batuan beku laporan
-
Upload
yanti-jrsapenoi-unnijandi -
Category
Documents
-
view
94 -
download
3
description
Transcript of batuan beku laporan
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALUNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIKJURUSAN TEKNIK GEOLOGI
PRAKTIKUM PETROLOGI
ACARA II : BATUAN BEKU
LAPORAN
ERIK ESTRADAD611 08 310
MAKASSAR2009
TABEL DETERMINASI BATUAN BEKU
ACARA : Batuan BekuPRAKTIKUM KE : 4HARI/TGL : Kamis,/26-11-2009
NAMA : Erik EstradaNIM : D 611 08 310
NO.URUT : 01
NO.PERAGA : -
JENIS BATUAN : Beku
WARNA SEGAR : Hitam
WARNA LAPUK : Hitam Kecoklatan
TEKSTUR
KRISTALINITAS : Hipokristalin
GRANULARITAS : Porfiroafanitik
FABRIK
o BENTUK : Subhedral-Anhedral
o RELASI : Inequigranular
STRUKTUR : Masive
KOMPOSISI MINERAL
DESKRIPSI MINERAL :
KOMPOSISI NAMA WARNA BENTUK PERSENTASE
MINERAL
UTAMA
Piroksin
Hornblende
Massa Dasar
Hitam
Hitam
Hitam
Prismatik
Prismatik
Hyalin/Allomorf
20 %
5 %
75 %
MINERAL
TAMBAHAN- - - -
NAMA BATUAN : Basalt Porfiri (Fenton, 1940)
KETERANGAN LAIN :
Batuan ini merupakan jenis batuan beku yang memiliki ciri fisik warna segar
hitam, warna lapuk hitam kecoklatan, tekstur : kristalinitas hipokristalin, hal ini dapat
dilihat dari kenampakan megaskopis batuan yang tersusun atas sebagian kristal dan
sebagian lainnya berupa massa dasar, granularitas porfiroafanitik yang dapat dilihat
dari kenampakan megaskopis yang memperlihatkan adanya mineral sulung atau
fenokris terdapat pada massa dasar yang afanitik, fabric yang terdiri dari bentuk
subhedral-anhedral yang terlihat dari bidang batas kristal yang bervariasi, kombinasi
dari bentuk baik dengan bentuk jelek sampai bidang batas dari kristal jelek tidak
teratur, dan relasi inequigranular yang dapat dilihat dari ukuran butir dari kristal-
kristal penyusun batuan yang tidak sama besar, struktur massive/kompak yang dapat
dilihat dari susunan yang kompak dari mineral-mineral dalam batuan, tidak
menunjukkan adanya pori-pori, penjajaran mineral atau bentuk aliran. Adapun
komposisi mineral dari batuan ini yaitu Piroksin, Hornblende, dan Massa Dasar.
Berdasarkan ciri fisik di atas maka dapat diinterpretasi bahwa nama batuan ini adalah
Basalt Porfiri.
Berdasarkan tempat terbentuknya batuan ini termasuk batuan beku luar
(ekstrusif) atau vulcanik rocks. Proses pembentukannya diawali dari proses naiknya
magma dari perut bumi yakni dari dapur magma akibat adanya arus konveksi.
Sebelum mencapai permukaan bumi, magma mengalami berbagai macam proses
yang dimulai dari proses pemisahan magma homogen dalam fraksi-fraksi dengan
komposisi yang berbeda. Adapun proses pemisahan magma yang terjadi terbagi
menjadi dua yaitu diferensiasi kristalisasi yang melibatkan pemisahan kristal yang
terbentuk lebih awal dengan cairan magma dan diferensiasi gravitasi yakni pemisahan
antara magma yang memiliki kandungan silika rendah (magma basa) dengan magma
yang tinggi kandungan silikanya (magma asam) dan dilanjutkan dengan proses
kristalisasi magma membentuk mineral-mineral sesuai dengan bowen reaction series
yang diawali dengan pembentukan mineral Piroksin pada suhu 1000-1200˚C,
kemudian mineral Hornblende pada suhu 800-1000˚C. Karena proses pembentukan
batuan yang relatif singkat yakni magma sampai kepermukaan bumi dalam waktu
yang relatif cepat akibat adanya arus konveksi menyebabkan mineral-mineral yang
lainnya tidak sempat lagi membentuk kristal yang baik, akibatnya sekitar 75 % dari
massa batuan didominasi oleh massa dasar yang allomorf dan sisanya terdiri atas
mineral Piroksin dan Hornblende yang saling interlocking membentuk batuan Basalt
Porfiri.
Batuan ini umumnya dijumpai berasosiasi dengan batuan beku lelehan lainnya
seperti Andesite dan Andesite Porfiri, batuan metamorf seperti Sekis Muscovit dan
batuan piroklastik seperti Tufa dan lain-lain.
Adapun pemanfaatan dari batuan ini yakni sebagai bahan bangunan, pengeras
jalan, dan lebih utama digunakan dalam bidang keilmuan geologi misalnya untuk
mengetahui proses-proses geologi yang bekerja pada suatu daerah dan bagaimana
prospek daerah tersebut dimasa yang akan datang.
ASISTEN
( Herni Suryani )
PRAKTIKAN
( Erik Estrada )
TABEL DETERMINASI BATUAN BEKU
ACARA : Batuan BekuPRAKTIKUM KE : 4HARI/TGL : Kamis,/26-11-2009
NAMA : Erik EstradaNIM : D 611 08 310
NO.URUT : 02
NO.PERAGA : -
JENIS BATUAN : Beku
WARNA SEGAR : Abu-abu
WARNA LAPUK : Abu-abu Kecoklatan
TEKSTUR
KRISTALINITAS : Holohyaline
GRANULARITAS : Afanitik (Dyscristaline)
FABRIK
o BENTUK : Anhedral
o RELASI : Equigranular (Allotriomorfik)
STRUKTUR : Vesikulasi (Pumiceous)
KOMPOSISI MINERAL
DESKRIPSI MINERAL :
KOMPOSISI NAMA WARNA BENTUK PERSENTASE
MINERAL
UTAMAMassa Dasar Abu-abu Hyalin/Allomorf 98 %
MINERAL
TAMBAHANBiotit Hitam Melembar 2 %
NAMA BATUAN : Pumice (Fenton, 1940)
KETERANGAN LAIN :
Batuan ini merupakan jenis batuan beku yang memiliki ciri fisik warna segar
abu-abu, warna lapuk abu-abu kecoklatan, tekstur : kristalinitas holohyaline, hal ini
dapat dilihat dari kenampakan megaskopis batuan yang seluruhnya tersusun atas
massa dasar, granularitas afanitik (Dyscristaline) yang dapat dilihat dari kenampakan
megaskopis yakni kristal dari mineral penyusun batuan tidak dapat dibedakan dengan
mata biasa dan loup, fabric yang terdiri dari bentuk anhedral yang terlihat dari bidang
batas dari kristal jelek dan tidak teratur, dan relasi equigranular (allotriomorfik)
yang dapat dilihat dari ukuran butir dari kristal-kristal penyusun batuan yang sama
besar namun bentuk kristal penyusunnya terdiri dari kristal-kristal anhedral, struktur
vesikulasi (pumiceous) yang dapat dilihat dari struktur batuan yang memperlihatkan
adanya lubang-lubang akibat pelepasan gelembung-gelembung gas dari magma yang
berbentuk memanjang dan menunjukkan arah aliran buih. Adapun komposisi mineral
dari batuan ini yaitu massa dasar dan biotit. Berdasarkan ciri fisik di atas maka dapat
diinterpretasi bahwa nama batuan ini adalah Pumice.
Berdasarkan tempat terbentuknya batuan ini termasuk batuan beku luar
(ekstrusif) atau vulcanik rocks. Proses pembentukannya diawali dari proses naiknya
magma dari perut bumi yakni dari dapur magma akibat adanya arus konveksi.
Sebelum mencapai permukaan bumi, magma mengalami berbagai macam proses
yang dimulai dari proses pemisahan magma homogen dalam fraksi-fraksi dengan
komposisi yang berbeda. Adapun proses pemisahan magma yang terjadi terbagi
menjadi dua yaitu diferensiasi kristalisasi yang melibatkan pemisahan kristal yang
terbentuk lebih awal dengan cairan magma dan diferensiasi gravitasi yakni pemisahan
antara magma yang memiliki kandungan silika rendah (magma basa) dengan magma
yang tinggi kandungan silikanya (magma asam) dan dilanjutkan dengan proses
kristalisasi magma membentuk mineral-mineral sesuai dengan bowen reaction series
yang diawali dengan pembentukan mineral Biotit pada suhu 700-800˚C, ketika
mineral Biotit telah terbentuk magma mengalami asimilasi atau pencampuran dengan
dengan batuan samping yang sifatnya lebih asam sehingga membuat sifat magma
menjadi lebih asam. Karena proses pembentukan batuan yang relatif singkat yakni
magma sampai kepermukaan bumi dalam waktu yang relatif cepat akibat adanya arus
konveksi dan adanya letusan dari gunung api yang bersifat eksplosif dan melontarkan
cairan magma pijar tadi ke dalam suatu cekungan yang berisi air, menyebabkan
mineral-mineral yang lainnya tidak sempat lagi membentuk kristal yang baik, selain
itu magma yang tadinya kaya akan kandungan gas-gas, setelah sampai ke dalam suatu
cekungan yang berisi air maka kandungan gasnya akan keluar mengikuti aliran air.
Hal ini dapat dilihat dari struktur batuan yang Pumiceous. Sekitar 98 % dari massa
batuan didominasi oleh massa dasar yang allomorf dan sisanya terdiri atas mineral
Biotit yang saling interlocking membentuk batuan Pumice.
Batuan ini umumnya dijumpai berasosiasi dengan batuan beku lelehan lainnya
seperti Andesite dan Andesite Porfiri, Trakit, Obsidian, dan Rhyolite dan batuan
piroklastik seperti Tufa dan lain-lain.
Adapun pemanfaatan dari batuan ini yakni dalam bidang sains dan lebih
utama digunakan dalam bidang keilmuan geologi misalnya untuk mengetahui proses-
proses geologi yang bekerja pada suatu daerah dan bagaimana prospek daerah
tersebut dimasa yang akan datang.
ASISTEN
( Herni Suryani)
PRAKTIKAN
( Erik Estrada )
TABEL DETERMINASI BATUAN BEKU
ACARA : Batuan BekuPRAKTIKUM KE : 4HARI/TGL : Kamis,/26-11-2009
NAMA : Erik EstradaNIM : D 611 08 310
NO.URUT : 03
NO.PERAGA : -
JENIS BATUAN : Beku
WARNA SEGAR : Merah kecoklatan
WARNA LAPUK : Cokelat kehitaman
TEKSTUR
KRISTALINITAS : Hipokristalin
GRANULARITAS : Porfiroafanitik
FABRIK
o BENTUK : Subhedral-Anhedral
o RELASI : Inequigranular
STRUKTUR : Masive
KOMPOSISI MINERAL
DESKRIPSI MINERAL :
KOMPOSISI NAMA WARNA BENTUK PERSENTASE
MINERAL
UTAMA
Piroksin
Hornblende
Massa Dasar
Plagioklas
Hitam
Hitam
Merah kecoklatan
putih
Prismatik
Prismatik
Hyalin/Allomorf
Prismatik
25 %
10 %
20 %
45 %
MINERAL
TAMBAHAN- - - -
NAMA BATUAN : Diorite Porfiri (Fenton, 1940)
KETERANGAN LAIN :
Batuan ini merupakan jenis batuan beku yang memiliki ciri fisik warna
segar merah kecoklatan, warna lapuk coklat kehitaman, tekstur : kristalinitas
hipokristalin, hal ini dapat dilihat dari kenampakan megaskopis batuan yang tersusun
atas sebagian kristal dan sebagian lainnya berupa massa dasar, granularitas
porfiroafanitik yang dapat dilihat dari kenampakan megaskopis yang memperlihatkan
adanya mineral sulung atau fenokris terdapat pada massa dasar yang afanitik, fabric
yang terdiri dari bentuk subhedral-anhedral yang terlihat dari bidang batas kristal
yang bervariasi, kombinasi dari bentuk baik dengan bentuk jelek sampai bidang batas
dari kristal jelek tidak teratur, dan relasi inequigranular yang dapat dilihat dari
ukuran butir dari kristal-kristal penyusun batuan yang tidak sama besar, struktur
massive/kompak yang dapat dilihat dari susunan yang kompak dari mineral-mineral
dalam batuan, tidak menunjukkan adanya pori-pori, penjajaran mineral atau bentuk
aliran. Adapun komposisi mineral dari batuan ini yaitu Piroksin, Hornblende, Massa
Dasar dan Plagioklas. Berdasarkan ciri fisik di atas maka dapat diinterpretasi bahwa
nama batuan ini adalah Diorite Porfiri.
Berdasarkan tempat terbentuknya batuan ini termasuk batuan beku gang
(korok) atau Hypabysal rocks. Proses pembentukannya diawali dari proses naiknya
magma dari perut bumi yakni dari dapur magma akibat adanya arus konveksi.
Sebelum mencapai permukaan bumi, magma mengalami berbagai macam proses
yang dimulai dari proses pemisahan magma homogen dalam fraksi-fraksi dengan
komposisi yang berbeda. Adapun proses pemisahan magma yang terjadi terbagi
menjadi dua yaitu diferensiasi kristalisasi yang melibatkan pemisahan kristal yang
terbentuk lebih awal dengan cairan magma dan diferensiasi gravitasi yakni pemisahan
antara magma yang memiliki kandungan silika rendah (magma basa) dengan magma
yang tinggi kandungan silikanya (magma asam) dan dilanjutkan dengan proses
kristalisasi magma membentuk mineral-mineral sesuai dengan bowen reaction series
yang diawali dengan pembentukan mineral Piroksin pada suhu 1000-1200˚C,
kemudian mineral Hornblende pada suhu 800-1000˚C dan Plagioklas pada suhu 700-
800˚C, ketika Plagioklas telah terbentuk magma mengalami asimilasi atau
pencampuran dengan dengan batuan samping yang sifatnya lebih asam sehingga
membuat sifat magma menjadi lebih asam. Karena proses pembentukan batuan yang
relatif singkat akibat adanya arus konveksi menyebabkan mineral-mineral yang
lainnya tidak sempat lagi membentuk kristal yang baik, akibatnya sekitar 20 % dari
massa batuan didominasi oleh massa dasar yang allomorf dan sisanya terdiri atas
mineral Piroksin, Hornblende, dan Plagioklas yang saling interlocking membentuk
batuan Diorite Porfiri terbentuk didalam bumi dekat dengan permukaan bumi.
Batuan ini tersingkap ke permukaan bumi akibat adanya proses erosi, aktivitas
tektonik berupa sesar, dan proses-proses geologi lainnya.
Batuan ini umumnya dijumpai berasosiasi dengan batuan beku lelehan lainnya
seperti Andesite Porfiri, batuan piroklastik seperti Tufa, batuan sedimen seperti
Batugamping dan lain-lain.
Adapun pemanfaatan dari batuan ini yakni sebagai bahan bangunan,
pengeras jalan, dalam bidang sains dan lebih utama digunakan dalam bidang
keilmuan geologi misalnya untuk mengetahui proses-proses geologi yang bekerja
pada suatu daerah dan bagaimana prospek daerah tersebut dimasa yang akan datang.
ASISTEN
( Herni Suryani )
PRAKTIKAN
( Erik Estrada )
TABEL DETERMINASI BATUAN BEKU
ACARA : Batuan Beku NAMA : Erik Estrada
PRAKTIKUM KE : 4HARI/TGL : Kamis,/26-11-2009
NIM : D 611 08 310
NO.URUT : 04
NO.PERAGA : -
JENIS BATUAN : Beku
WARNA SEGAR : Hitam
WARNA LAPUK : Hitam Keabu-abuan
TEKSTUR
KRISTALINITAS : Holohyaline
GRANULARITAS : Afanitik (Dyscristaline)
FABRIK
o BENTUK : Anhedral
o RELASI : Equigranular (Allotriomorfik)
STRUKTUR : Vesikulasi (Scoriaceous)
KOMPOSISI MINERAL
DESKRIPSI MINERAL :
KOMPOSISI NAMA WARNA BENTUK PERSENTASE
MINERAL
UTAMAMassa Dasar Hitam Hyalin/Allomorf 100 %
MINERAL
TAMBAHAN- - - -
NAMA BATUAN : Basalt Scoria (Fenton, 1940)
KETERANGAN LAIN :
Batuan ini merupakan jenis batuan beku yang memiliki ciri fisik warna
segar hitam, warna lapuk hitam keabu-abua, tekstur : kristalinitas holohyaline, hal ini
dapat dilihat dari kenampakan megaskopis batuan yang seluruhnya tersusun atas
massa dasar, granularitas afanitik (Dyscristaline) yang dapat dilihat dari kenampakan
megaskopis yakni kristal dari mineral penyusun batuan tidak dapat dibedakan dengan
mata biasa dan loup, fabric yang terdiri dari bentuk anhedral yang terlihat dari bidang
batas dari kristal jelek dan tidak teratur, dan relasi equigranular (allotriomorfik)
yang dapat dilihat dari ukuran butir dari kristal-kristal penyusun batuan yang sama
besar namun bentuk kristal penyusunnya terdiri dari kristal-kristal anhedral, struktur
vesikulasi (Scoriaceous) yang dapat dilihat dari struktur batuan yang memperlihatkan
adanya lubang-lubang akibat pelepasan gelembung-gelembung gas dari magma yang
berbentuk realatif bulat dan tidak teratur sebarannya. Adapun komposisi mineral dari
batuan ini yaitu massa dasar . Massa dasar yang memiliki warna hitam dan bersifat
hyaline atau allomorph. Berdasarkan ciri fisik di atas maka dapat diinterpretasi bahwa
nama batuan ini adalah Basalt Scoria.
Berdasarkan tempat terbentuknya batuan ini termasuk batuan beku luar
(ekstrusif) atau vulcanik rocks. Proses pembentukannya diawali dari proses naiknya
magma dari perut bumi yakni dari dapur magma akibat adanya arus konveksi.
Sebelum mencapai permukaan bumi, magma mengalami berbagai macam proses
yang dimulai dari proses pemisahan magma homogen dalam fraksi-fraksi dengan
komposisi yang berbeda. Adapun proses pemisahan magma yang terjadi terbagi
menjadi dua yaitu diferensiasi kristalisasi yang melibatkan pemisahan kristal yang
terbentuk lebih awal dengan cairan magma dan diferensiasi gravitasi yakni pemisahan
antara magma yang memiliki kandungan silika rendah (magma basa) dengan magma
yang tinggi kandungan silikanya (magma asam) dan dilanjutkan dengan proses
kristalisasi magma membentuk mineral-mineral sesuai dengan bowen reaction series.
Namun Karena proses pembentukan batuan yang relatif singkat yakni magma sampai
kepermukaan bumi dalam waktu yang relatif cepat akibat adanya arus konveksi
menyebabkan mineral-mineral yang lainnya tidak sempat lagi membentuk kristal
yang baik, akibatnya keseluruhan dari massa batuan didominasi oleh massa dasar
yang allomorf dan memiliki struktur Scoriaceous yakni struktur yang memperlihatkan
adanya lubang-lubang akibat pelepasan gelembung-gelembung gas dari magma yang
berbentuk relatif bulat dan tidak teratur sebarannya, hal ini terjadi akibat kandungan
gas dari magma yang sangat tinggi.
Batuan ini umumnya dijumpai berasosiasi dengan batuan beku lelehan lainnya
seperti Andesite dan Andesite Porfiri, batuan metamorf seperti Sekis Muscovit dan
batuan piroklastik seperti Tufa dan lain-lain.
Adapun pemanfaatan dari batuan ini yakni sebagai bahan bangunan, pengeras
jalan, dan lebih utama digunakan dalam bidang keilmuan geologi misalnya untuk
mengetahui proses-proses geologi yang bekerja pada suatu daerah dan bagaimana
prospek daerah tersebut dimasa yang akan datang.
ASISTEN
( Herni Suryani )
PRAKTIKAN
( Erik Estrada )
TABEL DETERMINASI BATUAN BEKU
ACARA : Batuan BekuPRAKTIKUM KE : 4
NAMA : Erik EstradaNIM : D 611 08 310
HARI/TGL : Kamis,/26-11-2009
NO.URUT : 05
NO.PERAGA : -
JENIS BATUAN : Beku
WARNA SEGAR : Putih kehitaman
WARNA LAPUK : kuning kehitaman
TEKSTUR
KRISTALINITAS : Holokristalin
GRANULARITAS : Faneritik
FABRIK
o BENTUK : Euhedral
o RELASI : Equigranular (Panidiomorfik)
STRUKTUR : Masive
KOMPOSISI MINERAL
DESKRIPSI MINERAL :
KOMPOSISI NAMA WARNA BENTUK PERSENTASE
MINERAL
UTAMA
Piroksin
Ortoklas
Kuarsa
Hitam
Putih
Putih
Prismatik
Prismatik
Prismatik
30 %
35 %
35 %
MINERAL
TAMBAHAN- - - -
NAMA BATUAN : Granite Pegmatite (Fenton, 1940)
KETERANGAN LAIN :
Batuan ini merupakan jenis batuan beku yang memiliki ciri fisik warna segar
putih kehitaman, warna lapuk kuning kehitaman, tekstur : kristalinitas holokristalin,
hal ini dapat dilihat dari kenampakan megaskopis batuan yang seluruhnya tersusun
kristal-kristal yang nampak jelas, granularitas faneritik yang dapat dilihat dari
kenampakan megaskopis yang memperlihatkan kristal-kristal dari mineral
penyusunnya yang tampak jelas dan dapat dibedakan dengan mata dan loup, fabric
yang terdiri dari bentuk euhedral yang terlihat dari bidang batas kristal yang teratur,
baik, dan tampak jelas, dan relasi equigranular (panidiomorfik) yang dapat dilihat dari
ukuran butir dari kristal-kristal penyusun batuan yang hampir sama besar dan
komponen kristal penyusunnya terdiri dari kristal yang euhedral, struktur
massive/kompak yang dapat dilihat dari susunan yang kompak dari mineral-mineral
dalam batuan, tidak menunjukkan adanya pori-pori, penjajaran mineral atau bentuk
aliran. Adapun komposisi mineral dari batuan ini yaitu Piroksin, Ortoklas, dan
Kuarsa. Berdasarkan ciri fisik di atas maka dapat diinterpretasi bahwa nama batuan
ini adalah Granit Pegmatite.
Berdasarkan tempat terbentuknya batuan ini termasuk batuan beku dalam
atau Plutonik rocks. Proses pembentukannya diawali dari proses naiknya magma dari
perut bumi yakni dari dapur magma akibat adanya arus konveksi. Sebelum mencapai
permukaan bumi, magma mengalami berbagai macam proses yang dimulai dari
proses pemisahan magma homogen dalam fraksi-fraksi dengan komposisi yang
berbeda. Adapun proses pemisahan magma yang terjadi terbagi menjadi dua yaitu
diferensiasi kristalisasi yang melibatkan pemisahan kristal yang terbentuk lebih awal
dengan cairan magma dan diferensiasi gravitasi yakni pemisahan antara magma yang
memiliki kandungan silika rendah (magma basa) dengan magma yang tinggi
kandungan silikanya (magma asam) dan dilanjutkan dengan proses kristalisasi
magma membentuk mineral-mineral sesuai dengan bowen reaction series yang
diawali dengan pembentukan mineral Piroksin pada suhu 1000-1200˚C, , ketika
Piroksin telah terbentuk magma mengalami asimilasi atau pencampuran dengan
dengan batuan samping yang sifatnya lebih asam sehingga membuat sifat magma
menjadi lebih asam. kemudian terbentuklah mineral-mineral felsik yang diawali
dengan pembentukan mineral Ortoklas pada suhu 600-700˚C dan Kuarsa pada suhu
375˚C Karena proses pembentukan batuan yang relatif lambat yakni magma
mengalami proses yang panjang sehingga mineral-mineral mempunyai kesempatan
untuk membentuk kristal yang sempurna dalam bentuk yang besar-besar. Hasil
agregasi dari mineral-mineral di atas yang saling interlocking maka terbentuklah
batuan Granit Pegmatite yang terbentuk didalam bumi dan tersingkap ke permukaan
akibat adanya proses-proses geologi berupa erosi, aktivitas tektonik ataupun aktivitas
geologi lainnya.
Batuan ini umumnya dijumpai berasosiasi dengan batuan beku lain seperti
Granit Porfiri dan Aplite, batuan sedimen seperti Batugamping, batuan piroklastik
seperti Tufa dan lain-lain
Adapun pemanfaatan dari batuan ini yakni sebagai bahan bangunan,
pengeras jalan, sebagai indikasi bahan galian logam utamanya emas dan tembaga
yang umum dijumpai berasosiasi dengan batuan beku asam sampai intermediet,
dalam bidang sains dan lebih utama digunakan dalam bidang keilmuan geologi
misalnya untuk mengetahui proses-proses geologi yang bekerja pada suatu daerah
dan bagaimana prospek daerah tersebut dimasa yang akan datang.
ASISTEN
( Herni Suryani )
PRAKTIKAN
( Erik Estrada )
TABEL DETERMINASI BATUAN BEKU
ACARA : Batuan BekuPRAKTIKUM KE : 4
NAMA : Erik EstradaNIM : D 611 08 310
HARI/TGL : Kamis,/26-11-2009
NO.URUT : 06
NO.PERAGA : -
JENIS BATUAN : Beku
WARNA SEGAR : Merah muda
WARNA LAPUK : Merah muda kekuningan
TEKSTUR
KRISTALINITAS : Hipokristalin
GRANULARITAS : Faneroporfiritik
FABRIK
o BENTUK : Euhedral-Subhedral
o RELASI : Inequigranular
STRUKTUR : Masive
KOMPOSISI MINERAL
DESKRIPSI MINERAL :
KOMPOSISI NAMA WARNA BENTUK PERSENTASE
MINERAL
UTAMA
Piroksin
Ortoklas
Kuarsa
Plagioklas
Hitam
Merah muda
Putih/Transparan
Putih
Prismatik
Prismatik
Prismatik
Prismatik
5 %
35 %
55 %
5 %
MINERAL
TAMBAHAN- - - -
NAMA BATUAN : Granite (Fenton, 1940)
KETERANGAN LAIN :
Batuan ini merupakan jenis batuan beku yang memiliki ciri fisik warna segar
putih kehitaman, warna lapuk kuning kehitaman, tekstur : kristalinitas holokristalin,
hal ini dapat dilihat dari kenampakan megaskopis batuan yang seluruhnya tersusun
kristal-kristal yang nampak jelas, granularitas faneroporfiritik yang dapat dilihat dari
kenampakan megaskopis yang memperlihatkan kristal-kristal dari mineral
penyusunnya yang tampak jelas dan dapat dibedakan dengan mata dan loup serta
menunjukkan adanya kesan fenokris yang terdapat massa dasar kristal kecil yang
faneritik, fabric yang terdiri dari bentuk euhedral-subhedral yang terlihat dari bidang
batas kristal yang teratur, baik, dan tampak jelas sampai bidang batas kristal yang
bervariasi yakni kombinasi dari bentuk baik dan bentuk jelek, dan relasi
inequigranular yang dapat dilihat dari ukuran butir dari kristal-kristal penyusun
batuan yang tidak sama besar, struktur massive/kompak yang dapat dilihat dari
susunan yang kompak dari mineral-mineral dalam batuan, tidak menunjukkan adanya
pori-pori, penjajaran mineral atau bentuk aliran. Adapun komposisi mineral dari
batuan ini yaitu Piroksin, Ortoklas, Kuarsa, dan Plagioklas. Berdasarkan ciri fisik di
atas maka dapat diinterpretasi bahwa nama batuan ini adalah Granite.
Berdasarkan tempat terbentuknya batuan ini termasuk batuan beku dalam
atau Plutonik rocks. Proses pembentukannya diawali dari proses naiknya magma dari
perut bumi yakni dari dapur magma akibat adanya arus konveksi. Sebelum mencapai
permukaan bumi, magma mengalami berbagai macam proses yang dimulai dari
proses pemisahan magma homogen dalam fraksi-fraksi dengan komposisi yang
berbeda. Adapun proses pemisahan magma yang terjadi terbagi menjadi dua yaitu
diferensiasi kristalisasi yang melibatkan pemisahan kristal yang terbentuk lebih awal
dengan cairan magma dan diferensiasi gravitasi yakni pemisahan antara magma yang
memiliki kandungan silika rendah (magma basa) dengan magma yang tinggi
kandungan silikanya (magma asam) dan dilanjutkan dengan proses kristalisasi
magma membentuk mineral-mineral sesuai dengan bowen reaction series yang
diawali dengan pembentukan mineral Piroksin pada suhu 1000-1200˚C, kemudian
Plagioklas pada suhu 700-800˚C ketika Plagioklas telah terbentuk magma
mengalami asimilasi atau pencampuran dengan dengan batuan samping yang sifatnya
lebih asam sehingga membuat sifat magma menjadi lebih asam. kemudian
terbentuklah mineral-mineral felsik yang diawali dengan pembentukan mineral
Ortoklas pada suhu 600-700˚C dan Kuarsa pada suhu 375˚C Karena proses
pembentukan batuan yang relatif lambat yakni magma mengalami proses yang
panjang sehingga mineral-mineral mempunyai kesempatan untuk membentuk kristal
yang sempurna. Hasil agregasi dari mineral-mineral di atas yang saling interlocking
maka terbentuklah batuan Granit e yang terbentuk didalam bumi dan tersingkap ke
permukaan akibat adanya proses-proses geologi berupa erosi, aktivitas tektonik
ataupun aktivitas geologi lainnya.
Batuan ini umumnya dijumpai berasosiasi dengan batuan beku lain seperti
Granit Porfiri, Granit Pegmatite dan Aplite, batuan sedimen seperti Batugamping,
batuan piroklastik seperti Tufa dan lain-lain
Adapun pemanfaatan dari batuan ini yakni sebagai bahan bangunan, gravel,
ornamen, sebagai indikasi bahan galian logam utamanya emas dan tembaga yang
umum dijumpai berasosiasi dengan batuan beku asam sampai intermediet, dalam
bidang sains dan lebih utama digunakan dalam bidang keilmuan geologi misalnya
untuk mengetahui proses-proses geologi yang bekerja pada suatu daerah dan
bagaimana prospek daerah tersebut dimasa yang akan datang.
ASISTEN
( Herni Suryani )
PRAKTIKAN
( Erik Estrada )
TABEL DETERMINASI BATUAN BEKU
ACARA : Batuan Beku NAMA : Erik Estrada
PRAKTIKUM KE : 4HARI/TGL : Kamis,/26-11-2009
NIM : D 611 08 310
NO.URUT : 07
NO.PERAGA : -
JENIS BATUAN : Beku
WARNA SEGAR : Putih kehitaman
WARNA LAPUK : Kuning kehitaman
TEKSTUR
KRISTALINITAS : Hipokristalin
GRANULARITAS : Faneroporfiritik
FABRIK
o BENTUK : Euhedral-Subhedral
o RELASI : Inequigranular
STRUKTUR : Masive
KOMPOSISI MINERAL
DESKRIPSI MINERAL :
KOMPOSISI NAMA WARNA BENTUK PERSENTASE
MINERAL
UTAMA
Piroksin
Plagioklas
Hitam
Putih
Prismatik
Prismatik
40 %
60 %
MINERAL
TAMBAHAN- - - -
NAMA BATUAN : Diorite (Fenton, 1940)
KETERANGAN LAIN :
Batuan ini merupakan jenis batuan beku yang memiliki ciri fisik warna segar
putih kehitaman, warna lapuk kuning kehitaman, tekstur : kristalinitas holokristalin,
hal ini dapat dilihat dari kenampakan megaskopis batuan yang seluruhnya tersusun
kristal-kristal yang nampak jelas, granularitas faneroporfiritik yang dapat dilihat dari
kenampakan megaskopis yang memperlihatkan kristal-kristal dari mineral
penyusunnya yang tampak jelas dan dapat dibedakan dengan mata dan loup serta
menunjukkan adanya kesan fenokris yang terdapat massa dasar kristal kecil yang
faneritik, fabric yang terdiri dari bentuk euhedral-subhedral yang terlihat dari bidang
batas kristal yang teratur, baik, dan tampak jelas sampai bentuk bidang batas dari
kristal yang bervariasi, kombinasi dari bentuk baik dengan bentuk jelek, dan relasi
Inequigranular yang dapat dilihat dari ukuran butir dari kristal-kristal penyusun
batuan yang tidak sama besar, struktur massive/kompak yang dapat dilihat dari
susunan yang kompak dari mineral-mineral dalam batuan, tidak menunjukkan adanya
pori-pori, penjajaran mineral atau bentuk aliran. Adapun komposisi mineral dari
batuan ini yaitu Piroksin dan Plagioklas. Berdasarkan ciri fisik di atas maka dapat
diinterpretasi bahwa nama batuan ini adalah Diorite.
Berdasarkan tempat terbentuknya batuan ini termasuk batuan beku gang
(korok) atau Hypabysal rocks. Proses pembentukannya diawali dari proses naiknya
magma dari perut bumi yakni dari dapur magma akibat adanya arus konveksi.
Sebelum mencapai permukaan bumi, magma mengalami berbagai macam proses
yang dimulai dari proses pemisahan magma homogen dalam fraksi-fraksi dengan
komposisi yang berbeda. Adapun proses pemisahan magma yang terjadi terbagi
menjadi dua yaitu diferensiasi kristalisasi yang melibatkan pemisahan kristal yang
terbentuk lebih awal dengan cairan magma dan diferensiasi gravitasi yakni pemisahan
antara magma yang memiliki kandungan silika rendah (magma basa) dengan magma
yang tinggi kandungan silikanya (magma asam) dan dilanjutkan dengan proses
kristalisasi magma membentuk mineral-mineral sesuai dengan bowen reaction series
yang diawali dengan pembentukan mineral Piroksin pada suhu 1000-1200˚C, ketika
Piroksin telah terbentuk magma mengalami asimilasi atau pencampuran dengan
dengan batuan samping yang sifatnya lebih asam sehingga membuat sifat magma
menjadi lebih asam. Setelah itu terbentuklah Plagioklas pada suhu 700-800˚C.
Karena proses pembentukan batuan yang relatif lambat yakni magma mengalami
proses yang panjang sehingga mineral-mineral mempunyai kesempatan untuk
membentuk kristal yang sempurna. Hasil agregasi dari mineral-mineral di atas yang
saling interlocking maka terbentuklah batuan Diorite yang terbentuk didalam bumi
dan tersingkap ke permukaan akibat adanya proses-proses geologi berupa erosi,
aktivitas tektonik ataupun aktivitas geologi lainnya.
Batuan ini umumnya dijumpai berasosiasi dengan batuan beku lelehan lainnya
seperti Anorthosite, Dolerite, Granodiorite, batuan piroklastik seperti Tufa, batuan
sedimen seperti Batugamping dan lain-lain.
Adapun pemanfaatan dari batuan ini yakni sebagai bahan bangunan,
pengeras jalan, dalam bidang sains dan lebih utama digunakan dalam bidang
keilmuan geologi misalnya untuk mengetahui proses-proses geologi yang bekerja
pada suatu daerah dan bagaimana prospek daerah tersebut dimasa yang akan datang.
ASISTEN
( Herni Suryani )
PRAKTIKAN
( Erik Estrada )
TABEL DETERMINASI BATUAN BEKU
ACARA : Batuan BekuPRAKTIKUM KE : 4
NAMA : Erik EstradaNIM : D 611 08 310
HARI/TGL : Kamis,/26-11-2009
NO.URUT : 08
NO.PERAGA : -
JENIS BATUAN : Beku
WARNA SEGAR : Hitam keputihan
WARNA LAPUK : Hitam Kekuningan
TEKSTUR
KRISTALINITAS : Hipokristalin
GRANULARITAS : Porfiroafanitik
FABRIK
o BENTUK : Subhedral-Anhedral
o RELASI : Inequigranular
STRUKTUR : Masive
KOMPOSISI MINERAL
DESKRIPSI MINERAL :
KOMPOSISI NAMA WARNA BENTUK PERSENTASE
MINERAL
UTAMA
Kuarsa
Ortoklas
Massa Dasar
Putih/Transparan
Putih
Hitam
Prismatik
Prismatik
Hyalin/Allomorf
10 %
10 %
75 %
MINERAL
TAMBAHANBiotit Hitam Melembar 5 %
NAMA BATUAN : Rhyolite (Fenton, 1940)
KETERANGAN LAIN :
Batuan ini merupakan jenis batuan beku yang memiliki ciri fisik warna segar
hitam keputihan, warna lapuk hitam kekuningan, tekstur : kristalinitas hipokristalin,
hal ini dapat dilihat dari kenampakan megaskopis batuan yang tersusun atas sebagian
kristal dan sebagian lainnya berupa massa dasar, granularitas porfiroafanitik yang
dapat dilihat dari kenampakan megaskopis yang memperlihatkan adanya mineral
sulung atau fenokris terdapat pada massa dasar yang afanitik, fabric yang terdiri dari
bentuk subhedral-anhedral yang terlihat dari bidang batas kristal yang bervariasi,
kombinasi dari bentuk baik dengan bentuk jelek sampai bidang batas dari kristal jelek
tidak teratur, dan relasi inequigranular yang dapat dilihat dari ukuran butir dari
kristal-kristal penyusun batuan yang tidak sama besar, struktur massive/kompak yang
dapat dilihat dari susunan yang kompak dari mineral-mineral dalam batuan, tidak
menunjukkan adanya pori-pori, penjajaran mineral atau bentuk aliran. Adapun
komposisi mineral dari batuan ini yaitu Ortoklas, Kuarsa Biotit dan Massa Dasar.
Berdasarkan ciri fisik di atas maka dapat diinterpretasi bahwa nama batuan ini adalah
Rhyolite.
Berdasarkan tempat terbentuknya batuan ini termasuk batuan beku luar
(ekstrusif) atau vulcanik rocks. Proses pembentukannya diawali dari proses naiknya
magma dari perut bumi yakni dari dapur magma akibat adanya arus konveksi.
Sebelum mencapai permukaan bumi, magma mengalami berbagai macam proses
yang dimulai dari proses pemisahan magma homogen dalam fraksi-fraksi dengan
komposisi yang berbeda. Adapun proses pemisahan magma yang terjadi terbagi
menjadi dua yaitu diferensiasi kristalisasi yang melibatkan pemisahan kristal yang
terbentuk lebih awal dengan cairan magma dan diferensiasi gravitasi yakni pemisahan
antara magma yang memiliki kandungan silika rendah (magma basa) dengan magma
yang tinggi kandungan silikanya (magma asam) dan dilanjutkan dengan proses
kristalisasi magma membentuk mineral-mineral sesuai dengan bowen reaction series
yang diawali dengan pembentukan mineral Biotit pada suhu 700-800˚C, ketika
mineral Biotit telah terbentuk magma mengalami asimilasi atau pencampuran dengan
dengan batuan samping yang sifatnya lebih asam sehingga membuat sifat magma
menjadi lebih asam. Kemudian terbentuklah mineral-mineral felsik yang diawali
dengan pembentukan mineral Ortoklas pada suhu 600-700˚C dan Kuarsa pada suhu
375˚C. Karena proses pembentukan batuan yang relatif singkat yakni magma sampai
ke permukaan bumi dalam waktu yang relatif cepat akibat adanya arus konveksi
menyebabkan mineral-mineral yang lainnya tidak sempat lagi membentuk kristal
yang baik, akibatnya sekitar 75 % dari massa batuan didominasi oleh massa dasar
yang allomorf dan sisanya terdiri atas mineral Ortoklas, Kuarsa, dan Biotit yang
saling interlocking membentuk batuan Rhyolite
Batuan ini umumnya dijumpai berasosiasi dengan batuan beku lelehan lainnya
seperti Trakit, Phonolite, Latite, dan Felsite
Adapun pemanfaatan dari batuan ini yakni dalam bidang sains dan lebih
utama digunakan dalam bidang keilmuan geologi misalnya untuk mengetahui proses-
proses geologi yang bekerja pada suatu daerah dan bagaimana prospek daerah
tersebut dimasa yang akan datang.
ASISTEN
( Herni Suryani )
PRAKTIKAN
( Erik Estrada )
TABEL DETERMINASI BATUAN BEKU
ACARA : Batuan Beku NAMA : Erik Estrada
PRAKTIKUM KE : 4HARI/TGL : Kamis,/26-11-2009
NIM : D 611 08 310
NO.URUT : 09
NO.PERAGA : -
JENIS BATUAN : Beku
WARNA SEGAR : Hitam kehijauan
WARNA LAPUK : Hijau keputihan
TEKSTUR
KRISTALINITAS : Holokristalin
GRANULARITAS : Faneritik
FABRIK
o BENTUK : Euhedral
o RELASI : Equigranular (Panidiomorfik)
STRUKTUR : Masive
KOMPOSISI MINERAL
DESKRIPSI MINERAL :
KOMPOSISI NAMA WARNA BENTUK PERSENTASE
MINERAL
UTAMA
Piroksin
Olivin
Hitam
Hijau
Prismatik
Prismatik
55 %
45 %
MINERAL
TAMBAHAN- - - -
NAMA BATUAN : Peridotite (Fenton, 1940)
KETERANGAN LAIN :
Batuan ini merupakan jenis batuan beku yang memiliki ciri fisik warna segar
hitam kehijauan, warna lapuk hijau keputihan, tekstur : kristalinitas holokristalin, hal
ini dapat dilihat dari kenampakan megaskopis batuan yang seluruhnya tersusun
kristal-kristal yang nampak jelas, granularitas faneritik yang dapat dilihat dari
kenampakan megaskopis yang memperlihatkan kristal-kristal dari mineral
penyusunnya yang tampak jelas dan dapat dibedakan dengan mata dan loup, fabric
yang terdiri dari bentuk euhedral yang terlihat dari bidang batas kristal yang teratur,
baik, dan tampak jelas, dan relasi equigranular (panidiomorfik) yang dapat dilihat dari
ukuran butir dari kristal-kristal penyusun batuan yang hampir sama besar dan
komponen kristal penyusunnya terdiri dari kristal yang euhedral, struktur
massive/kompak yang dapat dilihat dari susunan yang kompak dari mineral-mineral
dalam batuan, tidak menunjukkan adanya pori-pori, penjajaran mineral atau bentuk
aliran. Adapun komposisi mineral dari batuan ini yaitu Piroksin dan Olivin.
Berdasarkan ciri fisik di atas maka dapat diinterpretasi bahwa nama batuan ini adalah
Peridotite.
Berdasarkan tempat terbentuknya batuan ini termasuk batuan beku dalam
atau Plutonik rocks. Proses pembentukannya diawali dari proses naiknya magma dari
perut bumi yakni dari dapur magma akibat adanya arus konveksi. Sebelum mencapai
permukaan bumi, magma mengalami berbagai macam proses yang dimulai dari
proses pemisahan magma homogen dalam fraksi-fraksi dengan komposisi yang
berbeda. Adapun proses pemisahan magma yang terjadi terbagi menjadi dua yaitu
diferensiasi kristalisasi yang melibatkan pemisahan kristal yang terbentuk lebih awal
dengan cairan magma dan diferensiasi gravitasi yakni pemisahan antara magma yang
memiliki kandungan silika rendah (magma basa) dengan magma yang tinggi
kandungan silikanya (magma asam) dan dilanjutkan dengan proses kristalisasi
magma membentuk mineral-mineral sesuai dengan bowen reaction series yang
diawali dengan pembentukan mineral Olivin pada suhu lebih dari 1200˚C, kemudian
Piroksin pada suhu 1000-1200˚C. Karena proses pembentukan batuan yang relatif
lambat yakni magma mengalami proses yang panjang sehingga mineral-mineral
mempunyai kesempatan untuk membentuk kristal yang sempurna. Hasil agregasi dari
mineral-mineral di atas yang saling interlocking maka terbentuklah batuan Peridotite
yang terbentuk didalam bumi dan tersingkap ke permukaan akibat adanya proses-
proses geologi berupa pengangkatan (Up Lift) yang melibatkan proses tektonik dan
struktur geologi.
Batuan ini umumnya dijumpai berasosiasi dengan batuan beku ultra mafic
lainnya seperti Dunite, Piroxenit, Hornblendite, dan Limburgite.
Adapun pemanfaatan dari batuan ini yakni sebagai bahan bangunan, sebagai
salah satu indikasi bahan galian logam yaitu Nikel (Nikel Laterite) dan Cromite
karena senantiasa dijumpai berasosiasi dengan batuan ultra basa, dan untuk
mengetahui proses-proses geologi yang bekerja pada suatu daerah dan bagaimana
prospek daerah tersebut dimasa yang akan datang.
ASISTEN
( Herni Suryani )
PRAKTIKAN
( Erik Estrada )
TABEL DETERMINASI BATUAN BEKU
ACARA : Batuan BekuPRAKTIKUM KE : 4
NAMA : Erik EstradaNIM : D 611 08 310
HARI/TGL : Kamis,/26-11-2009
NO.URUT : 10
NO.PERAGA : -
JENIS BATUAN : Beku
WARNA SEGAR : Hijau muda
WARNA LAPUK : Hijau kekuningan
TEKSTUR
KRISTALINITAS : Holokristalin
GRANULARITAS : Faneritik
FABRIK
o BENTUK : Euhedral
o RELASI : Equigranular (Panidiomorfik)
STRUKTUR : Masive
KOMPOSISI MINERAL
DESKRIPSI MINERAL :
KOMPOSISI NAMA WARNA BENTUK PERSENTASE
MINERAL
UTAMAOlivin Hijau Prismatik 90 %
MINERAL
TAMBAHAN
Biotit
Piroksin
Hitam
Hitam
Melembar
Prismatik5 %5 %
NAMA BATUAN : Dunite (Fenton, 1940)
KETERANGAN LAIN :
Batuan ini merupakan jenis batuan beku yang memiliki ciri fisik warna segar
hijau muda, warna lapuk hijau kekuningan, tekstur : kristalinitas holokristalin, hal ini
dapat dilihat dari kenampakan megaskopis batuan yang tersusun atas kristal-kristal
yang nampak jelas, granularitas faneritik yang dapat dilihat dari kenampakan
megaskopis yang memperlihatkan kristal-kristal dari mineral penyusun batuan yang
nampak jelas dapat dibedakan dengan mata atau loup, fabric yang terdiri dari bentuk
euhedral yang terlihat dari bidang batas kristal yang teratur, baik, dan tampak jelas,
dan relasi equigranular (panidiomorfik) yang dapat dilihat dari ukuran butir dari
kristal-kristal penyusun batuan yang hampir sama besar dan komponen kristal
penyusunnya terdiri dari kristal yang euhedral, struktur massive/kompak yang dapat
dilihat dari susunan yang kompak dari mineral-mineral dalam batuan, tidak
menunjukkan adanya pori-pori, penjajaran mineral atau bentuk aliran. Adapun
komposisi mineral dari batuan ini yaitu Piroksin, Olivin, dan Biotit. Berdasarkan ciri
fisik di atas maka dapat diinterpretasi bahwa nama batuan ini adalah Dunite.
Berdasarkan tempat terbentuknya batuan ini termasuk batuan beku dalam
atau Plutonik rocks. Proses pembentukannya diawali dari proses naiknya magma dari
perut bumi yakni dari dapur magma akibat adanya arus konveksi. Sebelum mencapai
permukaan bumi, magma mengalami berbagai macam proses yang dimulai dari
proses pemisahan magma homogen dalam fraksi-fraksi dengan komposisi yang
berbeda. Adapun proses pemisahan magma yang terjadi terbagi menjadi dua yaitu
diferensiasi kristalisasi yang melibatkan pemisahan kristal yang terbentuk lebih awal
dengan cairan magma dan diferensiasi gravitasi yakni pemisahan antara magma yang
memiliki kandungan silika rendah (magma basa) dengan magma yang tinggi
kandungan silikanya (magma asam) dan dilanjutkan dengan proses kristalisasi
magma membentuk mineral-mineral sesuai dengan bowen reaction series yang
diawali dengan pembentukan mineral Olivin pada suhu lebih dari 1200˚C, kemudian
Piroksin pada suhu 1000-1200˚C dan Biotit pada suhu 700-800˚C. Karena proses
pembentukan batuan yang relatif lambat yakni magma mengalami proses yang
panjang sehingga mineral-mineral mempunyai kesempatan untuk membentuk kristal
yang sempurna. Hasil agregasi dari mineral-mineral di atas yang saling interlocking
maka terbentuklah batuan Dunite yang terbentuk didalam bumi dan tersingkap ke
permukaan akibat adanya proses-proses geologi berupa pengangkatan (Up Lift) yang
melibatkan proses tektonik dan struktur geologi.
Batuan ini umumnya dijumpai berasosiasi dengan batuan beku ultra mafic
lainnya seperti Peridotite, Piroxenit, Hornblendite, dan Limburgite.
Adapun pemanfaatan dari batuan ini yakni sebagai bahan bangunan, sebagai
salah satu indikasi bahan galian logam yaitu Nikel (Nikel Laterite) dan Cromite
karena senantiasa dijumpai berasosiasi dengan batuan ultra basa, dan untuk
mengetahui proses-proses geologi yang bekerja pada suatu daerah dan bagaimana
prospek daerah tersebut dimasa yang akan datang.
.
ASISTEN
( Herni Suryani )
PRAKTIKAN
( Erik Estrada )