PETROLOGI BATUAN BEKU

download PETROLOGI BATUAN BEKU

of 27

Transcript of PETROLOGI BATUAN BEKU

PENDAHULUAN Batuan beku adalah batuan yang terbentuk langsung dari pembekuan magma. Proses pembekuan tersebut merupakan proses perubahan fase dari cair menjadi padat. Pembekuan magma akan menghasilkan kristal-kristal mineral primer ataupun gelas. Proses pembekuan magma akan sangat berpengaruh terhadap tekstur dan struktur primer batuan sedangkan komposisi batuan sangat dipengaruhi oleh sifat magma sel.Pada saat penurunan suhu akan melewati tahapan perubahan fase cair ke padat. Apabila pada saat itu terdapat cukup energi pembentukan kristal maka akan terbentuk kristal-kristal mineral berukuran besar sedangkan bila energi pembentukan rendah akan terbentuk kristal yang berukuran halus. Bila pendinginan berlangsung sangat cepat maka kristal tidak terbentuk dan cairan magma membeku menjadi gelas. DERET BOWEN

Pada batuan beku, mineral yang sering dijumpai dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu : 1. Mineral asam / felsic minerals Mineral-mineral ini umumnya berwarna cerah karena tersusun atas silika dan alumni, seperti : kuarsa, ortoklas, plagioklas, muskovit.

2. Mineral basa / mafic minerals Mineral-mineral ini umumnya berwarna gelap karena tersusun atas unsur-unsur besi, magnesium, kalsium, seperti : olivin, piroksen, hornblende, biotit. Mineralmineral ini berada pada jalur kiri dari seri Bowen.Setiap mineral memiliki kondisi tertentu pada saat mengkristal. Mineral-mineral mafik umumnya mengkristal pada suhu yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan mineral felsik. Secara sederhana dapat dilihat pada Bowen Reaction Series.Mineral yang terbentuk pertama kali adalah mineral yang sangat labil dan mudah berubah menjadi mineral lain. Mineral yang dibentuk pada temperatur rendah adalah mineral yang relatif stabil. Pada jalur sebelah kiri, yang terbentuk pertama kali adalah olivin sedangkan mineral yang terbentuk terakhir adalah biotit.Mineral-mineral pada bagian kanan diwakili oleh kelompok plagioklas karena kelompok mineral ini paling banyak dijumpai. Yang terbentuk pertama kali pada suhu tinggi adalah calcic plagioclase (bytownit), sedangkan pada suhu rendah terbentuk alcalic plagioclase (oligoklas). Mineral-mineral sebelah kanan dan kiri bertemu dalam bentuk potasium feldsfar kemudian menerus ke muskovit dan berakhir dalam bentuk kuarsa sebagai mineral yang paling stabil. Penggolongan Batuan Beku Penggolongan batuan beku dapat didasarkan pada tiga patokan utama yaitu berdasarkan genetic batuan, berdasarkan senyawa kimia yang terkadung, dan berdasarkan susunan mineraloginya. Berdasarkan Genetik Batuan beku terdiri atas kristal-kristal mineral dan kadang-kadang mengandung gelas, berdasarkan tempat kejadiannya (genesa) batuan beku terbagi menjadi 3 kelompok yaitu: a. Batuan beku dalam (pluktonik), terbentuk jauh di bawah permukaan bumi. Proses pendinginan sangat lambat sehingga batuan seluruhnya terdiri atas kristal-kristal (struktur holohialin). contoh :Granit, Granodiorit, dan Gabro.

b.

Batuan beku korok (hypabisal), terbentuk pada celah-celah atau pipa gunung api. Proses pendinginannya berlangsung relatif cepat sehingga batuannya terdiri atas kristal-kristal yang tidak sempurna dan bercampur dengan massa dasar sehingga membentuk struktur porfiritik. Contoh batuan ini dalah Granit porfir dan Diorit porfir.

c.

Batuan beku luar (efusif) terbentuk di dekat permukaan bumi. Proses pendinginan sangat cepat sehingga tidak sempat membentuk kristal. Struktur batuan ini dinamakan amorf. Contohnya Obsidian, Riolit dan Batuapung. (Agung Mulyo, 2004)

Berdasarkan Senyawa kimia Berdasarkan komposisi kimianya batuan beku dapat dibedakan menjadi: a. b.c.

Batuan beku ultra basa memiliki kandungan silika kurang dari 45%. Contohnya Dunit dan Peridotit. Batuan beku basa memiliki kandungan silika antara 45% - 52 %. Contohnya Gabro, Basalt. Batuan beku intermediet memiliki kandungan silika antara 52%-66 %. Contohnya Andesit dan Syenit. Batuan beku asam memiliki kandungan silika lebih dari 66%. Contohnya Granit, Riolit.

d.

Dari segi warna,batuan yang komposisinya semakin basa akan lebih gelap dibanding yang komposisinya asam. Berdasarkan susunan mineralogi Klasifikasi yang didasarkan atas mineralogi dan tekstur akan dapat mencrminkan sejarah pembentukan battuan dari pada atas dasar kimia. Tekstur batuan beku menggambarkan keadaan yang mempengaruhi pembentukan batuan itu sendiri. Seperti tekstur granular member arti akan keadaan yang serba sama, sedangkan tekstur porfiritik memberikan arti bahwa terjadi dua generasi

pembentukan mineral. Dan tekstur afanitik menggambarkan pembkuan yang cepat. Dalam klasifikasi batuan beku yang dibuat oleh Russel B. Travis, tekstur batuan beku yang didasarkan pada ukuran butir mineralnya dapat dibagi menjadi: a.Batuan dalam Bertekstur faneritik yang berarti mineral-mineral yang menyusun batuan tersebut dapat dilihat tanpa bantuan alat pembesar. b. Batuan gang Bertekstur porfiritik dengan massa dasar faneritik. c. Batuan gang Bertekstur porfiritik dengan massa dasar afanitik. d. Batuan lelehan Bertekstur afanitik, dimana individu mineralnya tidak dapat dibedakan atau tidak dapat dilihat dengan mata biasa. Menurut Heinrich (1956) batuan beku dapat diklasifikasikan menjadi beberapa keluarga atau kelompok yaitu:1.

keluarga granit riolit: bersifat felsik, mineral utama kuarsa, keluarga granodiorit qz latit: felsik, mineral utama kuarsa, Na

alkali felsparnya melebihi plagioklas2.

Plagioklas dalam komposisi yang berimbang atau lebih banyak dari K Felspar3.

keluarga syenit trakhit: felsik hingga intermediet, kuarsa atau

foid tidak dominant tapi hadir, K-Felspar dominant dan melebihi NaPlagioklas, kadang plagioklas juga tidak hadir4.

keluarga monzonit latit: felsik hingga intermediet, kuarsa atau

foid hadir dalam jumlah kecil, Na-Plagioklas seimbang atau melebihi KFelspar5.

keluarga syenit fonolit foid: felsik, mineral utama felspatoid, K-

Felspar melebihi plagioklas

6.

keluarga tonalit dasit: felsik hingga intermediet, mineral utama keluarga diorite andesit: intermediet, sedikit kuarsa, sedikit Kkeluarga gabbro basalt: intermediet-mafik, mineral utama keluarga gabbro basalt foid: intermediet hingga mafik, mineral

kuarsa dan plagioklas (asam) sedikit/tidak ada K-Felspar7.

Felspar, plagioklas melimpah8.

plagioklas (Ca), sedikit Qz dan K-felspar9.

utama felspatoid (nefelin, leusit, dkk), plagioklas (Ca) bisa melimpah ataupun tidak hadir10.

keluarga peridotit: ultramafik, dominan mineral mafik (ol,px,hbl), (doddy,1987)

plagioklas (Ca) sangat sedikit atau absen.

Faktor-Faktor yang Diperhatikan Dalam Deskripsi Batuan Beku a. Warna Batuan Warna batuan berkaitan erat dengan komposisi mineral penyusunnya.mineral penyusun batuan tersebut sangat dipengaruhi oleh komposisi magma asalnya sehingga dari warna dapat diketahui jenis magma pembentuknya, kecuali untuk batuan yang mempunyai tekstur gelasan. Batuan beku yang berwarna cerah umumnya adalah batuan beku asam yang tersusun atas mineral-mineral felsik,misalnya kuarsa, potash feldsfar dan muskovit. Batuan beku yang berwarna gelap sampai hitam umumnya batuan beku intermediet diman jumlah mineral felsik dan mafiknya hampir sama banyak. Batuan beku yang berwarna hitam kehijauan umumnya adalah batuan beku basa dengan mineral penyusun dominan adalah mineral-mineral mafik. b. Struktur Batuan Struktur adalah kenampakan hubungan antara bagian-bagian batuan yang berbeda.pengertian struktur pada batuan beku biasanya mengacu pada pengamatan dalam skala besar atau singkapan dilapangan.pada batuan beku struktur yang sering ditemukan adalah:

a.

Masif Jointing

: bila batuan pejal,tanpa retakan ataupun lubang-lubang gas : bila batuan tampak seperti mempunyai retakanretakan.kenapakan ini akan mudah diamati pada singkapan di lapangan.

b.

c.

Vesikular

: dicirikandengan adanya lubang-lubang gas,sturktur ini dibagi lagi menjadi 3 yaitu:

Skoriaan : bila lubang-lubang gas tidak saling berhubungan. Pumisan : bila lubang-lubang gas saling berhubungan. Aliran : bila ada kenampakan aliran dari kristal-kristal maupun lubang gas.

d. Amigdaloidal : bila lubang-lubang gas terisi oleh mineral-mineral sekunder. c. Tekstur Batuan Pengertian tekstur batuan mengacu pada kenampakan butir-butir mineral yang ada di dalamnya, yang meliputi tingkat kristalisasi, ukuran butir, bentuk butir, granularitas, dan hubungan antar butir (fabric). Jika warna batuan berhubungan erat dengan komposisi kimia dan mineralogi, maka tekstur berhubungan dengan sejarah pembentukan dan keterdapatannya. Tekstur merupakan hasil dari rangkaian proses sebelum,dan sesudah kristalisasi. Pengamatan tekstur meliputi : a. Tingkat kristalisasi Tingkat kristalisasi batuan beku dibagi menjadi: Holokristalin, jika mineral-mineral dalam batuan semua berbentuk kristal-kristal. Hipokristalin, jika sebagian berbentuk kristal dan sebagian lagi berupa mineral gelas. Holohialin, jika seluruhnya terdiri dari gelas.

b. Ukuran kristal Ukuran kristal adalah sifat tekstural yang paling mudah dikenali.ukuran kristal dapat menunjukan tingkat kristalisasi pada batuan. Cox,price,harte Halus Sedang Kasar Sangat kasar tabel 2.1 Kisaran ukuran kristal dari beberapa sumber c. Granularitas Pada batuan beku non fragmental tingkat granularitas dapat dibagi menjadi beberapa macam yaitu: Equigranulritas Disebut equigranularitas apabila memiliki ukuran kristal yang seragam. Tekstur ini dibagi menjadi 2:

W.T.G 30 mm

Heinric 30 mm

< 1mm 1-5 mm >5mm

Fenerik Granular bila ukuran kristal masih bisa dibedakan dengan mata telanjang Afinitik apabila ukuran kristal tidak dapat dibedakan dengan mata telanjang atau ukuran kristalnya sangat halus.

Inequigranular Apabila ukuran kristal tidak seragam. Tekstur ini dapat

dibagi lagi menjadi : Faneroporfiritik,bila kristal yang besar dikelilingi oleh kristal-kristal yang kecil dan dapat dikenali dengan mata telanjang.

Porfiroafinitik,bila fenokris dikelilingi oleh masa dasar yang tidak dapat dikenali dengan mata telanjang.

b. Gelasan (glassy) Batuan beku dikatakan memilimki tekstur gelasan apabila semuanya tersusun atas gelas. c. Bentuk Butir Euhedral, bentuk kristal dari butiran mineral mempunyai bidang kristal yang sempurna. Subhedral, bentuk kristal dari butiran mineral dibatasi oleh sebagian bidang kristal yang sempurna. Anhedral, berbentuk kristal dari butiran mineral dibatasi oleh bidang kristal yang tidak sempurna. d. Komposisi Mineral Berdasarkan mineral penyusunnya batuan beku dapat dibedakan menjadi 4 yaitu: 1. Kelompok Granit Riolit Berasal dari magma yang bersifat asam,terutama tersusun oleh mineral-mineral kuarsa ortoklas, plaglioklas Na, kadang terdapat hornblende,biotit,muskovit dalam jumlah yang kecil. 2. Kelompok Diorit Andesit Berasal dari magma yang bersifat intermediet,terutama tersusun atas mineral-mineral plaglioklas, Hornblande, piroksen dan kuarsa biotit,orthoklas dalam jumlah kecil 3. Kelompok Gabro Basalt Tersusun dari magma yang bersifat basa dan terdiri dari mineral-mineral olivine,plaglioklas Ca,piroksen dan hornblende.

4.

Kelompok Ultra Basa Tersusun oleh olivin dan piroksen.mineral lain yang mungkin adalah plagliokals Ca dalam jumlah kecil

Proses Kristalisasi Magma Karena magma merupakan cairan yang panas, maka ion-ion yang menyusun magma akan bergerak bebas tak beraturan. Sebaliknya pada saat magma mengalami pendinginan, pergerakan ion-ion yang tidak beraturan ini akan menurun, dan ion-ion akan mulai mengatur dirinya menyusun bentuk yang teratur. Proses inilah yang disebut kristalisasi. Pada proses ini yang merupakan kebalikan dari proses pencairan, ion-ion akan saling mengikat satu dengan yang lainnya dan melepaskan kebebasan untuk bergerak. Ion-ion tersebut akan membentuk ikatan kimia dan membentuk kristal yang teratur. Pada umumnya material yang menyusun magma tidak membeku pada waktu yang bersamaan.Kecepatan pendinginan magma akan sangat berpengaruh terhadap proses kristalisasi, terutama pada ukuran kristal. Apabila pendinginan magma berlangsung dengan lambat, ion-ion mempunyai kesempatan untuk mengembangkan dirinya, sehingga akan menghasilkan bentuk kristal yang besar. Sebaliknya pada pendinginan yang cepat, ion-ion tersebut tidak mempunyai kesempatan bagi ion untuk membentuk kristal, sehingga hasil pembekuannya akan menghasilkan atom yang tidak beraturan (hablur), yang dinamakan dengan mineral gelas (glass).Pada saat magma mengalami pendinginan, atom-atom oksigen dan silikon akan saling mengikat pertama kali untuk membentuk tetrahedra oksigen-silikon. Kemudian tetahedra-tetahedra oksigen-silikon tersebut akan saling bergabung dan dengan ion-ion lainnya akan membentuk inti kristal dan bermacam mineral silikat. Tiap inti kristal akan tumbuh dan membentuk jaringan kristalin yang tidak berubah. Mineral yang menyusun magma tidak terbentuk pada waktu yang bersamaan atau pada kondisi yang sama. Mineral tertentu akan mengkristal pada temperatur yang lebih tinggi dari mineral lainnya, sehingga kadang-kadang magma mengandung kristal-kristal padat yang dikelilingi oleh material yang masih cair.Komposisi dari magma dan jumlah kandungan bahan volatil juga mempengaruhi proses

kristalisasi. Karena magma dibedakan dari faktor-faktor tersebut, maka penampakan fisik dan komposisi mineral batuan beku sangat bervariasi. Dari hal tersebut, maka penggolongan (klasifikasi) batuan beku dapat didasarkan pada faktor-faktor tersebut di atas. Kondisi lingkungan pada saat kristalisasi dapat diperkirakan dari sifat dan susunan dari butiran mineral yang biasa disebut sebagai tekstur. Jadi klasifikasi batuan beku sering didasarkan pada tekstur dan komposisi mineralnya.

PEMBAHASAN HASIL PRAKTIKUM

Batuan No.Peraga 24X

Warna sifat batuan struktur derajat kristalisasi tekstur

: gelap / kehitaman : mafik : masif : holokristalin : fanerik

Komposisi(mineralogy) Nama mineral 1 Warna Kilap Kekerasan Pecahan Balahan Bentuk Kristal Jumlah dalam % Nama mineral 2 Warna Kilap Kekerasan Pecahan Balahan Bentuk Kristal Jumlah dalam % : olivin : hijai kehitaman : vitreous : 6-5 : concoidal : 2,1;3,1 forming 90 :: 10% : plagioklas : putih : vitreous :6 : unneven ,concoidal : 2,1 :: 50%

Batuan ini berwarna gelap kehijauan, menunjukkan kandungan silika rendah sehingga magma asal bersifat basa. Kaitan antara kandungan silika dengan sifat magma , bahwa magma yang mengandung cukup banyak silika sehingga mampu mengikat semua logam basa dan masih menyisakan silika, disebut sebagai

kelewat jenuh, sehingga kelebihan silika tersebut membentuk kristal silika seperti kuarsa. Struktur batuan ini adalah massive, tidak terdapat rongga atau lubang udara maupun retakan-retakan. Batuan ini masih segar dan tidak pernah terkena gaya endogen yang dapat meninggalkan retakan pada batuan. Batuan ini memeiliki tekstur fanerik karena mineral-mineralnya dapat dilihat langsung secara kasat mata dan mineral yang besar menunjukkan bahwa mineral tersebut terbentuk pada suhu pembekuan yang realtif lambat sehingga bentuk mineralnya besar-besar. Derajat kristalisasi sempurna, bahwa batuan ini secara keseluruhan tersusun atas kristal sehingga disebut holocrystalline. Tekstur seperti ini menunjukkan proses pembentukan magma yang lambat. Ion-ion penyusun mineral pada batuan, dalam lingkungan bertekanan tinggi dan temperatur yang luar biasa tinggi dapat bergerak sangat cepat dan menyusun dirinya sedemikian rupa sehingga membentuk suatu bentuk yang teratur dan semakin berukuran besar. faktor waktu sangat penting bagi ion-ion untuk membentuk orientasi yang tepat untuk mengkristal. Dengan demikian, maka seharusnya tekstur holokrsitalin terbentuk di bawah permukaan bumi dimana terdapat tekanan yang sangat tinggi yang dapat mempertahankan suhu yang tinggi. Berdasarkan pengamatan lup batuan ini mempunyai komposisi mineral utama yaitu Plagioclse dengan kelimpahan 50%, dan Olivine sebanyak 10%, dan mineral-mineral asesori lainnya yang tidak dapat diamati dengan lup sebesar 40%. Kemungkinan mineral tersebut adalah mineral yang berasosiasi dengan olivine seperti Amphibole, Hornblende, dan Biotit. Serta silica yang belum terbentuk sempurna. Pada pengamatan laboratorium, mineral Olivine ini berbentuk conchoidal, berwarna hitam kehijauan, tak tembus pandang, dengan kekerasan 6.5-7.0 karena tak tergores oleh kaca dan paku. Pecahan mineral ini adalah conchoidal, dengan belahan 2,1 mebentuk sudut 900. Sedangkan mineral Plagioclase berwarna terang putih abu-abu, termasuk jenis Sodic Plagioclase yang kaya natrium. Mineral; ini berbentuk prismatic dengan kilap vitreous. Belhannya 2,1 prismatik dengan pecahan conchoidal sampai uneven. Terbentuknya Quartz pada batuan beku

sebagai indicator kejenuhan SiO2. Pada kebanyakan batuan beku basa tidak mengandung Quartz. Petrogenesa batuan ini dapat dijelaskan secara rinci jika tekstur batuan dapat dideskripsikan dengan jelas dan specimen batuan masih segar. Karena tekstur batuan merupakan rekaman kejadian pembentukan batuan. Batuan ini berwarna gelap, bentuk butir serabut dan beruukuran kasar dari proses intrusive yang merupakan batuan beku akibat proses plutonic. Batuan ini mempunyai kandungan Silika rendah jika dilihat dari warnanya yang cukup gelap, sedikit Potash Feldspar dan hanya mengandung mineral Plagioclase dan olivine. Plagioclase berwarna terang (kaya Natrium). Ukuran butir Plagioclase dan olivine seluruhnya hampir seragam menunjukkan pembentukannya pada suhu yang sama sekitar 9000C. batuan ini terbentuk dekat denagn suber magma sehingga memiliki ukuran mineral yang besar namun karena komposisi magmanya bersifat mafik maka warna batuan ini menjadi gelap. Dan jika mengacu pada teori Geothermal gradation, bahwa suhu sejalan dengan kedalaman, makin ke dalam temperature makin naik, maka dapat dikatakan bahwa kedua mineral ini mengkristal pada kedalaman yang sama pada saat yang bersamaan. Ini diperkuat dengan hubungan bentuk kristal yang subhedral. Batuan ini biasanya berasosiasi dengan mineral-mineral berharga tertentu, sepert : nikel, kobalt, emas, perak, tembaga, platinum. Dengan mengetahui deskripsi mineral penyusun: Plagioclase 50%, Olivine 10%, sifat kimia batuan mafic, tekstur fanerik, holocrystalline, maka batuan ini adalah batuan beku intrusif: Gabbro.

Batuan No.Peraga 23X Warna sifat batuan struktur derajat kristalisasi tekstur : abu-abu cerah : intermediet : masif : hipokristalin : afanitik

Komposisi(mineralogy)

Nama mineral 1 Warna Kilap Kekerasan Pecahan Balahan Bentuk Kristal Jumlah dlam % Nama mineral 2 Warna Kilap Kekerasan Pecahan Balahan Bentuk Kristal Jumlah dlam % Nama mineral 3 Warna Kilap Kekerasan Pecahan Balahan Bentuk Kristal Jumlah dlam %

: hornblende : hitam : dull to vitreous : 5-6 : unneven :: prismatic panjang :5% :kuarsa : putih : vitreous :7 : concoidal :: hexagonal : 5% : plagioklas : putih : vitreous :6 : unneven ,concoidal : 2.1 :: 50%

Batuan ini berwarna abu-abu cerah, menunjukkan kandungan silika sedang sehingga magma asal bersifat intermediate. Kaitan antara kandungan silika

dengan sifat magma , bahwa magma yang mengandung cukup banyak silika sehingga mampu mengikat semua logam basa dan masih menyisakan silika, disebut sebagai kelewat jenuh, sehingga kelebihan silika tersebut membentuk kristal silika seperti kuarsa. Struktur batuan ini adalah massive, walaupun terdapat retakan-retakan dikarenakan batuan ini sudah lapuk dan pernah terkena gaya endogen ataupun weathering yang dapat meninggalkan retakan pada batuan. Derajat kristalisasi tidak sempurna, bahwa batuan ini sebagian tersusun atas kristal dan sebagian lainnya tersusun atas gelasan, sehingga disebut hipocrystalline. Kristal mineral Hornblende terbentuk lebih dahulu dan membeku di bawah permukaan secara lambat sehingga teksturnya kasar. Ion-ion penyusun mineral pada batuan, dalam lingkungan bertekanan tinggi dan temperatur yang luar biasa tinggi dapat bergerak sangat cepat dan menyusun dirinya sedemikian rupa sehingga membentuk suatu bentuk yang teratur dan semakin berukuran besar. Faktor waktu sangat penting bagi ion-ion untuk membentuk orientasi yang tepat untuk mengkristal. Batuan ini bertekstur afanitik dengan struktur massif. Hal ini terjadi karena mineral dalam batuan tersebut membeku pada pendinginan yang cukup cepat, sehingga mineral-mineral yang terbentuk relative kecil namun masih bisa terlihat secara kasat mata meskipun sebagian kecil. Berdasarkan pengamatan lup batuan ini mempunyai komposisi mineral utama yaitu Plagioclse dengan kelimpahan 30%, dan hornblrnde sebanyak 5%, serta kuarsa sebesar 5%. Mineral Hornblende ini berbentuk prismatic dengan ukuran kasar 5-10 mm (Heinric, 1970), berwarna hitam, tak tembus pandang, dengan kekerasan 6.57.0 karena tak tergores oleh kaca dan paku. Mineral ini memiliki pecahan uneven. Sedangkan mineral Plagioclase berwarna terang putih abu-abu, termasuk jenis Sodic Plagioclase yang kaya natrium. Plagioklas memiliki pecahan uneven dengan belahan conchoidal. Mineral ini berbentuk prismatic dengan kilap vitreous. Mineral lainnya yaitu Quartz sebanyak 5%. Terbentuknya Quartz pada

batuan beku sebagai indicator kejenuhan SiO2. Pada kebanyakan batuan beku basa tidak mengandung Quartz. Mineral lainnya seperti Hornblende sebanyak 5% adalah seringkali berasosiasi dengan Pyroxene, karena memang dari segi komposisi kimia secara umum dan karakter fisik mereka sama degan Pyroxene. Perbedaan utama Amphibole dengan Pyroxene adalah pertama, Amphibole berisi gugus hydroxyl (-OH) atau halogene ( F, Cl). Kedua, Amphibole memiliki struktur 2 rantai tetrahedral (SiO4) sedangkan Pyroxene hanya 1 rantai tetrahedra, dan ketiga, sudut pecahan Amphibole membentuk sudut 1200. Sedangkan Pyroxene pecahannya tegak lurus (900). Petrogenesa batuan ini dapat dijelaskan secara rinci jika tekstur batuan dapat dideskripsikan dengan jelas dan specimen batuan masih segar. Karena tekstur batuan merupakan rekaman kejadian pembentukan batuan. Batuan ini berwarna cerah, bentuk butir serabut dan beruukuran realtif halus dari proses extrusive yang merupakan batuan beku akibat proses vulkanik. Batuan ini mempunyai kandungan Silika sedang jika dilihat dari warnanya yang mengandung Quartz 5%, plagioklas (30%) dan. Plagioclase berwarna terang (kaya Natrium). Ukuran butir Plagioclase dan Hornblende tidak seragam menunjukkan pembentukannya pada suhu yang berbeda pada interval 9000C-12000C. batuan ini memungkinkan teerbentuk di daerah yang agak jauh sumber magmanya ,yang menimbulkan ukuran butir mineral yang relative kecil, namun karena magma asalnya yang yang bersifat asam maka warna dari batuan ini relative terang. Dan jika mengacu pada teori Geothermal gradation, bahwa suhu sejalan dengan kedalaman, makin ke dalam temperature makin naik, maka dapat dikatakan bahwa kedua mineral ini mengkristal pada kedalaman yang berbeda pada saat yang tak bersamaan. Ini diperkuat dengan hubungan bentuk kristal yang subhedral.. Dengan mengetahui deskripsi mineral penyusun: Plagioclase 30%, Hornblende 5%, dan Quartz 5%, sifat kimia batuan intermediate, tekstur, hipocrystalline, subhedral, maka batuan ini adalah batuan extrusive : Andesite. Andesit biasanya terbentuk pada batas lempeng konvergen tetapi mungkin terjadi pada kondisi tektonik lain. Batuan ini terbebntuk melalui beberapa proses:

1. Hidrasi mencairnya peridotite dan fraksional kristalisasi 2. Meleleh dari subducted slab mengandung sedimen

Magma pencampuran antara felsic rhyolitic dan mafic basaltik magma dalam reservoir perantara sebelum emplasemen atau letusan

Batuan No.Peraga 9b Warna sifat batuan struktur derajat kristalisasi tekstur : abu-abu cerah : felsik : masif : holokristalin : fanerik

Komposisi(mineralogy) Nama mineral 1 Warna Kilap Kekerasan Pecahan Balahan Bentuk Kristal Jumlah dalam % Nama mineral 2 Warna Kilap Kekerasan Pecahan : kuarsa : putih : vitreous :7 : concoidal :: hexagonal : 20% : plagioklas : putih : vitreous :6 : unneven ,concoidal

Balahan Bentuk Kristal Jumlah dalam %

: 2,1 :: 35%

Batuan ini berwarna abu-abu cerah, menunjukkan kandungan silika tinggi sehingga magma asal bersifat asam. Kaitan antara kandungan silika dengan sifat magma , bahwa magma yang mengandung cukup banyak silika sehingga mampu mengikat semua logam basa dan masih menyisakan silika, disebut sebagai kelewat jenuh, sehingga kelebihan silika tersebut membentuk kristal silika seperti kuarsa. Struktur batuan ini adalah massive, tidak terdapat rongga atau lubang udara maupun retakan-retakan. Batuan ini masih segar dan tidak pernah terkena gaya endogen yang dapat meninggalkan retakan pada batuan. Derajat kristalisasi sempurna, bahwa batuan ini secara keseluruhan tersusun atas kristal sehingga disebut holocrystalline. Tekstur seperti ini menunjukkan proses pembentukan magma yang lambat. Ion-ion penyusun mineral pada batuan, dalam lingkungan bertekanan tinggi dan temperatur yang luar biasa tinggi dapat bergerak sangat cepat dan menyusun dirinya sedemikian rupa sehingga membentuk suatu bentuk yang teratur dan semakin berukuran besar. faktor waktu sangat penting bagi ion-ion untuk membentuk orientasi yang tepat untuk mengkristal. Dengan demikian, maka seharusnya tekstur holokrsitalin terbentuk di bawah permukaan bumi dimana terdapat tekanan yang sangat tinggi yang dapat mempertahankan suhu yang tinggi. Batuan ini memeiliki tekstur fanerik karena mineral-mineralnya dapat dilihat langsung secara kasat mata dan mineral yang besar menunjukkan bahwa mineral tersebut terbentuk pada suhu pembekuan yang realtif lambat sehingga bentuk mineralnya besar-besar. Berdasarkan pengamatan lup batuan ini mempunyai komposisi mineral utama yaitu Plagioclase dengan kelimpahan 35%. Keberadaan mineral Quartz pada batuan ini sebesar 20% .

Mineral Plagioclase berwarna terang putih abu-abu, termasuk jenis Sodic Plagioclase yang kaya natrium. Mineral ini berbentuk prismatic dengan kilap vitreous. Plagioklas memiliki pecahan uneven dengan belahan conchoidal. Mineral ini berbentuk prismatic dengan kilap vitreous. Mineral lainnya yaitu Quartz sebanyak 20%. Terbentuknya Quartz pada batuan beku sebagai indicator kejenuhan SiO2. Kuarsa merupakan mineral berwarna putih dengan kilap kaca, serta memiliki kekerasan 7 skla Mohs. Kuarsa memiliki pecahan conchoidal dengan bentuk Kristal hexagonal. Petrogenesa batuan ini dapat dijelaskan secara rinci jika tekstur batuan dapat dideskripsikan dengan jelas dan specimen batuan masih segar. Karena tekstur batuan merupakan rekaman kejadian pembentukan batuan. Batuan ini berwarna abu-abu cerah, berasal dari proses intrusive yang merupakan batuan beku akibat proses plutonic. Batuan ini mempunyai kandungan Silika tinggi jika dilihat dari warnanya yang mengandung Quartz 20%. Plagioclase berwarna terang (kaya Natrium). Ukuran butir Plagioclase dan Hornblende tidak seragam menunjukkan pembentukannya pada suhu yang berbeda pada interval 9000C12000C. batuan ini terbentuk di daerah yang dekat dengan sumber magma sehingga mineral yang terbentuk relative besar dan komposisi magmanya bersifat asam sehingga warnanya relative terang.Dan jika mengacu pada teori Geothermal gradation, bahwa suhu sejalan dengan kedalaman, makin ke dalam temperature makin naik, maka dapat dikatakan bahwa kedua mineral ini mengkristal pada kedalaman yang berbeda pada saat yang tak bersamaan Dengan mengetahui deskripsi mineral penyusun:Plagioclase 35%, kuarsa 20%, sifat kimia batuan felsik, tekstur fanerik, holocrystalline, maka batuan ini adalah batuan beku intrusif : diorit. Dalam Wikipedia dijelaskan bahwa diorite sering digunakan sebagai prasasti, karena lebih mudah untuk mengukirnya daripada mebuat patung-patung. Prasasti diorit yang paling terkenal adalah Kode Hammurabi, yang tertulis pada pilar diorite hitam setinggi 2 meter (7 ft). Prasasti diorit ini dapat dilihat di Paris lebih tepatnya di 'Muse de Louvre Penggunaan diorite dalam seni yang paling banyak di peradaban Timur Tengah seperti Mesir Kuno, Babilonia, Asyur dan

Sumeria. Hal itu sangat dihargai pada masa kekaisaran Mesopotamia, Kekaisaran Sargon dari Akkad dan dijadikan sebagaisebagai tujuan ekspedisi militer. Batuan No.Peraga 2X

Warna sifat batuan struktur derajat kristalisasi tekstur

: abu-abu cerah : felsik : masif : holokristalin : fanerik

Komposisi(mineralogy) Nama mineral 1 Warna Kilap Kekerasan Pecahan Balahan Bentuk Kristal Jumlah dalam % : plagioklas : putih : vitreous :6 : unneven ,concoidal : 2,1 :: 35%

Nama mineral 2 Warna Kilap Kekerasan Pecahan Balahan Bentuk Kristal

: biotit : coklat kehitaman : vitreous to pearly : 2,5 : unneven ::-

Jumlah dalam %

: 20%

Batuan ini berwarna abu-abu cerah, menunjukkan kandungan silika tinggi sehingga magma asal bersifat asam. Kaitan antara kandungan silika dengan sifat magma , bahwa magma yang mengandung cukup banyak silika sehingga mampu mengikat semua logam basa dan masih menyisakan silika, disebut sebagai kelewat jenuh, sehingga kelebihan silika tersebut membentuk kristal silika seperti kuarsa. Struktur batuan ini adalah massive, tidak terdapat rongga atau lubang udara maupun retakan-retakan. Batuan ini masih segar dan tidak pernah terkena gaya endogen yang dapat meninggalkan retakan pada batuan. Derajat kristalisasi tidak sempurna, bahwa batuan ini sebagian tersusun atas kristal dan sebagian lainnya tersusun atas gelasan, sehingga disebut hipocrystalline. Kristal mineral plagioklas kemungkinan terbentuk lebih dahulu dan membeku di bawah permukaan secara lambat sehingga teksturnya kasar. Ionion penyusun mineral pada batuan, dalam lingkungan bertekanan tinggi dan temperatur yang luar biasa tinggi dapat bergerak sangat cepat dan menyusun dirinya sedemikian rupa sehingga membentuk suatu bentuk yang teratur dan semakin berukuran besar. Faktor waktu sangat penting bagi ion-ion untuk membentuk orientasi yang tepat untuk mengkristal. Batuan ini memeiliki tekstur fanerik karena mineral-mineralnya dapat dilihat langsung secara kasat mata dan mineral yang besar menunjukkan bahwa mineral tersebut terbentuk pada suhu pembekuan yang realtif lambat sehingga bentuk mineralnya besar-besar. Berdasarkan pengamatan lup batuan ini mempunyai komposisi mineral utama yaitu Plagioclase dengan kelimpahan 60%. Keberadaan mineral biotit pada batuan ini sebesar 20% . Mineral Plagioclase berwarna terang putih abu-abu, termasuk jenis Sodic Plagioclase yang kaya natrium. Mineral ini berbentuk prismatic dengan kilap vitreous. Plagioklas memiliki pecahan uneven dengan belahan conchoidal. Mineral ini berbentuk prismatic dengan kilap vitreous. Mineral lainnya yaitu biotit

sebanyak 20%.. biotit merupakan mineral berwarna putih dengan kilap kaca, serta memiliki kekerasan 2.5 skala Mohs. biotit memiliki pecahan uneven. Petrogenesa batuan ini dapat dijelaskan secara rinci jika tekstur batuan dapat dideskripsikan dengan jelas dan specimen batuan masih segar. Karena tekstur batuan merupakan rekaman kejadian pembentukan batuan. Batuan ini berwarna abu-abu cerah, berasal dari proses intrusive yang merupakan batuan beku akibat proses plutonic. Batuan ini mempunyai kandungan Silika tinggi jika dilihat dari warnanya yang mengandung plagioklas 60%. Plagioclase berwarna terang (kaya Natrium). Terbentuk di daerah yang dekat dengan sumber magma sehinnga mineralnya besar dan konposisi magmanya bersifat asam maka warnanya tampak terang.Ukuran butir Plagioclase dan biotit relatif seragam menunjukkan pembentukannya pada suhu yang sama pada interval 9000C-12000C. Dan jika mengacu pada teori Geothermal gradation, bahwa suhu sejalan dengan kedalaman, makin ke dalam temperature makin naik, maka dapat dikatakan bahwa kedua mineral ini mengkristal pada kedalaman yang berbeda pada saat yang tak bersamaan. Dengan mengetahui deskripsi mineral penyusun: Plagioclase 60%, dan mineral-mineral biotit 20%, sifat kimia batuan felsic, tekstur fanerik, holocrystalline, maka batuan ini adalah batuan beku intrusif: Dasit

Batuan no peraga.7BWarna sifat batuan struktur derajat kristalisasi : abu-abu : intermediet : massive : holokristalin

tekstur

: fanerik Komposisi (mineralogy)

Nama mineral 1 Warna Kilap Kekerasan Pecahan Belahan Bentuk Kristal Jumlah (%) Nama mineral 2 Warna Kilap Kekerasan Pecahan Belahan Bentuk kristal Jumlah (%) Nama mineral 3 Warna Kilap Kekerasan

: plagioklas : putih, abu-abu : vitreous-pearly : 6-6.5 : unneven ,concoidal :: prismatik : 35% : Hornblende : hitam : vitreous-dull : 5-6 : uneven : sempurna : monoklin prismatik : 40% : muskovit : bening : vitreous : 2 2.5

Pecahan Belahan Bentuk kristal Jumlah (%)

: uneven : sempurna : Tabular pinacoid : 25%

Dari hasil parktikum di laboratorium, praktikan mendapatkan batuan dengan nomor peraga 7B. Praktikan mendeskripsikannya sebagai andesit porfir, berdasarkan pemeriannya yaitu berwarna abu-abu, menunjukkan memiliki kandungan silika sehinggan bersifat intermediet. Strukturnya massive (pejal) dengan tidak ditemukannya rongga maupun retakan. Teksturnya fanerik, dan secara keseluruhan tersusun oleh kristal (holokristalin). Komposisi mineralnya berupa plagioklas (35%), hornblende (40%) dan muskovit (25%). Dari sumber pustaka, andesit porfiro memiliki kenampakan warna abu-abu kecokelatan, sifat batuannya yaitu asam, strukturnya masif atau pejal, derajat kristalisasinya hilokristalin dimana mineral penyusun dari batuan andesit porfiro seluruhnya bersifat mineral kristalin, teksturnya yaitu porfiro afanitik, mineral penyusun andesit porfiro yaitu diantaranya dapat teramati pada saat praktikan melakukan pengamatan, diantaranya adalah hornblende yang mencapai 40%.dari prosentase mineral penyusunnya sehingga dapat di asumsikan bahwa andesit tersebut tergolong andesit hornblende. Mineral Feldspar, dengan kenampakan warna putih,kilapnya vitreous,kekerasannya 6, pecahannya tidak sempurna, belahannya 2/3, bentuk kristalnya monoclinic atau triclinic. Petrogenesa: Batuan ini terbentuk di antara zona Hypabisal dan zona permukaan. Pirit terbentuk lebih dahulu lalu terlingkupi mineral mineral lain seperti Kuarsa Plagioclase dan Orthoclase dan. Karena penyusunnya magma intermediate maka diprediksi batuan ini terbentuk pada daerah subduksi antara lempeng samudera dan lempeng benua yang magmanya juga bersifat intermediate

DAFTAR PUSTAKAEndarto, Danang.2005. Pengantar Geologi Dasar.Bandung:UNS Press Graham, Dody Setia.1987.Batuan dan Mineral.Bandung:Nova Kusumoyudo,Wasito.1978.Mineralogi Dasar.Bandung: Bina Cipta

www.gallery.com

www.docstoc.com www.proquest.com http://en.wikipedia.org/wiki/Andesite http://en.wikipedia.org/wiki/Diorite http://en.wikipedia.org/wiki/Andesite porfiri http://en.wikipedia.org/wiki/Gabbro http://en.wikipedia.org/wiki/Dacite www.docstoc.com/docs/14748518/laporan-petrologi-batuan-beku

LAPORAN PRAKTIKUMPETROLOGI Acara I Batuan Beku

Asisten Pembimbing Tanggal Praktikum Tanggal penyerahan Laporan

: Januar Ridwan (H1F007036) : 1 Desember 2009 : 7 Desember 2009

Oleh : ABDUL FICKAR HAJAR H1F0080065

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS SAINS & TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI PURBALINGGA 2009