Laporan OBS
description
Transcript of Laporan OBS
LAPORAN ORIENTASI BIDANG STUDI
“KAMPOENG DJAMOE ORGANIK MARTHA TILAAR”
Rabu, 20 Mei 2015
Disusun Oleh :Kelompok 4
Anggota : 1. Aditya Rahmadi (066111042) 2. Nurul K.R (066112002)
3. Adliah (066112024)4. Rismayanti (066112064)5. Pungky Umi S. (066112070)
6. Vina Ramdiani (066112072) 7. M. Firmansyah (066112122)
8. Ine S.P.H (066112148)9. Dea Yuniar A.P (066112152)
10. Nadia Rani D. (066112161)
Dosen PembimbingDra. Bina Lohitasari., M.Pd., M.Farm. Apt
PROGRAM STUDI FARMASIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUANBOGOR
2015
LEMBAR PENGESAHAN
Disahkan pada Tanggal 20 Bulan Mei Tahun 2015
1. Judul : Kampoeng Djamoe Organik Martha Tilaar
2. Kategori : Laporan Orientasi Bidang Studi
3. Ketua Kelompok : Dea Yuniar Akbar Pratiwi
4. Anggota : 1. Aditya Rahmadi
2. Adliah
3. Ine S.P.H
4. M. Firmansyah
5. Nadia Rani D.
6. Nurul K.P
7. Pungky Umi S.
8. Rismayanti
9. Vina Ramdiani
Bogor, 5 Mei 2015
Mengetahui,
Ketua Kelompok Anggota
Dea Yuniar A.P Aditya Rahmadi
(066112152) (066111042)
Anggota Anggota
Adliah Ine S.P.H
(066112024) (066112148)
i
Anggota Anggota
M. Firmansyah Nadia Rani D
(066112122) (066112161)
Anggota Anggota
Nurul K.P Pungky Umi S.
(066112002) (066112070)
Anggota Anggota
Rismayanti Vina Ramdiani
(066112064) (066112072)
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena
berkat rahmat dan karunianya kami dapat menyelesaikan tugas laporan Orientasi
Bidang Studi yang bertempat di “Kampoeng Djamoe Organik Martha Tilaar”
Cikarang-Bekasi. Orientasi Bidang Studi (OBS) merupakan kegiatan praktik di
lapangan yang dilaksanakan diluar kampus Universitas Pakuan dan merupakan
salah satu mata kuliah yang ada di Program Studi Farmasi Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pakuan Bogor yang bertujuan untuk
mengembangkan ilmu dan wawasan di bidang kefarmasian.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik
dari hasil maupun teknik penyajianya, Oleh karena itu kritik serta saran yang
membangun masih kami harapkan untuk penyempurnaan laporan ini.
Atas perhatian dari semua pihak yang membantu dalam penulisan laporan
ini kami ucapkan terimakasih. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
pembacanya dan bermanfaat bagi penulis pada khususnya.
Bogor, 20 Mei 2015
Penulis
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................v
DAFTAR TABEL.................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
1.1. Latar Belakang..................................................................................1
1.2. Tujuan...............................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................3
2.1. Profile Martha Tilaar Group.............................................................3
2.2. Sejarah Kampoeng Djamoe Organik................................................6
2.3. Produk Martha Tilaar........................................................................9
BAB III PEMBAHASAN..................................................................................11
3.1. Pelayanan Kesehatan Tradisional/Alternatif dan Komplementer
Terintegrasi Di Indonesia..............................................................11
3.2. Jamu dan Penggolongan Obat Tradisional.....................................14
3.3. Minuman Jamu...............................................................................17
3.4. Herbal Juice....................................................................................18
3.5. Serbuk Instan Jahe Merah...............................................................20
3.6. Tanaman obat, Kosmetika dan Aromaterapi (TOKA)...................21
BAB IV KESIMPULAN....................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................24
iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1 . Logo Marta Tilaar...............................................................................................5
2 . Logo Kampoeng Djamu Organik.......................................................................8
3 . Produk Kosmetik Sari Ayu................................................................................9
4 . Produk Kosmetik Biokos...................................................................................9
5 . Produk Kosmetik Belia......................................................................................9
6 . Produk Kosmetik PAC.......................................................................................9
7 . Produk Kosmetik Far White...............................................................................9
8 . Jamu Kaplet Wulandari....................................................................................10
9 . Jamu Teh Pelangsing........................................................................................10
10 . Logo Jamu.......................................................................................................15
11 . Logo Obat Herbal Terstandar..........................................................................16
12 . Logo Fitofarmaka............................................................................................16
13 . Tikel Balung....................................................................................................21
14 . Murbei.............................................................................................................21
15 . Jewer Kotok....................................................................................................21
16 . Sembukan........................................................................................................21
17 . Pucuk Merah...................................................................................................21
18 . Jati Belanda.....................................................................................................21
19 . Patah Tulang....................................................................................................22
20 . Kembang Telang.............................................................................................22
v
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Layanan yang terintegrasi Di Fasyankes/Rumah Sakit......................................14
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Orientasi Bidang Studi (OBS) merupakan salah satu mata kuliah di
semester 6 Program Studi Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Pakuan (PS Farmasi FMIPA UNPAK). Mata
kuliah ini dilaksanakan melalui kegiatan praktik lapangan (diluar kampus)
yang bertujuan untuk mengembangkan ilmu dan wawasan di bidang
kefarmasian khususnya bahan alam. Hal ini sejalan dengan visi misi PS
Farmasi FMIPA UNPAK yaitu menjadi institut pendidikan yang unggul,
mandiri, berkarakter dan mengembangkan tridarma perguruan tinggi di
bidang farmasi khususnya bahan alam untuk kosmetik dan obat-obatan
untuk penanganan penyakit degeneratif.
Pelaksanaan OBS berupa kunjungan ke industri obat, obat
tradisional, balai penelitian atau lembaga ilmu pengetahuan yang diarahkan
agar mahasiswa mendapatkan pengetahuan dan pengalaman diluar kampus.
OBS ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015 tempat
yang kami kunjungi adalah Kampoeng Djamoe Organik yang berlokasi di
Cikarang – Bekasi.
Melalui kuliah OBS diharapkan dapat memberikan wawasan kepada
mahasiswa mengenai pelestarian kekayaan alam di Indonesia, khususnya
tanaman obat, kosmetika dan aromaterapi (TOKA).
1.2 Tujuan
Tujuan dilaksanakannya OBS adalah sebagai berikut :
1. Dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah didapatkan dari
semester 1 sampai 6.
2. Dapat mengetahui berbagai tanaman asli Indonesia yang dapat
dimanfaatkan sebagai obat dan kosmetik.
1
3. Dapat mengetahui lokasi yang baik untuk penanaman tanaman obat.
4. Untuk mempelajari proses pembuatan simplisia dan jamu yang baik.
2
BAB II
TINJAUAN UMUM
2.1 Profil Martha Tilaar Group
Pada tahun 1965 Dr. Martha Tilaar berada di Amerika, disana
sedang berkembang konsep back to nature. Beliau terinspirasi untuk
membuat kosmetika kecantikan dari bahan alam berdasarkan konsep budaya
kecantikkan Indonesia. Setelah kembali ke tanah air, pada tahun 1970
Beliau membuka salon pertama bernama Marhta Salon dan disusul
pendirian pusat pendidikan kecantikan bernama Puspita Martha pada tahun
1973. Sari Ayu Martha Tilaar lahir dan kemudian berkembang menjadi PT.
Martina Berto Tbk.
Martha Tilaar Group menaruh perhatian yang mendalam terhadap
pelestarian lingkungan. Dengan moto Local Wisdom Go Global, PT.
Martina Berto Tbk. bervisi menjadi perusahaan kosmetika dan spa (beauty
& spa) terkemuka di dunia yang bernuansa ketimuran dan alami melalui
pemanfaatan teknologi modern dan menempatkan penelitian dan
pengembangan sebagai sarana peningkatan nilai tambah bagi konsumen dan
pemangku kepentingan lainnya.
Dalam upaya mewujudkan visi tersebut, Martha Tilaar Group
melalui PT. Martina Berto Tbk. mengemban misi sebagai berikut :
a. Mengembangkan, memproduksi dan memasarkan produk perawatan
kecantikan dan spa yang bernuansa ketimuran dan alami dengan
standar mutu internasional guna memenuhi kebutuhan konsumen di
berbagai segmen pasar dari premium, menengah atas, menengah dan
menengah-bawah dalam suatu portofolio yang sehat dan setiap merek
mampu mencapai posisi 3 besar di Indonesia di setiap segmen pasar
yang dimasukinya.
b. Menyediakan layanan yang prima kepada semua pelanggan dalam
porsi yang seimbang, termasuk konsumen dan para penyalur produk.
3
c. Mempertahankan kondisi keuangan yang sehat dan pertumbuhan
bisnis.
d. Merekrut, melatih dan mempertahankan tenaga kerja yang kompeten
dan produktif sebagai bagian dari aset Perusahaan.
e. Memanfaatkan metode operasi, sistim dan teknologi yang efisien dan
efektif di seluruh unit dan fungsi usaha.
f. Menerapkan ‘Good Corporate Governance’ secara konsisten demi
kepentingan para pemangku kepentingan (stakeholders).
g. Memberikan tingkat keuntungan yang wajar kepada para pemegang
saham.
h. Mengembangkan pasar kosmetika dan jamu internasional dengan fokus
jangka menengah di kawasan Asia Pasifik dengan produk dan merek
pilihan, dan fokus jangka panjang di pasar global.
Selain melalui visi dan misi tersebut, semangat untuk terus menggali
kekayaan alam dan budaya Indonesia untuk mempercantik wanita Indonesia
dan dunia yang dimiliki oleh Martha Tilaar Group tersebut dituangkan
dalam empat pilar Martha Tilaar Group yang menjadi landasan grup
perusahaan ini dalam setiap menjalankan kegitannya. Empat pilar tersebut
ialah Beauty Culture, Beauty Education, Beauty Green dan Empowering
Women.
a. Beauty culture yang dimaksudkan adalah kepedulian Martha Tilaar
Group dalam menjaga kelestarian budaya Indonesia yang diwujudkan
lewat penciptaan rangkaian warna tata rias Trend Warna Sari Ayu
setiap tahun yang telah berjalan sejak tahun 1987, selain itu Martha
Tilaar Group juga memberikan dukungan kepada industri kratif dan
budaya Indonesia.
b. Beauty education diwujudkan dengan kegiatan berbagi ilmu seputar
dunia kecantikan kepada masyarakat lewat didirikannya lembaga
belajar Puspita Martha Internasional Beauty School, diadakannya
kegiatan beauty class, hingga kerja sama dengan instansi pendidikan
dan pemerintah dalam memperluas wawasan masyarakat Indonesia.
4
c. Beauty green adalah bentuk kepedulian Martha Tilaar Group pada
lingkungan sekitar dengan berkomitmen untuk ikut menjaga dan
melestarikan lingkungan hijau, hal ini diwujudkan dalam pembuatan
Kampung Djamoe Organik yang merupakan sebuah lahan konservasi
bagi tanaman obat, kosmetik dan aromatik yang juga berfungsi sebagai
tempat wisata yang dapat dikunjungi masyarakat. Kampung Djamoe
Organik juga memberikan pelatihan dan pendidikan bagi petani lewat
pelatihan petani organik seluruh Indonesia. Selain itu Martha Tilaar
Group juga berkomitmen mengajak masyarakat untuk turut melakukan
Pelestarian Bumi Bersama WWF Indonesia, di mana untuk setiap
pembelian produk Sariayu Trend Warna, konsumen turut berkontribusi
dalam pelestarian alam Indonesia.
d. Empowering women diwujudkan dalam program pemberdayaan wanita
lewat beragam dukungan dan pelatihan, diantaranya melalui program
Jamu Gendong yang memberi pelatihan bagi para wanita yang
berprofesi sebagai penjual jamu gendong, program Wanita Terampil
Mandiri yang memberi pelatihan bagi para wanita di daerah pasca
bencana, program Miss Indonesia yang merupakan ajang pencarian role
model bagi generasi muda yang cantik, cerdas, dan memiliki kepedulian
sosial yang tinggi, serta program Balisari Spa Training Center yang
merupakan pusat pelatihan terapis spa profesional di kawasan Kuta,
Bali, yang bertujuan memberdayakan wanita muda agar terhindar dari
women trafficking yang banyak terjadi di daerah miskin dan tertinggal.
Gambar 1. Logo Martha Tilaar
5
2.2 Sejarah Kampoeng Djamoe Organik (KaDo)
Salah satu wujud nyata dari visi dan misi Martha Tilaar Grup,
terwujud dalam pendirian Kampoeng Djamoe Organik (KaDO) di kawasan
kota Cikarang. Pendirian lahan hijau seluas 10 HA ini pun sejalan dengan
salah satu dari 4 pilar Value of Martha Tilaar Group, yaitu Beauty Green.
KaDO merupakan lahan hijau dengan konsep taman organik yang
terletak di kawasan kota Cikarang dengan areal seluas 10 HA yang cukup
strategis dan mudah dijangkau. Awlnya areal ini merupakan tanah marginal
yang telah kehilangan humus, tandus yang sumber air terbatas. Dibutuhkan
wakru 5 tahun sejak 1995 hanya untuk memperbaiki kondisi tanah dengan
menjaga pasokan air berkualitas melalu pembuatan kantong-kantong air.
Setelah tanah siap ditanami, dimulailah penanaman TOKA (Tanaman Obat
Kosmetik dan Aromatik) yang dikumpulkan dari berbagai pelosok
Indonesia yang dikenal kaya akan spesies tanaman rempah sejumlah kurang
lebih 6000-7000 spesies. Untuk itu diperlukan proses aklimatisasi yang
panjang agar tanaman bisa tumbuh. Berkat bergbagai usaha yang keras
akhirnya 3 HA tanah telah menghijau dan berdirilah Kampong Djamoe
Organik (KaDO) Martha Tilaar, yang hingga saat ini telah mengembangkan
sejumlah 650 spesies TOKA. Kehadiran KaDo memiliki tujuan sebagai:
a. Salah satu program pelestarian kekayaan alam Indonesia, khusunya
TOKA (Tanaman Obat, Kosmetika dan Aromaterapi). Indonesia
memiliki 33 ribu spesies flora yang bisa diteliti untuk kepentingan
kecantikan dan kesehatan. KaDO sudah memulai dengan
mengkonservasi dan membudidayakan lebih dari 500 jenis TOKA.
b. Cikal bakal akan sebuah pabrik yang hijau dan ramah lingkungan. Saat
ini, KaDO memanfaatkan windmills (kincir angin) serta solar panel
(panel surya) untuk menghasilkan tenaga listrik. Sumber tenaga yang
ramah lingkungan ini nantinya akan diimplementasikan pada
pembuatan pabrik di Cikarang secara bertahap.
c. Sarana edukasi para petani untuk menanam secara organik. Lebih dari
117 ketua kelompok tani dari berbagai provinsi di Indonesia telah
6
dilatih di KaDO sejak tahun 2000 melalui kerjasama dengan
Kementrian Pertanian. Mulai dari penanaman, panen, hingga
pengeringan hasil panen untuk kemudian dijadikan ekstrak.
d. Sarana edutainment bagi anak sekolah dan orang dewasa. KaDO secara
aktif bekerjasama dengan sekolah untuk memberikan pengalaman
kepada siswa agar lebih mengenal lingkungan, menanam tanaman dan
mengenal ekosistem. Orang dewasa pun bisa mengenal alam lebih
dekat, sekaligus sebagai sarana rekreasi sambil tur keliling kebun
organik, menanam pohon, yoga, senam sehat, demo jus sehat, demo
pembuatan jamu, demo membuat sumur biopori pupuk kompos,
melukis untuk anak-anak, dan makan siang dengan menu organik di
Kedai Sehat Alami.
Pada awalnya KaDO adalah kebun yang menyediakan koleksi
tanaman obat, kemudian KaDO mulai difungsikan sebagai pusat pendidikan
lingkungan karena memiliki berbagai koleksi tanaman obat asli Indonesia
(ada sekitar 600 species tanaman) yang dibudidayakan secara organik
selaras dengan alam. Di area pasca panen juga terjadi proses penanganan
bahan baku tanaman hasil panen hingga menghasilkan bahan yang
berkualitas dan berstandar.
Sesuai dengan rencana jangka panjang pemanfatan lahan KaDO
berikutnya akan disediakan pabrik untuk membangun pabrik obat
tradisional yang memenuhi konsep CPOTB (Cara Pembuatan Obat
Tradisional yang Baik dan Benar) dengan cara. Green Factory adalah pabrik
yang memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut :
1) Adanya upaya berkesinambungan untuk meminimalisir bahan energi
yang tak terperbaharuikan seperti air dan bahan bakar. Hal tersebut
dilakukan dengan pemanfaatan limbah produksi untuk pemiliharaan
tanaman sekitar pabrik termasuk KaDO dan peningkatan peneydiaan
oksigen melalui pembangunan pancuran-pancuran air.
7
2) Area pabrik hemat energi dengan menggunakan semaksimal mungkin
pencahayaan dari sinar matahari atau setidaknya lampu hemat energi
serta mesin-mesin hemat energi.
3) Menggunakan solar panel sebagai sumber energi listrik dari sinar
matahari
4) Pemanfaatan AC seminimal mungkin.
5) Konstribusi sosial terhadap sekitarnya melalui 4 pilars Martha Tilaar
grup, yaitu beauty green, beauty education, beauty culture dan
empowering women secara konsisten.
Pabrik ini akan mampu memproduksi obat tradisional dalam bentuk
sediaan 180 ton cairan obat dalam, 20 ton cairan obat luar, 3 ton rajangan,
6 ton serbuk, 1 ton krim, 1 ton sediaan padat, 1 ton kapsul dan 30 ton sabun
dan lain-lain, sehingga total kapasitas adalah 269 ton.
Berdiri Kampong Djamu Organik (KaDO) dan Green Factory PT.
Martin Berto Tbk. Martha Tilaar Grup. Diharapkan dapat menjadi paru-
paru hijau di tengah kawasan industri Cikarang, menjadi penyedia oksigen
dan meneyerap polutan karbondioksida.
Gambar 2. Logo Kampoeng Djamu Organik
2.3 PRODUK MARTHA TILAAR
Berikut adalah beberapa contoh produk Martha Tilaar yang beredar di
pasaran:
1. Kosmetik
8
Gambar 3. Produk Kosmetik
Sari Ayu
Gambar 5. Produk Kosmetik
Belia
Gambar 4. Produk Kosmetik
Biokos
Gambar 6. Produk Kosmetik
PAC
Gambar 7. Kosmetik Produk Far White
9
2. Jamu
Gambar 8. Jamu Kaplet
WulandariGambar 9. Jamu Teh Pelangsing
10
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pelayanan Kesehatan Tradisional/Alternatif Dan Komplementer
Terintegrasi Di Indonesia
Pengobatan Tradisional adalah Pelayanan Kesehatan yang
metodenya didapatkan secara turun-temurun. Sedangkan Pengobatan
Alternatif dan Komplementer adalah Pelayanan non konvensional sudah
dalam berbagai bidang metode pengobatan (Natural Product, Mind body
and Soul, Manipulative practices)
Pengertian obat tradisional menurut Permenkes RI Nomor:
1109/MENKES/PER/IX/2007, Pengobatan tradisional adalah pengobatan
non-konvensional untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang diperoleh
melalui pendidikan terstruktur dengan kualitas, keamanan dan efektifitas
yang tinggi yang berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik, yang belum
diterima dalam kedokteran konvensional. Pelayanan kesehatan tradisional
dua unsur yaitu mencakup ramuan dan ketrampilan.
Pelayanan Kesehatan Komplementer dan Alternatif sudah memiliki
dasar Ilmiah dan sudah memenuhi kriteria aman dan bermanfaat. Pada saat
ini kedalam pelayanan kesehatan komplementer dan alternatif termasuk
pula pelayanan kesehatan tradisional. Pelayanan kesehatan komplementer
adalah pelayanan kesehatan yang melengkapi pelayanan kesehatan
konvensional. Pelayanan kesehatan alternatif adalah pelayanan kesehatan
yang mengganti pelayanan kesehatan konvensional.
Contoh pelayanan kesehatan komplementer dan alternatif yang telah
masuk pelayanan kesehatan tradisional diantaranya adalah Chiropractic,
Osteopathy, Homeopathy, Naturopathic, Acupuncture, Herbal Massage,
Manipulation, Breathing exercise, Yoga dan TCM.
Ada tiga syarat suatu metode pengobatan yang bisa dikelompokkan
ke dalam pengobatan Komplementer-alternatif yaitu :
11
1. Rasional
Cara intervensi atau rute pemberian
Indikasi terhadap penyakit tertentu
Frekuensi Intervensi atau Pemberian
Lama intervensi atau pemberian obat
2. Berbasis bukti (evidence base)
Intervensi yang akan diberikan kepada pasien harus memenuhi 3 syarat:
Efektifitas intervensi didukung dengan riset yang dilakukan dengan
metodologi yang benar (validity)
Intervensi memberikan efek yang cukup besar, yaitu signifikansi
secara klinis dan signifikansi secara statistik
Intervensi yang ditunjukkan oleh riset dapat diterapkan kepada
pasien di layanan kesehatan dan memiliki outcome yang sama atau
hampir sama pada setiap pasien.
3. Memenuhi peryaratan kemanfaatannya dan keamanannya
Persyaratan Kemanfaatan :
Memiliki Kualitas manfaat yang didukung bukti secara klinis
Memiliki standar pelayanan medik (Clinical guideline) yang
dibuat oleh Lembaga yang berwenang atau perhimpunan profesi
yan g diakui oleh pemerintah atau regulasi setempat.
Memiliki standar evaluasi hasil pengobatan
Memiliki bidang kajian kedokteran komplementer-alternatif dalam
struktur IDI
Memiliki panduan assesment untuk penapisan pasien
Persyaratan Keamanan:
Memiliki bukti dan data keamanan baik secara pre klinis dan/atau
secara klinis (data toksisitas, mutagenisitas, dan efek samping)
Memiliki persyaratan mutu dari bahan baku atau alat kerja
intervensinya
12
Memiliki standar penatalaksanaan efek samping (side effect) atau
suatu kejadian tidak diinginkan (adverse reaction) dari suatu
intervensi pengobatan
Memiliki standar pemberian/ intervensi bila dikombinasikan
dengan penngobatan konvensional
Terdapat beberapa permasalahan yang menjadi factor penghambat
diantaranya adalah belum banyaknya data mengenai safety dan efficacy
dari suatu intervensi pengobatan tradisionnal, komplementer-alternatif
secara klinis, belum masuknya ke dalam sistem pendidikan kedokteran di
Indonesia, belum diterimanya metoda pengobatan ini secara utuh di
kalangan medis dan regulasi pemerintah masih belum terlalu kuat untuk
mendukung pengembangan metoda pengobatan ini.
Regulasi peraturan pemerintah diatur dalam Undang-Undang RI
No.36/2009 (Hak Inisiatif DPRRI) tentang Kesehatan, mendorong
Reformasi dan Reorganisasi Kemenkes RI Pasal 48 Ayat 1 Upaya
Kesehatan Terdiri Dari 17 Jenis Pelayanan Dan Ayat (2) Pelayanan
Kesehatan Tradisional.
Peraturan KepMenkes No. 381/MENKES/SK/III/2007 mengenai
Kebijakan Obat Tradisional Indonesia tujuannya yaitu:
1. Mendorong pemanfaatan sumber daya alam dan ramuan tradisional
secara berkelanjutan
2. Menjamin pengelolaan potensi alam Indonesia agar memiliki daya
saing
3. Tersedianya obat tradisional
4. Menjadikan obat tradisional sebagai komoditi unggul
Regulasi di Indonesia diatur juga dalam Pengobatan Tradisional
Permenkes RI Nomor :1109/MENKES/PER/IX/2007, PerMenkes No. 003
Tahun 2010: sebagai “upaya terobosan” untuk “memasukkan jamu” dalam
pelayanan kesehatan (agar tidak menyalahi UU Praktik Kedokteran),
KepMenkes No. 1334/2010: Komisi Nasional Saintifikasi Jamu sebagai
kendaraan untuk mencapai tujuan.
13
Jamu perlu mendapatkan pengakuan dari profesi kedokteran sebagai
alternatif metoda pelayanan kesehatan meliputi promotif, preventif, kuratif,
dan rehabilitatif.
Tabel 1. Layanan yang terintegrasi Di Fasyankes/Rumah Sakit
No Jenis Pelayanan Reg/Nspk Keterangan
1 Pelayanan Herbal Kepmenkes nomor 121/ 2008 tentang Standar Pelayanan Medik Herbal
Sudah efektif di beberapa RS
2 Akupunktur Kepmenkes nomor 1186/1996 tentang Pemanfaatan Akupunktur di fasilitas kesehatan
Didukung :Standar pelayanan medik akupunktur, 2009 (belum ditetapkan Menteri)
3 Hiperbarik Kepmenkes nomor 120/2008 tentang Standar Pelayanan Medik Hiperbarik
Sudah efektif di beberapa RS
3.2 Jamu dan Penggolongan Obat Tradisional
Jamu telah menjadi bagian budaya dan kekayaan alam Indonesia dan
hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2010 menunjukkan bahwa penggunaan
jamu oleh masyarakat Indonesia lebih dari 50%. Meskipun demikian belum
semua dokter di Indonesia terutama dokter spesialis menerimanya dengan
alasan tidak memiliki bukti ilmiah (Evidence Based Medicine/EBM). Pada
tahun 2007, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI memprakarsai isian kuesioner riskesdas 2007
tentang pemanfaatan jamu oleh masyarakat Indonesia. Hasilnya
menunjukkan bahwa 35,7% masyarakat menggunakan jamu dan lebih dari
85% di antaranya mengakui bahwa jamu bermanfaat bagi kesehatan.
Riskesdas 2010 ternyata menunjukkan peningkatan hasil yaitu 59,12% dari
35,7% dan 95,6% dari 85% (E. H. Purwaningsih, 2013).
Jamu adalah ramuan atau bahan-bahan alami yang digunakan dalam
pengobatan untuk menjaga kesehatan, khasiatnya berdasarkan warisan turun
14
temurun/empirik. Sediaan dalam bentuk rebusan/cairan atau serbuk. Bahan
baku yang digunakan biasanya dalam bentuk yang sudah dikeringkan atau
biasa disebut sebagai simplisia (Hemani, 2011).
Jamu merupakan salah satu dari 3 jenis obat tradisional yang ada di
Indonesia. Penggolongan obat tradisional sendiri dibagi menjadi 3 macam,
yaitu Jamu (Empirical based herbal medicine), Obat Herbal Terstandar
(Scientific based herbal medicine) dan Fitofarmaka (Clinical based herbal
medicine).
a. Jamu (Empirical based herbal medicine)
Jamu adalah obat tradisional yang disediakan secara tradisional,
misalnya dalam bentuk serbuk seduhan, pil, dan cairan yang berisi
seluruh bahan tanaman yang menjadi penyusun jamu tersebut serta
digunakan secara tradisional. Pada umumnya, jenis ini dibuat dengan
mengacu pada resep peninggalan leluhur yang disusun dari berbagai
tanaman obat yang jumlahnya cukup banyak, berkisar antara 5 – 10
macam bahkan lebih. Bentuk jamu tidak memerlukan pembuktian
ilmiah sampai dengan klinis, tetapi cukup dengan bukti empiris. Jamu
yang telah digunakan secara turun-menurun selama berpuluh-puluh
tahun bahkan mungkin ratusan tahun, telah membuktikan keamanan
dan manfaat secara langsung untuk tujuan kesehatan tertentu (Hemani,
2011).
Gambar 10. Logo Jamu
b. Obat Herbal Terstandar (Scientific based herbal medicine)
Adalah obat tradisional yang disajikan dari ekstrak atau
penyarian bahan alam yang dapat berupa tanaman obat, binatang,
15
maupun mineral. Untuk melaksanakan proses ini membutuhkan
peralatan yang lebih kompleks dan berharga mahal, ditambah dengan
tenaga kerja yang mendukung dengan pengetahuan maupun
ketrampilan pembuatan ekstrak. Selain proses produksi dengan
tehnologi maju, jenis ini pada umumnya telah ditunjang dengan
pembuktian ilmiah berupa penelitian-penelitian pre-klinik seperti
standart kandungan bahan berkhasiat, standart pembuatan ekstrak
tanaman obat, standart pembuatan obat tradisional yang higienis, dan
uji toksisitas akut maupun kronis (Hemani, 2011).
Gambar 11. Logo Obat Herbal Terstandar
c. Fitofarmaka (Clinical based herbal medicine)
Merupakan bentuk obat tradisional dari bahan alam yang dapat
disejajarkan dengan obat modern karena proses pembuatannya yang
telah terstandar, ditunjang dengan bukti ilmiah sampai dengan uji klinik
pada manusia. Dengan uji klinik akan lebih meyakinkan para profesi
medis untuk menggunakan obat herbal di sarana pelayanan kesehatan.
Masyarakat juga bisa didorong untuk menggunakan obat herbal karena
manfaatnya jelas dengan pembuktian secara ilimiah (Hemani, 2011).
Gambar 12. Logo Fitofarmaka
16
3.3 Minuman Jamu
a. Beras Kencur
Beras kencur merupakan minuman penyegar khas dari Indonesia
(Jawa). Minuman ini juga digolongkan sebagai jamu karena memiliki
khasiat meningkatkan nafsu makan. Beras kencur sangat populer karena
memiliki rasa yang manis dan segar.
Jamu ini terdiri dari dua bahan utama, yaitu beras dan kencur.
Adapun khasiat kencur bagi kesehatan, yaitu:
1) Menambah nafsu makan
Kencur memiliki kandungan minyak atsiri yang bersifat karminatif
yang artinya bisa menambah nafsu makan.
2) Menurunkan kadar kolesterol dalam darah
Kencur berperan meningkatkan aliran empedu. Cairan empedu ini
berperan untuk membantu melancarkan penyerapan makanan dalam
tubuh, sehingga bisa menurunkan kadar kolesterol jahat di dalam tubuh.
3) Memelihara kesehatan tubuh
Kencur mengandung banyak antioksidan untuk menangkal radikal
bebas di dalam tubuh. Adanya antioksidan maka tubuh dapat melawan
berbagai macam penyakit dan memelihara kesehatan tubuh.
4) Melangsingkan tubuh
Tanaman kencur bersifat sebagai obat pelangsing tubuh secara alami
karena kandungan yang terdapat dalam kencur ini mampu membakar
lemak secara efektif.
Resep pembuatan jamu beras kencur:
Bahan
1. Beras
2. Kencur
3. Jahe
4. Kayu manis
5. Kepulaga
6. Kedawung
17
7. Pandan
8. Sereh
9. Gula aren
Cara Pembuatan
1. Disangrai beras, kemudian dihaluskan bersamaan dengan
kencur dan jahe.
2. Diperas untuk memisahkan ampas dengan filtratnya.
3. Ditambahkan dengan kayu manis, kapulaga dan kedawung.
4. Kemudian ditambahkan dengan daun sereh dan daun pandan.
5. Direbus hingga mendidih dan disaring.
b. Kunyit Asam
Bahan :
1. 1/2 Kg Kunyit
2. 1/4 Gula jawa
3. 1/2 Kg asam jawa
4. 2 Liter Air
5. Sepucuk Sendok teh garam
Cara Pembuatan :
1. Bersihkan kunyit lalu diparut atau blender. Kemudian kunyit yang
telah halus di saring dan diambil sari/airnya.
2. Rebus air perasan kunyit dengan menambahkan asam, gula dan
garam sampai campuran benar-benar mendidih (sambil di aduk-
aduk).
3. Bila telah mendidih, angkat dan dinginkan.
4. Jamu kunyit asem siap untuk diminum.
3.4 Herbal Juice
Pembuatan Herbal Juice
a. Mengatasi Jerawat
Bahan-bahan :
Air
18
Apel malang
Gula.
Jeruk nipis
Temulawak
Cara pembuatan :
Dicuci bersih semua bahan, kemudian dipotong-potong
Dicampurkan apel, air perasan jeruk nipis, dan temulawak kemudian
ditambahkan air secukupnya dan di blender sampai halus.
Ditambahkan gula secukupnya jika di perlukan.
b. Mengatasi Kolesterol
Bahan-Bahan :
Air
Bongkol nanas
Gula
Jahe
Jati belanda
Mangga
Cara pembuatan :
Dicuci bersih semua bahan, kemudian dipotong-potong
Dicampurkan bongkol nanas, mangga, jahe dan jati belanda
kemudian ditambahkan air secukupnya dan di blender sampai halus.
Ditambahkan gula secukupnya jika di perlukan.
c. Melancarkan Menstruasi
Bahan-bahan :
Air
Gula
Jahe
Kunyit
Nanas
Semangka
Cara pembuatan :
19
Dicuci bersih semua bahan, kemudian dipotong-potong
Dicampurkan jahe, kunyit, nanas dan semangka, kemudian
ditambahkan air secukupnya dan di blender sampai halus.
Ditambahkan gula secukupnya jika diperlukan.
d. Melancarkan Sirkulasi Jantung
Bahan-bahan :
Air
Pegagan
Meniran
Tomat
Wortel
Cara pembuatan :
Dicuci bersih semua bahan, kemudian dipotong-potong
Dicampurkan meniran, pegagan, tomat dan wortel, kemudian
ditambahkan air secukupnya dan di blender sampai halus.
Ditambahkan gula secukupnya jika di perlukan
3.5 Serbuk Instan Jahe Merah
Bahan-bahan :
Air
Gula pasir
Jahe merah
Kapulaga
Kayu manis
Pembuatan :
Jahe merah sebanyak ½ kg dicuci tanpa di kupas.
Diblender lalu ditambahkan air secukupnya, tetapi jangan terlalu banyak.
Kemudian isaring dan dimasukkan ke wajan, ditambahkan 1 kg gula pasir,
kapulaga dan kayu manis kemudian diaduk selama 30 menit hingga jadi
kristal.
20
Setelah menjadi kristal, api diperkecil hingga menjadi serbuk kemudian
diayak.
3.6 Tanaman obat, Kosmetika dan Aromaterapi (TOKA)
Beberapa contoh TOKA yang terdapat di kampoeng djamoe organik
adalah sebagai berikut :
Gambar 13. Gambar 14. Gambar 15. Tikel Balung Murbei Jawer Kotok
Gambar 16. Gambar 17. Gambar 18. Sembukan Pucuk Merah Jati Belanda
21
Gambar 19. Gambar 20. Patah Tulang Kembang Telang
22
BAB IV
KESIMPULAN
1. Martha tilaar memiliki 4 pilar yaitu Beauty Green, Beauty Education, Beauty
Culture, Empowering Woman.
2. Produk-produk Martha tilaar kosmetik diantaranya Caring, Biokos, Sariayu
dan produk-produk Martha tilaar jamu adalah kaplet wulandari,dan teh
pelangsing.
3. Kampoeng djamoe organik memiliki koleksi tanaman asli Indonesia sekitar
650 spesies tanaman obat, kosmetika dan aromaterapi (TOKA) yang
dibudidayakan secara organik
23
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. _____. Kampoeng Djamoe Martha Tilaar. http://www.kampoeng
djamoemarthatilaar.com. Diakses pada 5 Juni 2015.
Anonim. _____. . Profil Marthina Berto. http://www.martinaberto.co.id. Diakses
pada 5 Juni 2015.
Anonim. _____. Mengenal Penggolongan Obat. http://www.ptphapros.co.id.
Diakses pada 5 Juni 2015.
Ditjen POM. 2005. Pedoman Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik.
Lampiran Peraturan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan RI.
Nomor ; HK.00.05.4.1380.
Hastuti, Rahmi. 2013. Martha Tilaar Group Kecantikan Yang Terinspirasi Oleh
Nilai Dan Budaya Timur. https://rahmihastuti.wordpress.com/. Diakses
pada 5 Juni 2015.
Hernani, Syahid S. 2001. Kualitas Daun Tempuyung (Sonchus arvensis L.). Jurnal
Ilmiah Pertanian (Gakuryoku). Vol. 7 (2): 1-3.
Hemani. 2011. Pengembangan Biofarmaka sebagai Obat Herbal Untuk
Kesehatan. Buletin Teknologi Pascapanen Pertanian. Vol. 7 (1): 20-29.
Purwaningsih, E. H. 2013. Jamu, Obat Tradisional Asli Indonesia Pasang Surut
Pemanfaatannya di Indonesia. eJKI. Vol. 1 (2): 85-89.
24