Makalah Bunuh Diri (Suicide)

53
Karya Ilmiah ini Ditujukan sebagai Tugas Akhir Sebelum Menghadapi UN TAHUN AJARAN 2008/2009 DISUSUN OLEH: NAMA : RIZKI SETIAWAN S. NIS : 16647 KELAS : XII-IPA 7 PROGRAM STUDI : IPA Persepsi Bunuh Diri sebagai Jalan Keluar - 39 -

Transcript of Makalah Bunuh Diri (Suicide)

Page 1: Makalah Bunuh Diri (Suicide)

Karya Ilmiah ini Ditujukan sebagai Tugas Akhir Sebelum Menghadapi

UNTAHUN AJARAN 2008/2009

DISUSUN OLEH:

NAMA : RIZKI SETIAWAN S.

NIS : 16647

KELAS : XII-IPA 7

PROGRAM STUDI : IPA

Jl. Ki Hajar Dewantara No. 199 Ternate, Maluku Utara

Persepsi Bunuh Diri sebagai Jalan Keluar

- 39 -

Page 2: Makalah Bunuh Diri (Suicide)

2008/2009

DISUSUN OLEH:

NAMA : RIZKI SETIAWAN S.

NIS : 16647

KELAS : XII-IPA 7

PROGRAM STUDI : IPA

Jl. Ki Hajar Dewantara No. 199 Ternate, Maluku Utara

Persepsi Bunuh Diri sebagai Jalan Keluar

- 39 -

Page 3: Makalah Bunuh Diri (Suicide)

2008/2009

Persepsi Bunuh Diri sebagai Jalan Keluar

- 39 -

Page 4: Makalah Bunuh Diri (Suicide)

Karya tulis ilmiah yang berjudul

“Persepsi Bunuh Diri sebagai Jalan Keluar”

disusun oleh

Rizki Setiawan S.NIS. 16647

Selaku yang mengesahkan

Karya tulis ini

Guru Pembimbing dan Wali Kelas

Dra. Bekti Nirmala, MpdNIP. 132 193 851

Mengetahui Kepala Sekola

SMAN 1 Kota Ternate

Persepsi Bunuh Diri sebagai Jalan Keluar

- 39 -

Page 5: Makalah Bunuh Diri (Suicide)

Drs. Kamarullah H. AminNIP. 131 696 163

Karya Tulis Ilmiah yang berjudul ”Persepsi Bunuh Diri sebagai Jalan

Keluar” ini dipersembahkan untuk:

Orangtuaku tercinta yang selalu mendoakanku, mendukungku,

membimbingku, melindungiku dan memberikan cinta, serta kasih

sayang yang tak terhitung untukku.

Keluargaku tersayang (Adik-adikku dan saudaraku) yang selalu

mendukungku, memberi semangat dan ide-ide dalam menghadapi

setiap hari-hariku.

Guru-guru pengajar dan pembimbing terbaik yang selalu memberi

nasehat, bimbingan dan didikan yang akan selalu berguna dan

membangun bagikku

Teman-temanku yang selalu menemaniku dalam melewati masa-masa

hidupku dan saling membagi rasa, canda, tawa dan duka yang tak akan

terlupakan

Persepsi Bunuh Diri sebagai Jalan Keluar

- 39 -

Page 6: Makalah Bunuh Diri (Suicide)

Persepsi Bunuh Diri sebagai Jalan Keluar

- 39 -

Lakukanlah yang terbaik untuk

dirimu sendiri dan jadilah yang

terbaik utuntuk orang sekitar yang

Page 7: Makalah Bunuh Diri (Suicide)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas nikmat

kesehatan dan kesempatan-Nya sehingga penulis dapat merancang

dan akhirnya membuat karya tulis ini.

Tugas karya tulis yang berjudul ”Persepsi Bunuh Diri sebagai

Jalan Keluar” ini dibuat dan ditujukan sebagai tugas akhir mata

pelajaran Bahasa Indonesia sebelum menghadapa Ujian Nasional.

Dalam pembuatan dan penyelesaian karya tulis ini, penulis

menemui beberapa kendala dan kesulitan. Pada kesempatan ini

penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Dra. Bekti Nirmala,

Mpd selaku guru pembimbing dan wali kelas, karena dengan

bantuan dan bimbingan dari, Beliau sehingga penulis dapat

menyelesaikan karya tulis ini.

Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada

Orangtua dan keluarga penulis yang telah mendukung dan

berperan serta dalam pembuatan karya tulis ini.

Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai

pihak yang telah membantu dan berpartisipasi dalam pembuatan

karya tulis ini.

Persepsi Bunuh Diri sebagai Jalan Keluar

- 39 -

Page 8: Makalah Bunuh Diri (Suicide)

Semoga Allah SWT membalas kebaikan dari semuanya.

Oleh karena itu, penulis berharap kritik dan saran yang dapat

membangun dan membantu dalam perbaikan karya tulis ini.

Semoga karya tulis ini dapat memberi kaedah dan manfaat bagi

pembaca.

Penulis

Rizki Setiawan S.NIS. 16647

Persepsi Bunuh Diri sebagai Jalan Keluar

- 39 -

Page 9: Makalah Bunuh Diri (Suicide)

DAFTAR ISI

Halaman Judul................................................. i

Halaman Pengesahan......................................ii

Halaman Persembahan....................................iii

Motto.............................................................iv

Kata Pengantar...............................................v

Daftar Isi........................................................vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.........................................................1

B. Rumusan Masalah....................................................3

C. Maksud/Tujuan Penulisan.........................................3

D. Manfaat Penulisan....................................................4

E. Sumber Data............................................................ 5

F. Metode Penulisan.....................................................5

BAB II PEMBAHASAN TENTANG PERSEPSI BUNUH

DIRI SEBAGAI JALAN KELUAR

A. Pengertian Bunuh Diri..............................................6

B. Tipe-Tipe Bunuh Diri.................................................8

C. Faktor dan Alasan Tindakan Bunuh Diri....................10

D. Tanda-Tanda Bunuh Diri dan Faktor Resiko Bunuh Diri

.............................................................................16

Persepsi Bunuh Diri sebagai Jalan Keluar

- 39 -

Page 10: Makalah Bunuh Diri (Suicide)

E. Pandangan Mengenai Bunuh Diri..............................18

F. Upaya Pencegahan Tindakan Bunuh Diri..................22

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan..............................................................25

B. Saran........................................................................25

Daftar Pustaka...........................................27

Persepsi Bunuh Diri sebagai Jalan Keluar

- 39 -

Page 11: Makalah Bunuh Diri (Suicide)

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemajuan IPTEK di dunia ini ternyata tidak diimbangi dengan

kemajuan psikologis dan sosiologis dari setiap kalangan yang ada di setiap

negara. Maraknya peristiwa mengakhiri hidup dengan bunuh diri menjadi

sebuah fenomena menarik. Bagi bangsa Indonesia, bunuh diri bukanlah

hanya sebuah tradisi budaya turun-temurun sebagaimana yang terjadi di

Jepang dengan harakirinya.

Namun, pada kondisi empirik kita temukan justru pada akhir-akhir ini

fenomena mengambil jalan pintas bunuh diri menjadi sebuah alternatif yang

banyak dipilih tak hanya kalangan orang dewasa, tetapi juga oleh remaja,

bahkan anak-anak yang masih bersekolah di tingkat dasar.

Tingkat bunuh diri di Indonesia dinilai masih cukup tinggi.

Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2005,

sedikitnya 50 ribu orang Indonesia melakukan tindak bunuh diri tiap

tahunnya.

Dengan demikian, diperkirakan 1.500 orang Indonesia melakukan

bunuh diri per harinya. Jumlah ini belum ditambah tingkat kematian akibat

dari pemakaian obat terlarang (overdosis) yang jumlahnya mencapai 50 ribu

orang tiap tahun.

Persepsi Bunuh Diri sebagai Jalan Keluar

- 39 -

Page 12: Makalah Bunuh Diri (Suicide)

Ditambahkan, faktor psikologi yang mendorong orang bunuh diri

adalah dukungan sosial kurang, baru kehilangan pekerjaan, kemiskinan,

huru-hara psikologi, konflik berat pengunsi dan sebagainya.

Data Departemen Kesehatan menyebutkan, beberapa daerah

memiliki tingkat bunuh diri tinggi, antara lain Provinsi Bali mencapai 115

kasus selama Januari - September 2005 dan 121 kasus selama tahun 2004.

Pada 2004 di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, tercatat 20 kasus bunuh

diri dengan korban rata-rata berusia 51-75 tahun.

Di Jepang angka kasus bunuh diri lebih dari 30 ribu orang per tahun.

Sedangkan di Cina mencapai 250 ribu per tahun. Psikolog Tika Bisono

mensinyalir para pelaku bunuh diri memilih keramaian sebagai tempat bunuh

diri karena, pelaku ingin terlihat membaur selayaknya orang normal

melakukan aktivitas, masih berada di persimpangan antara mau dan tidak

mau serta berharap setidaknya ada orang yang berniat mencegah dirinya

melakukan usaha bunuh diri.

Jika disimak, antara kurun waktu 2004-2007, banyak peristiwa bunuh

diri yang dilakukan oleh anak usia belasan tahun dan masih bersekolah di

sekolah dasar atau di sekolah menengah pertama (SMP). Ironisnya, faktor

penyebabnya lebih banyak karena ketidakmampuan anak. Kini, bunuh diri

dipandang sebagian masyarakat sebagai salah satu jalan keluar mengatasi

masalah yang dihadapinya. Bunuh diri dipandang potret masyarakat gagal.

Fungsi sosialisasi, tata nilai, dan relasi-relasi personal tak lagi

mendalam. Manusia dihargai bukan oleh nilai-nilai kemanusiaan, melainkan

oleh kedudukan, kekayaan, martabat dan status sosial. Lunturnya

penghargan individu menjadi pemicu orang tidak lagi berharga di mata orang

lain.

Persepsi Bunuh Diri sebagai Jalan Keluar

- 39 -

Page 13: Makalah Bunuh Diri (Suicide)

Selain itu, tatanan sosial dalam tingkatan yang lebih global dianggap

sangat kacau dan malahan cenderung tanpa moralitas, yang mendorong

pelaku bunuh diri dijadikan sebagai pilihan terbaik. Dalam bahasa yang lain,

corak kapitalisme global yang semakin memiskinkan mereka yang lemah dan

terus memperkaya mereka yang berdaya agaknya semakin memojokkan

mereka sebagai kelompok sosial yang termarjinalisasikan.

Hal tersebut juga sangat mempengaruhi faktor psikologis dan

sosiologis bangsa Indonesia yang tak mampu mengadaptasikan diri dengan

lingkungan sekitar dan diri sendiri. Hasil dari kebimbangan yang tak dapat

dikendalikan dapat menghasilkan dan menjadikan bunuh diri sebagai jalan

keluar yang tak akan pernah menyelesaikan masalah.

B. Rumusan Masalah

Bertolak dari latar belakang tersebut diatas maka penulis

merumuskan beberapa masalah sebagai berikut :

Apa itu Bunuh Diri?

Bagaimana pandangan tentang Bunuh diri dari berbagai pihak dan

agama?

Faktor apa yang menyebabkan orang ingin melakukan bunuh diri

Mengapa Bunuh diri dapat dianggap sebagai jalan keluar?

Bagaimana menanggulangi perspesi bunuh diri itu sebagai jalan

keluar?

C. Maksud/Tujuan Penulisan

Adapun maksud dan tujuan penulisan ini untuk :

Persepsi Bunuh Diri sebagai Jalan Keluar

- 39 -

Page 14: Makalah Bunuh Diri (Suicide)

Memberikan gambaran dan pengertian sesungguhnya akan bunuh diri.

Menumbuhkan sikap dan mental kepada setiap masyarakat untuk

selalu berpikir dan bersikap positif.

Menanamkan sikap tidak mudah putus asa kepada setiap generasi

untuk memerangi persepsi bunuh diri yang tak akan pernah

menyelesaikan masalah.

Untuk menghilangkan jejak-jejak persepsi akan bunuh diri yang dapat

membelenggu setiap insan di dunia terutama Indonesia

D. Manfaat Penulisan

Penulisan ini di harapkan bermanfaat untuk:

1. Penulis

Tak lepas dari semua penjelasan diatas, penulis berharap agar

tulisan ini tentunya bermanfaat bagi masyarakat banyak juga untuk

penulis pribadi. Penulis juga berharap mendapat pengetahuan

serta arti yang sesungguhnya dari karya tulis ini dan dapat

menghindarkan diri dari segala hal yang bisa berdampak negatif,

salah satunya adalah tanggapan/persepsi bunuh diri sebagai jalan

keluar.

2. Generasi Muda

Gambaran dari generasi muda saat ini sangat memprihatinkan,

karena mudah sekali dilihat pemikiran-pemikiran yang pada

umumnya menjerumuskan diri mereka sendiri ke hal-hal yang

negatif. Para generasi muda sekarang banyak beranggapan

bahwa untuk menunjukkan keeksistensinya di dunia, mereka

selalu mencari perhatian dengan melakukan hal-hal yang negatif

Persepsi Bunuh Diri sebagai Jalan Keluar

- 39 -

Page 15: Makalah Bunuh Diri (Suicide)

dan juga berbahaya. Dari semua permasalahan yang mereka

hadapi, biasanya sebagian dari mereka tidak mampu untuk

melanjutkan hidup mereka sesuai dengan yang mereka inginkan,

sehingga terbisik di hati mereka untuk mengakhiri hidup mereka.

Alasan untuk mengakhiri hidup mereka sangatlah banyak, baik dari

segi ekonomi, politik, budaya, percintaan, dll. Untuk menghindari

itu semua, penulis berharap dengan adanya karya tulis ini, para

generasi penerus bangsa dapat menanamkan pemikiran positif

dan dilanjutkan dengan perbuatan yang positif juga untuk

menghasilkan sesuatu yang positif. Sehingga kita semua dapat

terhindar dari ”Persepsi Bunuh Diri sebagai Jalan Keluar”.

3. Masyarakat

Untuk selalu menghasilkan sesuatu yang positif dalam hidup,

penulis menginginkan agar masyarakat dapat mengetahui dan

mendukung isi dari karya tulis ini. Oleh karena itu, penulis

berharap akan keikutsertaan dan partisipasi masyarakat dalam

mencegah berbagai hal yang negatif serta merugikan bagi

masyarakat, terutama yang berhubungan dengan mengakhiri

hidup, berupa anggapan bunuh diri sebagai jalan akhir dan

penyelesaian.

E. Sumber Data

Data karya tulis yang berjudul ”Persepsi Bunuh Diri sebagai Jalan

Keluar” ini diperoleh dari mengakses berbagai website di Internet.

F. Metode Penulisan

Persepsi Bunuh Diri sebagai Jalan Keluar

- 39 -

Page 16: Makalah Bunuh Diri (Suicide)

Metode yang digunakan untuk menguraikan karya tulis ilmiah ini

adalah dengan metode deskriptif dan argumentatif.

Persepsi Bunuh Diri sebagai Jalan Keluar

- 39 -

Page 17: Makalah Bunuh Diri (Suicide)

BAB II

PEMBAHASAN TENTANG PERSEPSI BUNUH

DIRI SEBAGAI JALAN KELUAR

A. Pengertian Bunuh Diri

Bunuh diri adalah, perbuatan menghentikan hidup sendiri, yang

dilakukan oleh individu itu sendiri. Namun, bunuh diri ini dapat dilakukan pula

oleh tangan orang lain. Misal : bila si korban meminta seseorang untuk

membunuhnya, maka ini sama dengan ia telah menghabisi nyawanya

sendiri. Dimana, Menghilangkan nyawa, menghabisi hidup atau membuat diri

menjadi mati oleh sebab tangan kita atau tangan suruhan, adalah perbuatan-

perbuatan yang termasuk dengan bunuh diri. Singkat kata, Bunuh diri adalah

tindakan menghilangkan nyawa sendiri dengan menggunakan segala

macam cara.

Menurut teori Freud, bunuh diri merupakan tampilan agresi yang

diarahkan ke diri melawan suatu introyeksi, ambivalensi akan kehilangan

objek cinta. Ia melakukan bunuh diri karena sebelumnya ia merepresi

keinginan untuk membunuh seseorang. Menninger mengatakan bunuh diri

sebagai tindakan pembunuhan yang terbalik karena adanya kemarahan

seseorang terhadap orang lain. Tindakan ini sebagai pembunuhan yang

diarahkan ke diri. Ada tiga komponen dalam bunuh diri yaitu keinginan untuk

membunuh, keinginan untuk dibunuh, dan keinginan untuk mati.

Berdasarkan data forensik FKUI/RSCM 1995-2004 terdapat 771 oran

laki-laki bunuh diri dan 348 perempuan bunuh diri.

Persepsi Bunuh Diri sebagai Jalan Keluar

- 39 -

Page 18: Makalah Bunuh Diri (Suicide)

Dari jumlah tersebut, 41% melakukan bunuh diri dengan cara gantung

diri, dengan menggunakan insektisida 23% dan overdosis mencapai 356

orang.

Contoh tindakan gantung diri

Dalam teori psikologi perilaku, bunuh diri sebenarnya adalah

kepanikan atau letupan sesaat, sebuah dorongan yang tiba-tiba. Antara

terpicu dan bertindak hanya berlangsung sekejap, dalam hitungan detik,

menit, atau jam, namun tidak dalam hitungan hari. Orang berada dalam

emosi yang sangat memuncak sebelum akhirnya dia mengakhiri hidupnya.

Jarang sekali orang sampai berpikir dua sampai tiga kali sebelum bunuh diri,

kecuali ada obsesi kompulsif yang terus berulang. Ia terobsesi untuk

mengakhiri hidupnya.

Betapapun kebudayaan dan pola pikir manusia, memberikan berbagai

alasan dan definisi maksud yang berbeda-beda tentang bunuh diri ini.

Namun, tetap saja pada intinya adalah "keputusasaan".

Sebab orang yang tidak berputus asa dan bersedia tetap menjalani

kehidupan seberat dan seburuk apapun, maka ia tidak akan pernah

melakukan kegiatan bunuh diri ini. Sebab ia sadar, bahwa hidup ini memang

penuh cobaan-cobaan berat dan pahit, jadi bunuh diri baginya hanyalah

tindakan sia-sia dan pengecut. Sebab masih banyak hal-hal yang bisa

Persepsi Bunuh Diri sebagai Jalan Keluar

- 39 -

Page 19: Makalah Bunuh Diri (Suicide)

dilakukan dalam hidup ini, dan segala sesuatu pastilah ada batasnya. Sebab

betapapun beratnya persoalan, tetap saja ia memiliki batas akhir

(penyelesaian), walaupun permasalahan itu harus selesai oleh waktu, tapi ia

selesai juga.

B. Tipe-Tipe Bunuh Diri

Durkheim mencoba untuk melakukan analisis terhadap bunuh diri

yang selama ini secara eksklusif didasarkan pada sudut pandang psikologis

dan individualistik. Ini berarti bunuh diri merupakan gejala sosial yang

dikerangkai oleh kondisi atau struktur kemasyarakatan yang melingkupinya.

Menurut Durkheim ada empat tipe bunuh diri yang didasarkan pada

dua kekuatan sosial sekaligus, yakni integrasi sosial (kemampuan individu

untuk terikat pada tatanan masyarakat) dan regulasi moral (aturan-aturan

atau pun norma-norma yang mengatur kehidupan individu).

1. Tipe pertama adalah bunuh diri egoistik (egoistic suicide). Inilah corak

bunuh diri akibat terlalu sedikitnya integrasi sosial yang dilakukan

individu. Maksudnya, individu tidak cukup untuk melakukan pengikatan

diri dengan kelompok sosial. Akibatnya adalah nilai-nilai, berbagai

tradisi, norma-norma serta tujuan-tujuan sosial pun sangat sedikit untuk

dijadikan panduan hidupnya.

2. Kedua, bunuh diri altruistik (altruistic suicide) sebagai hasil dari integrasi

sosial yang terlalu kuat. Individu sedemikian menyatu dengan kelompok

sosial, sehingga kehilangan pandangan terhadap keberadaan

individualitas mereka sendiri. Puncaknya mendorong untuk berkorban

demi kepentingan kelompoknya. Contoh, bunuh diri yang dilakukan

kalangan anggota militer. Fenomena ini sering dilakukan tentara

Persepsi Bunuh Diri sebagai Jalan Keluar

- 39 -

Page 20: Makalah Bunuh Diri (Suicide)

Jepang pada PD II dengan melakukan aksi kamikaze untuk

menghancurkan kekuatan musuh.

3. Ketiga adalah bunuh diri anomik (anomic suicide) yang berarti bunuh

diri yang dilakukan ketika tatanan, hukum-hukum, serta berbagai aturan

moralitas sosial mengalami kekosongan. Terdapat empat jenis bunuh

diri yang disebabkan situasi anomik ini, yakni

a. anomi ekonomis akut , yang berarti kemerosotan secara sporadis

pada kemampuan lembaga-lembaga tradisional (seperti agama dan

sistem-sistem sosial pra-industrial) untuk meregulasikan dan

memenuhi kebutuhan-kebutuhan sosial.

b. Anomi ekonomis kronis, yang maknanya adalah kemerosotan

regulasi moral yang berjalan dalam jangka waktu lama. Misalnya

saja Revolusi Industri yang menggerogoti aturan-aturan sosial

tradisional. Tujuan untuk meraih kekayaan dan milik pribadi ternyata

tidak cukup untuk menyediakan perasaan bahagia. Tidak aneh

misalnya, jika saat itu angka bunuh diri lebih tinggi terjadi pada

orang yang kaya daripada orang-orang yang miskin.

c. Anomi domestik akut, yang dapat dipahami sebagai perubahan

yang sedemikian mendadak pada tingkatan mikrososial yang

berakibat pada ketidakmampuan untuk melakukan adaptasi.

Misalnya saja keadaan menjadi janda merupakan contoh terbaik

dari kondisi anomi semacam ini.

d. Anomi domestik kronis yang dapat dirujuk pada kasus pernikahan

sebagai institusi atau lembaga yang mengatur keseimbangan antara

sarana dan kebutuhan seksual dan perilaku di antara kaum lelaki

dan perempuan. Seringkali yang terjadi adalah lembaga perkawinan

secara tradisional sedemikian mengekang kehidupan perempuan,

Persepsi Bunuh Diri sebagai Jalan Keluar

- 39 -

Page 21: Makalah Bunuh Diri (Suicide)

sehingga membatasi peluang-peluang dan tujuan-tujuan hidup

mereka.

4. Tipe keempat adalah bunuh diri fatalistik (fatalistic suicide) yang

merupakan akibat dari regulasi atau pengaturan yang berjalan secara

bersambung dan berlebihan terhadap kehidupan individu. Di sini

individu merasakan hidupnya tidak berharga karena sedemikian

tertindas atau dibatasi ruang geraknya.Fenomena banyak orang yang

mengakhiri hidupnya secara tragis tak terlepas dari fakta bahwa

masyarakat di kota-kota besar mengalami tekanan sosial atau tekanan

kelompok yang sangat serius.

C. Faktor dan Alasan Tindakan Bunuh Diri

Faktor yang menyebabkan bunuh diri dapat dibedakan dalam

beberapa macam melalui riset yang dilakukan, yaitu:

1. Faktor Kehamilan dan Melahirkan

Melakukan bunuh diri ternyata sudah ditentukan saat sang jabang

bayi kali pertama dilahirkan. Hal ini terungkap dalam hasil penelitian yang

dilakukan oleh tim dari Swedia pimpinan Dr Danuta Wasserman yang

melakukan penelitian atas 700.000 remaja.

Dari hasil penelitian Dr Danuta Wasserman itu diketahui bahwa berat

badan bayi saat dilahirkan menjadi penentu resiko bunuh diri dikemudian

hari. Bayi yang lahir dibawah rata-rata memiliki resiko dua kali lebih tinggi

untuk melakukan bunuh diri dibandingkan dengan bayi yang lahir secara

normal. Resiko itu akan semakin tinggi jika ibu yang melahirkan masih

berusia remaja.

Persepsi Bunuh Diri sebagai Jalan Keluar

- 39 -

Page 22: Makalah Bunuh Diri (Suicide)

Hasil penelitian Dr Danuta Wasserman yang merupakan peneliti dari

`the National Centre for Suicide Research and Prevention` (Stockholm) itu

dipublikasikan melalui The Lancet medical journal. Menuru Dr Danuta

Wasserman, faktor genetika memerankan posisi penting dalam kasus

bunuh diri ini.

Riset dilakukan dengan mengikuti semua data dari bayi yang

dilahirkan antara tahun 1973 dan 1980 dengan melihat kecendrungan

tindakan bunuh diri yang terjadi pada usia 10 tahun hingga 26 tahun.

Secara keseluruhan tingkat tindakan bunuh diri yang terjadi di Swedia pada

tahun 1999 berkisar 20 orang untuk setiap 100.00 populasi. Menurut

penelitian, bayi yang dilahirkan memiliki berat badan kurang 2 kg akan

terkena resiko dua kali lebih tinggi mengalami bunuh diri dibandingkan

dengan bayi yang dilahirkan normal 3.25 kg - 3.75 kg.

Sementara anak-anak yang dilahirkan dari ibu yang kurang dari usia

19 tahun juga akan mengalami resiko terkena ancaman bunuh diri bila

dibandingkan dengan ibu yang berusia 20 hingga 29 tahun. Malah panjang

bayi waktu dilahirkan juga turut diteliti oleh Dr Danuta Wasserman.

Menurutnya, bayi yang dilahirkan kurang dari 47 cm akan memiliki

kecendrungan melakukan bunuh diri bila dibandingkan dengan bayi yang

dilahirkan dengan panjang 50 atau 51 cm.

"Studi yang kami lakukan memang tidak memberikan jawaban yang

definitif mengenai resiko terjadinya bunuh diri," ungkapnya. "Namun

setidaknya kami menemukan hubungan penting antara pra kelahiran

sebagai faktor penentu. Saya fikir faktor genetika dan lingkungan menjadi

faktor yang sangat penting."

Persepsi Bunuh Diri sebagai Jalan Keluar

- 39 -

Page 23: Makalah Bunuh Diri (Suicide)

Dr Danuta Wasserman menyarankan agar sang ibu selama

kehamilan menjaga nutrisi dengan baik termasuk tidak mengkonsumsi

alkohol dan obat-obatan.

2. Faktor Genetik

Ada yang berpikir bahwa bawaan genetik seseorang dapat menjadi

faktor yang tersembunyi dalam banyak tindakan bunuh diri. Memang gen

memainkan peranan dalam menentukan temperamen seseorang, dan

penelitian menyingkapkan bahwa dalam beberapa garis keluarga, terdapat

lebih banyak insiden bunuh diri ketimbang dalam garis keluarga lainya.

Namun, "kecenderungan genetik untuk bunuh diri sama sekali tidak

menyiratkan bahwa bunuh diri tidak terelakan". kata Jamison.

Kondisi kimiawi otak pun dapat menjadi faktor yang mendasar. Dalam

otak. miliaran neuron berkomunikasi secara elektrokimiawi. Di ujung-ujung

cabang serat syaraf, ada celah kecil yang disebut sinapsis yang

diseberangi oleh neurotransmiter yang membawa informasi secara kimiawi.

Kadar sebuah neurotransmiter, serotonin, mungkin terlibat dalam

kerentanan biologis seseorang terhadap bunuh diri. Buku Inside the Brain

menjelaskan, "Kadar serotonin yang rendah... dapat melenyapkan

kebahagiaan hidup, mengurangi minat seseorang pada keberadaanya

serta meningkatkan resiko depresi dan bunuh diri.". Akan tetapi, faktor

genetik tidak bisa dijadikan alasan yang mengharuskan seseorang untuk

melakukan tindakan bunuh diri.

3. Faktor Kepribadian

Persepsi Bunuh Diri sebagai Jalan Keluar

- 39 -

Page 24: Makalah Bunuh Diri (Suicide)

Salah satu faktor yang turut menentukan apakah seseorang itu punya

potensi untuk melakukan tindakan bunuh diri adalah faktor kepribadian.

Para ahli mengenai soal bunuh diri telah menggolongkan orang yang

cenderung untuk bunuh diri sebagai orang yang tidak puas dan belum

mandiri, yang terus-menerus meminta, mengeluh, dan mengatur, yang

tidak luwes dan kurang mampu menyesuaikan diri. Mereka adalah orang

yang memerlukan kepastian mengenai harga dirinya, yang akhirnya

menganggap dirinya selalu akan menerima penolakan, dan yang

berkepribadian kekanak-kanakan, yang berharap orang lain membuat

keputusan dan melaksanakannya untuknya (Doman Lum).

Robert Firestone dalam buku Suicide and the Inner Voice menulis

bahwa mereka yang mempunyai kecenderungan kuat untuk bunuh diri,

banyak yang lingkungan terkecilnya tidak memberi rasa aman, lingkungan

keluarganya menolak dan tidak hangat, sehingga anak yang dibesarkan di

dalamnya merasakan kebingungan dalam menghadapi kehidupan sehari-

hari.

Pengaruh dari latar belakang kehidupan di masa lampau ini disebut

faktor predisposesi (faktor bawaan). Dengan memahami konteks yang

demikian, dapatlah kita katakan bahwa akar masalah dari perilaku bunuh

diri sebenarnya bukanlah seperti masalah-masalah yang telah disebutkan

di atas (ekonomi, putus cinta, penderitaan, dan sebagainya). Sebab

masalah-masalah tersebut hanyalah faktor pencetus/pemicu (faktor

precipitasi). Penyebab utamanya adalah faktor predisposisi.

Menurut Widyarto Adi Ps, seorang psikolog, seseorang akan jadi

melakukan tindakan bunuh diri kalau faktor kedua, pemicu (trigger)-nya,

memungkinkan. Tidak mungkin ada tindakan bunuh diri yang muncul tiba-

Persepsi Bunuh Diri sebagai Jalan Keluar

- 39 -

Page 25: Makalah Bunuh Diri (Suicide)

tiba, tanpa ada faktor predisposisi sama sekali. Akumulasi persoalan fase

sebelumnya akan terpicu oleh suatu peristiwa tertentu.

4. Faktor Psikologis

Faktor psikologis yang mendorong bunuh diri adalah kurangnya

dukungan sosial dari masyarakat sekitar, kehilangan pekerjaan,

kemiskinan, huru-hara yang menyebabkan trauma psikologis, dan konflik

berat yang memaksa masyarakat mengungsi. Psikologis seseorang sangat

menentukan dalam persepsi akan bunuh diri sebagai jalan akhir/keluar.

Dan psikologis seseorang tersebut juga sangat dipengaruhi oleh berbagai

faktor tertentu juga.

5. Faktor Ekonomi

Masalah ekonomi merupakan masalah utama yang bisa menjadi

faktor seseorang melakukan tindakan bunuh diri. Ekonomi sangat

berpengaruh dalam pemikiran dan kelakuan seseorang. Menurut riset,

sebagian besar alasan seseorang ingin mengakhiri hidupnya/ bunuh diri

adalah karena masalah keuangan/ekonomi. Mereka berangggapan bahwa

dengan mengakhiri hidup, mereka tidak harus menghadapi kepahitan akan

masalah ekonomi. Contohnya, ada seorang ibu yang membakar dirinya

beserta ananknya karena tidak memiliki uang untuk makan. Berdasarkan

contoh tersebut, para pelaku ini biasanya lebih memikirkan menghindari

permasalahan duniawi dan mengakhir hidup.

6. Gangguan Mental dan Kecanduan

Persepsi Bunuh Diri sebagai Jalan Keluar

- 39 -

Page 26: Makalah Bunuh Diri (Suicide)

Gangguan mental merupakan penyakit jiwa yang bisa membuat

seseorang melakukan tindakan bunuh diri. Mereka tidak memikirkan akan

apa yang terjadi jika menyakiti dan mengakhiri hidup mereka, karena

sistem mental sudah tidak bisa bekerja dengan baik.

Selain itu ada juga gangguan yang bersifat mencandu, seperti

depresi, gangguan bipolar, scizoprenia dan penyalahgunaan alkohol atau

narkoba. Penelitian di Eropa dan Amerika Serikat memperlihatkan bahwa

lebih dari 90 persen bunuh diri yang dilakukan berkaitan dengan

gangguan-gangguan demikian. Bahkan, para peneliti asal Swedia

mendapati bahwa di antara pria-pria yang tidak didiagnosis menderita

gangguan apapun yang sejenis itu, angka bunuh diri mencapai 8,3 per

100.000 orang, tetapi di antara yang mengalami depresi, angkanya

melonjak menjadi 650 per 100.000 orang! Dan, para pakar mengatakan

bahwa faktor-faktor yang mengarah ke bunuh diri ternyata serupa dengan

yang di negeri-negeri timur. Namun, sekalipun ada kombinasi antara

depresi dan peristiwa -peristiwa pemicu, itu bukan berarti bunuh diri tidak

bisa dielakan.

Profesor Jamison, yang juga pernah mencoba bunuh diri,

mengatakan, "Orang-orang tampaknya dapat menanggung depresi selama

mereka yakin bahwa keadaan akan membaik." Akan tetapi, ia mendapati

bahwa begitu keputusasaan yang menumpuk menjadi tak tertanggulangi,

kesanggupan sistem mental untuk menahan dorongan bunuh diri secara

bertahap melemah. Ia menyamakan situasinya dengan rem mobil yang

menipis akibat telanan yang terus menerus.

Selain itu, penting untuk mengenali kecenderungan demikian karena

depresi dapat ditangani. Perasaan tak berdaya dapat dipulihkan. Apabila

faktor-faktor yang mendasar ditangani, orang -orang dapat bereaksi

Persepsi Bunuh Diri sebagai Jalan Keluar

- 39 -

Page 27: Makalah Bunuh Diri (Suicide)

dengan cara yang berbeda terhadap sakit hati dan tekanan yang sering kali

memicu bunuh diri.

Pada dasarnya, segala sesuatu itu memiliki hubungan sebab akibat

(ini adalah sistematika). Dalam hubungan sebab akibat ini akan

menghasilkan suatu alasan atau sebab tindakan yang disebut motif.

Motif bunuh diri ada banyak macamnya. Disini penulis

menggolongkan dalam kategori sebab, misalkan :

1. Dilanda keputusasaan dan depresi

2. Cobaan hidup dan tekanan lingkungan.

3. Gangguan kejiwaan / tidak waras (gila).

4. Himpitan Ekonomi atau Kemiskinan (Harta / Iman / Ilmu)

5. Penderitaan karena penyakit yang berkepanjangan.

D. Tanda-Tanda Bunuh Diri dan Faktor Resiko Bunuh Diri

Kita dapat mengetahui jika seseorang berniat bunuh diri dengan

tanda-tanda seperti dalam tabel berikut.

Tanda-tanda Bunuh Diri

Berbicara mengenai bunuh diri Munculnya pembicaraan tentang

mengakhiri hidup ataupun tidak ingin

dilahirkan

Mencari alat-alat yang berbahaya Mencari alat yang bisa digunakan

untuk bunuh diri, seperti pisau,

senjata api, pil, racun, dll

Persepsi Bunuh Diri sebagai Jalan Keluar

- 39 -

Page 28: Makalah Bunuh Diri (Suicide)

Menyukai hal-hal yang berkaitan

dengan kematian

Suka menulis cerita, puisi maupun

pantun yang berhubungan dengan

bunuh diri atau kematian

Tidak ada harapan untuk masa

depan

Merasa tidak berdaya, putus asa,

gelisah dan tidak percaya dengan

segala sesuatu yang bisa menjadi

baik

Membenci diri sendiri Merasa tidak berharga, bersalah,

malu serta merasa menjadi beban

bagi orang lain dan merasa keadaan

lebih baik tanpa dirinya

Menyerah diri Melepasakan segala harapan dan

berusaha untuk melepaskan diri dari

keluarga

Berkata selamat tinggal Mengunjungi keluarga tanpa diduga

dan secara tidak biasa, serta

mengungkapkan selamat tinggal

seolah-olah tidak akan bertemu lagi

Menarik diri dari orang lain Menarik diri dari keluarga dan teman,

serta mengasingkan diri dan ingin

ditinggal sendiri

Menghancurkan diri sendiri Penggunaan obat-obat terlarang atau

alkohol, bersikap sembarangan dan

tidak memikirkan dirinya lagi

Mendadak ingin menjadi tenang dan

bahagia

Tiba-tiba ingin menjadi tenang dan

bahagi dari semua permasalahan

Persepsi Bunuh Diri sebagai Jalan Keluar

- 39 -

Page 29: Makalah Bunuh Diri (Suicide)

yang ada dengan mengakhiri hidup

Adapun faktor-faktor risiko mengenai bunuh diri adalah

1. Pria mati bunuh diri empat kali lebih banyak dibandingkan dengan

wanita, namun wanita empat kali lebih sering melakukan tindakan

percobaan bunuh diri daripada pria

2. Bunuh diri meningkat seiring dengan meningkatnya usia, paling

banyak pada usia 15-24 tahun. Angka tertingi bunuh diri terjadi pada

kelompok usia di atas 55 tahun

3. Dua dari tiga kasus bunuh diri dilakukan oleh pria kulit putih.

Belakangan meningkat pada ras kulit hitam. Pada kelompok imigran

lebih tinggi dibandingkan penduduk asli

4. Perkawinan yang harmonis mempunyai kecenderungan lebih rendah

untuk melakukan bunuh diri. Bunuh diri lebih sering terjadi pada

mereka yang secara sosial terisolasi dan mempunyai riwayat keluarga

bunuh diri

5. Semakin tinggi status sosial seseorang semakin besar kemungkinan

terjadinya bunuh diri, namun jatuhnya status sosial juga meningkatkan

risiko terjadinya bunuh diri

6. Pada umumnya orang yang berhasil bunuh diri karena menggantung

diri. Pria lebih banyak menggunakan senjata api, gantung diri atau

melompat dari ketinggian. Wanita lebih cenderung overdosis dengan

zat psikoaktif atau racun, tetapi senjata api mulai meningkat

penggunaannya.

Persepsi Bunuh Diri sebagai Jalan Keluar

- 39 -

Page 30: Makalah Bunuh Diri (Suicide)

E. Pandangan Mengenai Bunuh Diri

Tindakan bunuh diri yang dilakukan dapat dipandang dari berbagai

sudut, yaitu

1. Agama Islam

Orang yang nekad bunuh diri, biasanya karena putus asa diantara

penyebabnya adalah penderitaan hidup. Ada orang yang menderita

fisiknya (jasmaninya), karena memikirkan sesuap nasi untuk diri dan

keluarganya. Keperluan pokok dalam kehidupan sehari-hari tidak

terpenuhi, apalagi pada jaman sekarang ini, pengeluaran lebih besar dari

pemasukan.

Adapula orang yang menderita batinnya yang bertakibat patah hati,

hidup tiodak bergairah, masa depannya keliatan siuram, tidak bercahaya.

Batinnya kosong dari cahaya iman dan berganti dengan kegelapan yang

menakutkan. Penderitaan kelompok kedua ini, belum tentu karena tidak

punya uang, tidak punya kedudukan, dan tidak punya nama, karena semua

itu belum tentu dan ada kalanya tidak dapat membahagiakan seseorang,

pada media masa kita baca ada jutawan, artis dan ada tokoh yang memilih

mati untuk mengakhiri penderitaanya itu, apakah penderitaan jasmani atau

penderitaan batin.

Ayat Al-Qur'an tentang larangan bunuh diri

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan

harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan

yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah

kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang

Persepsi Bunuh Diri sebagai Jalan Keluar

- 39 -

Page 31: Makalah Bunuh Diri (Suicide)

kepadamu." (An-Nisa' : 29) "Maka (apakah) barangkali kamu akan

membunuh dirimu karena bersedih hati sesudah mereka berpaling,

sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al Qur'an)." (QS.

Al-Kahfi ; 6)

Hadits-Hadits tentang larangan bunuh diri

Hadits 86. (Shahih Muslim) Dari Abu Hurairah ra, katanya Rasulullah

saw., bersabda : “Siapa yang bunuh diri dengan senjata tajam, maka

senjata itu akan ditusuk-tusukannya sendiri dengan tangannya ke perutnya

di neraka untuk selama-lamanya; dan siapa yang bunuh diri dengan racun,

maka dia akan meminumnya pula sedikit demi sedikit nanti di neraka,

untuk selama-lamanya; dan siapa yang bunuh diri dengan menjatuhkan diri

dari gunung, maka dia akan menjatuhkan dirinya pula nanti (berulang-

ulang) ke neraka, untuk selama-lamanya.”

Hadits 87. (Shahih Muslim) Dari Tsabit bin Dhahhak ra, dari Nabi

saw., sabdanya : “Tidak wajib bagi seseorang melaksanakan nazar apabila

dia tidak sanggup melaksanakannya.” “Mengutuk orang Mu’min sama

halnya dengan membunuhnya.” “Mengadakan tuduhan bohong atau

sumpah palsu untuk menambah kekayaannya dengan menguasai harta

orang lain, maka Allah tidak akan menambah baginya, bahkan akan

mengurangi hartanya.”

Hadits 88. (Shahih Muslim) Dari Tsabit bin Dhahhak ra, katanya Nabi

saw., sabdanya : “Siapa yang bersumpah menurut cara suatu agama

selain Islam, baik sumpahnya itu dusta maupun sengaja, maka orang itu

akan mengalami sumpahnya sendiri. “Siapa yang bunuh diri dengan suatu

cara, Allah akan menyiksanya di neraka jahanam dengan cara itu pula.”

Persepsi Bunuh Diri sebagai Jalan Keluar

- 39 -

Page 32: Makalah Bunuh Diri (Suicide)

Hadits 89. (Shahih Muslim) Dari Abu Hurairah ra, katanya : “Kami ikut

perang bersama-sama Rasulullah saw., dalam perang Hunain. Rasulullah

saw., berkata kepada seorang laki-laki yang mengaku Islam, “Orang ini

penghuni neraka.” Ketika kami berperang, orang itu pun ikut berperang

dengan gagah berani, sehingga dia terluka. Maka dilaporkan orang hal itu

kepada Rasulullah saw., katanya “Orang yang tadi anda katakan penghuni

neraka, ternyata dia berperang dengan gagah berani dan sekarang dia

tewas.” Jawab Nabi saw., “Dia ke neraka.” Hampir saja sebahagian kaum

muslimin menjadi ragu-ragu. Ketika mereka sedang dalam keadaan

demikian, tiba-tiba diterima berita bahwa dia belum mati, tetapi luka parah.

Apabila malam telah tiba, orang itu tidak sabar menahan sakit karena

lukanya itu. Lalu dia bunuh diri. Peristiwa itu dilaporkan orang pula kepada

Nabi saw. Nabi saw., bersabda, : “Kemudian beliau memerintahkan Bilal

supaya menyiarkan kepada orang banyak, bahwa tidak akan dapat masuk

surga melainkan orang muslim (orang yang tunduk patuh). Sesungguhnya

Allah menguatkan Agama ini dengan orang jahat.

Hadits 90. (Shahih Muslim) Dari Syaiban ra., katanya dia mendengar

Hasan ra, bercerita : “Masa dulu, ada seorang laki-laki keluar bisul. Ketika

ia tidak dapat lagi menahan sakit, ditusuknya bisulnya itu dengan anak

panah, menyebabkan darah banyak keluar sehingga ia meninggal. Lalu

Tuhanmu berfirman : Aku haramkan baginya surga.” (Karena dia sengaja

bunuh diri.) Kemudian Hasan menunjuk ke masjid sambil berkata, “Demi

Allah! Jundab menyampaikan hadits itu kepadaku dari Rasulullah saw., di

dalam masjid ini.”

Ayat Al-Qur’an dan Hadist tersebut di atas dengan jelas menunjukkan,

bahwa bunuh diri itu di dilarang keras oleh Islam dengan alasan apapun.

Dengan demikian keliru sekali, kalau ada anggapan, bahwa dengan jalan

Persepsi Bunuh Diri sebagai Jalan Keluar

- 39 -

Page 33: Makalah Bunuh Diri (Suicide)

bunuh diri, segala persoalan telah selesai dan berakhir. Padahal azab

penderitaan yang lebih berat, telah menyongsong di akhirat kelak.

2. Kesehatan

Pembentukan niat bunuh diri dari seseorang adalah suatu persoalan

kesehatan mental yang dianggap sebagai masalah jiwa. Oran-orang yang

berniat bunuh diri hendaknya segera dibawa ke pakar atau dokter

kesehatan jiwa yang berpengalaman. Dalam dunia kesehatan, tindakan

bunuh diri meupakan tindakan menghilangkan nyawa dengan berbagai

cara, seperti dengan obat-obatan, gantung diri, senjata, dll.

Seorang mengalam penyakit jiwa berkemungkinan lebih besar dalam

melakukan tindakan bunuh diri, karena saraf-saraf neotransmiter kurang

berfungsi dengan baik. Oleh karena itu, harus segera melakukan tindakan

yang cermat bagi orang-orang yang bisa melakukan tindakan bunuh diri

3. Kebudayaan

Pada zaman berperang dan zaman Edo di Jepang, para samurai

yang gagal mempertahankan martabat mereka boleh memilih untuk

mengakhiri hidup mereka melalui Harakiri (hara = perut, kiri = potong) atau

Seppuku, sejenis tradisi yang melibatkan samurai menggunakan pedang

untuk memotong perut sendiri. Perut biasa dipotong secara serong dengan

tangan samurai sendiri dan dianggap sebagai bentuk kematian yang

terhormat walaupun dilakukan untuk menutup aib. Dan juga Seppuku, yaitu

bunuh diri yang dilakukan oleh seorang asisten maupun budak untuk

menutupi kesalahan majikannya.

Persepsi Bunuh Diri sebagai Jalan Keluar

- 39 -

Page 34: Makalah Bunuh Diri (Suicide)

F. Upaya Pencegahan Tindakan Bunuh Diri

Maraknya tindakan bunuh diri yang dilakukan sangat diperlukan perhatian

baik dari diri sendiri, masayarakat maupun pemerinitah. Tindakan-tindakan

pencegahan yang dapat dilakukan, yaitu dengan cara:

1. Untuk Diri Sendiri

a. Tanamkan pada diri bahwa bunuh diri adalah tindakan berdosa,

tindakan yang putus asa, tindakan yang tidak berani menghadapi

kenyataan, dll.

b. Usahakan untuk mengekspresikan emosi dengan aktivitas yang

berguna, seperti aktivitas seni, olahraga, rekreasi dan dialog.

c. Adakan waktu untuk bekerja dan istirahat agar seimbang

d. Adakan waktu merenung untuk mensyukuri segala sesuatu yang

telah diterima

2. Untuk Masyarakat dan Pemerintah

a. Pihak Keluarga

Berbagai upaya pencegahan bunuh diri bisa dilakukan oleh pihak

keluarga. Upaya pencegahan itu dimaksudkan untukmeningkatkan faktor

proteksi. Beberapa tindakan itu di antaranya:

Mencegah terjadinya kekerasan terhadap anak

Membangun hubungan yang positif di dalam rumah dimana rumah

diciptakan sebagai tempat untuk saling berbagi di

antara anggota keluarga,

Membangun kecerdasan emosional anak, dan

Persepsi Bunuh Diri sebagai Jalan Keluar

- 39 -

Page 35: Makalah Bunuh Diri (Suicide)

Menanamkan pendidikan moral dan agama yang sebaik-baiknya.

b. Lingkungan

Lingkungan jelas merupakan determinan penting dalam upaya

prevensi. Beberapa hal yang semestinya disediakan lingkungan untuk

mencegah terjadinya bunuh diri:

Adanya tekanan sosial terhadap pelaku kekerasan dalam rumah

tangga.

Tidak memberitakan secara berlebihan tentang kejadian bunuh

diri agar tidak menjadi model bagi remaja.

Menciptakan kegiatan yang positif di dalam lingkungan untuk para

remaja.

c. Sekolah

Sekolah mencegah melalui berbagi program monitoring terhadap

keadaan siswa. Bila siswa mengalami penurunanprestasi, terlihat

mengalami depresi dan semacamnya, yang mengindikasikan adanya

kemungkinan bunuh diri, pihaksekolah perlu melakukan tindakan yang

cepat dan segera untuk mencegah. Misalnya berkonsultasi dengan

pihakkeluarga, melakukan bimbingan dan konseling, dan sebagainya. Hal

yang tidak kurang pentingnya dalam upayamencegah adalah menciptakan

sekolah yang menyenangkan dan menggembirakan. Tapi lebih dari itu,

pendidikan yang meningkatkan kecerdasan emosional dan kecerdasan

spiritual harus diperkuat.

Persepsi Bunuh Diri sebagai Jalan Keluar

- 39 -

Page 36: Makalah Bunuh Diri (Suicide)

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan data yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa

“persepsi bunuh diri sebagai jalan keluar” bukanlah suatu tindakan yang

patut dilakukan, karena justru akan menambah masalah yang telah ada.

Bunuh diri merupakan hasil dari ketidakmampuan seseorang dalam

menghadapi cobaan hidup. Penyebab utama terjadinya bunuh diri

dimasyarakat adalah karena kurang iman dan kurang percaya pada diri

sendiri. Oleh karena itu, perlu ditanamkan sikap percaya diri yang mengarah

ke arah positif dan untuk menangkalnya juga harus diintensifkan pendidikan

agama sejak masa kanak-kanak dan ditingkatkan akwah Islamiyah kepada

seluruh lapisan lapisan masyarakat Islam guna peningkatan iman, ibadah,

dan takwanya kepada Allah yang maha kuasa.

B. Saran

Saran dari penulis yang dapat disampaikan adalah agar masyarakat

dan pemerintah dapat bekerjasama dalam meningkatkan taraf hidup warga

negara Indonesia agar dapat menghindari segala persepsi yang mengarah

ke Bunuh diri.

Peran aktif dari masyarakat dan diri pribadi sangat penting untuk

menyeimbangkan antara pikiran dan tindakan yang dilakukan sehingga

segala kegiatan yang dilakukan dapat menghasilkan segala sesuatu yang

Persepsi Bunuh Diri sebagai Jalan Keluar

- 39 -

Page 37: Makalah Bunuh Diri (Suicide)

baik pula. Dan bila ada yang menemukan tanda-tanda akan tindakan bunuh

diri, diharapkan agar segera diantisipasi baik dibawa ke rumah sakit maupun

kantor polisi.

Persepsi Bunuh Diri sebagai Jalan Keluar

- 39 -

Page 38: Makalah Bunuh Diri (Suicide)

DAFTAR PUSTAKA

http://en.wordpress.com/tag/jepang-bunuh-diri/

http://id.wikipedia.org

http://www.balipost.co.id

http://www.doktertomi.com

http://www.freelists.org

http://www.helpguide.org

http://www.kompas.com

http://www.sinarharapan.co.id

http://www.sivalintar.com/hidup/

Persepsi Bunuh Diri sebagai Jalan Keluar

- 39 -

Page 39: Makalah Bunuh Diri (Suicide)

Persepsi Bunuh Diri sebagai Jalan Keluar

- 39 -

Page 40: Makalah Bunuh Diri (Suicide)

RIWAYAT PENULIS

Rizki Setiawan S, cowok kelahiran

Ternate, 30 Januari 1992 ini

merupakan anak dari pasangan Sultan

Ambo dan Warnetty Bustiar. Anak

Sulung dari tiga bersaudara ini

merupakan pribadi yang pemalu dan

pendiam dilingkungan sekitarnya. Akan

tetapi, bisa menjadi lebih ceria dan aktif jika bersama dengan

teman – teman dekatnya.

Cowok yang biasa disapa Iky ini senang dengan olahraga

renang ini memulai dunia pendidikannya di TK Al-Khairat

Falajawa 2, kemudian melanjutkan sekolahnya di SDN 1

Bastiong. Dan setelah kelas tiga SD, Iky sempat pindah ke

Bukit tinggi, Sumatera Barat selama 8 bulan dan bersekolah di

SD Parit lintang, Bukit tinggi. Setelah 8 bulan di Bukit tinggi,

Iky kembali ke Ternate dan melanjutkan sekolahnya dari kelas

4 di SDN 1 Bastiong. Setelah menamatkan pendidikannya di

SD, Iky melanjutkan sekolahnya di SMPN 1 Kota Ternate.

Persepsi Bunuh Diri sebagai Jalan Keluar

- 39 -

Page 41: Makalah Bunuh Diri (Suicide)

Selama bersekolah di SMP, Iky sempat mengikuti beberapa

lomba akademis di sekolahnya. Kemudian setelah

menamatkan pendidikan di SMP, Iky melanjutkan jenjang

pendidikannya ke tingkat yang lebih tinggi yaitu di SMAN 1

Kota Ternate. Di jenjang SMA pun Iky jalani layaknya seperti

siswa remaja yang biasa dan juga ikut dalam beberapa

kegiatan akademis.

Dalam kesempatan ini, Iky diberikan tugas untuk

menyelesaikan karya tulis sebelum menghadapi UN. Dan judul

yang dipilhnya adalah ”Persepsi Bunuh Diri sebagai Jalan

Keluar”. Karya tulis ini membahas tentang bunuh diri,

penyebabnya, pandangan tentangnya dan upaya pencegahan

bunuh diri.

Tak lupa ”Selamat membaca dan semoga bermanfaat bagi

kita semua”.

Persepsi Bunuh Diri sebagai Jalan Keluar

- 39 -