Laporan Pendahuluan Hiv Aids

14
LAPORAN PENDAHULUAN HIV AIDS Oleh Suci Juwita, 1006673020 1. Definisi AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan kumpulan gejala penyakit akibat adanya penurunan immunitas / zat kekebalan tubuh yg disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV) dgn tanda/ gejala penderita mudah terserang infeksi & kanker. 2. Etiologi AIDS disebabkan agent virus HIV yang masuk melalui darah dan semua cairan tubuh ( semen, ludah, sekret vagina, urine, ASI dan air mata ). Virus ini masuk kedalam pembuluh darah kemudian menyerang sel darah putih jenis Lymphosit tepatnya sel T helper CD 4. penularan HIV / AIDS dapat terjadi melalui cara sebagai berikut : 1. hubungan seksual yang tidak aman ( homo seks dan berganti – ganti pasangan ) 2. berganti – ganti jarum injeksi ( pada pengguana narkotika ) 3. paparan darah dan cairan tubuh melalui kulit yang tak terlindungi 4. melalui transfusi darah 5. bayi dalam kandungan ibu yang telah positif HIV / AIDS 6. ASI dari ibu yang telah positif HIV / AIDS 3. Patogenesis

description

lp aids

Transcript of Laporan Pendahuluan Hiv Aids

Page 1: Laporan Pendahuluan Hiv Aids

LAPORAN PENDAHULUAN HIV AIDS

Oleh Suci Juwita, 1006673020

1. Definisi

AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan kumpulan gejala

penyakit akibat adanya penurunan immunitas / zat kekebalan tubuh yg disebabkan

oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV) dgn tanda/ gejala penderita mudah

terserang infeksi & kanker.

2. Etiologi

AIDS disebabkan agent virus HIV yang masuk melalui darah dan semua cairan tubuh

( semen, ludah, sekret vagina, urine, ASI dan air mata ). Virus ini masuk kedalam

pembuluh darah kemudian menyerang sel darah putih jenis Lymphosit tepatnya sel T

helper CD 4. penularan HIV / AIDS dapat terjadi melalui cara sebagai berikut :

1.hubungan seksual yang tidak aman ( homo seks dan berganti – ganti pasangan )

2.berganti – ganti jarum injeksi ( pada pengguana narkotika )

3.paparan darah dan cairan tubuh melalui kulit yang tak terlindungi

4.melalui transfusi darah

5.bayi dalam kandungan ibu yang telah positif HIV / AIDS

6.ASI dari ibu yang telah positif HIV / AIDS

3. Patogenesis

Virus masuk ke dalam tubuh manusia terutama melalui perantara darah, semen dan

secret Vagina. Sebagaian besar (75%) penularan terjadi melalui hubungan

seksual.HIV tergolong retrovirus yang mempunyai  materi genetik RNA. Apabila

virus masuk kedalam tubuh penderita (sel hospes), maka RNA virus dibantu  oleh

enzim reverse transcryptase yang dimiliki oleh HIV. DNA pro-virus tersebut

kemudian diintegrasikan kedalam sel hospes dan selanjutnya diprogramkan untuk

membentuk gen virus.

HIV cenderung menyerang jenis sel tertentu, yaitu sel-sel yang mempunyai antigen

pembukaan CD4, terutama sekali limfosit T4 yang memegang peranan penting dalam

mengatur dan mempertahankan system kekebalan tubuh. Selain tifosit T4,virus juga

dapat menginfeksi sel monosit makrofag, sel Langerhans pada kulit, sel dendrit

folikuler pada kelenjar limfe, makrofag pada alveoli paru, sel retina, sel serviks uteri

Page 2: Laporan Pendahuluan Hiv Aids

dan sel-sel mikroglia otak Virus yng masuk kedalam limfosit T4 selanjutnya

mengadakan replikasi sehingga menjadi banyak dan akhirnya menghancurkan sel

limfosit itu sendiri.

4. Manifestasi klinis

Masa antara terinfeksi HIV dan timbul gejala-gejala penyakit yang timbul adalah 6

bulan sampai lebih dari 10 tahun (masa jendela). Masa inkubasi rata-rata pada anak-

anak adalah 21 bulan dan 60 bulan-5 tahun pada orang dewasa.

Adapun beberapa tanda dan gejala akibat fungsi imun yang menurun karena

HIV/AIDS:

Rasa lelah berkepanjangan,

Sesak nafas dan batuk berkepanjangan,

Diare lebih dari satu bulan tanpa sebab yang jelas,

Sering demam disertai keringat malam,

Bercak merah kebiruan (kanker) pada kulit,

Berat badan menurun secara menyolok,

Pembesaran kelenjar limfa,

Bercak putih atau luka di mulut dan di genetalia,

Nyeri kepala, nyeri belakang mata, nyeri menelan, mual, muntah

Sedangkan tanda dan gejala berdasarkan lamanya penyakit adalah sebagai berikut:

a. Gejala yang muncul setelah 2 sampai 6 minggu sesudah virus masuk ke

dalam tubuh: sindrom mononukleosida yaitu demam mencapai 38o-40oC

disertai pembengkakakn kelenjar getah bening di leher dan ketiak dan bercak

kemerahan pada kulit.

b. Gejela yang timbul setelah 6 bulan sampai 5 tahun setelah terinfeksi: sindrom

limfodenopati kronis yaitu pembesaran kelenjar getah bening yang meluas di

leher, ketiak dan lipatan paha. Kemudian sering keluar keringat tanpa sebab

yang jelas, lemas, penurunan berat badan kurang dari 5 kg setiap bulannya,

batuk kering, diare, bercak-bercak di kulit, perdarahan, sesak nafas,

gangguan penglihatan.

c. Gejala yang timbul setelah memasuki fase AIDS: meningitis, kanker kulit,

infeksi yang menyebar, TBC, diare kronik, candidiasis mulut dan pneumonia.

Virus masuk kedalam tubuh menyerang sel target yaitu sel T helper à fungsi sistem imun menjadi rusak à daya tahan tubuh menurun à Penderita mudah terserang infeksi dan mudah terkena kanker. Masa inkubasi HIV à 6 sampai lebih dari 10 tahun

Page 3: Laporan Pendahuluan Hiv Aids

5. Penularan

Cairan tubuh yang terinfeksius HIV yang beresiko tinggi yaitu darah, cairan mani,

cairan vagina, dan ASI. Namun cairan-cairan tubuh lain juga berpotensial terinfeksi

HIV seperti cairan serebrospinal, cairan amnion, cairan pleura, cairan peritoneal,

cairan sendi, cairan serviks dan cairan perikardial. Cara penularan virus HIV dapat

melalui 3 cara yaitu:

- Penularan seksual

Bersenggama yang membiarkan darah, air mani, atau cairan vagina dari orang

HIV-positif masuk ke aliran darah orang yang belum terinfeksi (yaitu senggama

yang dilakukan tanpa kondom melalui vagina atau dubur).

- Melalui parenteral

Penggunaan alat suntik seperti jarum secara bersama dengan orang yang tercemar

oleh darah mengandung virus HIV. Resipien transfusi darah secara acak juga

dapat terkena HIV

- Penularan dari ibu ke bayi

Penularan vertikal dari ibu ke bayi merupakan penyebab utama AIDS pada anak.

Ada tiga rute yang terlibat yaitu:

d. In utero: melalui transplasenta

e. Intrapartum: selama persalinan

f. Melalui ingesti air susu ibu yang tercemar virus HIV

6. Pemeriksaan penunjang

- Tes untuk diagnosa infeksi HIV : ELISA, Western blot, P24 antigen test dan

Kultur HIV

- Tes untuk deteksi gangguan system imun: Hematokrit, LED, CD4 limfosit, Rasio

CD4/CD limfosit, Serum mikroglobulin B2, dan Hemoglobulin

Pemeriksaan awal sederhana yang dapat dilakukan adalah pemeriksaandarah

lengkap dan hitung jenis. Pada penderita dengan immunocompromissedstate,

dapat ditemukan penurunan jumlah limfosit < 2000/ul. Selanjutnya, padakasus

yang telah dicurigai infeksi HIV maka pasien dapat dikonsulkan ke bagianVCT

(Voluntary counceling and Testing) untuk dilakukan dua tahap pemeriksaan

khusus, yaitu skrining awal berupa Rapid Test dan Enzime Linked Sorbent

Page 4: Laporan Pendahuluan Hiv Aids

Assay (ELISA), dan yang kedua adalah Uji konfirmasi berupa Western Blot test

untukmendeteksi antibody spesifik pada pasien.Pemeriksaan Western Bolt

merupakan penentu diagnosis AIDS setelahtest ELISA dinyatakan positif. Bila

terjadi serokonversi HIV pada test ELISA dalam keadaan infeksi HIV primer,

harus segera dikonfirmasikan dengan test WBini. Hasil test yang positif akan

menggambarkan garis presipitasi pada proseselektroforesis antigen-antibodi HIV

di sebuah kertas nitroselulosa yang terdiri atas protein struktur utama virus.

Setiap protein terletak pada posisi yangberbeda pada garis, dan terlihatnya satu

pita menandakan reaktivitas antiboditerhadap komponen tertentu virus.

7. Pengkajian KeperawatanKomponen Keterangan

Riwayat Tes HIV positif, riwayat perilaku beresiko tinggi, menggunakan

obat-obat.

Penampilan umum Pucat dan kelaparan

Gejala subyektif Demam kronik, dengan atau tanpa menggigil, keringat malam

hari berulang kali, lemah, lelah, anoreksia, BB menurun, nyeri,

dan sulit tidur.

Kepala Sakit kepala, edem muka, ulser pada bibir atau mulut, mulut

kering, suara berubah, epsitaksis.

Neurologis Gangguan refleks pupil, nystagmus, vertigo,

ketidakseimbangan, kaku kuduk, kejang, paraplegia

Muskuloskeletal focal motor deifisit, lemah, tidak mampu melakukan ADL.

Kardiovaskuler Takikardi, sianosis, hipotensi

Pernapasan Dyspnea, takipnea, sianosis, menggunakan otot  bantu

pernapasan, batuk produktif atau non produktif

Gastrointestinal Intake makan dan minum menurun, mual, muntah, BB menurun,

Page 5: Laporan Pendahuluan Hiv Aids

diare, inkontinensia, perut kram, hepatosplenomegali, kuning

Genital Lesi atau eksudat pada genital.

Integument Kering, gatal, rash atau lesi, turgor jelek, petekie positif

Page 6: Laporan Pendahuluan Hiv Aids

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC)

1. Bersihan Jalan Nafas tidak Efektif

Definisi :

Ketidakmampuan untuk membersihkan

sekresi atau obstruksi dari saluran

pernafasan untuk mempertahankan

kebersihan jalan nafas.

Batasan Karakteristik :

         Dispneu, Penurunan suara nafas

         Orthopneu, Cyanosis

         Kelainan suara nafas

(rales,wheezing)

         Batuk, tidak efekotif / tidak ada

         Produksi sputum, Gelisah

         Perubahan frekuensi dan irama nafas

Faktor-faktor yang berhubungan:

     Obstruksi jalan nafas : spasme jalan

nafas, sekresi tertahan, banyaknya

mukus,

Kriteria Hasil :

v Mendemonstrasikan batuk efektif dan

suara nafas yang bersih, tidak ada

sianosis dan dyspneu (mampu

mengeluarkan sputum, mampu

bernafas dengan mudah, tidak ada

pursed lips)

Menunjukkan jalan nafas yang paten

(klien tidak merasa tercekik, irama

nafas, frekuensi pernafasan dalam

rentang normal, tidak ada suara

nafas abnormal)

Mampu mengidentifikasikan dan

mencegah factor yang dapat

menghambat jalan nafas

NIC :

Airway suction

-Pastikan kebutuhan oral / tracheal suctioning

-Auskultasi suara nafas sebelum dan sesudah suctioning.

-Informasikan pada klien dan keluarga tentang suctioning

-Minta klien nafas dalam sebelum suction dilakukan.

-Berikan O2 dengan menggunakan nasal untuk

memfasilitasi suksion nasotrakeal

-Gunakan alat yang steril sitiap melakukan tindakan

-Anjurkan pasien untuk istirahat dan napas dalam setelah

kateter dikeluarkan dari nasotrakeal

-Monitor status oksigen pasien

-Ajarkan keluarga bagaimana cara melakukan suksion

-Hentikan suksion dan berikan oksigen apabila pasien

menunjukkan bradikardi, peningkatan saturasi O2,

dll.

Airway Management

o Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw

thrust bila perlu

Page 7: Laporan Pendahuluan Hiv Aids

o Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi

o Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan

nafas buatan

o Pasang mayo bila perlu

o Lakukan fisioterapi dada jika perlu

o Keluarkan sekret dengan batuk atau suction

o Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan

o Lakukan suction pada mayo

o Berikan bronkodilator bila perlu

o Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl Lembab

o Atur intake untuk cairan mengoptimalkan

keseimbangan.

o Monitor respirasi dan status O2

2. Hipertermia

Definisi :

Suhu tubuh naik diatas rentang normal

Batasan Karakteristik:

     Kenaikan suhu tubuh diatas rentang

normal

Kriteria Hasil :

v  Suhu tubuh dalam rentang normal

v  Nadi dan RR dalam rentang normal

v  Tidak ada perubahan warna kulit dan

tidak ada pusing, merasa nyaman

-Fever treatment

-Monitor suhu sesering mungkin

-Monitor warna dan suhu kulit

-Monitor tekanan darah, nadi dan RR

-Monitor penurunan tingkat kesadaran

-Monitor Hb, dan Hct

-Monitor intake dan output

-Berikan anti piretik

Page 8: Laporan Pendahuluan Hiv Aids

S Serangan atau konvulsi (kejang)

    Kulit kemerahan

    Pertambahan RR

    Takikardi

    Saat disentuh tangan terasa hangat

Faktor faktor yang berhubungan :

     Penyakit, Peningkatan metabolisme,

dan  dehidrasi

-Berikan pengobatan untuk mengatasi penyebab demam

-Selimuti pasien

-Lakukan tapid sponge

-Berikan cairan intravena

-Kompres pasien pada lipat paha dan aksila

-Tingkatkan sirkulasi udara

-Berikan pengobatan untuk mencegah terjadinya

menggigil

3 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Definisi

Intake nutrisi tidak cukup untuk

keperluan metabolisme tubuh.

Batasan karakteristik :

Berat badan 20 % atau lebih di bawah

ideal

Membran mukosa dan konjungtiva

pucat

Kelemahan otot yang digunakan untuk

Kriteria Hasil :

- Adanya peningkatan berat badan

sesuai dengan tujuan

- Berat badan ideal sesuai dengan

tinggi badan

- Mampumengidentifikasi kebutuhan

nutrisi

- Tidak ada tanda tanda malnutrisi

- Menunjukkan peningkatan fungsi

pengecapan dari menelan

- Tidak terjadi penurunan berat

Nutrition Management

- Kaji adanya alergi makanan

- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan

jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.

- Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe

- Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan

vitamin C

- Berikan substansi gula

- Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi

serat untuk mencegah konstipasi

- Berikan makanan yang terpilih ( sudah

Page 9: Laporan Pendahuluan Hiv Aids

menelan/mengunyah

Luka, inflamasi pada rongga mulut

Mudah merasa kenyang, sesaat setelah

mengunyah makanan

Dilaporkan atau fakta adanya

kekurangan makanan

Dilaporkan adanya perubahan sensasi

rasa

Perasaan ketidakmampuan untuk

mengunyah makanan

Kehilangan BB dengan makanan cukup

Nyeri abdominal dengan atau tanpa

patologi

Faktor-faktor yang berhubungan :

Ketidakmampuan pemasukan atau

mencerna makanan atau mengabsorpsi

zat-zat gizi berhubungan dengan faktor

biologis, psikologis atau ekonomi.

badan yang berarti dikonsultasikan dengan ahli gizi)

- Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan

makanan harian.

- Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori

- Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi

- Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi

yang dibutuhkan

Nutrition Monitoring

- BB pasien dalam batas normal

- Monitor adanya penurunan berat badan

- Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa

dilakukan

- Monitor interaksi anak atau orangtua selama makan

- Monitor lingkungan selama makan

- Jadwalkan pengobatan  dan tindakan tidak selama

jam makan

- Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi

- Monitor turgor kulit

- Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah

patah

- Monitor mual dan muntah

- Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar

Page 10: Laporan Pendahuluan Hiv Aids

Ht

- Monitor makanan kesukaan

- Monitor pertumbuhan dan perkembangan

- Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan

konjungtiva

- Monitor kalori dan intake nuntrisi

- Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila

lidah dan cavitas oral.

- Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet