Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dngan Halusinasi

4
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan pada pasien dngan halusinasi Pengertian Halusinasi merupakan gangguan atau perubahan persepsi dimana pasien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnyatidak terjadi. Suatu penerapan panca indra tanpa ada rangsangan dari luar. Suatu penghayatan yang dialami suatu presepsi melalui panca indra tanpa stimulus eksteren: presepsi palsu (maramis, 2005) Halusinasi adalah salah satu gangguan jiwa dimana klien mengalami perubahan persepsi sensori, seperti merasa sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecap, perabaan atau penghidungan. Klien merasa stimulus yang sebelumnya tidak ada. Selain itu perubahan persepsi sensori halusinasi bias juga diartikan sebagai persepsi sensori tentang suatu obyek, gambaran dan pikiran yang sering terjadi tanpa adanya rangsang dari luar meliputi semua system pengindraan (pendengaran, penglihatan, penciuman, perabaan atau pengecapan). (Fitria.N cit_Cook dan Fontaine.2009) Halusinasi adalah gangguan persepsi panca indra tanpa adanya rangsangan dari luar, dengan kata lain berespon terhadap rangsangan yang tidak nyata, yang dirasakan oleh klien dan tidak dibuktikan. (Fitria.N cit_Wilson.2009) Halusinasi merupakan kesalahan sensori persepsi dari satu atau lebih indra pendengaran, penglihatan, taktil, atau penciuman yang tidak ada stimulus eksternal (Fitria,citontonga ,2009) Halusinasi adalah keadaan dimana individu mengalami perubahan dalam jumlah atau pola rangsang yang datang atau mendekat yang dikaitkan dengan penurunan/peningkatan/distorsi atau kerusakan respon terhadap rangsangan (SAK Ghrasia 2006) Halusinasi merupakan salah satu gejala gangguan sensori persepsi yang dialami oleh pasien gangguan jiwa, pasien merasakan sensasi

description

jajk

Transcript of Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dngan Halusinasi

Laporan pendahuluan asuhan keperawatan pada pasien dngan halusinasiPengertianHalusinasi merupakan gangguan atau perubahan persepsi dimana pasien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnyatidak terjadi. Suatu penerapan panca indra tanpa ada rangsangan dari luar. Suatu penghayatan yang dialami suatu presepsi melalui panca indra tanpa stimulus eksteren: presepsi palsu (maramis, 2005)Halusinasi adalah salah satu gangguan jiwa dimana klien mengalami perubahan persepsi sensori, seperti merasa sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecap, perabaan atau penghidungan. Klien merasa stimulus yang sebelumnya tidak ada. Selain itu perubahan persepsi sensori halusinasi bias juga diartikan sebagai persepsi sensori tentang suatu obyek, gambaran dan pikiran yang sering terjadi tanpa adanya rangsang dari luar meliputi semua system pengindraan (pendengaran, penglihatan, penciuman, perabaan atau pengecapan). (Fitria.N cit_Cook dan Fontaine.2009)Halusinasi adalah gangguan persepsi panca indra tanpa adanya rangsangan dari luar, dengan kata lain berespon terhadap rangsangan yang tidak nyata, yang dirasakan oleh klien dan tidak dibuktikan. (Fitria.N cit_Wilson.2009)Halusinasi merupakan kesalahan sensori persepsi dari satu atau lebih indra pendengaran, penglihatan, taktil, atau penciuman yang tidak ada stimulus eksternal (Fitria,citontonga ,2009)Halusinasi adalah keadaan dimana individu mengalami perubahan dalam jumlah atau pola rangsang yang datang atau mendekat yang dikaitkan dengan penurunan/peningkatan/distorsi atau kerusakan respon terhadap rangsangan (SAK Ghrasia 2006)Halusinasi merupakan salah satu gejala gangguan sensori persepsi yang dialami oleh pasien gangguan jiwa, pasien merasakan sensasi berupa suara, penglihatan, pengecapan, perabaan, atau penghinduan tanpa stimulus nyata (Kelliat dkk,2011)Proses Terjadinya Masalah1. EtiologiMenurut Yosep (2009) factor predisposisi yang menyebabkan halusinasi adalah:1. factor perkembangantugas perkembangan pasiena. Faktor Presipitasi1) Dimensi FisikHalusinasi dapat ditimbulkan oleh beberapa kondisi fisik seperti kelelahan yang luar biasa, penggunaan obat-obatan, demam hingga derilium, intolsikasi alcohol dan kesulitan untuk tidur dalam waktu yang lama.2) Dimensi emosionalPerasaan cemas yang berlebihan atas dasar problem yang tidak dapat diatasi merupakan penyebab halusinasi terjadi. Isi dari halusinasi dapat berupa perintah, memaksa dan menakutkan, klien tidak sanggup lagi menentang perintah tersebut hingga degan kondisi klien tersebut klien sesuatu terhadap ketakutan tersebut.3) Dimensi IntelektualIndividu yang mengalami halusinasi akan memperlihatkan adanya penurunan fungsi ego. Pada awalnya halusinasi merupakan usaha dari ego sendiri untuk melawan implus yang menekan, namun merupakan suatu hal yang menimbulkan kewaspadaan yang dapat mengambil seluruh perhatian klien dan tak jarang akan mengontrol semua perilaku klien.4) Dimensi SosialKlien menganggap hidup bersosialisasi dialam nyata sangat membahayakan. Klien asyik dengan halisinasinya, seolah-olah klien merupakan tempat untuk memenuhi kebutuhan akan interaksi sosial,kontrol diri dan harga diri yang tidak dapat dipengaruhi dialam nyata.5) Dimensi SpiritualSecara spiritual pasien halusinasi mulai dengan kehampaan hidup, runitinitas tidak bermakna, hilangnya aktifitas ibadah dan jarangnya berubahnya secara spiritual untuk mensucikan diri.b. Faktor Predisposisi1) Faktor PerkembanganKlien yang terganggu misalnya rendahnya kontrol dan kahangatan keluarga menyebabkan klien tidak mampu mandiri sejak kecil, mudah flustasi, hilang percaya diri dan lebih rentan terhadap stres.2) Faktor SosiokulturalSeseorang yang tidak merasa diterima lingkungan sejak bayi akan merasa disingkirkan, kesepian dan merasa tidak percaya pada lingkungan.

3) Faktor BiokimiaMempunyai pengaruh terhadap terjadinya gangguan jiwa. Adanya stres yang berlebihan dialami seseorang maka didalam tubuh akan dihasilkan suatu zat yang dapat bersifat halusinogenik neurokimia, akibat stres berkepanjangan menyebabkan teraktifitasinya neurotransmitter obat, misalnya terjadi ketidak seimbangan acitylicholin dan dopamine.4) Faktor PsikologisTipe kepribadian lemah dan tidak bertanggung jawab mudah terjerumus pada penyalahgunaan zat adiktif. Hal ini berpengaruh pada ketidakmampuan klien dalam mengambil keputusan yang tepat demi masa depannya. Klien lebih memilih kesenangan sesaat dan lari dari alam nyata menuju alam khayal.5) Faktor GenetikFaktor genetik yang berpengaruh dalam skizofrenia belum diketahui, tapi hasil study menunjukkan bahwa faktor keluarga(Yosep.I 2007 cit_Stuart dan Sundeen,2011)