Laporan MINPET Batuan Beku III Acara V

12
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Batuan beku Batuan beku adalah batuan yang terjadi dari pembekuan larutan silikat cair, pijar, yang di kenal dengan magma. Penggolongan batuan beku dapat didasarkan kepada tiga patokan utama, yaitu berdasarkan genetik batuan, senyawa kimia yang terkandung dan susunan mineraloginya. 1.1.1 Batuan ekstrusi Batuan ekstrusi terdiri dari semua material yang dikeluarkan kepermukaan bumi baik di daratan ataupun dibawah permukaan laut. Meterial ini mendingin dengan cepat, ada yang bersifat encer atau bersifat kental dan panas biasa di sebut lava. 1.1.2 Batuan intrusi Batuan intrusi sangat berbeda dengan batuan ekstrusi, tiga prinsip tipe bentuk instrusi batuan beku berdasarakan bentuk dan geometri adalah batuan tidak beraturan, intrusi berbentuk tabular, dan tipe ketiga dari tubuh intrusi relative memiliki tubuh yang kecil. 1.1.3 Struktur batuan beku Struktur batuan beku adalah bentuk batuan beku dalam skala besar, saperti lava bantal yang terbentuk dilingkungan air (laut), lava bongkah, struktur aliran dan lain-lainnya. Suatu bentuk struktur batuan sangat erat sekali dengan waktu terbentuknya. Macam – macam struktur batuan beku adalah :

Transcript of Laporan MINPET Batuan Beku III Acara V

Page 1: Laporan MINPET Batuan Beku III Acara V

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Batuan beku

Batuan beku adalah batuan yang terjadi dari pembekuan larutan silikat cair, pijar,

yang di kenal dengan magma. Penggolongan batuan beku dapat didasarkan kepada

tiga patokan utama, yaitu berdasarkan genetik batuan, senyawa kimia yang

terkandung dan susunan mineraloginya.

1.1.1 Batuan ekstrusi

Batuan ekstrusi terdiri dari semua material yang dikeluarkan kepermukaan

bumi baik di daratan ataupun dibawah permukaan laut. Meterial ini mendingin

dengan cepat, ada yang bersifat encer atau bersifat kental dan panas biasa di sebut

lava.

1.1.2 Batuan intrusi

Batuan intrusi sangat berbeda dengan batuan ekstrusi, tiga prinsip tipe bentuk

instrusi batuan beku berdasarakan bentuk dan geometri adalah batuan tidak

beraturan, intrusi berbentuk tabular, dan tipe ketiga dari tubuh intrusi relative

memiliki tubuh yang kecil.

1.1.3 Struktur batuan beku

Struktur batuan beku adalah bentuk batuan beku dalam skala besar, saperti

lava bantal yang terbentuk dilingkungan air (laut), lava bongkah, struktur aliran

dan lain-lainnya. Suatu bentuk struktur batuan sangat erat sekali dengan waktu

terbentuknya. Macam – macam struktur batuan beku adalah :

a) Masif, yaitu struktur yang memperlihatkan suatu masa batuan yang terlihat

seragam.

b) Sheeting joint, yaitu struktur batuan beku yang terlihat sebagai lapisan

c) Columnar joint, yaitu struktur yang memperlihatkan batuan terpisah

poligonal seperti batang pensil.

d) Pillow lava, yaitu struktur yang menyerupai bantal yang bergumpal-gumpal.

Hal ini diakibatkan proses pembekuan terjadi pada lingkungan air.

e) Vesikular, yaitu struktur yang memperlihatkan lubang-lubang pada batuan

beku. Lubang ini terbentuk akibat pelepasan gas pada saat pembekuan.

Page 2: Laporan MINPET Batuan Beku III Acara V

f) Amigdaloidal, yaitu struktur vesikular yang kemudian terisi oleh mineral lain

seperti kalsit, kuarsa atau zeolit

1.1.4 Tekstur batuan beku

Tekstur batuan beku dapat diterapkan sebagai hubugan antara massa kristal

dengan gelas yang membentuk massa yang merata dari batuan. Selama

pembentukan tekstur tergantung pada kecepatan dan orde kristalisasi.

a. Derajat Kristal

Derajat kristalisasi merupakan keadaan proporsi antara massa kristal dan

massa gelas dalam batuan, dikenal tiga kelas derajat kristalisasi yaitu :

Holokristalin : Batuan tersusun seluruhnya oleh massa kristal

Hipokristalin : Batuan tersusun oleh massa gelas dan massa kristal

Holohyalin : Batuan seluruhnya tersusun oleh massa gelas

b. Granularitas

Granularitas merupakan ukuran butir kristal dalam batuan beku, dapat

sangat halus yang tidak dapat dikenal meskipun menggunakan mikroskop,

tetapi dapat pula sangat kasar. Umumnya dikenal dua kelompok tekstur

ukuran butir yaitu afanetik, fanerik.

Afanitik

Dikatakan afanitik apabila ukuran butir individu kristal sangat

halus, sehingga tidak dapat dibedakan dengan mata telanjang.

Fanerik

Kristal individu yang termasuk kristal fanerik dapat dibedakan

menjadi ukuran – ukuran :

Halus, ukuran diameter rata – rata kristal individu < 1 mm

Sedang, ukuran diameter kristal 1 mm – 5 mm

Kasar, ukuran diameter kristal 5 mm – 30 mm

Sangat kasar, ukuran diameter kristal > 30 mm

c. Kemas

Kemas meliputi bentuk butir dan susunan hubungan kristal dalam suatu

batuan. Bentuk butir ditinjau dari pandangan dua dimensi dikenal tiga

macam euhedral, subhedral, dan anhedral, secara tiga dimensi dikenal

equidimensional, tabular, irregular. Relasi merupakan hubungan antara

Page 3: Laporan MINPET Batuan Beku III Acara V

kristal satu dengan yang lain dalam suatu batuan. dari segi ukuran dikenal

yaitu granural atau equigranular dan inequigranular.

1.1.5 Batuan Vulkanik

Batuan Vulkanik dinamai dengan mempertimbangkan komposisi fenokris

dan warna. Fenokris kuarsa dan feldspar alkali bersama dengan plagioklas asam

dan sedikit biotit umum hadir dalam komposisi asam, seperti dalam riolit dan

dasit. Jika fenokris kuarsa dan feldspar alkali hadir bersama plagioklas asam yang

melimpah melebihi jumlah feldspar alkali, batuan tersebut adalah dasit.

Sebaliknya jika yang melimpah adalah feldspar alkali dibandingkan plagioklas

asam maka batuan tersebut cenderung riolit. Warna dalam berbagai hal tidak

terlalu berarti. Banyak dasit dan riolit yang berwarna abu – abu kehijauan atau

bahkan agak gelap. Oleh karena itu warna baru bermanfaat jika tidak didapati

atupun fenokris dalam batuan volkanik tersebut. Fenokris hornblende yang

melimpah dengan disertai oleh biotit atau piroksen adalah khas pada andesit.

Demikian sering pula didapati andesit berwarna abu – abu yang mengadung

fenokris piroksen dalam jumlah terbatas. Hal tersebut berkaitan erat dengan

kondisi kandungan fluida H2O pada magma saat pembentukannya. Trakit

merupakan batuan berkomposisi menengah yang memperlihatkan tekstur aliran

dengan melibatkan banyak sanidin dalamnya. Kenampakan penjajaran mineral

pada trakit merupakan gambaran akan aliran tersebut. Tekstur aliran/trakitik

semacam ini dikenal pula dengan istilah pilotaksitik. Basalt merupakan batuan

volkanik berkomposisi basa yang umumnya berwarna gelap dengan fenokris

olivine dan piroksen yang melimpah. Ada kalanya basalt tidak berfenokris namun

akan terlihat berwarna gelap dan umumnya vesikuler atau bahkan skoria. Skoria

adalah tekstur batuan volkanik yang sangat vesikuler, karena kehadiran skoria

khas pada basalt maka seringkali basalt yang bertekstur scoria disebut dengan

scoria saja. Variasi nama dalam komposisi basa menjadi beragam, oleh kehadiran

kandungan an-plagioklasnya rendah (oligoklas). Lava basalt berstruktur bantal

yang terbentuk di air laut umumnya adalah spilit. Pengamatan plagioklas dalam

hal ini memerlukan bantuan mikroskop. Basanit dan teprit adalah kerabat

berkomposisi basa pula yang mengandung feldspatoid dan olivine (W.T.

Huang,1962)

Page 4: Laporan MINPET Batuan Beku III Acara V

1.1.6 Batuan Plutonik

Setidaknya ada dua peneliti batuan beku yang telah menyusun klasifikasi

dan tatanama batuan plutonik : Streckeisen, 1974 dan Williams., 1954 da 1983.

Williams membagi batuan plutonik berdasarkan pada indeks warna (jumlah

mineral mafik dalam batuan). Indeks warna ± 10 % atau batuan felsic diwakili

oleh batuan granodiorit, adamelit dan granit. Granit mempunyai kandungan

feldspar alkali yang jauh melimpah dibandingkan plagioklasnya, sebaliknya

granodiorit mempunyai plagioklas yang lebih dominan. Adamelit merupakan

nama batuan felsik yang mempunyai feldspar alkali sebanyak plagioklasnya.

Pada indeks warna 10 – 40 % batuan plutonik diwakili oleh diorit,

monzonit, dan syenit. Kuarsa umumnya hadir dengan jumlah kurang dari 10 %

pada kelompok ini. Syenit adalah salah satu dari kelompok ini yang memilki

feldspar alkali yang melebihi plagioklasnya.

Beberapa batuan plutonik mafik dengan indeks warna antara 40 – 70 %

adalah gabbro, diabas/dolerite. Gabbro mempunyai tekstur ofitik sedangkan

diabas bertekstur diabasik atau sub ofitik. Ofitik adalah kenampakan dimana

plagioklas dilingkupi oleh piroksen sedangkan diabasik adalah tumbuh bersama

antara plagioklas dan piroksen dimana plagioklas memperlihatkan pertumbuhan

yang menyebar. Batuan ultra mafik diperlihatkan dengan indeks waran lebih dari

70 %. Dapat saja disusun oleh lebih dari 90 % olivine yang disebut dunit atau oleh

gabungan olivine dan piroksen yang dikenal dengan peridotit. Jika batuan ultra

mafik tersebut disusun oleh lebih dari 90 % piroksen dikenal dengan piroksenit

dan jika < 90 % berupa hornblende disebut dengan hornblendit. Serpentinit adalah

ubahan secara menyeluruh atau lebih dari 90 % batuan yang kaya akan mineral

mafik. Anortosit adalah batuan ultra basa yang tidak termasuk dalam ultra mafik

karena hampir keseluruha disusun oleh plagioklas basa, sehingga indeks warnanya

kurang dari 10 %. Klasifikasi batuan plutonik didasarkan pada kandungan mineral

modal dikemukakan oleh the international Union of Geological Sciences (IUGS)

pada 1973 (Streckeisen, 1973).

Page 5: Laporan MINPET Batuan Beku III Acara V

1.1.7 Klasifikasi berdasarkan kimiawi

Klasifikasi ini telah lama menjadi standar dalam geologi (C. J. Hughes, 1962), dan

dibagi dalam empat golongan, yaitu ;

Batuan beku asam, bila batuan beku tersebut mengandung lebih 66% SiO2 .

Contoh batuan ini granit dan rhyolit.

Batuan beku menengah atau intermediet, bila batuan beku tersebut

mengandung 52 % - 66 % SiO2 . Contoh batuan ini diorit dan andesit

Batuan beku basa, bila batuan beku tersebut mengandung 45 % - 52 %

SiO2. Contoh batuan ini gabro dan basalt.

Batuan beku ultra basa, bila batuan beku tersebut mengandung kurang dari

45 % SiO2. Contoh batuan tersebut peridotit dan dunit.

Sedangkan S.J Elis, 1948 membagi menjadi empat golongan tekstur pula, yaitu

Felsic, untuk batuan beku dengan indeks warna kurang dari 10 %

Mafelsic, untuk batuan beku dengan indeks warna 10 % - 40%

Mafic, untuk batuan beku dengan indeks warna 40 % - 70 %

Ultra mafic, untuk batuan beku dengan indeks warna lebih dari 70 %.

1.2 Dasit

Dasit merupakan batuan beku yang termasuk dalam jenis vulkanik, karena dasit

dalam proses pembentukannya mengalami pendinginan magma yang cepat. Proses

terbentuknya dasit pada suhu sekitar 900˚C – 1200˚C (Bishop & Hamilton, 1999).

Kandungan silika yang terdapat pada dasit berkisar diantara 52% – 66%. Dalam

proses pembentukannya dasit adalah batuan ekstrusif felsik yang menengah dalam

komposisi antara andesit dan riolit. Dalam pembentukannya sering ditemukan

bergabung dengan andesit, dan membentuk aliran lava, serta tanggul. Dasit banyak

dipergunakan sebagai sebagai batu ornamen dinding maupun lantai bangunan gedung

atau untuk batu belah untuk pondasi bangunan. Persebaran dasit di Indonesia yaitu di

daerah Gorontalo, Lampung, dan daerah Tandung Kec. Pamboang.

Page 6: Laporan MINPET Batuan Beku III Acara V

Gambar 5.1 Dasit

(koleksi pribadi)

1.3 Dunit

Dunit dapat mewakili residu refraktori tersisa setelah ekstraksi magma

basaltik di mantel atas. Ini adalah jenis dunit ditemukan di bagian paling bawah

dari ophiolites, masif peridotit alpine, dan xenoliths. Namun, metode yang lebih

mungkin pembentukan dunit di bagian mantel adalah dengan interaksi antara

lherzolite atau harzburgit dan meresap mencair silikat, yang melarutkan

orthopyroxene dari batuan sekitarnya, meninggalkan residu olivin diperkaya

progresif.

Gambar 5.2 Dunit

(koleksi pribadi)

Page 7: Laporan MINPET Batuan Beku III Acara V

1.4 Diabas

Diabas adalah batuan beku basa yang kaya kandungan Fe dan berwarna

gelap terbentuk akibat tumbukan antara lempeng benua dengan lempeng

samudera. Tumbukan tersebut menyebabkan terjadinya partial melting batuan

menjadi magma yang bersifat basaltik (magma yang komposisinya kaya Fe dan

bersifat relatif encer). Magma basaltik ini kemudian mengalami alih tempat

menuju kerak benua bagian bawah, kemudian mengalami fraksinasi dan

diferensiasi sehingga membentuk magma diabas yang selanjutnya tersingkap di

permukaan bumi

Gambar 5.3 Diabas

(koleksi pribadi)

1.5 Peridotit

Peridotit adalah batuan beku ultra basa Plutonik, yang terjadi dari hasil

pembekuan magma berkomposisi Ultra basa pada kedalaman tertentu dari

permukaan bumi. Peridotit berasal dari mantel bumi, baik sebagai blok yang

solid dan fragmen, atau sebagai akumulasi kristal dari magma yang terbentuk di

mantel. Merupakan Suatu batuan ultramafic yang memiliki butiran kasar dengan

suatu tenunan crystallkine, merupakan karakteristik dari kerak samudra bagian

bawah dan pembentukan jenis batuan dengan prinsip the upper mantel.

Kegunaan batuan peridotit dimanfaatkan sebagai batu setengah permata sebagai

bahan untuk perhiasan dan abrasif (ampelas). Pembentukan nikel dari hasil

pelapukan peridotit. Peridote merupakan variasi permata olivine terbaik.

Page 8: Laporan MINPET Batuan Beku III Acara V

Gambar 5.4 Peridotit

(koleksi pribadi)