LAPORAN PENELITIAN · 2020. 2. 14. · laporan penelitian pe:mbiakan larva dacus ---sp. (diptera:...

33
LAPORAN PENELITIAN PE:MBIAKAN LARVA Dacus Sp. (Diptera: Tephretidae) --- PADA "BRAN-BASED MEDIUM• Nomor 9/9 PROYEK PPPT-UGM TAHUN 1985/1986 NOMOR KONTRAK 10/PLT. IV/TH. 2/UGM/85 TANGGAL 1 MEl 1985 DIAJUKAN OLEH SANTIANAWATI FAKULTAS BIOLOGI UGM KEPADA LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 1986

Transcript of LAPORAN PENELITIAN · 2020. 2. 14. · laporan penelitian pe:mbiakan larva dacus ---sp. (diptera:...

Page 1: LAPORAN PENELITIAN · 2020. 2. 14. · laporan penelitian pe:mbiakan larva dacus ---sp. (diptera: tephretidae) pada "bran-based medium• nomor 9/9 proyek pppt-ugm tahun 1985/1986

LAPORAN PENELITIAN

PE:MBIAKAN LARVA Dacus Sp. (Diptera: Tephretidae) ---PADA "BRAN-BASED MEDIUM•

Nomor 9/9

PROYEK PPPT-UGM TAHUN 1985/1986 NOMOR KONTRAK 1 0/PLT. IV/TH. 2/UGM/85

TANGGAL 1 MEl 1985

DIAJUKAN OLEH

SANTIANAWATI

FAKULTAS BIOLOGI UGM

KEPADA

LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA 1986

Page 2: LAPORAN PENELITIAN · 2020. 2. 14. · laporan penelitian pe:mbiakan larva dacus ---sp. (diptera: tephretidae) pada "bran-based medium• nomor 9/9 proyek pppt-ugm tahun 1985/1986

KATA PENGANTAR

Pembiakan ~dorsalis Hendel (Diptera; Tephritidae) pada

"Brand Based Medium" atau media katul merupakan salah satu sarano.pe­

nunj ang guna pengendalian hama ini secara hayati.

Dalam peneli tian ini ingin diketahui pengaruh penggunaan katul ~

bagai bahan pembiakan Dacus dorsalis Hendel d1 laboratorium. Hal ini

selanjutnya diharapkan dapat membantu pelaksanaan pengendalian hama

ini dengan menggunakan biaya yang relatif murah.

Dengan selesainya penelitian dan tersusunnya laporan ini, maka

diucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Lembaga Peneli tian UGH. yang telah memberi biaya dan fasili tas

untuk penelitian ini.

2. Bapak Drs. Nurtjahyo beserta stafnya di laboratorium Radiasi Biol.Q.

gi UGH. yang telah berkenan memberi izin serta fasili tas penuh guna

pelaksanaan penelitian ini.

3. Saudara Drs. Bambang Agus Suripto, Subiyono B.Sc dan Endang Semia_!:

ti B.Sc yang telah banyak membantu sejak awal sampai selesainya

peneli tian ini

4. Saudara Drs. Abdul Rahman yang teleh membantu pemotretan spesimen

penelitian.

5. Semue fihak yang telah me~beri bantuan sehingga tersusunnya lapo­

ran penelitian ini.

Semoga hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar peneli­

tian lebih lanjut.

i

Page 3: LAPORAN PENELITIAN · 2020. 2. 14. · laporan penelitian pe:mbiakan larva dacus ---sp. (diptera: tephretidae) pada "bran-based medium• nomor 9/9 proyek pppt-ugm tahun 1985/1986

PRAKATA

WTAR

DAFTAR

!~.

DAFTAR ISI

............................ ISI .................................. TABl!:I. ..................... • • • • • • • • • • • • •

. . . . . . . . . . . ...................... DAFTAR FOTO

INTI SARI ..................................... I. PEtlGP.l~TAI\ ••••••••••••••••••••••••••••••••••••

II.

I. 1. La tar Belakang .•.......................

I. 2. Tinjauan Pustaka ••.....•........•...•.•

I. 3. Hipo tesa •..............................

I. 4. Rencana Penelitian •••••••••••••••••••••

CARA PENELITIAN ••••••••••••••••• . ........... . II.

II.

II.

1.

2.

. ................. . Bahan dan Alat-alat

Jalan Penelitian ...................... Cara Analisis . ....................... .

III. HASIL PENELITIAN DAN PEt-1B.AHASAN .............. IV. KESilvtll'ULllN ••••••••••.•.•.•.••.••.••••••.•••••

v. DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN •.

. ............................. .

ii

Hal am an

i

ii

iii

iv

v

1

1

2

6

7

8

8

9

14

17

18

20- 25

Page 4: LAPORAN PENELITIAN · 2020. 2. 14. · laporan penelitian pe:mbiakan larva dacus ---sp. (diptera: tephretidae) pada "bran-based medium• nomor 9/9 proyek pppt-ugm tahun 1985/1986

Dafter Tabel

Tabel 1 Komposisi media wortel dan katul untuk pemeliharaan larva

~ dorsalis Hendel (DREW, 1983).

Tabel 2 : Analisa Varian CRD Sub Sample untuk mengetahui perbedaan

pengaruh pengguaan katul dan wortel sebagai media terhadap Daur hidup; fekundi tas; ukuran pupa.

Tabel 3 Uji t test untuk mengetahui apakah ada perbedaan lama

tiap-tiap stadium; persentase munculnya pupa; persentase :

munculnya imago; berat dan panjang pupa.

iii

Page 5: LAPORAN PENELITIAN · 2020. 2. 14. · laporan penelitian pe:mbiakan larva dacus ---sp. (diptera: tephretidae) pada "bran-based medium• nomor 9/9 proyek pppt-ugm tahun 1985/1986

:.~.

Dafter Foto

Foto 1 : Kurungan untuk pemeliharaan stadium imago Dacus dorsalis

Hendel sebagai stock hevan uji.

Foto 2 Bush belimbing yang telah membusuk, karena terinfeksi oleh

larva Dacus dorsalis Hendel.

Foto .3. Stoples untuk pupasi Dacus dorsalis Hendel

Foto 4 Kelompok pupa yang dipersiupkan sebagai stock hevan uji.

Foto 5 Populasi Dacus dorsalis Hendel sebagai stock hewan uji.

Foto 6 Tempat air guna menjaga kelembaban dan kebutuhan air bagi

stadium imago didalam kurungan pemeliharaan.

Foto 7 Kulit buah apel sebagai tempat bertelur lalat betina.

Foto 8 Nampan tempat pemeliharaan larva ~ dorsalis Hendel pada

media katul dan vortel.

iv

Page 6: LAPORAN PENELITIAN · 2020. 2. 14. · laporan penelitian pe:mbiakan larva dacus ---sp. (diptera: tephretidae) pada "bran-based medium• nomor 9/9 proyek pppt-ugm tahun 1985/1986

INTISARI

·pembiakan Dacus dorsalis Hendel (Diptera; Tephri tidae) pads

"bran - based mediumn atau media dedak telah dilakukan di laboratorium

Radiasi Biologi, Fakul tas Biologi UGt-1. Yogyaka.rta, mulai bulan Juli

sampai bulan November 1985.

Komposisi makanan buatan yang dipakai sesuai dengan komposisi

yang digunakan oleh Drev (1983), yang memakai wrtel kering sebagai

media dasar dan hasilnya sangat memuaskan.

Sebagai hasil penelitian ini, secara umum dapat dinyatakan bahva

digunakan media dasa.r dedak sebagai pengganti media dasar wrtel, ter­

nyata tidak ada perbedaan pengaruh terhadap daur hidup, kesuburan,

berat dan panjang pupa, persentase pemunculan pupa dan persentase p&­

mucul.an imago.

Sehingga dapat disimpulkan bahva dedak dapat digunakan sebagai

media dasar gu:na pem:biakan ~ dorsalis Hendel seca.ra massal di

laboratorium.

Page 7: LAPORAN PENELITIAN · 2020. 2. 14. · laporan penelitian pe:mbiakan larva dacus ---sp. (diptera: tephretidae) pada "bran-based medium• nomor 9/9 proyek pppt-ugm tahun 1985/1986

1

I. PENGANTAR

I. 1. La tar Belakang Pen eli tian

Buab-buahan dan sayuran adalah tanaman horticulture yang sangat

penting dalam kehidupan manusia, karena mengandung protein, vitamin

dan mineral-mineral yang diperluk:an tubuh sebagai kebutuhan gizi manu­

sis pada WD\.IJDDYa dan masyarakat pada khususnya.

Kenyataan bahva produksi tanaman tersebut di Indonesia masih di­

bavah kebutuhan .masyarakat, dapat dirasakan bahva produksi buah-buahan

dan sayuran semakin menurun dari tahun ke tahun.

Salah satu hambatan utama bagi produksi tanam hortocul tura ada­

lab serangga hama yang semakin meningkat. Diantara serangga hama yang

sangat merugike.n adalah 11lalat buah11 (Diptera; Tephri tidae) khusus

dari genus Dacus. Larva lalat ini hidup didalam dan hidup dari daging

buah, menyebabkan busuk, kemudian gugur sebelum mencapai tingkat kema­

tangan yang ki ta inginka.

Berdasarkan laporan Hasil Survai Lalat Buah th. 1982 - 1983 oleh

Karantina Pertanian Pusat, bahva beberapa species lalat buah yang sa­

ngat berbahaya di Australia, misal ~ musae; Dacus bryoniae; ~

neohumeralis telah masuk: di wilayah ki ta (Anonim, 1982).

Dari hasil peneli tian yang dilaksanakan pada pusat tanaman horti-. cultura di Java Timur, oleh Untung et al, (1980) memperkirakan bahva

kerusakan total akibat serangan lalat buah pada tanaman tomat sebesar

15 %; lombok sebesar 10 %; jambu biji sebesar 12 %; jambu air sebesar

10 % dan nangka sebesar 20 % pada musim kemarau dan 100 % selama musim

hujan.

Dengan demikian tanpa adanya usaha pengendalian hama ini secara

effektif dan efisien dikawatirkan bahva produksi tanaman horticulture

semakin parah atau menurun baik kvalitas maupunkvantitas.

Tentu saja akan menghambat program pemerintah dalam hal menaikkan gi­

zi masyarakat dalam ikut serta mensukseskan program empat sehat lima

sempurna.

Berbagai usaha telah dilakukan manusia untuk mencegah kerusakan

pada buah-buahan dan sayuran anatara lain di Australia menggunakan

insektisida dan zat penarik lalat jantan atau biasa disebut " Male

attractant" (DREW, et al, 1978).

Page 8: LAPORAN PENELITIAN · 2020. 2. 14. · laporan penelitian pe:mbiakan larva dacus ---sp. (diptera: tephretidae) pada "bran-based medium• nomor 9/9 proyek pppt-ugm tahun 1985/1986

2

Penggunaan insektisida ini kurang eff'ektif, karena larva berada dida:...

lam buah. Sebagai bahan racun insektisida s&ngat berbahaya bagi kes&­

lamatan dan kesehatan konsumen dan juga bagi lingkungan.

Sedang pengendalian dengan menggunakan 11 ·Male atrractant 11 (Methyl

eugenol atau CUe lure) dirasa masih kurang tepat, karena zat ini hanya

dapat menarik lalat jantan saja.

Oleh karena i tu perlu dipikirkan suatu cara pengendalian yang 1&­

bih tepat, murah, aman, ef'isien tidak menyebabkan terj adinya pencemar­

an lingkungan dan tidak menimbulkan kekebalan pada serangga hama i tu

sendiri. Cara pengendalian yang pal:.ne tepat adalah pengendalian hama

secara hayati misalnya dengan dengan Metoda Jantan Mandul. Salah satu

syarat guna menunj ang metode ini yai tu harus dapat mengembng biakan

hama ini secara massal di laboratorium, dengan menggunakan medium bu­

atan.

Atas dasar hal tersebut, perlu kiranya dirintis cara pembiakan hama

ini di laboratorium.

I. 2. Tinjauan Pustaka

1. Klasifikasi

Kedudukan Dacus dorsalis Hendel yang dikenal sebagai "Oriental

fruit fly" dalam taksonmi hewan adalah sebagai berikut

Phylum :Arthropoda

Sub phylum Mandibulata

Classis . Insecta . Sub classis Pterygota

Or do . Diptera . Sub ordo Brachycera

Familia Tephritidae

Sub familia Dacinae

Genus Dacus lt'abricius

Sub genus Strum eta

Species Dacus (Strumeta) dorsalis Hendel.

( BORROR, et al., 1976, HARDY, 1973, 1974).

Page 9: LAPORAN PENELITIAN · 2020. 2. 14. · laporan penelitian pe:mbiakan larva dacus ---sp. (diptera: tephretidae) pada "bran-based medium• nomor 9/9 proyek pppt-ugm tahun 1985/1986

2. Daur Hidup

Lalat buah dari genus Dacus termasuk salah satu ordo Diptera

dalam daur hidupnya mengalami metamorphose sempurna atau melalui

4 x perubahan bentuk yaitu : telur, larva, pupa dan imago.

3

Daur hidup lalat ini dimulai dari lalat betina dengna ovipesi tor

menyisipkan telur-tel~a dibavah kuli t buah yang masih berada di

pohon, baik buah yang masih muda maupun buah yang hampir masak:.

Dalam jangka vaktu 1 sampai 5 hari, telur-telur akan menetas aenja­

di stadium larva dan stadium ini tetap hidup didalam serta hidup

dari daging buah, larva ini mengalami 4x ecdysis, biasanya berlang­

sung 5 sampai 7 hari. Setelah mencapai instar terakhir, larva alan

keluar dari daging buah dan dengan gerakan melenting jatuh diatas

tanah, segera menyusup masuk kedalam tanah untuk pupasi.

Salama stadium pupa memerlukan waktu antara 10 sampai 15 hari, hing­

gamunculnya stadium imago. Setelah mencapai permukaan tanah, imago

akan mengalami perkembangan sexual maupun perubahan varna tubuh dan

sayapnya 7ini memerlukan waktu antara 7 hari sampai 10 hari, kemudian

saling mengadak:an perkavinan>selang 8 sampai 12 hari, lalat betina

akan meletakkan telur lagi dan dimulai daur hidup generasi berikut­

nya. (BOHROR,et al, 1976, KALSHOVEN, 1981, CHRISTENSON & FOOTE,

196o).

Tiap-tiap stadium perkembangan secara terperinci akan di terangkan

sebagai berikut

Stadium imago

Stadium imago biasa muncul dari stadium pupa pada pagi hari

antara jam 8.00 s.ampai jam 10.00. Proses ini memerlukan vaktu 14

sampai 70 meni t. Lalat setelah mencapai permukaan tanah akan menga­

lami perkembangan sexual dan perubahan-perubahan varna tubuh dan

sayap, proses ini memerlukan waktu antara 7 sampai 10 hari sejak

muncul dari stadium pupa. (CHRISTENSON & FOOTE, 196o).

Di alam terbuka, makanan lalat yang dapat merangsang produktivitas

telur dan kesuburan adalah honeydew, z~t ini disekresikan oleh

Aphid dari Ordo Honoptera. Berdasarkan hasil penelitian Hagen,

(1958) menyatakan bahwa honeydew mengandung protein, mineral dan

kelompok vitamin B yang ternyata zat-zat tersebut sangat dibutuhkan

Page 10: LAPORAN PENELITIAN · 2020. 2. 14. · laporan penelitian pe:mbiakan larva dacus ---sp. (diptera: tephretidae) pada "bran-based medium• nomor 9/9 proyek pppt-ugm tahun 1985/1986

4

stadium imago guns mempertinggi produksi telur. Stadium imago biasa­

!l1B mengadakan kopulasi pada sore hari karena memerlukan tempat remang.;.

remang atau suasana gelap. Kopulasi tidak hanya satu kali, tapi beru­

lang kali d.an selalu mengahsilkan telur fertil. (CHRISTENSON & FOOTE,

1960).

Stadium Telur

Telur disisipkan oleh lalat betina dibavalr kuli t bush sedalam 1/4

in chi kadang-kadang diletakkan pada lekukan-lekukan kuli t a tau celah­

celah sempit pada permukaan kulit. Tiap celah atau tiap satu tusukan

berisi 3 sampai 7 telur. Telur akan men etas dalam vaktu 1 sampai 5

hari. (CHRISTENSON & FOOTE, 1960).

stadium Larva

Larva lalat buah berbentuk memanjang, meruncing dibagian anterior

dan membulat dibagian posterior. Type larva apoda, mempunyai 2 pasang

spiraculum yaitu 1 pasang dibagian anterior dan 1 pasang lainnya di­

bagian posterior. Berdasarkan. jumlah spiraculum larva ini bertype ~

phineustic, (ESSIG, 1942). Larva setelah menetas dari telur, akan te­

tap berada didalam buah dan hidup dari buah yang ditempati. Proses

keluarnya larva dari telur, memerlukan vaktu 1 menit. Stadium larva

mengalami 4 x ecdysis. Gerakan melenting instar larva terakhir meru­

pakan ciri khas larva lalat buah, biasBD1a tinggi loncatan sampai 8

inchi. Setelah stadium larva memerlukan vaktu antara 5 sampai 7 hari

pada temperatur 56 ° F {CHRISTENSON & FOOTE, 1960).

Stadium Pupa

Pupa lalat buah berbentuk seperti "Tong 11 yang disebut puparium,

salah satu ciri khas dari lalat buah ialah membuat pupa didalam tanah

biasanya sedalam 1/4 inchi. Bach & Pemberten ( 1918) meeyatakan bahva

proses pembentukan pupa didalam puparium memerlukan waktu kurang le­

bih 1 jam. Stadium pupa sampai munculeya stadium imago membutuhkan

waktu 10 sampai 12 hari pads temperatur 65° F sampai 85° F.

Page 11: LAPORAN PENELITIAN · 2020. 2. 14. · laporan penelitian pe:mbiakan larva dacus ---sp. (diptera: tephretidae) pada "bran-based medium• nomor 9/9 proyek pppt-ugm tahun 1985/1986

!.~ ..

3. Distribusi

Penyebaran lalat buah sangat luas meliputi daerah tropis dan

sub tropia. Mulai Afrika Selatan sampai Utara Meditehania dan dari

Asia Tenggara sampai Australia.

Khusus daerah penyebaran ~ dorsalis Hendel aeliputi :

Asia Tenggara, dan Kepualauan Pasijic teraasuk Havaii, Mariana,

Indonesia, Farmosa Philipina, Ryukyu (CHRISTENSON & FOOTE, 1960).

• 4. Tanaman !nang

5

Tanaman inang lalat buah ini meliputi semua buah-buahan dan

sayuran a tau tanaman horticul tura. Hevan ini merusak· _pada stadium

larva, karena hidup didalam dan hidup d&ri daging buah, maka menye­

babkan buah menjadi busuk, dan dapat jatuh sebelum vaktunya.

Menurut Kalshoven (1981) statiiam larva ini a<ia yang bersifat .

monophaq a tau poligophaq, artinya dapat menginfeksi satu j enis ta­

naman inang atau lebih dari satu tanaman inang. Sebagai contoh

Dacus cucurbitae Coquillett hanya menginfeksi buah-buah dan sayuran

yang termasuk familia Cucurbitaceae sedang Dacus dorsalis Hendel

dapat menginfeksi lebih dari satu tanaman inang. Pernyataan ini di­

perkuat oleh (CHRISTENSON & FOOTE, 1960) bahwa Dacus dorsalis Hendel

dapat menginfeksi lebih dari 150 j enis tanaman inang antara lain

jambu biji, jambu air, belimbing, mangga, tomat dan lain sebagainya.

5. Cara Pengendalian

Sampai saat ini pengendalian yang pernah dilakukan, guna mengu­

rangi populasi dan kerusakan buah antara lain : Pengendalian secara

mekanik, cara ini telah lama dilakukan oleh Me Phail, 1943 Cit

Nichida dan Bess, 1957), yaitu dengan cara meabungkus buah yang ma­

sih muda dengan daun atau kertas koran. Nampaknya cara ini kurang

effektif, karena selain memerlukan banyak tenaga, beayapun relatif

mahal, sedang lalat betina masih dapat masuk melalui sela-sela daun

pembungkus dan menyisipkan telur pada buah yang berad& didalam pem­

bungkus.

· _ .. ~engedalian dengan menggunakan insektisida misal d1-Chl8t-;..·,

vosJ kiranya cara ini juga kurang sesuai, karena larva berada dida­

lam buah, sehint;;ga penggunaim insektisida ini selain sangat berba­

haya bagi konsumen, karena sifat racun yang dikandung, juga sangat

Page 12: LAPORAN PENELITIAN · 2020. 2. 14. · laporan penelitian pe:mbiakan larva dacus ---sp. (diptera: tephretidae) pada "bran-based medium• nomor 9/9 proyek pppt-ugm tahun 1985/1986

mengganggu lingkungan seld tarnya • . . Di Hawaii, telah dilakukan cara pengendalian dengan mengguna­

kan campuran "Male attractants" (Methyl eugenol) dan insectisida

6

( di Chlarvos), Methyl eugenol merupakan paraferomon bagi lalat jan­

tan sehingga dengan zat tersebut hanya lalat jantan saja yang dapat

tertarik, sehingga merupakan kelemahan dari car a ini (Drew et al

1978).

Di Australia, pengendalian yang telah lama dilakukan ialah

menggunakan Calllpuran protein hydralisa dan insektisida nampaknya

cara ini lebih baik bila dibandingkan dengan cara diatas, karena

protein hydralisa merupakan salah satu unsur makanan lalat buah,

malta dengan zat ini, baik lalat jantan maupun lalat betina dapat

tertangkap (DREW, at al, 1978).

Salah satu cara pengendalian yang telah berhasil dilakukan di

beberapa negara maju misal : Australia, Hawaii yaitu dengan Metode

Jantan Mandul cara ini bertujuan mengurangi populasi hama dengan

cara melepas sejumlah besar lalat jantan mandul hasil radiasi di

lapangan (DRE"W, et al., 1978) Metode ini dapat dilaksanak:an dengan

baik, harus didukung dengan suatu cara pembiakan lalat di laborato­

rium dengan menggunakan medium buatan dan cara ini dikenal " Mass

rearing 11 • Beberapa contoh " l-tass reel"ing " yang pernah dilakukan

d1 beberapa negara misal Australia, pemeliharaan Dacus tryoni pada

media wortel dan katul (Hooper 1978) dan di USA pemeliharaan ~­

titis capitata dengan menggunakan media wortel (Rokopy, 1967).

Di Hawaii, pembiakan Dacus dorsalis Hendel, dengan menggunakan me­

dia wortel (Finney, 1956)

! • .3. Hipotesis

Dari penelaahan kepustakaan dan penelitian-penelitian terdahulu,

dapat disusun hepotesis sebagai berikut :

Bertitik tolak dari harga katul yang relatif murah dan juga merupakan

salah satu hasil produksi dalam negeri sehingga sangat mudah di dapat.

Maka dengan beaya yang relatif kecil, diharapkan mendapatkan hasil

yang opt;imum, sehingga hasil yang diperoleh nanti tidak hanya guna

menunjang pengendalian hama ini saja, tapi juga dapat dipergunakan

Page 13: LAPORAN PENELITIAN · 2020. 2. 14. · laporan penelitian pe:mbiakan larva dacus ---sp. (diptera: tephretidae) pada "bran-based medium• nomor 9/9 proyek pppt-ugm tahun 1985/1986

7

untuk menunJang penelitian-penelitian lainnya.

I. 4. Rencana Peneli tian

Dalam peneli tian ini digunakan ,mo telur Dacus dorsalis Hendel

yang diperoleh dari hasil pemeliharaan stock hevan uji yang diimokula­

sik~ pada 2 macam media yaitu media vortel dan media katul.

Untuk mengetahui pengaruh dari dua macam media terhadap pertumbuh-

an dan perkembal}gan lalat ini, maka pengamaU.n yang dilakukan meliputi

1. Jumlah telur yang berhaeil menjadi pupa

2. Jumlah pupa yang berhasil menjadi imago

J. Berat dan panjang pupa

4. Produkti vi tas telur per induk

5. Persentase pemunculan pupa dari telur

6. Persentase pemunculan imago dari pupa

7. Daur hidup.

Page 14: LAPORAN PENELITIAN · 2020. 2. 14. · laporan penelitian pe:mbiakan larva dacus ---sp. (diptera: tephretidae) pada "bran-based medium• nomor 9/9 proyek pppt-ugm tahun 1985/1986

8

II. CARA PENELITIAN

II. 1. Bahan dan Alat,..alat

Bahan

1. Buah belimbing busuk atau hampir busuk karena terinteksi larva . 12!£!!! dorsalis Hendel yang diperoleh dari pasar-pasar a tau j atuhan

dari pohon di kebun.

2. Bahan makanan buatan untuk memelihara larva~ dorsalis Hendel

yang susun~a tertera pada tabel 1.

3. Bahan makanan stadium imago Dacus dorsalis Hendel yang terdiri dari

protein hydralisa, madu dan air.

4. Serbuk gergaji sebagai pengganti tanah untuk tempat pupasi.

Alat-alat

1. Kurungan stadium imago untuk stock hewan uji berbentuk kubus terbuat

dari kaca dan kayu, dengan ukuran masing-masing sisi (31 x 31) em. Sisi .4atas dengan lubang berbentuk segi empat panjang berukuran

(5 x 10) em yang ditutup kain kasa untuk tempat mengoleskan makanen

lalat yang terdiri dari protein hydralisa, madu dan air. Sisi sam­

ping dengan lubang berbentuk segi 4 sama sisi, berukuran (20 x 20)

Cm yang diberi kain kasa memanjang kesamping ± 30 em untuk memasuk­

kan pupa, airJ kuli t buah apel sebagai tempat bertelur stadium imago

(foto 1).

2. Stoples gelas ukuran ( 13 x 23) G'm untuk pupasi.

3• Botol gelas ukuran (6 X 8) em untuk pengujian kesuburan lalat de-

was a.

4. Nampan plastik terdiri dari bermacam-macam ukuran yaitu :

ukuran 15 x 20 x 5 em. untuk t~mpat media buatan dan .. pupasi

ukuran 7 X 7 X 3 em untuk tempat pembiakan larva

ukuran 7 x 7 x 5 Cm untuk tempat air guna menjaga kelembaban di

dalam kurungan pembiakan dan kelangsungan hidup bagi stadium imago.

5. Timbangan, kantong plastik untuk menimbang bahan, galas ukur, panci

aluminium untuk merebus wortel kering, dan katul, kompor plastik,

blender listrik, alat pengaduk, kain kasa

Page 15: LAPORAN PENELITIAN · 2020. 2. 14. · laporan penelitian pe:mbiakan larva dacus ---sp. (diptera: tephretidae) pada "bran-based medium• nomor 9/9 proyek pppt-ugm tahun 1985/1986

II. 2. Jalan Peneli tian

Pelaksanaan kerja dapat dibagi menjadi·3 tahap yaitu:

1. Pemeliharaan stock hevan uji yai tu dengan cara mengumpulkan buah

belimbing busuk atau ham.pir busuk karena telah terinfeksi larva

Dacus dorsalis Hendel dari pasar-pasar a tau j atuhan dari pohon di

kebun. (f'oto 2), di tempatkan dalam kantong plastik ukuran 2 kg.

9

Di laboratorium buah diletakkan diatas saringan plastik yang dips­

sang dibagian'tengah-tengah ember plastik ukuran 3 kg. Pemasangan

saringan ini bertujuan agar supaya cairan yang keluar dari buah ba­

sil proses pembusukan dapat menetes pada dasar ember, sehingga lar­

va·. tidak mati karena tergenang air tersebut. Setelah larva mencapai

instar terakhir yaitu ditandai gerakan melenting, maka dengan kuas

kecil yang dibasahi air, larva dipindah ke botol ukuran (13 x 23)

em, yamg sebelumnya pada dasarnya telah diisi serbuk gergaji yang

dibasahi sediki t air agar kelembaban sama dengan tanah, setebal 2 -

3 em. Larva segera masuk kedalam eerbuk gergaji untuk pupasi.

Botol di tutup kain kasa dan diletakkan diatas piring cekung yang

diberi sediki t air untuk menghindari semut (f'oto 3).

Setelah ± 5 hari, pupa dipisahkan dari serbuk gergaji dengan cara

di ayak. Pupa dihitung dan diletakkan pada nampan ukuran {7 x 7 x 5)

em, lalu dimasukkan dalam kurungan stock lalat devasa (foto 4), ± 5 hari berikutnya, stadium imago telah muncul (foto 5). Guna memacu produktivi tas telur, stadium imago diberi makan yang

terdiri dari protein hydralisa, madu yang dicairkan dengan air ha­

ngat, dengan pipet di teteskan pada bagian kain kasa yang terletak

dibagian atas kurungan. Didalam kurungan dimasukkan nampan plastik

uk:uran (7 x 10 x 7) Cm untuk tempat air, bagian atas nampan diberi

karet spon, air hanya meresap pada karat spon, agar lalat tidak

mati karena masuk kedalam nampan yang berisi air. Air selain untuk

kelangsungan hidup lalat, juga menjaga kelembaban di dalam kurungan

( foto 6). Kurang lebih 21 hari setelah lalat muncul dari pupa, d1

dalam kurungan mulai dimasukkan ~pan sebagai tempat untuk menyi­

sipkan telur, berupa ku1i t buah apel yang diberi beberapa lubang

deri.gan menggunakan jarum benthol {foto 7).

Page 16: LAPORAN PENELITIAN · 2020. 2. 14. · laporan penelitian pe:mbiakan larva dacus ---sp. (diptera: tephretidae) pada "bran-based medium• nomor 9/9 proyek pppt-ugm tahun 1985/1986

Untuk membantu dan memudahkan lalat betina menyisipkan telur.

Setiap pagi kul1 t buah apel yang telah terinf'eksi telur lalat di

ambil dan diganti yang baru. Pengambilan dan perhi tungan telur di.

lakukan dibawah mikroskop.

2. Pemruatan media wortel dan katul untuk pemeliharaan larva ~

dorsalis Hendel di laboratorium.

10

Komposisi makanan untuk me<Ua wortel yang digunakan di sesuaikan

dengan kompo~isi media wortel untuk pemeliharaan larva Dacus t;yoni

Fro.;gatt yang secara terus menerus telah dilakukan di laboratorium

Department of Primary Industries, Queensland Bresbane Australia

(DREW, 1983, kontak pribadi)*•

Sedang media ka tul sediki t mengalami modifikasi, susunannya secara

keseluruhan tertera pada label dibawah ini

Tabel 1 : Komposisi media wortel dan katul untuk pemeliharaan lar­

va~ dorsalis Hendel yang telah mengalami modifikasi. * (DREW, 1983, kontak pribadi) •

wortel kering

katul

brewers' yeast

Nipogin

Hcl

! aquadesh -

! media

! wortel

! media

! katul

------------------------------------300 gr

.300 gr

100 gr 100 gr

10 gr 10 gr

21 ml 21 ml·

2000 ml 1650 ml . ----

*• Sewaktu peneliti mengikuti training lalat bueh (Diptera, Tephritidae)

di Department of Primary Industries, Queensland, Australia 1983

sampai dengan 1984.

Page 17: LAPORAN PENELITIAN · 2020. 2. 14. · laporan penelitian pe:mbiakan larva dacus ---sp. (diptera: tephretidae) pada "bran-based medium• nomor 9/9 proyek pppt-ugm tahun 1985/1986

11

Cara kerja

a. Untuk media wortel adalah sebagai berikut :

wortel kering di tambah 1000 ml aquadesh kemudian direbus sampai

wortel menj adi setengan matang, kemudian dimasukkan didalam blender

bersama sisa air rebusan, di tamabah brevers 1 yeast, Nipe.gin, Hcl

dan 1000 ml sisa aquadesh yang belum digunakan, kemudian blender

dihidupkan sampai semua bahan halus dan tercampur rata, blender

dimatikan dan media di tuang d.idalam nampan ukuran ( 15 x 20 x 5) Om

didinginkan 'selama kurang lebih 3 jam, baru dapat digunakan sebagai

media pemeliharaan.

b. Untuk media katul, caranya seperti membuat media vortel, hanya ber­

beda pada jumlah air yang d.icampurka".

3. Pengamatan menge~ai pengaruh 2 macam media yaitu wortel dan katul

terhadap :

a. Jumlah telur ·yang berhasil menj adi pupa

Pengamatan dimulai dengan cara mengambil :300 .telur dari stock

hewan uji, yang diillloculasikan pada media wortel diletakkan

pada nampan plastik ukuran (7 x 7 x 3) em kemudian nampan ini

diletakkan pada nampan berukuran lebih besar yai tu ( 15 x 20 x 5)

em bagian dacar diisi serbuk gergaji ditambah sedikit air se­

bagai tempat pupasi, .dan JQO telur lainnya pada media katul.

~iasing-masing dengan 5 kali ulangan (foto 8).

Setiap pagi d.iamati baik keadaan media maupun lama stadium

telur dan larva, sampai mencapai stadium pupa. Kemudian pupa

dipisahkan dari serbuk gergaji dengan cara di ayak, lalu dihi­

tung j umlah pupa yang ada.

b. Jumlah pupa yang berhasil menj adi imago dengan cara mengambil

secara random masing-masing pada 5 x ulangan 100 pupa dari hasil

3a. Dimasukkan didalam botol ukuran (6 x 8) Cm bagian atas di

tutup kain kasa dan botol ini diletakkan pada piring cekung

yang diberi sediki t air untuk menghindari semut. Diamati sam­

pai stadium imago muncul.

c. Berat dan panj ang pupa yai tu dengan cara mengambil 30 pupa se­

cara random dari hasil 3a pada ke 2 macam media kemudian di tim­

bang beratnya dan diukur panjangnya, lalu diadakan pencatatan.

Page 18: LAPORAN PENELITIAN · 2020. 2. 14. · laporan penelitian pe:mbiakan larva dacus ---sp. (diptera: tephretidae) pada "bran-based medium• nomor 9/9 proyek pppt-ugm tahun 1985/1986

12

d. Produkti vi tas telur per induk dengan car a yai tu mengambil 20

pasang lalat devasa dari basil 3b yang dimasukkan dalam botol

ukuran (6 X 8) Cm bagian atas ditutup kain kasa, untuk tempat makanan lalat devasa yang terdiri dari protein bydraliaa dan

madu yang dicampur dengan air hangat, yang di teteskan pada kain

kasa, botol ini diletakkan pada piring cekung yang diisi air

untuk menghindari semut. Setelah kurang lebib 21 bari, dimasuk­

kan potongan kul1 t buah apel berbentuk segi 4 sama sisi (3 x 3)

em didalam botol dengan cara digantungkan dengan benang, setiap

pagi kuli t buah apel dig anti yang baru, dilakukan selama 10 ba­

ri. Tiap pagi diadakan pengambilan dan perhitungan telur dari

kuli t buah apel yang dipasang didalam botol terse but. Pekerj aan

ini dilakukan dibavah mikroskop.

Untuk menghitung jumlah telur per induk per hari yaitu dengan

menjumlahkan semua telur yang diperoleh dari kulit buah apel

selama 10 bari, kemudian dibagi 20.

e. Persentase pemuaculan pupa dari stadium telur yai tu dengan cera

mengambil basil telur hari ke-5 dan ke-6, dari basil Jd, kemu­

dian diimokulasikan pada ke 2 macam media tersebut. Ditunggu

sampai terbentuknya stadium pupa, dihi tung jumlah pupa yang

muncul dari masing-masing media.

Cera pemelibaraan dari stadium pupa seperti yang dilakukan pa­

da no 3a.

Persentase pemunculan pupa dihitung dengan ·rumus :

Keterangan

p = ~ X 100 %

p = persentase pemunculan pupa pada tiap media

a = j umlah pupa yang terj adi a tau muncul pada

tiap media

b = j umlah telur yang dimokulasikan pada tiap

media.

f. Persentase pemunculan imago dari stadium pupa dilakukan dengan

cera menggunakan basil pupa yang muncul dari basil }e. Kemudian

dihi tung jumlah stadium imago yang berbasil muncul dari basil

3e.

Page 19: LAPORAN PENELITIAN · 2020. 2. 14. · laporan penelitian pe:mbiakan larva dacus ---sp. (diptera: tephretidae) pada "bran-based medium• nomor 9/9 proyek pppt-ugm tahun 1985/1986

13

Cara pemeliharaan dari stadium pupa sampai dengan stadium imago

seperti cara 3~

g. Daur hidup dimulai sej ak: telur dimokulasikan pada 2 macam media ,

hingga stadium imago mampu menghasilkan telur.

Selama pengamatan daur hidup dicatat pula lam~a tiap-tiap

stadium perk-ambangan yaitu telur> larva, pupa, imagm.

Pengamatan ini dimulai ·dari 3a sampai dengan Jd •

. II. J. CARA ANALISIS

Dalam peneli tian ini menggunakan pula percobaan CRD. (Completely Ram­

domized Design) Sub Sample dan untuk membandingkan pengaruh dari dua

media terhadap lamanya tiap-tiap stadium perkembangan diuji deng

t test.

Page 20: LAPORAN PENELITIAN · 2020. 2. 14. · laporan penelitian pe:mbiakan larva dacus ---sp. (diptera: tephretidae) pada "bran-based medium• nomor 9/9 proyek pppt-ugm tahun 1985/1986

14

III. HASIL PENELITIAN DAN PE>iBAHASAN

Peneli tien ini dilakuk:an di la bora torium Radiasi, Fakul te.s Biologi.

UGM. Yogyakarta. Mulai tanggal 15 Juli sampai dengan tanggal 10 Novem­

ber 1985.

Secara umum basil yang diperoleb untuk mengetahui perbedaan penga­

ruh penggunaan katul dan wortel sebagai media terhadap :

1. I.a.Dlan1a daur hidup termasuk lamanya waktu yang di butuhkan pads tiap­

tiap stadium . 2. Fekunditas termasuk produksi telur per induk, persentase pemunculan

pupa dan imago

J. Ukuran pupa termasuk berat dan panjang pupaJdapat di kaji dengan

analisa Varian CRD Sub Sample, tertera pads tabel sebagai berikut :

TABEL 2

! No I Pengujian I taraf uji F ! basil

l 1 1 Perbedaan pengaruh penggunaan 1

l I katul dan wortel

2 Perbedaan pengaruh penggunaant

katul dan wortel terbadap 1

5 %

5 %

Tidak berbeda

nyata

Tidak berbeda

nyata -~-fec~~!_ ________ _L _____ l ________ _

.3 Perbedaan pengaruh penggunaan!

katul dan wortel terbadap

ukuran pupa

5 % Tidak berbeda t

nyata

------------------------------·----------------------------------Secara terperinci basil yang diperoleh untuk mengetabui apakah ada perbedaan antara :

1. Lama stadium telur

2. Lama stadium larva

.3. Lama stadium pupa 4. Lama stadium imago

5. Perser.tase munculnya pupa

6. Per-sentase munculnya imago

Page 21: LAPORAN PENELITIAN · 2020. 2. 14. · laporan penelitian pe:mbiakan larva dacus ---sp. (diptera: tephretidae) pada "bran-based medium• nomor 9/9 proyek pppt-ugm tahun 1985/1986

15

7. Berat pupa

8. Panj ang pupa.

yang masing-masing dipelihara pada media wortel dun katul dapat di

kaji dengan t test tertera pada tabel sebagai berikut :

TABEL 3

Hasil Uji t test sebagai berikut :

----·--------- -------- - --------------·----! No Pengujian perbedaan 1 taraf uji t ! hasil -----------·-------------------------·-----

1 Lama stadium telur 5 % Tidak beda nyatal 2 Lama stadium larva 5 % Tidak beda nyata!

3 Lama stadium pupa 5 % Tidak beda nyata!

4 Lama stadium imago 5 a! Ada beda nyata I i3

5 Persentase pemunculan pupa 5 % Tidak beda nyatar

6 Persentase pemunculan imago! 5 % Tidak beda nyatat

7 Beret pupa 5 % Tidak beda nyatal

8 I Panjang pupa 5 % Ada beda nyata ------- -------------------- ------Hasil produksi telur per induk rata-rata pada media wortel :

9,1 sedang pada media katul 6,1. Dari hasil analisa Varian CRD Sub Sample (Tabel 2), maka seca­

ra umum ke 2 media tidak ada beda nyata artinya tidak ada perbeda­

an pengaruh penggunaan katul dan wortel sebagai media dasar.

Dengan uji t test yang tertera pada (Tabel 3) diatas, ternyata

beda nyata hanya pada pengujian lamanya stadium imago dan panjang

pupa artinya penggunaan katul dan wortel sebagai media dasar ada

perbedaan pengaruh terhadap lamanya stadium imago dan panjang pupa.

Beda nyata stadium imago ini mungkin dipengaruhi oleh faktor

luar khususnya didalam kurungan pemeliharaan yaitu misal temperatur

kelembaban dan intensi tas cahaya. Karena terutama intensi tas caha­

ya sangat mempengarubi kemasakan sexual, masa ka'Win dan produkti­

vi tas telur (Hi tchell, et al, 1966). Dengan demikian secara tidak langsung akan mempengaruhi lamanya

stadium imago.

Page 22: LAPORAN PENELITIAN · 2020. 2. 14. · laporan penelitian pe:mbiakan larva dacus ---sp. (diptera: tephretidae) pada "bran-based medium• nomor 9/9 proyek pppt-ugm tahun 1985/1986

Sebab selama pengamatan, intensitas cahaya dalam kurungan pemeli­

haraan kurang diperhatikan dan tidak diadakan pengukuran intensi­

tasnya.

16

Beda nyata pada panjang pupa, mungkin disebabkan adanya perbe­

daan kandungan air an tara media katul dan wortel. Media ka tul lebih

cepat kering bila dibanding media wortel. (Hatmo Suwarno, 1979),

sehingga akan berpengaruh terhadap panj ang pupa pada ke 2 media

terse but.

Hasil produksi telur rata-rata per induk pada media wortel 9,1

sedang pada media katul 6, 1. Dengan analisa Varian CRD Sub Sample

(Tabel 2) tidak beda nyata. Karena produksi telur dipengaruhi oleh

jenis makanan yang diberikan selama stadium imago. Hakanan imago

yang diberikan selarna penelitian adalah protein hydralisa, madu dan

air. l~enurut Hagen ( 1958) bahwa zat-zat tersebut diatas dapat rne­

rangsang dan mempertinggi produksi telur.

Page 23: LAPORAN PENELITIAN · 2020. 2. 14. · laporan penelitian pe:mbiakan larva dacus ---sp. (diptera: tephretidae) pada "bran-based medium• nomor 9/9 proyek pppt-ugm tahun 1985/1986

fl

IV. Kesimpulan

Dari basil pengamatan dan pembahasan tersebut dapat diambil kesi~

pulan sebagai berikut :

Berdasarkan l~a daur hidtip, fekunditas, ukuran pupa, persen­

tase pemunculan pupa, persentase pemunculan imago dan produksi telur

per induk Dacus dorsalis Hendel sebagai parameter, ternyata pengguna­

an baik media katul maupun wortel tidak ada beda nyata. ' Sehingga dapat disimpulkan bahwa katul dapat dipakai sebagai pe~

ganti bahan dasar yang harganya relatif mahal bila dibanding dengan

harga katul.

Page 24: LAPORAN PENELITIAN · 2020. 2. 14. · laporan penelitian pe:mbiakan larva dacus ---sp. (diptera: tephretidae) pada "bran-based medium• nomor 9/9 proyek pppt-ugm tahun 1985/1986

18

V. Daftar Pus taka

Anonim, 1982. Laporan hasil survai lalat buah 1981/1982, Proyek Pem­

binaan dan Pengembangan Karan tina Pertanian, Jakarta.

Borror, D.J., D.M. Delong and C.A. Tripleharn, 1976. An Introduction

to the Study of Insect. hal 852. Halt, Rinehart and Winston,

New York.

Christenson, L.D., R.H. Foote, 1960. Biologi of FrUit Flies Annual

Review _of Entomology. Entomologi Research Division, Agricul­

ture.! Research, U.S. Department of Agriculture 5 : 171 - 190.

Drew, R.A.I., G.H. Hooper and M.A. Bateman, 1978 • Economic Fruit

Flies of the South Pasific Region hal 137. watson Fergusson

& Co Bresbrme.

Essig, E.O., 1942. College Entomology hal 900. The Mac l·1illan Company.

New York.

Frimey, G.L.A. Fortified Carrot Medium for Mass - Culture of the

Oriental Fruit Fly and Certain other Tephri tidae. Jnl of

Economic Entomology. 49 : 134- 135.

Kalshoven, L.G.E., 1981. The Pest of Crap In Indonesia. hul 701. P.T.

Ichtiar Baru - Ve.n Hoeve. Jakarta.

Hagen, K.S. 1958. Honeydew as an Adult Fruit Fly Diet Affecting Re­

production International Congress of Entomology, 3 : 25 - JQ.

Hardy, D.E. 1973. The Fruit Flies (Tephritidae; Diptera) of Thailand

and bardering Countries, Pacific Insects Honograph 31.

----- 1974. The Fruit Flies of Phillipines (Diptera-Tephri tidae). Pacific Insects M•nograph 32.

Hatmosoewarno, s., 1979. Pemeliharaan Serangga dan Hubungannya dengan

Tehnik Pemandulan Untuk Pembrantasannya. Lembaga Pendidikan

Perkebunan Yogyakarta.

Hooper, G.H.S. 1978. Rearing Larva of the Queensland Fruit Fly, Dacus

tryoni (Froggatt) (Diptera; Tephri tidae) on A Brand Based

Medium. J. Aust. ent. Soc. 1978; 17 : 143 - 144. Nichida, T. and H.A. Bess. 1957. Studies on the Ecology And Control

of the Melon Fly Dacus (Stumeta) cucurbitae Coquill~tt

( Dipter ; Tephri tidae) Hawaii Agrienl tural Experimeilft Station,

University of Hawaii. Technical Bulletin No. 34 : 44 p.

Page 25: LAPORAN PENELITIAN · 2020. 2. 14. · laporan penelitian pe:mbiakan larva dacus ---sp. (diptera: tephretidae) pada "bran-based medium• nomor 9/9 proyek pppt-ugm tahun 1985/1986

Mitchell, s. and L.F. Steiner, 1966. Tephritid Fruit Flies .Y!!!!! ~

InsectColonization and Mass production, Entomology Research.

Division, Agricultural Research Service, u.s. Department of

Agriculture Honolulu, Havaii Ed By C.H. Smith. Chapter .38 555 - 58.3.

Prokopy. R.J. 1967. Artificial Diet For Apple Maggot Larva. Jnl of

Economic Entomology 60 : 1161 - 1162.

Untung, K., K. Anande.,J Santianavati., Sisvondo., and Sri Widodo 1980.

19

Usaha Mengulur Besarnya Hambatan Peningkatan Produksi Sayuran

Dan Buah-buahan oleh Serangan Lalat Buah (Tephritidae, Diptera)

di Java Tengah. Proyek Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teh­

nologi Direktorat Pembinaan Peneli tian dan Pengabdian pada

Hasyarakat Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen ·

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. SP3 Nomer

.302/PIT DPPH/416/1980 tanggal 15 Februari 1980.

Page 26: LAPORAN PENELITIAN · 2020. 2. 14. · laporan penelitian pe:mbiakan larva dacus ---sp. (diptera: tephretidae) pada "bran-based medium• nomor 9/9 proyek pppt-ugm tahun 1985/1986
Page 27: LAPORAN PENELITIAN · 2020. 2. 14. · laporan penelitian pe:mbiakan larva dacus ---sp. (diptera: tephretidae) pada "bran-based medium• nomor 9/9 proyek pppt-ugm tahun 1985/1986

20

LAMPIRAN 1

Foto 1

Keterangan Hodel kurung<n untuk pemeliharan stadium imago

Page 28: LAPORAN PENELITIAN · 2020. 2. 14. · laporan penelitian pe:mbiakan larva dacus ---sp. (diptera: tephretidae) pada "bran-based medium• nomor 9/9 proyek pppt-ugm tahun 1985/1986

~·. ·.

Page 29: LAPORAN PENELITIAN · 2020. 2. 14. · laporan penelitian pe:mbiakan larva dacus ---sp. (diptera: tephretidae) pada "bran-based medium• nomor 9/9 proyek pppt-ugm tahun 1985/1986

20

LAMPIRAN 1

Foto 1

Keterangan Hodel kurungtn untuk pemeliharan stadium imago

Page 30: LAPORAN PENELITIAN · 2020. 2. 14. · laporan penelitian pe:mbiakan larva dacus ---sp. (diptera: tephretidae) pada "bran-based medium• nomor 9/9 proyek pppt-ugm tahun 1985/1986

21

LAMPIRAN 2

Foto 2 - ~--~·-----·--- '"'"' -·-·

Keterangan Buah belimbing yang terinfeksi oleh larva Dacus dorsalis 3 - 118. tlfi,l •

Foto 3

Keterangan : Stoples untuk pupasi Dacus dorsalis Hendel

Bagian dasar stoples diisi serbuk gergaji.

Page 31: LAPORAN PENELITIAN · 2020. 2. 14. · laporan penelitian pe:mbiakan larva dacus ---sp. (diptera: tephretidae) pada "bran-based medium• nomor 9/9 proyek pppt-ugm tahun 1985/1986

22

LAMPIRAN 3

Foto 4 Keterangan Kelompok pupa yang dipersiapkan sebagai stock hewan uji,

yang terletak didalam kurungan pemeliharaan stadium imago.

"' I • I

Page 32: LAPORAN PENELITIAN · 2020. 2. 14. · laporan penelitian pe:mbiakan larva dacus ---sp. (diptera: tephretidae) pada "bran-based medium• nomor 9/9 proyek pppt-ugm tahun 1985/1986

23

LAMPIRAN 4

Foto 5 Keterangan Populasi Dacus dorsalis Hendel sebagai stock hewan UJ1

yang bergerombol didalam kain kasa yang terletak dibagien

sampin~ depan kurungan.

Page 33: LAPORAN PENELITIAN · 2020. 2. 14. · laporan penelitian pe:mbiakan larva dacus ---sp. (diptera: tephretidae) pada "bran-based medium• nomor 9/9 proyek pppt-ugm tahun 1985/1986

LAMPIRAN 5

;! - 1111. _,. •

Foto 6

Keterangan 1\ir yang meresap pada karet spon yang terletak didalam

kurungan pemeliharaan.