Laporan pendahuluan nyeri

9
Lp nyeri 1. Definisi Nyeri adalah pengalaman sensori serta emosi yang tidak menyenangkan dan meningkatkan akibat adanya kerusakan jaringan yang aktual atau potensial. (Judith M. Wilkinson 2002). Menurut International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah sensori subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan 2. Etiologi Nyeri Adapun Etiologi Nyeri yaitu: 1. Trauma pada jaringan tubuh, misalnya kerusakkan jaringan akibat bedah atau cidera 2. Iskemik jaringan, 3. Spasmus Otot merupakan suatu keadaan kontraksi yang tak disadari atau tak terkendali, dan sering menimbulkan rasa sakit. Spasme biasanya terjadi pada otot yang kelelahan dan bekerja berlebihan, khususnya ketika otot teregang berlebihan atau diam menahan beban pada posisi yang tetap dalam waktu yang lama. 4. Inflamasi pembengkakan jaringan mengakibatkan peningkatan tek anan lokal dan juga karena ada pengeluaran zat histamin dan zat kimia bioaktif lainnya. 5.post operasi setelah dilakukan pembedahan 3. Patofisiologi dan pathway Pada saat sel saraf rusak akibat trauma jaringan, maka terbentuklah zat-zat kimia seperti Bradikinin, serotonin dan enzim proteotik. Kemudian zat-zat tersebut merangsang dan merusak ujung saraf reseptor nyeri dan rangsangan tersebut akan dihantarkan ke hypothalamus melalui saraf asenden. Sedangkan di korteks nyeri akan di persiapkan sehingga individu mengalami nyeri. Selain d ihantarkan ke hypotalamus nyeri dapat menurunkan stimulasi terhadap reseptor mekanin sensitive pada termosensitif sehingga dapat juga menyebabkan atau mengalami nyeri (wahit chayatin,N.mubarak,2007) 4. Manifestasi Klinis 1. Gangguam tidur 2. Posisi menghindari nyeri 3. Gerakan meng hindari nyeri 4. Raut wajah kesakitan (menangis,merintih)

description

askep nyeri

Transcript of Laporan pendahuluan nyeri

Page 1: Laporan pendahuluan nyeri

Lp nyeri1. Definisi

Nyeri adalah pengalaman sensori serta emosi yang tidak menyenangkan dan meningkatkan akibat adanya kerusakan jaringan yang aktual atau potensial. (Judith M. Wilkinson 2002).

Menurut International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah sensori subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan2. Etiologi Nyeri         

Adapun Etiologi Nyeri yaitu:1. Trauma pada jaringan tubuh, misalnya kerusakkan jaringan akibat bedah atau cidera

2.   Iskemik jaringan,3. Spasmus Otot merupakan  suatu keadaan kontraksi yang tak disadari atau tak   terkendali, dan

sering menimbulkan rasa sakit. Spasme biasanya terjadi pada otot yang kelelahan dan bekerja berlebihan, khususnya ketika otot teregang berlebihan atau diam menahan beban pada posisi yang tetap dalam waktu yang lama.

4. Inflamasi pembengkakan  jaringan  mengakibatkan peningkatan tek anan lokal dan     juga karena ada pengeluaran zat histamin dan zat kimia bioaktif lainnya.

5.post operasi setelah dilakukan pembedahan

3. Patofisiologi dan pathway              Pada saat sel  saraf rusak akibat trauma jaringan, maka terbentuklah zat-zat kimia

seperti Bradikinin, serotonin dan enzim proteotik. Kemudian zat-zat tersebut merangsang dan merusak ujung saraf reseptor nyeri dan rangsangan tersebut akan dihantarkan ke hypothalamus melalui saraf asenden. Sedangkan di korteks nyeri akan di persiapkan sehingga individu mengalami nyeri. Selain d ihantarkan ke hypotalamus nyeri dapat menurunkan stimulasi terhadap reseptor mekanin sensitive pada termosensitif sehingga dapat juga menyebabkan atau mengalami nyeri (wahit chayatin,N.mubarak,2007)4. Manifestasi Klinis1.      Gangguam tidur2.      Posisi menghindari nyeri3.      Gerakan meng hindari nyeri4.      Raut wajah kesakitan (menangis,merintih)5.      Perubahan nafsu makan6.   Tekanan darah meningkat7.   Nadi meningkat8.   Pernafasan meningkat9.    Depresi,frustasi5. Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan1. Non farmakologi

a.  Distraksi,mengalihkan perhatian klien terhadap sesuatuContoh : membaca,menonton tv , mendengarkan musik dan bermainc. Stimulaisi kulit, beberapa teknik untuk stimulasi kulit antara lain :

  Kompres dingin  Counteriritan, seperti plester hangat.

Page 2: Laporan pendahuluan nyeri

  Contralateral Stimulation, yaitu massage kulit pada area yang berlawanan dengan area yang nyeri.2. Farmakologi            A. Nyeri ringan 1 (farmakologi 1)                        Obat                               Dosis                                                   Jadwal            Aspirin                                    325 - 650 mg                                       4 jam sekali            Asetaminofet                          325 - 650 mg                                       4 - 6 jam sekali                        a. Nyeri ringan (farmakologi II)            Ibuprofen                                200 mg                                                4 - 6 jam sekali            Sodium                        awalan 440 mg selanjutnya 220 mg                8 - 12 Jam sekali            Ketoproten                              12, 5 mg                                              4 - 6 jam sekali            B. Nyeri Sedang ( farmakologi tingkat III)            Asetaminofen                                                                                      4 - 6 jam sekali            Ibuprofen                                                                                            4 - 6 jam sekali            Sodium Naproksen                                                                             8 - 12 jam sekali                        a. Nyeri Sedang (farmakologi  tingkat VI)            Tramadol                                 50 - 100 mg                                         4 - 6 jam sekali            C. Nyeri Berat (farmakologi tingkat VII)                                                            Indikasi:            Morfin                                     bila terapi non narkotik tidak efektif                                                            Dan ada riwayat terapi narkotik untuk nyeri.                       6. Pemeriksaan Penunjang

a.         Pemeriksaan USG untuk data penunjang apa bila ada nyeri tekan di abdomenb.        Rontgen untuk mengetahui tulang atau organ  dalam yang abnormalc.         Pemeriksaan LAB sebagai data penunjang pemefriksaan lainnyad.        Ct Scan (cidera kepala) untuk mengetahui adanya pembuluh darah yang pecah di otak

7. Komplikasi1.      Edema Pulmonal                                  5. Hipovolemik2.      Kejang                                                  6.      Hipertermi

3.      Masalah Mobilisasi                              4.      HipertensiPathtway

 Stimulasi Nyeri

  

        Kerusakan            adanya tumor               spasme otot               Iskemik 

Page 3: Laporan pendahuluan nyeri

Jaringan integrumen

                                                                         

     Nosiseptor

   Impuls nyeri diteruskan ke konsus dorsalis pada bagian medulla spinalis melalui

saraf perifer

                                                                   Thalamus

Kortek selebri

Nyeri 

                                                                               Perubahan nafsu

makan                                                                                           Krisis situasional

Resiko ketidakseimbangan Nutrisi: kurang dari

kebutuhan tubuh 

Ansietas Gangguan

mobilitas fisik 

Page 4: Laporan pendahuluan nyeri

Gangguan pola             tidur

 

       Keterbatasan ruang

                                                                                          gerak

  

Sumber : A. aziz alimun, Hidayat, 2005.1. PENGKAJIAN

a.       Pengkajian ( Nanda, 2005 )                               I.            Nyeri akut

                                      i.            Mengkaji perasaan klien                                    ii.            Menetapkan respon fisiologis klien terhadap nyeri dan lokasi nyeri                                  iii.            Mengkaji keparahan dan kualitas nyeri

                            II.            Nyeri kronisPengkajian difokuskan pada dimensi perilaku afektif dan kognitif. Selain itu terdapat komponen yang harus di perhatikan dalam memulai mngkaji respon nyeri yang di alami pasien :

                                      i.            Penentu ada tidaknya nyeriDalam melakukan pengkajian nyeri , perawat harus percaya ketika pasien melaporkan

adanya nyeri, meskipun dalam observasi perawat tidak menemukan adanya cidera atau luka.                                    ii.            Pengkajian status nyeri dilakukan dengan pendekatan P,Q,R,S,T yaitu:

a.       P  (Provocate)Faktor paliatif meliputi faktor pencetus  nyeri,terasa setelah kelelahan,udara dingin dan saat bergerak.

b.      Q  (Quality)Kualitas nyeri meliputi nyeri seperti di tusuk-tusuk,dipukul-pukul dan lain-lain.

c.       R (Region)Lokasi nyeri,meliputi byeri abdomen kuadran bawah,luka post operasi,dan lain-lain.

d.      S (Skala)Skala nyeri ringan,sedang,berat atau sangat nyeri.

Defisit perawat diri (ADL)

 

Page 5: Laporan pendahuluan nyeri

e.       T (Time)Waktu nyeri meliputi : kapan dirasakan,berapa lama, dan berakhir.

                                  iii.            Respon fisiologisa. Respon simpatik            - peningkatan frekuensi pernafasan            - dilatasi saluran bronkiolus            - peningkatan frekuensi denyut jantung            - dilatasi pupil            - penurunan mobilitas saluran cernab. Respon parasimpatik            - pucat            - ketegangan otot            - penuru nan denyut jantung            - mual dan muntah            - kelemahan dan kelelahan

                                  iv.            Respon perilakuRespon perilaku yang sering di tunjukan oleh pasien antara lain perubahan postur tubuh, mengusap, menopong wajah bagian nyeri yang sakit mengertakan gigi, ekspresi wajah meringis, mengerutkan alis.

                                    v.            Respon afektifRespon afektif  juga perlu di perhatikan oleh seorang perawat. Dalam melakuk an pengkajian terhadap pasien dengan gangguan nyeri.b. Pengkajian pola fungsi gordon

Pola kognitif dan perceptuala.nyeri (kualitas,intensitas,durasi,skala,cara mengurangi nyeri

b.  Skala nyeri

       0              1     2     3              4     5     6                7      8      9        10

            Tidak nyeri         nyeri ringan         nyeri sedang             nyeri berat      nyeri hebat2. Diagnosa Keperawatan

a.        Nyeri akut b.d cidera fisikb.      Intoleransi aktivitas b.d kelelahanc.       Gangguan  pola tidur b.d ketidaknyaman fisikd.      Nutrisi kurang dari kebutuhan b.d intake kurange.       Defisit perawatan diri b.d gangguan  mobilitas fisikf.       Ansietas b.d krisis situasional

3. Intervensia.       Nyeri akut b.d cidera fisik

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam,masalah   nyeri teratasi dengan kriteria hasil :a.adanya penurunan intensitas nyerib. ketidaknayaman akibat nyeri berkurang

Page 6: Laporan pendahuluan nyeri

c.tidak menunjukan tanda-tanda fisik dan perilaku dalam nyeri akutIntervensi : - Kaji nyeriRasional : mengetahui daerah  nyeri,kualitas,kapan nyeri dirasakan,faktor   pencetus,berat ringannya nyeri yang dirasakan.-  Ajarkan tekhnik relaksasi kepada pasienRasional : untuk mengajarkan pasien apa bila nyeri timbul- Berikan analgetik sesuai programRasional : untuk mengurangi rasa nyeri- Observasi TTV Rasional : untuk mengetahui keadaan umum pasien.

b.      Nyeri kronis b.d cidera fisikTujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24jam nyeri berkurang dengan kriteria hasil :a.tidak mengekspresikan nyeri secara verbal atau pada wajahb.tidak ada posisi tubuh yang melindungic.tidak ada kegelisahan atau ketegangan ototd.tidak kehilangan nafsu makan e.frekuensi nyeri dan lamanya episode nyeri dilaporkan menengah atau ringanIntervensi :-kaji KU,PQRST,TTV serta efek-efek penggunaan pengobatan jangka panjangRasional : untuk mengetahui keadaan umum pasien, : mengetahui daerah nyeri,kualitas,kapan nyeri dirasakan,faktor    pencetus,berat ringannya nyeri yang dirasakan serta mengetahui efek penggunaan obat secara jangka panjang-Bantu pasien mengidentifikasi tingkat nyeriRasional : utk mengetahui tingkat nyeri pasien-Ajarkan pola istirahat/tidur yang adekuatRasional : untuk mengurangi rasa nyeri secara adekuat-kolaborasi pemberian obat analgesikRasional : untuk mengurangi rasa nyeri

c.       Intoleransi Aktifitas b.d kelelahanTujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam,masalah dapat teratasi dengan KH sebagai berikut:-Pasien dapat melakukan aktivitasnya sendiri-Pasien tidak lemasIntervensi :-Kaji aktivitas dan mobilitas pasienRasional : untuk bisa mengetahui perkembangan dari pasien-Bantu aktifitas pasienRasional : untuk memperlancar aktivitas pasien-Berikan terapi sesuai programRasional : untuk memberikan pengobatan

Page 7: Laporan pendahuluan nyeri

d.      Gangguan pola tidur b.d perubahan lingkungan(hospitalisasi)Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam,kebutuhan tidur tercukupi dengan KH sebagai berikut :- Kebutuhan tidur tercukupi- Pasien tampak segar- Tidak sering terbangun pada saat tidurIntervensi :- Kaji pola tidur pasienRasional : untuk mengetahui kebutuhan tidur pasien setiap hari- Ciptakan lingkungan nyaman dan tenang- Batasi pengunjungRasional : agar pasien lebih nyaman dan dapat tidur dengan nyenyak. 

e.       Nutrisi kurang dari kebutuhan b.d perubahan nafsu makanTujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam,kebutuhan nutrisi pasien tercukupi dengan KH sebagai berikut :- Nafsu makan bertambah- Pasien tampak lemasIntervensi :- Kaji nutrisi pasienRasional : untuk mengetahui kebutuhan nutrisi pasien- Jelaskan kepada pasien tentang pentingnya nutrisi tubuhRasional : membantu pasien dalam memperluas pengetahuan tentang nutrisi- Kolaborasi dengan ahli giziRasional : untuk mengetahui gizi yang seimbang4. EvaluasiSetelah dilakukan implementasi sesuai dengan batas waktu dan kondisi pasien maka diharapakan :

a. pasien menunjukan wajah rileksb.pasien dapat tidur atau beristirahatc. pasien mengatakan skala nyerinya berkurang