Laporan Pendahuluan Fraktur Humeri

download Laporan Pendahuluan Fraktur Humeri

of 12

Transcript of Laporan Pendahuluan Fraktur Humeri

  • 8/10/2019 Laporan Pendahuluan Fraktur Humeri

    1/12

    LAPORAN PENDAHULUAN

    STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

    FRAKTUR HUMERUS

    Di Ruang Seruni Rumah Sakit Margono Soekarjo

    Disusun oleh

    SARAH MEITA WARDANI

    KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

    UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

    FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN

    JURUSAN KEPERAWATAN

    PROGRAM PROFESI

    2014

  • 8/10/2019 Laporan Pendahuluan Fraktur Humeri

    2/12

    I. Latar Belakang

    Fraktur merupakan hilangnya kontinuitas tulang, baik yang bersifat total

    maupunsebagian, biasanya disebabkan oleh trauma. Insiden fraktur secara keseluruhan

    adalah11,3 dalam 1000 per tahun, pada laki-laki adalah 11, 67 dalam 1000 per

    tahun,sedangkan pada perempuan 10,65 dalam 1000 per tahun. Gejala klasik fraktur

    adalahadanya riwayat trauma, rasa nyeri dan bengkak di bagian tulang yang patah,

    deformitas,gangguan fungsi muskuloskeletal, putusnya kontinuitas tulang, dan gangguan

    neurovascular. Fraktur dapat dibagi menjadi 2 macam:

    1. Fraktur tertutup (closed ), bila tidak terdapat hubungan antara fragmentulang dengan

    dunia luar.

    2. Fraktur terbuka (open/compound ), bila terdapat hubungan antara fragmentulang

    dengan dunia luar karena adanya perlukaan di kulit. Pada beberapakasus yang disertai

    laserasi kecil dan perdarahan, tidak dapat disebutfraktur terbuka. Fraktur terbuka terbagi

    atas tiga derajat:

    Derajat I:-Laserasi< 1 cm

    - Kerusakan jaringan tidak berarti, relatif bersih

    - Fraktur sederhana, dislokasi fragmen minimal

    Derajat II:- Laserasi > 1 cm

    - Tidak ada kerusakan jaringan yang hebat atau avulsi

    - Ada kontaminasi

    - Dislokasi fragmen fraktur jelas

    Derajat III:

    -Luka lebar dan rusak hebat, atau hilangnya jaringan sekitarnya

    -Kontaminasi hebat

    -Fraktur kominutif, segmental, fragmen tulang ada yang hilang.

    II. Pengertian

    Fraktur humerus adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang humerus yang

    disebabkan oleh benturan atau trauma langsung maupun tidak langsung. Fraktur atau

    patah tulang humerus terbagi atas :

    1. Fraktur Suprakondilar humerus

    Jenis fraktur ini dapat dibedakan menjadi :

    http://www.artikelkedokteran.com/387/sigap-terhadap-tetanus.htmlhttp://www.artikelkedokteran.com/387/sigap-terhadap-tetanus.htmlhttp://www.artikelkedokteran.com/387/sigap-terhadap-tetanus.htmlhttp://www.artikelkedokteran.com/387/sigap-terhadap-tetanus.htmlhttp://www.artikelkedokteran.com/387/sigap-terhadap-tetanus.html
  • 8/10/2019 Laporan Pendahuluan Fraktur Humeri

    3/12

    a. Jenis ekstensi yang terjadi karena trauma langsung pada humerus distal melalui

    benturan pada siku dan lengan bawah pada posisi supinasi dan lengan siku dalam

    posisi ekstensi dengan tangan terfikasi.

    b. Jenis fleksi pada anak biasanya terjadi akibat jatuh pada telapak tangan dengan

    tangan dan lengan bawah dalam posisi pronasi dan siku dalam posisi sedikit fleksi.

    2. Fraktur interkondiler humerus

    Fraktur yang sering terjadi pada anak adalah fraktur kondiler lateralis dan fraktur

    kondiler medialis humerus.

    3. Fraktur batang humerus

    Fraktur ini disebabkan oleh trauma langsung yang mengakibatkan fraktur spiral

    (fraktur yang arah garis patahnya berbentuk spiral yang disebabkan trauma rotasi).

    4. Fraktur kolum humerus

    Fraktur ini dapat terjadi pada kolum antomikum (terletak di bawah kaput humeri) dan

    kolum sirurgikum (terletak di bawah tuberkulum).

    Gambar Fraktur humerus

    Gambar 1 : Patah tulang midshaft humerus

    Gambar 2 : Patah Tulang distal humerus

    http://2.bp.blogspot.com/-15wOMUA8mXU/TyFTlnhCR9I/AAAAAAAAAKw/-QfRtAYGRjM/s1600/patah+tulang+distal+humerus.jpghttp://4.bp.blogspot.com/-5lvF_DvB_cE/TyFTJIeE2EI/AAAAAAAAAKo/ufgQKd3RMN0/s1600/patah+tulang+humerus.jpghttp://2.bp.blogspot.com/-15wOMUA8mXU/TyFTlnhCR9I/AAAAAAAAAKw/-QfRtAYGRjM/s1600/patah+tulang+distal+humerus.jpghttp://4.bp.blogspot.com/-5lvF_DvB_cE/TyFTJIeE2EI/AAAAAAAAAKo/ufgQKd3RMN0/s1600/patah+tulang+humerus.jpg
  • 8/10/2019 Laporan Pendahuluan Fraktur Humeri

    4/12

    Gambar 3 : Patah Tulang proximal humerus

    III.Etiologi

    1. Kekerasan langsung

    Kekerasan langsung menyebabkan patah tulang pada titik terjadinya kekerasan.

    Fraktur demikian sering bersifat fraktur terbuka dengan garis patah melintang atau

    miring.

    2.

    Kekerasan tidak langsung

    Kekerasan tidak langsung menyebabkan patah tulang ditempat yang jauh dari tempat

    terjadinya kekerasan. Yang patah biasanya adalah bagian yang paling lemah dalam

    jalur hantaran vektor kekerasan.

    3. Kekerasan akibat tarikan otot

    Patah tulang akibat tarikan otot sangat jarang terjadi. Kekuatan dapat berupa

    pemuntiran, penekukan, penekukan dan penekanan, kombinasi dari ketiganya, dan

    penarikan.

    IV. Tanda Gejala

    Tanda dan gejala fraktur adalah :

    Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai tulang diimobilisasi.

    Ekstremitas tidak dapat berfungsi dengan baik, karena fungsi normal otot bergantung

    pada intregitas tulang tempat melekatnya otot .

    Deformitas (terlihat maupun teraba)

    Pada fraktur panjang terjadi pemendekan tulang yang sebenarnya karena kontraksi

    otot yang melekat di atas dan dibawah tempat fraktur .

    Saat ekstremitas diperiksa dengan tangan , teraba adanya derik tulang dinamakan

    krepitus yang teraba akibat gesekan antara fragmen satu dengan yang lainnya .

    Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit terjadi sebagai akibat trauma

    dan perdarahan yang mengikuti fraktur

    http://1.bp.blogspot.com/-dEr2Bn5WSeM/TyFT1wFLMEI/AAAAAAAAAK4/QzZuqzY656A/s1600/patah+tulang+proximal-humerus.jpg
  • 8/10/2019 Laporan Pendahuluan Fraktur Humeri

    5/12

    V. Pemeriksaan Penunjang

    Pada pasien fraktur menurut Doenges (2000) dilakukan pemeriksaan sebagai berikut:

    1)Pemeriksaan Rontgen

    Untuk menentukan lokasi atau luasnya fraktur .

    2) CT Scan

    Untuk memperlihatkan fraktur juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi

    kerusakan jaringan lunak .

    3) Pemeriksaan Laboratorium

    a) Hb : mungkin meningkat atau juga dapat menurun ( terkait perdarahan )

    b) Leukosit : meningkat sebagai respon stress dan adanya infeksi.

    c) Kreatinin : bila terjadi kerusakkan otot atau tulang rangka menyebabkan

    perubahan produksi kreatinin dalam darah, karena kreatinin

    merupakan pembentuk masa otot(berbentuk kreatin fosfat)

    4) Arteriogram

    Dilakukan bila kerusakan vaskuler(pembuluh darah arteri) dicurigai.

    VI. Pengkajian

    a.

    Pengumpulan data(anamnesa, dan menanyakan keluhan utama serta deskripsi

    terjadinya fraktur)

    b. Pemeriksaan Fisik

    Dibagi menjadi dua, yaitu pemeriksaan umum (status generalisata) untuk

    mendapatkan gambaran umum dan pemeriksaan setempat (lokalis). Hal ini perlu

    untuk dapat melaksanakan total care karena ada kecenderungan dimana spesialisasi

    hanya memperlihatkan daerah yang lebih sempit tetapi lebih mendalam.

    c. Keadaan Lokal

    Harus diperhitungkan keadaan proksimal serta bagian distal terutama mengenai status

    neurovaskuler (untuk status neurovaskuler 5 P yaitu Pain, Palor, Parestesia, Pulse,

    Pergerakan)

  • 8/10/2019 Laporan Pendahuluan Fraktur Humeri

    6/12

  • 8/10/2019 Laporan Pendahuluan Fraktur Humeri

    7/12

    VII.Patofisiologi dan Pathway

    Kekurangan volume

    cairan

    Ketidakefektifan perfusi jaringan

    perifer

    Pre-O erasi

  • 8/10/2019 Laporan Pendahuluan Fraktur Humeri

    8/12

    Post-Operasi

    Adanya luka

    insisi

    Nyeri Akut Kerusakkan

    integritas Kulit

    Risiko Tinggi Infeksi

    Sebagai jalur masuknya kuman/bakteri

  • 8/10/2019 Laporan Pendahuluan Fraktur Humeri

    9/12

    VIII. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi

    No Diagnosa Keperawatan Intervensi

    1 Nyeri b/d agen injuri biologis, fisik, kimia -Pertahankan immobilisasi

    bagian yang sakit dengan tirah

    baring gips, pembebat, traksi.

    -Tinggikan dan dukung

    ekstremitas yang terkena.

    -Lakukan dan awasi latihan

    rentang gerak pasif/aktif.

    -Berikan alternatif tindakan

    kenyamanan, contoh

    perubahan posisi.

    -Ajarkan teknik pengurang

    nyeri nonfarmakologi jika

    skala nyeri ringan-sedang

    -Kolaborasi pemberian

    analgetik

    2 Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b/d trauma - Kaji aliran kapiler, warna

    kulit dan kehangatan distal

    pada fraktur.

    - Lakukan pengkajian

    neuromuskuler, perhatikan

    fungsi motorik/sensori.

    - Awasi tanda vital, perhatikan

    tanda-tanda pucat, cyanosis,

    kulit dingin.

    -Awasi

    hemoglobin/hematokrit,

    pemeriksaan koagulasi.

    3 Gangguan mobilitas fisik b/d fraktur -Kaji derajat imobilitas fisik

    yang dihasilkan oleh

    cedera/pengobatan dan

    perhatikan persepsi pasien

  • 8/10/2019 Laporan Pendahuluan Fraktur Humeri

    10/12

    terhadap mobilitas.

    -Latih ROM

    -Berikan/bantu dalam

    mobilisasi dengan kursi roda,

    kruk tongkat, sesegera

    mungkin, instruksikan

    keamanan dalam

    menggunakan alat mobilitas.

    -Berikan diet tinggi protein,

    karbohidrat, vitamin dan

    mineral, pertahankan

    penurunan kandungan protein

    sampai setelah defekasi

    pertama.

    4 Kerusakan integritas kulit/jaringan b/d cedera tusuk,

    fraktur terbuka, bedah perbaikan, pemasangan traksi,

    pen.

    -Kaji kulit untuk luka terbuka,

    benda asing, kemerahan,

    perdarahan, perubahan warna.

    -Ubah posisi dengan sering

    -Letakkan bantalan pelindung

    di bawah kaki dan di atas

    tonjolan tulang.

    -Hindarkan bersentuhan

    langsung dengan linen yang

    kotor.

    5 Risiko infeksi -Berikan perawatan pen/kawat

    steril

    -Awasi tanda-tanda vital

    -Anjurkan klien dan keluarga

    untuk menjaga kebersihan

    balutan dan jangan sampai

    lembab,dengan tidak

    memegang-megang balutan.

    -Analisis hasil pemeriksaan

  • 8/10/2019 Laporan Pendahuluan Fraktur Humeri

    11/12

    lab darah

    -Kolaborasi pemberian

    antibiotik

    6 Kekurangan volume cairan b/d kehilangan cairan

    aktif

    -Pantau masukan; pastikan

    sedikitnya 1500 ml peroral

    setiap 24 jam.

    -Pantau haluaran; pastikan

    sedikitnya 1000-1500 ml

    setiap 24 jam.

    -Kaji pengertian individu

    tentang alasan-alasan untuk

    mempertahankan hidrasi yang

    adekuat dan metoda-metoda

    untuk mencapai tujuan

    masukan cairan.

    -Balut luka untuk

    meminimalkan kehilangan

    cairan.

    -Beri cairan melalui IV.

    IX. Penatalaksanaan

    1. Meliputi metode penghentian perdarahan, yaitu dengan kain yang bersihuntuk

    membungkus luka, membalut luka secara ketat dengan pembalutkhusus atau

    tourniquet, mengencangkan pembalut elastik pada ujung anggotagerak. Hal ini tidak

    boleh dilakukan lebih dari 45 menit. Jika sirkulasi darahterhambat lebih lama, maka

    dapat timbul iskemia dan gangrene jaringan.

    2. Merawat syok, hentikan perdarahan di tempat kejadian, gunakan

    bidai, pertahankan kepala penderita di bawah, jaga supaya tubuh tetap hangat,

    suntikkan obat untuk mengurangi nyeri, dan memberikan keyakinanmemegang

    peranan penting dalam mencegah syok.

    3. Membawa penderita ke rumah sakit; lakukan pemeriksaan secara seksama,atasi syok,

    jaga supaya tubuh tetap hangat, hilangkan nyeri dengan morfin,gantikan darah yang

  • 8/10/2019 Laporan Pendahuluan Fraktur Humeri

    12/12

    hilang dengan transfusi, berikan infuse glukosa 5%hingga darah tersedia, dapat juga

    digunakan plasma ekspander

    4. Lakukan pemeriksaan sinar-X untuk menilai keadaan cedera.

    5.

    Antibiotik. Terapi antibiotik untuk fraktur terbuka harus secara langsung dilakukan,

    idealnya adalah 3 jam setelah terjadi luka. Resiko infeksi terlihat menurun 6 kali lipat

    melalui tindakan ini.

    6.

    ATS(Amino Transferase)

    Luka yang terkontaminasi dengan kotoran, saliva, atau feses, luka tusukan harus

    mendapat pertimbangan akan adanya C l o s t r i d i u m t e t a n i , bakteri

    gram positif anaerobik yang bertanggung jawab atas infeksi tetanus.

    X. Daftar Pustaka

    Bilotta, 2012,Kapita Selekta Penyakit dengan Implikasi Keperawatan Edisi 2, Jakarta:

    EGC.

    NANDA 2012-2014. Jakarta : EGC.

    NANDA, NIC&NOC jilid 1 dan 2 edisi 2013. Medication Publishing.

    Nursalam, 2006,Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistemmuskuloskletal,Jakarta: Salemba Medika.

    Price, S, A & Wilson, L, M. 2006. Patofisiologi: konsep klinis proses-proses penyakit.

    Jakarta : EGC.