Laporan Pendahuluan Hiv Aids
-
Upload
sucii-juwita -
Category
Documents
-
view
19 -
download
4
description
Transcript of Laporan Pendahuluan Hiv Aids
LAPORAN PENDAHULUAN HIV AIDS
Oleh Suci Juwita, 1006673020
1. Definisi
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan kumpulan gejala
penyakit akibat adanya penurunan immunitas / zat kekebalan tubuh yg disebabkan
oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV) dgn tanda/ gejala penderita mudah
terserang infeksi & kanker.
2. Etiologi
AIDS disebabkan agent virus HIV yang masuk melalui darah dan semua cairan tubuh
( semen, ludah, sekret vagina, urine, ASI dan air mata ). Virus ini masuk kedalam
pembuluh darah kemudian menyerang sel darah putih jenis Lymphosit tepatnya sel T
helper CD 4. penularan HIV / AIDS dapat terjadi melalui cara sebagai berikut :
1.hubungan seksual yang tidak aman ( homo seks dan berganti – ganti pasangan )
2.berganti – ganti jarum injeksi ( pada pengguana narkotika )
3.paparan darah dan cairan tubuh melalui kulit yang tak terlindungi
4.melalui transfusi darah
5.bayi dalam kandungan ibu yang telah positif HIV / AIDS
6.ASI dari ibu yang telah positif HIV / AIDS
3. Patogenesis
Virus masuk ke dalam tubuh manusia terutama melalui perantara darah, semen dan
secret Vagina. Sebagaian besar (75%) penularan terjadi melalui hubungan
seksual.HIV tergolong retrovirus yang mempunyai materi genetik RNA. Apabila
virus masuk kedalam tubuh penderita (sel hospes), maka RNA virus dibantu oleh
enzim reverse transcryptase yang dimiliki oleh HIV. DNA pro-virus tersebut
kemudian diintegrasikan kedalam sel hospes dan selanjutnya diprogramkan untuk
membentuk gen virus.
HIV cenderung menyerang jenis sel tertentu, yaitu sel-sel yang mempunyai antigen
pembukaan CD4, terutama sekali limfosit T4 yang memegang peranan penting dalam
mengatur dan mempertahankan system kekebalan tubuh. Selain tifosit T4,virus juga
dapat menginfeksi sel monosit makrofag, sel Langerhans pada kulit, sel dendrit
folikuler pada kelenjar limfe, makrofag pada alveoli paru, sel retina, sel serviks uteri
dan sel-sel mikroglia otak Virus yng masuk kedalam limfosit T4 selanjutnya
mengadakan replikasi sehingga menjadi banyak dan akhirnya menghancurkan sel
limfosit itu sendiri.
4. Manifestasi klinis
Masa antara terinfeksi HIV dan timbul gejala-gejala penyakit yang timbul adalah 6
bulan sampai lebih dari 10 tahun (masa jendela). Masa inkubasi rata-rata pada anak-
anak adalah 21 bulan dan 60 bulan-5 tahun pada orang dewasa.
Adapun beberapa tanda dan gejala akibat fungsi imun yang menurun karena
HIV/AIDS:
Rasa lelah berkepanjangan,
Sesak nafas dan batuk berkepanjangan,
Diare lebih dari satu bulan tanpa sebab yang jelas,
Sering demam disertai keringat malam,
Bercak merah kebiruan (kanker) pada kulit,
Berat badan menurun secara menyolok,
Pembesaran kelenjar limfa,
Bercak putih atau luka di mulut dan di genetalia,
Nyeri kepala, nyeri belakang mata, nyeri menelan, mual, muntah
Sedangkan tanda dan gejala berdasarkan lamanya penyakit adalah sebagai berikut:
a. Gejala yang muncul setelah 2 sampai 6 minggu sesudah virus masuk ke
dalam tubuh: sindrom mononukleosida yaitu demam mencapai 38o-40oC
disertai pembengkakakn kelenjar getah bening di leher dan ketiak dan bercak
kemerahan pada kulit.
b. Gejela yang timbul setelah 6 bulan sampai 5 tahun setelah terinfeksi: sindrom
limfodenopati kronis yaitu pembesaran kelenjar getah bening yang meluas di
leher, ketiak dan lipatan paha. Kemudian sering keluar keringat tanpa sebab
yang jelas, lemas, penurunan berat badan kurang dari 5 kg setiap bulannya,
batuk kering, diare, bercak-bercak di kulit, perdarahan, sesak nafas,
gangguan penglihatan.
c. Gejala yang timbul setelah memasuki fase AIDS: meningitis, kanker kulit,
infeksi yang menyebar, TBC, diare kronik, candidiasis mulut dan pneumonia.
Virus masuk kedalam tubuh menyerang sel target yaitu sel T helper à fungsi sistem imun menjadi rusak à daya tahan tubuh menurun à Penderita mudah terserang infeksi dan mudah terkena kanker. Masa inkubasi HIV à 6 sampai lebih dari 10 tahun
5. Penularan
Cairan tubuh yang terinfeksius HIV yang beresiko tinggi yaitu darah, cairan mani,
cairan vagina, dan ASI. Namun cairan-cairan tubuh lain juga berpotensial terinfeksi
HIV seperti cairan serebrospinal, cairan amnion, cairan pleura, cairan peritoneal,
cairan sendi, cairan serviks dan cairan perikardial. Cara penularan virus HIV dapat
melalui 3 cara yaitu:
- Penularan seksual
Bersenggama yang membiarkan darah, air mani, atau cairan vagina dari orang
HIV-positif masuk ke aliran darah orang yang belum terinfeksi (yaitu senggama
yang dilakukan tanpa kondom melalui vagina atau dubur).
- Melalui parenteral
Penggunaan alat suntik seperti jarum secara bersama dengan orang yang tercemar
oleh darah mengandung virus HIV. Resipien transfusi darah secara acak juga
dapat terkena HIV
- Penularan dari ibu ke bayi
Penularan vertikal dari ibu ke bayi merupakan penyebab utama AIDS pada anak.
Ada tiga rute yang terlibat yaitu:
d. In utero: melalui transplasenta
e. Intrapartum: selama persalinan
f. Melalui ingesti air susu ibu yang tercemar virus HIV
6. Pemeriksaan penunjang
- Tes untuk diagnosa infeksi HIV : ELISA, Western blot, P24 antigen test dan
Kultur HIV
- Tes untuk deteksi gangguan system imun: Hematokrit, LED, CD4 limfosit, Rasio
CD4/CD limfosit, Serum mikroglobulin B2, dan Hemoglobulin
Pemeriksaan awal sederhana yang dapat dilakukan adalah pemeriksaandarah
lengkap dan hitung jenis. Pada penderita dengan immunocompromissedstate,
dapat ditemukan penurunan jumlah limfosit < 2000/ul. Selanjutnya, padakasus
yang telah dicurigai infeksi HIV maka pasien dapat dikonsulkan ke bagianVCT
(Voluntary counceling and Testing) untuk dilakukan dua tahap pemeriksaan
khusus, yaitu skrining awal berupa Rapid Test dan Enzime Linked Sorbent
Assay (ELISA), dan yang kedua adalah Uji konfirmasi berupa Western Blot test
untukmendeteksi antibody spesifik pada pasien.Pemeriksaan Western Bolt
merupakan penentu diagnosis AIDS setelahtest ELISA dinyatakan positif. Bila
terjadi serokonversi HIV pada test ELISA dalam keadaan infeksi HIV primer,
harus segera dikonfirmasikan dengan test WBini. Hasil test yang positif akan
menggambarkan garis presipitasi pada proseselektroforesis antigen-antibodi HIV
di sebuah kertas nitroselulosa yang terdiri atas protein struktur utama virus.
Setiap protein terletak pada posisi yangberbeda pada garis, dan terlihatnya satu
pita menandakan reaktivitas antiboditerhadap komponen tertentu virus.
7. Pengkajian KeperawatanKomponen Keterangan
Riwayat Tes HIV positif, riwayat perilaku beresiko tinggi, menggunakan
obat-obat.
Penampilan umum Pucat dan kelaparan
Gejala subyektif Demam kronik, dengan atau tanpa menggigil, keringat malam
hari berulang kali, lemah, lelah, anoreksia, BB menurun, nyeri,
dan sulit tidur.
Kepala Sakit kepala, edem muka, ulser pada bibir atau mulut, mulut
kering, suara berubah, epsitaksis.
Neurologis Gangguan refleks pupil, nystagmus, vertigo,
ketidakseimbangan, kaku kuduk, kejang, paraplegia
Muskuloskeletal focal motor deifisit, lemah, tidak mampu melakukan ADL.
Kardiovaskuler Takikardi, sianosis, hipotensi
Pernapasan Dyspnea, takipnea, sianosis, menggunakan otot bantu
pernapasan, batuk produktif atau non produktif
Gastrointestinal Intake makan dan minum menurun, mual, muntah, BB menurun,
diare, inkontinensia, perut kram, hepatosplenomegali, kuning
Genital Lesi atau eksudat pada genital.
Integument Kering, gatal, rash atau lesi, turgor jelek, petekie positif
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC)
1. Bersihan Jalan Nafas tidak Efektif
Definisi :
Ketidakmampuan untuk membersihkan
sekresi atau obstruksi dari saluran
pernafasan untuk mempertahankan
kebersihan jalan nafas.
Batasan Karakteristik :
Dispneu, Penurunan suara nafas
Orthopneu, Cyanosis
Kelainan suara nafas
(rales,wheezing)
Batuk, tidak efekotif / tidak ada
Produksi sputum, Gelisah
Perubahan frekuensi dan irama nafas
Faktor-faktor yang berhubungan:
Obstruksi jalan nafas : spasme jalan
nafas, sekresi tertahan, banyaknya
mukus,
Kriteria Hasil :
v Mendemonstrasikan batuk efektif dan
suara nafas yang bersih, tidak ada
sianosis dan dyspneu (mampu
mengeluarkan sputum, mampu
bernafas dengan mudah, tidak ada
pursed lips)
v
Menunjukkan jalan nafas yang paten
(klien tidak merasa tercekik, irama
nafas, frekuensi pernafasan dalam
rentang normal, tidak ada suara
nafas abnormal)
v
Mampu mengidentifikasikan dan
mencegah factor yang dapat
menghambat jalan nafas
NIC :
Airway suction
-Pastikan kebutuhan oral / tracheal suctioning
-Auskultasi suara nafas sebelum dan sesudah suctioning.
-Informasikan pada klien dan keluarga tentang suctioning
-Minta klien nafas dalam sebelum suction dilakukan.
-Berikan O2 dengan menggunakan nasal untuk
memfasilitasi suksion nasotrakeal
-Gunakan alat yang steril sitiap melakukan tindakan
-Anjurkan pasien untuk istirahat dan napas dalam setelah
kateter dikeluarkan dari nasotrakeal
-Monitor status oksigen pasien
-Ajarkan keluarga bagaimana cara melakukan suksion
-Hentikan suksion dan berikan oksigen apabila pasien
menunjukkan bradikardi, peningkatan saturasi O2,
dll.
Airway Management
o Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw
thrust bila perlu
o Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
o Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan
nafas buatan
o Pasang mayo bila perlu
o Lakukan fisioterapi dada jika perlu
o Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
o Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
o Lakukan suction pada mayo
o Berikan bronkodilator bila perlu
o Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl Lembab
o Atur intake untuk cairan mengoptimalkan
keseimbangan.
o Monitor respirasi dan status O2
2. Hipertermia
Definisi :
Suhu tubuh naik diatas rentang normal
Batasan Karakteristik:
Kenaikan suhu tubuh diatas rentang
normal
Kriteria Hasil :
v Suhu tubuh dalam rentang normal
v Nadi dan RR dalam rentang normal
v Tidak ada perubahan warna kulit dan
tidak ada pusing, merasa nyaman
-Fever treatment
-Monitor suhu sesering mungkin
-Monitor warna dan suhu kulit
-Monitor tekanan darah, nadi dan RR
-Monitor penurunan tingkat kesadaran
-Monitor Hb, dan Hct
-Monitor intake dan output
-Berikan anti piretik
S Serangan atau konvulsi (kejang)
Kulit kemerahan
Pertambahan RR
Takikardi
Saat disentuh tangan terasa hangat
Faktor faktor yang berhubungan :
Penyakit, Peningkatan metabolisme,
dan dehidrasi
-Berikan pengobatan untuk mengatasi penyebab demam
-Selimuti pasien
-Lakukan tapid sponge
-Berikan cairan intravena
-Kompres pasien pada lipat paha dan aksila
-Tingkatkan sirkulasi udara
-Berikan pengobatan untuk mencegah terjadinya
menggigil
3 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Definisi
Intake nutrisi tidak cukup untuk
keperluan metabolisme tubuh.
Batasan karakteristik :
Berat badan 20 % atau lebih di bawah
ideal
Membran mukosa dan konjungtiva
pucat
Kelemahan otot yang digunakan untuk
Kriteria Hasil :
- Adanya peningkatan berat badan
sesuai dengan tujuan
- Berat badan ideal sesuai dengan
tinggi badan
- Mampumengidentifikasi kebutuhan
nutrisi
- Tidak ada tanda tanda malnutrisi
- Menunjukkan peningkatan fungsi
pengecapan dari menelan
- Tidak terjadi penurunan berat
Nutrition Management
- Kaji adanya alergi makanan
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.
- Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
- Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan
vitamin C
- Berikan substansi gula
- Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi
serat untuk mencegah konstipasi
- Berikan makanan yang terpilih ( sudah
menelan/mengunyah
Luka, inflamasi pada rongga mulut
Mudah merasa kenyang, sesaat setelah
mengunyah makanan
Dilaporkan atau fakta adanya
kekurangan makanan
Dilaporkan adanya perubahan sensasi
rasa
Perasaan ketidakmampuan untuk
mengunyah makanan
Kehilangan BB dengan makanan cukup
Nyeri abdominal dengan atau tanpa
patologi
Faktor-faktor yang berhubungan :
Ketidakmampuan pemasukan atau
mencerna makanan atau mengabsorpsi
zat-zat gizi berhubungan dengan faktor
biologis, psikologis atau ekonomi.
badan yang berarti dikonsultasikan dengan ahli gizi)
- Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan
makanan harian.
- Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
- Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
- Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi
yang dibutuhkan
Nutrition Monitoring
- BB pasien dalam batas normal
- Monitor adanya penurunan berat badan
- Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa
dilakukan
- Monitor interaksi anak atau orangtua selama makan
- Monitor lingkungan selama makan
- Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama
jam makan
- Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
- Monitor turgor kulit
- Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah
patah
- Monitor mual dan muntah
- Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar
Ht
- Monitor makanan kesukaan
- Monitor pertumbuhan dan perkembangan
- Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan
konjungtiva
- Monitor kalori dan intake nuntrisi
- Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila
lidah dan cavitas oral.
- Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet