Laporan Pendahuluan Bunuh Diri

12
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN RESIKO BUNUH DIRI A. Kasus ( Masalah Utama ) 1. Defenisi Bunuh diri adalah segala perbuatan seseorang yang dapat mengahiri hidupnya sendiri dalam waktu singkat. Menurut Budi Anna Keliat, bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapat mengakhiri kehidupan. Keadaan ini didahului oleh respons maladaptive. Bunuh diri merupakan keputusan terakhir dari individu untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Umumnya dibagi atas 3 yaitu berpikir bunuh diri (suicide ideation), membuat bunuh diri (gesture), dan mencoba bunuh diri (attempt). Ideation yaitu berpikir tentang atau merencanakan untuk membunuh diri. Gesture yaitu dilakukan tanpa sikap yang nyata yang menyebabkan luka serius atau kematian tetapi kemudian mengirim isyarat bahwa sesuatu telah terjadi. Sedangkan attempt adalah bermaksud terjadinya luka atau kematian. Ada juga yang

description

Keperawatan Jiwa

Transcript of Laporan Pendahuluan Bunuh Diri

LAPORAN PENDAHULUANASUHAN KEPERAWATAN KLIEN RESIKO BUNUH DIRI

A. Kasus ( Masalah Utama )1. DefenisiBunuh diri adalah segala perbuatan seseorang yang dapat mengahiri hidupnya sendiri dalam waktu singkat. Menurut Budi Anna Keliat, bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapat mengakhiri kehidupan. Keadaan ini didahului oleh respons maladaptive. Bunuh diri merupakan keputusan terakhir dari individu untuk memecahkan masalah yang dihadapi.Umumnya dibagi atas 3 yaitu berpikir bunuh diri (suicide ideation), membuat bunuh diri (gesture), dan mencoba bunuh diri (attempt). Ideation yaitu berpikir tentang atau merencanakan untuk membunuh diri. Gesture yaitu dilakukan tanpa sikap yang nyata yang menyebabkan luka serius atau kematian tetapi kemudian mengirim isyarat bahwa sesuatu telah terjadi. Sedangkan attempt adalah bermaksud terjadinya luka atau kematian. Ada juga yang mengkategorikan sebagai impulsive act, paracide, dan subintentional death.2. EtiologiSecara universal : karena ketidakmampuan individu untuk menyelesaikan masalahTerbagi menjadi:. a. Faktor Genetikb. . Faktor Biologis lainc. . Faktor Psikososial & Lingkungan

Faktor genetik (berdasarkan penelitian): 1,5 3 kali lebih banyak perilaku bunuh diri terjadi pada individu yang menjadi kerabat tingkat pertama dari orang yang mengalami gangguan mood/depresi/ yang pernah melakukan upaya bunuh diri. Lebih sering terjadi pada kembar monozigot dari pada kembar dizigot. Faktor Biologis lain:Biasanya karena penyakit kronis/kondisi medis tertentu, misalnya:- Stroke- Gangguuan kerusakan kognitif (demensia)- Diabetes- Penyakit arteri koronaria- Kanker- HIV / AIDS- dll Faktor Psikososial & Lingkungan: Teori Psikoanalitik / Psikodinamika: Teori Freud, yaitu bahwa kehilangan objek berkaitan dengan agresi & kemarahan, perasaan negatif thd diri, dan terakhir depresi. Teori Perilaku Kognitif: Teori Beck, yaitu Pola kognitif negatif yang berkembang, memandang rendah diri sendiri Stressor Lingkungan: kehilangan anggota keluarga, penipuan, kurangnya sistem pendukung sosialPerilaku Destruktif DiriDapat diklasifikasikan menjadi:1. Perlaku destruktif diri langsung,- Mencakup setiap bentuk aktivitas bunuh diri.- Niat: kematian- Individu menyadarinya- Lama perilaku: berjangka pendek2. Perilaku destruktif diri tidak langsung Meliputi setiap aktivitas yang merusak kesejahteraan fisik individu dan dapat mengarah pada kematian. Individu tsb tidak menyadari tentang potensial kematian akibat perilakunya. Menyangkal apabila dikonfirmasi. Durasi lebih lama dari perilaku bunuh diri yang secara langsung.

3. Manifestasia. Mood/affek Depresi yangpersisten, merasa hopelessness, helplessness, isolation, sedih, merasa jauh dari orang lain, afek datar, sering mendengar atau melihat bunyi yang sedih dan unhappy, membenci diri sendiri, merasa dihina, sering menampilkan sesuatu yang tidak adekuat di sekolah, mengharapkan untuk dihukum.b. Perilaku/behavior.Perubahan pada penampilan fisik, kehilangan fungsi, tak berdaya seperti tidak intrest, kurang mendengarkan, gangguan tidur, sensitive, mengeluh sakit perut, kepala sakit, perilaku antisocial : menolak untuk minum, menggunakan obat obatan, berkelahi, lari dari rumah.

c. Sekolah dan hubungan interpersonal.Menolak untuk ke sekolah, bolos dari sekolah, withdraw sosial teman temannya, kegiatan kegiatan sekolah dan hanya interest pada hal hal yang menyenangkan, kekurangan system pendukung sosial yang efektif.d. Ketrampilan koping.Kehilangan batas realita, menarik dan mengisolasikan diri, tidak menggunakan support system, melihat diri sebagai orang yang secara total tidak berdaya.

B. Proses terjadinya MasalahSemua prilaku bunuh diri adalah serius apapun tujuannya. Orang yang siap membunuh diri adalah orang yang merencanakan kematian dengan tindak kekerasan, mempunyai rencana spesifik dan mempunyai niat untuk melakukannya. Prilaku bunuh diri biasanya dibagi menjadi 3 kategori :1. Ancaman bunuh diri Peningkatan verbal/nonverbal bahwa orang tersebut mempertimbangkan untuk bunuh diri. Ancaman menunjukkan ambivalensi seseorang tentang kematian, kurangnya respon positif dapat ditafsirkan seseorang sebagai dukungan untuk melakukan tindakan bunuh diri.1. Upaya bunuh diri Semua tindakan yang diarahkan pada diri yang dilakukan oleh individu yang dapat mengarah pada kematian jika tidak dicegah.1. Bunuh diri Mungkin terjadi setelah tanda peningkatan terlewatkan atau terabaikan. Orang yang melakukan percobaan bunuh diri dan yang tidak langsung ingin mati mungkin pada mati jika tanda-tanda tersebut tidak diketahui tepat pada waktunya.Percobaan bunuh diri terlebih dahulu individu tersebut mengalami depresi yang berat akibat suatu masalah yang menjatuhkan harga dirinya

C. Pohon Masalah

AkibatResiko menciderai diri : bunuh diriGangguan alam perasaan : depresiKoping maladaptif

Core Problem

Penyebab

D. Diagnosa KeperawatanPENGKAJIAN0. Lingkungan dan upaya bunuh diriPerawat perlu mengkjai pristiwa yang menghina atau menyakitkan , upaya persiapan , ungkapan verbal, catatan, lukisan, memberikan benda yang berharga, obat, penggunaan kekerasan, racun.0. GejalaPerawat mencatat adaya keputusasaan, celaan terhadap diri sendiri, perasaan gagal dan tidak berharga, alam perasaan depresi, agitasi, gelisah, insomnia menetap, berat badan menurun, bicara lamban, keletihan, withdrawl.

0. Penyakit psikiatrikUpaya bunuh diri sebelumnya, kelainan afektif, zat adiktif, depresi remaja, gangguan mental lansia.0. Riwayat psikososialBercerai, putus hubungan , kehilangan pekerjaan, stress multiple (pindah, kehilangan, putus hubungan, masalah sekolah, krisis disiplin, penyakit kronik.0. Faktor kepribadianImpulsive, agresif, bermusuhan, kognisi negative dan kakuk, putus asa, jharga diri rendah, antisocial0. Riwayat keluargaRiwayat bunuh diri, gangguan afektif, alkoholisme

DIAGNOSA KEPERAWATANDiagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada prilaku percobaan bunuh diri:1. Dorongan yang kuat untuk bunuh diri berhubungan dengan gangguan alam perasaan : depresi. 1. Potensial untuk bunuh diri berhubungan dengan ketidakmampuan menangani stres, perasaan bersalah. 1. Koping yang tidak efektif berhubungan dengan ingin bunuh diri sebagai pemecahan masalah. 1. Potensial untuk bunuh diri berhubungan dengan keadaan stress yang tiba-tiba 1. Isolasi sosial berhubungan dengan usia lanjut atau fungsi tubuh yang menurun. 1. Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan kegagalan (sekolah, hubungan interpersonal).

E. Rencana Tindakan Keperawatan5. Observasi prilaku klien lebih sering melalui aktivitas dan interaksi rutin, hindari kesan pengamatan dan kecurigaan pada klien .5. Tetapkan kontak verbal dengan klien bahwa ia akan memintya bantuan jika keinginan untuk bunuh diri dirasakan (mendiskusikan perasaan ingin bunuh diri dengan orang yang dipercaya).5. Jika mutilasi diri terjadi, rawat luka klien dengan tidak mengusik penyebabnya, jangan berikan reinforcement positive untuk prilaku tersebut (kurangnya perhatian untuk prilaku maladaptive dapat menurunkan pengulangan mutilasi). 5. Dorong klien untuk bicara tentang perasaan yang dimilikinya sebelum prilaku ini terjadi (agar memahami masalah). 5. Bertindak sebagai model dalam mengexpresikan kemarahan yang tepat (prilaku bunuh diri dipandang sebagai marah yang diarahkan pada diri sendiri). 5. Singkirkan semua benda yang berbahaya dari lingkungan klien (keamanan klien merupakan prioritas perwatan).5. Arahkan kembali prilaku mutilasi dengan penyaluran fisik (latihan fisik merupakan cara yang aman untuk menyalurkan ketegangan yang terpendam). 5. Komitment semua staf untuk memberikan spirit kepada klien.5. Berikan obat-obatan sesuai hasil kolaborasi, pantau keefektifan, dan efek samping.5. Gunakan restrain mekanis bila keadaan memaksa sesuai prosedur tetap. 5. Observasi klien dalam restrain tiap 15 menit/sesuai prosedur tetap dengan mempertimbangkan keamanan, sirkulasi darah, kebutuhan dasar (keamanan klien merupakan prioritas keperawatan). (Sumber: Yosep, Iyus. 2007. Keperawatan Jiwa. PT Refika Aditama: Bandung).

Semarang, 3 April 2011

Farah Ramadhani 092080190