TERHADAP PENURUNAN KEPADATAN JENTIK NYAMUK Aedes Sp DI KOTA PALU

32

C. Form Pengumpulan Data

FORMKUESIONER

Pemanfaatan Temephos Terhadap Penurunan Kepadatan Jentik NyamukAedes Sp Di Kota Palu

I. PENGENALAN TEMPAT1. Puskesmas :

2. Kecamatan :

3. Kelurahan :

4. No Urut Sampel Banguna Fisik :

II. KETERANGAN RUMAH TANGGA1. Nama Kepala Rumah Tangga :

2. Jumlah Penghuni Bangunan Fisik :

3. Alamat :

4. Pekerjaan :

5. Usia Tahun

III. KETERANGAN RESPONDEN1. Nama :

2. Pekerjaan :

3. Pendidikan terakhir :

4. Usia Tahun

1. Apakah dirumah tangga ibu/bapak/sdr(i) menyimpan persediaan/stok abate dalam rumahtangga ?

a. YA,b. TIDAK, alasan ………

2. Apakah dalam rumah tangga ibu/bapak/sdr(i) menggunakan abate pada penampunganair?

a. YA, Lanjut ke pertanyaan selanjutnyab. TIDAK. Alasan………..

Lanjut ke pertanyaan 3 MNo. 8

Page 56: LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS …. Laporan-2017... · LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS TERHADAP PENURUNAN KEPADATAN JENTIK NYAMUK Aedes Sp DI KOTA PALU

33

3. Bagaimana cara penggunaan abate tersebut 1. Ya 2. Tidaka. Di taburkan.

Alasan…

b. Dibungkus kain.Alasan….

c. Dibungkus dengan sak obat/ kemasan abate dan dilubangi.Alasan….

d. Dibungkus dengan sak obat/kemasan abate tanpa dilubangi.Alasan….

4. Berapa rata-rata volume air pada penampungan ibu/bapak/sdr(i) ? ….. L5. Berapa banyak abate yang di pergunakan dalam penampungan tersebut?................Mg

6. Seberapa sering abate digunakan ditempat penampungan aira. Setiap saat setelah penampungan air dikurasb. < 3 bulan sekalic. > 3 bulan sekali

7. Siapa anggota keluarga yang berperan dalam menaburi abate di penampungan airibu/bapak/sdr(i) ?

a. Ayah, alasan ……b. Ibu, alasan …….c. Anak, alasan…….d. Anggota keluarga lainnya, alasan…….

8. Apakah rumah tangga melakukan kegiatan 3 M pada penampungan air di rumah?1. YA 2. Tidak

a. Menguras

b. Menutup

c. Mengubur

Jika tidak mengapa?

9. Apakah rumah tangga memelihara ikan pemakan jentik di penampungan air?a. Yab. Tidak

10. Harapan bapak/ibu/saudara(i) terhadap dinkes/PKM dalam upaya pengendalian jentik dirumah tangga

Page 57: LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS …. Laporan-2017... · LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS TERHADAP PENURUNAN KEPADATAN JENTIK NYAMUK Aedes Sp DI KOTA PALU

34

FORM JENTIK

I. PENGENALAN TEMPAT1. Puskesmas :

2. Kecamatan :

3. Kelurahan :

4. No Urut Sampel Banguna Fisik :

II. KETERANGAN RUMAH TANGGA1. Nama Kepala Rumah Tangga :

2. Jumlah Penghuni Bangunan Fisik :

3. Alamat :

4. Pekerjaan :

5. Usia Tahun

III. ENTOMOLOGI DBD

No JenisTPA

TPAPositif

Letak/

TempatBahan Warna Tertutup Sumber

AirVolumeAir (L) Jentik Pupa Spesies

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

12.3.4.5.6.7.8.

9.10.11

Page 58: LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS …. Laporan-2017... · LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS TERHADAP PENURUNAN KEPADATAN JENTIK NYAMUK Aedes Sp DI KOTA PALU

35

KETERANGAN

Jenis TPA Letak/ Tempat Bahan Warna Tertutup Sumber Air Perkiraanvolume air Jentik Pupa Spesies

2 4 5 6 7 8 9 10 11 12

01. Bak mandi02. Bak WC03. Drum04. Tempayan05. Ember06. Baskom / Loyang07. Ban bekas08. Gelas / botol09. Vas/ pot10. Kolam/aquarium11. Talang air12. Tempat minumhewan13. Saluran air14. PenampunganDispenser15.PenampunganKulkas16. Kaleng17.. Lainnya,sebutkan 1 yangdominan…………

1. Dalam rumah2. Luar rumah

01. Semen02. Tanah03. Plastik04. Kaca05. Keramik06. Logam07. Karet08. Batu09. Fiber10. Kayu

11. Bambu12. Daun

13. Styrofoam

1. gelap2. terang3. bening

1. Ya2. Tidak

1. PAM2. Sumur Pompa3. Sumur Terbuka4. Sungai/ danau5. Mata air6. Air hujan7. Air Isi Ulang

1. <1 lt2. 1- 20 lt3. >20 -100 liter4. >100 liter

1. YA2. Tidak

1. YA2. Tidak

1. Aedes aegypti2.Aedes albopictus3. Non Aedes

Page 59: LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS …. Laporan-2017... · LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS TERHADAP PENURUNAN KEPADATAN JENTIK NYAMUK Aedes Sp DI KOTA PALU

36

NASKAH PENJELASAN UNTUK MENDAPATKAN PERSETUJUAN SUBJEKDAN FORMULIR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMEDCONSENT)

Penyakit DBD masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia. Pada tahun2015 jumlah penderita DBD yang dilaporkan di Indonesia sebanyak 129.650 kasus denganjumlah kematian sebanyak 1.071 orang (IR/Angka kesakitan 50,75 per 100.000 pendudukdengan CFR/angka kematian 0,83%). Kasus DBD tahun 2015 di Kota Paluberjumlah 650 kasus dengan IR 168,5/100.000 penduduk.

Sasaran penelitian ini adalah rumah tangga di daerah endemis DBD. Penelitiandilaksanakan dengan survei jentik dan wawancara pada rumah tangga yang terpilih..Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui penggunaan abate di rumah tanggadan manfaatnya terhadap penurunan kepadatan jentik nyamuk Aedes Sp di Kota Palu.Hasil penelitian yang berupa data pemanfaatan abate dan kepadatan jentik yang dapatmenjadi acuan untuk kegiatan pencegahan dan pengendalian demam berdarah. Manfaatdari riset ini adalah diketahuinya pemanfaatan abate oleh rumah tangga dan kepadatanjentik Aedes sp yang nantinya dapat digunakan sebagai informasi pengendalian DBD dimasa yang akan datang.

Wawancara akan dan survey jentik dirumah bapak/ibu/sdr(i) akan menyita waktu30 menit. Sebagai tanda terima kasih akan diberikan imbalan berupa barang, yaitupembersih kamar mandi. Apabila kami menemukan jentik di tempat penampungan airbapak/ibu/sdr(i) maka akan kami ambil beberapa ekor dengan menggunakan pipet dandi masukan kedalam botol fial untuk pemeriksaan lebih lanjut di laboratorium

Partisipasi Bapak/Ibu/ Saudara dalam penelitian ini bersifat sukarela tanpa paksaandan bila tidak berkenan dapat menolak, atau sewaktu-waktu dapat mengundurkan diri tanpasanksi apapun.Semua informasi dari Bapak/Ibu/ Saudara akan dijaga kerahasiaannya dan akandisimpan di Balai Litbang P2B2 Donggala dan hanya digunakan untuk pengembangankebijakan program kesehatan. Semua data tidak akan dihubungkan dengan identitasBapak/Ibu/ Saudara

Apabila ada pertanyaan mengenai penelitian ini, mengenai hak-hak anda, andadapat menghubungi Ade Kurniawan, SKM (085242352696), Made Agus Nurjana, SKM.M.Epid (081341017423), Yuyun Srikandi, SKM (081326266168).

Page 60: LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS …. Laporan-2017... · LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS TERHADAP PENURUNAN KEPADATAN JENTIK NYAMUK Aedes Sp DI KOTA PALU

37

LEMBAR PERSETUJUAN

Saya telah membaca atau dibacakan pada saya apa yang tertera pada lembar penjelasan,dan saya telah diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan dan membicarakan tentangpenelitian ini dengan anggota tim penelitian. Saya memahami maksud, waktu dan prosedurpenelitian ini. Dengan membubuhkan tanda tangan saya di bawah ini, saya menyatakankeikutsertaan saya secara sukarela dalam penelitian ini.TANDA TANGAN

No Nama Alamat Tanda tangan

................................ 2017

Tim Penelitian(Pewawancara) Saksi,

…………………………………………… ……………………………………….

Page 61: LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS …. Laporan-2017... · LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS TERHADAP PENURUNAN KEPADATAN JENTIK NYAMUK Aedes Sp DI KOTA PALU

38

D. Hasil Analisis

Menggunakan abate * CI Crosstabulation

CI

TotalRendah Tinggi

menggunakan abate ya Count 25 14 39

% within menggunakan abate 64.1% 35.9% 100.0%

% of Total 12.5% 7.0% 19.5%

tidak Count 90 71 161

% within menggunakan abate 55.9% 44.1% 100.0%

% of Total 45.0% 35.5% 80.5%

Total Count 115 85 200

% within menggunakan abate 57.5% 42.5% 100.0%

% of Total 57.5% 42.5% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square .864a 1 .353

Continuity Correctionb .561 1 .454

Likelihood Ratio .876 1 .349

Fisher's Exact Test .373 .228

Linear-by-Linear Association .860 1 .354

N of Valid Cases 200

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 16,58.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 62: LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS …. Laporan-2017... · LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS TERHADAP PENURUNAN KEPADATAN JENTIK NYAMUK Aedes Sp DI KOTA PALU

39

cara penggunaan abate * CI Crosstabulation

CI

TotalRendah Tinggi

cara penggunaan abate 1 Count 25 13 38

% within cara penggunaan

abate

65.8% 34.2% 100.0%

% of Total 64.1% 33.3% 97.4%

2 Count 0 1 1

% within cara penggunaan

abate

.0% 100.0% 100.0%

% of Total .0% 2.6% 2.6%

Total Count 25 14 39

% within cara penggunaan

abate

64.1% 35.9% 100.0%

% of Total 64.1% 35.9% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 1.833a 1 .176

Continuity Correctionb .089 1 .766

Likelihood Ratio 2.096 1 .148

Fisher's Exact Test .359 .359

Linear-by-Linear Association 1.786 1 .181

N of Valid Cases 39

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,36.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 63: LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS …. Laporan-2017... · LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS TERHADAP PENURUNAN KEPADATAN JENTIK NYAMUK Aedes Sp DI KOTA PALU

40

dosis abate * CI Crosstabulation

CI

TotalRendah Tinggi

dosis abate sesuai Count 9 7 16

% within dosis abate 56.3% 43.8% 100.0%

% of Total 23.1% 17.9% 41.0%

tidak sesuai Count 16 7 23

% within dosis abate 69.6% 30.4% 100.0%

% of Total 41.0% 17.9% 59.0%

Total Count 25 14 39

% within dosis abate 64.1% 35.9% 100.0%

% of Total 64.1% 35.9% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square .727a 1 .394

Continuity Correctionb .264 1 .608

Likelihood Ratio .723 1 .395

Fisher's Exact Test .503 .303

Linear-by-Linear Association .708 1 .400

N of Valid Cases 39

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,74.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 64: LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS …. Laporan-2017... · LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS TERHADAP PENURUNAN KEPADATAN JENTIK NYAMUK Aedes Sp DI KOTA PALU

41

frekuensi penggunaan abate * CI Crosstabulation

CI

TotalRendah Tinggi

frekuensi penggunaan abate benar Count 24 14 38

% within frekuensi penggunaan

abate

63.2% 36.8% 100.0%

% of Total 61.5% 35.9% 97.4%

salah Count 1 0 1

% within frekuensi penggunaan

abate

100.0% .0% 100.0%

% of Total 2.6% .0% 2.6%

Total Count 25 14 39

% within frekuensi penggunaan

abate

64.1% 35.9% 100.0%

% of Total 64.1% 35.9% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square .575a 1 .448

Continuity Correctionb .000 1 1.000

Likelihood Ratio .904 1 .342

Fisher's Exact Test 1.000 .641

Linear-by-Linear Association .560 1 .454

N of Valid Cases 39

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,36.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 65: LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS …. Laporan-2017... · LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS TERHADAP PENURUNAN KEPADATAN JENTIK NYAMUK Aedes Sp DI KOTA PALU

42

ART menambur abate * CI Crosstabulation

CI

TotalRendah Tinggi

ART menambur abate ayah Count 2 3 5

% within ART menambur abate 40.0% 60.0% 100.0%

% of Total 5.1% 7.7% 12.8%

ibu Count 23 11 34

% within ART menambur abate 67.6% 32.4% 100.0%

% of Total 59.0% 28.2% 87.2%

Total Count 25 14 39

% within ART menambur abate 64.1% 35.9% 100.0%

% of Total 64.1% 35.9% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 1.448a 1 .229

Continuity Correctionb .496 1 .481

Likelihood Ratio 1.384 1 .239

Fisher's Exact Test .329 .237

Linear-by-Linear Association 1.411 1 .235

N of Valid Cases 39

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,79.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 66: LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS …. Laporan-2017... · LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS TERHADAP PENURUNAN KEPADATAN JENTIK NYAMUK Aedes Sp DI KOTA PALU

43

E. Foto Kegiatan

Page 67: LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS …. Laporan-2017... · LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS TERHADAP PENURUNAN KEPADATAN JENTIK NYAMUK Aedes Sp DI KOTA PALU

44

Page 68: LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS …. Laporan-2017... · LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS TERHADAP PENURUNAN KEPADATAN JENTIK NYAMUK Aedes Sp DI KOTA PALU

45

Page 69: LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS …. Laporan-2017... · LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS TERHADAP PENURUNAN KEPADATAN JENTIK NYAMUK Aedes Sp DI KOTA PALU

46

Page 70: LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS …. Laporan-2017... · LAPORAN PENELITIAN JUDUL PEMANFAATAN TEMEPHOS TERHADAP PENURUNAN KEPADATAN JENTIK NYAMUK Aedes Sp DI KOTA PALU

47