LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE fileLaporan Tata Kelola PT BPR Nusamba Manggis 3 BAB...
Transcript of LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE fileLaporan Tata Kelola PT BPR Nusamba Manggis 3 BAB...
LAPORAN PELAKSANAAN
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
PT. BPR NUSAMBA MANGGIS
TAHUN 2017
Laporan Tata kelola PT BPR Nusamba Manggis ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................................................... i
Daftar Isi ..................................................................................................................... ii
Persetujuan Dewan Komisaris ................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
BAB II PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB DIREKSI ............................... 3
BAB III PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB DEWAN KOMISARIS........... 7
BAB IV BENTURAN KEPENTINGAN ............................................................................. 15
BAB V PENERAPAN FUNGSI KEPATUHAN, AUDIT INTERN, AUDIT EKSTERN ............. 17
BAB VI BATAS MAXIMUM PEMBERIAN KREDIT ......................................................... 22
BAB VII RENCANA BISNIS BPR .................................................................................... 24
BAB VIII TRANSPARANSI KONDISI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN ..................... 25
BAB IX KESIMPULAN UMUM HASIL PENILAIAN PENERAPAN TATA KELOLA ............. 27
Laporan Tata Kelola PT BPR Nusamba Manggis 1
BAB I
PENDAHULUAN
PT. BPR Nusamba Manggis ( Selanjutnya disebut “Bank”) didirikan di Propinsi Bali pada tanggal
29 September 1989 berdasarkan akta nomor 118 dari Notaris Abdul Latif,SH di Jakarta dan
telah disahkan oleh Menteri kehakiman Republik Indonesia dengan surat Keputusan No. C-2-
10261.HT.01.01-TH.89 tanggal 8 Nopember 1989. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami
beberapa kali perubahan dan perubahan terakhir berdasarkan akta notaris No 22 tanggal 13
Oktober 2017 yang dibuat oleh Notaris Ny. Djumini Setyoadi, SH. MKn. Yang berkedudukan di
Jakarta dan telah dicatat dalam sistem administrasi Badan Hukum Oleh Kementrian Hukum dan
Hak asasi Manusia Republik Indonesia sesuai dengan surat menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia No.AHU-AH.01.03-0182315 tanggal 19 Oktober 2017 dan telah mendapatkan
persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan No. S-158/KR.0812/2017 tanggal 8 Nopember 2017.
PT. BPR Nusamba Manggis beroperasi sejak 17 Pebruari 1990 yang berkantor pusat di Jalan
Raya klungkung- Amlapura Desa Manggis, KecamatanManggis, Kabupaten Karangasem – Bali.
PT. BPR Nusamba Manggis yang selanjutnya disebut ”Bank”, menyadari bahwa akuntabilitas
merupakan salah satu tolok ukur yang sekaligus untuk meningkatkan nilai tambah Bank bagi
pemegang saham dan stakeholders lainnya. Berangkat dari alasan tersebut maka selaras
dengan perkembangan usahanya, Bank secara berkesinambungan untuk meningkatkan
penerapan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan (Good Corporate Governance - GCG) yang baik
dan prinsip kehati-hatian dalam setiap kegiatan usahanya.
Sesuai dengan POJK No. 4/POJK.03/2015 tanggal 31 Maret 2015 tentang Pelaksanaan
Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Perkreditan Rakyat, maka Bank terus berupaya
mengoptimalkan penerapan tata kelola perusahaan, kepatuhan dan manajemen risiko.
Dalam melaksanakan Tata Kelola, Bank tidak hanya berpedoman pada ketentuan dan peraturan
yang mengatur tentang pelaksanaan Tata Kelola sebagaimana disebutkan di atas, namun juga
berpedoman pada ketentuan internal yang berlaku lainnya seperti :
Laporan Tata Kelola PT BPR Nusamba Manggis 2
1. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor : 4/POJK.03/2015 tanggal 31 Maret 2015 tentang
Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Perkreditan Rakyat.
2. Surat edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor : 5/SEOJK.03/2016 tentang Penerapan Tata
Kelola Bagi BPR
3. Pedoman dan Kebijakan Pelaksanaan Good Corporate Governance PT. BPR Nusamba
Manggis
Laporan Tata Kelola PT BPR Nusamba Manggis 3
BAB II
PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB DIREKSI
A. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI
Berdasarkan Job Diskription dan Pedoman Tata Tertib Direksi yang mengacu pada
Anggaran Dasar Bank yang telah ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham dan
merujuk kepada Undang-Undang Perseroan Terbatas, ketentuan-ketentuan dari Otoritas
Jasa Keuangan, tugas dan tanggung Jawab Direksi, adalah:
1. Memastikan terselenggarannya pelaksanaan Good Corporate Governance atau tata
kelola yang baik dalam setiap kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang
operasional berdasarkan dengan prinsip kehati – hatian.
2. Direksi bertanggung Jawab atas pelaksanaan kepengurusan Bank.
3. Direksi bertanggung jawab penuh atas terkoordinasinya semua aktivitas BPR, baik
bidang operasional, kredit dan pemasaran serta sumber daya manusia dengan sebaik
baiknya .
4. Direksi wajib mengelola Bank sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawab
sebagaimana telah diatur dalam Anggaran Dasar dan Peraturan Perundang - Undangan
yang berlaku
5. Direksi wajib menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari Satuan Kerja Audit
Intern Bank, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan dan / atau
hasil pengawasan otoritas lainnya
6. Direksi wajib bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas kepada pemegang saham
melalui Rapat Umum Pemegang Saham.
7. Direksi wajib menyediakan data dan informasi yang akurat, relevan, dan tepat waktu
kepada Dewan Komisaris.
8. Direksi wajib mengungkapkan kepada pegawai kebijakan Bank yang bersifat strategis di
bidang kepegawaian.
9. Memastikan bahwa Fungsi kepatuhan Dan manajemen Risiko telah beroperasi secara
independen.
Laporan Tata Kelola PT BPR Nusamba Manggis 4
10. Bertanggung jawab atas seluruh penerapan dan pengawasan program Anti Pencucian
Uang (APU) dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (PPT).
B. STRUKTUR, KOMPOSISI DAN INDEPENDENSI DIREKSI
Struktur, komposisi dan independensi Direksi dapat digambarkan sebagai berikut :
No. Nama Direksi Jabatan Independen/
Tdk Independen
1. I Ketut Wirama,SE Direktur Utama Independen
2. I Wayan Somayasa,SE Direktur Independen
C. MASA JABATAN DIREKSI
Tabel di bawah ini menjelaskan mengenai masa jabatan dari masing-masing anggota Direksi
Bank:
No. Nama Jabatan Mulai
Manjabat
Jabatan
Berakhir
Persetujuan OJK
1. I Ketut Wirama,SE Direktur
Utama
25-03-2016 24-03-2019 S-10/KR.0812/2016
2. I Wayan Somayasa,SE Direktur 11-08-2016 10-08-2019 SR-133/KR.081/2017
D. SERTIFIKASI PROFESI DIREKSI
Sampai dengan Tahun 2017, seluruh anggota Direksi Bank telah lulus program Sertifikasi
Profesi Direktur yang diadakan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) LKM Certif, dengan
perincian sebagai berikut:
NO. NAMA DIREKSI JABATAN SERTIFIKASI
1 I Ketut Wirama,SE Direktur Utama 651001210628962016
2 I Wayan Somayasa,SE Direktur 651001210612052015
Laporan Tata Kelola PT BPR Nusamba Manggis 5
E. Kepemilikan Saham Direksi
Seluruh Direksi PT BPR Nusamba Manggis tidak memiliki kepemilikan saham di Bank
maupun di perusahaan lain.
Nama Direksi Kepemilikan saham
BPR Nusamba Manggis Perusahaan lain
I Ketut Wirama, SE - -
I Wayan Somayasa, SE - -
Keterangan :
= memiliki saham dengan mencapai ...% atau lebih dari modal disetor
- = tidak memiliki saham
F. Hubungan keuangan dan/atau hubungan keluarga anggota Direksi dengan anggota
Direksi lain, Dewan Komisaris dan/atau Pemegang Saham BPR
Nama Jabatan
Hubungan keluarga sampai dengan
derajat kedua dengan : Hubungan keuangan dengan :
Dewan
Komisaris Direksi PSP
Dewan
Komisaris Direksi PSP
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
I Ketut
Wirama, SE
Direktur
Utama
ⱱ ⱱ ⱱ ⱱ ⱱ ⱱ
I Wayan
Somayasa,
SE
Direktur ⱱ ⱱ ⱱ ⱱ ⱱ ⱱ
G. Paket/kebijakan remunerasi dan fasilitas lain bagi Direksi ditetapkan berdasarkan RUPS
Struktur remunerasi yang menunjukkan komponen remunerasi dan jumlah nominal
perkomponen untuk seluruh Direksi selama tahun 2017
Laporan Tata Kelola PT BPR Nusamba Manggis 6
Jenis remunerasi dan fasilitas lain
Jumlah diterima dalam 1 tahun
Anggota Direksi
Orang Dalam jutaan rupiah
1, Remunerasi (gaji, bonus, tunjangan rutin,
tantiem)
2 Rp. 779
1. Fasilitas lain dalam bentuk non - natura :
a. Asuransi jiwa
b. Tunjangan kesehatan/BPJS
c. Tunjangan DPLK
d. BPJS Ketenagakerjaan
2
a. Rp. 9
b. Rp. 8
c. Rp. 81
d. Rp 46
Total Rp. 923
H. Frekuensi Rapat Direksi
Direksi menyelenggarakan rapat bertempat di kantor pusat PT BPR Nusamba Manggis ,
akan tetapi diluar jadwal tersebut Direksi dapat mengundang pejabat untuk mengadakan
rapat membahas hal-hal yang perlu diketahui dan/atau mendapat keputusan segera.
Keputusan dalam setiap rapat Direksi dilakukan berdasarkan musyawarah dan mufakat.
Seluruh keputusan rapat telah dituangkan dalam Risalah Rapat dan didokumentasikan
dengan baik. Selama tahun 2017 telah diselenggarakan sebanyak 6 (enam) kali rapat
Direksi sebagai berikut:
Tanggal Rapat Agenda Rapat Keterangan
Notulen Daftar Hadir
06 Pebruari 2017 Pembahasan Kenaikan Gaji Karyawan Ada Ada
14 Pebruari 2017 Mengenai Karyawan Teladan Tahun 2016 Ada Ada
08 Maret 2017 Persiapan RUPST Tahun Buku 2016 Ada Ada
17 April 2017 Rotasi, Mutasi dan Promosi Pejabat Ada Ada
21 Agustus 2017 Rencana Perubahan Struktur Organisasi Ada Ada
5 September 2017 Realisasi Pemenuhan Struktur Organisasi Ada Ada
Laporan Tata Kelola PT BPR Nusamba Manggis 7
BAB III
PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB DEWAN KOMISARIS
A. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS
Sesuai dengan Anggaran Dasar Bank dan merujuk kepada Undang-Undang Perseroan
Terbatas, dan khususnya ketentuan-ketentuan dari Otoritas Jasa Keuangan, tugas dan
tanggung jawab utama Dewan Komisaris adalah mengawasi Direksi dalam menjalankan
operasional Bank. Dalam melakukan tugas pengawasan tersebut, maka Dewan Komisaris:
1. Dewan Komisaris Wajib melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan prinsip-
prinsip Good Corporate Governance atau tata kelola yang baik.
2. Dewan Komisaris wajib melakukan pengawasan atas terselenggaranya pelaksanaan
Good Corporate Governance atau tata kelola yang baik. dalam setiap kegiatan usaha
Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi dimana paling kurang harus
diwujudkan dalam:
a. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi.
b. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris.
c. Benturan kepentingan
d. Penetapan fungsi kepatuhan, audit intern dan audit ekstern.
e. Penerapan fungsi Manajemen Risiko termasuk pengendalian intern.
f. Batas Maksimum Pemberian Kredit.
g. Rencana Bisnis
h. Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan Bank.
3. Dewan Komisaris wajib melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan
tanggung jawab Direksi, serta memberikan nasihat kepada Direksi.
4. Dalam melakukan pengawasan sebagaimana dimaksud pada butir 3, Dewan Komisaris
wajib memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis Bank.
5. Dalam melakukan pengawasan sebagaimana dimaksud pada butir 3, Dewan komisaris
dilarang terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan operasioanl Bank, kecuali
pengambilan keputusan untuk pemberian Kredit kepada Direksi sepanjang kewenangan
Laporan Tata Kelola PT BPR Nusamba Manggis 8
Dewan Komisaris tersebut ditetapkan dalam Anggaran Dasar Bank atau dalam Rapat
Umum Pemegang Saham.
6. Dewan Komisaris wajib memastikan bahwa Direksi telah menindaklanjuti temuan audit
dan/atau rekomendasi dari hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan, auditor intern,
Dewan Komisaris dan/atau auditor ekstern.
7. Dewan Komisaris wajib memberitahukan secara tertulis kepada Otoritas Jasa Keuangan
paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja sejak ditemukannya:
a. Pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang keuangan dan Perbankan;
b. Suatu kondisi yang dapat membahayakan kelangsungan usaha Bank.
8. Dewan komisaris wajib memiliki pedoman dan tata tertib kerja yang harus di evaluasi
dan dilakukan pengkinian secara berkala.
B. PENGAWASAN DAN REKOMENDASI DEWAN KOMISARIS
Dewan Komisaris selama tahun 2017 telah melakukan pengawasan, antara lain :
1. Pelaksanaan Rencana Bisnis Bank, berupa penilaian aspek kuantitatif dan kualitatif
terhadap realisasi Rencana Bisnis, termasuk penerapan kepatuhan terhadap ketentuan.
2. Penilaian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja Bank, seperti kinerja
keuangan khususnya terkait faktor permodalan (capital), rentabilitas (earnings), kualitas
asset, manajemen, dan sensitivitas terhadap risiko pasar.
3. Perbaikan atas temuan Hasil pemeriksaan Otoritas Jasa Keuangan.
4. Kecukupan Permodalan Bank.
5. Kualitas Aktiva Produktif (KAP)
6. Likuiditas Bank
7. Tingkat Kesehatan dan Profil Risiko Bank
8. Pengembangan dan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).
9. Mengawasi tindak lanjut hasil temuan audit intern, kualitas dan pengembangan
Operasional, khususnya kecukupan dan keefektifan Sistem Pengendalian Intern.
10. Penerapan GCG dan Manajemen Risiko serta kepatuhan Bank terhadap peraturan-
peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan perundang-undangan lainnya.
11. Penerapan program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme .
Laporan Tata Kelola PT BPR Nusamba Manggis 9
Dewan Komisaris telah memberikan rekomendasi agar Direksi memberikan perhatian
khusus dan melakukan perbaikan-perbaikan, antara lain:
1. Dewan Komisaris telah memberikan pendapat dan rekomendasi kepada Direksi
sehubungan dengan tidak tercapainya Rencana Kerja tahun 2017.
2. Kebijakan Direksi melakukan reorganisasi dan restaffing, perlu disosialisasikan kepada
segenap jajaran SDM baik di Kantor Pusat maupun Cabang, serta diimbangi oleh
kejelasan dalam Uraian Jabatan bagi para karyawan pimpinan dan kejelasan perincian
tugas bagi segenap karyawan pelaksana.
3. SDM sebagai pendukung utama untuk pengembangan kinerja Bank, harus secara terus
menerus mendapat pembinaan antara lain :
a. Program pendidikan/training bagi seluruh SDM secara berkelanjutan. Peningkatan
profesionalisme/kompetensi sumber daya Manusia sebagai aset utama Bank secara
kualitas maupun kuantitas, tetap harus menjadi perhatian manajemen karena akan
meningkatkan kualitas daya saing Bank dibandingkan dengan kompetitor. Kegiatan
pendidikan harus menjadi kegiatan sehari-hari dan terus menerus untuk
menciptakan Sumber Daya Manusia di semua lapisan yang professional di bidangnya
masing-masing. Kegiatan training-training yang terus menerus akan dapat mencegah
terjadinya kerugian yang terjadi karena human eror akibat SDM yang tidak memiliki
kompetensi.
b. Adanya kebijakan dan prosedur di bidang SDM yang meliputi tata laksana
penerimaan karyawan, jenjang penggajian, kepangkatan, rotasi/mutasi,
promosi/demosi, pemberian penghargaan, pemberhentian dsb, dapat menekan
fluktuasi keluar/masuk SDM sekecil mungkin. Tenaga-tenaga yang telah terdidik dan
memiliki profesionalisme yang semakin tinggi dapat terus mengabdikan dirinya di
Bank serta memberikan ketentraman & suasana kerja produktif bagi seluruh SDM.
Karyawan dapat mengetahui hak-hak dan kewajibannya dan dapat memprediksi
jenjang karir yang jelas setelah masa kerja tertentu.
4. Kebijakan Direksi untuk mengembangkan Kredit dan pendanaan, harus dilaksanakan
berdasarkan prinsip kehati-hatian , serta diimbangi oleh fungsi pengawasan yang baik
Laporan Tata Kelola PT BPR Nusamba Manggis 10
melalui optimalisasi fungsi Internal Control dan SKAI. Fungsi audit harus dilaksanakan
terhadap setiap segmen Kredit mencakup pelaksanaan/kepatuhan terhadap prinsip
kehati-hatian, sampai dengan fungsi remedial dan kualitas penagihan (collection)
sebagai bagian dari mitigasi risiko.
5. Bank perlu meningkatkan kualitas pelayanan kepada nasabah, tidak hanya melalui
penerapan Standard Operating Procedure (SOP) secara disiplin, namun juga harus
memberikan pelayanan yang prima berdasarkan etika profesionalisme melebihi tingkat
harapan dari nasabah, yang dapat memberika nilai tambah sebagai daya saing dengan
kompetitor yang ada (beyond customer expectation).
6. Perlu terus dilakukan perbaikan secara berkelanjutan (continuously improvement) untuk
lebih mencapai tingkat kepuasan nasabah yang prima (customer satisfaction). Hal ini
tentunya sangat sejalan dengan industri Perbankan yang menjalankan usaha atas dasar
kepercayaan serta dapat mengemban amanah yang dititipkan oleh para nasabah Bank.
7. Untuk memelihara pelaksanaan GCG pada posisi yang baik , agar dilakukan antara lain :
a. Evaluasi terhadap Kebijakan dan Prosedur/Pedoman Kerja yang sudah ada, apakah
perlu direvisi atau tidak, terkait dengan perkembangan bisnis maupun adanya
ketentuan ekstern/perundang-undangan yang berubah atau baru.
b. Uraian Jabatan dan uraian tugas para karyawan yang sudah ada agar di evaluasi,
agar sesuai dengan perubahan organisasi yang menunjang Rencana Bisnis Bank.
c. Percepatan pelayanan kepada nasabah tetap terjaga dengan baik tanpa adanya
pelanggaran terhadap prosedur maupun service level agreement antar
organisasi/satuan kerja di Bank. Tetap memperhatikan prinsip fairness bahwa setiap
satuan kerja/organisasi melaksanakan tugas sesuai dengan batasan tugas dan
tanggung jawabnya.
8. Bank harus senantiasa meningkatkan prinsip kehati-hatian didalam proses pemberian
kredit, dalam rangka memitigasi risiko kredit dan meminimalisir potensi timbulnya NPL.
Sedangkan NPL yang ada agar diupayakan untuk dapat diselesaikan. Bila debitur masih
beritikad baik maka penyelesaiannya melalui negosiasi atau bila perlu restrukturisasi,
Laporan Tata Kelola PT BPR Nusamba Manggis 11
sedangkan bila itikad debitur sudah tidak baik maka dapat diselesaikan melalui proses
hukum.
9. Didalam kegiatan pengembangan bisnis Bank harus senantiasa berusaha memitigasi
risiko-risiko inheren yang masih termasuk kategori high maupun moderate to high
secara terus menerus sehingga dapat ditekan pada level setinggi-tingginya moderat,
karena risiko-risiko inheren akan berpengaruh kepada penilaian tingkat kesehatan Bank.
Risk Control System Kredit, Operasional, Likuiditas, Kepatuhan, agar terus ditingkatkan
kualitasnya, sehingga yang sementara dinilai Marginal dapat ditingkatkan kualitasnya
meningkat menjadi Fair, Satisfactory bahkan Strong.
Sesuai dengan visi Bank menjadi Bank Yang Terpercaya Dan Membangun Masa Depan, bahwa
Bank telah menentukan fokus ekspansi usaha kedepan adalah pada segmen pasar usaha mikro
kecil menengah (UMKM), Dewan Komisaris menilai bahwa segmen pasar yang dipilih tahun
2017 dan beberapa tahun kedepan sudah tepat, untuk dasar melakukan akselerasi
pertumbuhan bisnis.
C. STRUKTUR, KOMPOSISI DAN INDEPENDENSI DEWAN KOMISARIS
1. Struktur Komposisi dan Independensi dewan Komisaris Bank adalah sebagai berikut :
No. Nama Dewan Komisaris Jabatan Independen/
Tdk Independen
1. Drs I Gede Budiasa Komisaris Utama Independen
2. I Made Artana,SE Komisaris Independen
2. Jumlah anggota Dewan Komisaris sebanyak 2 (dua) orang adalah sama dari jumlah
anggota Direksi yang berjumlah 2 (dua).
3. Setiap anggota Dewan Komisaris tidak memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat
kedua dengan anggota Dewan Komisaris lainnya dan/atau anggota Direksi.
4. Dengan demikian, anggota Dewan Komisaris memenuhi jumlah, komposisi, kriteria dan
independensi sesuai ketentuan Otoritas jasa Keuangan.
.
Laporan Tata Kelola PT BPR Nusamba Manggis 12
D. RAPAT DEWAN KOMISARIS
Rapat Dewan Komisaris wajib diselenggarakan paling kurang 1 (satu) kali dalam 3 (tiga)
bulan. Dalam Tahun 2017 Dewan Komisaris telah melakukan 4 kali rapat Dewan komisaris.
Tanggal Rapat Materi Keterangan
Notulen Daftar Hadir
9 Pebruari
2017
Evaluasi Kinerja Januari 2017, Evaluasi
Kebijakan Direksi, Isu-isu Strategis dan
Rekomendasi Dewan Komisaris
Ada Ada
16 Juni 2017 Evaluasi Kinerja Mei 2017, Evaluasi Kebijakan
Direksi, Isu-isu Strategis dan Rekomendasi
Dewan Komisaris
Ada
Ada
18 September
2017
Evaluasi Kinerja Per-Agustus 2017, Evaluasi
Penerapan Manajemen Risiko, Isu-isu Strategis
dan Rekomendasi Dewan Komisaris
Ada Ada
8 Desember
2017
Evaluasi Kinerja Per-Nopember 2017, Evaluasi
Kebijakan Manajemen Risiko dan APU-PPT, Isu-
isu Strategis dan Rekomendasi Dewan
Komisaris
Ada Ada
E. MASA JABATAN
Tabel di bawah ini menjelaskan mengenai masa jabatan dari masing-masing anggota Dewan
Komisaris Bank :
No. Nama Jabatan Mulai
Menjabat
Jabatan
Berakhir
Persetujuan OJK
1. Drs I Gede Budiasa Komisaris
Utama
25-03-2016 24-03-2019 S-10/KR.0812/2016
2. I Made Artana,SE Komisaris 03-11-2015 03-11-2018 S-147/KO.312/2015
Laporan Tata Kelola PT BPR Nusamba Manggis 13
F. SERTIFIKASI PROFESI DEWAN KOMISARIS
Sampai dengan tahun 2017, Anggota Dewan Komisaris Bank yang telah memiliki
Sertifikasi Profesi yang diadakan oleh Lembaga Sertifikasi Professi (LSP) LKM Certif
,adalah sebagai berikut:
NO
.
NAMA DEWAN
KOMISARIS JABATAN
SERTIFIKASI
Jenis Nomor Sertifikasi Tanggal
Berakhir
1 Drs I Gede Budiasa Komisaris
Utama
Sertifikasi
Komisaris
651001210610632014 20-10-2019
2 I Made Artana,SE Komisaris Sertifikasi
Direksi
651001210632502016 28-09-2021
G. Seluruh Dewan Komisaris PT BPR Nusamba Manggis tidak memiliki kepemilikan saham di
Bank maupun di perusahaan lain.
Nama Dewan Komisaris Kepemilikan saham
BPR Nusamba Manggis Perusahaan lain
Drs I Gede Budiasa - -
I Made Artana, SE - -
Keterangan :
= memiliki saham dengan mencapai ...% atau lebih dari modal disetor
- = tidak memiliki saham
Laporan Tata Kelola PT BPR Nusamba Manggis 14
H. Hubungan keuangan dan/atau hubungan keluarga anggota Dewan Komisaris dengan
anggota Dewan Komisaris lain, Direksi dan/atau Pemegang Saham BPR
Nama Jabatan
Hubungan keluarga sampai
dengan derajat kedua dengan : Hubungan keuangan dengan :
Dewan
Komisaris Direksi PSP
Dewan
Komisaris Direksi PSP
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
Drs. I Gede
Budiasa
Komisaris
Utama
ⱱ ⱱ ⱱ ⱱ ⱱ ⱱ
I Made
Artana, SE
Komisaris ⱱ ⱱ ⱱ ⱱ ⱱ ⱱ
I. Struktur remunerasi yang menunjukkan komponen remunerasi dan jumlah nominal per
komponen untuk seluruh Dewan Komisaris selama tahun 2017.
Jenis remunerasi dan fasilitas lain
Jumlah diterima dalam 1 tahun
Dewan Komisaris
Orang Dalam jutaan rupiah
1, Remunerasi (gaji, bonus, tunjangan rutin,
tantiem)
2 Rp. 349
2. Fasilitas lain dalam bentuk non - natura :
a. Asuransi jiwa
b. Tunjangan kesehatan/BPJS
c. Tunjangan DPLK
d. BPJS Ketenagakerjaan
2
a. Rp. 5
b. Rp. -
c. Rp. 35
d. Rp 21
Total Rp. 410
Laporan Tata Kelola PT BPR Nusamba Manggis 15
BAB IV
BENTURAN KEPENTINGAN
Benturan kepentingan (conflict of interest) adalah perbedaan antara kepentingan ekonomis
Bank dengan kepentingan ekonomis pribadi pihak-pihak terafiliasi (Pemegang Saham,
Dewan Komisaris, Direksi) yang dapat merugikan Bank. Setiap bentuk benturan kepentingan
akan berpengaruh secara langsung terhadap pelaksanaan kebijakan maupun penerapan
GCG secara keseluruhan. Untuk menghindari pengaruh negatif dari benturan kepentingan
tersebut, maka Bank perlu mengatur lebih lanjut batasan-batasan tertentu yang
berhubungan dengan benturan kepentingan tersebut sebagai berikut :
1. Jika terjadi benturan kepentingan antara Bank dengan pihak-pihak terafiliasi, maka
Dewan Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif lainnya dilarang mengambil tindakan
yang dapat merugikan atau mengurangi keuntungan Bank serta wajib mengungkapkan
benturan kepentingan dimaksud dalam setiap keputusan.
2. Pengungkapan benturan kepentingan tersebut di atas harus dituangkan dalam risalah
rapat dengan mencatat nama pihak-pihak yang memiliki benturan kepentingan serta
dasar pertimbangan pengambilan keputusan.
3. Guna menghindari pengambilan keputusan yang berpotensi merugikan Bank atau
mengurangi keuntungan Bank, maka Bank harus memiliki dan menerapkan kebijakan
intern mengenai :
a. Pengaturan penanganan benturan kepentingan yang mengikat setiap pengurus dan
pegawai antara lain tata cara pengambilan keputusan.
b. Pengaturan lebih lanjut tentang prosedur pengambilan keputusan sebagaimana
tertuang dalam Standar Operation & Procedure (SOP) maupun melalui pengaturan
kewenangan memutus.
c. Pengambilan keputusan yang mengandung benturan kepentingan harus
ditatausahakan atau dicatat dalam risalah rapat dan didokumentasikan dengan
baik.
Laporan Tata Kelola PT BPR Nusamba Manggis 16
4. Direksi dan pajabat eksekutif harus sedapat mungkin menghindari terjadi benturan
kepentingan dengan pihak terafiliasi lainnya dalam pengambilan keputusan yang dapat
menimbulkan kerugian bagi Bank.
Transaksi yang Mengandung Benturan Kepentingan
Sampai dengan akhir bulan Desember 2017, di PT BPR Nusamba Manggis belum pernah terjadi
transaksi yang mengandung Benturan Kepentingan.
No
Nama dan
Jabatan pihak yang
Memiliki Benturan
Kepentingan
Nama dan
Jabatan
Pengambil
Keputusan
Jenis
Transaksi
Nilai Transaksi
(jutaan Rupiah)
Keterangan
*)
- - - - -
- - - - -
Laporan Tata Kelola PT BPR Nusamba Manggis 17
BAB V
PENERAPAN FUNGSI KEPATUHAN, AUDIT INTERN, AUDIT EKSTERN
Bank senantiasa berusaha untuk meningkatkan kepatuhan terhadap ketentuan dan hukum
yang berlaku, standar-standar, etika dan prinsip-prinsip Good Corporate Governance. Tujuan
dari upaya-upaya tersebut adalah agar masing-masing unit kerja dalam Bank terbudaya untuk
senantiasa patuh dan pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja dan reputasi Bank. Sesuai
dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No. 4/POJK.3/2015 Bank wajib menunjuk
salah satu bagian yang membawahkan fungsi Kepatuhan
A. Penerapan Fungsi Kepatuhan
1. Sesuai dengan POJK No.4/POJK.03/2015 tentang Penerapan Tata Kelola BPR pasal
52, bahwa dalam rangka membantu pelaksanaan tugas anggota Direksi yang
membawahkan fungsi kepatuhan, BPR telah menunjuk Pejabat Eksekutif yang
independen terhadap operasional BPR untuk melaksanakan fungsi kepatuhan,
yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Direksi No 209/SK/MGS/DIR/XII/2016
tanggal 27 Desember 2016, dan telah dilaporkan pada Otoritas Jasa Keuangan
melalui surat No.283/MGS/DIR/IV/2017 tanggal 28 April 2017 serta telah dicatat
pada administrasi pengawasan Otoritas Jasa Keuangan No SR-133/KR.081/2017
tanggal 6 Juli 2017.
2. Disamping itu, BPR juga telah menunjuk 1 (satu) orang Pejabat Eksekutif yang
bertanggungjawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern yang independen
terhadap fungsi operasional sesuai dengan POJK No.4/OJK.03/2015 pasal 59 (2).
Penunjukan Pejabat Eksekutif tersebut diatas telah ditetapkan dengan Surat
Keputusan Direksi No.177/SK/MGS/DIR/IX/2017 tanggal 11 September 2017 dan
telah dilaporkan pada Otoritas Jasa Keuangan melalui surat
No.570/MGS/DIR/IX/2017 tanggal 18 September 2017 serta telah dicatat pada
administrasi pengawasan Otoritas Jasa Keuangan No.S-146/KR.0812/2017
tanggal 17 Oktober 2017.
Laporan Tata Kelola PT BPR Nusamba Manggis 18
3. Sebagai upaya BPR dalam rangka pemenuhan ketentuan yang berlaku, disamping
menunjuk pejabat - pejabat eksekutif tersebut diatas, BPR juga telah melakukan
penyesuaian terhadap Struktur Organisasi dan Job Description yang ditetapkan
dan diberlakukan melalui Surat Keputusan Direksi
No.171/SK/MGS/DIR/IX/2017 tanggal 04 September 2017, yang mana
sebelumnya BPR telah menyusun Standar Operasional Prosedur sebagai pedoman
pelaksanaan tata kelola BPR (GCG) yang ditetapkan dan diberlakukan melalui
Surat Keputusan No.190/SK/MGS/DIR/XII/2016 tanggal 23 Desember 2016.
4. Kaitannya dengan POJK No.12/POJK.01/2017 tentang Penerapan Program Anti
Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme di Sektor Jasa Keuangan,
BPR telah menyusun pedoman dan prosedur tentang APU & PPT yang tertuang
dalam Standar Operasional Prosedur (SOP) Anti Pencucian Uang dan Pencegahan
Pendanaan Terorisme yang ditetapkan dan diberlakukan melalui Surat Keputusan
Direksi No.170/SK/MGS/DIR/IX/2017 tanggal 04 September 2017, serta telah
menunjuk pejabat yang bertanggung jawab terhadap penerapan APU dan PPT
yang ditetapkan melalui Surat Keputusan Direksi No.177/SK/MGS/DIR/IX/2017
tanggal 11 September 2017.
B. Penerapan Fungsi Audit INTERN
Terpenuhinya secara baik kepentingan Bank dan Masyarakat penyimpan dana
merupakan bagian dari misi Audit Intern Bank. Hal ini perlu dikemukakan karena
sebagai badan usaha, didalam Bank terdapat berbagai macam kepentingan dari
pihak-pihak terkait, seperti pemilik, manajemen, pegawai dan nasabah.
Dalam rangka pelaksanaan manajemen risiko yang baik, pengendalian intern yang
tepat serta tata kelola perusahaan yang baik, maka diperlukan suatu fungsi yang
dapat melakukan evaluasi terhadap hal-hal yang telah dilakukan oleh Bank. Divisi
Internal Audit yang melaksanakan fungsi Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) sebagai
organisasi yang independen menjalankan kegiatan audit intern Bank.
Laporan Tata Kelola PT BPR Nusamba Manggis 19
Dalam menjalankan fungsinya, SKAI telah melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Melakukan audit secara independen
b. Melakukan penilaian terhadap kecukupan dan efektifitas Sistem Pengendalian
Intern BANK
c. Melakukan pemantauan perkembangan tindak lanjut temuan oleh audit.
Tujuan dan Cakupan Audit.
1. Tujuan Audit
Tujuan audit adalah memeriksa dan menilai kecukupan serta efektifitas struktur
pengendalian intern dalam semua fungsi terutama Bidang kredit, Operasional, SIP,
dan lainnya
2. Cakupan Audit
Pelaksanaan pemeriksaan difokuskan pada risiko kredit, risiko operasional, risiko
likuiditas, risiko kepatuhan, dengan pertimbangan berpengaruh relatif cukup besar
terhadap kondisi Kantor.
Jumlah penyimpangan intern (internal fraud)
Internal
Fraud Jumlah kasus yang dilakukan oleh
Dalam 1
tahun
Direksi Dewan Komisaris Pegawai tetap Pegawai tidak tetap
Tahun
sebelumnya
Tahun
Laporan
Tahun
sebelumnya
Tahun
Laporan
Tahun
sebelumnya
Tahun
Laporan
Tahun
sebelumnya
Tahun
Laporan
Total fraud - - - - - - - -
Telah
diselesaikan
- - - -
Dalam
proses
penyele-
saian di
internal
BPR
- - - - - - - -
Laporan Tata Kelola PT BPR Nusamba Manggis 20
Belum
diupaya-
kan
penyele-
saiannya
- - - - - - - -
Telah di-
tindak-
lanjuti
melalui
proses
hukum
- - - -
Permasalahan Hukum Baik Hukum Perdata Maupun Hukum Pidana
Selama tahun 2017 tidak ada perkara, baik yang sifatnya perdata maupun pidana yang dihadapi
oleh PT. BPR Nusamba Manggis, anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi yang menjabat
pada periode laporan tahun 2017, sehingga tidak ada pengaruhnya terhadap kondisi keuangan
PT. BPR Nusamba Manggis.
Permasalahan Hukum
Jumlah
Perdata Pidana
Telah selesai (telah mempunyai kekuatan
Hukum yang tetap)
- -
Dalam proses penyelesaian
- -
Total
C. Audit Ekstern
Auditor eksternal memiliki peran penting dalam kerangka kerja Good Corporate
Governance (GCG). Direksi menyadari bahwa tugas yang dilaksanakan oleh para
auditor eksternal untuk mendukung kelancaran tugas Manajemen Bank.
Laporan Tata Kelola PT BPR Nusamba Manggis 21
Direksi telah menunjuk KAP Made Sudarma, Thomas & Dewi sebagai akuntan Publik
untuk melakukan Audit atas Laporan Keuangan PT BPR Nusama Manggis tahun
2017.
Laporan Keuangan Bank tahun 2017 telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Made
Sudarma, Thomas & Dewi. Surat Komentar (Management Letter) atas hasil audit
laporan keuangan yang diterima dari auditor independen telah menjadi perhatian
manajemen untuk ditindak lanjuti.
Kantor Akuntan Publik Made Sudarma, Thomas Dewi melaksanakan audit
berdasarkan standar audit yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia dan
terdaftar OJK.
Dalam rangka peningkatan transparansi kondisi keuangan, PT BPR Nusamba
Manggis menyusun dan menyajikan laporan keuangan dalam bentuk dan cakupan
sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Bank Indonesia, yang terdiri dari :
1. Neraca
2. Laporan Laba Rugi
3. Laporan Perubahan Ekuitas
4. Laporan Arus Kas
5. Catatan atas laporan keuangan, termasuk informasi tentang komitmen dan
6. kontinjensi.
Informasi yang tercantum dalam Laporan Keuangan Tahunan yang disajikan kepada
masyarakat luas terdiri dari :
1. Laporan Audit Independen yang memuat tanggungjawab manajemen atas
Laporan Keuangan, tanggungjawab Auditor, serta opini dari Akuntan Publik.
2. Laporan Keuangan Tahunan.
3. Catatan Atas Laporan Keuangan.
4. Tantangan yang dihadapi oleh Bank.
5. Informasi lainnya.
Laporan Tata Kelola PT BPR Nusamba Manggis 22
BAB VI
BATAS MAXIMUM PEMBERIAN KREDIT
BPR telah memiliki Kebijakan, system dan prosedur tertulis yang memadai terkait dengan BMPK
termasuk pemberian kredit kepada pihak terkait, debitur group dan/atau debitur besar, yang
menjadi bagian tidak terpisahkan dari pedoman kebijakan dan prosedur perkreditan.
Selama tahun 2017 BPR tidak melanggar dan/atau melampaui BMPK sesuai dengan ketentuan
POJK No.49/POJK.03/2017 tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit BPR dengan konsisten.
Apabila pemberian kredit oleh BPR ada yang melanggar dan/atau melampaui BMPK, maka BPR
berkomitmen untuk menyampaikan laporan tersebut secara berkala kepada Otoritas Jasa
Keuangan secara benar dan tepat waktu sesuai ketentuan Otoritas Jasa keuangan.
Selama tahun 2017 tidak terdapat pelanggaran dan/ atau pelampauan terhadap Batas
Maksimum Penyaluran Dana Bank, sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No.8/13/PBI/2006
tanggal 5 Oktober 2006 perihal Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK), yang mengatur hal
tersebut.
Jumlah total baki debet penyediaan dana kepada pihak terkait (related party) dan debitur/
group selama tahun 2017 adalah sebagai berikut:
Penyediaan Dana Pihak Terkait( Ribuan Rp )
No. Bulan Modal BMPK
10%
Realisasi
1 Januari Rp 12.960.584 Rp 1.296.058 Rp 649.663
2 Pebruari Rp 13.132.050 Rp 1.313.205 Rp 720.526
3 Maret Rp 13.292.946 Rp 1.329.295 Rp 779.155
4 April Rp 12.566.401 Rp 1.256.640 Rp 484.418
5 Mei Rp 11.068.723 Rp 1.106.072 Rp 794.532
6 Juni Rp 11.090.809 Rp 1.109.081 Rp 866.537
7 Juli Rp 11.101.586 Rp 1.110.159 Rp 972.846
8 Agustus Rp 10.962.393 Rp 1.096.239 Rp 451.120
9 September Rp 10.747.138 Rp 1.074.714 Rp 556.038
10 Oktober Rp 11.170.410 Rp 1.117.041 Rp 602.841
11 Nopember Rp 11.172.681 Rp 1.117.268 Rp 511.327
12 Desember Rp 11.239.915 Rp 1.123.992 Rp 374.671
Laporan Tata Kelola PT BPR Nusamba Manggis 23
Penyediaan Dana Pihak Tidak Terkait dan Kelompok (group obligor)
( ribuan Rp )
No Bulan Modal BMPK
20%
Individual BMPK
30%
Kelompok
1 Januari Rp 12.960.584 Rp 2.592.117 - Rp 3.888.175 -
2 Pebruari Rp 13.132.050 Rp 2.626.410 - Rp 3.939.175 -
3 Maret Rp 13.292.946 Rp 2.658.589 - Rp 3.987.884 -
4 April Rp 13.566.401 Rp 2.513.280 - Rp 3.769.920 -
5 Mei Rp 11.068.723 Rp 2.213.745 - Rp 3.320.617 -
6 Juni Rp 11.090.809 Rp 2.218.162 - Rp 3.327.243 -
7 Juli Rp 11.101.586 Rp 2.220.317 - Rp 3.330476 -
8 Agustus Rp 10.962.393 Rp 2.192.479 - Rp 3.288.178 -
9 September Rp 10.747.138 Rp 2.149.428 - Rp 3.224.141 -
10 Oktober Rp 11.170.410 Rp 2.234.082 - Rp 3.351.123 -
11 Nopember Rp 11.172.681 Rp 2.234.536 - Rp 3.351.804 -
12 Desember Rp 11.239.915 Rp 2.247.983 - Rp 3.371.974 -
Laporan Tata Kelola PT BPR Nusamba Manggis 24
BAB VII
RENCANA BISNIS BPR
Arah Kebijakan dan Langkah-langkah Strategis yang Akan Ditempuh
Bank yang resmi beroperasi sejak 17 Pebruari 1990 terus mengerahkan segala potensi yang
ada untuk menjadi Mitra Usaha Masyarakat Bali dalam industri Perbankan nasional.
Masuknya Bank ini kedalam segmen pembiayaan mikro menjadi tonggak peristiwa sebagai
entry point dalam menuju Visi: Menjadi Bank Yang Terpercaya Dan Membangun Masa
Depan. Pada kuartal pertama tahun 2017, manajemen sepakat untuk memperkokoh
pondasi perusahaan sebagai Bank dengan melakukan pengembangan segmen baru untuk
percepatan pertumbuhan aset perusahaan, namun tetap fokus pada segmen ritel. Pada
tahun ini pula, Bank melengkapi berbagai produk pembiayaan maupun pendanaan ritel
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Target Jangka Pendek dan Menengah
1. Melihat ketatnya persaingan industri Perbankan nasional dalam memperkuat struktur
likuditas melalui penghimpunan dana pihak ketiga, maka Bank akan menjalankan
strategi penggalangan, pembuatan produk pendanaan yang kompetitif dan menarik bagi
nasabah,
2. Bisnis pembiayan juga akan menjalankan strategi berupa pengembangan SDM,
percepatan proses, pengembangan produk, strategi pemasaran yang fokus serta
perbaikan kualitas pembiayaan.
3. Menjaga Kualitas Kredit dengan menekan NPL, dengan penguatan SDM P2K guna
optimalisasi penanganan kredit bermasalah baik yang sudah masuk NPL maupun yang
belum.
Pada saat yang bersamaan, Bank akan membenahi teknologi dan sistem informasi,
meningkatkan brand awareness melalui kegiatan-kegiatan sosialisasi dan edukasi yang
bersinergi dengan Pemerintah, OJK dan instansi terkait lainnya, dengan mengikuti pameran dan
wawancara di media cetak.
Laporan Tata Kelola PT BPR Nusamba Manggis 25
BAB VIII
TRANSPARANSI KONDISI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN
A. Kepemilikan saham Direksi
Seluruh Direksi dan Dewan Komisaris PT BPR Nusamba Manggis tidak memiliki
kepemilikan saham di Bank maupun di perusahaan lain.
Nama Pejabat
Jabatan Kepemilikan saham
BPR Nusamba
Manggis
Perusahaan
lain
Drs I Gede Budiasa Komisaris Utama - -
I Made Artana,SE Komisaris - -
I Ketut Wirama, SE Direktur Utama - -
I Wayan Somayasa, SE Direktur - -
Keterangan :
= memiliki saham dengan mencapai ...% atau lebih dari modal disetor
- = tidak memiliki saham
B. Hubungan keuangan dan/atau hubungan keluarga anggota Direksi dengan anggota Direksi
lain, Dewan Komisaris dan/atau Pemegang Saham BPR
Nama Jabatan
Hubungan keluarga sampai
dengan derajat kedua dengan : Hubungan keuangan dengan :
Dewan
Komisaris Direksi PSP
Dewan
Komisaris Direksi PSP
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
Drs I Gede
Budiasa
Komisaris
Utama
ⱱ ⱱ ⱱ ⱱ ⱱ ⱱ
I Made
Artana,SE
Komisaris ⱱ ⱱ ⱱ ⱱ ⱱ ⱱ
Laporan Tata Kelola PT BPR Nusamba Manggis 26
I Ketut
Wirama, SE
Direktur
Utama
ⱱ ⱱ ⱱ ⱱ ⱱ ⱱ
I Wayan
Somayasa,
SE
Direktur ⱱ ⱱ ⱱ ⱱ ⱱ ⱱ
C. Rasio Gaji Tertinggi dan Terendah.
Yang dimaksud dengan gaji adalah hak pegawai yang diterima dan dinyatakan dalam
bentuk uang sebagai imbalan dari BPR Nusamba Manggis selaku pemberi kerja kepada
pegawai yang ditetapkan dan dibayarkan menurut perjanjian kerja, kesepakatan atau
peraturan perundang-undangan termasuk tunjangan bagi pegawai dan keluarganya atas
suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah dilakukannya.
Berikut adalah rasio gaji tertinggi dan terendah dalam skala perbandingan:
Rasio Skala
perbandingan
Rasio gaji pegawai yang tertinggi dan terendah 4,89 : 1
Rasio gaji direksi yang tertinggi dan terendah 1,6 : 1
Raso gaji komisaris yang tertinggi dan terendah 2 : 1
Rasio gaji direksi tertinggi dan pegawai tertinggi 3,23 : 1
Laporan Tata Kelola PT BPR Nusamba Manggis 27
BAB IX
KESIMPULAN UMUM HASIL PENILAIAN PENERAPAN TATA KELOLA
Nama BPR : PT BPR NUSAMBA MANGGIS
Posisi : 31 Desember 2017
Hasil Penilaian Sendiri (Self Assessment) Penerapan Tata Kelola
Nilai Komposit Peringkat Komposit
1.90 Baik
Analisis
Berdasarkan nilai komposit dan peringkat komposit di atas, Manajemen Bank telah
melakukan penerapan tata kelola yang secara umum baik. Hal ini tercermin dari
pemenuhan yang memadai atas prinsip-prinsip GCG. Faktor- faktor positif dari aspek
Struktur, Infrastruktur dan Proses Penerapan Tata Kelola dapat mendukung tercapainya
Hasil Penerapan Tata Kelola Bank yang baik. Seperti kemampuan Bank dalam
mempertahankan kinerja dan menjaga risiko dalam kondisi perekonomian yang masih
belum stabil. Meskipun ada beberapa kelemahan/kekurangan pada penilaian atas tata
kelola Bank, namun tidak memberikan dampak signifikan terhadap hasil tata kelola,
maupun terhadap kelangsungan BPR mengingat Bank sudah melakukan langkah-langkah
perbaikan yang perlu dilakukan.
Berikut ini akan dijelaskan mengenai identifikasi permasalahan berupa kelemahan dan
penyebabnya pada beberapa Faktor Penilaian Pelaksanaan GCG yang masih perlu mendapat
Laporan Tata Kelola PT BPR Nusamba Manggis 28
perhatian yang cukup dari manajemen Bank.
1. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi.
Kelemahan/kekurangan tersebut terdapat pada aspek Proses penerapan, yaitu Direksi
dalam menindak lanjuti temuan audit dan rekomendasi dari Kabid SKAI masih dalam
kategori cukup baik. Namun demikian, kelemahan dimaksud sudah mendapat
perhatian dari Direksi dan agenda tindak lanjut telah direncanakan dengan baik.
Kemudian pada hasil penerapan, dalam pelaksanaan rapat Direksi telah
didokumentasikan dengan baik dalam bentuk notulen rapat sebagai bukti bahwa rapat
Direksi sudah dilakukan.
2. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
Dalam aspek Proses Penerapan GCG, pemantauan laporan terhadap Direksi yang
membawahkan Fungsi Kepatuhan yang memerlukan tindak lanjut Direksi masih perlu
ditingkatkan.
3. Penerapan Fungsi Kepatuhan
Dalam pelaksanaan fungsi kepatuhan BPR telah menunjuk pejabat Eksekutif yang
membawahkan fungsi Kepatuhan dan Manajemen Risiko yang berperan dalam
menyusun dan mengkinikan sistem serta prosedur kepatuhann namun masih terdapat
kelemahan/kekurangan yang harus senantiasa dilakukan perbaikan. Kelemahan
tersebut sudah mendapat perhatian oleh pejabat eksekutif yang membawahkan fungsi
kepatuhan untuk dilakukan langkah perbaikan.
Laporan Tata Kelola PT BPR Nusamba Manggis 29
Berikut akan dijabarkan mengenai kekuatan pelaksanaan GCG
1. Pelakasanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
Jumlah dan komposisi Direksi sudah sesuai dengan skala usaha Bank dan memenuhi
persyaratan GCG. Struktur anggota Direksi juga dipastikan independen baik dari sisi
hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan dan hubungan keluarga baik sesama
Direksi maupun dengan Dewan Komisaris. Direksi mampu melaksanakan tugasnya
dengan baik, dan telah memiliki pedoman dan tata tertib kerja.
2. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
Pada aspek Struktur, jumlah dan komposisi Dewan Komisaris sudah sesuai dengan skala
usaha Bank. Dewan Komisaris telah memiliki pedoman dan tata tertib kerja sehingga
mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara memadai.
3. Penanganan Benturan Kepentingan
Pada aspek Struktur, Bank telah memiliki kebijakan yang mengatur tentang Benturan
Kepentingan yang mengikat bagi setiap pengurus dan pegawai. Dengan kekuatan
pelaksanaan GCG baik dari aspek Struktur, Proses, dan Hasil dapat memberikan
dampak positif sehingga terhindar dari keputusan yang dapat merugikan Bank.
4. Penerapan Fungsi Audit Intern
Dimulai dari aspek Struktur dan Infrastruktur, struktur organisasi Audit Intern telah
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kedudukan dan fungsi Audit Intern independen
terhadap satuan kerja oprasional Bank dan telah memiliki Standar Pelaksanaan Fungsi
Audit Intern Bank. Dari aspek Proses, Audit Intern telah melakukan fungsi dan tugas
pengawasan secara independen dengan cakupan tugas yang memadai dan sesuai
Laporan Tata Kelola PT BPR Nusamba Manggis 30
dengan rencana, pelaksanaan maupun pemantauan hasil audit. Sehingga dengan
kekuatan pelaksanaan GCG baik dari aspek Struktur dan Proses penerapan fungsi Audit
Intern maka dapat memberikan dampak positif pada aspek Hasil penerapan yang
tercermin dari telah dilaksanakannya fungsi Audit Intern secara memadai.
5. Penerapan Fungsi Audit Ekstern
Pada aspek Struktur dan Infrastruktur, penugasan audit kepada Akuntan Publik dan
Kantor Akuntan Publik (KAP) sudah memenuhi aspek-aspek yang dipersyaratkan dalam
ketentuan yang berlaku. Dari aspek Proses, Akuntan Publik telah melaksanakan audit
secara independen dan profesional. Sehingga dengan kekuatan pelaksanaan GCG, baik
dari aspek Struktur dan Proses penerapan fungsi Audit Ekstern maka dapat
memberikan dampak positif pada Hasil penerapan. Hal tersebut tercermin dalam
Management letter yang telah menggambarkan permasalahan Bank dan telah
disampaikan secara tepat waktu kepada Otoritas Jasa Keuangan.
6. Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan
Dimulai dari aspek Struktur dan Infrastruktur, Bank telah memiliki sistem pelaporan
keuangan dan non keuangan yang didukung oleh sistem informasi manajemen yang
memadai sesuai ketentuan dan sumber daya manusia yang kompeten. Dari aspek
Proses, Bank sudah secara transparan menyampaikan informasi menganai kondisi
keuangan dan non keuangan, serta informasi produk Bank sesuai ketentuan yang
berlaku. Bank juga telah menyusun dan menyampaikan laporan tahunan dengan tata
cara, jenis dan cakupan sebagaimana diatur dalam ketentuan yang berlaku. Sehingga
dengan pelaksanaan GCG dapat memberikan dampak positif pada aspek Hasil