Fraktur Dislokasi Proksimal Humeri dan.doc

23
Fraktur Dislokasi Proksimal Humeri dan Fraktur Kominutif Distal Humeri Dextra Fraktur adalah Diskontinuitas korteks tulang, kartilago, atau lempeng pertumbuhan disertai kerusakan jaringan lunak sekitar. Penyebab Fraktur : 1. Trauma 2. Non Trauma : proses patologik (tumor, infeksi, osteoporosis. Deskripsi Fraktur : I. Komplit-Inkomplit 1. Fraktur komplit : Bila garis patah melalui seluruh penampang tulang atau melalui kedua korteks tulang. 2.Fraktur inkomplit: Bila garis patah tidak melalui seluruh penampang tulang Misalnya : 1. Hairline fracture (patah retak rambut). 2. Buckle fracture atau torus fracture, bila terjadi lipatan dari satu korteks dengan kompresi tulang spongiosa di bawahnya.

Transcript of Fraktur Dislokasi Proksimal Humeri dan.doc

Page 1: Fraktur Dislokasi Proksimal Humeri dan.doc

Fraktur Dislokasi Proksimal Humeri dan

Fraktur Kominutif Distal Humeri Dextra

Fraktur adalah Diskontinuitas korteks tulang, kartilago, atau lempeng pertumbuhan

disertai kerusakan jaringan lunak sekitar.

Penyebab Fraktur : 1. Trauma

2. Non Trauma : proses patologik (tumor, infeksi, osteoporosis.

Deskripsi Fraktur :

I. Komplit-Inkomplit

1. Fraktur komplit :

Bila garis patah melalui seluruh penampang tulang atau melalui kedua korteks

tulang.

2.Fraktur inkomplit:

Bila garis patah tidak melalui seluruh penampang tulang

Misalnya : 1. Hairline fracture (patah retak rambut).

2. Buckle fracture atau torus fracture, bila terjadi lipatan dari satu

korteks dengan kompresi tulang spongiosa di bawahnya.

3.Greenstick fracture mengenai satu korteks dengan angulasi korteks

lainnya yang terjadi pada tulang panjang anak.

II. Bentuk garis patah dan Hubungannya dengan mekanisme trauma

1. Melintang : trauma angulasi atau langsung.

2. Oblik :trauma angulasi.

3. Spiral :trauma aksial-fleksi pada tulang spongiosa.

4. Avulsi :trauma tarikan atau traksi otot pada insersinnya di tulang.

Page 2: Fraktur Dislokasi Proksimal Humeri dan.doc

III. Berdasarkan jumlah garis patah:

1. Simple : Satu garis patah.

2. Segmental : Garis patah lebih dari satu tetapi tidak berhubungan.Bila dua garis

patah disebut fraktur bifocal

3. Multipel : Garis patah lebih dari satu tetapi pada tulang yang berlainan

tempatnya, misalnya fraktur femur, fraktur kruris, dan fraktur tulang

belakang.

4. Kominutif : Lebih dari satu garis fraktur dan saling bemubungan.

IV. Bergeser-tidak bergeser:

1. Undisplaced (tidak bergeser), garis patah komplit tetapi kedua fragmen tidak

bergeser, periosteumnya masih utuh.

2. Displaced (bergeser), terjadi pergeseran fragmen-fragmen fraktur yang terbagi

menjadi : - Dislokasi ad longitudinam cum contractionum :

pergeseran searah sumbu dan overlaping.

- Dislokasi ad axim :

pergeseran yang membentuk sudut

- Dislokasi ad latum

pergeseran dimana kedua fragmen saling menjauhi

V. Terbuka-tertutup

1. Tertutup : Bila tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar.

2. Terbuka : Bila terdapat hubungan antara fragmen dengan dunia luar karena ada

perlukaan dikulit.

Derajat Luka Fraktur

I Laserasi < 2 cm Sederhana, dislokasi fragmen

minimal

II Laserasi < 2 cm, kontusi otot

sekitarnya

Dislokasi fragmen jelas

III Luka lebar, rusak hebat, atau

hilangnya jaringan sekitarnya

Kominutif, segmental, fragmen

tulang ada yang hilang

Page 3: Fraktur Dislokasi Proksimal Humeri dan.doc

Diagnosa Fraktur

1. Anamnesa : - Adanya trauma

- Nyeri anggota badan : nyeri objektif, nyeri subjektif, nyeri lingkar,

nyeri sumbu (tarikan/tekanan)

- Pembengkakan/perubahan bentuk.

- Terputar/gerakan tidak normal.

2. Pemeriksaan umum

Dicari kemungkinan komplikasi umum seperti syok pada fraktur multipel, fraktur

pelvis, fraktur terbuka, tanda-tanda sepsis pada fraktur terbuka yang mengalami

infeksi.

3. Pemeriksaan status lokalis

Tanda-tanda klinis pada fraktur :

Lihat (Look) :

- Deformitas, terdiri dari penonjolan yang abnormal, angulasi,

rotasi, dan pemendekan.

- Functio laesa (hilangnya fungsi).

- Lihat juga ukuran tulang bandingkan kanan dengan kiri.

Raba (Feel) :

- Apakah terdapat nyeri tekan, nyeri sumbu.

- Krepitasi, teraba bila fraktur digerakkan (pada tulang spongiosa

atau tulang rawan epifise tidak teraba krepitasi)

- Temperatur setempat dan vaskuler di distal trauma.

Gerak (Move) :

- Nyeri bila digerakkan (aktif/pasif).

- Memeriksa seberapa jauh gangguan fungsi, gerakan yang tidak

mampu dilakukan (range of motion) dan kekuatan.

- Gerakan yang tidak normal.

4. Foto rontgen

5. CT Scan

Page 4: Fraktur Dislokasi Proksimal Humeri dan.doc

Pengelolaan Penderita Patah Tulang

Fraktur biasanya disertai trauma. Sangat penting untuk melakukan

pemeriksaan terhadap jalan napas (airway), proses pernapasan (breathing), dan

sirkulasi (circulation), apakah terjadi syok atau tidak. Bila sudah tidak ada masalah lagi

baru lakukan anamnesa dan pemeriksaan secara terperinci. Waktu terjadinya

kecelakaan penting ditanyakan unutk mengetahui berapa lama sampai di Rumah Sakit,

mengingat golden period 1-6 jam. Bila > 6 jam, kompliksai infeksi semakin besar

untuk fraktur terbuka, sehingga perlu tindakan operatif secepat mungkin untuk

mengurangi infeksi yang terjadi. Berikan toxoi, antibiotik dosis tinggi dan lakukan

debridemen luka. Kemudian lakukan Rontgen foto dan pemasangan bidai untuk

mengurangi rasa sakit dan mencegah terjadinya kerusakan yang lebih berat pada

jaringan lunak selain untuk memudahkan pembuatan foto.

Terapi konservatif

1. proteksi saja, misalnya mitella unutk fraktur Collum Chirurgicum humeri

dengan kedudukan baik.

2. Imobilisasi tanpa reposisi misalnya pemasangan gips atau bidai pada fraktur

inkomplit dan fraktur dengan kedudukan baik.

3. Reposisi tertutup dan fiksasi dengan gips, misalnya pada fraktur Supracondiler,

fraktur Colles, fraktur Smith.

4. Reposisi dengan traksi terus-menerus (diikuti dengan imobilisasi)

Terapi operatif

1. Reposisi tertutup dengan kontrol radiologis diikuti fiksasi eksterna.

2. Reposisi terbuka dan fiksasi interna

ORIF (Open Reduction Internal Fixation)

Keuntungan cara ini adalah :

- Reposisi anatomis

- Mobilisasi dini

Page 5: Fraktur Dislokasi Proksimal Humeri dan.doc

Indikasi ORIF :

a. Fraktur yang tidak bias sembuh atau adanya bahaya avascular necrosis.

Misalnya : Fraktur Talus, Fraktur Collum Femoris

b. Fraktur yang tidak dapat direposisi tertutup, misalnya : Fraktur avulsi,

Fraktur Dislokasi.

c. Fraktur yang dapat direposisi tetapi sulit dipertahankan, misalnya : Fraktur

Monteggia, Fraktur Galeazi, Fraktur Antebrachii, Fraktur pergelangan

kaki.

d. Fraktur yang berdasarkan pengalaman memberi hasil yang lebih baik

dengan operasi, misalnya : Fraktur Femur.

Keuntungan Fiksasi interna :

a. Reposisi sempurna

b. Tidak perlu lagi dipasang gips

c. Segera dapat mobilisasi

Kerugian Fiksasi interna

a. Resiko infeksi tulang

b. Hasilnya tidak begitu kuat bila dibandingkan dengan fiksasi eksterna.

Media fiksasi eksterna, antara lain :

a. Bidai/spalk

b. Gips balut : spalk, sirkuler

Harus ada kapas antara gips dan kulit (disebut Padded Cast), supaya tidak terjepit.

Gips sirkuler (harus digunakan hati-hati karena dapat menyebabkan jepitan aliran

darah atau iskemi), digunakan untuk ekstremitas; untuk melingkar tubuh disebut

Spika/Gips Jaket; bentuk seperti celana disebut Gips celana/Gips Broek.

c. Alat traksi, umtuk menarik tulang bagian distal, ada 2 macam :

- Skin traksi : plester (paling baik digunakan untuk anak-anak

- Skeletal traksi : dengan pen ditusuk ke tulang, paling baik dilakukan untuk

orang dewasa.

Page 6: Fraktur Dislokasi Proksimal Humeri dan.doc

Traksi untuk tungkai bawah : Braun, Thomas.

Traksi ada yang fixed dan balance (ikut bergerak)

Traksi untuk bayi ( Fraktur Femur) : Bryant

Traksi untuk anak-anak : Russel (skin traction), merupakan balanced traction.

Media fiksasi interna, antara lain :

1. Paku intrameduler

a. Paku bergalur Kirschner (’Paku K’) pada potongan melintang berbentuk

daun semanggi. Berguna untuk mencengkram sekeliling medula tulang

panjang.

b. Paku tipis dan lentut (Rush) memberikan fiksasi 3 titik pada fraktur.

2. Paku interossea

a. Bersirip (Smith Peterson)

b. Mc laughin : digunakan untuk memfiksasi fraktur disekitar Collum

Femoris.

3. Plate and screw

4. Kawat

a. Kawat Kirschner : dapat secara sederhana dilewatkan menyilangi

fraktur, biasanya digunakan 2 buah untuk mencegah rotasi atau

gangguan pada sekeliling, kawat ini ditanam atau dibawa keluar melalui

kulit.

b. Pengkawatan cincin metal : digunakan untuk menyangga extraossea

maupun interossea.

Page 7: Fraktur Dislokasi Proksimal Humeri dan.doc

Penyembuhan fraktur :

Fase hematom

Terjadinya perdarahan disekitar patah tulang, yang disebabkan oleh terputusnya

pembuluh darah pada tulang dan periost

Fase jaringan fibrosis

Hematom tersebut akan menjadi medium pertumbuhan sel jaringan fibrosis dan

vaskuler sehingga hematom berubah menjadi jaringan fibrosis dengan kapiler

didalamnya. Jaringan ini yang menyebabkan fragmen patahan tulang saling

menempel, yang dinamakan Callus fibrosa

Fase penyembuhan klinis

Kedalam hematom dan jaringan fibrosa tadi tumbuh sel jaringan mesenkim yang

bersifat osteogenik, dimana sel-sel kondroblast berubah menjadi kondroid dan

osteoblast menjadi osteoid. Pada fase ini calus yang terbentuk belum mengandung

kalsium, sehingga belum tampak penyambungan tulang pada foto rontgen

Fase kalsifikasi

Jaringan tersebut terjadi kalsifikasi sehingga menjadi callus tulang.

Fase konsolidasi (Remodelling)

Sel-sel tulang mengatur dirinya secara lamellar

Komplikasi fraktur :

1. Komplikasi segera : terjadi pada saat terjadinya fraktur atau setelahnya.

Lokal :

- Luka, abrasi, laserasi, penetrasi

- Pembuluh darah : robek, infeksi

- Sistem saraf : sumsum tulang belakang, saraf tepi motorik dan sensorik.

- Otot

- Organ dalam : jantung, paru, hepar, limpa (pada fraktur costa), kandung

kemih (pada fraktur pelvis)

Umum :

- Rudapaksa multipel

- Syok : hemoragik, neurogenik.

Page 8: Fraktur Dislokasi Proksimal Humeri dan.doc

2. Komplikasi dini terjadi dalam beberapa hari setelah kejadian.

Lokal :

Nekrosis kulit, gangren, sindrom kompartemen, trombosis vena, infeksi

sendi, osteomyelitis.

Umum :

ARDS, emboli paru, tetanus.

3. Komplikasi kemudian : terjadi lama setelah fraktur.

Lokal :

- Sendi : ankilosis fibrosa

- Tulang : malunion, dis union, delayed union, osteoporosis pasca

trauma, gangguan pertumbuhan, osteomielitis, patah tulang ulang.

- Otot/tendo : penulangan otot, ruptur tendon.

- Saraf : Kelumpuhan saraf lambat.

Umum :

- Batu ginjal (akibat imobilisasi lama di tempat tidur.

Page 9: Fraktur Dislokasi Proksimal Humeri dan.doc

Fraktur Humerus kondiler

Fraktur kondiler yang sering terjadi pada anak adalah fraktur kondilus lateralis

humerus dan fraktur epikondilus medialis Humerus. Fraktur kondiler sederhana jarang

ditemukan pada orang dewasa, pada orang dewasa umumnya didapati fraktur kondiler

kominutif berbentuk T atau Y.

Kondilus lateralis Humerus merupakan tempat origo ekstensor tangan. Otot ini

kuat sehingga pada fraktur kondilus lateralis Humerus pada anak, kondilus tersebut

terlokalisasi ke distal. Bagian proksimal pecahan kondilus mungkin tertarik ke distal dan

bagian distal pecahan kondilus tertahan di sendi atau masuk ke dalam sendi, sehingga

pecahan kondilus ini posisinya terbalik. Sekalipun demikian dapat terjadi fraktur kondilus

lateralis Humerus yang pecahannya tidak terdislokasi atau terdislokasi minimal. Fraktur

kondilus lateralis humerus pada anak ini termasuk fraktur epifisis berat tipe 4 .

Fraktur epikondilus medialis Humerus merupakan fraktur avulsi dan terjadi akibat

gaya abduksi atau valgus yang berlebihsn. Kadang stabilitas sendi siku hilang karena

epikondilus medialis merupakan juga insersi ligamen kolateral

Fraktur kondiler humerus pada orang dewasa yang biasanya berbentuk T atau Y,

adalah fraktur intraartikuler. Ini berarti perlu dilakukan reposisi seanatomis mungkin

yang diikuti dengan imobilisasi dini.

Mekanisme cedera

Jatuh pada pusat siku menyebabkan Prosesus Olekranon terdorong ke atas,

membelah Kondilus menjadi 2. cedera jaringan lunak sekitarnya biasanya cukup parah.

Gambaran klinik

Tampak pembengkakan, tapi jika dasar tulang diraba pada siku akan terasa lebih

lebar dari normal dan ujung Olekranon sangat tinggi.

Sinar X

Fraktur meluas dari Humerus bagian bawah ke sendi siku, bisa berbentuk T-Y atau

kominutif. Sering Kodilus jadi terpisah dan masing-masing bagian miring ke segala arah.

Page 10: Fraktur Dislokasi Proksimal Humeri dan.doc

Terapi

Cedera berat ini disertai dengan kerusakan sendi; imobilisasi yang lama hampir

pasti mengakibatkan kekakuan siku. Karena itu, gerakan lebih awal merupakan tujuan

utama.

Fraktur tanpa pergeseran

Hanya membutuhkan slab posterior dengan siku berfleksi hampir 90º; gerakan

dimulai setelah 2 minggu.

Fraktur yang cukup bergeser

Kalau diterapi secara konservatif, hampir selalu mengakibatkan kekakuan siku.

Karena itu sebaiknya dilakukan reduksi terbuka dan fiksasi internal.

Melalui pendekatan posterior sarah Ulnaris dikenali dan fraktur dibuka.

Fragmennya direduksi dan dipertahankan untuk sementara dengan kawat

Kirschner. Kemudian plate atau screw, atau keduanya, digunakan untuk fiksasi

dan kawat itu dilepaskan. Ini merupakan satu-satunya metode yang dapat

memberikan hasil yang mendekati sempurna.

Fraktur kominutif yang berat

Secara teknik mungkin dapat difiksasi tetapi hasil akhirnya biasanya

mengecewakan. Lebih baik dilakukan gerakan lebih awal. Lengan dipertahankan

dalam Collar dan manset atau lebih baik dengan penahan berengsel, siku berfleksi

melebihi sudut siku-siku; gerakan aktif segera dianjurkan begitu pasien

menginginkannya. Fraktur ini biasanya menyatu dalam 6-8 minggu, tetapi latihan

dilanjutkan selama 3 bulan lagi. Rentang gerakan yang bermanfaat sering

diperoleh 45º-90º.

Metode terapi alternatif pada fraktur yang mengalami pergeseran sedang atau

fraktur kominutif berat adalah dengan traksi kerangka melalui Olekranon, pasien

tetap di tempat tidur dengan Humerus yang dipertahankan vertikal, dan

dianjurkan melakukan gerakan siku.

Komplikasi

Dini

Page 11: Fraktur Dislokasi Proksimal Humeri dan.doc

- Cedera pembuluh darah

- Cedera saraf

- Mungkin terdapat kerusakan Saraf Medianus atau Saraf Ulnaris.

Belakangan

- Miositis Osifikans

Kerusakan jaringan lunak yang hebat dapat mengakibatkan osifikasi

heterotropik. Gerakan yang dipaksakan harus dihindari.

- Kekakuan

Fraktur Interkondilus kominutif selalu mengakibatkan tingkat kekakuan

tertentu. Tetapi ketidakmampuan dapat dikurang dengan program latihan

yang giat

Fraktur Humerus proximal

Fraktur Humerus Proximal biasanya terjadi setelah usia pertrengahan dan

terbanyak ditemukan pada wanita yang menderita osteoporosis pada masa pasca

menopause. Pada sebagian besar kasus pergeseran tidak nyata dan terapi menghadapi

sedikit masalah. Tetapi pada sekitar 20% nya terdapat banyak pergeseran pada satu

fragmen atau lebih dan tedapat resiko komplikasi yang bermakna.

Mekanisme cedera

Fraktur biasanya terjadi setelah jatuh pada lengan yang terentang, jenis cedera yang pada

orang muda mungkin menyebabkan dislokasi bahu. Kadang-kadang ssungguhnya terjadi

fraktur dan dislokasi.

Klasifikasi yang paling luas diterima adalah klasifikasi Neer (1970) yang memperhatikan

4 segmen utama yang terlibat dalam cedera ini

- Caput

- Tuberositas minor

- Tuberositas mayor

- Batang

Page 12: Fraktur Dislokasi Proksimal Humeri dan.doc

Klasifikasi ini membedakan jumlah fragmen yang bergeser atau terpisah. Karena itu

berapapun banyaknya garis fraktur kalau fragmen tidak bergeser ini dianggap sebagai

fraktur satu bagian. Kalau satu segmen terpisah dari lainnya ini disebut fraktur 2 bagian.

Kalau 2 fragmen bergeser ini disebut fraktur 3 bagian. Kalau semua bagian utama

bergeser disebut fraktur 4 bagian

Manfaat klasifikasi ini adalah bahwa klasifikasi ini berkorelasi dengan hasilnya, fraktur

yang hanya sedikit bergeser menyebabkan sedikit masalah, fraktur 2 bagian biasanya

dapat ditangani dengan reduksi tertutup, fraktur 3 bagian sulit direduksi dan mungkin

membutuhkan fiksasi internal atau luar, dan fraktur 4 bagian yang biasanya buruk lebih

baik diterapi dengan penggantian prostetik

Gambaran klinik

Karena fraktur sering terimpaksi secara erat, nyerinya mungkin tidak hebat.

Tetapi munculnya memar yang besar pada bagian atas lengan perlu dicurigai. Tanda-

tanda cedera pada saraf aksila atau pleksus brakialis perlu dicari.

Terapi

Fraktur yang hanya sedikit bergeser

Tidak memerlukan terapi selain mengistirahatkan lengan untuk sementara waktu

dalam kain gendongan hingga nyeri mereda, dan kemudian dilakuakn gerakan

pasif perlahan-lahan pada bahu. Sekali fraktur telah menyatu (biasanya seteah 6

minggu). Latihan aktif dianjurkan, tangan tentu saja sejak awal secara aktif

digunakan.

Fraktur 2 bagian

Biasanya dapat direduksi secara tertutup. Kalau pergesran terjadi pada collum

chirurgicum, fragmen secara pelan-pelan dimanipulasikan ke dalam jajaran dan

lengan diimobilisasi pada pembalut dada velpeau selama 4 minggu, latihan siku

dan tangan dianjurkan selama periode ini, latihan bahu dimulai sekitar 4 minggu.

Hasil terapi konservatif biasanya memuaskan, karena kebanyakan pasien ini

berusia lebih dari 65 tahun dan tidak sempurna. Tetapi kalau terdapat pergeseran

Page 13: Fraktur Dislokasi Proksimal Humeri dan.doc

yang nyata dan disertai ketidakstabilan atau pemisahan nyata pada tuberositas

mayor, mungkin diperlukan reduksi terbuka dan fiksasi internal. Fraktur

pergeseran yang jarang terjadi pada leher anatomis biasanya menyebabkan

nekrosis avaskuler pada fragmen artikular. Fragmen yang besar harus disekrupkan

lagi pada posisinya.

Fraktur 3 bagian

Biasanya disertai pergeseran Collum Chirurgicum dan Tuberositas Mayor. Sulit

direduksi secara tertutup. Pada individu yang aktif cedera ini terbaik ditangani

dengan reduksi terbuka dan fiksasi internal. Metode alternatifnya adalah fiksasi

luar, mempertahankan Caput Humerus dengan dua pen berulir dan batang

Humerus dengan tiga pen. Setelah direduksi batang penghubung yang mempunyai

2 sendi bola dilekatkan.

Fraktur 4 bagian

Yakni dengan pergeseran Collum Chirurgicum dan kedua Tuberositas adalah

cedera berat dengan resiko komplikasi yang tinggi, misalnya cedera pembuluh

darah, kerusakan Pleksus Brakhialis, cedera pada dinding dada, dan dapat terjadi

nekrosis avaskuler pada Caput Humerus.

Diagnosis dengan Rontgen sulit dilakukan (berapa fragmennya dan apakah

fragmen itu bergeser?). suatu penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa belum

banyak kesepakatan antara peneliti mengenai penilaian dengan sinar X. Seringkali

yang dapat dikatakan orang hanyalah terdapat pergeseran fragmen multipel,

kadang-kadang disertai dengan dislokasi glenohumeral. Terapi tertutup dan upaya

reduksi serta fiksasi terbuka biasanya mengakibatkan berlanjutnya nyeri dan

kekakuan; tetapi pilihannnya adalah penggantian prostetik terhadap Humerus

Proksimal.

Page 14: Fraktur Dislokasi Proksimal Humeri dan.doc

Komplikasi

Dislokasi bahu

Fraktur dislokasi anterior maupun posterior dapat terjadi. Dislokasi biasanya

dapat direduksi secara tertutup dan fraktur kemudian diterapi dengan cara biasa.

Tetapi pada fraktur 3 bagian mungkin diperlukan reduksi terbuka.

Cedera pembuluh darah dan cedera saraf

Kekakuan pada bahu

Malunion

Pada Fraktur kominutif dekat persendian siku dibutuhkan reduksi terbuka, reduksi

tertutup efektif pada regio yang lain, biasanya fraktur kominutif di leher Humerus, distal

Page 15: Fraktur Dislokasi Proksimal Humeri dan.doc

Radius, distal Femur. Ketika traksi diarahkan secara baik maka fascia menekan fragmen

ini sehingga terbentuk hubungan yang baik kembali.