LAPORAN PENDAHULUAN Combustio

4
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN COMBUSTIO DI IRNA A2 BEDAH RUMAH SAKIT Dr, KARIADI SEMARANG Disusun oleh : Dyah Novitaningrum NIM. 1.1.102008

Transcript of LAPORAN PENDAHULUAN Combustio

Page 1: LAPORAN PENDAHULUAN Combustio

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN COMBUSTIO

DI IRNA A2 BEDAH RUMAH SAKIT Dr, KARIADI SEMARANG

Disusun oleh :

Dyah Novitaningrum

NIM. 1.1.102008

POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN SEMARANG

2004

Page 2: LAPORAN PENDAHULUAN Combustio

Dapat juga terjadi keracunan gas CO atau gas beracun yang lain. Karbon

monoksida akan mengikat hemoglobin dengan kuat sehingga hemoglobin tidak

mampu lagi mengikat oksigen. Tanda keracunan ringan adalah lemas, mual dan

muntah. Pada keracunan berat terjadi koma. Bila lebih dari 60 % hemoglobin

terikat CO, penderita dapat meninggal.

Setelah 12 – 24 jam, permeabilitas kapiler membaik dan terjadi mobilisasi

dan penyerapan cairan edema kembali kepembuluh darah. Ini ditandai dengan

meningkatnya diuresis.

Luka baker sering tidak steril. Kontaminasi pada kulit mati, yang

merupakan medium yang baik untuk pertumbuhan kuman akan mempermudah

infeksi. Infeksi ini sulit diatasi karena daerahnya tidak tercapai oleh pembuluh

kapiler yang mengalami trombosis. Padahal pembuluh ini membawa sistem

pertahanan tubuh atau antibiotik. Kuman penyebab infeksi pada luka bakar selain

berasal dari kulit penderita sendiri, juga kontaminasi kuman dari lingkungan

rumah sakit. Infeksi nosokomial ini biasanya sangat berbahaya karena banyak

yang sudah resisten terhadap antibiotic.

Pada awalnya infeksi biasanya disebabkan oleh kokus gram positif yang

berasal dari kulit sendiri atau saluran nafas, tetapi kemudian dapat terjadi invasi

kuman gram negatif. Pseudomonas aeruginosa yang dapat menghasilkan

eksotoksin protease dan toksin lain yang berbahaya terkenal sangat agresif dalam

invasinya pada luka bakar. Infeksi pseudomonas dapat dilihat dari warna hijau

`ada kasa penutup luka bakar. Kuman memproduksi enzim penghambat keropeng

yang bersama dengan eksudasi oleh jaringan granulasi membentuk nanah.

IV. DIAGNOSA, TUJUAN DAN INTERVENSI KEPERAWATAN

1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan luka combustio.

Tujuan :

Nyeri dapat berkurang setelah dilakukan tindakan keperawatan, dengan

kriteria hasil :

Pasien tampak rileks dan tidak menyeringai.

Nyeri dapat berkurang, klien dapat beradaptasi dengan nyerinya.

Page 3: LAPORAN PENDAHULUAN Combustio

Kerusakan kulit / jaringan

Kecacatan Evaporasi >>

Luka bakar

Nyeri

Udema

Penurunan perfusi jaringan

Resti infeksiResti syokNeurogenik

Dehidrasi

Viskositas darah >>

Agen mikroorganisme

Tek darah meningkat

Aliran darah keorgan menurun

Udema mukosa

Sodium CloridNa+, protein hilang Na+ hilang

Dehidrasi jaringan

Hipovolemik

Syok hypovolemik

Syok Kardiogenik

Penurunan curah jantung

Gangguan citra tubuh

Vasidilitasi selPermeabilitas kapiler

Kesadaran menurun

Otak

Deficit Volume Cairan

Kematian

Resti cidera

Pola nafas tidak efektif