LAPORAN PENDAHULUAN KEJANG

11
LAPORAN PENDAHULUAN KEJANG Definisi Kejang merupakan respon terhadap muatan listrik abnormal di dalam otak. Kejang dapat berupa kekakuan anggota tubuh, gerakan kejutan berulang secara periodik, atau campuran keduanya. Bila kontraksi otot hanya mengenai sebagian kecil serabut otot saja, tidak akan tampak kekejangan otot, tetapi hanya terlihat gerakan halus pada kulit. Kejang adalah suatu gerakan anggota tubuh yang tidak disadari, dan ditimbulkan oleh kontraksi sebagian atau seluruh otot-otot tubuh. Kontraksi otot-otot secara spontan keras ini tidak dikendalikan dan biasanya disebabkan suatu rangsangan terhadap susunan syaraf. Kejang biasanya berlangsung selama 2-5 menit. Sesudahnya penderita bisa merasakan sakit kepala, sakit otot, sensasi yang tidak biasa, linglung dan kelelahan. Penderita biasanya tidak dapat mengingat apa yang terjadi selama dia mengalami kejang. 2 jenis kejang yang paling sering terjadi pada anak-anak adalah Kejang Infantil dan Kejang Demam. 1. KEJANG INFANTIL Seorang anak yang berbaring terlentang tiba-tiba bangun dan melipat lengannya, lehernya ditekuk dan badannya membungkuk, sedangkan tungkainya lurus. Serangan berlangsung hanya selama beberapa detik tetapi bisa

Transcript of LAPORAN PENDAHULUAN KEJANG

Page 1: LAPORAN PENDAHULUAN KEJANG

LAPORAN PENDAHULUAN KEJANG

Definisi

Kejang merupakan respon terhadap muatan listrik abnormal di dalam otak. Kejang

dapat berupa kekakuan anggota tubuh, gerakan kejutan berulang secara periodik, atau

campuran keduanya. Bila kontraksi otot hanya mengenai sebagian kecil serabut otot saja,

tidak akan tampak kekejangan otot, tetapi hanya terlihat gerakan halus pada kulit.

Kejang adalah suatu gerakan anggota tubuh yang tidak disadari, dan ditimbulkan oleh

kontraksi sebagian atau seluruh otot-otot tubuh. Kontraksi otot-otot secara spontan keras ini

tidak dikendalikan dan biasanya disebabkan suatu rangsangan terhadap susunan syaraf.

Kejang biasanya berlangsung selama 2-5 menit. Sesudahnya penderita bisa merasakan

sakit kepala, sakit otot, sensasi yang tidak biasa, linglung dan kelelahan.

Penderita biasanya tidak dapat mengingat apa yang terjadi selama dia mengalami kejang.

2 jenis kejang yang paling sering terjadi pada anak-anak adalah Kejang Infantil dan

Kejang Demam.

1. KEJANG INFANTIL

Seorang anak yang berbaring terlentang tiba-tiba bangun dan melipat lengannya,

lehernya ditekuk dan badannya membungkuk, sedangkan tungkainya lurus. Serangan

berlangsung hanya selama beberapa detik tetapi bisa terjadi beberapa kali dalam

sehari. Kejang ini biasanya terjadi pada anak-anak berusia kurang dari 3 tahun, dan

banyak yang berkembang menjadi bentuk kejang lainnya di kemudian hari.

Sebagian anak yang mengalami kejang infantil mengalami gangguan intelektual atau

perkembangan sarafnya tertunda; keterbelakangan mental biasanya terus berlanjut

sampai dewasa. Kejang ini sulit dihentikan dengan obat anti-epilepsi.

2. KEJANG DEMAM

Kejang demam terjadi karena demam pada anak-anak yang berusia 3 bulan-5 tahun.

Kejang ini terjadi pada 4% anak-anak dan cenderung diturunkan. Biasanya

berlangsung kurang dari 15 menit. Anak-anak yang mengalami kejang demam lebih

mudah menderita epilepsi.

Page 2: LAPORAN PENDAHULUAN KEJANG

Etiologi

1. Demam tinggi (heatstroke, infeksi)

2. Infeksi otak

- AIDS                                    - Sifilis

- Malaria                                  - Tetanus

- Meningitis                             - Toksoplasmosis

- Rabies                                   - Ensefalitis karena virus

3. Kelainan metabolik

- Hipoparatiroidisme

- Kadar gula atau natrium yang tinggi di dalam darah

- Kadar gula, kalsium, magnesium atau natrium yang rendah di dalam darah

- Gagal ginjal atau gagal hati

- Fenilketonuria

4. Otak kekurangan oksigen

- Keracunan karbon monoksida

- Berkurangnya aliran darah ke otak

- Hampir tenggelam

- Hampir tercekik

- Stroke

5. Kerusakan jaringan otak

- Tumor otak

- Cedera kepala

- Perdarahan intrakranial

- Stroke

6. Penyakit lainnya

- Eklamsi

- Ensefalopati hipertensif

- Lupus eritematosus

7. Pemaparan oleh obat atau bahan beracun

- Alkohol (dalam jumlah besar)                       - Overdosis kokain

- Amfetamin                                                    - Timah hitam

Page 3: LAPORAN PENDAHULUAN KEJANG

- Kapur barus                                                  - Pentilenetetrazol

- Klorokuin                                                      - Striknin

8. Gejala putus obat

- Alkohol

- Obat tidur

- Obat penenang

9. Reaksi balik terhadap obat-obat yang diresepkan

- Seftazidim

- Klorpromazin

- Imipenem

- Indometasin

- Meperidin

- Fenitoin

- Teofilin

Manifestasi klinis

  Kejang parsial simplek dimulai dengan muatan listrik di bagian otak tertentu dan muatan ini

tetap terbatas di daerah tersebut. Penderita mengalami sensasi, gerakan atau kelainan psikis

yang abnormal, tergantung kepada daerah otak yang terkena. Jika terjadi di bagian otak yang

mengendalikan gerakan otot lengan kanan, maka lengan kanan akan bergoyang dan

mengalami sentakan; jika terjadi pada lobus temporalis anterior sebelah dalam, maka

penderita akan mencium bau yang sangat menyenangkan atau sangat tidak menyenangkan.

Pada penderita yang mengalami kelainan psikis bisa mengalami déjà vu (merasa pernah

mengalami keadaan sekarang di masa yang lalu).

  Kejang Jacksonian gejalanya dimulai pada satu bagian tubuh tertentu (misalnya tangan atau

kaki) dan kemudian menjalar ke anggota gerak, sejalan dengan penyebaran aktivitas listrik di

otak.

  Kejang parsial (psikomotor) kompleks dimulai dengan hilangnya kontak penderita dengan

lingkungan sekitarnya selama 1-2 menit. Penderita menjadi goyah, menggerakkan lengan dan

tungkainya dengan cara yang aneh dan tanpa tujuan, mengeluarkan suara-suara yang tak

berarti, tidak mampu memahami apa yang orang lain katakan dan menolak bantuan.

Kebingungan berlangsung selama beberapa menit, dan diikuti dengan penyembuhan total.

Page 4: LAPORAN PENDAHULUAN KEJANG

  Kejang konvulsif (kejang tonik-klonik, grand mal) biasanya dimulai dengan kelainan muatan

listrik pada daerah otak yang terbatas. Muatan listrik ini segera menyebar ke daerah otak

lainnya dan menyebabkan seluruh daerah mengalami kelainan fungsi.

  Epilepsi primer generalisata ditandai dengan muatan listrik abnormal di daerah otak yang

luas, yang sejak awal menyebabkan penyebaran kelainan fungsi. Pada kedua jenis epilepsi ini

terjadi kejang sebagai reaksi tubuh terhadap muatan yang abnormal. Pada kejang konvulsif,

terjadi penurunan kesadaran sementara, kejang otot yang hebat dan sentakan-sentakan di

seluruh tubuh, kepala berpaling ke satu sisi, gigi dikatupkan kuat-kuat dan hilangnya

pengendalian kandung kemih. Sesudahnya penderita bisa mengalami sakit kepala, linglung

sementara dan merasa sangat lelah. Biasanya penderita tidak dapat mengingat apa yang

terjadi selama kejang.

  Kejang petit mal dimulai pada masa kanak-kanak, biasanya sebelum usia 5 tahun. Tidak

terjadi kejang dan gejala dramatis lainnya dari grand mal. Penderita hanya menatap, kelopak

matanya bergetar atau otot wajahnya berkedut-kedut selama 10-30 detik. Penderita tidak

memberikan respon terhadap sekitarnya tetapi tidak terjatuh, pingsan maupun menyentak-

nyentak.

  Status epileptikus merupakan kejang yang paling serius, dimana kejang terjadi terus menerus,

tidak berhenti. Kontraksi otot sangat kuat, tidak mampu bernafas sebagaimana mestinya dan

muatan listrik di dalam otaknya menyebar luas. Jika tidak segera ditangani, bisa terjadi

kerusakan jantung dan otak yang menetap dan penderita bisa meninggal.

Gejala kejang berdasarkan sisi otak yang terkena

Sisi otak yg terkena Gejala

Lobus frontalis Kedutan pada otot tertentu

Lobus oksipitalis Halusinasi kilauan cahaya

Lobus parietalis Mati rasa atau kesemutan di bagian tubuh tertentu

Lobus temporalis

Halusinasi gambaran dan perilaku repetitif yang

kompleks

misalnya berjalan berputar-putar

Lobus temporalis anterior Gerakan mengunyah, gerakan bibir mencium

Page 5: LAPORAN PENDAHULUAN KEJANG

Lobus temporalis anterior

sebelah dalam

Halusinasi bau, baik yg menyenangkan maupun yg

tidak menyenangkan

Patofisiologi

Perbedaan jenis dan konsentrasi ion di dalam dan diluar sel, maka tedapat perbedaan

potensial yang disebut potensial membrane dari sel neuron. Dalam keadaan normal

membrane sel neuron dapat dilalui dengan mudah oleh ion kalium (K+) dan sangat sulit

dilalui oleh ion Natrium (Na+) dan elektrolit lainnya, kecuali ion klorida (Cl -). Akibatnya

konsentrasi K+ dalam sel neuron tinggi dan konsentrasi Na+ rendah sedangkan di luar sel

neuron terdapat keadaan sebaliknya

Keseimbangan potensial membrane ini dapat berubah oleh adanya:

Perubahan konsentrasi ion di ruang ekstraselular

Rangsangan yang datangnya mendadak misalnya mekanis, kimiawi, atau aliran listrik.

Perubahan patofisiologi dari membran karena penyakit atau keturunan.

Komplikasi

Jika tidak ditanggulangi dengan cepat dan tepat maka akan baik dan tidak

menyebabkan kematian. Kemungkinan berulangnya kejang antara 25%-50% pada umumnya

terjadi pada 6 bulan pertama. Komplikasi yang dimungkinkan terjadi epilepsi, tetapi

kejadiannya sangat rendah.

Pemeriksaan penunjang

1. Pemeriksaan cairan cerebrospinal dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan

meningitis.

2. EEG (Elektro Encephalo Graf)

3. CT Scan/ MRI

Penatalaksanaan

a.       Penatalaksanaan medis

         Pengobatan pasca akut suhu tubuh diturunkan dengan kompres air dingin dan pemberian

antipiretik diazepam. Bila kejang berhenti dengan diazepam, dilanjutkan fenobarbitol

diberikan langsung setelah kejang berhenti.

Page 6: LAPORAN PENDAHULUAN KEJANG

         Mencari dan mengobati penyebab pemeriksaan diagnostik

         Pengobatan profilaksis

Ada 2 yaitu:

         Profilaksis intermitten saat demam

         Profilaksis terus menerus dengan konvulsi setiap hari

b.      Penatalaksanaan keperawatan

         Selama kejang

         Berikan privacy dan perlindungan pada pasien dari lingkungan luar.

         Mengamankan pasien memungkinkan jika jatuh.

         Melindungi kepala dengan bantalan untuk mencegah cidera.

         Jauhkan benda-benda tajam selama kejang.

         Setelah kejang

         Pertahankan pasien pada salah satu posisi agar tidak terjadi aspirasi.

         Jika pasien mengalami serangan berat setelah kejang, berikan pendekatan yang lembut dan

restrain yang lembut.

         Penatalaksanaan demam

         Menurunkan suhu tubuh dengan kompres air hangat.

         Segera turunkan demam agar dapat terkendali dan kejang dapat berhenti..

Asuhan keperawatan

1.      Pengkajian

         Riwayat adanya faktor penyebab

         Idiopatik, tidak ada penyebab yang dapat di identifikasi

         Pasca trauma

         Dapatkan riwayat kejang

         Pemeriksaan diagnostik

         EEG

         CT scan

         Pemeriksaan metabolisme

2.      Diagnosa keperawatan

         Resti penghentian pernapasan b.d. gerakan otot pernapasan berlebihan, perubahan kesadaran.

Page 7: LAPORAN PENDAHULUAN KEJANG

         Resti terhadap cidera b.d. aktifitas kejang

3.      Rencana asuhan keperawatan

1.      Resti penghentian pernapasan b.d. gerakan otot pernapasan berlebihan, perubahan kesadaran.

         Tujuan: mempertahan kan jalan napas/ fungsi napas

         KH:

         mengungkapkan pemahaman faktor yang menunjang kemungkinan trauma dan atau

penghentian pernapasan dan mengambil langkah untuk memperbaiki situasi.

         Mempertahankan aturan pengobatan untuk mengontrol atau menghilangkan aktifitas kejang.

         Intervensi:

         Gali bersama keluargapasien berbagai stimulasi yang dapat mempengaruhi kejang.

R: mengetahui penyebab kejang

         Masukkan jalan napas buatan yang terbuat dari plastik

R: menurunkan terjadinya trauma mulut.

         Berikan tambahan oksigen/ ventilasi manual sesuai kebutuhan

R: dapat menurunkan hipoksia serebral

2.      Resti terhadap cidera b.d. aktifitas kejang

         Tujuan: mencegah atau mengendalikan aktifitas kejang dan melindungi klien dari cidera.

         KH:

         keluarga mampu mengungkapkan pemahaman faktor yang menunjang kemungkinan trauma

dan mengambil langkah untuk memperbaiki situasi.

         Mengubah lingkungan sesuai indikasi untuk meningkatkan keamanan

         Intervensi:

         Evaluasi kebutuhan untuk diberikan perlindungan pada kepala.

R: pemberian penutup kepala dapat memberikan perlindungan selama kejang.

         Gunakan termometer dengan bahan metal atau dapatkan suhu melalui lubang telinga, jika

perlu

R: menurunkan resiko pasien menggigit dan menghancurkan termometer yang terbuat dari

kaca jika tiba-tiba kejang

         Kolaborasi pemberian obat (diazepam, Glukosa)

Page 8: LAPORAN PENDAHULUAN KEJANG

R:  mempercapat pasien kembali ke keadaan semula

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L.J. 1995. Nursing Care Plans & Documentation, Nursing Diagnoses and Collaborative

Problem. Alih bahasa : Monica Ester, Setiawan. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta : EGC.

handout diktat mata kuliah Keperawatan Anak Prodi Keperawatan, Poltekkes Semarang

I Hartantyo, dkk. 1997. Pedoman Pelayanan Medik Anak. Edisi 2. Bagian Ilmu Kesehatan Anak. FK

Universitas Diponegoro.

Wahab, Samik. 2000.Ilmu Kesehatan Anak Edisi 15. Jakarta: EGC